Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

No. Percobaan

: 02

Judul

: Sinyal Waktu Kontinyu dan Waktu Diskrit

Nama Praktikan : Siti Muslikhah


Nim

: 3.33.12.0.15

Kelas

: TK-3A

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

PERCOBAAN II
SINYAL WAKTU KONTINYU DAN WAKTU DISKRIT

I.

Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui bentuk bentuk sinyal waktu kontinyu
2. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk sinyal waktu diskrit
3. Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk-bentuk sinyal waktu kontinyu dengan
menggunakan program matlab
4. Mahasiswa dapat menggambarkanbentuk-bentuk sinyal waktu diskrit dengan menggunakan
program matlab

II.

Dasar Teori
Sinyal dapat direpresentasikan dalam berbagai cara dan tergantung pada karakteristik variable
waktu. Sinyal terbagi menjadi dua representasi waktu yaitu sinyal waktu kontinyu dan sinyal
waktu diskrit. Pada waktu sinyal kontinyu atau sinyal analog didefinisikan untuk setiap nilai
waktu dan diambil dalam selang waktu kontinyu.
Sinyal waktu kontinyu menggunakan symbol (t) untuk menandai variable bebas waktu kontinyu.
Salah satu contoh dari sinyal waktu kontinyu adalah Y(t) = A sin(t) dengan t dalam radian yang
terlihat pada gambar 2.1. Sinyal tersebut merupakan sinyal sinusoidal dengan amplitude sinyal
A dan periode sinyal 2.

Gambar 2.1 Sinyal Waktu Kontinyu

Sinyal waktu diskrit menggunakan symbol [n] untuk menyatakan variable bebas waktu
diskritnya. Harga variable bebasnya dari [n] bernilai bulat (n= -2, -1, 0, 1, 2, )
Sinyal waktu diskrit mempunyai bentuk yang hamper sama dengan sinyal waktu kontinyu, tetapi
pada sinyal waktu diskrit memiliki variable bebas waktu yang harus bulat, sedangkan pada sinyal
waktu kontinyu variable bebas waktu kontinyu tidak harus bulat.
Bentuk sinyal waktu diskrit antara lain sinyal waktu diskrit sinusoida, unit step, unit impulse.
Salah satu contoh dari sinyal diskrit seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sinyal Waktu Diskrit

III.

Alat yang Digunakan


Satu Set Komputer

IV.

Langkah Kerja
1. Matlab editor diaktifkan.
2. Batas waktu t ditentukan untuk harga antara -10 sampai dengan 10 dengan selang 0,5.
3. Gambarkan sinyal untuk persamaan Y(t) = 2 sin t.
4. Ulangi langkah dua dan tiga untuk persamaan seperti pada tabel 2.1.
5. Ulangi langkah dua dan tiga untuk persamaan seperti pada tabel 2.2 dengan selang waktu
0,01.
6. Batas waktu n ditentukan untuk harga antara -10 sampai dengan 10 dengan selang 1.
7. Gambarkan sinyal untuk persamaan Y(n) = 2 sin (2n/12).
8. Ulangi langkah dua dan tiga untuk persamaan seperti pada tabel 2.3.

V.

Lembar Kerja dan Pertanyaan


Lembar Kerja
Tabel 2.1
No.
1.

Persamaan
Y(t) = 2 sin t
Script :
t=-10:0.5:10;
y=2*sin(t);
plot(t,y);
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

2.

Y(t) = 3 cos t
Script :
t=-10:0.5:10;
y=3*cos(t);
plot(t,y,'r');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Gambar Sinyal

3.

Y(t) = 5 e-0,5t
Script :
t=-10:0.5:10;
y=5*exp(-0.5*t);
plot(t,y,'r');
title('Sinyal
Exponensial')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

4.

Y(t) = 5 e0,5t
Script :
t=-10:0.5:10;
y=5*exp(0.5*t);
plot(t,y,'r');
title('Sinyal
Exponensial')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo
Sinyal')
grid on

Tabel 2.2
No.
1.

Persamaan
Y(t) = 2 sin t
Script :
t=-10:0.01:10;
y=2*sin(t);
plot(t,y,'g');
title('Sinyal Sinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

2.

Y(t) = 3 cos t
Script :
t=-10:0.01:10;
y=3*cos(t);
plot(t,y,'g');
title('Sinyal Cosinus
Kontinyu')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Gambar Sinyal

3.

Y(t) = 5 e-0,5t
Script :
t=-10:0.01:10;
y=5*exp(-0.5*t);
plot(t,y,'g');
title('Sinyal
Exponensial')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

4.

Y(t) = 5 e0,5t
Script :
t=-10:0.01:10;
y=5*exp(0.5*t);
plot(t,y,'g');
title('Sinyal
Exponensial')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Tabel 2.3
No.
1.

Persamaan
2

Y(n) = 2 ( 12 )
Script :
n=-10:1:10;
y=2*sin(2*pi*n/12);
stem(n,y,'b','fill');
title('Sinyal Sinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

2.

Y(n)= 2 ( 16 )
Scrpit :
n=-10:1:10;
y=2*sin(2*pi*n/16);
stem(n,y,'b','fill');
title('Sinyal Sinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Gambar Sinyal

3.

Y(n) = 2 (

2
)
8

Script :
n=-10:1:10;
y=2*sin(2*pi*n/8);
stem(n,y,'b','fill');
title('Sinyal Sinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

4.

