Anda di halaman 1dari 9

BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA

Kriteria

Pemilihan Bahan Konstruksi Berdasarkan Biaya,


Ketersediaan, dan Sifat Umum Bahan

Nama

: Zubeir Saleh Daulay

NIM

: 03111003001

Dosen Pembimbing : Ir. Faisol Asip

Makalah Ini Diselesaikan Sebagai Tugas Mata Kuliah


Bahan Konstruksi Teknik Kimia (BKTK)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan dan
kesanggupan untuk menyelesaikan tugas Bahan Konstruksi Teknik Kimia ini. Shalawat dan salah
kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menerangi, membimbing umat manusia
yang jahil menuju manusia yang berpengetahuan luas dan beriman.
Makalah ini berisikan tentang dasar-dasar pemilihan bahan konstruksi sebagai landasan
pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan dan sifat-sifat
umum dari bahan.
Kami sebagai penulis dan juga mahasiswa ingin memberikan penjelasan yang cukup akan
konpetensi dasar yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang disampaikan dalam makalah
ini serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian. Makalah ini masih belum bisa menjawab
semua pertanyaan pembaca tentang Dasar-dasar dan Pengenalan Bahan Konstruksi Teknik
Kimia, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk kesalahan yang
terdapat dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan ucapan terima kasih kami berikan
kepada pembaca yang telah menjadikan makalah ini sebagai referensi pelajaran. Sekian dari
kami,

BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seorang teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab terhadap suatu proses
industri kimia. Termasuk juga dalam pemilihan material konstruksi pabrik. Pemilihan material
konstruksi untuk peralatan teknik kimia bukan masalah mudah. Pemilihan material
mempengaruhi keselamatan, kehandalan, seumur hidup, dan biaya peralatan. Banyak kriteria
yang harus dipertimbangkan, dan ada berbagai jenis bahan yang sedikit jumlah ketersediaannya.
Perancangan pabrik untuk industri kimia tentu harus memperhatikan berbagai macam
pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pengunaan
bahan konstruksi kimia tersebut. Seorang sarjana teknik kimia harus mengedepankan aspek
ekonomi dalam setiap rancangan yang dibuat. Menjadi satu keharusan bagi kita untuk
mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Jadi diharapkan ketika kita mengenali sifat bahan
yang kita gunakan, maka penggunaan yang nanti dilakukan akan efektif karena kita mengetahui
kekurangan dan kelebihan bahan yang digunakan.
Dalam makalah ini ada beberapa aspek pertimbangan pemilihan BahanKonstruksi Kimia
sebagai landasan pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan
dan sifat-sifat umum bahan yang ditinjau dari sifat mekanik, sifat thermal, dan sifat listrik bahan
.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah pengetahuan terutama dalam
pembahasan pemilihan bahan konstruksi kimia
2. Memberikan informai kepada pembaca makalah ini tentang tinjauan aspek-aspek
pemilihan bahan konstruksi kimia dari segi biaya, ketersediaan, dan sifat sifak bahan
meliputi sifat mekanik dan sifat thermal

BAB 2. PEMBAHASAN
A. BIAYA
Aspek biaya menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam memilih bahan konstruksi.
Karena seorang sarjana teknik kimia tidak lepas dengan yang namanya perhitungan ekonomi.
Sehingga didapat bahan konstruksi yang bagus dan murah.
Yang termasuk hal biaya dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :
a. Biaya banyaknya bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan produk atau biaya
kuantitas.
b. Biaya produksi, termasuk diantaranya biaya kemampuan di las, dibentuk dan diproses
secara mesin maupun tradisional.
c. Umur pelayanan yan g diharapkan.
Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan bahan tersebut
yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya diluar dari biaya yang
langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek ekonominya.
Penambahan bahan dalam sebuah campuran konstruksi kimia atau tidak mengubah
komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan tambah cenderung
merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran konstruksi itu sendiri.OLOGIN
KONSKarena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton
atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat
volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal konstruksi tanpa
bahan tambah.
Peralatan dengan biaya fabrikasi rendah, dan dimana kegagalan prematur tidak akan
menyebabkan serius bahaya. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan untuk limbah cair baris
di tempat stainless steel, menerima kebutuhan kemungkinan untuk penggantian.

Pipa Tebal

dinding akan dipantau in situ sering untuk menentukan kapan pengganti dibutuhkan.
Lebih mahal tahan korosi, paduan sering digunakan sebagai cladding pada baja karbon.
Jika piring tebal diperlukan untuk kekuatan struktural, penggunaan bahan berpakaian
substansial dapat mengurangi biaya.

B. KETERSEDIAAN BAHAN

secara

Adapun Yang dimaksud ketersediaan bahan disini adalah tersedianya peralatan untuk
pabrikasi, dan tersedianya bahan baku dilingkungan sekitar yang cukup dekat, sehingga tidak
perlu mendatangkan bahan dari tempat lain.
C. SIFAT UMUM BAHAN
Yang dimaksud sifat-sifat umum bahan ialah :
Sifat mekanik
Sifat thermal
Sifat listrik

a. Sifat Mekanik Bahan


Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan
kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima
beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan / komponen tersebut. Seringkali
bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain,
maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang
diperlukan. Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja
mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu
pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal
itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki dengan cara
pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain seperti selain
kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat mekaniknya
sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi.
Berikut adalah beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui :

Kekuatan (strength)
Kekuatan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan
bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang
bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan
torsi, dan kekuatan lengkung.

Kekerasan (hardness)
Kekerasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap
penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan
aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.

Kekenyalan (elasticity)

Kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa


mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila
suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yang
bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya
bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan
yang diberikan. Akan tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya,
maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang diberikan
telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang
dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan
dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan
ukuran semula setelah menerima beban yang menimbulkan deformasi.

Kekakuan (stiffness)
Kekakuan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal
kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.

Plastisitas (plasticity) / keuletan (ductility)


Plastisitas menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik
(permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan
yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan
lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu
mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan
tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya
deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).

Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi
yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.

Kelelahan (fatigue)
Kelelahan merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan
berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya.
Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini.
Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur
karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.

Creep

Creep atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu
logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu,
pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.

Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu:
:
a. Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap
atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
b. Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar
berubah ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.
Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara
pembebanan yang berbeda.
b. Sifat Thermal Bahan
Sifat termal baha adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan sihi. Sifat termal ini dipengaruhi
beberapa faktor yaitu :

Kandungan Uap Air


Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap konduktifitas

termal. Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan kandungan
udara dalam bahan tersebut.

Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara

umum dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.

Kepadatan dan Porositas


Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-pori bahan

semakin banyak maka konduktifitas termal rendah. Perbedaan konduktifitas termal bahan
dengan kepadatan yang sama akan tergantung pada perbedaan struktur yang meliputi ukuran,
distribusi, hubungan pori dan lubang. Sifat termal bahan dikaitkan dengan perpindahan kalor.
Perpindahan kalor ada 2 jenis, yaitu :

Keadaan tetap (steady heat flow)

Keadaan berubah (transien heat flow)

c. Sifat Elektrik Bahan


Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :

Konduktif jika resistansinya < 105 ohm ; disini elektron mudah bergerak atau mengalir,
jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara grounding. Contoh : logam
dan tubuh manusia.

Insulatif jika resistansinya > 1011 ohm ; elektron bisa dikatakan tak dapat bergerak, jadi
netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh : plastik dan karet
Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik mudah
ditimbulkan pada bahan tersebut jika tidak mudah membangkitkan muatan (atau
muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai antistatik.

Statik disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm ; disini, elektron dapat
bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk mengetahui berapa
cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk
kategori statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang khusus dibuat untuk mempunyai
resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi diberi tambahan karbon dalam
kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa
bersifat konduktif. Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan Mega Ohm meter (atau
Surface Resistance Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran
sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya
Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan
dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil
yang lebih akurat, kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor. Jadi, jika adanya muatan
listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah dengan menetralkan mutan
listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik dilakukan berdasarkan sifat
listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat dilakukan dua cara, yaitu
grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding dilakukan jika elektron dapat bergerak atau
mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu dengan menghubungkan bahan tersebut ke
tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah reservoar muatan

(sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan
muatan, maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecualim memberikan muatan yang
berlawanan dari udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat
menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat
lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang disebut
Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan
ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi
juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan
DI water) atau larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).

DAFTAR PUSTAKA
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-teknik-kimia-bahankonstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-dengan-uji-tarik/
http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai