Tabung Pitot
Tabung Pitot
Nim
: K2511024
P0 = stagnation pressure
Pstat = static pressure
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup jauh
dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju dan
tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir
bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) =
tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara. Karenanya,
laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan udara berhenti ketika
tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan
tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa
diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip
seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias
udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi. Sekarang kita oprek
persamaannya :
Ini persamaan yang kita cari. Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran gas alias
udara menggunakan si tabung pitot.
Contoh Soal
v2 = 78,73
m/s
Keterangan :
Pompa listrik non otomatis
Yang Anda baca, HANYA angka HITAM saja yang menunjukan kubikasi dan
ANGKA MERAH di baca 1m kubik ketika sudah lebih dari 500 Liter!
Contoh
Jika anda ingin memasukan stand meter sendiri dapat diklik di sini
Cara Perhitungan Tagihan Rekening Air
Jumlah air yang anda pergunakan adalah angka yang tertera pada meter air dikurangi
pemakaian bulan lalu
Contoh :
Angka bulan ini menunjukan
: 369 m
Angka Bulan lalu
: 349 m
Air yang anda pakai 20 m
Pemakaian Air sebanyak 20 m untuk Golongan Rumah Tangga 2A2 sebagai berikut :
1-10 m
10 x Rp. 2.000
= Rp. 20.000
11-20 m
10 x Rp. 3.600
= Rp. 36.000 +
JUMLAH HARGA AIR
= Rp. 56.000
Biaya Administrasi
= Rp. 10.000
Biaya Pemeliharaan Meter Air
= Rp. 7.000 +
NILAI TAGIHAN
= Rp. 73.000
b. Jenis-jenis Meter Air Berdasar Cara Kerja
Meter air sangat penting bagi perusahaan air minum untuk memonitor secara terus-menerus
pemakaian air pelanggan sehingga didapat rekening tagihan bulanan yang akurat, selain itu
juga berfungsi untuk mengontrol dan mengendalikan pemakaian air pelanggan sesuai dengan
kebutuhan. Jenis meter air berdasarkan cara kerja dibagi menjadi :
2. Oscilating Piston
Berbeda dengan jenis meter disc meter, meter jenis piston memilik semacam bucket atau
gayung yang akan berputar apabila dialiri air. Air akan masuk dari lubang input dan
memenuhi bucket yang akan segara berputar dan menyalurkan pada ruang dibalik bucket
melalui sebuah saringan. Pergerakan dari bucket ini menggerakan mekanik yang terhubung
pada angka register.
Semakin cepat pergerakan bucket menunjukan volume air yang melaluinya semakin banyak.
Meter jenis ini biasanya dilengkapi dengan check valve sehingga air tidak bisa berbalik arah.
Saringan pada bucket sangat kecil, hal inilah yang menyebabkan meter jenis ini mudah macet
apabila ada pasir.
B. Non Displacement (Non Volume)
Meter non displacement merupakan kebalikan dari positive displacement meter terdiri dari
beberapa jenis :
1. Velocity meter.
Jenis meter ini menggunakan laju air sebagai penggerak dari mekanikal yang ada di dalam
meter dan terhubung kepada angka register meter. Kecepatan pada air secara spesifik di
konversi menjadi volume yang terbaca pada register meter. Jenis velocity meter ini ada
beberapa type :
Sedangkan pada meter jenis multiple-jet mempunyai tempurung yang membungkus impeller
dan pada tempurung ada 2 lubang input dan 2 lubang output, lubang-lubang ini dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu memutar impeller. Secara umum meter jenis ini lebih
mampu
untuk
tetap
berputar
pada
air
yang
mengandung
pasir.
b. Meter Air Turbin
Meter jenis ini diciptakan oleh Reinhard Woltman. Meter ini mempunyai beberapa keping
kipas atau rotor yang dipasang pada sumbu as. Cara kerja meter ini sama dengan meter
velocity menggunakan kecepatan air untuk memutar baling-baling dan yang diteruskan pada
register untuk dikonversi menjadi volume atau kubikasi. Jenis ini ada yang bertipe vertical
dimana sumbu as baling-baling terpasang secara vertical biasanya digunakan pada aliran
yang memiliki aliran turbulensi, konstruksi meter dibuat sedemikian rupa sehingga alir tidak
langsung mengenai kipas/baling-baling. Hal ini memungkinkan meter ini bisa menerima
semua type aliran air sehingga pembacaan meter lebih akurat. Meter type woltman vertical ini
juga disebut juga type Woltmag.
Sementara kebalikan dari type woltmag adalah type woltex dimana sumbu as terpasang
secara horizontal sehingga bisa juga di sebut type woltman horizontal. Air masuk dari lubang
input langsung mengenai baling-baling, meter jenis ini hanya bisa menerima air pada aliran
dengan kecepatan tinggi, karena apabila pada debit kecil tidak akan mampu memutar balingbaling.
Daftar pustaka
http://aladintirta.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
http://www.pambdg.co.id/new/index.php?
option=com_content&view=article&id=71&Itemid=86
http://binderismine.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-mekanika-fluida.html
http://dea14.blogspot.com/