Anda di halaman 1dari 8

PPK (Penjabat Pembuat Komitmen)

PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK DAN PEMBERIAN KESEMPATAN


DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Posted on 20 Agustus 2017 by auditor berbagi

Sebagaimana diketahui bahwa Instansi Pemerintah, baik yang mengelola dana


APBN, APBD, ataupun BUMN/BUMD erat kaitannya dengan pengadaan
barang/jasa. Bisa dikatakan, keseharian dari instansi tersebut tidak terlepas dengan
pengadaan barang/jasa. Pada artikel ini, kami akan mencoba menguraikan terkait
dengan salah satu tema yang sering terjadi kekeliruan pemahaman di lapangan
sehingga tidak jarang kemudian menimbulkan permasalahan, yaitu terkait dengan
perpanjangan waktu kontrak dan pemberian kesempatan untuk penyelesaian
pekerjaan.

ADDENDUM PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK

Addendum perpanjangan waktu kontrak adalah perubahan kontrak yang berupa


perpanjangan waktu pelaksanaan kontrak karena adanya perubahan kondisi
lapangan, force majeure, dan/atau peristiwa kompensasi yang menuntut
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Ada beberapa kriteria keadaan dapat dikategorikan sebagai Foce Majeure,
diantaranya:
 Ada pernyataan force majeure dari instansi yang berwenang (bencana
alam, bencana sosial, kerusuhan, kejadian luar bsa, dan gangguan
industri).
 Selain kategori force majeure di atas, tidak diperlukan pernyataan dari
instansi yang berwenang, tetapi diperlukan bukti/data terkait force
majeure, misalnya data curah hujan dari BMKG, pemotongan anggaran
oleh Kementerian Keuangan, atau terjadi kondisi yang tidak dapat
dikendalikan oleh para pihak.
 Kejadian force majeure menuntuk adanya perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan untuk peristiwa kompensasi adalah terkait dengan hal-hal sebagai
berikut:

 PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.


 Keterlambatan pembayaran kepada penyedia.
 PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi
sesuai jadwal yang dibutuhkan.
 PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilakukan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan.
 PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan.
 Ketentuan lain dalam SSKK.

PEMBERIAN KESEMPATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan adalah pemberian kesempatan dari


PPK kepada penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan akibat terjadinya
keterlambatan penyelesaian pekerjaan karena kesalahan penyedia barang/jasa.
Syarat-syarat pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan, diantaranya:

 Tidak boleh direncakan sebelum penandatanganan kontrak.


 Analisis PPK menyimpulkan bahwa lebih efisien dan bermanfaat apabila
penyedia diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan.
 Penyedia dinilai dan membuat pernyataan sanggup menyelesaikan
pekerjaan apabila diberi kesempatan.
 Memperpanjang jaminanan pelaksanaan (jika ada).
 Penyedia membuat surat pernyataan bahwa sanggup menyelesaikan sisa
pekerjaan maksimal 90 hari kalender sejak berakhirnya sa pekerjaan,
bersedia dikenakan denda keterlambatan, dan tidak menuntut denda/bunga
apabila terdapat keterlambatan pembayaran atas penyelesaian sisa
pekerjaan pada tahun anggaran berikutnya.
 PA/KPA menyatakan bersedia mengalokasikan anggaran pada tahun
berikutnya untuk membayar sisa pekerjaan yang diselesaikan pada tahun
berikutnya.
Catatan:
 Berdasarkan Pasal 93 Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres
Nomor 4 Tahun 2015, pemberian kesempatan menyelesaikan pekerjaan
maksimal 50 hari kalender.
 Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
194/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka
Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai Dengan Akhir
Tahun Anggaran sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 243/MPK.05/2015, pemberian kesempatan
menyelesaikan pekerjaan maksimal 90 hari kalender.

Perpanjangan waktu kontrak dan pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan


dilaksankan sebelum berkahirnya kontrak. Dalam perpanjangan waktu kontrak
diperlukan adanya addendum atau perubahan kontrak, sedangkan pemberikan
kesempatan penyelesaian pekerjaan tidak diperlukan adanya addendum
perpanjangan waktu, tetapi apabila pemberian kesempatan penyelesaian
pekerjaan melampaui tahun anggaran, diperlukan adanya perubahan pembebanan
anggaran.
Dalam perpanjangan waktu kontrak tidak dikenakan sanksi berupa denda, namun
untuk pemberikan kesempatan penyelesaian pekerjaan dikenakan denda dengan
kondisi sebagai berikut:
 1/1000 per hari dari bagian kontrak apabila penyelesaian masing-masing
pekerjaan yang tercantum pada bagian kontrak tersebut tidak tergantung
satu sama lain dan memiliki fungsi yang berbeda, dimana fungsi masing-
masing bagian kontrak tersebut tidak terkait satu sama lain dalam
pencapaian kinerja pekerjaan.
 1/1000 per hari dari total nilai kontrak apabila penyelesaian masing-
masing pekerjaan yang tercantum pada bagian kontrak tersebut tergantung
satu sama lain dan tidak memiliki fungsi yang berbeda, dimana fungsi
masing-masing bagian kontrak tersebut terkait satu sama lain dalam
pencapaian kinerja pekerjaan.

Daftar Referensi:
 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015.
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Perpres 70 Tahun 2012.
 Pereaturan Kepala LKPP Nomor 15 Tahun 2012 tentang Standar Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak
Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun Anggaran sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/MPK.05/2015
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja

Gambar Shop Drawing dibuat oleh perencana/desainer bangunan


yang dibangun, baik itu perorangan ataupun perusahaan/biro
gambar. Gambar-gambar yang tersaji dalam 1 bendel/jilid-an,
kadangkala disertai dengan soft copy (gambar dengan program
tertentu).
sedangkan gambar As Built Drawing dibuat oleh
kontraktor/pelaksana pembuat bangunan, juga bisa perorangan
ataupun perusahaan kontraktor bangunan.

Gambar Shop Drawing adalah gambar detail dan menyeluruh dari


bangunan yang akan dibangun (gambar panduan pelaksanaan)
dengan tujuan bangunan yang akan dibangun akan sama/sesuai
dengan maksud daripada perencana/disainer.

Sedangkan gambar As Built Drawing adalah gambar koreksi,


perbaikan, revisi, dari gambar pelaksanaan yang ada, dikarenakan
adanya permasalahan di proyek pada saat bangunan dikerjakan.
Juga menerangkan pihak mana saja yang ikut mengerjakan proyek
yang dibangun, seperti : sub kontraktor-sub kontraktor, supplier-
supplier, dll yang andil dalam pembangunan proyek.

Gambar Shop Drawing dibuat/diserahkan pada awal/sebelum


proyek dilaksanakan dan biasanya juga dapat dipakai sebagai
dokumen lelang/tender, sedangkan gambar As Built Drawing di buat,
lebih tepatnya diserahkan pada akhir proyek bangunan.

Kesimpulanya : shop drawing adalah gambar sebelum sebuah


proyek dikerjakan,sedangkan built drawing adalah gambar yang
dibuat setelah proses pengerjaan selesai ketika terjadi perbedaan
dengan gambar aslinya alias gambar shop drawing tadi.
Shop Drawing atau working drawing dikerjakan oleh kontraktor
untuk mendetailkan gambar arsitek agar sesuai dengan spek
-spek/bahan yang ada dilapangan yang mau dipakai dalam
proyek, atau menjelaskan apakah persepsi arsitek dan
pelaksana sama dalam intrepetasi gambar, so yang pertama
DED atau design engineering drawing (Perencana), kedua Shop
Drawing (Kontraktor) & Ketiga Asbuilt Drawing (Kontraktor)
yang merupakan kumpulan dari Shop Drawing yang telah
sesuai dengan lapangan dan telah ditata rapi.

POSTED BY

muhtar arifin 2013

09/10/2018

http://www.autocadtangerang.com/2012/08/perbedaan-shop-drawing-dan-as-
built.html

PERSONIL PROYEK YANG BERHUBUNGAN


DENGAN SHOP DRAWING SERTA
TUGASNYA.
1. Drafter = pembuat gambar shop drawing.
2. Engineering manajer = mengoreksi dan menyetujui shop
drawing dalam intern kontraktor.
3. Office boy = memfoto kopi / menggandakan gambar,
4. Quality Control = mengontrol kualitas gambar dan
mendistribusikan kepada personil lapangan.
5. Konsultan pengawas / manajemen konstruksi = memeriksa dan
menyetujui gambar.
6. Konsultan perencana = pembuatan gambar kontrak serta
memberikan saran apabila terdapat perbedaan dalam gambar.
ALUR PEMBUATAN GAMBAR SHOP
DRAWING
1. Kontraktor melihat gambar kontrak / for contruction dan RKS
( rencana kerja dan syarat-syarat) sebagai dasar pembuatan gambar.
2. Dari file soft copy gambar kontrak di olah oleh kontraktor
menyesuaikan kondisi lapangan, RKS, dan site instuction terbaru dari
owner. gambar tersebut dilengkapi secara bentuk dan ukuran sehingga
cukup jelas dan tidak membingungkan ketika dijadikan dasar
melaksanakan pekerjaan.
3. Kontraktor mengajukan gambar yang sudah dibuat kepada
mnajemen konstruksi / konsultan pengawas.
4. Konsultan pengawas menyetujui atau menolak gambar, jika ada
yang kurang jelas maka bisa meminta persetujuan konsultan
perencana atau langsung kepada owner sebagai pemilik bangunan.
5. Gambar yang sudah disetujui oleh manajemen konstruksi
kemudian dikembalikan kepada kontraktor.
6. Kontraktor mendistribusikan shop drawing kepada personil
lapangan seperti uitzet/pengukuran, pelaksana, sub kontraktor,
mandor atau pihak lainya yang berkepentingan dengan gambar
tersebut. gambar asli disimpan oleh kontraktor sebagai arsip, yang
dibagikan cukup fotokopi saja.
MACAM-MACAM STEMPEL SHOP DRAWING
berbagai macam stempel shop drawing ini dimaksudkan untuk
mengontrol pendistribusian gambar, serta menjamin kualitas
agar gambar yang sudah dibagikan benar-benar bisa
dipertanggung jawabkan, berikut beberapa jenis stempelnya.

1. FOR CONSTRUCTION, dibubuhkan ke gambar kontrak.


2. MASTER COPY, di stempelkan ke gambar shop drawing asli yang
sudah ditandatangani oleh kontraktor dan manajemen konstruksi.
3. CONTROLED COPY, stempel untuk foto kopi gambar shop
drawing asli master copy, untuk memastikan agar gambar kopian
benar-benar sesuai dengan aslinya serta dalam kondisi jelas.

Ahadi

http://www.ilmusipil.com/pengertian-gambar-shop-drawing-adalah
Dukungan terhadap Pengembangan Pendidikan Tinggi (7 in 1 Project) yang didanai oleh
Bank Pembangunan Islam (ISDB), Saudi Fund for Development (SFD), dan Pemerintah
Indonesia (G0I). Proyek ini bertujuan untuk mendukung Strategi Pemerintah Indonesia
untuk pengembangan Pendidikan Tinggi dan untuk meningkatkan akses dan kualitas
Institusi Pendidikan Tinggi melalui renovasi, perluasan, melengkapi fasilitas yang ada dan
baru dan meningkatkan kurikulum dan keterampilan staf akademik tujuh (7) perguruan
tinggi. Tujuh universitas berkomitmen untuk bekerja sama dalam proyek ini adalah
Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas
Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Tanjungpura
(Untan), dan Lambung Mangkurat University (Unlam).
Dukungan untuk Pengembangan Pendidikan Tinggi Proyek telah berlaku sejak 14 April,
2014 Pinjaman IDB dan September 12, 2014 Kredit SFD. Total pinjaman proyek terdiri
dari US $ 174.010.000 dari IDB, US $ 34.972.000 dari SFD, dan US $ 47.112.000 dari
Pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai