Anda di halaman 1dari 8

Dokter anak

Pediatri atau ilmu kesehatan anak ialah spesialisasi kedokteran yang


berkaitan dengan bayi dan anak. Kata pediatri diambil dari dua kata Yunani
kuno, Paidi yang berarti "anak" dan iatros yang berarti "dokter". Sebagian
besar dokter anak merupakan anggota dari badan nasional seperti Ikatan
Dokter Anak Indonesia, American Academy of Pediatrics, Canadian
Pediatric Society, dan lainnya. Abraham Jacobi adalah bapak dari pediatri.
Pediatri berbeda dengan kedokteran dewasa. Perbedaan fisik tubuh
yang jelas dan kematangan pertumbuhannya menjadikan kesehatan anak
berdiri sebagai spesialisasis tersendiri. Tubuh yang lebih kecil dari bayi
memiliki aspek fisiologis yang berbeda dari orang dewasa. Aspek
kedokteran lainnya ikut terpengaruh seperti defek kongenital, onkologi,
dan immunologi. Sederhananya, menangani pasien anak bukan seperti
menangani pasien dewasa "versi kecil". Masa kanak-kanak adalah periode
pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan terbesar pada berbagai
organ tubuh.
Pada abad ke-19 satu dari lima anak meninggal sebelum usia 5 tahun.
Sebagian besar kematian itu diakibatkan oleh penyakit menular. Kini
beberapa dari kematian itu dicegah dengan menyembuhkan penyakit saat
hal itu terjadi. Sebagian besar dari mencegah penyakit dengan imunisasi.

Sejarah
Pediatrik adalah spesialisasi medis yang relatif baru, berkembang
hanya pada pertengahan abad ke-19. Abraham Jacobi (1830-1919) dikenal
sebagai bapak pediatri karena banyak kontribusi ke lapangan . Ia lahir di
Jerman, di mana ia menerima pelatihan medis, tetapi kemudian
dipraktekkan di New York City. Soranus Efesus di Yunani pada abad ke-2
menulis naskah yang diketahui pertama yang ditujukan untuk pediatri.
Rhazes (865-925) di Persia menulis karya berjudul Penyakit Anak. Buku
dicetak pertama pada pediatri adalah dalam bahasa Italia. Buku Kecil
Bagallarder pada Penyakit pada Anak. Di dunia Barat, rumah sakit anak
1

pertama umumnya diterima adalah des Enfants Hopital Malades yang


dibuka di Paris pada Juni 1802 di lokasi sebuah panti asuhan sebelumnya.
Dari awal, ini terkenal. rumah sakit menerima pasien sampai usia lima belas
tahun, dan itu berlanjut hingga hari ini sebagai divisi pediatrik dari
Necker Enfants-Malades rumah Sakit, yang diciptakan pada tahun 1920
oleh merger dengan rumah Sakit Necker fisik berdekatan, didirikan pada
tahun 1778. Contoh ini hanya diikuti secara bertahap di negara-negara
Eropa lainnya. Charit rumah sakit didirikan pada 1710 di Berlin
mendirikan Pavilion Pediatri terpisah pada tahun 1830, diikuti oleh lembaga
serupa di Saint Petersburg pada 1834, dan di Wina dan Breslau sekarang
Wroclaw, baik pada tahun 1837. Pada tahun 1852 batu didirikan untuk
rumah sakit anak pertama, Rumah Sakit for Sick Children, Great Ormond
Street, sekitar lima puluh tahun setelah berdirinya Rumah sakit
dengannama uang sama di Paris. Di Amerika Serikat., Lembaga-lembaga
serupa pertama adalah Anak rumah Sakit Philadelphia, yang dibuka pada
1855, dan kemudian Children Hospital Boston
Dokter anak juga mencoba mencegah penyakit dan luka lain sebelum
terjadi. Mereka mengajari orang tua mengenai keamanan dan gizi. Mereka
bisa mengajari anak-anak yang lebi tua sedikit tentang menghindari luka
atau kecanduan alkohol dan tembakau. Karena masa kecil ialah masa
perubahan, pencegahan ialah bagian utama pediatri.

Pendidikan
Pelatihan dokter anak sangat bervariasi di seluruh dunia. Tergantung
pada yurisdiksi dan universitas, kursus gelar dokter mungkin baik sarjana
atau pascasarjana-entry-entry. Yang pertama biasanya membutuhkan
waktu lima atau enam tahun, dan telah biasa dalam Persemakmuran.
Pendatang untuk masuk pascasarjana program seperti di Amerika Serikat,
biasanya berlangsung empat atau lima tahun, sebelumnya telah
menyelesaikan gelar sarjana tiga atau empat tahun, umumnya tetapi tidak
berarti selalu dalam ilmu. Lulusan medis memegang gelar khusus untuk
negara dan universitas di dalam dan yang dituntutnya. Gelar ini memenuhi
syarat bahwa praktisi medis untuk menjadi berlisensi atau terdaftar
berdasarkan hukum negara tertentu, dan kadang-kadang beberapa negara,
sesuai dengan persyaratan untuk magang atau pendaftaran bersyarat.
Dokter anak harus melakukan pelatihan lebih lanjut dalam bidang pilihan
2

mereka yang memakan waktu 4-8 tahun atau lebih, tergantung pada
yurisdiksi dan derajat spesialisasi. Pelatihan pasca-sarjana untuk dokter
perawatan primer, termasuk dokter anak perawatan primer, umumnya
tidak panjang seperti untuk spesialis berbasis rumah sakit medis. Di
kebanyakan yurisdiksi, entry level derajat yang umum untuk semua cabang
profesi medis, tetapi di beberapa wilayah hukum, spesialisasi dalam
pediatri mungkin mulai sebelum menyelesaikan gelar ini. Dalam beberapa
yurisdiksi, pelatihan pediatrik dimulai segera setelah selesai melakukan
entry level pelatihan. Dalam yurisdiksi lain, dokter junior harus melakukan
generalis pelatihan untuk beberapa tahun sebelum memulai pediatrik atau
lainnya spesialisasi. Spesialis pelatihan sering sebagian besar di bawah
kendali organisasi anak di universitas, dengan berbagai tingkat masukan
pemerintah, tergantung pada yurisdiksi. Sosial peran spesialis anak
Seperti praktisi medis lainnya, dokter anak secara tradisional dianggap
sebagai anggota profesi belajar, karena persyaratan pelatihan yang
ekstensif, dan juga karena tugas khusus pendudukan yang etis dan hukum.
Dokter spesialis anak adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam
suatu bidang ilmu kesehatan anak. Di Indonesia seorang dokter harus
menjalani pendidikan profesi dokter pasca sarjana(spesialisi) untuk dapat
menjadi dokter spesialis anak. Pendidikan dokter spesialis merupakan
program pendidikan profesi lanjutan dari program pendidikan dokter
setelah dokter menyelesaikan wajib kerja sarjananya dan atau langsung
setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum.

Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia


Pendidikan dokter spesialis di Indonesia dinamakan Program
Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS yaitu program pendidikan untuk
melatih seorang dokter umum untuk menjadi dokter spesialis tertentu.
Lama pendidikan ini bervariasi rata-rata 8 semester. Program ini baru
dilakukan oleh beberapa fakultas kedokteran di universitas negeri yang
bekerja sama dengan rumah sakit pendidikan. Dokter umum yang
melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis disebut residen. Gelargelar dokter spesialis anak di Indonesia adalah Sp.A Spesialis Anak dan
lama pendidikan sekitar 8 Semester atau 4 tahun.

Terdapat sub-spesialis ilmu kesehatan anak, antara lain:

Alergi Imunologi
Endokrinologi
Gastro-Hepatologi
Hematologi Onkologi
Infeksi & Pediatri Tropis
Kardiologi
Nefrologi
Neurologi
Nutrisi & Penyakit Metabolik
Pediatri Gawat Darurat
Pencitraan
Perinatologi
Respirologi
Tumbuh Kembang Ped. Sosial
Pencitraan atau radiologi anak

IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)


Cikal bakal Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dibentuk pada
tanggal 14 Juni 1954, bertepatan dengan ulang tahun Dr. Sudjono D.
Pusponegoro dan Prof. Sutedjo. Sebagai ketua IDAI pertama (1954-1968)
adalah Prof.Dr. Sudjono D. Pusponegoro dengan anggota pengurus Prof.
M.D. Hidayat, Dr. Sutedjo, Dr. Te Bek Siang, Dr. Ismangoen, Dr. Kwari
Satjadibrata, Dr. Kho Ling Keng, dan Dr. Jo Kian Tjaij.
IDAI adalah satu-satunya organisasi profesi Dokter Spesialis Anak
Indonesia yang bernaung di bawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam
bahasa Inggris IDAI disebut dengan Indonesian Pediatrics Society. IDAI
berasaskan Pancasila, bertujuan ikut serta meningkatkan derajat
kesehatan dan kesejahteraan anak, mengembangkan ilmu kesehatan anak,
dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Untuk mencapai tujuannya IDAI
membantu pemerintah dalam membina dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan anak, berpartisipasi aktif dalam penelitian kesehatan anak dan
kesejahteraan
anak,
memberikan
pengarahan,
pembinaan,
dan
melaksanakan pendidikan ilmu kesehatan anak, meningkatkan kemampuan
profesi dokter spesialis anak, menjalin kerjasama dengan organisasi
dokter spesialis anak regional dan internasional, organisasi kesehatan dan
4

kesejahteraan anak lain, di samping mempersatukan, memperjuangkan dan


memelihara kepentingan/ kedudukan dokter spesialis anak Indonesia. Masa
bakti Pengurus Pusat IDAI adalah selama 3 tahun, dengan sekretariat
berkedudukan di ibukota Republik Indonesia. Anggota IDAI berkewajiban
menjunjung tinggi dan mengamalkan sumpah dokter dan Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI), Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) IDAI, peraturan dan keputusan IDAI. Sampai
KONIKA XIV tahun 2008 di Surabaya, Jawa Timur, jumlah anggota IDAI
yang terdaftar resmi sebanyak 2305 orang

Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia


Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (Kolegium IKAI)
adalah badan eksekutif IDAI yang bertugas untuk mengemban
tujuan IDAI dalam bidang pendidikan. Cikal bakal Kolegium IKAI
dimulai pada saat KONIKA III di Surabaya (1974) dengan nama
Dewan Penilai Keahlian (DPK), diketuai oleh Prof. Kwari Satjadibrata
(1974-1978) dan sekretaris Dr. IGN. Gde Ranuh. Dalam KONIKA IV
1978 di Yogyakarta, DPK berganti nama menjadi MPKK (Majelis
Pembina dan Penilai Keahlian) dengan ketua Dr. IGN. Ranuh (1978
1984). Pada tahun 1981 MPPK diubah menjadi MPPKKA (Majelis
Pembina dan Penilai Keahlian Kesehatan Anak) dengan ketua
pengurus harian Prof.DR. Iskandar Wahidiyat (1984-1990) dan sejak
tahun 1990 MPPKKA diubah menjadi MPPDS (Majelis Pembina dan
Penilai Dokter Spesialis) dengan ketua Prof. Sofyan Ismael (19931999). Nama dan organisasi MPPDS resmi diubah (ditransformasi)
menjadi Kolegium IKAI pada KONIKA-XI, 1999 di Jakarta dengan
ketuanya Prof. Dr. Asril Aminullah. Kolegium IKAI terdiri dari ketua
Departemen/Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Negeri, Ketua Program Studi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis
Anak (IPDSA), wakil guru besar, dan 4-5 orang dokter spesialis anak
konsultan pakar pendidikan yang ditunjuk oleh Ketua Kolegium IKAI.
Ketua Kolegium IKAI dikukuhkan oleh sidang organisasi Kongres
Ilmu Kesehatan Anak. Pada tahun 2005 pada saat KONIKA XIII di
Bandung, Dr. Arwin. A.P. Akib, Sp.A(K) terpilih sebagai ketua
Kolegium IKAI periode 2005-2008. Pada tahun 2008 pada saat
KONIKA XIV di Surabaya, Dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K)
ditetapkan sebagai ketua Kolegium IKAI periode 2008-2011.
5

Kolegium IKAI berperan aktif dalam menyusun, menetapkan, menilai,


dan menyempurnakan kurikulum, persyaratan dasar pengembangan
pendidikan serta mengevaluasi pendidikan dokter spesialis I dan II
Ilmu Kesehatan Anak (IKA) di tingkat nasional. Selain itu Kolegium
IKAI memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar IPDSA
dapat diakui atas dasar penilaian Kolegium IKAI, menetapkan
persyaratan penilaian keahlian melalui komite penguji nasional,
pengakuan dan penerimaan lulusan pendidikan dokter spesialis I dan
II Ilmu Kesehatan Anak, menilai program adaptasi dokter spesialis
anak lulusan luar negeri, administrasi ijazah untuk didaftarkan pada
Majelis Dokter Spesialis IDI serta menilai dan membina kemampuan
serta pengamalan anggota IDAI dalam hal keahlian ilmu kesehatan
anak.
Kurikulum pendidikan dokter spesialis anak pertama kali disusun dan
diresmikan pada tahun 1976, kemudian disempurnakan pada tahun
1978 dan 1990. Hasil karya MPPDS antara lain buku panduan
(petunjuk pelaksanaan kurikulum 1990), kriteria pengakuan dan jalur
pengukuhan dokter spesialis anak dan dokter spesialis anak
konsultan, evaluasi nasional, badan penguji nasional dan komisi
penguji nasional, buku ajar dokter spesialis anak, prosedur baku
pelayanan ilmu kesehatan anak, Institusi Pendidikan Dokter Spesialis
Anak Konsultan, pendidikan kedokteran berkelanjutan, Buku 60
tahun Pendidikan Dokter Spesialis Anak Indonesia, dan
pengembanganPusatUnggulan.
Susunan Kolegium IKAI terdiri dari : (1) Sidang Pleno Kolegium
IKAI, (2) Pengurus Nasional Kolegium IKAI, (3) Pengurus Harian
Kolegium IKAI, (4) Komisi-komisi sebagai badan pelengkap Kolegium
IKAI (Komisi Kurikulum, Komisi Evaluasi, Komisi Akreditasi, Komisi
Pengembangan dan Pembinaan). Selain komisi, dapat juga dibentuk
subkomisi sesuai dengan keperluanUnit Kerja Koordinasi Unit Kerja
Koordinasi (UKK) adalah badan pelengkap IDAI untuk membina dan
mengembangkan subspesialisasi ilmu kesehatan anak, memberikan
saran dan petunjuk kepada Pengurus Pusat IDAI dalam kegiatan
ilmiah sesuai bidangnya, serta berperan sebagai nara sumber dalam
pertemuan ilmiah nasional, regional, maupun internasional. Sebelum
ada UKK, beberapa cabang ilmu kesehatan anak membentuk pelbagai
badan kerjasama, antara lain Badan Kerjasama Gastroenterologi
Anak Indonesia (BKGAI), Badan Kerjasama Neonatologi Indonesia
6

(BKNI), Badan Kerjasama Nefrologi Anak Indonesia (BKNAI), dan


Badan Kerjasama Pulmonologi Anak Indonesia (BKPAI). Pimpinan dan
para penasehat IDAI waktu itu mengkhawatirkan perkembangan
tersebut justru akan melemahkan IDAI dan mengganggu jalannya
pelbagai
program
IDAI.
Untuk itu pada KONIKA-IV 1978 di Yogyakarta disepakati agar
setiap subdisiplin dalam ilmu kesehatan anak, membentuk wadah di
dalam IDAI yang disebut sebagai Unit Kerja Koordinasi (UKK).
Badan kerjasama kemudian dibubarkan dan diubah menjadi UKK,
kecuali BKGAI yang bersifat multidisipliner. Keputusan ini terbukti
sangat tepat, sehingga sampai sekarang ini perkembangan subdisiplin
ilmu kesehatan anak tetap kukuh bersatu tidak terpecah belah.
Pada KONIKA-IV (Yogyakarta 1978) disahkan berdirinya UKK
Gastroenterologi, UKK Neonatologi, UKK Pediatri Sosial, UKK
Pulmonologi, dan UKK Nefrologi. Pada KONIKA V (Medan 1981)
disahkan UKK Neurologi, UKK Hematologi, UKK Gizi, dan UKK
Kardiologi. Pada KONIKA VI (Denpasar 1984) disahkan UKK Pediatri
Gawat Darurat, UKK Infeksi dan Penyakit Tropis, sedangkan dalam
KONIKA VII (Jakarta 1987) tidak ada pembentukan UKK baru. Pada
KONIKA VIII (Ujungpandang 1990) disahkan berdirinya UKK
Endokrinologi, UKK Pencitraan, dan UKK Alergi Imunologi.
Selama periode 1987 1990 kegiatan UKK difokuskan untuk
penyempurnaan katalog Pendidikan Dokter Spesialis Anak 1978 dan
pelaksanaan penelitian multisenter. Selain itu beberapa UKK telah
pula membuat kurikulum dokter spesialis anak konsultan dan sekolah
dokter spesialis anak konsultan yang dianggap sebagai jenjang
tertinggi dalam profesi ilmu kesehatan Anak, yang mulai
dikembangkan di dalam Rapat Kerja IDAI 1982 di Bukittinggi.
Sampai tahun 1997 Pengurus Pusat IDAI mempunyai 14 UKK yaitu:
Gastrohepatologi, Neonatologi, Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial,
Pulmonologi, Nefrologi, Neurologi, Hematologi, Gizi, Kardiologi,
Pediatri Gawat Darurat, Infeksi & Penyakit Tropis, Endokrinologi,
Pencitraan, dan Alergi Imunologi. Pada Rapat Kerja IDAI tanggal 1720 Oktober 20002 di Hotel Shangrila Jakarta, telah ditetapkan
perubahan nama UKK Hematologi menjadi UKK Hematologi Onkologi
dan UKK Gizi menjadi UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Pada
KONIKA XIII 2005 Bandung, UKK Pulmonologi berganti nama

menjadi UKK Respirologi. Sampai dengan KONIKA XIII 2005, IDAI


mempunyai 14 UKK.

Satuan Tugas (Satgas)Satgas mempunyai kegiatan diluar lingkup


UKK yang melibatkan lebih dari 1 UKK

Satgas
Satgas
Satgas
Satgas
Satgas
Satgas
Satgas
Satgas
Satgas

Imunisasi
HIV
Farmasi Pediatrik
Anemia Defisiensi Besi
Bencana dan Keadaan Luar Biasa
Penelitian dan Pengembangan Sumber Data Manusia
ASI
Perlindungan Anak
Remaja

Anda mungkin juga menyukai