Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANAAN

ANAFILAKSIS PADA KONDISI DI


LUAR RUMAH SAKIT
OLEH:
CUT ALMIRA HONESTA
FAZLUN
FERA MULIDAR
NOVITA YUNIWANDA ISLAMI

Deskripsi
Anafilaksis

adalah reaksi yang diperantarai oleh


Ig-E yang merupakan hasil dari pelepasan
mendadak sistemik mediator alergi (contohnya,
histamin, leukotrin, prostaglandin dan triptase)
yang berasal dari sel mast dan basofil.
Dalam
waktu
10
menit,
peningkatan
permeabilitas
vaskuler
mengakibatkan
terjadinya transfer sebanyak 50% cairan dari
intravaskular ke ekstravaskuler. Akibatnya,
kegagalan hemodimanik bisa terjadi cepat
dengan sedikit atau tidak adanya manifestasi
pada kulit atau pernapasan.

Perkiraan

tahunan melaporkan angka anfilaksis


berkisar dari 0,4 sampai 1,8 laporan per
100.000 dosis vaksin yang didistribusikan di
Kanada.
Semakin cepat anafilaksis muncul setelah
terpapar stimulus, maka reaksinya akan
semakin berat dan dapat mengancam nyawa.
Gejala dan tanda timbul dalam beberapa menit
setelah terpajan oleh stimulus, kebanyakan
dimulai dalam 30 menit setelah injeksi vaksin
tetapi beberapa reaksi bisa berkembang
kemudian.

20%
episode
anafilaksis
diikuti
oleh
rangkaian bifasik dengan reaksi kambuhnya
penyakit adalah dua hingga sembilan jam
setelah periode asimptomatik. Munculnya

Manifestasi
Perubahan

dapat berkembang dalam beberapa


menit dan biasanya melibatkan paling kurang
dua sistem tubuh (kulit, respirasi, sirkulasi).
Penurunan kesadaran jarang menjadi manifestasi
satu-satunya dari anafilaksis dan muncul
belakangan dalam kasus yang berat.
Anafilaksis muncul sebagai suatu bagian yang
saling berkelanjutan. Keadaan fatal selama
kejadian anafilaksis biasanya merupakan hasil
dari keterlambatan pemberian efinefrin dan
berasal dari komplikasi respirasi yang berat,
komplikasi jantung atau keduanya. Tidak ada
kontraindikasi
terhadap
pemberian
epinefrin pada kasus anafilaksis.

Urtikaria

dan
angioderma
merupakan
manifestasi anafilaksis yang paling sering
terjadi.
Urtikaria (bintik kemerahan yang gatal) adalah
wheals (urtika) yang meninggi dan gatal pada
permukaan kulit.
Angioderma adalah pembengkakan yang mirip
dengan urtikaria, namun pembengkakannya
terjadi di bawa kulit daripada di atas
permukaan kulit. Pembengkakan disebut welt
(bilur). Welt ini biasanya timbul di sekitar mata
dan bibir, juga bisa didapati pada kedua
tangan, kaki, dan leher serta tenggorokan.

Gambaran

dari anafilaksis awal dan ringan


bisa
termasuk
pembengkakan
dan
kemerahan pada tempat injeksi, bersin,
kongesti nasal, air mata, batuk dan wajah
kemerahan. Gejala ini secara umum
berkaitan dengan disfungsi minimal.
Gambaran dari anafilaksis sedang sampai
berat termasuk pembengkakan yang dapat
menyumbat pernapasan atas, hipotensi dan
tanda-tanda brokospasme (konstriksi dari
saluran udara paru dengan kontraksi yang
spasmodic dari otot-otot bronchial).

Tabel 1: frekuensi munculnya tanda dan gejala anafilaksis

Tanda dan gejala

Perkiraan frekuensi

Kulit

90%

Urtikaria umum (Bintik merah dan atau

80-905

angioderma (welts)

Flushing(wajah kemerahan)

45-55%

Pruritus (gatal) dengan atau tampa ruam

2-5%

Pernapasan

40-60%

Angioderma saluran pernapasan atas

50-60%

Dispnea (sulit bernapas), wheezing

45-50%

Rhinitis (kongesti nasal)

15-20%

Pusing, sinkop(pingsan), hipotensi

30-35%

Abdomen

Nausea, muntah, diare, nyeri perut

25-30%

Gejala tambahan

Nyeri kepala

5-8%

Nyeri dada substernal

4-65

kejang

1-2%

Dari :Diagnosis dan penatalaksanaan anafilaksis : parameter terbaru (2005). Journal alergi dan
imunologi klinis, 115, S483-523

Assesstment
Menilai :
Tingkat kesadaran (gangguan dapat menyebabkan
hipoksia)
Pernapasan atas dan bawah (amati suara parau, stridor,
batuk, wheezing, napas pendek)
Laju pernapasan

Laju nadi (menilai kecepatan, kelemahan nadi). Menilai


warna atau sianosis disekitar area perioral.
Kulit (amati kemerahan pada wajah, gatal, bintik merah
atau welts (bilur)
Sistem gastrointestinal (mual, muntah dan diare0
Lokasi injeksi . observasi warna, bengkak atau kemerahan
Merekam secara mendetal mengenai penilaian termasuk
tanda-tanda atau gejala-gejala agar dapat
mengklasifikasikan kejadian berdasarkan definisi Brighton
Case untuk anafilaksis.
Secara umum, lebih cepat onset yang terjadi, maka

Aksi dari epinefrin


Menghilangkan

vasodilatasi yang dicetuskan oleh

histamine
Meningkatkan laju jantung dan kontraktilitas
jantung untuk meningkatkan oksigenasi aliran
darah ke organ vital.
Bekerja pada otot halus cabang bronchial
sehingga mengurangi bronkospasme.
Menekan respon imun (memperlambat kaskade
histamin).

Injeksi

epinefrin intramuscular (IM) pada paha


(vastus lateralis) dapat diabsorbsi lebih cepat dan
kadar epinefrin plasma lebih tinggi baik pada
anak maupun dewasa daripada injeksi IM atau
sub kutan (SC) yang diberikan melalui lengan.
Saat epinefrin diberikan intramuskukular, akan
bekerja pada reseptor beta adrenergic pada otot
rangka vaskuler yang dapat menyebabkan
vasodilatasi.
Epinefrin akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi lokal pada lokasi tersebut,
meningkatkan permeabilitas vaskuler, dan dapat
meningkatkan absorbsi terhadap serangan
antigen.
Efek samping dari dosis epinefrin yang berlebihan
sedikit berbahaya namun dapat ditambahkan
pada pasien distress pernapasan yang

Anafilaksis versus pingsan,


ansietas, reaksi alergi atau
reaksi pada lokasi injeksi
Anafilaksis harus dibedakan dari pingsan
(sinkop vasovagal), ansietas dan serangan
napas pendek lebih sering terjadi dan
reaksi yang tidak berbahaya. Kurangnya
bintik-bintik kemrahan, laju nadi yang
tetap dan lambat, kulit dingin pucat
membedahan episode vasovagal dari
anafilaksis.

Anafilaksis versus pingsan dan ansietas


Anafilaksis

Pingsan

Ansietas

Definisi

Suatu sistemik akut dan


nberpotensi
menimbulkan
reaksi alergi yang fatal pada
zat asing. Antibodi yang
dimediasi
oleh
IgE
merangsang
pelepasan
histamine dari jaringan sel mas

Hilang kesadaran sementara


disebakan berhentinya suplai
darah ke otak akibat stimulus
nyeri atau reaksi emosional

Suatu
Kondisi
fisiolohis
protetktif yang dikenal sebagai
rasa takut, kekhawatiran dan
rasa cemas

Onset

Biasanya lebih lambat, paling Sering terjadi sebelum, selama


sering dimulai dalam 30 menit atau secara singkat setelah
setelah imunisasi
imunisasi,
penyembuhan
terjadi dalam waktu 1-2 menit

Mendadak, terjadi sebelum,


selama atau sesaat setelah
imunisasi, proses pemulihan
terjadi dalam wakttu 1-2
menit.

Kulit

Flushing,
daerah berjrawat
yang kemerahan (tidak perlu gatal)
Gatal,
ruam
secara
umum seperti urtika
Sensasi
geli
sering
dirasakan disekitar wajah
dan mulut
Pembengkakan
yang
tidak
nyeri
namun
progresif, pada wajah,
mulut dan lidah

Pucat
Keringat yang berlebihan Dingin dan basah
-

Pucat
Keringat berlebhan
Dingin dan lembab

Pernapasan

Bersin, batuk, wheezing, napas bantuan


pembengkakan saluran napas
atas (diindikasikan dengan
suara serak atau sulit
menelan)
mungkin
disebabkan oleh obstruksi
jalan napas

normal dan dalam. Ireguler,

menurunnya
diastolic

sistolik

Nadi

Cepat, lemah

Lambat, tetap

Cepat

Gejala dan sikap

Kekhwatiran, keresahan dan


agitasi
Hipotensi yang secara umum
berkembang kemudian dan
dapat berkembang menjadi
syok dan gagal,
Tidak semua tanda dan gejala
diperlihatkan pada setiap
orang, biasanya salah satu
sistem tubuh menonjol

Ketakutan
Nyeri kepala ringan
Pusing, lemah
Kadang-kdang diikuti dengan
aktivitas kejang klonik

Ketakutan
Kepala terasa ringan
Pusing
Mati rasa, lemah
Sensasis geli disekitar bibi
dan spasme pada tangan dan
kaki
berkaitan
dengan
hiperventilasi
ventilasi

mual

mual dan muntah


nyeri perut, diare

Gejala lainnya

hilang kesadaran
perburukan dari lokasi tempat
terjadinya
reaksi
selain
kemerahan dan bengkak.

mual

dan -

normal
atau
meningkat

menurunnya
diastolic

Gastrointestinal

sistolik

dangkal

dan -

ceoat
dan
(hiperventilasi)

Tekanan darah

sistolik

Reaksi alergi
Reaksi

alergi merupakan sebuah spektrum,


reaksi akhir yang hebat dari sebuah
anafilaksis, namun bentuk yang lebih ringan
bisa melibatkan dermatologis atau mukosa
(contohnya, urtikaria, pruritus, rhinitis)
dan/atau sistem respirasi (contohnya
pembengkakan pernapasan atas, gagal
napas).
Anafilaksis dibedakan dari reaksi alergi
ringan dari keterlibatan yang simultan
terhadap sistem kardiovaskular dan
hilangnya volume intravaskular, dan juga
obstruksi pernapasan.

Reaksi pada lokasi suntikan


Jika pembengkakan dan kemerahan muncul pada lokasi injeksi
maka:

Biarkan pasien diobservasi paling kurang 30 menit untuk


memastikan reaksi masih tetap terlokalisir

Amati apakah ada perburukan kondisi. Jika bengkak atau


kemerahan hilang dan tidak ada gejala lain dalam waktu 30 menit
saat observasi, hentikan observasi.

Jika terdapat gejala lain yang muncul, bahkan ringan


sekalipun (misalnya bersin, kongesti nasal, air mata, batuk, wajah
kemerahan (flushing)) atau jika terjadi keadaan perburukan dari
kemerahan atau pembengkakan pada bagian tubuh lainnya,
berikan epinefrin.

Terdapat risiko yang kecil dari penggunaan epinefrin yang tidak


dibutuhkan, namun keterlambatan dalam pemberian epinefrin
(saat diperlukan) dapat menyebabkan kesulitan dalam mengatasi
anafilaksis dan dapat menyebabkan kematian

Berikan es untuk menenangkan pasien

Pengawasan vaksin post


imunisasi

Pasien
yang
menerima
produk
biologis
(vaksin,
immunoglobulin, skin tes TB) tetap di bawah pengawasan
paling kurang 15 menit setelah imunisasi, walaupun
mereka sudah atau belum menggunakan produk yang
sama sebelumnya.
Tiga puluh menit merupakan durasi yang lebih aman
saat
seseorang
telah
memiliki
reaksi
alergi
sebelumnya
terhadap
produk
biologis
atau
komponen dari produk biologis. Jika individu
memiliki riwayat alergi, imunisasi harus dilakukan di
ruang emergensi berdasarkan Health Authority
Guidelines.
Risiko pingsan merupakan alasan yang paling sering untuk
pengawasan pada pemberian vaksin.
Orangtua atau wali harus diberi tahu mengenai tandatanda dan gejala-gejala anafilaksis dan diinstruksikan untuk

Pemberian epinefrin
Hubungi

911 atau ambulans.


Berikan epinefrin IM sedini mungkin.
Langkah yang paling penting dalam
penatalaksanaan anafilaksis adalah pemberian
segera larutan epinefrin 1:1000. Kegagalan
dalam menggunakan epinefrin yang tepat pada
waktunya lebih berbahaya daripada penggunaan
yang tidak tepat.

PENATALAKSANAAN EMERGENSI
TERHADAP ANAFILAKSIS.

Injeksi im dari epinefrin pada paha merupakan rute


pemberian yang lebih disukai. JANGAN menyuntikkan
epinefrin pada massa otot yang sama (contohnya paha)
di tempat injeksi vaksin. Jika paha tidak bisa digunakan,
berikan epinefrin IM pada otot deltoid. Ulangi pemberian
epinefrin dengan interval 5 menit dua kali jika
dibutuhkan. Catatan : berikan tiga dosis maksimal
epinefrin
Sediaan yang regular mengandung 0,3 mL epinefrin
1:1000 dan dapat digunakan untuk usia di atas 6 tahun.
Pemberian diphenhydramine hydrochloride (Benadryl)
tidak sesuai dengan situasi ini. Diphenhydramin
hydrochloride dipertimbangkan sebagai terapi lini
kedua setelah epinefrin dan tidak diberikan
tunggal dalam penatalaksanaan anafilaksis.

Pemberian Dipenhidramin
Hydrochloride (Benadryl)

Dipenhidramin hidroklorida (Benadryl) IM diberikan sebagai


tambahan saat seseorang tidak respon terhadap epinefrin,
atau untuk menjaga gejala tetap terkontrol pada mereka yang
telah merespon. Kegunaannya direkomendasikan saat transfer
ke fasilitas pelayanan akut yang tidak dapat dilakukan dalam
waktu <30 menit. Kegunaannya dipertimbangkan sebagai
terapi lini kedua setelah epinefrin dan tidak boleh
diberikan tunggal dalam penatalaksanaan anafilaksis.
CATATAN: BENADRYL SANGAT NYERI JIKA DIBERIKAN IM.

Diphenhydramine hydroclorida via IM diberikan pada lokasi


yang berbeda dari tempat epinefrin telah diberikan, tetapi
dapat diberikan pada massa otot yang sama di tempat vaksin
telah diberikan. Dipenhidramin hidroklorida dapat diberikan
pada interval kapan saja bahkan setelah dosis awal atau dosis
ulangan epinefrin. Seperti yang diindikasikan oleh kondisi
orang tersebut.

Pertimbangan Lainnya
Posisi

klien pada saat berbaring terlentang dan


kaki dielevasikan memperlambat progresi dari
ganggua sirkulasi dengan mencegah hipotensi
ortostatik dan membantu memberikan sirkulasi
shunt yang efektif dari perifer ke kepala, jantung
dan ginjal.
Monitor nadi, usaha napas dan derajat kesadaran
untuk menuntun penggunaan medikasi :
Jika mengalami kesulitas bernapas: elevasikan sedikit
kepala dan dada
Jika jalan napas terganggu: atur posisi dengan
menggunakan
head tilt, chin lift atau jaw thrust. head tilt, chin lift c
jaw thrustb

Jika muntah, obah posisi pasien menjadi berbaring

Merujuk pada tabel 2 untuk laju nadi dan pernapasan

Tabel 2: Nadi dan Laju pernapasan


Usia

Laju jantung
kali per menit
Batas atas

Laju napas
Kali per menit
Batas atas

0-1 bulan

180

60

2-12 bulan

160

50

12-24 bulan

140

40

2-6 tahun

120

30

6-12 tahun

110

20

>12 tahun (dewasa)

100

20

Dari : Emergency medicine : A comprehensive study guide. 6 th


edition (2004). McGraw Hill

Transportasi klien
Aturlah

transportasi
dengan
kendaraan
emergensi
menuju
departemen emergensi, karena
20% dari episode emergensi diikuti
oleh rangkaian bifasik dengan
kekambuhan reaksi setelah 2-9 jam
periode asimptomatik. Hospitalisasi
atau observasi jangka waktu yang
panjang direkomendasikan untuk
pengawasan.

Catatan
Pemberian

epinefrin dan dipendhidramin hidroklorida


mungkin bisa dicatat pada Enhanced surveillance and
Worksheet for Events managed as Anaphylaxis following
Immunization dan disempurnakan dalam laporan BCCDC.
Jika reaksi dianggap merupakan reaksi alergi dan bukan
anafilaksis, maka produk biologis yang berkaitan bisa
diberikan ke depannya. Namun jika reaksi yang terjadi di
anggap anafilaksis, produk biologis yang berkaitan tidak
bisa diberikan lagi ke depannya. Kecuali pada kasus pasca
papapran vaksin rabies, riwayat anafilaksis merupakan
kontraindikasi terhadap pemberian produk biologis yang
bersangkutan. Catat kontraindikasi pada catatan
imunisasi personal dan elektronik klien. Disukusikan
dengan klien rekomendasi MHO pada imunisasi
berikutnya.

Penatalaksanaan emergensi
Anafilaksis
SEGERA
Panggil ambulan atau 9-1-1
Berikan epinefrin (1:1000) IM pada paha yang tidak diimunisasi
Jika kedua paha telah digunakan untuk imunisasi ;
Berikan epinefrin im pada deltoid jika klien berumur 12 bulan
Berikan epinefrin Sc pada area lengan atas bagian luar trisep jika klien
berusia < 12 bulan
Jika

kedua paha dan kedua lengan telah digunakan untuk


imunisasi im, berikan epinefrin SC pada area lengan atas trisep
bagian luar atau pada area berlemak pada paha anterolateral
JANGAN berikan epinefrin pada massa otot yang sama di
tempat penyuntikan vaksin. Posisikan klien pada posisi
telentang dan elevasikan kaki yang dapat ditoleransi secara
simptomatis
Awasi usaha napas, nadi dan derajat kesadaran.

Dosis : 0,01 ml/kg kepada maksimum 0,5 ml


ATAU
USIA

EPINEFRIN

2-6 bulan

0,07 ml

7-12 bulan

0,1 ml

13 bulan- 4 tahun

0,15 ml

5 tahun

0,20 ml

6-9 tahun

0,3 ml

10-13 tahun

0,4 ml

14 tahun

0,5 ml

JIKA SESEORANG LEBIH SULIT


BERNAPAS ATAU DERAJAT KESADARAN
MENURUN
Ulangi epinefrin dua kali setiap interval 5
menit, jika dibutuhkan (maksimal 3 dosis)
Lokasi alternatif paha kanan dan kiri atau
lengan untuk dosis ulangan epinefrin
Elevasikan kepala dan dada sedikit
Jika jalan lapas terganggu gunakan manuver
head tilt, chin lift dan jaw thrust
Jika pasien muntah, ubah posisi pasien
menjadi berbaring miring

JIKA GEJALA PASIEN TIDAK


TERKONTROL ATAU UNTUK MENJAGA
GEJALA TERKONTROL JIKA KLIEN TIDAK
DAPAT DITRANSFER KE UNIT
PELAYANAN DENGAN FASILITAS AKUT
DALAM WAKTU 30 MENIT
Berikan

satu dosis tunggal dari diphenhidramin


hidroklorida 50 mg/ml IM pada lokasi yang
berbeda dari tempat penyuntikan epinefrin.
Dapat diberikan pada interval kapanpun,
bahkan setelah dosis inisial atau dosis ulangan
epinfrin

USIA

Dipenhidramin hidroklorida

< 2 tahun

0,25

2-4 tahun

0,50

5-11 tahun

0,50-1,00 ml

12 tahun

1,00

Meningkatkan surveilans dari


vaksinasi yang dicurigai
mengalami anafikasis
Meningkatkan surveillans dan lembar kerja untuk
tatalaksana kejadian berkaitan dengan imunisasi
yang menyebabkan terjadinya anafilaksis harus
disempurakan oleh pemberi pelayanan kesehatan
imunisasi professional yang mengamati dan
mengobati klien dari masing-masing kasus yang
dicurigai anafilaksis setelah pemberian vaksin.
Setelah pengisian dan pencetakkan formulir,
tolong isikan formulir yangs esuai dengan Medical
health Officer (MHO) untuk ditinjau.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai