Anda di halaman 1dari 2

REABSORBSI ION BIKARBONAT YANG DISARING

Ion bikarbonat yang disaring akan direabsorbsi oleh ginjal untuk mencegah kehilangan
bikarbonat dalam urin. Sekitar 80-90 persen reabsorbsi bikarbonat (dan sekresi ion hydrogen)
berlangsung di dalam tubulus proksimal sehingga hanya sejumlah kecil ion bikarbonat yang
mengalir ke dalam tubulus distal dan duktus koligens.
Ion-ion bikarbonat tidak mudah menembus membrane luminal sel-sel tubulus ginjal, oleh karena
itu, ion-ion bikarbonat yang disaring oleh glomerulus tidak dapat diabsorbsi secara langsung.
Ion bikarbonat yang disaring pada glomerulus akan bereaksi dengan ion hydrogen yang
disekresikan oleh sel-sel tubulus membentuk H2CO3 oleh kerja enzim karbonik anhidrase, yang
kemudian berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat bergerak dengan mudah melewati
membrane tubulus, oleh karena itu CO2 segera berdifusi masuk ke dalam sel tubulus, tempat
CO2 bergabung kembali dengan H2O, dibawah pengaruh enzim karbonik anhidrase, untuk
menghasilkan molekul H2CO3 yang baru. H2CO3 ini kemudian berdisosiasi membentuk ion
bikarbonat dan ion hydrogen, ion bikarbonat kemudian berdifusi melalui membrane basolateral
ke dalam cairan interstisial dan dibawa naik ke darah kapiler peritubular.
Efek bersih dari reaksi ini adalah reabsorbsi ion bikarbonat dari tubulus, walaupun ion-ion
bikarbonat yang sebenarnya memasuki cairan ekstraseluler tidak sama dengan yang disaring ke
dalam tubulus.
PRODUKSI ION BIKARBONAT BARU
Bila ion-ion hydrogen disekresikan ke dalam kelebihan bikarbonat yang difiltrasi ke dalam
cairan tubulus, hanya sebagian kecil dari kelebihan ion hydrogen ini yang dapat diekskresikan
dalam bentuk ion hydrogen dalam urin. Alasan untuk ini adalah bahwa pH minimal urin adalah
sekitar 4,5. Bila terdapat kelebihan ion hydrogen dalam urin, ion hydrogen akan bergabung
dengan penyangga selain bikarbonat dan ini akan menghasilkan pembentuk ion bikarbonat baru
yang dapat masuk ke dalam darah, dengan demikian membantu mengganti ion bikarbonat yang
hilang dalam cairan ekstraseluler pada keadaan asidosis. Penyangga paling penting untuk
mekanisme ini adalah penyangga phospat dan ammonia.

PEMBENTUKAN BIKARBONAT BARU OLEH SISTEM PENYANGGA AMONIA


System penyangga khusus kedua dalam cairan tubulus bahkan lebih penting secara kuantitatif
daripada system penyangga phospat terdiri dari ammonia (NH3) dan ion ammonium (NH4+).
Ion ammonium disintesa dari glutamine, yang secara aktif ditransport ke dalam sel epitel tubulus
proksimal, cabang tebal asenden ansa Henle, dan tubulus distal. Di dalam sel setiap molekul
glutamine akan dimetabolisme untuk membentuk dua ion NH4+ dan dua ion HCO3. NH4+
kemudian disekresikan ke dalam lumen tubulus melalui mekanisme transport imbangan sebagai
pertukaran dengan ion natrium, yang direabsorbsi . HCO3- bergerak melawan membrane
basolateral bersamaan dengan ion natrium yang direabsorbsi kedalam cairan intertisial dan
diambil oleh peritubular. Jadi untuk tiap molekul glutamine yang dimetabolisme di dalam
tubulus proksimal, dua ion NH4+ disekresikan ke dalam urin dan dua ion HCO3 dihasilkan
sebagai ion bikarbonat baru.
Dalam tubulus koligens, penambahan ion NH4+ ke cairan tubulus terjadi melalui mekanisme
yang berbeda. Disini ion hydrogen disekresikan oleh membrane tubulus ke dalam lumen,
tempatnya bergabung dengan ammonia (NH3) untuk membentuk ion ammonium (NH4+), yang
kemudian disekresikan. Untuk setiap NH4+ yang disekresikan, dihasilkan HCO3 yang baru dan
ditambahkan ke darah.

Anda mungkin juga menyukai