Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

POLIMERISASI [Pembuatan Karet Sintesis (Tiokol)]

Dosen Pembimbing

: Riniati, S.Pd., M.Si.

Kelompok

: Tujuh

Nama

: Nenden Rochmah

NIM

: 08414022

Rekan praktikum

: Rio Febrianto/08414023
Rizki Zahrarianti/08424024

Tanggal Praktikum
Tanggal Penyerahan

: 29 September 2009
: 5 Oktober 2009

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2009
POLIMERISASI [Pembuatan Karet Sintesis (Tiokol)]

I.

Tujuan Percobaan

a. membuat karet sintesis (tiokol) dalam skala laboratorium;


b. mencatat proses reaksi yang terjadi dengan mengisi data percobaan
yang telah tersedia;
c. membandingkan sifat kelarutan karet sintesis (tiokol) dengan karet
alam.
II.

Dasar Teori

Polimerisasi adalah reaksi kimia yang terjadi ketika molekul-molekul resin


dengan berat molekul kecil yang disebut monomer bergabung bersama untuk
membentuk rantai panjang , molekul dengan berat molekul besar yang disebut
polimer ( Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomermonomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar ).
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan
reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama
seperti monomer dalam unit ulangnya,

sedangkan polimer kondensasi

mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk


sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.
Polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya
yang membentuk ikatan tunggal. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa monomer
etilena mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak
terdapat ikatan rangkap dua.

Gambar 1. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang


digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan
elektron ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan
untuk membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang
sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang
dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air
dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung
ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk
air.
Tiokol merupakan karet sintesis yang dihasilkan melalui proses polimerisasi
kondensasi.

Polimerisasi kondensasi adalah proses penggabungan molekul

tunggal membentuk molekul besar dengan melepaskan molekul lain sebagai hasil
sampingan.
Dalam hal ini, tiokol disebut polimer kondensasi, karena tiokol dapat dihasilkan
dari pemanasan campuran dikloro etana dengan natrium polisulfida (Na 2Sx) dan
membebaskan natrium klorida sebagai hasil samping.
Reaksinya dapat dituliskan :
Cl CH2 CH2 Cl + nNa2Sx ( CH2 CH2 Sx ) n + 2NaCl
1,2 dikloro etana

Natrium

tiokol

polisulfida
Natrium polisulfida dapat dihasilkan dari reaksi larutan natrium hidroksida
dengan belerang sesuai persamaan reaksi berikut :
6 NaOH + ( 2X + 1 ) S 2 Na2Sx + 3H2O + Na2SO3
Tiokol atau karet sintetis (karet polisulfida) yang dihasilkan mempunyai sifat
mekanis tidak sebaik karet alam, tetapi tiokol ini sangat tahan terhadap minyak
dan pelarut organik. Oleh karena itu, tiokol dapat diunakan gasket, pipa saluran
bahan bakar minyak. tiokol mempunyai masa jenis 1,5-1,6 dan agak jelek dalam
kekuatan tarik dan kekenyalannya. Bersifat unggul dalam ketahanan minyak dan
pelarut, dan menguntungkan dalam ketahanan dalam ketahanan terhadap cuaca
dan ketahanan terhadap ozon.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi serupa susu
(dikenal sebagai lateks) dari getah beberapa jenis tumbuhan, tetapi dapat juga
diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari lateks yang
digunakan untuk membuat karet adalah para atau Hevea brasiliensis (suku
Euphorbiaceae). Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar
cairan kental yang kemudian ditampung.
Tumbuhan lainnya yang menghasilkan lateks di antaranya adalah anggota suku
ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo
manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Tumbuhan tersebut bukanlah
sumber utama karet, namun pada Perang Dunia II persediaan karet orang Jerman
dihambat, mereka mencoba sumber-sumber di atas, sebelum penciptaan karet
sintetis. Diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan
lateks yang dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat
molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000.
Sifat-sifat Karet Alam :

Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya,


dengan berat jenis 0,91-0,93. Sifat mekaniknya tergantung pada derajat
vulkanisasi, sehingga dapat dihasilkan banyak jenis sampai jenis yang kaku
seperti ebonit. Temperatur penggunaan adalah sekitar 99C paling tinggi, melunak
pada 130C dan mengurai pada kira-kira 200C. Sifat isolasi listriknya berbeda
karena perbandingan pencampuran dengan aditif, tetapi pada umumnya
menguntungkan. Namun demikian, karakteristik listrik pada frekuensi tinggi,
jelek. Sifat kimianyajelek terhadap ketahanan minyak dan ketahanan pelarut. Zat
tersebut hampir-hampir tak tahan pelarut hidrokarbon, ester asam asetat, dsb.
Karet yang kenyal agak mudah didegradasi oleh sinar UV dan ozon. Sejak
digunakan selama ini, tak ada masalah dalam kemampuan cetaknya.
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan.
Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk
cairan.
Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang
lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam
adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang
sangat tinggi.Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang
sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih
pendek. Walapupun kalor yang timbul dari karet alam lebih rendah dari karet
sintetik seperti SBR, tetapi karet alam agak kurang tahan terhadap panas
dibanding SBR. Karet alam tidak tahan ozon dan cahaya matahari. Ketahanan
terhadap minyak dan pelarut hydrocarbon sangat buruk.

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat :
a. Labu bulat berleher empat
b. Motor pengaduk dan pengaduk
c. Gelas kimia 250 ml (2 buah)
d. Labu penghisap
e. Penangas air
f. Pengaduk magnit (magnit stirrer)

g. Neraca analitis
h. Statif dan klem
i. Plat tetes (tabung reaksi)
j. Pendingin (kondensor)
k. Termometer
l. Coronog Buchner
m. Pipet ukur 25 ml
n. Bola penghisap
o. Spatula
p. Gelas ukur 500 ml
q. Pipet tetes
r. Oven
Bahan :
a. Natrium hidroksida padat (NaOH)
b. 1,2 dikloro etana
c. Aquades
d. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 6 %
e. Belerang padat (S)
f. Kertas saring
g. Asam klorida (HCl) 37 %
h. Benzena
IV. SKEMA KERJA
Proses pembuatan tiokol dapat dilakukan dengan tiga langkah kerja yaitu :

Persiapan

Pembuatan Natrium
Sulfida (Na2Sx)

Pembuatan tiokol

Persiapan
7,5 gram
belerang
dalam labu
bulat

4,0 gram NaOH (dilarutkan


dengan 100 ml aquades
dalam gelas kimia)

labu bulat yang bersih

Susunlah alat seperti


pada gambar
peralatan

Gambar Rangkaian Alat

Pembuatan natrium polisulfida (Na2Sx)


Panaskan labu bulat
yang telah dirangkai
secara perlahan-lahan
sambil diaduk

Amati dan catat


peristiwa yang
terjadi setiap 8
atau 10 menit
sekali

Hentikan pemanasan
setelah hampir semua
belerang larut (larutan
berwarna coklat tua)

Dinginkan larutan
sampai temperatur
ruangan.

Saring larutan yang


telah dingin, filtrat
disimpan untuk
diproses selanjutnya.

Buang residu ke tempat


pembuangan belerang.

Pembuatan tiokol

filtrat yang
disimpan

20 ml 1,2
dikloroetana

Labu
bulat

Rangkai kembali alat


seperti pembuatan natrium
sulfida.

Amati dan
catat setiap
menit
peristiwa
selama
pemanasan.

Panaskan labu bulat berisi


larutan pada 70-80C
sampai terbentuk gumpalan
kuning dan larutan jenuh.

Hentikan pemanasan setelah


terbentuk gumpalan kuning
dan larutan kuning yang
jernih.

Saring dan filtrat dibuang di


tempat penampungan.

Cuci hasil dengan aquades,


keringkan dan timbang
beratnya.

Perbedaan sifat kelarutan karet alam dengan tiokol


Potong kecil-kecil karet alam dan tiokol.

Letakkan potongan tersebut ke tabung reaksi


atau plat tetes.

Tambahkan larutan HCl 37% , NaOH 6% , dan


benzena pada setiap dua tabung yang satu berisi
karet alam dan yang lain berisi tiokol.

Amati perbedaan kelarutannya.

Keselamatan Kerja

NaOH dan HCl pekat bersifat korosif dan daapat mengiritasi, apabila
bahan ini mengenai kulit dapt menyebabkan luka dan apabila bahan ini

terhirup dapat luka dan apabila bahan ini terhirup dapat menyulitkan
pernapasan. Bahaya larutan encer tidak separah larutan pekat;

Benzena bersifat karsinogen;

Berdasarkan bahaya dan sifat bahan yang digunakan pada percobaan


pembuatan tiokol, harus menggunakan pakaian pelindung (jas lab), sarung
tangan, masker serta usahakan jangan sampai menghirup bahan tersebut;

Belerang merupakan zat yang mudah tebakar. Oleh karena itu, bahan ini
harus dijahkan dari nyala api;

Percobaan dapat dilakukan di lemari asam khususnya pada saat


penyaringan;

Apabila terkena bahan di atas atau setelah selesai praktikum harus dicuci
dengan air bersih.

V. DATA PERCOBAAN
Persiapan
Berat

Berat/

Berat

Natrium

Jenis
2,13

volume
4,0

molekul
39,99771

Hidroksida

gr/ml

gram

gr/mol

2.

Belerang

2,07

7,5

32,006

3.

1,2 dikloro

gr/ml
1,26

gram
20 ml

gr/mol
98,97

C2H4Cl2

etana

gr/ml

Massa

gr/mol

No.

Nama zat

1.

Rumus

Mol

Tl

Td

NaOH

0,1 mol

318C

1390C

(604 F)

(2534

0,234

112,8

F)
444,6C

mol
0,254

C
-35C

83C

mol

= 25,2
gr
4.

Benzene

5.

Asam
klorida

1,18
gr/ml

78,5
gr/mol
36,46
gr/mol

C6H6

5.42

80.2

HCl

-27.32

48

Pembuatan Polisulfida
Waktu

Temp.

Temp.

Temp.

(menit)

set

penangas

reaktor

75C

58,5C

75C

75C

Pengamatan

Belerang belum Belum terjadi


terlarut

perubahan apapun
Terbentuk serbuk

Belerang belum
terlarut

80C

79C

20

100C

80C

berwarna orange
kecoklatal yang
menempel di

100C
10

Keterangan

Belerang sudah

dinding labu
Terbentuk sedikit

mulai terlarut
belerang sudah

larutan coklat

larut, tetapi

Larutan berwarna

tidak

coklat

semuanya.
Larutan berawarna
coklat

30

100C

Hampir semua
75C

73C

belerang sudah
terlarut

Pembuatan tiokol
Waktu

Temp. set

(menit)

10

80C

80C

Temp.

Temp.

penangas

reator

80C

80C

71C

74C

Pengamatan Keterangan
Belum

Larutan

terjadi

belum

perubahan

berwarna

apapun

kuning yang

Belum

jerrnih
Larutan

terlihat

belum

20

80C

80C

70C

terbentuknya

berwarna

gumpalan

kuning yang

kuning.
Terbentuk

jerrnih
Larutan

gumpalan

menjadi

kuning yang

berwarna

merupakan

kuning

tiokol
jernih.
Perbedaan Sifat Kelarutan Getah Karet Alam, Karet gelang, dan Tiokol
Pengujian

Jenis Karet
Getah Karet

NaOH 6 %
HCl 37 %
Getah karet alam tidak Getah karet alam

Benzena
Getah karet alam

Alam (dari

larut setelah ditambah

tidak larut setelah

larut sempurna

pohon

larutan NaOH 6%.

ditambah larutan

setelah ditambah

HCl 37%, tetapi

larutan Benzena.

Beringin)

warnanya berubah
menjadi berwarna
biru.

Karet Gelang

Karet gelang tidak

Karet gelang tidak

Karet gelang

melarut setelah

melarut setelah

menyerap

ditambah larutan

ditambah larutan

benzena secara

NaOH 6%.

HCl 37%.

keseluruhan,
sehingga benzena
yang
ditambahkan
tidak terlihat pada

plat tetes.

Tiokol

Tiokol tidak

Tiokol tidak melarut

Tiokol tidak

melarut setelah

setelah ditambah

melarut setelah

ditambah larutan

larutan HCl 37%.

ditambah larutan

NaOH 6%.

Benzena.

Perhitungan Stoikiometri
pembuatan natrium polisulfida
6NaOH
4 gr

+ (2x + 1)S
7,5 gr

Menentukan nilai x

2Na2Sx

+ 3H2O

Na2SO3 +

Na2SO3

Jadi, persamaan reaksi pembuatan natrium polisulfida adalah


6NaOH
mula-mula : 0,1 mol
bereaksi

+ 14S

0,234 mol

2Na2S6,5

+ 3H2O

: 0,1 mol

sisa

Na2SO3
0,1 mol

= 0,233 mol

= 0,03 mol

0,001 mol

0,03 mol

= 0,05 mol
0,05 mol 0,1 mol

Sedangkan, persamaan pembuatan tiokol adalah


Cl-CH2- CH2- Cl + 2Na2S6,5 (-Cl-CH2- CH2- S6,5-)2 + 4NaCl
m:

0,254 mol

b:

0,03 mol

0,03 mol
= 0,015 mol

s:

0,139 mol

= 0,015 mol
-

0,015 mol

= 0,06 mol
0,06 mol

berat molekul tiokol = 472 gr/mol


mol tiokol

gr tiokol

= ( mol tiokol) x ( berat molekul tiokol )


= 0,015 mol x 472 gr/mol
= 7,08 gr

jadi, gram tiokol berdasarkan perhitungan stoikioketri adalah 7,08 gr

berat molekul NaCl = 58,5 gr/mol


massa NaCl = ( mol NaCl ) x ( berat molekul NaCl )
= 0,06 mol x 58,5 gr/mol
= 3,51 gr
Perolehan produk berdasarkan Percobaan
Tiokol yang didapatkan berdasarkan praktikum = 5,45 gr
Filtrat yang didapatkan pada penyarigan yang terakhir = 137,75 gr
Yield tiokol

x 100 %

x 100%

= 76,97 %
Pembahasan
Oleh : Nenden Rochmah/08414022
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuat karet sintetis (tiokol) dalam
skala laboratorium. Tiokol ini didapatkan dengan polimerisasi kondensasi yaitu
proses penggabungan molekul tunggal membentuk molekul besar dengan
melepaskan molekul lain sebagai hasil samping. Tiokol dibuat dengan cara
pemanasan campuran dikloro etana dengan natrium polisulfida (Na2Sx) dengan
membebaskan natrium klorida sebagai hasil samping. Namun, natrium polisulfida
harus dibuat terlebih dahulu dengan mereaksikan 4 gr natrium hidroksida yang
dilarutkan dalam 100 ml aquades dengan 7,5 gram belerang. Labu yang berisi
belerang dan larutan NaOH tersebut dipanaskan diatas penangas air dengan
kisaran suhu 70-80 oC. Suhu ini harus tetap dijaga karena bila suhu terlalu tinggi
maka sulfur dapat terbakar, karena memiliki sifat mudah terbakar.
Reaksi yang terjadi saat pembuatan natrium polisulfida adalah
6NaOH

+ (2x + 1)S

2Na2Sx

+ 3H2O

Na2SO3

Sedangkan, reaksi yang terjadi saat pembuatan tiokol adalah


Cl CH2 CH2 Cl + nNa2Sx ( CH2 CH2 Sx ) n + 2NaCl
1,2 dikloro etana

Natrium

tiokol

Polisulfida
Tiokol yang didapatkan berdasarkan praktikum adalah 5,45 gr; sedangkan
tiokol yang seharusnya didapatkan berdasarkan perhitungan stoikiometri adalah
7,08 gr. Hal ini mungkin saja dikarenakan campuran natrium polisulfida dan 1,2
dikloro etana belum terkonversi secara sempurna. Berdasarkan perhitungan yield
yang didapatkan adalah 76,97%.
Pada praktikum kali ini, praktikan membandingkan sifat kelarutan antara
karet gelang, getah karet alam ,dan tiokol dengan cara mereaksikannya dengan
larutan NaOH 6%, benzena, dan HCl 3%. Getah karet alam ini didapatkan dari
getah pohon beringin yang masih satu suku dengan pohon karet. Berdasarkan
hasil praktikum terlihat bahwa karet gelang hanya larut pada benzena yang
merupakan yang merupakan pelarut organik. Sedangkan, pada larutan HCl 37%
dan NaOH 6% karet gelang tidak larut. Pada pengujian terhadap getah karet alam,
getah karet alam larut sempurna pada benzena. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa ketahanan karet alam terhadap minyak dan pelarut
hydrocarbon sangat buruk. Pada Na0H 6%, getah karet alam tidak larut.
Sedangkan, pada pengujian getah karet alam dengan HCl 37% getah karet alam
tidak larut tetapi warna larutan berubah menjadi berwarna biru. Dan pengujian
yang terakhir dilakukan pada tiokol. Hasil pengujian menunjukan bahwa tiokol
tidak terlarut, baik pada HCl 37%, NaOH 6%, maupun pada benzena. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tiokol tidak dapat larut pada minyak
dan pelarut organik yang salah satunya adalah benzena. Tiokol sebagai karet
sintetis mempunyai ketahanan yang baik (kelarutan yang buruk) terhadap pelarut
organik seperti benzena, sedangkan karet gelang dan getah karet alam mempunyai
ketahanan yang buruk (kelarutan yang baik) terhadap benzena yang merupakan
salah satu pelarut organik .

Kesimpulan
1) Tiokol dapat dibuat dengan polimerisasi kondensasi
2) Tiokol dapat dibuat dengan pemanasan campuran 1,2 dikloro etana
dengan natrium polisulfida dengan membebaskan natrium klorida sebagai
hasil samping.
3) Proses pembuatan karet sintetis (tiokol) meliputi beberapa tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pembuatan Natrium Polisulfida, dan tahap
pembuatan tiokol.
4) Tiokol yang didapatkan sebanyak 5,45 gr.
5) Yield tiokol yang didapatkan adalah 76,97%.
6) Tiokol sebagai karet sintetis mempunyai ketahanan yang baik (kelarutan
yang rendah) terhadap pelarut organik seperti benzena, sedangkan karet
gelang dan getah karet alam mempunyai ketahanan yang buruk (kelarutan
yang tinggi) terhadap pelarut organik.

DAFTAR PUSTAKA

http://industrikaret.wordpress.com/2008/05/12/hello-world/
Diposkan oleh DAS VENCHES di 08:09
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prof. Ir. Surdia Tata MS. Met. E.,dkk.2005.PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK.


Pradnya Paramita:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai