Anda di halaman 1dari 7

1

FUNGSI PRODUKSI

Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan


hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjjukan berapa banyak
jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang
tertentu dipergunakan pada proses produksi)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor
produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi
produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktorfaktor produksi dan
tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor
produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor
produksi yang berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan antara
jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.
a. Bahan baku

2
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian
integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat
diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.

Adapun jenis jenis bahan baku terdiri dari


1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian
daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan
mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan
jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses
produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan.
Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka kayu merupakan
bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak
langsung.
b. Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep
produktivitasnya.

Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang
terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan
ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
di bedakan kepada tiga golongan berikut:
1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah
pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari pelatihan
atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan
radio.
3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi
dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur.
Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam
kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam
bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi
keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara
masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,

4
terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi
juga dapat dilihat dari aspek kualitas

BIAYA PRODUKSI
1. Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi
dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan
(revenue) di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
2. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
3. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi
suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya
overhead pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah
biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar
dibandingkan dengan jenis biaya lain.
Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan
elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

5
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi
dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu
pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
1. Biaya bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5. Biaya listrik dan air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Operasi lain-lain

AKSI PRODUKSI
PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI
1.

Pengertian Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk
memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi
adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan
jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
1.

Jenis-Jenis Proses Produksi

Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses
produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan
bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah
sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus
(Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).

7
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam
perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses
produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola
yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu
berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah
produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang
tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai
faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap
situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan
sebagai berikut (Yamit, 2002):
1. Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses.
Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik
yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan
rendah dan produk bersifat standar.
2. Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat
sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses,
sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
3. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

Anda mungkin juga menyukai