Modul 1 - Pengantar Praktikum Metode Gravitasi Dan Magnetik
Modul 1 - Pengantar Praktikum Metode Gravitasi Dan Magnetik
Page 1
kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa
batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau
lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda
dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang
didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian anomali kecil
dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti
untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal
maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat
variasi rapat massa batuan dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang
diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi
lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus
mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode geomagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering
digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan
mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini
mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di
lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika
lainnya. Koreksi pembacaaan praktis tidak perlu dilakukan.
Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan biasanya
medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan lebih tak menentu
dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang merupakan besaran vektor.
Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar anomali residu yang merupakan hasil
variasi yang besar bagian mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat
permukaan. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut di atas, maka interpretasi yang tepat dalam
metode geomagnetik relatif lebih sulit.
Kedua metode ini sering disebut sebagai metode geopotensial, yang umumnya
digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang merupakan jebakan
minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah
yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam
eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal
tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat
Prak Metode Gravitasi dan Magnetik
Page 2
massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah
permukaan dapat diketahui. Informasi tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi
metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Selain untuk minyak bumi, metode geopotensial juga banyak diaplikasikan pada
beberapa persoalan, a.l.:
1. Eksplorasi panasbumi
2. Penelitian kegunungapian (struktur statis maupun monitoring periodik)
3. Pemetaan struktur patahan pada penelitian gempa bumi
4. Rongga di bawah tanah (gua, bunker, dll) mikrogravitasi
5. Penentuan basement dan basin pada suatu area prospek migas
Salah satu contoh, gambar 1 merupakan peta rencana titik-titik ukur pada survei metode
gravitasi yang dilakukan pada area panas bumi.
1. Signifikansi dan Penggunaan Metode Gravitasi
Konsep Panduan ini merangkum peralatan, prosedur lapangan, dan pengolahan
serta metode interpretasi digunakan untuk penentuan kondisi bawah permukaan karena
variasi densitas menggunakan metode gravitasi. Pengukuran gravitasi dapat digunakan
untuk luasan area geologi lebih dari ratusan kilometer persegi, tetapi juga dapat untuk
mendeteksi dangkal fitur yang lebih kecil di dalam tanah. Di beberapa daerah, metode
gravitasi dapat mendeteksi rongga bawah permukaan.
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan di
daerah yang padat penduduk, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak bekerja.
Sebagai contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah perkotaan
dan di daerah yang terganggu oleh keramaian, listrik, dan elektromagnetik. Pengukuran
kondisi bawah permukaan dengan metode gravitasi membutuhkan sebuah gravitymeter dan
alat penentu posisi yang sangat akurat, terutama pengukuran elevasi dari stasiun gravitasi.
Satuan (unit) pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal,
berdasarkan gaya gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah
sekitar 980 gal. Unit umum digunakan dalam survei gravitasi adalah milligal (10-3 gal ). Pada
beberapa aplikasi, memerlukan pengukuran dengan akurasi sampai ke gal (10-6 gals),
mereka sering disebut sebagai survei mikrogravitasi.
Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak
dekat (beberapa meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravitymeter
Prak Metode Gravitasi dan Magnetik
Page 3
mampu membaca sampai gals. Detil survei biasanya digunakan untuk melihat geologi lokal
atau kondisi struktural.
Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiun
sepanjang garis profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasi
referensi stabil noise-free) untuk mengoreksi drift instrumen.
Data gravitasi berisi anomali yang terdiri dari dalam efek lokal regional dan
dangkal. Dalam kasus pengukuran mikrogravitasi, maka efek lokal adalah efek yang sangat
dangkal, yang terkadang sangat menarik untuk diamati. Rincian tambahan metode gravitasi
banyak diberikan dalam Telford et al (4); Butler (5); Nettleton (6), dan Hinze (7).
Gambar 1. Rencana titik-titik amat pada survey grvaitasi pada area panas bumi.
Keterangan titik ukur pada gambar:
Lintasan pengambilan data terdiri dari lintasan A, B, C, D, E, F dan G sebanyak 189 titik pengambilan
data. Pada lintasan regional terdapat 74 titik ukur, sehingga jumlah titik pengambilan data terdapat 263
titik. Sehingga dalam titik ukur tersebut terdapat dua jenis titik ukur, lintasan utama dan lintasan
regional. Lintasan utama ini merupakan pengukuran inti yang letak titik ukurnya berada pada
sepanjang lintasan yang telah ditentukan. Dan lintasan regiona adalah pengukuran yang titik ukurnya
tidak berada di lintasan utama yang telah ditentukan. Pada satu lintasan pengukuran, interval
pengambilan titik adalah 250-500 m. Pada lintasan regional interval pengambilan titik adalah 500-1000
m sedangkan interval pengambilan titik pada daerah manifestasi panas bumi berkisar antara 100-150
m. Sehingga setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan ke proses prosesing data
dengan berbagai pengolahan.
Page 4
Page 5