Disusun oleh :
FRENDY KURNIAWAN
ME 3A / 07
1. Analisis Produk
Produk yang dirancang adalah kotak bekal makan. Fungsi dari alat ini adalah
sebagai tempat bekal makanan yang dapat dibawa kemanapun. Benda ini memang sudah
familiar di masyarakat sehingga produksi tiap jam kami perkirakan 120 pcs tiap jam.
Bahan baku yang digunakan untuk perancangan kotak bekal makanan kali ini
adalah plastik jenis Polystyrene. Karena produk ini akan mengalami kontak langsung
dengan makanan dan plastik jenis polystyrene aman terhadap makanan.
1.1.
Bentuk Produk
Bentuk kotak bekal makanan dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini yang
telah digambar menggunakan CAD Inventor.
Gambar 3D
1.2.
Gambar Proyeksi
Fungsi
Fungsi / kegunaan kotak bekal makanan adalah sebagai tempat bekal makanan
yang biasa dibawa saat sekolah atau berpergian ke suatu tempat seperti nasi
goreng, nasi telur, mie, dll. Kotak bekal makanan memudahkan anak sekolah untuk
membawa makanan yang telah disiapkan oleh ibunya untuk dimakan saat jam
istirahat tanpa harus membeli makanan diluar. Desain kotak bekal makanan yang
praktis dapat memberikan kenyamanan saat dibawa dan tidak memakan banyak
ruang ketika ditaruh di dalam tas sekolah.
1.3.
setiap sekali penginjeksian. Hal tersebut dikarenakan ukuran produk yang cukup
3
lebar sehingga tidak mencukupi untuk lebih dari dua produk per shot. Perkiraan
gambarnya sebagai berikut.
Ketahanan karat
Ketahanan aus
Mutu surface finish yang baik setelah EDM atau photo etching.
Baja perkakas merupakan material dengan bahan dasar besi yang ditambah
dengan paduan-paduan lainnya seperti Mangan (Mn), Silikon (Si), Tembaga (Cu),
Vanadium (V), Molibdenum (Mo) dan lain sebagainya. Material baja konstruksi kadar
paduan krom atau aluminium maksimum 3,99%, ditambah dengan paduan lain yaitu
kobalt, columbium, molybdenum, nikel, titanium, tungsten, vanadium, zirconium dan
elemen paduan lainnya. Secara teknis baja perkakas dan baja tahan karat termasuk ke
dalam baja paduan. Baja paduan itu sendiri dapat diartikan sebagai baja yang berisi
4
sejumlah paduan-paduan. Baja paduan tergantung pada perlakuan panas dengan tujuan
memproleh sifat mekanik yang spesifik.
Baja perkakas merupakan jenis baja yang digunakan untuk membentuk material
dan pemesinan sehingga di desain untuk memilkinilai kekerasan yang tinggi dan nilai
ketahanan aus yang tinggi. Selain itu baja perkakas harus memilki stabilitas dimensi
yang tinggi dan tidak mudah mengalami cracking. Baja perkakas mengandung
unsurpaduan seperti : Chromium, Molybdenum, Tungsten, Mangan, dan Vanadium dalam
kadar yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan perlakukan khusus melalui prosesnya
untuki mendapatkan paduan karbida yang tepat dalam matrik martensit temper
disesuaikan dengan aplikasinya. Adapaun aplikasi dari baja perkakas dapat ditemukan
pada peralatan pemesinan seperti alat cutting, shearing, forming, drawing, extrusion,
rolling dan battering.
Ketahanan aus dari baja perkakas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
kekerasan dari paduan. Diantaranya dengan upaya meningkatkan kadar karbon yang
nantinya dapat meningkatkan ketahanan aus saja atau kekerasan saja dan atau Baja
Perkakas keduanya.
Baja perkakas berdasarkan aplikasinya terbagi menjadi empat kelompok diantaranya :
a. Pengerjaan Dingin (Cold-Work Tool Steel)
Baja perkakas ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok tergantung dari
proses pengerasan yang terjadi :
Water-hardening tool steel
Simbol : tipe W.
Baja karbon (1%) dengan sedikit atau tanpa penambahan unsur paduan
(miasalnya V dan Cr).
Simbol : tipe O.
Memiliki sifat hardenability lebih baik dari pada pendinginan dengan air.
Simbol : tipe A.
Mengandung karbon sebesar 1% dengah paduan utamanya : Mn, Cr, dan Mo.
Simbol : tipe D.
o Sifat mekanisnya adalah kekerasan yang tinggi, tahan aus, tahan terhadap
impak.
o Diaplikasikan untuk pahat, palu, dan pisau.
b) Tipe L (Low-Alloys Tool Steel)
o Mempunyai kesamaan dengan water-hardening too steel.
o Paduan utamanaya adalah Chromium.
o Digunakan untuk membuat alat yang membutuhkan ketahanan aus dan
toughness yang tinggi.
c) Tipe F (Carbon Tungsten Tool Steel)
o Baja karbon tinggi dengan tungsten (W) sebagai paduannya.
o Memiliki sifat tahan aus dan abrasi.
o Digunakan untuk membuat peniti, alat pemoles dan taps.
d) Tipe P (Moulds Steel)
o Baja karbon rendah dengan paduan berupa Cr dan Ni.
o Digunakan untuk membuat plastik mould.
Pemilihan bahan sangat penting karena akan sangat mempengaruhi layak
tidaknya hasil produk dipakai. Berdasarkan perhitungan kekuatan dan ukuran
ukuran material maka penulis melakukan pemilihan bahan sebagai berikut:
Tabel Pemilihan bahan
Komponen
Core Plate
Cavity Plate
Top Clamping Plate
Bottom Clamping Plate
Support Plate
Spacer Block
Support Pin
Guide Pin
Guide Pin Bushing
Ejector Pin
Return Pin
Sprue Bushing
Locating Rings
Retaining Spring
Stop Pin
Baut Pengikat
Lift Eye Bolt
Bahan
S 55 C
S 55 C
S 55 C
S 55 C
S 55 C
S 55 C
SUJ2
SUJ2
SUJ2
SCM21
SUJ2
1.2826
ANFOR XC 38 TC
SWP-A
S45 C
SCM 435
JIS 1168
Volume Sprue
H = 38 [mm]
d1 = 3,5 [mm]
d2 = 5,9 [mm]
L = 76 [mm]
V Sprue
L
12
3,14 .76
12
2
2
( d 1 + d1.d2 + d 2 )
( 3,5
Volume Runner
Runner merupakan saluran masuknya cairan plastik ke rongga cavity yang
membentuk produknya. Penampang runner yang dipakai adalah setengah
lingkaran, sehingga volumenya dihitung dengan rumus sebagai berikut :
3.4.
Volume Gate
Penampang gate yang kami pakai adalah type pin pada program Inventor, sehingga
volume gate dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Volume Total
Rumus yang digunakan untuk menghitung volume total plastik dalam cetakan
plastik adalah sebagai berikut :
V total = Vbenda + Vrunner + Vsprue + Vgate
= 79.992,962 + 15.139 + 1.346,526 + 3.070,92
= 99.549,408 [mm3]
Sedangkan
untuk
menghitung
massa
plastic
sekali
injeksi
dihitung
menggunakan rumus
M
= Vtp.
10
= 99.549,408 [ mm
= 101,64 [gram]
Keterangan :
M
Vtp
3
= Volume total produk [ mm
4. Perhitungan
4.1.
Gaya Penjepitan ( Fk)
Tekanan penjepitan pada permukaan cavity menghasilkan gaya injeksi yang besarnya
Fk = Atot x Pinj
(Dym,1979 : 44)
Keterangan :
Fk
Atot
Pinj
= n. ( p x l )
= 2 x (103 x 103 )
= 2 x 10.609
= 21.218 [mm2]
+ rt)
= 2 (3 .82 + .8.140)
= 2.361,28 [mm2]
11
= n.( .r2.t)
= n.(
x 62 x 20 )
= 2.(2260,8)
= 4.521,6 [mm2]
Luasan Proyeksi Total (Atotal)
= Apr + Ar + Ag
= 21.218 + 2.361,28 + 4.521,6
= 28.100,88 [mm2]
Apenyusutan
= 0,4 % x (Atotal)
= 0,4 % x 28.100,88 [mm]
= 112,4 [mm]
At
= (Atotal) + (Apenyusutan)
= 28.100,88 + 112,4
= 28.213,28 [mm]
Fk
= At P inj
= 28.213,28 77,5
= 2.186.529,2 [N]
= 218,7 [Ton]
300
tegangan tarik izin
( Dym,
1979 : 44 )
12
Keterangan :
Ac: luas penampang kontak minimum antara cetakan dan cavity (mm)
Diketahui :
Tegangan tarik izin
Kemampuan mesin
Maka,
Ac =
3.000 .000 [N ]
77,5 [N /mm 2]
Ac = 38.709,68 [mm2]
Luas penampang kontak minimum per cavity = 19.354,34 [mm2]
= Ac
= 19.354,34
203 T + 203 T + 4 T2
= 19.354,34
4 T2 + 406 T 19.354,34
=0
T2 + 101,5 T 4.838,5
=0
b b24 ac
T=
2a
101,5 101,524 .1 .(4.838,5)
=
2 x1
101,5 10.302,25+19.354
2.1
101,5+172,21
2
= 35,35 [mm]
Tebal cavity insert (T1) minimum adalah 35,35 [mm]
13
b.
Jarak Dinding Cavity Insert Hingga Sisi Luar Samping Cavity Plate (T2)
Rumus yang digunakan adalah :
(Dym, 1979 : 46)
max =
3
W.L
192 . E . I
Keterangan:
y
Dimana,
I
L2
h (T2)
14
W L3
192. E . max
434453 . 1033
192 . ( 2,1.10 5) . 0,00254
474738523300
102412,8
= 4.635.538,95 [mm4]
I
b h3
12
h = T2 =
T2 =
12 . I
b
12 . 4635538,95
30
55626467,39
30
= 122,85 [mm]
Jadi jarak dinding cavity insert hingga sisi luar samping cavity plate (T2)
adalah 122,85 [mm].
c.
Jarak dinding cavity insert hingga sisi luar bagian bawah (T3)
L 1,056 x I 2
+
I3
L4
]
15
max
[mm])
W
= Beban [N]
Jarak T3 adalah :
W
ET
L 1,056 x I
+
I3
L4
0,0248 x 434453
0,00254
T 33
T3
2,1 .105 x T 33
=
=
103 1,056 x 30 2
+
30 3
1034
10774,43
0,00254 802,88
3 5283,36
= 17,42 [mm]
4.3.
4.4.
= 103 + ( 2 x 35,35 )
= 173,7 [mm]
= 103 + ( 2 x 35,35 )
= 173,7 [mm]
Jadi dimensi = 173,7 [mm] x 173,7 [mm] dengan tebal untuk cavity atas dan
bawah 35,35 [mm].
4.5.
t yang terjadi =
W.L
n.8 . Z
( Dym, 1979 : 59 )
Keterangan :
b .d 2
Z= 6
W.L
n.8 . Z
t yang terjadi =
Karena
400 x( 4 0 )
6
= 106.666,67 [mm2]
= 417,66 [N/mm2]
bahan
4.6.
Jarak
Lubang
Pendingin
Jarak lubang pendingin dengan permukaan mold (L) dapat dihitung dengan rumus:
W.l W.D
S=
=
8Z 8.Z
(Dym,1979: 194)
Dimana :
W
= beban pada tiap inchi2 = 20.000 [psi]
l
= panjang dari beam [in]
= D = 5/16 = 0,3125 [in]
Z
= section modulus [in3]
b.d 2
b.L2
= 6
= 6
b
d
S
b=
1[ ]
0,3125[]
W.D
Z = 8.S
= 3,2 [in]
20.000 x 0,3125
8 x 10.000
= 0,078 [in3]
b.L
= 6
3,2 . L2
0,078 = 6
18
L2
= 0,14625
= 0,3824 [in]
W . l2
192 E . I
dimana :
W
= 20.000 [psi]
l = D = 0,3125 [in]
E
= 30 x 106
=L
= Momen Inersia
b.d
= 12
3,2 . 0,3125
= 12
= 0,026
Jadi,
2
W .l
192 E . I
20.000 x 0,31252
192 x 30 x 10 6 x 0,026
= 0,00001
Untuk cavity kecil digunakan pipi size 1/8 [in]. Kalkulasi defleksi dalam kasus ini
adalah
a
W . l2
192 E . I
20.000 x 0,125 2
6
192 x 30 x 10 x I
b.d 3
12
8. L3
= 12
Dimana :
19
b=
1
0,125
a=
1
100.000
=8
d=L
1
100.000
20.000 x 0,015625
192 x 30 x 106 x I
I = 0,0054
Substitusi untuk I, kita dapat :
0,0054 x 12
8
= L3
= L3
0,0081
L3 = 0,2 [in]
4.7.
Saluran Pendingin
Material Polystyrene
T1 ( melt temp )
T2 ( mold temp )
Shot per hour
Weight of shot
= 450 [F]
= 100 [F]
= 90
= 12
90 x 12
= 16
= 67,5 [lb]
= 40 [detik]
= 0,32 [Btu/lb/F]
= 20
= 50
1890
= 4
5670
= 4
= 472,5 [Btu/hour]
= 1417,5 [Btu/hour]
20
T2
= Wt x (T1 T2) x S
472,5
Wt
472,5
= 70
= 6,75 [lb/hr]
Wt/hr
Wt of gal of water x 60 min
6,75
8,33 x 60
[gpm] = 0,014
Btu of core water
= Wt x (T1 T2) x S
1544,4
= Wt x (100 50)
Wt
1544,4
50
gpm
30,88
8,33 x 60
= 30,88
= 0,062
Nama Komponen
Cavity Plate
Cavity Insert
21
Nama Komponen
Cavity Plate (lower)
Caviy Plate (upper)
Support Plate
Clamping Plate (lower)
Clamping Plate (upper)
Spacer Block
Ejector Back Plate
Ejector Holder Plate
Ukuran
300 x 600 x 60
300 x 600 x 30
300 x 600 x 35
350 x 600 x 30
350 x 600 x 45
300 x 600 x 80
180 x 600 x 25
180 x 600 x 20
22