Anda di halaman 1dari 10

Gagal Paham Perbedaan Perpanjangan

dengan Pemberian Kesempatan

Salah satu topik terhangat


akhir tahun anggaran yang sering dikonsultasikan adalah
mengenai pelaksanaan pekerjaan khususnya manajemen
kontrak. Seperti yang kita ketahui, dengan sistem anggaran
saat ini, seluruh pekerjaan yang menggunakan kontrak
tahun tunggal diwajibkan sudah diselesaikan pada tahun
anggaran berjalan. Oleh sebab itu, bulan Desember adalah
bulan paling sibuk bagi beberapa
Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang masih
berkutat dengan strategi “menghabiskan anggaran.”

Permasalahan yang paling sering terjadi adalah apabila


hingga masa pelaksanaan pekerjaan berakhir, pekerjaan
masih belum selesai. Atau, terjadi sesuatu yang
menyebabkan jadwal pelaksanaan pekerjaan menjadi
tertunda. Apa yang harus dilakukan? Apakah kontrak
diperpanjang? Apakah penyedia dikenakan denda
keterlambatan? Apakah bisa diberikan perpanjangan waktu
50 (lima puluh) hari kalender sesuai ketentuan Pasal 93?

Disinilah gagal paham itu mulai terjadi.

Ada yang menyarankan, apabila hingga akhir kontrak,


pelaksanaan pekerjaan belum selesai, maka diberi
kesempatan memperpanjang waktu kontrak namun
dikenakan denda keterlambatan.

Disini kadang saya merasa pusing…


Apa yang dimaksud dengan memperpanjang waktu kontrak
itu? Apakah memperpanjang masa kontrak atau
memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan?

Kalau yang dimaksud adalah memperpanjang waktu


pelaksanaan pekerjaan, kok malah didenda? Bukankan kalau
waktu pelaksanaan pekerjaan diperpanjang, itu berarti
target penyelesaian juga sudah mundur? Tidak mungkin
penyedia dikenakan denda sedangkan tenggat waktunya
juga sudah dimundurkan. Kalau saya yang jadi panitia, akan
saya gugat PPK-nya kalau dikenakan denda.

Untuk mencegah gagal paham ini, mari kita bahas hal-hal


berikut ini.

Masa Kontrak dan Masa Pelaksanaan Pekerjaan.

Kalau PPK jeli dalam melihat Syarat-Syarat Umum Kontrak


(SSUK), perbedaan antara Masa Konstrak dengan Masa
Pelaksanaan Pekerjaan sudah tertuang secara jelas.

Masa kontrak dimulai sejak penandatanganan kontrak


hingga selesainya masa pemeliharaan (FHO). Hal ini
bertujuan agar para pihak yang menandatangani kontrak
masih terikat secara perdata selama kontrak tersebut masih
berlaku. Apabila penyedia tidak melaksanakan pemeliharaan
pekerjaan, maka penyedia tersebut dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

Masa Pelaksanaan Pekerjaan dimulai sesuai dengan


ketentuan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga
serah terima pertama pekerjaan (PHO). Masa pelaksanaan
pekerjaan inilah yang menjadi dasar perhitungan jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan dalam hari kalender serta
dasar untuk mengenakan sanksi denda keterlambatan
kepada penyedia barang/jasa.

Tulisan yang membahas hal ini dapat dibaca pada tautan:


http://www.khalidmustafa.info/2013/12/09/masa-kontrak-
vs-masa-pelaksanaan-pekerjaan.php

Perpanjangan Kontrak atau Pemberian Kesempatan 50


Hari

Permasalahan berikut yang sering menyebabkan gagal


paham adalah membedakan antara perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan dengan pemberian kesempatan 50
(lima puluh) hari kalender setelah berahirnya pelaksanaan
pekerjaan. Ini akan dikaitkan dengan masa kontrak dan
masa pelaksanaan pekerjaan, khususnya apakah dilakukan
adendum kontrak atau tidak.

Perpanjangan Kontrak memiliki 2 pengertian,


apakah Perpanjangan Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan atau Perpanjangan Masa Kontrak.Hal ini
amat penting karena keduanya amat berbeda.

Berdasarkan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak


(SSUK), jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat diperpanjang
oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-
hal:

1. pekerjaan tambah;
2. perubahan desain;
3. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
4. masalah yang timbul diluar kendali penyedia; dan/atau
5. keadaan kahar.

Apabila jadwal pelaksanaan pekerjaan diperpanjang atau


masa pelaksanaan pekerjaan diperpanjang, maka perlu
dilakukan adendum kontrak. Yang diadendum minimal 2 hal,
yaitu Masa Pelaksanaan Pekerjaan dan Masa Kontrak.

Tentu saja, kalau masa pelaksanaan pekerjaan yang


diperpanjang, maka penyedia barang/jasa tidak dapat
dikenakan sanksi dengan alasan terlambat. Khan waktunya
sudah diperpanjang, kok bisa dinyatakan terlambat. Orang-
orang inilah yang menurut saya gagal mikir…

Trus…bagaimana dengan kesempatan 50 hari sesuai


Perpres?

Kata 50 (lima puluh) hari hanya ada pada Pasal 93 Perpres


Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahannya. Judul pasal 93
juga bukan mengenai Peubahan Kontrak, melainkan
Pemutusan Kontrak. Jadi, tidak ada kaitan antara
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan dengan jangka
waktu 50 hari.

Pasal 93 Ayat 1 yang digabungkan dengan a1 dan a2


bertuliskan: PPK DAPAT memutuskan kontrak secara
sepihak apabila:

 berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak


akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
 setelah diberikan kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan,
penyedia barang/jasa tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan.

Mari kita lihat butir-butir penting pada pasal tersebut:

1. Pasal 93 tidak mengatur tentang adendum/perubahan


kontrak, melainkan mengatur tentang pemutusan kontrak.
Jadi tidak ada kaitannya antara pemberian kesempatan 50
hari kalender dengan penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan
2. Pada Pasal 93 Ayat 1 tertulis PPK DAPAT memutuskan
kontrak. Hal ini berarti, pemutusan kontrak merupakan
wewenang penuh dari PPK. Tidak ada batasan bahwa
apabila setelah diberikan kesempatan 50 hari penyedia
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan kemudian PPK wajib
memutuskan kontrak. Lebih dari 50 hari juga bisa saja
selama PPK mampu mempertanggungjawabkan
keputusannya.
3. Pemberian kesempatan 50 hari itu bukan berdasarkan
permintaan dari penyedia barang/jasa, melainkan dari hasil
penelitian PPK. PPK dapat meminta bantuan tim peneliti
pelaksana kontrak untuk memberikan saran atau
rekomendasi yang menjadi dasar tindakan PPK selanjutnya.
4. Pemberian kesempatan selama 50 hari hanya diberikan
apabila berdasarkan penelitian PPK, PPK yakin penyedia
mampu menyelesaian keseluruhan pekerjaan, bukan
sebagian pekerjaan. Apabila menurut penelitian PPK,
penyedia tidak akan mampu menyelesaikan seluruh
pekerjaan, maka PPK dapat melakukan pemutusan
kontrak.
5. Pemberian kesempatan 50 hari dilakukan
setelah berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan, ini
berarti masa pelaksanaan pekerjaan harus berakhir dulu
baru diberi kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini
berarti tidak ada penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Karena pemberian kesempatan ini dilakukan
setelah masa pelaksanaan pekerjaan berakhir,
maka penyedia dikenakan sanksi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, yaitu denda.
6. Karena tidak ada penambahan waktu pelaksanaan
pekerjaan, maka tidak perlu dilakukan adendum jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan. Namun yang perlu
diadendum adalah Masa Kontrak, karena dengan
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan, maka sudah pasti
akan berpengaruh terhadap serah terima dan masa
pemeliharaan pekerjaan.

Perpanjangan Kontrak, Pemberian Kesempatan, dan


Akhir Tahun Anggaran
 Khusus untuk APBN, maka mekanisme akhir tahun
anggaran dapat berpedoman
pada http://www.khalidmustafa.info/2014/11/20/pmk-
1942014-tentang-pelaksanaan-anggaran-dalam-rangka-
penyelesaian-pekerjaan-yang-tidak-terselesaikan-sampai-
dengan-akhir-tahun-anggaran.php
 Apabila ragu-ragu dengan pelaksanaan pekerjaan pada
akhir tahun anggaran,
maka http://www.khalidmustafa.info/2013/12/02/putuska
n-saja-semua-kontrak-akhir-tahun.php

PENANGANAN PERMASALAHAN KONTRAK "PEMBERIAN KESEMPATAN


ATAU PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK"

