Anda di halaman 1dari 86

DR Imelda ora adja, m.biomed, sp.

s
SISTEM SENSIBILITAS

Sensibilitas ttd :
1. Sensibilitas permukaan (exteroceptif) : rasa raba, halus, nyeri, suhu
2. Sensibilitas dlm (proprioceptif) : rasa sikap, getar nyeri dalam (dari
struktur otot, lig, fasia & tulang)
3. Fungsi kortikal u/ sensibilitas : stereognosis, pengenalan 2 titik,
pengenalan bentuk rabaan.
Syarat pemeriksaan :

1. Pasien harus sadar, cukup kooperatif, cakup intelegen


2. Terangkan kepada pasien maksud, cara & respons yang
diharapkan
3. Dilakukan secara rileks, tidak melelahkan pasien
Pemeriksaan secara umum :

1. Tersangka ada kelainan sensibilitas  teliti,


menyeluruh
2. Pertimbangkan riwayat penyakit; keluhan pasien,
G/ lain
3. Lakukan secara randon
4. Sekali-kali periksa topognosis
Pemeriksaan secara khusus
1. Sensibilitas permukaan
a. rasa raba : dg.kapas yg digulung memanjang
b. rasa nyeri : dg.jarum pentul
c. rasa suhu : 2 buah botol berisi air dingin (100C) dan
air panas ( t = 430C)

2. Sensibilitas dalam
a. rasa sikap
b. rasa getar
c. rasa nyeri dalam
3. Fungsi kortikal u/ sensibilitas
a. Stereognosis : mengenal bentuk + ukuran
benda yg diraba tanpa melihat
b. Pengenalan 2 titik atau test jangka
c. Mengenal bentuk rabaan
PEMERIKSAAN MOTORIK

OBSERVASI DAN PENILAIAN

TENAGA REFLEKS

TONUS TROPIK
1. TENAGA
• Pasien KOOPERATIF :
– Menilai gerakan volunter  kekuatan secara
umum & menyeluruh
– Bandingkan tenaga ekstremitas kanan & kiri
– Interpretasi dengan derajat kekuatan

1. TENAGA
1. TENAGA
– Pasien TIDAK KOOPERATIF & KESADARAN
MENURUN  Kesan Lateralisasi
• Inspeksi & Observasi
• Tes yang dilakukan :
– Berikan rangsang nyeri (di supra orbita, sternum,
kuku)
– Letakkan pada posisi yang sulit
– Tes menjatuhkan lengan dan tungkai

1. TENAGA
Derajat Kekuatan Otot
5 Normal

4 Dapat melawan tahanan ringan-sedang

3 Dapat melawan gaya berat

2 Tidak dapat melawan gaya berat

1 Ada kontraksi otot, tapi tidak menimbulkan gerakan

0 Tidak ada kontraksi

1. TENAGA
INTERPRETASI
Parese Penurunan kekuatan otot
(derajat kekuatan 1-4)

Plegi Hilangnya kekuatan otot


(derajat kekuatan 0)

1. TENAGA
Pemeriksaan Tenaga

 Ekstremitas Atas
 Badan
 Ekstremitas Bawah

1. TENAGA
• M. Deltoid
• Radiks C5, 6
• N. axillaris
• Abduksi lengan yang
diangkat secara
menyamping (30–75° dari
badan) melawan tahanan.
 M. Biceps
 Radiks C5, 6
 N. musculocutaneous
 Fleksi lengan bawah pada
sendi siku melawan
tahanan.
 M. Triceps
 Radiks C6–8
 N. radialis
 Extensi lengan bawah
pada sendi siku melawan
tahanan.
 M. Brachioradialis
 Radiks C5, 6
 N. radialis
 Fleksi lengan bawah
melawan tahanan dalam
posisi netral (tidak pronasi
maupun supinasi).
• M. Supinator
• Radiks C5–7
• N. radialis
• Supinasi melawan
tahanan pada lengan yang
ekstensi.
• M. Pronator teres
• Radiks C6, 7
• N. medianus
• Pronasi melawan tahanan
pada lengan yang
ekstensi.
 M. Extensor digitorum
 Radiks C7, 8
 N. radialis
 Ekstensi jari-jari pada
sendi
metacarpophalangeal
melawan tahanan
 M. Flexor digitorum
superficialis
 Radiks C7, 8; T1
 N. medianus
 Fleksi jari-jari pada proksimal
interphalangeal melawan
tahanan.

 M. Flexor digitorum
profundus
 Radiks C7, 8; T1
 N. medianus
 Fleksi jari-jari pada distal
phalang melawan tahanan.
 M. Extensor carpi radialis
 RadiksC6–8
 N. radialis
 Ekstensi pergelangan
tangan ke arah radial
melawan tahanan; jari-jari
tetap ekstensi.

 M. Extensor carpi ulnaris


 Radiks C6–8
 N. radialis
 Ekstensi pergelangan tangan
ke arah ulna melawan
tahanan.
 M. Flexor carpi radialis
 Radiks C6, 7
 N. medianus
 Fleksi pergelangan tangan ke
arah radial melawan tahanan.

 M. Flexor carpi ulnaris


 Radiks C7, 8; T1
 N. ulnaris
 Abduksi jari kelingking
melawan tahanan.
 M. Dorsal interossei
 Radiks C8, T1
 N. ulnaris
 Abduksi jari-jari melawan
tahanan.

 M. Palmar interossei
 Radiks C8, T1
 N. ulnaris
 Adduksi jari-jari melawan
tahanan.
• M. Trapezius, bagian atas
• Radiks C3, 4
• N. spinal accessory
• Bahu diangkat melawan
tahanan.
• M. Trapezius, bagian
bawah
• Radiks C3, 4
• N. spinal accessory
• Bahu didorong ke
belakang melawan
tahanan.
• M. Rhomboids
• Radiks C4, 5
• N. dorsal scapular
• Bahu didorong ke
belakang melawan
tahanan.
• M. Serratus
anterior
• Radiks C5–7
• N. long thoracic
• Pasien
mendorong
dengan lengan
lurus; tepi bagian
dalam dari
skapula melawan
dinding thorax.
• M. Infraspinatus
• Radiks C4–6
• N. suprascapular
• Fleksi pada siku,
lengan eksorotasi
melawan tahanan.
• M. Supraspinatus
• Radiks C4–6
• N. suprascapular
• Lengan abduksi
melawan tahanan.
• M. Latissimus dorsi
• Radiks C5–8
• N. subscapular
• Lengan adduksi dari
posisi horisontal dan
lateral melawan tahanan.
• M. Pectoralis major,
bagian atas
• Radiks C5–8; T1
• N. pectoralis lateral
dan medial
• Adduksi lengan dari
posisi horisontal dan
depan melawan
tahanan.
• M. Pectoralis major,
bagian bawah
• Radiks C5–8; T1
• N. Pectoralis lateral dan
medial
• Adduksi lengan dari
posisi depan di bawah
horisontal melawan
tahanan
• M. Iliopsoas
• Radiks L1–3
• N. femoralis
• Fleksi pada lutut dan
fleksi pada sendi panggul
(sekitar 90°) yang
difleksikan lagi melawan
tahanan.
• M. Quadriceps femoris
• Radiks L2–4
• N. femoralis
• Ekstensi tungkai bawah
melawan tahanan dengan
paha fleksi pada sendi
panggul.
• M. Gluteus maximus
• Radiks L4, 5; S1, 2
• N. gluteus inferior
• Ekstensi tungkai pada
sendi lutut dan panggul
melawan tahanan.
• M. Hamstring
• Radiks L4, 5; S1, 2
• N. sciatic
• Fleksi tungkai bawah
pada sendi lutut melawan
tahanan.
• M. Tibialis anterior
• Radiks L4, 5
• N. peroneus
profundus
• Dorsofleksi kaki
melawan tahanan
• M. Gastrocnemius
• Radiks L5; S1, 2
• N. tibialis
• Tungkai Bawah ekstensi
dengan plantar fleksi
melawan tahanan
• M. Peroneus longus dan
brevis
• Radiks L5, S1
• N. peroneus superficialis
• Eversi kaki melawan
tahanan.
• M. Tibialis posterior
• Radiks L5, S1
• N. tibialis
• Inversi plantar kaki
melawan tahanan.
• M. Adductors
• Radiks L2–4
• N. obturatorius
• Adduksi Paha, Extensi
lutut, adduksi tungkai
melawan tahanan

 M. Gluteus medius
dan minimus
 Radiks L4, 5; S1
 N. gluteus superior
 Abduksi Paha, Rotasi
internal pada paha
dengan fleksi pada
sendi lutut melawan
tahanan
2. TONUS
• Tegangan otot pada waktu istirahat atau TAHANAN terhadap
gerakan pasif saat kontrol volunter tidak ada

• Syarat :
– Pasien rileks
– Gerakkan otot, sambil pasien diajak bercakap-cakap
– Ulangi tiap gerakan dengan kecepatan berbeda

• Cara :
– Inspeksi
– Palpasi (konsistensi, gerakan pasif lambat, cepat,
parsial & total ROM)
2. TONUS
Tonus pada Tangan
• Fleksi dan ekstensi pd lengan
• Pronasi dan supinasi
• Putar pergelangan tangan

2. TONUS
Tonus pada Kaki
• Putar lutut ke kanan dan
kiri
• Fleksi dan ekstensi lutut
• Dorsofleksi dan
plantarfleksi kaki

2. TONUS
• INTERPRETASI
1. Normotoni
2. Atoni
3. Hipotoni
4. Hipertoni
–Spastik
–Rigid

2. TONUS
3. TROPIK
• Inspeksi
membandingkan simetrisitas otot kanan
dan kiri
• Palpasi
menilai konsistensi, kontur
• Pengukuran
dengan pita pengukur dari 1 titik point
3. TROPIK
Interpretasi
1. Atropi
Berkurangnya volume jaringan otot, disertai perubahan
kontur
- atrofi neurogenik - atrofi artogenik
- atrofi miogenik - disuse atrophy

2. Hipertropi
Meningkatnya volume jaringan otot.

3. TROPIK
4. REFLEKS
• Jawaban motorik terhadap
suatu rangsangan sensorik

• Yang dinilai :
– adanya kontraksi otot
– adanya gerakan sendi

4. REFLEKS
Derajat Refleks
Derajat Keterangan
Refleks
- Arefleksia
+ Hiporefleksia, ada krontraksi otot, tanpa
gerakan sendi
+ Normal, kontraksi otot, gerakan sendi
++ Hiperrefleksia, dengan perluasan, klonus (-)

+++ Hiperrefleksia, dengan perluasan, klonus


(+)

4. REFLEKS
Jenis-jenis Refleks
1. Refleks Fisiologis
a. Deep refleks : refleks tendon, refleks
periost
b. Superficial refleks : refleks kulit

2. Refleks Patologis

4. REFLEKS
Refleks Biceps (C5,6; N. Musculo cutaneus)
• Lengan setengah ditekuk di
sendi siku
• Perkusi pada tendon m. biceps
di bwh lipatan siku

(+)  kontraksi m. biceps


fleksi sendi siku dan supinasi

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Reflek Triceps (C7,8; N. Radialis)
• Lengan setengah ditekuk di
sendi siku
• Perkusi tendon m. triceps
diatas olecranon

(+)  kontraksi m. triceps


ekstensi sendi siku

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Reflek Radius (C5,6; N. Radialis)
- Lengan setengah fleksi, tangan sedikit pronasi
- Perkusi proc. stiloideus radii

(+) kontraksi m. brakioradialis


fleksi siku, supinasi lengan bawah

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Reflek Ulna (C8, Th1; N. Ulnaris)
- Lengan setengah fleksi, tangan sedikit pronasi
- Perkusi dorsal proc. Stiloideus ulna

(+)kontraksi m. pronator kuadratus


pronasi lengan bawah
aduksi pergelangan tangan

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Refleks statokinetik
• Reflek Meyer (jari jempol)
Tekan jari tengah semaksimal mungkin mendekati telapak tangan
(+)  Aposisi dari jempol

• Refleks Leri
Lengan dlm keadaan ekstensi. Fleksi semaksimal mungkin jari-jari
dan tangan penderita.
(+)  fleksi pada siku lengan

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Refleks statokinetik
• Refleks Grewel (Pronasi-abduksi)
Lengan dlm kedudukan setengah fleksi pd siku dan setengah
pronasi. Lakukan pronasi semaksimal mungkin pd lengan bawah.

(+)  abduksi lengan atas

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Atas


Refleks statokinetik
• Interpretasi:
–Refleks (+)  Normal
–Refleks (-)  Lesi UMN
Refleks dinding perut (T8-12)
• Gores pd dinding perut dari
lateral ke medial menuju
umbilikus

(+)kontraksi otot abdomen,


deviasi umbilikus ke arah
stimulus

4. REFLEKS FISIOLOGIS Badan


Refleks kremaster (L1,2)
• pasien terlentang, paha sedikit
abduksi
• goreskan palu reflek di kulit
paha medial, dari bawah ke
atas

(+)kontraksi otot kremaster,


elevasi testis ipsilateral

4. REFLEKS FISIOLOGIS Badan


Refleks anus
• Refleks anus luar (S4,5)
Goreskan ujung peniti pada dinding anus
(+)  kontraksi sfingter ani eksterna

• Refleks anus dalam (S4,5)


Masukkan jari telunjuk ke anus
(+)  kontraksi sfingter ani interna

4. REFLEKS FISIOLOGIS Badan


Refleks KPR (L2,3,4; N. Femoralis)
• Tungkai fleksi di sendi
lutut
• Perkusi ligamentum
patella

(+) kontraksi m.
quadriceps femoris,
ekstensi sendi lutut

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Bawah


Refleks APR (L5, S1,2; N. Tibialis)
• Fleksi sendi panggul dan lutut,
dorsofleksi kaki
• Perkusi tendon achiles

(+)  kontraksi m.
gastrocnemius, plantar fleksi
kaki

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Bawah


Refleks Plantar (S1,2)
• Gores ujung palu reflek pd telapak kaki
(+)  plantar fleksi jari kaki

Refleks Statokinetik
• Refleks Grewel (supinasi-fleksi)
Lakukan supinasi maksimal pd kaki
(+)  fleksi lutut, fleksi dan abduksi tungkai atas

4. REFLEKS FISIOLOGIS Ekstremitas Bawah


Refleks Hoffmann - Tromner
• Ekstensi jari tengah, petik
kuku jari tengah.

(+)  gerakan fleksi telunjuk,


ibu jari dan jari-jari lain

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Atas


Babinski dan variannya
• Refleks Babinski
Gores dari tumit ke atas, telusuri
bag lateral. Sampai di pangkal
kelingking, bengkok ke medial,
berakhir di pangkal jempol kaki.
(+)  dorsofleksi ibu jari,
disertai pemekaran jari lainnya

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Babinski dan variannya
• Refleks Chaddock
Goreskan pd kulit di bawah
maleolus eksterna

• Refleks Oppenheim
Dgn jempol dan jari telunjuk,
urut tulang betis dari atas ke
bawah

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Babinski dan variannya
• Refleks Gordon
Pijat otot betis dgn keras

• Refleks Scheffer
Pijat otot achilles dgn keras

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Babinski dan variannya
• Refleks Bing
Beri rangsang tusuk pd kulit
dorsum pedis

• Refleks Gonda
Lakukan plantar fleksi dari
jari ke4

• Refleks Stransky
Abduksi jari ke-5

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Klp Rossolimo dan Mendel Bechterew
• Rossolimo
Perkusi telapak kaki di daerah basis jari kaki ke-2 sampai 5

• Mendel Bechterew
Perkusi dorsum di daerah basis jari kaki ke-2 sampai 5

(+)  plantar fleksi dari jari ke-2 sampai 5

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Klp Klonus
• Klonus Patella
Patella kita pegang antara jempol dan
telunjuk
Tekan patella ke arah distal tiba-tiba

(+)  kontraksi berulang


quadriceps femoris

4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah


Klp Klonus
• Klonus Kaki
Tungkai posisi fleksi
Lakukan dorsofleksi
kaki tiba-tiba

(+)  kontraksi
berulang m.
gastroknemius
4. REFLEKS PATOLOGIS Ekstremitas Bawah
Refleks Primitif
• Refleks Snout
• Refleks Menetek
• Refleks Memegang (Grasp)
• Refleks Palmomental

4. REFLEKS
Refleks Snout
• Pasien menutup matanya
• Perkusi pada bibir atas

Normal ----- tidak ada reaksi


Positif ----- kontraksi otot-otot di sekitar bibir/ di
bawah hidung

4. REFLEKS PRIMITIF
Refleks Menetek
• Sentuhan pada bibir

Normal ----- tidak ada reaksi


Positif ----- gerakan bibir, lidah dan rahang bawah
seolah-olah menetek

4. REFLEKS PRIMITIF
Refleks Memegang (Grasp)
• Penempatan jari pemeriksa pada telapak tangan
pasien
• Tarik tangan pemeriksa
• Minta pasien untuk melepaskan jari pemeriksa

Normal ----- pasien bisa melepaskan jari


pemeriksa
Positif ----- tanpa disadari tangan pasien
menggenggam jari pemeriksa

4. REFLEKS PRIMITIF
Refleks Palmomental
• Gores dengan ujung gagang palu refleks ke kulit telapak
tangan bagian tenar

Normal ----- tidak ada reaksi


Positif ----- kontraksi m. mentalis dan
m. Orbikularis oris ipsilateral

4. REFLEKS PRIMITIF
KOORDINASI
Diperankan o/ serebelum
Dasar dari koordinasi : kerja sama otot yg antagonistik
Ketidakmampuan koordinasi : ataxi
dismetri
disdiadokokinesis
tremor kasar
Test koordinasi :

1. Observasi
2. Test hidung – jari – hidung
3. Test jari – hidung
4. Test pronasi – supinasi
5. Test tumit - lutut
FUNGSI LUHUR (FUNGSI
KORTIKAL)

• FUNGSI KORTIKAL LUHUR (FKL)


• HIGHER NERVOUS FUNCTION
• BEHAVIORAL NEUROLOGY
• CLINICAL NEUROPSYCHOLOGY
KOMPONEN FUNGSI KORTIKAL LUHUR

Secara praktis, NEUROBEHAVIORAL UNIT


BOSTON membagi aktifitas mental atau FKL
dlm 5 komponen sbb :
1. Language (berbahasa)
2. Memory
3. Visuospatial
4. Emotion or Personality
5. Cognition ( abstraction and mathematics )
BELAHAN OTAK kiri dis.sbg. DOMINAN
ok. pengaruhnya thd penguasaan bahasa
• Mengatur kemampuan berbicara (terutama tata bahasanya)
• Membaca, menulis
• Menyimpan daya ingat u/ peristiwa
nama
waktu
BELAHAN KANAN
• Dlm fungsi berbahasa  gaya bahasa
• Berperan dlm : kewaspadaan
perhatian
konsentrasi
fungsi emosi
Cara berpikir : lebih memakai perasaan mahir
menafsirkan kiasan pusat berkhayal &
berfantasi.
 KREATIVITAS
FUNGSI LUHUR adalah :
1. Kesadaran (koma, sopor, somnolent, konfus, delirium, apati).
2. Reaksi Emosi
3. Fungsi Intelek (ingatan, penget.u,m’hitung, p’=,’p’dapat,
pengertian, formulasi)
4. Proses berpikir : cukup dinilai dari wawancara yg dilakukan
5. Fungsi Psikomotorik (apraksi ideasional, ideomotor & kinetik)
6. Fungsi Psikosensorik (agnosis taktil & visual)
7. Fungsi bicara & bahasa
7.1. Fungsi bicara (resonansi, respirasi, fonasi, artikulasi, prosoli)
7.2. Fungsi bahasa (perseptif, ekspresif, membaca, menulis)

Anda mungkin juga menyukai