Anda di halaman 1dari 8

Analisa Investasi Ruang Tunggu Baru Terminal

Purabaya Surabaya
Aisyah Amelia, Anna Amalia, Faradilla Ayu, Isti Qomariyah, dan Yhona Yuliana
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IT
S)
JL. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail : amelia13@mhs.ce.its.ac.id
AbstrakRuang tunggu terminal Purabaya
yang menyatu dengan kios-kios pedangang
menyebabkan ruang gerak para calon
penumpang terbatas,
oleh
karena
itu
dibutuhkan adanya ruang tunggu baru. Tugas
besar ini bertujuan melakukan analisa
kelayakan investasi dengan meninjau aspek
finansial yang fokus evaluasinya untuk
memperoleh gambaran apakah ruang tunggu
Terminal
Purabaya layak
atau
tidak.
Metodologi
yang
dipergunakan
dalam
penyelesaian
tugas
besar
ini
adalah
pengumpulan data, pengolahan data, analisa
pendapatan, aliran kas serta meninjau aspek
finansial dengan metode Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback
Period, serta melakukan analisa sensitifitas
terhadap variabel biaya tanah, tarif listrik,
occupancy rate, dan harga sewa. Dari hasil
analisa diketahui bahwa investasi total Ruang
Tunggu Baru Terminal Purabaya sebesar Rp
29.434.264.383,56 dengan NPV selama masa
investasi sebesar Rp 3.378.251.313,38, IRR
sebesar 14,29%, lebih besar dari arus
pengembalian yang diinginkan sebesar 11,67%,
Payback Period selama 11 tahun, lebih kecil
dari masa investasi yang ditentukan. Dari
analisa sensitifitas terhadap NPV diketahui
bahwa ruang tunggu baru Terminal Purabaya
tidak layak jika biaya tanah dinaikkan 23%,
tarif listrik dinaikkan 17,32%, occupancy rate
dinaikkan 8,825%, dan harga sewa diturunkun
11%.
PENDAHULUAN
Transportasi dapat dikatakan sebagai salah
satu kebutuhan pokok manusia. Hal ini
dikarenakan manusia bukan makhluk stasioner,
manusia perlu melakukan perpindahan dari satu
tempat ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Berbagai jenis angkutan umum pun dibuat
untuk memenuhi kebutuhan transportasi manusia,
baik yang beroperasi di darat, laut maupun udara.
Salah satu transportasi darat yang paling banyak
digunakan adalah bus. Bus banyak menjadi pilihan
karena tarif yang ekonomis, fasilitas dan
kenyamanan yang diberikan.
Terminal Purabaya merupakan salah satu

terminal di Jawa Timur. Terminal ini termasuk


terminal tipe A yang melayani transportasi
antarkota dan antarpropinsi, lokasinya yang
strategis di mana hanya 20 menit dari Bandara
Juanda Internasional dan dekat dengan jalan tol
Surabaya-Gempol membuat terminal ini menjadi
terminal terbesar dan tersibuk di Jawa Timur.
Terminal yang merupakan prasarana transportasi
untuk keperluan menurunkan dan menaikkan
peumpang, tentunya berfungsi pula sebagai
pemberi keamanan dan kenyamanan bagi calon
penumpang bus.
Salah
satu
fasilitas
yang
bisa
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
penumpang adalah tersedianya fasilitas ruang
tunggu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
ruang tunggu terminal menyatu dengan kios-kios
pedangang dan menyebabkan ruang gerak para
calon penumbang terbatas. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya ruang tunggu baru di Terminal
Purabaya.
II.

KONSEP
Terminal adalah prasarana transportasi
jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan /atau barang serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum, yang
merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi (Kepmenhub 35/2003).
Kegiatan investasi merupakan kegiatan
penting yang memerlukan biaya besar dan
berdampak jangka pajang terhadap kelanjutan
usaha. Investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang.

I.

III. METODOLOGI
A. Analisis Variabel-Variabel Investasi
Variabel-variabel
investasi
perlu
diperkirakan atau dihitung terlebih dahulu sebelum
melakukan analisis
terhadap analisis-analisis
lainnya. Variabel dalam investasi proyek kami
menyangkut biaya investasi, pembiayaan, rate of
return, masa investasi, biaya, pendapatan, dan

terminal value.1

Net Operatioal Income dengan Beaya Investasi.


Dengan kriteria, PI>1( layak) dan PI<1(tidak
layak).

B. Analisis Kelayakan Investasi


Variabel-variabel
investasi
dianalisis
kemudian
variabel-variabel
tersebu
dinilai
kelayakannya untuk menentukan layak atau
tidaknya proyek tersebut. Ada bebrapa metode
yang digunakan untuk menganalisis kelayakan
investasi antara lain:
1) Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara
penerimaan dan pengeluaran yang sudah dipresentvaluekan. Dengan mengetahui nilai dari
NPV, kita dapat menentukan kelayakan dari proyek
tersebut. NPV bisa terjadi dalam beberapa keadaan
sebagai berikut:
NPV > 0, proyek menguntungkan
NPV < 0, proyek tidak layak diusahakan
NPV = 0, proyek netral atau berada pada break
event point (BEP)

C. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas digunakan untuk
mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan
terhadap perubahan parameter-parameter yang
mempengaruhinya. Pada tugas besar ini yang
disensitivitaskan adalah variabel investasi seperti
biaya tanah, tarif listrik, occupancy rate, dan harga
sewa kemudian dilihat hubungannya terhadap NPV
pada aliran kas.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Lokasi Proyek
Proyek pembangunan ruang tunggu baru
Terminal Purabaya terletak di dalam Terminal
Purabaya yang beralamatkan di Jalan Letjen
Sutoyo Km 13 Bungurasih, Waru, Sidoarjo.

2) Internal Rate Return (IRR) adalah mencari suatu


tingkat bunga yang akan menyamakan jumlah nilai
sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran
untuk investasi. IRR adalah discount rate yang
menjadikan NPV sama dengan nol. Dengan kriteria
jika IRR>MARR (layak) dan IRR<MARR (tidak
layak)
\

IRR=iL +

( iU iL )( npvL )
( npvLnpvU )

Gambar 4.1: Lokasi ruang tunggu baru


Terminal Purabaya

Dimana :
iL= discount rate pada NPV sama dengan positif
iU
= discount rate pada NPV sama dengan
negatif
npvL = nilai NPV sama dengan positif
npvU = nilai NPV sama dengan negatif

B. Deskripsi Proyek
Proyek pembangunan ruang tunggu baru
Terminal Purabaya merupakan proyek yang akan
dibangun dengan luas tanah 3.100 m2, luas
bangunan 2.200 m2 dan kapasitas ruang 1.480
orang. Ruang tunggu ini direncanakan memiliki 2
lantai; lantai 1 digunakan sebagai ruang tunggu
dengan beberapa stand makanan dan lantai 2
sebagai perkantoran. Stand makanan terdiri dari
dua jenis stand yaitu stand kering dan stand basah.
Stand pertokoan kering yang terdiri dari 6 stand
ukuran 3x4,5 m2, 4 stand 5x6 m2, 1 stand ukuran
3x4 m2, stand pertokoan basah terdiri dari 3 stand
ukuran 6x9 m2, 2 stand ukuran 5x6 m2.

3) Pay Back Period merupakan jangka waktu yang


diperlukan untuk membayar kembali atau
pengembalian semua biaya-biaya yang telah
dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek.
Dengan kriteria, PP<n (layak) dan PP>n(tidak
layak). Rumus untuk menghitung Pay Back Period
adalah :

DCF= DCF [

A
P
, i, n][ , i ,n pp]
P
A

C. Variabel Investasi
1) Biaya Investasi,
Biaya investasi adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk sebuah kegiatan investasi
(kegiatan pengembalian modal) pada masa awal
investasi (sebelum operasional). Dalam proyek
yang ini, biaya awal terdiri dari biaya tanah, biaya
kontruksi, biaya desain, pajak, dan biaya
operasional awal. Biaya investasi ditentukan
menggunakan metode analog estimate yaitu dengan
membandingkan dengan proyek yang sejenis/

Dimana :
DCF = Discounted Cash Flow
i
= Interest Rate
n
= Masa Investasi (tahun)

n pp

= Masa Pengembalian Modal

4) Probability Index merupakan perbandingan antara

1 Lihat Lampiran 1
2

setara.2

rupiah)

1.1 Biaya tanah


Biaya tanah didapat dengan metode penyesuaian
harga yaitu dengan cara membandingkan tanah
proyek yang akan kami bangun dengan tanah yang
betempat di sekitar proyek sehingga didapat
estimasi harga tanah proyek yang akan kami
bangun sebesar Rp 10.608.940.000,00.

Untuk menentukan harga tanah obyek ditentukan


prosentase
masing-masing
pembanding
berdasarkan kriteria kemiripan masing-masing
pembanding dengan tanah obyek. Pembanding 2
dianggap paling mirip dengan tanah obyek,
sehingga prosentase masing-masing pembanding
adalah sebagai berikut:
Pembanding 1 = 30%
Pembanding 2 = 40%
Pembanding 3 = 30%
didapat harga tanah obyek:

Tabel 1.1.1: Penyesuaian harga tanah


N
o Kondisi
.
1 Daerah

Pembanding
Obyek

P1

P2

P3

Terminal
Purabaya

Dekat
masjid
Agung
Sby

Jl.
Raya
Waru

Jl.
Raya
Sier

2 Surat
Hak

HGB

SHM

HGB

SHM

3 Luas
tanah
4 Lokasi

3100 m2

315 m2

Jauh

Dekat

3.068
m2
Dekat

1.17
0 m2
Jauh

5 Hadap
(arah
mata
angin)

Utara

Timur

Timur

Utar
a

Kondis
No.
i
Surat
1
hak
Luas
2
tanah
3
Lokasi
Hadap
(arah
4
mata
angina)
Total
penyesuaian
Haraga tanah
(dalam juta
rupiah)
Harga tanah
setelah
disesuaikan
(dalam juta

( 0,3 x 10.494,00 )+ ( 0,4 x 12.745,00 ) + ( 0,3 x 7.8775,00 )


3

Rp10.608 .940 .00 0

1.2 Biaya Kontruksi


Biaya konstruksi didapat dengan metode
penyesuaian harga bangunan permeter persegi.
Dalam hal ini sebagai pembanding diambil harga
permeter persegi bangunan mewah. Sehingga
diperoleh harga standart bangunan objek adalah Rp
10.878.000.
Tabel 1.2.1: Tabel Penyesuaian
Bangunan

Objek

Pembanding 1

Pembanding 2

Struktur

Beton

Beton

beton

Dinding

Bata ringan

bata ringan

Aluminium

aluminium

Keramik

Batu bata
Aluminiu
m
Mowilek
dulux
Kw1

Sanitasi

Toto

Toto

Toto

Rp 3.000.000

Rp 4.500.000

Rp 300.000

Rp 450.000

Rp 2.700.000

Rp 4.050.000

Kusen
Cat

P1

Obyek
P2

P3

-50%

0%

-50%

884,13%

1%

165%

-40%

-30%

10%

20%

20%

Harga
Dinding (-10%
x Pembanding)
Harga
bangunan

0%

-9%

125%

1.100,00

14.000,0
0

3.500,0
0

10.494,0
0

12.745,6
0

7.875,0
0

mowilek dulux
kw1

Rp 3.375.000/m2

Harga
854%

Mowilek
dulux
Kw1

Rp 2.700 .00+ Rp 4.050 .000


2

Obyek/m2=

Rp3.375 .000/m 2

Harga Total =

Rp 3.375 .000
2220
m2

= Rp 10.878.000,00

2 Lihat Lampiran 2

1.3 Desain Engineering

Beaya Desain Engineering diasumsikan


sebesar 10% dari biaya Investasi.
Total beaya tanah dan konstruksi
=100%-(5%+10%+12%)
=73%
Total beaya tanah dan konstruksi
=Rp 10.608.940.000+Rp 10.878.000.000
=Rp 21.486.940.000
Beaya Desain Engineering

I investor dengan resiko=0.5saferate


=safe rate + resiko
=6,95% + 3,475%
=10.43%
WACC
=(0,40x10,43%)+(0,60x12,5%)
=11.67%
4) n tahun
Proyek kami bernilai masa investasi
20 tahun dengan alasan bahwa diperkirakan jumlah
penumpang akan terus menaik setiap tahun namun
kenaikannya tidak terlalu signifikan. Tahun ke 0
investasi adalah tahun 2014.

10
Rp 21.486 .940 .000
= 73

=Rp 2.943.416.438
1.4 Beaya Operasional Awal
Beaya Operasioanal awal diasumsikan 5%
dari beaya Investasi. Dengan perhitungan sebagai
berikut:
=

5) Beaya
Beaya operasional proyek kami
meliputi biaya listrik, biaya air PDAM, dan
pekerja/ security.3
5.1 Beaya Listrik
Daya listrik didapat dari metode
penyesuaian terhadap Terminal-terminal yang ada
di Surabaya sebagai berikut:
Tabel 5.1.1

5
Rp 21.486 .940 .000
73

=Rp 1.471.708.219,00
1.5 Pajak
Pajak diasumsikan sebesar 12% dari beaya
Investasi. Dengan perhitungan sebagai berikut:

LISTRIK (per 1 kWh = Rp 1.513,69)

12
Rp 21.486 .940 .000
= 73

Ruang Tunggu
Purabaya
Luas bangunan
ruang tunggu
Kapasitas
Tipe/ kelas

=Rp 3.532.099.726,00
Tabel 1.1: Beaya Investasi
Keterangan
Tanah dan konstruksi
(73%)
Desain
Engineering
(10%)
Operasional awal (5%)
Pajak (12%)
Total

Beaya
Rp. 21.486.940.000,00

1.303,477
2 m2
1.480 orang
869 orang
A
C
Penyesuaian
2.220 m2

Luas bangunan
ruang tunggu
Kapasitas
Tipe/ kelas
Total
penyesuaian
Daya listrik
Nilai
penyesuaian
Nilai obyek

Rp 2.943.416.438,00
Rp 1.471.708.219,00
Rp 3.532.099.726,00
Rp 29.434.164.384,00

Bratang

70,31%

Dukuh
Kupang

Menangga
l

60 m2

70 m2

40 orang
C

47 orang
C

3.600%

3,071,43%

50%
150%

925%
787%
200%
200%
4.725,00
270,31%
4.058,66%
%
41.000 VA
4.400 VA
1.300 VA
15.828,74
212.300
54.062,56
(40%)
(30%)
7 (30%)
140.640,2661VA

Setelah mendapat besar daya listrik, ditentukan


harga Listrik pertahunnya dengan metode
forcasting. Dengan data harga listrik/kVA dari PLN
pada tahun 2011 Rp 820,00, tahun 2013 Rp 882.5
dan tahun 2014 Rp 1011,424.
Grafik 5.1.1

2) Pembeayaan
Pembiayaan proyek ini didapat dari
modal sendiri sebesar 40% dan modal pinjaman
dari Bank Mandiri sebesar 60% .
Pembeayaan Sendiri
= 40% x Rp 29.434.164.384,00
= Rp 11.773.665.753,42
Pembeayaan Bank Mandiri
=60% x Rp 29.434.164.384,00
=Rp 17.660.498.630,14
3) Rate of Return (i)
Rate of return (i) merupakan besarnya
pengembalian investasi yang diinginkan investor
pada tingkat resiko yang akan ditanggung. Pada
proyek kami peminjam modal atau Bank Mandiri
mengharapkan i sebesar 12.5% (suku bunga kredit
dapat diihat di lampiran..). Sedangkan dari investor
mengharapkan i sebesar 10.43%. dengan
perhitungan sebagai berikut:

3 Lihat Lampiran 3
4

berikut:
Gaji karyawan/tahun = Rp 2.200.000 x 60 orang
= Rp 66.000.000,00

TARIF LISTRIK
1500
1000
Tarif

5.4 Pemelihaan
Pemeliharaan sebesar 10% dari biaya total, maka :
Contoh beaya pemeliharaan untuk tahun
pertama
= (10%/85% x (total beaya Listrik, PDAM dan
Gaji karyawan))
= (10%/85% x (Rp 129.077.388,16))
= Rp 15.185.575,08
Untuk selanjutnya bisa dilihat pada( lampiran .)

f(x) = 70.32x + 730.14

500
0
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

tahun ke-n

Dengan menggunakan persamaan tarif listrik


y=70.321x+730,14 didapat tarif Listrik pertahun
sebagai berikut.
Tahun

TDL

Beaya Listrik/tahun

2011

820

882,5
1.050,5

Rp 42.549.788,16

2013
2014
(tahun ke
0
investasi)
2015

1.011,424

Rp 40.967.041,35

2016

1.081,745

Rp 43.815.345,64

2017

1.152,066

Rp 46.663.649,93

2018

1.222,387

Rp 49.511.954,21

2019

1.292,708

Rp 52.360.258,50

2020

1.363,029

Rp 55.208.562,79

10

2021

1.433,35

Rp 58.056.867,07

11

2022

1.503,671

Rp 60.905.171,36

12

2023

1.573,992

Rp 63.753.475,65

13

2024

1.644,313

Rp 66.601.779,93

14

2025

1.714,634

Rp 69.450.084,22

15

2026

1.784,955

Rp 72.298.388,51

16

2027

1.855,276

Rp 75.146.692,79

17

2028

1.925,597

Rp 77.994.997,08

18

2029

1.995,918

Rp 80.843.301,37

19

2030

2.066,239

Rp 83.691.605,65

20

2031

2.136,56

Rp 86.539.909,94

21

2032

2.206,881

Rp 89.388.214,23

22

2033

2.277,202

Rp 92.236.518,51

5.5 Replacement
Replacement sebesar 5% dari biaya total, dengan
perhitungan sebagai berikut :
Contoh beaya replacement untuk tahun pertama
= (5%/85% x (beaya listrik,PDAM dan Gaju
karwayan))
= (5%/85% x (Rp 129.077.388,16)
= Rp 7.592.787,54

6) Pendapatan
Pendapatan proyek ini diperoleh dari
penyewaan stand pertokoan yang terdapat di ruang
tunggu lantai 1.4
7) Terminal Value
Proyek kami memiliki nilai di akhir
masa investasi yang diakibatkan oleh kemampuan
proyek ini menghasilkan pendapatan.5
D. Arus Kas dan Kriteria Kelayakan
Arus kas adalah gambaran grafis seluruh
informasi yang diperlukan untuk menganalisa
rencana investasi, yaitu penerimaan dan
pengeluaran selama periode tertentu. Dalam tugas
besar ini, kami menggambarkan aliran kas yang
terjadi pada proyek pembangunan waiting room
Terminal Purabaya selama 20 tahun (n=20 tahun).
Perhitungan aliran kas tersebut menggunakan
besaran Minimum Attractive Rate of Return
(MARR) berdasarkan tingkat pengembalian modal
sendiri dan pengembalian modal pinjaman.6
Net Present Value (NPV)
Tingkat pengembalian modal sendiri
diperoleh dari rata-rata tingkat suku bunga deposito
beberapa bank di Indonesia (safe rate) resiko,

5.2 PDAM
Kebutuhan air diasumsikan 10 lt/org/hari. Dengan
kapasitas waitingroom sebanyak 1480 org dan tarif
Rp 3800/lt, maka:
Beaya PDAM/tahun= Rp 3800 x 1480 x 365 hari
= Rp 20.527.600,00/tahun
Diasumsikan kenaikan tarif 5% setiap lima tahun.

4 Lihat Lampiran 4 Tabel 4.1


5 Lihat Lampiran 5 Tabel 5.1

5.3 Gaji Karyawan


Gaji karyawan berdasarkan UMR Surabaya sebesar
Rp 2.200.000. dengan rincian pegawai sebagai

6 Lihat Lampiran 6 Tabel 6.1


5

dimana untuk resiko diasumsikan sama dengan


setengah dari safe rate. Tingkat pengembalian
modal pinjaman pada pembangunan proyek waiting
room ini adalah 12,5 %, sedangkan tingkat
pengembalian modal sendiri 10,43 %. Sehingga
Minimum Attractive Rate of Return (MARR)
proyek ini sebesar 11,67 %. Dalam proyek
pembangunan waiting room terminal ini
menghabiskan biaya investasi sebesar Rp
29.434.264.383,56 dengan masa investasi selama
20
tahun.
Dengan
mengurangkan
biaya
pengeluaran terhadap pemasukan, investasi ini
dapat
menghasilkan
NPV
sebesar
Rp
3.378.251.313,38. Karena NPV > 0, maka proyek
pembangunan ruang tunggu baru Terminal
Purabaya layak secara finansial.

Profitability Index
Adalah
indeks
yang
mengukur
kemampuan investasi (beaya investasi) untuk
mendatangkan keuntungan.

NOI
Ic

PI =

1515917066,80
11773665753,42

PI =1.29 (layak)

Internal Rate of Return (IRR)


Untuk menentukan nilai IRR dilakukan
dengan cara trial and error dengan mendapatkan
nilai NPV (+) dan NPV (-). Maka dicoba i=15%
diperoleh nilai NPV (-) pada i=11,67% yang
bernilai negatif. Kemudian dilakukan interpolasi
linear diperoleh NPV bernilai nol pada i=14,29%.

Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas digunakan untuk
mengetahui seberapa sensitive suatu keputusan
terhadap perubahan parameter-parameter yang
mempengaruhinya. Pada tugas besar kali ini
sensitivitas dilakukan pada variabel biaya tanah,
tarif listrik, occupancy rate, dan harga sewa
terhadap NPV.

Grafik 4.1: Grafik interpolasi linear IRR

IRR=iL +

PI =

Grafik 2. Grafik sensitifitas

( iU iL )( npvL )
( npvLnpvU )

V.

KESIMPULAN
Dari analisa hasil perhitungan yang telah

Rp 3.378 .251.313,38
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa proyek
pembangunan ruang tunggu Terminal Purabaya
( 15 11,67 ) ( )
11,67 +
layak secara finansial, dapat dilihat dari perolehan
( Rp 3.378 .313,38(Rp 921.296.863,7
Net) ) Present Value (NPV) yang bernialai positif
Payback Period (PP)

sebesar Rp 3.378.251.313,38 (NPV>0), pada


tingkat suku bunga 11,67% per tahun, Internal
Rate of Return diperoleh 14% lebih besar dari pada
arus pengembalian yang diinginkan (IRR>MARR).
Dari hasil analisa Payback Period (PP) diperoleh 11
tahun, lebih kecil dari masa investasi yaitu 20
tahun.
Dari hasil analisa sensitifitas antara
terhadap variabel biaya tanah, tarif listrik,
occupancy rate, dan harga sewa terhadap NPV
diketahui bahwa ruang tunggu Terminal Purabaya
dikatakan tidak layak jika biaya tanah dinaikkan
23% dari biaya yang ada, tarif listrik dinaikkan

Payback
Period
dihitung
untuk
mengetahui seberapa lama investasi akan dapat
14,29 Dengan persamaan:
dikembalikan.

DCF= DCF

][

A
P
, 11.6 , 15
,11.67 , n
P
A

Dari perhitungan diperoleh n = 11 tahun.7

7 Lihat Lampiran 7 Tabel 7.3


6

17,32% dari biaya yang telah ditetapkan, penaikkan


occupancy rate sebesar 8,825% dari tingkat huni
yang telah ditetapkan, dan penurunan harga sewa
sebesar 11% dari tarif yang telah ditetapkan. Dari
analisa sensitifitas variabel-variabel tersebut
diketahui bahwa proyek ini sangat sensitif terhadap
occupancy rate, di mana semakin tinggi tingkat
kekosongan maka NPV semakin menurun.

Nufaili, Rina dan Christiono Utomo. 2014. Analisa


Investasi Hotel Pesonna Makassar. Jurnal Teknik
POMITS: Surabaya
Wahyudhi, Ofianto dan Christiono Utomo. 2014.
Analisa Investasi pada Proyek Pembangunan
Apartemen Bale Hinggil Surabaya. Jurnal Teknik
POMITS: Surabaya
Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Raja
Gravindo: Jakarta
Halim, A. 2003. Analisa Investasi. Salemba Empat:
Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai