KEGIATAN
2.1 Koleksi Embrio pada Mencit
2. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja sesuai protokol Laboratorium Reproduksi yang dimuat
adalah sebagai berikut: Pertama-tama siapkan mencit yang sudah dikawinkan yang
sebelumnya diamati adanya vagina plug, kemudian mencit di eutanasi dengan cara
dislokasi pada Os. Vertebrae Cervicalis. Setelah mencit mati, dilakukan nekropsi
dengan insisi pada median abdominal sampai ditemukan uterus, oviduct dan ovarium.
Seluruh bagian uterus, oviduct dan ovarium diangkat dan diletakan dalam cawan petri
yang telah diisi dengan larutan NaCl fisiologis. Selanjutnya, organ uterus, oviduct dan
ovarium dibersihkan dari lemak yang melekat secara perlahan. Oviduct dan ovarium
dipisahkan dari uterus dengan cara dipotong pada perbatasan cornua uteri dan
oviduct. Ovarium diambil kemudian diamati dibawah mikroskop. Selanjutnya,
oviduct dan ovarium dimasukkan dalam cawan petri yang sudah terisi NaCl fisiologis
untuk dilakukan metode slicing. Oviduct dan ovarium yang sudah dipisahkan, di
slicing satu arah dengan scalpel yang telah dipasangkan blade. Hasil slicing kemudian
diamati dibawah mikroskop dan diidentifikasi.
BAB III
A. Hasil
Tabel 3.1 Hasil Koleksi Embrio Mencit
2.
Embrio mencit tahap 8 sel
A. Zona Pelucida
A
B. Sel Blastomer
C C. Ruang Perivitelin
A. Blastocoel
C
B. Trophoblast
C. Inner Cell Mass
B
A
Tabel 3.2 Hasil koleksi oosit mencit
No Gambar Keterangan
1. Oosit Mencit Fase GVBD
A Morfologi Expanded
A. Sel Kumulus
B
B. Zona Pelucida
C
C. Ooplasma
a. Complete, ditandai adanya sel-sel kumulus oosit terdiri dari 3- 5 lapisan dan
terlihat kompak.
b. Expanded, adanya sel-sel kumulus oosit terdiri dari 3-5 lapisan, dengan salah
satu bagian tidak utuh.
c. Partial, terdapat hanya 2 lapisan sel-sel kumulus oophorus.
d. Nude, tidak ada sel-sel yang mengelilingi oosit, oosit hanya dikelilingi zona
pelucida secara merata.
Menurut Kim et al. (2009) oosit mamalia diklasifikasikan berdasarkan
tahap pendewasaan (maturasi) inti sel menjadi :
1. Germinal vesicle (GV) dimana amplop inti sel masih utuh dan kromatin tersebar.
2. Germinal vesicle breakdown (GVBD), pengaturan dan kondensasi kromatin
menjadi kromosom
3. Metaphase I (M I), kromosom berjajar pada spindle meiotic
4. Metaphase II (M II), pembelahan meiosis menghasilkan pengurangan kromosom
dan ekspulsi badan kutub I.
Perkembangan embrio pada mencit dimulai setelah ovum dibuahi oleh
sperma. Ovum yang telah dibuahi akan berkembang menjadi zigot. Selanjutnya, zigot
akan mengalami proses pembelahan dan berkembang menjadi morula dan blastokista
dan terbentuk rongga blastocoel (Rugh, 1968). Fase fertilisasi adalah pertemuan
antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zigot. Zigot akan
melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan
dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan
organogenesis (Geisert, 2009). Embrio adalah tahap paling awal dalam
perkembangan . Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual,ketika satu
sel sperma membuahi ovum ,hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang
memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya (Sarma, 2012).
Dalam pengoleksian embrio pada hari selasa tanggal 18 juli 2017 menemukan
adanya perkembangan embrio pada tahap pembelahan 8 sel dan blastula dan ovum.
Embrio yang telah dibuahi membelah menjadi dua sel (blastomer), Selanjutnya
embrio akan terus membelah sehingga terbentuk morula (4-16 sel).. Pada mencit
tahap 2 sel terbentuk jam ke 24 48 setelah fertilisasi, 5 8 sel terbentuk jam ke-50 -
64, morula terbentuk jam ke 68 80, blastosit terbentuk jam ke 74 82 . Waktu
setelah ovulasi dan tahap ketika embrio sampai di uterus adalah jam ke 72 (morula)
(Reeves, 1999).
Perkembangan embrio melalui beberapa tahap yaitu segmentasi, blastulasi,
gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis (Susilowati, 1989). Pembelahan atau
segmentasi terjadi setelah pembelahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri
dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh
bagian, bisa pula hanya sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis.
Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-
menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang
pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan longitudinal. Segmentasi pertama
terjadi didalam ampula oviduk, sekitar 24 jam setelah fertilisasi, pembelahan
berlanjut selama 2-3 hari (Sudarwati, 1993).
Morulla yang terdiri dari 16 sel terbentuk 2,5 hari setelah fertilisasi. Pada hari
kebuntingan ke-3 morulla turun ke dalam uterus. Mula-mula berbentuk morulla, yaitu
semacam gumpalan buah anggur diselaputi zona pellucida. Morulla tumbuh menjadi
blastula (blastocyst), setelah membentuk rongga yang berisi cairan di dalamnya
(Adnan, 2007).
Setelah sel-sel morulla mengalami pembelahan terus-menerus maka akan
terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan.
Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses
pembentukan blastula disebut blastulasi. Pembelahan hingga terbentuk blastula ini
terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir
ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di
dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio akan mengadakan
pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
Peristiwa terpautnya antara embrio pada endometrium uterus disebut implantasi atau
nidasi (Yatim, 1990). Segera setelah implantasi, embrio memasuki tahap gastrulasi,
neurulasi dan organogenesis (Kholil, 2009).
Gastrulasi merupakan pertumbuhan yang terjadi setelah blastula. Pada tingkat
ini terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur
dan dideretkan sesuai dengan bentuk tubuh sepesies yang bersangkutan. Istilah
gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster (lambung), karena pada fase ini akan
terjadi proses pertumbuhan yang kelak akan menjadi saluran pencernaan (Yatim,
1996). Organogenesis disebut juga dengan morphogenesis. Pada periode ini embrio
akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies, pada masa ini juga akan
mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter psikis dan fisik)
serta roman atau wajah yang khusus bagi setiap individu (Sugiono, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Geisert. (2009). Early embryonic survival in the animal: Can it be improved. Journal
Kim IW, Gong SP, Yoo CR, Choi JH, Kim DY, Lim JM. 2009. Derivation of
developmentally competent oocytes by the culture of preantral follicles
retrieved from adult ovaries: maturation, blastocyst formation, and embryonic
stem cell transformation. Fertil Steril 92 (5): 1716-1724.
Sarma. (2012). Early embryonic and larval development of Ompok pabo with notes