Anda di halaman 1dari 53

PANDUAN ETIKA DAN PERILAKU PROFESI

DOKTER SPESIALIS ANAK INDONESIA

DISUSUN OLEH:
1. dr. Riris Putri Marito Sinaga (04022722125001)
2. dr. Lisaberti Amaliah (04022722125002)
3. dr. Riyantono Putra (04022722125003)
4. dr. Winda Haryati Pratama (04022722125004)
5. dr. Isnalisa (04022722125005)

Pembimbing:
Prof. dr. Chairil Anwar, DAP&E, Sp. ParK, PhD
PENDAHULUAN
 Dokter adalah suatu profesi, maka layaknya seorang profesional seorang dokter harus mematuhi
norma-norma etika, disiplin keilmuan dan hukum. Untuk norma etika diperlukan suatu kode etik
yang mengaturnya.
 Panduan etika dan perilaku profesi merupakan pedoman dasar yang didesain untuk membantu
profesional bekerja di bidangnya secara jujur dan berintegritas.
DOKTER SPESIALIS ANAK

 Dokter Spesialis Anak adalah dokter yang terdidik hingga lulus dan dipercaya memberikan
pelayanan kesehatan anak secara komprehensif
 Dokter Spesialis Anak juga harus mematuhi Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan
Panduan Etika dan Perilaku Profesi Dokter Spesialis Anak Indonesia (PEP-DSAI).
DOKTER SPESIALIS ANAK

 Anak bukan miniatur orang dewasa karena


anak adalah manusia dengan keunikan dan
kekhususannya, yang memerlukan perhatian
pada norma-norma dan nilai-nilai khusus
dalam pelayanan kesehatan anak
 Anak adalah mereka yang berusia di bawah
delapan belas tahun.
Panduan Etika dan Perilaku Profesi Dokter
Spesialis Anak Indonesia (PEP-DSAI)
 Mengandung kerangka garis besar norma-norma etika dan perilaku profesi bagi
dokter spesialis anak Indonesia.
 Memberikan refleksi prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut IDAI dalam
memberikan pedoman sikap dan perilaku anggotanya dalam melaksanakan
profesinya
 PEP-DSAI ini berlaku pula pada dokter spesialis anak asing yang berpraktek di
Indonesia.
Panduan Etika dan Perilaku Profesi Dokter
Spesialis Anak Indonesia (PEP-DSAI)
Merupakan landasan moral yang menjunjung tinggi :
1. Kemanusiaan
2. Kearifan
3. Saling menghormati demokratis
4. Kejujuran
5. Integritas
6. Kearifan
7. Keberanian
8. Tidak diskriminatif (inklusivitas) saling asah asih asuh
9. Tanggung jawab sosial-budaya berakhlak mulia
BAB I
UMUM
Pasal 1
Setiap dokter spesialis anak wajib memiliki martabat dan mematuhi etika, sopan santun
dan mematuhi peraturan yang berlaku
 Dokter spesialis anak menampilkan dirinya  cara berpikir, bertindak dalam sikap dan
budi pekerti yang luhur serta penuh sopan santun
 Menjunjung tinggi sumpah dokter dan KODEKI
 Tidak melanggar azas perikemanusiaan
Pasal 2

Dalam mengamalkan profesi kedokteran, setiap dokter spesialis anak wajib


bersikap professional, yaitu:
 Jujur dan dapat dipercaya
 Dapat dihandalkan dan bertanggung jawab
 Menghormati orang lain
 Bersikap kasih sayang dan empati
 Tidak diskriminatif
 Selalu meningkatkan kemampuan diri
 Kesadaran terhadap kemampuan diri
 Mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan anak
 Berjiwa pengabdian
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter spesialis anak tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Dalam melaksanakan kegiatan profesinya seorang dokter spesialis anak harus bersiakp
rasional,artinya:
 Bertindak sesuai indikasi
 Biaya yang wajar sesuai dengan manfaat
 Berbasis bukti
 Aman
 Mematuhi tatalaksana (standar prosedur operasional yang berlaku)
 Memberi informasi yang memadai
Pasal 4

Dalam menangani pasien anak, dokter spesialis anak wajib memperlakukannya sebagai
anak sendiri.
Pasal 5
Penelitian pada anak harus mengikuti prinsip dasar etika penelitian yang dianut secara
internasional
Prinsip dasar etika penelitian adalah :
 Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
 Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
 Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditumbulkan (balancing harms and
benefits)
Pasal 6

Setiap dokter spesialis anak wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan


menerapkan temuan hasil penelitian atau analisis

Pasal 7
Dana penelitian dapat diperoleh dari donasi mitra IDAI, dengan ketentuan bahwa hasil
penelitian dipublikasi sesuai dengan hasil yang diperoleh tanpa sensor dari pihak
sponsor
BAB II
PANDANGAN TERHADAP ANAK
Pasal 8
Area kompetensi dokter spesialis anak terbatas pada seseorang sejak lahir hingga
sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun
 Batasan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun (kecuali bila
sudah menikah dini).
 Bagi anak/remaja yang telah menikah, bila status formal telah bersuami, dianggap
sebagai orang dewasa.

 Apakah anak dari 18 tahun namun masih bisa berobat ke dokter spesialis anak?
Jawabannya : IYA
Dengan ketentuan :
 jika dokter yang sesuai kompetensi tidak bersedia atau tidak tersedia.
 Membuat surat permintaan tertulis
Pasal 9
Seorang dokter spesilais anak wajib memberlakukan anak remaja sesuai dengan masa
pertumbuhan dan perkembangannya.

 Anak usia remaja (sejak usia 10 tahun) mengalami pertumbuhan dan perkembangan organ
reproduksinya
 Terjadi perubahan pada alat kelamin primer dan alat kelamin sekunder, tertarik pada lawan
jenisnya, ingin memperlihatkan identitas diri, ingin tahu proses yang sedang berlangsung
pada dirinya.
 Karena secara psikologis remaja tidak mau lagi disamakan dengan anak kecil, diperlukan
tempat pemeriksaan yang menjamin privatisasinya, baik pada pelayanan rawat jalan maupun
pelayanan rawat inap.
BAB III
TUMBUH KEMBANG
Pasal 10

“Setiap dokter anak wajib


berupaya mengoptimalkan Penjelasan:
tumbuh kembang anak • Sehat meliputi kesehatan jasmani/fisik,
secara komprehensif rohani, intelektual, sosial dan spiritual.
meliputi upaya promotif, Dengan demikian diharapkan, anak sehat
dapat menjadi manusia dewasa sesuai
preventif/pencegahan dengan potensi yang dimilikinya
penyakit termasuk melalui • IDAI telah menyusun skedul imunisasi
program imunisasi, yang setiap saat mengalami
diagnosis dini, penyempurnaan sesuai dengan
kuratif/pengobatan segera perkembangan baru.
• orangtua, perlu dicatat pada berkas
hingga rehabilitasi sebagai
rekam medis. Sementara kemampuan
wujud kepedulian dan pemerintah terbatas, imunisasi yang
tanggung jawab untuk belum dimasukkan ke dalam program
menangani masalah pemerintah, pelaksanaannya disesuaikan
mendasar kesehatan anak dengan kemampuan orangtua pasien.
di Indonesia”
Pasal 11

“Setiap Dokter
Penjelasan:
spesialis anak • Setiap bayi berhak
wajib berupaya mendapatkan air susu ibu
memanfaatkan eksklusif sejak dilahirkan
Air Susu Ibu (ASI) selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis.
secara dini dan • Pelaksanaan pemberian ASI
optimal untuk eksklusif telah diatur pada
tumbuh peraturan pemerintah
kembang anak”
Pasal 12
“Dalam melakukan
pelayanan kesehatan Penjelasan:
• Proses tumbuh kembang dimulai sejak bertemunya
anak, setiap dokter sperma dengan sel telur di kandungan seorang ibu,
spesialis anak melalui masa dalam kandungan, persalinan,
neonatus, masa bayi, balita, usia sekolah, masa
mempunyai tanggung remaja dan memasuki usia dewasa setelah
melampaui umur 18 (delapan belas) tahun.
jawab untuk • Yang dimaksud dengan berkualitas optimal adalah
tidak hanya bebas dari penyakit namun juga
mengawal anak untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
• Berbagai keadaan misalnya malnutrisi, berbagai
mencapai kualitas penyakit infeksi, penyakit menahun, pengaruh
lingkungan, keganasan atau gangguan dalam proses
hidup optimal sesuai pembentukan organ, menyebabkan seorang anak
dengan kondisi dan berada dalam keadaan tidak ideal, sehingga tidak
memungkinkan mencapai kualitas seperti anak yang
tumbuh kembang tidak memiliki masalah.

anak”
BAB IV
PRINSIP TATA LAKSANA
KASUS
Pasal 13

“Setiap dokter spesialis


anak wajib mengikuti
Penjelasan:
bukti ilmiah yang ada • Organisasi IDAI dibentuk untuk meningkatkan
disertai Komunikasi- derajat kesehatan dan kesejahteraan anak
Informasi – Edukasi (KIE) dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya.
yang meliputi penjelasan
• Pedoman pelayanan medis, Rekomendasi, dan
umum kasus, pencegahan, buku – buku rujukan lain yang
pengobatan dan direkomendasikan oleh IDAI dipakai sebagai
pengaruhnya terhadap panduan penyelesaian kasus (yang disusun
berdasarkan bukti ilmiah).
kualitas hidup anak • Tindakan medik yang dilakukan berdasarkan
dengan memperhatikan indikasi, yang dikerjakan mengikuti SPO serta
nilai-nilai, harkat dan seijin orangtua pasien untuk melindungi
dokter spesialis anak dari tuntutan hukum
martabat anak (value)
dengan mengutamakan
keselamatan pasien”
Pasal 14

“Dalam memberikan
pelayanan kesehatan Penjelasan:
• Dengan kemajuan teknologi pemahaman terhadap
anak, seorang dokter penyakit/gangguan kesehatan dan penanganan penyakit
berkembang dengan pesat
spesialis anak dapat • Fertilsasi in vitro dapat dibenarkan dalam batasan
pasangan perkawinan.
memanfaatkan • Skrining genetika dilakukan sebagai upaya menegakkan
teknologi kedokteran diagnosis dan pencegahan karena ditemukannya keluhan
dan gejala klinis.
baru yang telah • Untuk beberapa penyakit, misalnya thalassemia dan
sindrom Down malah harus dilakukan lebih dini.
terbukti secara ilmiah • Donor organ oleh anak dimungkinkan sepanjang telah
dikaji secara mendalam: (1). Memberi keuntungan baik
dan melalui kajian bagi donor dan penerima, (2). Risiko bedah untuk donor
sangat minimal, (3). Semua kematian dan donor hidup
IDAI, dengan tujuan telah dipelajari dengan seksama, (4). Tidak ada paksaan
kepada donor minor, (5).Risiko dampak emosi dan
untuk kepentingan psikologis pada donor diupayakan seminimal mungkin

terbaik anak”
Pasal 15
“Setiap dokter
spesialis anak wajib Penjelasan:
melakukan sendiri • Dokter yang memiliki Surat Ijin Praktik
pemeriksaan anak (SIP) mempunyai wewenang antara lain
mewancarai pasien, memeriksa fisik
dan dicatat pada dan mental, menentukan pemeriksaan
penunjang, menegakkan diagnosis,
berkas rekam medis menentukan pelaksanaan dan
(rawat jalan/rawat pengobatan, menulis resep obat dan
alat kesehatan.
inap) yang • Khusus di institusi pendidikan,
disediakan serta pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
mengikuti prosedur di tempat tersebut sesuai SIP
yang dimiliki. Kewenangan klinis
ketentuan- (Clinical Previledge) dokter spesialis
anak terkait dengan tempat praktiknya
ketentuan yang
berlaku”
Pasal 16
“Seorang dokter
spesialis anak dalam
Penjelasan:
memilih terapi • Terapi medikamentosa diberikan secara
medikamentosa wajib rasional, artinya sesuai dengan
mengikuti diagnosis diagnosis, dosis dan cara pemberian
yang benar, terjangkau, sesuai dengan
yang ditegakkan kondisi dan situasi setempat dan
sesuai panduan disetujui oleh orangtua pasien.
• Resistensi antimikroba adalah salah
pemakaian obat satu masalah kesehatan masyarakat di
secara rasional di seluruh dunia
institusi pelayanan • Perlu diupayakan menegakkan diagnosis
etiologis, yang dapat dengan cara
setempat demi empiris maupun pemeriksaan biakan
kepentingan terbaik dan uji kepekaan.
anak dan keselamatan
pasien”
“Dalam
memberikan Pasal 17
pelayanan pasien,
setiap dokter Penjelasan:
spesialis anak • Hak pasien adalah memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan aman.
wajib • Rencana penanganan kesehatan anak,
wajib dibicarakan terlebih dahulu dengan
memperhatikan orangtua pasien. Didengar bagaimana
hak pasien, hak pendapat orangtua, diperhatikan
kepercayaan terhadap sistim pengobatan
anak, hak yang telah dipercaya oleh orangtua
pasien, dicatat pengobatan
orangtua/wali dan komplementer dan alternatif yang telah
dilakukan.
hak masyarakat • Keputusan akhir diserahkan kepada
dalam rangka orangtua pasien.

mewujudkan
prinsip
keselamatan
Pasal 18
“Dalam menetapkan
kebijakan medis (obat dan Penjelasan:
tindakan), setiap dokter • Setiap institusi pelayanan kesehatan
spesialis anak wajib harus memiliki standar pelayanan
mempertimbangkan yang disesuaikan dengan jenis dan
kemampuan strata sarana pelayanan kesehatan.
pasien/orangtuanya, • Pilihan diserahkan kepada orangtua
fasiltas yang tersedia pada pasien.
institusi pelayanan dengan • Dalam hal adanya ketidakmampuan
institusi pelayanan dalam menangani
mengutamakan pasien, dengan pertimbangan
keselematan pasien keberhasilan yang lebih baik, perlu
(patient safety) dan dirujuk ke fasilitas pelayanan yang
prognosis terhadap sesuai dengan kebutuhan pasien.
kualitas hidup anak pasca
Tindakan”
Pasal 19
“Setiap dokter
speialis anak
melakukan tindakan Penjelasan:
medis invasif setelah • Sebelum melakukan tindakan
melalui pertimbangan medis, dokter wajib minta
medis berdasarkan uji persetujuan secara tertulis
ilmiah serta sumber dari pasien/ orangtua/wali.
daya yang tersedia di • Institusi pelayanan harus
sudah dilengkapi dengan
institusi pelayanan di
sumber daya dan fasilitas
tempat pasien memadai untuk menghadapi
berada, sesuai pilihan komplikasi dan risiko.
orangtua, dan
terjaminnya kualitas
hidup anak”
Pasal 20
“Seorang dokter
spesialis anak Penjelasan:
dalam melakukan • Setiap tindakan kedokteran harus
mendapat persetujuan pasien dan/atau
tindakan medis orangtua/wali.
wajib meminta • Meskipun anak berhak untuk
memberikan persetujuan bila telah
persetujuan mampu memahami dan menimbang
pilihan-pilihan yang ada, namun dari
orangtua aspek perlindungan terhadap anak,
keputusan orang tua tetap diperlukan.
(informed • Anak remaja perlu dimintai pendapatnya
consent) dan dan didengar serta dipertimbangkan.
• Dokter mengikuti pendapat akhir
mengikuti orangtua/ wali dan anak secara tertulis.
ketentuan yang
ada”
BAB V
PANDANGAN TERHADAP PENGOBATAN

KOMPLEMENTER
PASAL 21

--‐
ALTERNATIF
Pasal 10

“Seorang dokter
spesialis anak Penjelasan:
Dalam upaya masyarakat mengatasi dan
memanfaatkan menyembuhkan penyakitnya banyak
mempergunakan jamu tradisional,
pengobatan herbal dari berbagai daerah atau dari
mancanegara.
komplementer- Sudah ada MOU antara PB IDI dengan
alternatif Litbangkes Kementerian Kesehatan
dalam rangka saintifikasi jamu.
terbatas pada hal­ Dalam penggunaan produk herbal dan
suplemen makanan, harus berpegang
hal yang sudah pada patient safety dengan penekanan
dibuktikan secara diberikan kepada produk yang telah
teruji keamanan dan efikasinya.
ilmiah.”
BAB VI
HUBUNGAN DOKTER‐PASIEN
PASAL 22

--‐
ALTERNATIF
Pasal 10

“Hubungan antara
dokter spesialis Penjelasan:
anak dengan Hubungan antara dokter spesialis anak dengan
orangtua pasien/pasien didasarkan atas
orangtua pasien kepercayaan dengan memperhatikan hak
dan kewajiban masing–masing.
dan pasien adalah Dokter spesialis anak harus dapat
menyakinkan orangtua pasien, bahwa dia
hubungan tidak akan merugikan pasien, akan berbuat
baik, menghargai kepentingan pasien dan
berdasarkan berbuat adil.
Dalam proses komunikasi dokter­‐pasien, sikap
landasan moral profesional dokter ‘sambung-­rasa’ (empati)
dan mampu menjadi pendengar yang baik,
dan kepercayaan membuat pasien dan keluarganya merasa
aman, nyaman, dan menambah kepercayaan
terhadap pasien kepada dokter.

integritas
dokter.”
Pasal 23
“Setiap Dokter
spesialis anak
Penjelasan:
wajib Pertanggungan jawab medis seorang
membatasi dokter ditentukan oleh moral dokter,
sesuai dengan panduan perilaku dokter
hubungan di bidang medis maupun di bidang
nonmedis.
dengan pasien • Pemeriksaan anak di dalam kamar
periksa perlu mempertimbangkan aspek
dan atau kebiasaan, budaya, agama keluarga
pasien, serta menjaga kerahasiaan
orangtua pasien, pasien.
• Keberhasilan hubungan dokter-pasien
sebatas atau dokter-keluarga bergantung pada
kepentingan adanya kepercayaan kepada dokter
secara paripurna.
pelayanan
medis.”
Pasal 24
“Dalam memenuhi
permintaan pasien Penjelasan:
atau orangtua Kepentingan pasien menjadi pertimbangan utama
(altruism), dibandingkan dengan kepentingan
pasien, dokter dokter dan institusi pelayanan. Meskipun
demikian, profesionalisme menuntut dokter
spesialis anak wajib spesialis anak untuk selalu bisa
mempertanggungjawabkan tindakannya.
tetap mengikuti • Oleh karena itu, perlu ada solusi bagaimana
memadukan antara keinginan pasien atau
bukti ilmiah, nilai- orangtuanya dengan pertimbangan medis ilmiah.

nilai pasien dan


• Dokter spesialis anak wajib memberi informasi
dengan jelas, hasil yang ingin dicapai, serta akibat
orangtuanya, tertundanya atau tidak dilakukan tindakan medis
yang disarankan. Kalau perlu orangtua diberi
mengutamakan kesempatan untuk berpikir, atau mencari
pendapat dari dokter lain atau dari informasi
keselamatan dan teknologi yang ada.

menghormati hak
otonominya”
Pasal 24
“Dalam memenuhi
permintaan pasien Penjelasan:
atau orangtua • Dalam hal keinginan pasien/orangtua
pasien, dokter bisa membahayakan kesehatannya,
maka dokter bisa menolak dan
spesialis anak wajib memutuskan hubungan terapeutik.
tetap mengikuti • Pemutusan hubungan dokter-pasien
bukti ilmiah, nilai- juga dapat dilakukan bila dokter
menilai kepercayaan pasien (trust)
nilai pasien dan terhadap dokter menurun atau tidak
orangtuanya, ada lagi, dan dokter menyarankan
untuk berobat ke dokter lain.
mengutamakan • Sebelum pemutusan, perlu
keselamatan dan dikemukakan pilihan lain yang masih
menghormati hak dalam batas toleransi ilmiah medis.
otonominya”
BAB VII
HUBUNGAN ANTAR SEJAWAT
Pasal 25:
Setiap Dokter Spesialis Anak wajib mengingatkan kepada sejawat lain dengan
dasar kejujuran, kepercayaan dan saling menghormati dalam berinteraksi
melayani pasien sehingga efisiensi dan efektivitas kerja sama dapat tercapai .

Anggota tim saling


menjaga aspek
etika dan moral
dalam melayani
pasien.

Menjaga
Menjawab Kehormatan
rujukan/konsultas Profesi
i dari sejawat lain

Memberi perhatian
sejawat dan tenaga
Menghindari kesehatan lain dan
Moral Hazzard tidak menyalahkan di
didepan umum.
Pasal 26
Setiap dokter spesialis anak wajib memberikan ilmu dan keterampilannya kepada
mitra di lingkungan kerjanya demi peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien.

Menghormati dan Dokter Spesialis Anak


menghargai profesi lain dibantu dokter umum,
dalam jiwa team work. paramedik, mahasiswa.

LINGKUNGAN
KERJA
Menjadi contoh dan DSA wajib memberikan
teladan dalam praktek ilmu dan keterampilan
profesional berkualitas sesuai kompetensi mereka.
tinggi
Pasal 27
Konflik intra profesi antar dokter spesialis anak atau antara dokter
spesialis anak dengan dokter lain diselesaikan dengan mengikuti
ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Konflik Anggota
IDAI

Dewan Etik IDAI


setempat

MKEK
cab. IDI
setempat

Penyelesaian masalah etikolegal  Pedoman Organisasi dan Tatalaksana


Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI.
Menghindari konflik antar sejawat, dokter spesialis anak diharapkan tidak
menanggapi keluhan orangtua pasien mengenai sejawat lain dan tidak
mencemarkan nama baik sejawat lain.
BAB VIII
HUBUNGAN DOKTER DENGAN MASYARAKAT
Pasal 28
Setiap dokter spesialis anak wajib menjaga keluhuran profesinya
di tengah masyarakat yang membutuhkan pengabdiannya
Kerjasama dengan
Menghindari dan pihak Ketiga
Menolak dengan Tujuan
Penyimpangan Sama

Menolak Donasi
Visi dan Misi IDAI dari Sumber yang
merusak kesehatan
Anak

Keluruha
n Sikap Tidak melanggar
KODEKI, PEP-DSAI undang–undang dan
dan peraturan Peraturan
lainnya. Pemerintah
mengenai ASI
eksklusif
Pasal 29
Setiap Dokter spesialis anak dilarang terlibat dalam kegiatan promosi
obat, alat kesehatan, pelayanan kesehatan dan atau kegiatan memuji
diri sendiri.
Penjelasan:

Dokter spesialis anak dituntut kemandiriannya dan


menghindari dari memuji diri sendiri.

Tenaga kesehatan dilarang mengiklan dan atau menjadi


model iklan kecuali iklan layanan masyarakat seperti
PHBS/mendukung program pemerintah dan tidak komersial.

Kegiatan penyuluhan kesehatan, pembinaan


kesehatan/penyuluhan kesehatan melalui media perlu dijaga
substansinya supaya tidak menjurus ke arah promosi.
BAB IX
Kewajiban Terhadap Diri dan Pengembangan
Profesi
Pasal 30

Setiap dokter spesialis • Penjelasan:


anak wajib menjaga • KODEKI  mengamanatkan  bahwa  setiap  dokter  harus 
Kesehatan pribadi, memelihara  kesehatannya  agar  dapat bekerja  baik.
baik aspek jasmani, • Ketergantungan  pada  narkotika,  psikotropika, alkohol 
mental, intelektual, termasuk perilaku  yang melanggar  disiplin  profesi 
sosial, serta bebas dari dokter.
kemungkinan menjadi • Konsil Kedokteran Indonesia dengan Perkonsil Nomor 16/KK
sumber penularan I/KEP/XI/2006 Tentang Penerbitan Surat Keterangan
penyakit yang dapat Sehat Fisikdan Mental Bagi Dokter/Dokter Gigi, perlu 
membahayakan dinyatakan tentang ada/tidak adanya disabilitas, yang dap
kepentingan pasien at mengganggu  fungsi  luhur.
Pasal 30

• Penjelasan:
Setiap dokter spesialis • Bila  ada  disabilitas  atau  ada  keraguan,  wajib 
anak wajib menjaga
Kesehatan pribadi, dikonsulkan  ke  MajelisPenguji  Kesehatan  (MPK) 
baik aspek jasmani, pada  rumah  sakit terdekat.
mental, intelektual, • Untuk  dokter  yang  bekerja  di  rumah  sakit, 
sosial, serta bebas kompetensi,  kesehatan  fisik  dan  mental,  perilaku 
dari kemungkinan dan  etika  profesi  anggota  staf  medis, menjadi tugas 
menjadi sumber dan  fungsi  KomiteMedik  Rumah  Sakit  untuk 
penularan penyakit pemeriksaan  dan  pengkajiannya.
yang dapat • Akan  terpuji kalau  dokter dapat  menilai  diri  sendiri,
membahayakan apakah  dirinya  masih  mampu  mengamalkan 
kepentingan pasien profesinya melayani masyarakat atau tidak. 
Pasal 31

Setiap dokter 
spesialis anak  • Penjelasan:
wajib selalu  • Visi  IDAI  menetapkan  bahwa  pada  tahun  2015 
meningkatan  terbentuk  komunitas  dokter  spesialis  anak 
pengetahuan dan  yang profesional, berkualitas tinggi dengan standar 
keterampilan  global, selalu memperhatikan etik profesi 
profesionalismenya  kedokteran, dan mengabdikan dirinya untuk 
mengikuti  meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
perkembangan baru  •  anak Indonesia. 
Tanpa dilandasi oleh etika yang baik, kepercayaan 
sesuai dengan masyarakat terhadap profesi dokter spesilis akan 
 kompetensi  hilang. 
 
Pasal 31

Setiap dokter 
spesialis anak  • Oleh  karena  itu  IDAI  telah  membangun  tata  nilai 
wajib selalu  (values):  integritas,  visioner,  unggul (excellence), 
meningkatan  koordinasi  dan  transparansi.  Di  samping  mengikuti 
pengetahuan dan  programContinuing 
Professional Development (CPD), juga mengikuti jurnal i
keterampilan  lmiah secara pribadi, mempublikasi hasil penelitian yan
profesionalismenya g dibuat,  serta  aktif  dalam 
 mengikuti  diskusi  ilmiah  di  tempat  bekerja  atau  diskusi yang 
perkembangan bar diselenggarakan  oleh perhimpunan. 
u sesuai  • Hasil pendidikan dan pelatihan yang diikuti, akan 
dengan menjadi  prasyarat registrasi ulang ke KKI yang harus 
kompetensi  diperbaharui setiap 5 (lima) tahun.  
Pasal 32 

• Penjelasan:
• Tujuan  didirikannya  IDAI  antara  lain,  sebagai  peran 
Seorang dokter  dalam  memberikan  pengarahan, 
spesialis anak waji pembinaan pengembangan  dan  pelaksanaan  pendidikan 
b memajukan  ilmu  kesehatan  anak,  serta  membina  dan 
pendidikan dokter meningkatkan  kemampuan  profesi  dokter 
  spesialis  anak. 
khususnya dokter  • Dengan  demikian  tujuan  ini  mengikat semua anggota 
IDAI, di manapun mereka berada. 
spesialis anak, bai
• Masing‐masing berperan sesuai dengan fungsi dan jabatan, 

misalnya  pada  institusi  pendidikan,  tenaga  fungsional 
langsung maupun  maupun  manajemen  pada  institusi pelayanan  kesehatan, 
tidak langsung.  bahkan  mereka  yang  sudah  purna  bakti. 
Pasal 32

• Penjelasan:
Seorang dokter 
•  Pendidikan,  upaya  pembinaan  dan peningkatan 
spesialis anak wajib
memajukan pendidika profesionalisme tidak terbatas pada masalah medis 
n dokter khususnya  saja tetapi juga menyangkut aspek tingkah  laku  dan 
dokter spesialis anak,  etika.  Keteladanan  bagi  mereka  yang  lebih  senior 
baik langsung  sangat  penting  dalam menciptakan dokter spesialis 
maupun tidak langsun anak yang berkualitas global dan beretika mulia.     
g. 
BAB X 
SANKSI DAN REHABILITASI 
Pasal 33 

Penelaahan dan  • Penjelasan:
pemberian sanks • Dokter  spesialis  anak  dan  IDAI  bertanggung  jawab atas 
i  pelaksanaan Panduan  Etika  dan  Perilaku Profesi  Dokter 
terhadap dugaan Spesialis  AnakIndonesia  dan  berkewajiban 
 konflik etikoleg mendiseminasikannya  kepada rekan sejawat. 
al, sengketa med • Pelanggaran  adalah  perilaku  menyimpang  atau  tidak 
 melaksanakan  Panduan  Etika  dan Perilaku  ProfesiDokter 
ik  Spesialis  Anak 
dan pelanggaran  Indonesiadan  ketentuan  perundangan  yang  berlaku  yang 
etika kedokteran berkaitan  dengan  profesi  dokter  spesialis  anak.
  • Konflik  etikolegal,  sengketa  medik  dan  pelangaran etika
dilakukan sesuai  kedokteran  dapat  mempengaruhi  keselamatan  pasien, 
ketentuan yang  berpotensi  menurunkan  citra  dan kehormatan  profesi  dan 
berlaku  mengganggu  kepentingan  umum. 

 
Pasal 33 

•Penjelasan:
Penelaahan dan 
• Oleh  karena  itu,  pelanggaran 
pemberian sanksi
tersebut perlu diberikan sanksi setelahditelaah kebenarannya o
  leh Dewan Etika IDAI. Sanksi 
terhadap dugaan yang diberikan sesuai  dengan  “Kompendium  MKEK  IDI”,
 konflik etikolega berupa  upaya  pembinaankepada  dokter  spesialis  anak 
l, sengketa medik yang  melakukan  pelanggaran  dengantujuan    untuk 
  menjaga 
dan pelanggaran  harkat  dan  martabat  profesi  dokter spesialis  anak. 
etika kedokteran  • Bila  terdapat  laporan  masuk  ke  BP2A  pusat/cabang 
dilakukan sesuai  mengenai  kemungkinan pelanggaran terhadap PEP‐
ketentuan yang  DSAI, untuk mencegah berlanjutnya pelanggaran, Dewan Etika I
berlaku  DAI akan  melakukan  klarifikasi secaralisan  (bisa  melalui 
telpon) dan bimbingan  bila  diperlukan 
sebelum melakukan pemanggilan 
dan menelaah kemungkinan pelanggaran etika. 

Anda mungkin juga menyukai