Dosen Pembimbing
Kelompok
: Tujuh
Nama
: Nenden Rochmah
NIM
: 08414022
Rekan praktikum
: Rio Febrianto/08414023
Rizki Zahrarianti/08424024
Tanggal Praktikum
Tanggal Penyerahan
: 29 September 2009
: 5 Oktober 2009
I.
Tujuan Percobaan
Dasar Teori
tunggal membentuk molekul besar dengan melepaskan molekul lain sebagai hasil
sampingan.
Dalam hal ini, tiokol disebut polimer kondensasi, karena tiokol dapat dihasilkan
dari pemanasan campuran dikloro etana dengan natrium polisulfida (Na 2Sx) dan
membebaskan natrium klorida sebagai hasil samping.
Reaksinya dapat dituliskan :
Cl CH2 CH2 Cl + nNa2Sx ( CH2 CH2 Sx ) n + 2NaCl
1,2 dikloro etana
Natrium
tiokol
polisulfida
Natrium polisulfida dapat dihasilkan dari reaksi larutan natrium hidroksida
dengan belerang sesuai persamaan reaksi berikut :
6 NaOH + ( 2X + 1 ) S 2 Na2Sx + 3H2O + Na2SO3
Tiokol atau karet sintetis (karet polisulfida) yang dihasilkan mempunyai sifat
mekanis tidak sebaik karet alam, tetapi tiokol ini sangat tahan terhadap minyak
dan pelarut organik. Oleh karena itu, tiokol dapat diunakan gasket, pipa saluran
bahan bakar minyak. tiokol mempunyai masa jenis 1,5-1,6 dan agak jelek dalam
kekuatan tarik dan kekenyalannya. Bersifat unggul dalam ketahanan minyak dan
pelarut, dan menguntungkan dalam ketahanan dalam ketahanan terhadap cuaca
dan ketahanan terhadap ozon.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi serupa susu
(dikenal sebagai lateks) dari getah beberapa jenis tumbuhan, tetapi dapat juga
diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari lateks yang
digunakan untuk membuat karet adalah para atau Hevea brasiliensis (suku
Euphorbiaceae). Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar
cairan kental yang kemudian ditampung.
Tumbuhan lainnya yang menghasilkan lateks di antaranya adalah anggota suku
ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo
manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Tumbuhan tersebut bukanlah
sumber utama karet, namun pada Perang Dunia II persediaan karet orang Jerman
dihambat, mereka mencoba sumber-sumber di atas, sebelum penciptaan karet
sintetis. Diyakini dinamai oleh Joseph Priestley, yang pada 1770 menemukan
lateks yang dikeringkan dapat menghapus tulisan pensil.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat
molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000.
Sifat-sifat Karet Alam :
III.
g. Neraca analitis
h. Statif dan klem
i. Plat tetes (tabung reaksi)
j. Pendingin (kondensor)
k. Termometer
l. Coronog Buchner
m. Pipet ukur 25 ml
n. Bola penghisap
o. Spatula
p. Gelas ukur 500 ml
q. Pipet tetes
r. Oven
Bahan :
a. Natrium hidroksida padat (NaOH)
b. 1,2 dikloro etana
c. Aquades
d. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 6 %
e. Belerang padat (S)
f. Kertas saring
g. Asam klorida (HCl) 37 %
h. Benzena
IV. SKEMA KERJA
Proses pembuatan tiokol dapat dilakukan dengan tiga langkah kerja yaitu :
Persiapan
Pembuatan Natrium
Sulfida (Na2Sx)
Pembuatan tiokol
Persiapan
7,5 gram
belerang
dalam labu
bulat
Hentikan pemanasan
setelah hampir semua
belerang larut (larutan
berwarna coklat tua)
Dinginkan larutan
sampai temperatur
ruangan.
Pembuatan tiokol
filtrat yang
disimpan
20 ml 1,2
dikloroetana
Labu
bulat
Amati dan
catat setiap
menit
peristiwa
selama
pemanasan.
Keselamatan Kerja
NaOH dan HCl pekat bersifat korosif dan daapat mengiritasi, apabila
bahan ini mengenai kulit dapt menyebabkan luka dan apabila bahan ini
terhirup dapat luka dan apabila bahan ini terhirup dapat menyulitkan
pernapasan. Bahaya larutan encer tidak separah larutan pekat;
Belerang merupakan zat yang mudah tebakar. Oleh karena itu, bahan ini
harus dijahkan dari nyala api;
Apabila terkena bahan di atas atau setelah selesai praktikum harus dicuci
dengan air bersih.
V. DATA PERCOBAAN
Persiapan
Berat
Berat/
Berat
Natrium
Jenis
2,13
volume
4,0
molekul
39,99771
Hidroksida
gr/ml
gram
gr/mol
2.
Belerang
2,07
7,5
32,006
3.
1,2 dikloro
gr/ml
1,26
gram
20 ml
gr/mol
98,97
C2H4Cl2
etana
gr/ml
Massa
gr/mol
No.
Nama zat
1.
Rumus
Mol
Tl
Td
NaOH
0,1 mol
318C
1390C
(604 F)
(2534
0,234
112,8
F)
444,6C
mol
0,254
C
-35C
83C
mol
= 25,2
gr
4.
Benzene
5.
Asam
klorida
1,18
gr/ml
78,5
gr/mol
36,46
gr/mol
C6H6
5.42
80.2
HCl
-27.32
48
Pembuatan Polisulfida
Waktu
Temp.
Temp.
Temp.
(menit)
set
penangas
reaktor
75C
58,5C
75C
75C
Pengamatan
perubahan apapun
Terbentuk serbuk
Belerang belum
terlarut
80C
79C
20
100C
80C
berwarna orange
kecoklatal yang
menempel di
100C
10
Keterangan
Belerang sudah
dinding labu
Terbentuk sedikit
mulai terlarut
belerang sudah
larutan coklat
larut, tetapi
Larutan berwarna
tidak
coklat
semuanya.
Larutan berawarna
coklat
30
100C
Hampir semua
75C
73C
belerang sudah
terlarut
Pembuatan tiokol
Waktu
Temp. set
(menit)
10
80C
80C
Temp.
Temp.
penangas
reator
80C
80C
71C
74C
Pengamatan Keterangan
Belum
Larutan
terjadi
belum
perubahan
berwarna
apapun
kuning yang
Belum
jerrnih
Larutan
terlihat
belum
20
80C
80C
70C
terbentuknya
berwarna
gumpalan
kuning yang
kuning.
Terbentuk
jerrnih
Larutan
gumpalan
menjadi
kuning yang
berwarna
merupakan
kuning
tiokol
jernih.
Perbedaan Sifat Kelarutan Getah Karet Alam, Karet gelang, dan Tiokol
Pengujian
Jenis Karet
Getah Karet
NaOH 6 %
HCl 37 %
Getah karet alam tidak Getah karet alam
Benzena
Getah karet alam
Alam (dari
larut sempurna
pohon
ditambah larutan
setelah ditambah
larutan Benzena.
Beringin)
warnanya berubah
menjadi berwarna
biru.
Karet Gelang
Karet gelang
melarut setelah
melarut setelah
menyerap
ditambah larutan
ditambah larutan
benzena secara
NaOH 6%.
HCl 37%.
keseluruhan,
sehingga benzena
yang
ditambahkan
tidak terlihat pada
plat tetes.
Tiokol
Tiokol tidak
Tiokol tidak
melarut setelah
setelah ditambah
melarut setelah
ditambah larutan
ditambah larutan
NaOH 6%.
Benzena.
