Anda di halaman 1dari 26

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM EKONOMI GLOBAL

BAB 1
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Ekonomi Global

1.

SEJARAH PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari empowerment , sedang memberdayakan


merupakan terjemahan dari empower. Beberapa literatur mnyebutkan bahwa konsep
pemberdayaan sudah lahir sejak revolusi industri atau pada abad 16 (renaisance). Konsep
pemberdayaan mulai menjadi diskursus pembangunan, ketika orang mulai mempertanyakan
makna pembangunan.
2.

KONSEP PEMBERDAYAAN

Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model
industrialisasi yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka
logik sebagai berikut :
1. Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor
produksi,
2. Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan
masyarakat yang pengusaha pinggiran,
3. Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik,
sistem hukum, dan ideologi manupulatif untuk memperkuat dan legitimasi,
4. Koopotasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan ideologi, secara
sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya dan
masyarakat tunadaya.
Kondisi seperti diatas pada akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu
masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi tersebut
maka harus dengan proses pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the powerless).
Berbagai pandangan mengenai pemberdayaan diantaranya yaitu :
1)

Pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan (power to nobod)y.

2)

Pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan kepada setiap orang (power to everybody).

3)

Pemberdayaan adalah penguatan kepada yang lemah tanpa menghancurkan yang kuat.

Dari ketiga konsep tersebut dapat disimpulkan tiga konsep pemberdayaan yanng paling
berpengaruh dilapangan yaitu : pemberdayaan konformis, pemberdayaan reformis,
pemberdayaan struktural (critical paradigm).
Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat lemah adalah dalam akses mencari modal.
Dalam pasar uang masyarakat pedesaan, terus didorong untuk menigkatkan tabungan. Tetapi
ketika mereka membutuhkan modal mereka diperlakukan diskriminatif oleh lembaga keuangan.
Sehingga yang terjadi adalah aliran modal yang ke masyarakat lemah menjadi ke masyarakat
yang kuat. Lembaga keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka didalamnya berbagi resiko
dengan borrowers, memberikan informasi kepada borrowers, dan menyediakan liquiditas. Dan
atas masalah tersebut maka masyarakat kecil tidak bisa lagi melakukan tawar menawar dengan
pihak lembaga keuangan. Tentunya dalam hal ini sudah terjadi adanya keterlibatan masalah
politik maka cara penyelesaiannya pun tidak bisa hanya dengan menlakukan pendekatan
ekonomi saja tetapi juga dalam bidang politik dan kebijakannya, demikian yang diungkapkan
Syahrul Effendi Dosen Sosiologi Politik.
Kesimpulan konsep pemberdayaan masyarakat ini bahwa : 1. Pemberdayaan masyarakat
tidak dapat dilakukan hanya melalui salah satu pendekatan karena masalah terjadi memang pada
masing-masing aspek. 2. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi tidak cukup hanya
dengan pemberian modal bergulir, tetapi juga perlu ada penguatan kelembagaan ekonomi
masyarakat, dan penguatan posisi tawarnya. 3. Pemberdayaan dalam bidang ekonomi atau
penguatan ekonomi rakyat, perlu dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan
mendiskriminasikan ekonomi kuat, untuk itu kemitraan antar usaha mikro, usaha kecil, usaha
menengah, dan usaha besar adalah jalan yang harus ditempuh. 4. Pemberdayaan masyarakat
dalam bidang ekonomi adalah proses penguatan ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang
kokoh, modern, efisien. 5. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, tidak dapat
dilakukan melalui pendekatan individu, melainkan dibutuhkan melalui pendekatan kelompok.
3.

PRAKTIK PEMBERDAYAAN BIDANG EKONOMI SAAT INI

Berbagai upaya pemberdayaan ekonomi maka sudah banyak kebijakan yang mengupayakan
masalah tersebut seperti IDT, P3DT, PPK, PEML/LED, PDMDKE, dan PARUL. Memiliki
kemiripan dengan pendekatan seperti :

Bantuan Modal

Sistem atau kebijakan yang kondusif untuk memperluas akses usaha mikro, usaha kecil
dan menengah ke lembaga keuangan sudah cukup banyak seperti KUT, KKOP, KMK-BPR,
KKPA PIR, KPKM, KMK-UKM,dll. Alternatifaction untuk masyarakat ini jauh lebih baik dari
pada pemberian dana bergulir. Hal ini relevan dengan tujuan pemberdayaan ekonomi rakyat
yang akan menjadikan, ekonomi rakyat sebagai ekonomi yang tangguh, mandiri, berdaya saing
dan modern.

Bantuan Pembangunan Prasarana

Komponen terpenting dalam usaha pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi adalah


pembangunan prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasaran pemasaran dan atau
transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya
meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro, pengusaha kecil dan menengah.

Bantuan Pendampingan

Pendampingan masyarakat tunadaya memang sangat penting. Tugas utama


pendampingan ini adalah memfasilitasi proses belajar dan menjadi mediator untuk penguatan
kemmitraan baik antara usaha mikro, kecil maupun menengah dengan usaha besar.

Penguatan Kelembagaan

Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan pada kemudahan untuk


memperoleh akses modal kelembaga keuangan yang telah ada dan untuk membangun skala
usaha yang ekonomis.\

Penguatan Kemitraan Usaha

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi adalah penguatan bersama, dimana yang besar
hanya akan berkembang kalau ada yang kecil dan menengah dan yang kecil akan berkembang
kalau ada yang besar dan menengah.
4.

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PROGRAM PEMBERDAYAAN

Pada saat sekarang ini sudah banyak sekali program pemberdayaan yangdilakukan oleh banyak
pihak ini indikasi bahwa pemberdayaan sebagai paradigma baru pembangunan, telah menjadi
komitmen komponen bangsa. Namun untuk efektivitas dan efisiensi perlu adanya kesamaan
paham mengenai konsep pemberdayaan dan juga perlu adanya kordinasi antarlembaga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan efektifitas dan efisiensi program
pemberdayaan yaitu :
Penguasaan faktor produksi
Banyak sekali program pemberdayaan namun hampir tidak ada yang mencoba aspek
penguasaan faktor-faktor produksi oleh rakyat,kalaupun ada hanya pada faktor modal tidak pada
faktor lahan. Hal ini sangat penting karena pada dasarnya penguatan ekonomi rakyat adalah
penguatan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.
Distorsi konsep

Distorsi konsep dalam implementasi dan kebijakan adalah hal yang umum terjadi.
Demikian juga dalam pemberdayaan ekonomi. Pemberdayaan masyarakat tanpa didukung
dengan perubahan administrasi pembangunan, akan mengalami kesulitan untuk dilaksanakan.
Penguatan SDM
Pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat harus
mendapat penanganan yang serius. Sebab sumberdaya manusia adalah unsur paling fundamental
dalam penguatan ekonomi rakyat.
Spesifik lokasi dan permasalahan
Karena permasalahan yang dihadapi masyarakat tunadaya bersifat spesifik, baik dari
aspek lokasi maupun dari aspek permasalahan maka tidak mungkin didesain program
pemberdayaan yang bersifat generik.
Ekonomi nasional, harapan dan kenyataan
Bagaimana ekonomi bekerja untuk mencapai kemakmuran? ada tiga pandangan yang
berlaku sejak peradaban manusia sebelum masehi hingga sekarag yaitu :
Ekonomi pasar bebas
Aplikasi konsep ekonomi pasar bebas berjalan hingga mengambil banyak manfaat berupa
kemajuan pertumbuhan ekonomi, namun tetap saja menghadapi masalah utama berupa
ketimpangan kesejahteraan, pengangguran dan yang paling mengganggu setiap negara adalah
menimbulkan saling ketergantungan.
Ekonomi komunis
Konsepsi kepemilikan disandarkan pada basis pemikiran kepemilikan bersama.
Ekonomi pasal 33
Semua arah kebijakan dan peraturan perundangan dalam praktiknya ini tergantung
kepada perijinan yang diberikan pemerintah dengan berbagai persyaratan yang tidak mudah bagi
rakyat kebanyakan memperolehnya.
Pengelolaan SDA
Pemerintah mengatur segala ketentuan yang berhubungan dengan lapangan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam pasal 27 akan direalisasikan. Namun dalam keadaan demikian sipa
yang dapat mengeksploitasi SDA adalah terbatas pada orang atau kelompok orang tertentu yang
dapat memenuhi syarat dan modal. Sedangkan rakyat jelata akan susah mendapatperijinankarena
ketiadaanya lembaga hukum yang membantu. Dan dalam hal ini yangdikhawatirkan yaitu

outcome setelah sekian lama dikelola keadaan rakyat akan tetap miskin dan menimbulkan
kecemburuan sosial yang dapat memicu kerusuhan-kerusuhan sosial.
Pengelolaan cabang produksi
Cabang produksi sangat penting bagi negara dan mempengaruhi orang banyak dikuasai
BUMN/BUMD swasta dalam negri bermodal dan asing. Merekalah yang mendapat berbagai
bentuk perijinan dll.
Mencari kerangka dasar konsepsi ekonomi pasal 33
Membangun konsepsi ekonomi tidaklah mungkin dibuat sesaat,sedangkan teori dan
konsep ekonomi yang berlaku sekarang ini merupakan terbentuk sepanjang peradaban manusia
itu sendiri. Tetapi setidaknya kita perlu memperbaiki praktik-praktik yang berlaku secara terus
menerus yang akan membawa harapan menuju pada tatanan ekonomi baru.
Ekonomi berkeseimbangan dan berkeadilan
Yaitu kegiatan pemakaian sumber daya secara efisien dalam menyediakan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkeseimbangan untuk mengurangi seoptimum
mungkin kelemahan-kelemahan yang selama ini selalu berlaku dalam kehidupan ekonomi.
Keseimbangan equilibrium
Keseimbangan adalah tindakan terencana dan taat asas unutk mengatur pasar pada setiap
jenis dan level industri dimana terjadi keseimbangan antara permintaan agregat dan penawaran
agregat setiap waktu sehingga fluktuasi yang terjadi sangat minimum, agar terjadi stabilitas
ekonomi yang terkelola.
Berkeseimbangan-balanced
Berkeseimbangan adalah tindakan kebijakan ekonomi untuk mewujudkan pemerataan
kesempatan kerja penuh pada segmen / lapisan dan distribusi pendapatan pada setiap kelompok
masyarakat dalam suatu negara berdasarkan keseimbangan pasar.
Pemakaian sumberdaya secara sadar dan terencana
Yaitu eksploitasi sumberdaya menurut rencana hingga jumlah yang diperkenankan
menurut kaidah-kaidah yang diperlukan untuk mengurangi potensi konsekuensi negatifyang
dapat diduga sehingga menghindari situasi boom-and-bush.
Boom and bush
Yaitu situasi ekonomi pada saat kuat mengakibatkan pembelanjaan berlebihan
melampaui kebutuhan dan kemampuan ekonomisnya, dan pada saat ekonomi lemah tak mampu
bangkit dengan segera karena tidak memiliki built in stabilizer.

Built in stabilizer
Yaitu tindakan pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan pemerintah, pada saat ekonomi
mengalami booming, mereka berhemat untuk membentuk cadangan masa datang yang kemudian
akan membentuk kemampuan pelaku ekonomi untuk tetap survive pada saat ekonomi melemah.
Nilai keekonomian berkeseimbangan,
Yaitu penyesuaian nilai keekonomian yang berlaku akibat terjadinya undervalued dan
overvalued dalam kehidupan ekonomi.
Rencana pertumbuhan ekonomi
Tantangan yang dihadapi setiap negara adalah bagaiman pertumbuhan ekonomi bisa
dilakukan dengan lebih stabil, pengangguran dan inflasi berkurang sambil memperkuat ekonomi
pada pasar terbuka dan menghindari sikap boom-and-bush. Kebijakan pemerintah umumnya
mencakup bidang fiskal, moneter dan segi penawaran.
5.

PERAN
USAHA
MASYARAKAT.

KECIL

DALAM

PEMBERDAYAAN

EKONOMI

Usaha kecil selain sebagai usaha memberdayakan ekonomi masyarakat juga mempunyai
potensi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nasional.keuangan mikro dapat
menjadi faktor kritikal dalam usaha sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang efisien
dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari
kemiskinan melalui : tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak befkluktuasi, mengelola resiko
dengan lebih baik, secara bertahap memiliki kesempatan untuk membangun aset,
mengembangkan usaha mikronya, menguatkan kapasitas perolehan pendapatanya dan dapat
merasakan tingkat hidup yang lebih baik.
6.

EKONOMI MASYARAKAT

Merajut kebersaman dan kemandirian bangsa melalui keuangan mikro, untuk


menaggulangi kemiskinan dan menggerakkan ekonomi rakyat. Bagi pengusaha mikro persoalan
permodalan ternyata merupakan masalah yang utama. Usaha mikro pada saat sekarag ini 98%
nya dari total unit usaha. Mengembangka usaha ini secara riil strategis yitu mereka telah
memiliki ekonomi produktif, dan secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh
mereka sendiri maupun masyarakat lain.
7.

KRISIS
EKONOMI
GLOBAL
PEREKONOMIAN INDONESIA

DAN

DAMPAKNYA

TERHADAP

Transmisi dampak krisis global ke perekonomian indonesia pada dasarnya melewati dua
jalur yaitu jalur finansial dan alur perdagangan atau jalur makroekonomi.

8.

POTRET EKONOMI NASIONAL INDONESIA DAN KEMISKINAN

Kemiskinan sebagai fonemena sosial tidak hanya dialami oleh negara negara yang sedang
berkembang tetapi juga terjadi dinegara yang sudah mempunyai kemapanan dibidang ekonomi.
Dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian menyeluruh , sehingga dapat dijadikan
acuan dalam rancangan program pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada
konsep pertolongan. Penduduk miskin masih merupakan masalah pembangunan yang perlu
diupayakan pemecahanya melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang
dapat meningkatkan kemampuan ekonominya. Dalam upaya mengatasi kemiskinan pemerintah
telah meluncurkan program-program pemberdayaan melalui Usaha Ekonomis Produktif (UEP)
seperti Program Pemberdayaan Keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan(P2KP), dan pemberdayaan Ekonomi Keluarga
melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

BAB II
LANDASAN DALAM PENGELOLAAN
EKONOMI MASYARAKAT

1.

PERUMUSAN TUJUAN EKONOMI MASYARAKAT YANG BERDAYA SAING


DAN BERKEADILAN

Keterpurukan perekonomian yang mengakibatkan menurunnya daya saing bangsa,


kesenjangan pendapatan diantara masyarakat, dan bertambahnya pengangguran, menimbulkan
dorongan dari dari berbagai pihak untuk menemukan / menetapkan adanya suatu tatanan
ekonomi baruyang lebih mengandung keseimbangan dan memberi harapan. Langkah besar yang
diperlukan menuju pada tatanan ekonomi baru, melalui ekonomi masyarakat yang berdaya saing
dan berkeadilan. Untuk memahami pengelolaan ekonomi masyarakat yang berdaya saing dan
berkeadilan dapat dijelaskan dalam kesembilan langkah tindakan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Perumusan tujuan ekonomi berkeseimbangan


Permodelan pertumbuhan ekonomi
Penyesuaian nilai ekonomi pertanian
Pembangunan infrastuktur dasar pendukung
Merealisasikan money less economy
Memperkuat mata uang dan kontrol devisa
Memperbaiki birokrasi pemerintah
Pemerataan dan percepatan peningkatan kualitas pendidikan
Pengembangan telekomunikasi dan informasi bagi V layanan public dan aspekkehidipan
lainnya

Sembilan langkah diatas, memang langkah besar dan berjangka waktu panjang.Tetapi
yakinlah bahwa setiap langkah yang dilaksanakan akan memberikan hasil yang memadai bagi
setiap pelaku ekonomi termasuk pemerintah. Karena hal tersebut berhubungan dengan 3 aspek
yang menyangkut : (i) Pengaturan yang disadari siapapun berhadapan dengan bidang yang sangat
luas, dalam dan kompleks ; (ii) Praktik praktik seperti menemukan cara cara yang benar dan
jalan yang lurus dan diorientasikan pada butir pertama pengaturan, apakah telah menjadi
dasar sebagai jalan mencapai tujuan yang esensial / filosofis untuk kehidupan ekonomi,
sementara itu good governance yang berlaku selama ini semata mata hanya diorientasikan pada
perusahaan yang listed dipasar modal.
Tatanan ekonomi itu adalah tatanan kehidupan ekonomi umat manusia yang bertujuan untuk
mencapai kemuliaan dan keselamatan mengandung arti kebahagiaan berupa fasilitas tersedia
bagi masyarakat seperti : sandang pangan, papan, pendidikan, kesehatan yang dicapai dengan
cara cara dan jalan yang benar, sehingga memberikan keselamatan yang seimbang antara :

Diri (orang perorang ) dengan lingkungan,

Lahiriah dengan batiniahnya,


Kepentingan jangka pendek dengan jangka panjangnya,
Kepentingan dunia dengan bekal kehidupan akhiratnya.

Cara cara yang benar menyangkut standar proses aturan hukum umum dan
syariat agama yang melingkupinya. Cara yang benar adalah perumusan yang dihasilkan dari satu
proses penetapan yang disepakati menurut banyak profesi yang terlibat. Sedangkan jalan yang
benar menyangkut siklus siklus kegiatan menurut tingkat tingkat kegiatan ekonomi yang
diselenggarakan pada masing masing kelompok masyarakat pada kapasitas yang optimum
menurut kriteria keseimbangan yang menjadi dasarnya.
Jalan yang benar berarti jalan dengan arah yang benar untuk mencapai esensi kehidupan
yang dapat diperiksa dan ditelusuri untuk memastikan bahwa jalan yang dilalui itu dilakukan
dengan taat asas dalam mencapai esensi tujuannya. Jalan yang benar itu selalu bermuatan etika
dan norma norma. Berdasarkan pada perumusan tujuan ini, kita dapat menambahkan indikator
ekonomi dengan distribusi pendapatan untuk melihat tingkat pemerataan, maupun jalan yang
ditempuh good governance index dalam mencapai tujuan ekonomi.
Format tabel tersebut memperlihatkan kemungkinan untuk melakukan pengukuran dan
evaluasi atas apa yang terjadi. Benarkah pertumbuhan pertumbuhan suatu industri disebabkan
oleh efektifitas dan aplikasi kebijakan ekonomi, atau sama sekali tidak tersentuh. Format dan
parameter tersebut juga dapat digunakan untuk perencanaan ekonomi lebih efektif pada tingkat
tingkat kegiatan ekonomi menurut kondisi dan scenario pengalihan tingkat kegiatan. Pendidikan/
pelatihan yang sesuai dan dukungan infrstruktur yang diperlukan untuk itu.
Keseimbangan antara lahiriah dengan batiniah
Banyak kasus kasus corporate fraud terjadi di Amerika, Eropa dan Jepang hanya
diakibatkan oleh kerakusan dan kepanikan karena takut kehilangan peringkat perusahaan
dalam ekonomi persaingan pasar bebas dunia. Keseimbangan antara lahiriah dengan batiniah
dibutuhkan karena (i) tidak ada kemakmuran lahiriah yang tidak dirasakan oleh batiniahnya
psychologisnya; (ii) kerusakan moral secara lahiriah sepanjang sejarah kehidupan manusia hanya
oleh satu sebab yaitu masalah ekonomi; (iii) strategi budaya dalam pembangunan ekonomi
diperlukan untuk memastikan terjadi keselarasan dengan struktur nilai yang berlaku agar menjadi
pendorong pertumbuhan. Untuk itu dibutuhkan program pendidikan dan pelatihan yang baik dan
terukur.
Level pendidikan dan pelatihan yang baik dan terukur akan merubah moral dan
produktivitas yang akhirnya merubah tatanan kehidupan kehidupan manusia. Oleh karena itu,
apa yang ada pada contoh tabel 1, harus ditambahkan dengan tujuan keseimbangan ini. Apakah
jumlah pelatihan dan pendidikan keagamaan, moral kebangsaan atau moral kerja dapat dijadikan
indikator.
Keseimbangan diri keluarga dengan lingkungan profesi usahanya

Suatu keluarga berperan mempertahankan moral agama dan kepentingan keluarganya


untuk mencapai kemuliaan dan keselamatan dari waktu ke waktu, dan satu generasi kepada
generasi lainnya. Tabel diatas dapat pula mengkuantifikikasi pengaruh pendidikan hubungannya
dengan kesejateraan ekonomi.
Keseimbangan antara Lingkungan usaha dengan lingkungan alaminya
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pemanasan global telah menjadi konsekuensi
bagi kehidupan manusia. Apabila pemulihan kondisi bumi harus dilakukan, maka biaya
pemulihan bisa jadi lebih tinggi dari harga relative suatu barang yang dihasilkan (yosef Stiglizt).
Keseimbangan antara lingkungan usaha dan lingungan Negara
Secara factual tidak ada kehidupan ekonomi yang tidak diatur oleh kebijakan dan
berbagai peraturan pemerintah, dalam hal ini pemerintah berperan sebagai regulator. Pada sisi
lain, pemerintah bertindak sebagai institusi ekonomi, bukan hanya penarik pajak, retribusi atau
biaya-biaya atas hak-hak penyelenggaraan, akan tetapi bertindak juga untuk mempertahankan
kondisi dan mengendalikan situasi moneter. Kesemua kebijakan dan peraturan itu, kondisi di
lapangan semuanya dibentuk dan berlaku melalui mekanisme pasar. Pasar bereaksi untuk
kepentingan masing-masing pemain. Kekuatan pasar umumnya ditentukan oleh pemain-pemain
besar. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan penegakkan
hukum bagi suatu negara serta memastikan bagaimana kehidupan berbangsa bernegara berjalan.
Kesemuuanya itu umumnya diukur oleh pertumbuhan dan tingkat resiko.
Keseimbangan dalam lingkungan pergaulan internasional
Kerentanan dampak pasar bebas dalam situasi yang semakin lama semakin tinggi saling
ketergantungan pada sector riil akan mengurangi fungsi dan kegiatan ekonomi tertentu. Hal ini
berarti kehilangan lapangan kerja yang ada, tergantikan oleh lapaangan kerja baru dengan tingkat
ekonomi lebih tinggi, meninggalkan tambahan pengangguran karena jumlah orang jauh lebih
sedikit dengan keterampilan lebih tinggi sebagai penerapan alas an efisiensi dan produktifitas.
Pada industry keuangan, berapa besar devisa dan neraca pembayaran harus di korbankan demi
stabilitas moneter dan seberapa besar dunia usaha harus mengorbankan sumber daya hanya untuk
memagari risiko moneter.
Dalam keadaan demikian, setiap Negara mengukurnya dengan neraca pembayaran
dalam fluktuasi perdagangan internasional. Contoh tabel 4 adalah bentuk analisis perdagangan
dan dampaknya pada setiap industri dan setiap kelompok masyarakat. Keseimbangan dengan
lingkungan agama
Manusia pada hakekatnya mahluk yang diciptakan oleh tuhan YME. Untuk
melaksanakan ajaran yang ditetapkan oleh agamanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat.

Keseimbangan kepentingan jangka pendek dan jangka panjang


Kita dapat melihat bahwa semua kejadian dalam kehidupan umat manusia dibutuhkan
keseimbangan. Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang yang berujung hanya pada
kepentingan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan rumah tangga Negara. Tidak
terkecuali, bukan hanya Negara berkembang tetapi juga Negara-negara maju.
Persyaratan ekonomi masyarakat
Gagasan pembangunan ekonomi masyarakat yang berdaya saing dan berkeadilan, yaitu
untuk merubah praktik-praktik ekonomi yang bekerja dengan penyederhanaan pendekatan dan
angka-angka statistic yang tidak auditable. Ilmu ekonomi memang mampu menjelaskan masalahmasalah kompleks yang terkandung di dlamnya. Namun, dari berbagai pengalaman krisis
ekonomi yang terjadi di berbagai Negara, kitapun segera merasakan ketidak cukupan informasi
dan data yang dapat menjelaskan, menerangkan dan mengambil tindakan secara lebih tajam.
Dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang baguspun, ternyata kita melihat pula bagian-bagian
yang ada di dalamnya, tetapi tetap tidak tersentuh dengan memadai dan menjadikan bagian
ekonomi yang tertinggal, seperti masalah penanganan pengangguran. Walaupun laporan dan
pernyataan tentang keadaan pertumbuhan ekonomi disebutkan sebagai sangat bagus, kitapun
mengetahui bahwa hal berbeda dengan pengertiannya manakala dihubungkan dengan income
distribution. Oleh karena itu, dibutuhkan data center untuk bidang makro dan mikro ekonomi.
System informasi terintegrasi termasuk kepentingan bagi administrasi pemerintahan yang
umumnya telah tersedia aplikasi-aplikasi yang dilengkapi dengan alat-alat analisis ekonomi di
pasar. Membangun data center dan system informasi membutuhkan : (1) Membangun system
informasi kependudukan dengan single ID, (2) Membangun system informasi penyelenggaraan
pemerintah sehubungan dengan peran dan fungsi setiap kementrian, (3) membangun system
akuntansi keuangan pertanggung jawaban, yang juga mencakup segala sumber daya ekonomi
yang dikuasai pemerintah, (4) Mengintegrasikan system informasi tersebut dalam suatu system
pusat, (5) Usaha telekomunikasi dan informasi dasar populasi ini dibangun oleh pihak swasta
yang ahli di bidangnya, (6) system informasi tersebut dibangun dengan kolaborasi missal, dan
(7) simplifikasi peraturan perundang-undangan. Dengan ke tujuh langkah itu, pemerintah,
perusahaan dan rumah tangga berada dalam satu arah menuju salah satu faktor dan kondisi
pertumbuhan ekonomi yang lebih berkeseimbangan. Hanya dengan cara ini audit terhadap
kebijakan ekonomi dapat dilakukan.
2.

PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Dalam suatu pengelolaan pelaksanaan rencana, dibutuhkan buy-in dan seluruh pelaku ekonomi,
individu atau rumah tangga perusahaan pemerintah, pada semua level untuk tingkat-tingkat
kegiatan ekonomi pada masing-masing jenis industri. Semakin kuat buy-in nsemakin baik secara
mental untuk melakukannya.
Contoh-contoh dan rujukan-rujukan hasil pemodelan tentang bagaimana pengalihan atau
pergeseran kegiatan ekonomi perlu disiapkan terlebih dahulu. Penyebaran informasi tentang
contoh dan rujukan sangat penting agar setiap kelompok masyarakat pada semua level untuk

tingkat-tingkat kegiatan ekonomi pada masing-masing jenis industri dapat melihat manfaat dan
rencana pergeseran tingkatan kegiatan ekonomi itu.
Kesiapan untuk melaksanakan rencana pertumbuhan ekonomi terdiri dari : (1) Tindakan untuk
mengkombinasikan sumber daya secara optimum dan seimbang, (2) Tindakan untuk melakukan
konsolidasi kelembangaan pemerintah, perusahaan, lembaga-lembaga pelatihan dan latihan
lembaga swadaya masyarakat, (3) Konsolidasi usaha dalam kerangka struktur industri yang
direncanakan, dan (4) Pemodelan yang disediakan mendahului pelaksanaan rencana
pertumbuhan.
Dukungan dan kementrian yang membawahi bidang industri, mengkoordinasikannya dengan
lembaga-lembaga pendidikan dan latihan dan LSM. Jika unsur-unsur tersebut telah tersedia
secara keseluruhan maka dikatakan suatu kelompok siap mentransformasikan dirinya.
3.

PENYESUAIAN NILAI EKONOMI

Penyesuaian nilai ekonomi pertanian dapat dilakukan dengan retribusi kekayaanmelalui hand
land reform. Land reform ini hanya dapat dilakukan jika menyelaraskan hukum materialistic
dengan hukum adat dan hukum agama. Selain itu, perlu membuat inisiatif untuk membentuk
badan petani mandiri agar praktik perdagangan yang biasa merugikan posisi tawar petani dapat
dieliminir melalui pembentukan badan ini.
4.

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR

Pembangunan infrastruktur dasar pendukung pada setiap Negara pada umumnya dilakukan
besar-besaran saat ekonomi mengalami tekanan depresi. Karena tidak ada hubungannya dengan
tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkeseimbangan. Tidak ada kebijakan yang menyokong
daur ulang bagi pemulung, tidak ada kebijakan yang menyokong menaikan posisi tawar nelayan
atau petani garam, tidak ada sokongan untuk mengintegrasikan industri akar rumput dengan
industri lainnya.
5.

MEREALISASIKAN MONEY LESS ECONOMY

Semua perubahan ekonomi membutuhkan pengerahan modal yang besar. Akan tetapi, bagaimana
menyiasati pendanaan yang paling optimum terhadap berjalannya program dangan beban yang
paling ekonomis. Money less economy dapat mendorong pencapaian seperti ini.
Memilih salah satu bank, misalnya BRI yang memiliki banyak cabang hingga di unit desa yang
biasanya digunakan untuk menyalurkan kredit pertanian bersubsidi, dapat diminta untuk
menjalankan moneyless economy, dimana setiap pelaku ekonomi pada suatu mata rantai
penyediaan supply chain untuk produk pertanian dicakup oleh bank.
6.

MEMPERKUAT MATA UANG DAN KONTROL DEVISA

Tindakan memperkuat nilai uang dengan mencakup (1) Tindakan-tindakan peningkatan kualitas
pengelolaan devisa dan pertukaran mata uang asing serta (2) Upaya menjadikan mata uang

sebagai modal yang dominan dalam struktur keuangan pada setiap industry di Indonesia. (3)
Peningkatan kualitas tenaga kerja yang ditangani end-to-end dan keberangkatan hingga kembali
ke daerah yang dijamin pula dengan asuransi, akan meningkatkan devisa tanpa resiko (4)
menghimpun cadangan mas untuk menopang nilai rupiah baik dan bagi hasil yang menjadi hak
pemerintah maupun penambangan rakyat yang untuk sementara di legalkan, hingga lapangan
kerja terbuka lebih luas bagi mereka.
Pengelolaan devisa melalui pengawasan administrative secara langsung atas arus keluar
masuknya valas secara real time termasuk transaksi valas dengan elektronik dan monetary risk
management bagi bank-bank devisa yang ditunjuk khusus menangani impor/ekspor wajib
dilakukan. Disamping itu, diperlukan (1) pembatasan dengan syarat-syarat pertahapan status
menjadi pentahapan bank devisa, (2) pembatasan terhadap bank untuk melakukan transaksi
valuta asing, (3) menjaga ratio kesehatan transaksi valuta asing dan rupiah.
7.

MEMPERBAIKI BIROKRASI PEMERINTAH

Memperbaiki birokrasi pemerintah suatu Negara mencakup perbaikan dan pemerkayaan prinsip
akuntansi pemerintah yang tidak terbatas pada praktik anggaran pendapatan dan belanja Negara
seperti saat ini berlaku, akan tetapi harus menjangkau seluruh sumber daya ekonomi temasuk di
dalamnya adalah potensi sumber daya alam dan segala kekayaan yang berada dalam penguasaan
pemerintah termasuk pemulihan alam akibat eksploitasi, dan praktik akuntansi.
Pemerintah juga harus pula membuka kemungkinan dilakukannya pengukuran, pelaporan dan
audit atas kebijakan ekonomi. Dibalik itu terdapat pekerjaan besar untuk menyederhanakan
administrasi kependudukan dan layanan public, serta penyederhanaan peraturan perundangundangan dan perizinan usaha.
8.

PEMERATAAN DAN PERCEPATAN PENINGKATAN PENDIDIKAN

Pemerataan pendidikan dan percepatan peningkatan kualitas dapat dilakukan melalui dukungan
telekomunikasi dan informasi. Pada perguruan tinggi, pemerintah dapat mendorong sekolah
berafiliasi dengan sekolah-sekolah internasional sesuai dengan keunggulan competitive masingmasing melalui distance learning dengan menggunakan standar mereka.
Kedua pekerjaan besar itu harus diikuti dengan perbaikan kurikulum integratif, berkualitas dan
berkeseimbangan sehingga dapat diharapkan mendekati kualitas standar international untuk
memenuhi kebutuhan suasana globalisasi. berkeseimbangan dalam pendidikan, selain
menentukan keterampilan, akan tetapi juga moral yang menunjukkan budaya bangsa, budaya
agama yang seimbang dengan budaya kerja, sehingga dihargai dalam pergaulan internasional.
9.

PENGEMBANGAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI BAGI PELAYANAN


PUBLIK DAN ASPEK KEHIDUPAN LAINNYA

Usaha telekomunikasi dan informasi dasar populasi untuk semua aspek kehidupan seperti
layanan public, penyelenggaraan fungsi kementrian dan pemerintah, bidang pendidikan dan
keamanan, bahkan pemilihan umum sekalipun. Pengembangan usaha telekomunikasi dan

informasi bagi publik yakni penyediaan transmisi dan peningkatan kualitas layanan serta
perluasan jangkauan layanan dan akses masyarakat untuk memperoleh layanan yang sama yang
mencakup (1) Layanan pada daerah komersil (2) layanan pada daerah terpencil, border dan
layanan telekomunikasi untuk kepentingan umum seperti layanan pendidikan, kesehatan,
bencana alam, dan keamanan, (3) layanan pemerintah kepada public, (4) layanan perusahaan ke
perusahaan pelanggan, (5) layanan akuntansi pemerintah dan data center untuk keperluan public,
(6) teknologi informasi bagi setiap rumah tangga melalui technologi televisi akan
memungkinkan konvergensi televisi dan telekomunikasi bagi layanan internet maupun voip.

BAB III
KEGAGALAN SISTEM PEREKONOMIAN
1.

BELAJAR DARI KEGAGALAN DN PENGALAMAN BEBERAPA NEGARA

Suatu Negara tidak mungkin bias berdiri sendiri, dengan adanya faktor saling membutuhkan
itulah tercipta hubungan bilateral maupun multilateral antar Negara. Kebiasaan yang terjadi
adalah setiap Negara memandang Negara lain dengan ukuran kinerja perekonomiannya, jika kuat
maka Negara tersebut akan disegani, jika tidak maka akan dijadikan sasaran empuk untuk
penjajahan. Pertanyaannya kini apakah Indonesia sudah siap menjadi bagian dari perekonomian
dunia?
Mengkaji kondisi ekonomi Indonesia era 97 yang segera berakhir, tidak lepas dari gejolak
moneter yang melanda kawasan ASEAN, pertumbuhan pendapatan nasional riil enam tahun
terakhir (1991-1996) menunjuk angka rata-rata diatas 7,5 persen per tahun.
Secara detail kajian ekonomi makro, Indonesia menghadapi tiak kurang dari sepuluh kelemahan,
soal deficit neraca yang semakin besar, DSR yang terus meningkat, depresiasi rupiah yang
berlanjut, utang luar negeri yang makin besar, masalah perbankkan yang makin tak sehat, inflasi,
masalah ekonomi biaya tinggi, measalah pengangguran, dan kesenjangan social.
Sebetulnya pertumbuhan ekonomi selama tahun 91 hingga 97 mengalami peningkatan yang
tinggi, hanya saja pertumbuhan ini tidak merata. Sektor industri dan jasa yang pertumbuhannya
paling tinggi. Inflasi di tahun 1997 merupakan dampak depresiasi rupiah dan didorong oleh
kenaikan biaya produksi.
Depresiasi rupiah yang tidak terkendali sejak 11 juli 1997, hingga melampaui angka Rp. 3.000
per US$ 1 pada agustus 1997 dan Rp. 5.000 pada minggu ke 3 bulan desember. Gagalnya
roadshow menteri keuangan dan kadin untuk menunda pembayaran hutang swasta berdampak
pada depresiasi rupiah yang berkelanjutan, karena cadangan devisa habis untuk membayar
hutang tersebut.
Kredit macet Rp. 11,264 Miliar dengan rincian: Bank pemerintah Rp. 7.970 M, Bank swasta Rp.
2.190 M, Bank pembangunan daerah Rp. 552 M, Bank asing Rp. 552 M. Besarnya nilai kredit
macet tahun 1997 berpotensi akan lebih besar, karena besarnya alokasi kredit sector property
yang mencapai Rp. 72,265 Miliar. Alhasil ekonomi kita pada tahun 1997 dapt di simpulkan
seperti berikut: (1) Pertumbuhan ekonomi dipacu melebihi kapasitas tabungan dalam negeri,
utang pemerintah dan swasta tergantung pada capital inflow. (2) Bagian terbesar cadangan
devisa yang mencapai US$ 21 miliar bersumber dari pinjaman luar (3) Utang luar negeri
mencapai US$117,3 miliar (4) Depresiasi rupiah berlanjut yang berdampak pada terjadinya
inflasi (5) Kelambanan peningkatan ekspor nonmigas menjadikan ketergantungan industri
komoditas ekspor terhadap impor bahan baku yang besar (6) Peningkatan debt service tanpa
diimbangi kenaikan total ekspor (7) perkembangan devisit neraca berjalan dan berlanjut yang
berdampak pada kondisi yang semakin memburuk (8) kredit bermasalah karena kredit macet (9)

krisis moneter yang terjadi akibat depresiasi rupiah (10) menghadapi tekanan yang lebih untuk
belanja rutin dan beban pembayaran angsuran pokok dan bunga hutang.
2.

BELAJAR DAN BERUBAH DENGAN KEGAGALAN

Dengan kegagalan dalam perekonomian, khususnya di bidang perbankan, Indonesia belajar


untuk memperbaiki system perekonomian dan perbankan yang ternyata memang sudah bobrok.
Beberapa bank mengalami perubahan dan perombakan kea rah perbaikan, beberapa perusahaan
Negara dan swasta dilebur, direstrukturisasi untuk mengalami perbaikan kinerja.
Langkah pertama yang harus di lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami
kegagalan. Tanpa kesadaran ini kita tidak bias berlanjut ke arah perbaikan selanjutnya. Biasanya,
banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, seperti hasil penilaian kinerja yang
buruk, masalah komunikasi antar departemen, arus kas yang terhambat, menurutnya keuntungan,
ataupun berkurangnya pelanggan secara drastic dalam kurun waktu tetentu. Ada beberapa proses
yang harus dilakukan untuk belajar dari kegagalan, yakni (1) proses evaluasi (2) koreksi dan
perubahan (3) konsolidasi (4) perencanaan.
Proses evaluasi bias dilakukan dengan mengurutkan bagaimana kejadian tersebut dan mencari
kegagalan yang terjadi, apakah faktor kegagalan berasal dari dalam atau dari luar. Setelah
mendapatkan hasil evaluasi, kita dapat melakukan koreksi dan perubahan agar hasil tersebut
dapat digunakan untuk menanggulangi kegagalan. Selanjutnya adalah konsolidasi, konsolidasi
ini dapat dilakukan dengan orang-orang di dalam maupun di luar untuk mengumpulkan sumber
daya yang diperlukan dan menyusun strategi sukses. Tahap selanjutnya adalah perencanaan
Perencanaan yang telah disusun harus segera dilaksanakan, karena perencanaan yang tidak
diaplikasikan maka tak ada nilai tambahnya. Maka, setelah perencanaan dilakukan harus disertai
dengan aksi, barulah setelah itu kita dapat memetik hasilnya.
3.

KRISIS EKONOMI GLOBAL : KEGAGALAN SISTEM KAPITALIS


1. Krisis Finansial Global

Krisis financial global ini terjadi bermula dari kredit pemilikan rumah yang diberlakukan oleh
pemerintah Amerika melalui bank-bank yang ada, terjadilah kondisi dimana kredit tersebut
macet dan perbankan amerika bingung kehabisan dolar. Mereka menarik seluruh dolah di dunia
untukmenjaga kestabilan perekonomian AS. Akibatnya harga mata uang dolar terhadap mata
uang lain menjadi lebih tinggi. Dampak krisis ini sebetulnya tidak terlalu besar terhadap
Indonesia, karna intervensi yang dilakukan pemerintah pada sector export impor menyebabkan
kondisi tersebut terkendali. Yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia agar mampu
menjaga kestabilan ekonominya yaitu, optimis, pertahankan angka rupiah, optimalkan APBN,
usahakan kemandirian nasional, perkokoh kemitraan, hentikan ego sektoral, politik non partisan
dan perkuat komunikasi.
1. Kegagalan Ekonomi dan Bangsa Dibawah Naungan IMF

Ketika krisis terjadi, bangsa ini harus di bawah payung IMF dan Bank dunia untuk keluar dari
krisis ekonomi global yang menjadikan Indonesia dianggap tidak akan mampu tanpa bantuan
IMF atau Bank dunia. Kepatuhan Indonesia terhadap saran yang diberikan IMF, menjadikan
Indonesia sebagai bangsa yang paling lambat pemulihannya se- Asia tenggara setelah krisis
moneter.
1. Kegagalan Indonesia Menjadi Negara Besar di Asia
Pada pertengahan tahun 1960-an GNP perkapita Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan dan
China nyaris sama, yaitu kurang dari US$100 per kapita, namun setelah 40 tahun lebih, GNP
perkapita Negara-negara tersebut pada tahun 2004 mencapai : Indonesia US$ 1.000, Malaysia
US$ 4.520, Korea selatan US$ 14.000, Thailand US$ 2.490, Taiwan US$ 14.590 dan China US$
1.500. selain ketinggalan dalam hal pendapatan, Indonesia juga merupakan salah satu Negara
yang memiliki distribusi pendapatan yang paling timpang, stok hutang yang besar dan memiliki
landasan structural yang rapuh. Kegagalan penting lainnya adalah mengundang IMF untuk
menyelesaikan krisis yang terjadi pada Oktober 1997, yang ternyata malah menjadikan krisis
tersebut lebih parah. Awalnya, tanpa campur tangan IMF pertumbuhan ekonomi diantara -2%
hingga 0% pada tahun 1998, keterlibatan IMF mengakibatkan ekonomi Indonesia anjlok luar
biasa hingga mencapai -12,8%.
1. Konglomerasi dengan berbagai kelemahannya
Kata konglomerat sering diidentifikasikan sebagai peleku ekonomi yang tidak baik. Lalu,
mengapa konglomerat dipandang merisaukan dan berkonotasi negative di sebagian benak
masyarakat? Hal ini tidak lain karena beberapa karakteristik konglomerat dipandang tidak etis
dan merugikan masyarakat luas, karakteristik itu antara lain (a) sangant menggantungkan pada
proteksi dan fasilitas pemerintah (b) matarantai dari bagian (a) tersebut cenderung terjadinya
praktek KKN (c) sangat mengandalkan pasar dalam negeri (d) dengan adanya proteksi dan
fasilitas, sering menjadikan unit usaha cenderung monopolistic atau oligopolistic. Data consult
mencatat peran konglomerat terhadap PDB, tahun 1980-an masih sekitar 20%, tahun 1990 35%,
tahun 1994 mencapai 58%.
1. Penyerapan Tenaga Kerja
Berbagai kalangan mengemukakan penyerapan angkatan kerja di Indonesia tidak optimal, bila
dilihat dari data BPS februari 2007, angka pengangguran mencapai 9,75%
No.

Periode Januari- Agustus

PMA

2
3

Penyerapan tenaga kerja


Nilai Ekspor Indonesia

2006
2007
3,936
Miliar
8,139 US$
US$
164.909 Orang 130.725 Orang
67,65 Miliar
83,03 Miliar

Efisiensi kerja merupakan slah satu pendorong utama dalam kelancaran bisnis menejemen yang
tidak akan terlepas dari kultur masyarakat tertentu. Sudah menjadi common knowledge, bahwa
pekerja Indonesia baik yang bekerja di dalam ataupun diluar negeri diidntifikasi memiliki

efisiensi yang rendah. Mindset yang sukses sangatlah penting dalam meningkatkan efisiensi
kerja karena : (1) pada dasarnya mindset adalah fondasi dari segala aktivitas dan perilaku (2)
dengan berkaca pada mindset ini, maka panning akan memiliki dasar spirit manusiawi. Tanpa
mindset sukses ini, mustahil bias mempertahankan pencapaian atau memulai sesuatu.

BAB IV
GAGASAN DALAM PENGELOLAAN EKONOMI MASYARAKAT
1.

POKOK-POKOK GAGASAN

Ekonomi masyarakat yang berdaya saing dan berkeadilan sebagai bentuk dari penjabaran pasal
33 UUD 1945, merupakan focus politik dalam kebijakan ekonomi yang menitik beratkan pada
pokok-pokok: (1) ekonomi masyarakat yang berdaya saing dan berkeadilan mencoba
mentengahkan pengelolaan ekonomi secara lebih adil pada masing-masing ekonomi, (2) analisis
ekonomi masyarakat didasarkan pada kondisi sesungguhnya, (3) gagasan Ekonomi masyarakat
mengambil cakupan pada pengaturan dan kendalian pemakaian sumber daya alam secara
efisien dan berkeseimbangan, (4) masyarakat focus perhatian tentang kondisi pasar dan
pergeseran tingkat-tingkat perekonomian, (5) prinsip ekonomi masyarakat berlaku dalam system
pasar yang tertata dan bertanggung jawab, (6) menyesuaikan nilai ekonomi pada tingkatan
ekonomi dengan rekonstruksi industry, (7) inisiatif awal dan tanggung jawab berada di tangan
pemerintah.
2.

KEMANDIRIAN EKONOMI MASYARAKAT

Membangun kemandirian ekonomi adalah suatu harapan dari setiap Negara agar pada kondisi
ketergantungan ekonomi terbuka antar Negara dapat meminimalkan resiko ketidakstabilan dan
membangun posisi menuju kesetaraan. Harus disadari bahwa membangun kemandirian ekonomi
membutuhkan perencanaan ekonomi untuk menentukan jenis barang dan jasa, untuk siapa
barang diproduksi, berapa banyak yang di produksi, bagaimana cara mempromosikannya,
dampak yang terjadi, bagaimana menjaga keajegan produksi dan fluktuasi harga, seberapa besar
ketergantungan ekonomi dalam negri terhadap impor dalam sector rii dan bagaimana
menanggulanginya, seberapa besar ketergantungan ekonomi moneter dan industry keuangan
regional dan international. Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan yaitu,
pemerintah tidak berani menghadapi tekanan-tekanan pasar bebas dan Negara-negara maju
dalam putaran doha serta mendorong dan mengatur tujuan kemandirian ekonomi membutuhkan
kesabaran, ketekunan dan konsistensi termasuk pemodelan.
3.

MENENTUKAN JENIS BARANG YANG PERLU DIPRODUKSI


1. Perencanaan jenis-jenis faktor produksi

Kebutuhan setiap jenis faktor produksi harus direncanakan, aliran pendapatan kepada faktorfaktor produksi tercipta melalui penggunaannya dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat.
1. Menentukan cara memproduksi dan tingkat efisiensi
Para pengusaha harus membuat pilihan agar dapat mencapai efisiensi dalam menggunakan
faktor-faktor produksi. Analisis-analisis dalam mikro ekonomi menerangkan tentang teori

produksi, dan biaya produksi dan struktur pasar yang bertujuan untuk menerangkan bagaimana
seorang produsen memecahkan persoalan tersebut
1. Mengerahkan instrument pendanaan
Pendanaan dan kebutuhannya, terutaa akan terasa berat pada awal membangun kemandirian.
Namun pemmerintah dapat melihat kesempatan pengurangan jumlah subsidi, maka kebijakan
fiscal terhadap rencana pertumbuhan dan kemandirian ekonomi dapat terwujudkan.
1. Pengukutan komparatif
Jika suatu barang atau jasa dihasilkan lebih baik, maka ekonom mulai memiliki keunggulan
kompetitif. Ekspor hanya dimungkinkan bila kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Tanpa kebijakan
ini, maka ekonomi kembali memasuki situasi ketidakpastian.
4.

ALTERNATIF SOLUSI

Persoalan yang dihadapi pemerintah pusat secara umum adalah :

Dalam pertumbuhan ekonomi, selalu ada kelompok-kelompok masyarakat yang


tertinggal dan tidak dapat menghilangkan pengangguran, akibat penyederhanaan
pendekatan dalam mengimplementasikan teori yang diaplikasikan.
Distorsi ekonomi yang selama ini di pandang sebagai penghalang pertukaran, berupa
subsidi khususnya industry pertanian harus secara terencana dikurangi, berhadapan
dengan masalah peningkatan pendapatan petani yang berabad-abad mengalami
penurunan nilai ekonomisnya.
Mengurangi distorsi praktik-praktik pasar bebas, untuk melindungi kegiatan ekonomi dan
kegiatan spekulatif.
Mengurangi distorsi ekonomi moneter, dengan menempatkan kembali posisi uang
sebagai alat pertukaran serta meningkatkan jaminan terhadap mata uang dengan emas dan
sejenisnya.
Pengaturan kembali seluruh perijinan usaha berdasarkan perencanaan makro ekonomi
yang memenuhi persyaratan berkeseimbangandalam rangka membangun dan
menjalankan rencana kemandirian ekonomi yang berkeseimbangan.
Bagaimana mengkombinasikan sumberdaya ekonomi yang dimiliki suatu Negara, seperti
kondisi sumber daya alam, sumber daya tenaga kerja, modal, teknologi, pengetahuan dan
informasi untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang optimum.

Alternatif solusi yang dapat diberikan melihat dari persoalan yang diatas yaitu:

Mengefektifkan pelaksanaan otonomi daerah


Sentralisasi politik
Kontrol pemerintah yang sehat
Desentralisasi administrasi
Orientasi pemerataan
Memperbaiki birokrasi pemerintah dan hubungan kelembagaan

Memperbaiki birokrasi pemerintah dalam perspektif ekonomi


Perubahan peran kelembagaan dalam menata ekonomi negar
Mengefektifkan peran koperasi dalam otonomi daerah

BAB V
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALAUI KUBE
MASALAH SOSIAL DAN KEMISKINAN

1. PENGENTASAN KEMISKINAN SEBAGAI PEMENUHAN HAK-HAK DASAR


Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan
jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi nasional
penanggulangan kemiskinan, definisi kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpengaruh hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi ini beranjak dari
pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar
yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan
memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman
tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi
perempuan maupun laki-laki.
Salah satu penyebab kegagalan kebijakan dan program pembangunan dalam mengatasi masalah
kemiskinan adalah lemahnya partisipasi mereka dalam perumusan dan pelaksaan kebijakan.
Beban masyarakat miskin makin berat akibat besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan
hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Menurut data Badan Pusat Statistik, rumah tangga
miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar dari pada rumah tangga tidak miskin.
Sasaran penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya jumlah
penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin
secara bertahap. Secara rinci sasaran tersebut adalah:
1. Menurunnya persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan menjadi 8,2%
pada tahun 2009;
2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau;
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu;
4. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan merata;
5. Terbukanya kesempatan kerja dan usaha;
6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan dan sanitasi yang layak dan sehat;
7. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dan aman bagi masyarakat miskin;

8. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pemanfaatan SDA dan terjaganya kualitas
lingkungan hidup;
9. Terjamin dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah;
10. Terjaminnya rasa aman dari tindak kekerasan; dan
11. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan.
Sasaran di atas, dalam artian untuk: pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat miskin lakilaki dan perempuan, pemenuhan hak dasar masyarakat miskin atas layanan kesehatan yang
bermutu, pemenuhan hak masyarakat miskin untuk memperoleh layanan pendidikan yang bebas
biaya dan bermutu serta tanpa diskriminasi gender.
2.

KOMITMEN GLOBAL DALAM KEMISKINAN

Komitmen dunia untuk mengurangi kemiskinan telah diungkapkan. Terutama oleh Kofi Anand
yang pada waktu itu masih memimpin PBB dalam kesempatan sebuah sidang umum. Di
milenium kedua PBB mempelopori pertemuan tingakat tinggi yang menghasilkan Tujuan
Pembangunan Milenium (TPM) atau dikenal dengan Milenium Development Goals (MDGs).
Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) antara lain memuat komitmen komunitas internasional
terhadap pengembangan visi pembangunan. TPM terdiri dari 8 butir kesepakatan. Anatara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan;


Mencapai pendidikan dasar secara universal;
Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan;
Mengurangi tingkat kematian anak;
Meningkatkan kesehatan ibu;
Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya;
Menjamin keberlanjutan lingkungan ;
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Dari kedelapan butir TPM atau MDGs ini, isu kemiskinan menempati butir paling pertama.
Dalam hal ini, pemberantasan kemiskinan di dunia mentargetkan pada tahun 2015 untuk
mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ sehari dan
mengalami kelaparan. Hal ini membuktikan masalah kemiskinan sebagai masalah utama dunia.
3.

TANGGUNG JAWAB SIAPA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Berkaitan dengan penanganan kemiskinan di era global, maka sering timbul pertanyaan
mengenai tanggung jawab dalam penanggulangan kemiskinan.
Jika berkaitan dengan model sistem kesejahteraan sosial di berbagai negara, sedikitnya kita
mengenal empat model sistem untuk kesejahteraan sosial yakni:
Pertama, model universal yang dianut oleh negara-negara Skandinavia, seperti Swedia,
Norwegia, Denmark, dan Firlandia. Dalam model ini, pemerintah menyediakan jaminan sosial
kepada semua warga negara secara melembaga dan merata.

Kedua, model institusional yang dianut oleh Jerman dan Austria. Seperti model pertama, jaminan
sosial dilaksanakan secara melembaga dan meluas.
Ketiga, model residual yang dianut oleh AS, Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Jaminan
sosial dari pemerintah lebih diutamakan kepada kelompok lemah, seperti orang miskin, cacat,
dan pengangguaran.
Keempat, model minimal yang dianut oleh gugus negara-negara latin dan Asia. Anggaran negara
untuk program sosial sangat kecil, di bawah 10% dari total pengeluaran negara.
Dalam pembangunan kesejahteraan sosial, Indonesia jelas tidak sepenuhnya menganut negara
kesejahteraan. Meskipun Indonesia menganut prinsip keadilan sosial (sila kelima Pancasila) dan
secara eksplisit konstitusinya (pasal 27 dan 34 UUD 1945) mengamanatkan tanggung jawab
pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial, namun letak tanggung jawab pemenuhan
kebutuhan kesejahteraan sosial adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa.
4.

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA

Menteri sosial, telah mengemukakan lima permasalahan sosial pokok yang harus ditangani
pemerintah (depsos) antara lain masalah kemiskinan, kecacatan, ketunaan, keterlantaran, dan
korban bencana baik alam dan sosial. Dalam pengurangan kemiskinan, kepercayaan pemerintah
juga makin diberikan kepada departemen sosial sebagai penanggung jawab anggaran program
subsidi langsung tunai (SLT) yang di salurkan langsung kepada penduduk miskin beberapa
waktu lalu. Program itu kini berganti menjadi bantuan tunai masyarakat (BTB) dengan nama:
Program Keluarga Harapan (PKH).
Ketika itu program SLT banyak menimbulkan pro dan kontra. Namun harus pula diakui bahwa
program itu telah berhasil dilihat dari sisi; pertama, berhasil menjaga si miskin tidak
goncang/panik menghadapi kenaikan harga BBM. Kedua, berhasil memberikan pertolongan
secara cepat tanpa prosedur berbelit. Ketiga, membuktikan kepercayaan pemerintah kepada
rakyat untuk menerima secara langsung dan menggunakan dananya sesuai kebutuhan.
Pemberdayaan mempunyai beberapa pengertian. Menurut Merriam Webster dan Oxford English
Dictionary kata empower mengandung dua arti. Pertama adalah pengertian to give ability to or to
anable, yaitu memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas pada
pihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua diartikan sebagai upaya memberi kemampuan dan
keberdayaan.
Selanjutnya, A.M.W. Pranarka dan Vidhyadika Moelyarto menempatkan konsep pemberdayaan
atau empowerment sebagai bagian dari upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga,
masyarakat bangsa, pemerintah, negara dan tata dunia dalam rangka aktualisasi kemanusiaan
yang adil dan beradab sehingga konsep pemberdayaan pada dasarnya, upaya menjadikan suasana
kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses
perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberi
pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional.

DAFTARA PUSTAKA
Hidayat, S. 2001. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : sebuah rekonstruksi konsep CBD.PT. Pustaka Quantum, Jakarta
Suharto,E. 2011. Pemberdayaan rakyat. Ceramah diklat PIM II. LAN, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai