Source Rock
Source Rock
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Pendahuluan
Minyak bumi telah menjadi energi primadona berpuluh puluh tahun di dunia. Hal
ini di karenakan besarnya energi yang diperoleh dari BBM (bahan bakar minyak ) lebih
tinggi dibanding dengan sumber energi lainnya. Pengetahuan tentang minyak bumi ini
sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu
sumber energi yang tidak dapat diperbaharui atau non renewabale, sedangkan
penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas
dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak.
Sebagai contoh minyak bumi digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan
untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang
umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga
terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S)
atau nitrogen (N).Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk
selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang
hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan
lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang
akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus,
satu lapisan menutup lapisan sebelumnya.
Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau
berpindah tempat. Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup
mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit.
Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen
dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di
atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya
menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua
diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta
tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan
270-juta tahun.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh
para ahli, beberapa diantaranya adalah:
1. Teori Biogenesis (organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan
pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W.
Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk
(1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa minyak dan gas bumi
berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan
membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Secara alami minyak bumi yang ada dibuat oleh alam ini dengan bahan dasarnya
dari ganggang. Selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan juga
dapat menjadi sumber minyak bumi dan gas alam (Gambar 1.1).
GAMBAR 1.1
ASAL MULA MINYAK BUMI
tersebut
akan
lebih
banyak
menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga
semakin kompleks.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan
sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi
ganggang ini bisa saja ganggang air tawar maupun ganggang air laut. Tentu saja
batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di
delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang
disebut Source Rock atau batuan Induk yang kaya mengandung unsur Carbon
(Gambar 1.2).
GAMBAR 1.2
PEMBENTUKAN SOURCE ROCK
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk ini tentu saja berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri fisiknya berbeda
dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat jenis dan kekentalan.
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik.
Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas
bumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai
carbon yang tidak mungkin dimasak. Proses pengendapan batuan ini berlangsung
terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan
terpanaskan. Tentu saja kita tahu bahwa semakin kedalam atau bumi maka akan
bertambah suhunya. Hal ini disebabkan karena adanya ada gradien geothermal.
GAMBAR 1.3
SOURCE ROCK MEMBENTUK HYDROCARBON
2. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam
alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan
dengan karbondioksida dan membentuk suatu asitilena. Kemudian Mandeleyev
(1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja
uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk
sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses
terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Oleh karena itu , salah satu faktor utama terbentuknya minyak bumi yaitu adanya
source rock atau batuan asal yang biasa disebut pula dengan batuan induk. Tanpa
adanya source rock, oil reservoir tidak akan pernah terbentuk.
BAB II
ISI
II.1 Definisi Source Rock
Batuan induk atau source rock adalah batuan karbonat yang berasal dari zat-zat
organic yang terendapkan oleh batuan sedimen. Sehingga tidak terjadi siklus carbon
seperti selayaknya. Justru karbonat terendapkan dan menjadi batu. Source rock
adalah batuan yang terbentuk dari jasad organisme yang telah mati dan terendapkan
oleh sedimentasi ribuan tahun yang lalu. Akibat adanya proses alamiah (pressure dan
temperature) di dalam kulit bumi, Source rock dapat berubah menjadi hidrokarbon atau
lebih kita kenal dengan minyak mentah.
Source rock inilah yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. batuan
ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur
utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Contoh dari batuan source rock
adalah batu gamping.
Shale dan Coal memiliki kandungan organik yang tinggi dan menjadi hal yang
menarik secara ekonomi. Sebaliknya, source rock HC mengeluarkan hanya sedikit
minyak dan gas bumi
Gambar 2
diagram kandungan dominan karogen dan potensi hidrokarbon serta hubunganya dengan
sedimentasi dan lingkungan
Tingkat sedimentasi yang rendah pada kondisi oksidasi lebih menghasilkan inertinite, dan
sebaliknya pada kondisi anoxic (reduksi) lebih menghasilkan liptinite yang kaya H. Material
organik pada source rock HC dibagi dalam 2 kelompok :
1. Bitumen : material organik larut yang hanya sedikit menunjukkan total TOC
2. Kerogen : material organik yang tidak larut yang lebih menjunjukkan total TOC
Batuan induk(source rock) diklasifikasikan dari jenis kerogen bahwa mereka
mengandung, yang pada gilirannya mengatur jenis hidrokarbon yang akan dihasilkan :
1. Tipe Liptinite (tipe I Kerogen), berasal dari lipid alga setelah mengalami degradasi
oleh bakteri, alterasi oleh proses dekomposisi, kondensasi dan polimerisasi. Endapan
yang kaya liptinite dicirikan oleh warna gelap, laminasi, dan kaya akan TOC. Liptinite
ini terbentuk di danau dan lagoon, tetapi liptinite juga banyak dalam lingkungan laut.
Liptinite relatif kaya akan Hidrogen dan punya rasio H/C yang tinggi ; memiliki
kandungan oksigen yang rendah dan rasio O/C yang rendah.
2. Tipe Exinite (tipe II Kerogen), berasal dari membran tumbuhan seperti spora, pollen,
kutikula daun, dsb. Tumbuhan tersebut bukan hanya bukan hanya hidup di darat,
swamp yang nantinya akan menghasilkan coal, akan tetapi bisa juga hidup di danau
maupun di laut (ex : dinoflagellata dan phytoplankton). Exinite memiliki kandungan
H atau H/C yang tinggi (lebih rendah dari Liptinite) dan kandungan O atau O/C yang
relatif menengah. Kebanyakan sedimen laut dan source rock mengandung campuran
liptinite, exinite dan vitrinite. Exinite berpotensial untuk menghasilkan oil, condensate
dan wet gas.
3. Tipe Vitrinite (tipe III Kerogen), berasal dari kayu tumbuhan (woody plant)
yang terdegradasi. Vitrinite memiliki kandungan H atau H/C yang rendah, akan tetapi
memiliki O/C yang tinggi. Kerogen ini merupakan komponen utama dari batubara
(coal). Vitrinite ini bisa juga terjadi di laut dan di danau. Vitrinite tersebut sangat
berpotensial untuk menghasilkan gas, akan tetapi bisa juga oil dan kondensat dalam
juga yang terbatas.
4. Tipe Inertinite (tipe IV Kerogen), berasal dari tumbuhan yang teralterasi kuat,
rombakan material organik. Karena proses oksidasi dan karbonisasi yang tinggi,
kandungan H atau H/C menjadi sangat rendah. Batuan yang mengandung Inertinite ini
kenyataannya tidak berpotensi untuk menghasilkan oil maupun gas.
Grafik rasio H/C dan O/C plot sering kita kenal sebagai Diagram Van Krevelen. Diagram
Van Krevelen sejatinya berasal dari hasil studi coal macerals, yang menggambarkan
perubahan komposisi tipe kerogen dikaitkan dengan kematangan (maturity).
Pada dasarnya sangat jarang sebuah source rock mengandung hanya satu tipe kerogen.
Sebagian besar sedimen mengandung dua atau lebih campuran tipe kerogen (mixed kerogen).
Plot data biasanya berada atau masuk ke dalam dua zona tipe kerogen, misal Tipe I atau Tipe
II bercampur dengan Tipe III atau Tipe I, II, III bercampur dengan Tipe IV. Kemunculan
campuran tipe kerogen umumnya selalu ada dalam ploting nilai H/C dan O/C dalam diagram
Van Krevelen, hal ini akan menyulitkan interpretasi data rock eval secara pasti.
Gambar 3
Diagram Pseudo-van Plot
Adapun syarat terbentuknya source rock lainnya adalah :
1. TOC ( total organic karbon ) merupakan kuantitas dari karbon
organic yang terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi
nilai OC maka akan semakin baik source rock tersebut dan
kemungkinan terbentuknya hidrokarbon akan semakin tinggi. TOC
yang dapat menghasilkan adalah di atas 1 % .
2. Kerogen
merupakan
kualitas
dari
carbon
organic
yang
GAMBAR 2.1
TEMPAT-TEMPAT PEMBENTUKAN KEROGEN
3.
Maturity (pematangan)
Maturity atau pametangan adalah proses perubahan biologi,
fisika, dan kimia zat-zat organic menjadi hidrokarbon. Sehingga
maturation ini disebut pula proses pematangan kerogen di source
rock. Proses pematangan terjadi karena adanya kenaikan suhu
atau terjadi pemanasan di dalam permukaan bumi. Proses yang
dibantu oleh temperatur dan tekanan yang tinggi ini akan
menyebabkan ikatan kompleks
terpecah
menjadi
ikatan
senyawa
yang
lebih
dan
kemudian
adalah
sourcerock
yang
belum
mengalami
sedang
mengalami
adalah
source
rock
yang
adalah
source
rock
yang
telah
mengalami
GAMBAR 2.2
PEMATANGAN SOURCE ROCK
Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini
karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk maka
akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak dan gas. Tentunya akan ada
hubungan antara kedalaman dengan pematangan. Proses pemasakan ini tergantung
suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka
setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.Daerah yang dingin adalah daerah
yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien
geothermal tinggi.
Pada pada gambar dibawah dapat dilihat bahwa minyak terbentuk pada suhu
antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai
bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena
cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
GAMBAR 2.3
PENGARUH SUHU TERHADAP SOURCE ROCK
Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur rendah yang mereduksi oksigen,
nitrogen dan belerang sehingga akan menghasilkan hidrokarbon.Proses ini terus
berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat celcius. Selanjutnya,efek
peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi
dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus mengingkat sejalan
dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara alamiah ditentukan oleh
seberapa dalam batuan sumber tertimbun (gradien geothermal).
Terlihat bahwa minyak bumi dapat dihasilkan diatas temperature 50 derajat atau
pada kedalaman sekitar 1200 meter lalu terhenti pada suhu 180 derajat atau pada
kedalaman sekitar 5200 meter.Sedangkan untuk gas terbentuk sejalan dengan
bertambahnya temperature atau kedalaman.
Batuan sumber tertentu yang disebut sebagai 'kelas dunia', yang berarti bahwa
mereka tidak hanya dari kualitas yang sangat tinggi tetapi juga tebal dan distribusi
geografis yang luas. Examples include: Contoh termasuk:
a. Devon Tengah untuk menurunkan minyak Mississipian anoksik luas laut dan
tempat tidur sumber gas di Benua Tengah dan Appalachia : (misalnya serpih Bakken
dari Basin Williston , yang Shale Antrim dari Cekungan Michigan , yang Shale
Marcellus dari Appalachian Basin ).
b. Kimmeridge tanah liat - ini Jurassic atas laut batulumpur atau setara stratigrafi
yang dihasilkan sebagian besar minyak yang ditemukan di Laut Utara dan Laut
Norwegia
c. La Luna serpih - Pembentukan Turonian dihasilkan sebagian besar minyak di
Venezuela
d. Akhir Karbon bara - bara yang dihasilkan dari usia ini sebagian besar gas di
selatan Laut Utara, Cekungan Belanda dan barat laut Jerman Basin
e. Pembentukan Hanifah - Jurassic atas ini kaya karbonat Unit dilaminasi telah
bersumber minyak di raksasa Ghawar lapangan di Arab Saudi
II.3 Ciri Ciri Source Rock Yang Baik
Berdasarkan material pembentukan dan proses nya, source rock dapat terklasifikasi
antara source rock yang baik dan source rock kurang baik. Semakin tinggi nilai
OC maka akan semakin baik source rock tersebut dan kemungkinan
terbentuknya hidrokarbon akan semakin tinggi.
Salah satu contoh batuan source rock yang baik adalah shale. Shale
merupakan jenis source rock yang baik dikarenakan batun shale kaya
akan sumber organic (hidrokarbon) dan sisanya 10 % merupakan
batuan karbonat seperti gamping dan batu bara dapat juga bertindak
sebagai source rock yang baik. Shale, batu bara, dan gamping, dapat
dikatakan sebagai source rock yang baik, dikarenakan batuan
tersebut juga memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup
memungkinkan
agar
hidrokarbon
dapat
bermigrasi
ke
batuan
GAMBAR 2.4
SHALE SEBAGAI BATUAN INDUK
menghasilkan minyak bumi dalam jumlah yang besar. Penemuan minyak di beberapa
cekungan di dunia menunjukkan adanya asosiasi dengan lapisan-lapisan batubara seperti
halnya penemuan minyak di delta Nigeria (Afrika), cekungan Gippsland, Caoper dan
Eromanga (Australia), cekungan Mahakam dan Sumatera Selatan di Indonesia.
Pada umumnya minyak bumi yang berasal dari sisa tumbuhan darat
mempunyai kandungan lilin yang cukup besar. Hal ini telah diteliti oleh Hedberg (1968)
dan Powel & Mc Kindy (1975) di manana telah diyakinkan bahwa kandungan lilin
tersebut berasal dari unsure-unsur organic/tumbuhan yang mempunyai kandungan
maceral eksinite. Beberapa peneliti antara lain Smith & Cook (1980), Smyth (1983),
Tissot & Welte (1984) dan Cook (1987), berpendapat bahwa maceral dari group liptinite
merupakan unsur yang penting dalam pembentukan hidrokarbon dan minyak bumi.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Unsur ini terdiri atas
bisiklik alkali, hidrokarbon terpentin, dan pigmen kartenoid. Sebagai tambahan,
munculnya turunan picene yang mirip dengan sistem aromatik polinuklir dalam ekstrak
batubara dijadikan tanda inklusi material sterane-type dalam pembentukan batubara. Ini
menandakan bahwa struktur rangka tetap utuh selama proses pematangan, dan tidak
adanya perubahan serta penambahan struktur rangka yang baru.
1) Hidrokarbon Aromatik
Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana yang merupakan
hidrokarbon aromatik. Untuk pertama kalinya benzene didisolasi pada tahun 1825
oleh Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa gas di
London.
2) Hidrokarbon Aliphatik
Dimana :
= Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori
total terhadap volume batuan total yang dinyatakan dalam persen,
Dimana :
e = Porositas efektif, fraksi (%)
g = Densitas butiran, gr/cc
b = Densitas total, gr/cc
f = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan
waktu
dan
cara
terjadinya,
maka
porositas
dapat
juga
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk
pegangan dilapangan, ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
1.2 Permeabilitas
Permeabilitas
didefinisikan
sebagai
ukuran
media
berpori
untuk
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
= viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang
melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det
melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm.
Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
1. Minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan,
berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati,
badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk
lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan.
2. Terdapat dua teori terbentuknya minyak yaitu teori biogenesis dan anbiogenesis.
3. Terdapat 3 syarat terbentuknya source rock yaitu adanya total organic karbon ,
kerogen , dan maturity.
4. Untuk kerogen , ada 4 jenis kerogen yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe
IV yang dibedakan berdasarkan tempat terbentuk , asal ,
perbandingan H/C dan O/C serta hasilnya.
5. Maturation ini disebut pula proses pematangan kerogen di source
rock karena adanya kenaikan suhu atau terjadi pemanasan di
dalam permukaan bumi.
6. Terdapat 3 jenis maturity yaitu immature , mature dan overmature.
III.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis yaitu semoga apa yang telah penulis
rangkum pada makalah ini dapat dipelajari dan dapat berguna di masa yang akan datang.