Perhitungan Stoikiometri
pembuatan natrium polisulfida
6NaOH
4 gr
+ (2x + 1)S
7,5 gr
Menentukan nilai x
2Na2Sx
+ 3H2O
Na2SO3 +
Na2SO3
+ 14S
0,234 mol
2Na2S6,5
+ 3H2O
: 0,1 mol
sisa
Na2SO3
0,1 mol
= 0,233 mol
= 0,03 mol
0,001 mol
0,03 mol
= 0,05 mol
0,05 mol 0,1 mol
0,254 mol
b:
0,03 mol
0,03 mol
= 0,015 mol
s:
0,139 mol
= 0,015 mol
-
0,015 mol
= 0,06 mol
0,06 mol
gr tiokol
x 100 %
x 100%
= 76,97 %
Pembahasan
Oleh : Nenden Rochmah/08414022
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuat karet sintetis (tiokol) dalam
skala laboratorium. Tiokol ini didapatkan dengan polimerisasi kondensasi yaitu
proses penggabungan molekul tunggal membentuk molekul besar dengan
melepaskan molekul lain sebagai hasil samping. Tiokol dibuat dengan cara
pemanasan campuran dikloro etana dengan natrium polisulfida (Na2Sx) dengan
membebaskan natrium klorida sebagai hasil samping. Namun, natrium polisulfida
harus dibuat terlebih dahulu dengan mereaksikan 4 gr natrium hidroksida yang
dilarutkan dalam 100 ml aquades dengan 7,5 gram belerang. Labu yang berisi
belerang dan larutan NaOH tersebut dipanaskan diatas penangas air dengan
kisaran suhu 70-80 oC. Suhu ini harus tetap dijaga karena bila suhu terlalu tinggi
maka sulfur dapat terbakar, karena memiliki sifat mudah terbakar.
Reaksi yang terjadi saat pembuatan natrium polisulfida adalah
6NaOH
+ (2x + 1)S
2Na2Sx
+ 3H2O
Na2SO3
Natrium
tiokol
Polisulfida
Tiokol yang didapatkan berdasarkan praktikum adalah 5,45 gr; sedangkan
tiokol yang seharusnya didapatkan berdasarkan perhitungan stoikiometri adalah
7,08 gr. Hal ini mungkin saja dikarenakan campuran natrium polisulfida dan 1,2
dikloro etana belum terkonversi secara sempurna. Berdasarkan perhitungan yield
yang didapatkan adalah 76,97%.
Pada praktikum kali ini, praktikan membandingkan sifat kelarutan antara
karet gelang, getah karet alam ,dan tiokol dengan cara mereaksikannya dengan
larutan NaOH 6%, benzena, dan HCl 3%. Getah karet alam ini didapatkan dari
getah pohon beringin yang masih satu suku dengan pohon karet. Berdasarkan
hasil praktikum terlihat bahwa karet gelang hanya larut pada benzena yang
merupakan yang merupakan pelarut organik. Sedangkan, pada larutan HCl 37%
dan NaOH 6% karet gelang tidak larut. Pada pengujian terhadap getah karet alam,
getah karet alam larut sempurna pada benzena. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa ketahanan karet alam terhadap minyak dan pelarut
hydrocarbon sangat buruk. Pada Na0H 6%, getah karet alam tidak larut.
Sedangkan, pada pengujian getah karet alam dengan HCl 37% getah karet alam
tidak larut tetapi warna larutan berubah menjadi berwarna biru. Dan pengujian
yang terakhir dilakukan pada tiokol. Hasil pengujian menunjukan bahwa tiokol
tidak terlarut, baik pada HCl 37%, NaOH 6%, maupun pada benzena. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tiokol tidak dapat larut pada minyak
dan pelarut organik yang salah satunya adalah benzena. Tiokol sebagai karet
sintetis mempunyai ketahanan yang baik (kelarutan yang buruk) terhadap pelarut
organik seperti benzena, sedangkan karet gelang dan getah karet alam mempunyai
ketahanan yang buruk (kelarutan yang baik) terhadap benzena yang merupakan
salah satu pelarut organik .
Kesimpulan
1) Tiokol dapat dibuat dengan polimerisasi kondensasi
2) Tiokol dapat dibuat dengan pemanasan campuran 1,2 dikloro etana
dengan natrium polisulfida dengan membebaskan natrium klorida sebagai
hasil samping.
3) Proses pembuatan karet sintetis (tiokol) meliputi beberapa tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pembuatan Natrium Polisulfida, dan tahap
pembuatan tiokol.
4) Tiokol yang didapatkan sebanyak 5,45 gr.
5) Yield tiokol yang didapatkan adalah 76,97%.
6) Tiokol sebagai karet sintetis mempunyai ketahanan yang baik (kelarutan
yang rendah) terhadap pelarut organik seperti benzena, sedangkan karet
gelang dan getah karet alam mempunyai ketahanan yang buruk (kelarutan
yang tinggi) terhadap pelarut organik.
DAFTAR PUSTAKA
http://industrikaret.wordpress.com/2008/05/12/hello-world/
Diposkan oleh DAS VENCHES di 08:09
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas