Bab 3 Renewal
Bab 3 Renewal
PENYELESAIAN KASUS
Bagian ini berisikan tentang penjelasan dan penyelsaian kasus yang diangkat
berdasarkan kerja praktek yang dilaksanakan di PT Bumi Sarimas Indonesia.
3.1
Pendahuluan
Bagian ini berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, perumusan
3.1.1
Latar Belakang
Jumlah perusahaan yang melakukan produksi di bidang pangan seiring
baku yang harus tersedia di gudang. Perusahaan ini hanya akan melakukan
pemesanan ketika bahan baku untuk pembuatan nata de coco habis. Hal tersebut
dapat memberikan dampak yang buruk bagi kelangsungan perusahaan, dengan tidak
lancarnya produksi tentu akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, padahal
tujuan dari sebuah perusahaan adalah mencari untung yang besar. Masalah
persediaan yang dihadapi oleh perusahaan ini juga dipicu oleh tidak adanya acuan
dalam menentukan jumlah produksi. Sehingga jumlah bahan baku dan jumlah
produksi tidak akan tepat, jika dua hal tersebut dapat dihitung secara tepat maka
permasalahan persediaan bahan baku yang dihadapi oleh perusahaan ini
dapat
diatasi.
Sesuai dengan hal yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa persediaan merupakan elemen utama dalam melaksanakan
kegiatan produksi. Maka dari itu, masalah persediaan yang dihadapi oleh perusahaan
ini dapat diatasi dengan melakukan pengendalian persediaan bahan baku untuk
pembuatan nata de coco pada PT Bumi Sarimas Indonesia.
3.1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang dapat
3.1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Menentukan jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh PT Bumi Sarimas
5.
6.
Indonesia
Menentukan titik pesan kembali (reorder point) dalam memesan bahan baku.
Membandingkan hasil peramalan produksi dengan peramlan bahan baku.
3.1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah untuk penelitian kali ini adalah sebagai berikut
1.
Persediaan bahan baku yang akan dijadikan objek adalah persediaan bahan
2.
3.
4.
siklis.
Metode yang digunakan untuk menghitung galat adalah metode Mean
Absolute Percentage Error (MAPE).
3.2
Landasan Teori
Bagian ini berisikan mengenai materi-materi yang berhubungan dengan
pengendalian persediaan.
3.2.1
Persediaan
Persediaan adalah merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
barang-barang yang
tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan
17
manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan
dalam kegiatan produksi (stice, 2004). Fungsi dari persediaan menurut jurnal yang
dibuat oleh Eyverson Ruauw pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Decoupling
Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi
kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada suplier
barang.
2.
3.
Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastiandalam jangka waktu
pengiriman barang dari usaha lain, sehingga memerlukan persediaan
pengamanan (safety stock), atau mengalami fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibat
pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut sebaiknya mengadakan
persediaan musiman.
Jika dilihat dari jenisnya, persediaan terbagi ke dalam tiga jenis yaitu (Febian,
2011) :
1.
Bahan baku (raw material) adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok
(supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan
dihasilkan oleh perusahaan.
2.
Barang setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah di olah
atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah
lanjutan agar menjadi produk jadi.
18
3.
Barang jadi (finished goods) adalah baran jadi yang telah selesai diproses, siap
untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasilokasi pemasaran.
4.
3.2.2
Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
3.2.3
sebagai berikut :
1.
2.
menganalisis
penerimaan
bahan,inspeksi
pemasok,
bahan,dan
membuat
pesanan
pelaksanaan
pembelian,
proses
transaksi.
Biaya simpan
Merupakan biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan
pemeliharaan maupun investasi secara fisik untuk menyimpan persediaan.
Biaya simpan dapat berupa: biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan
persediaan, keusangan dan semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara
persediaan.
4.
3.2.4
pengawasan persediaan yang dibina dan dilaksanakan secara sehat dan tepat, serta
didukung oleh tenaga kerja yang cakap dan dengan menggunakan formulir dan
teknik yang telah dikemukakan dalam bagian terdahulu, akan mencapai beberapa
keuntungan.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh tersebut antara lain adalah:
1.
2.
3.
4.
Dilindungi
semua
bahan-bahan
(dengan
cara
penyimpanan
yang
waktu
dan
tempat
yang
telah
ditentukan,
serta
mencegah
3.2.5
bahan
baku
tergantung
dari
beberapa
pemasok,
sehingga
perlu
1.
2.
Lead Time antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan konstan
3.
4.
5.
Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan (biaya
set up) dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu
(biaya penyimpanan atau penggudangan)
6.
2 AD ...(3.1)
h
Dimana :
Q* = Jumlah barang yang optimum pada setiap pesanan
D = Permintaan tahunan untuk barang persediaan
A = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Untuk mencapai tujuan dari EOQ itu sendiri, terdapat beberpa hal yang harus
dipenuhi oleh perusahaan mengenai persediaan bahan baku yaitu sebagai berikut
(Ruauw,2011)
1.
Perkiraan penggunaan
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan,maka manajemen harus
dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan didalam proses
produksi pada suatu periode. Perkiraan bahan baku ini merupakan perkiraan
tentang berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan dipergunakan oleh
perusahaan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.
2.
dalam
persediaan
bahan
baku
tersebut
harus
pula
diperhitungkan.
3.
Biaya-biaya persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah
selayaknya diperhitungkan pula didalam penentuan besarnya persediaan
bahan baku. Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini, maka
digunakan data biaya persediaan yaitu:
a. Biaya penyimpanan (holding cost/ carrying cost)
b. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost/procurement cost)
4.
Pemakaian senyatanya
Pemakaian/penggunaan bahan baku senyatanya dari periode-periode yang
lalu (actual demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan
karena untuk keperluan proses produksi akan dipergunakan sebagai salah satu
dasar pertimbangan dalam pengadaan bahan baku pada periode berikutnya.
Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan serta
bagaimana hubungannya dengan perkiraan penggunaan yang sudah disusun
harus senantiasa dianalisa.
5.
6.
Safety stock = Z x sd x
...(3.2)
Dimana :
7.
= service level
Sd
= standar deviasi
= waktu tunggu
= Reorder point
Lead time
= Waktu tunggu
2.
...(3.5)
Dimana:
Q = Jumlah satuan per pesanan (Q= POQ)
D = Kebutuhan bahan baku (Annual Demand)
S = Biaya pesan per pesanan (Setup/Ordering Cost)
H= Biaya simpan/unit/hari (Holding/Carrying Cost)
d = tingkat produksi per hari (daily production rate)
p = tingkat permintaan per hari (daily demand rate)
potongan
mempertimbangkan
harga
yang
persediaan
akan
barang
diberikan,
manakah
maka
yang
perusahaan
harus
harus
dioptimalkan
25
3.2.6
bahan baku atau karena adanya salah permalan atau perkiraan. Persediaan pengaman
ini bertujuan untuk melindungi permintaan yang lebih tinggi ataupun keterlambatan
pengiriman.
26
Ketidakpastian
27
Peramalan
Peramalan merupakan suatu aktivitas atau usaha yang digunakan untuk
memiliki arti yang lebih khusus dari pada menebak. Umumnya pola dan siklus
penjualan cenderung tetap. Berdasarkan siklus runtut waktu ( Time Series), biasanya
penjualan produk cenderung membentuk pola penjualan yang tepat. Dengan
demikian, ramalan dapat dikatakan sebagai perhitungan yang memiliki dasar kuat
dan lebih pasti, sehingga hasilnya diharapakan lebih obyektif dibandingkan dengan
hanya sekedar melakukan prediksi (menebak). Dengan menggunakan data historis di
waktu yang lampau, maka dapat lebih tepat dalam menentukan peramalan di waktu
yang akan dating (Lestari, 2013).
Sistem peramalan berlaku aturan bahwa semakin jauh periode dimasa
mendatang yang diramalkan, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, hasil ramalan
akan semakin kurang akurat. Dengan demikian, semakin pangjang horizon waktu
peramalan, hasil-hasil ramalan akan semakin kurang akurat. Dalam industri
28
Peramalan produksi penting dan perlu karena beberapa hal, sebagai berikut :
1.
2.
3.
2.
Mencoba beberapa metode deret waktu yang sesuai dengan pola permintaan
ataupun pola produksi tersebut untuk melakukan peramalan. Metode yang
dicoba semakin banyak semakin baik. Pada setiap metode, sebaiknya
dilakukan pula peramalan dengan parameter yang berbeda.
3.
lainnya. Sebaiknya tingkat kesalahan (apakah MAD, MSE, atau MAPE) ini
ditentukan dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan
maksimal dalam peramalan.
4.
5.
permintaan. Berdasarkan jumlah permintaan yang diramalkan operasi, maka sub sistem
operasi merencanakan dan merancang sistem, dan menjadwalkan sistem serta
mengendalikan sistem tersebut. Dalam merencanakan dan merancang sistem tercakup
perancangan produk, perancangan proses, investasi dan penggantian peralatan, serta
perencanaan kapasitas. Sedangkan dalam penjadwalan sistem tercakup perencanan
produksi menyeluruh dan penjadwalan operasi. Dalam pengendalian sistem (controlling
the system) mencakup pengendalian produksi, pengendalian persediaan, pengendalian
tenaga kerja dan pengendalian biaya. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu perencanaan sistem,
penjadwalan sistem, dan pengendalian sistem menentukan hasil keluaran berupa barang
atau jasa. Keterkaitan penggunaan prakiraan atau peramalan permintaan tersebut dengan
sub sistem produksi operasi seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar 3.1 Penggunaan Prakiraan untuk Peramalan Permintaan dalam Sub Sistem
Produksi Operasi (Naibaho, 2009)
3.2.8
Metode-Metode Peramalan
30
Menurut Patra Naibaho dalam jurnalnya tahun 2009, metode peramalan ada
dua macam, yaitu sebagai berikut
1.
variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode kuantitatif terdiri dari :
Metode Time series (free Hands/grafis, moving average, weight moving average,
exponential smoothing, regresi linier sederhana, interpolasi Gregory-Newton, winter,
ARIMA), dan Metode Nontime Series (Structural Models)
Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :
a. Tersedia informasi masa lalu.
b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa yang akan datang.
2.
dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. Biasanya metode ini
digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu yang tersedia. Metode kualitatif
yang banyak dikenal adalah metode Delpi dan metode nominal (nominal group
technique).
3.2.8.1 Metode Exponensial Smoothing
Metode ini biasa disebut dengan nama metode eksponensial saja. Metode ini
metode ini melakukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai variabel
atau observasi yang lalu. Setiap data pengamatan mempunyai kontribusi dalam
penentuan nilai peramalan periode sebelumnya. Namun, dalam perhitungannya cukup
diwakili oleh data pengamatan dan hasil peramalan periode terakhir. Istilah eksponensial
digunakana karena pada metode ini terdapat pembobotan (faktor pemulusan) dari
periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial (Naibaho, 2009).
Fungsi Peramalan dengan metode ini adalah : y ' a.ebt . Nilai a dan b dapat
dicari dengan persamaan berikut:
31
n. t ln y ( t ln y )
n t 2 ( t ) 2
ln a
(3.8)
ln y b t
n
(3.9)
n ty t y
n t 2 t
y t t ty
a
n t t
(3.11)
(3.12)
32
y ' a b cos
2t
2t
c sin
n
n
(3.13)
y ' a bt c cos
3.2.9
2 t
2 t
d sin
...(3.15)
n
n
33
1.
Dimana : y1-yt1
N
2.
...(3.16)
3.
...(3.17)
3.3
...(3.18)
Metodeologi Penelitian
Bagian ini berisikan langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
3.3.1
Survei Pendahuluan
Langkah ini merupakan langkah yang dilakukan, yaitu proses pengamatan
Studi Literatur
Langkah ini merupakan langkah lanjutan dari langkah sebelumnya. Langkah
3.3.3
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah untuk menentukan permasalahan
yang ada di lapangan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan
maka permasalahan pada lapangan adalah persediaan bahan baku pembuatan nata de
coco dan perbandingannya dengan hasil produksi nata de coco tersebut.
3.3.4
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka perumusan masalahnya
3.3.5
Pengumpulan Data
35
Pengolahan Data
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian diolah guna mencapai tujuan
dari penelitian ini. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.3.9
Analisis
Langkah ini merupakan langkah menganalisa hasil perhitungan yang didapat
3.3.10 Penutup
Bagian ini merupakan bagiaan akhir, pada bagian ini terdapat kesimpulan dan
saran yang mengenai hasil kerja praktek dan untuk kerja praktek selanjutnya.
36
37
3.4.1
Pengumpulan Data
Bagian ini akan dijabarkan mengenai data apa saja yang dikumpulkan untuk
melakukan pengolahan data. Data yang digunakan untuk menyelesaikan kasusu ini
adalah data historis penggunaan bahan baku dan data hasil produksi.
3.4.1.1 Pengumpulan Data Produksi
Data yang dikumpulkan adalah berupa data historis hasil produksi
perusahaan dari tahun 2012-2013. Berikut rekapitulasinya
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Produksi Nata De Coco Tahun 2012-2013
38
39
Metode Kuadratis
Fungsi peramalan dengan metode ini adalah
y ' a bt ct 2 .
Hasil
40
Metode Siklis
Perhitungan peramalan metode siklis dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.
2t
2t
c sin
Fungsi peramalan dengan metode ini adalah y ' a b cos
n
41
ini
43
2.
3.
45
49
50
hasil peramalan untuk 12 periode ke depan. Hasil peramalan tersebut adalah sebagai
berikut
Tabel 3.15 Peramalan Metode Terpilih Setelah Verifikasi
meningkat. Masalah persediaan bahan baku akan dijabarkan pada bagian berikutnya.
Berikut ini merupakan hasil peramalan kemampuan produksi untuk 12 periode ke
depan.
Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Peramalan Produksi Nata De Coco untuk 12 Periode
ke Depan
Metode Kuadratis
Perhitungan peramalan dengan menggunakan metode kuafratis dapat dilihat
53
2.
Metode Siklis
54
Permalan dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada tabel 5. Fungsi
peramalan dengan metode ini adalah y ' a b cos
2t
2t
c sin
n
n
berikut ini
Tabel 3.19 Peramalan Menggunakan Metode Trend Siklis
56
57
58
59
60
61
62
b.
c.
Biaya pesan
Biaya pesan air kelapa ini adalah sebesar Rp. 2.000.000,00/1,6 ton, itu berarti
biaya pesan untuk 1 liter air kelapa adalah Rp 1.250,00
Harga bahan baku
Harga bahan baku untuk pembuatan nata de coco ini adalah Rp 1.250,00/liter.
Biaya simpan
Biaya simpan untuk bahan baku 12,5,00/liter.
64
data biaya yang dapat digunakan pada perhitungan ukuran pemesanan adalah sebagai
berikut
Tabel 3.26 Rekapitulasi data Untuk Perhitungan Persediaan
2 AD
H
2 x1250 x586636
12,5
D
Q
D 588636
55kali
Q
10832
Jadi frekuesni pemesanan bahan baku adalah sebanyak 55 kali dalam setahun.
65
Rp67.697,00
Q
10832
Biaya penyimpanan
HQ 12,5 *10832
Rp 67.700.00
2
2
66
Setelah diperoleh rata-rata dan standar deviasi pemakaian air kelapa, maka
dapat ditentukan safety stock untuk air kelapa ini. perhitungan penentuan safety stock
dilakukan dengan mengunakan service level senilai 1,65. Maka nilai safety stock
adalah sebagai berikut
SS
= Z x sd x
SS
= 1,64 x 4307.453 x
l
5
= 15.796 liter
67
1851
Sehingga dapat ditentukan ROP untuk air kelapa adalah sebagai berikut
ROP = safety stock + (lead time x keb. per hari)
= 15892+ (5 x 1851)
= 25.049 liter
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas maka perushaan harus melakukan
pemesana ketika jumlah bahan baku tinggal atau mendekati jumlah 25.049 liter.
3.4.2.14 Perhitungan Persediaan Maksimum
Perhitungan persediaan maksimum dilakukan untuk menetukan berapa
jumlah bahan baku maksimum yang harus ada di tempat penimpanan. Perhitungan
persediaan maksimum dapat ditentukan sebagai berikut
68
3.5
Analisis
Setalah pengolahan data dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
3.5.1
yaitu metode kuadratis, siklis, dan trend siklis. Ketiga metode tersebut dipilih karena
jika melihat scatter diagram dari data historis, maka metode yang cocok untuk
melakukan peramalan adalah ketiga metode tersebut. Hasil peramalan dari ketiga
metode ini berbeda-beda, dengan hasil yang berbeda-beda ini nantinya dapat
ditentukan metode terbaik untuk melakukan peramalan. Analisi masing-masing
metode peramalan tersebut adalah sebagai berikut
69
70
Metode yang terpilih untuk melakukan peramalan adalah metode trend siklis
karena metode ini yang memiliki nilai galat MAPE paling kecil. Seperti yang sudah
dikatakan di atas bahwa hasil peramalan dengan metode ini menunjukkan grafik
yang naik turun. Hal tersbeut dipengaruhi tidak terkontrolnya ataupun tidak adanya
kebijakan perusahaan akan target produksi, di samping tidak adanya patokan tersebut
tentunya masalah persediaan bahan baku juga menjadi masalah. Jika perusahaan
dapat menentukkan patokan akan bahan baku maka perusahaan mampu untuk
menentukan target produksinya.
3.5.2
perusahaan membutuhkan jumlah bahan baku yang besar untuk melakukan produksi
nata de coco. Lalu, penurunan terjadi dari bulan ke 14 hingga 24, hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan hanya membutuhkan sedikit bahan baku untuk
melakukan produksi bahan baku. Perbedaan kedua hal tersebut terjadi karena
perusahaan tidak memiliki kebijakan dalam penggunaan jumlah bahan baku.
3.5.2.5 Analisis Metode Trend Siklis
Hasil peramalan dengan metode ini ditunjukkan dengan grafik yang naik
turun. Kenaikan kurva terjadi pada bulan 1 hingga bulan ke 12. Lalu pada akhir-akhir
periode yakni bulan 13 hingga bulan 24 terjadi penurunan penggunaan bahan baku.
Hasil ini mirip dengan hasil peramalan dengan menggunakan dua metode
sebelumnya, tentunya hal tersebut menunjukkan kebutuhan bahan baku yang tidak
stabil dalam pembuatan nata de coco. Keadaan seperti itu dapat terjadi dikarenakan
tidak adanya kebijakan perusahaan dalam penggunaan bahan baku.
3.5.3
adalah mengenai EOQ, reorder point, safety stock, maximum inventory, dan frekuensi
pemesanan. Semua hal disebutkan di atas merupakan hal-hal yang berhubungan
dengan pengendalian persediaan.
Bagian ini akan menjabarkan mengenai analisa mengenai pengendalian
persediaan bahan baku untuk pembuatan nata de coco pada PT Bumi Sarimas
Indonesia.
Hasil peramalan bahan baku menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan
air kelapa sebanyak 586.636 liter. Jumlah pemakaian yang besar ini disebabkan
karena jumlah yang akan diproduksi oleh perusahaan besar . Sehingga diperkirakan
produksi pun akan besar. Melihat hasil perhitungan EOQ dapat diketahui bahwa
perusahaan harus melakukan pemesanan sebanyak 55 kali dalam setahun dengan
ukuran pesan adalah sebesar 10.832 liter. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan harus memesan kira kira 4-5 kali dalam sebulan. Pemesanan sebanyak
72
yang telah disebutkan tadi harus dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
menjaga kestabilan produksinya. Kestabilan yang dimaksud adalah peurusahaan
melakukan produksi berkelanjutan tanpa berhenti disebabkan kehabisan bahan baku.
Sedangkan total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk persediaan adalah
sebesar Rp135.397,-. Jumlah itu tidaklah besar jika melihat banyak air kelapa yang
harus dibeli perusahaan tiap kali pemesanan.
Titik pemesanan ulang pada persediaan air kelapa adalah sebesar 25.049 liter,
hal tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan agar segera memesan kembali bahan
baku jika bahan baku yang tersisa sebanyak 25.049 liter atau mendekati jumlah
tersebut. Sedangkan jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah
sebesar 15.796 liter, hal tersebut menenjukkan bahwa perusahaan harus memiliki
persediaan bahan baku sejumlah di atas ketika bahan baku sedang dalam masa lead
time.
Maximum inventory air kelapa yang dimiliki perusahaan adalah sebesar
26.628 liter. Jumlah tersebut sudah jumlah optimum penyimpanan bahan baku bagi
perusahaan, karena dengan jumlah tersebut dapat mengatasi pemborosan dan dapat
menjaga keefektifan bahan baku untuk digunakan.
3.6
Penutup
Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan.
3.6.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
3.6.2
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut
1. Sebaiknya data historis produksi dan penggunaan bahan baku yang digunakan
bukan data histroris dua tahun terakhir saja, namun lebih banyak lagi agar
hasil yang didapat lebih akurat lagi.
2. Metode peramalan yang digunakan sebaiknya tidak hanya metode kuantitatif
saja, agar bisa menambah perbandingan nantinya.
3. Sebaiknya metode yang digunakan untuk menghitunga galat bukan hanya
metode MAPE saja, agar bisa menambah perbandingan juga nantinya.
74