Anda di halaman 1dari 4

LUKA BAKAR AKIBAT BAHAN KIMIA (CHEMICAL BURN)

Definisi. Chemical burn adalah luka bakar pada organ luar maupun organ dalam tubuh
yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam kuat atau basa kuat dan zat
produksi petroleum. Luka bakar akibat bahan kimia terjadi pada saat tubuh atau kulit terpapar
oleh asam atau basa. Bahan kimia ini dapat menimbulkan reaksi terbatas pada kulit, reaksi pada
seluruh tubuh ataupun keduanya. Luka bakar alkali lebih berbahaya daripada oleh asam, karena
penetrasinya lebih dalam sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih berat. Sedang asam
umumnya berefek pada permukaan saja.
Klafisikasi bahan kimia :
1. Alkalis/Basa
Hidroksida, soda kaustik, kalium amoniak, litium, barium, kalsium atau bahan
bahan pembersih dapat menyebabkan liquefaction necrosis dan denaturasi protein.
2. Acids/Asam
Asam hidroklorat, asam aksalat, asam sulfat, pembersih kamar mandi atau kolam
renang dapat menyebabkan kerusakan coagulation necrosis.
3. Organic Compounds
Fenol, creosote, petroleum, sebagai desinfektan

kimia

yang

dapat

menyebabkankerusakana kutaneus, efek toksis terhadap ginjal dan liver.


Zat kimia dapat bersifat oksidator sepert kaporit, kalium permanganate dan asam kromat.
Bahan korosif seperti fenol dan fosfor putih juga larutan basa seperti kalium hidroksida dan
natrium hidroksida menyebabkan denaturasi protein. Denaturasi akibat penggaraman dapat
disebabkan oleh asam formiat, asetat, tanat, flourat, dan klorida. Asam sulfat merusak sel karena
bersifat cepat menarik air. Beberapa bahan dapat menyebabkan keracunan sistemik. Asam florida
dan oksalat dapat menyebabkan hipokalsemia.
Asam tanat, kromat, pikrat dan fosfor dapat merusak hati dan ginjal kalau diabsorpsi
tubuh. Lisol dapat menyebabkan methemoglobinemia. Napalm (derivat alumunium naphthenate
dan palmitat) saat ini merupakan nama generik yang digunakan untuk semua jenis hidrokarbon
yang tebal. Ini termasuk polimer sintetik seperti polyurethane dan poliseter yang mungkin dapt
dimodifikasi dengan dicampur alumunium bubuk atau metal carbon. Phosfor putih atau
alumunium biasa ditambahkan kepada bom berbahan dasar minyak tanah ini. Bahan-bahan ini
jika dibakar akar menghasilkan suhu yang sangat tinggi, dan pada suhu diatas 1000C (1832 F)
akan dengan mudah terbakar dengan adanya sifat adesif. Efeknya terhadap tubuh manusia

membahayakan, dapat menyebabkan luka bakar yang luas, lebih dari 25% permukaan tubuh.
Fosfor dapat menyebabkan trauma yang bersifat toksik, dan bahan-bahan adesif ini sulit
dibersihkan.
Fosfor yang digunakan dalam peperangan atau industri dapat menyebabkan kematian,
walaupun hanya menyebabkan luka bakar seluas 12-15%. Membakar fosfor menyebabkan
terjadinya lesi yang bisa meluas sampai seluruh fosfor diserap tubuh. Pasien akan merasa sangat
sakit. Luka akan membentuk jaringan nekrotik berwarna kekuningan, berbau seperti bawang
putih dan bersinar dalam kondisi gelap. Selain dari luka bakar yang terlihat, fosfor juga
mengakibatkan kerusakan ginjal akibat sifat toksiknya. Glomerulonekrotik dan tubulonenkrotik
menyababkan oliguria dan mempercepat kematian akibat gagal ginjal. Kerusakan hati juga dapat
terjadi. Diduga penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut adalah masuknya inorganik fosfor
kedalam peredaran darah.

Sebagai terapi yang paling optimal, saat ini digunakan cooper

sulphate 0,5%-2%, menghasilkan lapisan cupric phospide diseluruh permukaan. Reaksi ini
diharapkan efektif namun juga memliki efek toksik, dengan manifestasi primer perdarahan
masif, dan gagal ginjal akut.
Mustard gas dapat menghasilkan uap berbahaya yang jika kontak dengan zar cair, bisa
menyebabkan terbentuknya bula di kulit, kerusakan mata, dan jika terhisap bisa menyebabkan
gangguan saluran nafas. Jika di absorpsi bisa menyebabkan depresi sumsum tulang sekitar 2
minggu setelah terpajan, dan bisa menyebabkan kematian.
Kekuatan dari asam dan basa ditentukan oleh skala pH, yang berkisar antara 1-14. Asam
kuat biasanya memiliki pH kurang dari 2. Bahan yang mengandung alkali biasanya memiliki pH
11,5 atau lebih untuk dapat melukai kulit. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya
jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini.
Luka bakar oleh bahan kimia biasanya merupakan kecelakaan, pembunuhan dengan cara
ini sangat jarang dilakukan, melemparkan cairan yang bersifat korosif seperti cairan asam pada
korban lebih sering dimaksudkan untuk melukai dibandingkan untuk membunuh korban. Bunuh
diri dengan menggunakan asam maupun basa kuat sangat jarang dilakukan saat ini tetapi
ditemukan di negara-negara miskin.
Tanda dan gejala. Tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan-bahan kimia,
tergantung pada beberapa faktor termasuk :

pH

Konsentrasi
Durasi
Bentuk fisik dari bahan (padat, cair atau gas)
Lokasi (mata, kulit, mukosa)
Tertelan atau terhirup
Asam dengan pH kurang dari 2 mempercepat proses nekrosis koagulasi yang disebabkan

oleh protein. Luka bakar tampak dengan batas jelas, kering dan kasar, dengan warna luka
tergantung dari bahan asam. Asam nitrat menyebabkan warna luka coklat kekuningan, asam
sulfat (vitriol) berwarna coklat kehijauan, hidroklorin berwarna putih hingga abu-abu dan asam
karbol (fenol atau lisol) menyebabkan warna luka abu-abu sampai coklat terang.
Alkali dengan pH 11,5 atau lebih menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih luas
dibandingkan dengan asam karena sifatnya yang mencairkan jaringan yang nekrosis, yang
menyebabkan alkali dapat berpenetrasi lebih dalam. Alkali, seperti sodium hidroksida (soda atau
sabun) dan amonium hidroksida, menimbulkan luka berwarna coklat keabu-abuan.
Substansi alkalin dalam bentuk padat yang tertelan menampilkan keuntungan dari faktor
ini. Bahan padat ini akan tinggal dalam lambung dalam waktu yang lama, hal ini akan
menghasilkan luka bakar yang berat. Faktor lain yang penting adalah bentuk lain dari substansi
asam dan basa yang menghasilkan panas ketika mereka terdilusi, hal ini tidak hanya
menyebabkan luka bakar akibat bahan-bahan kimia tetapi juga luka bakar akibat suhu.
Beberapa tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan kimia termasuk :

Pada daerah yang terkena akan terasa panas, terjadi iritasi serta kemerahan.
Nyeri dan terasa baal.
Pembentukan jaringan kulit mati yang berwarna hitam (eschar) - ini sebagian terjadi
akibat luka bakar yang diakibatkan oleh bahan asam yang menghasilkan neksrosis

koagulasi dengan jalan denaturasi protein.


Luka bakar akibat alkali menghasilkan luka bakar yang dalam pada jaringan akibat
produksi dari pengenceran jaringan nekrosis yang melibatkan denaturasi protein dan juga

saponifikasi jaringan lemak.


Gangguan penglihatan atau kebutaan total terjadi bila bahan kimia masuk ke dalam mata.
Pada kasus luka bakar akibat bahan-bahan kimia yang berat dimana bahan tersebut

tertelan, terhirup atau terabsorbsi ke dalam pembuluh darah, gejala sistemik yang dapat timbul
antara lain :

Batuk atau sesak napas.

Penurunan tekanan darah.


Pusing, lemas sampai pingsan.
Nyeri kepala.
Kejang otot.
Henti jantung atau aritmia.
Tatalaksana. Prinsip utama dalam pengobatan adalah cepat menetralisasi kadar zat kimia

dengan pemberian banyak air atau pemberian antidotum spesifik jika memungkinkan. Jaringan
kulit yang hilang diatasi dengan debridement segera dan skin grafting jika diperlukan. Efek
samping yang mungkin timbul selama proses penyambuhan adalah kontraktur dan kelainan
pigmentasi.
Meskipun pengobatan memiliki peran yang terbatas pada kebanyakan kasus luka bakar
oleh bahan kimia, antibiotik topikal, kalsium dan magnesium masih tetap digunakan. Setelah
dekontaminasi pemberian cairan intravena dan terapi narkotik diperlukan.
Antibiotic. Silvadene digunakan pada luka bakar pada kulit dan berguna untuk mencegah
infeksi pada luka bakar derajat dua dan tiga. Ini harus diberikan pada luka satu sampai dua kali
sehari dan membersihkan sisa obat sebelumnya sebelum memberikan yang baru. Erytromisin
oinmen (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi akibat luka bakar pada mata.
Analgetik. Morfin, acetaminophen diberikan untuk mengatasi nyeri dan bias digunakan
untuk memberikan efek sedasi yang menguntungkan pada pasien yang menderita luka bakar
pada mata.
Nonsteroid Anti-inflammatory Agents. Advil, Motrin Ansaid, Naprosyn dan anaprox
adalah golangan anti-inflamasi yang digunakan untuk pasien dengan nyeri ringan sampai sedang.

Anda mungkin juga menyukai