Anda di halaman 1dari 5

Xenotransplantasi

Latar Belakang
Xenotransplantasi yang juga dikenal sebagai salah satu terobosan baru dalam pemenuhan
kebutuhan tranplantasi organ merupakan hal yang masih diperdebatkan hingga sekarang.
Mengapa timbul pro dan kontra dalam masalah xenotransplantasi ini? Sebagaimana yang
diketahui dalam masyarakat, pertimbangan transplantasi dari donor hidup dan kadaver sudah
dilakukan, penelitian sel induk juga sedang dikembangkan akan tetapi hal tersebut belum dapat
memenuhi semua kebutuhan transplantasi organ, sehingga xenotransplantasi menjadi salah satu
hal yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat. (1; 2)
Mengapa xenotransplantasi bisa mempunyai daya tarik yang sangat kuat? Salah satunya
dikarenakan adanya harapan dari individu yang membutuhkan organ secepatnya tapi karena
adanya keterbatasan organ pendonor maka kebutuhan menjadi terhambat dan tidak dapat
terpenuhi, oleh karena itu xenotransplantasi menjadi salah satu harapan masa depan yang bisa
memenuhi kebutuhan akan adanya transplantasi sehingga tidak lagi terjadi keterbatasan. Selain
dari adanya keinginan untuk memenuhi setiap kebutuhan transplantasi organ, perlu juga
diperhatikan bahwa xenotransplantasi juga mempunyai hambatan dalam hal imunologi dan juga
pertimbangan etis mengenai manfaat dan resikonya. (1; 2; 3; 4)
Xenotransplantasi merupakan transplantasi dari sel, jaringan ataupun organ yang masih
berfungsi baik untuk kehidupan dari satu spesies ke spesies lainnya, sebagai contoh yaitu dari
hewan babi ke manusia. Xenotransplantasi sebenarnya sangat berpotensial bagi terapi untuk
kegagalan organ yang terminal, akan tetapi hal ini juga menyebabkan munculnya masalah dalam
bidang medis, legal dan etika. Sampai saat ini penggunaan katup jantung dari babi sudah rutin
dilakukan dan yang sekarang sedang diteliti adalah kemungkinan sel-sel binatang juga dapat
digunakan untuk menolong pankreas manusia memproduksi insulin, juga kemungkinan
penggunaan kulit dari babi untuk menolong orang menderita luka bakar berat. (2; 5)
Sejarah mengenai adanya xenotransplantasi ini dimulai dari tahun 1628 dimana adanya
percobaan transfusi darah dari domba ke manusia dan selanjutnya mulai dilakukan esperimen
dengan ginjal, hati, jantung dari primata dan yang belakangan ini dilakukan yaitu transplantasi
sel sehingga bisa dilihat bahwa xenotransplantasi yang berkembang akhir-akhir ini banyak
dikarenakan karena tuntutan keadaan yang mengharuskan.
1

Debat Internasional Mengenai Xenotransplantasi


Tinjauan terhadap negara internasional penelitian menunjukkan bahwa Jerman adalah
salah satu lokasi untuk riset terkemuka di bidang xenotransplantasi, di samping Amerika Serikat
dan Inggris yang dominan. Terlepas dari negara maju, Indonesia sebagai negara berkembang
juga sedang mengupayakan mengenai xenotransplantasi, meski hal ini masih mendapat
pertentangan dari berbagai pihak. Tak bisa dipungkiri, bahwa selain Indonesia masih sangat awal
dalam memulai mengembangkan xenotransplantasi ini akan tetapi bisa saja di masa yang akan
datang xenotransplantasi menjadi salah satu ujung tombak pengobatan di negara kita.
Majelis Parlemen Dewan Eropa sebagai salah satu elemen masyarakat yang
mempertimbangkan bahwa xenotransplantasi memiliki resiko terhadap kesehatan masyarakat
menyatakan buah pemikiran mereka atas xenotransplantasi, yaitu tingginya resiko penularan
virus dari hewan donor kepada penerima transplantasi dan kerabat mereka, maka dari itu
diadakanlah penyelidikan mengenai xenotransplantasi dari berbagai macam aspek oleh Komite
Menteri dengan mendirikan suatu kelompok yang bekerja dibawah otoritas bilateral dari
Comittee on Bioethics (CDBI) dan the European Health Committee (CDSP) yang dipimpin oleh
Mr.Bart Wijnberg dari Belanda dan telah menyusun hasil keputusan laporan mereka dalam "The
State of the Art in the field of Xenotransplantation". Kelompok ini juga telah memberikan
batasan dan tuntunan prosedur xenotransplantasi yang telah mereka setujui. (1; 2)
National Health and Medical Research Council dari pemerintahan Australia, pada 9
Desember 2009 lalu menyatakan bahwa xenotransplantasi boleh dilakukan jika memenuhi
kondisi tertentu dimana dilakukan pengawasan ketat dan pemberian standar operasional tapi
yang perlu diingat oleh para pelaku xenotransplantasi nantinya adalah kebijakan dimana
xenotransplantasi ini tidak boleh diterapkan sebagai pengobatan rutin terhadap suatu penyakit.
Sebelumnya, di tahun 2004 Australia sempat mengeluarkan peraturan yang melarang adanya
tindakan xenotransplantasi di Australia selama 5 tahun kedepan, akan tetapi pada tahun 2009,
banyak yang meminta agar peraturan ini ditinjau kembali sehingga akhirnya xenotransplantasi
dinyatakan boleh dilakukan dengan situasi tertentu. (2; 3; 4; 6)
WHO juga menyatakan bahwa mereka meyakinkan akan keefektifan kontrol nasional dan
pengawasan sebelum pada akhirnya mereka mengijinkan xenotransplantasi. Pernyataan
mengenai persetujuan mereka diungkapkan pada suatu konsultasi informal yang diadakan oleh
WHO pada bulan April 2005. (2; 4; 6; 7)
2

Xenotransplantasi dari Sudut Pandang Medis dan Sains


Dari sudut pandang medis dan sains, sebenarnya ada tiga masalah utama yang
dikhawatirkan akan terjadi yaitu reaksi penolakan, fungsi fisiologis organ transplantasi dan
resiko infeksi.
Sebagaimana yang diketahui di kalangan para profesional medis, transplantasi organ dari
sesama manusia masih bisa menimbulkan resiko penolakan organ oleh sistem imunitas penerima
organ, sehingga dikhawatirkan bila organ yang ditransplantasikan tidak berasal dari manusia
maka reaksi penolakan yang lebih kuat di tubuh penerima. Penolakan sistem imun masih tetap
menjadi tantangan besar pada xenotransplantasi.Masalah serius adalah spesies yang berbeda,
antara manusia dan binatang, namun pada dasarnya semua sel mamalia memiliki penanda yang
dapat mengenali sistem imun untuk mempertahankan diri dari serangan luar.
Dengan kemajuan teknologi kedokteran, beberapa ahli sedang mengembangkan
transgenik hewan, terutama dari babi yang lebih baik dibandingkan binatang lain, karena
menampilkan kode gen yang tidak berbeda jauh. Babi merupakan binatang donor yang paling
menguntungkan dan memungkinkan karena bereproduksi secara cepat dan anaknya banyak,
organnya berukuran kurang lebih sama dengan manusia, mudah membuatnya dalam kondisi
bebas patogen, rendahnya risiko membawa patogen yang menginfeksi manusia dan metabolisme
babi yang mirip manusia, Selain itu secara genetik dapat dimanipulasi untuk mengurangi resiko
penolakan.
Pertanyaan juga diajukan mengenai fungsi organ yang ditransplantasikan apakah bisa
menggantikan fungsi organ sebelumnya dengan baik? Hingga kini, belum ada studi yang
memastikan mengenai toleransi fisiologis dan fungsi organ transplantasi ini. (4)
Masalah terakhir yang dikhawatirkan adalah adanya resiko infeksi dari virus patogen
yang tidak hanya berefek pada sang penerima transplantasi, akan tetapi penelitian mengenai
resiko infeksi pada organ transplantasi juga sangat minim dan belum bisa dijadikan acuan. (2) (4)
Xenotransplantasi dari Segi Hukum dan Etika
Adanya resiko penularan infeksi karena organ transplantasi tersebut menyebabkan
xenotransplantasi memerlukan peraturan khusus yang berbasiskan internasional. Beberapa
negara telah memberikan inisiatif mengenai masalah ini dan bahkan telah membuat suatu
institusi mengenai hal ini. Salah satunya adalah negara Jerman, dimana telah ada ikhtisar hukum
3

mengenai undang-undang obat-obatan, rekayasa genetika dan perlindungan hewan yang bisa saja
dikaitkan dengan xenotransplantasi pada kondisi tertentu meskipun hal ini bukanlah merupakan
undang-undang transplantasi.
Perdebatan mengenai etika terhadap xenotransplantasi menitikberatkan pada dua hal
yaitu pertimbangan hak moral dan kepentingan manusia dan eksplorasi adanya kemungkinan
konflik antara manusia dan hak-hak kepentingan pada hewan. Etika manusia mengenai
xenotransplantasi sangatlah bervariasi dan banyak diantara mereka yang saling terkait.
Sedangkan etika yang dilihat dari sudut pandang spesies hewan dan alam menegaskan bahwa
hak-hak dan kepentingan hewan sebagai mahluk yang ber"moral" sangatlah terancam. Untuk itu,
banyak sekali perdebatan dari sudut pandang etika mengenai xenotransplantasi ini yang
didominasi oleh sikap skeptis.
Penutup
Saya sebagai salah satu pekerja di bidang medis sendiri dengan mempertimbangkan
kebaikan

dan

kekurangan

dari

xenotransplantasi

ini

menyetujui

adanya

tindakan

xenotransplantasi ini karena besar manfaatnya demi membantu kelangsungan hidup, dengan
melihat pertimbangan segi medis inilah jika melalui standar prosedur yang baik maka
xenotransplantasi dapat dijadikan pilihan. Sulitnya donor membuat Xenotransplantasi menjadi
pertimbangan tersendiri. Dengan ditemukannya xenotransplantasi membuat harapan baru untuk
para penerima transplantasi dan juga tidak lagi menunggu dalam waktu lama sehingga harapan
hidup lebih tinggi .
Sementara memang dari segi etikolegal menitikberatkan pada segi moral dan hukum
yang berhubungan dengan binatang. Pengambilan organ dari binatang sehat untuk didonorkan
menjadi polemik pecinta binatang sehingga kontroversi untuk mereka meskipun kelangsungan
hidup seseorang berada di upaya xenotransplantasi tersebut.

Daftar Pustaka
1. Xenotransplantation. Conseil de l'Europe. [Online] June 19, 2003. [Cited: February 14, 2010.]
http://www.coe.int/t/dg3/healthbioethic/Activities/06_Xenotransplantation_en/default_en.asp.
2. Febiliawanti, dr Intan Airlina. Xenotransplantasi, Apa Itu? Kompas.com. [Online] KOMPAS.com,
Februari 18 , 2010. [Cited: Februari 18, 2010.]
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/18/09344075/Xenotransplantasi.Apa.Itu.
3. Animal to human transplantation research (Xenotransplantation). Australian Government National
Helath and Medical Research Council. [Online] December 10, 2009. [Cited: February 14, 2010.]
http://www.nhmrc.gov.au.
4. Xenotransplantation: a bioethical evaluation. Anderson, M. 4, North Carolina,USA : J Med Ethics,
2006, Vol. 32. ISSN.
5. Sp.And, Prof Dr dr Nukman Moeloek. Transplantasi Organ demi Kelangsungan Hidup Manusia.
Kompas.com. [Online] Kompas Gramedia, Mei 5, 2003. [Cited: February 14, 2010.]
http://www.kompas.com.
6. Xenotransplantation. Wikipedia. [Online] February 12, 2010. [Cited: February 14, 2010.]
http://en.wikipedia.org.
7. Xenotransplantation. Bro fr Technikfolgen-Abschtzung. [Online] December 1999. [Cited: February
14, 2010.] http://www.tab.fzk.de/en/projekt/zusammenfassung/ab64.htm.

Anda mungkin juga menyukai