Persamaan Arrhenius
Konstanta kecepatan reaksi (k) berbanding langsung dengan faktor frekuensi
(A) dan berbanding terbalik dengan Ea dan berbanding lurus dengan T
Catatan:
- Eksponen negatif artinya K >> jika nilai Ea/RT <<
Contoh:
2 H2O (aq) 2H2O (l) + O2 (g)
(lambat)
reaksi bersih
Reaksi dengan
katalis
Jalur reaksi
Petrokimia
1 Hidrogenasi
Benzena sikloheksana
Nitril/dinitril amina/diamina
Fenol sikloheksanol
Nitrobenzena anilin
2 Dehidrogenasi
Parafin olefin diolefin
Alkohol keton
3 Hidrasi
Etilen etil alkohol
4 Oksidasi
Etilen etilen oksida
Metanol formaldehida
5 Oksiklorinasi
Etilen + HCl + O2 dikloroetana
6 Metanolisis
Sintesis gas Metanol
Polimerisasi
Etilen polietilen
Reduksi Energi
Pollution Control
JENIS KATALIS
1. Homogen: Fasa katalis sama dengan pereaksi/ hasil reaksi
Contoh: - Katalis reaksi esterifikasi
- SO2 + NO2 SO3 + NO
2. Heterogen: Fasa katalis tidak sama dengan pereaksi/ hasil reaksi
Katalis = Fasa padat
contoh: logam, logam oksida, garam
Pereaksi/ hasil reaksi = fasa cair atau gas
BIOLOGIS
- Biasanya dihasilkan sel-sel hidup
- Tersusun dari senyawa-senyawa protein
- Contoh: enzim
- Tidak tahan terhadap suhu tinggi
KATALIS BIOLOGIS
Enzim: molekul protein besar yang bisa sebagai katalis reaksi-reaksi tertentu
km
dt
[ S ] km
k1
E+S
ES
k-1
k2
ES
E+P
KATALIS HOMOGEN
Katalis mempunyai fasa yang sama dengan reaktan
Contoh:
S2O82- + 2I- 2SO42- + I2
reaksi terjadi dalam larutan
Tanpa katalis: reaksi berjalan lambat
Katalis
: Fe (II) atau Fe (III)
S2O82- + 2I- 2SO42- + 2Fe3+
2Fe3+ + 2I- 2Fe2+ + I2
S2O82- + 2I- 2SO42- + I2
Kerusakan Ozon
O2 O* + O*
O2 + O* O3
O3 O2 + O*
AUTOKATALIS
2MnO4- + 6H+ +5H2C2O4 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Pada T kamar reaksi berjalan lambat, biasanya digunakan T=60C
Reaksi diatas akan dikatalisis oleh ion Mn2+ yang diperoleh sebagai hasil
reaksi
Perbandingan kurva kecepatan reaksi secara umum dengan autokatalis
Pereaksi
Pereaksi
Reaksi cepat pada keadaan
awal
Reaksi
cepat
KATALIS HETEROGEN
1. Langmuir-Henshelwood-Hougen-Watson (LHHW)
a. Dua molekul teradsorpsi pada permukaan
b. Kedua molekul tersebut terletak pada arah yang bersebrangan
Dan pada jarak yang dekat 2 molekul tersebut akan berinteraksi
REAKSI ESTERIFIKASI
A+BC+D
Bandingkan mekanisme reaksinya!!!!
1. Mekanisme reaksi LHHW
Tahap 1: A + S (AS)
(adsorpsi reaktan pada permukaan katalis)
2: B + S (BS)
3: (AS) + (BS) (CS) + (DS)
(reaksi pada permukaan katalis)
4: (CS) C + S
(desorpsi produk dari permukaan katalis)
5: (DS) D + S
- Tahap penentu kecepatan reaksi dikontrol oleh reaksi 3
- Sisi adsorpsi secara energetika uniform
- Monolayer coverage
- Dual cite mechenism
2. Mekanisme E-R
Tahap 1: A + S (AS)
Tahap 2: (AS) + B (CS) + (DS)
Tahap 3: (CS) C + S
Tahap 4: (DS) D + S
- Tahap penentu kecepatan reaksi dikontrol oleh reaksi 2
- Sisi adsorpsi secara energetika uniform
- Monolayer coverage
- Single cite mechanism
3. Mekanisme Q-H
A+ B C + D
Permukaan katalis Ni
H2C-CH2
H
Permukaan katalis Ni
3. Jika atom H dekat dengan salah satu atom C yang terikat dengan permukaan
katalis
maka ikatan antara atom C dengan permukaan katalis Ni akan diganti dgn atom
H
H2C-CH2
Permukaan katalis Ni
4. Apabila ikatan sudah terbentuk, maka halyang sama juga terjadi pada atom C
yang lain
H2C-CH3
H
Permukaan katalis Ni
5. Jika ikatan antara atom H yang lain dengan atom C sudah terjadi maka molekul
etana sudah terbentuk dan akan lepas dari permukaan katalis Ni
Selanjutnya, sisi aktif pada permukaan katalis Ni akan digunakan untuk
molekul etana yang baru, demikian selanjutnya sampai reaksinya selesai
H
H3C-CH3
Permukaan katalis Ni
CATALYTIC CONVERTER
SINTESIS AMONIA
N2 + 3H2
2NH3 + 22kkal
PENYANGGA KATALIS
Tujuan: Membantu penyebaran panas dari partikel logam
Pemilihan Penyangga:
a.Luas area spesifik
b.Sifat porositas
c.Kestabilan termal
d.Aktivitas
e.Selektivitas
Klasifikasi Penyangga:
1. Penyangga inert. Contoh: SiO2
2. Penyangga aktif secara katalitik. Contoh :Al2O3, SiO2, Al2O3, Zeolit
3. Penyangga yang mempengaruhi komponen aktif oleh interaksi
yang kuat.
Contoh :Oksida yang tereduksi secara parsial seperti : TiO2, Nb2O5,V2O5
4. Penyangga Struktural.
Untuk Pemurnian gas buangan
CATALYTIC AGENTS
A
Selectivity
C
C
Stability
Economics
Prior Use
SELECTION
Produktivitas naik
-Reaktor kecil
-Jumlah katalis sedikit
-Kondisi reaksi biasa
2. Selectivity
Selektivitas
kelimpahan produk yang diinginkan
memperbaiki tekstur katalis:
- Volume Pori
- Distribusi Pori
3. Stability
Stabil =Tidak mengalami perubahan/berubah sangat sedikit selama
digunakan
- coke forms on some catalyst
- Reactants, products or poisons may attack active agents
-crystal of deposited metal may be enlarged
4. Morphology
Bentuk dan ukuran butir katalis disesuaikan dengan
prosesnya
Misal : moving/boiling bed reaktor = spherical form
Fluid bed = Powder
Fixed bed = Pelet
5. Mechanical Strength
- Ketahanan terhadap tekanan tinggi
- Ketahanan terhadap gesekan (fine)
- Ketahanan terhadap abrasi (powder)
6. Termal Characteristics
Konduktivitas termal
7. Regenerability
- Burning off carbon deposit
- Scrubbing with suitable gas
8. Reproducibility
- Reproducibility characterizes the preparation of catalyst
9. Originality
- can be exploited legally through licenses
10.Cost
PREPARASI KATALIS
1.
IMPREGNASI
Penyangga dibiarkan untuk kontak dengan sejumlah tertentu
larutan prekursor logam (biasanya garam), kemudian
dikeringkan dan dikalsinasi
Berdasarkan jumlah larutan yang digunakan, impregnasi
terbagi menjadi:
a. IMPREGNASI BASAH
- Volume larutan prekursor tidak melebihi volume dari
penyangga
- Larutan prekursor disemprotkan pada penyangga secara
terus- menerus sambil diaduk
- Gas-gas yang terperangkap dalam penyangga sebelumnya
dievakuasi terlebih dahulu
- Penetrasi prekursor ke bagian yang lebih dalam, dapat
dicapai dengan mengeluarkan air yang terperangkap dalam
pori bagian dalam sehingga distribusi logam prekursor
lebih seragam dan merata
b. IMPREGNASI KERING
- Volume larutan prekursor yang digunakan melebihi volume
pori penyangga
Campuran penyangga dan prekursor logam dibiarkan
beberapa saat sambil terus diaduk.
Setelah semua pelarut habis, bubuk katalis selanjutnya
dikeringkan.
- Konsentrasi prekursor logam pada penyangga, tergantung
pada:
1. Konsentrasi larutan prekursor
2. Volume pori penyangga
3. Jenis sisi adsorpsi pada penyangga
4. Konsentrasi sisi adsorpsi pada permukaan penyangga
2.PRESIPITASI
a.Co-Presipitasi
contoh katalis: Ni oksida/Al2O3
Cu-Zn oksida/Al2O3
Larutan garam untuk
pembentuk penyangga
+ lar.basa (diaduk)
Hidroksida/karbonat
oksida
Pencucian
b. DEPOSISI-PRESIPITASI
Prinsip Deposisi-presipitasi hampir sama dengan Co-presipitasi
Uji presipitasi logam hidroksida/karbonat pada partikel penyangga
Melalui reaksi dengan basa dan prekursor logam
Hal-hal yang harus diperhatikan : Nukleasi dan pertumbuhan pada
pada permukaan penyangga
- Nukleasi dan pertumbuhan yang cepat Ukuran kristal besar
distribusi tidak homogen
Cara pencegahannya:
Pada saat pencampuran dan penambahan larutan alakali
dilakukan perlahan-lahan
3. PENUKAR ION
Yang harus diperhatikan dalam metode ini adalah PZC (Point Zero of
Charge)
PZC yaitu pH dimana permukaan si penyangga berbentuk oksida
memiliki muatan netral
Muatan permukaan oksida tergantung pada pH mediumnya:
Dalam media asam: M-OH + H+A-
M-OH2+ + A-
M-O- + H2O
3. REDUKSI
Menggunakan gas H2
Tujuan : Pembentukan logam dan menghilangkan uap air
M-O + H2
M + H 2O
4. Industrial Experimentation