Dalam materi yang disampaikan bapak Setya Budi Arijanta (Direktur Penanganan Permasalahan
Hukum LKPP) pada diskusi “Pemberian Kesempatan atau Perpanjangan Waktu Kontrak serta
Antisipasi Pemotongan Anggaran” yang diselenggarakan di Gedung LKPP pada tanggal 14 Juni 2017,
permasalah kontrak yang terjadi pada K/L/D/I disebabkan :
 Banyak kekeliruan pemahaman antara Perpanjangan Waktu Kontrak dengan Pemberian
Kesempatan.
 Banyaknya terjadi sengketa kontrak akibat kekeliruan pemahaman Perpanjangan Waktu
Kontrak dan Pemberian Kesempatan.
Untuk meluruskan hal tersebut dan mempermudah kita dalam memahami mengenai Perpanjangan
Waktu Kontrak dan Pemberian Kesempatan, berikut saya tampilkan dalam bentuk tabel
perbandingan Perpanjangan Waktu Kontrak dan Pemberian Kesempatan Penyelesaian Pekerjaan.
Tabel Perbandingan Perpanjangan Waktu Kontrak dan
Pemberian Kesempatan Penyelesaian Pekerjaan

Perpanjangan Waktu Pemberian Kesempatan


No Topik
Kontrak Penyelesaian Pekerjaan
1 Definisi Perpanjangan waktu kontrak Pemberian Kesempatan
dilakukan dengan Penyelesaian Pekerjaan adalah
addendum. Addendum pemberian kesempatan dari
perpanjangan waktu kontrak PPK kepada penyedia untuk
adalah perubahan kontrak menyelesaikan pekerjaan akibat
yang berupa perpanjangan terjadinya keterlambatan
waktu pelaksanaan kontrak penyelesaian pekerjaan karena
karena adanya perubahan kesalahan penyedia
kondisi lapangan, force barang/jasa.
majeure, dan/atau peristiwa
kompensasi yang menuntut
perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

2 Dasar hukum - Pasal 87 Perpres 54 Tahun - Pasal 93 Perpres 54 Tahun


2010 beserta perubahan 2010;
terakhir; - Peraturan Kepala LKPP Nomor
- Peraturan Kepala LKPP 14 Tahun 2012 tentang
Nomor 14 Tahun 2012 Petunjuk Teknis
tentang Petunjuk Teknis; - Peraturan Kepala LKPP Nomor
- Peraturan Kepala LKPP 15 Tahun 2012 tentang Standar
Nomor 15 Tahun 2012 Dokumen Pengadaan
tentang Standar Dokumen Barang/Jasa Pemerintah;
Pengadaan Barang/Jasa - Peraturan Menteri Keuangan
Pemerintah. Republik Indonesia Nomor
243/PMK.05/2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
194/PMK.05/2014 tentang
Pelaksanaan Anggaran Dalam
Rangka Penyelesaian Pekerjaan
Yang Tidak Terselesaikan
Sampai Dengan Akhir Tahun
Anggaran.

3 Penyebab - Force majeure Keterlambatan akibat kesalah


- Peristiwa kompensasi penyedia barang/jasa
- Perubahan kondisi lapangan

4 Persyaratan KRITERIA FORCE Pemberian kesempatan


MAJEURE yang tidak melampaui tahun
- Ada pernyataan Force anggaran :
Majeure dari instansi
berwenang (bencana alam,
Perpanjangan Waktu Pemberian Kesempatan
No Topik
Kontrak Penyelesaian Pekerjaan
bencana sosial, kerusuhan, - Tidak boleh direncanakan
Kejadian Luar Biasa, dan sebelum penandatanganan
gangguan industri); kontrak;
- Untuk Force Majeure diluar - Analisis PPK menyimpulkan
yang disebutkan diatas tidak bahwa lebih efisien dan
diperlukan pernyataan dari bermanfaat apabila penyedia
instansi yang berwenang diberi kesempatan
tetapi diperlukan bukti/data menyelesaikan pekerjaan;
terjadi force majeure -
Penyedia dinilai dan membuat
misalnya data curah hujan pernyataan sanggup
dari BMKG, pemotongan menyelesaikan pekerjaan
anggaran oleh kementerian apabila diberi kesempatan.
keuangan,atau terjadi Pemberian kesempatan yang
kondisi yang tidak dapat melampaui tahun anggaran :
dikendalikan oleh para -
Tidak boleh direncanakan
pihak; sebelum penandatanganan
- Kejadian Force kontrak;
Majeuremenuntut -
Analisis PPK menyimpulkan
perpanjangan waktu bahwa lebih efisien dan
pelaksanaan pekerjaan. bermanfaat apabila penyedia
KRITERIA PERISTIWA diberi kesempatan
KOMPENSASI menyelesaikan pekerjaan;
- PPK mengubah jadwal yang - Penyedia dinilai dan membuat
dapat mempengaruhi pernyataan sanggup
pelaksanaan pekerjaan; menyelesaikan pekerjaan
- keterlambatan pembayaran apabila diberi kesempatan;
kepada penyedia; -
Memperpanjang jaminan
- PPK tidak memberikan pelaksanaan (apabila ada);
gambar-gambar, spesifikasi - Penyedia membuat surat
dan/atau instruksi sesuai pernyaataan bahwa sanggup
jadwal yang dibutuhkan; menyelesaikan sisa pekerjaan
maksimal 90 hari kalender
- PPK menginstruksikan sejak berakhirnya masa
kepada pihak penyedia untuk pekerjaan, bersedia dikenakan
melakukan pengujian denda keterlambatan, dan tidak
tambahan yang setelah menuntut denda/bunga apabila
dilaksanakan pengujian terdapat keterlambatan
ternyata tidak ditemukan pembayaran atas penyelesaian
kerusakan/ kegagalan/ sisa pekerjaan pada tahun
penyimpangan; anggaran berikutnya; dan
- PPK memerintahkan - PA/KPA menyatakan bersedia
penundaaan pelaksanaan mengalokasikan anggaran pada
pekerjaan; tahun berikutnya untuk
- ketentuan lain dalam SSKK. membayar sisa pekerjaan yang
diselesaikan pada tahun
berikutnya.
Perpanjangan Waktu Pemberian Kesempatan
No Topik
Kontrak Penyelesaian Pekerjaan
5 Addendum Diperlukan Addendum / - Tidak diperlukan addendum
Kontrak Perubahan Kontrak perpanjangan waktu
- Khusus untuk pemberian
kesempatan melampaui tahun
anggaran diperlukan addendum
perubahan pembebanan
anggaran.

6 Kapan Sebelum kontrak berakhir dan tidak boleh direncanakan dari


dilakukan? awal.

7 Jaminan - Diperpanjang s.d. batas - Diperpanjang s.d. batas waktu


Pelaksanaan waktu perpanjangan sesuai pemberian kesempatan;
penyelesaian kontrak yang - Apabila denda keterlambatan
ditapkan dalam addendum berdasarkan 1/1000 dari
kontrak; bagian kontrak yang belum
- Besaran jaminan pelaksanaan diselesaikan maka besaran
sebesar 5% dari nilai jaminan pelaksana tetap 5%
kontrak. dari nilai kontrak.
- Apabila denda keterlambatan
sebesar 1/1000 dari nilai
kontrak, maka besaran
jaminan dan pemberian
kesempatan mengakibatkan
denda lebih dari 5%, maka
penyedia
barang/jasa menambah nilai
jaminan pelaksanaan sehingga
menjadi sebesar 1/ 1000
dikalikan jumlah hari
kesanggupan penyelesaian
pekerjaan dikalikan nilai
Kontrak, atau paling banyak
sebesar 9% dari nilai Kontrak.

8 Denda Tidak dikenakan denda - 1/1000 per hari dari bagian


Keterlambatan kontrak apabila penyelesaian
masing-masing pekerjaan yang
tercantum pada bagian kontrak
tersebut tidak tergantung satu
sama lain dan memiliki fungsi
yang berbeda, dimana fungsi
masing-masing bagian kontrak
tersebut tidak terkait satu sama
lain dalam pencapaian kinerja
pekerjaan;
Perpanjangan Waktu Pemberian Kesempatan
No Topik
Kontrak Penyelesaian Pekerjaan
- 1/1000 per hari dari total nilai
kontrak, apabila penyelesaian
masing-masing pekerjaan yang
tercantum pada bagian kontrak
tersebut tergantung satu sama
lain dan tidak memiliki fungsi
yang berbeda, dimana fungsi
masing-masing bagian kontrak
tersebut terkait satu sama lain
dalam pencapaian kinerja
pekerjaan.

9 Berapa lama? Sesuai kebutuhan Maksimal 90 (sembilan puluh)


perpanjangan waktu yang hari.
diperlukan akibat penyebab
perpanjangan waktu.

PPK sebagai pengendali kontrak wajib memahami perbedaan dan kriteria mengenai perpanjangan
waktu kontrak dan pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan agar tidak terjadi permasalah
kontrak. Perpanjangan waktu kontrak disebabkan karena karena adanya perubahan kondisi
lapangan, force majeure, dan/atau peristiwa kompensasi yang menuntut perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan. Perpanjangan waktu kontrak dilakukan dengan addendum/perubahan
kontrak. Sedangkan pemberian kesempatan pekerjaan pemberian kesempatan dari PPK kepada
penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan akibat terjadinya keterlambatan penyelesaian pekerjaan
karena kesalahan penyedia barang/jasa. Pemberian kesempatan harus berdasarkan analisa PPK
bahwa lebih efisien dan bermanfaat apabila penyedia diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan.

Untuk slide materi dapat di download pada link berikut :

Anda mungkin juga menyukai