Anda di halaman 1dari 15

Utari-13012087| Sabrina Rizqi A.

-13012093|Luthfan Nur Dwianto - 13012111

Jackindo Group
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN DAN PRODUK
Jackindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pangan dan fokus pada
produksi makanan ringan (snack) siap saji dengan bahan dasar nangka. Jackindo berdiri
sejak 27 Maret 2015 dengan basis produksi terletak di Kota Bandung. Salah satu produk
unggulan dari Jackindo adalah produk risoles instan dengan merek Solenak. Solenak
merupakan makanan ringan yang memanfaatkan biji nangka yang telah ditepungkan
sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam membuat kulit risoles. Selain
memanfaatkan biji nangka yang telah ditepungkan, Solenak menggunakan daging buah
nangka yang dimanfaatkan sebagai filling yang dipadukan dengan keju mozzarella.
Dengan paduan bahan baku berkualitas tinggi, Solenak memiliki rasa yang renyah di
bagian luar dengan sensasi lembut di bagian dalamnya. Creamy Inside, Crispy Outside.

1.1.

Visi dan Misi


a. Visi
1.

Menjadikan bahan pangan asli Indonesia sebagai bahan pangan yang


dapat digunakan secara luas dengan tingkat penggunaan yang tinggi

2.

Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum dan


tepung terigu

3.

Memproduksi bahan pangan siap saji yang dapat diterima segala lapis
masyarakat dengan segala kemudahan dalam pembuatannya.

b. Misi
1.

Memanfaatkan bagian-bagian buah nangka seperti biji nangka dan daging


buah nangka sebagai bahan pangan yang memiliki tingkat penggunaan
yang tinggi dengan meningkatkan harga jual bahan-bahan pangan
tersebut.

2.

Membuat produk Solenak dengan memanfaatkan tepung biji nangka dan


daging buah nangka yang memiliki daya tarik dan harga jual yang tinggi.

3.

Melakukan analisis pasar untuk menentukan target konsumen dan


pemasaran Solenak
Halaman 1

Jackindo Group
4.

Melakukan dan memperluas pemasaran produk Solenak sehingga dapat


tersebar di masyarakat luas

1.2.

Gambaran Produk

a. Keunikan Produk
Solenak merupakan produk risoles yang menawarkan sensasi berbeda dalam
mengonsumsinya.

Solenak

merupakn

produk

yang

unik

dengan

memanfaatkan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi tepung terigu


dalam pembuatan kulit renyah dari produk Solenak tersebut. Selain itu,
campuran daging buah nangka dan tepung mozzarella di dalam risoles
tersebut merupakan paduan lezat dengan sensasi rasa manis dan gurih yang
seimbang dengan tekstur lembut, creamy inside, crispy outside.

Risoles

dengan paduan rasa manis dan gurih merupakan hal yang belum umum
ditemukan pada produk risoles lainnya.
b. Keunggulan Produk
Solenak dengan pemanfaatan tepung biji nangka pada proses pembuatannya
menghasilkan produk risoles dengan tingkat kalori yang lebih rendah
dibanding dengan produk risoles pada umumnya yang dibuat dengan
menggunakan tepung terigu seluruhnya. Selain itu, kandungan daging buah
nangka yang terdapat pada Solenak memberikan asupan vitamin A pada
konsumen Solenak. Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
Solenak, konsumen akan meneriman bukan hanya rasa lezat yang dimiliki oleh
Solenak tetapi juga kandungan nutrisi baik yang dimiliki oleh Solenak.
1.3.

Model Bisnis
Model bisnis yang akan dilakukan dan dijalankan oleh Jackindo sebagai produsen
utama dari Solenak adalah dengan mendistribusikan Solenak ke pasar modern
dan tradisional dengan media penyimpanan berupa freezer. Produksi Solenak
dilakukan secara rumahan dengan tingkat produksi semi-industri. Penyebaran

Halaman 2

Jackindo Group
informasi tentang produk dilakukan dengan media promosi salah satunya media
social.
1.4.

Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)
1. Solenak memiliki kandungan vitamin A dan kalori yang lebih rendah
dibanding dengan produk risoles lain.
2. Dengan bahan baku berupa tepung biji nangka akan mengurangi
ketergantungan terhadap kebutuhan tepung terigu sebagai bahan baku
penyusun meskipun tidak sepenuhnya menggantikan tepung terigu
3. Solenak yang dijual dalam kemasan vacuum dan telah dimasak setengah
matang menghasilkan produk risoles dengan shelf life yang lebih lama bila
disimpan dalam freezer.
4. Solenak yang dijual dalam bentuk setengah matang, dapat dikonsumsi
secara instan hanya dengan menggorengnya dalam waktu yang singkat.
b. Weakness (Kelemahan)
a. Bila tidak disimpan dalam freezer, daya tahan dan shelf life dari Solenak
akan menurun.
b. Pemasakan dengan temperatur yang terlalu tinggi dapat menghasilkan
produk Solenak matang yang gosong (overcooked)
c. Opportunity (Kesempatan)
1. Berkembangnya budaya serba instan salah satunya dalam mengonsumsi
produk pangan instan
2. Terdapatnya kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi
makanan ringan sebagai pendamping dalam beraktivitas
3. Masih belum terlalu berkembangnya produk pangan dengan tepung biji
nangka sebagai bahan bakunya

Halaman 3

Jackindo Group
d. Threat (Ancaman)
1. Sudah terdapatnya produk risoles lainnya yang dapat menjadi persaingan
dengan produk yang sudah lebih terlebih dahulu ada di pasaran.
2. Terdapatnya halangan bagi masyarakat yang mengkhawatirkan kandungan
kolesterol yang tinggi pada produk yang digoreng.

Halaman 4

Jackindo Group
BAB II
JUSTIFIKASI ANGGARAN
2.1.

Peralatan Penunjang
Tabel 2.1. Data Anggaran Peralatan Penunjang Produksi
Jenis Barang

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga Satuan
(Rp)

Biaya (Rp)

Kompor gas

Untuk produksi

450000

450000

Penggorengan

Untuk produksi

250000

250000

Subtotal untuk produksi selama 1 bulan (Rp)


2.2.

700000

Bahan Habis Pakai


Tabel 2.2. Data Anggaran Bahan Habis Pakai

Justifikasi
Kuantitas
Pemakaian
Buah Nangka (kg)
Bahan Baku Risoles
30
Susu (karton)
Bahan Baku Risoles
40
Keju Mozarella (gram)
Bahan Baku Risoles
4000
Tepung Roti (kg)
Bahan Baku Risoles
10
Minyak Goreng (liter)
Bahan Baku Risoles
40
Tepung Biji Nangka (kg)
Bahan Baku Risoles
10
Tepung Terigu (kg)
Bahan Baku Risoles
40
Packaging (buah)
Bahan Baku Risoles
200
Tabung gas 12 kg
Untuk produksi
1
Subtotal untuk produksi selama 1 bulan (Rp)
Jenis Barang

2.3.

Harga Satuan
(Rp)
25000
12000
200
24000
15000
30000
12000
3000
141000

Biaya (Rp)
750000
480000
800000
240000
600000
300000
480000
600000
141000
4391000

Lain-Lain
Tabel 2.3. Data Anggaran Kebutuhan Lain dalam Proses Produksi

Jenis Barang
print poster

Justifikasi
Harga Satuan
Pemakaian
Kuantitas (Rp)
Biaya (Rp)
Publikasi
100
850
85000
Subtotal untuk produksi selama 1 bulan (Rp)
85000
Total keseluruhan untuk produksi selama 1 bulan (Rp)
5176000

Halaman 5

Jackindo Group
BAB III
Pemasaran

3.1.

Sektor Industri

Industri makanan ringan merupakan industri yang sangat marak dan


tersebar di seluruh Indonesia mulai dari industry kecil sampai industry besar.
Walaupun statusnya merupakan camilan yang sering dianggap sebagai makanan
sampingan, tidak jarang makanan ringan lebih sering dikonsumsi dibanding
makanan pokok. Kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan
telah banyak berubah dan berkembang seiring dengan tuntutan pekerjaan dan
jaman. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan kebutuhan semakin bertambah
sehingga banyak ibu rumah tangga akhirnya ikut membantu suaminya bekerja dan
berakibat meningkatnya aktivitas masyarakat. Hal tersebut menjadi pemicu
perubahan pola konsumsi makanan. Jaman sekarang masyarakat terdorong untuk
memilih makanan yang praktis penyajiannya.
Salah satu produk makanan ringan yang kami soroti saat ini yaitu produk
risoles. Risoles merupakan makanan ringan yang terdiri dari isi dan kulit risoles. Isi
risoles dapat bermacam-macam mulai dari sayuran, daging, dan telur. Produk yang
kami tawarkan adalah SOLENAK yang merupakan campuran potongan buah
nangka dengan tepung jagung dan dibalut kulit yang terbuat dari campuran tepung
terigu dan tepung biji nangka. Produk ini menyajikan sensasi rasa baru berupa rasa
manis dan disajikan dalam bentuk mentah siap goreng. Sampai saat ini, belum ada
industry yang mengeluarkan produk sejenis dengan yang kami tawarkan.

3.2.

Target Pasar
Pasar yang dituju dalam bisnis Risoles ini adalah ibu rumah tangga dan
mahasiswa. Kalangan ini merupakan kategori masyarakat yang menyukai produk
kudapan ringan namun membutuhkan kepraktisan di tengah kegiatan masyarakat
yang semakin padat.

Halaman 6

Jackindo Group

3.3.

Pemasaran Produk

Pemasaran produk dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:


1. Internet
Dibuat website berisi deskripsi produk dan menampilkah gambar contoh
produk, harga, dan halaman pemesanan. Selain itu juga dapat menggunakan
akses medial social (Instagram, facebook, twitter) yang merupakan cara
praktis dan relative tidak memerlukan biaya yang terlalu besar dibandingkan
iklan melalui koran, majalah, dan radio.
2. Pameran
Mengikuti berbagai macam pameran produk untuk mengundang investor hadir
dan melihat produk. Event sejenis ini belakangan menjadi trend dengan
pangsa pasar utamanya adalah anak muda dan ibu rumah tangga.
3. Pamflet/Brosur
Menyebarkan selebaran yang berisi informasi tentang produk dengan desain
yang menarik.

Halaman 7

Jackindo Group
BAB IV
KEUANGAN
4.1.

Anggaran Biaya
Dalam melakukan proses produksi Solenak, Jackindo Group mengeluarkan biaya
yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. untuk satu batch produksi.
Tabel 4.1. Anggaran Biaya Proses Produksi Solenak
No
1
2
3

4.2.

Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang
Bahan habis pakai
Lain - lain
Jumlah

Biaya (Rp)
700000
4391000
85000
5176000

Perhitungan Keuntungan

Dalam setiap bulannya, kami menargetkan dapat menjual produk Risoles


Nangka SOLENAK sebanyak 200 bungkus berisi 10 buah risoles dengan harga
Rp 35.000. Sehingga, pemasukkan yang didapatkan dari penjualan produk Risoles
Nangka SOLENAK adalah sebesar Rp 7.000.000 perbulan. Jika diselisihkan
antara pemasukkan dan pengeluaran, maka didapatkan keuntungan perbukan
dari penjualan Risoles Nangka SOLENAK adalah sebesar Rp 1.824.000
perbulan.
4.3.

Analisis Kelayakan Usaha

Dalam menganalisis kelayakan usaha, dapat dilakukan dengan menganalisis


beberapa parameter, yaitu:
a. BEP
BEP atau Break Even Point adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran
dan pendapatan seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.

Halaman 8

Jackindo Group
BEP volume produksi

= Biaya tetap/margin per unit produk


= (Rp 700.000 + Rp 85.000)/Rp 21.955
= 35,75 = 36 bungkus

Artinya, dengan menjual 36 bungkus tersebut, kami telah balik modal.


b. R/C Ratio
R/C ratio merupakan perbandingan antara seluruh pemasukkan dengan biaya
produksi. Sebuah usaha dapat dikatakan layak jika nilai R/C lebih besar dari
1,00.
R/C Ratio

= Pemasukkan perbulan/Pengeluaran perbulan


= Rp 7.000.000/Rp 5.176.000
= 1,35

Dengan demikian, payback period dari usaha ini dapat dihitung sebagai berikut
Keuntungan perproduk

= keuntungan perbulan/Target penjualan


= Rp 1.824.000/200
= Rp 9.120


( )( )

5.176.000
(20036)( 9.120)

= 3,46

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa total modal dapat dikembalikan
dalam waktu 4 bulan.

Halaman 9

Jackindo Group
LAMPIRAN A
DIAGRAM HACCP
Proses pembuatan tepung pisang ini memiliki beberapa macam hazard yang mungkin
terjadi dan ditampilkan dalam Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Analisis hazard proses pembuatan Solenak
UNIT/PROSES
Persiapan nangka

HAZARD

Proses pemotongan dan


penghalusan daging buah
nangka

Terjadinya kontaminasi
dari getah nangka
yang terbawa pada
proses persiapan
nangka
Kontaminasi dari
kotoran-kotoran
seperti pasir atau
kerikil
Terjadinya kerusakan
pada alat pemotong
sehingga
dapat
mengakibatkan
pecahnya
blade
pemotong
dan
tercampur
pada
adonan

KONTROL/TINDAKAN

Pencampuran tepung roti


pada kulit risoles

Terdapatnya
kontaminasi kotoran
pada tepung roti yang
digunakan

Proses penggorengan

Terkelupasnya lapisan
pada alat
penggorengan
sehingga
mengontaminasi
produk hasil
penggorengan

Melakukan pencucian
terhadap buah nangka
hingga bersih
Dilakukan quality check
pada nangka yang telah
dibersihkan

Melakukan
kontrol
rutin
pada
alat
pemotong
Mengidentifikasi tandatanda kerusakan pada
alat sehingga dapat
mengetahui
indikasi
terjadinya kerusakan
alat
Perawatan rutin pada
alat pemotongan dan
penghalusan nangka
Menyaring tepung roti
dan
membersihkan
segala
kontaminasi
kotoran yang terdapat
pada tepung roti
Melakukan
kontrol
ketat pada seluruh
komponen
yang
berperan dalam proses
penggorengan
Perawatan rutin pada
alat penggorengan

Halaman 10

Jackindo Group
Tabel 5.1. Analisis hazard proses pembuatan Solenak (lanjutan)
Proses pengemasan
Proses
pengemasan Dilakukan
kontrol
tidak
berlangsung
dalam pada setiap
secara
sempurna
produk
hasil
sehingga
terdapat
pengemasan
lubang pada plastik
vakum pembungkus
Pengemasan Solenak
tidak
menghasilkan
kondisi
benar-benar
vakum

Halaman 11

Jackindo Group
LAMPIRAN B
DIAGRAM ALIR PROSES

Pencampuran
tepung terigu dan
tepung biji nangka

Pembentukkan
adonan menjadi
kulit

Pencampuran
tepung dengan
susu dan garam

Didiamkan

Margarin
dilelehkan

Adonan
dicampurkan
dengan margarin

Penyimpanan kulit
di lemari
pendingin

Gambar B.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Kulit Risoles

Buah Nangka
dihaluskan

Campuran
dipanaskan
hingga kental

Nangka dicampur
dengan garam
dan maizena

Campuran
ditambahkan air

Gambar B.2. Diagram Alir Proses Pembuatan Isi Risoles

Halaman 12

Jackindo Group
Kulit risoles
disiapkan

Risoles direndam
dalam putih telur

Risoles direndam
dalam tepung
panir

Isi risoles
diletakkan diatas
kulit

Tepung panir
diayak

Risoles digoreng
setengah matang

Keju diletakkan
diatas isi risoles

Pembentukkan
kulit risoles

Gambar B.3. Diagram Alir Proses Pembentukan Risoles Cepat Saji

Risoles
dikeringkan
dari minyak

Kemasan
risoles ditutup

Risoles
diletakkan
dalam plastik

Kemasan
risoles divakum

Gambar B.4. Diagram Alir Proses Pengemasan Risoles

Halaman 13

Jackindo Group
LAMPIRAN C
PENGOLAHAN LIMBAH
Dalam proses pembuatan Risoles Nangka SOLENAK, dihasilkan juga limbah berupa:
1. Minyak goreng sisa
Minyak goreng sisa atau yang biasa dikenal sebagai minyak jelantah masih dapat
dimanfaatkan. Minyak jelantah salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai sumber
biodiesel. Biodiesel tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan,
seperti yang telah diaplikasikan di Denpasar, Bali. Namun, untuk mengubah
minyak jelantah menjadi biodiesel tidak mudah, sehingga cenderung sulit untuk
dilakukan dalam industri rumahan. Selain sebagai biodiesel, minyak jelantah juga
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun.
2. Kulit nangka
Kulit nangka juga menjadi limbah yang cukup memberi masalah bagi industri ini.
Namun, pada dasarnya kulit nangka dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber energi, misalnya dapat berpotensi menjadi sumber bahan bakar sehingga
dapat mengurangi biaya produksi dari industri ini.

Halaman 14

Anda mungkin juga menyukai