Anda di halaman 1dari 9

TEORI SISTEM DAN KONSEP BERUBAH DALAM KEPERAWATAN

A. TEORI SISTEM DALAM KEPERAWATAN


Pengertian Teori Sistem
Teori sistem terdiri dari subsitem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu
dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi. Dalam teori sistem disebutkan bahwa
sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi atau
merupakan kumpulan dari beberapa komponen. Komponen tersebut saling berhubungan dan
merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk suatu tujuan.
Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan
berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan subsistem yang tercangkup di dalamnya.
Ada Dua Jenis Teori Sistem :

Sistem Terbuka, seperti organ tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan,
interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antra sistem dengan lingkungan.

Sistem Tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan
lingkungan
Berikut Ini Merupakan Bagian-Bagian Dari Teori System, Yaitu :
INPUT, Input ini merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan, maka masukannya berupa
potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain sebagainya.
PROSES, Proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan . Kegiatan yang
berfungsi untuk mengubah sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan
dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang
dimaksud dengan proses adalah berbagai kagiatan dalam pelayanan kesehatan.

OUTPUT, Output merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem
pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan
efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat
optimal .

DAMPAK, Akibat yang dihasilkan dari sebuah hasil dari system disebut dampak, yang
terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil tercapai, maka dampaknya akan menjadikan
masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau
oleh masyarakat .
UMPAN BALIK, Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan
dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi .
Umpan balik dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang
juga

dapat

menjadikan

input

yang

selalu

meningkat

LINGKUNGAN, Semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan


kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan disebut dengan Lingkungan,
lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial
yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan .
Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasarnya. Sebagai
contoh, Neuman (1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan
sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan, baik
lingkungan eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan,
dapat mempengaruhi kesejahteraan klien.
Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu
sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi
ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi
sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan
berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
B. KONSEP BERUBAH DALAM KEPERAWATAN
Pengertian dan Jenis Perubahan
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang
bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana

atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001).
Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri
dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan
ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti
pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini
melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan
seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional.
Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu :

a. Perubahan Spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan, karena
perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan terdapat sedikit atau
tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan spontan yang
memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran
sukarela posisi baru.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi selama
siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih kompleks.
contoh

perubahan

perkembangan

individu

adalah

bertambahnya

ukuran

dan

kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.
c. Perubahan Terencana
Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan
oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar untuk memengaruhi
status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan

memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal


adalah faktor-faktor penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk memperbaiki
status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program
olahraga.
Teori Proses Berubah
Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh
para praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang
memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah
profesi keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat
diketahui seperti :
a.

Kurt Lewin (1951)


Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan
mengadakan suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap
proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang
ada. Tahap tersebut antara lain:
1). Tahap Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses
perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan semula
dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Di samping itu juga perlu menyiapkan
diri dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan.
2). Tahap Bergerak (Moving)
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau
perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki
kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-lanhkah dalam
menyesuaikan masalah.
3). Tahap Pembekuan (Refreezing)

Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan
kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses
pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan
balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan
banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar
tidak terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam
konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.
Prinsip dan Strategi Berubah
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a.

Strategi Rasional Empirik


Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan
strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan
rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional
empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum
sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.
Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien,
selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

b. Strategi Reedukatif Normatif


Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan
yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak
akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.

Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi
secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara
melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk
perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan
masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu..
c.

Strategi Paksaan- Kekuatan


Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan,
penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.

Reaksi Reaksi Terhadap Perubahan


a. Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:
1) Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah
kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami
perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh
profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
2) Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional
yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat
dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat,
sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
3) Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan

Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan
dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan
perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama
oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
4) Keperawatan Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan
perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.

b. Hambatan Dalam Perubahan


Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan
yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Diantara hal yang
menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1) Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena adanya
kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri. Contohnya dalam
pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi perawat
adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan
tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal
tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2) Persepsi Yang Kurang Tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala
dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan
jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat
yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga timbul kekwatiran dari
perubahan tersebut.
3) Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan,
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan

sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda
sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan. Contohnya apabila akan dilakukan
perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa
menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak
dari perubahan.
4) Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat.
Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5) Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang
baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatan dalam perubahan.
6) Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena ketergantungan
menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.
Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri
sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7) Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena adanya
ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidak amanan pada
diri, kelompok atau masyarakat.
8) Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak
boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut
bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Sebaliknya

jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai