Anda di halaman 1dari 53

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN

KAWASAN BERBASIS TEKNOLOGI

2011

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

DAFTAR ISI

Daftar Isi

ii

Daftar Tabel

iv

Daftar Gambar

iv

Bab I

Bab II

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Tujuan

1.3. Sistematika Pembahasan

Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

2.1. Pengertian Kawasan Berbasis Teknologi

2.1.1. Technopark

2.1.1.1.Pengertian Technopark

2.1.1.2.Sejarah Technopark

2.1.1.3.Tujuan Technopark

2.1.1.4.Aspek Ekonomi dari Technopark

2.1.1.5.Fasilitas Technopark

2.1.1.6.Manfaat Technopark

11

2.1.2. Kawasan Technopolis

11

2.1.2.1. Pengertian Kawasan Teknopolitan

11

2.1.2.2. Faktor Yang Harus Ada Dalam Pengembangan

12

Kawasan Teknopolitan
2.1.2.3. Faktor Pendukung Pemilihan Lokasi Kawasan Tek-

13

nopolitan
2.1.3. Innovation Cluster

13

2.1.3.1. Pengertian Klaster Inovasi

13

2.1.3.2. Manfaat Pengembangan Klaster Inovasi

14

2.2. Faktor Kunci Dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

15

2.2.1. Research and Development (R&D)

15

2.2.2. Business and Networked Entreprenuership

16

2.2.3. Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

16

2.2.4. Penyediaan Infrastruktur

17
ii

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Bab III

Bab IV

Bab V

Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi


Teknologi Di Indonesia
3.1. Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Di Indonesia
3.1.1. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Pemerintah Pusat dan
Daerah
3.1.1.1. Solo Technopark
3.1.1.2. PUSPITEK ( Pusat Penelitian limu Pengetahuan dan
Teknologi )
3.1.1.3. CIBINONG SCIENCE CENTER (CSC)
3.1.1.4. AGRO TECHNO PARK (ATP)
3.1.1.4.1. ATP di Jawa Tengah
3.1.1.4.2. ATP di Palembang Sumatera Selatan: sebuah
Percontohan
3.1.1.5. SRAGEN TECHNO PARK
3.1.1.6. MAIZE CENTER GORONTALO
3.1.2. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Swasta
3.1.2.1. Bandung Techno Park
3.1.2.2.JABABEKA TECHNO PARK (JTP)
3.1.2.3.KLATEN TECHNO PARK (KTP)
3.2. Kawasan Berbasis Teknologi Di Negara Lain
3.2.1. Hsinchu Science Park (HSP) Di Taiwan
3.2.2. Media Polis Di Singapura
3.2.3. Silicon Valley Di San Fransisco
Pengembangan Potensi Ekonomi Di Koridor/Wilayah Ekonomi
Indonesia Menuju Kawasan Berbasis Teknologi
4.1. Potensi Ekonomi Di Koridor Ekonomi Indonesia
4.2. Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Sesuai
Dengan Potensi Ekonomi Wilayah
4.2.1. Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis
4.2.2. Pengembangan Minapolitan
4.2.3. Pengembangan Bioteknologi
4.2.4. Pengembangan Nanoteknologi
Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Rekomendasi Kegiatan Berikutnya

18
18
19
19
20
23
24
24
25
25
27
28
28
30
31
32
32
34
35
36
36
39
39
41
43
45
47
47
48

iii

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.
Tabel 2

Profil Technopolis Puspitek


Profil Technopark Jababeka

22
30

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1

22 Kegiatan Ekonomi Utama Dalam MP3IE

Gambar.2

Ilustrasi Koridor Ekonomi

Gambar.3

Delapan bidang bisnis BTP

29

Gambar.4

Klasifikasi 6 Koridor Ekonomi

37

iv

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah


Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

2011-2025 merupakan salah satu pedoman yang digunakan oleh pemerintah dalam
melakukan percepatan pembangunan Negara Indonesia menuju Negara yang adil dan
makmur di tahun 2025. MP3EI merupakan dokumen perencanaan yang melengkapi
dokumen perencanaan yang telah ada, antara lain Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Langkah MP3EI ini diharapkan akan menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi
riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-2014, dan sekitar 8,0-9,0 persen pada
periode 2015-2025 yang dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada
periode 2011-2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kenaikan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan yang mencerminkan karakteristik negara maju pada akhirnya diharapkan
akan

menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan

pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250-USD 15.500 dengan nilai total
perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0-4,5 triliun.
Upaya mewujudkan pencapaian visi MP3EI 2025 tersebut dituangkan dalam 3
(tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1) peningkatan nilai tambah dan
perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses
(potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang
terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi, 2) Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran
serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan
perekonomian nasional dan 3) mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi
1

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang
berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
Paradigma pembangunan saat ini didasarkan pada kemampuan suatu bangsa
dalam meningkatkan daya saingnya, dimana pilar yang amat penting dalam kemampuan
daya saing adalah tenaga kerja dan iptek. Sehingga kerangka desain MP3EI didukung oleh
tiga pilar yaitu 1) pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, 2) penguatan
konektivitas nasional, dan 3) penguatan kemampuan SDM dan Iptek nasional. Dengan
adanya pilar ketiga tersebut jelas sekali bahwa dukungan SDM dan Iptek diyakini sebagai
dukungan terhadap ekonomi yang berbasis pengetahuan, yang sangat diperlukan untuk
secara nyata mendukung MP3EI.
Sebagai roadmap kebijakan ekonomi dalam jangka panjang, maka cetak biru
kebijakan ekonomi dalam MP3EI ini, khususnya program investasi untuk tujuan
percepatan pembangunan ekonomi Indonesia diletakkan sebagai fundamental nilai
implementasi tentang arah pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Berbagai
kendala yang masih dihadapi Indonesia, diantaranya struktur ekonomi yang masih
didominasi sektor pertanian atau industri yang mengekstraksi hasil alam, infrastruktur
yang terbatas serta SDM yang sebagian besar adalah unskill labor, maka proses
percepatan

pembangunan

memerlukan

transformasi ekonomi dengan perubahan pola


pikir (mindset) yang didasari oleh semangat Not
Business As Usual.
Pelaksanaan

MP3EI

perlu

dukungan

dari

berbagai pihak antara lain pemerintah pusat,


pemerintah daerah, BUMN, BUMD, Swasta dan
perguruan tinggi. Namun karena kemampuan
pemerintah melalui ABPN dan APBD dalam
pembiayaan pembangunan sangat terbatas, sementara di sisi lain, semakin maju
perekonomian suatu negara, maka semakin kecil pula proporsi anggaran pemerintah
dalam pembangunan ekonomi, sehingga dinamika ekonomi suatu negara pada akhirnya
2

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

akan tergantung pada dunia usaha yang mencakup BUMN, BUMD, dan swasta domestik
dan asing. Untuk itu, penciptaan iklim usaha yang kondusif, efisien, memiliki kepastian
hukum, dan pemberian fasilitas fiskal serta kemudahan-kemudahan lain bagi dunia
investasi sangat diperlukan dalam pencapaian target pengembangan 8 program utama
MP3EI yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan
telematika, serta pengembangan kawasan strategis dengan 22 kegiatan ekonomi utama
yang dituangkan dalam 6 koridor/ kawasan ekonomi pembangunan yaitu Kawasan
Sumatera, Kawasan Jawa, Kawasan Kalimantan, Kawasan Sulawesi, Kawasan Bali-Nusa
Tenggara serta Kawasan Papua- Maluku.
Terciptanya iklim investasi yang kondusif pada akhirnya memungkinkan suatu
daerah untuk memacu daya tumbuh perekonomiannya, menuju tercapainya peningkatan
daya saing. Oleh sebab itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di setiap koridor
wilayah di Indonesia terutama untuk meningkatkan daya saing di pasar global maka
diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Sistem

Inovasi

Nasional

merupakan

kerangka

tempat

tumbuh

dan

berkembangnya inovasi yang melibatkan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk
dapat mengembangkan inovasi sesuai dengan potensi daerah masing-masing sehingga
pada akhirnya manfaat nyata dapat dirasakan masyarakat. Sistem Inovasi Nasional perlu
didukung dengan pengembangan kawasan berbasis teknologi yang tersebar di
Indonesia.
Kawasan Berbasis Teknologi adalah kawasan berdimensi pembangunan ekonomi
dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan
perkembangan inovasi. Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini diandalkan
sebagai motor penggerak pengembangan wilayah. Kawasan berbasis teknologi
diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan
di sekitarnya serta mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kemampuan bersaing ini
lahir melalui pengembangan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun
global, yang didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan teknologi,
informasi, serta keunggulan pemasaran. Pemerintah perlu mendorong dan mendukung
3

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

penciptaan dan penguatan kawasan berbasis teknologi di daerah-daerah yang berbasis


kepada produk unggulan daerah masing-masing.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan kajian ini sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi konsep dasar pengembangan kawasan berbasis teknologi
2. Mengidentifikasi faktor kunci dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi
3. Menyusun masukan bagi kebijakan dan strategi pengelolaan dan pengembangan
kawasan berbasis teknologi
4. Sebagai acuan bagi pemerintah maupun swasta di dalam mengembangkan
kawasan berbasis teknologi berdasarkan potensi ekonomi wilayah.
5. Sebagai bahan informasi dalam mempromosikan kawasan berbasis teknologi
kepada para calon investor

1.3.

Sistematika Pembahasan
Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi ini sistematika pembahasannya

disusun sebagai berikut :


Bab I. Pendahuluan : Bab pertama ini dimaksudkan untuk menjelaskan garis-garis besar
pemikiran yang melandasi pengembangan kawasan berbasis teknologi ini. Untuk
memudahkan pembaca secara berturut-turut dikemukakan latar belakang, tujuan dan
sistematika pembahasan.
Bab II. Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini akan
diuraikan mengenai pengertian kawasan berbasis teknologi, beberapa tipe kawasan
berbasis teknologi dan Faktor kunci dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi.
Bab III. Profil Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini berisi tentang profil
beberapa kawasan berbasis teknologi baik di dalam negeri maupun di luar negeri
Bab IV. Pengembangan Potensi Ekonomi

Di Koridor/Wilayah Ekonomi Indonesia

Menuju Kawasan Berbasis Teknologi : Pada bab ini berisi tentang Potensi Ekonomi Di
4

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Koridor Ekonomi Indonesia dan Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi


Sesuai Dengan Potensi Ekonomi Wilayah.
Bab V. Penutup : Dalam penutup ini berisi mengenai simpulan dari pengembangan
Kawasan berbasis teknologi dan rekomendasi mengenai kebijakan yang dapat
dilakukan di masa yang akan datang dalam pengembangan kawasan berbasis
teknologi.

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

BAB II
KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN BERBASIS
TEKNOLOGI

2.1.

Pengertian Kawasan Berbasis Teknologi


Konsep pengembangan Kawasan berbasis teknologi adalah kawasan berdimensi

pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang


mendukung percepatan perkembangan inovasi. Dewasa ini telah berkembang kawasan
berbasis teknologi sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk menyamakan
persepsi maka berikut ini disajikan beberapa tipe pengembangan kawasan berbasis
teknologi, yaitu Technopark/Sciencepark, Technopolis dan Innovation Cluster.

2.1.1.

Technopark

2.1.1.1. Pengertian Technopark


Technopark merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungan institusi
perguruan tinggi dengan dunia industri. Definisi dari Technopark atau Sciencepark adalah
sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat
riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu
lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
Masih ada beberapa definisi lain dari Technopark yaitu :

Lahan yang menarik dan berisi bangunan arsitektur yang indah yang memiliki
fungsi sebagai pusat

ilmu pengetahuan dan R & D perusahaan untuk

menghasilkan penemuan baru atau aplikasi teknologi

Kerjasama dalam R & D antara perusahaan terkenal dengan pihak universitas


untuk memperoleh keuntungan dari teknologi yang mereka hasilkan.
6

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Tempat terjadinya transfer teknologi yang kuat antara universitas, laboratorium


penelitian dan industri,
Selain di definisi diatas, ada lagi definisi lain sebagai berikut: "Technology park"
adalah istilah digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya untuk merangsang
perkembangan "kewirausahaan, pengetahuan berbasis usaha kecil dan menengah" (atau
UKM) dalam suatu negara. Istilah ini memiliki setidaknya ada 16 sinonim, dan yang paling
umum "science park," "research park," dan "technopole." Pada saat ini terus-menerus
muncul technology parks baru yang berusaha untuk berkompetisi , setidaknya terdapat
295 technopark di seluruh dunia. (Sumber : br@paume.itb.ac.id)
Technopark memiliki beberapa fasilitas, antara lain inkubator bisnis, angel capital,
seed capital, venture capital. Adapun Stakeholder dari sebuah technopark biasanya adalah
pemerintah (biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis), komunitas
bisnis dan finansial. Stakeholder bekerjasama untuk mengintegrasikan penggunaan dan
pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center, sampai ke hotel.
Bagi pemerintah daerah technopark menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan cukup tinggi,
technopark memiliki daya tarik karena situasi, lokasi, dan lifestyle.

2.1.1.2. Sejarah Technopark


Technopark sendiri mulai dikembangan sejak tahun 1950, dimana staf perguruan
tinggi yang memiliki jiwa entrepreneur ingin mengkonversikan pengetahuan dan hasil
penelitian yang dia kembangkan menjadi nilai ekonomi. Technopark pertama dibuat oleh
Stanford University di Amerika Serikat. Technopark tidak identik dengan inkubator bisnis.
Sebuah technopark biasanya memiliki sebuah inkubasi bisnis. Sementara itu bisnis yang
diinkubasi tidak harus secara fisik berada di technopark

2.1.1.3. Tujuan Technopark


Ada beberapa tujuan dari adanya technopark. Berikut ini beberapa tujuan
technopark yang dikumpulkan dari berbagai sumber:
7

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Meningkatkan daya saing bisnis perusahaan lokal dengan menggunakan


fasilitas kampus untuk melakukan R&D. Banyak perusahaan lokal yang tidak
mampu melakukan R&D sendiri karena keterbatasan dana, SDM, dan
peralatan. Perguruan tinggi biasanya memiliki SDM dan peralatan. Masalah
dana bisa ditanggung bersama-sama oleh beberapa perusahaan dan/atau
oleh pemerintah.

Sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan ide-ide


kreatif atau temuantemuan yang diperoleh dari penelitian. Perguruan tinggi
tertarik untuk mendapatkan keuntungan finansial dari riset yang telah
dikembangkannya.

Sebagai sarana untuk mengembangkan perusahaan bermuatan teknologi,


atau dengan kata lain sebagai tempat inkubator bisnis. Perguruan tinggi
umumnya memiliki laboratorium untuk mempraktekkan teori yang diberikan
di kelas. Namun, untuk teori entrepreneurship atau bisnis tidak ada
laboratoriumnya. Technopark (dalam fungsinya sebagai inkubator) dapat
digunakan sebagai laboratorium oleh mahasiswa dan staf pengajar/peneliti
perguruan tinggi.

Dari uraian di atas, secara umum fungsi dari technopark itu dapat dibagi dua,
yaitu:
a. Membawa hasil riset perguruan tinggi ke luar dengan membuat bisnis
dengan pelaku bisnis (atau venture capital) yang sudah ada (misalnya
melalui inkubasi hasil riset);
b. Membawa industri masuk ke perguruan dengan membawa masalah yang
ada di industri ke dalam technopark ini
Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan industri
teknologi. Sebagai contoh, majalah Wired edisi 8.07 (Juli 2000) mengatakan bahwa
tempat yang baik untuk technology hub (pusat teknologi) memiliki kriteria sebagai
berikut:

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

1.

Universitas di daerah yang memiliki kemampuan dan fasilitas penelitian yang


digunakan untuk melatih keterampilan para pekerja

atau mengembangkan

teknologi baru
2.

Adanya perusahaan multinasional yang menyediakan tenaga ahli

dan

meningkatkan stabilitas ekonomi


3.

Mendorong kewirausahaan penduduk untuk memulai usaha baru

4.

Ketersediaan modal usaha untuk memastikan bahwa ide-ide para innovator bisa
sampai ke pasar
Point no (1) di atas menunjukkan peran utama dari perguruan tinggi. Dengan kata

lain, lokasi technology hub atau pusat teknologi harus memiliki perguruan tinggi dan
fasilitas penelitian yang memadai. Jika menggunakan empat (4) kriteria di atas dan
memberikan nilai untuk masing-masing point dengan nilai antara 1 sampai dengan 4,
dimana angka 4 merupakan nilai tertinggi, maka

bisa digunakan untuk mengukur

kemampuan sebuah daerah untuk menjadi technology hub. Sebagai contoh majalah
Wired memberikan angka sebagai berikut. Silicon Valley mendapat angka 16 (semuanya
mendapat nilai 4, sempurna!). Rangking kedua ditempati oleh Kista Science Park di
Swedia dengan nilai 15 dan Multimedia Super Corridor (MSC) di Kuala Lumpur, Malaysia
memperoleh nilai 8. (Sumber : http://www.wired.com/wired/archive/8.07/silicon.html)

2.1.1.4. Aspek Ekonomi dari Technopark


Dilihat dari tujuannya, technopark (dan termasuk inkubator di dalamnya) dapat
memiliki nilai ekonomi yaitu dengan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan
ekonomi di daerah yang bersangkutan dengan adanya perusahaan baru yang
menyediakan lapangan pekerjaan.

2.1.1.5. Fasilitas Technopark


Fasilitas yang diberikan oleh technopark tidak sekedar fasilitas fisik saja, namun
lebih dari itu. Berikut ini beberapa contoh fasilitas dari technopark antara lain :

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

o Akses kepada pakar (intellectual) yang ada di kampus. Ini termasuk akses
kepada staf pengajar, staf peneliti, dan mahasiswa. Seringkali kultur
perguruan tinggi, yang kreatif ini yang dicari oleh perusahaan. Kultur ini
tercipta dari pertemuan informal antara dosen, mahasiswa, peneliti, pelaku
bisnis inkubator. Untuk itu perlu adanya tempat-tempat dan event-event
informal di kampus atau di daerah sekitar tempat inkubator.
o Akses kepada fasilitas di kampus, seperti peralatan di laboratorium, buku-buku
di perpustakaan, jaringan Internet, data center, business center, dan fasilitas
fisik lainnya yang dimiliki oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki
banyak peralatan yang canggih-canggih yang mahal harganya, baik yang dibeli
melalui dana penelitian ataupun yang dikembangkan oleh para peneliti.
Perusahaan kecil umumnya tidak mampu memiliki alat tersebut. Data center
dapat digunakan bersama-sama oleh unit inkubasi yang membutuhkan failitas
computing dan data storage.
o Akses kepada hasil penelitian, kuliah, dan kegiatan-kegiatan lain yang ada di
dalam kampus. Seringkali perguruan tinggi memiliki hasil penelitian yang dapat
dimanfaatkan oleh industri. Namun perguruan tinggi ini tidak mengetahui
akan hal tersebut. Technopark memiliki sebuah business center yang
menyediakan interface dan showcase dari perguruan tinggi. Technopark dapat
menjadi one-stop interface antara industri dan perguruan tinggi. Di sana
industri dapat mengetahui kemampuan perguruan tinggi. Sebagai contoh, jika
ada sebuah perusahaan yang membutuhkan kemampuan tertentu untuk
memecahkan masalahnya, dia dapat datang ke tempat ini untuk mencari tahu
apakah ada SDM dan fasilitas perguruan tinggi yang dapat membantu.
Business center ini harus memiliki fasilitas yang representatif untuk memerima
client, rapat, presentasi, dan demonstrasi produk. Business center harus
dikelola secara profesional, yaitu melibatkan orang di luar perguruan tinggi.
o Technopark memiliki link dengan venture capital untuk permodalan.

10

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

2.1.1.6. Manfaat Technopark


Adanya technopark membuat link yang permanen antara perguruan tinggi dan
industri, sehingga terjadi clustering dan critical mass dari peneliti dan perusahaan. Hal ini
membuat perusahaan menjadi lebih kuat. Salah satu manfaat utama dari technopark
dilihat dari kacamata industri adalah adanya akses ke sumber daya manusia (SDM) di
kampus. Industri dapat mengakses ide, inovasi, dan teknologi yang dikembangkan oleh
para peneliti di kampus. Mahasiswa merupakan peneliti yang sangat penting karena
jumlahnya yang banyak dan tidak terlalu mahal honornya. Industri lebih suka dengan
pendekatan ini karena tidak perlu merekrut pegawai tetap yang membawa banyak
pertimbangan dan masalah.
Di sisi lain, dosen, peneliti, dan mahasiswa senang dengan adanya technopark di
kampus karena mereka dapat langsung berhadapan dengan masalah nyata yang dihadapi
oleh industri. Mahasiswa dapat menggunakan pengalamannya ini sebagai referensi
ketika dia mencari pekerjaan lain, jika dia tidak tertarik untuk menjadi bagian dari
perusahaan yang bersangkutan.
Industri yang sarat dengan teknologi akan selalu membutuhkan penelitian dan
pengembangan (research & development, R&D), sehingga peran perguruan tinggi dan
lembaga penelitian pasti sangat diperlukan. Namun kelihatannya perguruan tinggi dan
lembaga penelitian di Indonesia belum dapat menghargai industri sebagai client atau
partner untuk jangka panjang. Biasanya hubungan ini masih berupa proyek yang sering
berhenti dan tidak berkelanjutan. Dengan kata lain, technopark dapat menjadi
penghubung yang permanen antara perguruan tinggi dan industri.

2.1.2. Kawasan Technopolis


2.1.2.1. Pengertian Kawasan Teknopolitan
Teknopolitan adalah konsepsi kawasan berdeminsi pembangunan ekonomi, sosial
dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan
masyarakat

yang

mendukung

percepatan

perkembangan

inovasi,

difusi

dan

pembelajaran. Sementara itu, Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas
11

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

satu atau lebih kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah
tertentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi.
Suatu teknopolitan harus memiliki infrastruktur sains dan teknologi, infrastruktur
fisik, basis bisnis, dan pasokan SDM dari universitas dan lembaga riset di sekelilingnya.
Selain itu, suatu teknopolitan juga membutuhkan dukungan pimpinan politik, akademisi,
budaya kewirausahaan, kaitan yang kuat antara komunitas scientific dan technopreneur,
jaringan informasi, inkubator dan pencitraan teknopolitan.
Kawasan teknopolitan memiliki fungsi sebagai sarana dalam membangun jaringan
inovasi dan sarana pembelajaran dalam pengembangan inovasi. Dalam pengembangan
kawasan teknopolitan selain membutuhkan economic capital juga membutuhkan
intellectual capital dan social capital.
Modal intelektual (intellectual capital) merupakan asset dan sumberdaya nontangible atau non-physical dari sebuah organisasi, yaitu mencakup proses, kapasitas
inovasi, pola-pola, dan pengetahuan dari para anggotanya dan jaringan koloborasi dan
hubungan organisasi. Sedangkan Modal sosial (social capital) adalah bagian-bagian dari
organisasi sosial seperti kepercayaan masyarakat, norma dan jaringan yang dapat
meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang
terkoordinasi. (www.bppt.go.id)

2.1.2.2. Konsep Pengembangan Kawasan Teknopolitan


Pengembangan kawasan teknopolitan perlu memperhatikan beberapa faktor
sebagai berikut :
a. Terjalinnya kemitraan antara universitas dan pusat riset dengan industri dan
pemerintah
b. Kombinasi usaha kecil, besar dan entrepreneur
c. Klaster bangunan dalam lingkungan R&D dengan tema multidisiplin
berdasarkan program pelatihan universitas termasuk teknologi komunikasi
maju, biosains dan bioteknologi, material maju, teknologi lingkungan dll.
12

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

d. Pembentukan kemitraan yang intensif antara penghuni industri, pemerintah,


dan universitas pada suatu komunitas yang tinggal sangat berdekatan
(pedestrian-scale community)
e. Infrastruktur teknologi maju untuk jaringan komunikasi
f. Balai pertemuan dan hotel untuk pertemuan, pelatihan, dan hiburan
g. Lingkungan tempat tinggal sangat dekat sekali dengan fasilitas R&D
h. Fasilitas olah raga seperti jogging, bersepeda, pusat kebugaran dll.

2.1.2.3. Faktor Pendukung Lokasi Kawasan Teknopolitan


Dalam pengembangan kawasan teknopolitan tidak terlepas dari pertimbangan
pemilihan lokasi kawasan yang akan dikembangkan, karena sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
a. Ketersediaan dukungan dari pimpinan daerah dan akademisi;
b. Keberadaan budaya kewirausahaan;
c. Keberadaan

kaitan

yang

kuat

antara

komunitas

scientific

dan

entrepreneur/teknoprener;
d. Jaringan informasi;
e. Pencitraan dengan melakukan promosi untuk meningkatkan citra kawasan
sebagai teknopolitan ;
f. Keberadaan incubator;

2.1.3. Innovation Cluster


2.1.3.1. Pengertian Klaster Inovasi
Klaster Inovasi atau Innovation Cluster merupakan salah satu cara untuk
menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian. Klaster Inovasi adalah
konsentrasi geografis dari perusahaan dan industri yang melakukan bisnis dengan satu
sama lain dan memiliki kebutuhan umum untuk bakat, teknologi, dan infrastruktur.
Klaster merangsang dan memungkinkan inovasi. Para stakeholders dalam suatu klaster
industri biasanya akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melihat peluang
13

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

inovasi. Kehadiran pemasok dan lembaga yang beragam umumnya sangat membantu
dalam penciptaan pengetahuan yang diperlukan oleh klaster. Sifat kolektivitas dalam
klaster juga dapat mempermudah eksperimentasi dengan ketersediaan sumber daya
lokal. Banyak kasus empiris juga menunjukkan bahwa berklaster akan memfasilitasi
proses komersialisasi. Dalam hal ini peluang bagi perusahaan-perusahaan baru dan lini
bisnis baru bisa lebih nampak. Klaster sering menjadi tempat dimana komersialisasi
gagasan lebih mudah dilakukan. Gagasan-gagasan baru dapat diperkenalkan oleh
perusahaan kepada pasar tanpa harus menanggung risiko melakukan semuanya sendiri.
Selain itu, dalam klaster industri, persaingan pada dasarnya juga akan meningkat akibat
eksternalitas, keterkaitan dan hubungan antara perusahaan, industri, dan lembagalembaga terkait.

2.1.3.2. Manfaat Pengembangan Klaster Inovasi


Klaster inovasi memberikan lingkungan dan kombinasi aset, lembaga dan
pengetahuan yang cenderung menghasilkan tingkat inovasi yang lebih dari biasanya. Hal
ini terjadi karena akan lebih mudah melihat peluang dan mengembangkan gagasan jika
pelaku berada di tengah tindakan dengan sekelompok perusahaan terkemuka dan
pemasok yang ada di sekitar. Karena itu juga klaster dapat menyuburkan kondisi
mendasar yang memungkinkan inovasi terjadi. Klaster cenderung menstimulasi
pertumbuhan tenaga kerja terlatih dan sophisticated, serta perkembangan pengetahuan
dan teknologi dalam bidang-bidang tertentu. Akibatnya, apabila suatu klaster
berkembang, ia akan cenderung bukan saja menghasilkan produk, tetapi juga modal
intelektual dan teknologi.
Bagi para penentu kebijakan pun, klaster memungkinkan identifikasi dan
mengatasi ketidaksempurnaan sistemik serta pengembangan bentuk baru tata kelola
(new forms of governance). Pendekatan klaster merupakan suatu cara melakukan
penyesuaian kebijakan inovasi dan kebijakan lainnya terhadap kebutuhan-kebutuhan
klaster masing-masing, serta berguna untuk membangun dialog dan pembelajaran. Di sisi
lain, perlu dipahami bahwa inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social
learning). Para inovator maupun adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses
14

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatannya dan hal penting lain, serta
membutuhkan interaksi yang efektif bagi keberhasilan inovasi.
Iklim persaingan yang sehat sangat diperlukan bagi berkembangnya inovasi, dan
klaster industri yang berkembang baik umumnya memberikan iklim persaingan demikian.
Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam
mendorong kebutuhan akan inovasi. Keberhasilan inovasi akan semakin bergantung pada
bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan
tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi.
Beragam fenomena inovasi juga menunjukkan bahwa inovasi sebenarnya
merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar
dan non-pasar. Penelitian, pengembangan, dan perekayasaan (litbangyasa) sangat
penting bagi perkembangan inovasi.

2.2.

Faktor Kunci Dalam Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi


Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi terdapat beberapa factor

kunci yang masing-masing memiliki fungsi dan komponen yang berbeda, antara lain
Research and Development (R&D) , Business and Networked Entreprenuership,
Manajemen

Pengembangan

Kawasan

Berbasis

Teknologi,

serta

Penyediaan

Infrastruktur.

2.2.1. Research and Development (R&D)


Research and Development (R&D) yaitu Kegiatan untuk menciptakan produk baru
dan teknologi yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengembangan dari universitas,
penelitian laboratorium dan R & D perusahaan . Eksistensi dari Universitas dan Lembaga
Penelitian adalah sebagai inti (core) penemuan dalam ilmu pengetahuan dan
mempromosikan komersialisasi

teknologi

melalui

penelitian kolaboratif

antara

universitas, industri dan lembaga penelitian . Industri yang sarat dengan teknologi akan
selalu membutuhkan penelitian dan pengembangan (research & development, R&D),
sehingga peran perguruan tinggi dan lembaga penelitian pasti sangat diperlukan
15

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

2.2.2. Business and Networked Entreprenuership


Jaringan Bisnis dan kewirausahaa yang merupakan komponen penting dalam
"rantai nilai" yang menghubungkan pasar dengan penemuan. Dari Jaringan Bisnis dan
Kewirausahaa ini akan diperoleh manfaat antara lain :
a.

Menemukan pengusaha potensial

b.

Mendukung perusahaan teknologi tinggi ventura

c.

Komersialisasi teknologi

d.

Membentuk kelompok organisasi yang inovatif

Faktor kunci dalam membangun kawasan berbasis teknologi tinggi

adalah

membangun sistem untuk mendukung industr-industri yang berteknologi tinggi ( spinoff ) dan untuk membantu industri-industri tersebut untuk menetap di satu kawasan .

2.2.3. Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi


Keberhasilan dan keberlangsungan

suatu kawasan berbasis teknologi tidak

terlepas dari metode pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan kawasan yang
bersangkutan. Untuk itu bentuk dan fungsi organisasi kelembagaan yang dirancang harus
menggunakan prinsip bisnis modern dan profesional dalam rangka meningkatkan daya
saing produk dalam era globalisasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam
manajemen pengembangan kawasan berbasis teknologi sebagai berikut :
a. Program Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang
profesional untuk inovasi teknologi dan komersialisasi teknologi
b. Memiliki link dengan venture capital untuk permodalan sehingga

dapat

memberikan bantuan terutama pada UKM yang berteknologi tinggi


c. Pengadaan properti (sewa) untuk keperluan kegiatan R & D dan layanan
bisnis
d. Pengelolaan pemasaran sebagai bentuk dukungan yang secara tidak langsung
untuk pemasaran perusahaan secara individu maupun untuk semua
perusahaan dalam Science park

16

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

e. Globalisasi

membuka kesempatan yang luas untuk membangun jaringan

kerjasama dengan science park lain baik di wilayah domestik maupun


internasional.

2.2.4. Penyediaan Infrastruktur


Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi diperlukan beberapa prasaran
dan sarana antara lain :
a. Infrastruktur Sains dan Teknologi yang terdiri dari sumber daya pengetahuan
(knowledge resources) suatu wilayah yang dibentuk oleh universitas,
laboratorium riset pemerintah dan swasta, perpustakaan,inkubaror teknologi,
pusat inovasi dan ilmu pengetahuan untuk keperluan R & D yang ramah
lingkungan.
b. Infrastruktur Bisnis yang terdiri dari asosiasi industri, kamar dagang, bidang
pengembangan, peluang pembiayaan khusus
c. Infrastruktur Fisik seperti transportasi yang memadai (jalan raya, kereta api,
bandara), telekomunikasi, air bersih, dan listrik.
d. Sumber Daya Manusia, termasuk pasokan yang memadai untuk tenaga kerja
yang terlatih, ilmuwan, insinyur, teknisi, inkubasi teknologi dari universitas dan
lembaga riset pemerintah di kawasan teknopolitan.
e. Kualitas Pelayanan seperti kawasan tempat tinggal, taman, fasilitas olah raga
yang berkualitas
f. Basis Ekonomi yang beragam termasuk jaringan penyuplai dan distribusi yang
ekstensif
g. Daya tarik bagi investor seperti biaya rendah untuk melakukan bisnis (misalnya
mudahnua perijinan, insentif pajak), biaya makan, transportasi dan
perumahan.

17

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

BAB III
PROFIL PENGEMBANGAN KAWASAN BEBASIS TEKNOLOGI

3.1.

Profil Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Di Indonesia


Kawasan berbasis teknologi di Indonesia yang telah terbentuk merupakan hasil

inisiatif

pemerintah maupun peran aktif swasta. Kawasan berbasis teknologi yang

dibentuk dengan intervensi penuh pemerintah

diantaranya adalah PUSPITEK di

Tangerang Selatan, Solo maupun Sragen Technopark, Cibinong Science Center, Agro
Technopark maupun Maize Center Gorontalo, sementara, Bandung, Jababeka dan Klaten
Techno Park dibentuk atas inisiatif swasta. Beberapa STP tersebut membentuk sinergi
satu sama lain dalam diseminasi dan jaringan kerjasama. Kekuatan dari membangun
kerjasama antar STP adalah:

Memberikan model yang sukses berdasarkan hasil-hasil yang terukur.

