Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU KONTROL HIPERTENSI

TERHADAP KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI UPT PUSKESMAS


GOLDEN GREAT BORNEO

Disusun Oleh :
IRINE TIKA LISTYARINI, A.Md.Kep
NIP. 199101262020122002

Fasilitator : DR. Sigit Mulyono,S.Kp.MN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu penyakit tidak menular dan merupakan penyebab
utama kematian dini di dunia. Hipertensi menjadi faktor resiko ketiga terbesar
penyebab kematian dini karena dapat memicu terjadinya gagal jantung
kongestif serta penyakit serebrovaskuler (Widyanto dan Triwibowo, 2013).
Diperkirakan jumlah penderita hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar
menjelang tahun 2025 (Herlambang, 2013). Kurang dari seperlima dari pasien
ini berusaha untuk mengontrol tekanan darah mereka (Kemenkes RI, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013
menunjukan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk berumur 18 tahun
keatas di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 9,4%, dan pengukuran tekanan darah sebesar 25,8%. Ariyani dkk
(2017) menemukan hubungan antara asupan natrium dengan nilai tekanan
darah penderita Hipertensi di Banjarmasin. Sebanyak 55,8% hingga 70,58%
diketahui dalam kategori tingkat asupan sodium yang tinggi yakni lebih dari
yang direkomendasikan oleh Center forNutritionPolicy&Promotion (lebih dari
1500 mg).
Kepatuhan penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami
hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi dalam
halmengkonsumsi obat, kontrol rutin tekanan darah, sedangkan pasien yang
telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan yang
lebih buruk karena faktor lama menderita, pekerjaan, jenuh minum obat,
kurangnya dukungan dari keluarga ( WHO, 2010 )
Selain itu, menurut Ariyani (2016) sangat penting peningkatan
pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap pengobatan yang dijalani agar
semakin baik kepatuhan yang dimiliki pasien penyakit kronis. Hal tersebut
berdampak pada perbaikan kualitas hidup pasien melalui pengontrolan
tekanan darah yang baik serta perbaikan gaya hidup terutama asupan tinggi
natrium. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan
kepatuhan minum obat pada pasien antara lain konseling, Pelayanan Informasi
Obat (PIO), pemberian leaflet edukasi, pemberian pesan singkat (SMS)
pengingat dan motivasi, digital pillboxreminder dan PillCard. Kelebihan
PillCard selain mudah digunakan, juga mudah dipahami dan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang pengobatan yang diperlukan
(Kripalanidkk, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap data angka kesakitan di UPT
Puskesmas Golden Great Borneo diketahui bahwa penyakit hipertensi
termasuk dalam 10 besar penyakit pasien dan jumlahnya terus meningkat
semakin tahun. Dari tahun 2020 hingga Bulan September tahun 2022
sebanyak 655 kasus. Berkaitan dengan situasi di lapangan masih ditemui
pasien dengan hipertensi masih enggan untuk datang ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melakukan kontrol tekanah darah maupun mengambil obat
rutin anti hipertensi. Selain itu masih ada ditemui pasien melakukan
kunjungan ke puskesmas bila sudah memiliki keluhan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Pengaruh
Penggunaan Kartu Kontrol Hipertensi terhadap kepatuhan pasien hipertensi di
UPT Puskesmas Golden Great Borneo.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pengaruh Penggunaan kartu kontrol hipertensi terhadap
kepatuhan pasien hipertensi di UPT Puskesmas Golden Great Borneo

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kepatuhan pasien hipertensi dari penggunaan kartu
kontrol hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien menurut umur dan jenis
kelamin
b. Mengetahui tingkat kepatuhan pasien hipertensi
c. Mengetahui penggunaan kartu kontrol hipertensi
d. Mengetahui pengaruh penggunaan kartu kontrol hipertensi
dengan kepatuhan pasien hipertensi

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara


lingkup teori maupun lingkup praktik yaitu :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


pengetahuan yang berkaitan dengan penggunan kartu kontrol hipertensi
terhadap kepatuhan pasien hipertensi di UPT Puskesmas Golden Great
Borneo
2. Secara Praktis

a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan inovasidi bidang pelayanan kesehatan


dalam upaya meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi baik
dalam keterkaitan penggunaan obat secara rutin dan terkendali,
monitoring tekanan darah secara berkala melalui media
penggunaan kartu kontrol hipertensi

b. Bagi Peneliti

Adanya penelitian ini menambah acuan yang dapat


dijadikan referensi dalam dunia keperawatan yang
diwujudnyatakan melalui pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dalam mendukung upaya promotif dan
preventif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dimana tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (
Ode,2012). Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya
interaksi yang tidak bisa diubah seperti riwayat keluarga, umur, jenis
kelamin dan etnis. Akan tetapo fakta yang sering terjadi justru faktor
diluar itulah yang menjadi pemicu terbesar terjadinya hipertensi
dengan komplikasi seperti obesitas, stres, dan nutrisi ( Nurrahmani,
2014 )

2. Klasifikasi Hipertensi
a. Berdasarkan Penyebabnya :
1) Hipertensi essensial, adalah hipertensi yang tidak
diketahui penyebab nya
2) Hipertensi Sekunder, adalah hipertensi yang
penyebabnya dapat ditentukan yaitu kelainan pembuluh
darah, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar
adrenal, dll.
b. Menurut WHO
1) Tingkat pertama, tekanan darah meningkat tanpa gejala
dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler
2) tingkat kedua tekanan darah dengan gejala hipertrofi
kardiovaskuler,tetapi tanpa adanya gejala kerusakan
atau gangguan dari alat atau organ lain.
3) Tingkat ketiga, tekanan darah meningkat dengan gejala
gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan faal dari
target organ.
c. Menurut Joint National CommiteonPreventionDetection,
Evaluation, andtreatmentorhighpressure VII/JNC 2013
Kategori Tekanan Darah Tekanan darah
Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Pra Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi Tingkat 2 >160 >100
Hipertensi sistolik >140 < 90
terisolasi

B. Konsep Kepatuhan

1. Pengertian
Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya
interaksi antara petugas kesehatan dan psien sehingga pasien mengerti
rencana dan segala konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut
serta melaksanakannya ( Kemenkes RI, 2011 )
2. Faktor ketidakpatuhan terhadap pengobatan ( Padila, 2012 ) :
a. Kurang pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan. Alasan
utama untuk tidak patuh adalah kurang mengerti tentang
pentingnya manfaat terapi obat dan akibat yang mungkin jika
obat tidak digunakan sesuai dengan instruksi.
b. Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan
pengobatan yang ditetapkan
c. Memperoleh obat di luar rumah sakit/layanan kesehatan
d. Mahalnya harga obat. Pasien akan lebih enggan mematuhi
instruksi penggunaan obat yang mahal, biaya penghentian
penggunaan sebelum waktunya sebagai alasan untuk tidak
menebus resep
3. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ( Lurence Green 1980 dalam
Notoadmojo 2003 )
a. Faktor predisposisi
Faktor ini meliputi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, kepercayaan, nilai , keyakinan dan sebagainya.
Faktor tersebut mempengaruhi perilaku seseorang termasuk
dalam perilaku kesehatan.
b. Faktor Pendukung
Faktor ini meliputi lingkungan fisik dan tersedianya fasilitas
atau sarana kesehatan
c. Faktor pendorong
1) Kepercayaan atau agama yang dianut
2) Faktor geografi seperti lingkungan yang jauh dari
pelayanan kesehatan memberikan kontribusi rendahnya
kepatuhan
3) Individu
a) Sikap individu yang ingin sembuh
Sikap yang merupakan hal paling kuat dalam
diri individu sendiri/keinginan untuk tetap
mempertahankan kesehatan sangat berpengaruh
terhadap faktor yang berhubungan dengan
penderita dalam kontrol penyakit.
b) Pengetahuan
Penderita dengan kepatuhan rendah adalah
mereka yang tidak teridentifikasi memiliki
gejala sakit. Mereka berfikir bahwa dirinya
smebuh dan sehat sehingga tidak perlu
melakukan kontrol terhadap kesehatannya.
d. Faktor penguat
1) Dukungan petugas
Dukungan petugas sangatlah besar artinya bagi
penderita sebab petugas adalah pengelola yang sering
berinteraksi sehingga pemahaman terhadap kondisi
fisik maupun psikis lebih baik dan sering berinteraksi
terhadap kondisi fisik maupun psikis lebih baik.
2) Dukungan keluarga
Keluarga adalah bagian dari penderita yang paling
dekat dan tidak dapat di paksaka. Penderita akan
merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian
dan dukungan dari keluarganya. Dengan dukungan
tersebut akan menimbulkan kepercayaan diri untuk
menghadapi atau mengelola penyakit dengan baik serta
penderita mau menuruti saran yang diberikan.

\
C. Penelitian Terkait
1. Pengaruh pemberian Pill card terhadap kepatuhan minum obat
dan tekanan darah pasien hipertensi di RS PMI Bogor
Penelitian yang dilakukan oleh Lusi Agus Setiani (2021 )
menyatakan bahwa Pemberian pill card kepada pasien hipertensi dapat
meningkatkan kepatuhan minum obat pasien (p<0,05) dan penurunan
tekanan darah sistolik pasien ( p<0,05 ) dan penelitian ini
menunjukkan bahwa pemberian pill card terbukti dapat meningkatkan
kepatuhan minum obat pasien secara signifikan.
2. Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
pengobatan pasien hipertensi rawat jalan pada program
pengelolaan penyakit kronis
Penelitian yang telah dilakukan oleh Luh Made Wulan ( 2020 )
menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga
yang diberikan kepada pasien dengan tingkat kepatuhan pasien
mengkonsumsi obat. Dukungan yang diberikan oleh keluarga
merupakan faktor penting dalam kepatuhan pasien terhadap
pengobatan yang dijalani pasien.
3. Kepatuhan pasien hipertensi setelah pemberian pill card di RS X
Banjarmasin
Penelitian yang dilakukan oleh Herda Ariyani ( 2018)
menunjukkan bahwa sebanyak 56,67 % responden berada dalam
kepatuhan naik yang ditandai dari sebelum dan sesudah pemberian pill
card kategori kepatuhan rendah naik menjadi kategori kepatuhan
sedang. Pemberian alat pengingat Pill Card bertujuan untuk
mengingatkan pasien minum obat dan memiliki motivasi dalam
menjalani pengobatan secara rutin

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep atau

antara variabel-variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmojo, 2012). Kerangka konsep yang dikembangkan

dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel Penggunaan kartu

kontrol hipertensi sebagai variabel independen dan kepatuhan pasien hipertensi

ebagai variabel dependen.

Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Post test

Kontrol A1 - A2

Hipertensi B1 X B2

Keterangan:

A1 : Skor MMAS-8 Kelompok Kontrol sebelum pretest


B1 : Skor MMAS-8 kelompok intervensi sebelum pretest
A2 : Skor MMAS-8 kelompok kontrol sesudah postest
B2 : Skor MMAS-8 kelompok intervensi sesudah postest
X : Pemberian intervensi berupa kartu kontrol hipertensi

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ditetapkan dengan harapan penelitian yang dilaksanakan

dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian Quasi Experimental Design dengan rancangan pretest posttest control

group design. Responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi

merupakan kelompok pasien yang menggunakan kartu kontrol hipertensi dan

kelompok kontrol merupakan kelompok pasien yang tidak menggunakan kartu

kontrol hipertensi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi dari responden melalui wawancara tatap muka (face-to-face interview)

dengan pengisian kuesioner MMAS-8. Kuesioner digunakan untuk mengetahui

tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam mengkonsumi obat antihipertensi


C. Hipotesis

Hipotesis adala sebuah pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara

dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris ( Hidayat,2009). Untuk

dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini maka

dinyatakan suatu hipotesis yaitu :

H0 : Tidak ada Pengaruh penggunaan kartu kontrol hipertensi terhadap

kepatuhan pasien hipertensi di UPT Puskesmas Golden Great Borneo

H1 : Ada Pengaruh antara penggunaan kartu kontrol hipertensi terhadap

kepatuhan pasien hipertensi di UPT Puskesmas Golden Great Borneo

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel yang akan diteliti secara


operasional berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2009). Definisi operasional
akan mempermudah pembaca mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2007).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

operasional

Karakteristik Pasien Hipertensi

Umur Rentang Responden Kuesioner Usia Produktif Interval


kehidupan mengisi pada yang ( dalam tahun)
yang diukur kuesioner berupa 15-64 tahun
bagian pertanyaan
demografi pada data
demografi
Jenis Ciri biologis Responden Kuesioner 1. Laki-Laki Nominal
kelamin yang dimiliki mengisi pada yang 2. Perempua
responden kuesioner berupa n
berdasarkan bagian pertanyaan
gender demografi pada data
demografi
Variabel Independen
Penggu Media yang Responden Kartu 1. Memiliki Nominal
naan berisi jadwal menggunakan kontrol kartu
kartu kontrol rutin, media kartu hipertensi kontrol
kontrol dosis minum kontrol hipertensi
hiperte obat, hipertensi 2. Tidak
nsi monitoring memiliki
1 = Ya kartu
tekanan darah
kontrol
secara berkala 0 = Tidak hipertensi
Variabel Dependen

Kepatuhan Perilaku 1. Dosis Kuesioner Patuh :76 Ordinal


pasien pasien 2. Cara -100 %
hipertensi hipertensi minum
Cukup
rawat jalan obat
patuh :
program 3. Waktu
minum 56-
pengobatan 75%
obat
yang
4. Periode
dianjurkan Tidak
kontrol
petugas patuh<56%
rutin
kesehatan tekanan
darah

obat

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di UPT

Puskesmas Golden Great Borneo yang terdiagnosis hipertensi baik dengan

maupun tanpa komplikasi

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang terjangkau dan dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui proses sampling (Nursalam, 2009).

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada. Perhitungan besar sampel minimal pada penelitian ini

menggunakan rumus Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin

(Nursalam, 2009) sebagai berikut:

n = Besar sampel

N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi (0,05)

Dengan demikian besarnya sampel adalah sebagai berikut:

n= 135

1 + 135 (0,05)2

= 100,9 responden = 101orang

Drop out = 10 % x 101 = 10,1 orang=10 orang

Maka sampel = 101 + 10 = 111 orang

Dalam mengantisipasi bias hasil penelitian khususnya jika ada variabel lain yang

ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang akan diteliti maka diperlukan

penentuan kriteria sampel (Nursalam, 2009). Salah satu bentuk kriteria sampel adalah

kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Bersedia menjadi responden

b. Pasien yang menjalani perawatan rutin atau melakukan kontrol di poli

umum minimal 2x dengan pengambilan obat di Apotek Puskesmas

c. Pasien yang terdiagnosis hipertensi dengan atau tanpa komplikasi

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien yang sedang hamil atau menyusui

b. Sedang menjalani hemodialisis

c. Tidak bersedia menjadi responden

F. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPT Puskesmas Golden Great Borneo

G. Waktu penelitian

Penelitian ini diselenggarakan pada bulan November 2022- Desember 2022

H. Etika penelitian

Nursalam (2009) mengelompokkan tiga prinsip utama dalam etika penelitian

atau pengumpulan data yaitu :

a. Prinsip manfaat (Beneficence)


1) Bebas dari penderitaan

Penelitian akan dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

responden khususnya jika akan memberikan tindakan khusus. Peneliti

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pada penelitian

ini sehingga tidak akan memberikan penderitaan bagi responden.

2) Bebas dari eksploitasi

Penelitian akan menghindarkan partisipasi responden dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Peneliti memberikan keyakinan bahwa partisipasi

responden dalam penelitian ini atau informasi yang akan diberikan oleh

responden tidak akan digunakan untuk hal-hal yang dapat merugikan

responden dalam bentuk apapun.

3) Risiko

Peneliti mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang akan berakibat

bagi responden dengan sebaik-baiknya. Penelitian ini hanya

menggunakan kuesioner sehingga peneliti seminimal mungkin

menghindari risiko yang akan berakibat bagi responden.

b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kartu

kontrol hipertensi terhadap kepatuhan pasien hipertensi esehingga

responden dalam penelitian ini memiliki hak antara lain:

1) Hak untuk terlibat/tidak menjadi responden (right to self determination)

Responden akan diperlakukan secara manusiawi. Responden memiliki

hak untuk memberikan keputusan apakah bersedia atau tidak menjadi

responden dalam penelitian ini tanpa adanya sanksi apapun atau hal lain

yang akan berakibat terhadap dirinya

2) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure)

Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai prosedur dari

pengumpulan data secara rinci dan jelas sebelum melakukan penelitian.


3) Informed Consent

Responden telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan lengkap

mengenai tujuan penelitian yang akan dilakukan serta memiliki hak

untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Responden yang

memutuskan untuk menjadi responden juga harus mengetahui bahwa

segala data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu melalui pernyataan peneliti di informed consent.

c. Prinsip keadilan (right to justice)

1) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (right in fair treatment)

Peneliti akan memperlakukan responden secara adil baik sebelum,

selama dan sesudah keikutsertaannya didalam penelitian ini tanpa adanya

diskriminasi. Jika ternyata diantara responden tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian maka peneliti tidak akan memberikan

perlakuan yang tidak adil.

2) Hak dijaga segala kerahasiaannya (right to privacy)

Responden memiliki hak untuk meminta data yang telah diberikan harus

dirahasiakan ( confidentiality ). Nama responden tidak akan dituliskan

pada kuesioner penelitian (anonimity)

I. Alat pengumpulan data

1. Data Primer

Dalam pengumpulan data primer, peneliti melihat hasil data interview

pasien yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data interview

dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan

menanyakan kesediaan responden, memberikan lembar penilaian kesehatan

responden yang berisikan data diri responden, melakukan wawancara pertama

kepada kedua kelompok.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari Rekam medis berkaitan

dengan riwayat penyakit, kunjungan kontrol terakhir, keluhan dan pengobatan

yang telah diberikan.

J. Prosedur Pengumpulan data

Dalam melakukan pengumpulan data, ada beberapa tahap yang dilalui oleh

peneliti yaitu :

1. Tahap administratif

Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala

Puskesmas diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan

2. Tahap Persiapan

Peneliti menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama penelitian

berupa instrumen penelitian yang terdiri dari informed consent, kuesioner data

demografi dan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8),

kuesioner ini merupakan alat pengukur penilaian dari WHO (World Health

Organization) yang telah tervalidasi

3. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti menemui responden di UPT Puskesmas atau dalam kegiatan

posyandu lansia maupun posbindu

b. Ketika pertama kali bertemu responden, peneliti memperkenalkan diri

kepada responden.

c. Peneliti menjelaskan mengenai prosedur penelitian yang akan

dilakukan kepada responden dan bila responden bersedia maka

responden dipersilahkan untuk mengisi dan menandatangani lembar

persetujuan (informed consent).

d. Kuesioner dibagikan kepada responden

e. Peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner kepada responden

dan dipersilahkan untuk bertanya bila ada yang belum jelas.

f. Peneliti mendampingi responden ketika mengisi kuesioner.

g. Pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh responden dan diperiksa


kelengkapan jawaban responden untuk dilakukan pengolahan dan

analisis data.

h. Ucapan terima kasih turut disampaikan oleh peneliti bagi responden

atas kesediaan nya berpartisipasi dalam penelitian ini.

L. Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan di dalam penelitian ini sebelum

melakukan analisis data adalah :

a.Cleaning

Cleaning dilaksanakan saat data kuesioner dari responden telah

terkumpul. Pemeriksaan kembali atas jawaban yang diberikan

responden sehingga tidak terlewatkan pertanyaan yang belum

terjawab.

b.Coding

Coding (Pemberian kode) pada jawaban yang telah diberikan responden

dalam menjaga kerahasiaan identitas responden sehingga memudahkan

didalam proses pencarian identitas responden apabila diperlukan

dikemudian hari.

c.Entering

Data yang telah didapatkan dimasukkan dalam program komputer

melalui Spreadsheets program Excel atau kedalam program komputer

khusus analisis.

2. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data dilanjutkan dengan tahap analisis

data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk data demografi

untuk menunjukkan persentase karakteristik pasien, seperti jenis kelamin,

usia, pendidikan, riwayat hipertensi, perilaku diet garam, kebiasaan merokok,

penyakit penyerta, serta obat antihipertensi yang dikonsumsi. Kemudian


dilakukan analisis bivariat untuk menguji perubahan skor MMAS-8 dan hasil

tekanan darah responden sebelum dan sesudah intervensi.

Uji perbedaan skor kepatuhan dan tekanan darah pada data pretest dan

posttest diuji dengan Wilcoxon sedangkan perbedaan selisih nilai hasil

kuesioner MMAS dan selisih tekanan darah antara 2 kelompok diuji dengan

uji Mann-Whitney. Pengujian antara tingkat kepatuhan minum obat dan

tekanan darah pasien sebelum dan sesudah pemberian pill card dengan uji

Chi-Square untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kedua variabel baik

terhadap tingkat kepatuhan maupun tekanan darah pasien. evaluasi terhadap

tingkat kepatuhan minum obat pasien dan pencapaian outcome terapi pasien,

dimana hasil dari evaluasi kedua point tersebut dapat digunakan untuk

menganalisa bahwa pemberian kartu kontrol hipertensi mampu meningkatkan

kepatuhan untuk mencapai outcome terapi berupa tekanan darah yang

terkontrol.

Analisa yang digunakan adalah dengan menilai hasil skor MMAS-8

melalui wawancara tatap muka terhadap pasien, dimana hasil wawancara

tersebut akan di nilai sesuai dengan skor yang telah ditetapkan serta dilakukan

dua kali pengulangan, yakni skor pretest dan skor posttest pada masing-

masing kelompok perlakuan baik dengan atau tanpa pemberian kartu kontrol

hipertensi . Selain melalui peningkatan skor MMAS-8, dilakukan juga analisa

terhadap penurunan tekanan darah pasien dengan mencatat hasil tekanan

darah pasien pada saat wawancara pertama (pretest) yang didapatkan pada

saat pasien melakukan kontrol dan belum mendapatkan intervensi penggunaan

kartu kontrol hipertensi sebelumnya pada kedua kelompok perlakuan dengan

sambil memberikan penjelasan mengenai kartu kontrol hipertensi untuk

pasien yang masuk dalam kelompok intervensi, dan untuk kelompok kontrol

hanya dilakukan wawancara dengan skor MMAS tanpa diberikan intervensi

berupa penggunaan kartu kontrol hipertensi. Kemudian pada pertemuan kedua

yang dilakukan pada saat kontrol rutin pasien pada bulan selanjutnya,

dilakukan lagi pencatatan tekanan darah pasien pada kedua kelompok


intervensi dan kelompok kontrol. Hasil kedua tekanan darah tersebut yang

akan dianalisis dan dilihat penurunan tekanan darah pada kedua kelompok

sehingga dapat dinilai pencapaian outcome terapi pasien pada kedua

kelompok

Anda mungkin juga menyukai