2
)
12

Y(n) = 2 (
Script :

n=-10:1:10;
y=3*cos(2*pi*n/12);
stem(n,y,'m','fill');
title('Sinyal Cosinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

5.

Y(n) = 2 ( 16 )
Script :
n=-10:1:10;
y=3*cos(2*pi*n/16);
stem(n,y,'m','fill');
title('Sinyal Cosinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

6.

2
)
8

Y(n) = 2 (
Script :

n=-10:1:10;
y=3*cos(2*pi*n/8);
stem(n,y,'m','fill');
title('Sinyal Cosinus
Diskrit')
xlabel('Sumbu Waktu')
ylabel('Amplitudo Sinyal')
grid on

Pertanyaan :
1. Jelaskan tentang sinyal waktu kontinyu !
Jawab :
Sinyal waktu kontinyu adalah sinyal waktu yang variabel bebas waktu tidak harus bernilai
bulat dan dilambangkan dengan simbol (t).

2. Jelaskan tentang sinyal waktu diskrit !


Jawab :
Sinyal waktu diskrit adalah sinyal waktu yang harga variabel bebas nya harus bernilai bulat (n =
. . . , -2, -1, 0, 1, 2, . . . ) dan dilambangkan menggunakan simbol [n] untuk menyatakan variabel
bebas
3. Jelaskan perbedaan sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskrit !
Jawab :
Sinyal waktu diskrit memiliki variabel bebas waktu yang harus bulat (n = . . . , -2, -1, 0, 1, 2, .
. . )., sedangkan pada sinyal waktu kontinyu variabel bebas waktu kontinyu tidak harus bulat.

4. Apakah perbedaan penggunaan selang waktu t = 0,5 dengan 0,1 ?


Pada penggunaan selang waktu 0,5 gambar sinyal yang terbentuk menjadi sedikit tidak sempurna
atau jelek. Sedangkan pada penggunaan selang waktu 0,01 sinyal yang terbentuk lebih mendekati
bentuk sinyal sempurna. Jadi, semakin kecil selang waktu yang digunakan maka gambar sinyal
yang terbentuk terlihat semakin sempurna dan sebaliknya.

5. Apakah perbedaan penggunaan harga pembagi 12, 16, dan 8 ?


Jawab :
Pada penggunaan harga pembagi 12 dengan selang waktu 1, satu gelombang sinyal mempunyai
periode (T) sebesar 12.
Pada penggunaan harga pembagi 16 dengan selang waktu 1, satu gelombang sinyal mempunyai
periode (T) sebesar 16.
Pada penggunaan harga pembagi 8 dengan selang waktu 1, satu gelombang sinyal mempunyai
periode (t) sebesar 8.
Sehingga, semakin besar harga pembagi yang digunakan maka semakin besar pula periode
gelombang sinyalnya.

VI.

Pembahasan
-

Selang waktu yang digunakan pada sinyal waktu kontinyu mempengaruhi bentuk gambar
sinyal yang terbentuk. Pada penggunaan selang waktu 0,5 gambar sinyal yang terbentuk

menjadi sedikit tidak sempurna atau jelek. Sedangkan pada penggunaan selang waktu 0,01
sinyal yang terbentuk lebih mendekati bentuk sinyal sempurna. Bentuk sinyal antara
penggunaan selang waktu 0,5 dengan 0,01 tidak terlihat terlalu jelas. Sedangkan perbedaan
bentuk sinyal dengan penggunaan selang waktu 1 akan terlihat jelas bentuk sinyal tidak
sempurna (cacat).

Selang waktu 0,01

Selang waktu 0,5

Selang waktu 1

Jadi, semakin kecil selang waktu yang digunakan maka gambar sinyal yang terbentuk terlihat
semakin sempurna dan sebaliknya.
- Pada sinyal waktu diskrit, jumlah pembagi yang digunakan mempengaruhi besar periode
gelombang sinyal. Pada penggunaan harga pembagi 12 dengan selang waktu 1, satu
gelombang sinyal mempunyai periode (T) sebesar 12. Pada penggunaan harga pembagi 16
dengan selang waktu 1, satu gelombang sinyal mempunyai periode (T) sebesar 16. Pada
penggunaan harga pembagi 8 dengan selang waktu 1, satu gelombang sinyal mempunyai
periode (t) sebesar 8.

Pembagi 16

Pembagi 12

Pembagi 8

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, semakin besar jumlah pembagi maka semakin besar
pula periode gelombang sinyal tersebut.

VII.

Kesimpulan
Dari data hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
-

Sinyal waktu kontinyu (t) memiliki variabel bebas waktu yang tidak harus bulat, sedangkan
sinyal waktu diskrit (n) memiliki variabel bebas waktu yang harus bulat (n = . . . , -2, -1, 0,
1, 2, . . . ).

Pada pembuatan program untuk sinyal waktu kontinyu (t) menggunakan plot (t,y);
sedangkan untuk sinyal diskrit (n) menggunakan stem(n,y); .

fill pada program sinyal waktu diskrit digunakan untuk membuat bulatan penuh pada
titik setiap selang waktu tertentu.

Pada sinyal waktu kontinyu, semakin kecil selang waktu yang digunakan semakin sempurna
gambar sinyal yang terbentuk.

Pada sinyal waktu diskrit semakin besar jumlah pembagi maka semakin besar pula periode
gelombang sinyal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai