Anda di halaman 1dari 5

\Menjelang berakhirnya tahun anggaran 2014 kembali untuk kesekian kalinya Kementerian

Keuangan menerbitkan peraturan terkait solusi kontrak akhir tahun. Peraturan ini adalah
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 194/Pmk.05/2014 Tentang
Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan Yang Tidak Terselesaikan
Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran yang menggantikan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 25/PMK.05/2012.
Banyak yang berharap PMK 194/2014 yang diterbitkan 6 oktober 2014 ini akan memberikan
fleksibilitas dari sisi administrasi keuangan terkait pelaksanaan kontrak akhir tahun. Untuk
mengupasnya saya mencoba merunut pasal per pasal agar ketemu alur pikir penyusun PMK
ini.
Pasal 2
Pekerjaan dari suatu kontrak tahunan yang dibiayai dari Rupiah Murni, harus selesai pada
akhir masa kontrak dalam Tahun Anggaran berkenaan.
Pasal ini menegaskan tentang definisi kontrak tahun tunggal dan tahun anggaran. Bahwa
yang disebut Tahun Anggaran adalah masa berlakunya anggaran yang dihitung mulai tanggal
1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Definisi ini memang tidak menyebutkan
kontrak, namun demikian sebuah kontrak yang mengikat 1 tahun anggaran harus sesuai
dengan syarat masa berlaku anggaran, ini agar kontrak tersebut bisa dibayar.
Pasal 3
1. Dalam hal pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak terselesaikan
sampai dengan akhir Tahun Anggaran, penyelesaian sisa pekerjaan dapat dilanjutkan
ke Tahun Anggaran Berikutnya.
2. Sisa nilai pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai dengan akhir Tahun Anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diluncurkan ke Tahun Anggaran
Berikutnya.
3. Sisa nilai pekerjaan yang tidak dapat diluncurkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat ditambahkan (on top) ke dalam anggaran Tahun Anggaran
Berikutnya.
Pasal ini merupakan kebijakan dari kewajiban harus selesainya pekerjaan dimasa akhir
kontrak dalam tahun anggaran berkenaan. Pasal ini membolehkan pelaksanaan pekerjaan
dapat dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya. Meskipun pelaksanaan pekerjaan dapat

melewati tahun anggaran namun pembayaran nilai sisa pekerjaan tidak dapat dilakukan di
tahun anggaran berikutnya.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada 2 domain besar yang harus diperhatikan untuk
memetakan kondisi yaitu Pelaksanaan Pekerjaan (Progress Fisik) dan Nilai Pekerjaan
(Progres Keuangan/Pembayaran).
Pelaksanaan pekerjaan dapat melewati akhir tahun sementara nilai pekerjaan tidak dapat
dibebankan ke dalam anggaran tahun berikutnya. Dua kondisi kontradiktif ini memerlukan
pemahaman yang mendalam dari sisi pelaksanaan pekerjaan baik pekerjaan maupun nilai
pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan

Nilai Pekerjaan

(Kontrak)

(Pembayaran)

PPK dan KPA

KPA

Penyelesaian Sisa Pelaksanaan Pekerjaan Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan


ke

tahun

anggaran

berikutnya

harus pada tahun anggaran berikutnya jika:

memenuhi ketentuan berikut:

Menurut Penelitian PPK dari sisi

diperkirakan dapat dialokasikan dalam

kapabilitas dan motivasi penyedia

DIPA Tahun Anggaran Berikutinya

mampu menyelesaikan pekerjaan jika

melalui Revisi anggaran.

diberikan kesempatan sampai 50 hari

keterlambatan.

Penyedia

Penyedia

menyampaikan

pernyataan

menyampaikan

surat

kesanggupan

surat

bermaterai

bahwa

pernyataan kesanggupan bermaterai

3. tidak menuntut denda/bunga apabila

bahwa :

terdapat

1. Sanggup menyelesaikan pekerjaan

atas penyelesaian sisa pekerjaan pada

maksimal

Tahun

s/d

berakhirnya

50

hari

masa

sejak

pelaksanaan

keterlambatan
Anggaran

diakibatkan

pekerjaan.

pembayaran

Berikutnya

oleh

yang

keterlambatan

penyelesaian revisi anggaran

2. Bersedia dikenakan denda dalam

Menurut penelitian KPA dana dapat

KPA

harus

menyediakan

alokasi

masa keterlambatan.

anggaran pada DIPA Satker berkenaan

KPA bertanggungjawab penuh (formal

Tahun Anggaran Berikutnya dengan

dan

mekanisme

material)

melanjutkan

terhadap

keputusan

melanjutkan

pekerjaan atau tidak.

sisa

revisi

anggaran

sesuai

ketentuan yang berlaku.

Pengajuan usul revisi anggaran harus

Dalam pengambilan keputusan ini


KPA

dapat

berkonsultasi

dilakukan KPA sebelum batas akhir

dengan

penyelesaian sisa pekerjaan (masa

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

keterlambatan)

(APIP).
PERUBAHAN KONTRAK

PENGANGGARAN

Penyelesaian sisa pekerjaan bukan

Berikutnya merupakan anggaran baru

pekerjaan

dari

Anggaran

kontrak berkenaan.

pada DIPA Tahun Anggaran Berikutnya

PPK melakukan perubahan kontrak

dengan mekanisme revisi anggaran.

rangka menyelesaikan

sisa

KPA menyampaikan

pemberitahuan

pekerjaan yang dilanjutkan ke Tahun

kepada KPPN atas pekerjaan yang akan

Anggaran Berikutnya dengan syarat :

dilanjutkan

sumber

dana

dari

2. tidak

boleh

menambah

pada

Tahun

Anggaran

Berikutnya paling lambat 5 (lima)

DIPA Tahun Anggaran Berikutnya;

hari kerja setelah akhir Tahun

jangka

Anggaran berkenaan dilampiri dengan

waktu/masa pelaksanaan pekerjaan.

copy surat pernyataan kesanggupan

Perubahan

yang telah dilegalisasi oleh KPA.

sebelum

Kontrak
jangka

dilaksanakan

waktu

Kontrak

berakhir.
Penyedia

Berdasarkan pemberitahuan dari KPA,


KPPN melakukan klaim pencairan

menyampaikan

jaminan

jaminan/garansi

bank

(Jaminan

pelaksanaan pekerjaan sebesar 5%

Pembayaran yang diserahkan penyedia

(lima

sisa

pada saat batas akhir pencairan SPM

pekerjaan yang akan dilanjutkan ke

LS)** sebesar sisa nilai pekerjaan yang

Tahun Anggaran Berikutnya kepada

akan dilanjutkan ke Tahun Anggaran

PPK

Berikutnya untuk untung Kas Negara.

perseratus)

dari

nilai

sebelum

dilakukan

penandatanganan Perubahan Kontrak.

Tahun

yang

tetap

merupakan

ke

pekerjaan

dilanjutkan

1. mencantumkan

sisa

merupakan kontrak baru namun

dalam

Penyelesaian

Penyedia

barang/jasa

Dalam hal pencairan jaminan/garansi

harus

bank

menyelesaikan sisa pekerjaan di Tahun

dapat

Anggaran Berikutnya sesuai waktu

berlaku jaminan/garansi bank sudah

penyelesaian

berakhir

pekerjaan

yang

(Jaminan

Pembayaran)

dilaksanakan
atau

karena

dikarenakan

tidak
masa
sebab

tercantum dalam surat pernyataan

lainnya, penyedia barang/jasa wajib

kesanggupan.

menyetorkan sejumlah uang ke Kas

Terhadap penyelesaian sisa pekerjaan

Negara sebesar nilai sisa pekerjaan

penyedia barang/jasa dikenakan denda


keterlambatan
ketentuan

sesuai

peraturan

yang

dengan

diselesaikan

belum

dalam

hal sebagai berikut:

denda

maksimum

Anggaran Berikutnya dilaksanakan:


1. sesuai dengan prestasi pekerjaan yang
diselesaikan sampai dengan batas akhir
waktu penyelesaian sisa pekerjaan.
2. dikenakan

dengan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan
pengadaan

barang

3. Tata

jasa

kemudian disetorkan ke Kas Negara


oleh

penyedia

diperhitungkan

barang/jasa;
dalam

sesuai

dengan
peraturan

perundangundangan.

mengenai
dan/atau

pajak

ketentuan

keterlambatan penyelesaian pekerjaan


kepada penyedia barang/jasa sesuai

Pembayaran atas penyelesaian sisa


pekerjaan yang dilanjutkan ke Tahun

pelaksanaan

pekerjaan; dan
2. mengenakan

yang

diperjanjikan, KPA melaksanakan hal1. menghentikan

sebagai

PEMBAYARAN SISA PEKERJAAN


dapat

waktu

Berikutnya

Tahun

garansi bank pada kesempatan pertama.

GAGAL PELAKSANAAN
pekerjaan

ke

pengganti klaim pencairan jaminan/

dan/ atau jasa.

Jika

dilanjutkan

Anggaran

perundang-

undangan mengenai pengadaan barang

akan

atau

pembayaran

tagihan atas penyelesaian pekerjaan.

cara

pengajuan

penyelesaian
SPM

ke

tagihan,

KPPN,

dan

penerbitan SP2D dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundangundangan

mengenai

tata

cara

pembayaran dalam rangka pelaksanaan


anggaran

pendapatan

dan

belanja

negara.

** TENTANG JAMINAN PEMBAYARAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan yang belum mencapai 100% sampai akhir batas akhir
pembayaran SPM LS maka pelaksanaan pekerjaan dilaporkan sesuai progres
pelaksanaan pekerjaan s/d batas akhir SPM LS.

Nilai sisa pekerjaan dijamin dengan surat jaminan pembayaran sebesar nilai sisa
pekerjaan sejak batas akhir SPM LS s/d 31 Desember.

Beberapa hal yang dapat saya simpulkan dari mekanisme solusi akhir tahun APBN
berdasarkan PMK 194/Pmk.05/2014 ini:

Pelaksanaan sisa pekerjaan melewati akhir tahun yang diatur adalah akibat dari
kesalahan penyedia yang diakumulasi sebagai keterlambatan sehingga penyedia wajib
dikenai denda.

Tanggungjawab PPK menjadi lebih ringan karena hanya mempertanggungjawabkan


pelaksanaan kontrak saja (progres fisik) kemudian memberikan pertimbangan kepada
KPA tentang pelaksanaan sisa pekerjaan melewati akhir tahun atau tidak.

Tanggungjawab KPA menjadi sangat besar karena bertanggungjawab penuh secara


formal dan materil terhadap keputusan dilanjutkannya pelaksanaan sisa pekerjaan
melewati tahun atau tidak. Termasuk tanggungjawab memastikan ketersediaan
anggaran pada revisi anggaran tahun berikutnya.

Substansi PMK lebih baik dari sebelumnya dengan mendasarkan pertimbangan


pelaksanaan sisa pekerjaan melewati tahun anggaran kepada kepastian ketersediaan
anggaran di revisi anggaran tahun berikutnya yang kemudian dibebankan kepada
KPA.

Diperlukan KPA yang sakti mandraguna yang dapat memastikan revisi anggaran
tahun berikutnya tersedia, sekaligus juga memastikan penyedia melaksanakan
kewajiban pelaksanaan sisa pekerjaan sesuai pernyataan kesanggupan.

Untuk mekanisme solusi akhir tahun daerah dapat melakukan benchmark PMK ini
melalui Peraturan Bupati. Namun yang perlu diingat implementasi penganggaran
APBN dan APBD sangat berbeda disisi prakteknya. Untuk APBD akan dibahas pada
artikel selanjutnya. Insya Allah

Anda mungkin juga menyukai