Anatomi Fisiologi Konjungtiva
Anatomi Fisiologi Konjungtiva
PENDAHULUAN
Konjungtiva adalah membran mukosa yang tipis dan transparan, yang
membungkus permukaan anterior dari bola mata dan permukaan posterior dari
palpebra. Lapisan permukaan konjungtiva, yaitu lapisan epitel berhubungan
dengan epidermis dari palpebra dan dengan lapisan permukaan dari kornea, yaitu
epitel kornea. 1,2,3,4
Konjungtiva bertanggung jawab terhadap produksi mukus, yang penting
dalam menjaga stabilitas tear film dan transparansi kornea. Selain itu, konjungtiva
juga mampu melindungi permukaan okular dari patogen, baik sebagai barier fisik,
maupun sebagai sumber sel-sel infalamsi. 1,2,3
Selanjutnya, untuk lebih memahami konjungtiva, dalam Sari Pustaka ini
akan dibahas lebih lanjut tentang embriologi, anatomi dan fisiologi konjungtiva.
EMBRIOLOGI
Mata berkembang dari tiga lapisan embrional primitif, yaitu: ektoderm
permukaan, ektoderm neural, dan mesoderm. Pembentukan lapisan germinal
mesoderm terjadi pada masa-masa gestasi awal. 1,5
Secara anatomis, perkembangan konjungtiva dimulai pada stadium
pertumbuhan palpebra. Stadium differensisasi palpebra berlangsung pada minggu
ke 4-5 hingga bulan kedua masa gestasi. Stadium pertumbuhan palpebra dimulai
dengan proliferasi dari lapisan ektoderm membentuk lembaran palpebra sampai
menjadi satu. Pada akhirnya palpebra superior dan inferior terlihat jelas pada
minggu ke 6. Pada minggu ke-6, invaginasi optic cup menjadi lengkap dan lens
vesikel sudah terpisah dari ektoderm permukaan. Pada minggu ke 7-8 masa
gestasi, ektoderm permukaan membentuk konjungtiva. 6,7
ANATOMI
Konjungtiva dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Konjungtiva Palpebra
Pada sambungan mukokutaneus, lapisan epidermis dari kulit palpebra
berubah menjadi konjungtiva palpebra atau konjungtiva tarsal dan melanjut-
2.
Konjungtiva Forniks
Dari permukaan dalam palpebra, konjungtiva palpebra melanjutkan
diri ke arah bola mata membentuk dua resesus, yaitu forniks superior dan
inferior. Forniks superior terletak kira-kira 8-10 mm dari limbus, dan forniks
inferior terletak kira-kira 8 mm dari limbus. Pada bagian medial, struktur ini
menjadi karunkula dan plika semilunaris. Di sisi lateral, forniks terletak kirakira 14 mm dari limbus. Saluran keluar dari glandula lakrimal bermuara pada
bagian lateral forniks superior. 1,2,3,11
Konjungtiva forniks superior dan inferior melekat longgar dengan
pembungkus otot rekti dan levator yang terletak di bawahnya. Kontraksi otototot ini akan menarik konjungtiva sehingga ia akan ikut bergerak saat palpebra
maupun bola mata bergerak. Perlekatan yang longgar tersebut juga akan
memudahkan terjadinya akumulasi cairan. 11
3.
Konjungtiva Bulbi
Konjungtiva bulbi meluas dari daerah limbus ke daerah forniks.
Lapisan ini sangat tipis dan transparan sehingga sklera yang terletak di
bawahnya dapat terlihat. Konjungtiva bulbi melekat secara longgar dengan
sklera sehingga memungkinkan bola mata bergerak bebas ke segala arah.
Selain itu, konjungtiva bulbi juga melekat secara longgar dengan septum
orbita pada forniks dan melipat hingga beberapa kali. Selain memberikan
kebebasan bola mata untuk bergerak, hal ini juga akan memperluas permukaan
sekresi konjungtiva. 1,2,3,9,10,11
Ket. Gambar : (1) Limbus, (2) Konjungtiva Bulbi, (3) Konjungtiva Forniks,
(4) Konjungtiva Palpebra, (5) Pungtum Lakrimalis, (6) Konjungtiva Marginalis
Gambar 2. Anatomi Konjungtiva 12
HISTOLOGI
Konjungtiva seperti halnya membran mukosa lainnya, terdiri atas dua
lapisan, yaitu :
1.
2.
Sel goblet ditemukan pada lapisan tengah dan superfisial epitel dan
merupakan 15 % dari sel epitel permukaan manusia. Sel ini dapat ditemukan di
forniks inferior bagian nasal, tengah dan sedikit di daerah palpebral. Jarang
ditemukan di konjungtiva bulbi dan tidak ada di kornea. Total populasi sel goblet
berkisar antara 1000 hingga 56.000 per mm2 permukaan konjungtiva, tergantung
pada ada atau tidaknya proses inflamasi pada daerah tersebut. Sebagian besar sel
goblet melekat pada membrana basalis oleh suatu tangkai sitoplasmik yang tipis.
Sel goblet melekat dengan sel epitel tetangganya oleh desmosom. 3,13
Tabel 1
Densitas rata-rata Sel Goblet per mm2 dengan standar deviasi 14
AREA
Upper palpebral
NASAL
648173
CENTRAL
512164
TEMPORAL
347201
Upper fornical
58483
51086
36599
Upper bulbar
520159
451122
33114
Upper limbal
Interpalpebral
24182
165100
Horizontal limbal
Lower limbal
Lower bulbar
683208
49342
427112
Lower fornical
1677326
830303
672 227
Lower palpebral
1511325
719211
632 122
KELENJAR
Epitel konjungtiva mengandung sejumlah kelenjar yang penting untuk
mempertahankan kelembaban dan menghasilkan lapisan air mata. Kelenjar
lakrimal asesorius ditemukan pada konjungtiva forniks dan sepanjang tepi
superior lempeng tarsus. Kelenjar Krause ditemukan pada forniks superior
sebanyak kira-kira 20-40 buah, sedangkan pada forniks inferior hanya 6-8
kelenjar. Kelenjar-kelejar ini ditemukan pada jaringan ikat subkonjungtiva.
Kelenjar Krause memiliki struktur yang sama dengan kelenjar lakrimal utama
yang terletak pada rongga orbita. Kelenjar lakrimal asesorius lainnya adalah
kelenjar wolfring. Kelenjar ini ditemukan pada sepanjang tepi superior lempeng
tarsus sebanyak 2 hingga 5 buah. 3,7
10
VASKULARISASI
Pembuluh darah okular berasal dari arteri oftalmika, yang merupakan
cabang dari arteri karotis interna. Arteri oftalmika bercabang menjadi arteri retina
sentralis, arteri siliaris posterior, dan beberapa arteri silaris anterior. 7
Vaskularisasi konjungtiva berasal dari 2 sumber, yaitu :
1.
Arteri Palpebralis
Pleksus post tarsal dari palpebra, yang diperdarahi oleh arkade marginal dan
perifer dari palpebra superior akan memperdarahi konjungtiva palpebralis.
Arteri yang berasal dari arkade marginal palpebra akan melewati tarsus,
mencapai ruang subkonjungtiva pada daerah sulkus subtarsal membentuk
pembuluh darah marginal dan tarsal. Pembuluh darah dari arkade perifer
palpebra akan menembus otot Muller dan memperdarahi sebagian besar
konjungtiva forniks. Arkade ini akan memberikan cabang desenden untuk
menyuplai konjungtiva tarsal dan juga akan mengadakan anastomose dengan
pembuluh darah dari arkade marginal serta cabang asenden yang melalui
11
12
SISTEM LIMFATIK
Konjungtiva memiliki sistem limfatik yang kaya anastomose. Sistem
limfatik pada konjungtiva berperan dalam reaksi imunologis yang terjadi pada
penyakit okular dan pasca pembedahan. Aliran limfatik yang berasal dari lateral
akan mengarah ke kelenjar limfe preaurikuler, sementara aliran limfatik yang
berasal dari medial akan mengarah ke kelenjar limfe submandibular. Pembuluh
limfe konjungtiva dibentuk oleh 2 pleksus, yaitu:
13
1.
Pleksus Superfisial
Pleksus ini terdiri atas pembuluh-pembuluh kecil yang terletak di bawah
kapiler pembuluh darah. Ia menerima aliran limfatik dari area limbus.
2.
Pleksus Profunda
Pleksus ini terdiri dari pembuluh-pembuluh yang lebih besar yang terletak di
substansia propria. 3,11
INERVASI
Inervasi sensoris konjungtiva bulbi berasal dari nervus siliaris longus,
yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, cabang dari divisi oftalmikus
nervus trigeminus. Inervasi dari konjungtiva palpebral superior dan konjungtiva
forniks superior berasal dari cabang frontal dan lakrimal divisi oftalmikus nervus
trigeminus. Inervasi dari konjungtiva palpebra inferior dan konjungtiva forniks
inferior berasal dari cabang lakrimal divisi oftamikus nervus trigeminus pada daerah lateral, dan dari nervus infraorbital dari divisi maksilla nervus trigeminus. 11
14
15
Conjunctiva (%)
Staphylococcus albus
91*
Diphtheroids
55
Staphylococcus aureus
25*
Streptococcus viridans
Bacillus group
Mimeae
Pneumococci
Proteus
Conjunctiva (%)
Aspergillus
26
Candida
16
Harmodendem
11
White yeasts
10
Paecilomyces
Penicillium
Mycelia sterile
FISIOLOGI
Sel epitel konjungtiva sebagai sumber sekresi elektrolit dan air
Sebagaimana halnya kornea, konjungtiva juga mensekresi Na+, Cl-, dan air.
Oleh
karena
konjungtiva
lebih
banyak
menempati
permukaan
okular
16
lapisan akuous tear film. Saat ini, sekresi elektrolit dan air konjungtiva sudah
mulai diteliti. Informasi terakhir menyebutkan bahwa saraf simpatis dapat memicu
sekresi tersebut. 7
Mekanisme sekresi elektrolit dan air pada konjungtiva serupa dengan yang
terjadi pada glandula lakrimal dan epitel kornea. Sekresi Cl- ke dalam air mata
melalui mekanisme transport aktif konjungtiva mencapai 60%-70%. Sisanya
berasal dari absorbsi Na--glukosa dari air mata. Hal ini menunjukkan bahwa
konjungtiva juga mengabsorbsi elektrolit dan air. 7
17
yang telah terpakai tadi akan beristirahat dalam jangka waktu yang bervariasi
untuk kemudian kembali memulai siklus sekretorisnya atau berdeskuamasi dan
digantikan oleh sel yang lain. 13
Fungsi musin :
1.
2.
3.
4.
Musin juga berperan saat terjadi respon inflamasi oleh karena ia memiliki
sistem produksi superoksida. 3
2.
3.
4.
Sekresi musin oleh sel goblet konjungtiva dapat mengikat mikroba untuk
kemudian dikeluarkan melalui sistem ekskresi lakrimal
18
5.
6.
Fase Bekuan
Fase ini terjadi dengan cepat, segera setelah terbentuknya luka pada
konjungtiva. Ia ditandai dengan terjadi konstriksi pembuluh darah dan
keluarnya sel-sel darah dan protein plasma (fibrinogen, fibronektin, dan
plasminogen). Matriks fibrin-fibronektin akan terbentuk saat darah atau
plasma ekstraseluler bertemu dengan faktor-faktor jaringan tersebut.
2.
Fase Proliferasi
19
Pada fase ini, fibroblas, kapiler-kapiler baru, serta sejumlah sel-sel inflamasi
seperti monosit dan makrofag akan bermigrasi ke arah bekuan yang terbentuk
dan bereplikasi. Fibroblas berasal dari tepi luka, jaringan subkonjungtiva, dan
episklera.
3.
Fase Granulasi
4.
Fase Kolagen
Fase kolagen ditandai dengan terjadinya agregasi molekul tropokolagen untuk
membentuk fibril kolagen imatur (kolagen tipe III) yang akan berkembang
menjadi kolagen matur (kolagen tipe I). Pada akhirnya kapiler-kapiler dan
fibroblas akan menghilang meninggalkan jaringan parut yang tebal dan padat.
3,13
PENUTUP
Konjungtiva adalah membran mukosa tipis dan transparan yang melapisi
permukaan anterior bola mata (konjungtiva bulbi), forniks superior dan inferior
(konjungtiva forniks), dan permukaan posterior palpebra (konjungtiva palpebra).
Konjungtiva mengandung sel goblet yang berfungsi dalam produksi mukus yang
merupakan salah satu lapisan tear film. Selain itu, konjungtiva juga memiliki
fungsi dalam melindungi mata dari patogen melalui mekanisme pertahanan fisik,
biokimia, dan imunologis.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
13. Records RE. The Conjungtiva and Lacrimal System in : Duanes Clinical
Opthalmology (CD-Rom), Philadelphia Lippincot William and Wilkins
Publisher. 2003.
14. Rivas L, Oroza M.A, Esteban A.P, Castillo J.M. Topographical Distribution of
Ocular Surface Cells by The Use of Impression Cytology. Servicio of
Oftalmologia. Madrid. Spain. 1990. Available on :
http://www3.interscience.wiley.com/cgi-bin/fulltext/122402204/PDFSTART
15. http://images.google.co.id/images?hl=id&um=1&sa
16. www.dartmouth.edu/.../chapter 46/46-10.HTM
17. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Gray572.png : Ophthalmic Veins.
18. Eyelid Anatomy in : Duanes Clinical Opthalmology (CD-Rom), Philadelphia
Lippincot William and Wilkins Publisher. 2003.
19. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Gray777.png : Ophthalmic Nerve
22