Anda di halaman 1dari 5

NAMA

: SOPHIA SAGALA

NIM

: 4133141077

KELAS

: BIOLOGI DIK A 2013

SPIROMETER
Spirometer merupakan alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan
keluar dan dicatat dalam grafik volume per waktu.
Prinsip Kerja Spirometer
Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu hukum
Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika itu tabung yang
berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke atas akibat adanya
tekanan dari udara yang masuk ke spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum
newton yang diterapkan dalam sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah
bandul yang dapat bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi
dengan alat pencatat yang bergerak diatas silinder berputar.
Cara Kerja
Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu seseorang disuruh
bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu
ditutup. Tabung yang berisi udara akan bergerak naik turun, sementara itu drum
pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga pencatat akan mencatat sesuai
dengan gerak tabung yang berisi udara.

(Gambar 1. Siprometer )
Hasil pencatatan akan terlihat seperti gambar di bawah ini.

Manfaat Spirometer
Dalam penetapan laju metabolisme, konsumsi Oksigen umumnya diukur
dengan menggunakan spirometer yang diisi dengan O2 dan suatu sistem yang
mengabsorpsi CO2. Bandul Spirometer dihubungkan dengan alat pencatat yuang
bergerak diatas suatu silinder yang berputar, sementara bandul bergerak naik
turun.Dengan menarik garis sepanjang grafik yang dibuat,akan diperoleh suatu
kemiringan tertentu yang sebanding dengan besarnya konsumsi O2.Jumlah O2 yang
dipakai (dalam ml) persatuan waktu dikoreksi

pada suhu dan tekanan

standar,kemudian dikonversikan menjadi energi yaitu dengan dikalikan 4,82 kcal/L O


yang dipakai.

Spirometer sederhana
Spirometer adalah alat sederhana yang dapat membantu mahasiswa
memahami prinsip-prinsip dalam sistem pernapasan. Spirometer sederhana dibuat
dari bahan-bahan yang mudah didapatkan di lingkungan berupa limbah botol air
mineral dan selang. Alat ini mengacu pada prinsip hukum archimedes yang
melibatkan perpindahan udara dan air karena adanya tekanan.
Prosedur Pembuatan Spirometer Sederhana
a) Siapkan dua buah botol bekas air mineral 1.5 L, selang transparan sepanjang 1
meter, balon tiup dan soldier.
b) Lubangi kedua botol bekas air mineral pada bagian atasnya sesuai dengan
diameter selang
c) Pasang selang sebagai penghubung antara botol satu dengan botol lainnya
melalui bagian botol yang telah dilubangi
d) Beri label pada masing-masing botol, yakni A dan B
e) Pasang alat ukur pada dinding vertikal botol B
Prosedur Kerja Spirometer Sederhana
a) Isi air pada botol A, hingga 1 cm dibawah lubang selang
b) Tiuplah balon dengan sekali menghembuskan napas sekuat-kuatnya (udara
suplementer)
c) Kemudian letakkan mulut balon ke mulut botol A dan biarkan udara dari
balon mengalir ke botol A.
d) Air dari botol A akan berpindah ke botol B melalui selang, karena adanya
tekanan udara dari balon
e) Catat ketinggian air pada botol B setelah udara dalam balon habis
f) Hitung volume air dengan rumus volume tabung: Vtabung = . r2 . t

(Gambar 2. Spirometer

sederhana)

Mulut balon dipasangkan pada mulut tabung A. Udara dalam balon berpindah
ke tabung A, sehingga tekanan udara dalam tabung lebih besar, air mengalir ke
tabung B melalui selang transparan . Tinggi air di tabung B, dapat dilihat dari skala
cm (meteran) Volume air dihitung dengan rumus volume tabung (Vtabung = . r2 . t).
Volume air di tabung B sama dengan volume udara suplementer.
Sejarah Spirometer
Galen menemukan volum gas setelah beberapa waktu tetap dengan
129-200

melakukan eksperimen volumetric.

A.D
Borelli mengukur volume inspirasi dalam satu kali bernafas dengan
1681

menghisap cairan dari tabung silinder.


Jurin J. meniupkan udara dalam kantung dan mengukur volume udara

1718

menggunakan prinsip archimedes.

Goodwyn E. menyebutkan bahwa kapasitas vital paru-paru dapat


1788

mencapai 4460 ml.


Abernethy mengukur kapasitas vital paru-paru adalah 3150 ml dengan

1793

mengukur oksigen kadaluarsa

Menzies
1796

R.

melakukan

eksperimen

dengan

metode

body

plethysmography, dan menentukan volume tidal paru-paru.


Pepys W.H. Jun. menemukan volum tidal biasa menjadi 270 ml

1799

menggunakan dua gastometer air raksa dan gastometer biasa.


Davy H. Mengukur volume udara tidal dan residu menggunakan

1800

hydrogen dilution method.


Kentish E. menggunakan Pulmometer sederhana mempelajari volume

1813

saluran udara ketika sakit.


Thrackrah C.T. menggambarkan pulmometer yang lebih canggih dari

1831

Kentish
Maddock, A.B. mempublikasikan pulmometer untuk mengukur

1844

kekuatan paru-paru di dalam lingkungan dan kondisi yang berbeda.


Vierordt menggunakan expirator untuk mendeskripsikan volume

1845

residu

(Rckstndige

Luft)

Atmungsvermgen)
John Hutchinson menggunakan
1852 (1844)

dan

kapasitas

spirometer

vital

(1844)

(vitales
dan

1852

menunjukan bahwa kapasitas vital paru-paru berbanding lurus dengan


tinggi dan tidak berkaitan dengan berat badan.
Wintrich menguji 4000 orang dengan spirometer dan menentukan 3

1854

parameter penentu kapasitas vital paru-paru yaitu tinggi badan, berat


badan dan umur.

Anda mungkin juga menyukai