Anda di halaman 1dari 4

Penyimpanan Kultur secara Imobiliasi Manik-Manik

2 ml suspensi kultur

Tabung @gliserol steril B

Ke dalam tabung dimasukkan manik-manik steril lalu dikocok-kocok

Dibiarkan selama 1 jam


Sisa kultur dalam tabung dikeluarkan dan dibuang ke tempat yang aman

Disimpan di refrigerator

Disimpan di freezer

Penyimpanan dilakukan selama 1-2 bulan


Uji Viabilitas Kultur (manik-manik)
Kultur yang diawetkan dalam manik-manik diambil dari refrigerator ataupun freezer

bagian

Inkubasi pada suhu kamar 48 jam


Pertumbuhan ditandai dengan adanya kekeruhan atau endapan pada media

Pembahasan Penyimpanan Kultur Secara Imbobilisasi Manik-Manik


Penyimpanan kultur dengan cara imobilisasi dengan manik-manik tahap
pengerjaannya yaitu suspensi kultur yang disiapkan dimasukkan sekitar 2-3 ml
pada 2 tabung yang telah berisi gliserol steril lalu dikocok. Gliserol digunakan
untuk menjaga keawetan pada kultur karena karena gliserol dapat melindungi
aktivitas antimikroba dengan cara meningkatkan stabilitas struktur protein asli
dari mikroba sehingga dapat mencegah protein dari proses termal dan agregasi.
Selain itu gliserol dapat meningkatkan energi bebas dari kompleks yang
diaktifkan dan mengeser kesetimbangan energi tersebut. Gliserol ini dapat
menyerap air pada permukaan protein yang dapat mengakibatkan hidrasi yang
dapat melindungi protein dari kerusakan. Oleh karena itu gliserol dapat
memperpanjang penyimpanan mikroorganisme. Manik-manik yang sudah steril
dimasukkan ke dalam tabung tersebut kemudian dikocok dan didiamkan selama 1
jam. Tujuannya adalah agar suspensi kultur menempel dalam manik-manik.
Setelah 1 jam, sisa kultur pada tabung tersebut kemudian dibuang atau dipipet
secara aseptik. Satu tabung berisi manik-manik disimpan pada refrigerator dan
satu tabung lainnya disimpan pada freezer selama 1-2 bulan.
Penyimpanan kultur yang dilakukan pada manik-manik disimpan pada
refrigerator dan freezer tentunya berpengaruh terhadap viabilitas mikroba yang
digunakan sebagai kultur, baik khamir maupun bakteri asam laktat. Pengawetan
kultur dengan media manik-manik merupakan pengawetan jangka pendek yang
perlu dilakukan pemindahan beberapa kali agar viabilitas dapat tetap terjaga
dengan baik. Manik-manik digunakan untuk pengawetan kultur, karena pada
manik-manik terdapat lubang yang dapat digunakan oleh kultur untuk
bersembunyi di dalamnya, sedangkan yang berfungsi untuk menjaga dan
mengawetkan kultur tersebut dipengaruhi dari penambahan gliserol pada kultur
tersebut.
Bakteri asam laktat memiliki temperatur pertumbuhan optimum pada
37C. Sedangkan kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada
umumnya hampir sama dengan kapang yaitu dengan suhu optimum 25-30C dan
suhu maksimum 35-47C. Beberapa khamir dapat tumbuh pada suhu 0C atau
kurang. Pertumbuhannya yang lambat dan kesanggupannya untuk bersaing

kurang, khamir sering tumbuh pada lingkungan yang kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri dan pada suhu penyimpanan rendah. Penyimpanan suhu
yang semakin rendah dapat mempertahankan viabilitas dari khamir dan bakteri
asam laktat itu sendiri.
Uji Viabilitas Kultur setelah Imobilisasi Manik-Manik
Menurut Partanto dan Dahlan (1991), viabilitas adalah kemampuan hidup,
daya hidup suatu makhluk hidup yang dapat ditunjukkan dengan jumlah yang
tumbuh ataupun biomassa. Kultur dalam manik-manik yang telah disimpan baik
di refrigerator maupun di freezer selama 1-2 bulan, kultur tersebut harus dilakukan
uji pengujian kemampuan hidupnya (viabilitas) secara kualitatif.
Kultur yang telah diawetkan diambil dari refri dan freezer, selanjutnya
diinokulasikan ke dalam medium cair. Medium yang digunakan untuk uji
viabilitas khamir adalah Potato Dextrose Broth (PDB), sedangkan untuk uji
viabilitas bakteri asam laktat adalah de Man, Rogosa and Sharpe Broth (MRSB).
Kedua jenis kultur tersebut juga harus diinokulasikan ke dalam medium Nutrient
Broth (NB). Inokulasi kultur pada medium dilakukan dengan cara mengambil
sebagian dari manik-manik berisi kultur dengan menggunakan ujung sudip, dan
dipindahkan ke dalam tabung berisi medium secara aseptik. Manik-manik yang
dimasukkan harus tenggelam seluruhnya dalam medium. Medium berisi kultur
tersebut kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam.
Setelah inkubasi selesai, diamati pertumbuhan kultur. Adanya kekeruhan
atau endapan pada medium menandakan aktivitas pertumbuhan kultur. Semakin
keruh media berarti semakin banyak kultur yang tumbuh, sehingga viabilitas
kultur tersebut semakin baik.
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk
cair. Media ini terbuat dari ekstrak beef, pepton, dan air destilasi. Pada data hasil
pengamatan viabilitas bakteri asam laktat dan khamir yang telah diimobilisasi
dalam manik-manik dan diinokulasikan dalam media Nutrient Broth menunjukkan
bahwa viabilitas kedua mikroba tersebut tergolong baik, karena adanya kekeruhan
pada medium. Tidak dapat ditarik kesimpulan suhu penyimpanan mana yang lebih
baik karena kekeruhan pada semua perlakuan cenderung sama. Dilihat dari

kenampakannya, medium yang diinokulasikan dengan bakteri asam laktat terdapat


cincin merah.
Pada data hasil pengamatan viabilitas bakteri asam laktat yang
diinokulasikan dalam media MRSB menunjukkan hasil yaitu terdapat gelembung
gas yang agak banyak pada media yang diinokulasikan dengan bakteri asam
laktat. Dari data juga terlihat bahwa manik-manik yang berisi suspensi bakteri
asam laktat yang disimpan pada freezer dapat tumbuh lebih baik dari yang
disimpan pada refrigerator.
Pada data hasil pengamatan viabilitas khamir yang diinokulasikan dalam
media Potato Dextrose Broth (PDB) menunjukkan hasil yaitu warna media yang
diinokulasikan dengan khamir yang disimpan pada freezer sedikit keruh,
sedangkan yang disimpan pada refrigerator tidak keruh atau menunjukkan hasil
negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manik-manik yang berisi suspensi
khamir yang disimpan pada freezer dapat tumbuh lebih baik dari yang disimpan
pada refrigerator.

DAFTAR PUSTAKA
Partanto dan Dahlan. 1991. Kamus Ilmiah Popular. Arloka. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai