EKSTREMITAS
OTOT
Bentuk otot:
eutrofi (normal)
hipertrofi (membesar) atau
atrofi (mengecil).
Tonus otot
harus diperiksa secara pasif yaitu dengan mengangkat lengan
atau tungkai pasien kemudian dijatuhkan. Pada keadaan
hipotonus, anggota gerak tadi akan jatuh dengan cepat sekali.
Sedangkan tonus otot yang tinggi disebut hipertonus (spastisitas)
dapat diperiksa dengan cara memfleksikan atau mengekstensikan
lengan atau tungkai akan terasa tahanan yang bila dilawan terus
akan menghilang dan disebut fenomena pisau lipat.
Derajat 4
Derajat 3
Derajat 2
berat
Derajat 1
Derajat 0
Sendi
Harus diperiksa dengan inspeksi, palpasi dan
lingkup geraknya. Termasuk sendi bahu, siku,
pergelangan tangan, metkarpofalangeal,
interfalang proksimal, interfalang distal,
panggul, lutut, pergelangan kaki,
metatarsofalangeal.
Cara berdiri
Perhatikan secara keseluruhan bantuk badan, asimetris
atau deformitas. Tes keseimbangan (tes romberg)
Cara Berjalan
Pasien disuruh berjalan pada satu garis lurus,
mula-mula membuka mata kemudian dengan
mata tertutup.
Langkah ayam, berjalan dengan mengangkat kaki
setinggi mungkin supaya jari-jari kaki yang masih
tertinggal menyentuh tanah dapat terangkat,
kemudian pada waktu kaki dijatuhkan jari-jari kaki
akan lebih dulu menyentuh tanah. Keadaan ini
pada pasien polineuritis
Langkah mabuk, pasien berjalan dengan kedua
kaki terpisah jauh. Pada penyakit ataksia
Gerakan Spontan
Abnormal
Tremor, gerakan involunter bolak-balik pada anggota
tubuh, sehingga tampak seperti gemetar.
Atetosis, gerakan onvolunter pada otot lurik yang
terjadi pada bagian distal.
khorea, gerakan involunter yang tidak teratur, tanpa
tujuan, asimetris, tiba-tiba, dan cepat.
Balismus, gerakan involunter yang sangat kasar,
sebentar, berulang-ulang dan kuat sehingga anggota
tubuh seakan-akan berputar tidak teratur
Spasme, ketegangan otot yang menyebabkan
pergerakan yang terbatas
Tes Jari-Hidung-Jari
Refleks Fisiologis
Refleks biseps, lengan bawah pronasi rileks diatas
paha, kemudian ibu jari pemeriksa menekan tendon
biseps diatas fosa kubiti dan diketok, positif jika fleksi
lengan bawah
Refleks brakioradialis, lengan bawah pasien posisi
diantara pronasi dan supinasi kemudian ujung distal
radius diketok sambil dirasakan adanya kontraksi.
Yang melibatkan fleksi dan supinasi lengan bawah
Refleks triseps, posisi pasien masih sama sperti diatas
kemudian diketok pada tendon triseps dari belakang 5
cm diatas siku, amati adanya kontraksi triseps
Refleks Patologis
Babinsky
Cara : penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior
Respon : ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya
Chaddock
Cara : penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari
posterior ke anterior
Respon : seperti babinsky
Oppenheim
Cara : pengurutan krista anterior tibia dari proksiml ke distal
Respon : seperti babinsky
Gordon
Cara : penekanan betis secara keras
Respon : seperti babinsky
Schaeffer
Cara : memencet tendon achilles secara keras
Respon : seperti babinsky
Rossolimo
Cara : pengetukan pada telapak kaki
Respon : fleksi jari-jari kaki pada sendi interfalangeal
Mendel-Beckhterew
Cara : pengetukan dorsum pedis pada daerah os coboideum
Respon : seperti rossolimo
Hoffman
Cara : goresan pada kuku jari tengah pasien
Respon : ibu jari, telunjuk dan jari lainnya fleksi
Trommer
Cara : colekan pada ujung jari tengah pasien
Respon : seperti hoffman
Trommer
Cara : colekan pada ujung jari tengah pasien
Respon : seperti hoffman
Leri
Cara : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap
lengen diluruskan dengan bgian ventral menghadap ke atas
Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku
Mayer
Cara : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapk
tangan
Respon : tidak terjadi oposisi ibu jari
Pemeriksaan
Sensibilitas
Reseptor Eksteroseptif
Pemeriksaan rasa raba
Periksa seluruh tubuh dan bandingkan bagian-bagian
yang simetris dengan cara menggoreskan kapas ke
tubuh
Pemeriksaan rasa nyeri
Tusukkan hendaknya cukup kuat hingga betul-betul
dirasakan rasa nyeri dan bukan rasa sentuh atau rasa
raba. Periksa seluruh tubuh dan bagian yang simetris
dan bandingkan
Reseptor Proprioseptif
Nyeri
Nyeri adalah rasa dan pengalaman emosinal yang
tidak nyaman yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan seperti kerusakan jaringan. Nyeri
merupakan sensasi dan reaksi terhadap sensasi
tersebut.
Toleransi nyeri adalah tingkat nyeri tertinggi yang
dapat diterima oleh seseorang.
Toleransi nyeri berbeda-beda antara satu individu
dengan individu lain dan dapat dipengaruhi oleh
pengobatan
Topostesia (topognosia)
Adalah kemampuan untuk melokalisasi
tempat dari rasa raba.
Grafestesia
Adalah kemampuan untuk mengenal angka.
Kelainan Kuku
Jari tabuh (cubbing fingers),
ujung jari mengembung
termasuk kuku yang berbentuk
konveks; terdapat pada
penyekit paru krinik dan
kelainan jantung kongenital
Koilonikia (spoon nails), kuku
tipis dan cembung dengan tepi
yang meninggi terdapat pada
gangguan metabolisme besi dan
sindrom Plummer Vinsen
onikokauksis, kuku menebal
tanpa kelainan bentuk, terdapat
pada akromegali, psoriasis