Anda di halaman 1dari 16

CATHETERS

Catheters adalah sebuah pipa kosong yang terbuat dari logam, gelas, karet, plasik yang cara
penggunaannya adalah untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh melalui saluran (kanal).
Terbagi atas 2 bagian:
- I.V Catheters
- Non I.V Catheters
http://alkesde.blogspot.com/2012/11/pertemuan-v_15.html
http://assarah.blogspot.com/2012/12/alkes.html
http://alkeskelompoka.blogspot.com/2012/10/jarum-suntik-semprit.html

a.

I.V Catheters
Adalah Catheters yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena. Kegunaannya berlaku
sebagai vena tambahan atau perpanjangan vena untuk pengbatan I.V. jangka lama yang lebih dari
48 jam.

b. Non I.V. Catheters , terbagi atas:


o Nelaton Catheters
Catheter
yang
dipakai

supaya

dapat

kencing

o Balloon Catheters
Kegunaan: untuk pengambilan air kencing dalam keadaan tertutup, bebas dari udara polusi di
sekitarnya
o Oxygen Catheters
Catheter yang digunakan unuk mengalirkan gas oksigen ke dalam lubang hidung
o Stomach tube
(Maag Slang; Maag Sonde) Kegunaannya: untuk mengumpulkan getah lambung, untuk
membilas dan mencuci isi perut, untuk pemberian obat-obatan.
o Feeding tube
Kegunaan: untuk memasukkan cairan makanan melalui tube ini melalui mulut atau hidung
(terutama pasien koma, pingsan, dan dalam kondisi-kondisi terentu.)
o Rectal tube
Kegunaan: unuk mengeluarkan gas- gas dari usus, untuk membersihkan rectum.
o Suction Catheters
Kegunaan: untuk menyedot lendir dari trakea bayi yang baru lahir, untuk menyedot cairan
amniotik.
o Kondom Catheters

Alat ini digunakan unuk menghubungkan penis dengan urine bag melalui ujung tube-nya,
terutama pada pasien yang suka kencing tidak sadar dan yang tidak bisa menahan kencing
(incontinentia urinae).
6. JARUM SUNTIK
Yang termasuk dalam jarum suntik, yaitu:
- Jarum suntik umum
- Jarum suntik gigi
- Jarum suntik spinal
- Jarum suntik bersayap
a. Jarum suntik yang umum
Besar kecilnya ukuran jarum suntik ditentukan dengan nomor-nomor. Biasa yang digunakan no:
18 G, 19 G, 20 G, 21G, 22 G, 23 G, 24 G, 25 G, 26 G, 27 G. Makin besar nomornya, makin kecil
diameter jarum suntiknya.
b. Jarum suntik gigi
Jarum suntik ini tersedia dalam 3 ukuran: 25 G-27 G- 30 G. jarum tersebut berujung dua dan alat
suntiknya juga agak berbeda.
c.

Jarum suntik spinal


Jarum suntik spinal digunakan untuk LUMBAL PUNCTIE (LP). Jarum ini dinamakan
SPINAL NEEDLE. Keistimewaan jarum LP: didalamnya terdapat jarum lagi.

d. Jarum suntik bersayap


Kegunaannya: berlaku sebagai vena tambahan atau perpanjangan vena dari tubuh kita untuk
pengobatan I.V. jangka lama atau yang terputus- putus. Jarum ini berukuran 18 G sampai 25 G.
7. ALAT SEMPRIT
Alat semprit disebut juga alat suntik, INJECTIE- SPUIT atau SPUIT. Ada pula bermacammacam alat semprit khusus untuk pemakaian khusus pula:
a. GLYCERINE SYRINGE
b. Water Syringe
c. Ear Syringe
d. Wound and Bladder Syringe
e. Tuberculine Syringe
f. Insuline Syringe
VII. ALAT SEMPRIT
Alat seprit adalah alat suntik, alat untuk menyuntik, dalam bahasa belanda disebut injectivespuit. Dalam bahasa inggris disebut syringe. Macam-macam alat semprit antara lain:
a. Glycerin syringe; volumenya 30 ml,50 ml, 100 ml
b. Water syringe; volume suntik 8 ml dan 10 ml

c. Ear syringe; volume suntik 50 ml, 75 ml dan 100 ml


d. Wound and bladder syringe; volume suntik 50 ml, 75 ml, 100 ml,150 ml dan 200 ml. alat ini
digunakan untuk membersihkan luka-luka bernanah, borok (ulcers), dan untuk menyemprot
kandung kencing dengan bantuan catheters.
e. Tuberculine syringe; volume suntik 1 mldengan pembagian skala sampai 0,01
f. Insulin syringe; volume suntik 0,1 ml

ALAT SEMPRIT
Alat semprit disebut juga alat suntik, INJECTIE- SPUIT atau SPUIT.
a. Tuberculine syringe
Alat ini khusus digunakan untuk menyuntikkan tuberculin. Disebut mantoux test. Alat ini
berkapasitas volume 1 ml dengan pembagian skala samapi 0,01 ml.

Tuberculine syringe
b. Glycerin syringe
Umumnya terbuat dari logam (stainless steel)
Bentuknya seperti alat suntik biasa, Cuma kapasitas volumenya lebih besar yaitu 30 ml, 50 ml,
dan 100 ml. Ujung kanule agak melengkung ke bawah dengan ujung berkepala.

Glycerin syringe
c.

Insulin syringe
Alat suntik ini khusus untuk menyuntikkan insulin. Kapasitas volumenya juga 1,0 ml. Hanya
pembagian skalanya yang berbeda.

VIII. PARATUS
Paratus etui atau paratus case digunakan sebagai empat menyimpan alat suntik. Paratus ada
yang special untuk alat suntik 2,5 cc, ada pula 5 cc.
IX. JARUM BEDAH
Jarum bedah disebut juga jarum hechting. Dalam bahasa inggris disebut surgical needles atau
suture needles. Dalam bahasa belanda disebut hecht-naald. Alat ini digunakan untuk menjahit
luka,umumnya luka operasi.
X. BENANG BEDAH
Benang bedah (suture) dapat dibagi menjadi dua golongan:
a. Yang dapat diabsorbir oleh tubuh kita
b. Yang tidak dapat diabsorbir oleh tubuh kita
XII. ALAT-ALAT UNTUK MENGAMBIL/ MEMBERIKAN CAIRAN ATAU DARAH
a. Alat untuk mengambil darah dari donor (taking set atau blood donor set)
b. Alat untuk mengambil darah untuk pemeriksaan (venoject)
c. Alat untuk mengambil darah dari arteri (preza-pak) digunakan untuk mengambil darah dari
arteri,untuk analisa gas darah.

Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

1.

1.
2.
3.
4.
1.
1.
1.

1.
1.
1.
1.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
6.
7.

Pemasangan Kateter
A. Pengertian
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan untuk mengeluarkan urin
v Prinsip prinsip pemasangan kateter
Gentle hati-hati
Sterilitas Sifat prosedur yang steril
Adekuat lubrication
Gunakan kateter ukuran kecil
v Macam-macam kateter
Bentuk
Straight; lurus tanpa ada cabang
Contoh : Robinson kateter, Nelaton kateter
Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
Sebuah kateter Coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran prostat
yang mengalami obstruksi sebagian uretra
Contoh : Kateter Tiemann
Self Retaining Kateter; dipakai menetap
Contoh : Molecot Kateter, Foleey Kateter
Ukuran
Skala Cherieres (Franch)
Ich atau Fr 0,33 mm
Atau 1 mm = 3 Fr
Contoh: Kateter 18 Fr artinya diameter luarnya 6 mm
Bahan
Stainless
Lateks (karet)
Silikon
Dilapisi silikon
sifat pemakaian
Sementara
Menetap
Sekali pakai
system retaining (pengunci)
jumlah percabangan
1. Cabang 1 (One Way) digunakan untuk sekali pakai

2. Cabang 2 (Two Way) digunakan untuk kateter sementara


3. Cabang 3 (Three Way) digunakan untuk kateter permanen
1.
B. Tujuan
Untuk mengeluarkan urin
Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemiih.
Mendapatkan urine steril intuk spesimen
Pengkajian residu urine
Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.
Mengatasi obstruksi aliran urine
Mengatasi retensi perkemihan.
1.
C. Indikasi
2.
Mengatasi retensi urine
3.
Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
4.
Untuk memperoleh bahan urine steril
5.
Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih
6.
Memeperoleh bahan urin bilatidak dapat ditampung dengan cara yang lain : menampung
urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi atau pada klien yang
mengalami masalah inkontinensia urin
7.
Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu
pemeriksaan diagnostic
8.
Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan kandung kemih, yang
digunakan bila pasien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau
tidak sadar akan lingkungan
9.
Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan beberapa
infeksi dan operasi suatu organ dari system urinarius dimana kandung kemih tidak boleh tegang
sehingga menekan struktur yang lain
10.
Menjaga agar pasien yang inkontinen teta kering pada daerah perineum, agar kulit tetap
utuh dan tidak infeksi
10. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandng kemih secara normal
1.
D. Alat dan Bahan
v Alat
v Bahan
Set kateter
Kapas + cairan sublimate
Sarung tangan steril
Jelly
Set bengkok + pinset steril
Plester
Spuit
+ aqua steril
Alas / perlak alas
isi air hangat + sabun
Handuk kecil + baskom
Sampiran
Lampu
Duk bolong
10. Perban
11. Urine bag
1.
E. Prosedur
1.
I.
Pemasangan Kateter
2.
a. Pada Perempuan

Cuci tangan.
Jelaskan pada pasient mengenai prosedur yang akan dilakukan.
Atur ruangan.
Pasang perlak / alas.
Gunakan handscoon.
Pasang duk steril.
Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (3 kali hingga

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

bersih)
Buka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan

8.

bagian dalam.
9.

1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.

1.
1.
2.

Kateter diberi minyak pelumas atau jelly pada ujungnya, lalu asupkan
pelan-pelan sambil anjurkan untuk tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau hingga urune keluar.
10. Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan menggunakan spuit
untuk yang dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap, tarik kembali sambil pasient disuruh napas
dalam.
11. Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi kearah samping.
12. Rapikan alat.
13. Cuci tangan.
b. Pada Laki Laki
Jelaskan prosedur
Cuci tangan
Pasamng sampiran
Pasang perlak
Gunakan sarung tangan steril
Pasang duk steril
Tangna kiri memegang penis lalu prepusium ditarik sedikit kepangkalnya dan
bersihkan dengan kapas sublimat
Kateter diberi minyak pelumas atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 12,5-17,5
cm) lalu masukkan perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik
napas dalam
Jika tertahan jangan dipaksa
10. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter
menetap, dan bila intermiten tarik kembali ambil pasien diminta menarik napas dalam.
11. Sambung kateter dengan kantung penampung dan viksasi kearah atas paha/abdomen.
12. Rapikn alat.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
14. Catat prosedur dan respon pasien.
II.
Pemasangan Kateter Kondom
Kaji status klien untuk menentukan kebutuhan akan Kateter kondom
Siapkan peralatan dan suplai:
a.kantung kondom dan bahan karet /lateks(ukuran yang sesuai)
b.secarik plester elastis (jika perlu)persiapan kulit
c. kantung pengumpul urin di sertai tali pengikatnya
d. baskom dengan air hangat dan sabun
e.handuk dan lap
f. sarung tangan sekali pakai

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

1.

g.selimut mandi
h. klip rambut atau gunting(pilihan)
Jelaskan prosedur
Berikan privasi dengan menutup pintu atau gorde tempat tidur
Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
Bantu klien untuk mengambil posisi terlentang.tempatkan selimut mandi di batang tubuh
bagian atas.lipat selimut sehingga ekstremitas bagian bawah tertutup;hanya genitalia nya bagian
bawah yang seharusnya terlihat
Kaji kondisi penis
Lakukan perawatan perineum dan keringkan secara Menyeluruh .klip rambut di bagian
bawah penis
Siapkan kantung tungkai atau kantung pengumpul Drainase urin untuk disambungkan ke
kateter kondom. Siapkan selang drainase supaya dapat di hubungkan.
10. Bersihkan kulit pada batang penis dan biarkan mengering (30 sampai 60 detik)
11. Dengan tangan yang tidak dominan pegang penis di sepanjang batangnya.dengan
dominan,pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan gulung kantung
tersebut kearah p0enis ( lihat ilustrasi di halaman 1730 )
12. Beri jarak 2,5 cm antara ujung kondom dan ujung penis.
13. Plester batang penis dengan plester elastis secara melingkar(jika perlu) plester hanya boleh
menyentuh kantung kondom, bukan kulit, pasang dengan pas, akan tetapi jangan terlalu ketat.
14. Menghubungkan selang drainase ke ujung kateter kondom, dapat di gunakan sebuah kantung
drainase atau kantung tungkai(lihat ilustrasi di bawah).yang dipasang di atas atau di bawah lutut.
Pastikan bahwa kantung kondom tidak terpelintir(lihat ilustrasi di bawah)
15. Fiksasi selang sehingga tidak melekuk dan meningkatkan drainase urine secara bebas.
16. Tempatkan lkien pada posisi yang nyaman dan aman(berbaring atau duduk akan tetapi tidak
menyumbat aliran urine)
17. Buang suplai yang terkontaminasi lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
18. Kembali dalam 30 sampai 60 menit untuk memantau drainase urin
19. Inspeksi kulit pada batang penis secara teratur untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan
atau iritasi.
20. Catat dan laporkan waktu pemasangan kondom, kondisi kulit,serta pola berkemih.
III.
Bledder Trining
Definisi
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik. (Google, diakses 27
maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi nonfarmakologis
(Farmacia.com. , diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
Tujuan
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih. (AHCPR,
1992 dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan Perry)
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik
distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per
hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih
(farmacia.com).

1.

1.

1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.

1.

1.

1.

Tujuan yang dapat dicapai dalam sumber yang lain adalah :


- Klien dapat mengontrol berkemih
- Klien dapat mengontrol buang air besar
- Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
- Menghindari isolasi sosial bagi klien (Bondan palestin, Google.com)
Indikasi
Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan.
Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama.
Klien dengan inkontinentia urin
Program Latihan Bladder Training
Memberikan pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang baik,
manfaat yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training dengan baik.
Tahapan latihan mengontrol berkemih. Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk
mengembalikan kontrol kemih yang normal :
v Langkah Langkah
Persiapan alat
- Jam
- Air minum dalam tempatnya
- Obat deuritik jika diperlukan
Persiapan pasien
- Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
- Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
Langkah langkah Latihan
Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam
sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
Berikan klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk
berkemih
Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat ditahan.
Klien disuruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah
ditentukan 2-3 jam sekali.
30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah
klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
IV.
Latihan Otot dasar Panggul
Klien yang mengalami kesulitan untuk memulai atau menghentikan aliran urin dapat
memperoleh manfaat dari melakukan latihan dasar panggul ( Kegel Exercise ).
Langkah-Langkah Latian
LATIHAN 1
Intruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih dan kemudian
memmulainya kembali praktikan setiap kali berkemih.
LATIHAN 2
Minta klien mengambil posisi duduk atau bberdiri. Intruksikan klien untuk
mengencangkan otot disekitar anus.
LATIHAN 3

1.

1.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.
1.
2.
3.
4.
1.

Minta klien mengencangkan otot di bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot
anterior secara perlahan sampai hitungan keempat.
Kemudian minta klien merelaksasikan otot-otot secara keseluruhan.
Ulangi latihan empat kali per jam saat terbangun dari tidur selama tiga bukan.
LATIHAN 4
Apa bila memungkinkan, ajar klien melakukan sit-ups yang di modifikasi(lutut ditekuk).
V.
Pengukuran Berat Jenis Urin (BJU)
Definisi
BJU ad pengukuran berat jenis urine untuk evaluasi umum terhadap sistem eropoetik maupun
stasus kesehatan. Urine merupakan hasil metabolisme yang dikeluarkan tubuh melalui ginjal
Tujuan
Mengukur BJU (Berat Jenis Urine)
Melihat Fungsi Ginjal Dalam Pemekatan dan Pengenceran Urine
Alat dan Bahan
Gelas penampung dan gelas ukur
Urinometer
Strip untuk urinalis (Combistik)
Air 1,5 Liter
Tissue
Urine
Cara Kerja
Membandingkan Berat Jenis Urine dengan air (H2O) Pada Volume yang Sama
Menggunakan Reagen Strip
Rumus BJU :
BJU = BJ terbaca + (suhu kamar suhu tera) x 0,0013
Ket :
BJU Normal = 1,005 1,030
Suhu Kamar = 27 o C
Suhu Tera di Urinometer = 20 o C
Keterangan Pemekatan dan Pengenceran
Pemekatan = Dehidrasi (Kekurangan cairan)
Pengenceran = Overhidrasi (Kelebihan cairan)
F. Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar, straight masuk dan dilepas tana
menimbulkan
Pasien nyaman
Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
Klien merasa senang dengan prosedur.
G. Referensi
Potter and Perry.Volume 2.2006.Sistem Eliminasi./Unit9/bab48/1828.20/03/20111
Alimul Aziz.2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.ECG:Jakarta
Bondan palestin, Google.com. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
JAPARDI, ISKANDAR Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.
Google.co.id. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
Potter & perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 2. jakarta : EGC
www. Farmacia.com. , diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB

WWW.Familydoctor.org, diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB


www. Google, diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
Www.Pikiran-Rakyat.com. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
http://nursingbegin.com/tag/pemasangan-kateter/
http://belibis-a17.com/2008/04/25/kateterisasi-uretra/
http://fredyakbark.blogspot.com/2009/04/anatomi-fisiologi.html
1. Definisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang be
rubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan
Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
Untuk pengumpulan spesimen urine
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
3. Prosedur
A. Alat
a. Tromol steril berisi
b. Gass steril
c. Deppers steril
d. Handscoen
e. Cucing
f. Neirbecken
g. Pinset anatomis
h. Doek
i. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j. Tempat spesimen urine jika diperlukan
k. Urinebag
l. Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n. Selimut
B. Obat
a. Aquadest
b. Bethadine
c. Alkohol 70 %
C. Petugas
a. Pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas mutlak dibutuhkan dalam
rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial

b. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud


c. Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan penderita, melakukan tindakan harus sopan,
perlahan-lahan dan berhati-hati
d. Diharapkan penderita telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan
tindakan
D. Penderita
Penderita telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan
penderita atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent
E. Penatalaksanaan1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang
sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan
tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan.
desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali
lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis
sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas
(clitoris), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir
ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus
urethra.
7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita lakilaki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam
jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit
8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik
nafas dalam.
Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh
penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan
memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji
kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika
masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter

sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 7,5 cm dan selanjutnya
dimasukkan lagi +/- 3 cm.

JARUM SUNTIK
Yang termasuk dalam jarum suntik, yaitu:
1. Jarum Suntik Yang Umum
Besar kecilnya ukuran jarum suntik ditentukan dengan nomornomor. Biasa yang digunakan no: 18G, 19G, 20G, 21G, 22G, 23G,
24G, 25G, 26G, 27G. Makin besar nomornya, makin kecil diameter
jarum suntiknya.

Jarum Suntik Umum

2. Jarum Suntik Gigi


Jarum suntik ini tersedia dalam 3 ukuran: 25 G-27 G- 30 G. jarum
tersebut berujung dua dan alat suntiknya juga agak berbeda.

Jarum Suntik gigi

3. Jarum Suntik Spinal


Jarum suntik spinal digunakan untuk LUMBAL PUNCTIE (LP).
Jarum ini dinamakan SPINAL NEEDLE. Keistimewaan jarum LP:
didalamnya terdapat jarum lagi.

Jarum Suntik Spinal

4. Jarum Suntik Bersayap


Kegunaannya: berlaku sebagai vena tambahan atau perpanjangan
vena dari tubuh kita untuk pengobatan I.V. jangka lama atau yang
terputus- putus. Jarum ini berukuran 18 G sampai 25 G.

Jarum Suntik Bersayap

ALAT SEMPRIT
Alat
semprit
disebut
SPUIT atau SPUIT.

juga

alat

suntik, INJECTIE-

a. Tuberculine syringe
Alat ini khusus digunakan untuk menyuntikkan tuberculin. Disebut
mantoux test. Alat ini berkapasitas volume 1 ml dengan pembagian
skala samapi 0,01 ml.

jarum suntik adalah jarum yang secara umum digunakan dengan alat suntik untuk
menyuntikkan suatu zat ke dalam tubuh. Jarum ini juga dapat digunakan untuk mengambil
sampel zat cair dari tubuh, contohnya mengambil darah dari urat darah halus padavenipuntur.
Jarum hipodermik digunakan untuk memasukkan obat, atau ketika zat yang disuntikkan tidak
bisa ditelan, maupun karena tidak akan diserap (seperti insulin), atau karena akan melukai hati.
Terdapat banyak rute penyuntikan yang ada.
Namun, jika jarum ini pernah digunakan oleh orang yang mengidap HIV/AIDS, jarum yang
pernah digunakan tersebut digunakan lagi oleh orang yang tidak terkena HIV/AIDS, maka orang
tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum ini juga merupakan salah satu rute masuknya HIV ke
tubuhmanus

Anda mungkin juga menyukai