OLEH
UNIVERSITAS WARMADEWA
PRODI AKUNTANSI
DENPASAR
BAB I
PENDAHULUAN
Oreo adalah nama dagang dari sejenis biskuit yang diproduksi oleh Nabisco,
pertama kali pada 1912. Terdiri dari dua wafer coklat dengan krim putih di tengahnya.
Salah satu cara populer untuk memakan Oreo adalah dengan mencelupkannya ke dalam
susu. Selain itu Oreo juga digunakan untuk bahan baku untuk makanan lain, misalnya
milkshake, dan es krim. Di Indonesia, Oreo diproduksi oleh PT. Kraft Indonesia atau Kraft
Foods Indonesia.
Bahan baku utama produksi Oreo adalah susu, dimana produksi Oreo di Indonesia
sebagian besar bahan bakunya dipasok dari dalam negeri. Meskipun 10% dari bahan baku
(susu) Oreo tersebut diperoleh dari luar negeri atau impor, namun tetap dalam lisensi
Nabisco.
Selain tepung juga terdapat susu dan keju, susu diperoleh dari penyuplai susu yang
biasa menampung susu perahan langsung dari para peternak sapi perah. Sedangkan keju
didapat dari pabrik keju, pabrik keju ini memperoleh susu dari penyuplai susu yang sama
dengan penyuplai susu yang menyuplai perusahaan biscuit kaleng. Untuk telur diperoleh
dari peternak telur ayam yang biasa menjualnya kepada penyuplai telur kemudian sampai
ke pabrik biscuit. Gula diperoleh langsung daripabrik gula, dimana bahan bakunya
diperoleh langsung dari para petani tebu. Untuk sistem penjualan atau pendistribusian hasil
dari perusahaan biskuit kaleng ini pertama-tama dilakukan dengan oleh distributor,
distributor ini mengirimkan produk ke toko atau supermarket dan juga agen-agen yang
khusus menjual produk ini selanjutnya dapat sampai ke tangan konsumen.
1.2. Tujuan
PEMBAHASAN
Bisnis kuliner menjadi salah satu bentuk bisnis yang menjanjikan. Berbagai
macam jenis makanan bermunculuan dengan ragam kreatifitas menarik. Makanan
bisa dikreasikan menjadi makanan yang memiliki cita rasa dan nilai jual tinggi.
Salah satu makanan biasa yang sering kita temui adalah oreo dengan kandungan
kalsium yang tinggi. Namun masyarakat mulai jenuh dengan bentuk dan rasa oreo
yang biasa – biasa saja, tidak adanya inovasi baru.
Untuk itu diperlukan inovasi baru dalam mengolah oreo tersebut sehingga
penyajian oreo tidak monoton. Kami mencoba mengkreasikan orea tersebut dengan
mengolah oreo menjadi oreo goreng selain bentuk yang unik oreo goreng juga
mampu mengundang selera konsumen. Kelebihan oreo yang kami buat ada sensasi
rasa yang berbeda dari biasanya.
a. Strength
Strenght merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor
yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau bisnis itu sendiri. Kekuatan
usaha “ Oreo Goreng “
1. Keunggulan Produk
2. Kreativitas
b. Weakness
Weakness adalah kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. Kelemahan ” Oreo Goreng “
1. Banyaknya konsumen
2. System pemasaran
Pemasaran yang akan kami lakukan cukup mudah kami akan memasarkan di
lingkungan pasar dan sekolah – sekolah
d. Threats
Threats merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
menggangu organisasi, proyek atau bisnis itu sendiri. Ancaman bagi usaha ”
Oreo Goreng “
4.5 BauranPemasaran
a. Product :
Produk yang kami hasilkan adalah “Oreo goreng”, makanan kekinian yang unik dan
berbeda dari yang lain dengan sensasi rasa yang berbeda
b. Place :
Tempat untuk memasarkan “Oreo goreng” adalah di seputar Denpasar,
c. Price :
Harga yang kami tawarkan untuk satu pcs “Oreo goreng” adalah Rp 3000,00 dan
untuk satu kotak“Oreo goreng” adalah Rp 15.000,00
d. Promotion:
Kami melakukan promosi melalui:
1. Sosial Media
Kami melakukan promosi melalui sosial media seperti line, instagram, dan facebook
untuk memperkenalkan produk kami agar dikenal masyarakat luas dengan cara
meng-upload foto produk kami, apalagi sosial media merupakan sarana
penyampaian informasi tercepat dan sangat dekat dengan masyarakat.
2. Promosi Langsung
Kami melakukan promosi langsung ke SD, SMP, SMA, Kampus yang terdapat
disekitaran Denpasar. Promosi lainnya juga dengan menjual produk kami secara
langsung pada event-event yang ada di daerah Denpasar maupun kegiatan
kemahasiswaan dengan cara membuka stand dan kami akan memasarkan produk
kami langsung di area kampus.
V. RENCANA OPERASIONAL DAN PRODUKSI
Pimpinan
Tim Keuangan
Produksi
Pemasaran
Tim
Produksi
a. Pimpinan
Pimpinan bertanggung jawab untuk memimpin organisasi bisnis ini dengan
melakukan pengawasan, mengkoordinir, dan mengevalusi kegiatan kegiatan yang
dilakukan oleh departemen-departemen produksi, pemasaran, keuangan, serta riset dan
pengembangan. Adapun tanggung jawab yang dimiliki oleh pimpinan ini adalah
bertanggung jawab kepada seluruh anggota timnya untuk keberhasilan dan kemajuan
dari tim ini.
b. Departement Produksi
Departement Produksi mempunyai tugas untuk menyiapkan segala keperluan
untuk memproduksi “Oreo goreng” seperti menyiapkan segala bahan baku, bahan
penolong serta keperluan keperluan lain untuk memproduksi “Oreo goreng” ini, dan
dibantu oleh department riset dan pengembangan mencoba varian rasa yang unik sesuai
dengan selera konsumen atau trend pasar. Seluruh kegiatan departement produksi
bertanggung jawab pada pimpinan organisasi bisnis “Oreo goreng”.
c. Departement Pemasaran
Departement Pemasaran bertugas untuk memasarkan dan memperkenalkan produk
“Oreo goreng” ini ke masyarakat dengan menggunakan berbagai media yang potensial
untuk mendatangkan pembeli atau pelanggan, serta mempunyai tugas untuk menjalin
kerjasama kerjasama dengan pihak pihak terkait penjualan produk “Oreo goreng” ini.
d. Departement Keuangan
Departement Keuangan mempunyai wewenang untuk memberikan pilihan pilihan
kebijakan keuangan yang bisa diambil oleh manager dan berhak untuk mengetahui
secara detail tentang kebutuhan keuangan yang dibutuhkan oleh masing masing
department, membuat perencanaan, mengontrol, serta mengembangkan fungsi akuntansi
dalam organisasi bisnis ini serta bertanggung jawab atas keuangan organisasi bisnis ini,
bertanggung jawab untuk membuat laporan keuangan atas perusahaan ini, dan
menyediakan informasi informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan.
Seluruh kegiatan department keuangan bertanggung jawab pada pimpinan organisasi
“Oreo goreng”.
Tenaga kerja yang digunakan untuk bisnis “Oreo goreng” ini adalah sebanyak 2
orang dengan keterampilan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan
VII. ANALISIS KEUANGAN
a. Investasi Peralatan
a. Bahan Baku
Tepung 7.000,00 10kg 70.000,00
Telur 1.500,00 24pcs 36.000,00
Minyak 14.500,00 6lt 87.000,00
Gula 15.000,00 5kg 75.000,00
Susu Cair 18.500,00 5lt 92.500,00
b. Bahan Penolong
Oreo 15.000,00 50 bungkung 750.000,00
Total Rp. 1.110.500,00
“Oreo Goreng”
Laba rugi
Agustus 2017
Penjualan Rp. 3.000.000,00
Harga Pokok Produksi
Bahan Baku Rp. 360.000,00
Overhead Rp. 750.000,00
Total Harga Pokok Produksi ( Rp.1.110.500,00)
Laba Kotor Rp.1.889.500,00
Biaya
Biaya Administrasi dan Pemasaran
Listrik Rp. 10.000,00
Air Rp. 10.000,00
Telepon Rp. 10.000,00
Gaji Rp. 20.000,00
Biaya Lain-lain
Gas LPG Rp. 50.000,00
Biaya Tak Terduga Rp. 20.000,00
Total Biaya ( Rp. 120.000,00 )
Laba Bersih Rp. 1.769.500,00
Menurut perhitungan di atas, kita perlu 1,7 bulan untuk geting break even point
atau sekitar 1 bulan 7 hari.
BAB III
PENUTUP
Simpulan:
“Oreo goreng” adalah salah satu makanan unik dan nikmat dengan harga terjangkau
sehingga memiliki protensi yang besar.
Saran:
“Oreo goreng” disarankan untuk mengembangkan produksinya dan memperluas
usahanya.