Anda di halaman 1dari 50

Analisis Ekonomi Teknik

Analisa Ekonomi Teknik


Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung bunga dengan metodemetode perhitungan bunga.
Memahami berbagai teknik ekivalensi
untuk berbagai pola cash flow.
Memahami dan mampu mengitung
depresiasi.

Ekonomi Teknik

Difinisi Ekonomi Teknik :


Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis
ekonomi untuk pekerjaan teknik dengan kriteria
efisiensi ekonomi agar diperoleh suatu keputusan
yang baik secara ekonomi.
Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis
besar
adalah untuk memberikan dasar-dasar
pemikiran tentang pengambilan keputusan dalam
investasi yang dilakukan dengan kriteria efisiensi
ekonomi.
Dua investasi : investasi finansial dan investasi
nyata.
Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu

Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik


terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias dikerjakan
lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2)
karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi
selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias
dikerjakan,
namun
harus
dipilih
yang
paling
menguntungkan.
Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya
pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu
sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang
seorang ahli ekonomi teknik serta manajer teknik.

Ongkos dalam Ekonomi Teknik


- Ongkos siklus hidup
- Ongkos histories
- Ongkos mendatang
- Ongkos langsun & tidak langsung
- Ongkos tetap & variabel

Konsep Nilai Uang dari Waktu


Kesempatan untuk mendapatkan bunga
$1

$ 1 + bunga

N-1

Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang


akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun
dengan berjalannya waktu) Inflasi
lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan
dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn
yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
Kesamaan nilai finansial Ekivalensi
Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari
menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai
keuntungan (profit).
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban
karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut
sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari
penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam
periode waktu tertentu

Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus


dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal
yang digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat
suku bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara,
sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan
yang berpiutang.
Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi
oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang
harus dibayar dalam berhutang juga sangat
dipengaruhi oleh lamanya/ waktu peminjaman. Oleh
karena itu perlu dipahami pengertian bunga
sederhana (simple interest) dan bunga majemuk
(compound interest).
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah
hutang yang besarnya sebanding dengan jangka
waktu peminjaman uang tersebut.

Misalnya sejumlah P rupiah dipinjam untuk jangka n


periode dengan tingkat bunga i, maka besar bunga
(sederhana) yang harus dibayar adalah : I = P . n . i
Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam
jangka waktu 2 thn. dengan tingkat bunga 18% per thn..
Besar bunga yang harus dibayar setelah 2 thn. adalah I
= (Rp 10.000)(2)(0,18) = Rp 3.600. Dengan demikian
sipeminjam harus mengembalikan pinjamannya
ditambah bunga, seluruhnya berjumlah Rp 13.600 pada
akhir tahn ke 2.
Bunga Majemuk,
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam
beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung
pada akhir tiap periode.

Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang


umum dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %
Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/
hutang pokok dibayar pada periode terakhir.
Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga hutang pokok diangsur secara
sistematis dengan jumlah yang sama.
Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran
bunga
ditambah angsuran hutang pokok
pada setiap
periode besarnya sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak
pada periode yang paling akhir.

Cara

Thn.

Bunga pada
awal tahun.
(Rp)

Jumlah hutang sebelum pembayaran


akhir tahun.
(Rp)

Pembayaran
akhir tahun.
(Rp)

Jumlah hutang setelah pembayaran


akhir tahun.
(Rp)

0
1
2
3
4

2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000

12.000.000
12.000.000
12.000.000
12.000.000

2.000.000
2.000.000
2.000.000
12.000.000

II

0
1
2
3
4

2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000

12.000.000
9.000.000
6.000.000
3.000.000

4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000

10.000.000
7.500.000
5.000.000
2.500.000
0

III

0
1
2
3
4

2.000.000
1.627.422
1.180.327
643.815

12.000.000
9.764.531
7.081.967
3.862.891

=
3.862.891
3.862.891
3.862.891
3.862.891

10.000.000
8.137.109
5.901.640
3.219.076
0

0
1
2
3
4

2.000.000
2.400.000
2.880.000
3.456.000

12.000.000
14.400.000
17.280.000
20.736.000

0
0
0
20.736.000

10.000.000
12.000.000
14.400.000
17.280.000
0

IV

10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
0

SUKU BUNGA NOMINAL DAN


SUKU BUNGA EFEKTIF

Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan


apabila periode pembungaan kurang dari satu
tahun.
Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan
setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan.
Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut
suku bunga nominal .
Suku bunga efektif yaitu suku bunga yang
diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar
dari suku bunga per tahun.
Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank
dengan tingkat suku bunga 12% per tahun.
Berapa uang yang diterima satu tahun kemudian?

F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan
sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per
bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan)
kemudian menjadi :
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan
antara tingkat suku bunga nominal dan efektif
sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
t = jumlah periode pembungaan

RUMUS-RUMUS BUNGA MAJEMUK DAN EKIVALENSINYA


Notasi yang dipergunakan dalam rumus bunga, yaitu :
i (Interest)
= tingkat suku bunga per periode.
n (Number)
= jumlah periode bunga.
P (Present Worth)
= jumlah uang/modal pada saat
sekarang (awal periode/tahun).
F (Future Worth) = jumlah uang/modal pada masa mendatang (akhir periode/tahun).
A (Annual Worth)
= pembayaran/penerimaan yang tetap
pd
tiap periode/tahun.
G (Gradient)
= pembayaran/penerimaan dimana dari
satu periode ke periode berikutnya terjadi penambahan/ pengurangan yang
besarnya sama.

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari


masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :
Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari
masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :

F
P

n-2 n-1

n-2 n-1

n-2 n-1

n-2

n-1

P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).


A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai
tahun
ke-1 sampai tahun ke-n, dengan
besar yang sama.
F
: Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg
ditinjau
(titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumusrumus bunga majemuk dapat dikelompokkan
menjadi :
A. Pembayaran Tunggal (Single Payment)
1. Compoun Amount Factor (Mencari F bila
diketahui P)
2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam (Uniform Series )

3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)


4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari suatu periode.
1. Mencari F bila diketahui P
Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang
(t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode
selama n periode, berapa jumlah uang yang akan
diperoleh pada peroide terakhir ?

Cash flow diagram

/ /

....

n-2

n-1

Rumus :

= P(1+i)

atau
F = P ( F/P, i, n )
Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan
selama 5 tahun ?.

Penyelesaian :
P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
F = P (1 + i )n
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)5
atau :
F = P (F/P, i, n)
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338) = Rp
26.760.000,00
2. Mencari P bila diketahui F
Berapa modal P yang harus diinvestasikan pada
saat sekarang (t = 0), dengan tingkat bunga i%,
per tahun, sehingga pada akhir n periode didapat
uang sebesar F rupiah.

Rumus : P = F
atau

P =

1/(1+i)

F ( P/F, i, n )

Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00

B. Deret Seragam (Uniform Series )


1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui
F)

Agar pada akhir periode n dapat


diperoleh uang sejumlah F rupiah, maka
berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada
setiap akhir periode dengan tingkat
F bunga i
%?
0

A
Rumus :

/ /

A
A = F

n-2

n-1

A
i/(1+i)

A
n

-1

atau

A = F ( A/F, i, n )

Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan
10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang
diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 %
setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap
tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.

2. Compound Amount Factor (Mencari F bila


diketahui
A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap
akhir periode selama n periode dengan tingkat bunga i
%, maka berapa besar F rupiah yang terkumpul pada
akhir periode tersebut ?.
Rumus:

atau

F = A { (1 + i) n - 1} / i

F = A ( F/A, i , n )

Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.

Penyelesaian :
A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= Rp 118.764.000,00
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila
diketahui P)
Bila uang sebesar P rupiah diinvestasikan pada saat
sekarang dengan tingkat bunga i%, maka berapa
A rupiah
yang dapat diterima setiap akhir periode
selama n periode,
sehinggga jumlah uang yang
diterima selama n periode
tersebut sesuai
dengan modal P rupiah yang ditanam pada awal
periode pertama.

Contoh :
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp
17.500.000,00 disebuah bank. Bank tersebut akan
membayar sejumlah uang setiap tahun yang
besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai
biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun
pertama selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10%
setahun, berapa jumlah yang akan diterima oleh
udin setiap tahunnya ?.
Penyelesaian :
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00

4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)


Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap
akhir periode, selama n periode dengan tingkat bunga i,
maka
berapa besar modal yang harus ditanam pada
awal periode pertama ?.

Rumus : P = A { ( 1 + i ) n 1} / { i ( 1 + i ) n }

atau

P = A ( P/A, i , n )

Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk
membayar royalti sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir
tahun selama 5 tahun berturut-turut. Jika perusahaan
tersebut menyetujui membayar sekaligus pada awal
tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar 15%,
maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut ?.
Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.

C. Uniform Gradient Series Factor


Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan
dalam suatu seri pembayaran yang besarnya sama,
tetapi dilakukan dengan penambahan/pengurangan yang
seragam pada setiap akhir periode.
Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp
80.000,00 ;
dst, untuk seri pembayaran dengan
penurunan yang seragam atau Rp 100.000,00 ; Rp
150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri pembayaran
dengan kenaikan yang seragam.
Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut :

A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1

/ /
0

Rumus

n-1

: A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n 1]
= G (A/G, i , n)

Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah
yang sama

Keterangan : A = pembayaran per periode dengan


jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = gradient, perubahan per periode
n = jumlah periode
Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan
menginvestasikan uangnya sebesar Rp
10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya. Ia
merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan
uangnya bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun,
dimana hal ini berlangsung selama 9 tahun
berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa
rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?

Penyelesaian :
0

1
10 jt

10

10.2
10.4
10.6
10.8
11

11.2
11.4
11.6
11.8

A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00
D. Aliran Kas Yang Tidak Teratur
Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur
dimana aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi
beberapa kali atau terjadi perubahan tetapi secara
seragam. Pada aliran kas yang tidak teratur besarnya
aliran kas pada tiap periode tidak memiliki pola yang
teratur.
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang
tidak teratur harus melakukan konversi satu persatu ke
awal atau ke akhir periode sehingga didapat nilai total
dari P, F atau A dari aliran kas tersebut.

Contoh :
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.
Gambar Cash Flow :
0

Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000
Rp 10.000

Rp 12.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka


dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :

P1 = Rp 10.000
P2 = Rp 3.000
P4 = Rp 12.000
P5 = Rp 8.000

P0 = Rp 6.000
(P/F, 12%, 1) = Rp
= Rp 8.929
(P/F, 12%, 2) = Rp
= Rp 2.391,6
P3 = 0
(P/F, 12%, 4) = Rp
= Rp 7.626
(P/F, 12%, 5) = Rp
= Rp 4.359,2

10.000 (0.8929)
3.000 (0.7972)
12.000 (0.6355)
8.000 (0.5674)

Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :

P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp
7.626 + Rp 4.359,2
= Rp 29.485,8
Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke
5) dan Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai
berikut :
F = P (F/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398 dan
A = P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66

Soal-soal Latihan
1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank
sebesar $ 100.000 dengan suku bunga pertahun sebesar
12%. Investor bermaksud mengembalikan
pinjamannya tersebut pada akhir tahun ke 10.
Berapakah uang yang harus dibayarkan kelak?
2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan
uangnya pada tahun ini pada sebuah bank yang
memberikan suku bunga 15% pertahun. Dia berharap
setelah 10 tahun jumlah uang yang diinvestasikan
akan
mencapai jumlah sebesar $200.000. Berapakah
uang
yang harus diinvestasikan sekarang?
Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari
cash flow berikut ini dengan suku bunga 10 % per
tahun :

3.
$ 3.000

(+)

$ 2.000

$ 2.000

$ 4.000

(-)
$ 3.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?


5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan
uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir
tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama
masing-masing Rp 10 juta /tahun.

6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak


dia mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah.
Berapakah kekayaan investor tersebut pada tahun
2007? Bunga Bank yang berlaku 10%/tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp
40 juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002
s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang
besarnya adalah sebagai berikut :
Akhir tahun
2002
2002
2003
2004
2006

Pinjaman
10 juta
10 juta
30 juta
20 juta
20 juta

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih


ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang
sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang
atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku
bunga bank yang berlaku 10 %/tahun.

DEPRESIASI
Depresiasi merupakan penurunan nilai dari
suatu
barang
sebagai
akibat
berlangsungnya
waktu.
Depresiasi didefinisikan sebagai :Sejumlah
biaya yang harus disediakan oleh seseorang
atau suatu perusahaan atau unit-unit
tertentu pada setiap periode waktu untuk
melakukan
penggantian
dari
mesin,
peralatan, ataupun fasilitas-fasilitas lain
setelah umur dari mesin, peralatan, ataupun
fasilitas-fasilitas lain tersebut dilampaui.

Karena depresiasi merupakan penurunan


nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai
yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu
pengertian
komersial
dari
semua
pendapatan yang diterima sebagai akibat
adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu
sekarang.

Jenis depresiasi :
1. Depresiasi Fisis :
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi
yang
mengakibatkan
menurunnya
kemampuan secara fisis yang berarti
kemampuan
operasional
dari
suatu
barang/peralatan menurun. Salah satu cara
untuk mengurangi kecepatan menurunnya
kemampuan fisis suatu barang/peralatan
adalah dengan melakukan perawatan yang
baik.

2. Depresiasi Fungsional :
Permintaan suatu produk yang meningkat
dan
tidak
simbang
dengan
kapasitas
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
atas permintaan.
3. Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.

Metode-metode Depresiasi
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
1. Metode garis lurus (straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun (sum of year
digit = SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking (sinking found = SF).
5. Metode unit produksi (production unit =
UP).

1. Metode garis lurus (SL)


Metode ini merupakan metode yang paling
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
value) besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
rumus :

Dt

P - SV

n
BVt = P - t Dt
d = 1/n

Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P
= investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi

Contoh :
Jika diketahui nilai investasi awal adalah $ 50.000 dengan
nilai sisa $ 10.000 setelah 5 tahun, maka hitungkah nilai
depresiasi tahunan, book value.
Dt = P - SV / n
= $ 50.000 - $ 10.000 / 5
= $ 8.000/tahun
Perhitungan depresiasi selama umur pakai dapat dilihat
pada tabel berikut :
Akhir tahun ke-t
0
1
2
3
4
5

Besarnya penyusutan pada


tahun ke-t
-

$ 8.000
8.000
8.000
8.000
8.000

Nilai buku pada akhir tahun ke-t


$ 50.000
42.000
34.000
26.000
18.000
10.000 (salveVa lue)

2. Metode jumlah angka tahun


Metode ini menghasilkan ongkos depresiasi yang pada
awal periode paling besar, sedangkan pada tahun-tahun
berikutnya makin mengecil hingga akhir umur
ekonomisnya. Ongkos depresiasi setiap tahun dihitung
dengan membagi sisa umur hidup pada awal tahun
terhadap jumlah angka tahun dari umur hidup seluruhnya
dan dikalikan dengan jumlah ongkos yang didepresiasikan.
Hubungan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai :
Deprecible year remaining
Dt =
value)

(first cost - salvage


sum of year digits

atau
n-t+1
Dt =

(P - SV)
S

n
= j =
j=1

n (n + 1)
2
t (n - t/2 + 0.5)

Bvt = P -

dt =

n-t+1
S

(P - SV)

Keterangan : Dt = nilai depresiasi


S = sum of year digit (sampai n)
n = periode depresiasi
Bvt = book value periode ke t
dt
= tingkat depresiasi
P = Fisrt cost
SV
= salvage value
Contoh : Hitung depresiasi untuk 3 tahun pertama
serta book value untuk tahun ke 3, jika diketahui
first cost = $ 25.000 dengan salvage value = $
4.000 dan umur = 8 tahun.
(8 - 1 + 1)
D1 =
(25.000 - 4.000) = $ 4.667
36

(8 - 2 + 1)
(25.000 - 4.000) = $ 4.083
36
(8 - 3 + 1)
(25.000 - 4.000) = $ 3.500
36

D2 =
D3 =

Nilai depresiasi berkurang (D1>D2>D3)


3 (3 - 3/2 + 1/2)
(25.000 - 4.000)
36

BV3 = 25.000 -

= 25.000 36

3 (7)
(21.000) = $ 12750

Anda mungkin juga menyukai