Peluruhan Gamma
Peluruhan Gamma
PELURUHAN GAMMA
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti
halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton
(gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ().
Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.
( AX ) * A X +
Energi gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang ( ) atau oleh frekuensinya
(f) sesuai persamaan
E = hf = hc /
(7.1)
198
e-
Au
2
e
0,412 MeV
1
0
198
Hg
(7.2)
52
(cm 1 ) = m (cm 2 / gr ) x ( gr / cm 3 )
(7.3)
Selain kedua koefisien serapan tersebut, juga digunakan koefisien serapan atomik
(a), yaitu fraksi berkas radiasi gamma yang diserap oleh atom . Koefisien serapan atomik
dirumuskan
a (cm 2 / atom) =
(cm 1 )
N (atom / cm 3 )
(7.4)
Dengan N adalah jumlah atom penyerap per cm3. Koefisien serapan atomik ini selalu
menunjukkan tampang lintang (cross section) dengan satuan barn.
1 barn = 10-24 cm2
Koefisien serapan atomik seringkali disebut microscopic cross section (), sedangkan
koefisien serapan linier sering dikenal dengan istilah macroscopic cross section ( = N ).
Sedangkan nilai tebal paro atau half value thickness (HVT) adalah tebal bahan perisai yang
diperlukan radiasi gelombang elektromagnetik untuk mengurangi intensitas radiasinya,
sehingga tinggal setengah dari semula.
Jika penurunan intensitas dirumuskan I = I 0 e d dan pada saat intensitas menjadi
setengahnya I =
1
I0
2
Maka
HVT =
0,693
(7.5)
53
Dilihat dari daya tembusnya, radiasi gamma memiliki daya tembus paling kuat
dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif lainnya.
Sebaliknya, daya ionisasinya paling lemah. Karena sinar gamma termasuk
gelombang elektromagnetik, maka kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.
Ada tiga proses utama yang dapat terjadi apabila radiasi gamma melewati bahan,
yaitu efek fololistrik, hamburan Compton dan produksi pasangan. Ketiga proses tersebut
melepaskan elektron yang selanjutnya dapat mengionisasi atom-atom lain dalam bahan.
Peluang terjadinya interaksi antara radiasi gamma dengan bahan ditentukan oleh koefisien
absorbsi linier (). Karena penyerapan intensitas gelombang elektromagnetik melalui tiga
proses utama, maka nilai juga ditentukan oleh peluang terjadinya ketiga proses tersebut,
yaitu f untuk foto listrik, c untuk hamburan Compton dan pp untuk produksi pasangan.
Koefisien absorbsi total (t) dari ketiga koefisien tersebut
t = f + c + pp
7.3.1
(7.6)
Efek fotolistrik
Efek foto listrik adalah peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya oleh elektron
yang terikat kuat oleh suatu atom sehingga elektron tersebut terlepas dari ikatan atom.
Elektron yang terlepas dinamakan fotoelektron.efek foto listrik terutama terjadi antara 0,01
MeV hingga 0,5 MeV.
Efek fotolistrik ini umumnya banyak terjadi pada materi dengan Z yang besar, seperti
tembaga (Z = 29).
Energi foton yang datang sebagian besar berpindah ke elektron fotolistrik dalam
bentuk energi kinetik elektron dan sebagian lagi digunakan untuk melawan energi ikat
elektron (W0).
Besarnya energi kinetik fotoelektron (K) dalam peristiwa ini adalah:
K = hf W0
(7.7)
54
Dari persamaan 7.7 terlihat bahwa agar efek fotolistrik terjadi, maka energi foton
harus sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat elektron yang berinteraksi.
7.3.2
Hamburan Compton
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf berinteraksi dengan
elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh inti, yaitu elektron terluar
dari atom. Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak dengan energi kinetik
tertentu disertai foton lain dengan energi lebih rendah dibandingkan foton datang. Foton
lain ini dinamakan foton hamburan.
Kemungkinan terjadinya hamburan Compton berkurang bila energi foton yang
datang bertambah dan bila Z bertambah.
Dalam hamburan Compton ini, energi foton yang datang yang diserap atom diubah
menjadi energi kinetik elektron dan foton hamburan. Perubahan panjang gelombang foton
hamburan dari menjadi dirumuskan
= =
h
(1 cos )
me c
(7.8)
(7.9)
Hamburan foton penting untuk radiasi elektromagnetik dengan energi 200 keV
hingga 5 MeV dalam sebagian besar unsur-unsur ringan.
7.3.3
Produksi pasangan
Produksi pasangan terjadi karena interaksi antara foton dengan medan listrik dalam
inti atom berat. Jika interaksi itu terjadi, maka foton akan lenyap dan sebagai gantinya akan
timbul sepasang elektron-positron. Karena massa diam elektron ekivalen dengan energi
0,51 MeV, maka produksi pasangan hanya dapat terjadi pada energi foton 1,02 MeV
(2mec2).
Energi kinetik total pasagan elektron-positron sesuai dengan persamaan:
hf = K e + K p + me c 2 + m p c 2 .
(7.10)
Kedua partikel ini akan kehilangan energinya melalui proses ionisasi atom bahan.
Positron yang terbentuk juga bisa bergabung dengan elektron melalui suatu proses yang
dinamakn annihiliasi.
55
Soal-soal:
1. Inti
228
224
228
Th dan
224
Ra adalah 228,028726u
dan 224,020196u
2. Inti
12
12
12
56