Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA
PERCOBAAN VII
VISKOSITAS

NAMA

NORHADIJAH

NIM

J1E108048

HARI/TANGGALPRATIKUM :

KAMIS / 14 MEI 2009

HARI/TANGGAL DIKUMPUL :

JUMAT/ 22 MEI 2009

HARI/TANGGAL DIACC

KELOMPOK

ASISTEN

M. AULIANNOOR

PROGAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANJARBARU
2009

PERCOBAAN VII
VISKOSITAS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan

dari

percobaan

viskositas

ini

adalah

untuk

melatih

menggunakan viskositas Ostwald dan menggunakan pengukuran viskositas


untuk menentukan sifat-sfat molekul.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskos melawan
gerakan sebagian fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan
diperlukannya usaha mendayung perahu melalu air yang tenang, tetapi juga
merupakan alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek visko merupakan hal
yang penting di dalam aliran fluida dalam pipa, aliran darah, pelumasan
bagian dalam mesin, dan contoh keadaan lainnya.
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari
suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan,
makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas dispersi koloidal dipengaruhi oleh bentuk
partikel dari fase dispersi. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem
dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung
koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan
viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel. Bila viskositas gas
meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan
menurun jika temeratur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan
kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur.
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer.
Kita definisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan (eta) sebagai
rasio tegangan geser, F/A, dengan laju tegangan :

Dengan mengatur kembali persamaan, kita lihat bahwa gaya yang dibutuhkan
untuk melakukan gerakan berbanding lurus dengan laju :

(Young, 2002).
Fluida yang mengalir dengan mudah sepertu air atau minyak tanah,
memiliki viskositas yang lebih kecil daripada cairan kental seperti madu atau
oli motor. Viskositas seluruh fluida sangat tergantung pada suhu, bertambah
untuk gas, dan berkurang untuk cairan saat suhu meningkat (Welty, 2004).
Persamaan untuk viskositas yang murni adalah :

dimana adalah viskositas, dalam pascal sekon; T adalah temepratur absolut,


dalam K: M adalah berat molekuler: adalah diameter tumbukan, sebuah
parameter Lennard-Jones (Munson, 1988).
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain
a. Viskometer kapiler Ostwald
Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi
suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat
2 tanda tersebut.
b. Viskometer Hoppler
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya beratgaya
archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang
terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair
yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel.

c. Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube
sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi
ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal
ini disebut aliran sumbat.
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan
oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam
ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Anonim, 2009).
Koefisien viskositas secara umum di ukur dengan dua metode:

bergerak secara acak dari lapisan satu ke lapisaan lain yang berbeda
kecepatan

Viskometer

Ostwald:

Waktu

yang

dibutuhkan

untuk

mengalirnya sejumlah tertentu cairan dicatat, dan dihitung dengan


hubungan

(p) R 4t
Vl

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju


aliran cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah

1 d 1 t1
=
2 d 2t2

Metode Bola Jatuh: Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi


yang seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah:
2rb2 (d b d ) g
=
9v
dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

1 (d b d1 )t1
=
2 (d b d 2 )t 2
(Dogra, 1990).
Viskositas gas pada tekanan rendah dapat diduga melalui teknik yang
berpijak pada teori yang mapan, namun belum ada landasan teoritis yang
sebanding untuk pendugaan viskositas zat cair. Tentu saja viskositas zat cair
berbeda sekali dengan viskositas gas; yakni, secara numerik harga viskositas
zat cair jauh lebih besar, dan harga itu berkurang dengan cepat bila temperatur
bertambah.

Gejala

viskositas

pada

tekanan

rendah

terutama

oleh

perpindahannya momentum akibat tumbukan antara molekul-molekul yang


(Reid dkk,1990).
III. METODELOGI PERCOBAAN
3.1

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah viskometer
Oswold, pipet (10 mL), gelas beker (100 mL), suntikan, stopwatch,
waterbath, labu ukur (50 mL), dan hairdryer.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan
gliserol (1,0 M atau 92,1 gram / Liter), aquadest dan alkohol.

3.2 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menyiapkan larutan gliserol dengan konsentrasi 1,0 M; 0,75 M; 0,50
M dan 0,25 M. Dalam menyiapkan larutan tersebut menggunakan
labu ukur sebagai alat yang digunakan untuk pengenceran. Proses
pengenceran menggunakan bahan awal berupa larutan gliserol 1,0 M
kemudian diencerkan dengan akuadest hingga 50 mL. Jumlah larutan
gliserol 1,0 M yang digunakan disesuaikan dengan konsentrasi yang
ingin dibuat.

2. Membersihkan bagian bawah viskometer dengan menggunakan


alkohol. Mengeringkan viskometer tersebut dengan menggunakan
hairdryer (pengering).
3. Memasukkan 5 mL larutan gliserol 1,0 M ke dalam viskometer
Ostwold dengan menggunkan pipet volume (setepat-tepatnya).
Kemudian menempatkan viskometer ke dalam waterbath bersuhu (30
0,1) C dan membiarkan selama 10 menit agar mencapai suhu
kesetimbangan.
4. Mengukur waktu yang diperlukan larutan gliserol untuk melewati
jarak antara dua tanda yang terdapat pada viskometer ( waktu alir).
Caranya adalah dengan membiarkan cairan itu mengalir, mencatat
waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara dua jarak
tersebut. Mengulangi langkah ini dua kali lagi. Perbedaan ketiga
waktu yang diperoleh tidak boleh melebihi 0,5 detik. Bila
perbedaannya melebihi 0,5 detik periksa suhu penangas.
5. Mencuci viskometer dengan cara seperti pada langkah (2), dan
ulangi langkah (3) dan (4) dengan menggunakan larutan gliserol 0,75
M; 0,50 M; 0,25 M dan akhirnya air suling (setiap kali berganti
larutan, harus mencuci dan mengeringkan viskometer terlebih
dahulu).

IV. HASIL DAN PERHITUNGAN


4.1 HASIL
A. Data Hasil Pengamatan

Konsentrasi

Waktu alir

(C)

Rata rata

Mol / L

Detik

Air suling

5,24

0,1249

0,654

Gliserol 0,25 M

6,49

0,1249

0,810

1,238

Gliserol 0,50 M

7,94

0,1249

0,991

1,515

Gliserol 0,75 M

6,78

0,1249

0,846

1,293

Gliserol 1,00 M

8,335

0,1249

1,041

1,592

B.

Grafik Hubungan antara Viskositasitas terhadap Konsentrasi


Chart Title

V isko sitas

0.25
1

y = 0.4956x + 1.0798
0.75

0.5

1.5
0

0.5
0
0

0.2

0.4

0.6

0.8

Konsentrasi (C)
Grafik antara Viskositas terhadap Konsentrasi
Linear (Grafik antara Viskositas terhadap Konsentrasi)

1.2

C.

Perhitungan

y = 0.4956x + 1.0798
Nilai slope grafik = Nilai slope rumus

0 , 4956

= 6 , 3 10

6 , 3 10

21

0 , 4956
6 , 3 10

r = 4 , 2847

21

= 0 , 4956
21

10

cm

r = 4 , 2847

V. PEMBAHASAN
Praktikum viskositas kali ini bertujuan untuk menentukan besarnya
harga viskositas dan penentuan sifat-sifat molekulnya digunakan alat
Viskometer

Ostwald.

Cara

penggunaannya

pertama-tama

dengan

membersihkan bagian bawah viskometer dengan menggunakan alkohol.


Alasan penggunaan alkohol disini karena alkohol memiliki kecenderungan
lebih mudah menguap daripada air sehingga dapat mempercepat proses
pengeringan. Tahapan selanjutnya mengeringkan viskometer tersebut dengan
menggunakan hairdryer. Kemudian memasukkan larutan uji pada beberapa
tingkatan

konsentrasi,

sehingga

menimbulkan

variasi

data.

Lalu,

menempatkan viskometer ke dalam waterbath bersuhu (30 0,1) C dan


membiarkan selama 10 menit agar mencapai suhu kestimbangan. Mengukur
waktu yang diperlukan larutan gliserol untuk melewati jarak antara dua tanda
yang terdapat pada viskometer (waktu alir). Caranya adalah dengan mengisap
larutan dengan pipa plastik sampai cairan berada di atas tanda pada bagian
atas viskometer. Kemudian membiarkan cairan itu mengalir turun, memcatat
waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara dua jarak tersebut.
Mengulangi langkah ini dua kali lagi. Perbedaan ketiga waktu yang diperoleh
tidak boleh melebihi 0,5 detik. Bila perbedaannya melebihi 0,5 detik periksa
suhu penangas. Dan cuci viskometer seperti langkah tadi, kemudian lakukan
langkah yang sama pada tingkatan konsentrasi selanjutnya dan akhirnya air

suling (setiap kali berganti larutan, harus mencuci dan mengeringkan


viskometer terlebih dahulu ).
Setelah itu dapat diperoleh data, pada konsentrasi 0,25 M diperoleh
waktu alir rata-ratanya adalah 6,49 dengan nilai dan nilai viskositas larutan
0,810 maka didapatkan nilai viskositasnya adalah 1,238. Untuk pengujian
dengan menggunakan konsentrasi 0,5 M dengan waktu alir 7,94, viskositas
larutan 0,991 dan nilai viskositasnya 1,515. Untuk pengujian selanjutnya
dengan menggunakan konsentrasi 0,75 M diperoleh waktu alir 6,78 viskositas
larutan 0,846 dan nilai viskositasnya 1,249. Untuk pengujian selanjutnya
dengan menggunakan konsentrasi 1,00 M dengan waktu alir 8,335, viskositas
larutan 1,041 dan nilai viskositasnya 1,592. Yang terakhir pada air suling
waktu alirnya adalah 5,24, viskositas larutan 0,654 sehingga diperoleh
viskositasnya adalah 1. Dengan

K alatnya 0,1249 pada masing-masing

pengujian.
Berdasarkan literatur, penambahan konsentrasi akan berbanding lurus
dengan nilai viskositas, dimana apabila konsentrasi tinggi maka viskositas dan
waktu alir juga tinggi. Pada pengujian kali ini pada perolehan data untuk
konsentrasi 0,25 M dan 0,5 M telah menunjukkan hal yang sesuai dengan
prinsip viskositas itu sendiri dimana apabila konsentrasi tinggi maka
viskositas dan waktu alir juga tinggi. Akan tetapi setelah pengujian pada
tingkatan konsentrasi selanjutnya berturut-turut 0,5 M dan 0,75 M mengalami
penurunan waktu alir yang cukup jauh. Hal ini mungkin disebabkan beberapa
faktor eksternal dan internal juga tingkat kecermatan praktikan dalam
melakukan pengenceran pada saat melakukan pembuatan larutan yang kurang
tepat menentukan volume pangenceran gliserol dengan air suling karena
kurangnya konsentrasi dan ketelitian praktikan, penyuntikan dari gelas beker
ke viskometer Ostwald dan pengaruh

suhu lingkungan yang turut

mempengaruhi jalannya reaksi. Suhu dari viskometer juga sangat menentukan


terhadap penentuan viskositas karena apabila suhu meningkat maka zat-zat
yang terkandung akan mengalami perenggangan sehingga cairan yang diukur
viskositasnya akan mengalami penurunan viskositas. Untuk data yang
diperoleh pada pengukuran terhadap air suling merupakan pembanding

terhadap konsentrasi yang digunakan tadi. Dimana dapat berfungsi juga


sebagai pengujian awal terhadap konsentrasi-konsentrasi yang akan diujikan
selanjutnya.
Viskositas dapat digunakan untuk penentuan sifat-sifat molekul
yaitu jari-jari molekul zat terlarut yang didapat pada praktikum ini yaitu
4,2847 Ao, akan tetapi nilai R yang didapatkan kurang efisien karena adanya
kesalahan pada saat melakukan praktikum

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Viskositas zat cair sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan suhu.
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi dan suhu.
2. Semakin banyak konsentrasi semakin tinggi nilai viskositasnya.
3. Pada saat menggunakan viskometer Ostwald harus dicuci dengan alkohol
dan dikeringkan setiap kali penggantian konsentrasi untuk mempercepat
proses pengeringan.
4. Viskositas dapat digunakan untuk penentuan sifat-sifat molekul yaitu jarijari molekul zat terlarut yang didapat pada praktikum ini yaitu 4,2847 Ao.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Viskositas.
http://ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/all-about-viskositas-pipit.html
Diakses tanggal 20 Mei 2009.
Dogra, S.K. dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Munson, B. 1988. Mekanika Fluida Jilid I.Erlangga. Jakarta
Reid, Robert C. John M. Prausnitz dan Thomas K. Sherwood. 1990. Sifat Gas dan
Zat Cair. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta .
Welty, J. R. 2004. Daar-Dasar Fenomena Transport.Erlangga. Jakarta.
Young, H. D. 2002. Fisika untuk Universita sJilid I. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai