Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN KLEPON SEBAGAI INOVASI INDUSTRI PANGAN

NASIONAL

“KLEPON INSTANT”

ESAI

Disusun untuk mengikuti Hi-Great Olympiads of Agroindustry

Diusulkan oleh:
1. Ferdy Widyawan Nugroho
2. Muhammad Nauval Ibrahim
3. Achmad Zidan Akbar

SMA NEGERI 2 LUMAJANG

KABUPATEN LUMAJANG

TAHUN 2017
PENGEMBANGAN KLEPON SEBAGAI INOVASI INDUSTRI PANGAN
NASIONAL

PENDAHULUAN

Saat ini sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan


Indonesia. Akan tetapi neraca nilai komoditasnya masih belum maksimal. Selain
itu, pasar yang padat dengan tingkat persaingan tinggi juga membuat masalah di
sektor pertanian makin sulit, ditambah dengan minimnya kreativitas dalam
mencoba hal-hal baru di dunia pangan, khususnya agroindustri.

Di Indonesia tingkat kreativitas dari penggerak industri pangan sangat


lemah. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya produk baru atau sistem baru. Para
pelaku industri pangan masih menggunakan sistem yang sama dari kurun waktu
lama. Kurangnya kreativitas ini menyebabkan industri pangan melemah dan
menyebabkan jumlah industry pangan di Indonesia sedikit.

Membentuk suatu bisnis industri pangan bukan suatu perkara yang mudah.
Modal adalah aspek yang penting dalam suatu bisnis (industri pangan). Penyebab
terbesar dari sulitnya mendapat modal adalah kurangnya kepercayaan para
investor kepada bisnis industri pangan lokal. Hal itu dikarenakan lemahnya
prospek keuntungan yang ditawarkan. Kurangnya kreativitas dan invovasi dari
para produsen juga penyebab investor takut untuk menanamkan modalnya pada
industry pangan ini.

Persaingan dalam industri pangan begitu ketat. Menurut data dari


Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
pertumbuhan industro ini mencapai 8 persen yang merupakan angka terbesar di
tahun 2016. Belum lagi persaingan dengan industri luar negeri yang masuk ke
dalam negeri yang membawa inovasi yang lebih menjanjikan. Karena besarnya
persaingan ini menyebabkan banyak pelaku industri pangan yang memilih
hengkang dari bisnis ini. Akibatnya produktivitas yang dihasilkan rendah.

Perlu ada produk baru atau inovasi dari suatu produk yang telah ada.
Produk yang ada lebih dikembangkan dalam berbagai aspek. Dengan produk baru,
diyakini mampu meminimalisir persaingan yang ada dan lebih dapat menarik para
penanam modal untuk suatu bisnis industri pangan. Inovasi bisa dilakukan pada
beberapa aspek. Tidak hanya fokus pada aspek produksi, tetapi juga dapat
dilakukan pada cara pengemasan, pemasaran, bahkan sistem pengolahan suatu
produk.
PEMBAHASAN

Industri pangan di Indonesia sebagian besar sedang mencari sebuah


inovasi pangan yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia dan
melakukan efisiensi terhadap sumber daya alamnya. Dalam rangka membuat
produk baru, yang pertama kali perlu dilakukan adalah mengkaji ulang sumber
pangan lokal dan mengembangkannya menjadi produk pangan dalam rangka
memberikan aneka pilihan pangan bagi konsumen, dengan tetap menjamin
keamanan, gizi dan mutu produk pangan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan riil
konsumennya, serta memberdayakan masyarakat lokal untuk berperan aktif
mengembangkan sistem pangan nasional.

Salah satu pangan yang bisa menjadi objek inovasi pangan adalah klepon.
Klepon merupakan kue tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok
jajan pasar. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti
bola-bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih.
Secara rinci pembuatan klepon adalah mencampurkan tepung ketan dan tepung
beras dalam satu wadah lalu aduk rata. Selanjutnya, memasukkan pasta pandan
secukupnya ke dalam campuran tepung lalu aduk rata. Setelah itu, menuangkan
air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan pas. Lalu bentuk bulat-bulat
adonan yang sudah diuleni dan beri isi gula merah pada bagian tengahnya
(lakukan sampai adonan pas). Langkah selanjutnya yaitu merebus adonan yang
sudah dibentuk bulat dalam air yang mendidih sampai benar-benar matang.
Sambil menunggu adonan matang, kelapa parut dicampurkan dengan sedikit
garam lalu dikukus sebentar. Setelah itu, angkat adonan dan tiriskan, kemudian
gulingkan dengan kelapa parut yang sudah dikukus hingga merata.

Namun, produk ini merupakan produk yang hanya bisa dinikmati dalam
waktu pendek atau mudah busuk jika tidak diawetkan. Oleh karena itu, inovasi
yang bisa dilakukan adalah melalui cara pengemasan produk. Produk ini bisa
diawetkan melalui cara pengemasan dalam wadah vakum dan pembekuan.
Sebelum melewati proses pengawetan, produk ini direbus terebih dahulu dengan
keadaan setengah matang. Hal ini bertujuan untuk mengubah struktur makanan
klepon yang semula masih lembek agar menjadi semakin keras, sehingga mudah
untuk proses pengawetan selanjutnya.

Setelah itu, baru dimulai proses pengemasan dalam wadah vakum. Vakum
sendiri merupakan keadaan di mana produk dalam wadah yang hampa udara.
Untuk menghasilkan keadaan vakum terdapat mesin dan plastik vakum. Mesin
vakum berfungsi untuk menghampakan udara, di mana udara yang dihampakan
akan menyebabkan proses dioksidasi, perkembangan oksigen akan ditekan
sedemikian rupa sehingga bakteri akan berkembang biak lebih lama
dibandingkan dengan proses oksidasi alami. Bakteri akan berkembang tanpa
proses suhu ruangan yang mana menyebabkan proses pembusukan berjalan lebih
lama berkali-kali dari biasanya. Plastik vakum merupakan plastik berbentuk
kantong (bag) yang berfungsi sebagai penyimpanan kedap udara. Plastik vakum
berguna untuk membungkus makanan, sayuran, buah, dan makanan beku supaya
tetap segar. Plastik vakum nilon memiliki ​barier yang sangat baik karena
pori-pori yang kecil sehingga udara tidak bebas untuk dapat keluar masuk dan
produk anda tetap terbebas dari oksigen. Plastik ini berbahan dari campuran
bahan nilon dan PE/PVC. Tujuan dari proses vakum ini adalah untuk menghidari
kontak makanan dengan udara sehingga produk ini bisa bertahan lebih lama.

Setelah klepon sudah dalam keadaan vakum, produk klepon dibekukan


dengan suhu sekitar 18​o​C. Proses pembekuan ini bertujuan untuk menghentikan
sementara pertumbuhan organisme dan bakteri yang ada dalam produk. Pada
suhu beku, aktivitas metabolisme, reaksi enzimatis, dan kecepatan pertumbuhan
mikroba akan menjadi sangat lambat dan pada beberapa mikroba, penyimpanan
pada suhu beku menyebabkan kematian sel vegetatifnya. Selain itu, air bebas di
dalam sel membeku sehingga sel mengalami dehidrasi dan terjadi peningkatan
konsentrasi padatan terlarut dan ion didalam sel. Dalam kondisi ini, sel butuh air
bebas dari lingkungan tetapi hal ini tidak terpenuhi karena kondisi lingkungan
(pangan) juga sudah sangat rendah. Kondisi kompleks ini menyebabkan struktur
dan sifat fungsional komponen makromolekul sel mikrobial terdenaturasi, dan
stabilitas sel terganggu sehingga sel menjadi sakit (injury) atau mati dan
pertumbuhan akan terhambat.

Dalam keadaan pengemasan seperti ini klepon dipastikan bisa bertahan


sekitar 6 bulan, sehingga produk bisa dipasarkan ke area yang lebih luas dan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu, klepon juga terkesan lebih
higienis dan ekonomis dengan pengemasan seperti yang dijelaskan di atas.
Dengan mutu yang tetap terjaga selama belum mencapai batas kadaluarsa,
dipastikan kesehatan dari produk ini sangat baik. Kandungan gizi yang terdapat
dalam produk ini tidak akan hilang selama proses pengawetan di atas. Hal ini
disebabkan karena proses pengawetan tersebut hanya memperpanjang masa tahan
awetnya dan tidak merusak mutu dari produk tersebut.

Dengan kondisi seperti ini produk bisa diproduksi dengan skala yang
besar dengan menggunakan kecanggihan mesin mesin teknologi yang ada, seperti
mesin sealer yang berguna dalam proses pengemasan, mesin mixer yang berguna
untuk proses pengadukan adonan, dan mesin-mesin yang lainnya.

Pengembangan ke depannya produk klepon dapat dipasarkan di seluruh


Indonesia. Terutama di mall, supermarket, dan di tempat umum lainnya.
Diharapkan juga produk ini bisa dipasarkan di toko retail seperti Indomaret dan
Alfamart yang memang cabangnya sudah menyebar di seluruh Indonesia,
sehingga mempermudah penjangkauan pemasaran ke area yang lebih luas.
Produk klepon ini diharapkan nantinya juga bisa mudah ditemui di gerai-gerai
makanan yang ada di seluruh Indonesia. Terlebih lagi jika produk ini bisa
menjangkau ke pasar luar negeri.

Untuk mencapai harapan di atas, tentunya perlu ada dukungan nyata dari
pemerintah berupa kemudahan administratif, regulasi, fasilitas, infrastruktur,
hingga berbagai aktivitas nyata lainnya untuk mendorong produktivitas. Dari sisi
pasar, pemerintah perlu memberikan kebijakan perdagangan dalam atau luar
negeri yang mampu memberikan pasar bagi industri. Sementara dari sisi struktur
biaya, mencakup pada apa yang sudah diberikan pemerintah agar industri ini bisa
kompetitif dari segi biaya, seperti masalah dukungan insentif atau dukungan
harga energi. pemerintah Indonesia memberi jalan untuk memasarkan
produk-produknya di pasar ASEAN. Sedangkan dari sisi produksi, pemerintah
membantu industrinya berinvestasi di negara lain yang biaya produksi dan tenaga
kerja lebih murah.

KESIMPULAN

Untuk mengatasi masalah tingkat kreativitas dari penggerak industri


pangan yang lemah, muncul ide untuk membuat pengembnagn dari suatu produk
bernama klepon. Inovasi utama yang bisa diterapkan dalam produk klepon ini
adalah dalam hal pengemasannya. Klepon bisa dikemas dalam suatu wadah
vakum yang kemudian untuk menjaganya agar tetap baik disimpan pada suhu
rendah. Diharapakan dengan munculnya ide inovasi ini produk kelpon yang
dikemas seperti nugget bisa menjadi daya tarik bagi para konsumen untuk
mengonsumsi ataupun menanam modalnya di bisnis industri produk klepon ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rautenbach, F., Faber, M., Laurie, S. and Laurie, R. 2010.​ Antioxidant


Capacity and Antioxidant Content in Roots of 4 Sweetpotato Varieties. J.
Food Sci. (75): C400–C405.
2. http://ilmupangan.blogspot.co.id/2008/04/penyimpanan-nugget-tidak-butuh-p
engawet.html
3. http://wiratech.co.id/plastik-vacuum-dan-mesin-vacuum/
4. http://portal.tahupedia.com/
5. http://www.tribunnews.com/bisnis/2016/07/27/sepanjang-tahun-2016-ini-pert
umbuhan-industri-makanan-dan-minuman-stabil

Anda mungkin juga menyukai