Mendukung hubungan antara kluster dari berbagai daerah.

Terbangunnya sinergi tersebut juga akan membangun sistem dan kreativitas


pengetahuan, yaitu dengan:

Menciptakan database yang menyeluruh: institusi, universitas, berbagai produk


perusahaan, usaha untuk penelitian dan pengembangan (R & D).

Membangun pusat strategi informasi R & D yang menyertakan ilmu pengetahuan


yang terintegrasi

Berbagi pengalaman dan informasi berkaitan dengan manajemen dan pemecahan


permasalahan.
Secara skematis keterkaitan diantara STP tersebut ditunjukkan dalam Gambar 2

berikut.

18

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.1.

Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Pemerintah Pusat dan Daerah

3.1.1.1. Solo Technopark


Solo Technopark (STP) dibangun berfungsi
sebagai pusat pendidikan dan teknologi,
regional dalam karakter dan internasional
dalam lingkup. STP dari Kota Surakarta
akan

mempromosikan

pembangunan

daerah melalui hubungan sinergis antara


Industri, Pemerintah dan Akademisi, yang
disebut Triple Helix.

19

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Bentuk Pelayanan lain dari Solo


Technopark adalah meningkatkan
kewirausahaan dan inovasi dengan
menggunakan inkubator canggih
dan penyebaran layanan konseling
yang ekstensif, baik dalam konteks
teknis

dan

operasional

untuk

ekonomi lokal. Semua layanan


Solo Technopark yang sudah eksis maupun yang direncanakan di masa depan bertujuan
untuk meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan lokal, untuk menjamin
peningkatan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada saat ini Solo Technopark
telah mampu memproduksi mobil
nasional yang diberi nama Kiat
Esemka
pembuatnya

sesuai

dengan

yaitu

siswa-siswa

SMK Negeri 2 Solo. Kesibukan pun


tampak di Solo Techno Park atau
STP

yang

digunakan

sebagai

laboraturium sementara SMK N 2 Solo. Para siswa menyiapkan dan merakit mobil jenis
pickup dengan teliti dan tekun mengikuti instrusi dari pemandu teknik lapangan.

3.1.1.2. PUSPITEK ( Pusat Penelitian limu Pengetahuan dan Teknologi )


Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Puspiptek yang terletak di
Serpong Tangerang Banten didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset
Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan diwujudkan pelaksanaanya oleh Menteri Negara
Riset dan Teknologi Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie.

20

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Visi Puspiptek dibangun untuk menemukan solusi banyak permasalahan dalam


berbagai sektor kehidupan, dengan menggunakan fasilitas yang ada, dihasilkan
teknologi yang menyelesaikan permasalahan actual.
Tujuan didirikannya Puspiptek ini adalah untuk mendukung proses industrialisasi
di Indonesia. Untuk itu Puspiptek dirancang untuk menjadi kawasan yang mensinergikan
SDM terdidik dan terlatih, peralatan penelitian dan pelayanan teknis yang paling lengkap
di Indonesia serta teknologi dan keahlian.
Hasil-hasil penelitian dan pelayanan teknis dari berbagai laboratoria ini dapat
diterapkan pada berbagai sektor yaitu:
1. Sektor Energi : pencarian sumber enersi alternatif diantaranya enersi surya,
hybrid, angin, bio-massa.
2. Jaminan mutu pesawat terbang, kapal dan kendaraan lain atau bangunan
terhadap angin , tersedia terowongan angin kecepatan rendah yang telah
digunakan misalnya untuk menguji berbagai bentuk sayap pesawat terbang,
kapal, ketahanan bangunan tinggi serta anjungan minyak lepas pantai.
3. Sektor industri pengolahan terdapat laboratoria standar nasional yang
menjadi acuan dari semua pengukuran di Indonesia yang telah diakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN)
4. Hasil pertanian telah dikembangkan bahan bangunan berbentuk lembaran
yang berasal dari bambu komposit dan bahan bangunan dari limbah kelapa
sawit.
5. Pada fasilitas nuklir BATAN terdapat Reaktor Nuklir Serbaguna 60 Megawatt
Siwabessy, pusat produksi radio-isotop, produksi elemen bakar nukiir, instalasi
keselamatan nuklir, pengolahan lirnbah nuklir serta produksi radio-imuno
assay dan radio-farmasi.
6. Sektor pangan, farmasi dan kedokteran dihasilkan teknologi pengolahan
tempe menjadi susu, eskrim, ekstraksi minyak atsiri, ekstraksi bahan-bahan
berkhasiat untuk jamu tradisional, paket teknologi buah rnengkudu yang
berkhasiat. Telah dikembangkan pula alat penguji fungsi ginjal, kamera
gamma dan aplikasi nuklir untuk kedokteran
7. Sektor agro-industri telah dikembangkan rekayasa genetika untuk bibit pisang
abaka untuk bahan uang kertas, jati, kelapa sawit, lidah buaya, pupuk biologis,
21

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

pestisida biologis, antibiotika, enzim, eritromisin, vitamin B 12 dan penisilin,


jasa teknik yang disediakan diantaranya : sintesa DNA, Analisis pestisida,
molecular marker. Kemudahan yang dapat dimanfaatkan diantaranya :
fermentator skala laboratorium dan skala pilot, Recovery (pemisahan produk)
skala pilot, ruang inkubasi Plantlet, dan aklimatisasi tanaman.
Penjelasan mengenai Puspiptek dapat dilihat pada table Profil Puspiptek di bawah
ini:
Tabel 1. Profil Technopolis Puspitek
No

Jenis
Kawasan

Uraian

1.

Technopolis

Puspiptek (www.puspiptek.net)

2.

Pengembang

Kementrian negara Riset dan Teknologi.

3.

Pemanfaaatan

Sebagai pusat penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.

Fasilitas

Terdapat 4 kawasan yang meliputi:


1. Balai sidang bertaraf internasional
2. Hotel dan Villa
3. Balai Kesehatan
4. Kawasan Rekreasi
5. Sarana Telekomunikasi
6. Sarana Olah raga
7. Sarana Pendidikan
8. Sarana Pengolahan limbah / Sampah

5.

Keterangan

Puspiptek didirikan pada tahun 1976 atas gagasan Menteri Riset


Prof.Dr.Sumitro Djojohadikusumo dan diwujudkan pelaksanaanya
oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie.
Pengembangan Puspiptek tahap pertama berupa pengembangan
area laboratorium telah dilaksanakan lebih dari 25 tahun untuk
membangun sarana dan prasarana bagi 35 Laboratorium dengan
3.140 Staff yang terdiri dari 109 Doktor 400 Master dan 2.000
Sarjana S1 dan D3, serta peralatan yang bernilai tidak kurang dari
500 juta dolar.

6.

Pemanfaatan

Sektor Yang Dikembangkan :


1. Sektor energi
2. Jaminan mutu pesawat terbang
3. Sektor industri pengolahan
4. Pengolahan Hasil pertanian
5. Fasilitas Nuklir BATAN
6. Sektor pangan, farmasi dan kedokteran
7. Sektor agro-industri

22

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.1.3. CIBINONG SCIENCE CENTER (CSC)


Cibinong merupakan salah satu pusat penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Cibinong memiliki hutan rawa, yang disebut Rawa (rawa) Siradayah. Nama lain
dari CSC adalah Eco Park atau disebut Taman Ekologi. Taman ini terletak kawasan
Cibinong Science Centre (CSC), yang selain merupakan kawasan penelitian LIPI juga
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), dan Eco Park. Selain
mengoleksi beberapa tanaman, Eco Park juga memelihara beberapa jenis burung dan
satwa lain.
Salah satu kegiatan andalan dari Eco Park ini adalah dibangunnya Kebun Plasma
Nutfah Cibinong yang merupakan salah satu tapak pelestarian ex situ yang berada di
kawasan Cibinong Science Centre pada saat ini mempunyai koleksi buah-buahan
sebanyak 1.960 nomor yang terdiri dari 18 jenis dan 82 kultivar yang merupakan tanaman
buah-buahan terpilih Indonesia seperti : durian, rambutan, belimbing, mangga, sawo,
jambu air, sirsak, manggis, jeruk, dan sebagainya serta koleksi hewan khususnya ternak
ruminansia.
Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan Hewan Cibinong bukan hanya sebagai tapak
pelestarian plasma nutfah, tetapi juga sebagai sumber material tanaman untuk berbagai
penelitian dan kebun percobaan atau laborarorium lapangan bagi para peneliti di
lingkungan Puslit Bioteknologi-LIPI maupun Kedeputian IPH.
Di bidang plasma nutfah hewan kebun ini dimanfaatkan oleh para peneliti Puslit
Bioteknologi-LIPI untuk melakukan penelitian dan pengembangan hewan khususnya
ternak ruminansia seperti sapi pedaging dan sapi perah serta kambing maupun domb
Kebun Plasma Nutfah Tumbuhan dan hewan ini juga merupakan tempat untuk
penelitian maupun Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa biologi dan pertanian
maupun siswa sekolah kejuruan pertanian dan peternakan.

23

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.1.4. AGRO TECHNO PARK (ATP)


3.1.1.4.1. ATP di Jawa Tengah
Agro Techno Park mengemban misi mempercepat alih teknologi, layak teknis,
ekonomi sosial dan ramah lingkungan . Selain itu membangun kawasan percontohan
pertanian terpadu berbasis teknologi untuk peningkatan produktifitas , efisiensi dan nilai
tambah produk.
ATP yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Jawa Tengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
terampil, handal dan mandiri. Disisi lain bertujuan mengembangkan model pertanian
terpadu bersiklus biologi sesuai potensi dan kondisi daerah, menggunakan model
pertanian terpadu. Model pertanian terpadu bersiklus biologi atau lebih dikenal dengan
sebutan biocyclofarming memiliki keunggulan yakni sumber penghasilan beragam dan
nilai tambah hasil pertanian meningkat. Disamping itu pendapatan dan kesejahteraan
meningkat, kebutuhan gizi seimbang tercukupi, kesuburan dan produktifitas lahan
membaik.serta ramah lingkungan.
Dikatakan, strategi pengembangan ATP ditempuh melalui keterpaduan yakni
mengintegrasikan beragam usaha tani dan industri hulu-hilir dalam suatu usaha tani
terpadu bersiklus biologi. Mengelola seluruh aktifitas dengan pendekatan bisnis sebagai
model pusat penerapan Iptek yang mandiri. Mendayagunakan sumberdaya yang ada
secara berkelanjutan untuk menjamin keberlangsungan program.
ATP juga dikembangkan dengan memberdayakan masyarakat melalui pendidikan,
pelatihan dan pelibatan pada seluruh kegiatan. Memanfaatkan iptek dalam seluruh
kegiatan demi peningkatan efisiensi produksi, keragaman dan kualitas produk serta nilai
tambah melalui proses adaptasi, intregasi dan pengambangan iptek. Pada akhirnya ATP
ini diharapkan menjadi pusat transfer teknologi petanian kepada masyarakat dan pusat
percontohan pertanian terpadu untuk skala nasional dan internasional. Model pertanian
terpadu yang dikembangkan ujarnya adalah keterpaduan beberapa kelompok komoditi
pertanian, peternakan, perikanan dengan berprinsip zero waste atau tak ada bahan
terbuang.
24

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.1.4.2. ATP di Palembang Sumatera Selatan: sebuah Percontohan


Agro Techno Park (ATP) di Sumsel diharapkan menjadi pusat transfer teknologi
pertanian kepada masyarakat dan pusat percontohan pertanian terpadu untuk skala
nasional dan internasional. Model pertanian terpadu yang dikembangkan adalah
keterpaduan beberapa kelompok komoditi pertanian, peternakan, dan perikanan dengan
berprinsip zero waste atau tak ada bahan terbuang. Prinsip tersebut dilakukan dengan
pengelolaan pertanian, mulai dari penanaman hingga pasca-panen, pemanfaatan limbah
pertanian sebagai pakan ternak, serta pemanfaatan limbah ternak menjadi bioenergi dan
pupuk yang berguna bagi pertanian.

3.1.1.5. SRAGEN TECHNO PARK


Perkembangan teknologi yang ada di
Sragen dipusatkan di Technopark.
Adapun visi dari Sragen Technopark
yaitu untuk melatih dan membangun
inovasi

teknologi

yang

berbasis

kompotensi dengan fasilitas friendly


dan

mengimplementasikan

pada

konsep CSR. Ada beberapa program


pelatihan

yang

dijalankan

di

Technopark yaitu pelatihan international languange center ILC one, information


communication technology (ICT), application bussines center (ABC) creative economy,
Tourism Servis Center (TSC), Ego articultural center (EAC), Engineering Centers, special Care
Center.Dukungan pemerintah dan pelayanan terbaik, infrastruktur yang mantap,
pelayanan perijinan full computerized dan online system dengan sumber daya manusia
yang profesional, akses modal sangat mudah yang tersebar di seluruh desa, seluruh pasar
dan seluruh kecamatan, pembinaan tenanga dari ahli di semua bidang serta fasilitas dan
seluruh kecamatan, pembinaan dari tenaga ahli di semua bidang serta fasilitas pemasaran
yang ditangani pemerintah membuat Sragen, kota kecil yang tenang tentram dipenuhi
25

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

segudang terobosan dan inovasi baru yang memberikan pengahargaan kepada seluruh
masyarakatnya untuk maju, berkembang untuk menggapai kemakmuran.
Untuk pelayanan kesehatan dengan berbagai fasilitas yang memadai dengan
dokter spesislias yang sangat lengkap bahkan e-media telah dikembangkan antara
Puskesmas dengan RSUD dengan dokter spesialis yang siap melayani pasien dengan
sistem online, semua begitu mudah, semua begitu akurat dan tidak ada masalah dalam
layanan kesehatan. Perangkat online system telah dibangun dan dikembangkan oleh tim
information and communication technology (ICT) pegawai negeri sendiri, semua satuan
kerja, badan dinas, kantor, bagian kecamatan dan desa sudah online, sehingga surat,
laporan dan lain-lain tidak perlu kurir akses data, bahkan telepon voice, video conference
gratis, kamera CCTV telah dipasang di berbagai tempat strategis, dipantau oleh tim
khusus antara lain polisi, tentara, satpol PP, DLLAJ, dokter dan lain-lain selama 24 jam.
Salah satu hasil yang dibuat oleh Technopark yaitu sistem informasi e-goverment
di Sragen. Salah satu implementasi e-goverment yaitu sistem informasi manajemen
RSUD. Sistem informasi manajemen RSUd yang terintegrasi meliputi :
1. Rekam medis
2. Administrasi rawat inap
3. Administrasi rawat jalan
4. Apotik
5. Poliklinik
6. Laboratory Information System
7. Gudang obat
8. Administrasi pembayaran atau billing smart
9. Smart system
10. SMS Gateway Support
Untuk sistem informasi kesehatan khususnya SIMPUS yaitu sistem yang memberi
informasi tentang riwayat kesehatan (RM-rekam Medik) masyarakat di Sragen, yang bisa
diakses secara online dan juga menggunakan fasilitas biometric (finger scan) dan
nextcode. Dikembangkan sesuai dengan standarisasi HL7 (Amerika) dan CEN (eropa)
26

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

untuk kemudahan pertukaran data dalam pengobatan jarak jauh (Telemedicine). Adapun
fitur dari SIMPUS Sragen yaitu: Registrasi pasien, pemriksaan pasien, Riwayat kesehatan
pasien, Smart system (interaksi antar obat, diagnosa penyakit, dll), kesehatan ibu dan
anak, Poli gigi, Laporan yang dibutuhkan bisa diakses secara online, Timer untuk ISO dan
Akreditasi mendukung ICD-X, lintas platform termasuk PDA.

3.1.1.6. MAIZE CENTER GORONTALO


"Gorontalo International Maize Information Center" (GIMIC) sebagai pusat
penelitian dan informasi mengenai jagung di Limboto 23 km dari kota Gorontalo. GIMIC
akan dijadikan pusat koleksi berbagai varietas jagung. Posisi kelembagaan GIMIC
(Gorontalo International Maize Information Centre) dibangun untuk mensejaterakan
masyarakat, meningkatkan pendidikan, dan pelestarian plasma nutfah lokal. Indonesia
sudah banyak memiliki lembaga penelitian mapan yang terkait dengan jagung, baik
Deptan/LPND dan Perguruan Tinggi, jadi GIMIC tidak berfungsi melakukan kegiatan
penelitian, namun diarahkan kepada informasi. Informasi dari kajian, penelitian yang
sudah ada baik nasional maupun internasional. GIMIC pada akhirnya diharapkan kaya
fungsi dengan sejumlah tenaga fungsional/pakar. Peran GIMIC adalah sebagai jambatan
antara peneliti dari lembaga litbang dengan masyarakat pengguna (petani/agroindustri).
Maksud dibangun GIMIC sudah sesuai dengan amanah UU no. 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek pasal 14 yang
menyatakan Pemerintah, pemerintah dareah, dan atau badan usaha, dapat membangun
kawasan, pusat peragaan, serta prasarana dan sarana iptek lain untuk memfasilitasi
sinergi dan pertumbuhan unsur-unsur kelembagaan dan menumbuhkan budaya iptek di
kalangan masyarakat. Lembaga ini diharapkan bertaraf internasional, oleh karena itu
namanya diubah menjadi G-MIC (Gorontalo Maize Information Centre).

27

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.2. Kawasan Berbasis Teknologi : Inisiatif Swasta


3.1.2.1. Bandung Techno Park
Bandung Techno Park yang berlokasi di
kawasan

Pendidikan

Telkom,

Jalan

Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Bandung


merupakan

wadah

masyarakat

informasi

yang

mewujudkan

Indonesia

dengan

membentuk tenaga ICT yang berkompeten


dan berdaya saing, membentuk

integrasi

antara akademisi Perguruan Tinggi dan


industry dan pemerintah serta masyarakat.
Secara keseluruhan hubungan keterkaiatan ini dapat dilihat pada gambar 4. Setiap
perguruan tinggi memiliki keuanggulan yang berbeda-beda. Setiap keunggulan bisa
digabungkan untuk bersama-sama mengembangkan BTP.
Adapun Visi

Pembangunan Bandung Techno Park adalah Menjadi motor

penggerak dalam mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia .


Masyarakat Informasi adalah masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam
mengelola informasi untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupannya. Bandung Techno Park memandang dirinya merupakan elemen
masyarakat yang harus menjadi motor penggerak bagi terbentuknya Masyarakat
Informasi Indonesia (MII) sebagai bagian Masyarakat Informasi Global, melalui kreasi,
inovasi dan penggunaan Information and Communication Technology/Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT/TIK) dalam pengembangan sumber daya manusia,
ekonomi dan budaya berbasis pengetahuan atau Knowledge Based Human Resource (KWorker), Economy (K-Economy) dan Culture (K-Culture), baik di lingkup daerah Bandung
dan Jawa Barat maupun nasional.

28

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Misi Pembangunan Bandung Techno Park adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan kerjasama antara Academic - Business - Goverment dalam
pengembangan ICT yang meliputi: Infrastruktur, Aplikasi, Content, Konteks, dan
Regulasi .
2. Mendorong perkembangan ekonomi dan budaya berbasis pengetahuan dan
teknologi
3. Menciptakan tenaga ICT yang mandiri dan berdaya saing tinggi
4. Menumbuhkembangkan masyarakat yang mampu memanfaatkan ICT dalam
peningkatan kesejahteraan.
5. Menciptakan techno-preunership di masyarakat
Peran dari Bandung Techno Park adalah :
1. Academic-Business (Industry)-Government Linkage
2. Katalis dalam pertumbuhan K-Ekonomi (Knowledge-Ekonomi)
3. Menciptakan K-Worker (Knowledge-Worker)
4. Menyebarkan kesadaran K-Culture (Knowledge-Culture)
5. Menciptakan technopreuner di kalangan masyarakat
Secara keseluruhan ada 8 fokus bidang bisnis BTP, yang ditunjukkan pada gambar
3 berikut.
Gambar 3. Delapan bidang bisnis BTP

Research and Development (R&D), Educational Trainning/Training centre,


Consultancy, Facility Provider, Business Mediation, Information Distribution, Certification,
dan Production Support. Awalnya Bandung Techno Park (BTP) hanya terdiri atas dua
bagian yaitu Unit Pelayanan Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) dan
29

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Pusat Desain Telekomunikasi (PDT). Dan sekarang, BTP telah membentuk suatu bagian
lagi yang dinamakan e-Camp(Inkubator Bisnis).

3.1.2.2. JABABEKA TECHNO PARK (JTP)


Technopark yang terletak di kawasan tata ruang Kabupaten Bekasi, dengan luas
area fase pertama 790 Ha. Menyusul fase kedua 250 Ha, ketiga 300 Ha, dan keempat 230
Ha dengan jumlah tenants sebanyak 1.115 factory, 392 di antaranya bermodal asing ini
dibangun dengan pertimbangan semakin tajamnya tingkat persaingan yang menuntut
industri agar bisa melakukan inovasi baru demi tetap bersaing, termasuk dari sisi
infrastruktur TIK.
Jababeka didukung oleh PT Indonesia Coments Plus (ICON+) sebagai penyedia
layanan jaringan berbasis fiber optic. Jababeka sebagai pengelola kawasan industri akan
terus berkontribusi dalam membangun perekonomian nasional serta meningkatkan
kualitas daya saing Indonesia sebagai tujuan investasi dunia
Secara skematis penjelasan mengenai Jababeka dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Profil Technopark Jababeka
No
1.
2.
3.

Jenis
Nama Technopark
Pengembang
Pemanfaaatan

4.

Fasilitas

5.

Keterangan

Uraian
Jababeka (www.jababeka.com)
PT. Jababeka Tbk.
Sebagai Intelligent City yang memanfaatkan TI dan
telekomunikasi dalam kehidupan keseharian, bisnis, belajar,
kesehatan, serta rekreasi.
Terdapat 4 kawasan yang meliputi :
(1) Kawasan Industri,
(2) Kawasan Perumahan,
(3) Kawasan Pendidikan,
(4) Kawasan Rekreasi
Infrastrukturnya didukung oleh PT Indonesia Coments Plus
(ICON+) sebagai penyedia layanan jaringan berbasis fiber
optic. Lokasi terletak di kawasan tata ruang Kabupaten Bekasi,
dengan luas area fase pertama 790 Ha. Fase kedua 250 Ha,
ketiga 300 Ha, dan keempat 230 Ha. Jumlah tenants di wilayah
itu ada 1.115 factory, 392 di antaranya bermodal asing.

30

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.1.2.3. KLATEN TECHNO PARK (KTP)


Satu Techno Park yang dibangun di Klaten adalah TECHNO METALINDO yang
terdiri dari dua divisi yaitu divisi pengecoran logam dan divisi bengkel mesin dan
konstruksi. Untuk menjadi perusahaan golongan kecil yang diakui pemerintah, TECHNO
METALINDO mendaftarkan perusahaannya pada Departemen Perindustrian tahun 1996,
dengan nomor : 52/Kandep. 14/2/96.
Pada awal berdirinya perusahaan tahun 1996, TECHNO METALINDO yang
bernaung di bawah bendera CV. TECHNO METALINDO Metal Works and Engineerings,
dengan alamat Gaten, Mayungan, Ngawen, Klaten 57466 Telp. (0272) 3300148, 330114,
Fax. (0272) 330114 HP. 0813 2972 0838, 0858 7840 0042 Email: info@technoperkasa.com,
memulai dengan beberapa tenaga kerja melakukan proses produksi dengan alat-alat
yang masih sederhana yaitu dapur tukik dan kipas udara (blower). Perusahaan tersebut
mulai memproduksi produk-produk cor logam misal teralis, spare-part mesin dan produkproduk lain sesuai dengan job order dari konsumen.
Dengan kegigihan dan keuletan manajemen, TECHNO METALINDO makin
berkembang. Penambahan alat-alat produksi dengan penggantian dapur tukik menjadi
dapur kupola yang kapasitasnya lebih besar. Serta penggunaan mesin-mesin modern
seperti mesin bubut, mesin milling, mesin bor dan mesin scrab. Maka perusahaan cor
logam TECHNO METALINDO dapat mengembangkan usahanya, hal ini terbukti dengan
semakin meningkatnya job order dari konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Juga semakin banyak ragam produk cor logam yang diproduksi oleh perusahaan.
TECHNO METALINDO merupakan perusahaan yang memproduksi cor dan rekayasa
mesin. Produk yang dihasilkan terdiri dari dua macam, yaitu:
- Produk untuk produksi : Merupakan produk yang memerlukan toleransi yang cukup
ketat dalam hal standar mutu, misal : Spare-part mesin textil, velg, disc-brake mobil,
mesin makanan, mesin pertanian.
- Produk yang diproduksi : Merupakan produk yang diproduksi untuk fungsi tertentu
atau bersifat dekoratif, misal: pagar teralis, meja dan kursi antik, ornamen dan lainlain.
31

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Perusahaan memiliki prospek yang baik dengan adanya kemampuan untuk


menawarkan produk yang beragam kepada konsumen, adapun produk yang bisa
diproduksi perusahaan tergantung dari job order konsumen.

3.2.

Kawasan Berbasis Teknologi Di Negara Lain

3.2.1. Hsinchu Science Park (HSP) Di Taiwan


HSP berusaha untuk menciptakan suatu
kondisi

yang

ramah

lingkungan dan

manusiawi yang terdiri dari unsur R & D,


produksi,

pekerjaan,

gaya

hidup, dan

hiburan. Hsinchu Science/Technopark juga


bertujuan untuk
Manusia
teknologi

menarik Sumber Daya

(SDM)

dengan

tinggi,

kompetensi

memperkenalkan

teknologi tinggi, membangun dasar untuk pengembangan industri teknologi tinggi, dan
upgrade industri dalam negeri. Pemerintah sejauh ini menginvestasikan NT $79,6 milyar
untuk hardware dan konstruksi perangkat lunak di HSP sejak didirikannya pada tahun
1980.
Pada saat ini Hsinchu Science Park mengatur lima sciencepark

yaitu Jhunan

Park, Tunglou Park, Longtan Park, Hsinchu Biomedis Science Park, dan Yilan Science
Park, dengan total lahan seluas 1.373 hektar. Hsinchu, Jhunan, dan Longtan Science Park
saat ini beroperasi. Sampai dengan akhir tahun 2008, HSP meliputi 430 perusahaan
berteknologi

tinggi dengan

130.577 karyawan. Penerimaan

penjualan

tahunan

mencapai NT $ 1,008 triliun dan modal disetor sebesar NT $ 1,14 triliun.


HSP ini terletak di barat laut Taiwan meliputi distrik Hsinchu City dan Hsinchu
County.

Institusi

penelitian

Hua University, dan

National

memberikan cukup

sumber

dan

akademik,

Chaio Tung
daya

seperti

ITRI,

University, yang terletak

manusia

bagi

Nasional Tsing
di

dekatnya,

HSP, peluang pelatihan

kerja

untuk karyawan, dan fasilitas penelitian kolektif.


32

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

National

SynchrotronRadiation

Research

Center, Laboratorium

Penelitian

Terapan Nasional juga terletak di HSP, termasuk National Center untuk High-Performance
Computing,

National

Space

Organization, Pusat

Pelaksanaan

Chip Nasional,

Laboratorium Nasional Perangkat Nano, Pusat Penelitian dan Teknologi Instrumen.


Selain itu, Lembaga Penelitian Kesehatan Nasional dan Institut Teknologi Taiwan juga
didirikan di Jhunan Science Park Science.
Administrasi Science Park adalah pusat administrasi yang memberikan layanan
satu pintu untuk perusahaan-perusahaan HSP, memayungi proyek-proyek pelatihan,
sponsor R & D, layanan investasi, konstrusi mesin, proteksi lingkungan, perencanaan dan
administrasi pertanahan, pemeliharaan landscape, jaringan informasi dan peningkatan
keamanan. Terdapat 6 kategori industri di HSP yaitu integrated circuit (IC), komputer dan
peripherals, telekomunikasi, optoelectronics, precision machinery, dan bioteknologi. Dari
total pendapatan sebesar NT$1008 milyar, 70% nya berasal dari industri IC. Suksesnya upgrading teknologi dan daya saing didukung oleh bantuan investasi dari 50 perusahaan
yang direkrut dalam membangun fasilitas-fasilitas produksi.
 Model Pengelolaan HSP:
a. Tanah yang dimiliki oleh Negara
b. Tanah atau standar pabrik yang tersedia untuk disewakan
c. Laisser faire dari kegiatan perusahaan '
d. Satu-stop service dari pemerintah
 Penyediaan Infrastruktur di HSP
a. Air, listrik, telekomunikasi, jalan, dll
b. Standard fabs dan unit perumahan
c. Pengolahan air limbah pabrik
d. 24jam jasa layanan
e. Bank, klinik, pompa bensin
f. Sekolah Bilingual, fasilitas rekreasi

33

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.2.2. Media Polis Di Singapura


Mediapolis@one-North

didirikan untuk

menjadi Pusat Media Digital yang pertama


di Singapura. Mediapolis menjadi tempat
dimana bakat /kreatifitas, bekerja dan
bermain
saling

berkembang di lingkungan yang


bersinergis.

Mediapolis@one-north di

Dijadwalkan
Singapura ini

akan selesai pada tahun 2020. Luas lahan


adalah 19 hektar yang digunakan untuk
pengembangan inovasi dan fasilitas R & D, rumah ekosistem media soundstages dengan
kemampuan layar hijau, produksi digital dan studio siaran, serta interaktif media digital
(IDM) . Mediapolis juga akan menawarkan konektivitas broadband yang cepat dan aman
untuk memungkinkan proses yang efisien, manajemen dan distribusi konten media digital
dan layanan. Untuk memastikan lingkungan yang nyaman, kondusif dan nyaman.
Mediapolis juga akan didukung oleh jaringan ritel, rekreasi dan fasilitas akomodasi.
Beberapa kelebihan dari Mediapolis adalah :

Media dan layanan konten berlokasi bersama-sama

Infrastruktur Kelas Dunia dan global konektivitas

Jarak ke sebuah komunitas terampil bakat kreatif

Ditambah dengan infrastruktur Singapura sangat terorganisir, manajemen yang


kuat yang memiliki hak digital iklim / perlindungan dan ramah bisnis, Mediapolis @ onenorth diatur untuk menjadi rumah yang ideal bagi perusahaan untuk menciptakan konten
media berkualitas tinggi untuk pasar global.

34

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

3.2.3. Silicon Valley di San Francisco


Silicon Valley atau

Lembah Silikon

adalah julukan bagi daerah selatan dari


San Francisco Bay Area, California
Amerika Serikat. Julukan ini diraih
karena daerah ini memiliki banyak
perusahaan

yang

bergerak

dalam

bidang komputer dan semikonduktor.


Daerahnya termasuk San Jose, Santa
Clara, Sunnyvale, Palo Alto, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan yang sekarang
menghuni Lembah Silikon, antara lain adalah: Adobe Systems, Apple Computer, Cisco
Systems, eBay, Google, Hewlett-Packard, Intel, dan Yahoo!.
Kunci kesuksesan Silicon Valley didasarkan pada tahapan di dalam membangun
hubungan, norma-norma informal yang saling percaya dan kerjasama, pertukaran
informasi yang intens antara para pengusaha dan ilmuwan, dan penciptaan konsensus
(creation of consensus) menuju tujuan menciptakan sebuah Technopolis. Kata-kata
penting yang perlu digaris-bawahi adalah : creation of consensus atau penciptaan
konsensus, yaitu adanya hubungan yang harmonis antar berbagai pihak yang akan
menciptakan keuntungan yang jelas antara lain :
a. Untuk perguruan tinggi adalah menyediakan kesempatan kerja bagi
mahasiswa, daya tarik untuk mahasiswa dan dosen baru, meningkatkan alih
teknologi, meningkatkan interaksi dengan industri, menghasilkan pemasukan
pendapatan, dan aplikasi teknologi dalam lingkup regional;
b. Untuk Perusahaan di Teknopolitan adalah akan menyebabkan akses mudah ke
tenaga kerja ahli dan fasilitas dan sumber daya universitas, produk dan pasar
baru, dan meningkatkan daya saing;
c. Untuk Pemerintah Pusat dan daerah adalah meningkatkan kegiatan bisnis,
meningkatkan pajak individu, perusahaan, dan property, rekruetmen tenaga
kerja yang sangat terlatih.
35

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

BAB IV
PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI
DI KORIDOR/WILAYAH EKONOMI INDONESIA MENUJU KAWASAN
BERBASIS TEKNOLOGI

4.1.

Potensi Ekonomi Di Koridor Ekonomi Indonesia


Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

dirumuskan dengan semangat Business as Not Usual. Semangat ini tercermin dalam 3
hal, yaitu:
1. MP3EI

mengedepankan

terobosan

Strategi

dan

kebijakan.

Titik

berat

pendekatannya pada solusi, bukan pada pendekatan masalah yang dihadapi.


2. MP3EI menitikberatkan pada percepatan transformasi Ekonomi dengan
pendekatan peningkatan value added, mendorong investasi, mengintegrasikan
sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai
kebutuhannya.
3. MP3EI mendengarkan masukan dan pendapat dari seluruh pemangku
kepentingan, termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah.
MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam
inisiatif strategic.
Strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang
dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala
besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan
pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi
investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi.

36

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di
setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut:
1. Koridor Ekonomi Sumatera Banten Utara sebagai sentra produksi dan
pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional dengan fokus sektor pada
minyak kelapa sawit/CPO, Karet, dan Batubara
2. Koridor Ekonomi Jawa sebagai pendorong industri dan jasa nasional dengan
fokus sektor pada produk makanan, tekstil dan industri alat angkut ;
3. Koridor Ekonomi Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil
tambang dan lumbung energi nasional dengan fokus sektor pada migas, minyak
kelapa sawit, dan batubara
4. Koridor Ekonomi Sulawesi Maluku Utara sebagai pusat produksi dan
pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional dengan fokus
sektor pada tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan pertambangan nikel
5. Koridor Ekonomi Bali Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan
pendukung pangan nasional dengan fokus sektor pada pariwisata serta
pertanian dan peternakan
6. Koridor Ekonomi Papua Maluku sebagai pengolahan sumber daya alam yang
melimpah dan SDM yang sejahtera dengan focus sektor pada pertambangan
serta pertanian dan perkebunan.
37

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Strategi kedua, memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana


aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal
penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut
laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku
kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang
memerlukan debottlenecking yang meliputi:
1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang
2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat
pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga
3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung
strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi)
4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi
MP3EI
5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian
perijinan
Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah:
1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan
pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.
2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan
pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.
3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam
menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif)
Strategi ketiga, pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi.
Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan
peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan
melalui:
1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi
secara terencana dan sistematis.
2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya
transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi.
38

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Adapun Inisiatif Strategiknya adalah sebagai berikut:


1. Revitalisasi Puspitek sebagai Science and Technology Park
2. Pengembangan Industrial Park
3. Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan
4. Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas
5. Penguatan aktor inovasi (SDM dan Inovasi).
MP3EI diharapkan akan menjadi sebuah jalan bagi bangsa Indonesia untuk
menjadi kekuatan utama dunia. Melalui 4 strategi utama yang kemudian dijabarkan
dalam inisiatif strategik tersebut, Indonesia berupaya menjadi negara maju dan
merupakan kekuatan 12 besar dunia.

4.2.

Alternatif Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi Sesuai Dengan Potensi


Ekonomi Wilayah
Pengembangan kawasan berbasis teknologi dapat diimplementasikan pada

berbagai sektor. Dibawah ini akan di jelaskan berbagai alternatif pengembangan


kawasan berbasis teknologi yang dapat diimplementasikan pada berbagai sektor.

4.2.1. Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis


Agropolitan adalah suatu konsep pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat
bawah yang tujuannya tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga
mengembangkan segala aspek kehidupan sosial (pendidikan, kesehatan, seni-budaya,
politik, pertahanan-keamanan, kehidupan beragama, kepemudaan, dan pemberdayaan
pemuda dan kaum perempuan). Agropolitan merupakan bentuk pembangunan yang
memadukan pembangunan pertanian (sektor basis di perdesaan) dengan sektor industri
yang selama ini secara terpusat dikembangkan di kota-kota tertentu saja.
Secara luas pengembangan agropolitan berarti mengembangkan perdesaan
dengan cara memperkenalkan fasilitas-fasilitas kota/modern yang disesuaikan dengan
lingkungan perdesaan. Ini berarti tidak mendorong perpindahan penduduk desa ke kota,
tetapi mendorong mereka untuk tinggal di tempat dan menanamkan modal di daerah
39

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

perdesaan, karena kebutuhan-kebutuhan dasar (lapangan kerja, akses permodalan,


pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kebutuhan sosial-ekonomi lainnya)
telah dapat terpenuhi di desa. Hal ini dimungkinkan, karena desa telah diubah menjadi
bentuk campuran yang dinamakan agropolis atau kota di ladang.
Pada dasarnya kawasan Agropolitan harus memenuhi criteria sebagai berikut: (1)
mempunyai skala ekonomi yang besar, sehingga produktif untuk dikembangkan; (2)
mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang; (3) memiliki dampak spasial yang
besar dalam mendorong pengembangan wilayah yang berbasis pertanian sebagai
sumber bahan baku; (4) memiliki produk-produk unggulan yang mempunyai pasar yang
jelas dan prospektif; (5) memenuhi prinsipprinsip efisiensi ekonomi untuk menghasilkan
output yang maksimal.
Sedangkan Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut, sehingga menjadi produk jadi dan siap untuk dikonsumsi, atau produk
antara dan siap untuk proses lebih lanjut. Pengembangan Agroindustri diperlukan agar
tercipta keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dan sektor industri, sehingga
proses transformasi struktur perekonomian berjalan dengan baik dan efisien dari
dominasi pertanian menjadi dominasi industri. Struktur perekonomian seimbang yang
terwujud akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu : (1) kontribusi sektor pertanian
dalam pembentukan pendapatan daerah secara relatif menurun, sedangkan sektorsektor diluar sektor pertanian mengalami kenaikan terutama untuk sektor industri; (2)
penyerapan tenaga kerja secara relative menurun sedangkan sektor-sektor diluar sektor
pertanian mengalami kenaikan; (3) sektor pertanian mampu menyediakan bahan pangan
untuk kebutuhan nasional; (4) sektor pertanian mampu menyediakan bahan baku untuk
keperluan industri daerah, dan ; (5) produktifitas tenaga kerja disektor pertanian relatif
sama besarnya dengan produktifitas tenaga kerja di luar sektor pertanian.
Pengembangan kawasan Agropolitan dan agribisnis ini sesuai untuk dibangun di
seluruh koridor ekonomi di wilayah Indonesia, karena seluruh koridor memiliki sector
unggulan pertanian, namun demikian keberhasilan pengembangan agropolitan dan
40

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

agribisnis ini harus didukung oleh keberadaan perguruan tinggi yang memiliki
kompetensi untuk mengembangkan R&D sektor pertanian yang menghasilkan produk
yang berdaya saing di pasaran.
Adapun contoh dari Pengembangan Agropolitan Center terdapat di Muara Beliti
dan 5 (lima) Agropolitan Distrik, yaitu: Simpang Nibung, Megang Sakti, Prabumulih
(Muara Lakitan), Simpang Terawas dan Simpang Semambang.

4.2.2.

Pengembangan Minapolitan
Minapolitan pada prinsipnya merupakan suatu program kegiatan perikanan yang

berupaya untuk mensinergiskan kegiatan produksi bahan baku, pengolahan dan


pemasaran dalam satu rangkaian kegiatan besar dalam satu kawasan atau wilayah
dengan berbasis pada komoditi perikanan unggulan pada setiap kawasan. Program minapolitan ini juga merupakan salah satu realisasi dari program revolusi biru yang
digalakkan Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia yang mempunyai visi
menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk perikanan dan kelautan terbesar pada
2015. Program minapolitan tidak akan mendongkrak semua komoditi perikanan, akan
tetapi hanya akan memprioritaskan pada komoditas unggulan di setiap kawasan
minapolitan.
Minapolitan adalah suatu konsep perikanan terpadu yang bergerak dari hulu ke
hilir, mulai dari pra-produksi, produksi hingga pasca-produksi (pemasaran). Konsep
minapolitan melibatkan seluruh komunitas yang berada di dalamnya. Tujuan konsep
minapolitan adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat yang dikembangkan tidak saja on Farm tetapi juga off farm seperti sarana perikanan dan jasa penunjang lainnya. Proses perencanaan pengembangan kawasan
minapolitan memerlukan fasilitasi kegiatan berupa sosialisasi program untuk seluruh
stakeholders dalam rangka menyamakan persepsi, mendapatkan masukan bagi proses
pengembangan, dan mensiasati persaingan pasar (domestik dan global). Langkah
berikutnya adalah penetapan kawasan pengembangan minapolitan di suatu kawasan
41

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

atau daerah melalui studi kelayakan secara cermat meliputi aspek ekonomi, teknis, dan
lingkungan. Kegiatan minapolitan akan berlangsung di suatu kawasan atau wilayah
dengan mengandalkan komoditi unggulannya, termasuk komoditas unggulan dari hasil
tangkapan nelayan atau sejenisnya. Dalam kawasan ini nantinya akan terbagi menjadi
beberapa bagian mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasarannya. Keseluruhan
dari bagian-bagian ini akan melibatkan secara langsung peran masyarakat sekitar kawasan pengembangan minapolitan. Juga tidak lupa pengelola kawasan minapolitan ini nantinya mampu menjalin suatu kerjasama, terutama dalam pemasaran komoditas unggulan
minapolitan, baik dengan pemerintah maupun pihak swasta (baik lokal, nasional maupun
internasional).
Strategi pengembangan kawasan minapolitan meliputi pembangunan sistem dan
usaha agribisnis berorientasi kekuatan pasar (market driven) yang diarahkan untuk
menembus batas kawasan (bahkan mencapai pasar global); pengembangan saranaprasarana publik untuk memperlancar distribusi hasil perikanan dengan efisiensi dan resiko yang minimal dan deregulasi yang berhubungan dengan penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha dan perekonomian daerah. Pada pengembangan kawasan minapolitan tidak hanya melibatkan kementerian dan dinas teknis terkait saja, tetapi juga berbagai pihak yang berkepentingan.
Pengembangan kawasan minapolitan dilaksanakan berdasarkan pada prinsipprinsip yang sesuai dengan arah kebijakan ekonomi nasional sehingga memiliki beberapa
keunggulan, yaitu dapat mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu
pada mekanisme pasar yang berkeadilan, mengembangkan perekonomian yang
berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan
kompetitif berdasarkan kompetensi produk unggulan di setiap daerah, memberdayakan
usaha kecil, menengah dan koperasi, agar mampu bekerjasama secara efektif, efisien dan
berdaya saing.
Selain itu dapat mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada
sumberdaya perikanan unggulan yang terdapat pada masing-masing daerah (keunggulan
lokal). dengan mengadopsi konsep minapolitan dapat mempercepat pembangunan
42

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

ekonomi daerah dengan memberdayakan para pelaku sesuai dengan semangat otonomi
daerah, mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
daerah (khususnya penduduk sekitar) dengan kepastian dan kejelasan hak dan kewajiban
semua pihak, serta memaksimalkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau
seluruh kegiatan pembangunan di daerah.

4.2.3. Pengembangan Bioteknologi


Bioteknologi pada dasarnya merupakan prinsipprinsip ilmiah dan teknologi
dengan menggunakan agen biologik untuk menghasilkan barang dan jasa. Pemikiran bagi
pengembangan Bioteknologi berpijak pada beberapa harapan bahwa teknologi ini akan
sangat membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan seperti kekurangan bahan
pangan, penurunan kualitas pangan, kepadatan penduduk, hama, penyakit, pencemaran,
lahan kritis, erosi genetik, serta punahnya sumber daya hayati. Dengan latar belakang
yang luas menyangkut berbagai bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, serta
semakin

mendesaknya

kebutuhan

pengembangan

sumber

daya

manusia,

Muhammadiyah melalui Majelis Dikti Muhammadiyah pada bulan Agustus 1991


membentuk tujuh Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Potensi dan kredibilitas Universitas Muhammadiyah Malang dalam bidang
pendidikan, riset, pengabdian masyarakat, dan pengembangan kampus mengakibatkan
Universitas Muhammadiyah Malang dipercaya oleh Majelis Dikti Muhammadiyah sebagai
tempat bagi salah satu dari tujuh Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu
sebagai Pusat Pengembangan Bioteknologi (PUSBANG BIOTEK), dengan SK. Rektor
Universitas Muhammadiyah Malang No E.2/2363/UMM/XI/1991 diikuti dengan dengan SK
No 25/SK-Pem/XII/2005. Pendirian Pusat Pengembangan Bioteknologi ini didukung
dengan adanya sumber daya manusia yang cukup memadai dari beberapa fakultas yang
ada di UMM antara lain FKIP Biologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas
Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Keperawatan, serta Akademi Keperawatan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
cepat dan kompetitif dewasa ini, maka suatu lembaga pendidikan dituntut harus mampu
43

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan lebih. Keberadaan Pusbang Biotek


diharapkan pula akan dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas lulusan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah (PTM) umumnya, dan lulusan Universitas Muhammadiyah Malang
pada khususnya, dari fakultas-fakultas yang terkait.
Tujuan dari pengembangan bioteknologi adalah :
a. Sebagai wadah penelitian, pengembangan dan penerapan Bioteknologi. Berkaitan
dengan hal ini, maka kegiatan penelitian, pengabdian masyarakat dan produksi
menjadi prioritas utama.
b. Sebagai wadah berlangsungnya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kegiatan pendidikan dan pelatihan menjadi
salah satu prioritas.
Beberapa langkah yang telah dilakukan dalam pengembangan Kawasan Berbasis
Teknologi, antara lain :
a. Penelitian :
Aktivitas riset yang dilaksanakan di Pusbang Biotek antara lain diarahkan pada
tujuan-tujuan: peningkatan produktivitas bidang bioteknologi secara umum,
perbaikan mutu produksi, upaya menjamin kepastian produksi, pemanfaatan
limbah usaha tani, serta penerapan usaha tani hemat energi yang bernuansa
kelestarian dan berdaya dukung lingkungan.Proses penelitian diharapkan
menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan nyata di masyarakat pada saat ini dan di masa mendatang
sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan biteknologi secara
umum.
b. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya sivitas akademika perguruan
tinggi muhammadiyah (PTM) khususnya dan masyarakat pada umumnya,
pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu prioritas program Pusbang
Biotek.
44

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

c. Pengabdian Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan tujuan
untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan berbagai paket teknologi hasil
penelitian dan pendidikan di Pusbang Biotek. Disamping itu, untuk meningkatkan
kualitas penelitian dan pendidikan maka pengabdian pada masyarakat merupakan
salah satu proses umpan balik yang diperoleh dari masyarakat. Dalam hal ini, akan
selalu diuapayakan untuk memecahkan persoalan yang ada di masyarakat secara
terarah dan terpadu dengan teknik pendekatan ilmiah.

4.2.4. Pengembangan Nanoteknologi


Nanoteknologi menjadi pusat perhatian seluruh dunia dalam kaitan penerapannya
di dunia industri. Perannya yang diyakini sangat penting dalam memenangkan persaingan
global yang semakin kompetitif, telah mendorong negaranegara di dunia ini untuk
berlomba-lomba mengalokasikan dana untuk pengembangannya. Menurut laporan
Technology Transfer Centre, dalam periode 2006-2010 Jepang menganggarkan lebih dari
65 triliun rupiah, disusul Amerika, Eropa dan China masing-masing sebesar kurang lebih
60, 48 dan 32 triliun rupiah. Dengan besarnya dana penelitian di berbagai negara maju,
diperkirakan bahwa produk nanoteknologi akan membanjiri pasar dengan kecepatan
yang tinggi dan akan jenuh.
10 tahun ke depan (tahun 2020). Dewasa ini, nanoteknologi telah diaplikasikan pada
berbagai macam produk industri, seperti di bidang elektronik, kedokteran, farmasi,
konsruksi, industry makanan, tekstil, keramik dan lain-lain. Penggunaan nanoteknologi
dalam dunia komputer telah mengubah ukuran komputer menjadi semakin kecil, namun
disertai dengan peningkatan kemampuan dan kapasitasnya. Seperti halnya komputer,
telepon genggam juga disempurnakan dengan nanoteknologi, sehingga harganya
menjadi semakin murah, tetapi dengan kemampuan dan kapasitas yang jauh lebih baik.
Produk-produk lainnya seperti nano-tekstil, nano-keramik, nano-coating, nano-film, nanofarmasi dan sebagainya telah berkembang dan dipasarkan secara luas.

45

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Urgensi Roadmap Nanoteknologi Untuk Indonesia


Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa kekayaan sumber daya alam, baik
mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber energi, maupun
keragaman hayati flora dan fauna dalam jumlah yang melimpah. Keunggulan sumber
daya alam tersebut masih belum banyak memberikan nilai tambah bagi daya saing
bangsa. Saat ini, pemanfaatannya baru pada tingkat eksploitasi dengan kuantitas besar
dan dijual dengan nilai sangat rendah, misalnya mineral pasir besi, kuarsa, tembaga, emas
dan lain-lain. Apabila dapat diolah menjadi nanopartikel untuk digunakan sebagai bahan
baku bagi berbagai produk industri, maka akan meningkatkan harganya secara signifikan.
Selain sumber daya alam, letak geografis dan jumlah penduduk Indonesia yang sangat
besar, menjadi pasar potensial bagi berbagai produk nano. Untuk mencegah terjadinya
Indonesia hanya sebagai pasar produk nano tanpa ikut menikmati
pertumbuhan

ekonomi

dari

perkembangan

teknologi

tersebut,

maka

perlu

dikembangkan kebijakan dan rencana penerapan nanoteknologi di sektor industri.


Pengembangan dan penerapan nanoteknologi di Indonesia harus direncanakan secara
utuh, dengan mempertimbangkan segenap unsur keunggulan komparatif Indonesia
berupa ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penelitian,
serta industri dan para pelaku industri sendiri. Pengembangan Industri Nasional telah
dipandu oleh kebijakan yang dilandasi payung hukum Peraturan Presiden nomor 20
tahun 2008. Kebijakan ini memberikan arah untuk Strategi Pengembangan Industri dan
Fasilitasi Pemerintah yang dapat disediakan. Walaupun unsur teknologi industri
dimasukkan sebagai unsur yang difasilitasi dan dibina, namun uraiannya belum cukup
rinci. Dengan mempertimbangkan pentingnya Indonesia menguasai nanoteknologi agar
industrinya tidak ketinggalan dari negara lain, maka roadmap pengembangan
nanoteknologi dianggap perlu untuk disusun. Roadmap ini akan menjadi bagian dari
strategi pengembangan industri nasional.

46

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

BAB V
PENUTUP

5.1.

Kesimpulan
Kawasan Berbasis Teknologi adalah kawasan berdimensi pembangunan ekonomi

dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan


perkembangan inovasi. Dalam mengemban tugas itu, sekaligus mengantisipasi
persaingan di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun pasar ekspor,
diperlukan percepatan pengembangan kawasan yang terfokus pada-pada produk yang
daya saing tinggi , yang digarap bersama antar sector dan pelaku terkait.
Beberapa kesimpulan dari analisis adalah:
1. Konsep pengembangan Kawasan berbasis teknologi adalah kawasan berdimensi
pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendukung percepatan perkembangan inovasi.
2. Konsep dasar pengembangan kawasan Berbasis Teknologi dan peningkatan daya
saing produk yang memiliki beberapa tipe antara lain Technopark, Technopolis
atau teknopolitan dan Klaster Inovasi.
3. Pengembangan kawasan melibatkan faktor-faktor kunci pengembangan kawasan
berbasis teknologi adalah Research and Development (R&D) yaitu Kegiatan untuk
menciptakan

produk

Entreprenuership

baru

dan

teknologi,

atau Jaringan Bisnis dan

Business

and

Networked

kewirausahaa yang merupakan

komponen penting dalam "rantai nilai" yang menghubungkan pasar dengan


penemuan, manajemen pengembangan dan penyediaan infrastruktur.
4. Alternatif pengembangan kawasan berbasis teknologi untuk mengembangkan
potensi ekonomi di koridor/wilayah antara lain agropolitan, agribisnis,
minapolitan, bioteknologi dan Nanoteknologi.

47

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

5.2. Rekomendasi
1. Arahan kebijakan pengembangan produk unggulan dari suatu kawasan Berbasis
Teknologi harus didasarkan pada spesialisasi atau terfokus pada produk
tertentu; tidak cukup berdasarkan sektor-sektor unggulan dengan produk
unggulannya masing-masing.
2. Kebijakan pengembangan kawasan dalam pemilihan produk unggulan yang
diprioritaskan harus dapat melibatkan keterkaitan antarkawasan lintas sektor
secara luas, yang juga ditentukan berdasarkan analisa yang akurat
3. Pengembangan kawasan berbasis pertanian dan sumber daya alam harus
dikaitkan dengan pemilihan fokus pengembangan dalam industri pendorong.
Peningkatan daya saing kawasan akan memberikan nilai tambah lebih, bila
didasarkan pada industry pendorong yang bersifat hasil olahan dari sumber daya
alam prioritas.
4. Sasaran pengembangan pasar perlu ditetapkan untuk tiap fokus produk di
kawasan Berbasis Teknologi yang dikembangkan, untuk memberi tolok ukur
penyusunan strategi pengembangan produksi dan pengolahan produk.
5. Kebijakan pengelolaan pengembangan kawasan Berbasis Teknologi harus lebih
fokus pada arahan yang mendorong keterkaitan antarkawasan, antarprogram,
dan antarsubsubsistem input-agroproduksi-agroindustri-output dan pemasaranjasa elayanan.
6. Peran pemerintah masih besar dalam menyediakan insentif pada faktor-faktor
kunci: SDM : khususnya tenaga ahli, pendampingan berkelanjutan, pelatihan
agribisnis/kewirausahaan terfokus, dan studi lapangan antardaerah.
R&D : khususnya penelitian teknologi produksi/ pengolahan, dan informasi
pengembangan produk. Pasar : penyediaan area perdagangan khusus trade
area/zone, penelitian pasar dan informasi pasar yang fokus pada produk
prioritas.

48

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi

Akses : akses

kepada infrastruktur harus diarahkan pada keterkaitan

antarkawasan, perluasan alternatif sumber modal dan pola kemudahan


pelayanan investasi kepada petani/pelaku usaha.
Linkage : khususnya kerjasama bidang penelitian dan pengembangan
antarinstitusi, kerjasama antarkawasan, dan keterkaitan penelitian pasar-studi
banding-forum/jaringan kerjasama-kemitraan.
Iklim usaha : pelayanan satu atap adalah mutlak, insentif fiskal dan non fiscal
(pengurangan pajak, hambatan perdagangan), regulasi yang mengaitkan
antarkawasan, dan keberpihakan pimpinan daerah dalam pengembangan
kawasan Berbasis Teknologi berorientasi bisnis.
7. Forum yang menciptakan jaringan kerjasama dan hubungan antara pemerintah
dan dunia usaha perlu lebih sering dilakukan untuk menjembatani kepentingan
pemerintah dan kepentingan dunia usaha, khususnya untuk menetapkan
pemimpin pasar produk tertentu, dan menetapkan posisi kawasan Berbasis
Teknologi dari produk tertentu di pasar tertentu.
8. Suatu model pengelolaan dan pengembangan kawasan Berbasis Teknologi
harus didasarkan atas tinjauan dan analisa yang mendalam terhadap: spesialisasi
produk, industri pendorong, ketersediaan faktor-faktor kunci pengembangan
kawasan, scenario keterkaitan yang jelas antar faktor kunci atau antar program,
dan antar sub-subsistem, serta didukung kebijakan pengembangan kawasan,
investasi, perdagangan, infratsruktur dan kelembagaan yang mendukung dan
didukung faktor-faktor kunci dan kesalingterkaitannya dalam satu sistem.

49

Anda mungkin juga menyukai