Anda di halaman 1dari 662

CHAPTER I.

1``
PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN
PARASIT TERTENTU
Bab ini berisi penyakit-penyakit yang umumnya dikenal sebagai penyakit menular.

Hal-hal penting pada bab ini:


Bab ini adalah satu dari bab-bab terbesar ICD-10, terbagi atas 21 blok, dengan kategori
berkisar dari A00 to B99.Dari 200 kategori yang tersedia, 171 telah digunakan. Terdapat lima
eksklusi yang berada pada level bab.
Penggunaan modifier certain atau tertentu pada judul menunjukkan bahwa beberapa
penyakit infeksi dan parasit diklasifikasikan di tempat lain.
Perhatikan bahwa terdapat beberapa pengecualian terhadap eksklusi. Mereka berhubungan
dengan tetanus obstetri dan neonatus, sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal, serta
penyakit HIV obstetrik dan neonatus.
Terdapat sebuah aturan mengenai dugaan asal-usul infeksi atau bukan infeksi pada diare,
yang tergantung pada negara tempat diare ini didapatkan. Aturan ini hanya berlaku kalau tidak ada
penjelasan mengenai apakah diare ini asalnya infeksi atau bukan. Kalau diare dianggap bukan
infeksi, kodenya K52.9 (pada bab Penyakit-penyakit Sistem Pencernaan). Kalau diare dianggap
infeksi, ia dikode pada bab I.
Ketika mengkode tuberkulosis, kategori A15-A16 menunjukkan apakah tuberkulosis ini
telah dipastikan dan metode apa yang digunakan untuk pemastiannya, misalnya pemeriksaan
sputum di bawah mikroskop, atau x-ray dada.
Blok B20-B23 memiliki catatan di bagian awal tentang penggunaan subkategori karakter
ke-4. Kategori ini disediakan untuk penggunaan opsi kalau tidak mungkin dilakukan pengkodean
ganda.
Blok B50- B64 menyediakan pedoman melalui catatan inklusi dan eksklusi mengenai
tindakan yang diambil dalam kasus infeksi plasmodium campuran..
Kode-kode B90-B94 codes digunakan kalau kondisi yang diobati merupakan sekuel dari
penyakit infeksi
B95-B97 merupakan blok kode tambahan yang memungkinkan organisme infeksi dicatat
sebagai penyebab kondisi yang diklasifikan terutama pada bab lain. Kode-kode tidak boleh
digunakan untuk kondisi perimer/utama, karena mereka adalah kode tambahan atau pelengkap.
Gunakan kode tambahan, bila perlu, untuk identifikasi antibiotika yang kuman itu
resisten (U80-U89)
Mencakup: Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap menular
Kecuali:
Carrier atau diduga carrier penyakit menular (Z22.-)
Infeksi lokal tertentu lihat bab tentang sistem tubuh
Penyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan, persalinan dan nifas
[kecuali tetanus obstetri dan penyakit human immunodeficiency virus (HIV)]
(O98.-).
Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa perinatal [kecuali tetanus
neonatorum, sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV
perinatal] (P35-P39).
Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)

Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:


Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia
A00-A09
Penyakit infeksi usus
A15-A19
Tuberculosis
A20-A28
Penyakit bakteri zoonotik tertentu
A30-A49
Penyakit bakteri lainnya
A50-A64
Infeksi dengan penularan terutama melalui hubungan seksual
A65-A69
Penyakit akibat spirochaeta lainnya
A70-A74
Penyakit lain akibat chlamydia
A75-A79
Rickettsioses
Penyakit-penyakit akibat infeksi virus
A80-A89
Infeksi virus sistem syaraf pusat
A90-A99
Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam berdarah akibat
virus
B00-B09
Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan membran
mukosa
B15-B19
Hepatitis virus
B20-B24
Penyakit human immunodeficiency virus [HIV]
B25-B34
Penyakit virus lainnya
Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu
B35-B49
Mikosis
B50-B64
Penyakit akibat protozoa
B65-B83
Penyakit akibat cacing (helminthiases)
B85-B89
Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit
B90-B94
Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan parasit
B95-B97
Bakteria, virus dan agen infeksi lainnya
B99
Penyakit-penyakit menular lainnya

Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)


A00

Cholera
Cholera adalah infeksi akut yang melibatkan semua bagian usus halus, khas dengan berak
encer yang sangat banyak, muntah, kejang otot, dehidrasi, oliguria, dan pingsan. Penularannya
melalui makan dan minum bahan yang tercemar dengan kotoran orang yang terinfeksi Vibrio
cholerae serogroup 01.
Masa inkubasi adalah 1-3 hari, yang bisa memberikan gejala ringan atau berat, disusul oleh
diare mendadak tanpa nyeri yang bisa mencapai 1 liter/jam. Kehilangan cairan dan elektrolit
akibat toksin kuman ini merupakan penyebab gejala yang lebih berat. Pengobatan terutama
dengan mengganti cairan dan elektrolit sesegera mungkin, dan antibiotika.
A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
Cholera klasik
A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
Cholera El Tor
A00.9 Cholera, tidak dijelaskan
A01

Demam typhoid and paratyphoid

Apikes Iris, Padang

I-2

Salmonella adalah penyebab utama penyakit diare di seluruh dunia. Kelompok yang
menyerang manusia dan adalah Salmonella typhi, S. paratyphi A, B, dan C, serta S. sendai.
Salmonella typhi dan S. paratyphi menyebabkan demam tifoid dan paratifoid yang khas
dengan demam, lemah, nyeri perut, dan kulit kemerahan. Keadaan ini disebut juga demam usus
(enteric fever). Penularannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran atau urin penderita,
menembus dinding usus ke kelenjar limfe dan masuk ke aliran darah.
Masa inkubasi 8-14 hari, dan gejala diawali oleh demam, sakit kepala, nyeri sendi, radang
tenggorokan, konstipasi, anoreksia, nyeri dan nyeri tekan perut. Gejala ini bisa diikuti dysuria,
batuk kering, dan epistaxis. Suhu tubuh 39-40oC selama 10-14 hari, menurun pada minggu ketiga.
Gejala sistem syaraf pusat adalah delirium, stupor, atau koma.
Nekrosis jaringan usus bisa terjadi, di samping ulkus, perdarahan dan perforasi usus.
Kuman yang beredar di darah menyebabkan infeksi organ seperti osteomyelitis, endocarditis,
meningitis, abses jaringan lunak, glomerulonefritis, dan radang daerah reproduksi.
A01.0 Typhoid fever
Infeksi oleh Salmonella typhi
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS
A02

Infeksi salmonella lainnya


Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain S. typhi dan S.

paratyphi

A02.0 Salmonella enteritis


Salmonellosis
A02.1 Salmonella septicaemia
A02.2 Infeksi salmonella terlokalisir
meningitis salmonella (G01*),
pneumonia salmonella (J17.0*),
arthritis salmonella (M01.3*),
osteomyelitis salmonella (M90.2*),
penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8 Infeksi salmonella lain yang dijelaskan
A02.9 Infeksi salmonella, tidak dijelaskan
A03

Shigellosis
Shigellosis adalah infeksi akut usus akibat Shigella, yang tersebar di seluruh dunia. Jenis
yang paling umum adalah Shigella flexneri (B) dan S. sonnei (D), disusul oleh S. boydii (C) dan yang
paling ganas, S. dysenteriae (A). Penyebarannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran.
Disentri basiler akibat Shigella paling umum pada anak-anak di daerah endemi, sedangkan orang
dewasa agak lebih tahan terhadap serangannya.
Shigella menembus mukosa kolon dan ujung ileum, menyebabkan sekresi lendir,
hiperemia, infiltrasi lekosit, edema, dan ulkus dangkal mukosa. Gejalanya berupa diare encer yang
disusul gejala disentri berupa sakit perut, mual dan muntah, serta berak bercampur lendir, darah
dan pus. Pengobatan dengan penggantian cairan tubuh dan pemberian antibiotika.
A03.0
A03.1
A03.2
A03.3
A03.8

Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse]


Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group B
Shigellosis akibat Shigella boydii; Group C
Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
Shigellosis lain

Apikes Iris, Padang

I-3

A03.9 Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS


A04

Infeksi usus akibat bakteri lainnya


Escherichia coli biasanya tinggal di saluran pencernaan. Kalau pembatas anatomis yang
menghalanginya rusak, ia menyebar ke struktur sekitar atau memasuki aliran darah. Situs yang
paling sering diserang E. coli adalah saluran kemih yang dimasuki dari luar; di samping yang dari
dalam seperti hati dan empedu, peritoneum, kulit, dan paru-paru.

Kecuali:
A04.0
A04.1
A04.2
A04.3
A04.4
A04.5
A04.6
A04.7
A04.8
A04.9

keracunan makanan akibat bakteri (A05.-);


enteritis tuberkulosa (A18.3)
Infeksi E. coli enteropathogenik
Infeksi E. coli enterotoxigenik
Infeksi E. coli enteroinvasif
Infeksi E. coli enterohaemorrhagik
Infeksi E. coli lain pada usus;
Enteritis Escherichia coli NOS
Enteritis Campylobacter
Enteritis akibat Yersinia enterocolitica
Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)
Enterokolitis akibat Clostridium difficile
Keracunan makanan akibat Clostridium difficile
Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskan
Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;
Enteritis bakteri NOS

A05

Keracunan makanan akibat bakteri lainnya, nec


Keracunan makanan oleh enterotoksin (racun yang menyerang usus) kuman menyebabkan
gastroenteritis, misalnya akibat V. cholerae atau non-cholerae, E. coli, staphylococcus, Clostridium.
botulinum, Cl. perfringens, salmonella, dsb.
Keracunan stafilokokus menyebabkan muntah, diare, sakit perut, kadang-kadang demam
dan sakit kepala. Keracunan Cl. botulinum memberi gejala syaraf yang dimulai dari kelemahan
syaraf kepala, lalu diikuti syaraf spinal. Gejala antara lain mual, muntah dan sakit perut, disusul
mulut kering, diplopia, blepharoptosis dan penurunan refleks pupil.
Keracunan makanan oleh Cl. perfringens biasanya ringan, namun sakit perut, diare berat,
penumpukan gas dan perut kembung bisa menyebabkan kolaps.

Kecuali:

A05.0
A05.1
A05.2
A05.3
A05.4
A05.8
A05.9

keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella (A02.-)


infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);
efek toxik makanan beracun (T61-T62)
Keracunan makanan akibat staphylococcus
Botulismus
Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinum
Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
Enteritis necroticans; Pig-bel
Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticus
Keracunan makanan akibat Bacillus cereus
Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskan
Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan

A06

Amoebiasis
Amoebiasis adalah infeksi kolon oleh protozoa Entamoeba histolytica. Biasanya tanpa gejala,
tapi bisa berupa diare ringan sampai disentri. Penularan melalui kontak makanan dengan kotoran

Apikes Iris, Padang

I-4

manusia. Bentuknya bisa berupa trofozoit hidup yang mudah mati, atau kista yang sangat menular.
Kista akan menghasilkan trofozoit di usus halus yang kemudian dibawa ke kolon, cecum dan
appendix.
Trofozoit menembus mukosa kolon, membentuk abses-abses kecil yang kemudian
menyatu dan merusak jaringan sehingga terjadi perdarahan, edema dan ulkus. Mereka bisa dibawa
vena porta ke hati dan membentuk abses hati, atau menyebar ke paru-paru dan pleura kanan.
Penularan melalui darah bisa mencapai paru-paru, perikardium dan otak. Gejala bisa berupa diare
atau konstipasi, kembung, nyeri perut, berak berlendir dan berdarah, dan nyeri tekan di hati.
Pengobatan mencakup kemoterapi dan penggantian darah, cairan dan elektrolit.
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0 Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A06.1 Amubiasis usus kronis
A06.2 Kolitis amuba non-disentri
A06.3 Amuboma usus;
Amuboma NOS
A06.4 Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hati
A06.5 Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6 Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7 Amubiasis kulit
A06.8 Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba,
Balanitis amuba (N51.2*)
A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan
A07

Penyakit usus akibat protozoa lainnya


Penyakit protozoa usus lain balantidiasis, giardiasis, dan kriptosporidiosis. Balantidiasis
akibat Balantidium coli menyebabkan ulkus dinding usus, diare, dan disentri. Giardiasis (lambliasis)
akibat Giardia lamblia menyebabkan gangguan penyerapan lemak sehingga timbul diare.
Kriptosporidiosis akibat Cryptosporidia berupa diare akut tapi berlangsung singkat. Isospora dan
protozoa lain juga dapat menimbulkan gejala pada saluran pencernaan.
A07.0 Balantidiasis
Disentri balantidia
A07.1 Giardiasis [lambliasis]
A07.2 Cryptosporidiosis
A07.3 Isosporiasis
Infeksi Isospora belli dan I. hominis;
Coccidiosis usus
Isosporosis usus
A07.8 Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskan
Trichomoniasis usus
Sarkositosis
Sarkosporidiosis
A07.9 Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskan
Diare flagellata

Apikes Iris, Padang

I-5

Kolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.


A08

Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan


Virus adalah parasit terkecil, partikel molekul intrasel, yang memiliki inti asam nukleat dan
dilapisi protein, yang tergantung pada sel (bakteri, tanaman, hewan) untuk reproduksi. Virus group
enterik terbagi atas kategori poliomyelitis, coxsackievirus, echovirus dan enterovirus, dan virus
gastroenteritis epidemik. Kategori terakhir ini yang memberikan gejala pada saluran pencernaan
berupa mual dan muntah, dan bisa berupa rotavirus, Norwalk agents, astrovirus, adenovirus
tipe 40 dan 41, calicivirus, dan agen-agen mirip coronavirus.

Kecuali:
A08.0
A08.1
A08.2
A08.3
A08.4
A08.5

Influenza yang melibatkan saluran pencernaan (J10.8, J11.8)


Enteritis akibat rotavirus
Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
Enteritis virus dengan struktur kecil bulat
Enteritis adenovirus
Enteritis virus lainnya
Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS akibat virus.
Infeksi usus lain yang dijelaskan

A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang asalnya menular
Kataralis usus
Diare: akut berdarah, akut encer, disenteri, epidemik
Diare menular
Kolitis menular atau septik: NOS, hemoragik
Enteritis menular atau septik: NOS, hemoragik
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas

Tuberkulosis (A15-A19)

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut atau kronis akibat Mycobacterium tuberculosis, dan
kadang-kadang oleh M. bovis. Penyakit ini khas dengan keseimbangan antara ketahanan tubuh dan
infeksi, fokus infeksi (di dalam atau di luar paru-paru) bisa aktif kembali kapan saja, dan sering
setelah periode laten yang cukup lama. Fokus TB memiliki tuberkel berisi sel-sel raksasa dan
epitelioid, cenderung fibrosis, dan perkejuan (caseation) yaitu nekrosis yang tidak mencair.
Infeksi dengan menghirup bulir cairan (droplet) yang dikeluarkan batuk dan mengering di
udara. Piring dan sprei juga sumber penularan yang penting. Pada M. bovis, susu sapi menjadi
sumber penyebaran. Pekerja laboratorium bisa terinfeksi melalui inokulasi langsung.
Tubuh yang belum disensitisasi tidak memiliki pertahanan terhadap TB. Infeksi biasa
dimulai pada paru-paru bagian bawah dan tengah, kuman menyebar ke kelenjar limfe, terus ke
aliran darah dan seluruh tubuh. Dalam 4-10 minggu timbul hipersensitivitas tuberkulin, area
pneumonitis kecil, perbanyakan kuman dihambat, dan infeksi terhenti.
Perkembangan infeksi selanjutnya tergantung pada usia dan intensitas kontak. Kasus yang
paling menular adalah yang sputumnya mengandung kuman. Infeksi paling mudah mengenai bayi,
disusul oleh anak-anak dan remaja. Pada usia tua kemungkinan terinfeksi kembali meningkat.
Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M. bovis
Kecuali:
sequel TB (B90.-),
TB kongenital (P37.0)
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)
A15

TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis

Apikes Iris, Padang

I-6

A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara bakteriologis atau histologis
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis
A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum, trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis

Apikes Iris, Padang

I-7

TB pernafasan primer NOS


Kompleks TB primer
A16.8 TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis
atau histologis
TB pernafasan NOS
Tuberkulosis NOS
A17 TB sistem syaraf
A17.0 Meningitis TB(G01*)
TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1 Tuberkuloma meningen (G07*)
A17.8 TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*),
Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau medulla spinalis (G07*),
Abses TB otak (G07*),
Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9 TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)
A18 TB organ lain
A18.0 TB tulang dan sendi
TB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB (M01.1*),
TB kolom vertebra (M49.0*)
Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)
Mastoiditis TB (H75.0*),
Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB tulang (M90.0*),
A18.1 TB sistem genitourinarius
TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*),
TB bladder (N33.0*),
TB organ genital pria (N51.-*),
TB cervix (N74.0*),
Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2 Limfadenopati perifer TB,
Adenitis TB
Kecuali:
Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe intratoraks (A15.4,
A16.3)
TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum (A18.3),
A18.3 TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterika
Asites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneum
Peritonitis TB (K67.3*)
TB anus dan rektum, TB usus (halus, besar), enteritis TB (K93.0*),
A18.4 TB kulit dan jaringan subkutis
Erythema induratum TB, scrofuloderma
Lupus exedens, lupus vulgaris NOS,
Lupus vulgaris kelopak mata (H03.1*),
Kecuali:
lupus erythematosus (L93.-),
lupus erythematosus systemic (M32.-)

Apikes Iris, Padang

I-8

A18.5 TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB (H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6 TB telinga
Otitis media TB (H67.0*)
Kecuali: TB mastoiditis (A18.0)
A18.7 TB kelenjar adrenal (E35.1*),
Penyakit Addison pada TB
A18.8 TB organ lain yang dijelaskan:
TB kel. tiroid (E35.0*),
TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)
A19

TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan

Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)

Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian ditularkan ke manusia
A20

Plague
Plague adalah penyakit infeksi akut berat yang dikenal sebagai epidemi Black Death pada
abad pertengahan, akibat Yersinia (Pasteurella) pestis yang masuk melalui gigitan kutu tikus terinfeksi,
diikuti demam, delirium dan muntah. Jenis yang menonjol adalah bubonic dengan pembesaran
padat kelenjar limfe aksilla atau perineum yang sangat nyeri, kulit di atasnya merah, hati dan limpa
membesar, gelisah dan bingung, dengan kematian 60% dalam 3-5 hari Bentuk pneumonic (pada
kelenjar limfe paru-paru) plague menyebabkan batuk darah dan dapat membunuh penderitanya
dalam 48 jam.
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9 Plague, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-9

A21

Tularaemia
Tularemia adalah penyakit infeksi akut yang biasanya khas dengan lesi ulseratif lokal, gejala
sistemik yang menonjol, dan keadaan seperti demam tifus, bakteremia, dan pneumonia.
Penyebabnya Francisella (Pasteurella, Brucella) tularensis yang memasuki tubuh melalui makanan,
inokulasi, atau kontaminasi. Ia bisa menembus kulit yang utuh. Type A yang ganas hidup pada
kelinci, dan type B yang lebih jinak hidup pada tikus.
Empat jenis klinis tularemia adalah ulceroglandular (87%) dengan lesi utama di tangan dan
jari, oculoglandular dengan infeksi pada mata dan radang pada kelenjar limfe di sisi tubuh yang
sama, glandular dengan limfadenitis regional, mungkin akibat termakan, dan jenis tifoid dengan
nyeri perut dan demam. Gejalanya nyeri kepala berat, demam tinggi dan pembesaran kelenjar
limfe. Kematian 6% pada kasus yang tidak diobati.

Termasuk:
A21.0
A21.1
A21.2
A21.3
A21.7
A21.8
A21.9

deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis, rabbit fever


Ulceroglandular tularaemia
Oculoglandular tularaemia
Ophthalmic tularaemia
Pulmonary tularaemia
Gastrointestinal tularaemia
Abdominal tularaemia
Generalized tularaemia
Bentuk-bentuk lain tularaemia
Tularaemia, tidak dijelaskan

A22

Anthrax
Disebabkan oleh Bacillus anthracis, anthrax sangat menular pada hewan ternak. Infeksi pada
manusia biasanya melalui kulit, selain menelan dan menghirup sporanya. Pada infeksi kulit timbul
papula, vesikula dan eksudasi. Bisa terjadi limfadenopati, lemah, myalgia, sakit kepala, demam,
mual dan muntah. Jenis pernafasan paling berbahaya karena spora dengan cepat memperbanyak
diri, diikuti oleh nekrosis pada kelenjar limfe paru-paru, dan menyebar ke meningen dan otak.
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0 Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas
A22.1 Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax (G01*)
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan
A23

Brucellosis
Brucellosis disebabkan oleh Brucella melitensis (kambing dan domba), B. suis (caribou), dan
B. canis (anjing). Infeksi terjadi akibat menelan susu atau produk susu (butter dan keju) hewan
terinfeksi. Penyakit ini khas dengan stadium demam akut dengan sedikit tanda lokal, dan stadium
kronis dengan demam naik turun (undulant fever), lemah, dan keringatan, namun jarang
membawa kematian.
Termasuk:

Demam: Malta, Mediterranean, undulant

Apikes Iris, Padang

I-10

A23.0
A23.1
A23.2
A23.3
A23.8
A23.9

Brucellosis akibat B. melitensis


Brucellosis akibat B. abortus
Brucellosis akibat B. suis
Brucellosis akibat B. canis
Brucellosis lain
Brucellosis, tidak dijelaskan

A24

Glanders and melioidosis


Glanders disebabkan oleh Pseudomonas mallei, yaitu bakteri kuda, dengan gejala demam
tinggi dan radang kelenjar limfe. Melioidosis disebabkan oleh Ps. pseudomallei melalui kulit yang
lecet; jarang secara langsung dari hewan atau pasien yang terinfeksi. Gejala yang paling umum
pada infeksi pernafasan akut adalah pneumonia nekrotikans. Pada infeksi septikemik, bisa terjadi
kebingungan, sesak nafas, faringitis, demam tinggi, dan sianosis, serta nyeri hebat pada otot.
Kematian biasanya <10%.
A24.0 Glanders
Infeksi akibat Pseudomonas mallei
Malleus
A24.1 Melioidosis akut dan fulminant
Melioidosis: pneumonia, septicaemia
A24.2 Melioidosis subakut dan kronis
A24.3 Melioidosis lain
A24.4 Melioidosis, tidak dijelaskan
Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS;
Penyakit Whitmore
A25

Rat-bite fevers demam gigitan tikus


Terdapat dua jenis demam yang timbul setelah gigitan tikus ini, yaitu spirillosis dan
streptobacillosis. Spirillosis disebabkan oleh Spirillum minus, yang menimbulkan radang di tempat
gigitan 10 hari kemudian, setelah luka gigitan itu sembuh, diikuti oleh demam berulang dan
limfadenitis regional. Jenis streptobacillosis disebabkan oleh Streptobacillus moniliformis, yang
menimbulkan gejala 10 hari setelah gigitan berupa demam menggigil, muntah, sakit kepala, dan
nyeri punggung dan sendi.
A25.0 Spirillosis
Sodoku
A25.1 Streptobacillosis
Erythema arthritik epidemik,
Demam Haverhill,
Streptobacillary rat-bite fever
A25.9 Rat-bite fever, tidak dijelaskan
A26

Erysipeloid
Erysipeloid adalah infeksi akut kulit akibat Erysipelothrix rhusiopathiae yang biasa
menyerang babi. Infeksi sering melalui luka pada tangan yang mengolah jaringan hewan ini. Gejala
berupa sembab lokal yang mengganggu pekerjaan selama 2-3 minggu.
A26.0
A26.7
A26.8
A26.9

Cutaneous erysipeloid; Erythema migrans


Erysipelothrix septicaemia
Bentuk-bentuk lain erysipeloid
Erysipeloid, tidak dijelaskan

A27

Leptospirosis

Apikes Iris, Padang

I-11

Leptospirosis adalah infeksi akibat Leptospira yang hidup pada hewan piaraan atau liar,
yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Kontak terjadi melalui urine, jaringan tubuh, dan
tanah atau air. Gejala sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil pada fase leptospiremia;
disusul oleh fase imun. Pada infeksi berat bisa terjadi jaundice, azotemia (terdapatnya urea dan
komponen nitrogen lain di darah), perdarahan, gangguan kesadaran dan demam. Gejala pada
ginjal berupa proteinuria, pyuria, dan hematuria.
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan
A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified
A28.0 Pasteurellosis
A28.1 Cat-scratch disease
Cat-scratch fever
A28.2 Extraintestinal yersiniosis
Kecuali:
enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan

Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)


A30

Leprosy [Hansen's disease]


Lepra adalah penyakit infeksi Mycobacterium leprae, diduga sangat menular tapi keganasannya
rendah dan menyukai daerah tubuh yang lebih sejuk seperti kulit, membran mukosa dan syaraf
perifer. Lesi kulit dan lesi syaraf perifer mendominasi penemuan klinis awal. Lepra dibagi menurut
derajat imunitas penderitanya.
Lepra indeterminata sulit didiagnosa. Lesi awal pada kulit biasanya berupa makula berbatas
kabur, agak pucat atau kemerahan dengan diameter 1-2 cm. Ini adalah radang tidak khas yang
melibatkan pembuluh darah, kelenjar keringat dan sebasea, folikel rambut, dan syaraf kulit. Lesi
ini cenderung sembuh spontan, tapi bisa pula menjadi tiga bentuk, yaitu lepra tuberkuloid (TT),
lepromatosa (LL), dan borderline (dimorpheus).
Lepra TT khas dengan lesi kulit yang awalnya terlokalisir pada kulit atau syaraf perifer.
Lesi kulit cenderung besar berbatas tegas, berjumlah satu atau beberapa, tidak berasa, dan tidak
simetris. Respons radang sangat aktif, dengan sel-sel epitelioid dan sel-sel Langhan mirip dengan
tuberkel yang dikelilingi banyak sel limfosit. Basil sedikit dan sulit ditemukan. Nekrosis kaseasi
(perkejuan) dapat merusak bundel syaraf dengan akibat paralisis yang terfokus pada daerah
tertentu. Pertahanan tubuh cukup tinggi dan kesembuhan spontan bisa terjadi; namun, syaraf
perifer dapat rusak.
Lepra LL. adalah infeksi umum yang melibatkan kulit, mulut, hidung dan membran
mukosa pada pernafasan atas, permukaan depan hidung, syaraf kulit dan perifer, sistem retikuloendotel, kelenjar adrenal, dan testes. Seluruh permukaan tubuh bisa terlibat begitu luas, disertai
oleh basilemia lepra berkadar tinggi. Makula paling banyak, disertai oleh papula, nodula, atau plak.
Basil mudah ditemukan pada sampel jaringan. Resistensi pasien terhadap basil rendah, dan
penyakit yang tidak diobati akan progresif.
Lepra borderline memiliki kombinasi gambaran klinis dan patologis TT dan LL, yaitu
borderline-tuberkuloid (BT), mid-borderline (BB), dan borderline-lepromatosa (BL), tergantung
pada jumlah relatif basil, limfosit, sel epitelioid, dan makrofag. Jenis borderline ini tidak stabil dan
bisa berubah menjadi TT atau LL.
Lesi syaraf kulit sering menimbulkan anestesia pada lesi tersebut. Lesi pada serat syaraf
yang lebih besar akan menyebabkan anestesi pada seluruh daerah yang disyarafinya. Anestesia ini

Apikes Iris, Padang

I-12

menyebabkan pasien tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada anggota tubuh. Lepra juga bisa
merusak hidung, daun telinga, alis mata, atau testis.
Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
Kecuali:
Sekuel lepra (B92)
A30.0 Indeterminate leprosy
Lepra I
A30.1 Tuberculoid leprosy
Lepra TT
A30.2 Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BT
A30.3 Borderline leprosy
Lepra BB
A30.4 Borderline lepromatous leprosy
Lepra BL
A30.5 Lepromatous leprosy
Lepra LL
A30.8 Bentuk lain leprosy
A30.9 Lepra, tidak dijelaskan
A31

Infeksi akibat mikobakteria lain


Kecuali
: tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)
A31.0 Infeksi mikobakterium pada paru-paru
Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus], M. kansasii
A31.1 Infeksi mikobakterium pada kulit
Buruli ulcer
Infeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8 Infeksi mikobakterium lainnya
A31.9 Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan
Infeksi mikobakterium tidak khas NOS
Mycobacteriosis NOS
A32

Listeriosis
Listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes dengan manifestasi yang bervariasi
menurut patogenesis, situs, dan usia pasien. Infeksi terjadi melalui minum susu atau produk keju
yang terinfeksi, atau kontak langsung. Pada orang dewasa, meningitis merupakan bentuk umum
listeriosis, sedangkan endokarditis dan listeriosis typhoid (dengan bakteremia dan demam tinggi)
jarang terjadi. Kontak pada konjungtiva bisa menyebabkan infeksi kelenjar mata dengan
oftalmitis.

Termasuk:
Kecuali:

infeksi listeria melalui makanan


listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)
A32.0 Listeriosis kulit
A32.1 Meningitis and meningoencephalitis listeria
Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria (G05.0*)
A32.7 Septikemia listeria
A32.8 Bentuk lain listeria
Endocarditis listeria (I39.8*)
Arteritis cerebri Listeria (I68.1*),
Listeriosis okuloglandular
A32.9 Listeriosis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-13

A33

Tetanus neonatorum
Tetanus khas dengan spasme tonik berulang otot sadar, terjadi setelah luka, dan bisa
terjadi pada prosedur kebidanan dan bayi baru lahir. Spasme otot rahang memberinya nama
lockjaw atau rahang terkunci. Penyebabnya exotoksin (tetanospasmin) Clostridium tetani, basil
anaerob yang sporanya stabil bertahun-tahun, bisa terdapat di tanah dan kotoran binatang..
Tetanospasmin memasuki syaraf pusat melalui syaraf motorik atau aliran darah. Toksin
berikatan pada sinaps dan menyebabkan kekakuan umum, dengan masa inkubasi 2-50 (biasanya 510) hari. Gejala yang paling sering kekakuan rahang sehingga sulit membuka mulut (trismus), di
samping spasme otot muka sehingga terlihat seperti senyum terfiksir dengan alis mata naik (risus
sardonicus). Kekakuan otot perut, leher dan punggung malah opisthotonus bisa terjadi.
Spasme sfingter menyebabkan retensi urin dan konstipasi. Sensoris biasanya jernih, tapi koma bisa
segera timbul setelah kejang.
A34

Tetanus obstetri

A35

Tetanus lain, Tetanus NOS

A36

Diphtheria
Difteri adalah penyakit menular akut akibat Corynebacterium diphtheriae, khas dengan
pseudomembran fibrinosa pada mukosa pernafasan, dan kerusakan jaringan miokardium dan
syaraf akibat eksotoksin. Difteri kulit juga umum terjadi. Tiga jenis C. diphtheriae, yaitu mitis,
intermedius, dan gravis, yang menyebar melalui sekresi orang yang terinfeksi. Biasanya kuman
bersarang di tonsil atau nasofarings. Jenis toksigenik menghasilkan eksotoksin yang mematikan
sel-sel di sekitarnya dan sel-sel yang jauh karena dibawa oleh darah. Lesi patologis ditemukan di
saluran nafas, orofarings, miokardium, sistem syaraf, dan ginjal.
Membran di daerah tonsil, bewarna abu-abu kotor, keras dan berfibrin, melekat dengan
erat sehingga pembuangannya menyebabkan perdarahan. Edema larings dan farings bisa
menyumbat pernafasan. Tanpa antitoksin bisa terjadi miokarditis dan kegagalan jantung, serta
kelumpuhan otot mulut, rahang dan tenggorok (bulbar paralysis)
A36.0 Difteri farings
Angina membranosa difteri
Difteri tonsil
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
Laringotrakheitis difteri
A36.3 Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)
A36.8 Difteri lain
Konjungtivitis difteri (H13.1*); miokarditis difteri (I41.0*), polyneuritis difteri
(G63.0*)
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan
A37

Whooping cough
Batuk rejan atau pertussis ini akut, sangat menular, khas dengan batuk paroksismal
spasmodik (tiba-tiba dan terus-menerus) yang biasanya berakhir dengan inspirasi panjang,
berbunyi dengan nada tinggi (whoop). Penyebabnya adalah Bordetella pertussis. Bentuk yang lebih
ringan disebabkan oleh B. parapertussis.
Infeksi karena menghirup kuman yang disebarkan pasien lain ke udara. Pertussis bisa
menyerang setiap usia, walaupun lebih dari separo berusia di bawah 2 tahun. Masa inkubasi 7-14
hari, penyakit berlangsung selama 6 minggu. Stadium kataralis berlangsung ringan, dengan batuk,
air mata, dan tanda pilek lain. Stadium paroksismal terjadi setelah 10-14 hari, dengan 5 sampai

Apikes Iris, Padang

I-14

>15 batuk berturut-turut dengan cepat, diakhiri dengan pernafasan dalam dan berbunyi. Setelah
beberapa pernafasan normal, paroksisma dimulai kembali. Stadium kataralis dan paroksismal awal
sangat menular. Stadium penyembuhan terjadi setelah 4 minggu, batuk menurun frekuensi dan
beratnya. Lama penyakit rata-rata 51 hari (3 minggu 3 bulan).
A37.0
A37.1
A37.8
A37.9

Whooping cough disebabkan Bordetella pertussis


Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussis
Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lain
Whooping cough, tidak dijelaskan

A38 Scarlet fever


Skarlatina
Kecuali:
sore throat akibat streptokokus
Skarlatina disebabkan Streptokokus group A yang membuat erythrotoxin, menyebabkan
warna merah pada kulit. Gejala yang khas antara lain circumoral pallor yaitu kelihatan pucat di
sekitar mulut karena muka sangat merah, lidah strawberry karena papilla menonjol pada lapisan
merah terang, dan Pastias lines berupa garis merah gelap di lipatan kulit.

A39

Infeksi meningokokus
Meningokokus dapat menyebabkan infeksi pada meningen, adrenal, jantung, dan
sebagainya. Ia juga menyebabkan bakteremia dengan sifat akut atau kronis.
A39.0 Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1 Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2 Acute meningococcaemia
A39.3 Chronic meningococcaemia
A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOS
A39.5 Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8 Infeksi meningokokus lain
Encephalitis meningokokus meningokokus (G05.0*)
Konjunctivitis meningokokus (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus (H48.1*)
Arthritis meningokokus (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus (M03.0*)
A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan
Penyakit meningokokus NOS
A40

Septikemia streptokokus
Septikemia adalah terdapatnya kuman di dalam darah (bakteremia) yang disertai oleh
manifestasi klinis infeksi tersebut. Bakteremia umumnya, dan biasanya sementara, menyertai
berbagai tindakan bedah (misalnya insisi abses); atau akibat kolonisasi kuman pada saluran infus
atau kateter kandung kemih yang terpasang lama Demam hampir selalu menyertai septikemia,
dengan awalnya menggigil. Erupsi pada kulit sering terjadi

Kecuali:

setelah:

Apikes Iris, Padang

abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),

I-15

A40.0
A40.1
A40.2
A40.3
A40.8
A40.9

infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),


ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)
pada neonatus (P36.0-P36.1)
pasca-prosedur (T81.4),
Septikemia akibat streptokokus, group A
Septikemia akibat streptokokus, group B
Septikemia akibat streptokokus, group D
Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,
Septikemia pneumokokus
Septikemia akibat streptokokus lainnya
Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan

A41

Septikemia lain
Kecuali:
melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik (A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),
herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),
puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif
A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob
Kecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
Septikemia Gram-negative NOS
A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan
A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock

A42

Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi kronis yang khas dengan banyak sinus yang
mengalirkan cairan dan disebabkan mikroorganisme gram positif anaerob yang sering terdapat
pada gusi, tonsil, dan gigi, yaitu Actinomyces israelii..
Penyakit ini sering terdapat pada pria dewasa. Pada bentuk yang paling umum,
cervicofacialis, tempat masuk utama adalah gigi yang membusuk. Bentuk lain adalah pulmonalis
akibat terhirupnya sekresi mulut; dan abdominalis akibat pecahnya mukosa suatu divertikulum
atau appendix. Lesi yang khas berupa daerah mengeras berisi abses kecil-kecil yang saling
berhubungan dikelilingi oleh jaringan granulasi. Penyakit menyebar ke jaringan yang berdekatan,
dan kadang-kadang melalui aliran darah.

Apikes Iris, Padang

I-16

Bentuk servikofasialis dimulai dengan bengkak di bawah mukosa mulut atau kulit leher.
Area yang melunak akan menjadi sinus dengan fistula berisi cairan seperti granul sulfur kuning,
dengan diameter 1 mm. Pada bentuk pulmonalis, serangan diikuti oleh nyeri dada, demam, batuk
produktif, dan perforasi dinding dada oleh saluran sinus. Bentuk abdominalis menyerang cecum,
appendix, dan peritoneum; khas dengan nyeri, demam, muntah, diare atau konstipasi, dan kurus.
Massa abdomen biasa terdapat, dan pada dinding bisa muncul sinus dan fistula. Bentuk
generalisata disebabkan oleh septikemia, menyebar melalui darah ke kulit, vertebrae, otak, hati,
ginjal, ureter dan organ pelvis (wanita).
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan
A43

Nocardiosis
Nokardiosis adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang menimbulkan granuloma dan
nanah di seluruh tubuh, akibat Nocardia asteroides, suatu saprofit tanah. Organisme ini biasanya
masuk melalui paru-paru, sering menyerang orang tua yang lemah. Penyebaran melalui aliran
darah dan menimbulkan abses di otak, kadang-kadang di ginjal atau organ lain.
A43.0
A43.1
A43.8
A43.9

Nokardiosis pulmonalis
Nokardiosis kulit
Bentuk lain nokardiosis
Nokardiosis, tidak dijelaskan

A44

Bartonellosis
Disebabkan Bartonella bacilliformis dan hanya di Amerika Selatan, khas dengan anemia dan
demam (demam Oraya) atau erupsi kulit yang kronis (Verruga peruana)
A44.0 Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan

A46

Erysipelas

Erisipelas adalah selulitis permukaan akibat Streptokokus hemolitikus Group A, sering


melibatkan muka, lengan atau tungkai. Selulitis adalah radang akut menyebar rata pada jaringan
padat seperti kulit atau bawah kulit, jarang pada struktur yang lebih dalam, dan khas dengan
hiperemia, infiltrasi lekosit, dan edema tanpa nekrosis atau pernanahan Lesi berbatas tegas,
sembab, merah mengkilat, dan nyeri tekan; sering disertai oleh vesikel dan bulla. Garis-garis
merah perifer dan limfadenopati regional kadang-kadang muncul; sedangkan demam tinggi,
menggigil dan lesu umum terjadi. Erisipelas bisa muncul berulang dan menyebabkan limfedema
kronis. Tempat masuk kuman bisa dari infeksi jamur pada sela jari kaki.
Kecuali
A48

: erisipelas nifas (O86.8)

Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified

Apikes Iris, Padang

I-17

Gas gangrene disebabkan oleh Clostridium perfringens dengan nekrosis pada otot dan
selulitis, sering pada kaki. Penyakit Legionnnaires disebabkan oleh Legionella pneumophila,
menyerang American Legion di Philadelphia tahun 1976, menyebabkan gejala pernafasan berupa
pneumonia. Bentuk yang lebih ringan tidak menyebabkan pneumonia, cuma mirip flu.
TSS atau toxic shock syndrome khas dengan demam tinggi, muntah, diare, bingung, kulit
merah, dan bisa syok; diduga akibat Staphylococcus aureus, sering pada wanita menstruasi akibat
pemakaian tampon, atau laki-laki pascabedah. Muncul tahun 1978, menurut drastis tahun 1981
setelah penarikan beberapa jenis tampon dari pasaran. Demam purpura (kulit keunguan seperti
lecet) Brazilia disebabkan oleh infeksi sistemik Hemophilus aegyptus
Kecuali : actinomycetoma (B47.1)
A48.0 Gas gangrene
Clostridial: cellulitis, myonecrosis
A48.1 Penyakit Legionnaires
A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3 Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)
A48.4 Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius
A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan
A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B95-B96),
A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan
A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS

Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64)


Kecuali:

penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)


uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)
penyakit Reiter's (M02.3)

A50

Sifilis kongenital
Sifilis (lues) adalah penyakit sistemik menular akibat spirochete Treponema pallidum, khas
dengan stadium klinis dan laten (tanpa gejala) bertahun-tahun. T. pallidum bisa menyerang semua
jaringan dan organ, atau ditularkan ibu ke janin melalui plasenta (sifilis kongenital). Sifilis dapat
dideteksi oleh uji serologik sifilis (Serologic Tests for Syphilis - STS) pada wanita hamil sehingga
penularan ke anak dapat dicegah.
Sifilis kongenital terbagi atas jenis dini, yang gejalanya muncul sebelum usia 2 tahun, dan
jenis lanjut. Pada sifilis kongenital dini, lesi kulit berupa erupsi bullosa atau rash makula merah
tembaga di telapak tangan dan kaki, dan papula di hidung, mulut dan daerah diaper. Berat badan

Apikes Iris, Padang

I-18

sulit naik, terlihat seperti orang tua, retak-retak di sekitar mulut (rhagades), hidung mengeluarkan
sekret mukopurulenta atau bernoda darah, hati dan limpa membesar, dan limfadenopati umum.
Bisa timbul meningitis, choroiditis (pada mata), hydrocephalus, kejang, atau retardasi mental. Pada
3 bulan pertama kelahiran bisa terjadi pseudoparalysis akibat osteochondritis (chondroepiphysitis).
Gejala yang khas adalah Triad Hutchinson, yaitu (1) keratitis interstitialis yang dapat menyebabkan
parut kornea, (2) insisor Hutchinson (insisor atas sempit dengan cekungan), dan (3) tuli syaraf
akibat kerusakan NC VIII (n. auditorius).
Tahap laten bisa berlangsung seumur hidup. Stadium lanjut ditandai ulkus gusi yang dapat
menyerang hidung, septum dan palatum durum, penonjolan os frontalis dan parietalis, tibia mirip
pedang (saber shins), neurosifilis meningen atau otak, dan atrofi mata. Bisa juga terjadi gangguan
perkembangan maksilla sehingga wajah mirip bulldog
A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau muncul dalam waktu
kurang dari dua tahun sejak lahir
Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral
Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1 Sifilis kongenital dini, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak lahir.
A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir
A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut
Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut (H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
Dementia paralytica juvenilis
Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic neurosyphilis
Meningitis (G01*), encephalitis (G05.0*): sifilitika kongenital lanjut
Polyneuropathy (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau muncul dua tahun
atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika (M03.1*), osteokhondropati sifilitika (M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut (I98.0*),
A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan
A51

Sifilis dini
T. pallidum masuk melalui membran mukosa atau kulit pada kontak seksual, termasuk
orogenital, anorektum, ciuman atau kontak tubuh. Dalam beberapa jam ia mencapai kelenjar limfe

Apikes Iris, Padang

I-19

regional dan menyebar ke seluruh tubuh. Masa inkubasi biasanya 3-4 minggu. Gejala bisa muncul
pada berbagai stadium tanpa didahului stadium yang lebih ringan, atau lama setelah infeksi awal.
Lesi primer muncul setelah 4 minggu berupa papula merah yang menjadi ulkus tanpa nyeri
dengan dasar keras yang disebut chancre., dan pembesaran tanpa nyeri kelenjar limfe regional.
Chancre primer terdapat di penis, anus, rektum; vulva, servix, dan perineum; di samping bibir,
lidah, mukosa pipi, tonsil, atau jari. Penyembuhan disertai oleh jaringan parut dalam waktu4-8
minggu.
Sifilis sekunder berupa rash muncul 6-12 minggu setelah infeksi. Rash umumnya tersebar
simetris, dapat menjadi makula, papula, pustula, atau skuamosa, sering sembuh tanpa parut, atau
hanya dengan bekas-bekas bewarna hitam atau putih. Papula di perbatasan mukosa dan kulit,
misalnya vulva, hipertrofi dengan permukaan datar, bewarna merah pucat atau abu-abu, yang
disebut kondiloma latum. Selain kulit dan mukosa, terdapat pembesaran kelenjar limfe dimanamana, disertai keterlibatan mata, tulang, sendi, meningen, ginjal, hati, dan limpa.
Penularan sangat mudah pada sifilis primer atau sekunder, tapi sukar pada sifilis tertier.
Pada sifilis laten, infeksi kulit dan mukosa terjadi pada tahun pertama, lalu hilang bertahun-tahun
atau seumur hidup. Kemunculan kembali sering dalam stadium tertier.
A51.0 Sifilis genital primer
Syphilitic chancre NOS
A51.1 Sifilis primer anus
A51.2 Sifilis primer di tempat lain
A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum
alopecia sifilitika (L99.8*), leukoderma sifilitika (L99.8*), patch mukosa sifilitika
A51.4 Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder (G01*),
iridosiklitis sifilitika sekunder (H22.0*), okulopati sifilitika sekunder NEC
(H58.8*)
myositis sifilitika sekunder (M63.0*), periostitis sifilitika sekunder (M90.1*)
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder (N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5 Sifilis dini, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak infeksi
A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan
A52

Sifilis lanjut
Sifilis lanjut atau tertier terbagi secara klinis atas (1) sifilis tertier ringan pada kulit, tulang
dan visera, (2) sifilis kardiovaskuler, dan (3) sifilis syaraf (neurosifilis). Sifilis tertier ringan memiliki
lesi khas berupa gumma, yaitu reaksi granuloma kronis yang menyebabkan nekrosis dan fibrosis,
dan ulkus tanpa nyeri yang membesar dan meninggalkan parut. Gumma terjadi di kulit, jaringan
bawah kulit, submukosa, dan organ-organ dalam seperti lambung, paru-paru, hati, testis, atau
khoroid mata. Pada keadaan lanjut bisa timbul artropati Charcot berupa kerusakan sendi tanpa
nyeri, pembesaran tulang dan terbatasnya gerakan.
Sifilis kardiovaskuler menyebabkan timbulnya aneurisma aorta, penyempitan pangkal a.
koronaria, insufisiensi katup aorta. Sifilis syaraf muncul sebagai neurosifilis meningovaskuler
dengan berbagai gejala gangguan syaraf mulai dari sakit kepala sampai lumpuh. Khas disini adalah
pupil Argyll Robertson, yaitu pupil kecil tidak beraturan yang bereaksi normal pada akomodasi
atau rangsangan cahaya. Kerusakan medulla spinalis menimbulkan tabes dorsalis (ataxia lokomotor)
dengan nyeri, ataksia (kontrol gerakan berkurang), gangguan sensoris, dan hilangnya refleks
tendon.
A52.0 Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*) sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis (I41.0*), sifilitika

Apikes Iris, Padang

I-20

A52.1

A52.2
A52.3

A52.7

A52.8
A52.9

Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis (I79.1*), sifilitika


Neurosifilis simptomatik
Syphilitic parkinsonism (G22*),
Tabes dorsalis
Charcot's arthropathy (M14.6*)
[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan pasien]
Meningitis sifilitika lanjut (G01*), encephalitis sifilitika lanjut (G05.0*),
Polyneuropathy sifilitika lanjut (G63.0*),
Optic atrophy sifilitika lanjut (H48.0*),
Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut (H48.1*) radang n. opticus,
Acoustic neuritis sifilitika lanjut (H94.0*)
Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)
Neurosifilis, tidak dijelaskan
Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOS
Sifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOS
Syphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
Sifilis lanjut dengan gejala lainnya
Penyakit glomerulus pada syphilis (N08.0*)
Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-A52.3
Episcleritis sifilitika lanjut (H19.0*), chorioretinitis sifilitika lanjut (H32.0*),
Okulopathy sifilitika lanjut NEC (H58.8*), peritonitis sifilitika lanjut (K67.2*)
Leukoderma sifilitika lanjut (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut (M73.1*),
Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut (N74.2*).
Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru (J99.8*), hati (K77.0*),
otot (M63.0*), synovium (M68.0*), tulang (M90.2*)
Sifilis lanjut, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif fan uji
cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir.
Sifilis lanjut, tidak dijelaskan

A53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan


A53.0 Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjut
Sifilis laten NOS
Reaksi serologis sifilis positif
A53.9 Sifilis, tidak dijelaskan
Infeksi Treponema pallidum NOS
Sifilis (didapat) NOS
Kecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun (A50.2)
A54

Infeksi gonokokus
Gonorrhea adalah penyakit infeksi Neisseria gonorrhoeae pada epitel urethra, servix, rektum,
farings, atau mata, yang dapat menyebabkan bakteremia dan komplikasi yang luas, dengan
penyebaran biasanya melalui kontak seksual. Wanita sering merupakan carrier tanpa gejala
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Infeksi tanpa gejala juga sering terdapat pada
orofarings dan rektum lelaki homoseksual.
Masa inkubasi pada laki-laki 2-14 hari, diikuti rasa tidak nyaman di urethra, dysuria, dan
sekret bernanah dari muara urethra yang merah dan sembab. Sering berkemih (frequency) dan
tersesak (urgency) muncul ketika infeksi makin ke pangkal urethra. Pada wanita masa inkubasi 721 hari, ringan; kadang-kadang dengan dysuria, sering berkemih, dan sekret vagina akibat nanah di

Apikes Iris, Padang

I-21

kelenjar Bartholini.. Infeksi sering pada servix dan organ reproduksi dalam, disusul urethra dan
rektum, dengan komplikasi salpingitis. Gonorrhea rektum timbul akibat hubungan seks melalui
anus, dan.faringitis gonorrhea akibat hubungan seks melalui mulut.
A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2 Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*)
Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3 Infeksi gonokokus pada mata
Konjungtivitis gonokokus (H13.1*), iridocyclitis gonokokus (H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4 Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus
A54.5 Faringitis gonokokus
A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8 Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus (G01*), abses gonokokus otak (G07*),
Perikarditis gonokokus (I32.0*), endokarditis gonokokus (I39.8*),
Miokarditis gonokokus (I41.0*), pneumonia gonokokus (J17.0*),
Peritonitis gonokokus (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan
A55

Limfogranuloma chlamydia (venereum)


Penyakit akibat chlamydia ini memiliki lesi primer sementara yang diikuti limfangitis
suppuratif dan komplikasi lokal yang serius. Gejala awal biasanya limfadenopati inguinalis
unilateral dengan nyeri tekan, kemudian membesar dan melekat ke struktur sekitar dan
menyebabkan radang kulit setempat. Sinus-sinus kecil terbentuk dengan cairan purulenta atau
mukopurulenta.
Bubo iklim atau tropis
Penyakit Durand-Nicolas-Favre
Esthiomene
Lymphogranuloma inguinale
A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan seksual
Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia trachomatis
Kecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis chlamydia neonatus
(P39.1),
A56.0 Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawah
Servisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydia
Cystitis chlamydia, urethritis chlamydia

Apikes Iris, Padang

I-22

A56.1 Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ genitourinarius lain


Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita (N74.4*),
A56.2 Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskan
A56.3 Infeksi chlamydia anus dan rektum
A56.4 Infeksi chlamydia farings
A56.8 Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain
A57

Chancroid
Penyakit lokal akut akibat Haemophylus ducreyi, khas dengan ulkus genital yang nyeri dan
pernanahan kelenjar limfe inguinalis..
Ulcus molle
A58

Granuloma inguinale
Granuloma kronis akibat Donovania granulomatis, biasanya melibatkan genitalia dan
mungkin disebabkan oleh kontak seksual.
Donovanosis
A59

Trikhomoniasis
Infeksi yang biasanya bersama gonorrhea ini disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, lebih
sering pada wanita dengan akibat vaginitis, urethritis, dan cystitis.. Awal penyakit ditandai oleh
cairan kuning kehijauan dan berbusa. Pada pria biasanya tanpa gejala, cairan uretra berbusa atau
bernanah, dysuria dan frequency, dengan komplikasi epididymitis dan prostatitis.
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis (N51.0*) akibat T. vaginalis
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan
A60

Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital


Herpes genitalis adalah infeksi kulit genital oleh herpes simplex virus (HSV), yang menyebar
melalui hubungan seksual. Lesi muncul dalam 4-7 hari setelah kontak berupa lesi primer yang
nyeri. Lesi sering menyerang preputium, glans dan batang penis; atau labia, clitoris, perineum,
vagina dan cervix, serta pada rektum dan anus akibat anal sex.. Selain itu terjadi kelelahan umum,
demam, dan sulit berkemih atau berjalan.
A60.0 Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalis
Infeksi herpesvirus saluran genital: wanita (N77.0-N77.1*); pria (N51.-*)
A60.1 Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektum
A60.9 Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan
A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat lain
Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix (D26.0)
Genital warts (condylomata acuminata, jerawat kelamin) disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV) di daerah lembab pangkal preputium, muara uretra, dan batang penis; serta vulva, dinding
vagina, servix. dan perineum. Munculannya berupa sembab kecil yang lembab, lunak, pink atau
merah yang tumbuh dengan cepat dan bertangkai.
A63.0 Anogenital (venereal) warts
A63.8 Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-23

A64

Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan


Penyakit kelamin NOS

Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)


Kecuali:

leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)

A65

Sifilis nonvenereal
Bejel; sifilis endemic; Njovera
Sifilis endemik disebabkan oleh Treponema pallidum II, dimulai sejak kanak-kanak sebagai
patch mukosa pipi, disusul oleh lesi papulosquamosa dan erosi di badan dan anggota. Periostitis
tungkai bawah sering terjadi. Lesi gumma pada hidung dan palatum molle berkembang pada
tingkat lanjut.

A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
Yaws disebabkan oleh T. pertenue sebagai granuloma atau makula di tempat inokulasi,
biasanya tungkai bawah. Lesi telapak kaki berupa ulkus nyeri (crab yaws). Kesembuhan lesi
diikuti oleh erupsi di muka, anggota, dan panggul. Lesi destruktif muncul pada stadium lanjut,
yaitu periostitis (terutama tibia), exostosis maksilla bagian hidung, nodul disekitar sendi, lesi
gumma kulit, dan ulkus mutilans di muka, terutama sekitar hidung (gangosa).
A66.0 Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan wet crab
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis) (papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5 Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa: pada yaws (lanjut)
A66.7 Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis

Apikes Iris, Padang

I-24

Yaws mukosa
A66.8 Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan
A67

Pinta [carate]
Disebabkan oleh T. carateum, pinta dimulai di tempat inokulasi sebagai papula kecil yang
berkembang menjadi plak eritematosa, lalu menjadi patch di muka, leher dan anggota. Setelah
beberapa tahun muncul patch kebiruan yang simetris di muka dan anggota serta tonjolan tulang,
kemudian menjadi putih seperti vitiligo.
A67.0 Lesi primer pinta
Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
A67.1 Lesi intermedia pinta
Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari pinta (carate)
A67.2 Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler (I98.1*) dari pinta (carate)
Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate)
A67.3 Lesi campuran dari pinta
Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta (carate)
A67.9 Pinta, tidak dijelaskan
A68

Relapsing fevers demam berulang


Relapsing fever adalah infeksi akut akibat spirochaeta jenis Borrelia yang ditularkan oleh
kutu (tick atau lice). Masa inkubasi 3-11 hari, lalu menggigil, demam tinggi, takikardia, sakit kepala
berat, muntah, nyeri otot dan sendi, dan sering meracau (delirium). Rash makula atau papula
muncul di badan dan anggota; dan bisa disertai perdarahan konjungtiva, subkutis atau submukosa.
Demam berlangsung 3-5 hari, sembuh dan berulang lagi 2-10 kali setiap 1-2 minggu. Jaundice,
hepatomegaly, splenomegaly, myocarditis, dan kegagalan jantung bisa menyertainya. Kesembuhan
terjadi setelah pasien memperoleh kekebalan alamiah.
Termasuk : Recurrent fever
Kecuali : Lyme disease (A69.2)
A68.0 Louse-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat Borrelia recurrentis
A68.1 Tick-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia recurrentis
A68.9 Relapsing fever, tidak dijelaskan
A69

Infeksi spirochaeta lainnya


Infeksi Vincent adalah infeksi mulut tak menular akibat Bacillus fusiformis dan spirochaeta,
dimulai dari papilla interdentin dan bisa merusak gusi secara langsung. Penyakit atau arthritis
Lyme disebabkan oleh Borrelia burgdorferi yang dibawa kutu Ixodes dammini dan sejenisnya. Penyakit
ini dikenal tahun 1975, dengan lesi dini kulit, eritema kronis berpindah (erythema chronicum
migrans = ECM), yang disusul oleh kelainan neurologis, jantung atau sendi.
A69.0 Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]
Cancrum oris
Gangrene fusospirochaeta
Noma
Stomatitis gangrenosa
A69.1 Infeksi Vincent lainnya
Gingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut)

Apikes Iris, Padang

I-25

Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench mouth


Faringitis fusospirochaeta
A69.2 Penyakit Lyme
Erythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi
A69.8 Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskan
A69.9 Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan

Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)

Chlamydia adalah parasit intrasel, memperbanyak diri dalam sitoplasma, namun bukan
virus karena memiliki sifat-sifat bakteria. C. psittaci menyebabkan psittacosis, dan C. trachomatis
menyebabkan limfogranuloma venereum (LGV), trachoma dan konjungtivitis inklusi. Psittacosis
adalah pneumonia tidak khas yang ditularkan burung psittacine (parrots, karakeet, dan love-birds).
Trachoma (konjungtivitis granularis) bersifat kronis dengan hiperplasia folikel subkonjungtiva,
dengan akibat jaringan parut pada konjungtiva, kornea, dan kelopak.
A70 Infeksi Chlamydia psittaci
Ornithosis; parrot fever, Psittacosis
A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0 Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1 Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan
A74 Penyakit lain akibat chlamydiae
Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0 Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8 Penyakit chlamydia lain
Peritonitis chlamydia (K67.0*)
A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan
Chlamydiosis NOS

Rickettsioses (A75-A79)

Penyakit rickettsia memiliki gejala demam, sakit kepala, letih, kurus, radang pembuluh
darah perifer, dan rash. Rickettsia umumnya menggunakan siklus kehidupan hewan dan insekta
yang menularkannya ke manusia.
Tifus epidemi disebabkan oleh R. prowazekii yang ditularkan oleh kutu. Penyakit BrillZinser bersifat rekrudesen (timbul lama, bertahun-tahun setelah infeksi), ringan karena daya tahan
tubuh terhadap R. prowazekii. Tifus murine disebabkan oleh R. typhi yang dibawa oleh kutu tikus,
sedangkan tifus scrub disebabkan R. tsutsugamushi yang dibawa oleh mite (sejenis arachnida kecil
yang sering berkelompok).

Apikes Iris, Padang

I-26

Spotted fever disebabkan oleh R. rickettsii yang juga ditularkan kutu dan menyebabkan
demam tinggi, batuk, dan rash pada hampir seluruh tubuh. Rash ini bisa menjadi makulopapula,
petechiae, atau bergabung membentuk ulkus. Rocky Mountain Spotted Fever jauh lebih ganas
daripada jenis Afrika, Asia dan Australia.
Jenis lain adalah demam Q, yaitu penyakit akut dengan demam dan pneumonitis
interstitialis, akibat R burnetti (Coxiella burnetti). Mereka tidak memiliki gejala pada kulit.
A75 Typhus fever
Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0 Demam tifus louse-borne epidemik akibat Rickettsia prowazekii
(Demam) tifus klasik
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
Penyakit Brill-Zinsser
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
Scrub (mite-borne) typhus
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;
(Demam) typhus NOS
A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]
A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1 Spotted fever akibat R. conorii
Tick typhus: Afrika, India, Kenya
Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2 Spotted fever akibat R. siberica
North Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3 Spotted fever akibat R. australis
Queensland tick typhus
A77.8 Spotted fever lain
A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan
Tick-borne typhus NOS
A78

Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever

A79 Rickettsioses lain


A79.0 Trench fever,
Quintan fever, Wolhynian fever
A79.1 Rickettsial pox akibat Rickettsia akari:
Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis
A79.8 Rickettsioses lain yang dijelaskan
:
Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu
A79.9 Rickettsiosis, tidak dijelaskan;
Infeksi Rickettsia NOS

Apikes Iris, Padang

I-27

Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)

Virus adalah parasit terkecil berupa molekul intrasel dengan inti asam nukleat yang dilapisi
protein. Mereka sangat tergantung pada sel (bakteri, tanaman, atau hewan) untuk reproduksi. Inti
asam nukleat (RNA atau DNA) merupakan material penginfeksi yang sering dapat menembus sel.
Ensefalitis disebabkan oleh virus atau reaksi hipersensitif terhadapnya atau protein asing,
dan kalau menyerang medulla spinalis disebut ensefalomielitis. Meningitis aseptik adalah
peradangan meningen tanpa adanya bakteri. Ensefalitis primer akibat virus bisa epidemik atau
sporadik. Ensefalitis sekunder disebabkan oleh mekanisme imunologis setelah measles,
chickenpox, rubella, vaksinasi smallpox, vaccinia (cowpox), dsb.
Arbovirus (arthropode-borne virus) hidup melalui transmisi vertebrata dan artropoda, dan
memperbanyak diri di dalam keduanya. Arbovirus yang dibawa nyamuk menyerang manusia di
musim panas. Arenavirus penyebab khoriomeningitis limfositik ditularkan melalui rodent
(binatang pengerat), kadang-kadang secara langsung antara manusia.
A80

Poliomielitis akut
Poliomyelitis adalah infeksi akut virus dengan gejala mulai dari minor sampai kelumpuhan
otot. Virus masuk melalui mulut, memasuki darah dan sistem retikuloendotel dan bereproduksi.
Mereka menyerang neuron motorik medulla spinalis, medulla oblongata, cerebellum, dan korteks
motoris. Umumnya infeksi berakibat minor, sisanya menyebabkan kelumpuhan yang hampir
semuanya terjadi pada anak balita.
A80.0
A80.1
A80.2
A80.3
A80.4
A80.9

Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksin


Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeri
Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam negeri
Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskan
Poliomyelitis non-paralitika akut
Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan

A81

Infeksi virus tidak khas pada sistem syaraf pusat


Penyakit Creutzfeldt-Jakob bersifat fatal dengan dementia dan kejang mioklonik. Subacute
sclerosing panencephalitis terjadi setelah measles, dengan mental kacau dan kejang. Progressive
multifocal leukoencephalopathy terjadi pada pasien dengan penurunan kekebalan.
Termasuk: penyakit-penyakit prion pada sistem syaraf pusat
A81.0 Penyakit Creutzfeldt-Jakob:
Ensefalopati spongiformis subakut
A81.1 Panensefalitis sklerosa aubakut
Dawson's inclusion body encephalitis
Van Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2 Leukoensefalopati multifokus progresif
Leukoensefalopati multifokus NOS
A81.8 Infeksi virus tidak khas lain pada SSP
Kuru
A81.9 Infeksi virus tidak khas pada SSP, tidak dijelaskan
Penyakit prion sistem syaraf pusat
A82

Rabies
Rabies atau hidrofobia disebabkan virus neurotropik yang hidup di saliva karnivora. Jenis
furious disebakan oleh iritasi SSP yang diikuti oleh lumpuh dan kematian, jenis dumb didominasi
oleh kelumpuhan. Kejang mudah terjadi ketika menelan, sehingga mereka tidak bisa minum walau
pun sangat haus.
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban

Apikes Iris, Padang

I-28

A82.9 Rabies, tidak dijelaskan


A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk
Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk
Kecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)
A83.0 Japanese encephalitis
A83.1 Western equine encephalitis
A83.2 Eastern equine encephalitis
A83.3 St Louis encephalitis
A83.4 Australian encephalitis;
Kunjin virus disease
A83.5 California encephalitis
California meningoencephalitis
La Crosse encephalitis
A83.6 Rocio virus disease
A83.8 Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamuk
A83.9 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak dijelaskan
A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu
Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitis
A84.0 Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer encephalitis]
A84.1 Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah
A84.8 Tick-borne ensefalitis virus lain:
Louping ill, Powassan virus disease
A84.9 Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan
A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified
Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC, meningoensefalitis virus NEC
Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2)
ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)
ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)
virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0 Ensefalitis enterovirus (G05.1*);
Ensefalomielitis enterovirus
A85.1 Ensefalitis adenovirus (G05.1*);
Meningoensefalitis adenovirus
A85.2 Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskan
A85.8 Ensefalitis virus lain yang dijelaskan
A86

Ensefalitis virus, tidak dijelaskan


Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOS

A87 Meningitis virus


Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)
virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0 Meningitis enterovirus (G02.0*):
Meningitis Coxsackievirus,

Apikes Iris, Padang

I-29

Meningitis Echovirus
A87.1 Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2 Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositik
A87.8 Meningitis virus lain
A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan
A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1 Epidemic vertigo
A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan
A89

Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan

Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)


A90

Demam dengue [dengue klasik]


Dengue (breakbone fever, dandy fever) adalah penyakit akut akibat virus yang dibawa
nyamuk Aedes. Penyakit ini khas dengan awal mendadak, sakit kepala, demam, gelisah, nyeri sendi
dan otot, limfadenopati, dan rash. Demam dengan suhu 40oC berlangsung 48-96 jam, lalu 24 jam
tanpa demam. Rash pada demam berikutnya berupa erupsi makulopapula dari anggota terus ke
badan, kecuali muka. Sembuh dalam beberapa minggu dengan kelelahan.
A91

Demam berdarah dengue


Dengue hemorrhagic fever (DHF) terutama terjadi pada anak-anak, khas dengan demam
mendadak yang diikuti perdarahan dan kolaps sirkulasi atau syok dalam 2-6 hari. Perdarahan
biasanya berupa purpura (kebiruan), petechiae (bintik merah kecil) atau ecchymoses (warna gelap);
kadang-kadang hematemesis, melena, atau epistaxis.
A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya
Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)
A92.0 Penyakit virus Chikungunya;
Demam (berdarah) Chikungunya
A92.1 Demam O'nyong-nyong
A92.2 Demam equine Venezuela
Venezuelan equine encephalitis
Venezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3 Demam West Nile
A92.4 Demam Rift Valley
A92.8 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnya
A92.9 Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskan
A93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified
A93.0 Demam virus Oropouche,
Demam Oropouche
A93.1 Demam Sandfly
Demam Pappataci
Demam Phlebotomus
A93.2 Colorado tick fever

Apikes Iris, Padang

I-30

A93.8 Demam arbovirus lain yang dijelaskan


Penyakit virus Piry
Penyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)
A94

Demam arbovirus, tidak dijelaskan


Demam atau infeksi arbovirus NOS

A95

Yellow fever
Yellow fever adalah infeksi akut dengan demam mendadak, nadi lambat, dan sakit kepala.
Pada kasus berat terjadi albuminuria, jaundice, dan hematemesis. Pada jenis urban, virus
diantarkan oleh Aedes aegypti; sedangkan pada jenis sylvatic (rimba), virus ditularkan oleh nyamuk
liar Haemogogus yang memperolehnya dari primata liar. Yellow fever endemikk di Afrika Tengah
dan Amerika Selatan.
A95.0 Sylvatic yellow fever;
Jungle yellow fever
A95.1 Urban yellow fever
A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan
A96 Demam berdarah arenavirus
A96.0 Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1 Demam berdarah Machupo
Demam berdarah Bolivia
A96.2 Demam Lassa
A96.8 Demam berdarah arenavirus lain
A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan

A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified


Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)
Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0 Demam berdarah Crimea-Congo:
Demam berdarah Asia tengah
A98.1 Demam berdarah Omsk
A98.2 Penyakit Kyasanur Forest
A98.3 Penyakit virus Marburg
A98.4 Penyakit virus Ebola
A98.5 Demam berdarah dengan gejala ginjal
Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam berdarah Russia
Penyakit virus Hantaan
Nephropathia epidemica
Penyakit hantavirus dengan manisfestasi ginjal
Kecuali: sindroma (kardio)pulomonalis hantavirus
A98.8 Demam berdarah virus lain yang dijelaskan
A99

Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-31

Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)


B00

Infeksi herpesvirus [herpes simplex]


Herpes simplex virus (HSV) strain HSV-1 menyebabkan herpes labialis dan keratitis, dan
HSV-2 menyebabkan herpes genitalis. Penyakit ini khas dengan kumpulan vesikel kecil di kulit
atau membran mukosa, berisi cairan jernih, di atas dasar radang yang agak menaik. Vesikel kering
dalam beberapa hari, membentuk kerak kekuningan.
Kecuali:

Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-),


Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus (B27.0),
Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)
B00.0 Eczema herpeticum;
Erupsi variselliformis Kaposi
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirus
Herpes simplex fasialis, herpes simplex labialis
Dermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human () herpesvirus 2
B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
Pharyngitis herpesvirus
B00.3 Meningitis herpesvirus (G02.0*)
B00.4 Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
Meningoencephalitis herpesvirus,
Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5 Penyakit mata herpesvirus:
Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*),
Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)
Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis herpesvirus (H19.1*)
Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus (H22.0*)
Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata,
Septikemia herpesvirus
B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirus
hepatitis herpesvirus (K77.0*), whitlow herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskan
Infeksi herpes simplex NOS
B01

Varicella [chickenpox]
Chickenpox adalah infeksi akut virus dengan gejala konstitusi, diikuti oleh erupsi di banyak
tempat berupa makula, papula, vesikel, dan kerak. Chickenpox dan herpes zoster disebabkan oleh
virus varicella-zoster; dengan chickenpox pada fase serangan akut, dan zoster sebagai reaktifasi
terhadap fase laten. Penularan diduga melalui droplet terinfeksi dari hidung dan tenggorokan, dan
paling menular pada saat awal erupsi. Masa inkubasi 14-16 hari, dan menjadi menular kepada
orang lain setelah 10-21 hari terkena infeksi.
B01.0 Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1 Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2 Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi
Varicella NOS

Apikes Iris, Padang

I-32

B02

Zoster [herpes zoster]


Shingles, zona, atau ganglionitis posterior akut ini adalah infeksi akut SSP yang melibatkan
ganglion dorsalis. Gejalanya khas dengan vesikel dan nyeri neuralgia di kulit yang dilayani oleh
syaraf sensoris dari ganglion yang terlibat. Pengaktifan virus ini mungkin karena penyakit sistemik,
terutama penyakit Hodgkin; atau pengobatan yang menekan sistem imun.
Gejala awal berupa demam menggigil dan gangguan pencernaan, disusul kelompok vesikel
di atas basis eritema yang mengikuti distribusi syaraf ganglion dorsalis di kulit. Daerah yang
terlibat sangat peka, nyeri yang timbul sangat hebat. Erupsi sering di dada dan menyebar pada satu
sisi, kering setelah 5 hari, disusul oleh neuralgia pascaherpes bertahun-tahun.
B02.0 Ensefalitis zoster (G05.1*);
Meningoensefphalitis zoster
B02.1 Meningitis zoster (G02.0*)
B02.2 Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)
Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)
Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3 Penyakit mata zoster
Blefaritis zoster (H03.1*), konjungtivitis zoster (H13.1*), skleritis zoster
(H19.0*),
Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster (H19.2*),
Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7 Zoster disseminata
B02.8 Zoster dengan komplikasi lain
B02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS
B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.
B04

Monkeypox

B05

Measles
Measles (rubeola, morbilli, measles 9-hari, campak) sangat menular, khas dengan demam,
batuk, hidung berair, konjungtivitis, erupsi mukosa bibir atau pipi (Kopliks spot), dan rash
makulopapula tersebar pada kulit. Penularan melalui droplet dari hidung, tenggorok dan mulut
pada stadium prodroma atau erupsi dini. Virus menghilang dari sekresi hidung dan tenggorok
ketika rash.menghilang
Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B05.1 Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2 Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3 Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles (H19.2*)
B05.9 Measles tanpa komplikasi,

Apikes Iris, Padang

I-33

Measles NOS
B06

Rubella [German measles]


Rubella adalah penyakit eksantema yang menular, dengan gejala konstitusi ringan tapi bisa
menyebabkan abortus, lahir mati, atau cacad kongenital pada bayi yang ibunya terinfeksi. Rash
mirip dengan measles tapi agak ringan, dimulai dari leher dan menyebar ke badan dan anggota,
dengan pembesaran limfe di tengkuk dan belakang telinga.
Kecuali : rubella kongenital (P35.0)
B06.0 Rubella dengan komplikasi neurologis
Meningitis rubella (G02.0*),
Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis rubella(G05.1*)
B06.8 Rubella dengan komplikasi lain
Arthritis rubella (M01.4*),
Pneumonia rubella (J17.1*)
B06.9 Rubella tanpa komplikasi
Rubella NOS
B07

Viral warts jerawat virus


Warts adalah tumor epitel yang umum terjadi, kadang-kadang menjadi ganas, ditularkan
oleh human papillomavirus (HPV). Sering terjadi menjelang remaja, dan jarang sekali di usia tua.
Bentuk dan ukuran tergantung pada lokasi dan adanya iritasi atau trauma di tempat ia tumbuh.
Infeksi bisa berupa lesi tunggal atau ganda, sembuh total dalam beberapa bulan tapi bisa timbul
lagi pada tempat yang sama atau berbeda.
Verruca: simplex, vulgaris
Kecuali anogenital (venereal) warts (A63.0)
papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau bladder (D41.4)
B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)
B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node],
Penyakit virus Orf, Vaccinia
Kecuali: monkeypox (B04)
B08.1 Molluscum contagiosum
B08.2 Exanthema subitum [sixth disease]
B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]
B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
Penyakit tangan, mulut dan kaki
B08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
Herpangina
B08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang dijelaskan
Faringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan mulut
Penyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.
B09

Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS

Hepatitis virus(B15-B19)

Hepatitis adalah peradangan hati dengan nekrosis sel. Penyebab utamanya hepatitis virus
Type A, B, dan C (non-A non-B), gejala bisa bervariasi dari ringan seperti flu sampai gagal hati

Apikes Iris, Padang

I-34

fulminant (berkembang cepat, sangat berbahaya) yang fatal. Gejala awal anoreksia, tidak enak
badan (malaise), mual dan muntah, dan demam. Hepatitis biasanya sembuh spontan setelah 4-8
minggu, dan bisa menjadi kronis atau menjadi lebih berat.
Kecuali:

hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)


hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus (B94.2)

B15 Hepatitis akut A


B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatika
B15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
Hepatitis A (akut) (virus) NOS
B16
B16.0
B16.1
B16.2
B16.9

Hepatitis akut B
Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika
Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika
Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS

B17
B17.0
B17.1
B17.2
B17.8

Hepatitis virus akut lain


Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis B
Hepatitis akut C
Hepatitis akut E
Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,
Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC

B18 Hepatitis virus kronis


B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agent
B18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
Hepatitis (virus) kronis B
B18.2 Hepatitis virus C kronis
B18.8 Hepatitis virus kronis lain
B18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan
B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan
B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan koma
B19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika
Hepatitis virus NOS

Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)

Penyakit akibat virus immunodefisiensi manusia (HIV) ini memberi kumpulan gejala yang
dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), atau kumpulan gejala penurunan
kekebalan yang diperoleh setelah lahir. Penurunan kekebalan menyebabkan berbagai penyakit
yang seharusnya dapat dihambat oleh tubuh normal. Penularan virus HIV terjadi melalui cairan
tubuh, dan paling sering melalui penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, hubungan seksual
melalui anus, dan transfusi darah.
Kecuali:

Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)

B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit


Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)
B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lain

Apikes Iris, Padang

I-35

B20.2
B20.3
B20.4
B20.5
B20.6
B20.7
B20.8
B20.9

Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirus


Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lain
Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lain
Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda
Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain
Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit yang tidak
dijelaskan
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS

B21
B21.0
B21.1
B21.2
B21.3

Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas


Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi
Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma Burkitt
Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-Hodgkin
Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang terkait
B21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas ganda
B21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain
B21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak dijelaskan
B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan
B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopati
Dementia HIV
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis llimfoid
B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh
Penyakit kurus (Slim disease)
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang diklasifikasi di tempat lain
Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke aturan pengkodean
morbiditas dan mortalitas di Volume 2.

B23
B23.0
B23.1
B23.2
B23.8

Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain


Sindroma infeksi HIV akut
Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent)
Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan immunologis, n.e.c.
Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan

B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan


Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOS
AIDS-related complex [ARC] NOS
Catatan dari volume 2:

Pasien dengan kerusakan sistem imun akibat penyakit HIV kadang-kadang memerlukan
pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada satu periode perawatan, misalnya infeksi
mycobacterium dan cytomegalovirus. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi utama
yang dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.

Apikes Iris, Padang

I-36

Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit penyerta, maka
gunakan subkategori .7 dari B20-B22. Kondisi yang bisa diklasifikasi pada dua subkategori atau
lebih harus dikode pada subkategori .7 pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada dua
kategori atau lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari dalam blok B20-B24 bisa digunakan,
kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan jelas muncul lebih dahulu daripada infeksi
HIV, kombinasinya tidak boleh dikode dan Selection Rules harus diikuti.
1.

KU: Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi


Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan Sarkoma Kaposi (B21.0).

2.

KU: Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV


Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7).
Kode B20.8 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain)
dan B20.5 (penyakit HIV yang menyebabkan mikosis lain) bisa digunakan sebagai
kode tambahan, kalau diinginkan.

3.

KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii, limfoma Burkitt dan
kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda (B22.7).
Kode tambahan B20.6 (penyakit HIV penyebab pneumonia Pneumocystis carinii),
B21.1 (penyakit HIV penyebab limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
penyebab kandidiasis) bisa diberikan kalau diinginkan.

Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan. Kalau penggunaan
pilihan ini tidak diinginkan, kode lain harus digunakan sebagai kode tambahan untuk
identifikasi kondisi spesifik yang timbul. Pada contoh 1, kondisi utama B21 (penyakit HIV
penyebab neoplasma ganas), dan C46.9 (sarkoma Kaposi) sebagai kode tambahan. Pada
contoh 2, kondisi utama B20 (penyakit HIV penyebab penyakit infeksi dan parasit), sedangkan
B58.9 (Toxoplasmosis, tidak dijelaskan) dan B45.9 (Cryptococcosis, tidak dijelaskan) dipakai
sebagai kode tambahan.
Penentuan penggunaan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk
mengidentifikasi kondisi spesifik, harus diputuskan pada waktu ICD 10 diimplementasikan di
negara yang bersangkutan.

Penyakit virus lain (B25-B34)


B25

Penyakit Cytomegalovirus (CMV)


Penyakit CMV bisa mengenai janin, neonatus, atau pada segala usia. Penularan melalui
saliva, urin, feses, semen, ASI, dan sekresi serviks. Akibatnya berkisar dari infeksi ringan, demam,
hepatitis, pneumonitis, kerusakan otak, sampai lahir mati dan kematian perinatal.
Kecuali:

infeksi CMV kongenital (P35.1),


mononucleosis CMV (B27.1)
B25.0 Pneumonitis CMV (J17.1*)
B25.1 Hepatitis CMV (K77.0*)
B25.2 Pancreatitis CMV (K87.1*)
B25.8 Penyakit CMV lain
B25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan
B26

Mumps
Mumps (parotitis epidemika, infeksiosa) adalah penyakit menular yang akut, dengan
pembesaran kelenjar saliva, terutama parotid yang disertai nyeri. Virus disebarkan melalui droplet
atau kontak langsung dengan material yang tercemar oleh saliva terinfeksi. Komplikasi yang sering
adalah orkhitis, meningoensefalitis, dan pankreatitis.
B26.0 Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1 Meningitis mumps (G02.0*)

Apikes Iris, Padang

I-37

B26.2 Encephalitis mumps (G05.1*)


B26.3 Pancreatitis mumps (K87.1*)
B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
Polyneuropathy mumps (G63.0*), myocarditis mumps (I41.1*)
Arthritis mumps (M01.5*), nephritis mumps (N08.0*)
B26.9 Mumps tanpa komplikasi
Mumps NOS, Parotitis NOS
B27

Mononucleosis infeksiosa
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, tenggorok sakit, limfadenopati umum; hiperplasia
jaringan limfe, dan limfositosis.
Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer'
B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan
B30

Konjungtivitis virus
Penyakit akibat adenovirus ini terutama menyerang orang dewasa. Serangan pada anakanak berhubungan dengan efeknya pada pernafasan dan sistemik.
Kecuali:

penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5),


penyakit mata zoster (B02.3)

B30.0 Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*);


Keratoconjunctivitis epidemika,
Shipyard eye
B30.1 Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*),
Konjungtivitis folikularis adenovirus akut,
Swimming-pool conjunctivitis
B30.2 Faringokonjungtivitis virus
B30.3 Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus) (H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,
Konjungtivitis akibat enterovirus 70
Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)
B30.8 Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*);
Konjungtivitis Newcastle
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan
B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified
B33.0 Myalgia epidemik
Penyakit Bornholm
B33.1 Penyakit Ross River
Demam Ross River
Poliartritis dan exantema epidemik
B33.2 Karditis virus
B33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
Infeksi retrovirus NOS

Apikes Iris, Padang

I-38

B33.4 Hantavirus (cardio)-pulmonary syndrome [HPS] [HCPS] (J17.1*)


Hantavirus dengan manifestasi pulmonalis
Penyakit virus Sin Nombre
Gunakan kode tambahan (N17.9) kalau perlu, untuk identifikasi kegagalan ginjal
yang berhubungan dengan HPS yang disebabkan oleh etiologi hantavirus Andes,
Bayou, dan Black Creek Canal
Kecuali: demam berdarah dengan manifestasi ginjal (A98.5 N08.0*)
B33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.
B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)
penyakit CMV NOS (B25.9)
infeksi retrovirus NOS (B33.3)
virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B97.-)
B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskan
B34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan
Infeksi coxsackievirus NOS
Infeksi echovirus NOS
B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskan
B34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskan
B34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskan
B34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskan
B34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;
Viraemia NOS

Mycoses (B35-B49)
Kecuali:

mycosis fungoides (C84.0)


pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)

B35

Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau bagiannya (stratum korneum,
kuku, rambut). Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton paling sering terlibat. Beberapa
dermatophyta menyebabkan radang ringan atau tanpa radang. Infeksi akut bisa terjadi, misalnya
vesikel dan bulla di kaki, atau lesi lunak berair (kerion) di kepala akibat reaksi imunologis terhadap
jamur yang biasanya diikuti oleh remisi atau kesembuhan.
Tinea barbae adalah infeksi jamur pada jenggot yang jarang terjadi. Tinea kapitis pada
kepala yang disebabkan Trichophyton sering mengenai anak-anak, menular dan bisa menjadi
epidemik. Area yang terlibat memiliki bintik-bintik hitam akibat rambut yang patah. Lesi
Microsporum audouini berupa patch abu-abu, bersisik, dan agak botak dengan rambut kusam dan
patah-patah. Lesi akibat M. canis dan M. gypseum lebih bersifat radang, dengan lepasnya rambut
terinfeksi, dan bisa disertai granuloma radang yang menonjol (kerion), lalu segera sembuh.
Tinea unguium atau jamur kuku adalah salah satu bentuk onychomycosis, biasanya
disebabkan oleh Trichophyton. Kuku menebal dan kusam, debris berkumpul di bawah ujung
bebasnya. Plat kuku bisa menjadi terpisah, dan kuku bisa hancur.
Tinea manuum adalah jamur tangan, dan tinea pedis di sela-sela jari kaki dikenal dengan
nama athletes foot. Lesi Trichophyton ini sering lecet dengan vesikel dipinggirnya.
Tinea korporis disebabkan oleh Trichophyton dengan lesi papuloskuamosa berbentuk
lingkaran dengan pinggir yang naik, meluas ke pinggir, dan bagian tengah cenderung bersih. Tinea
cruris melebar dari lipatan paha menuju paha dalam bagian atas. Bentuk-bentuk lain jamur adalah
Pityriasis versikolor, Pityriasis nigra, white piedra dan black piedra..

Apikes Iris, Padang

I-39

Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion, sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku, ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS
B36 Mikosis permukaaan lainnya
B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1 Tinea nigra;
Microsporosis nigra, pityriasis nigra
Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedra
Tinea blanca
B36.3 Black piedra
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan
B37

Candidiasis
Kandidiasis biasanya pada kulit dan membran mukosa, infeksi sistemik menyebabkan lesi
visera yang fatal. Penyebabnya, Candida albicans adalah jamur ragi saprofit yang menjadi patogen
kalau lingkungan memungkinkan atau pertahanan tubuh melemah. Daerah hangat dan lecet
adalah tempat yang rentan. Kerentanan ditingkatkan oleh antibiotik, kortikosteroid, antimetabolik,
kehamilan, obesitas, diabetes mellitus dan cacad imunologis. Pada dewasa muda kandidiasis bisa
merupakan tanda awal AIDS.
Kandidiasis intertrigo (lipatan) berupa patch berbatas tegas, merah, bisa gatal dan eksudat.
Kandidiasis perianus menyebabkan pruritus ani yang lecet bewarna putih. Vulvovaginitis kandida
sering ketika hamil atau diabetes mellitus, berupa cairan putih kekuningan. Infeksi glans penis dan
preputium terdapat pasangan seksual penderita vulvovaginitis kandida. Kandidiasis mulut (oral
thrush) berupa patch eksudat putih krem yang bisa dikikis dari lidah atau mukosa pipi. Perleche,
yaitu radang dan retak sudut mulut, bisa disebabkan oleh kandida atau gigi palsu yang letaknya
tidak benar.
Termasuk:

candidosis, miniliasis

Apikes Iris, Padang

I-40

Kecuali: kandidiasis neonatus (P37.5)


B37.0 Stomatitis kandida
Oral thrush
B37.1 Kandidiasis pulmonalis
B37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
Onychia kandida, paronychia kandida
Kecuali:
dermatitis diaper (L22)
B37.3 Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*);
Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4 Kandidiasis urogenital lain;
Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5 Meningitis kandida(G02.1*)
B37.6 Endokarditis kandida (I39.8*)
B37.7 Septikemia kandida
B37.8 Kandidiasis pada situs lain;
Cheilitis kandida
Enteritis kandida
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan;
Thrush NOS
B38

Coccidioidomycosis
Bentuk primer infeksi Coccidioides immitis ini bisa tanpa gejala, berupa infeksi saluran
pernafasan, effusi pleura atau pneumonia. Bentuk progresif muncul dari bentuk primer,
menyerang kulit, kelenjar limfe, limpa, hati, ginjal, meningen dan otak, dan sering fatal
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4
Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B39

Histoplasmosis
Disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, khas dengan lesi paru-paru primer dan bisa
menyebar melalui darah dan menyebabkan ulkus orofarings, saluran pencernaan, serta
hepatomegali, splenomegali, limfadenopati, dan nekrosis adrenal.
B39.0
B39.1
B39.2
B39.3

Histoplasmosis capsulati paru-paru akut


Histoplasmosis capsulati paru-paru kronis
Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskan
Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisata
B39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan
Histoplasmosis Amerika
B39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis Afrika
B39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-41

B40

Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis, terutama melibatkan
paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen ke kulit.
Kecuali:
B40.0
B40.1
B40.2
B40.3
B40.7
B40.8
B40.9

Blastomikosis Brazilia (B41.-)


Blastomikosis keloid (B48.0)
Blastomikosis paru-paru akut
Blastomikosis paru-paru kronis
Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
Blastomikosis kulit
Blastomikosis disseminata
Blastomikosis generalisata
Bentuk lain blastomikosis
Blastomikosis, tidak dijelaskan

B41

Parakoksidioidomikosis
Penyakit infeksi kulit, membran mukosa, kelenjar limfe, dan organ internal ini disebabkan
oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis (Blastomyces brasiliensis).
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umum
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B42

Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan nodul, ulkus dan abses pada kulit
dan saluran limfe permukaan, dan bisa menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering
menyerang petani dan peladang, terutama yang menangani semak belukar.
B42.0
Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan
B43

Chromomycosis and phaeomycotic abscess


Penyakit infeksi akibat Hormodendrum pedrosoi, H. compactum, atau Phialophora verrucosa, khas
dengan nodul kulit seperti wart yang dengan perlahan menjadi vegetasi papillomatosa yang mudah
membentuk ulkus. Umum terjadi di daerah tropis pada laki-laki 30-50 tahun.
B43.0 Kromomikosis kulit
Dermatitis verrucosa
B43.1 Abses otak phaeomikotik
Kromomycosis otak
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutis
B43.8 Bentuk lain kromomikosis
B43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-42

B44

Aspergillosis
Penyakit infeksi paru-paru yang bisa menyebar melalui darah, disebabkan oleh Aspergillus
spp, terutama A. fumigatus. Kelainan paru-paru mungkin pula sebagai reaksi allergi terhadap jamur
ini atau spesies lainnya. Jamur ini muncul setelah pengobatan antibiotika bronkus yang rusak oleh
bronkitis, bronkiekstasis, atau TB. Bola jamur (aspergilloma, fungus ball) adalah bentuk khas
penyakit ini yang pada foto Rontgen terlihat sebagai massa bulat padat dikelilingi oleh lapisan
udara tipis, biasanya di dalam rongga sisa TB.
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umum
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan
B45

Cryptococcosis
Penyakit infeksi Filobasidiella neoformans (dulu disebut Cryptococcus neoformans) ini memiliki
fokus primer pada paru-paru, menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan
B46

Zygomycosis
Disebut juga phycomycosis atau mucormycosis, disebabkan oleh hyphae (filamen jamur)
lebar tanpa septum dari Rhizopus, Abdisia, atau Basidiobolus spp. Mucormycosis kulit menyebabkan
bengkak-bengkak pada subkutis leher dan dada. Jenis rhinocerebralis adalah infeksi primer fatal
pada hidung, sinus atau orbita, sering pada penurunan daya tahan tubuh.
B46.0
B46.1
B46.2
B46.3
B46.4

Mukormikosis paru-paru
Mukormikosis rhinocerebralis
Mukormikosis gastrointestinalis
Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS
B47

Mycetoma

Apikes Iris, Padang

I-43

Infeksi kaki (kadang-kadang anggota atas) yang kronis, agak sembab, dengan banyak sinus;
yang menyebar kecuali kalau dieksisi atau diamputasi. Kasus yang dibiarkan bisa menyebabkan
kematian akibat serangan infeksi sekunder bakteria. Hampir separo kasus disebabkan oleh
Nocardia spp., dan sisanya oleh sekitar 20 macam jamur dan bakteria. Paling sering terjadi di daerah
tropis dan pada usia 21-40 tahun.
B47.0 Eumycetoma
Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS
B48 Mikosis lain, not elsewhere classified
B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydii
Kecuali:
eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis;
Stomatitis geotrichum
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
disebabkan oleh jamur dengan keganasan rendah yang hanya menginfeksi sebagai
akibat terdapatnya faktor-faktor seperti penyakit yang melemahkan atau
pemberian
obat penekan ketahanan dan obat lainnya, atau terapi penyinaran. Hampir semua
jamur penyebab bersifat saprofit di tanah atau pada vegetasi yang membusuk.
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
Adiaspiromycosis
B49

Mycosis, tidak dijelaskan


Fungaemia NOS

Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)


Kecuali:

amoebiasis (A06.-),
penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)

Malaria
Malaria adalah penyakit akibat Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae, atau P. ovale.
Infeksi terjadi melalui tusukan nyamuk anopheles, transfusi darah, atau penggunaan jarum
bersama di antara pengguna narkoba.. Masa inkubasi 10-35 hari, disusul oleh masa prodroma
berupa demam ringan, lesu, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa dingin, sehingga sering diduga
influenza. Serangan dimulai dengan menggigil, demam dan keringatan, pada malaria vivax dan
ovale setiap 48 jam, pada malaria falciparum setiap 36-72 jam, dan pada malaria malariae setiap 72
jam. Gejala diikuti anemia dan splenomegali, dengan perjalanan penyakit kronis berulang.
Lingkaran hidup dimulai ketika anopheles betina menelan gametosit malaria dari darah, yang
berubah menjadi sporozoit yang akan bermukim di kelenjar saliva nyamuk. Sporozoit yang

Apikes Iris, Padang

I-44

disuntikkan ke manusia memasuki sel-sel parenkim hati dan memperbanyak diri (fase
eksoeritrosit). Setelah 2-4 minggu, terbentuk merozoit yang memasuki darah dan eritrosit (fase
eritrosit). Mereka memperbanyak diri di dalam eritrosit membentuk generasi merozoit baru.
Eritrosit akan pecah, merozoit dibebaskan ke dalam plasma dan memasuki eritrosit baru, lalu
memperbanyak diri. Gametosit yang juga terbentuk di eritrosit, tidak mampu memperbanyak diri
kalau tidak ditelan kembali oleh anopheles.
B50 Malaria Plasmodium falciparum
Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp. lain
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOS
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan
B51 Malaria Plasmodium vivax
Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS
B52 Malaria Plasmodium malariae
Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi
Malaria P. malariae NOS
B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan
B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali:
bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
Kecuali:
bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.
B54

Malaria yang tidak dijelaskan


Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi parasitologi

B55

Leishmaniasis
Leishmaniasis disebabkan oleh Leishmania spp. yang ditularkan lalat Phlebotomus (sandfly).
Manifestasinya bisa viseral, mukokutan, atau kulit, tergantung strain yang menyerang dan
kekebalan. Kala-azar disebabkan oleh L. donovani, masuk aliran darah, bersarang di sistem retikulo-

Apikes Iris, Padang

I-45

endotel, menimbulkan demam, splenomegali, kurus dan pansitopenia, dengan angka kematian
90% kalau tidak diobati. Leishmaniasis kulit disebabkan oleh L. tropica atau L. major, dengan ulkus
granulomatosa berbatas tegas. Ulkus mukokutan di muka disebabkan oleh L. mexicana., L.
braziliensis peruvia, dan L. braziliensis braziliensis. Jenis lain, L. mexicana amazonensis dan L. tropica
aethiopica menyebabkan lesi kulit tersebar luas menyerupai lepra lepromatosa.
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan
B56

Trypanosomiasis Afrika
Trypanosomiasis adalah penyakit kronis akibat T. brucei var. gambiense dan T. brucei var.
rhodesiense yang menyebabkan penyakit tidur Afrika, ditularkan oleh lalat Tsetse (Glossina spp.).
Tripanosomiasis ini khas dengan demam, limfadenopati, erupsi kulit, dan edema-edema lokal yang
nyeri. Gejala SSP seperti tremor, sakit kepala, apathy, dan kejang akan muncul kemudian dan
menyebabkan koma dan kematian.
B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness
B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS
B57

Penyakit Chagas
Penyakit Chagas atau Trypanosomiasis Amerika terdapat di Amerika Selatan dan Tengah,
disebabkan oleh T. cruzi, ditularkan oleh insekta reduviid (Triatoma). Gejala akut terutama pada
anak-anak kecil, khas dengan demam, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan edema muka.
Kadang-kadang disertai meningoensefalitis dan kejang yang menyebabkan cacad mental atau fisik
yang permanen, atau kematian.
Termasuk: American trypanosomiasis;
Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0 Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
Penyakit Chagas akut NOS
B57.2 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain
B58

Toxoplasmosis
Penyakit granulomatosa umum atau SSP akibat Toxoplasma gondii. Infeksi asimptomatik di
seluruh dunia menunjukkan variasi 7-94%. Ia menyerang dan memperbanyak diri secara aseksual
di dalam sitoplasma sel-sel berinti, dan membentuk kista di jaringan. Perbanyakan secara seksual
terjadi pada sel-sel usus kucing, oosit yang dihasilkan keluar bersama feses. Penularan bisa terjadi

Apikes Iris, Padang

I-46

melalui plasenta, makan daging berkista yang kurang masak, dan melalui oosit di tanah yang
tercemar kotoran kucing.
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0 Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma (I41.2*);
Miositis toxoplasma (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan
B59 Pneumocystosis (J17.3*)
Pneumonia akibat Pneumocystis carinii
B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified
Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
Mikrosporidiosis usus (A07.8)
B60.0 Babesiosis
Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 Acanthamoebiasis
Konjungtivitis akibat Acanthamoeba (H13.1*)
Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba (H19.2*)
B60.2 Naegleriasis
Meningoensefalitis amuba primer (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
Mikrosporidiosis
B64

Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan

Helminthiases (B65-B83)
B65

Schistosomiasis [bilharziasis]
Penyakit visera akibat cacing darah Schistosoma, yang hidup di dalam vena mesenterium
atau bladder. Telur yang menembus mukosa usus atau bladder akan tiba di air, menetas,
melepaskan miracidia yang dengan cepat berubah menjadi ribuan cercaria di dalam keong.
Cercaria dapat menembus kulit, dan berubah menjadi skistosomula, pada saat ini terjadi
dermatitis. Skistosomula pindah ke vena bladder atau usus, menjadi dewasa dan bertelur dalam
waktu 1 3 bulan sejak memasuki kulit.
Gejala penyakit mencakup demam, menggigil, mual, nyeri abdomen, malaise, mialgia,
urtikaria merah, dan eosininofilia. Kadang-kadang telur nyasar ke SSP dan menyebabkan mielitis
transversa atau kejang. Penyakit lain termasuk akibat dari trematoda usus Fasciolopsis buski,
Heteropyes atau Metagonimus; trematoda hati seperti Fasciola hepatica dan Clonorshis sinensis,
dan trematoda paru seperti Paragonimus sp.

Apikes Iris, Padang

I-47

Termasuk: snail fever


B65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis urine]
B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus]
B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia
B65.3 Dermatitis cercaria
Swimmer's itch
B65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei, Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan
B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya
B66.0 Opisthorchiasis
Infeksi cacing hati kucing
Opisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1 Clonorchiasis
Penyakit cacing hati Cina,
Penyakit cacing hati oriental;
Infeksi Clonorchis sinensis
B66.2 Dicrocoeliasis
Infeksi Dicrocoelium dendriticum
Infeksi cacing jaringan lancet
B66.3 Fascioliasis
Infeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica;
Penyakit cacing hati domba
B66.4 Paragonimiasis
Infeksi Paragonimus sp;
Penyakit cacing paru-paru
Distomiasis paru-paru
B66.5 Fasciolopsiasis
Infeksi Fasciolopsis buski;
Distomiasis usus
B66.8 Infeksi fluke lain
Echinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis, Nanophyetiasis, Watsoniasis
B66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan

B67

Echinococcosis
Echinococcus adalah cacing dari jenis cestoda (cacing pita), berbentuk panjang, pipih dan
bersegmen, tidak memiliki pencernaan tapi memperoleh makanan secara langsung dengan
menyerapnya dari usus tuan rumah. Echinococcosis adalah infeksi larva Echinococcus granulosus yang
bisa menimbulkan kista di dalam hati dan organ lain. Penularan mulai dari telur yang ada dalam
feses anjing, serigala atau kaninus lain, ditelan oleh sapi, domba atau manusia, lalu diserap saluran
pencernaan dan memasuki hati, paru-paru, dan kadang-kadang otak, tulang, dsb. Larva
berkembang dengan lambat, bertahun-tahun, membentuk kista hidatid yang akan berkembang lagi
kalau dimakan anjing. Echinococcus multilokularis memiliki siklus yang sama, dan umumnya berasal
dari serigala..
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone

Apikes Iris, Padang

I-48

B67.3
B67.4
B67.5
B67.6
B67.7
B67.8
B67.9

Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple sites


Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskan
Infeksi Echinococcus multilocularis pada hati
Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan ganda
Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskan
Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
Echinococcosis, di tempat lain and tidak dijelaskan;Echinococcosis NOS

B68

Taeniasis
Infeksi saluran usus, sering tanpa gejala, akibat sestoda dewasa Taenia saginata yang berasal
dari sapi, atau Taenia solium yang berasal dari babi. Infeksi stadium larva T. solium dapat
menyebabkan neurocysticercosis dengan kejang epilepsi.
Kecuali: cysticercosis (B69.-)
B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babi
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapi
Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan
B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan
B70

Diphyllobothriasis and sparganosis


Infeksi Diphyllobothrium latum, atau cacing pita ikan, sering tanpa gejala. Ia menyerap
vitamin B12 dari usus sehingga timbul defisiensi vitamin ini dan anemia megaloblastik..
B70.0 Diphyllobothriasis:
Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),
(Infeksi) cacing pita ikan
Kecuali:
diphyllobothriasis larva (B70.1)
B70.1 Sparganosis
Infeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva Spirometra
Diphyllobothriasis larva
Spirometrosis
B71 Infeksi cestoda lainnya
B71.0 Hymenolepiasis
(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)
(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1 Dipylidiasis
(Infeksi) cacing pita anjing
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskan
Coenurosis
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan:
(Infeksi) cacing pita NOS
B72

Dracunculiasis

Apikes Iris, Padang

I-49

Infeksi nematoda (cacing bulat) jenis Dracunculus medinensis yang dapat menyebabkan ulkus
nyeri pada kulit dan arthritis yang melumpuhkan. Infeksi melalui air terkontaminasi, menembus
usus, dan menjadi dewasa di jaringan ikat. Bagian kepala muncul di kulit dan membentuk papula
merah, vesikula, dan ulkus.
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea
B73

Onchocerciasis
Infeksi nematoda filaria yang menyebabkan penyakit kulit kronis dan lesi mata yang dapat
menyebabkan buta.
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness
B74

Filariasis
Filariasis limfatik adalah infeksi oleh 3 spesies Filarioidea, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi,
atau B. timori, yang menyebabkan adenolimfangitis akut, limfedema kronik, hidrokel, dan chiluria.
Larva yang disuntikkan nyamuk memasuki darah dan saluran limfe, menjadi dewasa dalam 6-12
bulan. Radang kelenjar limfe menyumbat aliran limfe dan terjadinya penyakit kaki gajah. Loiasis
adalah infeksi Loa loa, menyebabkan angioedema lokal pada kulit dan sindroma hipereosinofilia
allergi. Ia disuntikkan oleh lalat Chrysops (deerfly atau horsefly).
Kecual:
B74.0

B74.1
B74.2
B74.3

B74.4
B74.8
B74.9

Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
Filariasis akibat Brugia malayi
Filariasis akibat Brugia timori
Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
Filariasis lain
Dirofilariasis
Filariasis, tidak dijelaskan

B75

Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala pencernaan ringan diikuti oleh
edema periorbita, nyeri otot, demam, dan eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis
B76

Hookworm diseases
Penyakit cacing tambang disebabkan oleh Ankylostoma duodenale atau Necator americanus,
menyebabkan nyeri perut dan anemia defisiensi besi. Larva Ankylostoma braziliense pada anjing atau
kucing dapat masuk tubuh manusia melalui kulit, menyebabkan cutaneous larva migrans.
Termasuk: Uncinariasis
B76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.
B76.1 Necatoriasis

Apikes Iris, Padang

I-50

Infeksi Necator americanus


B76.8 Penyakit cacing tambang lain
B76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
Cutaneous larva migrans NOS
B77

Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus dinding usus dan dibawa darah
ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu
menjadi dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan
B78

Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit, eosinofilia, dan nyeri perut.

B78.0
B78.1
B78.7
B78.9

Strongyloidiasis usus
Strongyloidiasis kulit
Strongyloidiasis disseminata
Strongyloidiasis, tidak dijelaskan

B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi)


Trichocephaliasis
(Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]
B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi Threadworm
Oxyuriasis
Infeksi pinworm [cacing jarum]
Infeksi threadworm [cacing benang]
B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis (B83.2)
B81.0 Anisakiasis
Infeksi larva Anisakis
B81.1 Capillariasis usus
Capillariasis NOS
Infeksi Capillaria philippinensis,
Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2 Trichostrongyliasis
B81.3 Angiostrongyliasis usus
Infeksi Parastrongylus costaricensis
B81.4 Helminthiasis usus campuran
Helminthiasis campuran NOS
Infeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara
kategori B65.0-B81.3 dan B81.8.
B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan
Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]
Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]
B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan
B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-51

B82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan


B83 Helminthiasis lain
Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)
B83.0 Visceral larva migrans
Toxocariasis
B83.1 Gnathostomiasis:
Wandering swelling sembab berpindah
B83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
Eosinophilic meningoencephalitis (G05.2*)
Kecuali:
angiostrongyliasis usus (B81.3)
B83.3 Syngamiasis
Syngamosis
B83.4 Hirudiniasis internal
Kecuali:
Hirudiniasis eksternal (B88.3)
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskan
Acanthocephaliasis
Gongylonemiasis
Hepatic capillariasis
Metastrongyliasis
Thelaziasis
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan:
Cacingan NOS
Kecuali:
helminthiasis usus NOS (B82.0)

Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)

Pediculosis disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus capitis), kutu badan (P.
humanus corporis), atau kutu area genital (Phthirus pubis). Kutu kepala dan pubis bisa hidup pada
tubuh, sedangkan kutu badan pada pakaian. Kutu badan adalah vektor penting penularan
organisme penyebab epidemic typhus, trench fever, dan relapsing fever
B85 Pediculosis and phthiriasis
B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
Infestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah pubis)
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B85.0B85.3
B86

Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu betina membuat terowongan di
stratum korneum kulit untuk meletakkan telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch

Apikes Iris, Padang

I-52

B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan
B88 Infestasi lain
B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae, Liponyssoides sanguineus
Kecuali:
scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
Scarabiasis
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOS
Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa
Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan
Infestasi (kulit) NOS
Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS
B89

Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)

Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori A00-B89 sebagai
penyebab sekuel, sementara mereka diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel mencakup kondisi yang
dinyatakan demikian; juga mencakup efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasikan pada
kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi. Untuk penggunaan kategori
ini, rujukan perlu dibuat ke aturan dan pedoman pengkodean mortalitas dan morbiditas pada
Volume 2.
B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat

Apikes Iris, Padang

I-53

B90.1
B90.2
B90.8
B90.9

Sekuel TB genitourinarius
Sekuel TB tulang dan sendi
Sekuel TB organ lain
Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS

B91

Sekuel poliomyelitis

B92

Sekuel leprosy

B94
B94.0
B94.1
B94.2
B94.8
B94.9

Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
Sekuel trakoma
Sekuel ensefalitis virus
Sekuel hepatitis virus
Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan

Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)

Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer. Mereka disediakan
untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi
penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain
B95
lain
B95.0
B95.1
B95.2
B95.3
B95.4
B95.5
B95.6
B95.7
B95.8

Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab


Streptokokus, group A
Streptokokus, group B
Streptokokus, group D
Streptokokus pneumoniae
Streptokokus lain
Streptokokus yang tidak dijelaskan
Stafilokokus aureus
Stafilokokus lain
Stafilokokus yang tidak dijelaskan

B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain.


B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]
Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1 Klebsiella pneumoniae
B96.2 Escherichia coli
B96.3 Haemophilus influenzae
B96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)
B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)
B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis]
B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]
B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan
B97
B97.0
B97.1
B97.2

Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain


Adenovirus
Enterovirus: Coxsackievirus, Echovirus
Coronavirus

Apikes Iris, Padang

I-54

B97.3
B97.4
B97.5
B97.6
B97.7
B97.8

Retrovirus: Lentivirus, Oncovirus


Respiratory syncytial virus
Reovirus
Parvovirus
Papillomavirus
Virus lainnya

Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)


B99

Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

I-55

CODING EXERCISES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Chronic viral hepatitis C


Congenital syphilis in an 18-month old child
Oral candidiasis in a HIV patient
Acute pneumococcal tracheitis
Dracunculiasis
Non-infective diarrhoea in a 3-week old infant
Tuberculosis of lung, confirmed
Axillary cutaneous abscess
Streptococcal sore throat
Cytomegalovirus pancreatitis
Internal hirudiniasis
Kaposi's sarcoma of skin of back in HIV patient
Infeksi Schistosoma mansoni dan Fasciolopsis buski dengan nyeri perut yang
berat
Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii
Granular trachomatous conjunctivitis
Mycotic Madura foot
Dwarf tapeworm infestation
Sequelae of leprosy
Classical cholera
Varicella meningitis

Apikes Iris, Padang

I-56

CHAPTER I: CERTAIN INFECTIOUS AND PARASITIC DISEASES


1.Chronic viral hepatitis C
Look up hepatitis in the Index (Volume 3, page 263).
Hepatitis
- viral
- - chronic
- - - type
- - - - C -> B18.2
2.Congenital syphilis in an 18-month old child
Look up syphilis in the Index (Volume 3, page 524).
Syphilis
- congenital
- - early or less than two years after birth -> A50.2
Perhatikan bahwa tidak ada gejala yang dijelaskan dan sifilis tidak dinyatakan sebagai
laten. A50.2 pada volume 1 dianggap Early congenital syphilis, unspecified.
3.Oral candidiasis in a HIV patient
Look up candidiasis in the Index (Volume 3, page 84)
Candidiasis
- resulting from HIV disease -> B20.4
Perhatikan bahwa kode ini adalah untuk penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasis
dan harus digunakan kalau yang dikode hanyalah penyebab tunggal. Kalau
mengkode kondisi ganda, bisa ditambahkan B37.0 untuk menjelaskan bahwa
manifestasi infeksi HIV adalah oral thrush (candidal stomatitis). Untuk
menemukan kode ini, look up
Candidiasis
- mouth -> B37.0
4.Acute pneumococcal tracheitis
Look up tracheitis in the Index (Volume 3, page 538)
Tracheitis -> J04.1
Perhatikan bahwa kata-kata "acute" and "pneumococcal" tercantum dalam uraian
tracheitis di dalam tanda kurung, yang berarti bahwa ada tidaknya kata-kata
ini dalam uraian penyakit tidak mengubah kode. Untuk mengkode kondisi ganda,
bisa ditambahkan kode B95.3 untuk menunjukkan pneumokokus. To find this
code, you look up
Infection
- pneumococcal
- - as cause of disease classified elsewhere -> B95.3.
Kode J04.1 berasal dari bab pernafasan, bukan bab penyakit infeksi. Lihat catatan
eksklusi pada halaman 107 volume 1 untuk menjelaskan ini.
5.Dracunculiasis
Look up dracunculiasis in the Index (Volume 3, page 189)
Dracunculiasis, dracunculosis -> B72.
6.Noninfective diarrhoea in a 3-week old infant
Cari diare pada indeks (Volume 3, page 158) perhatikan bahwa istilah di dalam tanda
kurung menunjukkan bahwa diare yang tidak dijelaskan dianggap menular dan
dikode pada bab I. Karena kasus ini dinyatakan non-infectious, look up

Apikes Iris, Padang

I-57

Diarrhoea
- neonatal (non infective) -> P78.3.
Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau pasien adalan neonatus,
kodenya adalah K52.9 - diarrhoea, non-infective.
7.Tuberculosis of lung, confirmed
Look up tuberculosis in the Index (Volume 3, page 545).
Tuberculosis
- lung - see Tuberculosis, pulmonary.
- pulmonary
- - confirmed (by)
- - - unspecified means -> A15.3.
8.Axillary cutaneous abscess
Look up Abscess in the Index (Volume 3, page 17)
Abscess
- axilla (region) -> L02.4.
Note that if you look up Abscess, cutaneous the Index suggests to see also Abscess, by
site. This indicates that there are other, more specific, codes available for body
sites. There is also a code for the axillary lymph node under Abscess, axilla but the
diagnosis here is for a cutaneous abscess. The exclusion notes on page 107 of
volume 3 indicate that certain localised infections, such as this one, are coded to
the relevant body system chapter and not to chapter 1.
9.Streptococcal sore throat
Look up Sore in the Index (Volume 3, page 501) or, if you know the medical term for sore
throat, look up pharyngitis.
Sore
- throat
- - streptococcal (ulcerative) -> J02.0.
Pharyngitis
- streptococcal -> J02.0.
The exclusion notes on page 107 of Volume 3 indicate that certain localised infections,
such as this one, are coded to the relevant body system chapter and not to chapter
1.
10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 K87.1 *
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to indicate the underlying
cause of the disease (cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis). If you
are only coding single conditions, use the dagger code only.
11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.
12.Kaposi's sarcoma of back (skin) in HIV patient
Look up sarcoma in the Index (Volume 3, page 484).

Apikes Iris, Padang

I-58

Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - resulting from HIV disease -> B21.0.
If you are coding multiple conditions, you can add a code for the sarcoma of skin of back
and a morphology code to indicate Kaposi's sarcoma. Look these up this way:
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological type in the Index.
Check this also in the Morphology Table in Volume 1 (page 1195) - next to the
morphology code is the Chapter 2 category (C46.-) that should be used with this
morphology.
13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski causing severe abdominal
pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There is no need to code the
abdominal pain as this is stated to be a symptom of (caused by) the infection. If
you are coding single conditions only, you may wish to use either the first infection
code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal helminthiases. Read the description for this
code on page 174 of volume 1.
14.Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii
Look up typhus in the Index (Volume 3, page 552)
Typhus
- due to Rickettsia
- - prowazekii -> A75.0.
15.Granular trachomatous conjunctivitis
Look up conjunctivitis in the Index (Volume 3, page 113)
Conjunctivitis
- granular (trachomatous) -> A71.1 H13.1*
16.Mycotic Madura Foot
Look up Madura foot in the Index (Volume 3, page 343).
Madura foot
- mycotic -> B47.0
17.Dwarf tapeworm infestation
Look up infestation in the Index (Volume 3, page 299).
Infestation
- dwarf tapeworm -> B71.0
18.Sequelae of leprosy

Apikes Iris, Padang

I-59

Look up sequelae in the Index (Volume 3, page 495).


Sequelae
- leprosy -> B92
19.Classical cholera
Look up cholera in the Index (Volume 3, page 97).
Cholera
- classical -> A00.0
20.Varicella meningitis
Look up meningitis in the Index (Volume 3, page 355).
Meningitis
- in
- - varicella -> B01.0 G02.0*

Apikes Iris, Padang

I-60

CHAPTER II. NEOPLASMA


Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai berikut:
C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada tempat
yang dijelaskan, selain neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan yang
berhubungan.
C00-C14
Bibir, rongga mulut, dan farings
C15-C26
Organ pencernaan
C30-C39
Organ pernafasan dan intratoraks
C40-C41
Tulang dan rawan sendi
C43-C44
Kulit
C45-C49
Jaringan mesotel dan jaringan lunak
C50
Mammae
C51-C58
Organ genitalia wanita
C60-C63
Organ genitalia pria
C64-C68
Saluran kemih
C69-C72
Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusat
C73-C75
Thyroid dan kelenjar endokrin lain
C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas, sekunder dan tidak
dijelaskan
C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada jaringan
limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen (primer)
D00-D09 Neoplasma in situ
D10-D36 Neoplasma jinak
D37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui [lihat catatan]
Catatan
1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak dijelaskan.
Kategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi yang jelas mengenai
situs asalnya, atau kanker dinyatakan disseminata, tersebar, atau meluas
tanpa menyebutkan situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak
diketahui.
2. Aktifitas fungsional.
Semua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik mereka aktif atau tidak
secara fungsional. Sebuah kode tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau
diinginkan, untuk mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan dengan
setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma ganas kelenjar adrenal yang
menghasilkan catecholamine harus dikode pada C74 dengan kode tambahan
E27.5; adenoma basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2 dengan kode
tambahan E24.0.
3. Morfologi.
Terdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama neoplasma ganas:
karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel) skuamosa dan adenokarsinoma;
sarkoma; tumor jaringan lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma
(Hodgkin and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau spesifik

pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah istilah umum
dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan
untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan yang
berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara salah sebagai sinonim
kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan
sifatnya dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya
ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis komprehensif
tersedia di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua, yang merupakan
klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean independent untuk
topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki enam digit: empat digit
pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat (primer ganas,
sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak jelas keganasannya), dan kode ke-6
adalah peringkat (differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan sebagai
kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II.
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori yang
lain umumnya diberikan sebagai subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya. Banyak
kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau
subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-karakter , dan yang
titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi
overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya,
karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks pada C16.0 (cardia),
sementara karsinoma ujung dan permukaan ventral lidah harus dikode pada
C02.8. Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan melibatkan permukaan
ventral harus dikode pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui.
Overlap berarti bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan).
Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis juga
bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan
pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan
topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam
sistem tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidah
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidah
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anus
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan lunak
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Apikes Iris, Padang

II-2

C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan


C72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat
Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus halus, yang harus
dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem pencernaan)
6. Neoplasma ganas jaringan ektopik.
Neoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang disebutkan,
misalnya neoplasma ganas pankreas ektopik dikode pankreas, tidak dijelaskan
(C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasma.
Sebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus dipertimbangkan
ketika mengkode neoplasma, dan rujukan harus dilakukan pertama kali pada
entri indeks alfabet untuk melihat uraian morfologis.
Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi umum mengenai
penggunaan indeks alfabet secara benar. Instruksi khusus dan contoh-contoh
sehubungan dengan neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan
kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
8. Penggunaan International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi
kedua.
Untuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan klasifikasi topografis
yang agak terbatas, atau tidak ada sama sekali. Kode topografi ICD-O yang
digunakan untuk semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas (C00-C77, C80),
sehingga memberikan peningkatan kespesifikan situs untuk neoplasma lain
(ganas sekunder [metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak
diketahui).
Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi situs dan morfologi
tumor, seperti registri kanker, rumah sakit kanker, bagian patologi, dan badan
lain yang mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk
menggunakan ICD-O.
Catatan khusus Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II pada Volume 1 dan pada
pendahuluan Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi morfologis.
Suatu neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan
selama perawatan kesehatan harus dicatat dan dikode sebagai kondisi utama. Bisa saja kondisi
utama yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang tidak
terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya). Untuk keadaan ini, kondisi
utama dikode pada neoplasma situs sekunder, komplikasi saat ini, atau keadaan yang bisa
dikode pada Bab XXI (Kontak dengan pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang
merupakan fokus pengobatan atau penyelidikan saat itu. Kode yang sesuai dari Bab XXI
untuk riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan untuk kode tambahan.
Contoh 6
Kondisi utama
: Karsinoma prostat
Kondisi lain
: Bronkitis kronis
Prosedur
: Prostatektomi
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama

Apikes Iris, Padang

II-3

Contoh 7
Kondisi utama
: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
Kondisi lain
: Karsinoma sekunder paru-paru
Prosedur
: Bronkoskopi dengan biopsi
Kode: Neoplasma ganas paru-paru (C78.0) sebagai kondisi utama. Z85.3 (riwayat
neoplasma mammae) bisa menjadi kode tambahan.
Contoh 8
Kondisi utama
: Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk pemeriksaan
follow-up dengan cystoscopy.
Kondisi lain
:Prosedur
: Cystoscopy
Kode: Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai kondisi
utama. Z85.5 (riwayat neoplasma ganas saluran urin) sebagai kode tambahan.
Neoplasma ganas (C00-C97)
Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah dua-pertiga depan permukaan bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah dua pertiga depan permukaan atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS Bagian lidah yang bergerak NOS
C02.4 Tonsilla lingualis

Apikes Iris, Padang

II-4

Kecuali: tonsil NOS (C09.9)


C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4
C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusi
Termasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingiva
Kecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)
C03.0 Gusi atas
C03.1 Gusi bawah
C03.9 Gusi, tidak dijelaskan
C04 Neoplasma ganas lantai mulut
C04.0 Lantai anterior mulut anterior dari pertemuan premolar - caninus
C04.1 Lantai lateral mulut
C04.8 Lesi overlap pada lantai mulut
C04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatum
C05.0 Palatum durum
C05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)
C05.2 Uvula
C05.8 Lesi overlap pada palatum
C05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.0 Mukosa pipi; pipi dalam
C06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus labialis (upper)(lower)
C06.2 Area retromolar
C06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi menurut lokasi anatomis
kelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillaris
C08.1 Kelenjar sublingualis
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1
C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor) NOS
C09 Neoplasma ganas tonsil
Kecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1)
C09.0 Fossa tonsillaris
C09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)
Apikes Iris, Padang

II-5

C09.8 Lesi overlap pada tonsil


C09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofarings
Kecuali: tonsil (C09.-)
C10.0 Vallecula
C10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottis
Kecuali:
epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofarings
C10.3 Dinding posterior orofarings
C10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs neoplasma]
C10.8 Lesi overlap pada orofarings
C10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11
Neoplasma ganas nasofarings
C11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofarings
C11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla farings
C11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus farings
C11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofarings
Permukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum molle
Pinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofarings
C11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformis
Fossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofarings
Kecuali: sinus pyriformis (C12)
C13.0 Regio postcricoidea
C13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir
Kecuali:
Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)
C13.2 Dinding posterior hipofarings
C13.8 Lesi overlap pada hipofarings
C13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan yang situsnya
kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)
C14.0 Farings, tidak dijelaskan
C14.2 Cincin Waldeyer
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings

Apikes Iris, Padang

II-6

titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2


Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)
C15 Neoplasma ganas esofagus
Catatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2 secara anatomis,
dan .3-.5 menurut pertigaan.
C15.0 Esofagus bagian leher
C15.1 Esofagus bagian toraks
C15.2 Esofagus bagian abdomen
C15.3 Esofagus sepertiga atas
C15.4 Esofagus sepertiga tengah
C15.5 Esofagus sepertiga bawah
C15.8 Lesi overlap pada esofagus
C15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambung
C16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus dan lambung
C16.1 Fundus lambung
C16.2 Korpus lambung
C16.3 Antrum pilori; antrum lambung
C16.4 Pylorus;
prepylorus; canalis pylori
C16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-C16.4
C16.8 Lesi overlap pada lambung
C16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halus
C17.0 Duodenum
C17.1 Jejunum
C17.2 Ileum
Kecuali:
katup ileocaecum (C18.0)
C17.3 Divertikulum Meckel
C17.8 Lesi overlap pada usus halus
C17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
C18 Neoplasma ganas kolon
C18.0 Caecum; katup ileocaecum
C18.1 Appendix
C18.2 Kolon asendens
C18.3 Fleksura hepatis
C18.4 Kolon transversa
C18.5 Fleksura lienalis/splenika
C18.6 Kolon desendens
C18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)
C18.8 Lesi overlap pada kolon
Apikes Iris, Padang

II-7

C18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS


C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus anal
C21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5)
C21.1 Saluran anus; sphincter ani
C21.2 Zona kloakogenic
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2
C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik
Kecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder hati (C78.7)
C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatoma
C22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinoma
C22.2 Hepatoblastoma
C22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel Kupffer
C22.4 Sarkoma lain pada hati
C22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hati
C22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)
C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d. hepaticus
C24.1 Ampulla Vateri
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatik
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreas
C25.0 Caput pancreas
C25.1 Corpus pancreas
C25.2 Cauda pancreas
C25.3 Ductus pancreaticus
C25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau Langerhans
C25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreas
C25.8 Lesi overlap pada pankreas
C25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelas
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)
C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOS
C26.1 Limpa
Apikes Iris, Padang

II-8

Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-C85)


C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1
Kecuali:
Cardio-oesophageal junction (C16.0)
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaan
Saluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)
Termasuk: telinga tengah
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah
C30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum, vestibulum hidung
Kecuali:
pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3)
tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3),
bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengah
Tuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoid
Kecuali:
tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga (C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesorius
C31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)
C31.1 Sinus ethmoidalis
C31.2 Sinus frontalis
C31.3 Sinus sphenoidalis
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesorius
C31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas larings
C32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOS
C32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) NOS;
larings extrinsik; pita suara palsu; permukaan posterior (larings) epiglottis;
ventricular bands
Kecuali:
permukaan anterior epiglottis (C10.1),
plika aryepiglottis: NOS (C13.1),
permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1)
C32.2 Subglottis
C32.3 Rawan larings
C32.8 Lesi overlap larings
C32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paru
C34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)
Apikes Iris, Padang

II-9

C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paru


C34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paru
C34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paru
C34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paru
C34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleura
Kecuali: mesothelioma (C45.-)
C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali:
pembuluh-pembuluh besar (C49.3)
C38.1 Mediastinum anterior
C38.2 Mediastinum posterior
C38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskan
C38.4 Pleura
C38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)
C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasan
Saluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)
Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)
C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggota
C40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas
C40.1 Tulang pendek anggota atas
C40.2 Tulang panjang anggota bawah
C40.3 Tulang pendek anggota bawah
C40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggota
C40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: tulang anggota (C40.-)
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan muka
Maxilla (superior), tulang orbita
Kecuali:
semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris (C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.1 Mandibula
Kecuali:
semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9), rahang
bawah (C03.1) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.2 Kolom vertebra

Apikes Iris, Padang

II-10

Kecuali:
sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali:
anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS
C44 Neoplasma ganas lain pada kulit
Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali:
Neoplasma ganas bibir (C00.-)
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali:
jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali:
anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
Apikes Iris, Padang

II-11

C44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan


Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)
C45 Mesothelioma
Termasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3
C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali:
neoplasma ganas lain pleura (C38.4)
C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)(pelvic)
Kecuali:
neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardium
Kecuali:
neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)
C45.7 Mesothelioma pada situs lain
C45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma Kaposi
Termasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3
C46.0 Sarkoma Kaposi skin
C46.1 Sarkoma Kaposi soft tissue
C46.2 Sarkoma Kaposi palatum
C46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lain
C46.8 Sarkoma Kaposi organ ganda
C46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Termasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatis
C47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)
C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahu
C47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggul
C47.3 Syaraf perifer toraks
C47.4 Syaraf perifer abdomen
C47.5 Syaraf perifer pelvis
C47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskan
C47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
C47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan
C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneum
Kecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)
C48.0 Retroperitoneum
C48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon, omentum,
peritoneum parietalis dan peritoneum pelvik
C48.2 Peritoneum, tidak dijelaskan
C48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
Apikes Iris, Padang

II-12

C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak lainnya


Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak, ligament (kecuali
rahim), pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon (pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung (C30.0),
jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-); mesothelioma (C45.-);
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-); peritoneum (C48.-);
retroperitoneum (C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leher
Jaringan ikat telinga, mata, kelopak mata
Kecuali:
jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahu
C49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggul
C49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besar
Kecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-C38.3),
thymus (C37)
C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen, hypochondrium
C49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineum
C49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOS
C49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6
C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)
C50 Neoplasma ganas mammae
Termasuk: jaringan ikat mammae
Kecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)
C50.0 Nipple dan areola
C50.1 Bagian sentral mamma
C50.2 Kwadran dalam-atas mamma
C50.3 Kwadran dalam-bawah mamma
C50.4 Kwadran luar-atas mamma
C50.5 Kwadran luar-bawah mamma
C50.6 Ujung mamma arah aksilla
C50.8 Lesi overlap pada mamma
C50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)
Termasuk: kulit organ-organ genital wanita
C51 Neoplasma ganas vulva
C51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]
C51.1 Labium minus
C51.2 Clitoris
C51.8 Lesi overlap pada vulva
C51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum
Apikes Iris, Padang

II-13

C52 Neoplasma ganas vagina


C53 Neoplasma ganas servix uteri
C53.0 Endoservix
C53.1 Exoservix
C53.8 Lesi overlap pada servix uteri
C53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteri
C54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahim
C54.1 Endometrium
C54.2 Myometrium
C54.3 Fundus uteri
C54.8 Lesi overlap pada korpus uteri
C54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterus
C57.1 Broad ligament (ligamentum latum)
C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)
C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOS
C57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskan
C57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus Wolffian
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58
Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasenta
Choriocarcinoma NOS
Chorionepithelioma NOS
Kecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)
mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant (D39.2)
Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)
Termasuk: kulit organ genitalia pria
C60 Neoplasma ganas penis
C60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)
C60.1 Glans penis
C60.2 Batang penis; korpus kavernosum
C60.8 Lesi overlap pada penis
C60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testis
Apikes Iris, Padang

II-14

C62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma]


C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotum
C62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskan
C63.0 Epididymis
C63.1 Spermatic cord
C63.2 Skrotum, Kulit skrotum
C63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika vaginalis
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7
C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)
C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjal
Pelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureter
Kecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemih
C67.0 Trigonum vesicae
C67.1 Puncak bladder
C67.2 Dinding lateral bladder
C67.3 Dinding anterior bladder
C67.4 Dinding posterior bladder
C67.5 Leher bladder; lobang internal uretra
C67.6 Muara ureter
C67.7 Urachus
C67.8 Lesi overlap pada bladder
C67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
C68.0 Urethra
Kecuali:
lobang internal uretra (C67.5)
C68.1 Kelenjar paraurethra
C68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1
C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)
C69 Neoplasma ganas mata dan adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1, C44.1)
nervus optikus (C72.3)
Apikes Iris, Padang

II-15

C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan
retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali:
tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali:
ventrikel IV (C71.7)
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Apikes Iris, Padang

II-16

Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)


C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal
C74.0 Kortex kelenjar adrenal
C74.1 Medulla kelenjar adrenal
C74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait
Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium (C56), testis
(C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid (C73)
C75.0 Kelenjar paratiroid
C75.1 Kelenjar pituitary
C75.2 Duktus kraniopharyngeus
C75.3 Kelenjar pineal
C75.4 Carotid body
C75.5 Aortic body dan paraganglia lain
C75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah.
C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelas
Kecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96)
situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOS
C76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOS
C76.2 Abdomen
C76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis, seperti
rektovagina (septum) dan rektovesika (septum)
C76.4 Anggota atas
C76.5 Anggota bawah
C76.7 Situs tidak jelas lainnya
C76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskan
Kecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87, C96.-)
C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikula
C77.1 Kelenjar limfe intratoraks
C77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalis
C77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralis
C77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawah
C77.5 Kelenjar limfe intrapelvik
C77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat

Apikes Iris, Padang

II-17

C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan


C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaan
C78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paru
C78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinum
C78.2 Neoplasma ganas sekunder pleura
C78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang tidak dijelaskan
C78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halus
C78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektum
C78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum
Malignant ascites NOS
C78.7 Neoplasma ganas sekunder hati
C78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sites
C79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalis
C79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang tidak dijelaskan
C79.2 Neoplasma ganas sekunder kulit
C79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otak
C79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang tidak dijelaskan
C79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulang
C79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovarium
C79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenal
C79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situs
C80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas tercatat tanpa
penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan bisa digunakan untuk
identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Contoh
Kondisi utama
: Carcinomatosis
Kondisi lain : Kode : Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (80)).
Kanker, karsinoma, karsinomatosis, kanker umum, keganasan umum, keganasan, dan
kanker ganda yang situsnya tidak dijelaskan (primary)(secondary)
Malignant cachexia
Situs primer tidak diketahui
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma nonHodgkin adalah dari the Working Formulation, yang berusaha untuk
menemukan dasar bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang
digunakan dalam skema-skema ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi
muncul pada Indeks Alfabetis; persamaan yang pas dengan istilah yang
terdapat pada Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.

Apikes Iris, Padang

II-18

Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3


Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak dijelaskan (C77.-)
C81 Penyakit Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3
C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjol
C81.1 Nodular sclerosis
C81.2 Sel-sel menonjol bercampur
C81.3 Limfosit sangat sedikit
C81.7 Penyakit Hodgkin lain
C81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan
C82 Limfoma follikuler [nodular] non-Hodgkin
Termasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area yang diffus
kode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)
C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikuler
C82.2 Sel besar, follikuler
C82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-Hodgkin
C82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-Hodgkin
Termasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode sifat /3
C83.0 Sel kecil (diffus)
C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)
C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)
C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulum
C83.4 Immunoblastik (diffus)
C83.5 Lymphoblastik (diffus)
C83.6 Undifferentiated (diffus)
C83.7 Tumor Burkitt
C83.8 Jenis lain limfoma diffus non-Hodgkin
C83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulit
Termasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3
C84.0 Mycosis fungoides
C84.1 Penyakit Sezary
C84.2 Limfoma T-zone
C84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma Lennert
C84.4 Limfoma sel-T perifer
C84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T disebutkan
sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskan
Apikes Iris, Padang

II-19

Termasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode sifat /3


C85.0 Limfosarkoma
C85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B disebutkan
sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskan
Retikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna, mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskan
Limfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif maligna
Termasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3
C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom
C88.1 Penyakit alpha heavy chain
C88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit Franklin
C88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit Mediterranean
C88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnya
C88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS
C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas
Termasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3
C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosis
C90.1 Leukaemia sel plasma
C90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma soliter
C91 Leukaemia limfoid
Termasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3
C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali:
eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)
C91.1 Leukaemia limfosit kronis
C91.2 Leukaemia limfosit subakut
C91.3 Leukaemia prolimfosit
C91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis leukemia
C91.5 Leukaemia sel-T dewasa
C91.7 Leukaemia limfoid lain
C91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogen
kode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akut
Kecuali:
eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronis
C92.2 Leukaemia myeloid subakut
Apikes Iris, Padang

II-20

C92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulosit


C92.4 Leukaemia promyelosit akut
C92.5 Leukaemia myelomonosit akut
C92.7 Leukaemia myeloid lain
C92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monosit
Termasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3
C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1)
C93.1 Leukaemia monosit kronis
C93.2 Leukaemia monosit subakut
C93.7 Leukaemia monosit lain
C93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan
C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M984, M9850, M9900, M9910, M9931-M9932 dengan
kode sifat /3
Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel plasma (C90.1)
C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di Guglielmo
C94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-Schoner
C94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)
C94.3 Leukemia sel mast
C94.4 Panmyelosis akut
C94.5 Myelofibrosis akut
C94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskan
Termasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3
C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stem
Kecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan (C95.1)
C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan limfoid,
haematopoietik dan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3
C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:
C96.1 Histiositosis maligna

Apikes Iris, Padang

II-21

Retikulosis medulla histiosit


C96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mast
Kecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejati
C96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan
C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang berhubungan,
tidak dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)
C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang
independen sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih menonjol. Kode
tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas
tersebut.
Contoh 10
Kondisi utama
: Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kondisi lain : Kode: Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97).
C90.0 (multiple myeloma) dan C61 (neoplasma ganas prostat) bisa digunakan
sebagai kode tambahan
Catatan: Untuk penggunaan kategori ini, hendaknya dirujuk aturan dan pedoman
pengkodean mortalitas pada volume 2.
Neoplasma in situ (D00-D09)
Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam masa perubahan
morfologis antara displasia dan kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical
intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang ketiga (CIN III)
termasuk pada displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah
diperluas ke organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia
intraepitel stadium III, dengan atau tanpa disebutkannya displasia, diletakkan
pada bagian ini. Stadium I dan II diklasifikasikan sebagai displasia sistem
organ yang terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang relevan.
Termasuk:
penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi dengan kode sifat
/2
eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Batas vermillion bibir
Kecuali:
plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)
kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 Esofagus
D00.2 Lambung
Apikes Iris, Padang

II-22

D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D01.0 Colon
Kecuali:
pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali:
pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali:
ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah, rongga hidung
Kecuali:
telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Apikes Iris, Padang

II-23

D04.2 Kulit telinga dan liang telinga luar


D04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D04.4 Kulit kulit kepala dan leher
D04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)
D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D04.8 Kulit tempat lain
D04.9 Kulit, tidak dijelaskan
D05 Karsinoma in situ mammae
Kecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)
D05.0 Karsinoma lobularis in situ
D05.1 Karsinoma intraductus in situ
D05.7 Karsinoma in situ lain mammae
D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteri
Termasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix NOS (N87.2)
D06.0 Endoservix
D06.1 Exoservix
D06.7 Bagian lain servix
D06.9 Servix, tidak dijelaskan
D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.5)
D07.0 Endometrium
D07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)
D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, dengan atau tanpa
disebutkan displasia berat
Kecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskan
D07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOS
D07.5 Prostat
D07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D09.0 Bladder
D09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan
D09.2 Mata

Apikes Iris, Padang

II-24

Kecuali: kulit kelopak (D04.1)


D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis (D07.6)
D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskan
D09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan
Neoplasma jinak (D10-D36)
Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0
D10 Neoplasma jinak mulut dan farings
D10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)
D10.1 Lidah, tonsilla lingualis
D10.2 Lantai mulut
D10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva minor NOS
Kecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa bibir (D10.0),
permukaan nasofarings palatum molle (D10.6)
D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6), tonsillar: fossa (D10.5),
pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofarings
Epiglottis, permukaan anterior
Tonsillar: fossa, pillars
Vallecula
Kecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 Nasofarings
Tonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 Hipofarings
D10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan, yang diklasifikasi
menurut lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)
D11.0 Kelenjar parotid
D11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis, submandibularis
D11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anus
D12.0 Caecum; katup ileocaecum
D12.1 Appendix
D12.2 Kolon asendens
D12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikus
D12.4 Kolon desendens
D12.5 Kolon sigmoid
D12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter) kolon

Apikes Iris, Padang

II-25

D12.7 Pertemuan rektosigmoid


D12.8 Rektum
D12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5, D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan kurang jelas
D13.0 Esofagus
D13.1 Lambung
D13.2 Duodenum
D13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskan
D13.4 Liver; saluran empedu intrahepatik
D13.5 Saluran empedu ekstrahepatik
D13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)
D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau Langerhans
D13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasan
D14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung
Kecuali:
liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)
tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)
rawan telinga (D21.0)
hidung:
NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)
bulbus olfaktorius (D33.3)
polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-)
polip telinga (tengah) (H74.4),
pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali:
permukaan anterior epiglottis (D10.5)
polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 Trachea
D14.3 Bronkus dan paru-paru
D14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organs
Kecuali: jaringan mesotel (D19.-)
D15.0 Thymus
D15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)
D15.2 Mediastinum
D15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskan
D15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendi
Kecuali: synovia (D21.-)
Apikes Iris, Padang

II-26

D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atas


D16.1 Tulang pendek anggota atas
D16.2 Tulang panjang anggota bawah
D16.3 Tulang pendek anggota bawah
D16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)
D16.5 Tulang rahang bawah
D16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)
D16.7 Iga, sternum dan klavikula
D16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigis
D16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinak
Termasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0
D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leher
D17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badan
D17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggota
D17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskan
D17.4 Organ intratoraks
D17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
D17.6 Spermatic cord
D17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum, retroperitoneum
D17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situs
Termasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)
D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOS
D18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotel
Termasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0
D19.0 Jaringan mesotel pleura
D19.1 Jaringan mesotel peritoneum
D19.7 Jaringan mesotel situs lain
D19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)
jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 Retroperitoneum
D20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lain

Apikes Iris, Padang

II-27

Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada
uterus], saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
naevus: NOS, blue, hairy, pigmented
D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Apikes Iris, Padang

II-28

Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29)


D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
D23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
D23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breast
Mammae:
jaringan ikat, bagian lunak
Kecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5, D23.5)
D25 Leiomyoma uterus
Termasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan kode sifat /0
fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterus
D25.1 Leiomyoma intramural uterus
D25.2 Leiomyoma subserosa uterus
D25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterus
D26.0 Servix uteri
D26.1 Korpus uteri
D26.7 Bagian lain uterus
D26.9 Uterus, tidak dijelaskan
D27 Neoplasma jinak ovarium
D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanita
D28.0 Vulva
D28.1 Vagina
D28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)(rotundum)
D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan
D28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D29 Neoplasma jinak organ genitalia pria
Termasuk: kulit organ genitalia pria
D29.0 Penis
D29.1 Prostat
Kecuali:
hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)
prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40)
D29.2 Testis
D29.3 Epididymis
D29.4 Skrotum; kulit skrotum
D29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis
D29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihan
D30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)
D30.1 Pelvis ginjal
Apikes Iris, Padang

II-29

D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf
otonom (D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
Apikes Iris, Padang

II-30

D35.1 Kelenjar parathyroid


D35.2 Kelenjar pituitary
D35.3 Duktus kraniofarings
D35.4 Kelenjar pineal
D35.5 Carotid body
D35.6 Aortic body dan paraganglia lain
D35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskan
D35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda]
D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan
D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskan
D36.0 Kelenjar limfe
D36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)
D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOS
D36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)
Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya tidak jelas atau
tidak diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah neoplasma ini ganas atau
jinak, menurut situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam
klasifikasi morfologi neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada rongga mulut dan
organ pencernaan
Bibir, rongga mulut dan farings
Aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggir
Kelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibir
Kecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0), epiglottis: NOS atau
pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir (D48.5)
D37.1 Lambung
D37.2 Usus halus
D37.3 Appendix
D37.4 Kolon
D37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoid
D37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla Vateri
D37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS, usus NOS
Kecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga tengah dan
organ pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)
D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea)
Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D37.0)
Apikes Iris, Padang

II-31

D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paru


D38.2 Pleura
D38.3 Mediastinum
D38.4 Thymus
D38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga tengah
Kecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita
D39.0 Uterus
D39.1 Ovarium
D39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau maligna
Kecuali:
mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanita
D39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria
D40.0 Prostat
D40.1 Testis
D40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia pria
D40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan
D41.0 Ginjal
Kecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjal
D41.2 Ureter
D41.3 Urethra
D41.4 Bladder
D41.7 Organ perkemihan lain
D41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningen
D42.0 Meningen serebri
D42.1 Meningen spinalis
D42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)
D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporal
Kecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IV
D43.2 Otak, tidak dijelaskan
D43.3 Nervi kraniales
D43.4 Medulla spinalis
Apikes Iris, Padang

II-32

D43.7 Bagian lain sistem syaraf pusat


D43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrin
Kecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus (D38.4)
D44.0 Kelenjar tiroid
D44.1 Kelenjar adrenal
D44.2 Kelenjar parathyroid
D44.3 Kelenjar pituitary
D44.4 Duktus kraniofarings
D44.5 Kelenjar pineal
D44.6 Carotid body
D44.7 Aortic body dan paraganglia lain
D44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin ganda
D44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia vera
Kode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastik
Termasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1
D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakan
D46.1 Anemia refrakter dengan sideroblasts
D46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts
D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasi
D46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskan
D46.7 Sindroma myelodysplastik lain
D46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada limfoid,
hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode sifat /1
D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui
tumor sel mast NOS, mastocytoma NOS
Kecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronis
Myelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)
Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskan
Myelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathy
D47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemia
D47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang
dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan

Apikes Iris, Padang

II-33

D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan
pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang
tidak dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali:
rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata
Kecuali:
rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali:
anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali:
jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
"
Pertumbuhan NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS

Apikes Iris, Padang

II-34

Catatan untuk bab-bab spesifik (Vol. 2 ICD-10)


B20-B24. Penyakit human immunodeficiency virus (HIV)
Pasien dengan sistem imun yang rusak akibat penyakit HIV kadang-kadang butuh
pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada satu periode perawatan,
misalnya infeksi mycobacterium dan cytomegalovirus. Kategori dan
subkategori terdapat pada blok ini untuk penyakit HIV dengan berbagai
penyakit yang ditimbulkannya. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi
utama sebagaimana dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit penyerta,
subkategori .7 dari B20-B22 harus digunakan. Kondisi-kondisi yang bisa
diklasifikasikan pada 2 subkategori atau lebih dikode pada subkategori .7 pada
kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21). Subkategori B22.7 digunakan
kalau terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada 2 kategori atau lebih
pada B20-B22. Kode tambahan dari blok B20-B24 bisa digunakan, kalau perlu,
untuk menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan muncul lebih dahulu daripada
infeksi HIV, kombinasinya tidak boleh dikodekan dan Selection Rules harus
diikuti.
Contoh 1
KU:
Penyakit HIV dan sarkoma Kaposi
Kode:
Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma Kaposi (B21.0).
Contoh 2
KU:
Toxoplasmosis dan cryptococcosis pada pasien HIV
Kode:
Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi ganda (B20.7). Kode B20.8
(penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lain) dan B20.5
(penyakit HIV yang menyebabkan mikosis lain) bisa digunakan sebagai kode
tambahan, kalau diinginkan.
Contoh 3
KU:
Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii, limfoma Burkitt
dan kandidiasis mulut.
Kode:
Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda (B22.7). Kode B20.6
(penyakit HIV menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii), B21.1
(penyakit HIV menyebabkan limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
menyebabkan kandidiasis) bisa ditambahkan kalau diinginkan.
Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan pada negara
yang menggunakan versi 4-karakter ICD 10. Kalau tidak diinginkan
penggunaan pilihan ini, kode lain di dalam klasifikasi digunakan sebagai kode
tambahan untuk identifikasi kondisi spesifik yang ditimbulkannya. Pada
contoh 1 di atas, kondisi utama bisa dikode B21 (penyakit HIV yang
menyebabkan neoplasma ganas), dengan kode C46.9 (sarkoma Kaposi)
digunakan sebagai kode tambahan. Pada contoh 2, kondisi utama bisa dikode
B20 (penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit), dengan
kode B58.9 (Toxoplasmosis) dan B45.9 (Cryptococcosis) bisa dipakai sebagai
kode tambahan.

Apikes Iris, Padang

II-35

Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk
kondisi spesifik, diputuskan ketika ICD 10 diimplementasikan di negara
bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk KU, kalau sifat kondisi
sisa tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan
sebagai kode tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi penyebab infeksi pada
penyakit yang klasifikasinya di luar Bab I.
Contoh 4
KU:
Cystitis akut akibat E. coli
Kode:
Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli sebagai penyebab penyakit
c.e.) bisa digunakan sebagai kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU:
Infeksi kuman
Kode:
Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai KU.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II Volume 1 dan
pendahuluan Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi
morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan selama
perawatan kesehatan, harus dicatat dan dikode sebagai KU. Bisa saja KU
yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang
tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya). Untuk
ini, KU dikode pada neoplasma situs sekunder, komplikasi saat ini, atau
keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21, Kontak dengan
pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang merupakan fokus
pengobatan atau penyelidikan sekarang. Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk
riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode:
Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae)
untuk tambahan.
Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up dengan cystoscopy.
Kode:
Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai KU. Z85.5
(riwayat kanker saluran urin) bisa sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
Apikes Iris, Padang

II-36

C80 hanya digunakan untuk KU kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan
mengenai situsnya. C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma
ganas primer yang independen sebagai KU, tanpa ada yang lebih menonjol.
Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma
ganas tersebut.
Contoh 9
KU:
Carcinomatosis
Kode:
Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (C80)).
Contoh 10
KU:
Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kode:
Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97). Kode C90.0
(multiple myeloma) dan C61 (kanker prostat) bisa sebagai tambahan

Morfology neoplasma
International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua tahun 1990
berisi nomenklatur untuk kode morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri dari
lima digit, jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan sifatnya pada
digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan jenis histologis (digit 14). Kode ini harus diubah kalau ada informasi lain yang harus disesuaikan.
Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma M9370/0.
superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan bagian-bagian Bab II:
Behaviour code categories kategori kode sifat
/0 Neoplasma jinak
/1 Neoplasma dengan sifat tidak pasti atau tidak
diketahui
/2 Neoplasma in situ
/3 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap
primer
/6 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap
Apikes Iris, Padang

Chapter II
D10-D36
D37-D48
D00-D09
C00-C76; C80-C97
C77-C79
II-37

sekunder
Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua neoplasma ganas
dianggap primer (/3) atau sekunder (/6), sesuai dengan informasi
rekam
medis.
Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari situs yang ditentukan
oleh kode spesifik suatu situs. Dalam hal ini, kode yang dipakai adalah yang
sesuai dengan diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
Infiltrating duct carcinoma (M8500/3), karena biasanya pada mammae.
Namun, kalau Infiltrating duct carcinoma timbul di pankreas, kode
tambahan yang benar adalah
C25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait (M959-M998) kode yang
relevan dari C81-C96 dan D45-D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini harus
digunakan tanpa menghiraukan situs neoplasma.
Kesulitan pengkodean kadang-kadang muncul ketika diagnosis morfologis
mengandung dua adjective kualifikasi yang memiliki nomor kode yang
berbeda. Misalnya transitional cell epidermoid carcinoma. Transitional cell
carcinoma NOS adalah M8120/3 dan epidermoid carcinoma NOS adalah
M8070/3. Dalam keadaan ini, nomor yang lebih tinggi (M8120/3) harus
digunakan, karena biasanya lebih spesifik.

RINGKASAN
Kategori berkisar dari C00 sampai D48.
136 dari 149 kategori yang tersedia telah digunakan.
Bab ini berisi 7 blok, dengan blok tumor ganas primer dibagi lagi atas 12 sub-blok.
Tiga aspek spesifik yang dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma adalah
situs tumour
bentuk tumour (jenis morfologi atau histologis),
sifat tumour.
Chapter II disusun menurut situs neoplsma, sesuai dengan sifatnya:
D10-D36
/0 jinak
D37-D48
/1 dengan sifat tidak pasti dan tidak diketahui
D00-D07
/2 in situ
C00-C75; C81-C97 /3 ganas, dinyatakan atau dianggap primer
C76-C80
/6 ganas, dinyatakan atau dianggap sekunder
Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan seperti terlihat pada
mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel yang membentuk neoplasma ganas
sering menentukan kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh sistem pengkodean
tambahan yang ada pada ICD-10. Nomor kode morfologi terdiri dari 5 digit
yang didahului huruf M..

Apikes Iris, Padang

II-38

Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau sekunder), in situ, tidak
jelas atau tidak diketahui, atau jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode
morfologis. Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan sifat
neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul dalam pola tertentu), tapi
kalau sifat ini ditukar dokter maka pertukaran tersebut harus diterima. Dalam
kasus ini misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka kodelah sebagaimana
pendapat dokter.
Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode Chapter II untuk setiap
situs anatomis tumor. Untuk setiap tempat, terdapat lima kemungkinan nomor
kode sesuai dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan sifat
tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain Index untuk pedoman
pengkodean tumor tersebut. Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm,
malignant., anda kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer atau
sekunder, tergantung diagnosis..
Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical Index dan perhatikan
srtrukturnya. Baca juga catatan pada halaman 369.
Pada Chapter II, digit ke-4 .9 adalah untuk unspecified site dan .8 adalah untuk
lesi overlap pada situs yang berkesinambungan.
Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of Morphology of
Neoplasms, berisi daftar jenis morfologis neoplasma yang komprehensif tapi
tidak mendetil. Kalau jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya, banyak neoplasma
ganas hanya dituliskan disana bersama kode morfologis untuk lesi primer,
kalau lesi sekunder perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3 menjadi /6.
Contoh:
Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien wanita yang menderita
lobular carcinoma yang muncul di kwadran bawah luar pada mammae kiri..
Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa sifat (/3) sesuai
dengan tumor yang disebtukan. Kode /3 menunjukkan keganasan primer
sehingga sesuai dengan diagnosis.

Apikes Iris, Padang

II-39

Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of Neoplasms di Volume 1.
Morphology ternyata benar untuk kasus ini.
Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet situs anatomis
untuk menemukan breast. Perhatikan pembagian di bawah lead term untuk
berbagai bagian mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.
Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant primary tumour. Kita
mengetahui bahwa tumor muncul pada mammae pasien, sehingga ia adalah
primer dan bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II adalah
C50.5.
Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa apakah terdapat catatan
esclusion yang relevan.
Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.

Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma umumnya adalah tumor
yang sifatnya tidak pasti atau tidak dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas
(malignant), dan kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman 193) menunjukkan
bahwa tumor ini berada pada saluran empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45. (volume 3, halaman 447)
Apikes Iris, Padang

II-40

4.Acute myelomonocytic leukemia


Leukemia (volume 3, halaman 334)
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Lihat lebih dahulu lekemia myelomonositik sebelum modifiers acute atau
chronic.
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina
Carcinoma (volume 3, halaman 89)
- squamous cell -> (M8070/3).
Catatan di bawah Carcinoma pada Index halaman 85 menyatakan bahwa, kecuali
kalau dinyatakan lain, carcinoma pada setiap situs harus dianggap neoplasma
ganas situs tersebut. Ketika mengkode diagnosis ganda, situsnya dicari pada
tabel Neoplasms.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
Untuk kode tunggal, ini, gunakan C57.8 Overlapping lesion of female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil
Pada kasus ini, diagnosis adalah kanker metastatik leher yang menyebar dari Ca sel
skuamosa pada tonsil. Dalam mengkode kondisi ganda, kedua situs primer
dan metastasis dikode. Lihat carcinoma pada Index (Volume 3, halaman 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
Kode sifat 3 menunjukkan kanker primer ganas dan harus dilihat situs kanker primer
(tonsil) pada tabel Neoplasma.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
Pada daftar Tabulasi terdapat Excludes: tonsil NOS (C09.9). Jadi kode adalah
C09.9.
Untuk mengkode kanker metastatik, ubah kode sifat menjadi /6 yaitu tempat
sekunder. Morfologi menjadi M8070/6. Lihat situs sekunder pada tabel
neoplasma.
Neoplasm
- neck NEC # Tanda # (hash) menunjukkan bahwa, kalau morfologi adalah Ca sel skuamosa,
situsnya harus dikode pada kulit daerah tersebut. Lihat Note 2 pada halaman
369 Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Histiocytoma (volume 3, halaman 266)
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Apikes Iris, Padang

II-41

Neoplasm
- connective tissue
- - knee llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) lihat kolom Benign [/0 adalah jinak] (halaman 395) ->
D11.9.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552 atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anak-anak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 juga menunjukkan kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada connective tissue. Tapi di
awal bagian connective tissue terdapat catatan yang menunjukkan bahwa
kalau tidak ada kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma harus
dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).
-nipple -> (M8540/3) C50.0
13.Periosteal chondroma of left humerus
Chondroma (volume 3, halaman 97).
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Neoplasm
- bone
- - humerus lihat pada kolom Benign (halaman 372)-> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
(volume 3, halaman 89)
- squamous (cell) -> M8070/3
Neoplasm
-lip
Apikes Iris, Padang

II-42

- - vermilion border
- - - lower lihat pada kolom Malignant primary (halaman 385) > C00.1
15.Burkitts lymphoma
Lymphoma (volume 3, halaman 340).
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Papilloma (volume 3, halaman 426).
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Carcinoma (volume 3, halaman 88).
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Neoplasm
brain NEC lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 374) -> C79.3
18.Carcinoid tumour of small intestine
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant (volume 3, halaman 84).
Neoplasm
- intestine, intestinal
-small lihat pada kolom Malignant primary
(halaman 383) -> C17.9
19.Anaplastic seminoma, left testes
Seminoma (volume 3, halaman 492).
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site see Neoplasm, malignant
Neoplasm
- testes lihat pada kolom Malignant primary
(halaman 399) -> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Secondary (volume 3, halaman491)
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 385) -> C78.0

Apikes Iris, Padang

II-43

Catatan Halaman 369 ICD 10 Volume 3


1.

Daftar di bawah memberikan nomor kode untuk neoplasam menurut situs


anatomis. Untuk setiap situs terdapat lima kemungkinan nomor kode sesuai
dengan apakah neoplasma tersebut ganas, primer; ganas, sekunder; in situ;
jinak; atau memiliki sifat yang tidak pasti atau tidak disebutkan. Deskripsi
neoplasma akan sering menunjukkan bagian mana dari kolom ini yang sesuai,
misalnya melanoma maligna kulit, karsinoma in situ servix uterus,
fibroadenoma jinak mammae.
Kalau deskripsi ini tidak terdapat, bagian lain dari Index harus diperiksa,
tempat pedoman diberikan ke arah kolom yang sesuai untuk setiap jenis
morfologis (histologis) yang tertulis. Misalnya Mesonephroma see
Neoplasm, malignant; Embryoma see also Neoplasm, uncertain behavior;
Bowen;s disease see Neoplasm, skin, in situ. Akan tetapi, pedoman pada
Index bisa diabaikan kalau satu di antara deskriptor di atas terdapat. Misalnya
malignant adenoma of colon dikode pada C18.9 dan bukan pada D12.6
karena adjective malignant dapat mengalahkan entry Adenoma see also
Neoplasm, benign.

2.

Situs yang diberi tanda # (seperti NEC #) hendaknya diklasifikasikan pada


neoplasma ganas dari kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah squamous cell
carcinoma atau suatu epidermoid carcinoma; atau pada neoplasma jinak dari
kulit situs tersebut kalau jenisnya adalah papilloma (semua jenis).

3.

Carcinoma dan adenocarcinoma, selain dari jenis intraosseous atau


odontogenic, pada situs yang diberi tanda (misalnya ischium ) hendaknya
dianggap sebagai metastasis dari situs primer yang tidak dijelaskan dan dikode
pada C79.5

Apikes Iris, Padang

II-44

Interpretasi Penyebab Kematian pada Neoplasma ganas.


Aturan ini biasanya untuk menentukan penyebab dasar kematian yang dipakai pada
tabulasi kematian primer. Kalau neoplasma ganas dianggap sebagai penyebab
dasar kematian, maka situs primernya sangat perlu ditentukan, morfologi dan
sifatnya perlu dipertimbangkan. Kanker adalah istilah generik untuk semua
kelompok morfologis, walaupun jarang digunakan pada neoplasma ganas
jaringan limfatik, hematopoietik, dan terkait. Karsinoma kadang-kadang secara
salah digunakan untuk mengganti istilah kanker. Sertifikat kematian bisa
dipertanyakan kalau terdapat keraguan akan situs primer atau ketidaktepatan
dalam menulis sertifikat. Pada keadaan ini, kalau mungkin, penulis sertifikat
hendaknya diwawancarai untuk klarifikasi. Seandainya ini tidak bisa
dilakukan, pedoman di bawah hendaknya digunakan.
Jenis-jenis morfologis tumor yang diklasifikasikan pada halaman 1179-1204 pada
Volume I bisa ditemukan pada indeks alfabet (volume III) dengan kode
morfologisnya dan dengan indikasi kode menurut situs.
A. Implikasi keganasan
Neoplasma yang di sertifikat tertulis telah bermetastase harus dikode sebagai ganas,
walaupun kalau tidak disebutkan bermetastase ia bisa diklasifikasikan ke
bagian lain Chapter II.
1. I
(a) Keterlibatan kelenjar limfe dalam metastase
(b) Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9).
B. Situs dengan prefiks atau definisi tidak pas
Neoplasma dengan situs yang didahului oleh prefix peri, para, pre, supra,
infra, dan sebagainya, atau dituliskan di dalam area atau region suatu
situs, harus dikode sebagai berikut (kecuali kalau ia memiliki indeks yang
spesifik):
*
jenis morfologi yang bisa diklasifikasi pada subkategori dari kategori C40, C41
(tulang dan rawan sendi), C43 (melanoma maligna kulit), C44 (neoplasma
ganas lain kulit), C45 (mesothelioma), C47 (syaraf perifer dan otonom), C49
(jaringan ikat dan lunak), C70 (meningen), C71 (otak), dan C72 (bagian lain
SSP), dikode pada subdivisi yang sesuai dengan subkategori tersebut;
*
kalau tidak bisa dikategorikan pada kode di atas maka dikode pada subdivisi
yang sesuai pada C76 (situs lain dan tidak jelas).
2. I
(a) Fibrosarkoma di daerah (region) kaki
Kode neoplasma ganas jaringan ikat dan lunak anggota bawah (C49.2).
C. Neoplasma ganas dengan situs tidak jelas, dan kondisi lain dilaporkan
Kalau situs neoplasma ganas primer tidak dijelaskan, jangan diasumsikan situs
tersebut berdasarkan lokasi kondisi lain yang dilaporkan seperti perforasi,
obstruksi, atau perdarahan. Kondisi-kondisi ini bisa timbul pada situs-situs
yang tidak berhubungan dengan neoplasma, misalnya obstruksi usus bisa
akibat penyebaran keganasan ovarium.
3. I
(a) Obstruksi usus
(b) Karsinoma
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
D. Neoplasma ganas dengan situs primer disebutkan

Apikes Iris, Padang

II-45

Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa peduli posisinya pada
Part I atau II sertifikat). Kalau situs primer dinyatakan tidak diketahui, maka
lihat pada bagian E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa
ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara berikut:
a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau pun II:
4.
I (a) Karsinoma bladder
II Primer pada ginjal
Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread, atau carcinomatosis.
5. I
(a) Karsinoma mammae
(b) Secondaries in brain
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis morfologis memberi
implikasi situs primer, misalnya hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah kata
primer telah diikutkan.
6. I
(a) Karsinoma metastase
(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa
Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma pseudomusinosa dengan situs
yang tidak jelas masuk ke kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan, mereka harus dikode
sesuai dengan bagian-bagian F, G, dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Kalau dinyatakan situs primer tidak diketahui atau sejenisnya, kodelah jenis
morfologi yang terlibat (misal adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9,
osteosarkoma C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I
(a) Karsinoma sekunder hati
(b) Situs primer tidak diketahui
(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I
(a) Metastase umum
(b) Melanoma punggung
(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan oleh adanya dua situs
anatomis yang berbeda atau dua jenis yang morfologinya sangat berbeda
(seperti hipernefroma dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran jenis
morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya situs kedua.
Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer disebabkan oleh keganasan
primer lain, kecuali pada neoplasma ganas limfoid, jaringan hematopoietik,
dan terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa berakhir pada keganasan
lain (seperti lekemia bisa timbul setelah limfoma non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada pada sistem organ yang
sama, lihat penjelasan bagian H (situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak
Apikes Iris, Padang

II-46

berada pada sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer atau
sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer
(C97), kecuali kalau semuanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96, atau satu
dari situs yang disebutkan adalah situs umum dari metastasis atau paru-paru
(lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I
(a) Kanker lambung
(b) Kanker mammae
Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di bagian I, dan
rendahnya kemungkinan satu neoplasma disebabkan oleh yang lain.
10. I (a) Penyakit Hodgkin
(b) Karsinoma kandung kemih
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97), karena dua
jenis morfologis yang jauh berbeda telah disebutkan.
11. I (a) Lekemia limfositik akut
(b) Limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9), karena keduanya bisa diklasifikasikan pada C81C96 dan sekuensi (urutan kejadiannya) dapat diterima.
12. I (a) Leukemia
(b) Limfoma non-Hodgkin
(c) Karsinoma ovarium
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97),.karena,
walaupun dua dari neoplasma ini bisa diklasifikasikan pada C81-C96, terdapat
pernyataan mengenai situs di tempat lain.
13. I (a) Leukemia
II.
Karsinoma mammae
Kode leukemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di bagian II. Kalau
berurusan dengan situs ganda, hanya situs pada bagian I sertifikat kematian
yang dipertimbangkan (lihat H).
G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia mempertahankan morfologi yang
sama walaupun differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang.
Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang khas sehingga ahli
patologi dapat mengetahui situs primernya dengan yakin, misalnya tiroid.
Metastasis yang luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti karsinoma atau sarkoma muncul
bersamaan dengan term yang menunjukkan bentuk jaringan yang lebih
spesifik yang berada pada kelompok yang sama, kodelah situs dengan
morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa yang satu lagi adalah
metastasis.
Situs-situs umum metastasis:
Paru-paru
Pleura Diafragma
Jantung Mediastinum Kelenjar limfe
Hati
Peritoneum Retroperitoneum
Apikes Iris, Padang

II-47

Otak
Medulla Spinalis
Meningen
Tulang Situs susah dijelaskan (C76)
Paru-paru merupakan masalah khusus karena merupakan situs umum neoplasma
ganas metastasis dan primer. Paru-paru harus dianggap sebagai situs umum
metastasis kalau ia dituliskan bersama situs lain yang tidak ada pada daftar di
atas. Akan tetapi kalau kanker bronkus atau bronkogenik disebutkan, maka
kanker ini harus dianggap primer. Kalau paru-paru disebutkan dan situs lain
hanya terdapat pada daftar situs umum metastasis, pertimbangkanlah kanker
primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai primer harus dianggap
sebagai sekunder.
Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di seluruh tubuh, situs-situs
tertentu merupakan tempat yang lebih umum daripada situs lainnya dan harus
diperlakukan dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-situs ini
muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak dinyatakan sebagai
metastasis, maka ia harus dianggap primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).
15. I (a) Kanker tulang
(b) Karsinoma metastatis pada paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9) karena tulang berada pada daftar situs
umum metastasis sehingga paru-paru dapat dianggap sebagai primer.
Kata metastasis bisa digunakan dalam dua cara, kadang-kadang berarti sekunder
dari tempat primer lain dan kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang
telah memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka pedoman
berikut ini disarankan:
a. Neoplasma ganas yang dinyatakan bermetastasis dari suatu tempat spesifik
hendaknya dianggap primer dari tempat tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Kode neoplasma ganas ovarium (C56).
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai bermetastasis ke suatu tempat
hendaknya dianggap sebagai sekunder pada tempat tersebut, kecuali kalau
morfologis menunjukkan situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ke dengan jelas menunjukkan
bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan tempat osteosarkoma
yang tidak dinyatakan dengan jelas.
c. Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai metastasis (of).
Apikes Iris, Padang

II-48

Istilah metastatic dan metastatic of agar diartikan sebagai berikut:


(i) Kalau suatu tempat disebutkan dan memenuhi syarat sebagai metastasis, kodelah
keganasan primer tempat tersebut kalau jenis morfologis tidak disebutkan dan
ia bukan merupakan situs metastasis umum.
19. I (a) Kanker serviks, metastasis
Kode neoplasma ganas serviks (C53.9).
(ii) Kalau tempat tidak disebutkan tapi jenis morfologis memenuhi syarat metastasis,
kode sebagai situs primer yang tidak dijelaskan dari jenis morfologis yang
terlibat.
20. I (a) Karsinoma metastasis sel-sel oat
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).
(iii) Kalau jenis morfologis tunggal dan suatu situs, selain dari situs metastasis umum,
disebutkan sebagai metastasis, kode kategori spesifik jenis morfologis dan
situs yang terlibat itu.
21. I (a) Melanoma metastasis lengan
Kode neoplasma ganas kulit lengan (C43.6), karena pada kasus ini situs yang tidak
dijelaskan dengan baik itu merupakan situs spesifik untuk melanoma, bukan
situs umum metastasis yang bisa diklasifikasikan pada C76..
(iv) Kalau jenis morfologi tunggal dinyatakan metastasis sedangkan situs yang disebut
adalah satu di antara situs-situs umum metastasis selain paru-paru, kodelah
jenis morfologis itu dengan situs tidak dijelaskan; kecuali kalau situs yang
tidak jelas itu diklasifikasikan pada C80 (neoplasma ganas dengan situs tidak
jelas), karena disini pengkodean adalah pada neoplasma ganas sekunder dari
situs tersebut.
22. I (a) Osteosarkoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9), karena otak berada pada
daftar situs umum metastasis.
(v) Kalau satu di antara situs-situs umum metastasis, selain paru-paru, dinyatakan
sebagai metastasis, sedangkan situs atau morfologis lain tidak disebutkan,
kodelah neoplasma sekunder situs tersebut (C77-C79).
23. I (a) Karsinoma metastasis otak
Kode neoplasma ganas sekunder otak (C79.3).
24. I (a) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9).
d. Lebih dari satu neoplasma ganas memenuhi syarat sebagai metastasis.
(i) Kalau dilaporkan dua atau lebih situs dengan morfologi yang sama, dan semuanya
memenuhi syarat sebagai metastasis namun tidak berada pada daftar situs
umum metastasis, kodelah sebagaimana untuk situs primer yang tidak
dijelaskan pada sistem anatomis dan jenis morfologis yang terlibat.
25. I (a) Karsinoma metastasis prostat
(b) Karsinoma metastasis kulit

Apikes Iris, Padang

II-49

Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena karsinoma metastasis
prostat tidak disebabkan oleh karsinoma metastasis kulit; keduanya
berkemungkinan disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer yang
tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris (c).
26. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis mammae
(c) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena mammae dan lambung
tidak berada pada sistem anatomis yang sama dan paru-paru berada pada
daftar situs umum metastatis.
(ii) Kalau dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok histologis berbeda memenuhi
syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas situs-situs primer .ganda
(C97) (Lihat F)
27. I (a) Obstruksi usus
(b) Adenokarsinoma metastasis usus
(c) Sarkoma metastasis uterus
Kode neoplasma ganas situs-situs primer ganda (C97).
(iii) Kalau sebuah situs yang menunjukkan morfologi dan sebuah situs anatomis
independen memenuhi syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas
tanpa spesifikasi situs.
28. I (a) Karsinoma kolon dan sel-sel ginjal metastasis
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
(iv) Kalau lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama disebutkan dan hanya
satu yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis atau tidak terdapat pada
daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang tidak memenuhi syarat
metastastik tersebut. Ini dilakukan tanpa peduli urutan entri atau posisinya
pada Bagian I atau II sertifikat. Kalau semua situs memenuhi syarat sebagai
metastasis atau berada pada daftar situs umum metastasis, termasuk paruparu, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
29. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma kandung empedu
(c) Karsinoma metastasis kolon
Kode neoplasma ganas kandung empedu (C23).
30. I (a) Karsinoma metastasis ovarium
(b) Karsinoma paru-paru
(c) Karsinoma metastasis serviks
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
31. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis paru-paru
II
Karsinoma kolon
Kode neoplasma ganas kolon (C18.9), karena ini satu-satunya diagnosis yang tidak
memenuhi syarat sebagai metastasis, walaupun letaknya di Bagian II.
(v) Kalau semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis,
kode situs primer yang tidak diketahui untuk jenis morfologis yang terlibat,

Apikes Iris, Padang

II-50

kecuali kalau paru-paru disebutkan, kodelah neoplasma ganas paru-paru (C34.)


32. I (a) Kanker hati
(b) Kanker abdomen
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C80), karena keduanya
terdapat pada daftar situs umum metastasis. (Abdomen adalah satu di antara
situs kabur yang termasuk pada C76.-)
33. I (a) Kanker otak
(b) Kanker paru-paru
Kode kanker paru-paru (C34.9), karena paru-paru disini dianggap primer. Hal ini
disebabkan karena otak, satu-satunya situs lain yang disebutkan, berada pada
daftar situs umum metastasis.
(vi) Kalau hanya satu di antara situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum
metastasis, kodelah situs yang tidak terdapat pada daftar itu.
34. I (a) Kanker paru-paru
(b) Kanker mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena paru-paru disini dianggap sebagai
situs metastasis. Hal ini disebabkan karena mammae tidak berada pada daftar
situs umum metastasis.
(vii) Kalau satu atau lebih situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum
metastasis, tapi dua atau lebih situs atau jenis morfologis yang berbeda juga
disebutkan, kodelah neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97).
35. I (a) Kanker hati
(b) Kanker kandung kencing
(c) Kanker kolon
Kode neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97), karena hati berada
pada daftar situs umum metastasis dan terdapat pula dua situs independen
lainnya.
(viii) Kalau terdapat campuran beberapa situs yang memenuhi syarat sebagai
metastasis dan beberapa situs lain disebutkan, pedomanilah Rule-Rule untuk
situs-situs ganda (lihat bagian F di atas dan H di bawah).
H. Situs-situs ganda
Pada saat mengolah situs-situs ganda, hanya situs-situs pada Bagian I sertifikat yang
hendaknya diperhatikan.
Kalau neoplasma ganas dengan lebih dari satu situs terdapat pada sertifikat, situs
yang didaftarkan sebagai primer atau tidak menunjukkan apakah primer atau
sekunder yang harus dipilih (Lihat bagian D, E, dan F di atas).
Situs ganda tanpa adanya spesifikasi sebagai primer.
a. Walaupun dinyatakan untuk hanya mempertimbangkan situs yang ada pada Bagian
I, kalau satu di antara situs umum metastasis, selain paru-paru, dan situs atau
jenis morfologis lain disebutkan dimana saja pada sertifikat, maka kodelah
situs lain tersebut. Namun kalau suatu neoplasma ganas pada jaringan
limfatik, hematopoietik atau yang berhubungan terdapat pada Bagian II, maka
hanya Bagian I saja yang hendaknya dipertimbangkan.
Apikes Iris, Padang

II-51

36. I (a) Kanker lambung


(b) Kanker hati
Kode neoplasma ganas lambung (C16.9). Walaupun urutannya memberikan kesan
bahwa hati adalah situs utama, metastasis dari hati (yang sesungguhnya
tempat umum metastasis) ke lambung adalah kurang mungkin sehingga perlu
diasumsikan bahwa kanker lambung yang menyebar ke hati.
37. I (a) Kanker peritoneum
II
Karsinoma mammae
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), kanker peritoneum dianggap sekunder
karena ia berada di dalam daftar situs umum metastasis.
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai suatu situs atau situs lain, atau kalau
ada kesan atau, harus dikode pada kategori yang melibatkan kedua situs.
Kalau tidak ada kategori yang pantas untuk itu, kode situs yang tidak
dijelaskan untuk jenis morfologis yang terlibat. Rule ini berlaku untuk semua
situs, baik ada atau tidak ada pada daftar situs umum metastasis.
38. I (a) Karsinoma kolon asendens atau desendens
Kode neoplasma ganas kolon, tidak dijelaskan (C18.9).
39. I (a) Karsinoma vertebra lumbalis atau sakrum
Kode neoplasma ganas tulang, tidak dijelaskan (C41.9).
c. Kalau dua atau lebih jenis neoplasma ganas terdapat pada jaringan limfoid,
hematopoietik dan yang berhubungan, (C81-C96), kode sesuai dengan urutan
yang diberikan karena neoplasma ini kadang-kadang berakhir sebagai entitas
lain di dalam C81-C96. eksaserbasi akut dari, atau krisis blast di dalam, lekemia
kronis, hendaknya dikode menurut bentuk kronis.
40. I (a) Lekemia limfosit akut
(b) limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9).
41. I (a) Lekemia limfosit akut dan kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1).
Situs ganda pada sistem organ yang sama
Kalau situs-situs yang disebutkan berada pada sistem organ yang sama dan
berkesinambungan, subkategori .8, termasuk yang tercantum di halaman 183
volume 1, harus digunakan. Ini berlaku kalau sertifikat menjelaskan situs
sebagai satu situs dan situs lainnya, atau kalau situs-situs disebutkan pada
baris yang berbeda. Kode subkategori .8 yang melibatkan kedua situs. Kalau
ada keraguan mengenai kesinambungan situs-situs yang disebutkan, kode
situs yang tidak dijelaskan untuk organ yang disebutkan.
a.
Kalau disebutkan adanya dua subsitus yang berkesinambungan pada situs
yang sama, kode subkategori .8 untuk kategori tiga-karakternya.
42. I (a) Karsinoma kolon desendens dan sigmoid
Kode neoplasma ganas overlapping pada kolon (C18.8).
b. Kalau subsitus tidak berkesinambungan, kode subkategori .9 pada kategori tigakarakternya
43. I (a) Karsinoma kepala pankreas
(b) Karsinoma ekor pankreas
Apikes Iris, Padang

II-52

Kode neoplasma ganas pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).


c. Kalau disebutkan dua situs berkesinambungan yang diklasifikasikan pada kategori
tiga-karakter yang terpisah pada sistem tubuh yang sama, kode subkategori .8
untuk sistem tubuh umum (lihat daftar pada note 5 pada halaman 183 Volume
1)
44. I (a) Karsinoma vagina dan serviks
Kode neoplasma ganas situs-situ overlap pada organ genital perempuan (C57.8).
d. Kalau dua situs disebutkan pada sertifikat dan keduanya berada pada sistem organ
yang sama dan memiliki jenis morfologis yang sama, kode subkategori .9 pada
sistem organ tersebut, seperti pada daftar berikut:
C26.9 situs tidak jelas di dalam sistem pencernaan
C39.9 Situs tidak jelas di dalam sistem pernafasan
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
C49.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak, tidak dijelaskan
C57.9 Organ genital perempuan, tidak dijelaskan
C63.9 Organ genital laki-laki, tidak dijelaskan
C68.9 Organ urinarius, tidak dijelaskan
C72.9 sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan.
45. I

(a) Embolisme paru-paru


(b) Kanker lambung
(c) Kanker kandung empedu
Kode situs yang tidak jelas di dalam sistem pencernaan (C26.9).
e. Kalau tidak tersedia subkategori .8 atau .9, kode neoplasma ganas dengan situs
ganda independen (primer (C97).
46. I (a) Cardiac arrest (jantung berhenti mendadak)
(b) Karsinoma prostat atau kandung kencing
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer (C97), karena tidak
tersedia subkategori .8
I. Penyakit Infeksi dan Neoplasma Ganas
a.
Akibat efek kemoterapi terhadap sistem imun, beberapa pasien kanker menjadi
mudah terserang penyakit infeksi dan meninggal akibat infeksi tersebut. Jadi,
setiap penyakit infeksi yang diklasifikasikan pada A00-B19 atau B25-B64, yang
dilaporkan sebagai akibat kanker, akan merupakan urutan yang bisa
diterima baik di dalam Bagian I atau Bagian II.
47. I (a) Zoster
(b) Lekemia limfosit kronis
Kode lekemia limfosit kronis (C91.1)
b.
48. I

Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi atau parasit yang
bisa diterima sebagai penyebab neoplasma ganas.
(a) Karsinoma hepatosellular

Apikes Iris, Padang

II-53

(b) Virus Hepatitis B


Kode karsinoma hepatoseluler (C22.0)
49. I (a) Tumor Burkitt
(b) Virus Epstein-Barr
Kode tumor Burkitt (C83.7)
50. I (a) Cholangiokarsinoma hati
(b) Clonorchiasis
Kode neoplasma ganas saluran empedu intrahepatika (C22.1)
J. Neoplasma Ganas dan Penyakit Sirkulasi
Penyakit sirkulasi akut atau fatal berikut ini bisa diterima pada Bagian I sebagai
akibat neoplasma ganas:
I21 - I22 Infark miokardium akut
I24.- Penyakit jantung iskemik akut lainnya
I26.- Embolisme paru-paru
I30.- Perikarditis akut
I33.- Endokarditis akut dan subakut
I40.- Miokarditis akut
I44.- Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri
I45.- Kelainan konduksi lainnya
I46.- Serangan jantung (cardiac arrest)
I47.- Takikardia paroksismal
I48
Fibrillasi dan flutter atrium
I49.- Aritmia jantung lainnya
I50.- Kegagalan jantung
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
I60 I69 Penyakit serebro-vaskuler, kecuali I67.0,-I67.5, I67.9, I69.Penyakit-penyakit sirkulasi berikut ini tidak dianggap akibat neoplasma ganas:
I00 I09 Demam rematik dan penyakit jantung rematik
I10 I15 Penyakit hipertensi (kecuali kalau dilaporkan sebagai akibat neoplasma
endokrin, neoplasma ginjal, dan tumor-tumor karsinoid)
I20.- Angina pectoris
I25.- Penyakit jantung iskemik kronis
I70.- Aterosklerosis
This chapter covers the coding of all neoplastic tumours.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from C00 to D48.
136 of the 149 available categories have been allocated.
The chapter is divided into 7 blocks, with the block of primary malignancy codes
subdivided into 12 further sub-blocks.
It is especially important when coding neoplasms to use both Volume 1 and Volume 3
in identifying the correct set of codes
Apikes Iris, Padang

II-54

The three specific aspects to take into account when coding neoplasms are
the site of the tumour
the nature of the tumour (also known as the morphology or histological type),
and the behaviour of the tumour.
Chapter II is organised by tumour site along the following lines, in terms of behaviour
of neoplasms:
D10-D36
/0 benign neoplasms
D37-D48
/1 neoplasms of uncertain and unknown
behaviour
D00-D07
/2 in situ neoplasms
C00-C75 & /3 malignant neoplasms, stated or presumed to
C81-C97
be primary lesions
C76-C80
/6 malignant neoplasms, stated or presumed to
be secondary lesions.
Morphology describes the structure and type of cells or tissues as seen under the
microscope. The tissue of origin and the type of cells that make up a malignant
neoplasm often determine the expected rate of growth, the severity and the type
of treatment given. Morphology is described by an additional coding system
found in the ICD-10. The morphology code numbers are 6 digits long,
including the prefix M.
Behaviour indicates how the tumour will behave ie. malignant (primary or secondary),
in situ, of uncertain or unknown behaviour or benign. The behaviour is the
final digit of the morphology code. Sometimes the ICD-10 Index indicates the
behaviour of a neoplasm (because the histological type always acts in a certain
pattern) but, when coding, if the clinician overrides the expected behaviour
then accept the override in that particular case e.g. adenoma is usually benign,
but if clinician documents a case with malignant adenoma code the case as
such.
The Table of Neoplasms is included in Volume 3 and includes the Chapter II codes
for each anatomical site of tumour. For each site, there are five possible code
numbers according to the behaviour of the tumour. If the diagnosis you are
coding does not describe the behaviour of the tumour, you should look up the
morphology in the rest of the Index for guidance as to how the tumour should
be coded. E.g. Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You would
therefore use the malignant primary tumour or malignant secondary tumour,
depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the Alphabetical Index and look at
how it is structured. Read also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for overlapping lesions of
contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of Neoplasms. This table
consists of a comprehensive but not exhaustive list of morphological types of
neoplasms; the coder should be aware that if the behaviour type being sought is
not listed with the histological type then the final digit can be changed (if this
is clinically correct) for example, many malignant neoplasms are listed only
with the morphology code for the primary lesion; if a secondary lesion needs to
be coded, change the final 3 to 6 and the code is correct.
Example:
Apikes Iris, Padang

II-55

To find the correct site and morphology codes for a female patient suffering from
lobular carcinoma arising in the lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the behaviour (/3) is
appropriate for the tumour being described. /3 indicates a primary malignancy
and is therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of Neoplasms in Volume
1. The morphology is correct for this case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic listing of anatomical
sites to find the entry for breast. Note the subdivisions under the lead term for
different parts of the breast. Find the section for the lower outer quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column Malignant primary
tumour. We are told that the tumour arose in the patients breast; it is therefore
a primary tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II code is
therefore
C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check whether there are any
relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.
CODING EXERCISES
1.
Malignant bronchial adenoma
2.

Cholangiocarcinoma

3.

Polycythemia vera

4.

Acute myelomonocytic leukaemia

5.

Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina

6.

Lesion on neck identified as metastatic to squamous cell carcinoma of tonsil

Apikes Iris, Padang

II-56

7.

Malignant fibrous histiocytoma, knee

8.

Pleomorphic adenoma, salivary glands

9.

Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)

10. Mycosis fungoides


11. Myxoma of larynx
12. Paget's disease of nipple
13. Periosteal chondroma of left humerus
Squamous cell carcinoma vermilion border of lower lip
Burkitts lymphoma
16.
Transitional cell papilloma of bladder
17.
Metastatic carcinoma of brain
Carcinoid tumour of small intestine
Anaplastic seminoma, left testes
20.
Secondary neoplasm in the lung

Apikes Iris, Padang

II-57

NEOPLASMA
1.Malignant bronchial adenoma
Look up adenoma in the Index (see Volume 3, page 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
In this case, the behaviour code (/1) indicates that an adenoma is generally a tumour
of uncertain or unspecified nature. Remember that it is possible to change the
behaviour (that is the fifth digit of the morphology code) to suit the diagnosis
you have been given. Our diagnosis states that, in this case, the tumour is
malignant and we can assume it is a primary cancer. Therefore we can change
the morphology code to M8140/3. The /3 behaviour code indicates a malignant
primary tumour.
To find the Chapter 2 code for a primary cancer of the bronchus, we need to look up
the Neoplasms table (Volume 3, page 374). Look up
Neoplasm
- bronchus - see under Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page 96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the morphological
description indicates that the tumour is in the intrahepatic bile ducts - check
the code description in Volume 1, page 193.
3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead term are words that may or
may not be part of the diagnosis description without changing the assignment
of the code.
4.Acute myelomonocytic leukemia
Look up leukemia in the Index (Volume 3, page 334)
Leukemia
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Note that it is important to look up the complete morphological description first - in
this case, myelomonocytic leukemia - before looking up the modifiers "acute"
or "chronic".
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina
Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89)
Apikes Iris, Padang

II-58

Carcinoma
- squamous cell -> (M8070/3).
Read the note under "Carcinoma" in the Index on page 85 which states that, except
where otherwise indicated, carcinomas of any site should be coded to a
malignant neoplasm of that site. If you are coding multiple diagnoses, to find
the sites you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
If you are only coding single conditions, it is important to read Note 5 on page 182 of
volume 1 which discusses the use of one code to indicate overlapping sites. In
this case, you should use C57.8 Overlapping lesion of female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil
In this case, the diagnosis is a metastatic cancer of the neck which has spread from a
primary squamous cell carcinoma of the tonsil. If you are coding multiple
conditions, it is important to code both the primary site and the site of
metastasis. Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
The behaviour code of /3 indicates a malignant primary cancer and you should look
up the site of the primary cancer (the tonsil) in the Neoplasm table.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
But, if you check the entry for this code in the Tabular list, there is an exclusion note.
You cannot use this code if the disease description is tonsil, not otherwise
specified (NOS) - which it is in this case. You are pointed to the correct code in
parentheses -> C09.9.
To code the metastatic cancer, you change the behaviour code to a /6 to indicate a
secondary deposit. The morphology is therefore M8070/6. Look up the
secondary site in the Neoplasm table.
Neoplasm
- neck NEC # the # (hash) sign indicates that, if the morphology is a squamous cell carcinoma, the
site should be coded to skin of that site. See note 2 on page 369 in Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Look up histiocytoma in the Index (Volume 3, page 266)
Histiocytoma
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Neoplasm
Apikes Iris, Padang

II-59

- connective tissue
- - knee - look under the Malignant primary column -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Look up adenoma in the Index (Volume 3, page 32)
Adenoma
- pleomorphic (M8940/0)
Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the salivary glands under
this Index entry. To find it, look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because of the /0 behaviour
code which indicates a benign tumour) -> D11.9.
Remember that the term in parentheses (major) may or may not be part of the
description without changing the code.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Look up either tumor or Wilm's in the Index (Volume 3, page 552 or 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
You will note that the code description in the Tabular list is "Malignant neoplasm of
kidney, except renal pelvis". A Wilm's tumor is a cancer of the kidney, mainly
occurring in children. Remember that the spelling used in the Index is usually
American whilst in the Tabular list, it is English.
10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this also indicates the
morphology code to be used.
11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx. There is a note at the
beginning of the connective tissue section stating that if there is no site code
listed in the connective tissue list then you should code to neoplasm of that
site. Therefore, we need to look under neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1

Apikes Iris, Padang

II-60

12.Paget's diseases of nipple


Look up Paget's disease in the Index (Volume 3, page 423).
Paget's disease
-nipple -> (M8540/3) C50.0
13.Periosteal chondroma of left humerus
Look up chondroma in the Index (Volume 3, page 97).
Chondroma
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Refer to Neoplasm in the Index to find the site code for the humerus.
Neoplasm
- bone
- - humerus - look under Benign column -> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Look up carcinoma in the Index, (Volume 3, page 89)
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
- squamous (cell) -> M8070/3
Refer to neoplasms in the Index (Volume 3 , page 385)to assign the site code.
Neoplasm
-lip
- - vermilion border
- - - lower -> C00.1
15.Burkitts lymphoma
Look up lymphoma in the Index (Volume 3, page 340).
Lymphoma
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Look up papilloma in the Index (Volume 3, page 426).
Papilloma
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 88).
Carcinoma
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 374).
Neoplasm
brain NEC - look under Malignant secondary column -> C79.3
Apikes Iris, Padang

II-61

18.Carcinoid tumour of small intestine


Look up carcinoid in the Index (Volume 3, page 84).
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table (Volume 3, page 383).
Neoplasm
- small intestine -> C17.9
19.Anaplastic seminoma, left testes
Look up seminoma in the Index (Volume 3, page 492).
Seminoma
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Look up Neoplasm table in the Index (Volume 3, page 399).
Neoplasm
- testes -> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Look up secondary in the Index (Volume 3, page491)
Secondary
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung -> C78.0

Apikes Iris, Padang

II-62

CHAPTER III. PENYAKIT DARAH DAN


ORGAN PEMBUATNYA, SERTA
KELAINAN TERTENTU MEKANISME
KEKEBALAN (D50 - D89)
Kecuali:

Penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)


Kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
Cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal (S00-T98)
Neoplasma (C00-D48)
Tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, nec (R00-R99)

Blok-blok pada Bab ini:


D50-D53
D55-D59
D60-D64
D65-D69
D70-D77
D80-D89

Anemia nutrisi
Anemia hemolitika
Anemia aplastika dan anemia lain
Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lain
Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain
Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun

Kategori asterisk:
D63*
D77*

Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)


Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada penyakit c. e.
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin, akibat kehilangan
darah, kurangnya pembentukan darah (eritropoiesis), pemecahan darah (hemolisis) berlebihan,
atau kombinasinya. Pada dewasa, kadar eritrosit normal pria 5.4 0.8 juta/L dan wanita 4.8
0.6 juta/L: kadar hemoglobin normal pria 16 2 g/dL dan wanita 14 2 g/dL.
Anemia defisiensi eritropoiesis khas dengan perubahan ukuran dan bentuk eritrosit.
Anemia sel kecil (mikrositik) menunjukkan gangguan sintesis heme atau globin (anemia
defisiensi besi, thalassemia dan cacad sintesis Hb lain, dan anemia pada penyakit kronis).
Anemia sel normal (normokromik dan normositik) menunjukkan kurangnya pembentukan
(hipoplasia atau hipoplastika). Anemia dengan eritrosit besar (makrositik) menunjukkan cacad
pada sintesis DNA; yang biasanya disebabkan oleh kurangnya vitamin B12 atau asam folat,
atau gangguan sintesis DNA oleh obat-obat kemoterapi.

Anemia nutrisi (D50-D53)

Kurangnya sisntesis heme atau globin menyebabkan eritrosit berukuran kecil.


Contohnya adalah anemia defisiensi besi (kekurangan zat, transport, atau penggunaan besi),
anemia pada penyakit kronis, dan thalassemia (gangguan sintesis Hb). Anemia defisiensi besi,
umumnya disebabkan oleh kehilangan darah, kehamilan, atau peningkatan kebutuhan besi

pada remaja. Pada keadaan yang berat bisa terjadi sideropenic dysphagia akibat jaring-jaring
membran mukosa tipis yang tumbuh di permukaan esofagus
Eritrosit besar pada anemia megaloblast disebabkan karena rusaknya sintesis DNA,
sehingga fungsi sel darah menurun dan lebih cepat mati. Penyebabnya kekurangan vitamin
B12, asam folat, obat sitotoksik yang mengganggu sintesis DNA, dan bentuk neoplasma yang
jarang terjadi (Sindroma Di Guglielmo). Vitamin B12 tubuh berkurang karena kekurangannya
pada makanan atau terganggunya penyerapan yang memerlukan Faktor Intrinsik lambung, dan
menyebabkan anemia pernisiosa. Asam folat berkurang kalau makanan dimasak terlalu lama,
penyerapan berkurang, penggunaan berkurang (akibat obat-obatan), kebutuhan meningkat
(hamil, menyusui, bayi, keganasan,.) dan pembuangan meningkat (dialisis ginjal).
D50 Anemia defisiensi besi
Termasuk: Anaemia: asiderotic, hypochromic
D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan
D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12
Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Grsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Anaemia Vegan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan
D52 Anemia defisiensi asam folat
D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
Anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan
D53 Anemia nutrisi lainnya
Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)

Apikes Iris, Padang

III-2

D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOS


Kecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbut
Kecuali: scurvy (E54) kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskan
Kecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia, seperti
defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau zinc (E60)
D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhana
Kecuali: anaemia NOS (D64.9)

Anemia hemolitika (D55-D59)

Pada usia sekitar 120 hari, eritrosit dihancurkan oleh sistem fagosit di limpa, tempat
pemecahan Hb. Hemolisis menyebabkan usia eritrosit memendek, dan anemia hemolitika
terjadi kalau produksi tidak bisa lagi mengatasi kadar eritrosit. Anemia hemolitika disebabkan
oleh defisiensi herediter sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa menjadi asam
laktat dan enerji, karena sumber enerji utamanya adalah glukosa.
D55 Anemia akibat kelainan enzim
Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase [G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan
D56

Thalassaemia
Hemoglobinopathi adalah kelainan genetik molekul Hb.Molekul Hb dewasa normal
(Hb A) terdiri dari dua pasang rantai polipeptida dan . Hb janin (Fetal Hb atau Hb F),
tempat rantai (gamma) menggantikan rantai , menurun perlahan dalam bulan-bulan
pertama kehidupan sampai <2% Hb total dewasa. Darah normal juga berisi 2,5% Hb A2
yang terdiri dari rantai dan (delta).
Hb abnormal diberi nama menurut abjad berdasarkan urutan penemuannya (misalnya,
A, B, C), walau pun yang pertama, sickle cell Hb (Hb sel-sabit), disebut Hb S. Thalassemia
adalah anemia mikrositik yang khas dengan rusaknya sintesis Hb dan tidak efektifnya
eritropoiesis. Penyakit ini termasuk kelainan hemolitika yang paling umum.
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major

Apikes Iris, Padang

III-3

D56.2 Thalassaemia delta-beta


D56.3 Thalassaemia trait
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediter
D56.8 Thalassaemia lain
D56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain)
Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy lain)
D57

Kelainan-kelainan sel sabit [sickle-cell]


Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia; meniscocytosis) ini adalah
anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit yang berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis
terjadi tak lama setelah mereka memasuki sirkulasi.
Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-)
D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisis
D57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOS
D57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SE
Thalassemia sel sabit
D57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin S [HbAS]
D57.8 Kelainan sickle-cell lain
D58 Anemia hemolitika herediter lain
D58.0 Sferositosis herediter
Acholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic icterus
Sindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosis
Elliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lain
Haemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOS
Anaemia Heinz body congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,
Penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabil
Kecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0),
high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan
D59

Anemia hemolitika yang didapat


Anemia hemolitika autoimun disebabkan oleh auto-antibody yang bereaksi dengan
eritrosit, yang dibuktikan dengan test antibody langsung (test Coombs). Jenis hangat (warm)
bereaksi pada 37C, dan tipe dingin (cold) pada suhu <37C. Antibody bisa timbul spontan,
akibat penyakit tertentu (Systemic Lupus Erythematosus/SLE, limfoma, lekemia limfatik
kronis), atau dirangsang obat-obatan. Anemia hemolitika nonautoimun disebabkan oleh obatobatan, trauma, mikroangiopati, atau pun zat toksik.
Apikes Iris, Padang

III-4

Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria (PNH) adalah kelainan yang jarang terjadi,


khas dengan hemolisis dan hemoglobinuria, yang terakhir ini menguat sewaktu tidur
D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatan
D59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)
Penyakit haemagglutinin cold kronis
Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuria
Anemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
.
warm type (secondary)(symptomatic)
Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6),
sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatan
Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndrome
D59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksik
D59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismal
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab.
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)
D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnya
D59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis

Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)


D60

Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]


Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya stem
cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume
volume eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti panhipoplasia
sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah
baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid.
Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)
D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronis
D60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementara
D60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnys
D60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan
D61 Anemia aplastika lainnya
Kecuali: agranulocytosis (D70)
D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer
sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia
anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi

Apikes Iris, Padang

III-5

D61.1
D61.2
D61.3
D61.8
D61.9

Anemia aplastika akibat obat-obatan


Anemia aplastika akibat agen eksternal
Anemia aplastika idiopatik
Anemia aplastika lain yang dijelaskan
Anemia aplastika, tidak dijelaskan

D62 Anemia pasca perdarahan akut


Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)
D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48)
D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat lain
D64 Anemia lain
Kecuali: anemia refrakter:
tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1);
dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS
(D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediter
D64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakit
D64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksin
D64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NEC
D64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
Dishematopoietik anemia (kongenital)
Kecuali:
sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)
D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblastic
D64.9 Anemia, tidak dijelaskan

Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)

Hemostasis adalah penghentian perdarahan dari pembuluh cedera. Ia memerlukan


gabungan aktifitas faktor-faktor vaskuler, platelet, dan plasma, serta diimbangi oleh
mekanisme yang membatasi penumpukan platelet dan fibrin. Kelainan hemostasis
menyebabkan perdarahan berlebihan atau pun thrombosis.
Faktor vaskuler mengurangi aliran darah dengan vasokonstriksi lokal (reaksi langsung
terhadap cedera) dan penekanan pembuluh oleh darah yang merembes ke jaringan sekitar.
Faktor platelet membuat perlengketan (sumbat hemostatik) yang menutup luka,
melepas faktor-faktor yang memperkuat vasokonstriksi dan perbaikan pembuluh, dan
memudahkan pembentukan reaksi koagulasi. Platelet yang beredar tidak melekat pada endotel
normal atau sesamanya, tapi bisa melekat pada subendotel yang terbuka ketika endotel robek.
Perlengketan platelet memerlukan sekresi endotel berupa Faktor von Willebrand. Penyakit
Von Willebrand adalah kelainan perdarahan dengan akibat kelainan Faktor von Willebrand.
Faktor plasma menentukan dalam pembentukan bekuan fibrin. Ia melekat pada
sumbat hemostasis, menyebar dan menambah bahan penyumbat. Komponen-komponen

Apikes Iris, Padang

III-6

reaksi ini adalah: I (fibrinogen), II (prothrombin), V (proakselerin), VII (prokonvertin), VIII


(globulin antihemofilia), IX (faktor Christmas), X (fFaktor Stuart-Prower), XI (Plasma
Thromboplastin Antecedent), Prekallikrein (faktor Fletcher), Kininogen berat molekul tinggi,
XII (faktor Hageman, faktor kontak), XIII (faktor penstabil fibrin), Protein C, Protein S, dan
Tissue Factor Pathway Inhibitor (TPFI).
Reaksi pembekuan darah juga memerlukan faktor-faktor dari permukaan sel seperti
faktor jaringan atau thromboplastin jaringan, fosfolipid prokoagulan, dan thrombomodulin.
Disseminated intravascular coagulation (DIC) adalah peningkatan abnormal fibrin di
sirkulasi akibat munculnya material yang memiliki aktifitas faktor jaringan dan memulai
koagulasi, terutama pada komplikasi kebidanan, endotoksin kuman Gram negatif, keganasan,
dan syok. Penyebab lain adalah trauma kepala berat, komplikasi bedah prostat, dan bisa ular.
Thrombositopenia adalah jumlah platelet yang di bawah normal (140.000
440.000/L). Keadaan ini bisa disebabkan oleh gagalnya produksi platelet, penarikan oleh
limpa, penghancuran atau pemakaian berlebihan, atau pengenceran. Thrombositopenia
menyebabkan petechiae yang sering di kulit tungkai bawah; ecchymoses di tempat trauma
minor, perdarahan mukosa (epistaxis, perdarahan saluran pencernaan dan genito-urinarius,
perdarahan vagina), dan perdarahan berlebihan ketika operasi. Namun trombositopenia tidak
menyebabkan perdarahan besar-besaran ke jaringan (misalnya hematoma viseral atau
hemarthrosis) yang khas pada perdarahan akibat kelainan pembekuan (hemofilia).
Idiopathic (immunologic) thrombocytopenic purpura. ITP adalah kelainan perdarahan
akibat penyakit sistemik, pada dewasa biasanya kronis, dan pada anak-anak akut dan terbatas.
Pada dewasa, ITP disebabkan oleh timbulnya antibodi yang melawan antigen struktur platelet
(auto-antibody). Pada anak-anak, antigen virus diduga memicu sintesis antibodi yang bereaksi
dengan antigen virus yang melekat di permukaan antigen.
D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi,
Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC),
Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminans
Kecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60),
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D66 Defisiensi faktor VIII herediter
Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)
Haemophilia: NOS, A, klasik
Kecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)
D67 Defisiensi faktor IX herediter
Penyakit Christmas, Haemophilia B
Defisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional), plasma thromboplastin component [PTC]
D68 Other coagulation defects
Kecuali: yang mempersulit:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)
hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrand
Angiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia vaskuler
Kecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional (D66)

Apikes Iris, Padang

III-7

kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)


D68.1 Defisiensi faktor XI herediter
Haemophilia C
Defisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnya
Congenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerin
Defisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,
Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit Owren
D68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
Perdarahan sewaktu penggunaanantikoagulan jangka panjang
Hyperheparinaemia
Peningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapat
Defisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.5 Primary Thrombophilia
Activated protein C resistance [factor V Leiden mutation]
Deficiency: antithrombin, protein C, protein S
Prothrombin gene mutation
D68.6 Other Thrombophilia
Anticardiolipin syndrome
Antiphospholipid syndrome
Presence of the lupus anticoagulant
Kecuali disseminated intravascular coagulation (D65)
hyperhomocysteinemia (E72.1)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskan
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan
D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya
Kecuali: trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3),
purpura fulminans (D65),
purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0),
purpura cryoglobulinaemia (D89.1);
purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergi
Purpura: anaphylactoid, Henoch(-Schnlein), vascular
Purpura nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathic
Vasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects cacad kualitatif platelet
Thrombocytopathy
Kecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnya
Purpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpura
Sindroma Evans
D69.4 Trombositopenia primer lainnya
Kecuali: trombositopenia neonatus sementara (P61.0),
sindroma Wiskott-Aldrich (D82.0),

Apikes Iris, Padang

III-8

D69.5
D69.6
D69.8
D69.9

trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)


Trombositopenia sekunder
Trombositopenia, tidak dijelaskan
Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler
Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan

Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)


D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)
D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)
Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosis
Chronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic granulomatosis
D72 Kelainan lain sel darah putih
Kecuali: preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8),
neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekosit
Anomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-Hut
Hipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathy
Kecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 Eosinophilia
Eosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskan
Reaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik;
Leukositosis, limfositosis (symptomatic),
Limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan
D73 Penyakit-penyakit limpa
D73.0 Hiposplenismus
Asplenia, pasca-bedah; atrofi of spleen
Kecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 Hypersplenism
Kecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronis
D73.3 Abses limpa
D73.4 Kista limpa
D73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntir
D73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOS
D73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskan
Apikes Iris, Padang

III-9

D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0),
lymphadenitis: kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Eritrositosis NOS
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
Granuloma eosinophilia,
Penyakit Hand-Schller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di
tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
Apikes Iris, Padang

III-10

Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun (D80-D89)

Sistem imun atau kekebalan terrdiri dari jaringan komponen sel dan komponen terlarut
yang berinteraksi. Fungsinya untuk membedakan entitas di dalam tubuh sebagai sendiri dan
asing, dan untuk membuang yang asing. Mikroorganisme adalah entitas asing utama, di
samping neoplasma, transplant, dan zat asing tertentu (misalnya beberapa toksin). Sistem imun
memiliki mekanisme spesifik dan non-spesifik, yang saling berkaitan dan mempengaruhi.
Imunitas non-spesifik terdapat sejak lahir, tidak memerlukan encounter dengan
substans yang mengganggu, dan tidak memiliki memori. Disini termasuk kulit dan asam
lambung. Komponen seluler ada dua macam yaitu sistem fagositik yang berfungsi menelan
dan mencerna mikroorganisme yang masuk, dan sel-sel NK (natural killer) yang fungsinya
membunuh beberapa tumor, mikroorganisme, dan sel-sel yang terinfeksi virus. Komponen
larut terdiri dari protein komplemen, reaktan fase akut, dan sitokin (cytokines).
Fagosit adalah netrofil dan monosit (darah), dan makrofag (jaringan). Mereka berada
dimana-mana, misalnya alveolus paru-paru, hati, rongga sendi, perivaskuler sistem syaraf
pusat, dan ginjal. Sitokin adalah polipeptida non-imunoglobulin yang disekresi oleh monosit
dan limfosit akibat interaksinya dengan antigen (Ag) spesifik, Ag non-spesifik, atau rangsangan
zat terlarut seperti endotoksin atau sitokin lain.
Imunitas spesifik (adaptif) memiliki kemampuan belajar, menyesuaikan diri, dan
mengingat. Komponen selulernya limfosit, dan komponen terlarutnya imunoglobulin.
Limfosit dibagi atas kelompok yang berasal dari thymus (sel T) dan sumsum tulang (sel B).
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari lebih 34 macam protein yang
berinteraksi dalam rangkaian reaksi cascade. Pada reaksi ini, satu reaksi akan mengahsilkan
puluhan reaksi atau lebih, yang masing-masingnya juga akan menghasilkan puluhan
reaksilanjutan, berturut-turut hingga beberapa rangkaian reaksi.
Penyakit Imunodefisensi
Penyakit imunodefisiensi disebabkan oleh cacad satu sistem imun atau lebih,
meningkatkan kerentanan akan infeksi sehingga timbul penyakit yang berat, akut, berulang,
atau kronis. Imunodefisiensi primer terbagi atas empat group berdasarkan kekurangan sel B,
sel T, sel fagosit, atau komplemen.
Imunodefisiensi sekunder disebabkan oleh suatu penyakit. Kerusakan sering bisa
diperbaiki kalau kondisi yang mendasarinya membaik. Keadaan ini lebih umum daripada
imunodefisiensi primer dan terjadi pada berbagai pasien yang dirawat. Hampir setiap penyakit
serius yang berlangsung lama mengganggu sistem imun, apa pun tingkat gangguannya.
Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi netrofil
polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
Apikes Iris, Padang

III-11

D80.2
D80.3
D80.4
D80.5
D80.6

Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]


Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]
Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]
Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM]
Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau dengan
hiperimmunoglobulinaemia
D80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahir
D80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)
D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan
D81 Immunodefisiensi gabungan
Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)
D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined immunodeficiency [SCID]) dengan gangguan pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendah
D81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normal
D81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]
D81.4 Sindroma Nezelof
D81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]
D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndrome
D81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas II
D81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung Biotin
D81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczema
D82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome sindroma saccus pharyngeus
Thymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan immunodefisiensi
D82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendek
D82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-link
D82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]
D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang dijelaskan
D82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak dijelaskan
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell

Apikes Iris, Padang

III-12

D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau T


D83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lain
D83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan
D84 Imunodefisiensi lainnya
D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]
D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]
D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskan
D84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan
D86
D86.0
D86.1
D86.2
D86.3
D86.8

Sarkoidosis
Sarkoidosis paru-paru
Sarkoidosis kelenjar limfe
Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
Sarkoidosis kulit
Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)
Sarcoid: artropati (M14.8*), miokarditis (I41.8*), miositis (M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS

Apikes Iris, Padang

III-13

CHAPTER IV. PENYAKIT-PENYAKIT


ENDOKRIN, NUTRISI DAN
METABOLIK (E00-E90)
Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak, diklasifikasi pada Bab II.
Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk
aktifitas fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik atau hipofungsi kelenjar
endokrin akibat neoplasma, dan keadaan lain yang diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-R99)
Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan neonatus (P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
E00-E07
Gangguan pada kelenjar thyroid
E10-E14
Diabetes mellitus
E15-E16
Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi internal pankreas
E20-E35
Gangguan pada kelenjar endokrin lain
E40-E46
Malnutrisi
E50-E64
Defisiensi nutrisi lain
E65-E68
Obesitas dan hiperalimentasi lain
E70-E90
Gangguan metabolik
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)

Hormon tiroid (T3/T4) dibentuk dari iodium (I2) makanan, yang dirangsang oleh
tirotropin (TSH, thyroid stimulating hormone) dari hipofisis anterior. Peningkatan T3/T4
akan menekan TSH sehingga produksi T3/T4 berkurang kembali ke arah normal.
Kekurangan iodium menurunkan produksi T3/T4, sehingga sekresi TSH meningkat
dan kelenjar tiroid membesar (goiter). TSI (thyroid stimulating immunoglobulin) dapat
merangsang sekresi berlebihan T3/T4 (hipertiroidisme) yang menyebabkan tirotoksikosis dan
goiter. Tirotoksikosis akibat menelan hormon tiroid dalam jumlah besar terjadi tanpa goiter,
disebut tirotoksikosis factitia.
Goiter eutiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid tanpa tanda-tanda gangguan fungsi
tiroid, yang sering pada pubertas, kehamilan, dan menopause. Sick euthyroid syndrome khas
pada pasien yang menderita penyakit berat, yang secara klinis tiroidnya normal (eutiroid), tapi
uji fungsi tiroidnya abnormal. Tiroiditis subakut mungkin disebabkan oleh virus, sedangkan
tiroiditis auto-imun (Hashimoto) khas dengan infiltrasi kronis limfosit pada kelenjar tiorid.
E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital
Termasuk:: Defisiensi iodin yang langsung menyerang pasien atau melalui ibu sewaktu hamil.
Beberapa pasien kadar T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya adalah akibat
defisiensi pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)

E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologis


Kretin endemik, tipe neurologis
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedema
Kretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuran
Kretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakan
Hipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik NOS
E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin
Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodin
E01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodin
E01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOS
E01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.
E02

Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis

E03 Hipotiroidisme lain


Kecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur (E89.0)
E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosa
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiter
Aplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital, hipotiroid kongenital NOS
E03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnya
E03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksi
E03.4 Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)
E03.5 Koma miksedema
E03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskan
E03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS
E04 Goiter nontoksik lain
Kecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)
E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggal
E04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul (kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksik
Goiter kistik, goiter (kistik) multinodularis

Apikes Iris, Padang

IV-2

E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskan


E04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan
Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS
E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]
Kecuali: Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)
E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter eksoftalmus NOS
Goiter diffusa toksik, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik
Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksik
Goiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopik
E05.4 Tirotoksikosis factitia
E05.5 Krisis/ badai tiroid
E05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)
E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis (I43.8*)
E06 Tiroiditis
Kecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)
E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratif
E06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratif
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara
Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imun
Tiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)
Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obat
E06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa, tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan
E07 Gangguan lain pada tiroid
E07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitonin
E07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma Pendred
Kecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskan
Kelainan thyroid-binding globulin (TBG)
Apikes Iris, Padang

IV-3

Perdarahan tiroid, infark tiroid


Sick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan

Diabetes mellitus (E10-E14)

Diabetes mellitus disebabkan oleh gagalnya produksi insulin (tipe I, insulindependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent) yang bisa juga
terjadi pada malnutrisi, wanita hamil, neonatus, atau akibat obat. Pada keadaan ini, glukosa
tidak bisa memasuki sel sehingga kadarnya dalam darah meningkat, dengan berbagai
komplikasinya. Gejala khas adalah glycosuria, haus dan lapar, dan kadar glukosa darah tidak
kembali ke normal dua jam setelah makan (glucose tolerance test terganggu).
Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:
.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2 Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3 Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4 Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes (I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi
E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E11Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E12Diabetes mellitus akibat malnutrisi
Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-insulin-dependent
Apikes Iris, Padang

IV-4

Kecuali:

Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)


Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskan


Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), Type I (E10.-), Type
II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan
Termasuk:Diabetes NOS
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2), Type I (E10.-), Type
II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)

Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16)


E15 Koma hipoglikemik non-diabetik
Koma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOS
Hiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia
E16 Kelainan lain sekresi internal pankreas
E16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa koma
E16.1 Hipoglikemia lain
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskan
E16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagon
E16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-Ellison
E16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi dari endokrin pankreas:
growth hormone-releasing hormone (GHRH), somatostatin,
polipeptida pankreas (PP), vasoactive-intestinal polypeptide (VIP)
E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin pankreas NOS

Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)


Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)

E20 Hipoparatiroidisme
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS (R29.0 )
E20.0 Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1 Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain

Apikes Iris, Padang

IV-5

E20.9 Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan


Tetani paratiroid
E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroid
Kecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)
E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroid
Osteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von Recklinghausen]
E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)
E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)
E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskan
E21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskan
E21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan
E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary
Kecuali: Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)
Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit Cushing (E27.0),
pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating hormone (E05.8)
E22.0 Akromegali dan gigantisme pituitari
Artropati sehubungan dengan akromegali (M14.5*), overproduksi growth hormone
Kecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH pankreas (E16.8)
E22.1 Hiperprolaktinaemia
E22.2 Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya
E22.8 Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precox sentral pubertas dini akibat pengaruh otak
E22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitary
Termasuk: keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau hipotalamus
Kecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)
E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone, hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOS
Defisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short stature
Hipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma fertile eunuch [kebiri-subur]
Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan), panhipopituitarisme
Sindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1 Hipopituitarisme akibat obat
E23.2 Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)
E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitary
Absess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan

Apikes Iris, Padang

IV-6

E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal, atau kelebihan ACTH
dari pituitary, tumor paru-paru (small cell carcinoma), dan pemberian ACTH
dari luar. Terapi adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone) meningkat, sehingga
timbul hiperpigmentasi. sindroma Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan
E25 Kelainan-kelainan adrenogenital
Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi, baik didapat atau sejak
lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita:
Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual, virilisasi
Pria:
Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox isosexual,
macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS
E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
E27 Gangguan lain kelenjar adrenal
E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal

Apikes Iris, Padang

IV-7

E27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obat


E27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS, perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenal
Hiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskan
Kelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan
E28 Gangguan fungsi ovarium
Kecuali: Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium pasca-prosedur (E89.4)
E28.0 Kelebihan estrogen
E28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovarium
E28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal
[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut berlebihan)]
E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary syndrome
Kecuali: keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)
disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovarium
Hiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskan
E29 Kelainan fungsi testis
Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi testis (E34.5),
defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis pascaprosedur (E89.5)
zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testis
E29.1 Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme pria)
Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testis
E29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan
E30

Gangguan pubertas, not elsewhere classified


Precocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan precocious adrenarche
adalah munculnya rambut aksila dan pubis pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria);
precocious thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun (wanita).
Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa tanpa perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambat
Pubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
Menstruasi precox
Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), hiperplasia adrenal kongenital (E25.0),
Apikes Iris, Padang

IV-8

pseudopubertas precox heteroseksual wanita (E25.-),


pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-),
sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertas
Thelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan
E31 Disfungsi poliglandular
Fungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.
Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmun
Sindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandular
Kecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lain
E31. 9 Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan
E32 Penyakit-penyakit thymus
Kecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1), myasthenia gravis (G70.0)
E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymus
E32.1 Abses thymus
E32.8 Penyakit lain thymus
E32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan
E34 Gangguan lain endokrin
Kecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)
E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%), pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon usus
E34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classified
E34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososial
Kecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik khusus - Vol. 3
progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
E34.4 Constitutional tall stature
Gigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgen
Pseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgen
Kelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein, (sindroma) femininasi testis
E34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeria
E34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS
Apikes Iris, Padang

IV-9

E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain

Malnutrisi (E40-E46)

Kecuali:

Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat
badan rata-rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya,
maka tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa
merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia,
diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat
definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran
berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi sedang kalau antara 2
SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan (T73.0)

E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)
Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk kering atau kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E42 Marasmic kwashiorkor
Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan),
dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus
E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan
Berat badan berada pada 3 SD di bawah rata -rata.
Edema kelaparan (busung lapar)
E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan
E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E45 Retardasi perkembangan setelah PEM
Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi

Apikes Iris, Padang

IV-10

E46 PEM yang tidak dijelaskan


Malnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS

Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)


Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)

E50 Defisiensi vitamin A


Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64.
E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtiva
E50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis konjungtiva
Bitots spot pada anak kecil
E50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea
E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea
E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasia
E50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senja
E50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia kornea
E50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOS
E50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A (L86*)
E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS
E51 Defisiensi thiamine (Vitamin B1)
Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)
E51.1 Beriberi
Beri-beri kering, beri-beri basah (I98.8*)
E51.2 Wernicke's encephalopathy
E51.8 Manifestasi lain defisiensi thiamin
E51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan
E52 Defisiensi Niacin [pellagra]
Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra (alkoholik)
Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)
E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi vitamin B12 (D51.-)
E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
Ariboflavinosis
E53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)
E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic acid
E53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan
E54 Defisiensi ascorbic acid
Defisiensi vitamin C, scurvy
Kecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)

Apikes Iris, Padang

IV-11

E55 Defisiensi vitamin D


Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia dewasa(M83.-)
E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)
Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D (E83.3),
Crohns (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskan
Avitaminosis D
E56
Other vitamin deficiencies
Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)
E56.0 Defisiensi vitamin E
E56.1 Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi. vitamin K (D68.4)
defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lain
E56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan
E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan
Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5),
sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)
E59 Defisiensi selenium (Se) makanan
Penyakit Keshan
Kecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)
E60

Defisiensi seng (Zn) diet

E61 Defisiensi elemen diet lainnya


Gunakan kode penyebab eksternal kapan perlu
Kecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02),
sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-),
kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu)
E61.1 Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)
E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg)
E61.3 Defisiensi Manganese (Mn)
E61.4 Defisiensi Chromium (Cr)
E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo)
E61.6 Defisiensi Vanadium
E61.7 Defisiensi ganda elemen makanan
E61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskan
E61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan
E63 Defisiensi gizi lainnya
Kecuali: sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi (E86)
masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal bertumbuh (R62.8)
Apikes Iris, Padang

IV-12

E63.0
E63.1
E63.8
E63.9

Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA])


Ketidakseimbangan konstituen makanan
Defisiensi gizi lain yang dinyatakan
Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS (I43.2*)

E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya


E64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy
Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)
E64.1 Sequelae defisiensi vitamin A
E64.2 Sequelae defisiensi vitamin C
E64.3 Sequelae rickets
Gunakan kode (M40.1, M40.5) kalau perlu, untuk identifikasi deformitas vertebra
E64.8 Sequelae defisiensi gizi lain
E64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan

Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68)


E65 Localized adiposity
Fat pad penebalan lemak
E66 Obesity
Kecuali: adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi (Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)
E66.0 Obesitas akibat kelebihan kalori
E66.1 Obesitas akibat obat
E66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoli
E66.8 Obesitas lain
E66.9 Obesity, tidak dijelaskan
E67 Hiperalimentasi lain
Kecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)
E67.0 Hipervitaminosis A
E67.1 Hipercarotenaemia
E67.2 Megavitamin-B6 syndrome
E67.3 Hipervitaminosis D
E67.8 Other specified hyperalimentation
E68

Sekuel hiperalimentasi

Kelainan Metabolik (E70-E90)


Kecuali:

Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5--reductase (E29.1)


Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi androgen (E34.5)
Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).

E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik


E70.0 Phenylketonuria klasik
Apikes Iris, Padang

IV-13

E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain


E70.2 Kelainan metabolisme tirosin
Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia, tirosinosis
E70.3 Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneus
Sindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-Pudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatik
Kelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan
E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak
E71.0 Penyakit maple-syrup-urine
E71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia;
Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskan
E71.3 Kelainan metabolisme asam lemak
Adrenoleukodistrofi (Addison-Schilder), defisiensi carnitine palmityltransferase otot
Kecuali: penyakit Schilder (G37.0)
E72 Kelainan lain metabolisme asam amino
Kecuali: Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit (R70-R89)
Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam amino bercabang
(E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam amino
Cystonosis, cystinuria,
Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debr), sindroma Lowe, penyakit Hartnup
Kecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1 Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfur
Cystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi sulfite oxidase
Kecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus urea
Argininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria arginosuksinat
Kecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysine
Asiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), penyakit Zelwegger (Q87.8)
E72.4 Kelainan metabolisme ornithine
Ornithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine
Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)
Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskan
Kelainan metabolisme: asam amino , siklus -glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan
E73 Intoleransi laktosa
E73.0 Defisiensi laktase kongenital
Apikes Iris, Padang

IV-14

E73.1 Defisiensi laktase sekunder


E73.8 Intoleransi laktosa lainnya
E73.9 Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan
E74 Kelainan lain metabolisme karbohidrat
Kecuali: Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-E76.3)
E74.0 Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tarui, Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosa
Fruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase, intoleransi fruktosa herediter
E74.2 Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia
E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di usus
Malabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosa
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesis
Defisiensi:
phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenase
Kecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskan
Pentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan
E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid lainnya
Kecuali: Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum (G60.1)
E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-Sachs
GM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lain
Mukolipidosis IV
Gangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lain
Penyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-Pick
Sindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfatase
Kecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskan
E75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-Vogt
E75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein], penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan
E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan
E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, Scheie
E76.1 Mukopolisakharidosis, type II
Apikes Iris, Padang

IV-15

E76.2

E76.3
E76.8
E76.9

Sindroma Hunter
Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi -glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma:
Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan
Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan

E77 Kelainan metabolisme glycoprotein


E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoprotein
Aspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis (mokulipidosis I)
E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoprotein
E77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan
E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnya
Kecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)
E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A, hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-lipoprotein [LDL]
E78.1 Hipergliseridaemia murni
Hipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B, hiperprebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-lipoprotein [VLDL]
E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group C
Hiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau III
Xanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosum
Kecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein] (E75.5)
E78.3 Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia group D
Hipergliseridemia campuran
E78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunan
E78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskan
E78.6 Defisiensi lipoprotein
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]
Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)
Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoprotein
E78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan
E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine
Kecuali: Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi gabungan (D81.-)
Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum (Q82.1)
Apikes Iris, Padang

IV-16

E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit tophi


Hiperurikemia asimptomatik
E79.1 Lesch-Nyhan syndrome
E79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediter
E79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan
E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin
Termasuk: Cacad katalase dan peroxidase
E80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietik
E80.1 Porphyria cutanea tarda
E80.2 Porphyria lain
Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut (hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidase
Acatalasia [Takahara]
E80.4 Sindroma Gilbert
E80.5 Sindroma Crigler-Najjar
E80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma Rotor
E80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan
E83 Kelainan metabolisme mineral
Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan (E58-E61)
Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]
Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja steely), Wilson
E83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
Hemokromatosis
Kecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis (D64.0-D64.3)
E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
Acrodermatitis enteropatika
E83.3 Kelainan metabolisme phosphor dan phosphatase
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan, hipofosfatasia
Osteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin D
Kecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa (M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesium
Hipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calcium
Hiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatik
Kecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineral
E83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan
E84 Cystic fibrosis
Termasuk: mucoviscidosis
E84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paru
Apikes Iris, Padang

IV-17

E84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus


Ileus mekonium (P75*)
Kecuali: obstruksi mekonium pada kasus tempat cystic fibrosis tidak terjadi (P76.0)
E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabungan
E84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan
E85 Amyloidosis
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)
E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunan
E85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)
E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskan
E85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisis
E85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokal
E85.8 Amyloidosis lainnya
E85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan
E86 Volume depletion kehabisan cairan
Dehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemia
Kecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1)
E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa
E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemia
Defisiensi sodium [Na]
Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 Asidosis
Asidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorik
Kecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 Alkalosis
Alkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basa
E87.5 Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]
E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]
E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)
E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere classified
Ketidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia

Apikes Iris, Padang

IV-18

E88 Kelainan metabolik lain


Kecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)
E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified
Defisiensi -1-antitripsin, bisalbuminemia
Kecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati monoklonal (D47.2)
hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia Waldenstrm (C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classified
Lipodistrofi NOS
Kecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classified
Lipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskan
Adenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan
E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere classified
E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedur
Hipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedur
Hiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-bedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedur
Tetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedur
Hipopituitarisme pasca-radiasi
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedur
E89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedur
E89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedur
E89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur
E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskan
E90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain

Apikes Iris, Padang

IV-19

Catatan khusus Bab III:


Kondisi tertentu yang bisa diklasifikasikan ke dalam Bab ini bisa disebabkan oleh
obat atau penyebab eksternal lain. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai
kode tambahan.
Contoh 11
Kondisi utama
: Anemia defisiensi folat akibat trimethoprim.
Kondisi lain : Kode : Anemia defisiensi folat akibat obat (D52.1). Sebagai kode tambahan bisa
dipakai Y41.2 (Obat antimalaria dan antiprotozoa darah lainnya, menyebabkan
efek samping dalam penggunaan terapi).
Catatan khusus Bab IV
Kondisi tertentu yang dapat diklasifikasikan pada Bab ini bisa disebabkan oleh obatobatan atau penyebab luar. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode
tambahan.
(1) E10-E14. Diabetes Mellitus
Pemilihan subkategori yang tepat dari daftar yang berlaku bagi seluruh kategori ini
didasarkan pada KU yang tercatat. Subkategori .7 hanya digunakan sebagai
KU kalau berbagai komplikasi diabetes dicatat sebagai KU tanpa
mengutamakan salah satu di antaranya. Untuk masing-masing komplikasi bisa
diberikan kode tambahan.
Contoh 12
Kondisi utama
: Kegagalan ginjal akibat glomerulonefrosis diabetes.
Kode : DM, tidak dijelaskan, dengan komplikasi ginjal (E14.2 dan N08.3 *).
Contoh 13
Kondisi utama
: Diabetes tergantung insulin dengan nefropati, gangren, dan
katarak.
Kondisi lain : Kode : IDDM dengan komplikasi ganda (E10.7). Kode tambahan E10.2 dan N08.3*
(IDDM dengan nefropati), E10.5 (IDDM dengan komplikasi sirkulasi perifer),
dan E10.3 dan H28.0* (IDDM dengan katarak) bisa diberi untuk identifikasi
masing-masing komplikasi
(2) E34.0 Sindroma karsinoid
Kode ini tidak dipakai untuk KU kalau tumor karsinoid tercatat, kecuali kalau
episode perawatan adalah untuk sindroma itu sendiri. Pada pengkodean tumor
ini, E34.0 bisa digunakan sebagai kode tambahan untuk identifikasi aktifitas
fungsional.
(3) E64.- Sekuel malnutrisi dan defisiensi gizi lain
E68 Sekuel hiperalimentasi
Kode-kode ini tidak untuk kode pilihan KU kalau sifat kondisi sisa ini tercatat. Pada
saat mengkode kondisi sisa ini, E64.- atau E68 bisa digunakan sebagai kode
tambahan.

Apikes Iris, Padang

IV-20

CHAPTER V. KELAINAN-KELAINAN
JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09
Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala
F10-F19
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif
F20-F29
Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39
Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48
Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan somatoformis.
F50-F59
Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor fisik
F60-F69
Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.
F70-F79
Retardasi mental
F80-F89
Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98
Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa
anak dan remaja
F99
Kelainan mental yang tidak dijelaskan
Kategori asterisk untuk bab ini:
F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain

Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala (F00-F09)

Blok ini berisi kelainan jiwa yang dikelompokkan karena sama-sama memiliki etiologi
yang jelas dalam penyakit otak, cedera otak, atau serangan lain terhadap otak, yang
menyebabkan gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi ini bisa primer, seperti pada penyakit,
cedera dan serangan yang langsung mengganggu otak, atau sekunder seperti pada penyakit dan
kelainan sistemik yang menyerang otak sebagai satu dari organ atau sistem tubuh yang terlibat.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma yang disebabkan oleh penyakit otak, biasanya
bersifat kronik atau progresif, dengan terdapatnya kekacauan fungsi korteks yang lebih tinggi.
Fungsi ini mencakup daya ingat, berpikir, orientasi, pemahaman, penghitungan, kemampuan
belajar, bahasa, dan pengambilan keputuskan. Kesadaran tidak terganggu. Kerusakan fungsi
kognitif biasanya disertai, dan kadang-kadang didahului, oleh memburuknya kontrol emosi,
tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada penyakit Alzheimer, penyakit
pembuluh darah otak, dan kondisi lain yang mengganggu otak secara primer atau sekunder.
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit yang mendasari.
F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-)
Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif primer yang etiologinya tidak
diketahui dengan bentuk neurofisiologis dan neurokimia yang khas. Kelainan ini biasanya
memiliki awal yang tidak jelas dan berkembang perlahan dalam periode betrtahun-tahun.
F00.0* Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal dini (G30.0)
Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal sebelum usia 65 tahun, dengan
pemberatan yang relatif cepat dan dengan berbagai kelainan nyata pada fungsi korteks
yang lebih tinggi.
Penyakit Alzheimer, type 2
Dementia presenilis, type Alzheimer
Dementia progresif primer dari jenis alzheimer, awal dini

F00.1* Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal lanjut (G30.1)


Dementia pada penyakit Alzheimer dengan awal setelah usia 65 tahun, biasanya dalam
usia 70-an akhir atau sesudahnya, dengan pemberatan yang lambat, dan dengan
gangguan daya ingat sebagai bentuk utama
Penyakit Alzheimer, type 1
Dementia degeneratif primer dari jenis Alzheimer, awal waktu tua
Dementia senilis, type Alzheimer
F00.2* Dementia pada penyakit Alzaheimer, type tidak khas atau campuran (G30.8)
Dementia tidak khas, type Alzheimer
F00.9* Dementia pada penyakit Alzaheimer, tidak dijelaskan (G30.9)
F01

Dementia vaskuler
Dementia vaskuler adalah akibat infark otak yang disebabkan oleh penyakit pembuluh
darah, termasuk penyakit serebrovaskuler hipertensif. Infark-infark ini biasanya kecil tapi
memiliki efek kumulatif. Awal penyakit biasanya pada usia lanjut
Termasuk: dementia arteriosklerotik
F01.0 Dementia vaskuler dengan awal yang akut
Biasanya berkembang dengan cepat setelah stroke berturut-turut akibat trombosis,
embolisme atau perdarahan serebrovaskuler. Kadang-kadang penyebabnya bisa infark
tunggal yang besar.
F01.1 Dementia dengan banyak infark
Awal perlahan-lahan, menyusul sejumlah episode iskemik sementara yang
menghasilkan akumulasi infark di parenkim otak
Dementia korteks predominan
F01.2 Dementia vaskuler pada subkorteks
Mencakup kasus dengan riwayat hipertensi dan fokus-fokus kerusakan iskemik pada
subtansia grisea dalam di hemisfer otak. Korteks serebri biasanya aman, dan ini
berlawanan dengan gambaran klinis yang bisa mirip sekali dengan dementia pada
penyakit Alzheimer.
F01.3 Dementia vaskuler campuran korteks dan subkorteks
F01.8 Dementia vaskuler lain
F01.9 Dementia vaskuler ,tidak dijelaskan
F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain
Kasus-kasus dementia yang disebabkan oleh, atau diduga disebabkan oleh penyebabpenyebab selain penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskuler. Awal bisa kapan saja dalam
kehidupan, walau pun jarang pada usia tua.
F02.0* Dementia pada penyakit Pick (G31.0)
Dementia progresif, dimulai pada usia pertengahan, khas dengan perubahan dini yang
berlangsung lambat pada karakter dan pemburukan hubungan sosial, diikuti dengan
kerusakan fungsi-fungsi intelek, ingatan, dan bahasa, dengan apati, euphoria, dan
kadang-kadang fenomena ekstrapiramid..
F02.1* Dementia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0)
Dementia progresif dengan tanda-tanda neurologis yang luas, disebabkan oleh
perubahan neuropatologis yang diduga akibat agen yang ditularkan. Awal biasanya
pada usia pertengahan atau tua, tapi bisa pada usia dewasa. Perjalanannya subakut,
membawa ke kematian dalam satu sampai dua tahun.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-2

F02.2* Dementia pada penyakit Huntington (G10)


Dementia yang terjadi sebagai bagian dari degenerasi luas tak. Kelainan ini dibawa oleh
sebuah gen autosom dominan tunggal. Gejala biasanya muncul pada usia dekade ketiga
atau keempat. Perjalanan penyakit lambat, membawa ke kematian dalam 10-15 tahun.
Dementia pada khorea Huntington.
F02.3* Dementia pada penyakit Parkinson (G20)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit Parkinson yang telah
berkembang. Belum ada gambaran klinis tertentu yang menonjol ditentukan
Dementia pada
paralysis agitans
parkinsonisme
F02.4* Dementia pada penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B22.0)
Dementia yang berkembang dalam perjalanan penyakit HIV, tanpa adanya penyakit
atau kondisi yang bersamaan selain infeksi HIV yang bisa menjelaskan bentuk
klinisnya.
F02.8* Dementia pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
Dementia pada:
neurosyphilis ( A52.1 )
trypanosomiasis ( B56.- , B57.- )
hypothyroidism, acquired ( E01.- , E03.- )
niacin deficiency [pellagra] ( E52 ), vitamin B 12 deficiency ( E53.8 )
cerebral lipidosis ( E75.- )
hepatolenticular degeneration ( E83.0 ), hypercalcaemia ( E83.5 )
multiple sclerosis ( G35 ), epilepsy ( G40.- )
polyarteritis nodosa ( M30.0 ), systemic lupus erythematosus ( M32.- )
intoxications ( T36-T65 )
F03 Dementia yang tidak dijelaskan
Dementia presenilis NOS, psikosis presenilis NOS, dementia degeneratif primer NOS
Dementia senilis: NOS, jenis depresi atau paranoid
Psikosis senilis NOS
Kecuali: dementia senilis dengan delirium atau kebingungan akut (F05.1)
senilitas NOS (R54)
F04

Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain


Suatu sindroma kerusakan nyata daya ingat baru dan lama, sementara ingatan terbaru
masih ada, dengan penurunan kemampuan mempelajari materi baru disorientasi waktu.
Konfabulasi (bercerita antara khayalan dan kenyataan biasanya yang hebat-hebat) bisa
merupakan bentuk yang menonjol, tapi persepsi dan fungsi kognitif lain, intelek, biasanya
utuh. Prognosis tergantung pada perjalanan lesi yang mendasari.
Termasuk: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
Kecuali: amnesia:
anterograde (R41.1), retrograde (R41.2), NOS (R41.3), disosiatif (F44.0)
sindroma Korsakov:
akibat alkohol atau tidak dijelaskan ( F10.6 )
akibat zat psikoaktif lain (F11-F19 dengan karakter keempat .6)
F05

Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain


Suatu sindroma otak organik yang etiologinya tidak spesifik, khas dengan kekacauan
serentak dari kesadaran dan perhatian, persepsi, pemikiran, daya ingat, tingkah-laku
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-3

psikomotor, emosi, dan jadwal tidur-bangun. Lama berlangsungnya bervariasi dan derajat
beratnya berkisar dari ringan sampai sangat berat.
Termasuk: keadaan akut atau subakut dari:

sindroma otak, keadaan bingung (nonalkoholik), psikosis infektif


reaksi organik, sindroma psiko-organik
Kecuali: delirium tremens, akibat alkohol atau tidak dijelaskan (F10.4)
F05.0 Delirium yang tidak terjadi pada dementia
F05.1 Delirium yang terjadi pada dementia
Kondisi yang memenuhi kriteria di atas tapi berkembang dalam perjalanan dementia
F05.8 Delirium jenis lain
Delirium yang asal-usulnya campuran
F05.9 Delirium, tidak dijelaskan
F06

Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan


Mencakup kondisi minor yang secara sebab-akibat berhubungan dengan kelainan otak
akibat penyakit otak primer, penyakit sistemik yang secara sekunder mengganggu otak,
penyakit endokrin, atau penyakit badan lainnya.
Kecuali: berhubungan dengan:
delirium (F05.-), dementia seperti yang diklasifikasikan pada F00-F03
disebabkan penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain (F10-F19)
F06.0 Halusinosis organik diikuti banyak halusinasi
Kelainan berupa halusinasi persisten atau berulang, biasanya visual atau auditorius,
yang terjadi ketika sadar penuh dan bisa diketahui atau tidak diketahui subjek sebagai
halusinasi. Pengolahan waham terhadap halusinasi dapat terjadi, tapi waham tidak
mendominasi gambaran klinis; pemikiran ke dalam (insight) bisa utuh.
Keadaan halusinasi organik (nonalkoholik)
Kecuali: halusinosis alkoholik (F10.5), skizofrenia (F20.-)
F06.1 Kelainan katatonik organik aktifitas psikomotor terganggu
Kelainan aktifitas psikomotor berupa penurunan (stupor) atau peningkatan (eksitasi)
yang berhubungan dengan gejala katatonik. Kedua ujung ekstrim kekacauan
psikomotor ini bisa timbul bergantian.
Kecuali:
catatonic schizophrenia (F20.2)
stupor: NOS (R40.1), dissosiatif (F44.2)
F06.2 Kelainan waham organik [mirip skizofrenia]
Kelainan dengan waham persisten atau berulang mendominasi gambaran klinis.
Waham bisa diikuti oleh halusinasi. Beberapa gambaran yang menunjuk pada
skizofrenia, seperti halusinasi aneh atau kelainan pikiran, bisa terdapat.
Keadaan paranoid dan halusinasi paranoid organik
Psikosis mirip-skizofrenia pada epilepsi
Kecuali:
kelainan:
psikotik akkiibat obat (F11-F19) dengan karakter keempat .5)
waham persisten (F22.-), psikotik akut dan sementara (F23.-)
schizophrenia (F20.-)
F06.3 Kelainan alam perasaan [afektif] organik
Kelainan yang khas dengan perubahan alam perasaan atau afek, biasanya diikuti oleh
perubahan dalam tingkat aktifitas menyeluruh, depresif, hipomanik, manik, atau
bipolar (lihat F30-F38), tapi muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan alam perasaan, non-organik atau tidak dijelaskan (F30-F39)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-4

F06.4 Kelainan anxietas [cemas] organik


Kelainan yang khas dengan bentuk kelainan cemas umum (F41.1), kelainan panik
(F41.0), atau kombinasi keduanya, tapi muncul sebagai akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan anxietas, non-organik atau tidak dijelaskan (F41.-)
F06.5 Kelainan disosiatif organik
Khas dengan kehilangan sebagianatau keseluruhan integrasi normal antara daya ingat
masa lalu, kesadaran identitas dan indera saat ini, dan kontrol gerakan tubuh [lihat
F44.-], tapi muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan disosiatif [konversi], non-organik atau tidak dijelaskan (F44.-)
F06.6 Kelainan emosi labil [asthenic] organik
Khas dengan emosi tidak stabil, mudah lelah, dan berbagai indera fisik yang tidak
menyenangkan (misalnya pusing) dan nyeri, tapi muncul akibat kelainan organik
Kecuali: kelainan somatformis, nonorgani atau tidak dijelaskan (F45.-_
F06.7 Kelainan kognitif ringan
Khas dengan kegagalan daya ingat, kesulitan belajar, dan penurunan kemampuan
berkonsentrasi pada suatu tugas selama lebih dari perode-periode singkat.
F06.8 Kelainan jiwa lain yang dijelaskan akibat kerusakan dan gangguan fungsi otak
dan penyakit fisik
Psikosis epileptik NOS
F06.9 Kelainan jiwa yang tidak dijelaskan akibat kerusakan dan gangguan fungsi
otak atau penyakit badan
Sindroma otak organik NOS, kelainan jiwa organik NOS
F07
F07.0
F07.1
F07.2
F07.8
F07.9

Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak


Kelainan kepribadian organik
Sindroma pasca ensefalitis
Sindroma pasca-konkusio
Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak lainnya
Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak, tidak dijelaskan.

F09

Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.

Blok F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktif

Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik melalui resep dokter
atau tidak. Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat
menunjukkan keadaan klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga,
namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada
semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori F10-F19:
.0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat
kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lain. Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut
waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau komplikasi lain telah
terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain.
Sifat komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut.
Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis,
kesurupan' dan kemasukan pada waktu intoksikasi zat psikoaktif
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-5

.1 Penggunaan yang berbahaya


Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan. Kerusakan bisa
berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat psikoaktif) atau mental (misalnya episode
depresi setelah meminum alkohol dalam jumlah besar).
.2 Sindroma ketergantungan
Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang muncul setelah
pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya dorongan untuk menggunakan zat
tersebut, sulit mengontrol penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang
berbahaya, prioritas untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan dengan kegiatan dan
kewajiban lain, naiknya toleransi terhadap zat, dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat.
Sindroma ini bisa terjadi pada zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau diazepam), satu
kelompok obat (opioid), atau berbagai jenis zat psikoaktif yang secara farmakologis berbeda.
.3 Keadaan putus obat
Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif setelah penggunaan yang
menetap. Onset dan arah perjalanan gejala ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan
dosis yang digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi. Keadaan ini bisa
diperberat oleh kejang-kejang.
.4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang juga bisa timbul. Kalau
penyebabnya diduga faktor organik, maka harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya
delirium tremens (diinduksi alkohol)
.5 Kelainan psikosis
Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah penggunaan zat
psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan intoksikasi akut saja dan tidak merupakan
bentuk keadaan putus obat. Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi
sering lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat paranoid atau
curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau stupor), dan alam perasaan abnormal yang
bisa berkisar dari sangat takut atau sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi
penurunan kesadaran walau pun tidak berat.
Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis akibat alkohol
.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama. Ingatan terbaru masih
utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu
dan urutan kejadian biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru. Konfabulasi
bisa sangat menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi kognitif lain biasanya baik dan
kerusakan amnesia tidak berimbang dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat
alkohol atau obat, dan psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif lain,
atau tidak dijelaskan
.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat (late-onset)
Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah laku akibat alkohol atau
zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai
dengan penggunaan zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat,
kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut.
.8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
.9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-6

F10.- Kelainan jiwa akibat penggunaan alkohol


F11.- Kelainan jiwa akibat penggunaan opioids
F12.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kannabinoids
F13.- Kelainan jiwa akibat penggunaan sedatif atau hipnotik
F14.- Kelainan jiwa akibat penggunaan kokain
F15.- Kelainan jiwa akibat penggunaan stimulants lain, termasuk caffeine
F16.- Kelainan jiwa akibat penggunaan hallusinogens
F17.- Kelainan jiwa akibat penggunaan tembakau
F18.- Kelainan jiwa akibat penggunaan pelarut mudah menguap
F19.- Kelainan jiwa akibat penggunaan banyak obat dan zat psikoaktif lain
Kategori ini digunakan kalau dua zat psikoaktif atau lebih, tapi yang lebih berpengaruh
tidak diketahui. Ia juga digunakan kalau identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak jelas atau
tidak diketahui, karena banyak pengguna obat ganda tidak tahu detil zat yang mereka gunakan.
Includes: penggunaan obat secara salah NOS

Blok F20-F29: Schizophrenia, schizotype dand Waham

Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham persisten, dan kelainan
psikotik akut dan sementara. Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau
pun statusnya masih diperdebatkan.
F20

Schizophrenia
Khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan yang tidak sesuai atau
tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu
bisa muncul bersama waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought echo
(pikiran berulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan atau pembuangan bagian pikiran);
thought broadcasting (menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan waham
kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara halusinasi yang mengomentari atau
membicarakan pasien; kelainan pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu dengan defisit yang progresif
atau stabil, atau satu-episode atau lebih dengan remisi yang komplit atau tidak komplit.
Diagnosis skizofrenia dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali kalau
skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa kalau ada penyakit otak
organik atau ketika keracunan atau putus obat.
F20.0
F20.1
F20.2
F20.3
F20.4
F20.5
F20.6

Skizofrenia paranoid - curiga


Skizofrenia hebefrenik alam perasaan
Skizofrenia katatonik psikomotor: hiperkinensis atau stupor
Skizofrenia undifferentiated gejala di atas tidak tegas
Depresi pasca skizofrenia tekanan perasaan
Skizofrenia residual kronis, gejala sisa
Skizofrenia simplex ringan tapi progresif

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-7

F20.8 Skizofrenia lain


F20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan
F21

Kelainan schizotype
Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam perasaan yang mirip
skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas
saat mulai dan evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.
F22

Kelainan waham persisten


Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang merupakan gejala utama,
namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai organik, skizofrenik, atau afektif.
F22.0 Kelainan waham waham tunggal atau kelompok waham yang berhubungan
F22.8 Kelainan waham persisten lainnya
F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan
F23

Kelainan psikotik akut dan sementara


Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi, dan kekacauan
persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa. Onset akut adalah perkembangan gambaran
klinis dalam dua minggu atau kurang.
F23.0
F23.1
F23.2
F23.3
F23.8
F23.9

Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia


Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala skizofrenia
Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.
Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai gejala utama.
Kelainan psikotik akut dan sementara lain
Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak dijelaskan

F24

Kelainan waham induksi


Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih dengan hubungan emosi
yang erat. Hanya seorang yang benar-benar menderita psikotik, waham terinduksi ke orang
lain dan biasanya hilang setelah mereka dipisahkan.
F25

Kelainan skizo-afektif
Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan skizofrenia, tapi tidak
memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau episode depresi atau manik.
F25.0
F25.1
F25.2
F25.8
F25.9

Kelainan skizoafektif, tipe manik


Kelainan skizoafektif, tipe depresif
Kelainan skizoafektif, tipe campuran
Kelainan skizoafektif lain
Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan

F28

Kelainan psikotik non-organik lain


Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis skizofrenia (F20.-),
kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik akut dan sementara (F23.-), episode manik
jenis psikotik (F30.2), atau episode depresi berat (F32.3).
F29

Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-8

Blok F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/Mood)

Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan menjadi tertekan (dengan
atau tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya
diikuti oleh perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan
gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas. Hampir
semua kelainan ini cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering
berhubungkan dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.
F30

Episode mania
Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu episode. Episode
hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki episode afektif sebelumnya (depresif,
hipomanik, manik, atau campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).
Includes:
kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode mania lain
F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan
F31

Kelainan afektif bipolar


Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan aktifitas, gangguan ini pada
suatu ketika berupa meningginya mood dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan
pada kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas (depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi manik-depresi
F31.0
F31.1
F31.2
F31.3
F31.4
F31.5
F31.6
F31.7
F31.8
F31.9

episode sekarang hipomania


episode sekarang mania tanpa gejala psikotik
episode sekarang mania dengan gejala psikotik
episode sekarang depresi ringan atau sedang
episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik
episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotik
episode sekarang campuran
sekarang dalam remisi
kelainan afektif bipolar lain
kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan

F32

Episode depresi
Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk menikmati, tertarik, dan
konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan
menurun. Harga diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam bentuk
yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons pada keadaan sekitar dan
bisa diikuti oleh gejala-gejala somatik seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun
pagi beberapa jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi psikomotor
menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0 Episode depresi ringan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-9

F32.1
F32.2
F32.3
F32.8
F32.9

Episode depresi sedang


Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Episode depresi lain
Episode depresi, tidak dijelaskan

F33

Depresi berulang
Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa pada semua usia,
onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0
F33.1
F33.2
F33.3
F33.4
F33.8
F33.9

Depresi berulang, episode sekarang ringan


Depresi berulang, episode sekarang sedang
Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala psikotik
Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala psikotik
Depresi berulang, sedang dalam remisi
Depresi berulang lainnya
Depresi berulang, tidak dijelaskan

F34

Kelainan afektif persisten


Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun, tapi ringan.
Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada sebagian besar kehidupan dewasanya.
Kadang-kadang, episode tunggal manik atau depresi bisa muncul.
F34.0
F34.1
F34.8
F34.9

Cyclothymia mood tidak stabil; depresi dan perasaan senang ringan


Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung sekurangnya beberapa tahun
Kelainan afektif persisten lainnya
Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan

F38

Kelainan afektif lainnya


Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak cukup lama.

F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnya


F38.1 Kelainan afektif berulang lainnya
F38.8 Kelainan afektif lainnya
F39

Kelainan afektif yang tidak dijelaskan

Blok F40-F49: Neurosis, DENGAN STRESS DAN SOMATOFORMIS


F40

Cemas fobia (phobic anxiety)


Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya; yang kalau bisa
dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala
berdebar-debar atau rasa mau jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian,
kehilangan kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah
menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan dengan depresi.
F40.0 Agoraphobia takut berada di tempat terbuka
F40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosial
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-10

F40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian), claustrophobia (takut


tempat tertutup), fobia binatang, fobia sederhana
F40.8 Cemas fobia lainnya
F40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan
F41

Kelainan cemas lainnya


Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi tertentu..

F41.0
F41.1
F41.2
F41.3
F41.8
F41.9

Panik [cemas paroksismal secara episodik]


Kecemasan umum
Cemas campur depresi
Cemas campur lainnya
Cemas lain yang dijelaskan
Cemas, tidak dijelaskan

F42

Kelainan obsesi-kompulsi
Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi yang timbul berulangulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau dorongan yang memasuki pikiran berulangulang dalam bentuk yang sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering
berusaha untuk melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk mencegah kejadian
yang dianggap akan mencelakakan terhadap dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun
secara objektif tidak akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak
berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-kompulsif
F42.0
F42.1
F42.2
F42.8
F42.9

Pikiran dengan obsesi yang menonjol


Tindakan kompulsi yang menonjol
Pikiran dan tindakan obsesi campuran
Kelainan obsesi-kompulsi lainnya
Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan

F43

Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian


Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan perasaan sehingga timbul
reaksi stress akut, atau perubahan besar kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul
gangguan penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons maladaptive atau adaptasi jelek
terhadap stress berkepanjangan.
F43.0
F43.1
F43.2
F43.8
F43.9

Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan mental
Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan mental
Gangguan penyesuaian
Reaksi lain terhadap stress berat
Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat

F44

Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)


Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori masa lalu, kesadaran
identitas dan sensasi langsung, serta kontrol gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti
paralisis dan anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah yang tidak
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-11

bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala kelainan sering mewakili konsep pasien
tentang timbulnya penyakit. Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau
neurologis, karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau kebutuhan emosi.
Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik yang biasanya di bawah kontrol normal.
F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting yang baru terjadi,
bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia terpusat pada kejadian yang menyakitkan,
seperti kecelakaan atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah) memiliki semua gejala
amnesia disosiasi, tambah berkelana melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan atau kehilangan gerakan
sadar dan respons terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah kehilangan sementara
identitas pribadi dan kesadaran akan sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak
disadari atau tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan yang
dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota hilang. Bisa mirip
sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak tak terkontrol), apraxia (tak mampu
bergerak dengan pantas), akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa
bersuara), dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas), dyskinesia (tidak
sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures, atau paralysis.
F44.5 Konvulsi disosiasi
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet jatuh, atau inkontinensia
urin, kesadaran bisa dipertahankan atau diganti oleh stupor atau trance.
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa di kulit memiliki batas sesuai dengan pendapat pasien mengenai fungsi
tubuh, bukan pendapat medis. Kehilangan sensasi bisa diikuti keluhan paresthesi
(kesemutan). Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau pendengaran.
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan F44.0-F44.6
F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya
F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan
F45

Kelainan somatoformis
Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik bersama permintaan
untuk pemeriksaan medis, walau pun hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan
bahwa gejalanya tidak memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak
berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai penyakitnya.
F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama paling kurang dua
tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung <2 tahun, klasifikasikan pada F45.1.
Kelainan Briquet
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus, namun tidak terdapat
bentuk klinis kelainan somatisasi yang jelas.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-12

F45.2 Kelainan hipokondriak


Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik serius dan progresif.
Perhatian biasanya terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh.
F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau organ yang dikontrol oleh
syaraf otonom, seperti kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala
biasanya dua jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama, keluhan
berdasarkan tanda-tanda objektif rangsangan otonom seperti berdebar-debar, keringat,
panas-panas, tremor, dan takut akan kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan
subjektif dan berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri, rasa terbakar, rasa beban berat,
rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam, yang dikatakan oleh pasien akibat organ
atau sistem tertentu.
F45.4 Nyeri somatoformis persisten
Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan perasaan, tapi tidak
berdasarkan kelainan fisiologis atau fisik, namun berhubungan dengan konflik emosi
atau masalah psikososial yang cukup besar.
F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan kelainan fisik, tidak
melalui syaraf otonom, terbatas pada sistem atau bagian spesifik tubuh.
F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan kelainan psikosomatik NOS
F48 Neurosis lainnya
F48.0 Neurasthenia
Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha fisik minimal. Sering
terdapat perasaan fisik umum yang tidak menyenangkan seperti pusing, sakit kepala,
dan rasa tidak stabil. Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue
syndrome)
F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan lingkungan,
sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba otomatis di luar kontrol. Pasien
sering mengeluh tentang hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau
dunia nyata..
F48.8 Gangguan neurosis lain
F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS

Blok F50-F59: Sindroma akibat gangguan faal dan fisik


F50 Kelainan makan
F50.0 Anorexia nervosa
Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada wanita muda, bisa
juga laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan wanita menjelang menopause. Gejalanya
mencakup pembatasan makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan cuci perut,
serta penggunaan obat penekan selera dan diuretika.
F50.1 Anorexia nervosa tidak khas
Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya
tidak terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau sangat takut gemuk, walau pun berat
badannya sangat berkurang dan ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-13

F50.2 Bulimia nervosa


Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan, sehingga menyebabkan
pola makan berlebihan yang disusul oleh muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain
keadaan ini adalah Bulimia, dan Hyperorexia nervosa
F50.3 Bulimia nervosa tidak khas
Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya bisa
terdapat makan berlebihan dan penggunaan pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan
yang nyata, atau tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat badan.
F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain
Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress, seperti ditinggal mati,
kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya adalah Psychogenic overeating
F50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain
Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan hipokhondriaka (F45.2).
Subkategori ini bisa sebagai tambahan pada O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama
lainnya adalah Psychogenic vomiting.
F50.8 Kelainan makan lainnya
Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau kertas) pada dewasa;
nama lain adalah Psychogenic loss of appetite.
Kecuali:
pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)
F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan
F51

Kelainan tidur non-organik


Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau fisik. Kalau kelainan tidur
adalah salah satu keluhan utama dan diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini
harus digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan patofisiologi yang
terlibat. Kategori ini hanya mencakup gangguan tidur yang faktor primernya adalah emosi.
F51.0 Insomnia non-organik
Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah berlangsung lama, misalnya
susah tertidur, susah untuk tetap tidur, atau bangun lebih dini.
F51.1 Hypersomnia non-organik
Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk, serangan tidur, atau
lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh. Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari,
maka keadaan ini biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.
F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule
Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal yang diinginkan pada
lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan insomnia atau hipersomnia.
F51.3 Sleepwalking [somnambulism]
Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun bergabung. Pada episode
tidur berjalan ini pasien bangkit dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur
malam, dengan rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah bangun
biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut.
F51.4 Sleep terrors [night terrors]
Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan gerakan yang hebat dan
aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-14

pertama tidur malam, dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin
meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan kejadian tersebut sangat
terbatas (biasanya satu atau dua bayangan yang tidak utuh).
F51.5 Nightmares mimpi buruk
Mimpi berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan jelas. Temanya sering
mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat
aktifitas otonom, namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia dengan
cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya
F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan
F52

Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit organik


Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan
hubungan seksual seperti yang diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik.
Dalam kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.
F52.0
F52.1
F52.2
F52.3
F52.4
F52.5
F52.6
F52.7
F52.8
F52.9

Kurang atau hilangnya keinginan seksual frigiditas, nafsu sex hipoaktif


Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual anhedonia (sexual)
Kegagalan respons genital gangguan ereksi atau kekeringan vagina
Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau tercapai sangat lama
Ejakulasi prematur
Vaginismus nonorganic kejang otot sekitar sehingga vagina tertutup
Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan seksual
Nafsu seksual berlebihan nymphomania (perempuan), satyriasis (laki-laki)
Disfungsi seksual nonorganik lain
Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan

F53

Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not elsewhere classified


Kelainan jiwa yang berhubungan dengan nifas yang tidak bisa diklasifikasikan di
tempat lain pada bab ini, baik karena informasi tidak cukup, atau karena adanya gambaran
klinis khusus yang menyebabkan klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai.
F53.0
F53.1
F53.8
F53.9

Kelainan ringan depresi postpartum


Kelainan berat psikosis puerperium NOS
Kelainan lain
Kelainan yang tidak dijelaskan

F54

Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di tempat lain


Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang diduga berperan
dalam timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25; gastric ulcer F54 and
K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.F55

Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan

F59

Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang tidak dijelaska

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-15

Blok F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah-laku dewasa

Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang nyata secara klinis
dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya
berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada
perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan perubahan kepribadian
(F62) merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons
terhadap berbagai situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,
memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka
sering berhubungan dengan distress subjektif dan masalah penampilan sosial.
F60

Kelainan kepribadian spesifik


Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat langsung gangguan otak
atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan
dengan ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan muncul sejak
kanak-kanak atau remaja.
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan, curiga berlebihan,
bersikap siap tempur dan sangat menjaga hak-hak pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting
dan selalu membandingkan segala sesuatu dengan diri sendiri.
F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan lainnya dan lebih
menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi.
F60.2 Gangguan kepribadian antisosial
Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan orang lain. Disebut juga
kepribadian amoral, anti sosial, asosial, psikopatik atau sosiopatik
F60.3 Kepribadian emosi labil
Bertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam perasaan mudah berubah.
emosi mudah meledak dan tidak terkontrol. Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri
sendiri, atau bunuh diri. Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosif
F60.4 Kepribadian histrionik
Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri, ekspresi emosi berlebihan,
mudah disugesti, egosentris, mudah tersinggung, dan selalu mencari pujian, rangsangan, dan
perhatian. Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantil
F60.5 Kepribadian anankastik
Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme), perhatian akan detail
berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku. Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif,
obsesif-kompulsif
F60.6 Kepribadian hindaran atau cemas
Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri dan rendah diri. Selalu
ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif akan kritikan, dan bertendensi menghindari
aktifitas rutin tertentu dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.
F60.7 Kepribadian tergantung
Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh pada keinginan orang
yang lebih tua, dan respons yang lemah terhadap tuntutan kehidupan harian.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-16

F60.8 Kelainan kepribadian lainnya


Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif, psikoneurotik
F60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan
F61

Kelainan kepribadian campuran dan lainnya


Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering menimbulkan gangguan tapi
tidak memiliki pola spesifik dari gejala-gejala pada F60.-.
F62

Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan otak


Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat atau penyakit jiwa yang
berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan tidak terdapat sebelum kejadian.
F62.0
F62.1
F62.8
F62.9

Perubahan kepribadian menetap setelah stress berat


Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwa
Perubahan kepribadian menetap lainnya
Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan

F63

Kelainan kebiasaan dan dorongan


Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional, tidak bisa dikontrol, dan
umumnya merusak kepentingan pasien sendiri dan orang lain.
F63.0 Judi yang patologis
Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi kehidupan pasien sampai
merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial, pekerjaan, dan keluarga.
F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania]
Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan pikiran tentang api dan
kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakan
F63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania]
Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri objek yang tidak
berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang, diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan.
Terdapat ketegangan sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.
F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)
Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik rambut. Penarikan
rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan diikuti oleh perasaan lega atau puas.
F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnya
F63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan
F64 Kelainan identitas kelamin
F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang berlawanan, biasanya diikuti
perasaan tidak nyaman atau tidak pantas pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap
memperoleh pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang diinginkan
F64.1 Transvestisme peran-ganda
Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi anggota jenis seks
tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak diikuti oleh kepuasan seksual.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-17

F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak


Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks yang berbeda. Pikiran
selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.
F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnya
F64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan
F65 Kelainan nafsu seksual
F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan kepuasan seksual. Fetish
sering merupakan bagian tambahan tubuh, misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum
lainnya khas dengan texture tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish bisa
hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual (misalnya dengan partner yang
mengenakan pakaian tertentu).
F65.1 Transvestisme fetish
Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk rangsangan seksual dan
menciptakan penampilan jenis seks berbeda. Berbeda dari transvestisme trans-seksual,
transvestisme fetish memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan keinginan
kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme telah dicapai. Keadaan ini bisa
terjadi pada fase awal perkembangan trans-seksualisme.
F65.2 Exhibitionisme
Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang berbeda atau ke
orang banyak di tempat umum, tanpa bermaksud mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi
tidak selalu, rangsangan seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.
F65.3 Voyeurisme
Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan seksual atau membuka
baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti oleh rangsangan seksual dan masturbasi.
F65.4 Paedophilia
Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau awal pubertas.
F65.5 Sadomasochisme
Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan, atau ikatan. Keinginan
sebagai penerima disebut masochisme; sebagai pemberi disebut sadisme.
F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual
Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang lebih menonjol.
Kombinasi yang sering adalah fetishisme, transvestisme, dan sadomasochisme.
F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya
Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain untuk rangsangan seks
di tempat ramai; aktifitas seksual dengan binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan
penggunaan cekikan atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.
F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan
F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual
Note:
Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-18

F66.0 Gangguan pematangan seksual


Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi seksualnya. Sering pada remaja
yang tidak pasti apakah ia homo-, hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah
orientasi seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu berubah.
F66.1 Orientasi seksual egodystonik
Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual, homosexual, bisexual, atau
prepubertal) tidak diragukan, tapi ia berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari
pengobatan untuk mengubahnya.
F66.2 Gangguan hubungan seksual
Identitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-sexual) menyebabkan
kesulitan dalam membentuk atau mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.
F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnya
F66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan
F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya
F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama akibat keadaan
psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini. Disebut juga neurosis kompensasi
F68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis
Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang jelas, dan malah melukai
diri sendiri untuk lebih meyakinkan. Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran
sebagai orang sakit. Disebut juga sindroma Munchhausen
F68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya yang dijelaskan
F69

Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak dijelaskan

Blok F70-F79: Retardasi Mental

Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas dengan kegagalan


keterampilan pada masa perkembangan. Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan
umum seperti daya kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat terjadi
dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.
Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang distandarisasi. Ukuran
ini memberi perkiraan derajat retardasi mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial
bisa membaik sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat
kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya kerusakan tingkah laku.
.0
.1
.8
.9

Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal


Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian dan pengobatan.
Kerusakan tingkah laku lain
Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang berhubungan seperti
autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi, kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-19

F70

Retardasi mental ringan


IQ 5069 (pada dewasa, usia mental 912 tahun). Cenderung menyebabkan kesulitan
belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ ini masih mampu bekerja dan mempertahankan
hubungan sosial yang baik dan berguna untuk masyarakat.
F71

Retardasi mental sedang


IQ 3549 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan terlambat di masa
kanak-kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri sendiri dengan komunikasi dan akademis yang
memadai. Orang akan memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di masyarakat.
F72

Retardasi mental berat


IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung membutuhkan sokongan
terus menerus.
F73

Retardasi mental sangat berat


IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun). Menyebabkan sulit
merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil, komunikasi dan gerakan.
F78

Retardasi mental lain

F79

Retardasi mental tidak dijelaskan

Blok F80-F89: Kelainan perkembangan psikologis

Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan pematangan sistem
syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup
bahasa, keterampilan visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya
kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa.
F80

Kelainan perkembangan bicara dan bahasa


Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan.. Sering sulit membaca dan
mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi, serta kelainan emosi dan tingkah laku.
F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara
Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi keterampilan bahasa
normal. Disebut juga dyslalia
F80.1 Gangguan bahasa ekspresif
Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal. Bisa diikuti kelainan
artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia perkembangan jenis ekspresif
F80.2 Gangguan bahasa reseptif
Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi dan artikulasi. Disebut
juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis reseptif, aphasia Wernicke, dan tuli kata-kata
F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]
Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif
menghilang, dengan inteligensia umum baik. Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi.
Onset biasanya antara usia 3-7 tahun.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-20

F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya


Lisping (susah mengeluarkan huruf s dan menggantinya dengan ts
F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak dijelaskan
F81

Kelainan perkembangan keterampilan sekolah


Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal perkembangan. Hal ini
bukan karena kurangnya kesempatan belajar, tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan
tidak akibat trauma atau penyakit pada otak.
F81.0
F81.1
F81.2
F81.3
F81.8
F81.9

Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembangan


Kelainan khusus mengeja
Kelainan khusus keterampilan berhitung
Kelainan keterampilan sekolah campuran
Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnya
Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak dijelaskan

F82

Kelainan perkembangan fungsi gerak


Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius perkembangan koordinasi motorik
yang tidak bisa hanya dijelaskan oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik
kongenital atau didapat.
F83

Kelainan perkembangan campuran


Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan spesifik bicara dan
bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris, tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk
diagnosa utama. Kategori ini dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau
lebih dari F80, F81, dan F82.
F84

Kelainan perkembangan pervasif


Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola komunikasi, dan oleh
minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan
bentuk pervasif fungsi seseorang dalam semua situasi.
F84.0 Autisma kanak-kanak
Ditentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia tiga tahun, dan ciri-ciri
khas fungsi abnormal pada ketiga area psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi,
dan tingkah laku yang terbatas, khas dan berulang).
F84.1 Autisma tidak khas
Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak terpenuhinya ketiga set
kriteria diagnosa.
F84.2 Sindroma Rett
Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti penurunan kemampuan
bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan tangan, bersama dengan perlambatan
pertumbuhan kepala, biasanya dengan onset antara usia 7-24 bulan.
F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya
Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan, diikuti oleh hilangnya
keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu beberapa bulan saja.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-21

F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental dan gerakan


stereotype
Kategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat (IQ <34) dengan
masalah utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di samping tingkah laku stereotype.
F84.5 Sindroma Asperger
Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas, stereotype, dan berulang.
Tidak terdapat retardasi perkembangan bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan
dengan gerakan yang kacau.
F84.8 Kelainan perkembangan pervasif lainnya
F84.9 Kelainan perkembangan pervasif, tidak dijelaskan
F88

Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia perkembangan

F89

Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan

Kelainan tingkah-laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa


kanak-kanak dan remaja (F90-98)
F90

Kelainan hiperkinetik
Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif, suka berganti aktifitas
tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan
pada orang dewasa, tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan
fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
F90.0
F90.1
F90.8
F90.9

Kekacauan aktifitas dan perhatian


Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangai
Kelainan hiperkinetik lain
Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan

F91

Kelainan perangai (conduct disorders)


Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan persisten, yang lebih
berat daripada kenakalan anak-anak atau remaja, berlangsung lama (enam bulan atau lebih).
Contohnya berkelahi atau menjajah (bullying) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau
binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos sekolah dan lari dari
rumah, temper tantrum sangat sering dan berat, dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku
ini, kalau menonjol, cukup untuk menegakkan diagnosa.
F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga
Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat kegiatan]) yang hampir
selalu terjadi di rumah dan dengan anggota keluarga inti atau anggota di rumah tangga.
F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi
Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif dengan pervasif yang nyata
dalam hubungannya dengan anak-anak lain.
F91.2 Kelainan perangai sosialisasi
Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang yang umumnya
menyatu dengan baik dengan teman sebayanya.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-22

F91.3 Kelainan bandel oposisional


Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak patuh atau disruptif tapi
tidak melibatkan tindakan yang lebih ekstrim.
F91.8 Kelainan perangai lainnya
F91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan
F92

Kelainan campuran perangai dan emosi


Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku agresif, dissosial atau
bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi, cemas atau gangguan emosi lain.
F92.0 Kelainan perangai depresif
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-), kehilangan minat akan
aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa terdapat gangguan tidur atau selera makan.
F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang persisten dan nyata
seperti cemas, obsesi atau kompulsi, depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.
F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
F93

Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak


Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal, bukan fenomena
abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan digunakan sebagai gambaran kunci dalam
perbedaan kelainan emosi ini dari kelainan neurosis (F40-F48).
F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak
Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan dan kecemasan tersebut
muncul pertama kali pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak.
F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak
Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan fase perkembangan dan
terdapat pada sebagian besar anak, tapi derajatnya abnormal.
F93.2 Kelainan cemas sosial anak
Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan sosial, atau cemas kalau
bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau secara sosial mengancam. Misalnya kelainan
hindaran masa kanak-kanak dan remaja
F93.3 Kelainan persaingan pada saudara
Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik diperlihatkan oleh sebagian
besar anak yang masih kecil. Disebut juga Sibling jealousy
F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnya
F93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
F94

Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak atau remaja


Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama yang dimulai sewaktu
perkembangan, tapi tidak melibatkan semua area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius
mungkin memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-23

F94.0 Mutisme elektif


Keadaan bisu elektif ini khas dengan selektifnya kemampuan bicara yang ditentukan
oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada
situasi (tertentu) lainnya.
F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak
Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten hubungan sosial.
F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa hambatan)
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia balita dan cenderung
bertahan walau pun keadaan lingkungan telah berubah.
F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya
F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak dijelaskan
F95

Kelainan Tic
Manifestasi utama suatu bentuk tic, yaitu gerakan motor yang tidak berirama atau
suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik umum sederhana hanya melibatkan pengedipan
mata, getaran leher, mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum sederhana
mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-bau, dan mendesis.
F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk kedipan mata, kerutan
wajah, dan getaran kepala.
F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-masing bisa tunggal
atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu tahun.
F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang tidak harus muncul
bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic
vokal sering muncul ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan
tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan cabul.
Bisa terdapat echopraxia dengan gerakan badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8 Kelainan tic lainnya
F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan
F98

Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-kanak. Beberapa
dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih
daripada kompleks gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya
dengan masalah psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam, tidak sesuai dengan usia
mentalnya, dan tidak karena kurangnya kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan
epilepsi, atau kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal atau mendekati
normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting sosiokultural.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-24

F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood


Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak kecil.
F98.3 Pica pada bayi dan anak
Memakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan kayu, dsb.) secara
persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma),
atau tingkah laku psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini.
F98.4 Kelainan gerakan stereotypical
Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering berirama) yang bukan
bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis yang dikenal. Gerakan yang tidak
membahayakan diri sendiri antara lain body-rocking, head rocking, mencabut rambut,
memutar rambut, finger-flicking, dan hand-flapping.
F98.5 Stuttering [stammering] - gagap
Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku kata atau kata, atau
oleh seringnya keraguan atau penghentian yang mengganggu alur irama bicara.
F98.6

Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak disertai pengulangan atau
keraguan, yang beratnya sampai menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara
sering salah dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya menunjukkan
pola kalimat yang tidak benar.
F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan, dengan onset biasanya di
masa kanak-kanak dan remaja

Kelainan mental yang tidak dijelaskan (F99)


F99

Kelainan mental, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-25

HAL-HAL PENTING PADA BAB INI


Kategori berkisar dari F00-F99.
Dari 100 kategori yang tersedia, 78 kategori telah berisi.
Bab ini terdiri atas 11 blok.
Terdapat dua kategori asterisk, yang berhubungan dengan dementia (1) pada penyakit
Alzheimer dan (2) pada penyakit lain yang klasifikasinya di bagian lain.
Setiap kategori didahului oleh uraian komprehensif kelainan yang ada di dalamnya
Terdapat penekanan pada kelainan tingkah laku di samping kelainan jiwa
Blok F00-F09 mencakup kelainan jiwa organik. Maksudnya, kelainan ini disebabkan oleh
penyebab fisik (misalnya dementia pada penyakit Alzheimer).
Blok F10-F19 mencakup kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif dan zat lainnya.
Karakter ketiga menunjukkan zat tersebut, dan karakter keempat menunjukkan
keadaan klinisnya.
Contoh:
F12.2

Menunjukkan bahwa
Menunjukkan bahwa pasien
zat yang terlibat adalah secara klinis tergantung pada
suatu cannabinoid
obat tersebut

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-26

LATIHAN
a.

1.

Trichotillomania

b.

2.

Impotensia psikogenik - Psychogenic impotence

c.

3.

Psikosis Korsakof - Korsakov's psychosis

d.

4.
72 years old

Penyakit Akzheimer dengan dementia, 72 tahun. Alzheimer's disease with dementia,

e.

5.

f.

6.
3)

g.

7.
Flashback dan episode tingkah laku aneh setelah penggunaan LSD, digunakan
terakhir 25 tahun yll.

h.

8.

Penyakit Huntington dengan dementia - Huntington's disease with dementia


Dyslexia, dikenali oleh guru di sekolah Dyslexia, identified by school teacher (grade

Serangan panik - Panic attack

i.

9.
Kelainan bipolar, depresi berat tapi tidak psikotik - Bipolar disorder, severely
depressed but not psychotic

j.

10.

k.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Skizofrenia paranoid - Paranoid schizophrenia

11.
Keadaan cemas - Anxiety state
Dementia (tanpa sebab organik) pada penderita HIV - Dementia (without organic cause) in HIV patient
Episode hipomania - Hypomanic episode
Dysthymia Dysthymia
Retardasi mental, dengan bentuk-bentuk autisma - Mental retardation, with autistic features
Reaksi stress akut - Acute stress reaction
Ketergantungan pada heroin - Heroin dependence
Delirium akut akibat alkohol - Acute alcoholic delirium
Waham paranoid - Paranoid delusions
Syncope psikogenik - Psychogenic syncope

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-27

Jawaban Latihan Bab V

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-28

1.

Trichotillomania
Lihat trichotillomania pada Index (Volume 3, halaman 541).

Trichotillomania ->F63.3
2.

Psychogenic impotence
Lihat impotence pada Index (Volume 3, halaman 287).

Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2


3.

Korsakov's psychosis
Lihat psychosis pada Index (Volume 3, halaman 464).

Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
Halaman 323 Daftar Tabulasi untuk F10, berisi catatan yang
menyuruh perhatikan hal. 321-323 untuk subdivisi karakter ke-4t. Kita
harus memastikan bahwa .6 adalah kode yang tepat. Catatan pada ..6
(Vol. 1, hal. 322) menunjukkan bahwa psikosis Korsakov ada disana. Jadi
kode yang tepat adalah F10.6.
4.
old

Alzheimer's disease with dementia, first identified at age 72 years


Lihat Alzheimer's disease pada Index (Volume 3, halaman 39).

Alzheimer's disease or sclerosis


-dementia in G30.9 F00.9*
Kategori F00 di hal. 312-313 Daftar Tabulasi menunjukkan bahwa
F00.1 berarti awal penyakit di usia lanjut (di atas 65 tahun). Usia awal
penyakit pasien ini 72 tahun, jadi hendaknya digunakan F00.1*. Disini
terlihat kode yang digunakan bersama F00.1. Jadi kodenya adalah G30.1
and F00.1*
5.

Huntington's disease with dementia

Lihat Huntington's disease or chorea pada Index (Volume 3,


halaman 270).

Huntington's disease or chorea

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-29

- with dementia -> G10 F02.2*


6.

Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)


Lihat dyslexia pada Index (Volume 3, halaman 193)

Dyslexia
-developmental

F81.0

Kode perkembangan digunakan karena dyslexia dikenali oleh


gurunya, sehingga bisa dianggap terjadi pada masa perkembangan
kanak-kanak.
7.
Flashbacks and episodes of bizarre behaviour secondary to use of
the drug LSD (lysergic acid diethylamide), last used 25 years ago.
Pastikan LSD itu zat apa pada Table of Drugs and Chemicals
(Section III) di Index (Hal. 693). Tabel ini mengirim kita ke Daftar
Tabulasi (Volume 1, hal. 972), dan terlihat bahwa LSD adalah zat
halusinogen.
Lihat Flashbacks pada Index, halaman 232.

Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to F10 - F19


with a fourth character of .7
F10-F19 pada Daftar Tabulasi (Vol. 1) memiliki kode untuk
Mental and behavioural disorders due to the use of hallucinogens, F16.
Catatan pada F16 menyuruh lihat hal. 321-323 untuk subdivisi karakter
ke-4. Index menunjukkan bahwa untuk flashbacks kita harus
menggunakan .7. Rujuk .7 untuk memastikan apakah ia angka yang
tepat. Flashback dimasukkan pada deskripsi untuk penggunaan
karakter keempat ini. Kode yang benar jadinya adalah F16.7.
Pada pengkodean ganda, tentukan jenis obat pada Table of drugs
and chemicals, halaman 693. Kita memerlukan kode dari Chapter XX
pada kolom 4, niat tidak jelas, Y12.9, dengan kode aktifitas 9, memberi
kita Y12.99. Alasan memilih niat tidak jelas adalah bahwa kita tidak
tahu apakah pasien menggunakan LSD dengan sengaja, dipaksa, atau
akibat kecelakaan. Kita tidak bisa membuat dugaan tentang apa yang
telah terjadi.
8.

Panic attack

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-30

Lihat Panic pada Index, (Volume 3, halaman 425).

Panic(attack)(state) -> F41.0


9.
Bipolar affective disorder, currently severely depressed but not
psychotic
Lihat disorder pada Index (Volume 3, halaman 174).

Disorder
-bipolar F31.9
Rujuk hal. 335 Daftar Tabulasi untuk F31.9, kelainan afektif
bipolar yang tidak spesifik. Kelainan bipolar dan kelainan afektif bipolar
itu sama. Perhatikan kategori F31 untuk melihat apakah ada kode yang
lebih spesifik karena pasien ini sangat depresi tapi tidak psikosis.. Kode
yang benar adalah F31.4.
10.
Paranoid schizophrenia;
halaman 487).

Lihat schizophrenia pada Index (Volume 3,

Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0
11.

Anxiety state; Lihat anxiety pada Index (Volume 3, halaman 54).

Anxiety
-state -> F41.1
12.

Dementia (without organic cause) in HIV patient


Lihat Dementia pada Index (Volume 3, halaman 149).

Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease -> B22.0 F02.4*
13.

Hypomanic episode
Lihat hypomania pada Index (Volume 3, halaman 280).

Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0


14.

Dysthymia

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-31

Lihat Dysthymia pada Index (Volume 3, halaman 194).

Dysthymia -> F34.1


15.

Mental retardation with autistic features


Lihat retardation pada Index (Volume 3, halaman 476).

Retardation
- mental
- - with autistic features -> F84.1
16. Acute stress reaction - Lihat reaction pada Index (Volume 3,
halaman 473).

Reaction
- stress
- - acute -> F43.0
17. Heroin dependence - Lihat dependence pada Index (Volume 3,
halaman 150).

Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2
18. Acute alcohol delirium - Lihat delirium pada Index (Volume 3,
halaman 144).

Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4
19. Paranoid delusions - Lihat delusions pada Index (Volume 3,
halaman 149).

Delusions - see Disorder, delusional.


Disorder
- delusional -> F22.0

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-32

20. Psychogenic syncope - Lihat syncope pada Index (Volume 3,


halaman 518).

Syncope
- psychogenic -> F48.8

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-33

Latihan Tambahan:

Wanita, 47 tahun, admisi dengan depresi cemas (anxiety depression).


Selama admisi, dia mendapat serangan panik yang berhubungan
dengan depresinya. Ia dipulangkan setelah satu minggu untuk follow
up kemudian di klinik. Diagnosis?
______________________________________________________
Seorang pasien admisi untuk psikoterapi kelompok. Diagnosis adalah
kelainan kepribadian ringan (borderline personality disorder). Masalah
yang juga ada adalah gemuk yang tidak sehat. Diagnosis?
______________________________________________________
Laki-laki 84 tahun dengan penyakit Parkinson admisi dengan depresi
berulang dan kelainan afektif bipolar. Ia memperoleh satu kali terapi
kejang listrik. Diagnosis?
______________________________________________________
Laki-laki 40 tahun admisi dengan eksaserbasi akut pada skizofrenia
kronisnya. Ini terjadi karena ia tidak mematuhi pengobatan yang
diberikan. Kondisi lain termasuk riwayat melanoma di tumit kanannya.
Diagnosis?
______________________________________________________
Perempuan 9 tahun admisi untuk pemeriksaan tingkah laku yang
salah. Ibunya melaporkan bahwa ia bersikap kasar dan bandel pada
siapa pun dam umumnya tidak terkontrol. Setelah pemeriksaan
psikiatri ia didiagnosis dengan kelainan bandel oposisi (oppositional
defiance disorder) dengan berkurangnya perhatian dan dengan
hiperaktifitas. Diagnosis?
______________________________________________________
Perempuan 32 tahun datang setelah overdosis heroin (usaha bunuh
diri) melalui transfer dari fasilitas lain. Terdapat bukti penggunaan
narkotika sebelumnya (penyalahgunaan obat). Ia memiliki perasaan
depresi tapi tidak bersifat ingin bunuh diri. Ia tidak menggunakan
heroin selama 12 bulan sebelumnya dan hanya menggunakannya dua
kali sebelum masa tersebut. Diagnosis final adalah kelainan dysthymia
(dysthymic disorder). Diagnosis?
______________________________________________________
Seorang laki-laki alkoholik berusia 54 tahun dibawa ke bagian
Emergency setelah berkelahi di jalan. Kepalanya luka akibat botol
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-34

pecah. Pada pemeriksaan ia sangat mabuk dan memaki anggota staf


dengan keras. Sambil menjahit lukanya, terlihat kepalanya berkutu dan
ini mulai diobati. Ia dipulangkan dalam keadaan relatif sadar pagi
harinya. Diagnosis?
______________________________________________________

This chapter deals with mental and behavioural disorders of all origins.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from F00 to F99.
Of the 100 available categories, 78 have been allocated.
The chapter is divided into 11 blocks.
There are 2 asterisk categories, relating to dementia in Alzheimers
disease and in other diseases classified elsewhere.
Each category is prefaced by a comprehensive description of the
disorders included therein.
There is emphasis on behavioural disorders as well as mental disorders.
Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is, those disorders
resulting from a physical cause(e.g. dementia in Alzheimers disease).
Block F10-F19 covers disorders due to the use of psychoactive or other
substances. The third character indicates the substance involved and
the fourth character indicates the clinical state.
Example:
F12.2

Indicates that

Indicates that the patient is

the substance

clinically dependent on

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-35

involved is

the drug

a cannabinoid

CODING EXERCISES
1.

Trichotillomania

2.

Psychogenic impotence

3.

Korsakov's psychosis

4.

Alzheimer's disease with dementia, 72 years old

5.

Huntington's disease with dementia

6.

Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)

7. Flashbacks and episodes of bizarre behaviour akibat penggunaan


obat LSD (lysergic acid diethylamide), terakhir digunakan 25 tahun yll.
8.

Panic attack

9.

Bipolar disorder, severely depressed but not psychotic

10. Paranoid schizophrenia


11. Anxiety state
12. Dementia (without organic cause) in HIV patient
13. Hypomanic episode
14. Dysthymia
15. Mental retardation, with autistic features
16. Acute stress reaction
17. Heroin dependence
18. Acute alcoholic delirium
19. Paranoid delusions
20. Psychogenic syncope

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-36

1.Trichotillomania
Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page 541).
Trichotillomania ->F63.3

2.Psychogenic impotence
Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2

3.Korsakov's psychosis
Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you will see a note
telling you to look at pages 321-323 for a fourth character subdivision.
However when we have already been given a fourth character by the
Index. We should still confirm that the .6 is the correct code to use. By
reading the notes under .6 (Volume 1, page 322) we can see Korsakov's
psychosis listed there. Therefore the correct code is F10.6.

4.Alzheimer's disease with dementia, first identified at age 72 years old


Look up Alzheimer's disease in the Index (Volume 3, page 39).
Alzheimer's disease or sclerosis
-dementia in G30.9 F00.9*
If you refer to the F00 category on page 312-313 of the Tabular List you
will note that F00.1 refers to late onset (meaning people over 65 years
old). The age at onset for this patient was 72 years, so we should use
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-37

the F00.1* code. In parentheses after the code is the asterisk code that
is to be used with F00.1. Therefore our two codes will be G30.1 and
F00.1*

5.Huntington's disease with dementia


Look up Huntington's disease or chorea in the Index (Volume 3, page
270).
Huntington's disease or chorea
- with dementia -> G10 F02.2*

6.Dyslexia - identified by school teacher (grade 3)


Look up dyslexia in the Index (Volume 3, page 193)
Dyslexia
-developmentalF81.0
We use the developmental code because the dyslexia has been
identified by the school teacher, therefore can be considered to have
occurred during childhood development.

7.Flashbacks and episodes of bizarre behaviour secondary to use of the


drug LSD (lysergic acid diethylamide), last used 25 years ago.
Firstly we need to determine what type of substance the LSD is. We
can find LSD in the Table of Drugs and Chemicals (Section III) of the
Index (Volume 3, page 693). The table sends us to T40 in the Tabular
List (Volume 1, page 972). We can see from the codes listed that LSD is
an hallucinogen.
Look up Flashbacks in the Index, page 232.
Flashbacks (residual to alcohol or drug use) - code to F10 - F19 with a
fourth character of .7
If we refer to the F10-F19 section in the Tabular List (Volume 1) we will
find a code that refers to Mental and behavioural disorders due to the
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-38

use of hallucinogens, F16. A note under F16 states to look at pages 321323 for fourth character subdivisions. However the Index has already
indicated that for flashbacks we should use .7 as our fourth character.
We should refer to .7 to determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of this fourth digit.
The correct code to use is therefore F16.7.
If you are multiple coding, then you should identify the type of drug
using the Table of drugs and chemicals, page 693. We need a code
from Chapter XX which is listed in column 4, undetermined intent,
Y12.9, with an activity code of 9, giving us Y12.99. The reason for
selecting undetermined intent is that we are not told whether the
patient deliberately took the LSD, if it was forcibly ingested or if it was
an accident. We cannot make any assumptions about what happened.

8.Panic attack
Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0

9.Bipolar affective disorder, currently severely depressed but not


psychotic
Look up disorder in the Index (Volume 3, page 174).
Disorder
-bipolar F31.9
Refer to page 335 of the Tabular List (Volume 1) for F31.9. F31.9 is
unspecified bipolar affective disorder. We now know that bipolar
disorder and bipolar affective disorder are the same. Therefore we can
look in the F31 category to see if we can find a more specific code as we
has been told that this person is severely depressed but not psychotic.
The correct code is F31.4.

10.Paranoid schizophrenia
Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page 487).

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-39

Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0

11.Anxiety state
Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).
Anxiety
-state -> F41.1

12.Dementia (without organic cause) in HIV patient


Look up Dementia in the Index (Volume 3, page 149).
Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease -> B22.0 F02.4*

13.Hypomanic episode
Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0

14.Dysthymia
Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).
Dysthymia -> F34.1

15.Mental retardation with autistic features


Look up retardation in the Index (Volume 3, page 476).
Retardation
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-40

- mental
- - with autistic features -> F84.1

16.Acute stress reaction


Look up reaction in the Index (Volume 3, page 473).
Reaction
- stress
- - acute -> F43.0

17.Heroin dependence
Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2

18.Acute alcohol delirium


Look up delirium in the Index (Volume 3, page 144).
Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4

19.Paranoid delusions
Look up delusions in the Index (Volume 3, page 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-41

20.Psychogenic syncope
Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).
Syncope
- psychogenic -> F48.8

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

V-42

CHAPTER VI. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM PERSYARAFAN (G00-G99)
Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa disebabkan oleh efek obat atau
penyebab eksternal. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Blok-blok di dalam Bab ini adalah:
G00-G09
Penyakit peradangan CNS
G10-G13
Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
G20-G26
Kelainan extrapyramid dan gerakan
G30-G32
Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
G35-G37
Penyakit-penyakit demielinasi CNS
G40-G47
Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
G50-G59
Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus
G60-G64
Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
G70-G73
Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
G80-G83
Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
G90-G99
Kelainan lain sistem syaraf
Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:
G01*
Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
G02*
Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
G05*
Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada penyakit c.e.
G07*
Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal pada penyakit y c.e.
G13*
Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS pada penyakit c.e.
G22*
Parkinsonism pada peny. c.e.
G26*
Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit c.e.
G32*
Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G46*
Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular diseases)
G53*
Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit c.e.
G55*
Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e.
G59*
Mononeuropati pada peny. c.e.
G63*
Polyneuropati pada peny. c.e.
G73*
Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
G94*
Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
G99*
Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat lain).

Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat (G00-G09)


G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis, pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis (G04.2)
G00.0 Meningitis haemophilus
Meningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokus
G00.2 Meningitis streptokokus
G00.3 Meningitis stafilokokus

G00.8 Meningitis bakteri lain


Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedlnder, Klebsiella
G00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOS
G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
Meningitis (pada):
demam tifus (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tuberkulosa (A17.0)
anthrax (A22.8), leptospirosis (A27.- ), listeria (A32.1), meningococcus (A39.0)
sifilis: kongenital (A50.4), sekunder (A51.4)
neurosifilis (A52.1), gonokokus (A54.8), penyakit Lyme (A69.2)
Kecuali: meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri c.e. (G05.0*)
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (G05.1G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e.
Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0), adenovirus (A87.1), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3),
varicella [chickenpox] (B01.0), zoster (B02.1), measles (B05.1),
rubella (B06.0), mumps (B26.1), mononukleosis infesiosa (B27.- )
G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada):
kandida (B37.5), koksidioidomikosis (B38.4), kriptokokus (B45.1)
G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-), penyakit Chagas (kronis) (B57.4)
G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan pachymeningitis,
akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali:
meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)
G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteri
G03.1 Meningitis kronis
G03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]
G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskan
G03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
Arachnoiditis (spinal) NOS
G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis, meningomyelitis
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut (G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak (G93.3)
G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasi
Gunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropis
G04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NEC
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-2

G04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya


Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS
G04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan
Ventrikulitis (serebri) NOS
G05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.
Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e.
G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
TB (A17.8), listeria (A32.1), meningococcus (A39.8),
sifilis kongenital (A50.4), sifilis lanjut (A52.1)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
enterovirus (A85.0), adenovirus (A85.1),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), postchickenpox (B01.1),
zoster (B02.0), measles (B05.0), rubella (B06.0),
cytomegalovirus (B25.8), mumps (B26.2), influenza (J09, J10.8, J11.8)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit infeksi dan parasit lain,
c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada):
tripanosomiasis afrika (B56.-), penyakit Chagas (kronis) (B57.4),
toxoplasmosis (B58.2), naegleriasis (B60.2)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2)
G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
G06.0 Abses dan granuloma intrakranium
Abses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum, serebrum, otogenik
Abses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinal
Abses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]
Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan
G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6), gonokokus (A54.8), TB (A17.8)
Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-)
Tuberkuloma: otak (A17.8), meninges (A17.1)
G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal
Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau intraspinal
Kecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7);
hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)
flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-3

G09

Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)


Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada G00-G08
(kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari sekuel yang bisa diklasifikasikan di
tempat lain. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang,
atau yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi sisa tercatat. Ketika
mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel
dari kategori G01*, G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang
tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94. Kalau tidak terdapat
kategori sekuel untuk kondisi dasar, yang dikode adalah kondisi dasar itu sendiri.
Contoh:
Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TB
Spesialis: Klinik bicara dan pendengaran
Kode:
Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai kondisi utama. B90.0
(sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.
KU:
Spesialis:
Kode:

Epilepsi akibat abses otak


Neurologi
Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama. G09 (sekuel penyakit
peradangan sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.

KU:
Spesialis:
Kode:

Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-immunisasi


Psikiatri
Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09 bisa digunakan untuk
kode tambahan.

Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-G13)


G10 Penyakit Huntington
Khorea Huntington, khorea herediter progresif
[chorea = gerakan cepat yang tampaknya teratur tapi di luar kesadaran]
G11 Ataxia herediter
[ataxia = kegagalan koordinasi otot, tidak teraturnya kerja otot]
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90),
neuropati herediter dan idiopatik (G60.-), cerebral palsy (G80.-),
G11.0 Ataxia nonprogresif kongenital
G11.1 Ataxia serebellum onset-dini
Note: onset biasanya sebelum usia 20 th
Ataxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus (ataxia Hunt), dan
refleks tendon masih baik
Ataxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif X-linked
G11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 th
G11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak sempurna
Ataxia telangiectasia (Louis-Bar)
Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum (Q82.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-4

G11.4 Paraplegia spastik herediter


G11.8 Ataxia herediter lain
G11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan
Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum herediter
G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait
G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]
G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya
Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]
Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III [Kugelberg-Welander] ,
bentuk kanak-kanak type II, bentuk skapuloperoneus, distal
G12.2 Penyakit neuron motoris
Penyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis, primary lateral sclerosis
Bulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkait
G12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskan
G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastik
Neuromiopati karsinomatosa (C00-C97)
Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48)
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48)
G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema (E00.1,
E03.- )
G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain c.e.

Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)


G20 Penyakit Parkinson
Hemiparkinsonisme, paralysis agitans
Parkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primer
G21 Parkinsonisme sekunder
G21.0 Sindroma neuroleptik berat
[neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnya
G21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain
G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitis
G21.4 Parkinsonisme vaskuler
G21.8 Parkinsonisme sekunder lain
G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskan
G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.
Parkinsonisme sifilitika (A52.1)
G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-5

G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz


Degenerasi pigmentosa korpus pallidum
G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-Olszewski]
G23.2 Degenerasi striato-nigra
G23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
Kalsifikasi ganglion basalis
G23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskan
G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul kontraksi bawah sadar]
Termasuk: dyskinesia
Kecuali
athetoid cerebral palsy (G80.3)
G24.0 Dystonia akibat obat
G24.1 Idiopathic familial dystonia
Idiopathic dystonia NOS
G24.2 Idiopathic nonfamilial dystonia
G24.3 Spasmodic torticollis leher kaku dan posisi kepala tak normal
Kecuali:
torticollis NOS (M43.6)
G24.4 Idiopathic orofacial dystonia
Orofacial dyskinesia
G24.5 Blepharospasm
G24.8 Dystonia lain
G24.9 Dystonia, tidak dijelaskan
Dyskinesia NOS
G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
G25.0 Essential tremor
Familial tremor [getaran otot berirama]
Kecuali: tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obat
G25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
Intention tremor
G25.3 Myoclonus [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok otot]
Myoclonus akibat obat
Kecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obat
G25.5 Chorea
Chorea NOS
Kecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan keterlibatan jantung (I02.0)
chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik
[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada bahu dan muka]
Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)
G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndrome
G25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskan
G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-6

Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)


G30 Penyakit Alzheimer
Termasuk: : bentuk senilis dan presenilis
Kecuali
: dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1), senilitas NOS (R54)
G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini onset biasanya sebelum usia 65
G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut onset biasanya sesudah usia 65
G30.8 Penyakit Alzheimer lainnya
G30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskan
G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC
Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)
G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
Penyakit Pick, progressive isolated aphasia
G31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)
G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi alkoholik serebrum,
ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan
Degenerasi grey-matter [Alpers],
Lewy body(ies)(dementia)(disease)
Ensefalopati nekrotikans subakut [Leigh]
G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskan
G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada penyakit c.e.
Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi vitamin B12 (E53.8)
G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)


G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata, generalisata, NOS
G36 Demielinasi luas akut lainnya
Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)
G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikus
Kecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]
G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskan
G36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskan
G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP
G37.0 Diffuse sclerosis
Ensefalits periaksial, penyakit Schilder
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-7

G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosum


G37.2 Mielinolisis sentral pada pons
G37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
Mielitis transversa akut NOS
Kecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic] (G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakut
G37.5 Sklerosis konsentrik [Bal]
G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskan
G37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)


G40 Epilepsy
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8),
status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-temporalis
Epilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaran
Kejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang umum sekunder
G40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi
dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsi
Epilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang ringan
Epilepsi absen (pyknolepsy] kanak-kanak
Epilepsi absen dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif] remaja
Kejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik, tonik-klonik
G40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatik
Sindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma West
Ensefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khusus
Epilepsia partialis continua [Kozhevnikof]
Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon, kurang tidur, stress
G40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal)
G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal
G40.8 Epilepsi lain
Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskan
Epileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-8

G41 Status epilepticus


G41.0 Status epileptik grand mal
Status epileptik tonic-clonic
Kecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
G41.1 Status epileptik petit mal
Status absen epileptik
G41.2 Status epileptik parsial kompleks
G41.8 Status epileptik lainnya
G41.9 Status epileptik, tidak dijelaskan
G43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)
G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]
G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik familial
Migrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrain
G43.3 Migrain dengan komplikasi
G43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retina
G43.9 Migraine, tidak dijelaskan
G44 Sindroma sakit kepala lainnya
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1), sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome pada tempat tertentu
Hemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster headache episodik
G44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOS
G44.2 Sakit kepala jenis tension
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit kepala tension NOS
G44.3 Sakit kepala kronis pasca trauma
G44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classified
G44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskan
G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)
G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilaris
G45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)
G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateral
G45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat gangguan sirkulasi]
G45.4 Amnesia global sementara
Kecuali: amnesia NOS (R41.3)
G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnya
G45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-9

G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67)


G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0)
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1)
G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2)
G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg, Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67)
G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67)
G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67)
G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67)
G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler lainnya (I60-I67)
G47 Kelainan-kelainan tidur
Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3),
sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia]
G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]
G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun
Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturan
G47.3 Sleep apnoea apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktif
Kecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru lahir (P28.3)
G47.4 Narcolepsy dan cataplexy lumpuh sementara ketika tidur
G47.8 Kelainan tidur lainnya
Sindroma Kleine-Levin
G47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan

Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-G59)


Kecuali:

kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma sekarang lihat cedera
syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)

G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)


Termasuk: kelainan nervus kranialis V
G50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreux
G50.1 Nyeri muka tidak khas
G50.8 Kelainan lain nervus trigeminus
G50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskan
G51 Kelainan nervus Fasialis
Termasuk: kelainan NC VII
G51.0 Bell's palsy
Facial palsy
G51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-10

G51.2 Melkersson's syndrome


Sindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialis
G51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu]
G51.8 Kelainan lain n. Fasialis
G51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskan
G52 Kelainan nervi kraniales lainnya
Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II] (H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)
G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC I
G52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeus
G52.2 Kelainan n. vagus nerve NC X
Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)
G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve NC XII
Kelainan NC XII
G52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialis
G52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskan
G52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskan
G53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2)
Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (A00B99)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8)
G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat
lain
G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
spondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-M51)
neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais, lumbosacral, torakalis (M54.1)
radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialis
Thoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralis
G54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classified
G54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classified
G54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
G54.5 Amyotrophy neuralgik
Sidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-11

G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeri


G54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
Phantom limb syndrome NOS
G54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnya
G54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskan
G55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-D48)
G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus intervertebral (M50M51)
G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-)
G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-M46, M48.-,
M53-M54)
G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G56
Mononeuropati anggota atas.
Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
G56.0 Carpal tunnel syndrome
G56.1 Lesi lain n. medianus
G56.2 Lesi n. ulnaris
Tardy ulnar nerve palsy
G56.3 Lesi n. radialis
G56.4 Causalgianyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di atasnya
G56.8 Other mononeuropathies of upper limb
Neuroma interdigitalis anggota atas
G56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskan
G57 Mononeuropati anggota bawah
Kecuali: akibat trauma sekarang lihat cedera syaraf menurut regio tubuh
G57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali: sciatica NOS (M54.3)
akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraesthetica
Sindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralis
G57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
Kelumpuhan n. peroneus
G57.4 Lesi. n. popliteus medialis
G57.5 Tarsal tunnel syndrome
G57.6 Lesi n. plantaris
Metatarsalgia Morton
G57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawah
G57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskan
G58

Mononeuropati lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-12

G58.0
G58.7
G58.8
G58.9

Neuropati interkostalis
Mononeuritis multiplex
Mononeuropati lain yang dijelaskan
Mononeuropati, tidak dijelaskan

G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.


G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.

Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer (G60-G64)


G60 Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IV
Neuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)(tiper hipertrofi)
Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Djerine-Sottas
Sindroma Roussy-Lvy
G60.1 Penyakit Refsum
G60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediter
G60.3 Neuropati progresif idiopatik
G60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton,
Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskan
G61 Polineuropati peradangan
G61.0 Guillain-Barr syndrome
Polineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serum
G61.8 Polineuropati peradangan lainnya
G61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskan
G62
G62.0
G62.1
G62.2
G62.8

Polineuropati lainnya
Polineuropati akibat obat
Polineuropati alkoholik
Polineuropati akibat zat toksik lainnya
Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS
G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8), lepra (A30.-), difteria (A36.8), penyakit Lyme (A69.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-13

sifilis: lanjut (A52.1), kongenital (A50.4)


pscaherpes (B02.2), mumps (B26.8), mononukleosis infeksiosa (B27.-)
G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain (E00-E07, E15-E16,
E20-E34, E70-E89)
G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64)
G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M35)
G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-M25, M40-M96)
G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8)
G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer
Kelainan sistem syaraf perifer NOS

Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)


G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara (P94.0)
G70.0 Myasthenia gravis
G70.1 Kelainan mioneural toksik
G70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembangan
G70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskan
G70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskan
G71 Kelainan primer pada otot
Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)
arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophy
Muscular dystrophy:
ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip Duchenne atau Becker,
autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal, skapuloperoneus,
skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-Dreifuss],
fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle
Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan morfologis spesifik serat otot
(G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainan
Dystrophia myotonica [Steinert]
Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatik
Myotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive [Becker]
Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital, pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenital
Muscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis spesifik serat otot
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemaline
Penyakit: central core, minicore, multicore
Dsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classified
G71.8 Kelainan primer lainnya pada otot
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-14

G71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan


Miopati herediter NOS
G72 Miopati lainnya
Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis (M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obat
G72.1 Miopati alkoholik
G72.2 Miopati akibat agen toksik lain
G72.3 Periodic paralysis
Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik, normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classified
G72.8 Miopati lain yang dijelaskan
G72.9 Miopati, tidak dijelaskan
G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrin
Sindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14 , karakter keempat .4)
tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-)
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80) [akibat keganasan]
G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e.
G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada:
hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), hipoparatioidisme (E20.-)
thyrotoxic myopathy (E05.-)
G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada:
glycogen storage disease (E74.0),
kelainan-kelainan lipid storage (E75.-)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.
Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06), systemic lupus erythematosus (M32.1)
scleroderma (M34.8), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0)

Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)


G80 Cerebral palsy
Kecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)
G80.0 Serebral palsi quadriplegik spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenital
Spastic tetraplegic cerebral palsy
G80.1 Diplegia spastik
Spastic cerebral palsy NOS
G80.2 Spastic hemiplegic cerebral palsy

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-15

G80.3 Dyskinetic cerebral palsy


Athetoid cerebral palsy
Dystonic cerebral palsy
G80.4 Ataxic cerebral palsy
G80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
Sindroma cerebral palsy campuran
G80.9 Cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOS
Catatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab kondisi sekarang
diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode
penyebab, G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
Contoh
KU:
Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.
Spesialis: Neurologi
Kode:
Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai kondisi utama. G81.9
(Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa dipakai sebagai kode tambahan
KU:
Infark serebri tiga tahun yang lalu.
Kond lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.
Kode:
Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama. I69.3 (sekuel infark
serebri) bisa dipakai sebagai kode tambahan
G81

Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa
penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan.
Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan
G82

Paraplegia dan tetraplegia


Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa
penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan.
Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: Cerebral palsy kongenital (G80.-)
G82.0 Flaccid paraplegia [layu]
G82.1 Spastic paraplegia [kaku]
G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
Paralysis kedua anggota bawah NOS, paraplegia (bawah) NOS
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]
G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]
G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan
Quadriplegia NOS
G83

Sindroma paralitik lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-16

Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa
penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan.
Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina
Kecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan

Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)


G90 Kelainan sistem syaraf otonom
Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)
G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope tidak sadar sebentar akibat penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]
G90.2 Sindroma Horner
Sindroma Bernard(-Horner)
G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]
Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.4 Dysrefleksia otonom
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonom
G90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan
G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapat
Kecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1)
G91.0 Hidrosefalus komunikans
G91.1 Hidrosefalus obstruktif
G91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normal
G91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskan
G91.8 Hidrosefalus lain
G91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskan
G92 Toxic encephalopathy
Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-17

G93 Kelainan-kelainan lain pada otak


G93.0 Kista serebri
Kista arakhnoid, kista porensefalik didapat
Kecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista serebri kongenital (Q04.6)
G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classified
Kecuali anoksia neonatus (P21.9)
sebagai komplikasi pada:
.
abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8)
.
kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3, O89.2)
.
asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringan
Kecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virus
Ensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskan
Kecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otak
Kompresi atau herniasi (batang) otak
Kecuali:
kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus (S06.3)
G93.6 Edema serebri
Kecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0), traumatika (S06.1)
G93.7 Sindroma Reye
G93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
Ensefalopati pasca-radiasi
G93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskan
G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99)
G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48)
G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e.
G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord
Kecuali: mielitis (G04.-)
G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia) atau batang otak
(syringobulbia)]
G95.1 Mielopati vaskuler
Infark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)
Trombosis arteri pada medulla spinalis
Haematomielia
Flebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenik
Edema medulla spinalis
Mielopati nekrotikan subakut
Kecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-piogenic (G08)
G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskan
G95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-18

Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasi


Kecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma cauda equina (G83.4)
disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskan
Mielopati NOS
G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]
Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classified
Adhesi meningen (serebral)(spinal)
G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusat
G96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
G97
G97.0
G97.1
G97.2
G97.8
G97.9

Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC


Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalis
Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalis
Hipotensi intrakranium menyusul shunting ventrikel
Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lain
Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskan

G98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified


Kelainan sistem syaraf NOS
G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolik
Neuropati otonom amyloid (E85.-)
Neuropati otonom diabetik (E10-E14, karakter keempat .4)
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e.
G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (M47.0)
Mielopati pada:
penyakit neoplasia (C00-D48), spondilosis (M47.-)
kelainan diskus intervertebralis (M50.0, M51.0)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VI-19

CHAPTER VII. PENYAKIT-PENYAKIT


MATA DAN ADNEXA (H00-H59)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, nec (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external (S00-T98)
Bab ini mengandung blok-blok berikut:
H00-H06
Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
H10-H13
Kelainan konjunctiva
H15-H22
Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
H25-H28
Kelainan lensa
H30-H36
Kelainan khoroid dan retina
H40-H42
Glaukoma
H43-H45
Kelainan korpus vitreous dan bola mata
H46-H48
Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan
H49-H52
Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi
H53-H54
Gangguan penglihatan dan kebutaan
H55-H59
Kelainan lain pada mata dan adnexa
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain (c.e.)
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita (H00-H06)


H00 Hordeolum dan chalazion
H00.0 Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak
Abses, furuncle, atau stye pada kelopak
[hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak]
H00.1 Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat]

H01 Peradangan lain pada kelopak


H01.0 Blepharitis radang pinggir kelopak
Kecuali: blepharokonjungtivitis (H10.5)
H01.1 Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak
Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak
Dermatitis: allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak
H01.8 Peradangan lain kelopak yang dijelaskan
H01.9 Peradangan kelopak, tidak dijelaskan
H02 Kelainan lain kelopak
Kecuali: malformasi kongenital malformations kelopak (Q10.0-Q10.3)
H02.0 Entropion dan trichiasis kelopak
[Entropion - melipat ke dalam)
[Trichiasis - bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata]
H02.1 Ectropion kelopak
H02.2 Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna]
H02.3 Blepharochalasis [kelopak kaku]
H02.4 Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh]
H02.5 Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak
Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak
Kecuali: blepharospasm (G24.5), tic organic (G25.6), tic psychogenic (F95.-)
H02.6 Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak]
H02.7 Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli
Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak
H02.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak
Hypertrichosis (rambut berlebihan) kelopak, benda asing tertahan di kelopak
H02.9 Kelainan kelopak, tidak dijelaskan
H03* Kelainan kelopak pada penyakit c.e.
H03.0*Infestasi parasit di kelopak pada penyakit c.e.
Dermatitis kelopak akibat Demodex species (B88.0)
Infestasi parasit di kelopak pada: leishmaniasis (B55.-), onchocerciasis (B73)
loiasis (B74.3), phthiriasis (B85.3)
H03.1*Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain c.e.
Keterlibatan kelopak pada:
TB (A18.4), lepra (A30.-), yaws (A66.-), zoster (B02.3)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), molluscum contagiosum (B08.1)
H03.8* Keterlibatan kelopak pada penyakit lain c.e
Keterlibatan kelopak pada impetigo (L01.0)
H04 Kelainan sistem lakrimalis
Kecuali: malformasi kongenital sistem lakrimalis (Q10.4-Q10.6)
H04.0 Dacryoadenitis
Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis
H04.1 Kelainan lain kelenjar lakrimalis
Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis
H04.2 Epiphora [air mata mengalir terus]
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-2

H04.3 Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis


Dacryocystitis (phlegmonosa), dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis
akut, subakut, atau tak dijelaskan
Kecuali: dacryocystitis neonatus (P39.1)
H04.4 Radang kronis pada saluran lakrimalis
Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis
H04.5 Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis
Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis
Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis
H04.6 Perubahan lain pada saluran lakrimalis
Fistula lakrimalis
H04.8 Kelainan lain sistem lakrimalis
H04.9 Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan
H05 Kelainan orbita
Kecuali: malformasi kongenital orbita (Q10.7)
H05.0 Radang akut orbita
Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita
H05.1 Kelainan peradangan kronis orbita
Granuloma orbita
H05.2 Kondisi-kondisi eksophthalmik
Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita
H05.3 Deformitas orbita
Atrofi atau eksostosis orbita
H05.4 Enophthalmos
H05.5 Retensi benda asing (lama) menyusul luka tembus orbita
Benda asing retrobulbar
H05.8 Kelainan lain orbita
Kista orbita
H05.9 Kelainan orbita, tidak dijelaskan
H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
H06.0*Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit c.e.
H06.1*Infestasi parasit di orbita pada penyakit c.e.
Infeksi Echinococcus di orbita (B67.-), myiasis orbita (B87.2)
H06.2*Dysthyroid exophthalmos (E05.-)
H06.3*Kelainan lain orbita pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan konjungtiva (H10-H13)


H10 Konjungtivitis
Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H10.0 Konjungtivitis mukopurulenta
H10.1 Konjungtivitis atopika akut
H10.2 Konjungtivitis akut lainnya
H10.3 Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan
Kecuali:
ophthalmia neonatorum NOS (P39.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-3

H10.4
H10.5
H10.8
H10.9

Konjungtivitis kronis
Blepharokonjungtivitis
Konjungtivitis lain
Konjungtivitis, tidak dijelaskan

H11 Kelainan lain pada konjungtiva


Kecuali: keratokonjungtivitis (H16.2)
H11.0 Pterygium
Kecuali: pseudopterygium (H11.8)
H11.1 Degenerasi dan deposit pada konjungtiva
Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva
H11.2 Parut konjungtiva
Symblepharon
H11.3 Perdarahan konjungtiva
Perdarahan subkonjungtiva
H11.4 Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya
Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva
H11.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva
Pseudopterygium
H11.9 Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan
H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
H13.0*Infeksi filaria pada konjungtiva (B74.-)
H13.1* Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Konjungtivitis (akibat):
difteri (A36.8), meningokokus (A39.8), gonokokus (A54.3), chlamydia (A74.0)
herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), zoster (B02.3),
adenovirus follikularis (akut) (B30.1), perdarahan (akut)(epidemik) (B30.3),
Newcastle (B30.8), Acanthamoeba (B60.1)
H13.2*Konjungtivitis pada penyakit lain c.e.
H13.3*Pemphigoid okuler (L12.-)
H13.8*Kelainan lain konjungtiva pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris (H15-H22)


H15
H15.0
H15.1
H15.8

Kelainan sklera
Scleritis
Episcleritis
Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon
Ulkus Mooren
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-4

H16.1 Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis


Keratitis: areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis
Photokeratitis, snow blindness
H16.2 Keratoconjunctivitis radang kornea dan konjungtiva
Keratoconjunctivitis: NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis
Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa,
H16.3 Keratitis interstitialis dan profunda
H16.4 Neovascularisasi kornea
Ghost vessels (kornea), pannus (kornea)
H16.8 Keratitis lain
H16.9 Keratitis, tidak dijelaskan
H17
H17.0
H17.1
H17.8
H17.9

Corneal scars dan opacities Parut dan keopakan kornea


Adherent leukoma
Keopakan kornea sentral lain
Parut dan keopakan kornea lain
Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan

H18 Kelainan lain pada kornea


H18.0 Pigmentasi dan deposit di kornea
Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli
H18.1 Keratopati bullosa
H18.2 Edema kornea lainnya
H18.3 Perubahan pada membran kornea
Lipatan atau robekan pada membran Descemet
H18.4 Degenerasi kornea
Arcus senilis, band keratopathy
Kecuali:
ulkus Mooren (H16.0)
H18.5 Hereditary corneal dystrophies
Distrofi Fuchs, Distrofi: kornea, epitel, granularis, lattice, makularis
H18.6 Keratokonus
H18.7 Deformitas kornea lainnya
Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele
Kecuali:
malformasi kongenital kornea (Q13.3-Q13.4)
H18.8 Kelainan lain kornea yang dijelaskan
Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea
H18.9 Kelainan kornea, tidak dijelaskan
H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
H19.0*Skleritis dan episkleritis pada penyakit c.e.
Episkleritis TB (A18.5), episkleritis sifilitika (A52.7), skleritis Zoster (B02.3)
H19.1* Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus (B00.5)
Keratitis dendritic dan diskiformis
H19.2*Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
Keratokonjungtivitis epidemika (B30.0)
Keratitis dan keratoconjunctivitis (interstitialis) pada: TB (A18.5), syphilis (A50.3),
zoster (B02.3), measles (B05.8), acanthamoebiasis (B60.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-5

H19.3*Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain c.e.


Keratokonjungtivitis sicca (M35.0)
H19.8*Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit c.e.
Keratokonus pada sindroma Down (Q90.-)
H20 Iridosiklitis
H20.0 Iridosiklitis akut dan subakut
Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut
H20.1 Iridosiklitis kronis
H20.2 Iridosiklitis akibat lensa
H20.8 Iridosiklitis lain
H20.9 Iridosiklitis, tidak dijelaskan
H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris
Kecuali
uveitis simpatis (H44.1)
H21.0 Hyphaema [perdarahan rongga depan (aqueous humour)]
Kecuali hyphaema traumatika (S05.1)
H21.1 Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris
Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris
H21.2 Degenerasi iris dan korpus siliaris
Degenerasi: iris (pigment), pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris (essensial)(progresif),
miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang]
H21.3 Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber
Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber: NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik
Kecuali miotic pupillary cyst (H21.2)
H21.4 Pupillary membranes [selaput pada pupil]
Iris bomb, penyempitan pupil, penutupan pupil
H21.5 Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris
Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber
Synechiae (iris): NOS, anterior, posterior
Kecuali: corectopia (Q13.2) [ektopia pupil]
H21.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris
H21.9 Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan
H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
H22.0*Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Iridosiklitis pada: TB (A18.5), sifilis (sekunder) (A51.4), infeksi gonokokus (A54.3)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), zoster (B02.3)
H22.1*Iridosiklitis padap enyakit lain c.e.
Iridosiklitis pada: sarkoidosis (D86.8), ankylosing spondylitis (M45)
H22.8*Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan lensa (H25-H28)

H25 Katarak senilis


Kecuali: glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa (H40.1)
H25.0 Katarak senilis insipiens (incipient = sedang terjadi)
Katarak senilis: koroner, korikalis, punktata
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-6

H25.1
H25.2
H25.8
H25.9

Katarak senilis polaris subkapsularis (anterior)(posterior), water clefts


Katarak neuklearis senilis
Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis
Katarak senilis, tipe morgagni
Katarak hipermatur senilis
Katarak senilis lainnya
Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis
Katarak senilis, tidak dijelaskan

H26 Katarak lain


Kecuali
katarak kongenital (Q12.0)
H26.0 Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis
H26.1 Katarak traumatika
H26.2 Katarak komplikasi
Katarak: pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata
Glaucomatous flecks (subcapsular)
H26.3 Katarak akibat obat
H26.4 After-cataract
Katarak sekunder, cincin Soemmerring
H26.8 Katarak lain yang dijelaskan
H26.9 Katarak, tidak dijelaskan
H27 Kelainan lain pada lensa
Kecuali: malformasi kongenital lensa (Q12.-), pseudophakia (Z96.1), komplikasi mekanis
dari lensa intraokuli (T85.2)
H27.0 Aphakia [tanpa lensa]
H27.1 Dislokasi lensa
H27.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa
H27.9 Kelainan lensa, tidak dijelaskan
H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
H28.0*Katarak diabetes (E10-E14, karakter keempat .3)
H28.1*Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
Katarak pada hipoparatiroidisme (E20.-), katarak malnutrisi-dehidrasi (E40-E46)
H28.2*Katarak pada penyakit lain c.e.
Katarak myotonik (G71.1)
H28.8*Kelainan lain lensa pada penyakit c.e.

Kelainan-kelainan khoroid dan retina (H30-H36)


H30 Peradangan khorioretina
H30.0 Peradangan khorioretina terfokus
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus
H30.1 Peradangan khorioretina disseminata
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata
Kecuali retinopati exudatif (H35.0)
H30.2 Siklitis posterior
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-7

Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS
H31 Kelainan-kelainan lain khoroid
H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma), retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan
H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H32.0*Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5), sifilis lanjut (A52.7), toxoplasma (B58.0)
H32.8*Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina (H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya
H34 Sumbatan pembuluh darah retina
Kecuali
amaurosis fugax (G45.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-8

H34.0 Sumbatan a. retina sementara


H34.1 Sumbatan a. retina sentralis
H34.2 Sumbatan a. retina lainnya
Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme
Plaque Hollenhorst
H34.8 Sumbatan pembuluh darah retina lainnya
Sumbatan v. retina: sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang
H34.9 Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan
H35 Kelainan lain pada retina
H35.0 Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina
Perubahan bentuk pembuluh darah retina
Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau
vasculitis pada retina
Retinopathy: NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif
H35.1 Retinopathy pada prematuritas
Fibroplasia retrolentis [belakang lensa]
H35.2 Retinopati proliferatif lainnya
Vitreo-retinopati proliferatif
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)
H35.3 Degenerasi makula dan kutub posterior
Angioid streaks, cyst, Drusen (degeneratif), hole, atau puckering pada macula
Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik
Degenerasi makula senilis (atrophic)(exudative)
H35.4 Degeneration retina perifer
Degeneration, retina: NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular
Kecuali: dengan robekan retina (H33.3)
H35.5 Hereditary retinal dystrophy
Dystrophy: tapetoretinal, vitreoretinal, retinal (albipunctate)(pigmentary)(vitelliform)
Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt
H35.6 Perdarahan retina
H35.7 Pemisahan lapisan-lapisan retina
Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina
H35.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada retina
H35.9 Kelainan retina, tidak dijelaskan
H36* Kelainan-kelainan pada penyakit c.e.
H36.0*Retinopati diabetikum (E10-E14 , angka keempat .3)
H36.8*Kelainan lain retina pada penyakit c.e.
Retinopati sickle-cell proliferatif (D57.- ), retinopati aterosklerotik (I70.8)
Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid (E75.- ),

Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir (P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-9

H40.1 Primary open-angle glaukoma


Glaukoma (primer)(residual stage): kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment,
chronic simple, tekanan rendah
H40.2 Primary angle-closure glaukoma
Angle-closure glaukoma (primary)(residual stage):: akut, kronis, intermittent
H40.3 Glaukoma akibat trauma mata
H40.4 Glaukoma akibat peradangan mata
H40.5 Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya
H40.6 Glaukoma akibat obat-obatan
H40.8 Glaukoma lainnya
H40.9 Glaukoma, tidak dijelaskan
H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
H42.0*Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik
Glaukoma pada: sindroma Lowe (E72.0), amyloidosis (E85.-)
H42.8*Glaukoma pada penyakit lain c.e.
Glaukoma in onchocerciasis (B73)

Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata (H43-H45)


H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous
H43.0 Prolaps vitreous
Kecuali: Sindroma vitreous menyusul operasi katarak (H59.0)
H43.1 Perdarahan vitreous
H43.2 Deposit kristal pada korpus vitreous
H43.3 Keopakan vitreous lainnya
Selaput dan benang-benang vitreous
H43.8 Kelainan-kelainan lain korpus vitreous
Degenerasi atau pelepasan vitreous
Kecuali: vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina (H33.4)
H43.9 Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan
H44 Kelainan bola mata
Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata
H44.0 Endophthalmitis purulenta
Panophthalmitis, abses vitreous
H44.1 Endophthalmitis lainnya
Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis
H44.2 Myopia degeneratif
H44.3 Kelainan degeneratif lain bola mata
Chalcosis, siderosis mata
H44.4 Hipotonia mata
H44.5 Kondisi-kondisi degenerasi bola mata
Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi
H44.6 Retensi benda asing (lama) intraokuli, magnetik
Retensi benda asing magnetik (lama) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris,
lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-10

H44.7 Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik


Retensi benda asing (lama) (nonmagnetik) (pada): anterior chamber, kropus siliaris, iris,
lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous
H44.8 Kelainan-kelainan lain bola mata
Haemophthalmos, luxasio bola mata
H44.9 Kelainan bola mata, tidak dijelaskan
H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e.
H45.0*Perdarahan vitreous pada penyakit c.e.
H45.1*Endophthalmitis pada penyakit c.e.
Endophthalmitis pada:
cysticercosis (B69.1), onchocerciasis (B73), toxocariasis (B83.0)
H45.8* Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit c.e

Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan (H46-H48)


H46 Neuritis optikus
Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS
Kecuali: neuropati optik iskemik (H47.0), neuromyelitis optik [Devic] (G36.0)
H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus (NC II) dan jaras penglihatan
H47.0 Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified
Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik
H47.1 Papilloedema, tidak dijelaskan
H47.2 Atrofi optik
Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus
H47.3 Kelainan-kelainan lain diskus optikus
Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema
H47.4 Kelainan chiasma opticum
H47.5 Kelainan lain jaras penglihatan
Kelainan traktus optikus, nc.geniculatum dan radiatio opticum
H47.6 Kelainan-kelainan visual cortex
H47.7 Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan
H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
H48.0*Atrofi optik pada penyakit c.e.
Atrofi optik pada sifilis lanjut (A52.1)
H48.1*Neuritis retrobulbar pada penyakit c.e.
Neuritis retrobulbar pada:
infeksi meningokokus (A39.8), sifilis lanjut (A52.1), multiple sclerosis (G35)
H48.8*Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.

Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi (H49-H52)


Kecuali

nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya (H55)

H49 Strabismus paralitik


Kecuali: ophthalmoplegia: supranuklearis progresif (G23.1),
ophthalmoplegia internuklearis (H51.2), ophthalmoplegia internal (H52.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-11

H49.0
H49.1
H49.2
H49.3
H49.4
H49.8

Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius]


Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis]
Kelumpuhan NC VI [n. abducent]
Ophthalmoplegia (external) total
Ophthalmoplegia external progressif
Strabismus paralitik lainnya
Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre
H49.9 Strabismus paralitik, tidak dijelaskan
H50 Strabismus lainnya
H50.0 Strabismus konvergens konkomitant [serentak]
Esotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.1 Strabismus divergens konkomitant strabismus - serentak
Exotropia (bergantian)(monokuler), kecuali intermittent
H50.2 Strabismus vertikal
Hypertropia, hypotropia
H50.3 Intermittent heterotropia
Intermittent esotropia atau exotropia (bergantian) (monocular)
H50.4 Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan
Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi
H50.5 Heterophoria (phoria = strabismus laten)
Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria
H50.6 Strabismus mekanis
Sindroma Brown's sheath, strabismus akibat adhesi,
Hambatan gerak otot mata akibat trauma
H50.8 Other specified strabismus
Sindroma Duane
H50.9 Strabismus, tidak dijelaskan
H51
H51.0
H51.1
H51.2
H51.8
H51.9

Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler (dua mata)


Kelumpuhan conjugate gaze
Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi
Ophthalmoplegia internuklearis
Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler
Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan

H52 Kelainan refraksi dan akomodasi


H52.0 Hypermetropia [titik fokus di belakang retina]
H52.1 Myopia [titik fokus di depan retina]
Kecuali myopia degeneratif (H44.2)
H52.2 Astigmatism [titik fokus tidak menyatu]
H52.3 Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan
berbeda]
H52.4 Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat]
H52.5 Kelainan-kelainan akomodasi
Ophthalmoplegia internal (complete)(total)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-12

Paresis atau spasme akomodasi


H52.6 Kelainan-kelainan refraksi lainnya
H52.7 Kelainan refraksi, tidak dijelaskan

Gangguan visus dan kebutaan (H53-H54)


H53 Gangguan visus
H53.0 Amblyopia (penurunan daya penglihatan) ex anopsia
Amblyopia: anisometropia, deprivasi, strabismik
H53.1 Gangguan penglihatan subjektif
Metamorphopsia [objek terlihat distorsi],
Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah],
Asthenopia [kelelahan mata],
Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang],
Photophobia [tak menyukai cahaya],
Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak],
Kecuali halusinasi visual (R44.1)
H53.2 Diplopia
Double vision [penglihatan kembar]
H53.3 Kelainan lain penglihatan binokuler
Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler
Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi,
H53.4 Defek lapangan pandang
Pembesaran bintik buta
Penyempitan umum lapangan pandang
Hemianop(s)ia (heteronymous)(homonymous)
Quadrant anop(s)ia
Scotoma:. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin
H53.5 Defisiensi penglihatan warna
Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna
Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau],
Protanomaly, protanopia [buta merah],
Tritanomaly, tritanopia [buta biru]
Kecuali day blindness (H53.1)
H53.6 Night blindness [rabun senja]
Kecuali akibat defisiensi vitamin A (E50.5)
H53.8 Gangguan penglihatan lainnya
H53.9 Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan
H54 Gangguan penglihatan termausk kebutaan (binokuler atau monokuler)
Note:
Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di halam terakhir bab ini.
Kecuali: amaurosis fugax (G45.3)
Catatan khusus dari Volume 2:
Kode ini tidak digunakan sebagai kode untuk keadaan utama kalau penyebabnya
tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Ketika
mengkode penyebab, H54.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H54.0 Buta, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 5.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-13

H54.1 Gangguan penglihatan berat, binokuler


Gangguan penglihatan kategori 2.
H54.2 Gangguan penglihatan sedang, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 1.
H54.3 Gangguan penglihatan ringan atau tidak terdapat, binokuler
Gangguan penglihatan kategori 0.
H54.4 Kebutaan, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 3, 4, 5 pada satu mata, kategori 0, 1, 2, atau 9 pada
mata lain.
H54.5 Gangguan penglihatan berat, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 2 pada satu mata, kategori 0, 1 atau 9 pada mata lain.
H54.6 Gangguan penglihatan sedang, monokuler
Gangguan penglihatan kategori 1 pada satu mata, kategori 0 atau 9 pada mata lain.
H54.9 Gangguan penglihatan tidak dijelaskan (binokuler)
Gangguan penglihatan kategori 9.

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa (H55-H59)


H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata
Nystagmus: NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent
H57
H57.0
H57.1
H57.8
H57.9

Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa


Kelainan fungsi pupil
Nyeri mata
Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa
Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan

H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.


H58.0*Kelainan fungsi pupil pada penyakit c.e.
Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis (A52.1)
H58.1*Gangguan penglihatan pada penyakit c.e.
H58.8*Kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit c.e.
Okulopati sifilitika NEC:
kongenital dini (A50.0), kongenital lanjut (A50.3)
dini (sekunder) (A51.4), lanjut (A52.7)
H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC
Kecuali: komplikasi mekanis dari:
lensa intraokuli (T85.2), alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya (T85.3)
pseudophakia (Z96.1)
H59.0 Keratopati (aphakia bullosa) menyusul operasi katarak
Sindroma vitreus (Touch)
Sindroma kornea vitreus
H59.8 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya
Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina
H59.9 Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan
Catatan:

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-14

Tabel di bawah memberikan klasifikasi beratnya gangguan penglihatan yang


direkomendasi the Resolution of the International Council of Ophthalmology (2002) and the
Recommendations of the WHO Consultation on Development of Standards for
Characterization of Vision Loss and Visual Functioning" (Sept 2003).
Untuk menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.0 sampai H54.3, ketajaman
penglihatan hendaknya diukur dengan kedua mata terbuka dengan pemberian koreksi kalau
diperlukan. Untuk menentukan gangguan penglihatan pada kode H54.4 sampai H54.6,
ketajaman penglihatan hendaknya diukur secara monokuler dengan memberikan koreksi kalau
diperlukan.
Kalau luas lapangan penglihatan diperhitungkan, pasien dengan lapangan penglihatan
pada mata yang lebih baik tidak lebih dari radius 10 di sekitar fiksasi sentral hendaknya
diletakkan pada kategori 3. Untuk buta monokuler (H54.4), derajat penurunan lapangan ini
dapat diberikan pada mata yang terlibat.
Tabel 1. Revisi kategori gangguan penglihatan
Kategori
Jauh ketajaman penglihatan yang terdapat
Lebih buruk daripada
Sama atau lebih baik
daripada
Gangguan penglihatan
6/18
ringan atau tidak
3/10 (0.3)
terdapat - 0
20/70
Gangguan penglihatan
6/18
6/60
sedang - 1
3/10 (0.3):
1/10 (0.1)
20/70
20/200
Gangguan penglihatan
6/60
3/60
berat - 2
1/10 (0.1)
1/20 (0.05)
20/200
20/400
Kebutaan - 3
3/60
1/60*
1/20 (0.05)
1/50 (20/1200)
20/400
5/300 (20/1200)
Kebutaan - 4
1/60*
Persepsi cahaya
1/50 (0.02)
5/300
Kebutaan - 5
Tidak ada persepsi cahaya
9
Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan
* atau menghitung jari (count fingers CF) pada jarak 1 meter.
Catatan:
Istilah gangguan penglihatan pada kategori H54 mencakup kategori 0 untuk gangguan
penglihatan ringan atau tidak terdapat, kategori 1 untuk gangguan penglihatan sedang, kategori
2 untuk gangguan penglihatan berat, kategori-kategori 3, 4, dan 5 utnuk kebutaan dan kategori
9 untuk gangguan penglihatan yang lain. Istilah low vision (rabun) yang terdapat pada revisi
sebelum ini telah diganti dengan kategori 1 dan 2 untuk mencegah keraguan pada orang-orang
yang memerlukan asuhan penglihatan rendah.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VII-15

CHAPTER VIII. PENYAKIT-PENYAKIT


TELINGA DAN PROSESUS
MASTOIDEUS (H60-H95)
Kecuali:
Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)
Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi hamil, melahirkan, dan puerperium (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, NEC (R00-R99)
Injury, poisoning dan konsekuensi tertentu lain dari penyebab eksterna (S00-T98)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:
H60-H62
Penyakit-penyakit external ear
H65-H75
Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
H80-H83
Penyakit-penyakit inner ear
H90-H95
Other Kelainan-kelainan of ear
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
H62*
Gangguan telinga luar pada penyakit c.e
H67*
Otitis media pada penyakit c.e
H75*
Gangguan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e
H82*
Sindorma vertiginosa pada penyakit c.e
H94*
Gangguan lain telinga pada penyakit c.e

Penyakit-penyakit telinga luar (H60-H62)


H60 Otitis externa
H60.0 Abses telinga luar
Vesikel, karbunkel, furunkel pada aurikula atau liang telinga luar
H60.1 Sellulitis telinga luar
Sellulitis: aurikula, liang telinga luar
H60.2 Otitis externa maligna
H60.3 Otitis externa infektif lainnya
Otitis externa diffusa, otitis externa haemorrhagika, Swimmer's ear
H60.4 Cholesteatoma telinga luar
Keratosis obturans (saluran) telinga luar
H60.5 Otitis externa akut, noninfektif
Otitis externa akut: NOS, aktinik, kimiawi, kontak, eksematoid, reaktif
H60.8 Otitis externa lainnya
Otitis externa kronis NOS
H60.9 Otitis externa, tidak dijelaskan

H61 Kelainan-kelainan lain telinga luar


H61.0 Perikhondritis telinga luar
Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Perichondritis pada: aurikula, pinna
H61.1 Kelainan daun telinga non-infektif
Deformitas didapatpada: aurikula, pinna
Kecuali: cauliflower ear (M95.1)
H61.2 Impacted cerumen
Lilin dalam telinga
H61.3 Stenosis didapat pada liang telinga luar
Kollapse liang telinga luar
H61.8 Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada telinga luar
Exostosis liang telinga luar
H61.9 Kelainan telinga luar, tidak dijelaskan
H62* Kelainan telinga luar pada penyakit c.e.
H62.0*Otitis externa pada penyakit bakteri c.e
Otitis externa pada erysipelas (A46)
H62.1*Otitis externa pada penyakit virus c.e
Otitis externa pada infeksi herpesviral [herpes simplex] (B00.1), zoster (B02.8)
H62.2*Otitis externa pada mikosis
Otitis externa pada aspergillosis (B44.8), candidiasis (B37.2)
Otomycosis NOS (B36.9)
H62.3*Otitis externa pada penyakit infeksi dan parasit lainnya c.e.
H62.4*Otitis externa pada penyakit lainnya c.e.
Otitis externa pada impetigo (L01.-)
H62.8*Kelainan-kelainan lain telinga luar pada penyakit c.e.

Penyakit-penyakit telinga tengah dan mastoid (H65-H75)


H65 Otitis media non-suppuratif
Termasuk: dengan myringitis (radang membran tympani)
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran timpani (H72.-)
H65.0 Otitis media serosa akut
Otitis media sekretori akut dan subakut
H65.1 Otitis media akut nonsuppuratif lainnya
Otitis media, akut dan subakut: allergika (mukoid)(sanguinosa)(serosa), mukoid,
nonsuppuratif NOS, sanguinosa, seromusinosa
Kecuali: otitis media (akut) NOS (H66.9), otitik barotrauma (T70.0)
H65.2 Otitis media serosa kronis
Chronic tubotympanal catarrh
H65.3 Otitis media mukoid kronis
Otitis media, kronis: musinosa, sekretoris, transudatif; glue ear
Kecuali: penyakit telinga tengah adhesif (H74.1)
H65.4 Otitis media nonsuppuratif kronis lainnya
Otitis media, kronis: allergika, nonsuppuratif NOS, dengan effusi (nonpurulenta),
eksudatif, seromusinosa

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-2

H65.9 Otitis media nonsuppuratif, tidak dijelaskan


Otitis media: allergika, dengan effusi (nonpurulenta), katarrhalis, eksudatif, mukoid,
sekretoris, seromusinosa, serosa, transudatif
H66 Otitis media suppuratif dan tidak dijelaskan
Termasuk: dengan myringitis
Gunakan kode tambahan untuk identifikasi adanya perforasi membran timpani (H72.-)
H66.0 Otitis media suppuratif akut
H66.1 Otitis media suppuratif tubotimpani kronis
Otitis media suppuratif kronis ringan
Penyakit tubotimpani kronis
H66.2 Otitis media suppuratif attico-antral kronis
Penyakit attico-antral kronis
H66.3 Otitis media suppuratif kronis lainnya
Otitis media suppuratif kronis NOS
H66.4 Otitis media suppuratif, tidak dijelaskan
Otitis media purulenta NOS
H66.9 Otitis media, tidak dijelaskan
Otitis media NOS, akut NOS, kronik NOS
H67* Otitis media pada penyakit c.e.
H67.0*Otitis media pada penyakit bakteri c.e
Otitis media pada: TB (A18.6), scarlet fever (A38)
H67.1*Otitis media pada penyakit virus c.e
Otitis media pada: measles (B05.3), influenza (J09-J11)
H67.8*Otitis media pada penyakit lain c.e
H68 Eustachian salpingitis dan obstruction
H68.0 Eustachian salpingitis peradangan tuba Eustachius
H68.1 Obstruksi tuba Eustachius
Kompresi, stenosis, striktura tuba Eustachius
H69
H69.0
H69.8
H69.9

Gangguan lain Eustachian tube


Patulous Eustachian tube [terbuka karena regangan]
Kelainan-kelainan yang dijelaskan pada tuba Eustachius
Kelainan tuba Eustachius, tidak dijelaskan

H70 Mastoiditis dan kondisi terkait


H70.0 Mastoiditis akut
Abses atau empyem masoid
H70.1 Mastoiditis kronis
Karies atau fistula mastoid
H70.2 Petrositis
Peradangan os. Petrosus (acute)(chronic)
H70.8 Mastoiditis dan kondisi terkait lainnya
H70.9 Mastoiditis, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-3

H71 Cholesteatoma telinga tengah


Cholesteatoma tympani
Kecuali: cholesteatoma telinga luar (H60.4)
cholesteatoma rekurens pada rongga pasca-mastoidektomi (H95.0)
H72 Perforasi membrana timpani
Termasuk: perforasi gendang telinga: persisten pasca trauma, pasca peradangan
Kecuali: ruptur traumatika gendang telinga (S09.2)
H72.0 Perforasi membran tympani bagian sentral
H72.1 Perforasi membran tympani bagian attic (atas)
Perforasi pars flaccida
H72.2 Perforasi pinggir lainnya pada membran tympani
H72.8 Perforasi lainnya pada membran tympani
Perforasi membran tympani: ganda atau total
H72.9 Perforasi membran tympani, tidak dijelaskan
H73 Kelainan-kelainan lain membran timpani
H73.0 Acute myringitis / Acute tympanitis
Timpanutis akut, miringitis bullosa
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.1 Myringitis kronis
Tympanitis kronis
Kecuali: dengan otitis media (H65-H66)
H73.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada membran timpani
H73.9 Kelainan membran timpani, tidak dijelaskan
H74 Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid
H74.0 Tympanosclerosis
H74.1 Penyakit telinga tengah adhesif
Otitis adhesif
Kecuali: glue ear (H65.3)
H74.2 Diskontinuitas dan dislokasi tulang-tulang pendengaran
H74.3 Kelainan tulang-tulang pendengaran didapat lainnya
Ankylosis atau kehilangan sebagian tulang-tulang pendengaran
H74.4 Polyp telinga tengah
H74.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga tengah dan mastoid
H74.9 Kelainan telinga tengah dan mastoid, tidak dijelaskan
H75* Kelainan-kelainan lain telinga tengah dan mastoid pada penyakit c.e.
H75.0*Mastoiditis pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Mastoiditis TB (A18.0)
H75.8*Kelainan lain telinga tengah dan mastoid yang dijelaskan pada penyakit c.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-4

Penyakit-penyakit telinga dalam (H80-H83)


H80 Otosklerosis
Termasuk: otospongiosis
H80.0 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, nonobliteratif
H80.1 Otosklerosis yang melibatkan foramen ovale, obliteratif
H80.2 Otosklerosis kokhlearis
Otosklerosis yangmelibatkan: kapsul otik, foramen ovale
H80.8 Otosklerosis lainnya
H80.9 Otosklerosis, tidak dijelaskan
H81 Kelainan-kelainan fungsi vestibulum
Kecuali: vertigo: NOS (R42), epidemik (A88.1)
H81.0 Penyakit Mniere
Hidrops labirinth, sindroma atau vertigo Meniere
H81.1 Vertigo paroksismal ringan
H81.2 Neuronitis vestibularis
H81.3 Vertigo perifer lainnya
Sindroma Lermoyez
Vertigo: aura, otogenik, perifer NOS
H81.4 Vertigo yang berasal dari sentral
Nystagmus posisional sentralis
H81.8 Kelainan-kelainan lain fungsi vestibulum
H81.9 Kelainan fungsi vestibulum, tidak dijelaskan
Sindroma vertiginosa NOS
H82* Sindroma vertiginosa pada penyakit c.e.
H83
H83.0
H83.1
H83.2

Penyakit-penyakit telinga dalam lainnya


Labyrinthitis
Fistula labirinth
Disfungsi labirinth
Hipersensitivitas, hipofungsi, hilangnya fungsi labirinth
H83.3 Efek-efek bising terhadap telinga dalam
Trauma akustik, penurunan pendengaran akibat bising
H83.8 Penyakit-penyakit lain yang dijelaskan pada telinga dalam
H83.9 Penyakit-penyakit telinga dalam, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-5

Kelainan-kelainan lain pada telinga (H90-H95)

Catatan khusus dari Volume 2 untuk H90-H91: Hearing loss


Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode kondisi utama kalau penyebabnya
diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kehilangan pendengaran itu sendiri.
Untuk mengkode penyebab, H90.- atau H91.- bisa digunakan sebagai kode tambahan.
H90 Tuli konduktif dan sensorineural
Termasuk: tuli kongenital
Kecuali: deaf mutism [bisu-tuli] NEC (H91.3), tuli NOS (H91.9)
tuli: akibat bising (H83.3), ototoksik (H91.0)
mendadak (idiopathic) (H91.2), NOS (H91.9)
H90.0 Tuli konduktif, bilateral
H90.1 Tuli konduktif unilateral; sisi kontralateral baik
H90.2 Tuli konduktif, tidak dijelaskan
Tuli konduktif NOS
H90.3 Tuli sensorineural, bilateral
H90.4 Tuli sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.5 Tuli sensorineural, tidak dijelaskan
Tuli sensorineural NOS, tuli kongenital NOS
Tuli: sentral, neural, perseptif, atau sensoris NOS
H90.6 Tuli campur konduktif dan sensorineural, bilateral
H90.7 Tuli campur konduktif dan sensorineural unilateral; sisi kontralateral baik
H90.8 Tuli campur konduktif dan sensorineural, tidak dijelaskan
H91 Tuli lainnya
Kecuali: tuli psikogenik (F44.6), impacted cerumen (H61.2), tuli akibat bising (H83.3)
tuli menurut klasifikasi pada H90.-,tuli iskemik sementara (H93.0),
persepsi pendengaran abnormal (H93.2)
H91.0 Tuli ototoksik
H91.1 Presbycusis [tuli sensorineural pada penuaan]
Presbyacusia
H91.2 Tuli idiopatik mendadak
Tuli mendadak NOS
H91.3 Bisu-tuli, not elsewhere classified
H91.8 Tuli lain yang dijelaskan
H91.9 Tuli, tidak dijelaskan
Deafness: NOS, frekuensi tinggi, frekuensi rendah
H92 Otalgia dan effusi telinga
H92.0 Otalgia
H92.1 Otorrhoea
Kecuali: bocoran cerebrospinal fluid melalui telinga (G96.0)
H92.2 Otorrhagia [perdarahan melalui telinga luar]
Kecuali: otorrhagia traumatika.
H93 Kelainan-kelainan lain telinga, not elsewhere classified
H93.0 Kelainan-kelainan degeneratif dan vaskular pada telinga
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-6

H93.1
H93.2

H93.3
H93.8
H93.9

Tuli iskemik sementara


Kecuali:
presbycusis (H91.1)
Tinnitus
Persepsi pendengaran abnormal lainnya
Auditory recruitment [pendengaran berlebih dari yang ada]
Diplacusis [pendengaran beda antara kedua telinga, pendengaran ganda]
Hyperacusis [sangat sensitif terhadap suara]
Perubahan ambang pendengaran sementara
Kecuali:
hallusinasi auditorius (R44.0)
Kelainan-kelainan n. akustikus
Kelainan NC VIII
Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada telinga
Kelainan telinga, tidak dijelaskan

H94* Kelainan-kelainan lain telinga pada penyakit c.e.


H94.0*Neuritis akustikus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Neuritis akustikus pada sifilis (A52.1)
H94.8*Gangguan lain telinga yang dijelaskan pada penyakit c.e.
H95 Kelainan pasca-prosedur telinga dan prosesus mastoideus, NEC
H95.0 Kholesteatoma rekuren pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.1 Kelainan lain menyusul mastoidectomi
Peradangan kronis, granulasi, kista mukosa: pada rongga pasca-mastoidectomi
H95.8 Kelainan-kelainan pasca prosedur lain pada telinga dan prosesus mastoideus
H95.9 Kelainan pasca prosedur pada telinga dan prosesus mastoideus, tidak
dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

VIII-7

CHAPTER IX. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM SIRKULASI (I00-I99)
Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


neoplasma (C00-D48)
menyakit endokrin, nutrisi dan metabolik (E00-E90)
serangan iskemik otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-)
kelainan jaringan penyambung sistemik (M30-M36)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
tanda, gejala, dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal, n.e.c. (R00-R99)
cedera, keracunan dan konsekwensi lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


I00-I02
I05-I09
I10-I15
I20-I25
I26-I28
I30-I52
I60-I69
I70-I79
I80-I89
I95-I99

Demam rematik akut


Penyakit jantung rematik kronik
Penyakit hipertensi
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung paru dan penyakit sirkulasi paru-paru
Bentuk-bentuk lain penyakit jantung
Penyakit serebrovaskuler
Penyakit arteri, arteriol, dan kapiler
Penyakit vena, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe, n.e.c.
Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

Kategori asterisk untuk bab ini tersedia sebagai berikut:


I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I39* Endokarditis dan kelainan katup jantung pada penyakit c. e.
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.
I52* Kelainan jantung lainnya pada penyakit c. e.
I68* Kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I79* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler pada penyakit c. e.
I98* Kelainan sistem sirkulasi lain pada penyakit c. e.

Demam rematik akut (I00-I02)

Penyakit ini adalah komplikasi dari radang akut infeksi Streptokokus hemolitikus
Group A, khas dengan arthritis, khorea Sydenham, karditis, dan kulit. Arthritis adalah
manifestasi klinis paling umum, biasanya melibatkan tumit, lutut, siku, dan pergelangan. Sendi
nyeri, bisa merah, panas, sembab, dan berisi cairan. Khorea Sydenham adalah penyakit sistem
syaraf pusat dengan gerakan bawah sadar tanpa tujuan, tidak berulang-ulang, dan menghilang
tanpa gejala sisa neurologis. Karditis bisa berupa geseran perikardium, suara bising,
pembesaran jantung, atau kegagalan jantung. Nodul bawah kulit biasanya di permukaan
ekstensor sendi besar, tidak nyeri, dan membaik dengan pengobatan sendi atau jantung.
Eritema marginatum kulit berupa merah berbelok-belok, tidak menonjol, dan tidak nyeri.

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I00
Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.
Arthritis rematik, akut atau subakut
I01
Demam rematik dengan keterlibatan jantung
Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09), kecuali kalau demam
rematik terdapat pula atau kalau ada bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas
proses rematik. Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada waktu
kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada Volume 2.
Catatan dari Volume 2
Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik (I05-I09)
penyebabnya selain demam skarlet (A38), septikemia streptokokus (A40.-),
radang farings streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah sangat
musykil.
Kalau proses rematik tidak dinyatakan aktif pada saat kematian, kondisi itu
dianggap aktif kalau kondisi jantung (selain kondisi terminal dan endokarditis
bakteri) yang dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan akut
atau subakut.
Tanpa pernyataan ini, karditis, endokarditis, miokarditis, pankarditis dan
penyakit jantung dianggap akut kalau interval antara onset dan kematian <1
tahun, atau kalau interval tidak disebutkan, usia kematian < 15 tahun.
Perikarditis dapat dianggap akut pada usia berapa saja.
I01.0

Perikarditis rematik akut


Setiap kondisi pada I00 dengan perikarditis
Perikarditis rematik (akut)
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I30.-)
I01.1 Endokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan endokarditis or valvulitis
Valvulitis rematik akut
I01.2 Miokarditis rematik akut
Setiap kondisi pada I00 dengan miokarditis
I01.8 Penyakit jantung rematik akut lainnya (termasuk keterlibatan ganda)
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung lain atau ganda.
Pankarditis rematik akut
I01.9 Penyakit jantung rematik akut, tak dijelaskan
Setiap kondisi pada I00 dengan jenis keterlibatan jantung tak dijelaskan
Karditis rematik, akut
Penyakit jantung rematik, aktif atau akut
I02
Khorea rematik
Termasuk: khorea Sydenham
Kecuali: khorea Huntington (G10), khorea NOS (G25.5)
I02.0 Khorea rematik yang keterlibatan jantung
Khorea NOS yang melibatkan jantung
Khorea rematik dengan semua keterlibatan jantung yang bisa diklasifikasi pada I01.I02.9 Khorea rematik tanpa keterlibatan jantung
Khorea rematik NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit jantung rematik kronik (I05-I09)


I05
Penyakit katup mitral rematik
Termasuk: kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I05.0 atau I05.2-I05.9, baik dinyatakan
rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I34.-)
I05.0 Stenosis mitral
Obstruksi (katup) mitral (rematik)
I05.1 Insuffisiensi mitral rematik
Inkompetensi mitral rematik
Regurgitasi mitral rematik
I05.2 Stenosis mitral dengan insufisiensi
Stenosis mitral dengan inkompetensi atau regurgitasi
I05.8 Penyakit katup mitral lainnya
Kegagalan (katup) mitral
I05.9 Penyakit katup mitral, tak dijelaskan
Kelainan (katup) mitral (kronik) NOS
I06
Penyakit katup aorta rematik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan rematik (I35.-)
I06.0 Stenosis aorta rematik
Obstruksi (katup) aorta rematik
I06.1 Insuffisiensi aorta rematik
Inkompetensi aorta rematik
Regurgitasi aorta rematik
I06.2 Stenosis aorta rematik dengan insufisiensi
Stenosis aorta rematik dengan inkompetensi atau regurgitasi
I06.8 Penyakit katup aorta rematik lainnya
I06.9 Penyakit katup aorta rematik, tak dijelaskan
Penyakit (katup) aorta rematik NOS
I07
Penyakit katup trikuspid rematik
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: kalau dinyatakan bukan-rematik (I36.-)
I07.0 Stenosis trikuspid
Stenosis (katup) trikuspid (rematik)
I07.1 Insufisiensi trikuspid
Insufisiensi (katup) trikuspid (rematik)
I07.2 Stenosis trikuspid dengan insufisiensi
I07.8 Penyakit katup trikuspid lainnya
I07.9 Penyakit katup trikuspid, tak dijelaskan
Penyakit katup trikuspid NOS
I08
Penyakit katup ganda
Termasuk: baik dinyatakan rematik atau tidak
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan(I38)
penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan (I09.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I08.0 Penyakit katup-katup mitral dan aorta


Keterlibatan katup-katup mitral dengan aorta baik dinyatakan rematik atau tidak
I08.1 Penyakit katup-katup mitral dengan trikuspid
I08.2 Penyakit katup-katup aorta dengan trikuspid
I08.3 Kelainan gabungan katup-katup mitral, aorta dan trikuspid
I08.8 Penyakit katup ganda lainnya
I08.9 Penyakit katup ganda, tak dijelaskan
I09
Penyakit jantung rematik lainnya
I09.0 Miokarditis rematik
Kecuali: miokarditis tidak dinyatakan sebagai rematik (I51.4)
I09.1 Penyakit rematik endokardium, katup tak dijelaskan
Endokarditis rematik (kronik)
Valvulitis rematik (kronik)
Kecuali: endokarditis, katup tak dijelaskan (I38)
I09.2 Perikarditis rematik kronik
Perikardium adherent rematik
Mediastinoperikarditis rematik kronik
Mioperikarditis rematik kronik
Kecuali: kalau tidak dinyatakan sebagai rematik (I31.-)
I09.8 Penyakit jantung rematik lain yang dijelaskan
Penyakit rematik pada katup pulmonalis
I09.9 Penyakit jantung rematik, tak dijelaskan
Karditis rematik
Gagal jantung rematik
Kecuali: karditis rematoid (M05.3)

Penyakit-penyakit hipertensi (I10-I15)

Hipertensi adalah tekanan darah >140/90 mmHg, baik primer (hipertensi essensial) yang
penyebabnya tidak diketahui, atau sekunder akibat penyakit di tempat lain.. Hipertensi
bisa menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal, dan bisa pula disebabkan oleh
kerusakan ginjal, adrenal, tiroid, dsb. Hipertensi renovaskuler adalah peningkatan kronik
tekanan darah sistemik akibat penyempitan arteri renalis atau cabang-cabangnya.
Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13-O16)
hipertensi neonatus (P29.2)
I10
Hipertensi essensial (primer)
Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: mata (H35.0), otak (I60-I69),
I11
Penyakit jantung hipertensif
Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung (kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I12
Penyakit ginjal hipertensi
Termasuk: semua keadaan pada N00-N07, N18.-, N19 atau N26 bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal, nefritis arteriosklerotik (kronik) (intersitialis)
nefropati hipertensif, nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS
I13
Penyakit jantung dan ginjal hipertensi
Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada I12.penyakit: kardiorenal, penyakit ginjal kardiovaskular
I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) serta
gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan
I15
Hipertensi sekunder
Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan

Penyakit jantung iskemia (I20-I25)

Iskemia jantung umumnya disebabkan oleh penumpukan atheroma di bawah lapisan


intima a. koronaria. Komplikasi utamanya adalah angina pektoris, infark miokardium, dan mati
mendadak akibat serangan jantung. Angina pektoris khas dengan episode perasaan tidak enak
atau tertekan di daerah jantung, timbul ketika bekerja dan berkurang ketika istirahat, dengan
ciri-ciri yang biasanya menetap. Perubahan gejala angina seperti peningkatan intensitas, lebih
lama, terjadi lebih mudah ketika istirahat atau tidur, disebut unstable angina, insufisiensi
koroner akut, angina preinfark, atau sindroma intermedia, yang sering menjadi infark
miokardium. Angina variant atau Prinzmetal disebabkan oleh spasme aorta sehingga aliran ke
a. koronaria berkurang dan menyebabkan iskemia jantung, khas dengan nyeri ketika istirahat.
Catatan:

Untuk morbiditas, durasi pada kategori I21-I25 adalah interval antara awal episode
iskemia dan admisi.
Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara awal episode iskemia dan kematian.
Termasuk: Kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)
I20
Angina pektoris
I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I20.1

Angina pektoris dengan spasme terdokumentasi


Angina: angiospastik, Prinzmetal, akibat spasme, variant
I20.8 Bentuk lain angina pektoris
Angina ketika bekerja
Stenokardia
I20.9 Angina pektoris, tak dijelaskan
Angona: NOS, kardiak
Sindroma angina
Nyeri dada iskemik
I21
Infark miokardium akut acute myocardial infarction (MCI)
Termasuk: MCI yang dinyatakan akut, atau lamanya 4 mg (28 hari) sejak onset.
Kecuali: komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut (I23.-)
MCI: lama (I25.2), susulan (I22.-)
sindroma pasca MCI (I24.1),
MCI dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8)
I21.0 MCI transmural akut dinding anterior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) depan NOS, anteroapikal, anterolateral, anteroseptum
I21.1 MCI transmural akut dinding inferior jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragmatika, inferolateral, inferoposterior
I21.2 MCI transmural akut pada bagian lain jantung
Infark transmural (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal, septal NOS
I21.3 MCI transmural akut pada bagian jantung yang tak dijelaskan
MCI transmural NOS
I21.4 MCI subendokardium akut,
MCI non-transmural NOS
I21.9 MCI akut, tak dijelaskan
MCI (akut) NOS
I22
MCI susulan
Termasuk: MCI rekurent
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi >4 minggu (28 hari) sejak onset (I25.8)
I22.0 MCI susulan dinding jantung bagian anterior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) anterior NOS, anteroapikal, anterolateral, anteroseptal
I22.1 MCI susulan dinding jantung bagian inferior
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) inferior NOS, dinding diafragma, inferolateral, inferoposterior
I22.8 MCI susulan pada bagian lain
Infark susulan (akut)(pada):
- (dinding) lateral NOS, apical-lateral, basal-lateral, lateral tinggi
- posterior (sejati), posterobasal, posterolateral, posteroseptal, septal NOS
I22.9 MCI susulan pada bagian yang tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I23
Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai komplikasi
sekarang menyusul MCI akut
I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut
I24
Penyakit jantung iskemik akut lainnya
Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)
I25
Penyakit jantung iskemik kronik
Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)
I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan khusus lain, tapi saat ini
tidak menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I25.6 Iskemia miokardium tenang (silent)


I25.8 Bentuk-bentuk lain penyakit jantung iskemik kronik
Setiap kondisi pada I21-I22 dan I24.- yang dinyatakan sebagai kronik atau dengan
durasi >4 mg (28 hari) sejak onset
I25.9 Penyakit jantung iskemik kronik, tak dijelaskan
Penyakit jantung iskemik (kronik) NOS

Penyakit jantung-paru dan penyakit sirkulasi pulmonalis (I26-I28)


I26
Emboli pulmonalis
Cor pulmonale adalah pembesaran ventrikel kanan, dengan tekanan darah yang tinggi ke
paru-paru karena kesulitan memompakan darah ke paru-paru yang mengalami kegagalan
fungsi. Keadaan ini disebabkan olehpenyakit paru, kelainan rongga dada, atau peekanan
usaha bernafas, tapi bukan karena kerusakan jantung kiri. Biasanya kronik, tapi bisa
menjadi akut.
Termasuk: (arteri)(vena) pulmonalis dengan:
- infark
- tromboembolisme
- trombosis:
Kecuali: mempersulit:
- abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- kehamilan, melahirkan dan nifas (O88.-)
I26.0 Emboli pulmonalis dengan disebutkan cor pulmonale akut
Cor pulmonale akut NOS
I26.9 Emboli pulmonalis tanpa disebutkan cor pulmonale akut
Emboli pulmonalis NOS
I27
I27.0
I27.1
I27.2

Penyakit jantung-paru lainnya


Hipertensi pulmonalis primer
Penyakit jantung kifo-skoliotik
Hipertensi pulmonalis sekunder lain
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit dasar.
I27.8 Penyakit jantung-paru lain yang dijelaskan
Kecuali: Cacad Eisenmenger (Q21.8).
I27.9 Penyakit jantung-paru, tak dijelaskan
Penyakit kardiopulmonalis kronik
Kor pulmonale (kronik) NOS
I28
I28.0
I28.1
I28.8

Penyakit pembuluh pulmonalis lain


Fistula arteriovena pembuluh pulmonalis
Aneurisma arteri pulmonalis
Penyakit pembuluh pulmonalis lain yang dijelaskan:
Ruptur, stenosis, striktura:
pada pembuluh pulmonalis
I28.9 Penyakit pembuluh pulmonalis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Bentuk-bentuk lain penyakit jantung (I30-I52)


I30
Perikarditis akut
Termasuk: effusi perikardium akut
Kecuali: perikarditis rematik (akut) (I01.0)
I30.0 Perikarditis idiopatik nonspesifik akut
I30.1 Perikarditis infeksi
Pericarditis: pneumokokus, stafilokokus, streptokokus, purulenta, virus
Pioperikarditis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
I30.8 Bentuk-bentuk lain perikarditis akut
I30.9 Perikarditis akut, tak dijelaskan
I31
Penyakit lain pada perikardium
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.2), komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I23.-),
sindroma pasca-kardiotomi (I97.0),
trauma (S26.-)
I31.0 Perikarditis adhesif kronik
Accretio cordis
Perikardium adherent
Mediastinoperikarditis adhesif
I31.1 Perikarditis konstriktif kronik
Concretio cordis
Kalsifikasi perikardium
I31.2 Hemoperikardium, n.e.c.
I31.3 Effusi perikardium (bukan radang)
Chylopericardium
I31.8 Penyakit lain perikardium yang dijelaskan
Plaque epikardium
Adhesi perikardium pada fokus tertentu
I31.9 Penyakit perikardium, tak dijelaskan
Cardiac tamponade
Perikarditis (kronik) NOS
I32* Perikarditis pada penyakit c. e.
I32.0* Perikarditis pada penyakit bakteri c. e.
Pericarditis: TB (A18.8), meningokokus (A39.5), sifilis (A52.0), gonokokus (A54.8)
I32.1* Perikarditis pada penyakit infeksi atau parasit lain c. e.
I32.8* Perikarditis pada penyakit lain c. e.
Perikarditis (pada ):
- rematoid (M05.3), systemic lupus erythematosus (M32.1), uremik (N18.8)
I33
Endokarditis akut dan subakut
Kecuali: endokarditis rematik akut (I01.1)
endokarditis NOS (I38)
I33.0 Endokarditis infeksi akut dan subakut
Endokarditis (akut)(subakut):
- bakteri, infektif NOS
- lenta, ulseratif, malignant, septik
I33.9 Endokarditis akut, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Endokarditis, mioendokarditis, periendokarditis:


akut atau subakut
I34
Kelainan katup mitral non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I05.-)
katup mitral dengan: stenosis (I05.0), kegagalan (I05.8), penyakit (I05.9)
kalau penyebab tidak jelas, tapi disebutkan:
- stenosis atau obstruksi mitral (I05.0)
- penyakit katup aorta (I08.0)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.2, Q23.3)
I34.0 Insufisiensi (katup) mitral
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) mitral:
NOS atau penyebab dijelaskan selain rematik
I34.1 Prolapsus (katup) mitral
Sindroma katup mitral lembek [floppy]
Kecuali: sindroma Marfan (Q87.4)
I34.2 Stenosis (katup) mitral non-rematik
I34.8 Kelainan katup mitral non-rematik lain
I34.9 Kelainan lain katup mitral non-rematik, tak dijelaskan
I35
Kelainan katup aorta non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I06.-)
kalau sebab tak dijelaskan tapi disebutkan penyakit katup mitral (I08.0)
stenosis subaorta hipertrofik (I42.1)
kalau dinyatakan kongenital (Q23.0, Q23.1)
I35.0 Stenosis (katup) aorta
I35.1 Insufisiensi (katup) aorta
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) aorta:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I35.2 Stenosis (katup) aorta dengan insufisiensi
I35.8 Kelainan katup aorta lain
I35.9 Kelainan katup aorta, tak dijelaskan
I36
Kelainan katup trikuspid non-rematik
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I07.-), kalau penyebab tak dijelaskan (I07.-)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.4, Q22.8, Q22.9)
I36.0 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik
I36.1 Insufisiensi (katup) trikuspid non-rematik
Inkompetensi atau regurgitasi (katup) trikuspid:
penyebab dijelaskan, selain rematik
I36.2 Stenosis (katup) trikuspid non-rematik dengan insufisiensi
I36.8 Kelainan katup trikuspid non-rematik lainnya
I36.9 Kelainan katup trikuspid non-rematik, tak dijelaskan
I37
Kelainan katup pulmonalis
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.8)
kalau dinyatakan kongenital (Q22.1, Q22.2, Q22.3)
I37.0 Stenosis katup pulmonalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I37.1

Insufisiensi katup pulmonalis


Inkompetensi atau regurgitasi (katup) pulmonalis:
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik
I37.2 Stenosis katup pulmonalis dengan insufisiensi
I37.8 Kelainan katup pulmonalis lain
I37.9 Kelainan katup pulmonalis, tak dijelaskan
I38
Endokarditis, katup tak dijelaskan
Endokarditis (kronik) NOS
Katup yang inkompeten, insufisien, regurgitasi, atau stenosis:
jenis katup tidak disebutkan
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital
Valvulitis (kronik),
katup tidak disebutkan;
NOS atau penyebab dijelaskan, selain rematik atau kongenital
Kecuali: kalau dinyatakan rematik (I09.1)
insufisiensi katup jantung kongenital NOS (Q24.8)
stenosis kongenital katup jantung NOS (Q24.8)
fibroelastosis endokardium (I42.4)
I39* Endokarditis dan kelainan katup pada penyakit c. e.
Termasuk: keterlibatan endokardium pada:
- demam tifoid (A01.0), TB (A38.8), infeksi meningokokus (A39.5)
- sifilis (A52.0), infeksi gonokokus (A54.8), infeksi kandida (B37.6),
- arthritis rematoid (M05.3), penyakit Libman Sacks (M32.1)
I39.0* Kelainan katup mitral pada penyakit c. e.
I39.1* Kelainan katup aorta pada penyakit c. e.
I39.2* Kelainan katup trikuspid pada penyakit c. e.
I39.3* Kelainan katup pulmonalis pada penyakit c. e.
I39.4* Kelainan katup ganda pada penyakit c. e.
I39.8* Endokarditis, katup tidak jelas, pada peny. c. e.
I40
Miokarditis akut
I40.0 Miokarditis infeksi
Miokarditis septik
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
I40.1 Miokarditis tersendiri (isolated)
I40.8 Miokarditis akut lain
I40.9 Miokarditis akut, tak dijelaskan
I41* Miokarditis pada penyakit c. e.
I41.0* Miokarditis pada penyakit bakteri c. e.
Miokarditis:
- TB (A18.8), difteria (A36.8), meningokokus (A39.5),
- sifilis (A52.0), gonokokus (A54.8)

I41.1* Miokarditis pada penyakit virus c. e..


ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Miokarditis influenza (akut):


- virus flu burung teridentifikasi (J09)
- virus lain teridentifikasi (J10.8)
- virus tak teridentifikasi (J11.8)
Miocarditis mumps (B26.8)
I41.2* Miokarditis pada peny. infeksi dan parasit c. e.
Miokarditis pada:
- penyakit Chagas: akut (B57.0), (kronik) (B57.2)
- toxoplasmosis (B58.8)
I41.8* Miokarditis pada penyakit lain c. e.
Miokarditis sarkoid (D86.8)
Miokarditis rematoid (M05.3)
I42

Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang penyebabnya bukan penyakit
katup, pembuluh darah, sistem konduksi, a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi
atau hipertrofi ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah, dan jenis restriktif
adalah kurangnya pengembangan ventrikel dibandingkan pengisian darah waktu diastolik.
Kecuali:
I42.0
I42.1
I42.2
I42.3
I42.4
I42.5
I42.6
I42.7
I42.8
I42.9

kardiomiopati yang mempersulit: nifas (O90.3), kehamilan (O99.4)


kardiomiopati iskemik (I25.5)
Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati kongestif
Kardiomiopati hipertrofik obstruktif
Stenosis subaorta hipertrofik
Kardiomiopati hipertrofik lainnya
Kardiomiopati hipertrofik non-obstruktif
Penyakit endomiokardium (eosinofilik)
Fibrosis endomiokardium (tropik)
Endokarditis Lffler
Fibroelastosis endokardium
Kardiomiopati kongenital
Kardiomiopati restriktif lainnya
Kardiomiopati konstriktif NOS
Kardiomiopati alkoholik
Kardiomiopati akibat drugs dan agen luar lainnya
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab.
Kardiomiopati lain
Kardiomiopati, tak dijelaskan
Kardiomiopati (primer) (sekunder) NOS

I43* Kardiomiopati pada penyakit c. e.


I43.0* Kardiomiopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kardiomiopati pada difteria (A36.8)
I43.1* Kardiomiopati pada penyakit metabolik
Amiloidosis jantung (E85.-)
I43.2* Kardiomiopati pada penyakit gizi
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kardiomiopati nutrisi NOS (E63.9)


I43.8* Kardiomiopati pada penyakit lain c. e.
Penyakit jantung tirotoksikosis (E05.9),
Tofi gout pada jantung (M10.0)
I44

Blok atrioventrikel dan cabang bundel kiri


Heart block (hambatan jantung) adalah lambatnya penyebaran rangsangan listrik di
jalur konduksi., seperti nodus sinoatrium (SA), atrium, nodus atrioventrikel (AV), bundel His
dan cabang-cabangnya, atau ventrikel.
Blok atrioventrikel, yaitu terhambatnya impuls dari atrium ke ventrikel, biasanya
disebabkan oleh infark miokardium, rangsangan parasimpatis, atau penyakit nodus AV primer.
Semua ini menyebabkan timbulnya gangguan irama jantung.
I44.0 Blok atrioventrikel, tingkat pertama
I44.1 Blok atrioventrikel, tingkat kedua
Blok atrioventrikel tipe I dan II
Blok tingkat kedua, tipe I dan II
Blok Mbitz tipe I dan II
Blok Wenckebach
I44.2 Blok atrioventrikel komplit
Blok jantung komplit NOS
Blok tingkat ketiga
I44.3 Blok atrioventrikel lain dan tak dijelaskan
Blok atrioventrikel NOS
I44.4 Blok fasikulus anterior kiri
I44.5 Blok fasikulus posterior kiri
I44.6 Blok fasikulus lain dan tak dijelaskan
Hemiblok cabang bundel kiri NOS
I44.7 Blok cabang bundel kiri, tak dijelaskan
I45
Kelainan konduksi lain
I45.0 Blok fasikulus kanan
I45.1 Blok cabang bundel kanan lain dan tak dijelaskan
Blok cabang bundel kanan NOS
I45.2 Blok bifasikulus
I45.3 Blok trifasikulus
I45.4 Blok intraventrikel non-spesifik
Blok cabang bundel NOS
I45.5 Blok jantung lain yang dijelaskan
Blok sinoatrium, blok sinoaurikulum
Kecuali: blok jantung NOS (I45.9)
I45.6 Sindroma pre-eksitasi
Eksitasi atrioventrikel anomali
Konduksi atrioventrikel: dipercepat, tambahan. pre-eksitasi
Sindroma Lown-Ganong-Levine
Sindroma Wolff-Parkinson-White
I45.8 Kelainan konduksi lain yang dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Disosiasi atrioventrikel [AV]


Disosiasi interferensi
Sindroma long QT
Kecuali: pemanjangan interval QT (R94.3)
I45.9 Kelainan konduksi, tak dijelaskan
Blok jantung NOS
Sindroma Stokes-Adams
I46

Cardiac arrest
Cardiac arrrest [serangan jantung] adalah tidak cukupnya kontraksi ventrikel sehingga
sirkulasi sistemik gagal. Penyebab utamanya fibrillasi ventrikel, diikuti hilangnya kesadaran,
pernafasan, tekanan darah dan suara jantung, lalu kematian dengan sianosis dan pupil melebar.
Kecuali:

mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan
I47

Takikardia paroxismal
Takikardia paroksismal adalah peningkatan mendadak denyut jantung.

Aritmia ventrikel re-entri terjadi karena masuknya impuls kembali ke dalam sistem HisPurkinje dan otot ventrikel, yang seharusnya menghilang dan diganti dengan impuls yang baru.
Takikardia paroksismal supraventrikel dimulai dari atrium atau nodus AV dengan
peningkatan denyut menjadi 100-200/menit, konduksi atrium dan ventrikel sama banyak (1:1).
Takikardia ventrikel adalah kenaikan teratur denyut ventrikel menjadi 100-200/menit.
Kecuali:

I47.0
I47.1

I47.2
I47.9

mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS (R00.0)
Aritmia ventrikel re-entri
Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
- junction [bundel His dan fasikulus]
- nodus
Takikardia ventrikel
Takikardia paroksismal, tak dijelaskan
Sindroma Bouveret(-Hoffmann)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I48

Fibrillasi dan flutter atrium


Flutter atrium adalah aritmia yang teratur di dalam atrium, dengan aktifitas listrik terus
menerus sehingga denyut mencapai 240-400/menit. Fibrillasi atrium adalah aritmia yang kacau
akibat reentri impuls listrik ke atrium, walau pun umumnya 100-200/menit.
I49

Aritmia jantung lainnya


Fibrillasi ventrikel adalah aritmia tidak teratur berkecepatan tinggi dengan penyebaran
impuls yang tidak merata di otot ventrikel. Depolarisasi prematur adalah depolarisasi yang
terjadi sebelum datangnya impuls berikut dari sinus. Sick sinus syndrome adalah gangguan
fungsi nodus SA, sering menyebabkan kepala rasa kosong, pusing, dan pingsan.
Kecuali:

I49.0
I49.1
I49.2
I49.3
I49.4
I49.5
I49.8
I49.9

disritmia neonatus (P29.1)


bradikardia: NOS (R00.1), sinoatrium (R00.1), sinus (R00.1), vagus (R00.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
Fibrillasi dan flutter ventrikel
Depolarisasi prematur atrium
Denyut prematur atrium
Depolarisasi prematur junction
Depolarisasi prematur ventrikel
Depolarisasi prematur lain dan tak dijelaskan:
Ekstrasistole, aritmia ekstrasistolik
Denyut ektopik, denyut prematur NOS, kontraksi prematur
Sick sinus syndrome
Sindroma takikardia-bradikardia
Aritmia jantung lainnya yang dijelaskan
Gangguan irama:
- nodus, sinus koronaria, ektopik,
Aritmia jantung, tak dijelaskan
Aritmia (jantung) NOS

I50

Heart failure
Heart failure atau payah jantung (kongestif) adalah sindroma umum penurunan
kontraksi miokardium sehingga curah jantung (cardiac output) tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Penurunan fungsi ini mula-mula hanya timbul pada olahraga, lalu meningkat
dengan muncul ketika istirahat. Penurunan daya kontraksi diikuti oleh kongesti (bendungan)
aliran darah yang menuju ke jantung, dan kelelahan akibat kurangnya curah jantung.
Kecuali:

akibat hipertensi (I11.0), akibat hipertensi dengan penyakit ginjal (I13.-)


setelah bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung (I97.1)
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
kegagalan jantung neonatus (P29.0)
I50.0 Payah jantung kongestif
Penyakit jantung kongestif
Payah ventrikel kanan (akibat payah jantung kiri)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I50.1

Payah ventrikel kiri


Edema paru-paru dengan disebutkan:
penyakit jantung NOS atau payah jantung
Asma jantung
Payah jantung kiri
I50.9 Payah jantung, tak dijelaskan
Payah jantung atau miokardium NOS
I51
Komplikasi penyakit jantung dan penyakit jantung yang deskripsinya kabur
Kecuali: setiap kondisi pada I51.4-I51.9 akibat hipertensi (I11.-),
- dengan penyakit ginjal (I13.-)
kalau dinyatakan rematik (I00-I09)
komplikasi yang timbul menyusul MCI akut (I23.-);
I51.0 Cacad septum jantung, didapat
Cacad septum didapat (lama): atrium, aurikuler, ventrikel
I51.1 Ruptur chordae tendineae, not elsewhere classified
I51.2 Ruptur m. papillaris, not elsewhere classified
I51.3 Rhrombosis intracardiak, not elsewhere classified
Thrombosis (lama): apex, atrium, aurikuler, ventrikel
I51.4 Miokarditis, tak dijelaskan
Fibrosis miokardium
Miokarditis: NOS, kronik (interstitium)
I51.5 Degenerasi miokardium
Degenerasi lemak pada jantung atau miokardium
Degenerasi senilis pada jantung atau miokardium
Penyakit miokardium
I51.6 Penyakit kardiovaskuler, tak dijelaskan
Cardiovascular accident NOS
Kecuali: penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, begitu dituliskan (I25.0)
I51.7 Kardiomegali
Dilatasi jantung,
Hipertrofi jantung,
Dilatasi ventrikel
I51.8 Penyakit jantung lain yang tidak jelas
Karditis (akut)(kronik)
Pankarditis (akut)(kronik)
I51.9 Penyakit jantung, tak dijelaskan
I52* Kelainan jantung lain pada penyakit c. e.
Kecuali: Kelainan kardiovascular NOS pada penyakit c. e. (I98.-*)
I52.0* Kelainan jantung lain pada penyakit bakteri c. e.
Karditis meningokokus NEC (A39.5)
I52.1* Kelainan jantung lain pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e.
Penyakit jantung-paru pada skhistosomiasis (B65.-)
I52.8* Kelainan jantung lain pada penyakit lain c. e.
Karditis rematoid (M05.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit-penyakit serebrovaskuler (I60-I69)

Termasuk: dengan disebutkan hipertensi (konditsi pada I10 dan I15.-)


Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi adanya hipertensi
Kecuali: dementia vaskuler (F01.-)
serangan iskemia otak sementara dan sindroma yang terkait (G45.-)
perdarahan intrakranium akibat trauma (S06.-)
I60
Perdarahan subarakhnoid
Termasuk: ruptur aneurisma serebri
Kecuali: sequelae perdarahan subarakhnoid (I69.0)
I60.0 Perdarahan subarakhnoid dari aliran dan percabangan karotid
I60.1 Perdarahan subarakhnoid dari a. serebri media
I60.2 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans anterior
I60.3 Perdarahan subarakhnoid dari a. komunikans posterior
I60.4 Perdarahan subarakhnoid dari a. basilaris
I60.5 Perdarahan subarakhnoid dari a. vertebralis
I60.6 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium lain
Keterlibatan ganda arteri-arteri intrakranium
I60.7 Perdarahan subarakhnoid dari arteri intrakranium, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma berry (kongenital) NOS
Perdarahan subarakhnoid dari:
- arteri serebri NOS, arteri komunikans NOS
I60.8 Perdarahan subarakhnoid lain
Perdarahan meningen
Ruptur malformasi arteriovena serebri
I60.9 Perdarahan subarakhnoid, tak dijelaskan
Ruptura aneurisma serebri (kongenital) NOS
I61
Perdarahan intraserebri
Kecuali: sequelae perdarahan intraserebri (I69.1)
I61.0 Perdarahan intraserebri di hemisfer, subkorteks
Perdarahan intraserebri profunda
I61.1 Perdarahan intraserebri di hemisfer, korteks
Perdarahan lobus serebri
Perdarahan intraserebri superfisialis
I61.2 Perdarahan intraserebri di hemisfer, tak dijelaskan
I61.3 Perdarahan intraserebri di batang otak
I61.4 Perdarahan intraserebri di serebellum
I61.5 Perdarahan intraserebri, intraventrikel
I61.6 Perdarahan intraserebri, lokalisasi ganda
I61.8 Perdarahan intraserebri lain
I61.9 Perdarahan intraserebri, tak dijelaskan
I62
Perdarahan intrakranium non-traumatika lainnya
Kecuali: sequelae perdarahan intrakranium (I69.2)
I62.0 Perdarahan subdura (akut) (non-traumatika)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I62.1

Perdarahan extradura non-traumatika


Perdarahan epidura non-traumatika
I62.9 Perdarahan intrakranium (non-traumatika), tak dijelaskan
I63
Infark serebri
Termasuk: oklusi dan stenosis arteri-arteri serebri dan preserebri, menyebabkan infark serebri
Kecuali: sequelae infark serebri (I69.3)
I63.0 Infark serebri akibat trombosis arteri preserebralis
I63.1 Infark serebri akibat embolisme arteri preserebralis
I63.2 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri preserebralis
I63.3 Infark serebri akibat trombosis arteri serebralis
I63.4 Infark serebri akibat embolism arteri serebralis
I63.5 Infark serebri akibat oklusi atau stenosis yang tak jelas pada arteri serebralis
I63.6 Infark serebri akibat trombosis vena serebralis, nonpyogenic
I63.8 Infark serebri lain
I63.9 Infark serebri, tak dijelaskan
I64
Stroke, tak dijelaskan sebagai perdarahan atau infark
Cerebrovascular accident NOS
Kecuali: sequelae stroke (I69.4)
I65
Oklusi dan stenosis arteri preserebralis, tidak menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis,
pada aa. basilaris, karotis, atau vertebralis,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I65.0 Oklusi dan stenosis a. vertebralis
I65.1 Oklusi dan stenosis a. basilaris
I65.2 Oklusi dan stenosis a. karotid
I65.3 Oklusi dan stenosis arteri-arteri preserebralis ganda dan bilateral
I65.8 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis lain
I65.9 Oklusi dan stenosis arteri preserebralis yang tak dijelaskan
Oklusi dan stenosis arteri preserebralis NOS
I66
Oklusi dan stenosis arteri serebralis, tidak menyebabkan infark serebri
Termasuk: embolisme, penyempitan, obstruksi (komplit)(parsial) atau trombosis,
pada aa. serebrales media, anterior, dan posterior, serta aa. serebellares,
yang tidak menyebabkan infark serebri
Kecuali: kalau menyebabkan infark serebri (I63.-)
I66.0 Oklusi dan stenosis a. serebralis media
I66.1 Oklusi dan stenosis a. serebralis anterior
I66.2 Oklusi dan stenosis a. serebralis posterior
I66.3 Oklusi dan stenosis aa. serebellares
I66.4 Oklusi dan stenosis arteri otak ganda dan bilateral
I66.8 Oklusi dan stenosis arteri otak lain
Oklusi dan stenosis arteriae perforans
I66.9 Oklusi dan stenosis arteri otak yang tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I67
Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain
Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.-)
I67.2 Aterosklerosis serebri
Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:
- vena otak, sinus vena intrakranium
Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan
I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-)
I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Arteritis serebri pada:
- TB (A18.8), listeria (A32.8), sifilis (A52.0)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..
I69
Sequelae penyakit serebrovaskuler
Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi pada I60-I67 sebagai
penyebab sekuel, yang mereka sendiri diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel
mencakup kondisi yang disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat
satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan atau infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit-penyakit arteri, arteriol dan kapiler (I70-I79)


I70
Aterosklerosis
Termasuk: arteriolosklerosis, arteriosklerosis, penyakit vaskuler arteriosklerotik
ateroma, endarteritis deformans atau obliterans
arteritis senilis, endarteritis senilis
degenerasi: arteri, arteriovaskuler, vaskuler
Kecuali: koronaria (I25.1), pulmonalis (I27.0), serebralis (I67.2), mesenterika (K55.1)
I70.0 Aterosklerosis aorta
I70.1 Aterosklerosis a. renalis
Ginjal Goldblatt
Kecuali: aterosklerosis arteriol ginjal (I12.-)
I70.2 Aterosklerosis arteri anggota
Gangren aterosklerosis
Sklerosis (medial) Mnckeberg's
I70.8 Aterosklerosis arteri lainnya
I70.9 Aterosklerosis generalisata dan tak dijelaskan
I71
I71.0
I71.1
I71.2
I71.3
I71.4
I71.5
I71.6
I71.8
I71.9

Aneurisma dan disseksi aorta


Disseksi aorta (semua bagian)
Aneurisma dissekans aorta (ruptur)[semua bagian]
Aneurisma aorta torakalis, ruptur
Aneurisma aorta torakalis, tanpa disebutkan ruptur
Aneurisma aorta abdominalis, ruptur
Aneurisma aorta abdominalis, tanpa disebutkan ruptur
Aneurisma aorta torako-abdominalis, ruptur
Aneurisma aorta torako-abdominals, tanpa disebutkan ruptur
Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, ruptur;
Ruptur aorta NOS
Aneurisma aorta dengan situs tak dijelaskan, tanpa disebutkan ruptur
Aneurisma aorta, dilatasi aorta, nekrosis hialin aorta

I72
Aneurisma lain
Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3), koronaria (I25.4), a. pulmonalis (I28.1)
- serebri ruptur (I60.-), serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-), varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I73
Penyakit pembuluh darah perifer lainnya
Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35), immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung, telinga karena dingin]
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan
Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri
I74
Embolisme dan trombosis arteri
Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-), koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-),
- mesenterika (K55.0), renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0), basilaris (I63.0-I63.2, I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2), preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)
- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan
I77
Kelainan lain arteri dan arteriol
Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)
angiitis hipersensitivitas (M31.0), penyakit kolagen (vaskuler) (M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat
Kecuali: koronaria (I25.4), serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh.
I77.1 Striktura arteri
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I77.2 Ruptura arteri


Fistula pada arteri
Kecuali: ruptur trauma arteri; lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh
I77.3 Displasia fibromuskuler arteri
I77.4 Sindroma kompresi arteri seliaka [Coeliac artery]
I77.5 Nekrosis arteri
I77.6 Arteritis, tak dijelaskan
Aortitis NOS
Endarteritis NOS
Kecuali: arteritis or endarteritis:
- koroner (I25.8), serebri NEC (I67.7)
- senilis (I70.-), deformans (I70.-), obliterans (I70.-)
- arkus aorta [Takayasu] (M31.4), giant cell (M31.5-M31.6)
I77.8 Kelainan arteri dan arteriol lain yang dijelaskan
Erosi arteri, ulkus arteri
I77.9 Kelainan arteri dan arteriol, tak dijelaskan
I78
Penyakit-penyakit kapiler
I78.0 Telangiektasi hemoragika herediter
Penyakit Rendu-Osler-Weber
I78.1 Naevus, non-neoplastic
Naevus: araneus, spider, stellar
Kecuali: naevus: NOS, biru, melanositik, berambut, berpigmen (D22.-)
naevus:
- flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrucosa (Q82.5)
- vascular NOS (Q82.5)
I78.8 Penyakit-penyakit kapiler lain
I78.9 Penyakit-penyakit kapiler, tak dijelaskan
I79* Kelainan arteri, arteriol, dan kapiler pada penyakit c. e..
I79.0* Aneurisma aorta pada penyakit c. e..
Aneurisma aorta sifilitika (A52.0)
I79.1* Aortitis pada penyakit c. e.
Aortitis sifilitika (A52.0)
I79.2* Angiopati perifer pada penyakit c. e..
Angiopati perifer diabetetika (E10-E14 dengan karakter keempat .5)
I79.8* Kelainan arteri, arteriol dan kapiler lain pada penyakit c. e.

Penyakit vena, pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, NEC (I80-I89)


I80
Flebitis dan tromboflebitis
Termasuk: endoflebitis, periflebitis, flebitis supuratif, radang vena
Kecuali: tromboflebitis migrans (I82.1), sindroma postflebitik (I87.0)
flebitis and tromboflebitis (pada):
intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08), (vena) porta (K75.1)
intraspinal, nonpiogenik (G95.1), intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7)
mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I80.0 Flebitis dan tromboflebitis vena superfisialis anggota bawah
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I80.1 Flebitis dan tromboflebitis vena femoralis


I80.2 Flebitis dan tromboflebitis vena profunda lain anggota bawah
Deep vein thrombosis NOS
I80.3 Flebitis dan tromboflebitis anggota bawah, tak dijelaskan
Embolisme dan trombosis anggota bawah NOS
I80.8 Flebitis dan tromboflebitis pada situs lain
I80.9 Flebitis dan tromboflebitis pada situs yang tak dijelaskansite
I81
Trombosis vena porta
Obstruksi (vena) porta
Kecuali: flebitis vena porta (K75.1)
I82
Embolisme dan trombosis vena lainnya
Kecuali: embolisme dan trombosis vena (pada):
- intrakranium dan intraspinal, septik atau NOS (G08),
- intraspinal, nonpiogenik (G95.1),
- intrakranium, nonpiogenik (I67.6)
- koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-), otak (I63.6, I67.6)
- anggota bawah (I80.-), porta (I81), mesenterika (K55.0)
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O22.-, O87.-)
I82.0 Sindroma Budd-Chiari
I82.1 Thromboflebitis migrans
I82.2 Embolisme dan thrombosis vena cava
I82.3 Embolisme dan thrombosis v. renalis
I82.8 Embolisme dan thrombosis vena lain yang dijelaskan
I82.9 Embolisme dan thrombosis pada vena, tak dijelaskan
Embolisme vena NOS
Thrombosis (vena) NOS
I83
Varises vena anggota bawah
Kecuali: komplikasi:
- kehamilan (O22.0)
- nifas (O87.8)
I83.0 Varises vena anggota bawah dengan ulkus
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus atau dinyatakan bertukak
Varicose ulcer (anggota bawah, semua bagian)
I83.1 Varises vena anggota bawah dengan peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan peradangan atau dinyatakan meradang
Stasis dermatitis NOS
I83.2 Varises vena anggota bawah dengan ulkus serta peradangan
Setiap kondisi pada I83.9 dengan ulkus dan peradangan
I83.9 Varises vena anggota bawah tanpa ulkus atau peradangan
Flebektasia pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varises vena pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
Varix pada anggota bawah atau situs yang tak dijelaskan
I84

Haemoroid

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Skin tags pada anus atau rektum
I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS
I85
Varises esofagus
I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS
I86
Varises vena pada situs lain
Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali: mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)
I86.4 Varises lambung
I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung
I87
Kelainan vena lain
I87.0 Sindroma pasca-flebitis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I87.1

Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali: pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan
I88
Limfadenitis nonspesifik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)
I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik
Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika
Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika
Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS
I89
Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus limfe
Kecuali: chylocele: filaria (B74.-), tunica vaginalis (non-filaria) NOS (N50.8)
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali: limfangitis akut(L03.-)
I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe lain yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, tak dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS

Kelainan lain dan tak dijelaskan pada sistem sirkulasi (I95-I99)


I95
Hipotensi
Kecuali: sindroma hipotensi maternal (O26.5)
kolaps kardiovaskuler (R57.9)
pembacaan tekanan darah rendah non-spesifik NOS (R03.1)
I95.0 Hipotensi idiopatik
I95.1 Hipotensi ortostatik
Hipotensi, postural
Kecuali: hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager] (G90.3)
I95.2 Hipotensi akibat obat
I95.8 Hipotensi lain
Hipotensi kronik
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

I95.9 Hipotensi, tak dijelaskan


I97
Kelainan sistem sirkulasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: syok pasca-bedah (T81.1)
I97.0 Sindroma pasca-kardiotomi
I97.1 Kekacauan fungsional lain menyusul operasi jantung
Insufisiensi jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
Payah jantung menyusul bedah jantung atau akibat adanya prostesis jantung
I97.2 Sindroma limfoedema pasca-mastektomi
Elefantiasis akibat mastektomi
Obliterasi pembuluh limfatik akibat mastektomi
I97.8 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi lain, not elsewhere classified
I97.9 Kelainan pasca-prosedur sistem sirkulasi, tak dijelaskan
I98* Kelainan lain sistem sirkulasi pada penyakit c. e.
Kecuali: kelainan yang diklasifikasikan pada kategori asterisk lain di dalam bab ini
I98.0* Sifilis kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskuler:
- kongenital, lanjut (A50.5)
- NOS (A52.0)
I98.1* Kelainan kardiovaskuler pada penyakit infeksi dan parasit lain c. e..
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit Chagas (kronik) NEC (B57.2)
Lesi kardiovaskuler pada pinta [carate] (A67.2),
I98.2* Varises oesofagus tanp perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.2* Varises oesofagus dengan perdarahan pada penyakit c. e.
Varises oesofagus pada:
- skistosomiasis (B65.-),
- kelainan hati (K70-K71, K74.-)
I98.8* Kelainan sistem sirkulasi lain yang dijelaskan pada penyakit c. e.
I99

Kelainan sistem sirkulasi lain dan tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

IX-26

CHAPTER X. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
Kalau suatu kondisi pernafasan dinyatakan berada pada lebih dari satu tempat dan
tidak memiliki indeks spesifik, maka ia harus diklasifikasi pada situs anatomis yang lebih
rendah (misalnya, trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).

Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolisme (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan dan puerperium (O00-O99)
Keadaan tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
Kelainan kongenital dan kromosom (Q00-Q99)
Gejala, tanda, dan penemuan klinis/lab abnormal (R00-R99)
Cedera, keracunan dan akibat faktor luar lainnya (S00-T98)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


J00-J06
J09-J18
J20-J22
J30-J39
J40-J47
J60-J70
J80-J84
J85-J86
J90-J94
J95-J99

Infeksi pernafasan atas akut


Influenza dan pneumonia
Infeksi pernafasan bawah akut lain
Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
Penyakit saluran pernafasan bawah kronis
Penyakit paru akibat agen luar
Penyakit pernafasan lain yang terutama pada interstitium
Kondisi supuratif dan nekrotik saluran pernafasan bawah
Penyakit-penyakit lain pleura
Penyakit-penyakit lain sistem pernafasan

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sbb.:


J17*
J91*
J99*

Pneumonia pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain


Effusi pleura pada keadaan yang diklasifikasi di tempat lain
Kelainan pernafasan pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain

Infeksi saluran pernafasan atas (J00-J06)


Kecuali:

Penyakit paru-paru obstruksi kronik (PPOK) dengan eksaserbasi akut (J44.1)

J00
Nasofaringitis akut [common cold]
Coryza (akut); nasal catarrh [rhinitis katarrhalis], akut; rhinitis akut, rhinitis infektif
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS
Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), allergika (J30.1-J30.4), kronik (J31.0), NOS (J31.0)
faringitis dan sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik (J31.2)
nasofaringitis, kronik (J31.1)
J01
Sinusitis akut
Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, suppurasi
yang dinyatakan akut pada sinus (aksesorius)(nasalis):
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: sinusitis, kronik atau NOS (J32.-)

ICD 10 2nded
J01.0
J01.1
J01.2
J01.3
J01.4
J01.8
J01.9

Apikes Iris

Sinusitis maksillaris akut


Antritis akut
Sinusitis frontalis akut
Sinusitis ethmoidalis akut
Sinusitis sfenoidalis akut
Pansinusitis akut
Sinusitis akut lainnya
Sinusitis akut yang melibatkan lebih dari satu sinus, tapi bukan pansinusitis
Sinusitis akut, tidak dijelaskan

J02
Faringitis akut
Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abses: retrofarings (J06.0), peritonsil (J36), farings (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronis (J31.2)
J02.0 Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8 Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringitis (akibat):
herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), vesikularis enterovirus (B08.5),
mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut) NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif, ulseratif
Sore throat (akut) NOS
J03
Tonsillitis akut
Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: akut (J02.-), streptokokus (J02.0), NOS (J02.9)
J03.0 Tonsillitis streptokokus
J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif
J04
Laryngitis dand trakheitis akut
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] dan epiglottitis (J05.-)
laringismus (stridulus) (J38.5)
J04.0 Laryngitis akut
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J04.1 Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J04.2 Laryngotrakheitis akut


Laryngotrakheitis NOS;
Trakheitis (akut) dengan laringitis (akut)
Kecuali: laringotrakheitis kronik (J37.1)
J05
Laryngitis obstruksi akut [croup] dan epiglottitis akut
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
J05.0 Laryngitis obstruktif akut [croup]
Laryngitis obstruktif NOS
J05.1 Epiglottitis akut
Epiglottitis NOS
J06
Infeksi saluran pernafasan atas akut ganda dan tempat tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J06.0 Laryngopharyngitis akut
J06.8 Infeksi saluran pernafasan atas akut lainnya dengan situs ganda
J06.9 Infeksi saluran pernafasan atas akut, tidak dijelaskan
Penyakit saluran pernafasan atas, akut
Infeksi saluran pernafasan atas NOS

Influenza dan pneumonia (J09-J18)


J09

Influenza akibat virus influenza burung yang diidentifikasi


Influenza akibat virus-virus influenza yang normalnya hanya menginfeksi burung,
dan kadang-kadang binatang lain.

J10
Influenza karena virus influenza lain yang diidentifikasi
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus influenza lain diidentifikasi
(Broncho) pneumonia influenza, virus influenza lain diidentifikasi
J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
Influenza
Infeksi saluran pernafasan atas akut, faringitis, laringitis, effusi pleura: influenza,
J10.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
ensefalopati akibat influenza,
miokarditis (akut) influenza, gastroenteritis influenza:
J11
Influenza, virus tidak teridentifikasi
Termasuk: influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
influenza virus, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Bronkho) pneumonia influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-3

ICD 10 2nded
J11.1

J11.8

Apikes Iris

Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus tidak diidentifikasi


Influenza NOS
Infeksi saluran pernafasan atas akut influenza, faringitis influenza, laringitis influenza,
effusi pleura influenza, tidak dijelaskan atas virus spesifik tidak diidentifikasi
Influenza dengan manifestasi lain, virus tidak diidentifikasi
Ensefalopati akibat influenza, miokarditis influenza, gastroenteritis influenza, tidak
dijelaskan atas virus spesifik tidak diidentifikasi

J12
Pneumonia virus, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J09, J10.0, J11.0)
pneumonia: benda padat dan cairan (J69.-), lipoid (J69.1), interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0)
anaesthesia sewaktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0), nifas (O89.0)
pneumonia: kongenital (P23.0), neonatus (P24.9),
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
severe acute respiratory syndrome [SARS] (U04.9)
J12.0 Pneumonia adenovirus
J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial virus)
J12.2 Pneumonia virus parainfluenza
J12.8 Pneumonia virus lainnya
J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan
J13
Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
Bronchopneumonia akibat S. pneumoniae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)
pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)
J14
Pneumonia akibat Haemophilus influenzae
Bronchopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae
J15
Pneumonia bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4 Pneumonia akibat streptokoki lain
Kecuali pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3), S pneumoniae (J13)
J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
Pneumonia akibat Serratia marcescens
J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8 Penumonia bakteri lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-4

ICD 10 2nded
J15.9

Apikes Iris

Penumonia bakteri, tidak dijelaskan

J16
Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.
Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)
J16.0 Pneumonia khlamidia
J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan
J17* Pneumonia pada penyakit yan diklasifikasi di tempat lain
J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
Pneumonia (akibat)(dalam):
demam tifoid (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tularaemia (A21.2),
anthrax (A22.1), whooping cough [batuk rejan] (A37.-), aktinomikosis (A42.0),
nokardiosis (A43.0), gonorrhoea (A54.8)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
Pneumonia pada: varisella (B01.2), measles (B05.2), rubella (B06.8), penyakit
cytomegalovirus (B25.0)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia dalam: kandidiasis (B37.1), kokidioidomikosis (B38.0-B38.2),
histoplasmosis (B39.-), aspergillosis (B44.0-B44.1)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
Pneumonia dalam: toxoplasmosis (B58.3), skistosomiasis (B65.-), askariasis (B77.8)
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.
Pneumonia (dalam): spirochaeta, not elsewhere classified (A69.8), ornithosis (A70 ),
Q fever (A78), demam rematik (I00)
J18
Pneumonia, organisme tidak dijelaskan
Kecuali: pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0),
anaesthesia waktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0), nifas (O89.0)
pneumonia: solids and liquids (J69.-), lipoid (J69.1)
pneumonia: interstitialis biasa (J84.1), interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia: kongenital (P23.9), neonatus (P24.9)
pneumonitis, akibat agen eksternal (J67-J70)
kelainan interstitium paru-paru akibat obat (J70.2-J70.4)
abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
J18.0 Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan

Infeksi saluran pernafasan bawah akut lainnya (J20-J22)


Kecuali:

penyakit paru-paru obstruktif kronik dengan:


infeksi saluran pernafasan bawah akut (J44.0), exaserbasi akut NOS (J44.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J20
Bronkhitis akut
Termasuk: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia di bawah 15 tahun
bronkhitis akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, tracheitis, septik, fibrinosa, membranosa, purulenta
tracheobronkhitis, akut
Kecuali: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia 15 tahun atau lebih (J40)
trakheobronkhitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif (J44.-)
bronkhitis allergika NOS (J45.0)
bronkhitis kronik:
simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42), obstruktif (J44.-)
J20.0 Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1 Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2 Bronkhitis akut akibat streptococcus
J20.3 Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4 Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5 Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6 Bronkhitis akut akibat rhinovirus
J20.7 Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8 Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9 Bronkhitis akut, tidak dijelaskan
J21
Bronkhiolitis akut
Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)
J22
Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan
Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas (akut) (J06.9)

Penyakit lain pada saluran pernafasan atas (J30-J39)


J30
Rhinits vasomotor dan allergi
Termasuk: rhinorrhoea spasmodik
Kecuali: rhinitis NOS (J31.0), rhinitis allergi denganasthma (J45.0)
J30.0 Rhinitis vasomotor
J30.1 Rhinitis allergi akibat pollen
Allergi NOS akibat pollen; hay fever; pollinosis
J30.2 Rhinitis allergi musiman lainnya
J30.3 Rhinitis allergi lain
Rhinitis allergi perennial [berulang]
J30.4 Rhinitis allergi, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J31
J31.0

Rhinitis, nasofaringitis, dan faringitis kronis


Rhinitis kronis
Rhinitis (kronik):
NOS, atrofika, hipertrofika, granulomatosa, obstruktif, purulenta, ulseratif
Ozena
Kecuali: rhinitis allergi (J30.1-J30.4), rhinitis vasomotor (J30.0)
J31.1 Nasofaringitis kronis
Kecuali: nasofaringitis, akut atau NOS (J00)
J31.2 Faringitis kronis
Sore throat kronik
Pharyngitis (kronik): atrofi, hipertrofi, granularis
Kecuali: faringitis, akut atau NOS (J02.9)
J32
Sinusitis kronis
Gunakan kode (B95-B97), kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi agen infeksi
Termasuk: abses, empiema, infeksi, suppurasi (kronik) dari sinus (aksesorius) (nasalis)
Kecuali: sinusitis akut (J01.-)
J32.0 Sinusitis maksillaris kronis, antritis kronis
Antritis (kronik), sinusitis maxillaris NOS
J32.1 Sinusitis frontalis kronik
Sinusitis frontalis NOS
J32.2 Sinusitis ethmoidalis kronik
Sinusitis ethmoidalis NOS
J32.3 Sinusitis sfenoidalis kronik
Sinusitis sfenoidalis NOS
J32.4 Sinusitis kronik; pansinusitis NOS
Pansinusitis NOS
J32.8 Sinusitis kronis lainnya
Sinusitis (kronik) yang melibatkan lebih dari satu sinus tapi bukan pansinusitis
J32.9 Sinusitis kronis, tidak dijelaskan
Sinusitis (kronik) NOS
J33
Polip nasi
Kecuali: polip adenomatosa (D14.0)
J33.0 Polip rongga hidung
Polip: khoanae, nasofarings
J33.1 Degenerasi sinus polipoid
Sindroma atau ethmoiditis Woakes
J33.8 Polip sinus lainnya: accessory, ethmoid. maxilla, sphenoid
Polip sinus: aksesorius, athmoidalis, maksillaris, sfenoidalis
J33.9 Polip nasi, tidak dijelaskan
J34
Kelainan lain pada hidung dan sinus hidung
Kecuali: ulkus varikose pada septum nasi (I86.8)
J34.0 Abses, furunkel dan karbunkel hidung
Cellulitis, nekrosis, dan ulserasi dari: hidung (septum)
J34.1 Kista dan mukokel hidung dan sinus hidung

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J34.2 Deviasi septum hidung


Defleksi atau deviasi septum (nasi)(didapat)
J34.3 Hipertrofi turbin [conchae] hidung
J34.8 Kelainan hidung dan sinus hidung lain yang dijelaskan
Perforasi septum nasi NOS, rhinolith
J35
Penyakit kronis tonsil dan adenoid
J35.0 Tonsillitis kronis
Kecuali: tonsillitis NOS (J03.9), tonsilltis akut (J03.-)
J35.1 Hipertrofi tonsil
Pembesaran tonsil
J35.2 Hipertrofi adenoid
Pembesaran adenoid
J35.3 Hipertrofi tonsil dengan hipertrofi adenoid
J35.8 Penyakit kronis lain tonsil dan adenoid
Ulkus tonsil, vegetasi adenoid, amigdalolith, tag tonsil, sikatrix tonsil (and adenoid)
J35.9 Penyakit kronis tonsil dan adenoid, tidak dijelaskan
Penyakit (kronik) pada tonsils dan adenoid NOS
J36
Abses peritonsil
Abses tonsil, selulitis peritonsil, quincy
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: abses retrofarings (J39.0),
tonsillitis: NOS (J03.9), akut (J03.-), kronik (J35.0)
J37
Laringitis dan laringotrakheitis kronis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau diinginkan, untuk identifikasi agen infeksi.
J37.0 Laringitis kronis; kataralis, hipertrofi, sicca (kering)
Laringitis: katarrhalis, hipertrofika, sikka
Kecuali: laryngitis: NOS (J04.0), akut (J04.0), obstruktif (acute) (J05.0)
J37.1 Laringotrakheitis kronis
Laringitis, kronik, dengan tracheitis (chronic)
Tracheitis, kronik, dengan laringitis
Kecuali: laringotrakheitis: NOS (J04.2), akut (J04.2)
trakheitis: NOS (J04.1), akut (J04.1), kronik (J42)
J38
Penyakit pita suara dan larings, n.e.c.
Kecuali: laringitis: ulseratif (J04.0), obstruktif (akut) (J05.0)
stenosis subglottik pasca-prosedur (J95.5)
stridor larings kongenital NOS (P28.8), stridor NOS (R06.1)
J38.0 Paralisis pita suara dan larings: laryngoplegia, paralisis glottis
Laringoplegia, paralisis glottis
J38.1 Polip pita suara dan larings
Kecuali: polip adenomatosa (D14.1)
J38.2 Nodul pita suara, Chorditis (fibrinous)(nodosa)(tuberosa),
Khorditis (fibrinosa)(nodosa)(tuberosa), nodus singer, nodus guru [teacher]
J38.3 Penyakit lain pita suara
Abses, sellulitis, granuloma, leukokeratosis, leukoplakia: pada pita suara

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J38.4 Edema larings: glottis, subglottis, supraglottis


Edema (dari): glottis, subglottik, supraglottik
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] (J05.0), laringitis edematosa (J04.0)
J38.5 Spasme larings, laryngismus (stridulus)
Laringismus (stridulus)
J38.6 Stenosis larings
J38.7 Penyakit lain pada larings
Abses, sellulitis, penyakit, nekrosi, pachyderma, perikhondiritis, ulkus: pada larings
J39
Penyakit lain pada saluran pernafasan atas
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas akut (J06.9)
infeksi saluran pernafasan akut NOS (J22)
radang saluran pernafasan atas akibat zat kimawi, gas, asap, atau uap (J68.2)
J39.0 Abses retrofarings dan parafarings; abses perifarings
Abses perifarings
Kecuali: abses peritonsil (J36)
J39.1 Abses lain pada farings; selulitis farings, abses nasofarings
Sellulitis farings, abses nasofarings
J39.2 Penyakit lain pada farings; kista dan edema
Kista dan edema pada farigns atau nasofarings
Kecuali: faringitis: ulseratif (J02.9), kronik (J31.2)
J39.3 Reaksi hipersensitif saluran pernafasan atas, situs tidak dijelaskan
J39.8 Penyakit lain saluran pernafasan atas yang dijelaskan
J39.9 Penyakit saluran pernafasan atas, tidak dijelaskan

Penyakit saluran pernafasan bawah kronis (J40-J47)

Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK), atau chronic obstructive pulmonary


disease (COPD) khas dengan hambatan aliran udara yang umumnya progresif. Keadaan ini
terdapat penyakit-penyakit berikut:
Bronkitis kronis adalah batuk produktif kronis minimal tiga bulan dalam dua tahun
berurutan.
Emfisema adalah pembesaran abnormal rongga udara di distal bronkioli terminal
dengan kerusakan permanen di dindingnya. Kerusakan berupa pembesaran rongga
udara yang tidak beraturan; dan lenyapnya keteraturan asinus dan komponennya.
Alveoli dapat membesar, robek, atau pecah, sehingga luas tempat pertukaran udara
berkurang, kadar oksigen darah turun, dan pernafasan sulit
Asma khas dengan saluran udara yang meradang, hiperresponsif terhadap berbagai
rangsangan, dan mengalami obstruksi.
Bronkiektasia adalah pelebaran bronkus pada fokus-fokus tertentu yang tidak bisa
mengecil, biasanya disertai infeksi kronis. Bronkus yang melebar dan terinfeksi
dapat berisi pus; dan dapat menyebabkan pneumonia.
J40
Bronkhitis, tidak disebutkan akut atau kronis
Bronkhitis yang tidak disebutkan akut atau kronis pada usia di bawah 15 tahun dapat dianggap
akut sehingga diklasifikasikan pada J20.
Termasuk: bronkhitis: NOS, kataralis, dengan trakeitis NOS
trakheobronkhitis NOS
Kecuali: bronkhitis: allergi NOS (J45.0). asmatika NOS (J45.9). kimiawi (akut) (J68.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J41
Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta
Kecuali: bronkhitis kronis: NOS (J42). obstruktif (J44.-)
J41.0 Bronkhitis kronik sederhana
J41.1 Bronkhitis kronik purulenta
J41.8 Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur
J42
Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan
Bronkhitis kronis NOS, trakeitis kronis, trakeobronkitis kronis
Kecuali: bronkhitis kronik simpel dan mucopurulent (J41.-)
bronkhitis asthmatika kronik, bronkhitis emfisematosa kronik (J44.-)
bronkhitis kronik. dengan obstruksi jalan udara (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)
J43
Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap (J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2), kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis) (T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0 Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1 Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2 Emfisema sentrilobularis
J43.8 Emfisema lain
J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb
J44
Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya
Termasuk: bronkitis asmatika kronik:, asma obstruktif kronis
bronkitis kronik dengan: sumbatan jalan udara
bronkitis emfisematosa kronik:, bronkitis kronik dengan emfisema
bronkhitis obstruktif kronis, trakeobronkitis obstruktif kronis
Kecuali: bronkitis kronis simpel dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronis NOS , trakheitis kronis , trakheobronkitis kronis (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9), bronkiektasia (J47)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)
J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
Kecuali: dengan influenza (J09-J11)
J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8 PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronis: asmatika (obstruktif) NOS, emfisematosa NOS,. obstruktif NOS
Excludes:
dengan infeksi saluran pernafasan bawah (J44.0)
dengan eksaserbasi akut (J44.1)
J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan:
Obstruksi kronis saluran udara NOS, PPOK NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J45
Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma eosinifilika (J82)
J45.0 Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1 Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8 Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9 Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma
J46
Status asthmaticus
Asma berat akut
J47
Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia kongenital (Q33.4)

Penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)


Kecuali:

asma yang diklasifikasikan pada J45.-

Efek zat yang terhirup tergantung pada berbagai faktor seperti sifat fisika dan kimia,
kerentanan bagian yang terlibat, tempat penumpukan zat di bronkus, dan jumlahnya. Efek
terhadap hidung bisa berupa rhinitis alergi, perforasi septum, dan kanker hidung, sedangkan
terhadap trakhea dan bronkus bisa berupa bronkhokonstriksi, bronkhitis, dan kanker paruparu. Paru-paru bisa mengalami pneumonitis hipersensitif, pneumokoniosis, dan kerusakan
akut dengan edema dan bronkiolitis.
Pneumokoniosis adalah penyakit parenkim paru-paru akibat penghirupan kronis debu
inorganik (mineral). Debu inorganik yang bersifat fibrogenik mengandung silika, batubara,
asbestos, atau berillium. Kadang-kadang, debu logam berat dan aluminium menyebabkan
fibrosis paru-paru yang luas. Debu yang sulit bereaksi, seperti besi oksida, barium, dan timah
tidak bersifat fibrogenik; masing-masing menyebabkan siderosis, baritosis, dan stannosis.
Silikosis adalah penyakit akibat pekerjaan yang paling lama dikenal, biasanya setelah
menghirup partikel halus silika pada industri tambang logam (timah hitam, batubara, perak,
emas), pengolahan logam, pembuatan guci, dan pemotongan granit. Biasanya muncul setelah
20-30 tahun menghadapi pekerjaan tersebut, tapi bisa <10 tahun di pertambangan.
Penumpukan debu organik yang bersifat antigen di dalam parenkim paru-paru dapat
menyebabkan terjadinya pneumonitis hipersensitif. Penyakit lain yang bisa timbul adalah asma
pekerjaan (occupational asthma), yaitu penyumbatan saluran udara yang luas, hilang-timbul,
dan bisa membaik kembali, akibat alergen di tempat bekerja. Asma pekerjaan ini terjadi kalau
telah bekerja selama 1,5 s/d 5 tahun, dan bukan dalam bulan-bulan pertama bekerja.
Byssinosis misalnya, adalah bronkhokonstriksi yang terjadi pada pekerja yang berhubungan
dengan kapas, benang tenun (flax) dan serat tanaman dari genus Cannabis (hemp).
Pneumomitis hipersensitif adalah penyakit granuloma interstitium paru-paru akibat
respons allergi terhadap debu organik, atau zat-zat kimia sederhana seperti isosianat, vinil
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

oksida, phtalic anhidrida, dsb. Penyakit yang muncul bisa akibat jamur jerami (farmers lung),
serat tebu (bagassosis), kotoran burung (bird fanciers lung), kulit kayu oak untuk sumbat
botol (suberosis), jamur ragi (maltworkers lung), jamur cendawan, kulit kayu maple, jamur
pada air-conditioner [AC] atau humidifier [pelembab udara], dan lainnya.
Kondisi pernafasan bisa juga dipengaruhi oleh inhalasi zat-zat kimia, gas-gas, asap, dan
uap. Zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi akut atau kronis. Penyakit yang ditimbulkan
bervariasi menurut jenis zat yang dihirup.
J60
Coalworker's pneumoconiosis
Anthrakosilikosis, anthrakosis,
Coalworkers lung (paru-paru pekerja batubara)
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J61
Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya
Asbestosis
Kecuali: plak pleura dengan asbestosis (J92.0),
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62
Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika
Termasuk: Fibrosis silikotik (massif) paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika: silikosis NOS
Silikosis NOS
J63
Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya
Kecuali:
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J63.0 Aluminosis (paru-paru)
J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2 Berylliosis
J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4 Siderosis
J63.5 Stannosis
J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan
J64
Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J65
Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis
Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis tuberkulosis (A15-A16)
J66
Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik
Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmers lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0 Byssinosis
Penyakit saluran udara akibat debu kapas
J66.1 Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2 Cannabinosis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J66.8 Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik lainnya


J67
Pneumonitis hipersensitifitas akibat debu organik
Termasuk: alveolitis and pneumonitis allergi akibat menghirup debu organik dan partikel dari
jamur, aktinomises dan sumber lainnya
Kecuali: pneumonitis akibat menghirup zat kimia, gas, asap atau uap (J68.0)
J67.0 Farmer's lung
Harvester's lung, haymaker's lung, penyakit mouldy hay
J67.1 Bagassosis
Penyakit bagasse, pneumonitis bagasse
J67.2 Penyakit atau paru-paru pecinta burung [bird fancier]
Penyakit atau paru-paru pecinta burung: budgerigar, pigeon [merpati]
J67.3 Suberosis
Penyakit atau paru-paru: corkhandler, corkworker [pekerja cork (sumbat botol)]
J67.4 Maltworker's lung
Alveolitis akibat Aspergillus clavatus
J67.5 Mushroom-worker's lung [paru-paru pekerja ragi]
J67.6 Maple-bark-stripper's lung [paru-paru pengelupas kulit pohon maple]
Alveolitis akibat Cryptostroma corticale, cryptostromosis
J67.7 Air-conditioner and humidifier lung [paru-paru AC dan pelembab]
Alveolitis allergi akibat jamur, aktinomiseta termofilik dan organisme lain yang hidup
di dalam sistem-sistem ventilasi (AC)
J67.8 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik lainnya
Paru-paru: cheese-washer, coffee-worker, fishmeal-worker, furrier
Sequoiosis
J67.9 Pneumonitis hipersensitif akibat debu organik yang tidak dijelaskan
Alveolitis alergi (ekstrinsik) NOS, pneumonitis hipersensitif NOS.
J68
Kondisi pernafasan akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk penyebab
J68.0 Bronkitis and pneumonitis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Bronkitis kimiawi (akut)
J68.1 Edema paru-paru akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Edema paru-paru kimiawi (akut)
J68.2 Radang saluran pernafasan atas akibat zat kimia, gas, asap dan uap, n.e.c.
J68.3 Kondisi pernafasan akut dan subakut lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Sindroma disfungsi saluran udara reaktif
J68.4 Kondisi pernafasan kronis akibat zat kimia, gas, asap dan uap
Emfisema (diffusa) (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap dan uap
Bronkiolitis obliteratif (kronik) (subakut) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap dan uap
Ffibrosis paru-paru (kronik) akibat inhalasi zat kimia, gas, asap dan uap
J68.8 Kondisi pernafasan lain akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J68.9 Kondisi pernafasan yang tidak dijelaskan akibat zat kimia, gas, asap dan uap
J69
Pneumonitis akibat benda padat dan cairan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau diinginkan, untuk identifikasi penyebab
Kecuali: sindroma aspirasi neonatus (P24.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J69.0 Pneumonitis akibat makanan dan muntahan


Pneumonia aspirasi (akibat):
NOS, susu, sekresi lambung, (regurgitasi) makanan, muntahan
Kecuali: sindroma Mendelson (J95.4)
J69.1 Pneumonitis akibat minyak-minyak [oils and essences]
Pneumonia lipid
J69.8 Pneumonitis akibat benda padat dan cairan lainnya
Pneumonitis akibat aspirasi darah
J70
Kondisi Pernafasan akibat agen eksternal Lainnya
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab XX), kalau diinginkan, untuk penyebab
J70.0 Manifestasi akut pada paru-paru akibat radiasi
Penumonitis radiasi
J70.1 Manifestasi kronis dan lainnya pada paru-paru akibat radiasi
Fibrosis paru-paru setelah radiasi
J70.2 Penyakit intersititium paru-paru akut akibat obat
J70.3 Penyakit intersititium paru-paru kronik akibat obat
J70.4 Penyakit intersititium paru-paru yang tidak dijelaskan, akibat obat
J70.8 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang dijelaskan
J70.9 Kondisi pernafasan akibat agen eksternal lain yang tidak dijelaskan

Penyakit pernafasan lain yang terutama pada interstitium (J80-J84)

ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) atau sindroma kesulitan bernafas pada
dewasa adalah kesulitan bernafas dan hipoksemia akibat cedera akut paru-paru. Keadaan ini
dipicu oleh proses akut yang merusak paru-paru; misalnya pneumonia bakteri atau virus,
aspirasi isi lambung, trauma dada, syok berat atau lama, luka bakar, hampir-tenggelam, emboli
lemak, transfusi darah besar-besaran, by-pass kardiopulmonalis, keracunan oksigen, atau
pankreatitis hemoragika akut. ARDS berbeda dari RDS [respiratory distress syndrome] atau
HMD [hyaline membrane disease] pada bayi baru lahir dengan paru-paru tidak mengembang
sebagaimana mestinya akibat kurangnya surfactact (sering pada bayi prematur)
Eosinofilia paru-paru adalah kelompok penyakit dengan infiltrasi eosinofil pada paruparu dan, umumnya, diikuti oleh eosinofilia darah perifer. Penyebabnya bisa parasit (cacing
gelang, larva Toxocara, filaria), obat (penisilin, asam aminosalisitlat, hidralazin, nitrofurantoin,
khlorpropamid, sulfonamida), zat kimia (uap karbonil nikel), dan jamur (Aspergillus
fumigatus). Penyebab lain umumnya tidak jelas, dan diduga akibat hipersensitif. Sindroma
Loffler (pneumonia eosinofilia sederhana) kadang-kadang dianggap penyebab asma ringan.
J80
Adult respiratory distress syndrome [ARDS]
Adult hyaline membrane disease [penyakit membran hialin dewasa]
J81
Edema paru-paru
Edema akut paru-paru
Kongesti (pasif) paru-paru
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru-paru:
dengan disebutkan sakit jantung NOS atau gagal jantung (I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70), kimiawi (akut) (J68.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J82
Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified
Asma eosinophilia
Pneumonia Lffler
Eosinophilia (paru-paru) tropis NOS
Kecuali: akibat:
aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-B83)
obat-obatan (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
J84
Penyakit interstitium paru-paru lainnya
Kecuali: penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-J70.4)
emfisema intersitium (J98.2)
pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolus
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Fibrosis paru-paru idiopatik, alveolitis fibrosa (kriptogenik), fibrosis diffusa paru-paru
Sindroma Hamman-Rich
Pneumonia interstitialis biasa
Kecuali: fibrosis paru (kronis) akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis paru (kronis) setelah radiasi (J70.1)
J84.8 Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9 Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia interstitium NOS

Kondisi pernanahan dan nekrosis saluran pernafasan bawah (J85-J86)


J85
Abses paru-paru dan mediastinum
J85.0 Gangren dan nekrosis paru-paru
J85.1 Abses paru-paru dengan pneumonia
Kecuali: dengan pneumonia akibat organisme yang dijelaskan (J09-J16)
J85.2 Abses paru-paru tanpa pneumonia
Abses paru-paru NOS
J85.3 Abses mediastinum
J86
Pyothorax
Termasuk: abses pleura, abses thoraks, empyema, pyopneumothoraks:
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: akibat tuberkulosis (A15-A16)
J86.0 Pyothorax dengan fistula
J86.9 Pyothorax tanpa fistula

Penyakit-penyakit lain pleura (J90-J94)

Pleurisi adalah peradangan pleura, biasanya menghasilkan effusi (kelebihan cairan)


eksudat di ruang pleura dan nyeri dada menusuk yang makin berat ketika bernafas dan batuk.
Penyebabnya penyakit paru-paru (pneumonia, TB); masuknya agen infeksi atau zat iritan ke
ruang pleura (ruptur esofagus, empyema amuba, atau pankreas); masuknya infeksi, zat beracun
atau sel kanker melalui darah atau limfe; cedera pleura parietalis (tertusuk), masuknya asbestos
melalui saluran pernafasan atau paru-paru, atau akibat obat-obatan. Pleura mulanya sembab,

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

diikuti oleh infiltrasi sel dan eksudat. Eksudat bisa diserap atau menjadi jaringan fibrosa yang
menyebabkan perlengketan pleura. Penebalan atau kalsifikasi pleura bisa terjadi tanpa
didahului pleurisi akut (misalnya plak asbestos pleura, kalsifikasi pleura idiopatik)
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas antara pleura viseralis dan parietalis.
Tension pneumothorax (rongga pleura bertekanan positif) terjadi akibat udara yang memasuki
ruang pleura tapi tidak bisa keluar, sehingga paru-paru kolaps. Pneumotoraks spontan, yaitu
udara masuk tanpa didahului trauma, bisa terjadi ketika menyelam dalam atau terbang tinggi,
akibat perubahan tekanan udara yang tidak merata ke seluruh paru-paru. Biasanya sembuh
spontan, tapi akan bermasalah kalau terjadi pada orang dengan penyakit paru-paru yang luas.
J90
Effusi pleura, not elsewhere classified
Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pada tuberkulosa (A15-A16),
effusi (pleura) limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),
J91*

Effusi pleura pada kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain

J92
Pleural plaque
Termasuk: penebalan pleura
J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9 Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS
J93
Pneumothorax
Kecuali: pyopneumothorax (J86.-)
pneumotoraks:
TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0)
J93.0 Tension pneumothorax spontan
J93.1 Pneumothorax spontan lainnya
J93.8 Pneumothorax lain
J93.9 Pneumothorax, tidak dijelaskan
J94
Kondisi lain pada pleura
Kecuali: pleurisy NOS (R09.1), TB (A15-A16)
haemopneumothorax traumatika (S27.2),
haemothorax trauma traumatika (S27.1)
J94.0 Chylous effusion effusi limfe
Effusi chyliformis [berisi cairan limfe]
J94.1 Fibrothorax
J94.2 Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8 Kondisi lain pleura yang dijelaskan
Hydrothorax
J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit lain sistem respirasi (J95-J99)


J95
Kelainan respirasi pasca-prosedur, not elsewhere classified
Kecuali: manifestasi akibat radiasi pada paru-paru (J70.0-J70.1)
emfisema (subkutis) akibat prosedur (T81.8)
J95.0 Malfungsi trakheostomi
Perdarahan dari stoma trakheostomy
Sepsis pada stoma trakheostomi
Obstruksi jalan udara pada tracheostomy
Fistula trakheo-oesophagus pasca trakheostomy
J95.1 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah thoraks
J95.2 Insuffisiensi pulmonalis akut pasca bedah non-thoras
J95.3 Insuffisiensi pulmonalis kronik setelah operasi
J95.4 Sindroma Mendelson [pneumonitis asam setelah aspirasi asam lambung]
Kecuali: komplikasi melahirkan (O74.0), kehamilan (O29.0), nifas (O89.0)
J95.5 Stenosis subglottis pasca-prosedur
J95.8 Kelainan pernafasan pasca-prosedur lainnya
J95.9 Kelainan pernafasan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
J96
Kegagalan pernafasan, not elsewhere classified
Kecuali: kegagalan pernafasan pasca prosedur (J95.-)
respiratory distress:
sindroma dewasa (J80), pada bayi baru lahir (P22.-)
kegagalan kardio-respirasi (R09.2), respiratory arrest (R09.2)
J96.0 Kegagalan pernafasan akut
J96.1 Kegagalan pernafasan kronis
J96.9 Kegagalan pernafasan, tidak dijelaskan
J98
Kelainan pernafasan lainnya
Kecuali: apnea tidur (G47.3)
apnea NOS (R06.8)
apnea tidur pada bayi baru lahir (P28.3), apnea bayi baru lahir (P28.4)
J98.0 Penyakit bronkus, not elsewhere classified
Kalsifikasi, stenosis, atau ulkus bronkhus
Bronkholithiasis
Kolaps trakheobronchus, diskinesia trakheobronchus
J98.1 Kolaps pulmonalis
Atelektasis, kolaps paru-paru
Kecuali: atelectasis (pada): neonatus (P28.0-P28.1), TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
J98.2 Emfisema interstitium
Emfisema mediastinum
Kecuali: emfisema:
NOS (J43.9)
pada janin dan neonatus (P25.0)
emfisema subkutis traumatika (T79.7)
emfisema bedah (subkutis) (T81.8)
J98.3 Emfisema kompensasi

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

J98.4 Kelainan paru-paru lainnya


Penyakit paru-paru NOS
Kalsifikasi paru-paru, penyakit kistika paru-paru (didapat), pulmolithiasis
J98.5 Penyakit mediastinum, not elsewhere classified
Fibrosis, hernia, atau retraksi mediastinum
Mediastinitis
Kecuali: abses mediastinum (J85.3)
J98.6 Kelainan diaphragma
Diafragmatitis, paralisis diafragma, relaksasi diafragma
Kecuali: malformasi kongenital diafragma NEC (Q79.1)
hernia diafragmatika (K44.-)
hernia diafragmatika kongenital (Q79.0)
J98.8 Kelainan pernafasan lain yang dijelaskan
J98.9 Kelainan pernafasan, tidak dijelaskan
Penyakit pernafasan (kronik) NOS
J99* Kelainan pernafasan pada penyakit c.e.
J99.0* Penyakit paru-paru rheumatoid (M05.1)
J99.1* Kelainan pernafasan pada kelainan diffus jaringan ikat lainnya
Kelainan pernafasan pada
granulomatosis Wegener (M31.3),
systemic: lupus erythematosus (M32.1)
dermatomiositis (M33.0-M33.1),
polimiositis (M33.2),
sklerosis sistemik (M34.8),
sindroma sikka [Sjgren] (M35.0)
J99.8* Kelainan pernafasan pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain
Kelainan pernafasan pada:
amoebiasis (A06.5),
sifilis (A52.7),
sporotrikhosis (B42.0)
cryoglobulinaemia (D89.1),
ankylosing spondylitis (M45)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

PENYAKIT SISTEM PERNAFASAN


Infeksi akut saluran pernafasan atas diklasifikasikan pada J00-J06 dan aksis klasifikasi
adalah situs infeksi.
Influenza diklasifikasikan pada J10-J 11 dan hampir semua pneumonia diklasifikasikan
pada J12-J18 dengan aksis klasifikasi adalah manifestasi influenza dan
organisme penyebab pneumonia.
Bronkitis tidak dijelaskan sebagai akut atau kronis, ia dianggap akut kalau usia di
bawah 15 tahun dan diklasifikasikan pada J20.-.
Pneumoconiosis akibat penyebab eksternal diklasifikasikan pada J60-J64 dengan
karakter ketiga menunjukkan agen eksternalnya.
Terdapat kode khusus untuk pneumoconiosis yang berhubungan dengan TB pada
J65.
Pneumoconioses yang terdapat pada J60-J64 juga diklasifikasikan pada kategori J65
kalau mereka terjadi bersama TB.
There is a new Australian code (J93.2) for Iatrogenic pneurnothorax.
Exerdses
1 . This twenty-three year old male was admitted as a d~iv only adinission for
septoplasty and bilateral turbinectomies due to nasal obstruction.
Diagnoses:
Procedures:
1 0-AM Exercise Workbook 1CD-1 0-AM Exercise Workbook 25
2. An eighty-two year old male was referred to the hospital with a productive cough, cl
tightness and audible wheeze. He underwent a chest X-ray which revealed
double pneumonia. The patient's sputum specimen grew Haemophilus
influenzae. He was giv extensive physiotherapy consisting of breathing
exercises and he also had an occupational therapy assessment. Other current
conditions Termasuk hypertension, NIDDM and CCF.
Diagnoses:
Procedures:
3. A seventy-seven year old male was admitted with a productive cough of two days
length. He also suffers from obstructive steep apnoea and hypertension. A
chest X-r confirmed the diagnosis of bilateral bronchial pneumonia. No
organisms were isolat from the sputum culture.
Diagnoses:
4. A fifty year old male was admitted to hospital with a diagnosis of fibrosing alveolitis
Other conditions present Termasukd hypertension and CAD. The patient
developed candidal septicaemia with a necrotizing chronic candidal infection
of the trachea. 1 patient underwent a bilateral sequential lung transplant with
cardiopulmonary byp-, A tracheostorny was performed and the patient was
given mechanical ventilation f( more than 10 days (initiated during the
operation). The only postoperative probler renal failure, which was managed
with haemodialysis (three sessions), and fluid restriction.
Diagnoses:
Procedures:

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

5. This thirty year old male was admitted for an elective correction of his deviated
ii,septum by septoplasty and tip correction. As lie had also been suffering froni
chrot laryngitis, he also had -a microlaryngoscopy at which nodules on his left
vocal cord removed.
Diagnoses:
Procedures:
26 IM-1 0-AM Exercise W
Diseases and procedures of the respiratory system
1. Diagnoses 134.8
Procedures 41671-02 [3791
2. Diagnoses J14 110 F11.90 150.0
Procedures 95550-03 95550-02 [21401
3. Diagnoses 118.0 G47.3 110
4. Diagnoses J84.1 110 125.10 B37.7 J42 B37.88 N99.0 Y83.0
Procedures 90172-00 [5551 38603-00 [6421 41883-00 15361 13882-02 [5691
13857-00 [5691 13100-00 [1059)
5. Diagnoses 134.2 J37.0 J38.2
Procedures 41671 -02 [3791 45632-00 [16791 41864-00 [5231

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

X-20

CHAPTER XI. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM PENCERNAAN (K00-K93)
Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


Neoplasma (C00-D48)
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC (R00-R99)
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu (S00-T98)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


K00-K14
Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang
K20-K31
Penyakit esofagus, lambung dan duodenum
K35-K38
Penyakit appendix
K40-K46
Hernia
K50-K52
Enteritis dan kolitis non-infektif
K55-K63
Penyakit-penyakit usus lainnya
K65-K67
Penyakit-penyakit peritoneum
K70-K77
Penyakit-penyakit hati
K80-K87
Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas.
K90-K93
Penyakit lain pada sistem pencernaan
Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K87* Kelainan kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas pada penyakit c. e..
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Penyakit rongga mulut, kelenjar saliva dan rahang (K00-K14)


K00 Kelainan perkembangan dan erupsi gigi
Kecuali:
Gigi embedded dan impacted (K01.-)
K00.0 Anodontia
Hipodontia, oligodontia
K00.1 Supernumerary teeth
Distomolar, paramolar, molar IV,
Mesiodens, gigi tambahan
K00.2 Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Concrescence [penebalan], fusi, dan geminasi [kembaran] gigi
Dens: evaginatus, invaginatus, in dente [dalam gigi]
Enamel pearls, gigi berbentuk runcing, taurodontism,
Makrodontia, mikrodontia
Tuberkulum paramolare
Kecuali: tuberculum Carabelli dianggap variasi normal dan tidak dikode

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K00.3 Mottled teeth [gigi berbercak atau berbintik]


Fluorosis gigi, bercak enamel, keopakan enamel non-fluorida
[akibat minum air dengan fluorida >1 ppm, enamel opak putih sampai coklat, dan
gigi amat tahan terhadap karies]
Kecuali: deposits [accretions] pada gigi (K03.6)
K00.4 Kekacauan dalam pembentukan gigi
Aplasia dan hipoplasia sementum,
Dilaserasi gigi, odontoplasia regional, gigi Turner
Hipoplasia enamel (prenatal) (postnatal) (neonatal)
Kecuali: mottled teeth (K00.3)
gigi Hutchinson dan molar mulberry pada sifilis kongenital (A50.5)
[gigi Hutchinson: insisor 1/3 tengah mengecil sehingga ujungnya cekung]
[molar mulberry: pengecilan dan bentuk dengan lobulus pada molar]
K00.5 Kekacauan herediter struktur gigi, NEC
Displasia dentin, shell teeth
Amelogenesis, dentinogenesis, dan odontogenesis: imperfecta
[penyakit autosom dominan yang menyebabkan hipoplasia berat enamel]
K00.6 Kekacauan erupsi gigi
Dentia praecox
Erupsi prematur gigi, gigi (desidua) lepas prematur
Natal dan neonatal tooth [gigi pada waktu lahir dan neonatus]
Gigi primer persisten [retained, tidak lepas]
K00.7 Teething syndrome
K00.8 Kelainan lain perkembangan gigi
Perubahan warna sewaktu pembentukan gigi,
Staining [penodaan] intrinsik gigi NOS
[gigi gelap akibat tetrasiklin diakhir kehamilan atau pada usia sampai 9 tahun]
K00.9 Kelainan perkembangan gigi, tidak dijelaskan
Kelainan odontogenesis NOS
K01 Gigi embedded dan impacted
Kecuali:
Gigi embedded dan impacted, posisinya atau gigi di dekatnya abnormal (K07.3)
K01.0 Gigi embedded
[gigi yang erupsinya gagal tanpa dihalangi oleh gigi lain]
K01.1 Gigi impacted
[gigi yang erupsinya gagal karena dihalangi oleh gigi lain]
K02 Dental caries
K02.0 Karies terbatas pada enamel
Lesi bintik putih (karies awal)
K02.1 Karies pada dentin
K02.2 Karies pada sementum
K02.3 Karies gigi terhenti
K02.4 Odontoklasia
Melanodontia infantil; melanodontoklasia
K02.8 Karies gigi lainnya
K02.9 Karies gigi, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K03 Penyakit lain pada jaringan keras gigi


Kecuali:
Bruxism (F45.8), teeth-grinding NOS (F45.8); karies gigi (K02.-)
K03.0 Attrisi gigi berlebihan
Kerusakan akibat pemakaian pada bagian approximal atau oklusal [gigitan] gigi
[bisa akibat diet abrasif, penuaan, atau bruxisme (menggesekkan gigi)]
K03.1 Abrasio gigi
Abrasi gigi karena dentifrice (pasta atau bubuk pembersih gigi),
Abrasi gigi karena: kebiasaan, pekerjaan, agama, tradisi
Cacad baji (wedge) pada gigi
K03.2 Erosi gigi
Erosi gigi: NOS, idopatik, pekerjaan
Erosi gigi akibat: diet, drugs dan obat medis, muntah persisten
K03.3 Resorpsi patologis gigi
Resorpsi gigi (eksternal), granuloma internal pada pulpa
K03.4 Hipersementosis
Hiperplasia sementum
K03.5 Ankilosis gigi
K03.6 Deposits [accretions] pada gigi
Deposit pada gigi: betel (pinang) , tembakau, hitam, hijau, materia alba, orange
Staining gigi: NOS, ekstrinsik NOS
Kalkulus [karang] gigi pada subgingiva atau supragingiva
[kalkulus: plak kalsifikasi dekat muara kelenjar saliva di
permukaan buccal molar atas, permukaan lingual gigi anterior bawah]
K03.7 Perubahan warna pasca-erupsi pada jaringan keras gigi
[penuaan, merokok, nekrosis pulpa, deposit hemosiderin di pulpa pasca-trauma]
Kecuali: deposit gigi (K03.6)
K03.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada jaringan keras gigi
Radiasi enamel, dentin sensitif
K03.9 Penyakit jaringan keras gigi, tidak dijelaskan
K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex
K04.0 Pulpitis
Abses atau polip pulpa
Pulpitis: akut, suppuratif, kronik (hiperplastik) (ulseratif)
[pulpitis dan sekuel lokalnya terjadi ketika karies menyebar ke dalam dentin]
K04.1 Nekrosis pulpa
Gangren pulpa
K04.2 Degenerasi pulpa
Dentikel;
Kalsifikasi atau batu pulpa
K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa
Dentin sekunder atau irreguler
K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa
Periodontitis apeks akut NOS
K04.5 Periodontitis apex kronik
Granuloma apex atau periapex, periodontitis apex NOS
K04.6 Abses periapex dengan sinus
Abses gigi atau alveolus gigi dengan sinus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K04.7 Abses periapex tanpa sinus


Abses NOS pada: gigi, alveolus gigi, periapex
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar
Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0)
K04.9 Penyakit lain dan tidak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex
K05 Gingivitis dan penyakit periodontium
K05.0 Gingivitis akut
Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans akut (A69.1)
gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2)
K05.1 Gingivitis kronik
Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple marginal, ulseratif
K05.2 Periodontitis akut
Perikoronitis akut, abses parodontium, abses periodontium
Kecuali: periodontitis apex akut (K04.7)
abses periapex (K04.7), abses periapex dengan sinus (K04.6)
K05.3 Periodontitis kronik
Perikoronitis kronik, periodontitis: NOS, kompleks, simplex
K05.4 Periodontosis
Periodontosis juvenile [remaja]
K05.5 Penyakit periodontium lain
K05.6 Penyakit periodontium, tidak dijelaskan
[periodontium mencakup ligamen periodontium, gingiva, sementum, tulang alveolaris]
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous)
Kecuali:
Atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous]
Gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
K06.0 Resesi gingiva
Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
K06.1 Pembesaran gingiva
Fibromatosis gingiva
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi palsu)
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi penyebab eksternal.
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge
Epulis fibrosa, epulis giant cells, flabby ridge [epulis = bengkak kecil pada rahang]
Granuloma sel raksasa perifer, granuloma piogenik gusi
K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tidak dijelaskan
Anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi]
Maloklusi adalah penyimpangan kontak normal gigi maksila dan gigi mandibula.
Keadaan ini bisa akibat rahang terlalu kecil atau gigi terlalu besar. Crrossbite adalah posisi
pinggir buccal gigi bawah lebih eksternal daripada gigi di atasnya.
Kecuali:
Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8),
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)
K07

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K07.0 Anomali mayor ukuran rahang


Hiperplasia atau hipoplasia mandibula atau maksilla
Makrognathism atau micrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath = rahang]
Kecuali: akromegali (E22.0), sindroma Robin (Q87.0)
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang,
Prognathism (mandibula) (maxilla)
Retrognathism (mandibula) (maxilla)
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
Crossbite (anterior) (posterior), openbite (anterior) (posterior);
Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal
Disto-oklusi, mesio-oklusi,
Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula
Deviasi garis tengah arkus dentin, overjet
K07.3 Anomali posisi gigi
Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal, transposisi
Gigi embedded dan impacted, posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya abnormal
Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau di dekatnya abnormal
Kecuali: gigi embedded dan impacted tanpa posisi abnormal (K01.-)
K07.4 Maloklusi, tidak dijelaskan
K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis
Penutupan rahang abnormal
Maloklusi karena: menelan abnormal; bernafas di mulut; kebiasaan lidah, bibir atau jari
Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
Kompleks atau sindroma Costen, kerusakan sendi temporo-mandibularis
Snapping jaw,
Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula
Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: dislokasi (S03.0), terkilir (S03.4)
K07.8 Anomali dentofasialis lainnya
K07.9 Anomali dentofasialis, tidak dijelaskan
K08
K08.0
K08.1
K08.2
K08.3
K08.8

Kelainan lain pada gigi dan jaringan penyokongnya


Exfoliasi gigi (lapisan terkelupas) akibat penyebab sistemik
Kehilangan gigi akibat kecelakaan, pencabutan atau penyakit periodontal lokal
Atrofi puncak alveolaris edentulus
Akar gigi tertinggal
Kelainan lain pada gigi dan struktur penyokong yang dijelaskan
Pembesaran puncak alveolaris NOS, prosesus alveolaris irregular,
Sakit gigi NOS
K08.9 Kelainan pada gigi dan struktur penyokong, tidak dijelaskan
K09 Kista daerah mulut, not elsewhere classified
Termasuk: Lesi dengan gambaran histologis kista aneurisma dan lesi fibro-ossea lain
Kecuali:
Kista akar gigi (K04.8)
K09.0 Kista odontegik perkembangan
Kista: dentigerosa, erupsi, folikuler, gusi, periodontium lateralis, primordial
Keratokista

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K09.1 Kista perkembangan (non-odontogenik) daerah mulut


Kista: globulomaksilla, incisive canal, palatum median, nasopalatina, papilla palatina
K09.2 Kista rahang lainnya
Kista rahang: NOS, aneurisma, perdarahan, traumatika
Kecuali: kista tulang laten pada rahang(K10.0), kista Stafne (K10.0)
K09.8 Kista lain daerah mulut, not elsewhere classified
Kista dermoid, kista epidermoid, atau kista limfoepitel pada mulut
Kista nasoalveolaris, kista nasolabialis, Epsteins pearl,
K09.9 Kista daerah mulut, tidak dijelaskan
K10 Penyakit rahang lainnya
K10.0 Kelainan perkembangan rahang
Kista tulang laten pada rahang, kista Stafne,
Torus mandibularis, torus palatinus
K10.1 Granuloma sel raksasa, sentral
Granuloma sel raksasa NOS
Kecuali: granuloma sel raksasa perifer (K06.8)
K10.2 Kondisi peradangan rahang
Osteitis, osteomielitis (neonatus), osteoradionekrosis, periostitis
pada rahang (akut) (kronik) (supuratif)
Sequestrum tulang rahang
Gunakan kode bab dari XX untuk identifikasi radiasi, kalau akibat radiasi.
K10.3 Alveolitis rahang
Osteitis alveolaris, dry socket
K10.8 Penyakit lain rahang yang dijelaskan
Cherubismus
Rahang dengan: exostosis, displasia fibrosa:
Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral
K10.9 Penyakit rahang, tidak dijelaskan
K11
K11.0
K11.1
K11.2
K11.3
K11.4
K11.5
K11.6
K11.7

Penyakit kelenjar saliva


Atrofi kelenjar saliva
Hipertrofi kelenjar saliva
Sialoadenitis
Kecuali: parotitis epidemika (B26.-), demam uveoparotid [Heerfordt] (D86.8)
Abses kelenjar saliva
Fistula kelenjar saliva
Kecuali: fistula kongenital (Q38.4)
Sialolithiasis
Kalkulus atau batu pada kelenjar atau saluran saliva
Mucocele kelenjar saliva
Kista ekstravasasi mukus atau kista retensi mukus pada kelenjar saliva,
Ranula
Kekacauan sekresi saliva
Hipoptyalism, ptyalism, xerostomia (mulut kering)
Kecuali: mulut kering NOS (R68.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K11.8 Penyakit lain kelenjar saliva


Lesi limfoepitel jinak kelenjar saliva
Sialometaplasia nekrotikans, sialektasia, penyakit Mikulicz
Stenosis atau striktura saluran saliva
Kecuali: sindroma sicca (Sjgren) (M35.0)
[Sindroma Sjogren adalah radang sistemik kronik yang penyebabnya tidak
diketahui, khas dengan keringnya mulut, mata dan membran mukosa lain.]
K11.9 Penyakit kelenjar saliva, tidak dijelaskan
Sialoadenopati NOS
K12 Stomatitis dan lesi yang terkait
Kecuali:
Cancrum oris, stomatitis gangrenosa, noma (A69.0)
Gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2), cheilitis (K13.0)
K12.0 Recurrent oral aphthae [ulkus mulut berulang]
Stomatitis aphtosa (mayor) (minor), aphthae Bednar, ulkus aphthosa rekurens
Periadenitis mukosa nekrotikans rekurens, stomatitis herpetiformis
[Stomatitis aphthosa rekurens (sariawan) biasanya aphthae minor dengan
diameter <1 cm, tunggal atau dalam kelompok kecil, sembuh tanpa bekas.]
K12.1 Bentuk lain stomatitis
Stomatitis: NOS, gigi palsu, ulseratif, vesikuler
K12.2 Sellulitis dan abses mulut
Selulitis (lantai) mulut,
Abses submandibula
Kecuali: abses: periapex (K04.6-K04.7), periodontium (K05.2)
abses: kelenjar saliva (K11.3), lidah (K14.0), peritonsil (J36)
K13 Penyakit lain bibir dan mukosa mulut
Termasuk: Kekacauan epitel lidah
Kecuali:
Penyakit tertentu pada gusi dan gusi edentulus (K05-K06),
Kista mulut (K09.-), stomatitis dan lesi terkait (K12.-),
Penyakit lidah (K14.-)
K13.0 Penyakit bibir
Cheilitis:NOS, angularis, exfoliatif, glandularis
Cheilodynia, cheilosis, perlche NEC
Kecuali: ariboflavinosis, perlche defisiensi riboflavin (E53.0)
perlche akibat kandidiasis (B37.8), cheilitis akibat kelainan radiasi (L55-L59)
K13.1 Menggigit pipi dan bibir
K13.2 Leukoplakia dan kerusakan lain epitel mulut, Termasuk lidah
Erythroplakia atau leukoedema pada epitel mulut, Termasuk lidah
Leukokeratosis nikotina palati, palatum perokok (smoker's palate)
Kecuali: leukoplakia berambut (K13.3)
K13.3 Hairy leukoplakia (berambut)
K13.4 Granuloma dan lesi mirip granuloma pada mukosa mulut
Granuloma eosinofilia mukosa mulut, granuloma piogenik mukosa mulut,
Xanthoma verrukosa mukosa mulut
K13.5 Fibrosis submukosa mulut
Fibrosis submukosa lidah

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K13.6 Hiperplasia iritatif mukosa mulut


Kecuali: hiperplasia iritatif gusi edentulous [hiperplasia gigi palsu] (K06.2)
K13.7 Lesi lain dan tidak dijelaskan pada mukosa mulut
Musinosis mulut terfokus
K14 Penyakit lidah
Kecuali:
Eritroplakia, leukoplakia, leukoedema, hiperplasia epitel terfokus: lidah (K13.2)
Leukoplakia berambut (K13.3), fibrosis submukosa lidah (K13.5),
Makroglosia (kongenital) (Q38.2)
K14.0 Glossitis
Abses lidah, ulserasi (traumatika) pada lidah
Kecuali: glositis atrofi (K14.4)
K14.1 Geographic tongue lidah terkelupas
Glositis migrasi jinak, glositis areata exfoliativa
K14.2 Median rhomboid glossitis (radang lidah dengan nodul di tengah lidah
K14.3 Hipertrofi papilla lidah
Lidah hitam berambut, lingua villosa nigra, lidah berselaput, hipertrofi papilla foliata
K14.4 Atrofi papilla lidah
Glossitis atrofika
K14.5 Plicated tongue (lidah dengan lipatan-lipatan paralel
Lidah: retak, berlekuk, berkantong
Kecuali: lidah retak kongenita (Q38.3)
K14.6 Glossodinia
Glossopirosis, lidah nyeri
K14.8 Penyakit lain lidah
Lidah dengan: atrofi, pembesaran atau hipertrofi lidah
K14.9 Penyakit lidah, tidak dijelaskan:
Glossopati NOS

Penyakit esofagus, lambung dan duodenum (K20-K31)


Kecuali: hiatus hernia (K44.-)

K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali:
esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),
K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)
K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS
K22 Penyakit lain esofagus
Kecuali:
varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K22.1 Ulkus esofagus:


Erosi esofagus
Ulkus esofagus: NOS, akibat jamur, peptik, makan zat kimia atau obat-obatan
Esofagitis ulseratif
Gunakan kode tambahan (Champter XX) untuk identifikasi penyebab
K22.2 Obstruksi esofagus
Esofagus dengan: kompresi, konstriksi, stenosis, atau striktura
Kecuali: stenosis atau striktura esofagus kongenital (Q39.3)
K22.3 Perforasi esofagus
Ruptur esofagus
Kecuali: perforasi traumatika esofagus (torakalis) (S27.8)
K22.4 Diskinesia esofagus
Esofagus corkscrew (pembuka sumbat botol), spasme (diffus) esofagus
Kecuali: kardiospasme (K22.0)
K22.5 Divertikulum esofagus, didapat
Esophageal pouch [kantong esofagus]
Kecuali: divertikulum esofagus (kongenital) (Q39.6)
K22.6 Sindroma laserasi-perdarahan gastro-esofagus:
Sindroma Mallory-Weiss
K22.7 Esophagus Barrett

Penyakit Barrett, sindroma Barrett


Kecuali: Ulkus Barrett (K22.1)
K22.8 Penyakit esofagus lain yang dijelaskan:
Perdarahan esofagus NOS
K22.9 Penyakit esofagus, tidak dijelaskan
K23* Kelainan esofagus pada penyakit c. e.
K23.0* Esofagitis tuberkolusa (A18.8)
K23.1* Megaesofagus pada penyakit Chagas (B57.3)
K23.8* Kelainan esofagus penyakit lain c. e..
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori K25-K28:
.0 Akut dengan perdarahan
.1 Akut dengan perforasi
.2 Akut dengan perdarahan dan perforasi
.3 Akut tanpa perdarahan atau perforasi
.4 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan
.5 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perforasi
.6 Kronik atau tidak dijelaskan dengan perdarahan dan perforasi
.7 Kronik tanpa perdarahan atau perforasi
.9 Tidak jelas akut atau kronik, tanpa perdarahan atau perforasi
K25 Gastric ulcer - tukak lambung
Termasuk: Erosi (akut) lambung, ulkus (peptik) pilorus, ulkus (peptik) lambung
Kecuali:
Gastritis erosif hemoragika akut (K29.0), ulkus peptikum NOS (K27.-)
K26 Duodenal ulcer tukak duodenum
Termasuk: Erosi (akut) duodenum; ulkus (peptik): duodenum, postpilorika
Kecuali:
Ulkus peptikum NOS (K27.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K27 Peptic ulcer, situs tidak dijelaskan


Termasuk: Ulkus gastroduodenum NOS, ulkus peptikum NOS
Kecuali:
Ulkus peptikum neonatus (P78.8)
K28 Gastrojejunal ulcer tukak gastrojejunum
Termasuk: Ulkus (peptik) atau erosi: gastrokolika, gastrointestinum, gastrojejunum, jejunum,
anastomotik, marginal, stoma
Kecuali:
Ulkus primer usus halus (K63.3)
K29 Gastritis dan duodenitis
Kecuali:
Gastritis atau gastroenteritis eosinophilika (K52.8)
Sindroma Zollinger-Ellison (E16.4)
K29.0 Gastritis hemoragika akut
Gastritis akut (erosif) dengan perdarahan
Kecuali: erosi (akut) lambung (K25.-)
K29.1 Gastritis akut lain
K29.2 Gastritis alkoholik
K29.3 Gastritis kronik superfisialis
K29.4 Gastritis atrofika kronik
Atrofi lambung
K29.5 Gastritis kronik, tidak dijelaskan
Gastritis kronik: antrum, fundus
K29.6 Gastritis lain
Gastritis hiperrofi raksasa, gastritis granulomatosa, penyakit Mntrier
K29.7 Gastritis, tidak dijelaskan
K29.8 Duodenitis
K29.9 Gastroduodenitis, tidak dijelaskan
K30 Dyspepsia
Indigestion
Kecuali: Dispepsia nervosa, neurotik atau psikogenik (F45.3); heartburn (R12)
K31 Penyakit lain lambung dan duodenum
Termasuk: Kelainan fungsional lambung
Kecuali:
Divertikulum duodenum (K57.0-K57.1),
Perdarahan lambung (K92.0-K92.2)
K31.0 Dilatasi akut lambung
Distensi akut lambung
K31.1 Stenosis pilorus hipertrofik dewasa
Stenosis pilorus NOS
Kecuali: stenosis pilorus kongenital atau infantil (Q40.0)
K31.2 Penyempitan gelas-pasir (hourglass stricture) dan stenosis lambung
Kecuali: kontraksi hourglass lambung (K31.8), lambung hourglass kongenital (Q40.2);
K31.3 Pylorospasm, not elsewhere classified
Kecuali: pylorospasm: neurotik atau psikogenik (F45.3), kongenital/infantile (Q40.0)
K31.4 Divertikulum lambung
Kecuali: divertikulum lambung kongenital(Q40.2)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K31.5 Obstruksi duodenum


Duodenum dengan: penyempitan, stenosis, atau striktura; Ileus duodenum (kronik)
Kecuali: stenosis kongenital duodenum (Q41.0)
K31.6 Fistula lambung dan duodenum
Fistula gastrokolika; fistula gastrojejunokolika
K31.7 Polip lambung dan duodenum
Kecuali: polip adenomatosa lambung (D13.1)
K31.8 Penyakit lambung dan duodenum lain yang dijelaskan
Achlorhydria, gastroptosis, kontraksi pasir-waktu (hourglass) lambung
K31.9 Penyakit lambung dan duodenum, tidak dijelaskan

Penyakit appendiks (K35-K38)


K35 Appendisitis akut
K35.0 Appendisitis akut dengan peritonitis umum
Appendisitis (akut) dengan:
perforasi, rupture
peritonitis (umum)(lokal) menyusul ruptur atau perforasi,
K35.1 Appendisitis akut dengan abses peritoneum
Abses appendiks
K35.9 Appendisitis akut, tidak dijelaskan
Appendisitis akut dengan peritonitis, lokal atau NOS
Appendisitis akut tanpa: perforasi, abses peritoneum, peritonitis umum, ruptur
K36 Appendisitis lain
Appendisitis: kronik, rekurens (berulang)
K37

Appendisitis yang tidak dijelaskan

K38 Penyakit lain appendiks


K38.0 Hyperplasia appendiks
K38.1 Concretions (massa padat) appendiks
Faekalith atau sterkolith appendiks
K38.2 Divertikulum (kantong kecil yang terbentuk di dinding) appendiks
K38.3 Fistula appendiks
K38.8 Penyakit lain appendiks yang dijelaskan
Intussusception (dinding memasuki dinding lain seperti teleskop-) appendix
K38.9 Penyakit appendiks, tidak dijelaskan

Hernia (K40-K46)

Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia diafragma atau hiatus)
K40 Hernia inguinalis
Termasuk: Bubonokel, hernia skrotalis,
Hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K40.2 Hernia inguinalis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren


Hernia inguinalis bilateral NOS
K40.3 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia inguinalis (unilateral), tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K40.4 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
Hernia inguinalis NOS dengan gangren
K40.9 Hernia inguinalis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia inguinalis (unilateral) NOS
K41
K41.0
K41.1
K41.2

Hernia femoralis
Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis bilateral NOS
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral), tanpa gangren: inkarserasi, strangulasi, irreducible,
menyebabkan obstruksi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis (unilateral) NOS
K42 Hernia umbilikalis
Termasuk: Hernia paraumbilikalis
Kecuali:
Omphalocele (Q79.2)
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS
K43 Hernia ventralis
Termasuk: Hernia: epigastrika atau insisional [tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS
K44 Hernia diafragmatika
Termasuk: Hiatus hernia (esofagus)(sliding); hernia paraesofagus
Kecuali:
Hernia kongenital: hiatus (Q40.1), diaphragmatika: (Q79.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K44.0 Hernia diafragmatika dengan obstruksi, tanpa gangren


Hernia diafragmatika, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K44.1 Hernia diafragmatika dengan gangren
Hernia diafragmatika gangrenosa
K44.9 Hernia diafragmatika tanpa obstruksi atau gangren
Hernia diafragmatika NOS
K45 Hernia abdominalis lainnya
Termasuk: Hernia: abdominalis dengan situs dijelaskan NEC
Hernia: lumbalis, obturator, pudendum, retroperitoneum, siatika
K45.0 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan obstruksi, tanpa gangren.
Kondisi pada K45, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K45.1 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan dengan gangren
Kondisi pada K45 yang dinyatakan gangrenosa
K45.8 Hernia abdominalis lain yang dijelaskan tanpa obstruksi atau gangren
K46 Hernia abdominalis yang tidak dijelaskan
Termasuk: Enterokel, epiplokel, hernia: NOS, interstitialis, intestinum, intra-abdomen
Kecuali:
Enterokel vaginalis (N81.5)
K46.0 Hernia abdominalis dengan obstruksi yang tidak jelas, tanpa gangren
Kondisi pada K46, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K46.1 Hernia abdominalis yang tidak jelas, dengan gangrene
Kondisi pada K46 yang dinyatakan gangrenosa
K46.9 Hernia abdominalis yang tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia abdominalis NOS

Kolitis dan enteritis non-infektif (K50-K52)

Termasuk: Penyakit usus dengan radang non-infeksi


Kecuali:
Irritable bowel syndrome (K58.-), megakolon (K59.3)
K50 Penyakit Crohn [enteritis regionalis]
Termasuk: enteritis granulomatosa
Kecuali:
kolitis ulseratif (K51.-)
K50.0 Penyakit Crohn pada usus halus:
Penyakit Crohn [regional enteritis] pada: duodenum, ileum, jejunum
Ileitis: regionalis, terminalis
Kecuali: kalau bersamaan dengan penyakit Crohn pada usus besar (K50.8)
K50.1 Penyakit Crohn pada usus besar
Kolitis: granulomatosa, regionalis
Penyakit Crohn [enteritis regionalis] pada: kolon, usus besar, rektum
Kecuali: penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar (K50.8)
K50.8 Penyakit Crohn lainnya
Penyakit Crohn pada usus halus dan usus besar
K50.9 Penyakit Crohn, tidak dijelaskan
Regional enteritis NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K51 Kolitis ulseratif


K51.0 Pankolitis ulseratif (kronik)
Termasuk: ileitis backwash
K51.2 Proktitis ulseratif (kronik)
K51.3 Rektosigmoiditis ulseratif (kronik)
K51.4 Polip radang
K51.5 Kolitis sisi kiri
Termasuk: hemikolitis kiri
K51.8 Kolitis ulseratif lainnya
K51.9 Kolitis ulseratif, tidak dijelaskan
K52
K52.0
K52.1
K52.2

Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lainnya


Gastroenteritis dan kolitis akibat radiasi
Gastroenteritis dan kolitis toksik
Gastroenteritis dan kolitis alergi dan dietetik
Gastrokolitis atau kolitis hipersensitifitas makanan
K52.3 Kolitis indeterminata
K52.8 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif lain yang dijelaskan
Gastritis atau gastroenteritis eosinofilik
K52.9 Gastroenteritis dan kolitis non-infektif, tidak dijelaskan
Diare, enteritis, ileitis, jejunitis, atau sigmoiditis: dinyatakan tidak menular.
Kecuali: kolitis, diare, enteritis, atau gastroenteritis:
infeksiosa (A09)
asal-usul tidak dijelaskan (A09)
diare psikogenik (F45.3), diare fungsional (K59.1),
diare neonatus (non-infektif) (P78.3)

Penyakit-penyakit lain usus (K55-K63)


K55 Kelainan vaskular usus
Kecuali:
Enterokolitis nekrotikans fetus atau neonatus (P77)
K55.0 Kelainan vaskular akut pada usus
Kolitis iskemi fulminant, infark usus, iskemi usus halus: yang dinyatakan akut
(Arteri)(vena) mesenterika dengan: emboli, infark, atau thrombosis
Kolitis iskemik subakut
K55.1 Kelainan vaskular kronik pada usus
Kolitis, enteritis, enterokolitis: yang dinyatakan iskemia kronik
Striktura iskemik usus, aterosklerosis mesenterium, insuffisiensi vaskuler mesenterium
K55.2 Angiodisplasia kolon
K55.8 Kelainan vaskular lain pada usus
K55.9 Kelainan vaskular usus, tidak dijelaskan
Kolitis iskemik NOS, enteritis iskemik NOS, enterokolitis iskemik NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K56 Ileus paralitika dan obstruksi usus tanpa hernia


Kecuali:
Obstruksi duodenum (K31.5), striktura iskemik usus (K55.1),
Stenosis anus atau rektum (K62.4), obstruksi usus pascabedah (K91.3),
Ileus mekonium (E84.1), striktura atau stenosis kongenital usus (Q41-Q42)
K56.0 Ileus paralitika
Paralisis: usus, kolon, usus besar
Kecuali: ileus batu empedu (K56.3), ileus obstruktif NOS (K56.6), ileus NOS (K56.7)
K56.1 Intussusception
Intususepsi atau invaginasi: usus, usus besar, kolon, rektum
Kecuali: intususepsi appendix (K38.8)
K56.2 Volvulus
Kolon atau usus yang: terjepit (strangulasi), bengkok (torsio), atau terpuntir
K56.3 Ileus batu empedu
Obstruksi usus oleh batu empedu
K56.4 Hambatan [impaction] lain pada usus:
Enterolith, hambatan feses, hambatan pada kolon
K56.5 Adhesi [bands] usus dengan obstruksi
Adhesi [bands] peritoneum dengan obstruksi usus
K56.6 Obstruksi usus lainnya dan tidak dijelaskan
Enterostenosis, ileus obstruksi NOS
Usus atau kolon dengan: oklusi, stenosis atau striktura
Kecuali: obstruksi usus neonatus lain atau tidak dijelaskan yang bisadiklasifikasikan
pada P76.8, P76.9
K56.7 Ileus, tidak dijelaskan
K57 Penyakit divertikulum usus
Termasuk: Usus (halus) (besar) dengan: divertikulitis, divertikulosis, atau divertikulum
Kecuali:
Divertikulum: appendix (K38.2), Meckel (Q43.0), kongenital usus (Q43.8)
K57.0 Penyakit divertikulum usus halus dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan perforasi dan abses ((57.4)
K57.1 Penyakit divertikulum usus halus tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa perforasi atau abses ((57.5)
K57.2 Penyakit divertikulum usus besar dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum kolon dengan peritonitis
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan perforasi dan abses ((57.4)
K57.3 Penyakit divertikulum usus besar tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum kolon NOS
Kecuali: penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa perforasi atau abses ((57.5)
K57.4 Penyakit divertikulum usus halus dan kolon dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar dengan peritonitis
K57.5 Penyakit divertikulum usus halus dan besar tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus halus dan besar NOS
K57.8 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, dengan perforasi dan abses
Penyakit divertikulum usus NOS dengan peritonitis
K57.9 Penyakit divertikulum usus, bagiannya tidak jelas, tanpa perforasi atau abses
Penyakit divertikulum usus NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K58 Irritable bowel syndrome [sindroma usus irritabel]


Termasuk: Irritable colon
K58.0 Irritable bowel syndrome dengan diare
K58.9 Irritable bowel syndrome tanpa diare
Irritable bowel syndrome NOS
K59 Kelainan fungsional usus lainnya
Kecuali:
Kelainan fungsional lambung (K31.-), malabsorbsi usus (K90.-)
Kelainan usus psikogenik (F45.3), perubahan kebiasaan usus NOS (R19.4)
K59.0 Konstipasi
K59.1 Diare fungsional
K59.2 Usus neurogenik (gangguan fungsi syaraf usus), not elsewhere classified
K59.3 Megakolon, not elsewhere classified
Dilatasi kolon, megakolon toksik
Kecuali: megakolon: kongenital (aganglionik), pada penyakit Hirschsprung (Q43.1)
megakolon pada penyakit Chagas (B57.3),
K59.4 Spasme anus
Proktalgia fugax
K59.8 Kelainan fungsional usus lainnya yang dijelaskan
Atonia kolon
K59.9 Kelainan fungsional usus, tidak dijelaskan
K60
Kecuali:
K60.0
K60.1
K60.2
K60.3
K60.4

Fissure dan fistula daerah anus dan rektum


Dengan abses atau selulitis (K61.-)
Fissura anus akut
Fissura anus kronik
Fissura anus, tidak dijelaskan
Fistula anus
Fistula rektum
Fistula rektum ke kulit
Kecuali: fistula: vesikorektum (N32.1), rektovaginalis (N82.3).
K60.5 Fistula anorektum
K61 Abses daerah anus dan rektum
Termasuk: Abses atau selulitis dengan atau tanpa fistula di daerah anus dan rektum
K61.0 Abses anus
Abses perianus
Kecuali: abses intrasfingter (K61.4)
K61.1 Abses rektum
Abses perirektum
Kecuali: abses iskiorektum (K61.3)
K61.2 Abses anorektum
K61.3 Abses iskiorektum
Abses fossa iskiorektum
K61.4 Abses intrasfingter

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K62 Penyakit lain pada anus dan rektum


Termasuk: Anal canal
Kecuali:
Hemoroid (I84.-), proktitis ulseratif (K51.2),
Malfungsi kolostomi dan enterostomi (K91.4), inkontinensia feses (R15)
K62.0 Polip anus
K62.1 Polip rektum
Kecuali: polip adenomatosa (D12.8)
K62.2 Prolapsus ani
Prolapsus anal canal
K62.3 Prolapsus rektum
Prolapsus mukosa rektum
K62.4 Stenosis anus dan rektum
Striktura anus (sfingter)
K62.5 Perdarahan anus dan rektum
Kecuali: perdarahan rektum neonatus (P54.2)
K62.6 Ulkus anus dan rektum
Ulkus soliter, ulkus sterkoralis
Kecuali: fissura dan fistula anus dan rektum (K60.-), pada kolitis ulseratif (K51.-)
K62.7 Proktitis radiasi
K62.8 Penyakit anus dan rektum lainnya yang dijelaskan
K62.9 Penyakit anus dan rektum, tidak dijelaskan
K63 Penyakit-penyakit usus lainnya
K63.0 Abses usus
Kecuali: abses appendiks (K35.1), abses daerah anus dan rektum (K61.-)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.1 Perforasi usus (non-traumatika)
Kecuali: perforasi (non-traumatika) pada: duodenum (K26.-), appendiks (K35.0)
dengan penyakit divertikulum (K57.-)
K63.2 Fistula usus
Kecuali: fistula (dari):
duodenum (K31.6), appendiks (K38.3), daerah anus dan rektum (K60.-)
vesiko-intestinum (N32.1), usus-genital perempuan (N82.2-N82.4)
K63.3 Ulkus usus
Ulkus primer usus halus
Kecuali: ulkus (dari):
duodenum (K26.-), peptik, situs tak disebutkan (K27.-)
gastrointestinum, gastrojejunum, jejunum (K28.-),
anus dan rektum (K62.6), kolitis ulseratif (K51.-)
K63.4 Enteroptosis
K63.5 Polip kolon
Kecuali: polip kolon adenomatosa (D12.6), poliposis kolon (D12.6)
K63.8 Penyakit usus lainnya yang dijelaskan
K63.9 Penyakit usus, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit peritoneum (K65-K67)


K65 Peritonitis
Kecuali: Peritonitis:
paroksismal ringan (E85.0),, periodic familial (E85.0),
dengan: appendisitis (K35.-), penyakit divetikulum usus (K57.-)
menyusul abortus atau hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.0)
pelvis:, wanita (N73.3-N73.5),
nifas (O85), neonatus (P78.0-P78.1)
aseptik, kimiawi, akibat talkum atau zat asing lain (T81.6)
K65.0 Peritonitis akut
Peritonitis (akut): generalisata, pelvis laki-laki, subfrenika, suppuratif
Abses: peritoneum, mesenterium, omentum, subhepatika, subdiaphragmatika,
subfrenika, retroperitoneum, retrokaekum, abdominopelvis
K65.8 Peritonitis lain
Peritonitis proliferatif kronik, nekrosis lemak atau saponifikasi mesenterium
Peritonitis akibat: empedu, urine
K65.9 Peritonitis, tidak dijelaskan
K66 Kelainan lain pada peritoneum
Kecuali:
asites (R18)
K66.0 Adhesi peritoneum
Adhesi: usus, lambung, mesenterium, omentum, dinding perut, diafragma, pelvis pria
Adhesive bands
Kecuali: adhesi [bands] (pada): dengan obstruksi usus (K56.5) , pelvis wanita (N73.6)
K66.1 Haemoperitoneum
Kecuali: haemoperitoneum traumatika (S36.8)
K66.8 Kelainan peritoneum lainnya yang dijelaskan
K66.9 Kelainan peritoneum, tidak dijelaskan
K67* Kelainan peritoneum pada penyakit infeksi c. e.
K67.0* Peritonitis khlamidia (A74.8)
K67.1* Peritonitis gonokokus (A54.8)
K67.2* Peritonitis sifilitika (A52.7)
K67.3* Peritonitis tuberkulosa (A18.3)
K67.8* Kelainan lain peritoneum pada penyakit infeksi c. e.

Penyakit-penyakit liver (K70-K77)


Kecuali:
K70
K70.0
K70.1
K70.2
K70.3

Hepatitis virus (B15-B19), sindroma Reye (G93.7), jaundice NOS (R17)


Penyakit Wilson (E83.0), haemochromatosis (E83.1)

Penyakit hati alkoholik [alcoholic liver disease]


Hati berlemak alkoholik [alcoholic fatty liver]
Hepatitis alkoholik [alcoholic hepatitis]
Fibrosis dan sklerosis alkoholik pada hati
Sirosis hepatis alkoholik [alcoholic cirrhosis of liver]
Sirosis alkoholik NOS [alcoholic cirrhosis NOS]

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K70.4 Gagal hati alkoholik [alcoholic hepatic failure]


Gagal hati alkoholik: NOS, akut, subakut, kronik, dengan atau tanpa koma hepatika
K70.9 Penyakit hati alkoholik, tidak dijelaskan
K71 Toxic liver disease penyakit hati toksik
Termasuk: Penyakit hati akibat obat: idosinkratik (tak terduga), toksik (bisa diduga)
Kecuali:
Penyakit hati alkoholik (K70.-), sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K71.0 Penyakit hati toksik dengan kholestasis
Kholestasis dengan kerusakan hepatosit; cholestasis murni.
K71.1 Penyakit hati toksik dengan nekrosis hati
Gagal hati (akut)(kronik) akibat obat-obatan
K71.2 Penyakit hati toksik dengan hepatitis akut
K71.3 Penyakit hati toksik dengan hepatitis kronik persisten
K71.4 Penyakit hati toksik dengan hepatitis lobularis kronik
K71.5 Penyakit hati toksik dengan hepatitis aktif kronik
Penyakit hati toksik dengan hepatitis lupoid
K71.6 Penyakit hati toksik dengan hepatitis, not elsewhere classified
K71.7 Penyakit hati toksik dengan fibrosis dan sirrhosis hati
K71.8 Penyakit hati toksik dengan kelainan hati lainnya:
Penyakit hati toksik dengan:
hiperplasia nodul terfokus, granuloma hepatika,
peliosis hepatis, penyakit hati veno-oklusif.
K71.9 Penyakit hati toksik, tidak dijelaskan
K72 Hepatic failure, not elsewhere classified
Termasuk: Koma hepatika NOS, ensefalopati hepatika NOS,
Nekrosis (sel) hati dengan kegagalan hati
Atrofi atau distrofi hati kuning (yellow liver atrophy or dystrophy)
Hepatitis dengan kegagalan hati: akut, fulminant atau ganas
Kecuali:
Gagal hati alkoholik (K70.4), dengan penyakit hati toksik (K71.1)
Ikterus pada janin dan bayi (P55-P59), hepatitis virus (B15-B19)
Gagal hati pada:
abortus, hamil ektopik atau hamil mola (O00-O07, O08.8)
pada hamil, melahirkan dan nifas (O26.6)
K72.0 Gagal hati akut dan subakut
K72.1 Gagal hati kronik
K72.9 Gagal hati, tidak dijelaskan
K73 Hepatitis kronik, not elsewhere classified
Kecuali:
Hepatitis (kronik):
virus (B15-B19), alkoholik (K70.1), akibat obat (K71.-),
reaktif nonspesifik (K75.2), granulomatosa NEC (F49.0
.3)
K73.0 Hepatitis persisten kronik, not elsewhere classified
K73.1 Hepatitis lobularis kronik, not elsewhere classified
K73.2 Hepatitis aktif kronik, not elsewhere classified
Hepatitis lupoid NEC
K73.8 Hepatitis kronik lain, not elsewhere classified
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K73.9 Hepatitis kronik, tidak dijelaskan


K74 Fibrosis dan sirosis hati
Kecuali:
Fibrosis hati alkoholik (K70.2), dengan penyakit hati toksik (K71.7)
Sklerosis hati kardiaka (K76.1)
Sirosis (hati): alkoholik (K70.3), kongenital (P78.8)
K74.0 Fibrosis hati
K74.1 Sklerosis hati
K74.2 Fibrosis hati dengan sklerosis hati
K74.3 Sirosis biliaris primer
Kholangitis destruktif non-suppuratif kronik
K74.4 Sirosis biliaris sekunder
K74.5 Sirosis biliaris, tidak dijelaskan
K74.6 Sirosis hati yang lain dan tidak dijelaskan
Sirrhosis (hati): NOS, makronoduler, mikronoduler, jenis campuran
kriptogenik, portal, postnekrotik
K75 Penyakit radang hati lainnya
Kecuali:
Penyakit hati toksik (K71.-), hepatitis kronik NEC (K73.-)
Hepatitis: virus (B15-B19), akut atau subakut (K72.0)
K75.0 Abses hati
Abses hati: NOS, kholangitika, hematogenik, limfogenik, pileflebitik
Kecuali: abses hati oleh amuba (A06.4)
pileflebitis tanpa abses hati (K75.1), kholangitis tanpa abses hati (K83.0)
K75.1 Flebitis vena porta
Pileflebitis
Kecuali: abses hati pileflebitis (K75.0)
K75.2 Hepatitis reaktif non-spesifik
K75.3 Hepatitis granulomatosa, not elsewhere classified
K75.4 Hepatitis autoimmun
K75.8 Penyakit hati meradang lainnya yang dijelaskan
K75.9 Penyakit hati meradang, tidak dijelaskan
Hepatitis NOS
K76 Penyakit-penyakit hati lainnya
Kecuali:
Degenerasi amiloid hati (E85.-),
Trombosis vena porta (I81), trombosis vena hepatika (I82.0)
Penyakit hati alkoholik (K70.-), penyakit hati toksik (K71.-)
Penyakit kista hati (kongenital) (Q44.6), hepatomegali NOS (R16.0),
K76.0 Hati (berubah menjadi) berlemak, not elsewhere classified
K76.1 Bendungan pasif kronik terhadap hati
Sirosis hepatis (begitu disebutkan) kardiaka, sklerosis hepatis kardiaka
K76.2 Nekrosis hemoragika sentralis hati
Kecuali: nekrosis hepatis dengan gagal hati (K72.-)
K76.3 Infark hepatis
K76.4 Peliosis hepatis
Angiomatosis hepatis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K76.5 Penyakit oklusi vena hepatika


Kecuali: sindroma Budd-Chiari (I82.0)
K76.6 Hipertensi portal
K76.7 Sindroma hepatorenal
Kecuali: setelah bersalin dan melahirkan (O90.4)
K76.8 Penyakit hati lainnya yang dijelaskan
Hiperplasia nodul hati terfokus, hepatoptosis
K76.9 Penyakit hati, tidak dijelaskan
K77* Kelainan hati pada penyakit c. e.
K77.0* Kelainan hati pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Penyakit hati sifilitika (A52.7)
Hepatitis:
herpesvirus [herpes simplex] (B00.8), cytomegalovirus (B25.1)
toxoplasma (B58.1)
Skistosomiasis hepatosplenika (B65.- ), hipertensi portal pada skistosomiasis (B65.- )
K77.8* Kelainan hati pada penyakit lain c. e.
Granuloma hepatika pada: sarcoidosis (D86.8), berylliosis (J63.2)

Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas (K80-K87)


K80 Kholelithiasis batu empedu
K80.0 Batu gallbladder dengan kholesistitis akut
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis akut
K80.1 Batu gallbladder dengan kholesistitis lain
Setiap kondisi pada K80.2 dengan kholesistitis (kronik)
Kholesistitis dengan kholelithiasis NOS
K80.2 Batu gallbladder tanpa kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di saluran atau gallbladder: NOS atau tanpa kholesistitis
Kholelitiasis, kholesistolitiasis, kolik (rekuren) gallbladder: NOS atau tanpa kholesistitis
K80.3 Batu saluran empedu dengan kholangitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholangitis
K80.4 Batu saluran empedu dengan kholesistitis
Setiap kondisi pada K80.5 dengan kholesistitis (dengan kholangitis)
K80.5 Batu saluran empedu tanpa kholangitis or kholesistitis
Batu empedu (tertahan) di duktus komunis, duktus hepatika, atau duktus biliaris NOS,
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
Kholedokholitiasis, kholelitiasis hepatika, kolik (rekuren) hepatika:
yang tidak dijelaskan, atau tanpa kholangitis atau kholesistitis
K80.8 Kholelitiasis lain
K81 Kholesistitis
Kecuali:
Dengan kholelitiasis (K80.-)
K81.0 Kholesistitis akut
Angiokholesistitis, gallbladder dengan: abses, empyema, atau gangren: tanpa batu
Kholesistitis: emfisematosa (akut), gangrenosa, supuratif: tanpa batu
K81.1 Kholesistitis kronik
K81.8 Kholesistitis lain
K81.9 Kholesistitis, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K82 Penyakit lain gallbladder


Kecuali:
Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Nonvisualisasi gallbladder [pada pencitraan] (R93.2)
K82.0 Obstruksi gallbladder
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada ductus cysticus atau gallbladder tanpa kalkulus
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K82.1 Hidrops gallbladder
Mukokel gallbladder
K82.2 Perforasi gallbladder
Ruptura ductus cysticus atau gallbladder
K82.3 Fistula gallbladder
Fistula kholesistokolika, fistula kholesistoduodenalis
K82.4 Kholesterolosis gallbladder
Gallbladder strawberri
K82.8 Penyakit gallbladder lainnya yang dijelaskan
Ductus cysticus atau gallbladder dengan:
adhesi, atrofi, kista, diskinesia, hipertrofi, tak berfungsi, ulkus
K82.9 Penyakit gallbladder, tidak dijelaskan
K83 Penyakit-penyakit lain saluran empedu
Kecuali:
Sindroma pasca-kholesistektomi (K91.5)
Kondisi berikut yang melibatkan: d. sistikus (K81-K82), gallbladder (K81-K82)
K83.0 Cholangitis
Cholangitis: NOS, asendens, primer, sekunder, rekuren,
Cholangitis (yang membentuk): sklerosis, stenosis, suppuratif
Kecuali: kholangitis destruktif nonsuppuratif kronik (K74.3)
abses hati kholangitik (K75.0)
kholangitis dengan kholedokholitiasis (K80.3-K80.4)
K83.1 Obstruksi saluran empedu
Oklusi, stenosis, atau striktura: pada saluran empedu tanpa batu
Kecuali: dengan kholelithiasis (K80.-)
K83.2 Perforasi saluran empedu
Ruptura saluran empedu
K83.3 Fistula saluran empedu
Fistula kholedokhoduodenalis
K83.4 Spasme sfingter Oddi
K83.5 Kista biliaris
K83.8 Penyakit saluran empedu lainnya yang dijelaskan
Saluran empedu dengan: adhesi, atrofi, hipertrofi, atau ulkus
K83.9 Penyakit saluran empedu, tidak dijelaskan
K85 Pankreatitis akut
Abses pankreas
Nekrosis akut pankreas, nekrosis infektif pankreas
Pancreatitis: NOS, akut (rekuren), subakut, haemoragika, suppuratif
K85.0 Pankreatitis akut idiopatik

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K85.1 Pankreatitis biliaris akut


Pankreatitis batu empedu
K85.2 Pankreatitis akut akaibat alkohol
K85.3 Pankreatitis akut akibat obat
Gunakan kode tambahan (Chapter XX), kalau perlu untuk identifikasi obat
K85.8 Pankreatitis akut lainnya
K85.9 Pankreatitis akut, tak dijelaskan
K86 Penyakit lain pankreas
Kecuali:
Tumor sel islet (pankreas) (D13.7), penyakit fibrokistik pankreas (E84.-),
Steatorea pankreatika (K90.3)
K86.0 Pankreatitis kronik akibat alkohol
K86.1 Pankreatitis kronik lainnya
Pankreatitis kronik: NOS, infeksiosa, rekuren, relapsing
K86.2 Kista pancreas
K86.3 Pseudokista pancreas
K86.8 Penyakit pankreas lainnya yang dijelaskan
Pankreas dengan: atrofi, batu, sirosis, fibrosis
Nekrosis pankreas: NOS, aseptik, lemak
Infantilisme pankreatika
K86.9 Penyakit pankreas, tidak dijelaskan
K87* Kelainan gallbladder, saluran empedu dan pankreas pada penyakit c. e.
K87.0* Kelainan gallbladder dan saluran empedu pada penyakit c. e.
K87.1* Kelainan pankreas pada penyakit c. e.
Pankreatitis sitomegalovirus (B25.2), pankreatitis mumps (B26.3)

Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan (K90-K93)


K90 Malabsorpsi usus
Kecuali:
Menyusul bedah gastrointestinum (K91.2)
K90.0 Coeliac disease
Gluten-sensitive enteropathy, steatorea idiopatik, sprue nontropis
K90.1 Sprue tropis
Sprue NOS, steatorrhoea tropis
K90.2 Blind loop syndrome, not elsewhere classified
Blind loop syndrome NOS
Kecuali: blind loop syndrome: pascabedah (K91.2), kongenital (Q43.8)
K90.3 Steatorea pankreatika
K90.4 Malabsorpsi akibat intoleransi, not elsewhere classified
Malabsorpsi akibat intoleransi terhadap: karbohidrat, lemak, protein, starch
Kecuali: intoleransi laktosa (E73.-), gluten-sensitive enteropathy (K90.0)
K90.8 Malabsorpsi usus lainnya
Penyakit Whipple (M14.8*)
K90.9 Malabsorpsi usus, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

K91 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, not elsewhere classified


Kecuali:
Ulkus gastrojejunum (K28.-)
Kolitis radiasi (K52.0), gastroenteritis radiasi (K52.0), proktitis radiasi (K62.7)
K91.0 Muntah menyusul bedah gastrointestinum
K91.1 Sindroma pasca-bedah lambung
Sindroma: dumping, pasca-gastrektomi, pasca-vagotomi
K91.2 Malabsorbsi pascabedah, not elsewhere classified
Blind loop syndrome pasca-bedah
Kecuali:
osteoporosis malabsorbsi pascabedah (M81.3)
osteomalasia malabsorbsi dewasa (M83.2)
K91.3 Obstruksi usus pasca-bedah
K91.4 Malfungsi kolostomi dan enterostomi
K91.5 Sindroma pasca-kholesistektomi
K91.8 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur lainnya, not elsewhere classified
K91.9 Kelainan sistem pencernaan pasca-prosedur, tidak dijelaskan
K92 Penyakit-penyakit lain sistem pencernaan
Kecuali:
Perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
K92.0 Haematemesis
K92.1 Melaena
Kecuali: darah samar dalam feses (R19.5)
K92.2 Perdarahan gastrointestinum, tidak dijelaskan
Perdarahan: lambung NOS, usus NOS
Kecuali: dengan ulkus peptikum (K25-K28), gastritis hemoragika akut (K29.0)
perdarahan anus dan rectum (K62.5)
K92.8 Penyakit sistem pencernaan lainnya yang dijelaskan
K92.9 Penyakit sistem pencernaan, tidak dijelaskan
K93* Kelainan lain organ pencernaan pada penyakit c. e.
K93.0* Kelainan usus, peritoneum dan kelenjar mesenterika karena tuberkulosis
(A18.3)
Kecuali: peritonitis tuberkulosa (K67.3*)
K93.1* Megakolon pada penyakit Chagas (B57.3)
K93.8* Kelainan organ pencernaan lainnya yang dijelaskan, pada penyakit c. e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XI-24

CHAPTER XII. PENYAKIT-PENYAKIT


KULIT DAN JARINGAN SUBKUTIS
(L00L99)
Bab ini berisi kode untuk infeksi, radang lain seperti dermatitis, dan kondisi lain pada
kulit, jaringan subkutis, dan organ-organ pelengkap kulit (rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar
sebasea dan keringat). Kulit dan organ pelengkap disebut sistem integumen. Lapisan kulit
terdiri dari epidermis (pelidung tipis yang memiliki zat tanduk), dermis (jaringan ikat fibrosa
padat berisi pembuluh darah dan syaraf), dan subkutis (jaringan tebal mengandung lemak).

Kecuali:

Penyakit infeksi dan parasit tertentu ( A00-B99 )


Neoplasma ( C00-D48 )
Penyakit endokrin, gizi, dan metabolik ( E00-E90 )
Retikulosis lipomelanotik ( I89.8 )
Kelainan jaringan ikat sistemik ( M30-M36 )
Komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas ( O00-O99 )
Kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal ( P00-P96 )
Malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital ( Q00-Q99 )
Tanda, gejala, dan penemuan klinis dan labor abnormal, NEC ( R00-R99 )
Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab luar tertentu ( S00-T98 )

Blok-blok di dalam bab ini adalah:


L00-L08
L10-L14
L20-L30
L40-L45
L50-L54
L55-L59
L60-L75
L80-L99

Infeksi kulit dan jaringan subkutis


Kelainan bullosa
Dermatitis dan eczema
Kelainan papulosquamosa
Urtikaria and eritema
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain

Kategori asterisk untuk bab ini adalah sebagai berikut:

L14*
Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45*
Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54*
Erythema pada penyakit c.e
L62*
Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86*
Keratoderma pada penyakit c.e
L99*
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]

Infeksi kulit dan jaringan subkutis (L00-L08)

Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I (Penyakit infeksi dan parasit
tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi
di awal blok ini terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat ditambahkan
untuk identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu dilakukan kalau organismenya
dikenal. Perhatikan pula bahwa daftar kecuali disini cukup panjang.
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:

ICD 10 2nded

Apikes Iris

erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah, panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)
L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus
Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)
L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain
L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit
Termasuk: boil, furunkulosis
Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)
organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali: kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)
kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)
L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher
L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-2

ICD 10 2nded

L02.3
L02.4
L02.8
L02.9

Apikes Iris

Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0)
Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS

L03

Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang menjadi merah, panas dan
sembab, dan sering diikuti radang kelenjar limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering
digunakan bersama kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus adalah
kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau pasien datang untuk pengobatan
sellulitis tanpa pengobatan luka atau ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.
Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau terdapat limfadenitis maka
kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu pula ditambahkan. Banyak situs spesifik yang
dikecualikan dari kategori ini dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs. Misalnya
sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis kelopak pada bab mata. Catatan
pengecualian hendaknya dibaca dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita. Sellulitis orbita lebih serius
karena resiko penyebaran radang ke mata dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini
dengan dokter untuk menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka) dengan kode tambahan
H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L03.0 Sellulitis jari tangan dan kaki


Infeksi kuku, onikhia, paronikhia, perionikhia
L03.1 Sellulitis bagian lain anggota
Axilla, panggul, bahu
L03.2 Sellulitis muka
L03.3 Sellulitis badan
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: omphalitis neonatus (P38)
L03.8 Sellulitis tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
L03.9 Cellulitis, tak dijelaskan
L04 Limfadenitis akut
Termasuk: abses (akut)
} pada kelenjar limfe apa saja, selain mesenterika
limfadenitis akut
}
Kecuali: penyakit HIVyang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
limfadenitis:
- mesenterika, nonspesifik (I88.0)
- kronik or subakut, selain mesenterika (I88.1)
- NOS (I88.9)
L04.0 Limfadenitis akut muka, kepala dan leher
L04.1 Limfadenitis akut badan
L04.2 Limfadenitis akut anggota atas
Axilla, bahu
L04.3 Limfadenitis akut anggota bawah
Panggul
L04.8 Limfadenitis akut di tempat lain
L04.9 Limfadenitis akut, tak dijelaskan
L05 Kista pilonida
[kista berisi rambut di ujung medulla spinalis dekat bokong]
Termasuk: fistula
} koksigis atau pilonida
sinus}
L05.0 Kista pilonida dengan abses
L05.9 Kista pilonida tanpa abses
Kista pilonida NOS
L08 Infeksi lokal lain pada kulit dan jaringan subkutis
L08.0 Pyoderma
Dermatitis: purulenta, septik, suppuratif
Kecuali: pioderma gangrenosum (L88)
L08.1 Erythrasma [kondisi radang kronis bakteri di lipatan kulit]
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan bullosa (L10-L14)

[bulla = blister (kantong kulit berisi cairan) besar]


Kecuali: sindroma kulit melepuh akibat stafilokokus (L00)
nekrolisis epidermis toksik [Lyell] (L51.2)
pemfigus familial jinak [Hailey-Hailey] (Q82.8)
L10 Pemfigus
[blister-blister besar timbul di dalam kulit]
Kecuali: pemfigus neonatorum (L00)
L10.0 Pemfigus vulgaris
L10.1 Pemfigus vegetans
L10.2 Pemfigus foliaseus
L10.3 Pemfigus Brazil [fogo selvagem]
L10.4 Pemfigus erythematosus
Senear-Usher syndrome
L10.5 Pemfigus akibat obat
Gunakan kode tambahan (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L10.8 Pemfigus lain
L10.9 Pemfigus, tak dijelaskan
L11
Kelainan acantholytic (jaringan tanduk) lainnya
L11.0 Keratosis follikularis yang didapat
Kecuali: keratosis follikularis (kongenital) [Darier-White] (Q82.8)
L11.1 Dermatosis akantolitik sementara [Grover]
L11.8 Kelainan akantolitik lain yang dijelaskan
L11.9 Kelainan akantolitik, tak dijelaskan
L12 Pemfigoid
Kecuali: impetigo herpetiformis (L40.1)
herpes gestationis (O26.4)
L12.0 Pemfigoid bullosa
L12.1 Pemfigoid sikatriks
Pemfigoid jinak membran mukosa
L12.2 Penyakit bulla kronis kanak-kanak
Sermatitis herpetiformis remaja
L12.3 Epidermolisis bullosa didapat
Kecuali: epidermolisis bullosa (kongenital) (Q81.-)
L12.8 Pemfigoid lain
L12.9 Pemfigoid, tak dijelaskan
L13 Kelainan bullosa lainnya
L13.0 Dermatitis herpetiformis
Penyakit Duhring
L13.1 Dermatitis pustularis subkornea
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan
L14*

Kelainan bullosa pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain

Dermatitis dan eczema (L20-L30)

Dermatitis adalah peradangan kulit. Pada blok ini istilah dermatitis dan eksim memiliki
arti yang persis sama. Terdapat sejumlah besar penyebab dermatitis dan mereka memiliki kode
ICD yang berbeda. Jadi perlu informasi sebanyak mungkin mengenai jenis dermatitis sebelum
kode dipilih. Jenis-jenis umum dermatitis pada blok ini adalah:
atopik: kronik, gatal, pada muka, leher, badan atas, lipat siku dan lutut; akibat alergi herediter
seborrhoeik: kronik, biasanya gatal, sisik kering dengan eritema, sering pada kulit kepala
diaper:
kontak allergi: akibat paparan zat pada kulit yang sensitif atau allergi terhadapnya
kontak irritan: akibat paparan zat non-allergi yang merusak kulit
exfoliatif: merah dan bersisik di atas seluruh permukaan kulit
lichen complex kronik dan prurigo: kronik, gatal, dengan plak lichen yang tebal
pruritus: kulit gatal tanpa warna merah.
Detail ini diperlukan untuk mengkode dermatitis dengan akurat, sehingga penting
sekali bagi dokter untuk menuliskannya pada catatan medis.
Catatan:
Kecuali:

Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan arti yang sama.
Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

L20 Dermatitis atopik


Kecuali: neurodermatitis berbatas tegas [sirkumskripta] (L28.0)
L20.0 Prurigo Besnier
L20.8 Dermatitis atopik lainnya
Eczema: flexural NEC, infantil (akut)(kronik), intrinsik (allergik)
Neurodermatitis: atopik, diffus
L20.9 Dermatitis atopik, tak dijelaskan
L21 Dermatitis seborrhoeika
Kecuali: dermatitis infektif (L30.3)
L21.0 Seborrhoea capitis
Cradle cap
L21.1 Dermatitis seborrhoeik infantil
L21.8 Dermatitis seborrhoeika lainnya
L21.9 Dermatitis seborrhoeika, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L22 Dermatitis diaper [popok]


Eritema atau rash akibat diaper
Rash popok psoriasiformis
L23 Dermatitis kontak allergi
Termasuk: eksim kontak allergika
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak mata (H01.1)
- diaper [napkin] (L22)
- kontak irritan (L24.-)
- kontak NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4)
L23.0 Dermatitis kontak alergi akibat logam
Khrom, nikel
L23.1 Dermatitis kontak alergi akibat zat adhesif
L23.2 Dermatitis kontak alergi akibat kosmetika
L23.3 Dermatitis kontak alergi akibat obat yang berkontak dengan kulit
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7),
dermatitis akibat obat-obatan yang ditelan (L27.0-L27.1)
L23.4 Dermatitis kontak alergi akibat zat pewarna
L23.5 Dermatitis kontak alergi akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida, plastik, karet
L23.6 Dermatitis kontak alergi akibat kontak makanan dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L23.7 Dermatitis kontak alergi akibat tanaman, selain makanan
L23.8 Dermatitis kontak alergi akibat agen lain
L23.9 Dermatitis kontak alergi, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak alergi NOS
L24 Dermatitis kontak irritan
Termasuk: eksim kontak irritan
Kecuali: eksim telinga luar (H60.5)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- diaper [popok] (L22)
- kontak alergi (L23.-)
- contact NOS (L25.9)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
alergi NOS (T78.4),
L24.0 Dermatitis kontak irritan akibat detergents

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L24.1 Dermatitis kontak irritan akibat minyak dan gemuk [greases]


L24.2 Dermatitis kontak irritan akibat pelarut
Pelarut: chlorocompound, siklohexane, ester, glikol, hydrocarbon, keton
L24.3 Dermatitis kontak irritan akibat kosmetika
L24.4 Dermatitis kontak irritan akibat obat yang berkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L24.5 Dermatitis kontak irritan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L24.6 Dermatitis kontak irritan akibat makanan yang berkontak dengan kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L24.7 Dermatitis kontak irritan akibat tanaman selain makanan
L24.8 Dermatitis kontak irritan akibat agen lain
Zat pewarna
L24.9 Dermatitis kontak irritan, penyebab tak dijelaskan
Eksim kontak irritan NOS
L25 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan
Termasuk: eksim kontak yang tak dijelaskan
Kecuali
eksim telinga luar (H60.5)
alergi NOS (T78.4)
dermatitis (pada):
- kelopak (H01.1)
- kontak alergi (L23.-)
- kontak irritan (L24.-)
- akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan (L27.-)
- NOS (L30.9)
- perioral (L71.0)
kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
L25.0 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat kosmetika
L25.1 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat obat yangberkontak dengan kulit
Kecuali: reaksi alergi NOS akibat obat (T88.7)
dermatitis akibat obat yang ditelan (L27.0-L27.1)
L25.2 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat zat pewarna
L25.3 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat produk kimia lainnya
Semen, insektisida
L25.4 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat makanan yang berkontak dengan
kulit
Kecuali: dermatitis akibat makanan yang ditelan (L27.2)
L25.5 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat tanaman selain makanan
L25.8 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan akibat agen lain
L25.9 Dermatitis kontak yang tak dijelaskan, penyebab tak dijelaskan
Dermatitis kontak (pekerjaan) NOS
Eksim kontak (pekerjaan) NOS
L26 Dermatitis eksfoliativa
Pityriasis Hebra
Kecuali: penyakit Ritter (L00)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L27 Dermatitis akibat zat yang dimasukkan ke dalam badan


Kecuali: contact dermatitis (L23-L25)
urticaria (L50.-)
respons fototoksik dari obat (L56.0)
respons fotoalergi dari obat (L56.1)
reaksi makanan yang tidak diinginkan, selain dermatitis (T78.0-T78.1)
allergy NOS (T78.4)
efek yang tidak diinginkan NOS dari obat (T88.7),
L27.0 Erupsi umum kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L27.1 Erupsi lokal kulit akibat obat-obatan
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L27.2 Dermatitis akibat makanan yang dimakan
Kecuali: akibat kontak makanan dengan kulit (L23.6, L24.6, L25.4)
L27.8 Dermatitis akibat zat lain yang dimasukkan ke dalam badan
L27.9 Dermatitis akibat zat yang tak dijelaskan yang dimasukkan ke dalam badan
L28 Lichen simplex kronis dan prurigo
L28.0 Lichen simplex kronik [lesi kecil-kecil pada kulit yang menebal]
Neurodermatitis berbatas tegas
Lichen NOS
L28.1 Prurigo nodularis
L28.2 Prurigo lain
Prurigo: NOS, Hebra, mitis
Urtikaria papulosa
L29 Pruritus
Kecuali: exkoriasi neurotik (L98.1), pruritus psikogenik (F45.8)
L29.0 Pruritus ani
L29.1 Pruritus scroti
L29.2 Pruritus vulvae
L29.3 Pruritus anogenitalis, tak dijelaskan
L29.8 Pruritus lain
L29.9 Pruritus, tak dijelaskan
Gatal NOS
L30 Dermatitis lain
Kecuali: dermatitis:
- kontak (L23-L25)
- kulit kering (L85.3)
parapsoriasis plak kecil (L41.3)
stasis dermatitis (I83.1-I83.2)
L30.0 Dermatitis nummularis
L30.1 Dyshidrosis [pompholyx]
L30.2 Autosensitisasi kulit
Kandidid [levurid], dermatofitid, eksimatid
L30.3 Dermatitis infektif
Dermatitis eksimatoid infeksiosa
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-9

ICD 10 2nded
L30.4
L30.5
L30.8
L30.9

Apikes Iris

Eritema intertrigo
Pityriasis alba
Dermatitis lain yang dijelaskan
Dermatitis, tak dijelaskan
Eksim NOS

Kelainan-kelainan papuloskuamosa (L40-L45)


L40 Psoriasis [patch merah dilapisi sisik keputihan]
L40.0 Psoriasis vulgaris
Psoriasis nummularis, plak psoriasis
L40.1 Psoriasis pustularis generalisata
Impetigo herpetiformis, penyakit Von Zumbusch
L40.2 Acrodermatitis kontinua
L40.3 Pustulosis palmaris et plantaris
L40.4 Psoriasis guttata
L40.5 Psoriasis arthropatik (M07.0-M07.3*, M09.0*)
L40.8 Psoriasis lain
Psoriasis flexura
L40.9 Psoriasis, tak dijelaskan
L41 Parapsoriasis
Kecuali: poikiloderma vasculare atrophicans (L94.5)
L41.0 Pityriasis lichenoides et varioliformis acuta
Ppenyakit Mucha-Habermann
L41.1 Pityriasis lichenoides kronik
L41.2 Limfomatoid papulosis
L41.3 Parapsoriasis plak kecil
L41.4 Parapsoriasis plak besar
L41.5 Parapsoriasis retiformis
L41.8 Parapsoriasis lain
L41.9 Parapsoriasis, tak dijelaskan
L42

Pityriasis rosea [radang ringan kulit dengan lesi bersisik, idiopatik]

L43 Liken planus [papul dengan plak keunguan poligonal]


Kecuali: liken planopilaris (L66.1)
L43.0 Liken planus hipertrofik
L43.1 Liken planus bullosa
L43.2 Reaksi obat likenoid
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L43.3 Liken planus subakut (aktif)
Liken planus tropikus
L43.8 Liken planus lainnya
L43.9 Liken planus, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-10

ICD 10 2nded
L44
L44.0
L44.1
L44.2
L44.3
L44.4
L44.8
L44.9

Apikes Iris

Kelainan papulosquamosa lainnya


Pityriasis rubra pilaris
Liken nitidus
Liken striatus
Liken ruber moniliformis
Akrodermatitis papularis infantil [Giannotti-Crosti]
Kelainan papulosquamosa lain yang dijelaskan
Kelainan papulosquamosa, tak dijelaskan

L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e.

Urtikaria dan eritema (L50-L54)


Kecuali:

penyakit Lyme (A69.2),


rosasea (L71.-)

L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1 Urtikaria idiopatik
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan
L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema, dan bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1 Eritema multiforme bullosa
Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8 Eritema multiforme lainnya
L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-11

ICD 10 2nded
L52

Apikes Iris

Erythema nodosum

L53 Kondisi eritematosa lain


Kecuali: erythema:
- ab igne (L59.0),
- akibat kontak kulit dengan agen eksternal (L23-L25)
- intertrigo (L30.4)
L53.0 Eritema toksik
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi agen
eksternal
Kecuali: eritema toksik neonatus (P83.1)
L53.1 Eritema annulare centrifugum
L53.2 Eritema marginatum
L53.3 Eritema figuratum kronis lain
L53.8 Kondisi eritema lain yang dijelaskan
L53.9 Kondisi eritema, tak dijelaskan
Eritema NOS
Eritroderma NOS
L54* Eritema pada penyakit c.e.
L54.0* Eritema marginatum pada demam rematik akut (I00)
L54.8* Eritema pada penyakit lain c.e.

Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)


L55
L55.0
L55.1
L55.2
L55.8
L55.9

Sunburn
Sunburn tingkat satu
Sunburn tingkat dua
Sunburn tingkat tiga
Sunburn lainnya
Sunburn, tak dijelaskan

L56 Perubahan akut lain pada kulit akibat radiasi ultraviolet


L56.0 Respons fototoksik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L56.1 Respons photoallergik obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Chapter XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
L56.2 Dermatitis fotokontak [berloque dermatitis]
L56.3 Urtikaria solaris
L56.4 Erupsi polimorfik akibat cahaya
L56.8 Perubahan akut kulit lain yang dijelaskan akibat radiasi ultraviolet
L56.9 Perubahan akut kulit akibat radiasi ultraviolet, tak dijelaskan
L57 Perubahan kulit akibat terpapar radiasi non-ionisasi kronis
L57.0 Keratosis aktinik
[lesi keratotik pra-kanker, diduga karena sinar matahari bertahun-tahun
Keratosis: NOS, senile, solar

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L57.1
L57.2
L57.3
L57.4

Retikuloid aktinik
Nuchae rhomboidalis kulit
Poikiloderma Civatte
Cutis laxa senilis
[kulit longgar berlipat-lipat]
Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris
L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis, tak dijelaskan
L58
L58.0
L58.1
L58.9

Radiodermatitis
Radiodermatitis akut
Radiodermatitis kronis
Radiodermatitis, tak dijelaskan

L59
L59.0
L59.8
L59.9

Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain akibat radiasi


Eritema ab igne [dermatitis ab igne]
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan akibat radiasi
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi, tak dijelaskan

Kelainan-kelainan pelengkap kulit (skin appendages) (L60-L75)


Kecuali:

malformasi integumen kongenital (Q84.-)

L60 Kelainan kuku


Kecuali: onychia and paronychia (L03.0)
clubbing of nails (R68.3)
L60.0 Ingrowing nail [ kuku tumbuh ke dalam]
L60.1 Onycholysis [kuku terpisah dari dasar, tapi tidak lepas]
L60.2 Onychogryphosis [kuku mengikuti bengkokan ujung jari]
L60.3 Nail dystrophy
L60.4 Beau's lines
L60.5 Yellow nail syndrome
L60.8 Kelainan kuku lainnya
L60.9 Kelainan kuku, tak dijelaskan
L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e.
L62.0* Pachydermoperiostosis dengan clubbed nail (M89.4)
[kulit dan tulang menebal]
L62.8* Kelainan kuku pada penyakit lain c.e.
L63 Alopesia areata
L63.0 Alopesia (capitis) totalis [rambut lepas, tanpa penyakit kulit atau sistemik]
L63.1 Alopesia universalis [rambut lepas dari seluruh tubuh]

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L63.2 Ophiasis
L63.8 Alopesia areata lainnya
L63.9 Alopesia areata, tak dijelaskan
L64 Alopesia androgenik
Termasuk: botak pada pria
L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan
L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya
Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1 Anagen effluvium
L65.2 Alopesia musinosa
L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain
L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan
Alopecia NOS
L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]
L66.0 Pseudopelade
L66.1 Liken planopilaris
Liken planus follikularis
L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens
L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata
L66.8 Alopesia sikatriks lainnya
L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan
L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut
Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1 Variasi warna rambut
Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak dijelaskan
L68

Hipertrikosis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Termasuk: rambut berlebihan


Kecuali: hipertrikosis kongenital (Q84.2)
lanugo persistent (Q84.2)
L68.0 Hirsutism
[rambut berlebihan, terutama di badan wanita mirip pria]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L68.1 Hipertrikosis lanuginosa didapat
[rambut halus berlebihan]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L68.2 Hipertrikosis lokal
[rambut berlebihan di lokasi tertentu]
L68.3 Politrikia
L68.8 Hipertrikosis lain
L68.9 Hipertrikosis, tak dijelaskan
L70 Akne [radang kelenjar sebasea, jerawat
Kecuali: akne keloid (L73.0)
L70.0 Akne vulgaris
L70.1 Akne konglobata
L70.2 Akne varioliformis
Akne nekrotika miliaris
L70.3 Akne tropika
L70.4 Infantile akne
L70.5 Acn excorie des jeunes filles
L70.8 Akne lainnya
L70.9 Akne, tak dijelaskan
L71 Rosasea
[radang kronis pada muka]
L71.0 Dermatitis perioral
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L71.1 Rhinophyma
L71.8 Rosacea lainnya
L71.9 Rosacea, tak dijelaskan
L72 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis
L72.0 Kista epidermis
L72.1 Kista trikilemma
Kista pilar, kista sebasea
L72.2 Steatokistoma multiplex
L72.8 Kista folikel lain pada kulit dan jaringan subkutis
L72.9 Kista folikel kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
L73 Kelainan folikel lainnya
L73.0 Akne keloid
L73.1 Pseudofollikulitis barbae

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L73.2 Hidradenitis suppurativa


L73.8 Kelainan folikel lain yang dijelaskan
Sycosis barbae
L73.9 Kelainan folikel, tak dijelaskan
L74 Kelainan keringat ekrin
Kecuali: hiperhidrosis (R61.-)
L74.0 Miliaria rubra
[bintik-bintik gatal merah, kelenjar keringat tersumbat]
L74.1 Miliaria crystallina
L74.2 Miliaria profunda
Miliaria tropikalis
L74.3 Miliaria, tak dijelaskan
L74.4 Anhidrosis
Hipohidrosis
L74.8 Kelainan keringat eccrine lainnya
L74.9 Kelainan keringat ekrin, tak dijelaskan
Kelainan kelenjar keringat NOS
L75 Kelainan keringat apokrin
[pada kelenjar axilla, perineum, anus]
Kecuali: dyshidrosis [pompholyx] (L30.1),
hidradenitis suppurativa (L73.2)
L75.0 Bromhidrosis
L75.1 Chromhidrosis
L75.2 Apocrine miliaria
Penyakit Fox-Fordyce
L75.8 Kelainan keringat apokrin lainnya
L75.9 Kelainan keringat apokrin, tak dijelaskan

Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis (L80-L99)


L80

Vitiligo

L81 Kelainan pigmentasi lainnya


Kecuali: birthmark NOS (Q82.5)
sindroma Peutz-Jeghers (Q85.8),
naevus - lihat Vol.3.
L81.0 Hiperpigmentasi pasca peradangan
L81.1 Chloasma [bintik-bintik coklat gelap di kulit]
L81.2 Freckles [spot coklat]
L81.3 Caf au lait spots [coklat muda, spserti freckle]
L81.4 Hiperpigmentasi melanin lainnya
Lentigo
L81.5 Leukoderma, not elsewhere classified
L81.6 Kelainan pengurangan pembentukan melanin lainnya
L81.7 Dermatosis purpurik berpigmen
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan
L82 Keratosis seborrhoeika
Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trlat
L83 Akantosis nigrikans
Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring
L84 Corns and callosities
Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]
L85 Penebalan epidermis lainnya
Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
[kulit kering dan bersisik]
Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)
L85.3 Xerosis kutis
Dermatitis kulit kering
L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [mata ikan]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan
L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain
Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8)
L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis
Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem penetrans [Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
L87.1 Kolagenosis reaktif perforans
L87.2 Elastosis perforans serpiginosa
L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain
L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak dijelaskan
L88 Pyoderma gangrenosum
Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma
L89 Ulkus dekubitus dan area tekanan
Bedsore
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Plaster ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L89.0 Ulkus dekubitus stadium I dan area tekanan
Ulkus dekubitus [tekanan] terbatas pada eritema saja
Catatan: ulkus terliha sebagai area tegas dengan kemerahan persisten (eritema) pada
kulit yang berpigmentasi rendah, sedangkan pada kulit yang lebih gelap
ulkus bisa terlihat dengan nada warna merah, biru atau ungu, tanpa
kehilangan kulit
L89.1 Ulkus dekubitus stadium II
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan:
abrasi, blister,
ketebalan kulit hilang sebagianmelibatkan epidermis dan/atau dermis, skin
loss NOS
L89.2 Ulkus dekubitus stadium III
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan kehilangan ketebalan kulit seluruhnya termasuk
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutis yang meluas ke fasia di bawahnya
L89.3 Ulkus dekubitus stadium IV
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan nekrosis otot, tulang atau struktur penyokong
(misalnya tendon atau kapsul sendi)
L89.9 Ulkus dekubitus dan area tekanan, tidak dijelaskan
Ulkus dekubitus [tekanan] tanpa disebutkan stadiumnya
L90 Kelainan atrofik kulit
L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus
Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna
- pria (N48.0)
- wanita (90.4)
L90.1 Anetoderma Schweninger-Buzzi
L90.2 Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari
L90.3 Atrophoderma Pasini and Pierini
L90.4 Acrodermatitis chronica atrophicans
L90.5 Kondisi parut dan fibrosis kulit
Adherent scar [parut lengket] (kulit)
Cicatrix
Kerusakan bentuk akibat parut
Scar NOS
Kecuali: parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit
L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan
L91 Kelainan hipertrofik kulit
L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali: keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L91.8 Kelainan hipertrofik lain pada kulit


L91.9 Kelainan hipertrofik pada kulit, tak dijelaskan
L92
L92.0
L92.1
L92.2
L92.3
L92.8
L92.9

Kelainan granulomatosa kulit dan jaringan bwah kulit


Kecuali:
granuloma aktinik (L57.5)
Granuloma annulare
granuloma annulare perforans
Neckrobiosis lipoidika, not elsewhere classified
Kecuali: disebabkan diabetes mellitus (E10-E14)
Granuloma fasiale [granuloma eosinofilik kulit]
Granuloma benda asing pada kulit dan jaringan subkutis
Kelainan granulomatosa lain padakulit dan jaringan subkutis
Kelainan granulomatosa pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan

L93 Lupus eritematosus


[radang kronis jaringan ikat sendi, ginjal, permukaan serosa, dan dinding pembuluh darah;
terutama pada wanita]
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
Kecuali: lupus:
- exedens (A18.4)
- vulgaris (A18.4)
systemic lupus erythematosus (M32.-)
skleroderma (M34.-)
L93.0 Lupus eritematosus diskoid
Lupus eritematosus NOS
L93.1 Lupus eritematosus kulit subakut
L93.2 Lupus eritematosus lokal lainnya
Lupus:
- eritematosus profundus
- panniculitis
L94 Kelainan jaringan penyambung lokal lainnya
Kecuali: kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
L94.0 Skleroderma lokal [morphea]
Circumscribed scleroderma [berbatas tegas]
L94.1 Linear scleroderma
En coup de sabre lesion
L94.2 Kalsinosis kutis
L94.3 Sklerodaktyly
L94.4 Papula Gottron
L94.5 Poikiloderma vasculare atrophicans
L94.6 Ainhum
L94.8 Kelainan jaringan ikat lokal lain yang dijelaskan
L94.9 Kelainan jaringan ikat lokal, tak dijelaskan
L95 Vaskulitis yang terbatas pada kulit, not elsewhere classified
Kecuali: purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
urtikaria (L50.-),
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-19

ICD 10 2nded

L95.0
L95.1
L95.8
L95.9

Apikes Iris

angioma serpiginosum (L81.7)


vaskulitis rematoid (M05.2)
polyarteritis nodosa (M30.0),
angiitis hipersensitif (M31.0)
granulomatosis Wegener (M31.3)
pannikulitis (pada):
- lupus (L93.2)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
- neck and back (M54.0)
- NOS (M79.3),
serum sickness (T80.6)
Livedoid vasculitis
Atrophie blanche (en plaque)
Erythema elevatum diutinum
Vaskulitis kulit lainnya
Vaskulitis kulit, tak dijelaskan

L97 Ulkus anggota bawah, not elsewhere classified


Kecuali: ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
skin infections (L00-L08),
gangrene (R02)
L98 Kelainan lain kulit dan jaringan subkutis, not elsewhere classified
L98.0 Granuloma piogenik
L98.1 Dermatitis faktisia
Exkoriasi neurotik
L98.2 Dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet]
L98.3 Sellulitis eosinofilik [Wells]
L98.4 Ulkus kronis kulit, not elsewhere classified
Ulkus kulit NOS
Ulkus kronis kulit NOS
Ulkus tropis NOS
Kecuali: infeksi spesifik yang diklasifikasikan pada A00-B99
varicose ulcer (I83.0, I83.2)
infeksi kulit (L00-L08)
ulkus dekubitus [tekanan] dan area tekanan (L89.-)
ulkus anggota bawah NEC (L97)
gangrene (R02)
L98.5 Musinosis kulit
Musinosis terfokus
Lichen myxoedematosus
Kecuali: musinosis terfokus pada oral (K13.7)
myxoedema (E03.9)
L98.6 Kelainan infiltratif lain pada kulit dan jaringan subkutis
Kecuali: hyalinosis cutis et mucosae (E78.8)
L98.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L98.9 Kelainan kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada penyakit c.e. lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3)
Lukoderma sifilitika (A51.3, A52.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XII-21

CHAPTER XIII. PENYAKIT-PENYAKIT


MUSKULOSKELETON DAN JARINGAN
PENYAMBUNG (M00 M99)
Kecuali:

penyakit infeksi dan parasit trertentu (A00-B99)


neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal dari masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
gejala, tanda, dan penemuan abnormal klinis dan laboratoris NEC (R00-R99)
cedera, keracunan, dan akibat lain penyebab eksternal (S00-T98)
sindroma kompartemen (T79.6)

Blok-blok di dalam bab ini adalah:

M00-M25. Arthropati (penyakit-penyakit sendi anggota)


M00-M03. Arthropati infeksi
M05-M14. Poliarthropati radang
M15-M19. Arthrosis
M20-M25. Penyakit sendi lain
M30-M36. Kelainan jaringan ikat sistemik (penyakit autoimmun dan kolagen)
M40-M54. Dorsopati (penyakit pada vertebra)
M40-M43. Dorsopati yang merusak bentuk
M45-M49. Spondilopati
M50-M54. Dorsopati lain
M60-M79. Kelainan jaringan lunak (penyakit otot, synovium dan tendon)
M60-M63. Kelainan otot
M65-M68. Kelainan sinovium dan tendon
M70-M79. Kelainan jaringan lunak lain
M80-M94. Osteopati dan kondropati (penyakit tulang dan rawan)
M80-M85. Kelainan kepadatan dan struktur tulang
M86-M90. Osteopati lain
M91-M94. Kondropati
M95-M99. Kelainan lain pada sistem musculoskeletal dan jaringan ikat

Kategori asterisk pada bab ini adalah sebagai berikut:


M01*
M03*
M07*
M09*
M14*
M36*
M49*
M63*
M68*
M73*
M82*
M90*

Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
Arthropati psoriatik dan enteropatik
Arthritis remaja pada penyakit c.e.
Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
Spondilopati pada penyakit c.e.
Kelainan otot pada penyakit c.e.
Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
Osteoporosis pada penyakit c.e.
Osteopathies pada penyakit c.e.

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Tempat keterlibatan muskuloskeleton

Subklasifikasi penunjuk situs keterlibatan berikut disediakan untuk penggunaan pilihan


pada kategori yang sesuai pada bab XIII. Karena jumlah karakter yang digunakan ekstensi
lokal atau adaptasi spesialisasi bisa bervariasi, disarankan agar tambahan subklasifikasi situs ini
diletakkan pada posisi terpisah yang bisa diidentifikasi (misal box tambahan, [1]). Subklasifikasi
lain untuk kerusakan lutut, dorsopati, dan lesi biomekanis yang tidak diklasifikasikan di tempat
lain, masing-masing disediakan pada M23, sebelum M40, dan pada M99.
0. Situs ganda
1. Daerah bahu:
klavikula
skapula
sendi akromio-klavikularis
sendi gleno-humerus
sendi sterno-klavikularis
2. Lengan atas:
humerus
sendi siku
3. Lengan bawah
radius, ulna
sendi pergelangan
4. Tangan:
karpus, metakarpus
jari tangan
sendi-sendi di antara tulang-tulang ini
5. Pelvik dan paha:
bokong
pelvis
femur
(sendi) panggul
sendi sakroiliaka
6. Tungkai bawah:
tibia, fibula
sendi lutut
7. Tumit dan kaki:
tarsus, metatarsus
jari kaki
sendi tumit
sendi-sendi lain di kaki
8. Lain-lain:
kepala
tengkorak
leher
batang tubuh
iga
kolom vertebra
9. Situs tak dijelaskan

Arthropathy (M00-M25)

Kelainan yang terutama mengganggu sendi-sendi perifer (anggota).

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Arthropati infeksi (M00-M03)

Catatan: : Blok ini berisi arthropati akibat agen mikrobiologis.

Perbedaan yang dibuat antara jenis-jenis hubungan etiologis berikut adalah:


- Infeksi langsung pada sendi, dengan terdapatnya organisme yang menyerang
jaringan synovium dan antigen mikroba di dalam sendi
- Infeksi tidak langsung terbagi atas
a. arthropati reaktif, dengan terbukti adanya infeksi mikroba di dalam tubuh,
tapi organisme atau antigennya tidak terdapat di dalam sendi
b. arthropati pascainfeksi, dengan terdapatnya antigen mikroba tapi penemuan
organisme tidak konstan dan tidak ada bukti perbanyakan lokal.

M00 Arthritis piogenik


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M00.0 Arthritis dan poliarthritis stafilokokus
M00.1 Arthritis dan poliarthritis pneumokokus
M00.2 Arthritis dan poliarthritis streptokokus lain
M00.8 Arthritis dan poliarthritis akibat bakteri lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri.
M00.9 Arthritis piogenik, tak dijelaskan
Arthritis infektif NOS
M01* Infeksi sendi langsung pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada sarkoidosis (M14.8*)
arthropati pascainfeksi dan reaktif (M03.-*)
M01.0*Arthritis meningokokus (A39.8)
Kecuali: arthritis postmeningokokus (M03.0*)
M01.1*Arthritis TB (A18.0)
Kecuali: pada vertebra (M49.0*)
M01.2*Arthritis pada penyakit Lyme (A69.2)
M01.3*Arthritis pada penyakit bakteri lain c.e.
Arthritis pada:
- demam tifoid atau paratifoid (A01.-),
- infeksi lokal salmonella (A02.2)
- lepra [penyakit Hansen] (A30.-),
Arthritis gonokokus (A54.4)
M01.4*Arthritis rubella (B06.8)
M01.5*Arthritis pada penyakit virus lain c.e.
arthritis pada:
- mumps (B26.8)
- demam O'nyong-nyong (A92.1)
M01.6*Arthritis pada mikosis (B35-B49)
M01.8*Arthritis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.

M02 Arthropati reaktif


[Lihat kode situs pada awal bab ini]

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
M02.0
M02.1
M02.2
M02.3
M02.8
M02.9

demam rematik (I00)


penyakit Behet (M35.2)
Arthropati menyusul operasi bypass usus
Arthropati pascadisenteri
Arthropati pascaimunisasi
Penyakit Reiter
Arthropati reaktif lainnya
Arthropati reaktif, tak dijelaskan

M03* Arthropati pascainfeksi dan reaktif pada penyakit c.e.


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali:: infeksi langsung sendi dari penyakit infeksi dan parasit c.e. (M01.-*)
M03.0*Arthritis postmeningokokus (A39.8)
Kecuali: arhritis meningokokus (M01.0*)
M03.1*Arthropati pascainfeksi pada sifilis
Sendi Clutton (A50.5)
Kecuali: arthropati Charcot atau tabetik (M14.6*)
M03.2*Arthropati pascainfeksi lain pada penyakit c.e.
Arthropati pascainfeksi pada:
- enteritis akibat Yersinia enterocolitica (A04.6)
- hepatitis virus (B15-B19)
Kecuali: arthropati virus (M01.4-M01.5*)
M03.6*Arthropati reaktif pada penyakit lain c.e.
Arthropati pada endokarditis infektif (I33.0)

Poliarthropati inflamasi (M05-M14)


M05 Rematoid arthritis seropositif
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: demam rematik (I00),
arthritis rematoid (pada):
- remaja (M08.-)
- spina (M45)
M05.0 Sindroma Felty
Arthritis rematoid dengan splenoadenomegali dan leukopenia
M05.1Penyakit paru-paru rematoid (J99.0*)
M05.2 Vaskulitis rematoid
M05.3Arthritis rematoid dengan keterlibatan organ dan sistem lain
Polineuropati rematoid (G63.6*)
Miopati rematoid (G73.7*)
Pericarditis rematoid (I32.8*)
Endokarditis rematoid (I39.-*)
Miokarditis rematoid (I41.8*)
Karditis rematoid (I52.8*)
M05.8 Arthritis rematoid seropositif lain
M05.9 Arthritis rematoid seropositif, tak dijelaskan
M06

Rematoid arthritis lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

[Lihat kode situs pada awal bab ini]


M06.0 Arthritis rematoid seronegatif
M06.1 Penyakit Still yang muncul pada usia dewasa
Kecuali: penyakit Still NOS (M08.2)
M06.2 Bursitis rematoid
M06.3 Nodul rematoid
M06.4 Poliarthropati radang
Kecuali: poliarthritis NOS (M13.0)
M06.8 Arthritis rematoid lain yang dijelaskan
M06.9 Arthritis rematoid, tak dijelaskan
M07* Arthropati psoriatik dan enteropatik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M07.0*Arthropati psoriatik interphalanx distal (L40.5)
M07.1*Arthritis mutilans (L40.5)
M07.2*Spondilitis psoriatik (L40.5)
M07.3*Arthropati psoriatik lain(L40.5)
M07.4*Arthropati pada penyakit Crohn [regional enteritis] (K50.-)
M07.5*Arthropati pada kolitis ulseratif (K51.-)
M07.6*Arthropati entropati lain
M08 Arthritis remaja [juvenile arthritis]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: arthritis anak, dimulai pada usia <16 tahun, berlangsung lebih dari 3 bulan
Kecuali: sindroma Felty (M05.0)
dermatomyositis remaja (M33.0)
M08.0 Arthritis rematoid remaja
Arthritis rematoid dengan atau tanpa faktor rheumatoid
M08.1 Ankylosing spondylitis pada remaja
Kecuali: ankylosing spondylitis pada dewasa (M45)
M08.2 Arthritis remaja dengan yang onsetnya sistemik
Penyakit Still NOS
Kecuali: penyakit Still yang dimulai pada dewasa (M06.1)
M08.3 Poliarthritis remaja (seronegatif)
Poliarthritis remaja kronis
M08.4 Arthritis remaja pauciarticularis
M08.8 Arthritis remaja lainnya
M08.9 Arthritis remaja, tak dijelaskan
M09* Arthritis remaja pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati pada penyakit Whipple (M14.8*)
M09.0*Arthritis remaja pada psoriasis (L40.5)
M09.1*Arthritis remaja pada penyakit Crohn [enteritis regionalis] (K50.-)
M09.2*Arthritis remaja pada kolitis ulseratif (K51.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M09.8*Arthritis remaja pada penyakit lain c.e.


M10 Gout
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M10.0 Gout idiopatik
Bursitis gout
Gout primer
Tophus garam urat pada jantung (I43.8*)
M10.1 Gout akibat timah hitam (Pb, lead)
M10.2 Gout akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
M10.3 Gout akibat kerusakan fungsi ginjal
M10.4 Gout sekunder lainnya
M10.9 Gout, tak dijelaskan
M11 Arthropati kristal lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M11.0 Penyakit deposisi hydroxyapatite
M11.1 Chondrocalcinosis keturunan
M11.2 Chondrocalcinosis lainnya
Chondrocalcinosis NOS
M11.8 Arthropati kristal lain yang dijelaskan
M11.9 Arthropati kristal, tak dijelaskan
M12 Arthropati spesifik lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthropati NOS (M13.9)
arthrosis (M15-M19)
arthropati cricoarytenoid (J38.7)
M12.0 Arthropati kronis pasca-rematik [Jaccoud]
M12.1 Penyakit Kaschin-Beck
M12.2 Sinovitis villonodular (berpigment)
M12.3 Palindromic rheumatism
M12.4 Intermittent hydrarthrosis
M12.5 Arthropati traumatika
Kecuali: arthrosis post-traumatika (dari):
- panggul (M16.4-M16.5)
- lutut (M17.2-M17.3),
- sendi carpometacarpal pertama (M18.2-M18.3),
- sendi tunggal lain (M19.1),
- NOS (M19.1)
M12.8 Arthropati spesifik lainnya, not elsewhere classified
Arthropati transient (sementara)

M13

Arthritis lain

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

[Lihat kode situs pada awal bab ini]


Kecuali: arthrosis (M15-M19)
M13.0 Poliarthritis, tak dijelaskan
M13.1 Monoarthritis, not elsewhere classified
M13.8 Arthritis lain yang dijelaskan
Arthritis alergika
M13.9 Arthritis, tak dijelaskan
Arthropati NOS
M14* Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kecuali: arthropati pada:
- penyakit neoplasma (M36.1*),
- kelainan darah (M36.2-M36.3*)
- reaksi hipersensitif (M36.4*),
spondilopati neuropatik (M49.4*)
arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*)
arthropati psoriatik dan enteropatik remaja (M09.-*)
M14.0*Arthropati gout akibat cacad enzim dan kelainan keturunan lainnya
Arthropati gout pada:
- sindroma Lesch-Nyhan (E79.1),
- kelainan sickle-cell (D57.-)
M14.1*Crystal arthropati in other metabolic disorders
Arthropati kristal pada hiperparatiroidisme (E21.-)
M14.2*Arthropati diabetik (E10-E14 dengan karakter keempat .6)
Kecuali: arthropati neuropatik diabetik (M14.6*)
M14.3*Dermatoarthritis lipoid (E78.8)
M14.4*Arthropati pada amiloidosis (E85.-)
M14.5*Arthropati pada kelainan lain endokrin, gizi dan metabolik
Arthropati pada:
- hipotiroid (E00-E03)
- tirotoksikosis [hipertiroid] (E05.-)
- akromegali dan gigantisme pituitary (E22.0)
- hemokromatosis (E83.1),
M14.6*Arthropati neuropatik
Arthropati Charcot atau tabetik (A52.1)
Arthropati neuropatik diabetis (E10-E14 dengan karakter keempat .6)
M14.8*Arthropati pada penyakit yang dijelaskan yang c.e.
Arthropati pada:
- sarkoidosis (D86.8)
- eritema: multiforme (L51.-),
- eritema nodosum (L52)
- penyakit Whipple (K90.8)

Arthrosis (M15-M19)
Catatan:
Kecuali:

Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim arthrosis atau
osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai dengan arti klinis yaitu tidak
ditemukan kondisi dasar yang menyebabkan timbulnya penyakit ini
osteoarthritis vertebra (M47.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)
M15.3 Arthrosis multipel sekunder
Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan
Osteoarthritis generalisata NOS
M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]
M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan
M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]
M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan
M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I
M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I, bilateral

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M18.3 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I lainnya


Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.4 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya, bilateral
M18.5 Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis sekunder sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.9 Arthrosis sendi carpometacarpal I, tak dijelaskan
M19 Arthrosis lainnya
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: arthrosis spina (M47.-)
hallux rigidus (M20.2)
polyarthrosis (M15.-)
M19.0 Arthrosis primer sendi lain
Arthrosis primer NOS
M19.1 Arthrosis pasca-trauma sendi lain
Arthrosis pasca-trauma, NOS
M19.2 Arthrosis sekunder lain
Arthrosis sekunder, NOS
M19.8 Arthrosis lain yang dijelaskan
M19.9 Arthrosis, tak dijelaskan

Kelainan sendi lainnya (M20-M25)


Kecuali:

sendi-sendi vertebra (M40-M54)

M20 Deformitas didapat pada jari tangan dan kaki


Kecuali: absen kongenital pada jari tangan dan kaki (Q71.3, Q72.3)
deformitas dan malformasi kongenital jari tangan dan kaki (Q66.-, Q68-Q70,
Q74.-)
absen didapat pada jari tangan dan kaki (Z89.-),
M20.0 Deformitas jari tangan
Deformitas Boutonnire dan swan-neck (leher angsa)
Kecuali: trigger finger (M65.3)
fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0),
clubbing of fingers (R68.3)
M20.1 Hallux valgus (didapat):
Bunion
M20.2 Hallux rigidus
M20.3 Deformitas lain hallux (didapat):
Hallux varus
M20.4 Jari kaki gada [hammertoes] lainnya (didapat)
M20.5 Deformitas lain jari kaki (didapat)
M20.6 Deformitas didapat jari kaki, tak dijelaskan
M21 Deformitas didapat lainnya pada anggota
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas didapat jari tangan atau kaki (M20.-)
coxa plana (M91.2)
deformitas dan malformasi kongenital angota (Q65-Q66, Q68-Q74)
absen kongenital anggota (Q71-Q73)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-9

ICD 10 2nded

M21.0
M21.1
M21.2
M21.3
M21.4
M21.5
M21.6
M21.7
M21.8
M21.9

Apikes Iris

abses didapat anggota (Z89.-)


Deformitas valgus, not elsewhere classified
Kecuali: talipes calcaneovalgus (Q66.4)
metatarsus valgus (Q66.6)
Deformitas varus, not elsewhere classified
Kecuali: tibia vara (M92.5)
metatarsus varus (Q66.2)
Deformitas flexi
Wrist or foot drop (didapat) [pergelangan atau kaki jatuh]
Flat foot [pes planus] (didapat)
Kecuali: congenital pes planus (Q66.5)
Claw hand, clubhand, clawfoot dan clubfoot didapat
Kecuali: clubfoot, tidak dinyatakan sebagai didapat (Q66.8)
Deformitas didapat lain pada tumit dan kaki
Kecuali: deformitas jari kaki (didapat) (M20.1-M20.6)
Panjang anggota tidak sama (didapat)
Deformitas didapat lain yang dijelaskan pada anggota
Deformitas didapat pada anggota, tak dijelaskan

M22 Kelainan patella


Kecuali: dislokasi patella (S83.0)
M22.0 Dislokasi rekuren pada patella
M22.1 Subluksasio rekuren pada patella
M22.2 Kelainan patellofemoralis
M22.3 Kelainan bentuk lain pada patella
M22.4 Kondromalacia patellae
M22.8 Kelainan lain pada patella
M22.9 Kelainan patella, tak dijelaskan
M23

Kerusakan internal lutut


Subklasifikasi tambahan untuk tempat keterlibatan berikut disediakan untuk
pemakaian tambahan pada subkategori yang sesuai pada M23.-, lihat juga note
pada awal bab ini.
0. Banyak tempat
1. Ligamen cruciata anterior atau Cornu anterior meniskus medialis,
2. Ligamen cruciata posterior atau Cornu posterior meniskus medialis,
3. Ligamen collateral medial atau Meniskus medialis yang lain atau tak dijelaskan
4. Ligamen collateral lateral atau Cornu anterior meniskus lateralis,
5. Cornu posterior meniskus lateralis,
6. Meniskus lateralis yang lain atau tak dijelaskan
7. Ligamen kapsularis
9. Ligamen tak dijelaskan atau Meniskus yang tak dijelaskan
Kecuali: deformitas lutut (M21.-)
kelainan patella (M22.-)
dislokasi atau subluksasi rekurens patella (M22.0-M22.1)
dislokasi atau subluksasi rekurens (M24.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-10

ICD 10 2nded

M23.0
M23.1
M23.2
M23.3

M23.4
M23.5
M23.6
M23.8
M23.9

Apikes Iris

ankylosis (M24.6)
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)
Meniskus sistikus
Meniskus diskoid (congenital)
Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada bucket-handle
Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi
}
Detachment [lepas]
} meniskus
Retensi [tertahan]
}
Benda-benda lepas [loose body] di lutut
Ketidakstabilan lutut kronis
Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut
Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan

M24 Kerusakan sendi spesifik lainnya


Kecuali: cedera saat ini - lihat cedera sendi menurut bagian tubuh
kelainan sendi temporomandibularis (K07.6)
snapping knee (M23.8)
ganglion (M67.4)
M24.0 Benda-benda lepas pada sendi
Kecuali: benda-benda lepas di lutut (M23.4)
M24.1 Kelainan rawan sendi lainnya
Kecuali: ochronosis (E70.2)
kalsifikasi metastatik (E83.5)
chondrocalcinosis (M11.1-M11.2)
kerusakan internal lutut (M23.-)
M24.2 Kelainan ligamen
Ketidakstabilan akibat cedera lama pada ligamen
Kelonggaran [laxity] ligamen NOS
Kecuali: kelonggaran ligamen keturunan (M35.7)
lutut (M23.5-M23.8)
M24.3 Dislokasi dan subluksasi patologis sendi, not elsewhere classified
Kecuali: rekuren (M24.4)
dislokasi atau pergeseran sendi kongenital - lihat malformasi dan
deformasi kongenital sistem muskuloskeleton (Q65-Q79)
dislokasi atau pergeseran sendi pada cedera sekarang - lihat cedera
sendi dan ligamen menurut regio tubuh
M24.4 Dislokasi dan subluksasi rekurens sendi
Kecuali: patella (M22.0-M22.1)
subluksasi vertebral (M43.3-M43.5)
M24.5 Kontraktur sendi
Kecuali: deformitas didapat pada anggota (M20-M21)
kontraktur (pelapis) tendon tanpa kontraktur sendi (M67.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-11

ICD 10 2nded

M24.6
M24.7
M24.8
M24.9

Apikes Iris

kontraktur Dupuytren (M72.0)


Ankylosis sendi
Kecuali: kekakuan sendi tanpa ankylosis (M25.6)
ankylosis spina (M43.2)
Protrusio acetabuli
Kerusakan sendi spesifik lain, not elsewhere classified
Irritable hip
Kecuali: yang melibatkan sindroma band iliotibialis (M76.3)
Kerusakan sendi, tak dijelaskan

M25 Kelainan lain pada sendi, not elsewhere classified


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: deformitas yang diklasifikasikan pada M20-M21,
kalsifikasi:
- bursa (M71.4)
- (sendi) bahu (M75.3)
- tendon (M65.2)
kelainan lenggang [gait] dan mobilitas (R26.-)
kesulitan berjalan (R26.2)
M25.0 Haemarthrosis
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera sendi menurut regio tubuh
M25.1 Fistula sendi
M25.2 Flail joint sendi tidak stabil
M25.3 Ketidakstabilan lain sendi
Kecuali: ketidakstabilan sendi akibat:
- cedera lama ligamen (M24.2)
- pengangkatan prosthesis sendi (M96.8)
M25.4 Effusi sendi
Kecuali: hydrarthrosis rahang (A66.6)
M25.5 Nyeri pada sendi
M25.6 Kekakuan sendi, not elsewhere classified
M25.7 Osteophyte [pertumbuhan tulang]
M25.8 Kelainan lain sendi yang dijelaskan
M25.9 Kelainan sendi, tak dijelaskan

Kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)

Termasuk: penyakit autoimmun:


- NOS
- sistemik
penyakit kolagen (vaskuler):
- NOS
- sistemik
Kecuali: sindroma antifosfolipid (D68.6)
penyakit autoimmun, jenis organ tunggal atau sel tunggal (kode ke kategori kondisi
yang relevant)
M30 Poliarteritis nodosa dan kondisi yang berhubungan
M30.0 Poliarteritis nodosa

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-12

ICD 10 2nded

M30.1
M30.2
M30.3
M30.8

Apikes Iris

[radang arteri di berbagai tempat, menyebabkan asma, hipertensi dan kegagalan ginjal]
Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-Strauss]
Angiitis granulomatosa allergika
Juvenile polyarteritis
Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis nodosa
Sindroma poliangiitis overlap

M31 Vaskulopati nekrotikans lain


M31.0 Angiitis hipersensitivitas
Sindroma Goodpasture
M31.1 Mikroangiopati trombotik
Thrombotic thrombocytopenic purpura
M31.2 Lethal midline granuloma
M31.3 Granulomatosis Wegener
Necrotizing respiratory granulomatosis
M31.4 Sindroma arkus aorta [Takayasu]
M31.5 Giant cell arteritis dengan polymyalgia rheumatica
M31.6 Giant cell arteritis lainnya
M31.7 Microscopic polyangiitis
Microscopic polyarteritis
Excludes: polyarteritis nodosa (M30.0)
M31.8 Vaskulopati nekrotikans lain yang dijelaskan
Vaskulitis hipokomplementemia
M31.9 Vaskulopati nekrotikans, tak dijelaskan
M32 Systemic lupus erythematosus [SLE]
Kecuali: lupus eritematosus (diskoid) (NOS) (L93.0)
M32.0 Systemic lupus erythematosus akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M32.1Systemic lupus erythematosus dengan keterlibatan organ atau sistem
Penyakit Libman-Sacks (I39.-*)
Perikarditis lupus (I32.8*)
Systemic lupus erythematosus dengan:
- keterlibatan ginjal (N08.5*, N16.4*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
M32.8 Bentuk lain systemic lupus erythematosus
M32.9 Systemic lupus erythematosus, tak dijelaskan
M33
M33.0
M33.1
M33.2
M33.9

Dermatopolimiositis
Dermatomyositis remaja
Dermatomiositis lainnya
Polimiositis
Dermatopolimiositis, tak dijelaskan

M34 Sklerosis sistemik


Termasuk: skleroderma
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

skleroderma sirkumskripta (L94.0)


skleroderma neonatus (P83.8)
M34.0 Sklerosis sistemik progresif
M34.1 Sindroma CR(E)ST
Kombinasi calcinosis, fenomena Raynaud, disfungsi esofagus, sklerodaktili,
telangiectasia.
M34.2 Sklerosis sistemik akibat obat dan zat kimia
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi penyebab
M34.8 Bentuk lain sklerosis sistemik
Sklerosis sistemik dengan:
- myopati (G73.7*)
- melibatkan paru-paru (J99.1*)
M34.9 Sklerosis sistemik, tak dijelaskan
M35 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lainnya
Kecuali: kolagenosis perforata reaktif (L87.1)
M35.0 Sindroma Sicca [Sjgren]
Sindroma Sjgren dengan:
- miopati (G73.7*)
- keratokonjungtivitis (H19.3*),
- keterlibatan paru-paru (J99.1*)
- kelainan tubulo-interstitial ginjal (N16.4*)
M35.1 Sindorma overlap lain
Penyakit jaringan ikat campuran
Kecuali: polyangiitis overlap syndrome (M30.8)
M35.2 Penyakit Behet
[ulkus mulut, radang mata, dan poliarthritis]
M35.3 Polimialgia rematika
Kecuali: polimialgia reumatika dengan giant cell arteritis (M31.5)
M35.4 Fasiitis diffusa (eosinophilic)
M35.5 Fibrosklerosis multifokus
M35.6 Relapsing panniculitis [Weber-Christian]
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2), NOS (M79.3)
M35.7 Sindroma hipermobilitas
Familial ligamentous laxity [kelonggaran ligamen keturunan]
Kecuali: kelonggaran ligamen NOS (M24.2)
sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
M35.8 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain yang dijelaskan
M35.9 Ketelibatan jaringan ikat sistemik lain, tak dijelaskan
Penyakit autoimmun (sistemik) NOS
Penyakit kolagen (vaskular) NOS
M36* Kelainan jaringan ikat sistemik pada penyakit c.e.
Kecuali: arthropati pada penyakit c.e. (M14.-*)
M36.0*Dermato(poli)miositis in penyakit neoplastik (C00-D48)
M36.1*Arthropati pada penyakit neoplastik (C00-D48)
Arthropati pada:
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- multiple myeloma (C90.0)


- leukaemia (C91-C95)
- histiositosis maligna (C96.1),
M36.2* Arthropati hemofilik (D66-D68)
M36.3*Arthropati pada kelainan darah lain (D50-D76)
Kecuali: arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein) (M36.4*)
M36.4*Arthropati pada reaksi hipersensitif c.e.
Arthropati pada purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0)
M36.8*Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada:
- hypogammaglobulinaemia (D80.-)
- ochronosis (E70.2)
[ochronosis rawan, ligamen, jaringan fibrosa lain menghitam akibat kelainan
metabolik, urin menghitam ketika terkena udara]

Dorsopati (M40-M54)

Subklasifikasi tambahan untuk menunjukkan situs penyakit berikut ini disediakan


untuk pilihan pemakaian pada kategori yang sesuai di dalam blok dorsopati, kecuali
M50 dan M51. Lihat juga catatan di awal bab ini
0 Situs ganda pada vertebra
1 Regio oksipito-atlanto-axial
2 Regio servikalis
3 Regio servikotoraks
4 Regio toraks
5 Regio torakolumbalis
6 Regio lumbalis
7 Regio lumbosakrum
8 Regio sakrum dan sakrokoksigis
9 Situs tak dijelaskan

Dorsopati deformans (M40-M43)


M40 Kiposis dan lordosis
[kiposis: kurvatura vertebra atas terlalu ke belakang]
[lordosis: kurvatura vertebra bawah terlalu ke depan]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposkoliosis (M41.-)
kiposis dan lordosis:
- kongenital (Q76.4)
- pasca-prosedur (M96.-)
M40.0 Kiposis postural
Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M40.1 Kiposis sekunder lain
M40.2 Kiposis lain dan tak dijelaskan
M40.3 Flatback syndrome [sindroma punggung datar]
M40.4 Lordosis lain
Lordosis:

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan
M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)
pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis, dan kelainan
neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan
M42 Osteokondrosis vertebra
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:
Penyakit Calv
Penyakit Scheuermann
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan
M43 Dorsopati deformans lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-16

ICD 10 2nded

M43.2

M43.3
M43.4
M43.5
M43.6

M43.8
M43.9

Apikes Iris

[satu vertebra lumbalis lebih maju ke depan dari yang di bawahnya]


Fusi lain pada spina; ankilosis sendi spina
Kecuali: ankylosing spondylitis (M45)
pseudoarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
status arthrodesis (Z98.1)
Subluksasio atlantoaxial rekuren dengan myelopati
Subluksasio atlantoaxial rekuren lain
Subluksasio vertebra rekuren lain
Kecuali: lesi biomekanik NEC (M99.-)
Tortikollis [leher tertarik ke satu sisi oleh m. sternocleidomastoideus]
Kecuali: tortikollis:
- cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
- psikogenik (F45.8)
- spasmodik (G24.3)
- akibat cedera lahir (P15.2)
- kongenital (sternomastoid) (Q68.0)
Dorsopati deformans lain yang dijelaskan
Kecuali: kyphosis dan lordosis (M40.-)
skoliosis (M41.-)
Dorsopati deformans, tak dijelaskan
Kurvature spina NOS

Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)
M46 Spondylopati radang lain
[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan
M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis (sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M47.0Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (G99.2*)


M47.1 Spondylosis lain dengan myelopati
Kompresi spondilogenik medulla spinalis (G99.2*)
Kecuali: subluksasio vertebralis (M43.3-M43.5)
M47.2 Spondylosis lain dengan radiculopati
M47.8 Spondylosis lain
Spondylosis servikal }
Spondylosis lumbosakral
} tanpa myelopati atau radikulopati
Spondylosis thorakal }
M47.9 Spondylosis, tak dijelaskan
M48 Spondilopati lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
M48.0 Spinal stenosis
Stenosis kaudalis
M48.1 Hiperostosis ankilosis [Forestier]
Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH]
M48.2 Kissing spine
M48.3 Spondilopati traumatika
M48.4 Fatigue fracture of vertebra
Fraktur stress pada vertebra
M48.5 Kolaps vertebra, NEC;
Kolaps vertebra NOS
Vertebra membentuk baji NOS
Kecuali: kolaps vertebra pada osteoporosis (M80.-)
cedera sekarang lihat cedera vertebra menurut regio tubuh
M48.8 Spondilopati lain yang dijelaskan
Osifikasi ligamen longitudinalis posterior
M48.9 Spondilopati, tak dijelaskan
M49* Spondilopati pada penyakit c.e.
[[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: arthropati psoriatik dan enteropatik (M07.-*, M09.-*)
M49.0*Tuberkulosis spina (A18.0)
Kurvatura Pott
M49.1*Spondilitis brusella (A23.-)
M49.2*Spondilitis enterobakterium (A01-A04)
M49.3*Spondilopati pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kecuali: spondilopati neuropatik pada tabes dorsalis (M49.4*)
M49.4*Spondilopati neuropatik
Spondylopati neuropatik pada:
- syringomyelia dan syringobulbia (G95.0),
- spondylopati pada tabes dorsalis (A52.1)
M49.5*Kolaps vertebra pada penyakit c.e.
Fraktur metastatik vertebra (C79.5)
M49.8*Spondilopati pada penyakit lainc.e.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Dorsopati lain (M50-M54)


Kecuali:

cedera sekarang lihat cedera menurut regio tubuh


diskitis NOS (M46.4)

M50 Kelainan diskus servikalis


Termasuk: kelainan diskus servikalis dengan servikalgia,
kelainan diskus servikotorakalis
M50.0Kelainan diskus servikalis dengan myelopati (G99.2*)
M50.1 Kelainan diskus servikalis dengan radiculopati
Kecuali: radikulitis brachialis NOS (M54.1)
M50.2 Pergeseran letak lain diskus servikalis
M50.3 Degenerasi lain diskus servikalis
M50.8 Kelainan diskus servikalis lainnya
M50.9 Kelainan diskus servikalis, tak dijelaskan
M51 Kelainan diskus intervertebralis lain
Termasuk: kelainan diskus torakalis, torakolumbalis dan lumbosakralis
M51.0Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan myelopati (G99.2*)
M51.1Kelainan diskus lumbalis dan intervetebralis lain dengan radikulopati (G55.1*)
Sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis
Kecuali: radikulitis lumbalis NOS (M54.1)
M51.2 Pergeseran letak [displacement] diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
Lumbago akibat pergeseran letak diskus intervertebralis
M51.3 Degenerasi diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.4 Nodus Schmorl
M51.8 Kelainan diskus intervertebralis lain yang dijelaskan
M51.9 Kelainan diskus intervertebralis, tak dijelaskan
M53 Dorsopati lain, not elsewhere classified
M53.0 Sindroma servikokranialis;
Sindroma simpatis servikalis posterior
M53.1 Sindroma servikobrakhialis
Kecuali: kelainan diskus servikalis (M50.-)
thoracic outlet syndrome (G54.0)
M53.2 Spinal instabilities [ketidakstabilan vertebra]
M53.3 Kelainan sakrokoksigeus, not elsewhere classified;
Coccygodynia
M53.8 Dorsopati lain yang dijelaskan
M53.9 Dorsopati, tak dijelaskan
M54 Dorsalgia
Kecuali: dorsalgia psikogenik (F45.4)
M54.0 Panniculitis yang mengganggu regio leher dan punggung
Kecuali: panniculitis: lupus (L93.2)
relapsing (M35.6)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris
NOS (M79.3)

M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain (M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis (M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS

Kelainan Jaringan Junak (M60-M79)


Kelainan otot (M60-M63)
Kecuali:

distrofi otot dan miopati (G71-G72)


dermatopolimiositis (M33.-)
miopati pada:
- amyloidosis (E85.-),
- arthritis rheumatoid (M05.3)
- polyarteritis nodosa (M30.0)
- systemic lupus erythematosus (M32.-),
- scleroderma (M34.-)
- sindroma Sjgren's (M35.0)

M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-20

ICD 10 2nded

M60.1
M60.2
M60.8
M60.9

Apikes Iris

Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Miositis interstitialis
Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis (L92.3)
Miositis lain
Miositis, tak dijelaskan

M61 Kalsifikasi dan ossifikasi otot


[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M61.0 Miositis ossifikans akibat trauma
M61.1 Miositis ossifikans progresif
Fibrodisplasia ossifikans progressif
M61.2 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat paralisis
Miositis ossifikans akibat quadriplegia atau paraplegia
M61.3 Kalsifikasi dan ossifikasi otot akibat luka bakar
Miositis ossifikans akibat luka bakar
M61.4 Kalsifikasi lainnya pada otot
Kecuali: calcific tendinitis (M65.2)
calcific tendinitis pada bahu (M75.3)
M61.5 Ossifikasi lain pada otot
M61.9 Kalsifikasi dan ossifikasi pada otot, tak dijelaskan
M62 Kelainan lain otot
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sindroma stiff-man [orang kaku] (G25.8)
miopati alkoholik (G72.1)
miopati akibat obat (G72.0)
mialgia (M79.1)
kramp dan spasme (R25.2)
M62.0 Diastasis otot [pemisahan otot atas bagian-bagiannya]
M62.1 Ruptura lain pada otot (nontraumatika)
Kecuali: ruptur tendon (M66.-)
ruptur otot karena trauma - lihat cedera otot menurut regio tubuh
M62.2 Infark iskemik otot
Sindroma kompartemen, non-traumatika
Kecuali: sindroma kompartemen, traumatika (T79.6)
iskemia traumatika otot (T79.6)
kontraktur iskemik Volkmann (T79.6)
M62.3 Sindroma immobilitas (paraplegia)
M62.4 Kontraktur otot
Kecuali: kontraktur sendi (M24.5)
M62.5 Penipisan (wasting) dan atrofi otot, not elsewhere classified
Disuse atrophy NEC
M62.6 Muscle strain
Kecuali: cedera sekarang - lihat cedera otot menurut regio tubuh
M62.8 Kelainan otot lainnya yang dijelaskan
Hernia (pembungkus [sheath]) otot
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M62.9 Kelainan otot, tak dijelaskan


M63* Kelainan otot pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain [c.e. ]
Kecuali: miopati pada:
- penyakit endokrin (G73.5*)
- penyakit metabolik (G73.6*)
M63.0*Miositis pada penyakit bakteri c.e.
Miositis pada:
- leprosy [penyakit Hansen] (A30.-)
- syphilis (A51.4, A52.7)
M63.1*Miositis pada infeksi protozoa dan parasit c.e.
Miositis pada:
- toxoplasmosis (B58.8)
- schistosomiasis (B65.-),
- cysticercosis (B69.8)
- trichinellosis (B75)
M63.2*Miositis pada penyakit infeksi lain c.e.;
Miositis pada mikosis (B35-B49)
M63.3*Miositis pada sarkoidosis (D86.8)
M63.8*Kelainan lain otot pada penyakit c.e.

Kelainan synovium dan tendon (M65-M68)


M65 Sinovitis dan tenosinovitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan (M70.0)
kelainan jaringan lunak akibat penggunaan, penggunaan berlebihan dan tekanan
(M70.-)
cedera sekarang - lihat cedera ligamen atau tendon menurut regio tubuh
M65.0 Abses pembungkus tendon
Gunakan kode tambahan (B95-B96), kalau perlu, untuk identifikasi agen bakteri
M65.1 (Teno)sinovitis infektif lain
M65.2 Tendinitis kalsifik
Kecuali: pada bahu (M75.3)
tendinitis yang dijelaskan (M75-M77)
M65.3 Trigger finger
Penyakit tendinosa nodularis
M65.4 Tenosinovitis stiloideus os. radialis [de Quervain]
M65.8 Sinovitis dan tenosinovitis lain
M65.9 Sinovitis dan tenosinovitis, tak dijelaskan
M66 Ruptur spontan sinovium dan tendon
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: ruptur yang terjadi ketika tekanan normal diberikan pada jaringan yang
kekuatannya dianggap di bawah normal
Kecuali: rotator cuff syndrome (M75.1)
ruptur di tempat tekanan normal diberikan pada jaringan normal lihat cedera
tendon menurut regio tubuh
M66.0 Ruptur kista poplitea
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M66.1 Ruptur sinovium


Ruptur kista synovium
Kecuali: ruptur kista poplitea (M66.0)
M66.2 Ruptur spontan tendon extensor
M66.3 Ruptur spontan tendon flexor
M66.4 Ruptur spontan tendon lainnya
M66.5 Ruptur spontan tendon yang tak dijelaskan
Ruptur pada pertemuan musculotendinosa, nontraumatika
M67 Kelainan synovium dan tendon lain
Kecuali: fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren] (M72.0)
tendinitis NOS (M77.9)
xanthomatosis lokal pada tendon (E78.2)
M67.0 Tendon Achilles pendek (didapat)
M67.1 Kontraktur (pembungkus) tendon lain
Kecuali: dengan kontractur sendi (M24.5)
M67.2 Hipertrofi sinovium, not elsewhere classified
Kecuali: sinovitis villonodularis (berpigment) (M12.2)
M67.3 Synovitis sementara; synovitis toxik
Kecuali: rheumatisme palindromik [berulang] (M12.3)
M67.4 Ganglion; ganglion sendi atau (pembungkus) tendon
Kecuali: kista:
- bursa (M71.2-M71.3)
- synovium (M71.2-M71.3)
ganglion pada yaws (A66.6)
M67.8 Kelainan lain synovium dan tendon yang dijelaskan
M67.9 Kelainan synovium dan tendon, tak dijelaskan
M68* Kelainan synovium dan tendon pada penyakit c.e.
M68.0*Synovitis dan tenosynovitis pada penyakit bakteri c.e.
Synovitis dan tenosynovitis pada:
- tuberculosis (A18.0)
- syphilis (A52.7)
- gonorrhoea (A54.4)
M68.8*Kelainan lain sinovium dan tendon pada penyakit c.e.

Kelainan lain jaringan lunak (M70-M79)


M70 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kelainan jaringan lunak akibat pekerjaan
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9)
- bahu (M75.5)
entesopati (M76-M77)
M70.0 Sinovitis krepitan kronik pada tangan dan pergelangan
M70.1 Bursitis tangan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M70.2
M70.3
M70.4
M70.5
M70.6

Bursitis olekranon
Bursitis lain pada siku
Bursitis prepatella
Bursitis lain pada lutut
Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan, tak
dijelaskan
M71 Bursopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa
M71.1 Bursitis infektif lain
M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
Kecuali: dengan ruptur (M66.0)
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali: pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS
M72 Kelainan-kelainan fibroblastik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
Fasiitis nodularis
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Abses fasia
}
Kecuali: fasiitis:
}
- diffusa (eosinofilik) (M35.4) }
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4)
}
- perirenal:
}
- NOS (N13.5)
}
- dengan infeksi (N13.6)
}
- plantaris (M72.2)
}
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan
Fasiitis NOS
Fibromatosis NOS
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7)
M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.
M75 Lesi bahu
Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
[rotator cuff = otot-otot yang memegang pangkal humerus]
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau supraspinatus, tidak
dinyatakan akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
[Sindroma bahu akibat regangan atau geseran kuat]
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan
M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note:
Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis dan tendinitis
cenderung digunakan seenaknya pada berbagai kelainan ligamen atau perlekatan
otot perifer; hampir semua keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang
merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M76.3
M76.4
M76.5
M76.6

Sindroma band iliotibialis


Bursitis kolateral tibia [Pellegrini-Stieda]
Tendinitis patella
Tendinitis Achilles
Bursitis Achilles
M76.7 Tendinitis peroneus
M76.8 Enthesopati lain anggota bawah, kecuali kaki
Sindroma tibialis anterior
Tensinitis tibialis posterior
M76.9 Enthesopati anggota bawah, tak dijelaskan
M77 Enthesopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bursitis:
- akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
- NOS (M71.9),
osteophyte (M25.7),
enthesopati spinal (M46.0)
M77.0 Epikondilitis medialis
M77.1 Epikondilitis lateralis
Tennis elbow
M77.2 Periarthritis pergelangan
M77.3 Spur kalkaneus
M77.4 Metatarsalgia
Kecuali: metatarsalgia Morton (G57.6)
M77.5 Enthesopati lain pada kaki
M77.8 Enthesopati lain, not elsewhere classified
M77.9 Enthesopati, tak dijelaskan
Spur tulang NOS
Kapsulitis NOS
Periarthritis NOS
Tendinitis NOS
M79 Kelainan jaringan lunak lain, not elsewhere classified
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: nyeri jaringan lunak, psikogenik (F45.4)
M79.0 Rheumatism, tak dijelaskan
Kecuali: palindromic rheumatism (M12.3), fibromialgia (M79.7)
M79.1 Mialgia
Kecuali: miositis (M60.-)
M79.2 Neuralgia dan neuritis, tak dijelaskan
Kecuali: radikulitis: }
- NOS }
- brakialis NOS
} NOS (M54.1)
- lumbosakralis
}
mononeuropathies (G56-G58)
sciatica (M54.3-M54.4)
M79.3 Pannikulitis, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-26

ICD 10 2nded

M79.4
M79.5

M79.6
M79.7
M79.8
M79.9

Apikes Iris

Kecuali: panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)
Hipertrofi fat pad (infrapatella)
Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali: granuloma benda asing di:
- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
Nyeri di anggota
Fibromialgia
Fibromiositis, fibrositis, miofibrositis:
Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan
Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan

Osteopati dan Khondropati (M80-M94)


Kelainan kepadatan dan struktur tulang (M80-M85)
M80 Osteoporosis dengan fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: kolaps dan pembentukan baji pada vertebra osteoporosis
Kecuali: kolaps vertebra NOS (M48.5)
pembentukan baji vertebra NOS (M48.5)
fraktur patologis NOS (M84.4),
M80.0 Osteoporosis post-menopause dengan fraktur patologis
M80.1 Osteoporosis post-oophorectomy dengan fraktur patologis
M80.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan) dengan fraktur patologis
M80.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah dengan fraktur patologis
M80.4 Osteoporosis akibat obat dengan fraktur patologis
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M80.5 Osteoporosis idiopathic dengan fraktur patologis
M80.8 Osteoporosis lain dengan fraktur patologis
M80.9 Osteoporosis dengan fraktur patologis, tak dijelaskan
M81 Osteoporosis tanpa fraktur patologis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteoporosis dengan fraktur patologis (M80.-)
M81.0 Osteoporosis postmenopause
M81.1 Osteoporosis postoophorectomy
M81.2 Osteoporosis disuse (tak digunakan)
Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)
M81.3 Osteoporosis malabsorpsi pascabedah
M81.4 Osteoporosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M81.5 Osteoporosis idiopatik
M81.6 Osteoporosis terlokalisir [Lequesne]
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: atrofi Sudeck (M89.0)


M81.8 Osteoporosis lain
Osteoporosis senilis
M81.9 Osteoporosis, tak dijelaskan
M82* Osteoporosis in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M82.0*Osteoporosis pada multiple myelomatosis (C90.0)
M82.1*Osteoporosis pada kelainan endokrin (E00-E34)
M82.8*Osteoporosis pada penyakit lain c.e.
M83 Osteomalasia dewasa
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomalasia:
- bayi dan remaja (E55.0)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
rickets (active) (E55.0)
- sequel (E64.3)
- vitamin-D-resistant (E83.3)
osteodistrofi ginjal (N25.0)
M83.0 Osteomalasia nifas
M83.1 Osteomalasia senilis
M83.2 Osteomalasia dewasa akibat malabsorpsi
Osteomalasia malabsorpsi pascabedah pada dewasa
M83.3 Osteomalasia dewasa akibat malnutrisi
M83.4 Penyakit tulang akibat aluminium
M83.5 Osteomalasia lain akibat obat pada dewasa
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M83.8 Osteomalasia dewasa lainnya
M83.9 Osteomalasia dewasa, tak dijelaskan
M84 Kelainan kontinuitas tulang
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M84.0 Malunion of fracture [penyatuan fraktur tidak benar]
M84.1 Nonunion of fracture [pseudarthrosis] [penyatuan fraktur tidak terjadi]
Kecuali: pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis (M96.0)
M84.2 Delayed union of fracture [penyatuan fraktur terlambat]
M84.3 Fraktur stress, not elsewhere classified
Fraktur stress NOS
Kecuali: fraktur stress pada vertebra (M48.4)
M84.4 Fraktur patologis, not elsewhere classified;
Fraktur patologis NOS
Kecuali: kolaps vertebra NEC (M48.5)
fraktur patologis pada osteoporosis (M80.-)
M84.8 Kelainan lain kontinuitas tulang
M84.9 Kelainan kontinuitas tulang, tak dijelaskan
M85

Kelainan kepadatan dan struktur tulang

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

[Lihat kode situs pada awal bab ini]


Kecuali: osteogenesis imperfecta (Q78.0)
polyostotic fibrous dysplasia (Q78.1)
osteopetrosis (Q78.2)
osteopoikilosis (Q78.8)
M85.0 Displasia fibrosa (monostotik)
Kecuali: displasia fibrosa pada rahang (K10.8)
M85.1 Fluorosis tulang
M85.2 Hiperostosis tengkorak
M85.3 Osteitis kondensans
M85.4 Kista soliter tulang
Kecuali: kista soliter rahang (K09.1-K09.2)
M85.5 Kista aneurisma tulang
Kecuali: kista aneurisma rahang (K09.2)
M85.6 Kista lain pada tulang
Kecuali: kista rahang NEC (K09.1-K09.2)
osteitis fibrosa kistika generalisata [penyakit tulang von
Recklinghausen] (E21.0)
M85.8 Kelainan lain kepadatan dan struktur tulang yang dijelaskan
Hiperostosis tulang, selain tengkorak
Osteosklerosis, didapat
Kecuali: diffuse idiopathic skeletal hyperostosis [DISH] (M48.1)
Osteosklerosis: kongenita (Q77.4), myelofibrosis (D75.8)
M85.9 Kelainan kepadatan dan struktur tulang, tak dijelaskan

Osteopati lain (M86-M90)


Kecuali:

osteopati pascaprosedur (M96.-)

M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan
M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan
M89 Kelainan tulang lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis
M89.6 Osteopati setelah poliomielitis
M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan
M90* Osteopathies in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0)
Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*)
M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.
Periostitis sifilitika sekunder (A51.4)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2)
- gonokokus (A54.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- ekhinokokus (B67.2)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5, A52.7)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 )
M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64)
M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0)

Kondropati (M91-M94)
Kecuali:

Kondropati pasca-prosedur (M96.-)

M91 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja


Kecuali: Epifisis femoralis atas bergeser (nontrauma) (M93.0)
M91.0 Osteokondrosis pelvis remaja
Osteokondrosis (remaja) pada:
- acetabulum
- krista iliaka [Buchanan]
- sinkondrosis iskiopubika [van Neck]
- simfisis pubis [Pierson]
M91.1 Osteokondrosis kaput femoris remaja [Legg-Calv,-Perthes]
M91.2 Koxa plana
Deformitas panggul akibat osteokondrosis remaja sebelumnya
M91.3 Pseudokoxalgia
M91.8 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja lain
Osteokondrosis remaja setelah reduksi terhadap dislokasi kongenital panggul
M91.9 Osteokondrosis panggul dan pelvis remaja, tak dijelaskan
M92 Osteokondrosis remaja lain
M92.0 Osteokondrosis remaja pada humerus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- kapitulum humeri [Panner]
- kaput humeri[Haas]
M92.1 Osteokondrosis remaja pada radius dan ulna
Osteokondrosis (remaja) pada:
- ulna bawah [Burns]
- kaput radii [Brailsford]
M92.2 Osteokondrosis remaja pada tangan
Osteokondrosis (remaja) pada:
- lunatum karpal [Kienbck]
- kaput metakarpal [Mauclaire]
M92.3 Osteokondrosis remaja lain pada anggota atas
M92.4 Osteokondrosis remaja pada patella
Osteokondrosis (remaja) pada:
- pusat primer patella [Khler]
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-31

ICD 10 2nded

M92.5

M92.6

M92.7

M92.8
M92.9

Apikes Iris

- pusat sekunder patella [Sinding-Larsen]


Osteokondrosis remaja pada tibia dan fibula
Osteokondrosis (remaja) pada:
- tibia proximal [Blount]
- tuberkulum tibiae [Osgood-Schlatter]
- tibia vara
Osteokondrosis remaja pada tarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- os tibia externa [Haglund]
- kalkaneus [Sever]
- talus [Diaz]
- navikularis tarsus [Khler]
Osteokondrosis remaja pada metatarsus
Osteokondrosis (remaja) pada:
- metatarsus II [Freiberg]
- metatarsus V [Iselin]
Osteokondrosis remaja lain yang dijelaskan
Apofisitis kalkaneus
Osteokondrosis remaja, tak dijelaskan
Apofisitis
}
Epifisitis
} dinyatakan remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis
}

M93 Osteokondropati lainnya


Kecuali: osteokondrosis vertebra (M42.-)
M93.0 Pergeseran epifisis femoralis atas (nontraumatika)
M93.1 Penyakit Kienbck dewasa
Osteokondrosis lunatum karpal dewasa
M93.2 Osteokondritis dissekans
M93.8 Osteokondropati lain yang dijelaskan
M93.9 Osteokondropati, tak dijelaskan
Apofisitis
}
Epifisitis
} tidak dinyatakan dewasa atau remaja,
Osteokondritis } situs tak dijelaskan
Osteokondrosis
}
M94 Kelainan tulang rawan lain
M94.0 Chondrocostal junction syndrome [Tietze]
Costochindritis
M94.1 Relapsing polychondritis
M94.2 Kondromalasia
Kecuali: kondromalasia patellae (M22.4)
M94.3 Kondrolisis
M94.8 Kelainan tulang rawan lain yang dijelaskan
M94.9 Kelainan tulang rawan, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kelainan muskuloskeleton dan jaringan ikat lain (M95-M99)


M95 Deformitas didapat sistem muskuloskeleton system dan jaringan ikat lain
Kecuali: kelainan dentofasialis [termasuk maloklusi] (K07.-)
deformitas anggota, didapat (M20-M21)
dorsopati deformans (M40-M43)
kelainan muskuloskeleton pascaprosedur (M96.-)
malformasi dan deformasi kongenital sistem musculoskeleton (Q65-Q79)
absen anggota dan organ, didapat (Z89-Z90)
M95.0 Deformitas hidung didapat
Kecuali: deviasi septum hidung (J34.2)
M95.1 Cauliflower ear
Kecuali: deformitas telinga didapat lain (H61.1)
M95.2 Deformitas kepala didapat lain
M95.3 Deformitas leher didapat
M95.4 Deformitas dada dan rusuk didapat
M95.5 Deformitas pelvis didapat
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-)
M95.8 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat lain yang dijelaskan
M95.9 Deformitas sistem muskuloskeleton didapat, tak dijelaskan
M96 Kelainan muskuloskeleton pascaprosedur, not elsewhere classified
Kecuali: arthropati setelah bypass usus (M02.0)
kelainan akibat osteoporosis (M80-M81)
kehadiran implant fungsional dan peralatan lain (Z95-Z97)
M96.0 Pseudarthrosis setelah fusi atau arthrodesis
M96.1 Sindroma pasca-laminectomi, not elsewhere classified
M96.2 Kifosis pasca-radiation
M96.3 Kifosis pasca-laminektomi
M96.4 Lordosis pasca-bedah
M96.5 Skoliosis pasca-radiasi
M96.6 Fraktur tulang setelah pemasangan implant ortopedi, prosethesis sendi,atau
plat tulang
Kecuali: komplikasi peralatan, implant, atau graft ortopedik internal (T84.-)
M96.8 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur lainnya
Ketidakstabilan sendi akibat pembuangan prosthesis sendi
M96.9 Kelainan muskuloskeleton pasca-prosedur, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

M99 Lesi biomekanis, not elsewhere classified


Note:
Kategori ini jangan dipakai kalau kondisi dapat diklasifikasikan di tempat lain.
Subklasifikasi tambahan yang menunjukkan situs lesi berikut disediakan untuk
penggunaan pilihan dengan subkategori yang sesuai pada M99.-; lihat juga catatan pada awal
bab ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
M99.0
M99.1
M99.2
M99.3
M99.4
M99.5
M99.6
M99.7
M99.8
M99.9

Daerah kepala
Daerah leher
Daerah toraks
Daerah lumbalis
Daerah sakrum
Daerah pelvik
Anggota bawah
Anggota atas
Dada
Abdomen dan lainnya

oksipitoservikalis
servikotorakalis
torakolumbalis
lumbosakralis
sakrokoksigis, sakroiliaka
panggul, pubis
acromioklavikularis, sternoklavikularis
kostokondralis, kostovertebralis, sternokondralis

Disfungsi segmen dan somatik


Kompleks subluksasio (vertebra)
Stenosis subluksasio pada neural canal
Stenosis osseosa pada neural canal
Stenosis jaringan ikat pada neural canal
Stenosis diskus intervertebralis pada neural canal
Stenosis osseosa dan subluksasio pada foramina intervertebralis
Stenosis jaringan ikat dan diskus pada foramina intervertebralis
Lesi biomekanis lain
Lesi biomekanis, tak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIII-34

CHAPTER XIV.

ICD 10 2nded

Apikes Iris

CHAPTER XV. PENYAKIT-PENYAKIT


SISTEM GENITOURINARIUS (N00-N99)
Kecuali:

penyakit-penyakit infeksi dan parasit tertentu (A00-B99)


neoplasma (C00-D48)
penyakit endokrin, gizi, dan metabolik (E00-E90)
komplikasi kehamilan, melahirkan, dan nifas (O00-O99)
kondisi tertentu yang berawal pada masa perinatal (P00-P96)
malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99)
gejala, tanda, temuan klinis dan laboratoris abnormal, nec (R00-R99)
cedera, keracunan dan akibat lain penyebab eksternal injury (S00-T98)

Blok-blok pada Bab ini:


N00-N08
N10-N16
N17-N19
N20-N23
N25-N29
N30-N39
N40-N51
N60-N64
N70-N77
N80-N98
N99

Penyakit-penyakit glomerulus
Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal
Kegagalan ginjal
Urolithiasis
Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter
Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
Penyakit-penyakit organ-organ genital pria
Kelainan-kelainan mammae
Penyakit-penyakit peradangan organ panggul wanita
Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ panggul wanita
Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius

Kategori asterisk pada bab ini:


N08*
N16*
N22*
N29*
N33*
N37*
N51*
N74*
N77*

Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit c.e.


Kelainan-kelainan tubulo-interstitium ginjal pada penyakit-penyakit c.e.
Batu saluran kemih pada penyakit-penyakit c.e.
Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter pada penyakit c.e.
Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e.
Kelainan-kelainan peradangan organ panggul wanita pada penyakit-penyakit c.e.
Ulkus dan peradangan vulvovagin pada penyakit-penyakit c.e.

Penyakit-penyakit glomerulus (N00-N08)


Gunakan kode tambahan untuk

penyebab luar (Bab XX) atau


adanya kegagalan ginjal (N17-N19).
Kecuali
:
penyakit ginjal hipertensi (I12.-)
Subdivisi karakter keempat berikut mengklasifikasikan perubahan morfologis dan
digunakan pada kategori N00-N07. Subdivisi .0-.8 biasanya tidak digunakan kecuali kalau
diidentifikasi secara spesifik (misalnya dengan biopsi atau autopsi ginjal). Kategori tiga karakter
itu sendiri berhubungan dengan sindroma klinis.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-2

ICD 10 2nded
.0
.1
.2
.3
.4
.5
.6
.7
.8
.9

Apikes Iris

Kelainan glomerular minor


Lesi dengan perubahan minimal
Lesi glomerulus pada fokus dan segmen
Focal glomerulonefritis
Focal dan segmental: hyalinosis, sclerosis
Glomerulonefritis membranosa diffusa
Glomerulonefritis proliferatif mesangium diffusa
Glomerulonefritis proliferatif endokapiler diffusa
Glomerulonefritis mesangiokapiler diffusa
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 1 dan 3, atau NOS
Penyakit deposit padat dense deposit disease
Glomerulonefritis membranoproliferatif, type 2
Glomerulonefritis crescent diffusa
Glomerulonefritis ekstrakapiler
Lainnya
Glomerulonefritis proliferatif NOS
Tidak dijelaskan

N00 Sindroma nefritik akut


Termasuk: penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: akut
Kecuali
nefritis tubulo-interstitial infeksiosa akut (N10)
sindroma nephritic NOS (N05.-)
N01 Sindroma nefritik progresif cepat
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: yang berkembang cepat
Kecuali
sindroma nefritik NOS (N05.-)
N02 Hematuria rekurens dan persisten
Termasuk haematuria: benign (familial)(kanak-kanak), dengan lasi morfologis menurut .0-.8
Kecuali
haematuria NOS (R31)
N03 Sindroma nefritik kronik
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis, penyakit ginjal NOS: kronis
Kecuali
sindroma nefritik NOS (N05.-), nefritis tubulo-interstitialis kronis (N11.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa(N18.-),
N04 Sindroma nefrotik
Termasuk sindroma nefrotik kongenital, nefrosis lipoid
N05 Sindroma nefritik yang tidak dijelaskan
Termasuk penyakit glomerulus, glomerulonefritis, nefritis: NOS
nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS dengan lesi morfologis.0-.8
Kecuali
nefropati NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
penyakit ginjal NOS tanpa disebutkan lesi morfologis (N28.9)
nefritis tubulo-interstitialis NOS (N12)
N06 Proteinuria tersendiri [isolated] dengan lesi morfologis dijelaskan
Termasuk proteinuria (tersendiri)(ortostatik)(persistent) dengan lesi morfologis .0-.8
Kecuali:
proteinuria: NOS (R80), Bence Jones (R80), isolated NOS (R80),
persistent NOS (N39.1), ortostatik NOS (N39.2), gestasi (O12.1),
N07 Nefropati herediter, not elsewhere classified
Kecuali:
nefropati amiloid herediter (E85.0),
amiloidosis heredofamilial non-neuropatik (E85.0),
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

sindroma nail patella (Q87.2), sindroma Alport (Q87.8)


N08* Kelainan-kelainan glomerulus pada penyakit c.e.
Termasuk nefropati pada penyakit c.e.
Kecuali
kelainan tubulo-interstitial ginjal pada penyakit c.e. (N16.-*)
N08.0* Kelainan glomerulus pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan glomerulus pada: septikemia (A40-A41), sifilis (A52.7), mumps (B26.8),
strongyloidiasis (B78.-), malaria Plasmodium malariae (B52.0),
schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N08.1* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit neoplasma
Kelainan-kelainan glomerulus pada: makroglobulinaemia Waldenstrm (C88.0),
multiple myeloma (C90.0)
N08.2* Kelainan glomerulus pada penyakit darah dan kelainan yang melibatkan imun
Kelainan glomerulus pada: kelainan sickle-cell (D57.-), cryoglobulinaemia (D89.1),
sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), purpura Henoch(-Schnlein) (D69.0),
disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi] (D65)
N08.3* Kelainan glomerulus pada diabetes mellitus (E10-E14 dengan karakter keempat .2)
N08.4* Kelainan glomerulus pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya
Kelainan glomerulus pada: penyakit Fabry(-Anderson) (E75.2), amyloidosis (E85.- ),
defisiensi lecithin-cholesterol acyltransferase (E78.6)
N08.5* Kelainan glomerulus pada kelainan jaringan ikat sistemik
Kelainan glomerulus pada: polyarteritis nodosa (M30.0),
sindroma Goodpasture (M31.0), purpura trombotik trombositopenia (M31.1),
granulomatosis Wegener (M31.3), systemic lupus erythematosus (M32.1)
N08.8* Kelainan glomerulus pada penyakit-penyakit lain c.e.
Kelainan glomerulus pada endokarditis bakteri subakut (I33.0)

Penyakit-penyakit tubulo-interstitium ginjal (N10-N16)


Termasuk pielonefritis
Kecuali
pieloureteritis cystica (N28.8)

N10 Nefritis tubulo-interstitialis akut


Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: akut
N11 Chronic tubulo-interstitial nefritis
Termasuk: Nefritis interstitialis infeksiosa, pielitis, atau pielonefritis: kronis
N11.0 Pielonefritis kronis akibat refluks non-obstruktif
Pielonefritis (kronis) akibat reflux (vesikoureter)
Kecuali reflux vesikoureter NOS (N13.7)
N11.1 Pielonefritis obstruktif kronis
Pielonefritis (kronis) akibat anomali, patahan (kinking), obstruksi, atau striktura
pada: pyeloureteric junction, ureter, atau pelviureteric junction
Kecuali uropati obstruktif (N13.-), pielonefritis kalkulus (N20.9)
N11.8 Nefritis tubulo-interstitium kronis lain
Pielonefritis kronis non-obstruktif NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Nefritis tubulo-interstitium kronis, tidak dijelaskan


Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, atau pielonefritis NOS: kronis
N12 Nefritis tubulo-interstitium, tidak dijelaskan akut atau kronis
Termasuk: Nefritis interstitialis NOS, pielitis NOS, pielonefritis NOS
Kecuali
pielonefritis kalkulus (N20.9)
N13 Uropati obstruktif dan reflux
Kecuali
pielonefritis obstruktif (N11.1), batu ginjal dan ureter tanpa hidronefrosis (N20.-)
cacad obstruksi kongenital pelvis ginjal dan ureter (Q62.0-Q62.3)
N13.0 Hidronefrosis dengan obstruksi ureteropelvic junction
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.1 Hidronefrosis dengan striktura ureter, not elsewhere classified
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.2 Hidronefrosis dengan obstruksi batu ginjal dan ureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.3 Hidronefrosis lain dan tidak dijelaskan
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.4 Hidroureter
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.5 Patahan dan striktura ureter tanpa hidronefrosis
Kecuali dengan infeksi (N13.6)
N13.6 Pionefrosis
Kondisi pada N13.0-N13.5 dengan infeksi, uropati obstruktif dengan infeksi
N13.7 Uropati akibat reflux vesiko-ureter
Vesicoureteral reflux: NOS, dengan parut (scarring)
Kecuali: pielonefritis akibat reflux (N11.0)
N13.8 Uropati obstruktif dan reflux lain
N13.9 Uropati obstruktif dan reflux, tidak dijelaskan
Obstruksi saluran kemih NOS
N14
N14.0
N14.1
N14.2
N14.3
N14.4

Kondisi tubulo-interstitium dan tubulus akibat obat dan logam berat


Nefropati analgesik
Nefropati akibat obat atau zat biologis lain
Nefropati akibat obat atau zat biologis yang tidak dijelaskan
Nefropati akibat logam berat
Nefropati toksik, not elsewhere classified

N15 Penyakit tubulo-interstitium ginjal lainnya


N15.0 Nefropati Balkan
Balkan endemic nefropathy
N15.1 Abses ginjal dan perinephrik
N15.8 Penyakit ginjal dan tubulo-interstitium ginjal yang dijelaskan
N15.9 Penyakit tubulo-interstitium ginjal, tidak dijelaskan
Infeksi ginjal NOS
Kecuali infeksi saluran kemih NOS (N39.0)
N16* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit c.e.
N16.0* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kelainan tubulo-intersititium ginjal (akibat)(pada):


infeksi salmonella (A02.2), bruselosis (A23.- ), difteria (A36.8),
septikemia (A40-A41), toxoplasmosis (B58.8)
N16.1* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit neoplasma
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
limfoma (C81-C85, C96.- ), multiple myeloma (C90.0), leukaemia (C91-C95)
N16.2* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit darah dan kelainan mekanisme imun
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
sarkoidosis (D86.- ), mixed cryoglobulinaemia (D89.1)
N16.3* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit metabolik
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
cystinosis (E72.0), penyakit glycogen storage (E74.0), penyakit Wilson (E83.0)
N16.4* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada kelainan sistemik jaringan ikat
Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada:
sindroma sicca [Sjgren] (M35.0), systemic lupus erythematosus (M32.1)
N16.5* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penolakan transplant (T86.- )
N16.8* Kelainan tubulo-intersititium ginjal pada penyakit-penyakit lain c.e.

Gagal ginjal (N17-N19)


Kecuali

sindroma haemolytic-uraemic (D59.3), gagal ginjal kongenital (P96.0)


sindroma hepatorenal (K76.7), sindroma hepatorenal postpartum (O90.4)
kondisi tubulo-intersitium dan tubulus akibat obat dan logam berat (N14.-)
komplikasi abortus atau hamil mola dan ektopik (O00-O07, O08.4)
setelah persalinan dan melahirkan (O90.4), pascaprosedur (N99.0)
uraemia extrarenal (R39.2), uraemia prerenal (R39.2)

N17 Gagal ginjal akut


N17.0 Gagal ginjal akut dengan nekrosis tubuli
Nekrosis tubuli: NOS, akut, renal
N17.1 Gagal ginjal akut dengan nekrosis korteks
Nekrosis korteks: NOS, akut,. renal
N17.2 Gagal ginjal akut dengan nekrosis medulla
Nekrosis medulla [papilla]: NOS, akut, renal
N17.8 Gagal ginjal akut lainnya
N17.9 Gagal ginjal akut, tidak dijelaskan
N18 Gagal ginjal kronis
Termasuk uraemia kronis, glomerulonefritis diffusa sclerosis
Kecuali
gagal ginjal kronis dengan hipertensi (I12.0)
N18.0 End-stage renal disease penyakit ginjal stadium akhir
N18.8 Gagal ginjal kronis lainnya
Neuropati uremik (G63.8*), perikarditis uremik (I32.8*)
N18.9 Gagal ginjal kronis, tidak dijelaskan
N19 Gagal ginjal, tidak dijelaskan
Uraemia NOS
Kecuali
Gagal ginjal dengan hipertensi (I12.0), uraemia bayi baru lahir (P96.0)

Urolitiasis (N20-N23)
N20 Kalkulus ginjal dan ureter
Kecuali
dengan hidronefrosis (N13.2)
N20.0 Kalkulus ginjal
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn, batu dalam ginjal
N20.1 Kalkulus ureter
N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter
N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan
Pielonefritis kalkulus
N21 Kalkulus saluran urin bawah
Termasuk dengan cystitis dan urethritis
N21.0 Kalkulus kandung kemih
Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih
Kecuali staghorn calculus (N20.0)
N21.1 Kalkulus di uretra
N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya
N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan
N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e.
N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e.
N23

Kolik ginjal yang tidak dijelaskan

Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter (N25-N29)


Kecuali

dengan urolithiasis (N20-N23)

N25 Kelainan-kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal


Kecuali
kelainan metabolic yang bisa diklasifikasikan pada E70-E90
N25.0 Renal osteodystrophy
Osteodystrophy azotemik, kelainan tubuli yang melepaskan fosfat ke urin
Rickets ginjal, pendek akibat ginjal
N25.1 Diabetes insipidus nefrogenik
N25.8 Kelainan-kelainan lain akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal
Sindroma Lightwood-Albright, asidosis tubuli ginjal NOS
Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal
N25.9 Kelainan akibat kerusakan fungsi tubuli ginjal, tidak dijelaskan
N26 Pengerutan ginjal [contracted kidney] yang tidak dijelaskan
Atrofi ginjal (terminal), sklerosis ginjal NOS
Kecuali
pengerutan ginjal dengan hipertensi (I12.-)
nefrosklerosis (arteriolar) (arteriosclerotic) hipertensif (I12.-)
glomerulonefritis sklerosa diffusa (N18.-)
ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui (N27.-)
N27
N27.0
N27.1
N27.9

Ginjal kecil dengan penyebab yang tidak diketahui


Ginjal kecil, unilateral
Ginjal kecil, bilateral
Ginjal kecil, tidak dijelaskan

N28 Kelainan lain ginjal dan ureter, not elsewhere classified


Kecuali
penyakit ginjal: akut NOS (N00.9), kronis NOS (N03.9))
hidroureter (N13.4
patahan dan striktura ureter:
dengan hidronefrosis (N13.1), tanpa hidronefrosis (N13.5)
N28.0 Iskemia dan infark ginjal
Embolisme, obstruksi, oklusi, atau trombosis pada arteri renalis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Infark ginjal
Kecuali ginjal Goldblatt (I70.1)
atherosclerosis (I70.1) atau stenosis kongenital (Q27.1)
pada a. renalis (di bagian luar ginjal):
N28.1 Kista ginjal, didapat
Kista ginjal (multipel)(soliter), didapat
Kecuali: penyakit kistik ginjal (kongenital) (Q61.-)
N28.8 Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter yang dijelaskan
Hipertrofi ginjal, megaloureter, nefroptosis, ureterokel
Pielitis, pieloureteritis, atau ureteritis yang berkista
N28.9 Kelainan ginjal dan ureter, tidak dijelaskan
Nefropati NOS, penyakit ginjal NOS
Kecuali nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS,
dengan lesi morfologis.0-.8 pada blok penyakit glomerulus (N05.-)
N29* Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit-penyakit c.e.
N29.0* Sifilis lanjut pada ginjal (A52.7)
N29.1* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan ginjal dan ureter pada: TB (A18.1), schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N29.8* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit lain c.e.

Penyakit-penyakit lain sistem perkemihan (N30-N39)

Kecuali: infeksi perkemihan (sebagai komplikasi): dengan urolithiasis (N20-N23),


abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8)
hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O86.2)
N30 Cystitis
Kecuali: prostatocystitis (N41.3)
N30.0 Cystitis akut
Kecuali trigonitis (N30.3), cystitis radiasi (N30.4)
N30.1 Cystitis interstitialis (kronis)
N30.2 Cystitis kronis lainnya
N30.3 Trigonitis
Uretrotrigonitis
N30.4 Cystitis radiasi
N30.8 Cystitis lain
Abses kandung kemih
N30.9 Cystitis, tidak dijelaskan
N31 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, not elsewhere classified
Kecuali
neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina (G83.4)
akibat lesi medulla spinalis (G95.8), cord bladder NOS (G95.8)
inkontinensia urin: NOS (R32), yang dijelaskan (N39.3-N39.4)
N31.0 Bladder neuropatik tanpa inhibisi, not elsewhere classified
N31.1 Bladder neuropatik reflex, not elsewhere classified
N31.2 Bladder neuropatik flaccid, not elsewhere classified
Bladder neuropatik: atonik (motorik)(sensorik), autonom, nonreflex
N31.8 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder lainnya
N31.9 Gangguan fungsi neuromuskuler bladder, tidak dijelaskan
Gangguan fungsi neurogenik bladder NOS
N32 Kelainan-kelainan lain kandung kemih [bladder]
Kecuali:
kalkulus di dalam bladder (N21.0)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

cystocele (N81.1), hernia atau prolapsus bladder, wanita (N81.1)


N32.0 Obstruksi leher bladder
Stenosis leher bladder (didapat)
N32.1 Fistula vesiko-intestinum
Fistula vesiko-rectum fistula
N32.2 Fistula vesika, not elsewhere classified
Kecuali fistula antara bladder dan saluran genital wanita (N82.0-N82.1)
N32.3 Divertikulum bladder
Divertikulitis bladder
Kecuali calculus dalam divertikulum of bladder (N21.0)
N32.4 Ruptura bladder, nontraumatika
N32.8 Kelainan-kelainan lain bladder yang dijelaskan
Kalsifikasi bladder, pengerutan [kontraksi, pengecilan] bladder
N32.9 Kelainan bladder, tidak dijelaskan
N33* Kelainan-kelainan bladder pada penyakit-penyakit c.e.
N33.0* Cystitis TB (A18.1)
N33.8* Kelainan bladder pada penyakit lain c.e.
Kelainan bladder pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N34 Sindroma uretritis dan uretra
Kecuali:
uretritis pada penyakit yang transmisi utamanya secara seksual (A50-A64)
penyakit Reiter (M02.3), uretrotrigonitis (N30.3)
N34.0 Abses uretra
Abses (dari): kelenjar Cowper, kelenjar Littr, periuretra, (kelenjar) uretra
Kecuali: karunkulus uretra (N36.2)
N34.1 Uretritis nonspecifik
Uretritis: non-gonokokus, non-venereal
N34.2 Uretritis lain
Meatitis uretra, ulkus uretra (meatus)
Uretritis: NOS, pascamenopause
N34.3 Sindroma uretra, tidak dijelaskan
N35 Striktura uretra
Kecuali: striktura uretra pascaprosedur (N99.1)
N35.0 Striktura uretra pasca-trauma
Striktura uretra sebagai sekuel dari: melahirkan, cedera
N35.1 Striktura uretra pasca-infeksi, not elsewhere classified
N35.8 Striktura uretra lainnya
N35.9 Striktura uretra, tidak dijelaskan
Pinhole meatus NOS [lobang sebesar jarum]
N36 Kelainan-kelainan lain uretra
N36.0 Fistula uretra
Saluran uretra palsu; fistula: uretroperineum, uretrorektum, urinarius NOS
Kecuali: fistula uretro-skrotalis (N50.8), fistula uretro-vaginalis (N82.1)
N36.1 Divertikulum uretra
N36.2 Karunkulus uretra
N36.3 Prolapsus mukosa uretra
Prolapsus uretra, uretrokel, pria
Kecuali: uretrokel, wanita (N81.0)
N36.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada uretra
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N36.9 Kelainan uretra, tidak dijelaskan


N37* Kelainan-kelainan uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N37.0* Uretritis pada penyakit-penyakit c.e.
Uretritis kandida (B37.4)
N37.8* Kelainan-kelainan lain uretra pada penyakit-penyakit c.e.
N39 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
Kecuali
haematuria: rekuren dan persisten (N02.-), proteinuria NOS (R80)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N02.-), NOS (R31)
N39.0 Infeksi saluran kemih, situs tidak dijelaskan
N39.1 Proteinuria persisten, tidak dijelaskan
Kecuali sebagai komplikasi hamil, melahirkan dan nifas (O11-O15)
dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
N39.2 Proteinuria orthostatik, tidak dijelaskan
Kecuali dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
N39.3 Inkontinensia stress
N39.4 Inkontinensia urin lain yang dijelaskan
Inkontinensia: overflow [kelebihan kapasitas], reflex, urge [mendesak]
Kecuali enuresis NOS (R32)
inkontinensia urin: NOS (R32), penyebab nonorganik (F98.0)
N39.8 Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan yang dijelaskan
N39.9 Kelainan sistem perkemihan, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit organ-organ genital pria (N40-N51)


N40 Hiperplasia prostat
Prostat::
pembesaran (jinak), hipertrofi (jinak), adenoma (jinak), hipertrofi
adenofibromatosa, fibroma, fibroadenoma, mioma
Median bar (prostate), obstruksi prostat NOS
Kecuali
neoplasma jinak selain adenoma, fibroma dan myoma prostate (D29.1)
N41
N41.0
N41.1
N41.2
N41.3
N41.8
N41.9

Penyakit-penyakit peradangan prostat


Prostatitis akut
Prostatitis kronis
Abses prostat
Prostatocystitis
Penyakit-penyakit peradangan prostat lainnya
Penyakit peradangan prostat, tidak dijelaskan Prostatitis NOS

N42 Kelainan-kelainan lain pada prostat


N42.0 Kalkulus prostat
Batu prostat
N42.1 Bendungan dan perdarahan prostat
N42.2 Atrofi prostat
N42.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada prostat
N42.9 Kelainan prostat, tidak dijelaskan
N43 Hydrocele dan spermatocele
Termasuk hidrokel spermatic cord, testis atau tunica vaginalis
Kecuali
hidrokel kongenital (P83.5)
N43.0 Hidrokel berkista
N43.1 Hidrokel terinfeksi
N43.2 Hidrokel lain
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N43.3 Hidrokel, tidak dijelaskan


N43.4 Spermatokel
N44 Torsio testis
Torsio epididymis, spermatic cord, testis
N45 Orchitis dan epididymitis
N45.0 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis dengan abses
Abses epididimis atau testis
N45.9 Orchitis, epididymitis dan epididymo-orchitis tanpa abses
Epididymitis NOS, orchitis NOS
N46 Iinfertility pria
Azoospermia NOS, oligospermia NOS
N47 Preputium berlebih, phimosis dan paraphimosis
Preputium melengket, kulit depan kaku
N48 Kelainan-kelainan lain penis
N48.0 Leukoplakia penis
Kraurosis [kulit/mukosa menyusut dan kering] penis
Kecuali karsinoma in situ penis (D07.4)
N48.1 Balanoposthitis
Balanitis
N48.2 Kelainan-kelainan peradangan lain penis
abses, vesikel, karbunkel, atau selulitis: pada korpus kavernosum dan penis
kavernitis (penis)
N48.3 Priapismus
Ereksi menyakitkan
N48.4 Impoten dengan penyebab organik
Kecuali: impoten psikogenik (F52.2)
N48.5 Ulkus penis
N48.6 Balanitis xerotica obliterans
Iindurasi [penebalan patologis] penis
N48.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada penis
Atrofi, hipertrofi, atau trombosis: pada korpus kavernosum dan penis
N48.9 Kelainan penis, tidak dijelaskan
N49 Kelainan-kelainan radang organ genital pria, n.e.c.
Kecuali:
orchitis dan epididymitis (N45.-), radang penis (N48.1-N48.2)
N49.0 Kelainan peradangan vesikula seminalis
Vesiculitis NOS
N49.1 Kelainan peradangan spermatic cord, tunica vaginalis dan vas deferens
Vasitis
N49.2 Kelainan peradangan skrotum
N49.8 Kelainan peradangan lain yang dijelaskan pada organ genital pria
Radang pada situs ganda di organ genital pria
N49.9 Kelainan peradangan organ genital pria yang tidak dijelaskan
Abses, vesikel, karbunkel, selulitis: pada organ genital pria yang tidak dijelaskan
N50 Kelainan-kelainan lain pada organ genital pria
Kecuali
torsio testis (N44)
N50.0 Atrofi testis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N50.1 Kelainan-kelainan vaskuler organ genital pria


Hematokel NOS, perdarahan, atau trombosis: pada organ genital pria
N50.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada organ genital pria
Atrofi, hipertrofi, edema, dan ulkus pada:
skrotum, vesikula seminalis, spermatic cord, tunica vaginalis, dan vas deferens
Hipertrofi, edema, ulkus: pada testes
Chylocele pada tunica vaginalis (nonfilarial) NOS
Fistula uretro-scrotum
Striktura pada: spermatic cord, tunica vaginalis, vas deferens
N50.9 Kelainan organ genital pria, tidak dijelaskan
N51* Kelainan-kelainan organ genital pria pada penyakit c.e.
N51.0* Kelainan-kelainan prostat pada penyakit c.e.
Prostatitis: TB (A18.1), gonokokus (A54.2), trikhomonas (A59.0)
51.1* Kelainan-kelainan testis dan epididymis pada penyakit c.e.
N
Gonococcal: epididymitis (A54.2), orchitis (A54.2)
Tuberkulosis pada: epididymis (A18.1), testis (A18.1)
Chlamydial: epididymitis (A56.1), orchitis (A56.1)
Mumps: orchitis (B26.0)
N51.2* Balanitis pada penyakit c.e.
Balanitis: amoeba (A06.8), kandida (B37.4)
N51.8* Kelainan-kelainan lain organ genital pria pada penyakit-penyakit c.e.
TB vesikula seminalis (A18.1)
Infeksi herpesvirus [herpes simplex] saluran genital pria (A60.0)
Chylocele filaria, tunica vaginalis (B74.-)

Kelainan-kelainan mammae (N60-N64)


Kecuali:

kelainan-kelainan mammae yang berhubungan dengan melahirkan (O91-O92)

N60 Displasia jinak mammae


Termasuk mastopati fibrokistik
N60.0 Kista soliter mammae
Kista mammae
N60.1 Mastopati kistik diffusa mammae
Mammae kistik
Kecuali: dengan proliferasi epitel (N60.3)
N60.2 Fibroadenosis mammae
Kecuali: fibroadenoma mammae (D24)
N60.3 Fibrosclerosis mammae
Mastopati kistik dengan proliferasi epitel
N60.4 Ektasia saluran mammae
N60.8 Displasia jinak lainnya pada mammae
N60.9 Displasia jinak mammae, tidak dijelaskan
N61 Kelainan-kelainan peradangan pada mammae
Abses (akut)(kronis)(nonpuerperal) pada: areola, mammae
Karbunkulus mammae
Mastitis (akut)(subakut)(nonpuerperal): NOS,. infektif
Kecuali
mastitis infektif neonatus (P39.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N62 Hipertrofi mammae


Ginekomastia
Hipertrofi mammae: NOS, masif pada pubertas
N63 Benjolan yang tidak dijelaskan pada mammae
Nodule(s) pada mammae NOS
N64 Kelainan-kelainan lain pada mammae
N64.0 Fissura dan fistula pada nipple
N64.1 Nekrosis lemak pada mammae
Nekrosis lemak (segmental) pada mammae
N64.2 Atrofi mammae
N64.3 Galaktorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan
N64.4 Mastodynia
N64.5 Tanda dan gejala lain pada mammae
Indurasi [penebalan jaringan] mammae, discharge puting, retraksi puting
N64.8 Kelainan-kelainan lain mammae yang dijelaskan
Galaktokel, subinvolusi mammae (pasca-laktasi)
N64.9 Kelainan mammae, tidak dijelaskan

Penyakit-penyakit radang organ pelvis wanita (N70-N77)


Kecuali: sebagai komplikasi dari
Abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.0)
Hamil, melahirkan dan nifas (O23.-, O75.3, O85, O86.-)

N70 Salpingitis dan oophoritis


Termasuk Abses (dari): tuba fallopia, ovarium, tubo-ovarium
Pyosalpinx, salpingo-oophoritis, penyakit radang tubo-ovarium
N70.0 Salpingitis dan oophoritis akut
N70.1 Salpingitis dan oophoritis kronis
Hidrosalpinx
N70.9 Salpingitis dan oophoritis, tidak dijelaskan
N71 Penyakit radang uterus, selain cervix
Termasuk: endo(myo)metritis, metritis, myometritis, pyometra, abses uterus
N71.0 Penyakit radang akut uterus
N71.1 Penyakit radang kronis uterus
N71.9 Penyakit radang uterus, tidak dijelaskan
N72 Penyakit radang cervix uteri
Cervicitis, endocervicitis, exocervicitis:
dengan atau tanpa: erosi atau ektropion serviks
Kecuali: erosi dan ektropion serviks tanpa cervicitis (N86)
N73 Penyakit peradangan lain pelvis wanita
N73.0 Parametritis dan selulitis pelvis akut
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang dinyatakan akut
N73.1 Parametritis dan selulitis pelvis kronis
Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang dinyatakan kronis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N73.2 Parametritis dan selulitis pelvis, tidak dijelaskan


Abses ligamentum latum, abses parametrium, selulitis pelvis wanita:
yang tidak dijelaskan apakah akut atau kronis
N73.3 Peritonitis pelvis akut wanita
N73.4 Peritonitis pelvis kronis wanita
N73.5 Peritonitis pelvis wanita, tidak dijelaskan akut atau kronis
N73.6 Adhesi peritoneum pelvis wanita
Kecuali: adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur (N99.4)
N73.8 Penyakit peradangan lain yang dijelaskan pada pelvis wanita
N73.9 Penyakit peradangan pelvis wanita, tidak dijelaskan
Infeksi atau radang pelvis wanita NOS
N74* Kelainan peradangan pelvis wanita pada penyakit c.e.
N74.0* Infeksi TB servikss uteri (A18.1)
N74.1* Penyakit radang TB pelvis wanita (A18.1)
Endometritis TB
N74.2* Penyakit radang sifilis pelvis wanita (A51.4, A52.7)
N74.3* Penyakit radang gonokokus pelvis wanita (A54.2)
N74.4* Penyakit radang khlamidia pelvis wanita (A56.1)
N74.8* Kelainan-kelainan radang pelvis wanita pada penyakit lain c.e.
N75
N75.0
N75.1
N75.8

Penyakit-penyakit kelenjar Bartholini


Kista kelenjar Bartholini
Abses kelenjar Bartholini
Penyakit-penyakit lain kelenjar Bartholini
Bartholinitis
N75.9 Penyakit kelenjar Bartholini, tidak dijelaskan
N76 Peradangan lain pada vagina dan vulva
Kecuali
vaginitis (atrofi) senilis (N95.2)
N76.0 Vaginitis akut
Vaginitis NOS; vulvovaginitis: NOS, akut
N76.1 Vaginitis subakut dan kronis
Vulvovaginitis: kronis, subakut
N76.2 Vulvitis akut
Vulvitis NOS
N76.3 Vulvitis subakut dan kronis
N76.4 Abses vulva
Furunkel vulva
N76.5 Ulkus vagina
N76.6 Ulkus vulva
N76.8 Peradangan lain yang dijelaskan pada vagina dan vulva
N77* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit c. e.
N77.0* Ulserasi vulva pada penyakit infeksi dan parasitik c.e.
Ulkus vulva pada: TB (A18.1), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0)
N77.1* Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada penyakit infeksi dan parasitik c.e.
Vaginitis, vulvitis dan vulvovaginitis pada: kandidiasis (B37.3),
infeksi pinworm (B80), infeksi herpesvirus [herpes simplex] (A60.0)
N77.8* Ulserasi dan peradangan vulvovagina pada penyakit lain c.e.
Ulserasi vulva pada penyakit Behet (M35.2).

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kelainan bukan radang pada saluran genital wanita (N80-N98)


N80 Endometriosis
N80.0 Endometriosis uterus
Adenomyosis
N80.1 Endometriosis ovarium
N80.2 Endometriosis tuba fallopii
N80.3 Endometriosis peritoneum pelvis
N80.4 Endometriosis septum rektovagina dan vagina
N80.5 Endometriosis usus
N80.6 Endometriosis pada jaringan parut kulit
N80.8 Endometriosis lain
N80.9 Endometriosis, tidak dijelaskan
N81 Prolaps genital wanita
Kecuali
prolaps genital pada komplikasi hamil atau melahirkan (O34.5)
prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii (N83.4)
prolaps atap vagina setelah hysterectomy (N99.3)
N81.0 Uretrokel wanita
Kecuali: uretrokel dengan: cystocele (N81.1), prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.1 Cystokel
Cystokel dengan uretrokel;
Prolapse (dinding) vaginal (anterior) NOS
Kecuali cystocele dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.2 Prolaps uterovaginalis inkomplit
Prolaps serviks NOS; prolaps uterus: tingkat satu atau tingkat dua
N81.3 Prolaps uterovaginalis komplit
Procidentia (uteri) NOS [uterus turun ke bawah melewati vagina]
Prolaps uterus tingkat tiga
N81.4 Prolaps uterovaginalis, tidak dijelaskan
Prolaps uterus NOS
N81.5 Enterokel vaginalis
Kecuali enterokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.6 Rektokel
Prolapsus dinding posterior vagina
Kecuali prolapsus rektum (K62.3), rektokel dengan prolaps uterus (N81.2-N81.4)
N81.8 Prolaps lain genital wanita
Perineum defisien, laserasi lama otot dasar panggul
N81.9 Prolaps genital wanita, tidak dijelaskan
N82 Fistulae yang melibatkan saluran genital wanita
Kecuali:
fistulae vesiko-intestinalis (N32.1)
N82.0 Fistula vesico-vaginalis
N82.1 Fistula lain saluran uro-genital wanita
Fistula: servikovesikalis, ureterovaginalis, uretrovaginalis, uteroureterika, uterovesikalis
N82.2 Fistula vagina ke usus halus
N82.3 Fistula vagina ke usus besar
Fistula rektovaginalis
N82.4 Fistula usus-genital lain pada wanita
Fistula intestino-uterus
N82.5 Fistula saluran genital wanita ke kulit
Fistula: uterus ke dinding abdomen, vagino-perineum

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N82.8 Fistula lain saluran genital wanita


N82.9 Fistula saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N83 Kelainan bukan radang pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Kecuali
hydrosalpinx (N70.1)
N83.0 Kista follikularis ovarium
Kista folikel graaf, kista haemoragika follikel (ovarium)
N83.1 Kista korpus luteum
Kista haemoragika korpus luteum
N83.2 Kista lain dan yang tidak dijelaskan pada ovarium
Kista retensi atau kista simplex: ovarium
Kecuali kista ovarium: neoplastik (D27), developmental (Q50.1)
polycystic ovarian syndrome (E28.2)
N83.3 Atrofi didapat pada ovarium dan tuba fallopii
N83.4 Prolaps dan hernia pada ovarium dan tuba fallopii
N83.5 Torsi ovarium, pedikulus ovarium dan tuba fallopii
Torsi: tuba aksesorius, hydatid of Morgagni
N83.6 Haematosalpinx
Kecuali: haematosalpinx dengan: haematometra (N85.7) atau haematocolpos (N89.7)
N83.7 Haematoma ligamentum latum
N83.8 Kelainan bukan radang lainnya pada ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum
Sindroma laserasi ligamentum latum [Allen-Masters]
N83.9 Kelainan bukan pada radang ovarium, tuba dan broad ligament, tidak dijelaskan
N84 Polyp saluran genital wanita
Kecuali:
polyp adenomatosa (D28.-), polyp plasenta (O90.8)
N84.0 Polyp korpus uteri
Polyp: endometrium, uterus NOS
Kecuali hyperplasia polypoid endometrium (N85.0)
N84.1 Polyp cervix uteri
Polyp mukosa serviks
N84.2 Polyp vagina
N84.3 Polyp vulva
Polyp labia
N84.8 Polyp pada bagian lain saluran genital wanita
N84.9 Polyp saluran genital wanita, tidak dijelaskan
N85 Kelainan-kelainan bukan radang lain pada uterus selain cervix
Kecuali:
penyakit radang uterus (N71.-), endometriosis (N80.-), prolaps uterus (N81.-)
polyp korpus uteri (N84.0), kelainan bukan radang pada cervix (N86-N88)
N85.0 Hiperplasia kelenjar endometrium
Hiperplasia endometrium: NOS, kistik, glandular-kistik, polypoid
N85.1 Hiperplasia adenomatosa endometrium
hiperplasia endometrium, atypical (adenomatosa)
N85.2 Hipertrofi uterus
Pembesaran uterus
Kecuali hipertrofi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.3 Subinvolusi uterus
Kecuali subinvolusi uterus sewaktu nifas (O90.8)
N85.4 Malposisi uterus
Anteversi, retroflexi, retroversi uterus
Kecuali komplikasi hamil, persalinan atau melahirkan (O34.5, O65.5)
N85.5 Inversi uterus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali trauma obstetri sekarang (O71.2), inversi uterus postpartum (O71.2)


N85.6 Synechiae perlengketan-perlengketan] intrauterus
N85.7 Haematometra
Haematosalpinx dengan haematometra
Kecuali: haematometra dengan haematokolpos (N89.7)
N85.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada uterus
Atrofi uterus yang didapat, fibrosis uterus NOS
N85.9 Kelainan bukan radang uterus, tidak dijelaskan
Kelainan uterus NOS
N86 Erosi dan ectropion serviks uteri
Ulkus dekubitus (trophic) serviks, eversi cervix [bagian dalam berada di luar]
Kecuali
dengan cervicitis (N72)
N87 Displasia serviks uteri
Kecuali:
karsinoma in situ serviks (D06.-)
N87.0 Displasia serviks ringan
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade I
N87.1 Displasia serviks sedang
Cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade II
N87.2 Displasia serviks berat, not elsewhere classified
Displasia serviks berat NOS
Kecuali CIN III, dengan atau tanpa disebut dysplasia berat (D06.-)
N87.9 Displasia serviks uteri, tidak dijelaskan
N88 Kelainan non-radang lainnya pada serviks uteri
Kecuali
penyakit radang serviks (N72), polip serviks (N84.1)
N88.0 Leukoplakia serviks uteri
N88.1 Laserasi serviks uteri
Adhesi cervix
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.2 Striktura dan stenosis serviks uteri
Kecuali: komplikasi melahirkan (O65.5)
N88.3 Inkompetensi serviks uteri
Pemeriksaan dan penanganan (dugaan) inkompetensi serviks pada wanita tidak hamil
Kecuali: komplikasi kehamilan (O34.3), mempengaruhi janin atau bayi (P01.0)
N88.4 Pemanjangan hipertrofi serviks uteri
N88.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada serviks uteri
Kecuali: trauma obstetrik sekarang (O71.3)
N88.9 Kelainan bukan radang serviks uteri, tidak dijelaskan
N89 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vagina
Kecuali:
leukorrhoea trichomonas (A59.0), karsinoma in situ vagina (D07.2)
peradangan vagina (N76.-), vaginitis (atrophic) senilis (N95.2)
N89.0 Displasia vagina ringan
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade I
N89.1 Displasia vagina sedang
Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN] grade II
N89.2 Displasia vagina berat, not elsewhere classified
Displasia vagina berat NOS
Kecuali VAIN III, dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.2)
N89.3 Displasia vagina, tidak dijelaskan
N89.4 Leukoplakia vagina
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

N89.5 Striktura dan atresia vagina


Adhesi atau stenosis vagina
Kecuali adhesi vagina pasca-bedah (N99.2)
N89.6 Cincin hymen ketat
Hymen kaku, introitus ketat
Kecuali: hymen imperforata (Q52.3)
N89.7 Haematokolpos
Haematokolpos dengan haematometra atau haematosalpinx
N89.8 Kelainan-kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vagina
Leukorrhoea NOS, laserasi lama vagina,
Ulkus pessary vagina [alat di vagina: untuk KB, obat, atau pencegah prolaps uterus]
Kecuali trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.4, O71.7-O71.8)
laserasi lama yang melibatkan otot dasar panggul (N81.8)
N89.9 Kelainan bukan radang pada vagina, tidak dijelaskan
N90 Kelainan-kelainan bukan radang lainnya pada vulva dan perineum
Kecuali
karsinoma in situ vulva (D07.1), peradangan vulva (N76.-),
trauma obstetrik sekarang (O70.-, O71.7-O71.8)
N90.0 Displasia vulva ringan
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade I
N90.1 Displasia vulva sedang
Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade II
N90.2 Dyisplasia vulva berat, not elsewhere classified
Displasia vulva berat NOS
Kecuali VIN III dengan atau tanpa disebutkan displasia berat (D07.1)
N90.3 Displasia vulva, tidak dijelaskan
N90.4 Leukoplakia vulva
Distrofi atau kraurosis [kering] vulva
N90.5 Atrofi vulva
Stenosis of vulva
N90.6 Hipertrofi vulva
Hipertrofi labia
N90.7 Kista vulva
N90.8 Kelainan bukan radang lain yang dijelaskan pada vulva dan perineum
Adhesi vulva, hipertrofi clitoris
N90.9 Kelainan bukan radang pada vulva dan perineum, tidak dijelaskan
N91 Menstruasi absen, sedikit, dan jarang
Kecuali:
disfungsi ovarium (E28.-)
N91.0 Amenorrhoea primer
Kegagalan mulainya menstruasi pada pubertas.
N91.1 Amenorrhoea sekunder
Menstruasi absen pada wanita yang sebelumnya pernah menstruasi.
N91.2 Amenorrhoea, tidak dijelaskan
Menstruasi absen NOS
N91.3 Oligomenorrhoea primer
Menstruasi yang sejak awal mulainya sedikit atau jarang.
N91.4 Oligomenorrhoea sekunder
Menstruasi yang sedikit atau jarang pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal.
N91.5 Oligomenorrhoea, tidak dijelaskan
Hipomenorrhoea NOS
N92

Menstruation berlebihan, sering, dan tidak teratur

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali
perdarahan pasca-menopause (N95.0)
N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur
Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea
N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak teratur
Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur
Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi
Menometrorrhagia, metrorrhagia
N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas
Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya periode menstruasi
Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas
N92.3 Perdarahan ovulasi
Perdarahan inter-menstruasi yang teratur
N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause
Menorrhagia atau metrorrhagia:
climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal
N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan
N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan
Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS
Kecuali menstruasi tidak teratur dengan:
. interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-N91.5)
. interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1)
N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina
Kecuali
perdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi (P54.6)
N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak
N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan vagina
Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina NOS
N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak dijelaskan
N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi]
N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada wanita]
Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6)
N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan hubungan seksual]
Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan menjelang menstruasi]
N94.4 Dismenorrhoea primer
N94.5 Dismenorrhoea sekunder
N94.6 Dismenorrhoea, tidak dijelaskan
N94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.9 Kondisi yang tidak dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N95 Kelainan menopause dan perimenopause lainnya
Kecuali:
menopause prematur NOS (E28.3), urethritis pasca-menopause (N34.2):
osteoporosis pasca-menopause (M81.0); dengan fraktur patologis (M80.0)
perdarahan berlebihan pada periode menopause (N92.4)
N95.0 Perdarahan pasca-menopause
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.1 Keadaan menopause dan klimakterik wanita
Gejala terkait menopause: flushing, susah tidur, sakit kepala, kurang konsentrasi
Kecuali yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.2 Vaginitis atrofik pasca-menopause
Vaginitis (atrophic) senilis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)


N95.3 Keadaan yang terkait dengan menopause buatan
Sindroma pascamenopause buatan
N95.8 Kelainan lainnya yang dijelaskan pada menopause dan perimenopause
N95.9 Kelainan-kelainan menopause dan perimenopause, tidak dijelaskan
N96 Habitual aborter
Pemeriksaan atau perawatan wanita tidak hamil
Infertilitas relatif
Kecuali:
dengan abortus saat ini (O03-O06), sedang hamil (O26.2)
N97 Infertilitas wanita
Termasuk: tidak mampu mencapai kehamilan, sterilitas wanita NOS
Kecuali
infertilitas relatif (N96)
N97.0 Infertilitas wanita akibat anovulasi
N97.1 Infertilitas wanita dengan penyebab pada tuba
Akibat kelainan kongenital tuba
Blok, oklusi, atau stenosis pada tuba
N97.2 Infertilitas wanita dengan penyebab pada uterus
Akibat kelainan kongenital uterus, monimplantasi ovum
N97.3 Infertilitas wanita dengan penyebab pada serviks
N97.4 Infertilitas wanita akibat faktor pria
N97.8 Infertilitas wanita dengan penyebab lain
N97.9 Infertilitas wanita, tidak dijelaskan
N98 Komplikasi fertilisasi buatan
N98.0 Infeksi akibat inseminasi buatan
N98.1 Hiperstimulasi ovarium
Hiperstimulasi ovarium: NOS, akibat ovulasi yang diinduksi
N98.2 Komplikasi usaha memasukkan telur setelah fertilisasi in vitro
N98.3 Komplikasi usaha memasukkan embryo pada embryo transfer
N98.8 Komplikasi lain fertilisasi buatan
Komplikasi inseminasi buatan dari: donor atau suami
N98.9 Komplikasi fertilisasi buatan, tidak dijelaskan

Kelainan lain sistem genitourinarius (N99)


N99 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, n.e.c.
Kecuali:
osteoporosis pasca-oophorectomy (M81.1), dengan fraktur patologis (M80.1)
cystitis irradiasi (N30.4), keadaan yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N99.0 Gagal ginjal pasca-prosedur
N99.1 Striktura uretra pasca-prosedur
Striktura uretra pasca-kateterisasi
N99.2 Adhesi vagina pasca-bedah
N99.3 Prolaps atap vagina setelah histerectomi
N99.4 Adhesi peritoneum pelvis pasca-prosedur
N99.5 Malfungsi stoma external saluran kemih
N99.8 Kelainan pasca-prosedur lain pada sistem genitourinarius
Residual ovary syndrome
N99.9 Kelainan sistem genitourinarius pasca-prosedur, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XV-20

CHAPTER XVI. HAMIL,


MELAHIRKAN, DAN NIFAS (O00-O99)
Bab ini berisi kode yang menjelaskan semua kondisi obstetrik. Masa obstetrik adalah
dari konsepsi sampai dengan 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan. Blok-blok kode tersusun
menurut kemajuan kehamilan, yaitu sejak pembentukan awal janin sampai melahirkan dan
selanjutnya masa nifas. Cara lain untuk mengingat urutan adalah menurut pembagian periode
antenatal, kelahiran, dan postnatal.
Pencarian entri beberapa kondisi obstetrik pada volume 3 (Indeks Alfabet) tidak selalu
menuju sasaran secara langsung. Term terbaik yang dipakai untuk mulai adalah abortion
(terdapat Tabel untuk membantu menentukan kode komplikasi), pregnancy (terutama pada
complicated by dan management affected by), labour (usaha melahirkan), delivery
(kelahiran), dan puerperal (nifas).

Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)

cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)
kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-)
tetanus obstetris (A34)
nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0)
osteomalasia nifas (M83.0)
supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan normal (Z34.-)

Bab ini berisi blok-blok berikut:


O00-O08 Hamil dengan akhir abortus
O10-O16 Edema, proteinuria dan hipertensi pada hamil, melahirkan dan nifas
O20-O29 Kelainan maternal lain yang umumnya berhubungan dengan kehamilan
O30-O48 Asuhan ibu yang berhubungan dengan fetus dan cairan amnion, dan
kemungkinan timbulnya masalah melahirkan
O60-O75 Komplikasi labour dan delivery
O80-O84 Delivery
O85-O92 Komplikasi yang terutama berhubungan dengan nifas
O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified

Kehamilan yang berakhir dengan abortus (O00-O08)

Kecuali: penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau lebih telah abortus
(O31.1)

O00. Ectopic pregnancy


Termasuk: ruptured ectopic pregnancy kehamilan ektopik terganggu (KET)
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
O00.0 Kehamilan abdomen
Kecuali:
lahir hidup pada kehamilan abdomen (O83.3)
asuhan ibu untuk janin hidup pada hamil abdomen (O36.7)

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O00.1 Kehamilan tuba


Kehamilan Fallopii, ruptur tuba akibat hamil, abortus tuba
O00.2 Kehamilan ovarium
O00.8 Kehamilan ektopik lain
Kehamilan pada servix, kornu (instersititalis), interligamen, mural (dinding).
O00.9 Kehamilan ektopik, tidak dijelaskan

O01 Hydatidiform mole


Hydatidiform mole (mola hidatidosa) adalah kehamilan dengan villinya menjadi
hydropic dan elemen trofoblasnya memperbanyak diri. Chorioadenoma destruens (invasive
mole) adalah invasi lokal mola ke miometrium. Choriocarcinoma adalah tumor invasif yang
bermetastasis, terdiri dari sel-sel trofoblast ganas tanpa villi yang hydropic..
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
Kecuali: malignant hydatidiform mole (D39.2)
O01.0 Hydatidiform mole klasik
Hhydatidiform mole komplit
O01.1 Hydatidiform mole tidak komplit dan parsial
O01.9 Hydatidiform mole, tidak dijelaskan
Penyakit trofoblast NOS, mola vesicularis NOS
O02 Produk abnormal lain dari pembuahan
Gunakan kode tambahan dari O08.-, kalau perlu, untuk identifikasi komplikasi.
Kecuali: Papyraceous fetus (O31.0)
O02.0 Blighted ovum dan mola non-hydatidiformis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Mole: carneous, fleshy, intrauterine NOS,


Ovum patologis
O02.1 Missed abortion
Kematian janin dini dengan retensi janin mati
Kecuali:
missed abortion dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0)
O02.8 Produk abnormal lain pembuahan yang disebutkan
Kecuali:
dengan:
blighted ovum (O02.0)
mola: hydatidiformis (O01.-), non-hydatidiformis (O02.0)
O02.9 Produk abnormal pembuahan, tidak dijelaskan
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori O03-O06:
Note: Abortus inkomplit melibatkan hasil konsepsi yang tertinggal setelah abortus
.0.
.1.
.2.
.3.
.4.
.5.
.6.
.7.
.8.
.9.

Inkomplit, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik


dengan kondisi pada O08.0
Inkomplit, dengan komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan
dengan kondisi pada O08.1
Inkomplit, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2
Inkomplit, dengan komplikasi lain dan tidak dijelaskan
dengan kondisi pada O08.3 O08.9
Inkomplit, tanpa komplikasi
Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi infeksi saluran genital dan pelvik
dengan kondisi pada O08.0
Komplit atau tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat dan berlebihan
dengan kondisi pada O08.1
Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi embolisme
dengan kondisi pada O08.2
Komplit atau tidak jelas, dengan komplikasi lain dan tidak jelas
dengan kondisi pada O08.3 O08.9
Komplit atau tidak jelas, tanpa komplikasi

O03

Abortus spontan
Termasuk: keguguran:
O04

Abortus medis
Termasuk: pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk terapi:
O05

Abortus lain

O06

Abortus yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-3

ICD 10 2nded

Termasuk:

Apikes Iris
abortus induksi NOS

O07

Usaha abortus yang gagal


Termasuk: usaha induksi abortus yang gagal
Kecuali: abortus inkomplit (O03-O06)
O07.0 Abortus medis gagal, komplikasi infeksi saluran genital dan pelvis
O07.1 Abortus medis gagal, komplikasi perdarahan terlambat atau berlebihan
O07.2 Abortus medis gagal, komplikasi embolisme
O07.3 Abortus medis gagal, komplikasi lain dan tidak dijelaskan
O07.4 Abortus medis gagal, tanpa komplikasi, NOS
O07.5 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi infeksi saluran genital dan
pelvis.
O07.6 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi perdarahan terlambat atau
berlebihan
O07.7 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi embolism
O07.8 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, komplikasi tidak jelas
O07.9 Usaha abortus gagal lain dan tidak jelas, tanpa komplikasi.
Usaha abortus yang gagal NOS

O08 Komplikasi abortus dan hamil ektopik atau mola


Catatan: Kode ini disediakan terutama untuk pengkodean morbiditas
O08.0 Infeksi saluran genital dan pelvik setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
Endometritis, parametritis, salpingitis, salpingo-oophoritis, oophoritis,
Pelvic peritonitis, sepsis, septicaemia, septic shock;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali:
embolisme septik atau septikopyemik (O08.2)
infeksi saluran kemih (O08.8)
O08.1 Perdarahan terlambat atau berlebihan setelah abortus, hamil ektopik dan mola.
Afibrinogenaemia, defibrination syndrome, intravascular coagulation;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.2 Embolisme setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola.
Embolism: NOS, udara, bekuan darah, pulmonary,
septic or septicopyaemic, amniotic fluid, pyaemic, soap;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.3 Shock setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Circulatory collapse, shock (postoperative), )
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
Kecuali:
septic shock (O08.0)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O08.4 Gagal ginjal setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola


Oliguria, uraemia,
Gagal ginjal (akut), renal shutdown, renal tubulkar necrosis;
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07)
O08.5 Kelainan metabolik setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Gangguan keseimbangan elektrolit
mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.6 Kerusakan pada organ dan jaringan pelvik yang mengikuti kondisi pada O00O07
Lacserasi, perforasi, tear atau kerusakan kimiawi pada
bladder, bowel, broad ligament, cervix, periurethral tissue, uterus;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.7 Komplikasi lain vena setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
O08.8 Komplikasi lain setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola
Cardiac arrest (serangan jantung), infeksi saluran kemih;
yang mengikuti kondisi yang diklasifikasikan pada O00-O07
O08.9 Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola, tidak dijelaskan
Komplikasi tidak dijelaskan yang mengikuti kondisi pada O00-O07
Untuk penggunaan kategori ini, rujukan pada aturan dan pedoman pengkodean
morbiditas pada volume 2 adalah sebagai berikut:
O08

Komplikasi setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola


Kode-kode ini tidak digunakan untuk KU, Kecuali kalau episode perawatan adalah
untuk mengatasi komplikasi, misalnya komplikasi abortus sebelumnya. Ia bisa digunakan
sebagai kode tambahan pada kategori O00-O02 untuk identifikasi komplikasi, atau O03-O07
untuk memberikan detil komplikasi yang lebih jelas.
Perhatikan bahwa syarat inklusi pada subkategori O08 harus dirujuk sewaktu
memberikan subkategori empat karakter pada O03-O07.

Contoh 19
Kondisi utama
: Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
Spesialisasi: Ginekologi.
Kode :
Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai KU. Untuk kode
tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola).
Contoh 20
Kondisi utama
: Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode :
Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau tidak dijelaskan
(O06.3) sebagai KU. Sebagai kode tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ
dan jaringan pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 21
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

KU
: Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di tempat lain.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode :
Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus dan kehamilan
ektopik dan mola (O08.1) sebagai KU. Kode lain tidak perlu karena abortus
dilakukan pada episode perawatan yang berbeda.
Abortus umumnya didefiniskan sebagai kelahiran atau kehilangan hasil
konsepsi sebelum minggu ke-20 kehamilan (yang sesuai dengan berat sekitar
500 g). Kelahiran antara usia 20-37 minggu disebut kelahiran preterm
(prematur).
Pembedaan dibuat antara abortus dini (< 12 minggu) dan lanjut (12-20
minggu). Setelah 12 minggu, plasenta definitif dengan aliran darah yang lebih
besar dan terorganisir telah terbentuk, sehingga perdarahan lebih mudah
terjadi. Tulang janin yang juga mulai terbentuk, dapat menembus rahim
sewaktu dikeluarkan. Abortus bisa diklasifikasikan atas spontan atau
diinduksi, mengancam (imminens) atau tak terelakkan (insipiens), sempurna
atau tidak sempurna, habitualis, missed (tak diketahui), atau septik.

Edema, proteinuria dan kelainan hipertensi pada kehamilan, melahirkan


dan nifas (KMN) (O10-O16)

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dengan albuminuria atau edema antara


kehamilan 20 minggu dan akhir minggu pertama pascalahir. Eklampsia adalah kejang atau
koma tanpa penyebab lain yang terjadi pada periode waktu yang sama.
Penyebab preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui. Preeklampsia berkembang pada
5% wanita hamil, biasanya primigravida (pertama kali hamil) dan wanita dengan hipertensi
atau penyakit pembuluh darah sebelumnya Kalau tidak diobati, preeklampsia akan
berkembang menjadi eklampsia. Eklampsia berkembang pada 1 dari 200 wanita dengan
preeklampsia dan biasanya fatal kalau tidak diobati.
Wanita hamil dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, edema muka atau
tangan, albuminuria >1, atau tekanan darahnya naik 30 mmHg (sistolik) atau 15 mmHg
(diastolik) walau pun tidak melebihi 140/90 mmHg harus dianggap preeklampsia.
Preeklampsia ringan muncul sebagai hipertensi perbatasan, edema yang tidak responsif, atau
albuminuria. Pasien dengan tekanan darah 150/110 mmHg, edema yang nyata, albuminuria
>3, gangguan penglihatan, atau nyeri perut memiliki preeklampsia berat.

O10 Hipertensi yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN


Termasuk: kondisi berikut dengan proteinuria yang telah ada sebelumnya
Kecuali: yang terjadi dengan proteinuria yang meningkat atau yang timbul
kemudian (O11)
O10.0 Hipertensi esensial yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I10 sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.1 Penyakit jantung hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I11.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.2 Penyakit ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria
Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria
Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)
O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi
O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)
O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria
O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata
Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS;
Pre-eklampsia ringan
O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata
Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)
(O11)
O14.0 Pre-eklampsia sedang
O14.1 Pre-eklampsia berat
O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan
O15 Eklampsia
Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi O10-O14 dan O16
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS
O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan
Hipertensi sementara pada kehamilan

Kelainan maternal lain pada kehamilan (O20-O29)

Catatan: Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi berikut walau pun
terjadinya bisa pada waktu melahirkan atau nifas..
Kecuali: Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan mungkin melahirkan (O30O48)
Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit
KMN (O98-O99)
O20

Perdarahan pada kehamilan dini

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: hamil yang berakhir dengan abortus (O00-O08)

O20.0 Threatened abortion (ancaman abortus:, abortus imminens)


Perdarahan yang dinyatakan sebagai akibat ancaman abortus
O20.8 Perdarahan lain pada kehamilan dini
O20.9 Perdarahan pada kehamilan dini, tidak dijelaskan
O21

Muntah berlebihan pada kehamilan


Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah selama hamil yang menyebabkan
berat badan berkurang, dehidrasi dan asidosis/ketosis. Keadaan ini berbeda dari morning
sickness dengan mual dan muntah, tapi berat badan terus bertambah dan tanpa dehidrasi.
O21.0 Hyperemesis gravidarum ringan
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir
minggu ke-22 kehamilan
O21.1 Hyperemesis gravidarum dengan kekacauan metabolik
Hyperemesis gravidarum, ringan atau tidak dijelaskan, dimulai sebelum akhir
minggu ke-22 kehamilan, dengan kekacauan metabolik seperti: kehabisan
karbohidrat, dehidrasi, atau gangguan keseimbangan elektrolit
O21.2 Late vomiting of pregnancy
Muntah berlebihan yang dimulai setelah 22 minggu kehamilan
O21.8 Muntah lain yang mempersulit kehamilan
Muntah akibat penyakit c.e.; mempersulit kehamilan
Gunakan kode tambahan, kalau diinginkan, untuk identifikasi penyebab
O21.9 Muntah pada kehamilan, tidak dijelaskan
O22

Komplikasi vena pada kehamilan


Kecuali: embolisme pulmonalis pada obstetri (O88.-),
sebagai komplikasi dari:
abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7),
melahirkan dan nifas (O87.-)
O22.0 Pelebaran vena (varicose vein) anggota bawah pada kehamilan
Pelebaran vena NOS pada kehamilan
O22.1 Varises genitalia pada kehamilan
Varises perineum, vagina, atau vulva pada kehamilan
O22.2 Thrombophlebitis superfisial pada kehamilan
Thrombophlebitis tungkai pada kehamilan
O22.3 Phlebothrombosis profunda pada kehamilan
Thrombosis vena profundus, antepartum
O22.4 Haemorrhoids pada kehamilan
O22.5 Thrombosis vena serebrealis pada kehamilan
Thrombosis sinus serebro-venosa pada kehamilan
O22.8 Komplikasi vena lainnya pada kehamilan
O22.9 Komplikasi vena pada kehamilan, tidak dijelaskan
Gestational: phlebitis NOS, phlebopati NOS, thrombosis NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O23 Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan


O23.0 Infeksi ginjal pada kehamilan
O23.1 Infeksi kandung kemih pada kehamilan
O23.2 Infeksi urethra pada kehamilan
O23.3 Infeksi bagian lain saluran urinarius pada kehamilan
O23.4 Infeksi saluran urinarius yang tidak dijelaskan pada kehamilan
O23.5 Infeksi saluran genital pada kehamilan
O23.9 Infeksi saluran genitourinarius lain dan tidak dijelaskan pada kehamilan
Infeksi saluran genitourinarius pada kehamilan NOS

O24 Diabetes mellitus pada kehamilan


Termasuk: pada kelahiran dan nifas
O24.0 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, insulin-dependent
O24.1 Diabetes mellitus yang sebelumnya telah ada, non-insulin-dependent
O24.2 Diabetes mellitus akibat malnutrisi yang sebelumnya telah ada
O24.3 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskan yang sebelumnya telah ada
O24.4 Diabetes mellitus yang muncul sewaktu hamil
Gestational diabetes mellitus (diabetes mellitus akibat kehamilan) NOS
O24.9 Diabetes mellitus pada kehamilan, tidak dijelaskan
O25 Malnutrisi pada kehamilan
Malnutrisi pada kelahiran dan nifas
O26 Asuhan ibu untuk kondisi lain yang banyak berhubungan dengan kehamilan
O26.0 Peningkatan berat badan berlebihan pada kehamilan
Kecuali: gestational oedema (edema akibat kehamilan) (O12.0, O12.2)
O26.1 Peningkatan berat badan kurang pada kehamilan
O26.2 Perawatan kehamilan untuk abortus habitualis
Kecuali: orang dengan abortus habitualis:
yang sekarang abortus (O03-O06),
yang sekarang tidak hamil (N96)
O26.3 Intrauterine contraceptive device (IUD spiral) tertahan pada kehamilan
O26.4 Herpes gestationis herpes akibat kehamilan
O26.5 Sindroma hipotensi ibu
Sindroma hipotensi pada posisi telentang
O26.6 Kelainan hati pada KMN
Kecuali: sindroma hepatorenal setelah melahirkan (O90.4)
O26.7 Subluxasio symphysis (pubis) in KMN
Kecuali: pemisahan traumatika symphysis (pubis) waktu melahirkan (O71.6)
O26.8 Kondisi lain yang dijelaskan akibat kehamilan
Lemah dan lelah, neuritis perifer, atau penyakit ginjal akibat kehamilan
O26.9 Kondisi akibat kehamilan, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O28 Penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu


Kecuali: penemuan diagnostik c.e. see Alphabetical Index
perawatan ibu untuk masalah janin, amnion atau melahirkan (O30-O48)
O28.0 Penemuan hematologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.1 Penemuan biokimiawi abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.2 Penemuan sitologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.3 Penemuan ultrasonik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.4 Penemuan radiologis abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.5 Penemuan kromosom dan genetik abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.8 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu
O28.9 Penemuan abnormal lain pada pemeriksaan antenatal ibu, tidak dijelaskan
O29 Komplikasi anaesthesia selama kehamilan
Termasuk: komplikasi ibu akibat pemberian anestetik umum atau lokal, analgesik
atau penenang lain selama kehamilan.
Kecuali: komplikasi anestesia sewaktu:
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O08),
melahirkan (O74.-)
nifas (O89.-)
O29.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru selama kehamilan
Akibat anestesia selama kehamilan
pneumonitis aspirasi,
inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
sindroma Mendelson (pneumonitis setelah aspirasi asam lambung),
atau kolaps paru-paru akibat tekanan,
O29.1 Komplikasi anestesia pada jantung selama kehamilan
Gagal jantung, cardiac arrest atau failure akibat anestesia selama kehamilan
O29.2 Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat selama kehamilan
Anoksia serebri akibat anestesia selama kehamilan
O29.3 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama kehamilan
O29.4 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.5 Komplikasi lain akibat anestesia spinal dan epidural selama kehamilan
O29.6 Intubasi (pemasukan tabung/selang) yang gagal atau sulit selama kehamilan
O29.8 Komplikasi lain anestesia selama kehamilan
O29.9 Komplikasi anestesia selama kehamilan, tidak dijelaskan

Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion dan mungkin


melahirkan (O30-O48)

Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang digunakan untuk kode
alasan asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak
dan bagian terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin), kelainan
organ pelvik, kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan selaput amnion, kelainan
plasenta, persalinan palsu, dan kehamilan memanjang (lebih dari 42 minggu).
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kode ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan alasan asuhan sewaktu admisi untuk
pengakhiran kehamilan, antenatal care, induksi persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu
melahirkan.
O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)
Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda (O31.-)
O30.0 Twin pregnancy hamil kembar dua
O30.1 Triplet pregnancy hamil kembar tiga
O30.2 Quadruplet pregnancy hamil kembar empat
O30.8 Kehamilan ganda lainnya
O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan,
Kehamilan ganda NOS
O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
Kecuali:
malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda. (O63.2),
dengan obstructed labour kelahiran terhalang (O64-O66)
O31.0 Papyraceous fetus,
Fetus compressus
O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih abortus.
O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu janin atau lebih
O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda

O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai.
Presentasi normal adalah occiput anterior, yaitu ubun-ubun kecil di anterior ibu.
Presentasi lain bisa occiput posterior, muka, dahi, dan bokong (breech) atau sungsang.
Presentasi bahu bisa terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.

Termasuk:

kondisi berikut sebagai alasan untuk:


observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan obstruksi persalinan (O64.-)
O32.0 Asuhan ibu untuk letak (lie) anak yang tidak stabil
O32.1 Asuhan ibu untuk presentasi sungsang
O32.2 Asuhan ibu untuk letak transversa dan oblique (lintang)
Presentasi: transversa, oblique
O32.3 Asuhan ibu untuk presentasi muka, dahi, dan dagu
O32.4 Asuhan ibu untuk kepala yang masih tinggi di saat term (cukup bulan)
Kegagalan kepala janin memasuki pelvic brim (pinggir atas panggul)
O32.5 Asuhan ibu untuk hamil ganda dengan malpresentasi 1 janin atau lebih
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O32.6 Asuhan ibu untuk presentasi campuran (compound)


O32.8 Asuhan ibu untuk malpresentasi lain janin
O32.9 Asuhan ibu untuk malpresentasi janin yang tidak dijelaskan
O33 Asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai
Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65-O66)
O33.0 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformasi tulang pelvik ibu
Deformitas pelvik menyebabkan disproporsi NOS
O33.1 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan panggul secara umum
Penyempitan pelvis NOS menyebabkan disproporsi
O33.2 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan inlet panggul
Penyempitan pintu atas (inlet) panggul menyebabkan disproporsi
O33.3 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat penyempitan outlet panggul
Penyempitan rongga tengah panggul menyebabkan disproporsi
Penyempitan pintu bawah panggul (outlet) menyebabkan disproporsi
O33.4 Asuhan ibu untuk disproporsi campuran yang berasal dari ibu dan janin
O33.5 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin yang besar dari biasanya
Disproporsi akibat janin dengan janin yang terbentuk normal, disproporsi janin
NOS
O33.6 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat janin hydrocephalus
O33.7 Asuhan ibu untuk disproporsi akibat deformitas janin lainnya
Disproporsi akibat: kembar siam
janin dengan: asites, hidrops, meningomyelocele, teratoma sakrum, tumor
O33.8 Asuhan ibu untuk disproporsi dengan penyebab lain
O33.9 Asuhan ibu untuk disproporsi, tidak dijelaskan
Disproporsi: sefalopelvik NOS, fetopelvik NOS
O34 Asuhan ibu untuk known or suspected abnormality of pelvic organs
Termasuk: kondisi berikut sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: kondisi berikut dengan dengan obstruksi persalinan (O65.5)
O34.0 Asuhan ibu untuk malformasi kongenital uterus
Asuhan ibu untuk: double uterus, uterus bicornis
O34.1 Asuhan ibu untuk tumor korpus uteri
Asuhan ibu untuk: polip korpus uteri, fibroid uterus
Kecuali:
asuhan ibu untuk tumor servix (O34.4)
O34.2 Asuhan ibu akibat jaringan parut dari pembedahan sebelumnya
Asuhan ibu untuk jaringan parut seksio sesar sebelumnya
Kecuali:
kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya NOS
(O75.7)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O34.3 Asuhan ibu untuk inkompetensi servix


Asuhan ibu untuk cerclage (penjahitan servix) atau sutura Shirodkar
dengan or tanpa disebutkan inkompetensi servix
O34.4 Asuhan ibu untuk kelainan lain servix
Asuhan ibu untuk: polyp, tumor, operasi sebelumnya, striktura atau stenosis
servix
O34.5 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada uterus hamil
Asuhan ibu untuk: inkarserasi (terjepit), prolaps, atau retroversi uterus hamil
O34.6 Asuhan ibu untuk kelainan vagina
Asuhan ibu untuk: stenosis vagina (didapat)(kongenital), septate vagina
(berseptum)
striktura, tumor, operasi sebelumnya pada vagina,
Kecuali: asuhan untuk varises vagina pada kehamilan (O22.1)
O34.7 Asuhan ibu untuk kelainan vulva dan perineum
Asuhan ibu untuk: fibrosis perineum, perineum kaku, tumor vulva,
operasi sebelumnya pada perineum atau vulva,
Kecuali: asuhan untuk varises perineum dan vulva pada kehamilan (O22.1)
O34.8 Asuhan ibu untuk kelainan lain pada organ pelvik
Asuhan ibu untuk: cystocele, rectocele, lantai pelvik kaku,
perbaikan lantai pelvik (sebelumnya), pendulous abdomen (berayun)
O34.9 Asuhan ibu untuk kelainan organ pelvik yang tidak dijelaskan
O35 Asuhan ibu untuk kelainan dan kerusakan janin yang diketahui atau dicurigai
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk:
observasi, perawatan, atau asuhan obstetri lain,
seksio cesar sebelum persalinan (kala I) dimulai.
Kecuali: asuhan ibu untuk disproporsi yang diketahui atau dicurigai (O33.-)
O35.0 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) malformasi sistem syaraf pusat pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) fetal: anencephaly, spina bifida
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.1 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan kromosom pada janin
O35.2 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) penyakit herediter pada janin
Kecuali: kelainan kromosom pada janin (O35.1)
O35.3 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat penyakit virus ibu
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat
infeksi cytomegalovirus atau rubella pada ibu
O35.4 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat alkohol
O35.5 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat obat-obatan
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat addiksi obat
Kecuali:
fetal distress ketika melahirkan akibat pemberian obat (O68.-)
O35.6 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat radiasi
O35.7 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat prosedur medis lain
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat:
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

amniocentesis, biopsi, pemeriksaan darah, IUD, operasi intra-uterus


O35.8 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan lain pada janin
Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kerusakan janin akibat listeriosis atau
toxoplasmosis ibu
O35.9 Asuhan ibu untuk (kecurigaan) kelainan dan kerusakan janin yang tidak
dijelaskan
O36 Asuhan ibu untuk masalah lain yang diketahui atau dicurigai pada janin
Termasuk: kondisi berikut pada janin sebagai alasan untuk: observasi, perawatan
atau asuhan obstetri lain, atau untuk pengakhiran kehamilan.
Kecuali: kelahiran yang dipersulit oleh stress [distress] janin (O68.-)
sindroma transfusi plasenta (O43.0)
O36.0 Asuhan ibu untuk isoimunisasi rhesus
Antibodi Anti-D [Rh], inkompatibilitas Rh (dengan hydrops fetalis)
O36.1 Asuhan ibu untuk other isoimunisasi
Isoimunisasi ABO, isoimunisasi NOS (dengan hydrops fetalis)
O36.2 Asuhan ibu untuk hydrops fetalis
Hydrops fetalis: NOS, tidak berhubungan dengan isoimunisasi
O36.3 Asuhan ibu untuk tanda-tanda hipoksia janin
O36.4 Asuhan ibu untuk kematian intrauterus
Kecuali: missed abortion (O02.1)
O36.5 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat
Asuhan ibu untuk berat badan rendah (light-for-dates), ukuran badan kecil
(small-for-dates), atau insufisiensi plasenta, yang diketahui atau dicurigai
O36.6 Asuhan ibu untuk pertumbuhan janin berlebihan
Asuhan ibu untuk janin large-for-dates yang diketahui atau dicurigai
O36.7 Asuhan ibu untuk janin hidup pada kehamilan abdomen
O36.8 Asuhan ibu untuk masalah lain janin yang diketahui
O36.9 Asuhan ibu untuk masalah janin yang tidak dijelaskan
O40 Polyhydramnios
Hydramnios
O41 Kelainan lain pada cairan dan selaput ketuban
Kecuali: ketuban pecah dini premature rupture of membranes (O42.-)
O41.0 Oligohydramnios
Oligohydramnios tanpa disebutkan ketuban pecah
O41.1 Infeksi kantong dan selaput ketuban (amnion)
Amnionitis, chorioamnionitis, membranitis, placentitis
O41.8 Kelainan lain cairan dan selaput ketuban yang dijelaskan
O41.9 Kelainan cairan dan selaput ketuban yang tidak dijelaskan
O42 Premature rupture of membranes - ketuban pecah dini
O42.0 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai dalam 24 jam
O42.1 Premature rupture of membranes, persalinan dimulai setelah 24 jam
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: dengan persalinan diperlambat oleh terapi (O42.2)

O42.2 Premature rupture of membranes, persalinan diperlambat oleh terapi


O42.9 Premature rupture of membranes, tidak dijelaskan
O43 Kelainan plasenta
Kecuali: asuhan ibu untuk pertumbuhan janin yang lambat akibat insufisiensi
plasenta (O36.5),
placenta praevia (O44.-),
pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae] (O45.-)
O43.0 Placental transfusion syndromes
Transfusi: fetomaternal, maternofetal, twin-to-twin
O43.1 Malformasi plasenta
Plasenta abnormal NOS, plasenta circumvallata
O43.8 Kelainan lain plasenta: disfungsi plasenta, infark plasenta
O43.9 Kelainan plasenta, tidak dijelaskan
O44 Placenta praevia
O44.0 Placenta praevia yang dinyatakan tanpa perdarahan
Implantasi rendah plasenta yang dinyatakan tanpa perdarahan
O44.1 Placenta praevia dengan perdarahan
Implantasi rendah plasenta, NOS atau dengan perdarahan,
Placenta praevia: marginal, partial atau total, NOS atau dengan perdarahan
Kecuali:
persalinan yang dipersulit oleh perdarahan dari vasa praevia
(O69.4)
O45 Pemisahan prematur plasenta [abruptio placentae]
O45.0 Pemisahan prematur plasenta dengan cacad koagulasi
Abruptio placentae dengan perdarahan (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia
O45.8 Pemisahan prematur lainnya pada plasenta
O45.9 Pemisahan prematur plasenta, tidak dijelaskan
Abruptio placentae NOS
O46 Perdarahan antepartum, not elsewhere classified
Kecuali: perdarahan pada kehamilan dini (O20.-), perdarahan intrapartum NEC
(O67.-)
placenta praevia (O44.-), pemisahan prematur [abruptio] plasenta (O45.-)
O46.0 Perdarahan antepartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan antepartum (berlebihan) akibat:
afibrinogenaemia, DIC, hyperfibrinolysis, hypofibrinogenaemia
O46.8 Perdarahan antepartum lainnya
O46.9 Perdarahan antepartum, tidak dijelaskan
O47 False labour persalinan palsu
O47.0 False labour sebelum 37 minggu kehamilan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O47.1 False labour pada atau setelah 37 minggu kehamilan


O47.9 False labour, tidak dijelaskan
O48 Prolonged pregnancy
Post-dates, post-term

Komplikasi persalinan dan kelahiran (O60-O75)

Induksi persalinan (labour, partus kala I) secara elektif jarang dilakukan Kecuali untuk
pasien yang akan sulit mencapai rumah sakit untuk melahirkan pada waktunya. Pada induksi
obstetris atau medis, proses penyakit harus terkontrol, dan alasan induksi harus jelas dan
dicatat. Induksi biasanya menggunakan oksitosin intravena (IV) untuk merangsang persalinan,
atau untuk memperkuat persalinan kalau kontraksi tidak teratur. Ketika persalinan telah
dimulai (pembukaan 4 cm dengan effacement [penipisan serviks] hampir sempurna), biasanya
serviks akan membuka 1 cm/jam. Kalau persalinan tidak terjadi, pasien dianggap menderita
disfungsi hipotonik uterus. Kadang-kadang kontraksi terlalu kuat, sering, atau keduanya yaitu
disfungsi persalinan hipertonik. Pada pasien ini pemberian oksitosin harus segera dihentikan.
O60. Kelahiran preterm
Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu kehamilan
O61. Kegagalan induksi persalinan
O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin, prostaglandins
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis, bedah
O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.
O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan
O62. Kelainan tenaga persalinan
O62.0 Kontraksi inadekuat primer
Kegagalan dilatasi servix
Disfungsi hipotonik primer uterus
O62.1 Inersia uterus sekunder
Fase aktif persalinan terhenti
Disfungsi hipotonik sekunder uterus
O62.2 Inersi lain uterus
Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory (kontraksi tak teratur)
kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik uterus NOS
O62.3 Precipitate labour persalinan yang cepat [partus presipitatus]
O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya memanjang
Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia = susah melalui jalan
lahir]
Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi hipertonik uterus
Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur
Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)
O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O62.9 Kelainan tenaga persalinan, tidak dijelaskan


O63. Long labour partus memanjang
O63.0 Kala I (persalinan) memanjang sejak kontraksi dimulai
O63.1 Kala II (persalinan) memanjang sejak pembukaan lengkap sampai lahir
O63.2 Kelahiran bayi kedua.pada twin, triplet, dst. tertunda
O63.9 Partus memanjang (long labour): tidak dijelaskan, NOS
[Partus lama sering berarti partus terlantar yang kodenya bukan disini]
O64. Persalinan terhambat (obstructed labour) akibat malposisi dan malpresentasi
fetus
O64.0 Persalinan terhambat akibat rotasi kepala janin tidak sempurna
Deep transverse arrest
Persalinan terhambat akibat (posisi) persisten:
oksipito-iliaka, oksipito-posterior, oksipito-sakrum, oksipito-transversa
O64.1 Persalinan terhambat akibat presentasi sungsang
O64.2 Persalinan terhambat akibat presentasi muka
Persalinan terhambat akibat presentasi dagu
O64.3 Persalinan terhambat akibat presentasi dahi
O64.4 Persalinan terhambat akibat presentasi bahu
Prolapsed arm (lengan menumbung)
Kecuali: bahu terhambat atau distosia bahu (O66.0)
O64.5 Persalinan terhambat akibat presentasi campuran
O64.8 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi lain
O64.9 Persalinan terhambat akibat malposisi dan malpresentasi yang tidak dijelaskan
O65. Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu
O65.0 Persalinan terhambat akibat deformasi pelvis
O65.1 Persalinan terhambat akibat panggul secara umum sempit
O65.2 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu atas panggul
O65.3 Persalinan terhambat akibat penyempitan pintu bawah dan rongga panggul
O65.4 Persalinan terhambat akibat disproporsi feto-pelvik, tidak dijelaskan
Kecuali: distosia akibat kelainan janin (O66.2-O66.3)
O65.5 Persalinan terhambat akibat kelainan organ pelvik ibu
Persalinan terhambat akibat kondisi yang tercantum pada O34.O65.8 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pelvik ibu
O65.9 Persalinan terhambat akibat kelainan pelvik ibu yang tidak dijelaskan
O66. Persalinan terhambat lainnya
O66.0 Persalinan terhambat akibat distosia bahu
Impacted shoulders
O66.1 Persalinan terhambat akibat locked twins si kembar saling mengunci
O66.2 Persalinan terhambat akibat janin sangat besar
O66.3 Persalinan terhambat akibat kelainan lain pada janin

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-17

ICD 10 2nded

O66.4
O66.5

O66.8
O66.9

Apikes Iris

Distosia akibat: kembar siam, janin hidrosefalus,


asites, hydrops, meningomyelocele, sacral teratoma, atau tumor pada janin
Kegagalan percobaan persalinan, tidak dijelaskan
Kegagalan percobaan persalinan dengan kelahiran kemudian secara seksio
sesar
Kegagalan penggunaan ekstraksi vakum dan forseps, tidak dijelaskan
Kegagalan ekstraksi vakum disusul dengan penggunaan forseps,
atau kegagalan ekstraksi forceps disusul dengan seksio sesar
Persalinan terhambat lain yang dijelaskan
Persalinan terhambat, tidak dijelaskan
Dystocia: NOS, fetal NOS, maternal NOS

O67. Persalinan dipersulit oleh perdarahan intrapartum, n.e.c.


Kecuali: placenta praevia (O44.-), abruptio placentae (O45.-),
perdarahan antepartum NEC (O46.-), perdarahan postpartum (O72.-)
O67.0 Perdarahan intrapartum dengan cacad koagulasi
Perdarahan (berlebihan) intrapartum akibat:
DIC, afibrinogenaemia, hypofibrinogenaemia, hyperfibrinolysis
O67.8 Perdarahan intrapartum lainnya Perdarahan intrapartum berlebihan
O67.9 Perdarahan intrapartum, tidak dijelaskan
O68. Persalinan dipersulit oleh fetal stress [distress]
Termasuk: fetal distress pada persalinan dan kelahiran akibat pemberian obat
O68.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh kelainan fetal heart rate (FHR)
Fetal: bradycardia, tachycardia, irama jantung tidak teratur
Kecuali:
dengan meconium di dalam cairan amnion (O68.2)
O68.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh meconium di dalam cairan amnion
Kecuali: dengan kelainan FHR (O68.2)
O68.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit kelainan FHR dengan meconium di cairan
amnion
O68.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti biokimiawi fetal stress
Asidemia atau gangguan keseimbangan asam basa pada janin
O68.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh bukti lain fetal stress
Bukti fetal distress pada: EKG, USG
O68.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh fetal stress, tidak dijelaskan
O69. Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi tali pusat
O69.0 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh prolaps umbilikus
O69.1 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus melilit leher, dengan
penekanan
O69.2 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus tersangkut lainnya
Umbilikus tersangkut kusut pada kembar dengan kantong amnion tunggal
Simpul pada umbilikus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O69.3 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh umbilikus pendek


O69.4 Persalinan dan kelahiran dipersulit vasa praevia [perdarahan dari vasa praevia]
O69.5 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh lesi pembuluh darah umbilikus
Lecet atau haematoma umbilikus, thrombosis pembuluh darah umbilikus
O69.8 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus lainnya
O69.9 Persalinan dan kelahiran dipersulit oleh komplikasi umbilikus, tidak dijelaskan
O70. Laserasi perineum sewaktu melahirkan
Termasuk: episiotomy yang diperlebar oleh laserasi
Kecuali: laserasi obstetrik tinggi tersendiri di vagina (O71.4)
O70.0 Luka perineum tingkat satu sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan (melibatkan)
fourchette (lipatan kulit di balik vulva), vulva, vagina, labia, kulit
O70.1 Luka perineum tingkat dua sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robek ketika melahirkan seperti O70.0, yang melibatkan:
lantai pelvik, otot perineum, otot vagina
Kecuali: melibatkan sphincter anus (O70.2)
O70.2 Luka perineum tingkat tiga sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.1, yang melibatkan:
septum rektovaginalis, sphincter anus, sphincter NOS,
Kecuali: yang melibatkan mukosa anus atau rektum (O70.3)
O70.3 Luka perineum tingkat empat sewaktu melahirkan
Luka, ruptur, atau robekan ketika melahirkan seperti O70.2, yang melibatkan:
mukosa anus atau mukosa rektum,
O70.9 Luka perineum sewaktu melahirkan, tidak dijelaskan
O71. Trauma obstetrik lainnya
Termasuk: kerusakan oleh instrumen
O71.0 Ruptur uterus sebelum awal persalinan
O71.1 Ruptur uterus selama persalinan
Ruptur uterus yang tidak dinyatakan terjadi sebelum awal persalinan
O71.2 Inversi uterus postpartum
O71.3 Luka obstetrik pada serviks
Annular detachment of cervix - lepasnya serviks seperti cincin
O71.4 Luka obstetrik tinggi tersendiri di vagina
Luka dinding vagina tanpa disebutkan luka perineum
Kecuali: dengan luka perineum (O70.-)
O71.5 Cedera obstetrik lain pada organ pelvik
Cedera obstetrik pada bladder atau urethra
O71.6 Kerusakan obstetrik terhadap sendi dan ligamen pelvik
Avulsi (lepas) obstetrik rawan bagian dalam simfisis,
Pemisahan traumatika obstetrik simfisis (pubis), kerusakan obstetrik koksigis
O71.7 Haematoma obstetrik pada pelvis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Haematoma obstetrik: pada perineum, vagina, vulva


O71.8 Trauma obstetrik lain yang dijelaskan
O71.9 Trauma obstetrik, tidak dijelaskan
O72. Postpartum haemorrhage
Termasuk: perdarahan setelah kelahiran janin atau bayi
O72.0 Perdarahan kala III
Perdarahan akibat plasenta tertinggal, terperangkap, atau melekat
Plasenta tertinggal [retained placenta] NOS
O72.1 Perdarahan postpartum segera lainnya
Perdarahan setelah kelahiran plasenta, perdarahan postpartum (atonik) NOS
O72.2 Perdarahan postpartum terlambat dan sekunder
Perdarahan akibat tertahannya bagian plasenta atau membran
Tertahannya produk konsepsi NOS, setelah kelahiran
O72.3 Cacad koagulasi postpartum
Afibrinogenaemia atau fibrinolysis postpartum:
O73. Tertahannya plasenta dan selaput ketuban, tanpa perdrahan
O73.0 Plasenta terahan tanpa perdarahan
Placenta accreta (melekat erat) tanpa perdarahan
O73.1 Bagian plasenta dan membran tertahan, tanpa perdarahan
Produk konsepsi tertahan setelah kelahiran, tanpa perdarahan
O74. Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran
Termasuk: komplikasi maternal akibat pemberian anestetik umum atau lokal,
analgesia atau sedasi lain sewaktu persalinan dan melahirkan
O74.0 Pneumonitis aspirasi akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
Inhalasi isi atau sekresi lambung NOS selama persalinan dan kelahiran
Sindroma Mendelson akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.1 Kompilasi paru-paru lainnya selama persalinan dan kelahiran
Kolaps tekanan pada paru-paru akibat anestesia selama persalinan dan
kelahiran
O74.2 Komplikasi anestesia terhadap jantung selama persalinan dan kelahiran
Gagal jantung akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.3 Komplikasi anestesia terhadap sistem syaraf pusat selama persalinan dan
kelahiran
Anoksia otak akibat anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.4 Reaksi toksik terhadap anestesia lokal selama persalinan dan kelahiran
O74.5 Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan
kelahiran
O74.6 Komplikasi lain anestesia spinal dan epidural selama persalinan dan kelahiran
O74.7 Intubasi gagal atau sulit selama persalinan dan kelahiran
O74.8 Komplikasi lain anestesia selama persalinan dan kelahiran
O74.9 Komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O75. Komplikasi lain persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified


Kecuali: sepsis nifas(O85), infeksi nifas (O86.-)
O75.0 Maternal distress selama persalinan dan kelahiran
O75.1 Shock selama atau sesudah persalinan dan kelahiran
Obstetric shock
O75.2 Pyrexia selama persalinan dan kelahiran, not elsewhere classified
O75.3 Infeksi lain selama persalinan
Septikemia selama persalinan
O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan prosedur obstetrik
Gagal jantung atau anoksia serebri setelah operasi sesar atau operasi dan
prosedur obstetrik lainnya, Termasuk kelahiran NOS
Kecuali:
komplikasi anestesia selama persalinan dan kelahiran (O74.-)
pada luka (bedah) obstetri dengan:
infeksi (O86.0), disrupsi (O90.0-O90.1), hematoma (O90.2)
O75.5 Kelahiran terlambat setelah membran dipecahkan secara artifisial
O75.6 Kelahiran terlambat setelah membran pecah spontan atau tidak dijelaskan
Kecuali: ketuban pecah dini spontan (O42.-)
O75.7 Kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya
O75.8 Komplikasi lain persalinan yang dijelaskan
O75.9 Komplikasi persalinan, tidak dijelaskan

Kelahiran (O80-O84)

Note: Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan pengkodean morbiditas. Kodekode dari blok ini digunakan untuk pengkodean morbiditas primer hanya
kalau tidak tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada
Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan hendaknya diarahkan
pada aturan dan pedomen pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk Kondisi Utama terbatas untuk kasus-kasus yang
hanya memiliki catatan informasi berupa pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran.
Kode-kode O80-O84 bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau jenis
kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang digunakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
Kondisi utama
: Kehamilan.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran dengan forseps rendah
Kode
: Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai KU, karena informasi
lain tidak tersedia.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Contoh 2
Kondisi utama
: Melahirkan
Kondisi lain
: Kegagalan percobaan persalinan
Prosedur
: Seksio sesar
Kode
: Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai KU.
Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 3
Kondisi utama
: Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran spontan
Kode
: Kehamilan kembar (O30.0) sebagai KU.
Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 4
Kondisi utama
: Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati 2800 g.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran spontan
Kode
: Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4) karena penyebab
spesifik kematian janin tidak bisa ditentukan.
O80. Kelahiran spontan tunggal
Termasuk: kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal, dengan or tanpa
episiotomy
kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
Lahir spontan NOS
O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps (O66.5)
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan
O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum
Ventouse delivery
O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor vakum
Forceps and ventouse delivery
O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar
O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
Seksio sesar berulang NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-22

ICD 10 2nded
O82.1
O82.2
O82.8
O82.9

Apikes Iris

Kelahiran dengan seksio sesar darurat


Kelahiran dengan histerektomi sesar
Kelahiran tunggal lainnya dengan seksio sesar
Kelahiran dengan seksio sesar, tidak dijelaskan

O83. Kelahiran tunggal lain yang terbantu


O83.0 Ekstraksi sungsang
O83.1 Kelahiran sungsang lain yang dibantu
Kelahiran sungsang NOS
O83.2 Kelahiran yang dibantu oleh manipulasi lainnya
Version dengan extraction
O83.3 Kelahiran janin hidup pada kehamilan abdomen
O83.4 Operasi destruktif untuk kelahiran
Cleidotomy, craniotomy, embryotomy untuk memudahkan kelahiran
O83.8 Kelahiran tunggal terbantu lain yang dijelaskan
O83.9 Kelahiran tunggal terbantu, tidak dijelaskan
Kelahiran terbantu NOS
O84 Kelahiran ganda
Gunakan kode tambahan (O80-O83), kalau perlu,
untuk menunjukkan cara kelahiran masing-masing janin atau bayi. .
O84.0 Kelahiran ganda, semua spontan
O84.1 Kelahiran ganda, semua dengan forseps dan ekstraktor vakum
O84.2 Kelahiran ganda, semua dengan seksio sesar
O84.8 Kelahiran ganda lainnya
Kelahiran ganda dengan kombinasi metode
O84.9 Kelahiran ganda, tidak dijelaskan

Komplikasi yang berhubungan dengan nifas (O85-O92)

Note: Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan kondisi yang tercantum
walau pun kalau ini terjadi di waktu hamil dan melahirkan..
Kecuali:
kelainan jiwa dan tingkah-laku yang berhubungan dengan nifas
(F53.-),
tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0)

O85. Puerperal sepsis


Endometritis, demam, peritonitis, atau septikemia pada masa nifas
Gunakan kode tambahan dari (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen
menular.
Kecuali:
septikaemia selama persalinan (O75.3),
emboli obstetrik bersifat pyaemik dan septik (O88.3)
O86. Infeksi nifas lainnya
Kecuali: infeksi selama persalinan (O75.3)
O86.0 Infeksi luka bedah obstetrik

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-23

ICD 10 2nded

O86.1
O86.2
O86.3
O86.4

O86.8

Apikes Iris

Infeksi setelah kelahiran pada: luka seksio sesar, perbaikan perineum


Infeksi lain saluran genital setelah kelahiran
Servisitis atau vaginitis setelah kelahiran
Infeksi saluran kemih setelah kelahiran
Kondisi pada N10-N12, N15.-, N30.-, N34.-, N39.0 setelah kelahiran
Infeksi genitourinarius setelah setelah kelahiran
Infeksi genitourinarius nifas NOS
Pyrexia setelah kelahiran dengan penyebab tidak diketahui
Infeksi atau pireksia nifas:
Kecuali:
pyrexia selama persalinan (O75.2), demam nifas (O85)
Infeksi nifas lain yang dijelaskan

O87. Komplikasi vena di saat nifas


Termasuk: pada saat persalinan, melahirkan dan nifas
Kecuali: komplikasi vena pada kehamilan (O22.-), embolisme obstetrik (O88.-)
O87.0 Thrombophlebitis superfisialis pada waktu nifas
O87.1 Phlebothrombosis profunda pada waktu nifas
Thrombosis vena dalam, postpartum;
Thrombophlebitis pelvik, postpartum
O87.2 Haemorrhoids pada waktu nifas
O87.3 Thrombosis vena cerebralis pada waktu nifas
Thrombosis sinus cerebrovenosa pada waktu nifas
O87.8 Komplikasi lain pada vena pada waktu nifas
Varises genitalia pada waktu nifas
O87.9 Komplikasi vena pada waktu nifas, tidak dijelaskan
Phlebitis nifas NOS, phlebopati nifas NOS, thrombosis nifas NOS
O88 Obstetric embolism
Termasuk: emboli paru-paru pada kehamilan, melahirkan dan nifas
Kecuali: embolisme pada abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
O88.0 Embolisme udara obstetrik
O88.1 Embolisme cairan amnion
O88.2 Embolisme bekuan darah obstetrik
Embolisme (pulmonalis): obstetrik NOS, nifas NOS
O88.3 Embolisme pyaemik and septik obstetrik
O88.8 Embolisme obstetrik lain
Embolisme lemak obstetrik
O89 Komplikasi anestesia pada waktu nifas
Termasuk: Komplikasi maternal akibat anestetik umum atau lokal, analgesik atau
sedasi lain yang diberikan pada waktu nifas
089.0 Komplikasi anestesia pada paru-paru pada waktu nifas
Akibat anestesia pada waktu nifas:
sindroma Mendelson, inhalasi isi atau sekresi lambung NOS,
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-24

ICD 10 2nded

O89.1
O89.2
O89.3
O89.4
O89.5
O89.6
O89.8
O89.9

Apikes Iris

pneumonitis aspirasi,kolaps tekanan pada paru-paru


Komplikasi anestesia pada jantung pada waktu nifas
Gagal jantung akibat anestesia pada waktu nifas
Komplikasi anestesia pada sistem syaraf pusat pada waktu nifas
Anoksia otak akibat anestesia pada waktu nifas
Reaksi toksik anestesia lokal pada waktu nifas
Sakit kepala akibat anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
Komplikasi lain anestesia spinal dan epidura pada waktu nifas
Intubasi sulit atau gagal pada waktu nifas
Komplikasi lain dari anestesia pada waktu nifas
Komplikasi anestesia pada waktu nifas, tidak dijelaskan

O90 Komplikasi nifas, not elsewhere classified


O90.0 Disrupsi luka seksio sesar
O90.1 Disrupsi luka obstetrik pada perineum
Disrupsi luka: episiotomi, laserasi perineum,
Robekan sekunder perineum
O90.2 Haematoma luka obstetrik
O90.3 Kardiomiopati dalam nifas
Kondisi pada I42.O90.4 Gagal ginjal akut postpartum
Sindroma hepatorenal setelah persalinan dan melahirkan
O90.5 Tiroiditis postpartum
O90.8 Komplikasi lain nifas, not elsewhere classified
Polip plasenta
O90.9 Komplikasi nifas, tidak dijelaskan
O91 Infeksi mammae sehubungan dengan melahirkan
Termasuk: kondisi berikut ini sewaktu kehamilan, nifas, atau laktasi
O91.0 Infeksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Abses papilla mammae pada: hamil, nifas
O91.1 Abses mammae sehubungan dengan melahirkan
Aabses mammae, mastitis purulenta, abses subareola: akibat hamil atau nifas
O91.2 Mastitis nonpurulenta sehubungan dengan melahirkan
Limfangitis mammae pada hamil atau nifas
Mastitis: NOS, interstitialis, atau parenkimatosa pada hamil atau nifas
O92 Kelainan lain mammae dan laktasi sehubungan dengan melahirkan
Termasuk: kondisi yang tercantum selama kehamilan, nifas, atau laktasi
O92.0 Retraksi papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
O92.1 Retak papilla mammae sehubungan dengan melahirkan
Fissura papilla mammae pada hamil atau nifas
O92.2 Kelainan lain dan tidak dijelaskan pada mammae sehubungan dengan
melahirkan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O92.3 Agalactia [tidak mampu memproduksi ASI]


Agalactia primer
O92.4 Hypogalactia [produksi ASI kurang]
O92.5 Suppressed lactation [penekanan laktasi]
Agalactia: elektif, sekunder, terapeutika
O92.6 Galactorrhoea produksi ASI berlebihan
Kecuali:
galactorrhoea yang tidak berhubungan dengan melahirkan
(N64.3)
O92.7 Kelainan laktasi lainnya dan tidak dijelaskan
Galactocele nifas tumor mammae berisi ASI

Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified (O95-O99)

Note: Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan perlu dibuat pada aturan
dan pedoman pengkodean mortalitas pada Volume 2.
Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat
lain, tapi mempersulit KMN) harus diutamakan untuk KU, dibandingkan dengan kategori di
luar Bab XV, kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau
merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab lain bisa digunakan sebagai
kode tambahan untuk memperjelas kondisi.

Contoh 26
Kondisi utama
: Toxoplasmosis.
Kondisi lain
: Hamil
Spesialisasi
: Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Kode
: Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6) sebagai KU.
B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan untuk kode
tambahan
O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan
Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu KMN
O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1 tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab kematian obstetrik.
O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung
Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan.
O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
Termasuk:
kondisi berikut kalau mempersulit kehamilan, dipersulit oleh
kehamilan, atau menjadi alasan untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: tetanus obstetrik (A34),
kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit diketahui atau dicurigai
telah mengganggu janin (O35-O36)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-26

ICD 10 2nded

O98.0
O98.1
O98.2
O98.3
O98.4
O98.5
O98.6
O98.8
O98.9

Apikes Iris

penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium HIV (R75),


status infeksi asymptomatic HIV (Z21),
sepsis nifas (O85), infeksi nifas (O86.-)
Tuberkulosis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A15-A19
Sifilis yang mempersulit KMN
Kondisi pada A50-A53
Gonorrhoea yang mempersulit KMN
Kondisi pada A54.Infeksi lain dengan transmisi utama secara seksual yang mempersulit KMN
Kondisi pada A55-A64
Hepatitis virus yang mempersulit KMN
Kondisi pada B15-B19
Penyakit virus lain yang mempersulit KMN
Kondisi pada A80-B09, B25-B34
Penyakit protozoa yang mempersulit KMN
Kondisi pada B50-B64
Penyakit infeksi dan parasit lain yang mempersulit KMN
Penyakit infeksi dan parasit ibu yang tidak dijelaskan yang mempersulit KMN

O99 Penyakit maternal lainnya c.e. tapi mempersulit KMN


Note: Kategori ini mencakup kondisi yang mempersulit kehamilan, diperberat
oleh kehamilan, atau menjadi alasan utama asuhan obstetri, namun Indeks
Alfabet tidak menunjuk rubrik spesifik di Chapter XV.
Gunakan kode tambahan, kalau diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: penyakit infeksi dan parasit (O98.-);
cedera, keracunan dan konsekwensi tertentu lain dari penyebab luar (S00T98)
kalau alasan asuhan ibu adalah kondisi ini diketahui atau dicurigai telah
mengganggu janin (O35-O36).
O99.0 Anemia yang mempersulit KMN
Kondisi pada D50-D64
O99.1 Penyakit lain pada darah dan organ pembentuk darah serta kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun yang mempersulit KMN
Kondisi pada D65-D89
Kecuali: perdarahan dengan cacad koagulasi (O46.0, O67.0, O72.3)
O99.2 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik yang mempersulit KMN
Kondisi pada E00-E90
Kecuali: diabetes mellitus (O24.-), malnutrisi (O25), tiroiditis postpartum
(O90.5)
O99.3 Kelainan jiwa dan penyakit sistem syaraf yang mempersulit KMN
Kondisi pada F00-F99 and G00-G99
Kecuali: depresi postnatal (F53.0), psikosis nifas (F53.1)
neuritis perifer akibat kehamilan (O26.8),
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

O99.4 Penyakit sistem sirkulasi yang mempersulit KMN


Kondisi pada I00-I99
Kecuali:
kelainan hipertensif (O10-O16), embolisme obstetrik (O88.-),
komplikasi vena dan trombosis sinus serebrovenosa pada:
kehamilan (O22.-), persalinan, kelahiran dan nifas (O87.-),
kardiomyopati pada nifas (O90.3),
O99.5 Penyakit sistem pernafasan yang mempersulit KMN
Kondisi pada J00-J99
O99.6 Penyakit sistem pencernaan yang mempersulit KMN
Kondisi pada K00-K93
Kecuali:
kelainan hati pada KMN (O26.6)
O99.7 Penyakit kulit dan jaringan subkutis yang mempersulit KMN
Kondisi pada L00-L99
Kecuali:
herpes gestationis (O26.4)
O99.8 Penyakit dan kondisi lain yang dijelaskan yang mempersulit KMN
Kombinasi dari kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O99.0-O99.7
Kondisi pada C00-D48, H00-H95, M00-M99, N00-N99, dan Q00-Q99
Kecuali:
infeksi genitourinarius pada kehamilan (O23.-),
infeksi genitourinarius setelah melahirkan (O86.0-O86.3),
asuhan ibu untuk kelainan organ pelvis yang diketahui atau dicurigai
(O34.-),
gagal ginjal akut postpartum (O90.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Definisi-definisi
Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya, yang setelah pemisahan
tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali
pusat, atau gerakan nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah
dipotong atau pun plasenta masih melekat.
Kematian janin (janin lahir mati)
Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau penarikan lengkap hasil
konsepsi dari ibunya, berapa pun lama kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa
setelah pemisahan tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan,
misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka.
Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam pertama kehidupan
sebelum terjadi penurunan nyata berat badan pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik
membuat pengelompokan 500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut
pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut hasil penimbangan.
Definisi berat lahir rendah, sangat rendah, dan sangat rendah sekali tidak
membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas setiap kelompok tercakup kelompok di
bawahnya, sehingga tumpang-tindih. Misalnya rendah juga berarti sangat rendah dan
sangat rendah sekali, dan sangat rendah juga mencakup sangat rendah sekali.
Berat lahir rendah:
Berat lahir sangat rendah:
Berat lahir sangat rendah sekali:

<2500 g
<1500 g
<1000 g.

Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama last normal menstrual period atau hari
pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan dalam hari penuh atau minggu
penuh (misalnya 280-286 hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari lahir, harus diingat
bahwa hari pertama adalah hari 0 dan bukan hari 1; jadi hari 0-6 adalah minggu 0; hari 7-13
adalah minggu 1; dan minggu ke-40 adalah minggu 39. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui,
usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk mencegah
kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari.
Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan.
Term
: 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari) kehamilan.
Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih) kehamilan.
Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari) kehamilan (saat berat lahir
biasanya 500 g), sampai 7 hari lengkap setelah lahir.
Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap. Kematian neonatus dini
terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan, dan lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari
kehidupan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus dicatat dalam menit atau
jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua (hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap
kehidupan, usia pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.
HAL-HAL PENTING PADA CHAPTER INI
Bab ini mencakup kelainan dan komplikasi ketika hamil, melahirkan, dan nifas..
Kategori berkisar dari O00 sampai O99; 75 dari 100 kategori telah digunakan.
Chapter ini dimulai dengan daftar 8 exclusions.
Terdapat 8 block, 3 block pertama umumnya mengenai kehamilan.
Inklusi dan exklusi terdapat di awal setiap block atau category.
Terdapat beberapa notes, beberapa di antaranya meminta rujukan anda pada pedoman
morbiditas atau mortalitas pada Volume 2.
O00-O08 mencakup semua abortus, Kecuali kehamilan yang berlanjut pada kehamilan
ganda setelah abortus satu janin atau lebih. Komplikasi abortus dijelaskan oleh subdivisi
karakter keempat. Kategori O08 juga memiliki sebuah note untuk menunjukkan bahwa
kategori ini terutama adalah untuk pengkodean morbiditas.
O20-O29, berisi kondisi yang berhubungan dengan kehamilan, misalnya
O20 Perdarahan, O21 Muntah berlebihan, O22 Komplikasi vena
O60-O75, ditata sesuai perjalanan persalinan.
O80-O84, memungkinkan klasifikasi kelahiran tunggal pada tingkat tiga karakter. Kode ini
terutama untuk morbiditas, pedoman pada Volume 2 harus dirujuk. Baca notes di
halaman 121 Volume 2 yang menunjukkan cara memilih Main Condition.
O85-O92 mencakup nifas dan melibatkan masalah dengan laktasi.
O95-O99 mencakup kesehatan maternal.
Batas waktu setelah melahirkan pada O96 (>42 hr tapi <1 th), dan O97 (1 th/>).
Rujuk hal. 1235-1238 Vol. 1 untuk definisi sehubungan dengan kematian obstetrik.
CODING EXERCISES
1. Abortus spontan
2. Varicose veins, tungkai bawah, dalam hamil
3. Kelahiran kembar dua hidup
4. Cardiomyopati pada nifas
5. Fetal distress yang mengganggu persalinan
6. Premature separation of the placenta pemisahan plasenta sebelum waktunya
7. Sepsis nifas
8. Tetanus obstetrik
9. Abses mammae pada kehamilan
10. Post-partum acute renal failure
11. Complete spontaneous abortion dipersulit oleh embolism
12. Severe pre-eclampsia dengan significant proteinuria
13. Protein deficiency anaemia yang mempersulit kehamilan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-30

ICD 10 2nded

Apikes Iris

14. Kelahiran spontan normal, setelah 2 caesarean sections sebelumnya


15. Hyperemesis gravidarum
16. Breech presentation presentasi sungsang
17. Anemia pernisiosa dalam hamil
18. Postpartum haemorrhage
19. Retensi produk konsepsui dengan perdarahan setelah kelahiran
20. Ruptura kehamilan pada tuba kanan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Jawaban pertanyaan
1. Abortus spontan
Cari abortion pada Index, (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 volume 1 untuk subdivisi karakter ke-4. Karena abortus tidak
dijelaskan dan komplikasi tidak disebutkan, maka kode yang benar adalah O03.9.
2. Varies vena. tungkai bawah, pada kehamilan
Cari varicose pada Index (Volume 3, halaman 560).
Varicose
-vein(lower limb)(ruptured)
- - pregnancy (lower limb) -> O22.0
3. Kelahiran kembar hidup
Jangan lupa bahwa yang dikode adalah catatan medis ibu .Cari delivery pada Index
(Volume 3, halaman 148). Karena tidak ada entri untuk twin, pikirkan kata lain untuk
menguraikan kembar ini. Jadi cari pada kelahiran ganda (multiple delivery)
Delivery
-multiple -> O84.9
4. Kardiomiopati pada waktu nifas
Nifas adalah postpartum. Cari cardiomyopathy pada Index (Volume 3, halaman 90).
Cardiomyopathy
-postpartum -> O90.3
5. Fetal distress mengganggu persalinan dan kelahiran
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-fetal(syndrome)
- - affecting
- - - labour and delivery -> O68._
Rujuk halaman 748 Volume 1 untuk menentukan kode mana dari kategori ini yang
sesuai untuk pasien. Jenis fetal distress tidak dijelaskan, sehingga digunakan O68.9.
6. Pemisahan prematur plasenta
Cari separation pada Index (Volume 3, halaman 492).
Separation
-placenta(normally implanted)(premature)(see also Abruptio placentae) -> O45.9
Tidak ada detil lebih lanjut, jadi kita terima kode ini tanpa perlu merujuk ke abruptio
placentae seperti disarankan Index.
7. Sepsis waktu nifas
Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Sepsis
-puerperal, postpartum, childbirth -> O85
8. Tetanus obstetrik
Cari tetanus pada Index (Volume 3, halaman 532).
Tetanus
-obstetric -> A34
9. Abses gestasi pada mammae
Cari abscess pada Index (Volume 3, halaman 19).
Abscess
-mammary gland - see Abscess breast
Abscess
-breast
- - gestational -> O91.1
10. Gagal ginjal akut post-partum
Cari failure pada Index (Volume 3, halaman 220).
Failure
-renal
- - following
- - - labour and delivery -> O90.4
11.Abortus spontan komplit dipersulit oleh embolism.e
Cari abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 untuk menentukan subdivisi karakter ke-4. Pilih .7 karena abortus
komplit ini dipersulit oleh embolism. Jadi yang benar adalah O03.7.
12. Pre-eklampsia berat dengan proteinuria.yang nyata
Cari pre-eclampsia pada Index (Volume 3, halaman 451).
Pre-eclampsia
- severe -> O14.1
Rujuk halaman 729 dan anda melihat bahwa judul untuk O14 melibatkan preeklampsia dengan proteinuria signifikan. Jadi tidak perlu kode tersendiri untuk proteinuria.
13. Anemiadefisiensi protein mempersulit kehamilan.
Index (Volume 3, halaman 42) memberi kode D53 untuk anemia defisiensi protein,
tapi tidak dinyatakan mempersulit kehamilan. Kita perlu mencari kode yang lebih spesifik..
Cari pregnancy pada Index, halaman 451.
Pregnancy
-complicated by
- - conditions in
- - - D50-D64 -> O99.0

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-33

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kalau kita tidak bisa menemukan anemia defisiensi protein pada Index untuk
Pregnancy, maka cari pilihan lain. Karena anemia ini dikode pada D53.0 maka kita bisa
menggunakan kode O99.0 yang mencakup kode-kode D50-D64. Untuk lebih spesifik, ketika
melakukan pengkodean ganda kita bisa menggunakan D53.0 untuk identifikasi jenis anemia.
14. Kelahiran spontan normal per vaginam setelah sebelumnya dua kali seksio sesar.
Karena pasien pernah seksio sesar sebelumnya, perhitungkan ini dalam pengkodean.
Cari kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya..
Cari delivery pada Index (Volume 3, halaman 149).
Delivery
- vaginal, following previous cesarean section. -> O75.7
15. Hyperemesis gravidarum
Cari hyperemesis pada Index (Volume 3, halaman 273).
Hyperemesis
- gravidarum -> O21.0
16. Presentasi sungsang
Ingat bahwa disini kita mengkode catatan medis ibu! Cari presentasi, fetal pada Index
(Volume 3, halaman 457). Juga waspadai, bahwa kita mengkode presentasi (posisi) bayi,
BUKAN cara ia dilahirkan.
Presentation, fetal
- breech (mother) -> O32.1
17. Anemia pernisiosa pada kehamilan
Cari anemia pada Index (Volume 3, halaman 44).
Anemia
- pernicious
- - of or complicating pregnancy -> O99.0
18. Hemorrhagia postpartum
Cari hemorrhage pada Index (Volume 3, halaman 260).
Hemorrhage
- postpartum NEC -> O72.1
19. Restensi produk konsepsi, dengan perdarahan setelah kelahiran.
Cari retention pada Index (Volume 3, halaman 476).
Retention
- products of conception
- - following
- - - delivery(with hemorrhage) -> O72.2
20. Rupture right tubal pregnancy
Cari rupture pada Index (Volume 3, halaman 483).
Rupture
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-34

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- tube, tubal
- - due to pregnancy -> O00.1

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVI-35

CHAPTER XVII. KONDISI TERTENTU


YANG DIMULAI PADA PERIODE
PERINATAL (P00-P96)
Note: [labour=persalinan; delivery=kelahiran, partus [labourdelivery]=melahirkan]

Termasuk:

kondisi yang awalnya pada masa perinatal dan morbiditas terjadi


kemudian.
Kecuali: tetanus neonatorum (A33), neoplasma (C00-D48),
penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90),
malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital (Q00-Q99),
cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lain penyebab eksternal (S00T98)
Blok-blok pada Bab ini adalah sebagai berikut:
P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal dan komplikasi
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan
janin.
P10-P15 Trauma lahir.
P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada masa perinatal.
P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan neonatus.
P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan
neonatus.
P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan
neonatus.
P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.
Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:
P75* Meconium ileus

Janin dan neonatus terganggu oleh faktor maternal dan komplikasi


kehamilan, persalinan dan kelahiran (P00-P04)
Termasuk:

kondisi maternal berikut kalau dinyatakan sebagai penyebab kematian


atau kesakitan pada janin atau neonatus.

P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak
berhubungan dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P00.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan hipertensif maternal


Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi O10-O11, O13-O16 maternal
P00.1 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit ginjal dan saluran kemih
maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi N00-N39 maternal
P00.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi dan parasit maternal.
Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit infeksi A00-B99 and J10-J11
maternal
Kecuali:
infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)
infeksi saluran genital dan infeksi lokal lain pada ibu (P00.8)
P00.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penyakit sirkulasi dan respirasi maternal
lain.
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi I00-I99, J00-J99, Q20-Q34 maternal
dan tidak Termasuk dalam P00.0, P00.2
P00.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan gizi ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kelainan E40-E64 maternal; manutrisi maternal NOS
P00.5 Janin dan neonatus terganggu oleh cedera maternal
Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi S00-T79 maternal
P00.6 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur bedah maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi
bedah (P02.1)
seksio sesar untuk kelahiran sekarang (P03.4)
bedah sebelumnya pada uterus atau organ pelvis (P03.8)
pengakhiran kehamilan, janin (P96.4)
P00.7 Janin dan neonatus terganggu oleh prosedur medis maternal lain, n.e.c.
Janin dan neonatus terganggu oleh pemeriksaan radiologis maternal
Kecuali:
kerusakan plasenta akibat amniocentesis, seksio atau induksi bedah
(P02.1);
janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan (P03.-)
P00.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh:
kondisi pada T80-T88; systemic lupus erythematosus ibu
infeksi saluran genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
Kecuali:
kelainan endokrin dan metabolik neonatus sementara (P70-P74)
P00.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang tidak dijelaskan
P01 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal
P01.0 Janin dan neonatus terganggu oleh serviks inkompeten
P01.1 Janin dan neonatus terganggu oleh ketuban pecah dini
P01.2 Janin dan neonatus terganggu oleh oligohydramnios
Kecuali:
kalau disebabkan oleh ketuban pecah dini (P01.1)
P01.3 Janin dan neonatus terganggu oleh polyhydramnios
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-2

ICD 10 2nded

P01.4
P01.5
P01.6
P01.7

P01.8
P01.9

Apikes Iris

Janin dan neonatus terganggu oleh hydramnios


Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ektopik
Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan abdomen
Janin dan neonatus terganggu oleh kehamilan ganda
Janin dan neonatus terganggu oleh: triplet (kehamilan) triplet, (kehamilan)
kembar dua
Janin dan neonatus terganggu oleh kematian ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi sebelum persalinan
Janin dan neonatus terganggu sebelum lahir oleh:
presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang, letak tak stabil, versi
eksternal
Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan lain pada ibu
Janin dan neonatus terganggu oleh abortus spontan
Janin dan neonatus terganggu komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan

P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang
tidak dijelaskan pada plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark
plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan umbilikus yang
menyebabkan transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin atau neonatus.
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut,
bersimpul
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis, plasentitis
P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan
P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi
lain selama persalinan dan kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak
lintang
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse]
P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung cepat
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.- selain O62.3
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu, induksi
persalinan
operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang tidak dijelaskan
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta
atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui plasenta
Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice pada hemolisis
berlebihan lain akibat obat atau toksin yang dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan
partus
Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang
maternal yang diberikan sewaktu partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik
Kecuali:
penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
Kecuali:
anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh ibu (P96.1)
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi
lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak
dijelaskan

Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan


janin (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin
P05.0 Light for gestational age
Biasanya berat <10 persentil, tapi panjang >10 persentil untuk usia kehamilan.
Light-for-dates ringan untuk usia kehamilan
P05.1 Small for gestational age
Biasanya berat dan panjang <10 persentil untuk usia kehamilan.
Small-for-dates; small-and-light-for-dates kecil untuk usia kehamilan
P05.2 Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan
Neonatus, untuk usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi dengan tandatanda malnutrisi seperti kulit kering, mengelupas, dan hilangnya jaringan
subkutis.
P05.9 Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
Retardasi pertumbuhan janin NOS
P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat lahir rendah,
n.e.c.
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat
lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab
kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada neonatus.
Kecuali: berat lahir rendah akibat pertumbuhan lambat janin dan malnutrisi
janin(P05.-)
P07.0 Berat lahir sangat rendah
Berat lahir 999 gram atau kurang
P07.1 Berat lahir rendah lainnya
Berat lahir antara 1000-2499 g.
P07.2 Immaturitas ekstrim
Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap)
P07.3 Neonatus preterm lainnya
Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259 hari lengkap).
Prematuritas NOS
P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat lahir tinggi
Note: Kalau berat lahir dan usia kehamilan keduanya ada, prioritas harus pada berat
lahir.
Termasuk: kondisi berikut, tanpa spesifikasi lebih lanjut, sebagai penyebab
kematian, kesakitan, atau asuhan tambahan pada janin atau neonatus.
P08.0 Bayi sangat besar
Biasanya berarti berat lahir 4500 g atau lebih

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari ibu diabetes
gestasi (P70.0)
P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya
Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia
kehamilannya.
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau
lebih), tidak berat atau besar untuk usia kehamilan.
Postmaturitas NOS

Trauma lahir (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir
Kecuali: perdarahan intrakranial janin atau neonatus:
NOS (P52.9), akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)
P10.0 Perdarahan subdura akibat trauma lahir
Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir
Kecuali: perdarahan subdura yang menyertai robekan tentorium (P10.4)
P10.1 Perdarahan otak akibat trauma lahir
P10.2 Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir
P10.3 Perdarahan subarakhnoid akibat trauma lahir
P10.4 Robekan tentorium akibat trauma lahir
[tentorium: bagian subdura yang memisahkan serebellum dari hemisfer
serebri]
P10.8 Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat trauma lahir
P10.9 Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir
P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat
P11.0 Edema serebri akibat trauma lahir
P11.1 Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.2 Kerusakan yang tidak dijelaskan pada otak akibat trauma lahir
P11.3 Cedera lahir terhadap n. facialis
Facial palsy (kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir
P11.4 Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya
P11.5 Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis
Fraktur vertebra akibat trauma lahir
P11.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
P12 Cedera lahir terhadap kepala
P12.0 Cephalhaematoma akibat trauma lahir
P12.1 Chignon akibat trauma lahir
P12.2 Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir
P12.3 Lecet pada kepala akibat trauma lahir
P12.4 Cedera pengamatan pada kepala neonatus
Insisi untuk pengambilan sampel, cedera klip (elektroda) pada kepala
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P12.8 Cedera lahir lainnya terhadap kepala


P12.9 Cedera lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan
P13 Cedera lahir terhadap skeleton
Kecuali: cedera lahir terhadap vertebra (P11.5)
P13.0 Fraktur tengkorak akibat trauma lahir
P13.1 Cedera lahir lain terhadap tengkorak
Kecuali: cephalhaematoma (P12.0)
P13.2 Cedera lahir terhadap femur
P13.3 Cedera lahir terhadap tulang panjang lainnya
P13.4 Fraktur klavikula akibat trauma lahir
P13.8 Cedera lahir terhadap skeleton lain
P13.9 Cedera lahir terhadap skeleton, tidak dijelaskan
P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi
P14.0 Paralysis Erb akibat cedera lahir [paralisis lengan pleksus brakhialis]
P14.1 Paralysis Klumpke akibat cedera lahir [paralisis lengan bawah dan tangan]
P14.2 Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir
P14.3 Cedera lahir lain terhadap pleksus brakhialis
P14.8 Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P14.9 Cedera lahir terhadap sistem syaraf perifer, tidak dijelaskan
P15. Cedera lahir lainnya
P15.0 Cedera lahir terhadap hati
Ruptur hati akibat cedera lahir
P15.1 Cedera lahir terhadap limpa
Ruptur limpa akibat cedera lahir
P15.2 Cedera sternomastoid akibat cedera lahir
P15.3 Cedera lahir terhadap mata
Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva, glaukoma traumatika
P15.4 Cedera lahir terhadap muka
Kongesti muka (sembab karena aliran darah terhambat) akibat trauma lahir
P15.5 Cedera lahir terhadap genitalia externa
P15.6 Nekrosis lemak subkutis akibat cedera lahir
P15.8 Cedera lahir lain yang dijelaskan
P15.9 Cedera lahir, tidak dijelaskan

Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus perinatal (P20-P29)


P20. Hipoksia intrauterus
Termasuk: bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium dalam liquor (amnion)
asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau intrauterus
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada neonatus)
Kecuali: perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia (P52.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-7

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P20.0 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sebelum awal persalinan


P20.1 Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu persalinan dan kelahiran
P20.9 Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan
P21. Asphyxia lahir
Note: Kategori ini jangan digunakan pada nilai Apgar rendah yang tidak
menyebutkan asphyxia atau masalah pernafasan lain.
Kecuali: hypoxia atau asphyxia intrauterus (P20.-)
P21.0 Asphyxia lahir berat
Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau tetap, pernafasan tidak ada
atau megap-megap, warna kulit pucat, tonus tidak ada.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 0-3;
Asphyxia putih
P21.1 Asphyxia lahir ringan dan sedang
Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>, terdapat
beberapa tonus otot, dan beberapa respons terhadap rangsangan.
Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru
P21.9 Asphyxia lahir, tidak dijelaskan
Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS
P22. Respiratory distress of newborn kesulitan bernafas neonatus
Kecuali: kegagalan pernafasan neonatus (P28.5)
P22.0 Respiratory distress syndrome [RDS] pada neonatus
Hyaline membrane disease [HMD]
P22.1 Transient tachypnoea pada neonatus
P22.8 Distress pernafasan lain pada neonatus
P22.9 Distress pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan
P23. Pneumonia kongenital
Termasuk: pneumonia infektif yang didapatkan dalam rahim atau sewaktu lahir
Kecuali: pneumonia neonatus akibat aspirasi (P24.-)
P23.0 Pneumonia kongenital akibat virus
Kecuali:
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
P23.1 Pneumonia kongenital akibat Chlamydia
P23.2 Pneumonia kongenital akibat staphylococcus
P23.3 Pneumonia kongenital akibat streptococcus, group B
P23.4 Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli
P23.5 Pneumonia kongenital akibat Pseudomonas
P23.6 Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya
Pneumonia kongenital akibat:
Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma
Streptococcus, Kecuali group B
P23.8 Pneumonia kongenital akibat organisme lain
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P23.9 Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan


P24. Sindroma aspirasi neonatus
Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi
P24.0 Aspirasi mekonium oleh neonatus
P24.1 Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonatus
Aspirasi liquor (ketuban)
P24.2 Aspirasi darah oleh neonatus
P24.3 Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh neonatus
P24.8 Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya
P24.9 Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak dijelaskan
Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS
P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada masa perinatal
P25.0 Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal
P25.1 Pneumothorax yang dimulai pada masa perinatal
P25.2 Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal
P25.3 Pneumoperikardium yang dimulai pada masa perinatal
P25.8 Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang dimulai pada masa
perinatal
P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal
P26.0 Perdarahan trakheobronkhialis yang dimulai pada masa perinatal
P26.1 Perdarahan paru-paru masif yang dimulai pada masa perinatal
P26.8 Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa perinatal
P26.9 Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal
P27.0 Sindroma Wilson-Mikity
Dismaturitas paru-paru
P27.1 Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa perinatal
P27.8 Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal
Fibrosis kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada neonatus
P27.9 Penyakit pernafasan kronis, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal
Kecuali: malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)
P28.0 Atelektasis primer neonatus
Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan
Hipoplasia paru-paru yang berhubungan dengan kehamilan singkat
Immaturitas paru-paru NOS
P28.1 Atelektasis neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan
Atelektasis: NOS, partial, sekunder
Atelektasis resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS]
P28.2 Serangan sianotik pada neonatus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-9

ICD 10 2nded

P28.3
P28.4
P28.5
P28.8

P28.9

Apikes Iris

Kecuali:

apnoea neonatus (P28.3-P28.4)


Apnoea tidur primer pada neonatus
Apnoea tidur pada neonatus NOS
Apnoea lain pada neonatus
Kegagalan pernafasan pada neonatus
Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonatus
Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh mukus)
Kecuali:
rhinitis sifilis kongenital dini (A50.0)
Kondisi pernafasan pada neonatus, tidak dijelaskan

P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal


Kecuali: malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)
P29.0 Gagal jantung neonatus
P29.1 Disritmia jantung neonatus
P29.2 Hipertensi neonatus
P29.3 Sirkulasi janin persisten
Penutupan duktus arteriosus terlambat
P29.4 Iskemia miokardium sementara pada neonatus
P29.8 Kelainan kardiovaskuler lain yang dimulai pada masa perinatal
P29.9 Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Infeksi yang khusus pada masa perinatal (P35-P39)

Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau sewaktu lahir


Kecuali: sifilis (A50.-), infeksi gonokokus (A54.-), pneumonia (P23.-): kongenital

penyakit menular usus (A00-A09), tetanus neonatorum (A33),


penyakit menular yang diperoleh setelah lahir (A00-B99, J10-J11)
penyakit menular ibu sebagai penyebab kematian atau kesakitan janin atau
neonatus yang tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut (P00.2)
penyakit HIV (B20-B24),
bukti laboratorium HIV (R75), status infeksi HIV asymptomatik (Z21)

P35. Penyakit viral kongenital


P35.0 Sindroma rubella kongenital
Pneumonitis rubella kongenital
P35.1 Infeksi cytomegalovirus kongenital
P35.2 Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital
P35.3 Hepatitis virus kongenital
P35.8 Penyakit virus kongenital lainnya
Varicella [chickenpox] kongenital
P35.9 Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan
P36. Sepsis bakteri pada neonatus
Termasuk: septikemia kongenital
P36.0 Sepsis neonatus akibat streptokokus, group B
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-10

ICD 10 2nded
P36.1
P36.2
P36.3
P36.4
P36.5
P36.8
P36.9

Apikes Iris

Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan


Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus
Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan tidak dijelaskan
Sepsis neonatus akibat Escherichia coli
Sepsis neonatus akibat kuman anaerob
Sepsis bakteri lain pada neonatus
Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan

P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya


Kecuali: sifilis kongenital (A50.-), ophthalmia neonatorum akibat gonokokus (A54.3)
tetanus neonatorum (A33), enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus
(P77)
diare neonatus: menular (A00-A09), tidak menular (P78.3)
P37.0 Tuberkulosis kongenital
P37.1 Toxoplasmosis kongenital
Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital
P37.2 Listeriosis neonatus (disseminata)
P37.3 Malaria falsiparum kongenital
P37.4 Malaria kongenital lainnya
P37.5 Kandidiasis neonatus
P37.8 Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan
P37.9 Penyakit infeksi dan parasit kongenital, tidak dijelaskan
P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan
P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal
P39.0 Mastitis infektif neonatus
Kecuali:
pembesaran saluran mammae neonatus, mastitis noninfektif
neonatus (P83.4)
P39.1 Konjungtivitis and dakriosistitis neonatus
Konjungtivitis chlamydia neonatus, ophthalmia neonatorum NOS
Kecuali:
konjungtivitis gonokokus (A54.3)
P39.2 Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified
P39.3 Infeksi saluran kemih neonatus
P39.4 Infeksi kulit neonatus
Pioderma neonatus
Kecuali:
pemphigus neonatorum (L00), sindroma kulit melepuh
stafilokokus (L00)
P39.8 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, yang dijelaskan
P39.9 Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan perdarahan dan hematologis janin dan neonatus (P50-P61)


Kecuali: anemia hemolitika herediter (D55-D58)

sindroma Gilbert's (E80.4) gangguan penangkapan bilirubin plasma oleh


hati

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

sindroma Crigler-Najjar (E80.5) defisiensi glukoronil transferase


sindroma Dubin-Johnson (E80.6) gangguan ekskresi bilirubin
stenosis dan striktura kongenital saluran empedu (Q44.3)
P50. Kehilangan darah janin fetal blood loss
Kecuali: anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
P50.0 Kehilangan darah janin dari vasa praevia
P50.1 Kehilangan darah janin dari ruptur umbilikus
P50.2 Kehilangan darah janin dari plasenta
P50.3 Perdarahan ke dalam saudara kembar
P50.4 Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu
P50.5 Kehilangan darah janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya
P50.8 Kehilangan darah janin lainnya
P50.9 Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan
Perdarahan janin NOS
P51. Perdarahan dari umbilikus neonatus
Kecuali: omphalitis dengan perdarahan ringan (P38)
P51.0 Perdarahan massif dari umbilikus neonatus
P51.8 Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya
Kebocoran ligatur (pengikat) umbilikus NOS
P51.9 Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan
P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonatus
Termasuk: Perdarahan intrakranium akibat anoxia atau hypoxia
Kecuali: Perdarahan intrakranium akibat cedera: lahir (P10.-), maternal (P00.5), lain
(S06.-)
P52.0 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke intraventrikel)
[ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla
spinalis]
P52.1 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
P52.2 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 3, janin dan neonatus
Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel dan intraserebri
P52.3 Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P52.4 Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.5 Perdarahan subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonatus
P52.6 Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan fossa posterior janin dan neonatus
P52.8 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan neonatus
P52.9 Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P53. Penyakit perdarahan janin dan neonatus
Defisiensi vitamin K neonatus

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P54. Perdarahan neonatus lainnya


Kecuali: kehilangan darah janin (P50.-), perdarahan paru yang dimulai pada perinatal
(P26.-)
P54.0 Haematemesis neonatus
Kecuali:
disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.1 Melaena neonatus
Kecuali: disebabkan darah ibu yang tertelan (P78.2)
P54.2 Perdarahan rektum neonatus
P54.3 Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya
P54.4 Perdarahan adrenal neonatus
P54.5 Perdarahan kulit neonatus
Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial: janin dan neonatus
Kecuali:
cephalhematoma (P12.0), lecet pada kepala(P12.3): akibat cedera
lahir
P54.6 Perdarahan vagina neonatus
Pseudomenses
P54.8 Perdarahan neonatus lain yang dijelaskan
P54.9 Perdarahan neonatus, tidak dijelaskan
P55. Penyakit haemolitika janin dan neonatus
P55.0 Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonatus
P55.8 Penyakit hemolitika lain janin dan neonatus
P55.9 Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika
Kecuali: hidrops fetalis: NOS (P83.2), bukan kaibat penyakit hemolitika (P83.2)
P56.0 Hidrops fetalis akibat isoimmunization
P56.9 Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan
P57. Kernikterus
[pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak dan medulla spinalis]
P57.0 Kernikterus akibat isoimunisasi
P57.8 Kernikterus lain yang dijelaskan
Kecuali: Crigler-Najjar syndrome (E80.5)
P57.9 Kernikterus, tidak dijelaskan
P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya
Kecuali: jaundice akibat isoimunisasi (P55-P57)
P58.0 Jaundice neonatus akibat lecet
P58.1 Jaundice neonatus akibat perdarahan
P58.2 Jaundice neonatus akibat infeksi
P58.3 Jaundice neonatus akibat polisitemia
P58.4 Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang diberi pada
neonatus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau obat
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90), kernikterus (P57.-)
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS
P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion [penukaran darah]
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia kongenital NOS
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan


neonatus (P70-P74)
Termasuk:

kekacauan endokrin dan metabolik sementara akibat respons bayi


terhadap faktor
endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada kehidupan luar
rahim.

P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P70.1 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes


Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin atau neonatus
(dengan hipoglikemia)
P70.2 Diabetes mellitus neonatus
P70.3 Hipoglikemia neonatus iatrogenik
P70.4 Hipoglikemia neonatus lainnya
Hipoglikemia neonatus sementara
P70.8 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus lainnya
P70.9 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin dan neonatus, tidak
dijelaskan
P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada neonatus
P71.0 Hipokalsemia susu sapi pada neonatus
P71.1 Hipokalsemia neonatus lainnya
Kecuali: hipoparatiroidisme neonatus (P71.4)
P71.2 Hipomagnesaemia neonatus
P71.3 Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium
Tetani neonatus NOS
P71.4 Hipoparatiroidism neonatus sementara
P71.8 Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara lainnya
P71.9 Kelainan metabolisme Ca dan Mg sementara pada neonatus, tidak dijelaskan
P72

Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya


Kecuali: hipotiroidisme kongenital dengan atau tanpa goitre (E03.0-E03.1)
dyshormogenetic goitre (E07.1), sindroma Pendred (E07.1)
P72.0 Goiter neonatus, not elsewhere classified
Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal
P72.1 Hyperthyroidisme neonatus sementara
Tirotoksikosis neonatus
P72.2 Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not elsewhere classified
Hipotiroidism neonatus sementara
P72.8 Kelainan endokrin neonatus sementara lainnya yang dijelaskan
P72.9 Kelainan endokrin pada neonatus neonatus, tidak dijelaskan
P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya
P74.0 Asidosis metabolik terlambat pada neonatus
P74.1 Dehidrasi neonatus
P74.2 Kekacauan keseimbangan sodium neonatus
P74.3 Kekacauan keseimbangan potassium neonatus
P74.4 Kekacauan elektrolit neonatus sementara lainnya
P74.5 Tirosinaemia neonatus sementara
P74.8 Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
P74.9 Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus (P75-P78)


P75* Ileus mekonium (E84.1)
P76. Obstruksi usus lain pada neonatus
Kecuali: obstruksi usus yang bisa diklasifikasikan pada K56.P76.0 Meconium plug syndrome [sindroma sumbatan mekonium]
P76.1 Ileus neonatus sementara
Kecuali:
penyakit Hirschsprung (Q43.1)
P76.2 Obstruksi usus akibat susu yang merembes
P76.8 Obstruksi usus neonatus lain yang dijelaskan
P76.9 Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan
P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus
P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya
Kecuali: perdarahan gastrointestinum neonatus (P54.0-P54.3)
P78.0 Perforasi usus perinatal
Peritonitis mekonium
P78.1 Peritonitis neonatus lainnya
Peritonitis neonatus NOS
P78.2 Hematemesis dan melena neonatus akibat darah ibu tertelan
P78.3 Diare neonatus non-infektif
Diare neonatus NOS
Kecuali:
di negara tempat kondisi ini dianggap menular (A09)
P78.8 Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan
Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus peptikum neonatus
P78.9 Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan


neonatus (P80-P83)
P80. Hipotermia neonatus
P80.0 Cold injury syndrome sindroma cedera dingin
Hipotermia berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink flushed
appearance), edema, serta kelainan neurologis dan biokimiawi.
Kecuali:
hipotermia ringan neonatus (P80.8)
P80.8 Hipotermia neonatus lainnya
Hipotermia ringan neonatus
P80.9 Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan
P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya
P81.0 Hipertermia lingkungan pada neonatus
P81.8 Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan
P81.9 Kekacauan pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Demam neonatus NOS


P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonatus
Kecuali: sindroma kulit melepuh (scalded skin) akibat staphylococcus (L00)
cradle cap (L21.0) deposit kuning pada scalp bayi, akibat seborrhoea
dermatitis diaper [napkin] (L22), infeksi kulit neonatus (P39.4),
hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika (P56.-)
malformasi kongenital kulit dan integumen (Q80-Q84)
P83.0 Sclerema neonatorum
P83.1 Erythema toxicum neonatorum
P83.2 Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika
Hidrops fetalis NOS
P83.3 Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan neonatus
P83.4 Breast engorgement of newborn pembesaran mammae neonatus
Mastitis noninfektif neonatus
P83.5 Hidrokel kongenital
P83.6 Polip umbilikus neonatus
P83.8 Kondisi integumen lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonatus
Bronze baby syndrome, skleroderma neonatus, urtikaria neonatorum
P83.9 Kondisi integumen yang khusus pada janin dan neonatus, tidak dijelaskan

Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal (P90-P96)


P90. Konvulsi neonatus
Kecuali: konvulsi ringan neonatus - benign neonatal convulsions (familial) (G40.3)
P91. Kekacauan status serebri lain pada neonatus
P91.0 Iskemia serebri neonatus
P91.1 Kista periventrikel neonatus yang didapat
P91.2 Leukomalasia serebri neonatus
P91.3 Irritabilitas serebri neonatus
P91.4 Depresi serebri neonatus
P91.5 Koma neonatus
P91.8 Kekacauan status serebri lain yang dijelaskan pada neonatus
P91.9 Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan
P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of newborn
P92.0 Muntah pada neonatus
P92.1 Regurgitasi dan ruminasi pada neonatus
P92.2 Pemberian makanan lambat pada neonatus
P92.3 Pemberian makanan sedikit pada neonatus
P92.4 Pemberian makanan berlebihan pada neonatus
P92.5 Kesulitan pemberian ASI pada neonatus
P92.8 Masalah pemberian makanan neonatus lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

P92.9 Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan


P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin dan neonatus
Grey syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada neonatus
Kecuali: gejala putus obat dari penggunaan obat terapi pada neonatus (P96.2)
jaundice akibat obat atau toksin dari ibu atau diberikan kepada neonatus
(P58.4)
reaksi dan intoksikasi akibat opiat, penenang, dan pengobatan lain pada
ibu (P04.0-P04.1, P04.4)
P94. Kelainan tonus otot neonatus
P94.0 Myasthenia gravis neonatus sementara
Kecuali:
myasthenia gravis (G70.0)
P94.1 Hipertonia kongenital
P94.2 Hipotonia kongenital
Nonspecific floppy baby syndrome
P94.8 Kelainan lain tonus otot neonatus
P94.9 Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan
P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan
Deadborn fetus NOS, stillbirth NOS
P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal
P96.0 Kegagalan ginjal kongenital
Uremia neonatus
P96.1 Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu
Sindroma putus obat pada janin dari ibu yang tergantung obat tersebut
Kecuali:
reaksi dan intoksikasi akibat opiat dan penenang waktu
melahirkan (P04.0)
P96.2 Gejala putus obat dari penggunaan obat untuk terapi neonatus
P96.3 Sutura kranialis lebar pada neonatus
Kraniotabes neonatus
P96.4 Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus
Kecuali:
pengakhiran kehamilan (ibu) (O04.-)
P96.5 Komplikasi prosedur intrauterus, not elsewhere classified
P96.8 Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal
P96.9 Kondisi yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan
Debilitas kongenital NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

RINGKASAN
Bab ini membahas kondisi yang mengganggu janin dan neonatus, yang awalnya
dimulai pada masa perinatal. Hal-hal penting pada bab ini adalah:
1. Kategori berkisar dari P00 sampai P96
2. Dari 100 kategori yang tersedia, 59 telah digunakan
3. Terdapat 1 inklusi dan 5 eksklusi di awal bab ini
Pada kelainan yang berhubungan dengan lama gestasi dan pertumbuhan janin, berat
badan lebih diprioritaskan daripada usia kehamilan
P07 Kelainan yang berhubungan dengan gestasi singkat dan berat lahir rendah, not
elsewhere classified, memiliki catatan di awal kategori untuk membimbing pemberian
kode kalau berat badan dan lama gestasi keduanya diberikan.
P10-P15 Trauma lahir diklasifikasikan atas enam kategori yang tersusun menurut efek
fisik cedera, misalnya, e.g. P10.2 Intraventricular haemorrhage due to birth injury.
P35-P39 Infections specific to the perinatal period, hanya mencakup infeksi dan penyakit
parasit kongenital, dan infeksi ini didapat di dalam uterus atau telah terdapat ketika lahir.
Terdapat beberapa pengecualian yang dengan jelas disebutkan pada kategori yang sesuai.
Pengkode harus merujuk halaman 1235-1238 Volume 1 untuk definisi yang terkait
dengan kematian perinatal sebelum memulai pengkodean.
LATIHAN
(Ingat bahwa yang dikode disini adalah catatan medis bayi)
1. Low birth weight - baby weighed 900g
2. Fetal death
3. Congenital hydrocele
4. Feeding problems of newborn
5. Birth injury to spine
6. Fetal malnutrition
7. Congenital renal failure
8. Congenital tuberculosis
9. Termination of pregnancy (coding newborns record)
10. Transient neonatal thrombocytopenia
11. Neonatal jaundice akibat kesalahan metabolisme sejak lahir, dikenal sebagai
phenylketonuria klasik
12. Baby born at 42 weeks gestation weighing 4000g.
13. Baby born showing ill-effects from the mothers chemotherapy treatment (for
cancer).
14. Premature baby (1450grams) with an Apgar score of 3 at 1 minute, subsequently
developed pneumothorax, respiratory distress syndrome and physiological
jaundice.
15. Congenital left hip subluxation
16. Hyaline membrane disease of newborn
17. ABO incompatibility affecting newborn
18. Fetal sepsis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

19. Partial facial paralysis in newborn


20. Erythroblastosis fetalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

KONDISI TERTENTU YANG DIMULAI PADA MASA PERINATAL


1. Berat badan lahir rendah (BBLR) berat bayi 900 gram
Cari low pada Index (Volume 3, halaman 338).
Low
-birthweight
- - extreme (999 grams or less) -> P07.0
2. Kematian janin
Cari death pada Index (Volume 3, halaman 132).
Death
-fetus, fetal(cause not stated)(intrauterine) -> P95
Ini diagnosis yang buruk cari informasi lebih banyak tentang sebab kematian.
3. Congenital hydrocele
Cari hydrocele pada Index (Volume 3, halaman 271).
Hydrocele
-congenital -> P83.5
4. Masalah pemberian makanan pada bayi baru lahir
Cari feeding pada Index (Volume 3, halaman 222).
Feeding
-problem
- - newborn -> P92.9
5. Cedera lahir pada tulang punggung
Cari injury pada Index (Volume 3, halaman 304).
Injury
-birth(see also Birth injury) P15.9
Cari kode yang lebih spesifik untuk tulang punggung pada Index, halaman 72.
Birth
-injury
- - spine -> P11.5
6. Fetal malnutrition
Cari malnutrition pada Index (Volume 3, halaman 345).
Malnutrition
-intrauterine or fetal -> P05.2
7. Congenital renal failure
Cari failure pada Index (Volume 3, page220).
Failure
-renal
- - congenital -> P96.0
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

8. Congenital tuberculosis
Cari tuberculosis pada Index (Volume 3, halaman 544).
Tuberculosis
-congenital -> P37.0
9. Pengakhiran Kehamilan (mengganggu bayi baru lahir)
Cari termination pada Index (Volume 3, halaman 531).
Termination
-pregnancy - see Abortion
Cari Abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-fetus or newborn -> P96.4
10. Transient neonatal thrombocytopenia
Cari thrombocytopenia pada Index (Volume 3, halaman 533).
Thrombocytopenia
-transient neonatal-> P61.0
11. Neonatal jaundice akibat cacad metabolisme sejak lahir, dikenal sebagai
phenylketonuria klasik
Cari phenylketonuria pada Index (Volume 3, halaman 438).
Phenylketonuria
-classical -> E70.0
Ini adalah penyakit yang terjadi pada masa perinatal, tapi tidak dikode pada Bab XVI.
12. Bayi lahir pada usia kehamilan 42 minggu yang beratnya 4000g.
Karena 42 minggu dianggap kehamilan post-term, kita perlu mencari kode yang
menunjukkan kehamilan lama yang mengganggu bayi baru lahir.
Cari post-term pada Index (Volume 3, halaman 450).
Post-term(pregnancy)(mother)
-infant -> P08.2
Berat lahir bayi dianggap dalam batas normal sehingga kita tidak perlu mencari kode
yang melibatkan berat lahir.
13. Bayi lahir dengan efek buruk dari pengobatan kemoterapi ibu (untuk kanker
maternal)
Cari chemotherapy pada Index (Volume 3, halaman 95).
Chemotherapy
-cancer
- - maternal, affecting fetus or newborn -> P04.1

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

14. Bayi prematur (berat lahir 1450 g) dengan Apgar score 3 pada 1 menit, kemudian
timbul pneumothorax, respiratory distress syndrome dan physiological
jaundice.
Kita perlu mengkode prematuritas (berat lahir adalah 1450 g), pneumothorax,
respiratory distress syndrome dan jaundice.
Cari birth pada Index (Volume 3, halaman 72).
Birth
-weight
- - low (between 100 and 2499 grams) -> P07.1
Cari pneumothorax pada Index (Volume 3, halaman 446).
Pneumothorax
-perinatal period -> P25.1
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-respiratory
- - syndrome(idiopathic)(newborn) -> P22.0
Cari jaundice pada Index (Volume 3, halaman 322).
Jaundice
- fetus or newborn(physiological) -> P59.9
15. Subluksasio panggul kiri kongenital
Cari subluxation pada Index (Volume 3, halaman 514).
Subluxation
- congenital
- - hip
- - - unilateral -> Q65.3
16. Hyaline membrane disease pada bayi baru lahir
Cari disease pada Index (Volume 3, halaman 165).
Disease
- hyaline
- - membrane(newborn) -> P22.0
17. ABO incompatibility yang mengganggu bayi baru lahir
Cari incompatibility pada Index (Volume 3, halaman 288).
Incompatibility
- ABO
- - fetus or newborn -> P55.1
18. Sepsis fetus
Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
- newborn NEC -> P36.9
19. Paralisis fasialis parsial pada bayi baru lahir

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari paralysis pada Index (Volume 3, halaman 428).


Paralysis
- facial
- - newborn -> P11.3
20. Erythroblastosis fetalis
Cari Erythroblastosis pada Index (Volume 3, halaman 213).
Erythroblastosis, fetalis -> P55.9

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVII-24

CHAPTER XVIII. MALFORMASI,


DEFORMASI DAN KELAINAN
KROMOSOM KONGENITAL (Q00-Q99)
Kecuali: kesalahan metabolisme sejah lahir (E70-E90)
Blok-blok pada bab ini adalah sebagai berikut:
Q00-Q07
Q10-Q18
Q20-Q28
Q30-Q34
Q35-Q37
Q38-Q45
Q50-Q56
Q60-Q64
Q65-Q79
Q80-Q89
Q90-Q99

Malformasi kongenital sistem syaraf


Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher
Malformasi kongenital sistem sirkulasi
Malformasi kongenital sistem pernafasan
Cleft lip dan cleft palate
Malformasi kongenital sistem pencernaan lain
Malformasi kongenital organ-organ genital
Malformasi kongenital sistem perkemihan
Malformasi dan deformasi kongenital sistem muskuloskeleton
Malformasi kongenital lainnya
Kelainan kromosom, not elsewhere classified

Malformasi kongenital sistem syaraf (Q00-Q07)

Beberapa kelainan neurologis yang amat serius (anensefali, ensefalokel, spina bifida)
berkembang dalam 2 bulan pertama kehamilan dan merupakan cacad pembentukan neural
tube (dysraphia). Lainnya (hidranensefali, porensefali) terjadi kemudian dan tampaknya akibat
proses destruktif setelah otak terbentuk. Beberapa di antaranya relatif ringan (meningokel).
Anencephaly, absennya hemisferium serebri sehingga tidak bisa memberikan
kehidupan. Otak yang absen ini kadang-kadang diganti oleh jaringan syaraf kistik yang bisa
terbuka atau tertutup oleh kulit.
Malformasi hemisferium serebri bisa terjadi. Hemisfer bisa besar, kecil, atau tidak
simetris. Gyri bisa absen, sangat besar, atau kecil-kecil tapi banyak. Pengecilan ukuran kepala
(microcephaly) sering terkait disini, dan diikuti oleh retardasi motorik dan mental.
Encephalocele, penonjolan jaringan syaraf dan meningen melalui cacad tengkorak,
terkait dengan penutupan atap tengkorak (cranium bifidum). Ensefalokel biasanya terjadi di
garis tengah dan menonjol dari occiput atau ke dalam saluran hidung, tapi bisa juga asimetris
di daerah frontalis dan parietalis. Hampir semua ensefalokel harus diperbaiki.
Porencephaly, suatu kista atau rongga di dalam hemisferium yang berhubungan
dengan ventrikel, bisa terdapat sebelum atau setelah lahir. Cacad ini bisa disebabkan kelainan
perkembangan, peradangan, atau kerusakan pembuluh darah seperti perdarahan intraventrikel
yang melebar ke parenkim. Bentuk ekstrimnya adalah Hydranencephaly dengan hemisferium
hampir absen total. Biasanya serebellum dan batang otak normal dan ganglion basalis utuh.
Juga meningen, tulang, dan kulit di atap tengkorak normal.
Hydrocephalus, umumnya disebabkan pembesaran ventrikel akibat CSF (cerebrospinal fluid) berlebihan, yang bisa karena produksi CSF lebih besar daripada penyerapan. Ini
biasanya akibat obstruksi aqueductus Sylvii yang menghubungkan ventrikel, obstruksi pada

ICD 10 2nded

Apikes Iris

tempat pengeluarannya dari ventrikel IV (foramen Luschka dan foramen Magendie) ke


subarchnoid, atau obstruksi rongga subarakhnoid di sekitar batang otak atau hemisferium.
Hydrocephalus sering berhubungan dengan yaitu malformasi perkembangan ventrikel
IV menjadi kista (kista Dandy-Walker),. atau kelainan pembentukan batang otak
(malformasi Arnold-Chiari) yang sering diikuti spina bifida dan syringomyelia, tapi bisa
sendirian.
Spina bifida atau cacad penutupan kolom vertebra adalah satu di antara cacad neural
tube yang paling serius yang bisa diselamatkan. Beratnya berkisar dari jenis ringan tanpa gejala
yang jelas, sampai dengan spina yang terbuka lengkap (rachischisis) dengan cacad neurologis
berat dan kematian. Pada spina bifida cystica, kantong yang menionjol bisa berisi meningen
(meningocele), medulla spinalis (myelocele), atau keduanya (myelomeningocele). Spina bifida
paling sering pada setinggi vertebra torakalis bawah, limbalis, atau sakralis dan biasanya
melibatkan 3 sampai 6 segemn vertebra.
Q00. Anencephaly dan malformasi yang mirip dengannya
Q00.0 Anensefali
Acephaly, hemianencephaly, hemicephaly, amyelencephaly, acrania
Q00.1 Kraniorakhiskhisis (kepala terbuka penuh, cacad penutupan kepala)
Q00.2 Iniensefali (pembesaran foramen magnum, otak dan medulla spinalis
menyatu)
Q01. Ensefalokel
Termasuk: meningokel serebri; hidromeningokel kranialis
meningoensefalokel, ensefalomielokel; hidroensefalokel;
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q01.0 Ensefalokel frontalis
Q01.1 Ensefalokel nasofrontalis
Q01.2 Ensefalokel oksipitalis
Q01.8 Ensefalokel pada situs lain
Q01.9 Ensefalokel, tidak dijelaskan
Q02. Microcephaly
Hidromikrosefali, mikrensefalon
Kecuali: sindroma Meckel-Gruber (Q61.9)
Q03. Hidrosefalus kongenital
Termasuk: hidrosefalus neonatus
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0),
hidrosefalus:
didapat (G91.-),
akibat toxoplasmosis kongenital (P37.1),
dengan spina bifida (Q05.0-Q05.4)
Q03.0 Malformasi aquaeduktus Sylvii
Anomali; obstruksi kongenital, stenosis: aqueductus Sylvii
Q03.1 Atresia foramen Magendie dan foramen Luschka
Sindroma Dandy-Walker
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q03.8 Hidrosefalus kongenital lainnya


Q03.9 Hidrosefalus kongenital, tidak dijelaskan
Q04. Malformasi otak kongenital lainnya
Kecuali: siklopia (Q87.0), makrosefali (Q75.3)
Q04.0 Malformasi kongenital korpus kallosum
Agenesis korpus kallosum
Q04.1 Arhinensefali
Q04.2 Holoprosensefali kegagalan forebrain membelah dengan benar
Q04.3 Deformitas reduksi lain pada otak
Suatu bagian otak: absen, agenesis, aplasia, hipoplasia
Agyria, mikrogyria, pachygyria
Hidranensefali, lissensefali,
Kecuali: malformasi kongenital korpus kallosum (Q04.0)
Q04.4 Septo-optic displasia
Q04.5 Megalensefali
Q04.6 Kista serebri kongenital
Porensefali, skizensefali
Kecuali: acquired porencephalic cyst (G93.0)
Q04.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada otak
Makrogyria
Q04.9 Malformasi kongenital otak, tidak dijelaskan
Anomali, anomali ganda, deformasi, penyakit atau lesi: kongenital otak NOS
Q05 Spina bifida
Termasuk: hidromeningokel (spinal), meningokel (spinal)
mielokel, meningomielokel, mielomeningokel, siringomielokel
rachischisis, spina bifida (aperta)(cystica)
Kecuali: sindroma Arnold-Chiari (Q07.0), spina bifida occulta (Q76.0)
Q05.0 Spina bifida servikalis dengan hidrosefalus
Q05.1 Spina bifida torakalis dengan hidrosefalus
Spina bifida dorsalis atau torakolumbalis dengan hidrosefalus
Q05.2 Spina bifida lumbalis dengan hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis dengan hidrosefalus
Q05.3 Spina bifida sakralis dengan hidrosefalus
Q05.4 Spina bifida tidak dijelaskan dengan hidrosefalus
Q05.5 Spina bifida servikalis tanpa hidrosefalus
Q05.6 Spina bifida torakalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida: dorsalis NOS, torakolumbalis NOS
Q05.7 Spina bifida lumbalis tanpa hidrosefalus
Spina bifida lumbosakralis NOS
Q05.8 Spina bifida sakralis tanpa hidrosefalus
Q05.9 Spina bifida, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q06 Malformasi medulla spinalis kongenital lainnya


Q06.0 Amyelia
Q06.1 Hypoplasia and dysplasia of spinal cord
Atelomyelia, myelatelia, myelodysplasia medulla spinalis
Q06.2 Diastematomyelia
Q06.3 Malformasi kauda equina kongenital lainnya
Q06.4 Hydromyelia
Hydrorachis
Q06.8 Malformasi medulla spinalis kongenital lain yang dijelaskan
Q06.9 Malformasi medulla spinalis kongenital, tidak dijelaskan
Medulla spinalis atau meningen:
anomali, deformitas, penyakit atau lesi kongenital: NOS
Q07 Malformasi sistem syaraf kongenital lainnya
Kecuali: familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)
neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
Q07.0 Sindroma Arnold-Chiari [malformasi basis tengkorak sehingga bagian
serebellum masuk ke kanalis spinalis]
Q07.8 Malformasi sistem syaraf kongenital lain yang dijelaskan
Agenesis syaraf, pergeseran posisi pleksus brakhialis
Sindroma jaw-winking, sindroma Marcus Gunn
Q07.9 Malformasi sistem syaraf kongenital, tidak dijelaskan
Sistem syaraf dengan: anomali, deformitas, penyakit atau lesi: kongenital NOS

Malformasi kongenital mata, telinga, muka dan leher (Q10-Q18)


Kecuali: cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)

malformasi kongenital pada: parathyroid gland (Q89.2), thyroid gland


(Q89.2)
vertebra servikalis (Q05.0, Q05.5, Q67.5, Q76.0-Q76.4)
hidung (Q30.-), larynx (Q31.-), lip NEC (Q38.0)

Q10 Malformasi kongenital pada kelopak, aparatus lakrimalis, dan orbita


Kecuali: cryptophthalmos: NOS (Q11.2), syndrome (Q87.0) [crypto- = tersembunyi]
Q10.0 Ptosis kongenital
Q10.1 Ektropion kongenital
Q10.2 Entropion kongenital
Q10.3 Malformasi kongenital lain pada kelopak mata
Absen atau agenesis: cilia (bulu mata), kelopak mata
Kelopak mata atau otot mata tambahan (accessory)
Ablepharon, blepharophimosis kongenital, koloboma kelopak mata
Malformasi kongenital kelopak mata NOS
Q10.4 Absen dan agenesis apparatus lakrimalis
Absen punctum lacrimale
Q10.5 Stenosis dan striktur kongenital duktus lakrimalis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q10.6 Malformasi kongenital lain apparatus lakrimalis


Malformasi kongenital apparatus lakrimalis NOS
Q10.7 Malformasi kongenital orbita
Q11
Q11.0
Q11.1
Q11.2

Anophthalmos, microphthalmos dan macrophthalmos


Cystic eyeball
Anophthalmos lain: agenesis atau aplasia mata
Microphthalmos
Dysplasia, hipoplasia: mata
Cryptophthalmos NOS, mata rudimenter
Kecuali: Sindroma cryptophthalmos (Q87.0)
Q11.3 Macrophthalmos
Kecuali: macrophthalmos pada glaukoma kongenital (Q15.0)
Q12 Malformasi kongenital lensa
Q12.0 Katarak kongenital
Q12.1 Displasia lensa kongenital
Q12.2 Koloboma (fissura) lensa
Q12.3 Aphakia kongenital
Q12.4 Spherophakia
Q12.8 Malformasi kongenital lensa lainnya
Q12.9 Malformasi kongenital lensa, tidak dijelaskan
Q13 Malformasi kongenital segmen anterior mata
Q13.0 Koloboma iris
Koloboma NOS
Q13.1 Absen iris - aniridia
Q13.2 Malformasi kongenital lain pada iris
Anisokoria kongenital, atresia pupil, corectopia (ektopia pupil)
Malformasi kongenital of iris NOS
Q13.3 Congenital corneal opacity
Q13.4 Malformasi kongenital lain pada kornea
Malformasi kongenital kornea NOS, microcornea, anomali Peter
Q13.5 Blue sclera
Q13.8 Malformasi kongenital lain pada segmen anterior mata
Anomali Rieger
Q13.9 Malformasi kongenital segmen anterior mata, tidak dijelaskan
Q14 Malformasi kongenital segmen posterior mata
Q14.0 Malformasi kongenital vitreous humour
Vitreous opak kongenital
Q14.1 Malformasi kongenital retina
Aneurysma retina kongenital
Q14.2 Malformasi kongenital optic disc
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Koloboma diskus optikus


Q14.3 Malformasi kongenital khoroid
Q14.8 Malformasi kongenital lain segmen posterior mata
Koloboma fundus
Q14.9 Malformasi kongenital segmen posterior mata, tidak dijelaskan
Q15 Malformasi kongenital lain pada mata
Kecuali: ocular albinism (E70.3), nystagmus kongenital (H55), retinitis pigmentosa
(H35.5)
Q15.0 Glaukoma kongenital
Buphthalmos, hydrophthalmos, glaukoma neonatus
Macrophthalmos pada glaukoma kongenital
Keratoglobus kongenital, megalokornea
Q15.8 Malformasi kongenital lain pada mata yang dijelaskan
Q15.9 Malformasi kongenital mata, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital pada mata:
Q16 Malformasi kongenital telinga sehingga mengganggu pendengaran
Kecuali: congenital deafness (H90.-)
Q16.0 Absen kongenital aurikula (telinga)
Q16.1 Absen kongenital, atresia dan striktura kanalis auditorius (external)
Atresia atau striktura osseous meatus (saluran tulang)
Q16.2 Absen tuba eustachia
Q16.3 Malformasi kongenital tulang-tulang pendengaran
Fusi tulang-tulang pendengaran
Q16.4 Malformasi kongenital lain telinga tengah
Malformasi kongenital telinga tengah NOS
Q16.5 Malformasi kongenital telinga dalam
Anomaly: labirinth membranosa, organ Corti
Q16.9 Malformasi kongenital telinga yang mengganggu pendengaran, tidak
dijelaskan
Absen telinga kongenital NOS
Q17 Malformasi kongenital lain ear
Kecuali: sinus preauricular (Q18.1)
Q17.0 Accessory auricle [daun telingan berlebih]
Tragus (rawan di depan liang telinga luar) tambahan; polyotia,
Preauricular appendage or tag; telinga atau lobulus berjumlah banyak
Q17.1 Makrotia
Q17.2 Mikrotia
Q17.3 Other misshapen ear:
Pointed ear (telinga runcing)
Q17.4 Misplaced ear [telinga salah letak]
Low-set ears
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: cervical auricle (Q18.2)

Q17.5 Prominent ear [telinga menonjol,


Bat ear
Q17.8 Malformasi kongenital lain pada telinga yang dijelaskan
Absen kongenital lobus telinga
Q17.9 Malformasi kongenital telinga, tidak dijelaskan
Congenital anomaly of ear NOS
Q18 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher
Kecuali:
kelainan dentofasial [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cleft lip and cleft palate (Q35-Q37), kondisi pada Q67.0-Q67.4,
malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka (Q75.-)
cyclopia (Q87.0), sindroma malformasi yang mengganggu tampilan muka
(Q87.0)
duktus tiroglosus persisten (Q89.2)
Q18.0 Sinus, fistula dan kista pada branchial cleft
Branchial vestige
Q18.1 Preauricular sinus and cyst
Fistula (pada): aurikula (kongenital), cervicoaura
Q18.2 Malformasi lain branchial cleft
Malformasi branchial cleft NOS, cervical auricle, otocephaly
Q18.3 Webbing of neck
Pterygium colli
Q18.4 Macrostomia
Q18.5 Microstomia
Q18.6 Macrocheilia [hipertrofi bibir kongenital]
Q18.7 Microcheilia
Q18.8 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, dijelaskan
Kista, fistula atau sinus mdialis pada muka dan leher:
Q18.9 Malformasi kongenital lain pada muka dan leher, tidak dijelaskan
Kelainan kongenital NOS pada muka dan leher

Malformasi kongenital sistem sirkulasi (Q20-Q28)


Q20 Malformasi kongenital rongga dan koneksi jantung
Kecuali: dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus (Q89.3)
Q20.0 Common arterial trunk
Truncus arteriosus persistent
Q20.1 Double outlet right ventricle [ lobang keluar kembar pada ventrikel kanan]
Sindroma Taussig-Bing
Q20.2 Double outlet left ventricle [lobang keluar kembar pada ventrikel kiri]
Q20.3 Discordant ventriculoarterial connection
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-7

ICD 10 2nded

Q20.4
Q20.5
Q20.6
Q20.8
Q20.9

Apikes Iris

Dextrotransposisi aorta, transposisi pembuluh besar (komplit)


Double inlet ventricle [lobang masuk kembar pada ventrikel]
Common ventricle, cor triloculare biatriatum, ventrikel tunggal
Koneksi atrioventricular tidak semestinya
Transposisi terkoreksi, laevotransposition, inversi ventrikel
Isomerisme pada atrial appendages
Isomerisme pada atrial appendages dengan asplenia atau polysplenia
Malformasi kongenital lain rongga jantung dan konneksinya
Malformasi kongenital rongga jantung dan koneksinya, tidak dijelaskan

Q21 Malformasi kongenital septum jantung


Kecuali: Cacad katup jantung didapat (I51.0)
Q21.0 Ventricular septal defect cacad septum ventrikel
Q21.1 Atrial septal defect cacad septum atrium
Cacad sinus koronarius, cacad sinus venosus
Foramen ovale patent atau persisten
Ostium secundum defect (type II) patent atau persisten
Q21.2 Atrioventricular septal defect cacad septum AV
Common atrioventricular canal ventrikel menyatu
Endocardial cushion defect cacad lapisan endokardium
Ostium primum atrial septal defect (type I)
Q21.3 Tetralogy Fallot
Cacad septum ventrikel dengan
stenosis atau atresia pulmonalis, dextroposisi aorta dan hipertrofi ventrikel
kanan.
Q21.4 Aortopulmonary septal defect cacad batas aorta dan a. Pulmonalis
Aortic septal defect
Aortopulmonary window
Q21.8 Malformasi septum jantung kongenital lain
Eisenmenger's syndrome
Pentalogy of Fallot
Q21.9 Malformasi kongenital septum jantung, tidak dijelaskan
Septal (heart) defect NOS
Q22 Malformasi kongenital katup pulmonalis dan trikuspid
Q22.0 Atresia katup pulmonalis
Q22.1 Stenosis kongenital katup pulmonalis
Q22.2 Insufisiensi kongenital katup pulmonalis
Regurgitasi kongenital katup pulmonalis
Q22.3 Malformasi kongenital lain katup pulmonalis
Malformasi kongenital katup pulmonalis NOS
Q22.4 Stenosis kongenital trikuspid
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-8

ICD 10 2nded

Q22.5
Q22.6
Q22.8
Q22.9

Apikes Iris

Atresia trikuspid
Anomaly Ebstein
Sindroma jantung kanan hipoplastik
Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan

Q23 Malformasi kongenital katup aorta and mitral


Q23.0 Stenosis kongenital katup aorta
Atresia atau stenosis kongenital katup aorta:
Kecuali:
stenosis kongenital subaorta (Q24.4)
pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q23.1 Insufisiensi kongenital katup aorta
Katup aorta bikuspid
Insufisiensi kongenital aorta
Q23.2 Stenosis kongenital katup mitral
Atresia kongenital katup mitral
Q23.3 Insufisiensi kongenital katup mitral
Q23.4 Sindroma jantung kiri hipoplastik
Atresia atau hipoplasia nyata pada lobang atau katup aorta,
dengan hipoplasia aorta asendens dan
cacad perkembangan ventrikel kiri (dengan stenosis atau atresia katup mitral).
Q23.8 Malformasi kongenital lain katup aorta and mitral
Q23.9 Malformasi kongenital katup aorta and mitral, tidak dijelaskan
Q24 Malformasi kongenital lain pada jantung
Kecuali: endocardial fibroelastosis (I42.4)
Q24.0 Dextrocardia
Kecuali:
isomerisme pada atrial appendages (Q20.6)
dextrocardia dengan situs inversus (Q89.3)
susunan mirror-image atrium dengan situs inversus (Q89.3)
Q24.1 Laevocardia
Q24.2 Cor triatriatum jantung dengan tiga atrium
Q24.3 Stenosis infundibularis pulmonalis
Q24.4 Stenosis kongenital subaorta
Q24.5 Malformasi pembuluh koroner
Aneurisma kongenital (arteri) koronaria
Q24.6 Congenital heart block
Q24.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada jantung
Diverticulum kongenital ventrikel kiri
Malformasi kongenital: miokardium, perikardium
Malposisi jantung, penyakit Uhl
Q24.9 Malformasi kongenital jantung, tidak dijelaskan
Anomali atau penyakit kongenital NOS pada jantung
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-9

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q25 Malformasi kongenital arteri besar


Q25.0 Patent duktus arteriosus
Patent ductus Botallo
Persistent ductus arteriosus
Q25.1 Coarctatio aorta penyempitan aorta
Coarctatio aorta (preductal)(postductal) sebelum/sesudah duktus arterosus
Q25.2 Atresia aorta
Q25.3 Stenosis aorta
Supravalvular aortic stenosis
Kecuali: stenosis kongenital aorta (Q23.0)
Q25.4 Malformasi kongenital lain aorta
Aorta: absen, aplasia, aneurisma kongenital, dilatasi kongenital
Hipoplasia aorta
Konvolusi arkus aorta atau arkus aorta kanan yang menetap (persistent)
Double aortic arch [cincin vaskuler aorta]
Aneurisma sinus Valsalva (mengalami ruptur)
Kecuali: hipoplasia aorta pada hypoplastic left heart syndrome (Q23.4)
Q25.5 Atresia arteri pulmonalis
Q25.6 Stenosis arteri pulmonalis
Q25.7 Malformasi kongenital lain arteri pulmonalis
Arteri pulmonalis: agenesis, aneurisma, anomali, hipoplasia
Arteri pulmonalis aberrant (salah letak),
Aneurisma arteriovena pulmonalis
Q25.8 Malformasi kongenital lain arteri besar
Q25.9 Malformasi kongenital arteri besar, tidak dijelaskan
Q26 Malformasi kongenital vena besar
Q26.0 Stenosis kongenital vena cava
Stenosis kongenital vena cava (inferior)(superior)
Q26.1 Superior vena cava kiri menetap (persistent)
Q26.2 Anomali total koneksi vena pulmonalis
Q26.3 Anomali partial koneksi vena pulmonalis
Q26.4 Anomali koneksi vena pulmonalis, tidak dijelaskan
Q26.5 Anomali koneksi vena porta
Q26.6 Fistula vena porta arteri hepatika
Q26.8 Malformasi kongenital lain vena besar
Absen v. cava (inferior)(superior),
Penerusan vena cava inferior ke v. Azygos,
Vena kardinalis sinistro-posterior persistent,
Sindroma scimitar (seperti golok)
Q26.9 Malformasi kongenital vena besar, tidak dijelaskan
Anomali vena cava (inferior)(superior) NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q27 Malformasi kongenital lain sistem pembuluh darah perifer


Kecuali: aneurisma retina kongenital (Q14.1), anomali av coronaria (Q24.5),
anomali arteri pulmonalis (Q25.5-Q25.7)
anomali av cerebralis dan precerebralis (Q28.0-Q28.3)
haemangioma dan lymphangioma (D18.-)
Q27.0 Absen dan hipoplasia kongenital arteri umbilikalis
Single umbilical artery a. umbilikalis tunggal
Q27.1 Stenosis kongenital arteri renalis
Q27.2 Malformasi kongenital lain arteri renalis
Malformasi kongenital arteri renalis NOS,
Arteri renalis ganda
Q27.3 Malformasi arteriovena perifer
Aneurisma arteriovena
Kecuali: aneurisma arteriovena didapat (I77.0)
Q27.4 Phlebektasia kongenital
Q27.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem vaskuler perifer
A. subclavia aberrant,
Absen arteri atau vena NEC, atresia arteri atau vena NEC
Striktura arteri kongenital
Aneurisma (perifer) kongenital
Varix kongenital:
Q27.9 Malformasi kongenital sistem vaskuler perifer, tidak dijelaskan
Anomali arteri atau vena NOS
Q28 Malformasi kongenital lain sistem sirkulasi
Kecuali: aneurisma kongenital:
NOS (Q27.8), perifer (Q27.8)
retina (Q14.1), koroner (Q24.5), pulmonalis (Q25.7),
ruptur pada:
malformasi arteriovena serebralis (I60.8)
malformasi pembuluh preserebralis (I72.-)
Q28.0 Malformasi arteriovena pembuluh preserebralis
Aneurisma arteriovena preserebralis kongenital (nonruptured)
Q28.1 Malformasi lain pembuluh preserebralis
Malformasi kongenital av. preserebralis NOS
Aneurisma kongenital preserebralis (nonruptured)
Q28.2 Malformasi arteriovena pembuluh cerebralis
Malformasi arteriovena otak NOS,
Aneurisma kongenital av serebralis (nonruptured)
Q28.3 Malformasi lain pembuluh serebralis
Malformasi kongenital av serebralis NOS
Aneurisma serebralis kongenital (nonruptured)
Q28.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-11

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Aneurisma kongenital, situs dijelaskan NEC


Q28.9 Malformasi kongenital sistem sirkulasi, tidak dijelaskan

Malformasi kongenital sistem pernafasan (Q30-Q34)


Q30 Malformasi kongenital hidung
Kecuali: deviasi kongenital septum hidung(Q67.4)
Q30.0 Atresia choanae
Atresia nares (anterior)(posterior)
Stenosis kongenital nares (anterior)(posterior)
Q30.1 Hidung agenesis dan kurang berkembang
Absen kongenital hidung
Q30.2 Hidung retak, cekung dan belah
Q30.3 Perforasi kongenital septum nasalis
Q30.8 Malformasi kongenital lain hidung
Accessory nose hidung tambahan
Anomali kongenital dinding sinus hidung
Q30.9 Malformasi kongenital hidung, tidak dijelaskan
Q31 Malformasi kongenital larynx
Q31.0 Web pada larynx
Web pada: larynx: NOS, glottis, subglottis
Q31.1 Stenosis kongenital subglottis
Q31.2 Hipoplasia larynx
Q31.3 Laryngokel
Q31.4 Stridor larynx kongenital
Stridor kongenital (larynx) NOS
Q31.8 Malformasi kongenital lain pada larynx
rawan cricoid, thyroid, epiglottis, glottis, larynx::
absen, agenesis, atau atresia
cleft thyroid cartilage rawan tiroid belah
posterior cleft of cricoid cartilage rawan cricoid belah di belakang
fissura epiglottis
stenosis kongenital larynx NEC,
Q31.9 Malformasi kongenital larynx, tidak dijelaskan
Q32 Malformasi kongenital trachea dan bronchus
Kecuali: bronkhiektasis kongenital (Q33.4)
Q32.0 Tracheomalasia kongenital
Q32.1 Malformasi kongenital lain pada trachea
Anomali rawan trakhea
Atresia trakhea
Trakheokel kongenital
Trakhea dengan dilatasi, malformasi, dan stenosis kongenital
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q32.2 Bronchomalasia kongenital


Q32.3 Stenosis kongenital bronkhus
Q32.4 Malformasi kongenital lain bronkhus
Bronkhus: absen, agenesis, atresia, divertikulum, malformasi kongenital NOS
Q33 Malformasi kongenital paru-paru
Q33.0 Congenital cystic lung - paru-paru berisi kista kongential
Congenital honeycomb lung
Congenital cystic atau polycystic lung disease
Kecuali: cystic lung disease, didapat atau tidak dijelaskan (J98.4)
Q33.1 Accessory lobe pada paru-paru lobus tambahan
Q33.2 Sequestrasi paru-paru - pemisahan
Q33.3 Agenesis paru-paru
Absen (lobus) paru-paru
Q33.4 Bronkhiektasia kongenital
Q33.5 Jaringan ektopik dalam paru-paru
Q33.6 Hipoplasia dan displasia paru-paru
Kecuali: hipoplasia paru-paru yang terkait dengan kehamilan singkat (P28.0)
Q33.8 Malformasi kongenital lain pada paru-paru
Q33.9 Malformasi kongenital paru-paru, tidak dijelaskan
Q34 Malformasi kongenital lain pada sistem pernafasan
Q34.0 Anomali pleura
Q34.1 Kista kongenital mediastinum
Q34.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan pada sistem pernafasan
Atresia nasopharynx
Q34.9 Malformasi kongenital sistem pernafasan, tidak dijelaskan
Absen kongenital organ pernafasan
Anomali kongenital NOS organ pernafasan

Cleft lip dan cleft palate (Q35-Q37)


Kecuali: Sindroma Robin (Q87.0)

Q35 Cleft palate


Termasuk: fissura palatum, palatoskhisis
Kecuali: cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
Q35.0 Cleft hard palate, bilateral
Q35.1 Cleft hard palate, unilateral, NOS
Q35.2 Cleft soft palate, bilateral
Q35.3 Cleft soft palate, unilateral, NOS
Q35.4 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, bilateral
Q35.5 Cleft hard palate dengan cleft soft palate, unilateral; NOS
Q35.6 Cleft palate, medial
Q35.7 Cleft uvula
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q35.8 Cleft palate, tidak dijelaskan, bilateral


Q35.9 Cleft palate, tidak dijelaskan, unilateral, NOS
Q36 Cleft lip
Termasuk: cheiloschisis, labioskhisis, fissura kongenital bibir, harelip, labium
leporinum
Kecuali: cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
Q36.0 Cleft lip, bilateral
Q36.1 Cleft lip, medial
Q36.9 Cleft lip, unilateral, NOS
Q37 Cleft palate dengan cleft lip
Q37.0 Cleft hard palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.1 Cleft hard palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.2 Cleft soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.3 Cleft soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.4 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, bilateral
Q37.5 Cleft hard and soft palate dengan cleft lip, unilateral, NOS
Q37.8 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, bilateral
Q37.9 Cleft palate yang tidak dijelaskan dengan cleft lip, unilateral, NOS

Malformasi kongenital sistem pencernaan lain (Q38-Q45)


Q38 Malformasi kongenital lain tongue, mouth and pharynx
Kecuali: macrostomia (Q18.4), microstomia (Q18.5)
Q38.0 Malformasi kongenital bibir, not elsewhere classified
Fistula kongenital bibir, malformasi kongenital bibir NOS
Sindroma Van der Woude
Kecuali:
cleft lip (Q36.-), cleft lip dengan cleft palate (Q37.-)
macrocheilia (Q18.6), microcheilia (Q18.7)
Q38.1 Ankiloglossia
Tongue tie [lidah kaku, seperti dasi]
Q38.2 Makroglossia
Q38.3 Malformasi kongenital lidah lainnya
Aglossia, hipoglossia, mikroglossia
Hipoplasia lidah, lidah bifida [belah seperti bercabang]
Adhesi kongenital lidah, fissura kongenital lidah
Malformasi kongenital lidah NOS
Q38.4 Malformasi kongenital kelenjar dan saluran saliva
Kelenjar atau saluran saliva: absen, atresia, tambahan
Fistula kongenital kelenjar saliva
Q38.5 Malformasi palatum kongenital, n.e.c.
Absen uvula, high arched palate [palatum melengkung tinggi]
Malformasi kongenital palatum NOS,
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)

Q38.6 Malformasi kongenital mulut lainnya


Malformasi kongenital mulut NOS
Q38.7 Pharyngeal pouch
Divertikulum pharynx
Kecuali: pharyngeal pouch syndrome (D82.1)
Q38.8 Malformasi kongenital pharynx lainnya, NOS

Q39 Malformasi kongenital oesophagus


Q39.0 Atresia esophagus tanpa fistula
Atresia esophagus NOS
Q39.1 Atresia esophagus dengan fistula trakheo-esophagus
Atresia esophagus dengan fistula bronkho-oesophagus
Q39.2 Fistula kongenital trakheo-oesophagus tanpa atresia
Fistula kongenital trakheo-oesophagus NOS
Q39.3 Stenosis dan striktura kongenital esophagus
Q39.4 Web esophagus
Q39.5 Dilatasi kongenital esophagus
Q39.6 Divertikulum esophagus
Esophageal pouch
Q39.8 Malformasi kongenital oesophagus lainnya
Esophagus: absen, tergeser secara kongenital, atau duplikasi
Q39.9 Malformasi kongenital esophagus, tidak dijelaskan
Q40 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.0 Stenosis pilorus hipertrofika kongenital
Pilorus dengan kelainan kongenital atau infantil beurpa:
hipertrofi, stenosis, konstriksi, spasme, atau striktura
Q40.1 Hiatus hernia kongenital
Masuknya cardia [bagian lambung] melalui hiatus esophagus
Kecuali: hernia diaphragma kongenital (Q79.0)
Q40.2 Malformasi kongenital laimbung lainnya
Duplikasi lambung
Megalogastria, mikrogastria
Kardiospasme kongenital lambung
Bentuk hourglass kongenital lambung
Pergeseran atau divertikulum kongenital lambung
Q40.3 Malformasi kongenital lambung, tidak dijelaskan
Q40.8 Malformasi kongenital lain saluran pencernaan atas
Q40.9 Malformasi kongenital saluran pencernaan atas, tidak dijelaskan
anomali atau deformitas kongenital saluran pencernaan atas NOS
Q41 Absen, atresia and stenosis kongenital usus halus

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Termasuk:

obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada usus halus atau usus
NOS
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Jejunum imperforata, apple peel syndrome,
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak dijelaskan, NOS
Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar
Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula,
Rektum imperforata
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula,
Anus imperforata
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak dijelaskan
Q43 Malformasi kongenital lain usus
Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Dilatasi kongenital kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum
Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak memadai
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Kecuali:
fistula kongenital: rectovagina (Q52.2), urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0, Q42.2)
Q43.7 Kloaka persisten
Kloaka NOS
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Dolichocolon [kolon panjang], microcolon, megaloappendix,
megaloduodenum
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Transposisi: appendix, usus halus, kolon


Blind loop syndrome kongenital
Divertikulitis kongenital kolon, divertikulum kongenital usus:
Q43.9 Malformasi kongenital usus, tidak dijelaskan
Q44 Malformasi kongenital kantong empedu, saluran empedu dan hati
Q44.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia kantong empedu
Absen kongenital kantong empedu
Q44.1 Malformasi kongenital lain kantong empedu
Malformasi kongenital kantong empedu NOS
Kantong empedu intrahepatik
Q44.2 Atresia saluran empedu
Q44.3 Stenosis dan striktura kongenital saluran empedu
Q44.4 Choledochal cyst [kista saluran empedu]
Q44.5 Malformasi kongenital lain saluran empedu
Duktus hepatikus tambahan
Duplikasi duktus biliaris atau duktus kistikus
Malformasi kongenital saluran empedu NOS
Q44.6 Penyakit kista hati
Penyakit fibrokista hati
Q44.7 Malformasi kongenital lain hati
Hati tambahan
Sindroma Alagille
Absen kongenital hati, hepatomegali kongenital
Malformasi kongenital hati NOS
Q45 Malformasi kongenital lain sistem pencernaan
Kecuali: hernia diafragmatika kongenital (Q79.0), hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q45.0 Agenesis, aplasia dan hypoplasia pankreas
Absen kongenital pankreas
Q45.1 Pankreas annularis[pankreas seperti cincin]
Q45.2 Kista kongenital pankreas
Q45.3 Malformasi kongenital lain pankreas and duktus pankreatikus
Pankreas tambahan
Malformasi kongenital pankreas atau duktus pankreatikus NOS
Kecuali:
diabetes mellitus kongenital (E10.-) atau neonatus (P70.2)
penyakit fibrokista pankreas (E84.-)
Q45.8 Malformasi kongenital sistem pencernaan lainnya
Absen (komplit)(parsial) saluran pencernaan NOS
Duplikasi atau malposisi kongenital organ pencernaan NOS
Q45.9 Malformasi kongenital sistem pencernaan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem pencernaan NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Malformasi kongenital organ-organ genital (Q50-Q56)

Kecuali: sindroma resistensi androgen (E34.5); sindroma femininasi testis (E34.5)

sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan bentuk kromosom (Q90Q99)

Q50 Malformasi kongenital ovarium, tuba fallopii dan ligamentum latum


Q50.0 Absen kongenital ovarium
Kecuali: sindroma Turner (Q96.-)
Q50.1 Developmental ovarian cyst [ kista ovarium masa perkembangan]
Q50.2 Torsi kongenital ovarium
Q50.3 Malformasi kongenital lain ovarium
Ovarium tambahan, ovarian streak (berbentuk khas),
Malformasi kongenital ovarium NOS
Q50.4 Kista embronik tuba fallopii
Kista fimbria
Q50.5 Kista embronik ligamentum latum
Kista epoophoron, kista parovarium, kista saluran Gartner
Q50.6 Malformasi kongenital lain tuba fallopii dan ligamentum latum
Absen, atresia atautambahan tuba fallopii dan ligamentum latum
Malformasi kongenital tuba fallopii dan ligamentum latum NOS
Q51 Malformasi kongenital uterus dan cervix
Q51.0 Agenesis dan aplasia uterus
Absen kongenital uterus
Q51.1 Uterus kembar dengan cervix dan vagina kembar
Q51.2 Uterus kembar lainnya
Uterus kembar NOS
Q51.3 Bicornate uterus bercabang dua
Q51.4 Unicornate uterus seperti bertanduk satu
Q51.5 Agenesis dan aplasia cervix
Absen kongenital cervix
Q51.6 Kista embrionik cervix
Q51.7 Fistula kongenital antara uterus dengan saluran pencernaan dan saluran urin
Q51.8 Malformasi kongenital lain uterus dan cervix:
Hipoplasia uterus dan cervix
Q51.9 Malformasi kongenital uterus dan cervix, tidak dijelaskan
Q52 Malformasi kongenital lain genitalia wanita
Q52.0 Absen kongenital vagina
Q52.1 Vagina kembar
Septate vagina [vagina berseptum]
Kecuali: vagina kembar dengan uterus dan cervix kembar (Q51.1)
Q52.2 Fistula rektovaginalis kongenital
Kecuali: kloaka (Q43.7)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-18

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q52.3 Hymen imperforata


Q52.4 Malformasi kongenital vagina lainnya
Malformasi kongenital vagina NOS
Kista kongenital kanalis Nucki atau kista vagina embrionik
Q52.5 Fusi labia
Q52.6 Malformasi kongenital clitoris
Q52.7 Malformasi kongenital vulva lainnya
Absen kongenital, kista kongenital, atau malformasi kongenital NOS pada
vulva
Q52.8 Malformasi kongenital genitalia wanita lainnya
Q52.9 Malformasi kongenital genitalia wanita, tidak dijelaskan
Q53 Undescended testicle
Q53.0 Testis ektopik
Testes ektopik unilateral atau bilateral
Q53.1 Undescended testicle, unilateral
Q53.2 Undescended testicle, bilateral
Q53.9 Undescended testicle, tidak dijelaskan
Cryptorchism NOS
Q54 Hypospadias [muara uretra di permukaan bawah penis]
Kecuali: epispadias (Q64.0) [muara uretra di permukaan atas penis]
Q54.0 Hipospadias, balanic [muara di glans penis bagian bawah]
Hipospadias: koronalis, glandularis
Q54.1 Hipospadias, penis
Q54.2 Hipospadias, penoskrotum[muara di bawah di dekat skrotum]
Q54.3 Hipospadias, perineum [muara di bawah di dekat perineum]
Q54.4 Congenital chordee [penis ereksi membengkok dan nyeri]
Q54.8 Hipospadias lain
Q54.9 Hipospadias, tidak dijelaskan
Q55 Malformasi kongenital lain organ genitalia pria
Kecuali: hidrokel kongenital (P83.5); hipospadias (Q54.-)
Q55.0 Absen dan aplasia testis
Monorkhism
Q55.1 Hipoplasia testis dan skrotum
Fusi testes
Q55.2 Malformasi kongenital testis dan skrotum lainnya
Malformasi kongenital testis atau skrotum NOS
Poliorkhismus, testis retraktil, testis migrans
Q55.3 Atresia vas deferens
Q55.4 Malformasi kongenital lain vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan
prostat

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-19

ICD 10 2nded

Q55.5
Q55.6

Q55.8
Q55.9

Apikes Iris

Malformasi kongenital NOS vas deferens, epididimis, vesikula seminalis, dan


prostat
Absen atau aplasia prostat atau spermatic cord
Absen and aplasia kongenital penis
Malformasi kongenital penis lainnya
Malformasi kongenital penis NOS
Kurvatura penis (lateral), hipoplasia penis
Malformasi kongenital organ genitalia pria lainnya
Malformasi kongenital organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital NOS organ genitalia pria

Q56 Indeterminate sex dan pseudohermafroditism


Kecuali: pseudohermafroditism dengan anomali kromosom yang dijelaskan (Q96Q99)
pseudohermafroditism wanita, dengan kelainan korteks adrenal (E25.-)
pseudohermafroditism pria, dengan resistensi androgen (E34.5)
Q56.0 Hermafroditism, n.e.c [memiliki ciri-ciri pria dan wanita]
Ovotestis
Q56.1 Pseudohermafhroditism pria, n.e.c
Pseudohermafroditism pria NOS
Q56.2 Pseudohermafroditism wanita, n.e.c
Pseudohermafroditism wanita NOS
Q56.3 Pseudohermafroditism, tidak dijelaskan
Q56.4 Indeterminate sex, tidak dijelaskan
Ambiguous genitalia

Malformasi kongenital sistem perkemihan (Q60-Q64)


Q60 Agenesis ginjal dan defek reduksi ginjal lainnya
Termasuk: atrofi kongenital atau infantil ginjal
absen kongenital ginjal
Q60.0 Agenesis ginjal, unilateral
Q60.1 Agenesis ginjal, bilateral
Q60.2 Agenesis ginjal, tidak dijelaskan
Q60.3 Hipoplasia ginjal, unilateral
Q60.4 Hipoplasia ginjal, bilateral
Q60.5 Hipoplasia ginjal, tidak dijelaskan
Q60.6 Potter's syndrome [kedua ginjal absen]
Q61 Cystic kidney disease
Kecuali: kista ginjal didapat (N28.1), sindroma Potter (Q60.6)
Q61.0 Kista tunggal kongenital ginjal
Kista ginjal (kongenital) (tunggal)
Q61.1 Ginjal polikista, jenis infantil

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q61.2
Q61.3
Q61.4
Q61.5

Ginjal polikista, jenis dewasa


Ginjal polikista, tidak dijelaskan
Displasia ginjal
Medullary cystic kidney [kista medulla ginjal]
Sponge kidney NOS
Q61.8 Penyakit kista ginjal lainnya
Ginjal fibrokista, degenerasi atau penyakit ginjal fibrokista
Q61.9 Penyakit kista ginjal, tidak dijelaskan
Sindroma Meckel-Gruber
Q62 Cacad obstruktif kongenital pelvis ginjal dan malformasi kongenital ureter
Q62.0 Hidronefrosis kongenital
Q62.1 Atresia dan stenosis ureter
Oklusi kongenital ureter, ureteropelvic junction dan muara ureterovesikalis
Impervious ureter [ureter tak bisa dilalui cairan]
Q62.2 Megaloureter kongenital
Dilatasi kongenital ureter
Q62.3 Cacad obstruktif pelvis ginjal dan ureter lainnya
Ureterokel kongenital
Q62.4 Agenesis ureter
Ureter absen
Q62.5 Ureter kembar
Ureter tambahan atau kembar
Q62.6 Malposisi ureter
Ureter atau muara ureter deviasi, bergeser, ektopik, kelainan implantasi
Q62.7 Reflux kongenital vesiko-uretero-renal
Q62.8 Malformasi kongenital ureter lainnya
Anomali ureter NOS
Q63 Malformasi kongenital lain ginjal
Kecuali: sindroma nefrotik kongenital (N04.-)
Q63.0 Accessory kidney [ginjal tambahan]
Q63.1 Lobulated, fused and horseshoe kidney [berlobus, menyatu, sepatu kuda]
Q63.2 Ectopic kidney
Ginjal salah letak kongenital, malrotasi ginjal
Q63.3 Ginjal hyperplastik dan raksasa
Q63.8 Malformasi kongenital ginjal lainnya
Batu ginjal kongenital
Q63.9 Malformasi kongenital ginjal, tidak dijelaskan
Q64 Malformasi kongenital lain sistem perkemihan
Q64.0 Epispadias [muara uretra di permukaan atas penis]
Kecuali: hypospadias (Q54.-)
Q64.1 Exstrophy kandung kemih
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-21

ICD 10 2nded

Q64.2
Q64.3

Q64.4
Q64.5
Q64.6
Q64.7

Q64.8
Q64.9

Apikes Iris

Ektopia vesikae; extroversi kandung kemih


Congenital posterior urethral valves [katup uretra posterior kongenital]
Atresia dan stenosis urethra dan leher bladder lainnya
Obstruksi kongenital leher bladder
Striktura kongenital urethra, meatus urinarius, dan orifisium vesikourethrae
Impervious urethra [urethra tak bisa dilewati cairan]
Malformasi urachus
Kista urachus, urachus paten, prolaps urachus
Absen kongenital bladder dan urethra
Divertikulum kongenital bladder
Malformasi kongenital lain bladder dan urethra
Bladder dan urethra tambahan
Urethra atau meatus urinarius kembar
Hernia kongenital bladder
Malformasi kongenital bladder atau urethra NOS
Prolaps kongenital bladder (mukosa), urethra, dan meatus urinarius
Fistula kongenital urethrorektum
Malformasi kongenital sistem perkemihan lainnya
Malformasi kongenital sistem perkemihan, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas kongenital sistem perkemihan NOS

Malformasi dan deformasi kongenital muskuloskeleton (Q65-Q79)


Q65 Deformitas kongenital panggul
[dislokasi = terlepas dari sendi; subluksasio = dislokasi parsial]
Kecuali: clicking hip (R29.4)
Q65.0 Dislokasi kongenital panggul, unilateral
Q65.1 Dislokasi kongenital panggul, bilateral
Q65.2 Dislokasi kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.3 Subluksasio kongenital panggul, unilateral
Q65.4 Subluksasio kongenital panggul, bilateral
Q65.5 Subluksasio kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q65.6 Unstable hip
Dislocatable or subluxatable hip [mudah dislokasi atau subluksasi]
Q65.8 Deformitas kongenital panggul lainnya
Anteversi leher femur, displasia kongenital acetabulum
Koxa valga kongenital [koksa saling mendekat, kaki jadi menjauhi sumbu
tubuh]
Koxa vara kongenital [koksa saling menjauh, kaki jadi mendekati sumbu
tubuh]
Q65.9 Deformitas kongenital panggul, tidak dijelaskan
Q66 Congenital deformities of feet

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat) valgus (M21.0) atau varus
Q66.0
F.1
Q66.2
Q66.3
Q66.4
Q66.5
Q66.6
Q66.7
Q66.8

Q66.9

(M21.1)
Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen ke depan]
Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke atas]
Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Deformitas varus kongenital kaki lainnya
Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke garis tengah]
Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan pada tumit]
Pes planus kongenital [kaki datar]
Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)
Deformitas valgus kongenital kaki lainnya
Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]
Pes cavus [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Deformitas kongenital kaki lainnya
Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan pada telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan

Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.Potter's syndrome (Q60.6) bilateral renal agenesis
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (distorted)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau bengkok kongenital]
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)
Kecuali:
dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi] (K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Skoliosis kongenital: postural atau NOS
Kecuali:
skoliosis idopatik infantil (M41.0 )
skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)
Q67.6 Pectus excavatum
Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)
Q67.7 Pectus carinatum
Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Deformitas kongenital dinding dada NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q68 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya


Kecuali: cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q68.0 Deformitas kongenital m. sternocleidomastoideus
Torticollis (sternomastoid) kongenital kepala tertarik ke satu sisi
Kontraktur (m.) sternocleidomastoid, tumor (kongenital) sternomastoid
Q68.1 Deformitas kongenital tangan
Congenital clubfinger jari seperti gada
Spade-like hand (congenital) tangan seperti spade
Q68.2 Deformitas kongenital lutut
Dislokasi kongenital lutut, genu recurvatum kongenital:
Q68.3 Congenital bowing pada femur [femur seperti busur]
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Q68.4 Congenital bowing pada tibia dan fibula
Q68.5 Bengkok kongenital tulang panjang tungkai, tidak dijelaskan
Q68.8 Deformitas kongenital muskuloskeleton lainnya
Deformitas kongenital klavikula, siku, lengan bawah, dan skapula
Dislokasi kongenital siku dan bahu
Q69 Polidaktili
Q69.0 Accessory finger(s) jari tangan tambahan
Q69.1 Accessory thumb(s) ibu jari tangan tambahan
Q69.2 Accessory toe(s) [jari kaki tambahan]
Accessory hallux [ibu jari kaki tambahan]
Q69.9 Polidaktili, tidak dijelaskan
Supernumerary digit(s) NOS [jari banyak]
Q70 Sindactili
Q70.0 Fused fingers [jari bersatu]
Sindaktili kompleks jari tangan dengan sinostosis
Q70.1 Webbed fingers [jari seperti jaring]
Sindakctili simpleks jari tangan tanpa sinostosis
Q70.2 Fused toes [jari kaki bersatu]
Sindaktili kompleks jari kaki dengan sinostosis
Q70.3 Webbed toes [jari kaki seperti jaring]
Sindaktili simpleks jari kaki tanpa sinostosis
Q70.4 Polisindaktili
Q70.9 Sindaktili, tidak dijelaskan
Symphalangy NOS
Q71 Cacad reduksi anggota atas
Q71.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) atas
Q71.1 Absen kongenital lengan atas dan bawah, tangan ada [INGAT: DAN =
DAN/ATAU]
Q71.2 Absen kongenital lengan bawah dan tangan keduanya
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q71.3 Absen kongenital tangan dan jari (-jari)


Q71.4 Cacad reduksi longitudinal radius
Clubhand (congenital), radial clubhand
Q71.5 Cacad reduksi longitudinal ulna
Q71.6 Lobster-claw hand
Q71.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) atas
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) atas
Q71.9 Cacad reduksi lain anggota atas, tidak dijelaskan
Q72 Cacad reduksi anggota bawah
Q72.0 Absen kongenital komplit anggota (-anggota) bawah
Q72.1 Absen kongenital paha dan tungkai bawah, kaki ada
Q72.2 Absen kongenital tungkai bawah dan kaki keduanya
Q72.3 Absen kongenital kaki dan jari (-jari) kaki
Q72.4 Cacad reduksi longitudinal femur
Defisiensi fokal femur proksimal
Q72.5 Cacad reduksi longitudinal tibia
Q72.6 Cacad reduksi longitudinal fibula
Q72.7 Split foot [kaki belah]
Q72.8 Cacad reduksi lain anggota (-anggota) bawah
Pemendekan kongenital anggota (-anggota) bawah
Q72.9 Cacad reduksi lain anggota bawah, tidak dijelaskan
Q73 Cacad reduksi pada anggota yang tidak dijelaskan
Q73.0 Absen kongenital anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Amelia NOS [absen kongenital anggota, atau anggota sangat pendek]
Q73.1 Phocomelia, anggota tidak dijelaskan limb(s)
Phocomelia NOS [anggota proksimal tidak berkembang, tangan atau kaki
melekat ke badan; proksimal absen atau kurang berkembang, distal normal]
Q73.8 Cacad reduksi lain pada anggota (-anggota) yang tidak dijelaskan
Cacad reduksi longitudinal pada anggota yang tidak dijelaskan
Ectromelia anggota NOS (absen satu anggota atau lebih)
Hemimelia anggota NOS (lengan dan tungkai sangat pendek)
Cacad reduksi anggota NOS
Q74 Malformasi kongenital anggota lainnya
Kecuali: polidaktili (Q69.-), sindaktili (Q70.-), cacad reduksi anggota (Q71-Q73)
Q74.0 Malformasi kongenital anggota atas lainnya, Termasuk gelang bahu
Disostosis kleidocranialis, pseudarthrosis kongenital klavikula
Sinostosis radioulnaris, tulang karpal tambahan
Makrodaktilia (fingers), triphalangeal thumb [ibu jari dengan tiga phalanks]
Deformitas Madelung, deformitas Sprengel
Q74.1 Malformasi kongenital lutut
Absen kongenital patella, patella rudimenter
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-25

ICD 10 2nded

Q74.2

Q74.3
Q74.8
Q74.9

Apikes Iris

Dislokasi kongenital patella


Genu valgum kongenital, genu varum kongenital
Kecuali:
dislokasi kongenital lutut (Q68.2),
genu recurvatum kongenital (Q68.2)
nail patella syndrome (Q87.2)
Malformasi kongenital anggota bawah lainnya), Termasuk lingkaran panggul
Fusi kongenital sendi sacroiliaca
Malformasi kongenital (sendi) tumit dan sakroiliaka
Kecuali: anteversi (leher) femur (Q65.8)
Arthrogryposis multiplex congenita [sendi terfiksir dalam fleksi (kontraktur)]
Malformasi kongenital anggota lainnya
Malformasi kongenital anggota, tidak dijelaskan
Anomali kongenital anggota NOS

Q75 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya


Kecuali: anomali dentofasialis [Termasuk maloklusi] (K07.-)
cacad tengkorak yang terkait dengan anomali kongenital otak seperti
anensefali (Q00.0), ensefalokel (Q01.-),
mikrosefali (Q02), hidrosefalus (Q03.-)
malformasi kongenital muka NOS (Q18.-)
deformitas muskuloskeleton kepala dan muka (Q67.0-Q67.4)
sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.Q75.0 Kraniosinostosis
Fusi tidak sempurna tengkorak
Akrosefali, trigonosefali, oxysefali,
Q75.1 Disostosis kraniofasialis
Penyakit Crouzon
Q75.2 Hypertelorism [jarak orbita jauh, akibat pertumbuhan berlebihan]
Q75.3 Makrosefali
Q75.4 Disostosis mandibulofasialis
Q75.5 Disostosis okulomandibularis
Q75.8 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka lainnya
Absen kongenital tulang tengkorak
Deformitas kongenital dahi, platybasia [lesi basis meningen oksipitalis]
Q75.9 Malformasi kongenital tengkorak dan tulang muka, tidak dijelaskan
Anomali kongenital: tulang muka NOS, tulang tengkorak NOS
Q76 Malformasi kongenital spina dan tulang rongga dada
Kecuali: deformitas kongenital muskuloskeleton spina dan dada (Q67.5-Q67.8)
Q76.0 Spina bifida occulta [tersembunyi]
Kecuali:
meningokel (spinal) (Q05.-), spina bifida (aperta)(cystica) (Q05.)
Q76.1 Klippel-Feil syndrome

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-26

ICD 10 2nded

Q76.2

Q76.3
Q76.4

Q76.5
Q76.6

Q76.7
Q76.8
Q76.9

Apikes Iris

Sindroma fusi vertebra servikalis


Spondilolisthesis kongenital
Spondilolisis kongenital
Kecuali:
spondilolisis (acquired) (M43.0),
spondilolisthesis (acquired) (M43.1)
Skoliosis kongenital akibat malformasi kongenital tulang
Fusi hemivertebra atau kegagalan segmentasi dengan skoliosis
Malformasi kongenital spina lainnya, tidak terkait dengan skoliosis
Kelainan yang tidak dijelaskan atau tidak terrkait dengan skoliosis pada:
absen kongenital vertebra, fusi kongenital spina
kyphosis kongenital, lordosis kongenital
malformasi kongenital (sendi) (regio) lumbosakral
hemivertebra, malformasi vertebra, platispondylisis, supernumerary
vertebra
Cervical rib
Iga berlebih pada regio cervicalis
Malformasi kongenital iga lainnya
Iga tambahan, absen kongenital iga, fusi kongenital iga
Malformasi kongenital iga NOS
Kecuali: short rib syndrome (Q77.2)
Malformasi kongenital sternum
Absen kongenital sternum, sternum bifidum
Malformasi kongenital lain tulang rongga dada
Malformasi kongenital tulang rongga dada, tidak dijelaskan

Q77 Osteochondrodysplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan vertebra


Kecuali: mucopolysaccharidosis (E76.0-E76.3)
Q77.0 Akhondrogenesis [anggota sangat pendek]
Hipokhondrogenesis [ossifikasi vertebra dan pelvis terlambat]
Q77.1 Thanatophoric short stature [vertebra seperti H, femur seperti telepon]
Q77.2 Short rib syndrome
Asphyxiating thoracic dysplasia [Jeune] [toraks atas sangat sempit]
Q77.3 Khondrodisplasia punktata [pemendekan anggota proksimal]
Q77.4 Achondroplasia [dahi menonjol, saddle nose, lordosis lumbal, bowlegs]
Hipokhondroplasia [agak ringan]
Q77.5 Diastrophic dysplasia [cebol, ibu jari pendek, talipes equinovarus terfiksir]
Q77.6 Displasi khondroektodermal
Ellis-van Creveld syndrome [pemendekan anggota distal]
Q77.7 Spondyloepiphyseal dysplasia kyphoskoliosis, muka datar. myopia
Q77.8 Osteokhondrodisplasia lain dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan
vertebra
Q77.9 Osteokhondrodisplasia dengan cacad pertumbuhan tulang panjang dan
vertebra, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-27

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q78 Osteokhondrodisplasia lainnya


Q78.0 Osteogenesis imperfecta [pembentukan tulang tidak sempurna]
Fragilitas ossium, osteopsathyrosis
Q78.1 Displasia fibrosa poliostotik
Sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg)
Q78.2 Osteopetrosis
Sindroma Albers-Schnberg
Q78.3 Progressive diaphyseal dysplasia [displasia diafisis progresif]
Sindroma Camurati-Engelmann
Q78.4 Enkhondromatosis
Sindroma Maffucci, penyakit Ollier
Q78.5 Metaphyseal dysplasia
Sindroma Pyle
Q78.6 Multiple congenital exostoses
Diaphyseal aclasis
Q78.8 Osteokhondrodisplasia lainnya
Osteopoikilosis
Q78.9 Osteokhondrodisplasia, tidak dijelaskan
Khondrodistrofi NOS, osteodistrofi NOS
Q79 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, not elsewhere classified
Kecuali: tortikollis (sternomastoid) kongenital (Q68.0)
Q79.0 Hernia diafragmatika kongenital
Kecuali: hiatus hernia kongenital (Q40.1)
Q79.1 Malformasi kongenital diafragma lainnya
Absen diafragma, eventrasi diafragma,
Malformasi kongenital diafragma NOS
Q79.2 Exomphalos
Omphalocele
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.3 Gastroskhisis [lambung belah]
Q79.4 Prune belly syndrome [lapisan otot abdomen absen]
Q79.5 Malformasi kongenital dinding abdomen lainnya
Kecuali: hernia umbilikalis (K42.-)
Q79.6 Sindrome Ehlers-Danlos [kelainan jaringan ikat, semua jaringan melemah]
Q79.8 Malformasi kongenital lain sistem muskuloskeleton
Absen otot atau tendon, amyotrophia congenita
Pemendekan tendon kongenital, band konstriksi kongenital
Otot tambahan (aksesoris),
Sindroma Poland [kelainan ukuran dan bentuk tangan kongenital]
Q79.9 Malformasi kongenital sistem muskuloskeleton, tidak dijelaskan
Anomali atau deformitas NOS sistem muskuloskeleton kongenital

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-28

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Malformasi kongenital lainnya (Q80-Q89)


Q80 Congenital ichthyosis
[ichthyosis: kulit kering bersisik]
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1)
Q80.0 Ichthyosis vulgaris
Q80.1 X-linked ichthyosis
Q80.2 Lamellar ichthyosis
Collodion baby
Q80.3 Congenital bullous ichthyosiform erythroderma
Q80.4 Harlequin fetus [Harlequin ichthyosis]
Q80.8 Ichthyosis kongenital lainnya
Q80.9 Ichthyosis kongenital, tidak dijelaskan
Q81 Epidermolysis bullosa
Q81.0 Epidermolysis bullosa simplex
Kecuali: Cockayne's syndrome (Q87.1)
Q81.1 Epidermolysis bullosa letalis
Sindroma Herlitz
Q81.2 Epidermolysis bullosa dystrophica
Q81.8 Epidermolysis bullosa lainnya
Q81.9 Epidermolysis bullosa, tidak dijelaskan
Q82 Malformasi kongenital kulit lainnya
Kecuali: congenital erythropoietic porphyria (E80.0)
acrodermatitis enteropathica (E83.2)
pilonidal cyst or sinus (L05.-)
Sturge-Weber(-Dimitri) syndrome (Q85.8)
Q82.0 Hereditary lymphoedema
Q82.1 Xeroderma pigmentosum
Q82.2 Mastocytosis
Urticaria pigmentosa
Kecuali: malignant mastocytosis (C96.2)
Q82.3 Incontinentia pigmenti [pigment tidak merata]
Q82.4 Ectodermal dysplasia (anhidrotic)
Kecuali: Ellis-van Creveld syndrome (Q77.6)
Q82.5 Naevus non-neoplastik kongenital
Birthmark NOS [tanda lahir]
Naevus: flammeus, portwine, sanguinosa, strawberry, verrukosa
Naevus vascular NOS
Kecuali:
caf au lait spots (L81.3), lentigo (L81.4)
naevus: NOS (D22.-), melanocytic (D22.-), pigmented (D22.-)
naevus: araneus (I78.1), spider (I78.1), stellar (I78.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-29

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q82.8 Malformasi kongenital kulit lainnya


Garis tangan abnormal, tonjolan aksesoris kulit, anomali dermatografia
Keratosis palmaris et plantaris yang diwariskan, cutis laxa (hyperelastica)
Benign familial pemphigus [Hailey-Hailey]
Keratosis follicularis [Darier-White]
Kecuali: sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6)
Q82.9 Malformasi kongenital kulit, tidak dijelaskan
Q83 Malformasi kongenital mammae
Kecuali: absen m. pectoralis (Q79.8)
Q83.0 Absen kongenital mammae dengan absen papilla mammae
Q83.1 Mammae tambahan
Supernumerary breast
Q83.2 Absent papilla mammae
Q83.3 Papilla mammae tambahan
Supernumerary nipple
Q83.8 Malformasi kongenital mammae lainnya
Hipoplasia mammae
Q83.9 Malformasi kongenital mammae, tidak dijelaskan
Q84 Malformasi kongenital lain integumen
Q84.0 Alopesia kongenital
Atrikhosis kongenital
Q84.1 Kekacauan morfologis rambut kongenital, n.e.c.
Rambut berbutir (beaded hair), monilethrix, pili annulati
Kecuali: Menkes' kinky hair syndrome (E83.0)
Q84.2 Malformasi kongenital lain rambut
Hipertrichosis kongenital, lanugo persisten
Malformasi kongenital rambut NOS
Q84.3 Anonikhia kuku absen
Kecuali: nail patella syndrome (Q87.2)
Q84.4 Leukonikhia kongenital kuku putih
Q84.5 Enlarged and hypertrophic nails kuku besar dan hipertrofi
Onikhauxis kongenital, pakhionikhia
Q84.6 Malformasi kongenital kuku lainnya
Clubnail, koilonychia (retak dan cekung),
Malformasi kongenital kuku NOS
Q84.8 Malformasi kongenital integumen lain yang dijelaskan
Aplasia kutis kongenita
Q84.9 Malformasi kongenital integumen, tidak dijelaskan
Anomaly atau deformitas kongenital integumen NOS
Q85 Phakomatoses, not elsewhere classified bercak-bercak kulit
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-30

ICD 10 2nded

Q85.0
Q85.1
Q85.8

Q85.9

Apikes Iris

familial dysautonomia [Riley-Day] (G90.1)


Neurofibromatosis (nonmalignant)
Penyakit Von Recklinghausen [neurofibroma dengan bintik coklat pucat]
Tuberous sclerosis
Penyakit Bourneville, epiloia
Phakomatoses lainnya, n.e.c.
Sindroma:
Peutz-Jeghers bintik melanin hitam kecoklatan, dengan poliposis GI tract
Sturge-Weber(-Dimitri) lesi merah, pink atau ungu di daerah trigeminus
von Hippel-Lindau kista berupa tumor jinak yang isinya organ apa saja
Kecuali: Meckel-Gruber syndrome (Q61.9)
Phakomatosis, tidak dijelaskan;
Hamartosis NOS

Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin (E00-E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta atau ASI (P04.-)
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Meadow's syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui lainnya
Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu bentuk muka
Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]
Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan dengan tubuh
pendek
Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz, Noonan, Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver, Seckel, Smith-LemliOpitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trnaunay-Weber, Rubinstein-Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula
TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal)
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup pertumbuhan awal
berlebihan
Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-31

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q87.4 Sindroma Marfan


Q87.5 Sindroma malformasi kongenital dengan perubahan lain pada tulang lainnya
Q87.8 Sindroma malformasi kongenital lain yang dijelaskan, n.e.c.
Sindroma: Alport, Laurence-Moon(-Bardet)-Biedl, Zellweger
Q89 Malformasi kongenital lain, n.e.c.
Q89.0 Malformasi kongenital limpa
Asplenia (kongenital),
Splenomegaly kongenital
Kecuali: isomerisme atrial appendages (dengan asplenia atau polysplenia)
(Q20.6)
Q89.1 Malformasi kongenital kelenjar adrenal
Kecuali: hiperplasia kongenital adrenal (E25.0)
Q89.2 Malformasi kongenital kelenjar endokrin lain
Malformasi kongenital kelenjar parathyroid atau thyroid
Duktus thyroglossus persisten; kista thyroglossus
Q89.3 Situs inversus
Dextrocardia dengan situs inversus
Mirror-image atrial arrangement dengan situs inversus
Situs inversus: abdominalis, thoracis
Situs transversus: abdominalis, thoracis
Transposisi visera: abdomen, thoraks
Kecuali: dextrocardia NOS (Q24.0)
Q89.4 Conjoined twins kembar siam
Kraniopagus, disefali, double monster, pigopagus, torakopagus
Q89.7 Malformasi kongenital ganda, n.e.c.
Monster NOS
Anomali atau deformitas kongenital ganda NOS
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang mengganggu banyak sistem
(Q87.-)
Q89.8 Malformasi kongenital lain yang dijelaskan
Q89.9 Malformasi kongenital, tidak dijelaskan
Anomali kongenital NOS, deformitas kongenital NOS

Kelainan kromosom, not elsewhere classified (Q90-Q99)


Q90 Sindroma Down
Q90.0 Trisomi 21, nondisjunction meiosis
Q90.1 Trisomi 21, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q90.2 Trisomi 21, translokasi
Q90.9 c Down, tidak dijelaskan
Trisomi 21 NOS [pada posisi 21 terdapat 3 kromosom, bukan sepasang]
Q91 Sindroma Edwards and Sindroma Patau

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-32

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Q91.0 Trisomi 18, nondisjunction meiosis


Q91.1 Trisomi 18, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.2 Trisomi 18, translokasi
Q91.3 Sindroma Edwards, tidak dijelaskan
Q91.4 Trisomi 13, nondisjunction meiosis
Q91.5 Trisomi 13, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q91.6 Trisomi 13, translokasi
Q91.7 Sindroma Patau, tidak dijelaskan
Q92 Trisomi dand trisomi parsial pada autosome, not elsewhere classified
Termasuk: translokasi dan insersi yang tidak berimbang
Kecuali: trisomi kromosom 13, 18, 21 (Q90-Q91)
Q92.0 Trisomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q92.1 Trisomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q92.2 Trisomi parsial mayor
Duplikasi whole arm atau lebih.
Q92.3 Trisomi parsial minor
Duplikasi kurang dari whole arm
Q92.4 Duplikasi hanya terlihat pada prometafase
Q92.5 Duplikasi dengan complex rearrangements lainnya
Q92.6 Kromosom extra marker
Q92.7 Triploidi dan poliploidi [sel atau organ dengan kromosom 3N atau lebih]
Q92.8 Trisomi dan trisomi parsial lain pada autosome yang dijelaskan
Q92.9 Trisomi dan trisomi parsial pada autosom, tidak dijelaskan
Q93 Monosomi dan penghapusan dari autosom, n.e.c.
Q93.0 Monosomi whole chromosome, nondisjunction meiosis
Q93.1 Monosomi whole chromosome, mosaicism (nondisjunction mitosis)
Q93.2 Kromosome diganti dengan ring or disentrik
Q93.3 Penghapusan short arm of chromosome 4
Sindroma Wolff-Hirschorn
Q93.4 Penghapusan of short arm of chromosome 5
Cri-du-chat syndrome
Q93.5 Penghapusan lain dari bagian chromosome
Q93.6 Penghapusan hanya terlihat pada prometafase
Q93.7 Penghapusan dengan complex rearrangements lainnya
Q93.8 Penghapusan dari autosom lainnya
Q93.9 Penghapusan dari autosom, tidak dijelaskan
Q95 Balanced rearrangements dan structural markers, n.e.c.
Termasuk: Translokasi dan insersi timbal balik berimbang dan Robertson
Q95.0 Translokasi dan insersi berimbang pada individu normal
Q95.1 Inversi kromosom pada individu normal
Q95.2 Balanced autosomal rearrangement pada individu abnormal
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-33

ICD 10 2nded
Q95.3
Q95.4
Q95.5
Q95.8
Q95.9

Apikes Iris

Balanced sex/autosomal rearrangement pada individu abnormal


Individu dengan marker heterokromatin
Individu dengan autosomal fragile site
Balanced rearrangements dan structural markers lainnya
Balanced rearrangement dan structural marker, tidak dijelaskan

Q96 Turner's syndrome


[Perkembangan seksual wanita terhalang, ovarium tidak berkembang]
Kecuali: sindroma Noonan (Q87.1)
Q96.0 Karyotype 45,X
Q96.1 Karyotype 46,X iso (Xq)
Q96.2 Karyotype 46,X dengan kromosom sex abnormal, Kecuali iso (Xq)
Q96.3 Mosaicism, 45,X/46,XX or XY
Q96.4 Mosaicism, 45,X/baris sel lain dengan kromoom sex abnormal
Q96.8 Varian lain sindroma Turner
Q96.9 Sindroma Turner, tidak dijelaskan
Q97 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe wanita, n.e.c.
Kecuali: Sindroma Turner (Q96.-)
Q97.0 Karyotype 47,XXX
Q97.1 Female dengan lebih dari 3 chromosomes X
Q97.2 Mosaicism, barisan dengan berbagai jumlah chromosomes X
Q97.3 Female dengan karitipe 46,XY
Q97.8 Kelainan kromosom sex lainnya yang dijelaskan, fenotipe wanita,
Q97.9 Kelainan kromosom sex, fenotipe wanita, tidak dijelaskan
Q98 Kelainan kromosom sex lainnya, fenotipe pria, n.e.c.
[Sindroma Klinefelter: pria dengan kromosom X ektra, steril, berciri wanita]
Q98.0 Sindroma Klinefelter kariotipe 47,XXY
Q98.1 Sindroma Klinefelter, pria dengan lebih dari 2 kromosom X
Q98.2 Sindroma Klinefelter, pria dengan kariotipe 46,XX
Q98.3 Pria dengan kariotipe 46,XX lainnya
Q98.4 Sindroma Klinefelter, tidak dijelaskan
Q98.5 Kariotipe 47,XYY
Q98.6 Pria dengan kromosom sex berstruktur abnormal
Q98.7 Pria dengan mosaicism kromosom sex
Q98.8 Kelainan kromosom sex lain yang dijelaskan, male phenotype
Q98.9 Kelainan kromosom sex, male phenotype, tidak dijelaskan
Q99 Kelainan kromosom lain, n.e.c.
Q99.0 Chimera 46,XX/46,XY
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-34

ICD 10 2nded

Q99.1

Q99.2
Q99.8
Q99.9

Apikes Iris

Chimera 46,XX/46,XY true hermaphrodite


46,XX true hermaphrodite
46,XX dengan streak gonads
46,XY dengan streak gonads
Disgenesis gonad murni
Fragile X chromosome
Sindroma fragilitas X
Kelainan kromosom lain yang dijelaskan
Kelainan kromosom, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-35

ICD 10 2nded

Apikes Iris

CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus
2. Cervical spina bifida with hydrocephalus
3. Von Recklinghausen's disease
4. Pentalogy of Fallot
5. Laryngocele
6. Marfan's syndrome
7. Cyclopia
8. Downs Syndrome
9. Extra marker chromosome
10. Chimera 46, XX/46,XY
11. Ibu mengalami rubella waktu hamil, bayi lahir dengan cortical cataracts.
12. Medial cleft palate
13. Clubfoot
14. Ventricular septal defect with pulmonary stenosis, dextraposition of aorta and
hypertrophy of the right ventricle (semua membentuk sindroma Tetralogy of
Fallot).
15. Congenital polycystic kidneys
16.Accessory toe of left foot, congenital
17. Congenital ventricular septal defect
18. Prader-Willi Syndrome
19. Cystic paru-paru, congenital
20. Congenital, pyloric stenosis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-36

ICD 10 2nded

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris

Apikes Iris Padang

XVIII-37

ICD 10 2nded

Apikes Iris

PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL
1. Patent ductus arteriosus
Cari patent pada Index (Volume 3, halaman 431).
Patent
- ductus arteriosus or botalli -> Q25.0
2. Cervical spina bifida dengan hydrocephalus
Cari spina bifida pada Index (Volume 3, halaman 503).
Spina bifida
- cervical
- - with hydrocephalus -> Q05.0
3. Penyakit Von Recklinghausen
Cari Von Recklinghausen's pada Index (Volume 3, halaman 563).
Von Recklinghausen's
- disease (neurofibromatosis) -> Q85.0
4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8
5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3
6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4
7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0
Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari sejumlah sindroma
yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.
8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9
Trisomi 21 pada Index (Volume 3, halaman 541) memiliki deskripsi lebih lanjut, tapi
karena tidak ada informasi yang lebih spesifik maka kodenya adalah Q90.9.
9. Extra marker chromosome
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-38

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari Extra pada Index (Volume 3, halaman 218).


Extra
- marker chromosomes -> Q92.6
10. Chimera 46,XX/46,XY
Cari Chimera 46,XX/46,XY pada Index (Volume 3, halaman 96).
Chimera 46,XX/46,XY -> Q99.0
Pada tabular list kelainan ini juga disebut "true hermaphroditism" Kode ini bisa juga
diperoleh dengan mencari Hermaphrodite pada Index (Volume 3, halaman 263).
11. Mother contracted rubella during pregnancy. Baby born with cortical cataracts.
Pada bab ini kita hanya mengkode malformasi, deformasi dan kelainan kromosom.
Jadi yang kita kode hanya kondisi bayi.
Cari cataract pada Index (Volume 3, halaman 91).
Cataract (cortical)
- congenital -> Q12.0
12. Medial cleft palate
Cari cleft pada Index (Volume 3, halaman 100).
Cleft
- palate(unilateral)
- - medial -> Q35.6
Pada tabular list terdapat exclusion note halaman 815 untuk cleft palate dengan cleft
lip terdapat kategori lain untuk kombinasi kondisi ini.
13. Clubfoot
Cari clubfoot pada Index (Volume 3, halaman 101).
Clubfoot (congenital) -> Q66.8
Tidak terdapat informasi lebih jauh tentang apakah clubfoot ini congenital atau
acquired, kita gunakan kode utnuk Other Congenital Deformities of feet (Q66.8, halaman 831
pada Tabular List).
14. Ventricular septal defect dengan pulmonary stenosis, dextraposisi aorta dan
hypertrophy ventricle kanan (kondisi ini membuat sindroma Tetralogy of
Fallot).
Terdapat beberapa kondisi yang akan dikode disini, tapi semuanya memiliki kode yang
sama. Kalau semua kondisi ini hadir, mereka disebut Tetralogy of Fallot.
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal
- - in tetralogy of Fallot -> Q21.3
Cari dextraposition pada Index (Volume 3, halaman 157).
Dextraposition, aorta
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-39

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Cari hypertrophy pada Index (Volume 3, halaman 279).


Hypertrophy
- ventricle, ventricular
- in tetralogy of Fallot -> Q21.3

15. Congenital polycystic kidneys


Cari polycystic pada Index (Volume 3, halaman 447).
Polycystic
- kidney -> Q61.3
Pada Index tedapat rujukan ke infantile polycytic disease, namun istilah 'infantile'
(muncul pada bayi) tidak sama dengan 'congenital' (telah ada ketika lahir). Jadi kode yang
benar adalah Q61.3.
16. Jari tambahan kaki kiri, kongenital
Cari accessory pada Index (Volume 3, halaman 25).
Accessory
- toe -> Q69.2
17. Congenital ventricular septal defect
Cari defect pada Index (Volume 3, halaman 134).
Defect
- ventricular septal -> Q21.0
18. Prader-Willi Syndrome
Cari Prader-Willi pada Index (Volume 3, halaman 450)
Prader-Willi Syndrome -> Q87.1
19. Cystic lung, congenital
Cari cyst pada Index (Volume 3, halaman 126).
Cyst
- lung
- - congenital -> Q33.0
20. Pyloric stenosis, congenital
Cari stenosis pada Index (Volume 3, halaman 509).
Stenosis
- pylorus

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XVIII-40

CHAPTER XIX. GEJALA, TANDA, DAN


HASIL ABNORMAL KLINIS DAN
LABORATORIUM, NOT ELSEWHERE
CLASSIFIED (R00-R99)
Bab ini berisi gejala, tanda, hasil abnormal pemeriksaan klinis dan laboratorium, dan
kondisi meragukan, sehingga tidak terdapat diagnosis yang bisa diklasifikasikan di bagian lain.
Tanda dan gejala yang menunjuk cukup definitif ke suatu diagnosis telah diletakkan
pada sebuah kategori di dalam bab lain. Secara umum, kategori dalam bab ini melibatkan
kondisi dan gejala yang kurang jelas, sehingga tanpa studi kasus yang perlu untuk menegakkan
diagnosis, mungkin akan mengarah pada dua penyakit atau lebih, atau pada dua sistem tubuh
atau lebih. Secara praktis semua kategori dalam bab ini bisa dianggap NOS, penyebab tidak
diketahui atau sementara. Indeks alfabet harus dirujuk untuk menentukan gejala dan tanda
mana yang dialokasikan pada bab ini atau pada bab lain. Subkategori sisa, dengan nomor .8,
umumnya disediakan untuk gejala relevan lain yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-R99 terdiri dari:
kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik walau pun semua fakta yang
berhubungan dengan kasus ini diperiksa,
tanda atau gejala yang ditemukan pada encounter awal ternyata bersifat sementara dan
penyebabnya tidak bisa ditentukan,
diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk pemeriksaan atau asuhan
lebih lanjut,
kasus yang dirujuk ke tempat lain sebelum diagnosis ditegakkan,
kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang lebih tepat,
gejala tertentu, dengan informasi tambahan tersedia, yang merupakan masalah penting
tersendiri dalam asuhan medis

Kecuali:

penemuan abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)


kondisi tertentu yang berasal dari masa perinatal (P00-P96)

Blok-blok dalam bab ini adalah sebagai berikut:


R00-R09 Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan
R10-R19 Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen
R20-R23 Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis
R25-R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton
R30-R39 Tanda dan gejala pada sistem perkemihan
R40-R46 Tanda dan gejala pada kognisi, persepsi, emosi dan tingkah laku
R47-R49 Tanda dan gejala pada bicara dan suara
R50-R69 Tanda dan gejala umum
R70-R79 Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis
R80-R82 Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R83-R89 Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan, tanpa
diagnosis
R90-R94 Hasil abnormal pada citra diagnostik dan pemeriksaan fungsi, tanpa
diagnosis
R95-R99 Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui

Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09)


R00

Kelainan denyut jantung


Kecuali:
kelainan yang dimulai pada masa perinatal (P29.1)
aritmia yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0 Tachycardia [denyut jantung cepat], tidak dijelaskan
Tachycardia: sinoauricular NOS, sinus (sinusal) NOS
R00.1 Bradycardia [denyut jantung lambat], tidak dijelaskan
Bradycardia: sinoatrial, sinus, vagal
R00.2 Palpitasi
Sadar akan denyut jantungt
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan
R01

Bising jantung (cardiac murmurs) dan suara jantung lainnya


Kecuali:
yang dimulai pada masa perinatal (P29.8)
R01.0 Bising jantung ringan dan tidak berbahaya
Bising jantung fungsional
R01.1 Bising jantung, tidak dijelaskan
Cardiac bruit NOS
R01.2 Suara jantung lainnya
Cardiac dullness [pekak jantung] meningkat atau menurun; friksi prekordial
R02

Gangrene, not elsewhere classified


Kecuali: gas gangrene (A48.0), pyoderma gangrenosum (L88)
gangrene pada: situs tertentu yang dijelaskan - see Alphabetical Index
gangrene pada: diabetes mellitus (E10-E14 dengan karakter keempat .5)
gangrene pada: aterosklerosis (I70.2),. penyakit pembuluh darah perifer lain
(I73.-)
R03 Pembacaan tekanan darah abnormal, tanpa diagnosis
R03.0 Tekanan darah terbaca meningkat, tanpa diagnosis hipertensi
Note: kategori ini untuk episode peningkatan tekanan darah pada pasien
tanpa diagnosis resmi hipertensi, atau sebagai penemuan insidentil terpisah.
R03.1 Tekanan darah terbaca rendah yang tidak spesifik
Kecuali:
hipotensi (I95.-), hipotensi neurogenik orthostatik (G90.3)
sindroma hipotensi maternal (O26.5)
R04 Perdarahan dari saluran pernafasan
R04.0 Epistaxis
Perdarahan dari hidung, mimisan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-2

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R04.1 Perdarahan dari tenggorokan


Kecuali:
haemoptysis (R04.2)
R04.2 Haemoptysis
Sputum bercampur darah, batuk dengan perdarahan
R04.8 Perdarahan dari situs lain pada saluran pernafasan
Perdarahan paru-paru NOS
Kecuali:
perdarahan paru-paru perinatal (P26.-)
R04.9 Perdarahan dari saluran pernafasan, tidak dijelaskan
R05

Batuk
Kecuali:
batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan perdarahan (R04.2)
R06

Kelainan pernafasan
Kecuali:
respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80), newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5), arrest (R09.2),
R06.0 Dyspnoea
Orthopnoea, shortness of breath [sesak nafas]
Kecuali:
transient tachypnoea of newborn (P22.1)
R06.1 Stridor nafas berbunyi seperti air menggelegak]
Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5), stridor larynx kongenital (P28.8)
R06.2 Wheezing [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing
Pernafasan Cheyne-Stokes, pernafasan periodik
R06.4 Hyperventilation [nafas dalam]
Kecuali:
hiperventilasi psikogenik (F45.3)
R06.5 Mouth breathing
Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]
Kecuali:
mulut kering NOS (R68.2)
R06.6 Hiccough
Kecuali:
hiccough psikogenik (F45.3)
R06.7 Sneezing [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
Apnoea NOS [nafas berhenti], breath-holding (spells) [menahan nafas]
Choking sensation [rasa tercekik], sighing [nafas bunyi mengeluh]
Kecuali:
apnoea (pada): tidur (G47.3), newborn (primary) (P28.3),
newborn (P28.4),
R07

Nyeri di tenggorokan dan dada


Kecuali:
mialgia epidemik (B33.0), sore throat (acute) NOS (J02.9), disfagia
(R13)
nyeri pada: leher (M54.2), mammae (N64.4)
R07.0 Nyeri di tenggorokan
R07.1 Nyeri dada ketika bernafas
Painful respiration
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-3

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R07.2 Nyeri precordial


R07.3 Nyeri dada lainnya
Nyeri dada depan NOS
R07.4 Nyeri dada, tidak dijelaskan
R09

Tanda dan gejala lain pada sistem sirkulasi dan pernafasan


Kecuali:
respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80), newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5)
R09.0 Asphyxia [tercekik]
Kecuali:
asphyxia intrauterine (P20.-), asphyxia lahir (P21.-)
asphyxia (akibat): benda asing (T17.-), trauma (T71), karbon monoxida
(T58)
R09.1 Pleurisy [pleuritis]
Kecuali:
pleurisy dengan effusi (J90)
R09.2 Respiratory arrest
Cardiorespiratory failure [gagal kardiorespirasi]
R09.3 Sputum abnormal
Jumlah, warna, atau bau sputum abnormal; sputum berlebihan
Kecuali:
sputum bercampur darah (R04.2)
R09.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem sirkulasi dan pernafasan
Perkusi abnormal, suara friksi, suara timpani pada dada
Rales [rhonchi], bruit (arterial), weak pulse [nadi lemah]

Tanda dan gejala pada sistem pencernaan dan abdomen (R10-R19)


Kecuali:

pylorospasm (K31.3), obstruksi usus (K56.-), obstruksi usus pada bayi


(P76.-)
perdarahan gastrointestinum (K92.0-K92.2), pada bayi (P54.0-P54.3),
gejala yang dapat dirujuk ke organ genital: pria (N48-N50), wanita (N94.-)
pylorospasme kongenital atau infantil (Q40.0)
tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)

R10

Nyeri abdomen dan pelvis


Kecuali:
dorsalgia (M54.-), kolik ginjal (N23),
kembung dan kondisi terkait (R14)
R10.0 Acute abdomen
Nyeri hebat abdomen (umum)(lokal)(dengan kejang abdomen)
R10.1 Nyeri lokal di abdomen atas
Nyeri epigastrium
R10.2 Nyeri pelvis dan perineum
R10.3 Nyeri lokal di bagian lain abdomen bawah
R10.4 Nyeri abdomen lain dan tidak dijelaskan
Abdominal tenderness [nyeri tekan] NOS, kolik NOS, kolik infantil
R11

Mual dan muntah

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-4

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

muntah (pada): psikogenik (F50.5), setelah operasi gastrointestinum


(K91.0)
haematemesis (K92.0), haematemesis neonatus (P54.0)
muntah berlebihan: pada kehamilan (O21.-), muntah pada bayi (P92.0)

R12

Heartburn
Kecuali:
dyspepsia (K30)
R13 Dysphagia
Sulit menelan
R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait
Distensi perut (berisi gas), bloating, eructation, gas pain, tympanites (perut)(usus)
Kecuali:
aerophagy psikogenik (F45.3)
R15 Faecal incontinence
Encopresis NOS
Kecuali:
yang penyebabnya nonorganik (F98.1)
R16
R16.0
R16.1
R16.2

Hepatomegali dan splenomegali, not elsewhere classified


Hepatomegaly, not elsewhere classified
Splenomegaly, not elsewhere classified
Hepatomegaly dengan splenomegaly, not elsewhere classified
Hepatosplenomegaly NOS

R17

Jaundice yang tidak dijelaskan


Kecuali:
jaundice neonatus (P55, P57-P59)
R18 Ascites
Cairan dalam rongga peritoneum
R19

Tanda dan gejala lain pada sistem pencernaan dan abdomen


Kecuali:
acute abdomen (R10.0)
R19.0 Sembab, massa atau bengkak intraabdomen dan pelvik
Sembab atau bengkak difus atau umum: intra-abdomen NOS, pelvik NOS,
umbilikus
Kecuali:
distensi abdomen (gas) (R14), ascites (R18)
R19.1 Abnormal bowel sounds [bising usus abnormal]
Bisng usus: absen, hiperaktif
R19.2 Visible peristalsis [peristalsis terlihat]
Hyperperistalsis
R19.3 Abdominal rigidity [kejang abdomen]
Kecuali:
yang disertai nyeri hebat abdomen (R10.0)
R19.4 Change in bowel habit [perubahan kebiasaan usus]
Kecuali:
konstipasi (K59.0), diare fungsional (K59.1)
R19.5 Kelainan feses lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-5

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Warna feses abnormal, feses banyak sekali, mukus pada feses


Kecuali: melaena (K92.1), melaena pada neonatus (P54.1)
R19.6 Halitosis [bau nafas tidak menyenangkan]
R19.8 Tanda dan gejala lain yang dijelaskan pada sistem pencernaan dan abdomen

Tanda dan gejala pada kulit dan jaringan subkutis (R20-R23)


R20

Kekacauan sensasi kulit


Kecuali:
anestesia dan kehilangan sensasi disosiatif (F44.6),
kekacauan psikogenik (F45.8)
R20.0 Anaesthesia kulit
R20.1 Hypoaesthesia kulit
R20.2 Paraesthesia kulit
Formikasi, pins and needles, tingling skin, kesemutan
Kecuali:
acroparaesthesia (I73.8)
R20.3 Hyperaesthesia
R20.8 Kekacauan sensasi kulit lain dan tidak dijelaskan
R21

Rash dan erupsi kulit nonspesifik lainnya

R22

Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali:
adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar limfe (R59.-), oedema
(R60.-)
massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan
R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan
R23 Perubahan kulit lainnya
R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8), serangan sianosis pada bayi (P28.2)
R23.1 Pallor [pucat]
Clammy skin
R23.2 Flushing [kemerahan]
Blushing berlebihan
Kecuali:
keadaan menopause dan klimakterik wanita (N95.1)
R23.3 Ecchymoses spontan
Petechiae
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-6

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

purpura (D69.-), ecchymoses pada janin dan bayi (P54.5),


R23.4 Perubahan texture kulit
Desquamasi, indurasi, persisikan pada kulit
Kecuali:
penebalan epidermis NOS (L85.9)
R23.8 Perubahan kulit lainnya dan tidak dijelaskan

Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeleton (R25-R29)


R25

Pergerakan bawah sadar abnormal


Kecuali:
kelainan tic (F95.-), kelainan pergerakan stereotype (F98.4)
kelainan pergerakan spesifik (G20-G26)
R25.0 Pergerakan abnormal kepala
R25.1 Tremor, tidak dijelaskan
Kecuali:
chorea NOS (G25.5)
tremor: hysterical (F44.4), essential (G25.0), intention (G25.2)
R25.2 Cramp and spasm
Kecuali:
spasme karpopedal (R29.0), spasme infantil (G40.4)
R25.3 Fasciculation
Twitching NOS
R25.8 Pergerakan bawah sadar abnormal lain dan yang tidak dijelaskan
R26

Kelainan gait dan mobilitas


Kecuali:
ataxia: lokomotor (sifilitika) (A52.1), herediter (G11.-), NOS (R27.0)
sindroma immobilitas (paraplegia) (M62.3)
R26.0 Ataxic gait
Staggering gait
R26.1 Paralytic gait
Spastic gait
R26.2 Kesulitan berjalan, not elsewhere classified
R26.8 Kelainan gait dan mobilitas lain dan tidak dijelaskan
Unsteadiness on feet NOS
R27

Kehilangan koordinasi lainnya


Kecuali:
hereditary ataxia (G11.-), ataxic gait (R26.0), vertigo NOS (R42)
R27.0 Ataxia, tidak dijelaskan
R27.8 Kehilangan koordinasi lainnya dan tidak dijelaskan
R29 Tanda dan gejala pada sistem syaraf dan muskuloskeletal lainnya
R29.0 Tetany
Spasme karpopedal
Kecuali:
tetani: histeria (F44.5), neonatus (P71.3),
tetani: parathyroid (E20.9), post-thyroidectomy (E89.2)
R29.1 Meningismus
R29.2 Reflex abnormal

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-7

ICD 10 2nded

Kecuali:
(J39.2)
R29.3
R29.4

R29.6

R29.8

Apikes Iris
reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag [muntah] hiperaktif

reaksi vasovagus atau syncope (R55)


Postur abnormal
Clicking hip
Kecuali: deformitas kongenital panggul (Q65.-)
Tendensi jatuh, NEC
Tendensi jatuh karena usia tua atau masalah kesehatan lain yang tidak jelas
Kecuali:
kecelakaan NOS (X59)
kesulitan berjalan (R26.2)
pusing dan sulit berdiri (R42)
jatuh karena cedera (W00-W19)
jatuh karena penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
pingsan dan kolaps (R55)
Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sistem syaraf dan
muskuloskeletal

Tanda dan gejala pada sistem perkemihan (R30-R39)


R30

Nyeri yang berhubungan dengan berkemih


Kecuali: nyeri psikogenik (F45.3)
R30.0 Dysuria
Strangury
R30.1 Vesical tenesmus [nyeri vesika urinaria]
R30.9 Painful micturition, tidak dijelaskan
Painful urination NOS
R31

Haematuria yang tidak dijelaskan


Kecuali: haematuria rekurent atau persistent (N02.-)
R32 Inkontinensia urin yang tidak dijelaskan
Enuresis NOS
Kecuali: enuresis nonorganik (F98.0)
inkontinensia stress dan inkontinensia urin lain yang dijelaskan (N39.3N39.4)
R33

Retentio urin

R34

Anuria dan oliguria


Kecuali:
yang merupakan komplikasi:
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.4)
hamil, melahirkan dan nifas (O26.8, O90.4)
R35 Polyuria
Sering berkemih, nocturia [berkemih malam]
Kecuali: polyuria psikogenik(F45.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-8

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R36 Urethral discharge


Penile discharge, urethrorrhoea
R39 Tanda dan gejala lain pada sistem perkemihan
R39.0 Extravasation of urine [lewat di luar pembuluhnya]
R39.1 Kesulitan berkemih lainnya
Enggan berkemih, aliran kemih kurang, aliran kemih bercabang
R39.2 Uraemia extrarenal
Uraemia prerenal
R39.8 Tanda dan gejala lain tidak dijelaskan pada sistem perkemihan

Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah laku (R40-R46)
Kecuali: yangmerupakan bagian dari poa kelainan jiwa (F00-F99)
R40

Somnolens, stupor dan koma


Kecuali:
koma: diabetik (E10-E14, karakter keempat .0), hipoglikemik
(nondiabetik) (E15)
koma: hepatik (K72.-), uraemik (N19), neonatus (P91.5)
R40.0 Somnolens
Drowsiness [mengantuk]
R40.1 Stupor
Semicoma
Kecuali:
stupor: katatonik (F20.2), manik (F30.2), depresif (F31-F33),
disosiatif (F44.2)
R40.2 Koma, tidak dijelaskan
Tidak sadar NOS [pingsan NOS]
R41

Tanda dan gejala lain pada fungsi kognitif dan kesadaran


Kecuali: kelainan disosiatif [conversion] (F44.-)
R41.0 Disorientasi, tidak dijelaskan
Confusion [bingung] NOS
Kecuali: disorientasi psikogenik (F44.8)
R41.1 Amnesia anterograde
R41.2 Amnesia retrograde
R41.3 Amnesia lain
Amnesia NOS
Kecuali:
transient global amnesia (G45.4), sindroma amnesia organik
(F04)
sindroma amnesia akibat zat psikoaktif (F10-F19, karakter keempat .6)
R41.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada fungsi kognitif dan kesadaran
R42 Dizziness and giddiness
Light-headedness, vertigo NOS
Kecuali: sindroma vertiginosa (H81.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-9

ICD 10 2nded
R43
R43.0
R43.1
R43.2
R43.8

Apikes Iris

Kekacauan bau dan rasa


Anosmia
Parosmia
Parageusia [kelainan sensasi rasa]
Kekacauan bau dan rasa lain dan tidak dijelaskan
Kekacauan campuran bau dan rasa

R44

Tanda dan gejala lain pada sensasi dan persepsi umum


Kecuali:
kekacauan sensasi kulit (R20.-)
R44.0 Halusinasi auditorius
R44.1 Halusinasi visual
R44.2 Halusinasi lain
R44.3 Halusinasi, tidak dijelaskan
R44.8 Tanda dan gejala lain dan tidak dijelaskan pada sensasi dan persepsi umum
R45 Tanda dan gejala pada keadan emosi
R45.0 Nervousness
Nervous tension
R45.1 Restlessness and agitation [gelisah dan ingin ribut]
R45.2 Unhappiness
Worries [khawatir] NOS
R45.3 Demoralization and apathy [kehilangan semangat dan apati]
R45.4 Irritability and anger [tegang dan marah]
R45.5 Hostility [sikap bermusuhan]
R45.6 Physical violence [kekerasan fisik]
R45.7 Keadaan syok dan stress emosi, tidak dijelaskan
R45.8 Tanda dan gejala lain yang melibatkan keadaan emosi
Muncul keinginan (tendensi) bunuh diri
Kecuali: keinginan bunuh diri sebagai bagian dari kelainan jiwa (F00-F99)
R46
R46.0
R46.1
R46.2
R46.3
R46.4
R46.5
R46.6
R46.7
R46.8

Tanda dan gejala pada penampilan dan tingkah laku


Very low level of personal hygiene [kotor]
Bizarre personal appearance [penampilan pribadi aneh]
Strange and inexplicable behaviour [sikap aneh dan tak bisa dijelaskan]
Overactivity
Slowness and poor responsiveness [lamban dan kurang respons]
Kecuali:
stupor (R40.1)
Curiga dan jelas menghindar
Perhatian berlebihan dan selalu memikirkan event yang menyebabkan stress
Terlalu banyak bicara detil kejadian sekitar mengaburkan alasan kontak
Tanda dan gejala lain pada penampilan dan tingkah laku

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-10

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Tanda dan gejala pada bicara dan suara (R47-R49)


R47

Kekacauan bicara, not elsewhere classified


Kecuali:
gangguan perkembangan spesifik pada bicaradan bahasa (F80.-)
autisma (F84.0-F84.1), stuttering [stammering] (F98.5), cluttering (F98.6)
R47.0 Dysphasia and aphasia
Kecuali:
progressive isolated aphasia (G31.0)
R47.1 Dysarthria dan anarthria
R47.8 Kekacauan bicara lainnya dan tidak dijelaskan
R48
R48.0
R48.1
R48.2
R48.8

Dyslexia dan gangguan fungsi simbolik lain, not elsewhere classified


Kecuali: specific developmental disorders of scholastic skills (F81.-)
Dyslexia [huruf terbalik-balik] and alexia [tak mengerti kata yang tertulis]
Agnosia [tak bisa mengenali tempat, person, rasa, atau bau yang pernah
dikenalnya]
Apraxia [tak bisa membuat gerakan yang biasa]
Gangguan fungsi simbolik lain dan tidak dijelaskan
Acalculia [tak bisa berhitung], agraphia [tak bisa menulis]

R49

Kekacauan suara
Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0 Dysphonia
Hoarseness [suara kasar]
R49.1 Aphonia
Loss of voice [suara hilang]
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan
Perubahan suara NOS

Tanda dan gejala umum (R50-R69)


R50

Demam dengan asal-usul tidak diketahui


Kecuali:
demam dengan asal-usul tidak diketahui (ketika)(pada):
persalinan (O75.2), newborn (P81.9)
demam nifas NOS (O86.4)
R50.2 Demam akibat obat
[gunakan kode tambahan (Bab XX), bila perlu, untuk identifikasi obat]
R50.8 Demam lain yang dijelaskan
Demam dengan menggigil, demam dengan kaku, atau demam persisten
R50.9 Demam, tidak dijelaskan
Hyperpyrexia NOS, pyrexia NOS
Kecuali:
hyperthermia maligna akibat anaesthesia (T88.3)
R51 Headache
Nyeri muka NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-11

ICD 10 2nded

Kecuali:

Apikes Iris

neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tidak khas (G50.1)


migraine dan sindroma sakit kepala lainnya (G43-G44)

R52

Pain, not elsewhere classified


Termasuk: nyeri yang tidak bisa dirujuk pada organ atau regio tubuh mana pun
Kecuali:
chronic pain personality syndrome (F62.8), kolik ginjal (N23), headache
(R51)
nyeri (pada):
psikogenik (F45.4), mata (H57.1), telinga (H92.0), gigi (K08.8), lidah
(K14.6)
sendi (M25.5), anggota (M79.6), pinggang (M54.5), punggung (M54.9)
bahu (M75.8), spina (M54.-), breast (N64.4), tenggorokan (R07.0)
rongga dada (R07.1-R07.4), abdomen (R10.-), pelvik and perineum
(R10.2)
R52.0 Nyeri akut
R52.1 Nyeri kronis intractable [tak bisa hilang]
R52.2 Nyeri kronis lain
R52.9 Nyeri, tidak dijelaskan
Nyeri umum NOS
R53 Malaise and fatigue
Asthenia NOS, lethargy, tiredness, penurunan fisik umum
Debilitas: NOS, kronis, nervosa
Kecuali:
fatigue syndrome (F48.0), fatigue syndrome pascavirus (G93.3)
debilitas: kongenital (P96.9), senilis (R54)
exhaustion and fatigue (akibat)(pada): pertempuran (F43.0), neurasthenia
(F48.0), kehamilan (O26.8), asthenia senilis(R54), exposure (T73.2), olahraga
berlebihan (T73.3), panas (T67.-)
R54 Senilitas
Tua, usia senja tanpa disebutkan psikosis, asthenia atau debilitas senilis
Kecuali:
senile psychosis (F03)
R55 Syncope and collapse
Blackout, fainting [tidak sadar tiba-tiba, sebentar, karena penurunan aliran darah ke
otak]
Kecuali:
astenia neurosirkulasi (F45.3), pingsan NOS (R40.2)
hipotensi ortostatik (I95.1), hipotensi ortostatik neurogenic (G90.3)
syok: kardiogenik (R57.0), NOS (R57.9), pascabedah (T81.1)
syok yang mempersulit atau menyertai: abortus atau hamil ektopik atau
mola (O00-O07, O08.3), persalinan dan melahirkan (O75.1)
Stokes-Adams attack (I45.9) [akibat asistole atau fibrillasi jantung]
syncope: psikogenik (F48.8), sinus karotid (G90.0), jantung (T67.1)
R56

Konvulsi, not elsewhere classified


Kecuali:
konvulsi [kontraksi dan relaksasi cepat berulang] dan kejang (pada):
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-12

ICD 10 2nded

Apikes Iris

disosiatif (F44.5), epilepsi (G40-G41), bayi (P90)


R56.0 Kejang demam
R56.8 Kejang lain dan tidak dijelaskan
Fit NOS, seizure (convulsive) NOS
R57

Shock, not elsewhere classified


Kecuali:
toxic shock syndrome (A48.3)
syok (akibat): septik (A41.9), psikis (F43.0), obstetrik (O75.1), komplikasi
atau pasca abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3), petir (T75.0),
listrik (T75.4), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1), anaestesia (T88.2)
syok anafilaktik (akibat): reaksi makanan (T78.0), NOS (T78.2), serum
(T80.5)
R57.0 Syok kardiogenik
R57.1 Syok hipovolemik
R57.8 Syok lain
Syok endotoksik
R57.9 Syok, tidak dijelaskan
Kegagalan sirkulasi perifer NOS
R58 Haemorrhage, not elsewhere classified
Perdarahan NOS
R59

Pembesaran kelenjar limfe


Termasuk: pembesaran kelenjar
Kecuali:
limfadenitis: mesenterika (akut)(kronik) (I88.0), kronik (I88.1), NOS
(I88.9)
limfadenitis akut (L04.-)
R59.0 Pembesaran kelenjar limfe lokal
R59.1 Pembesaran kelenjar limfe umum
Lymphadenopathy NOS
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent)
(B23.1)
R59.9 Pembesaran kelenjar limfe, tidak dijelaskan
R60

Oedema, not elsewhere classified


Kecuali:
hydrothorax (J94.8), hydrops fetalis NOS (P83.2), ascites (R18)
oedema (pada): malnutrisi (E40-E46), serebri (G93.6), larynx (J38.4),
pharynx (J39.2), nasopharynx (J39.2), paru-paru (J81), hamil (O12.0), serebri
akibat cedera lahir (P11.0), bayi (P83.3), herediter (Q82.0), angioneurotic
(T78.3)
R60.0 Oedema lokal
R60.1 Oedema umum
R60.9 Oedema, tidak dijelaskan
Retensi cairan NOS
R61

Hiperhidrosis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-13

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R61.0 Hiperhidrosis lokal


R61.1 Hiperhidrosis umum
R61.9 Hiperhidrosis, tidak dijelaskan
Keringat berlebihan, keringat malam
R62

Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan


Kecuali:
pubertas terlambat (E30.0)
R62.0 Delayed milestone
Pencapaian tingkat perkembangan fisiologis yang diharapkan terlambat
Terlambatnya: berbicara, berjalan
R62.8 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan lainnya
Kegagalan: pertambahan berat bada, bertumbuh
Infantilisme NOS, pertumbuhan tidak ada, retardasi fisik
Kecuali:
penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuh (B22.2)
retardasi fisik akibat malnutrisi (E45)
R62.9 Perkembangan fisiologis tidak seperti harapan, tidak dijelaskan
R63

Tanda dan gejala sehubungan dengan makan dan minum


Kecuali:
malnutrisi (E40-E46),
kelainan makan dengan penyebab non-organik (F50.-), bulimia NOS
(F50.2)
R63.0 Anorexia
Hilang selera makan
Kecuali: anorexia nervosa (F50.0), hilang selera dengan penyebab non-organik
(F50.8)
R63.1 Polydipsia
Minum berlebihan
R63.2 Polyphagia
Makan berlebihan, hiperalimentasi NOS
R63.3 Kesulitan dan kesalahan pengaturan makan
Masalah pemberian makanan NOS
Kecuali:
masalah pemberian makanan pada bayi(P92.-)
kelainan pemberian makanan bayi dengan penyebab non-organik
(F98.2)
R63.4 Penurunan abnormal berat badan
R63.5 Peningkatan abnormal berat badan
Kecuali:
obesitas (E66.-), berat badan naik berlebihan pada kehamilan
(O26.0)
R63.8 Tanda dan gejala lain sehubungan dengan makan dan minum
R64

Cachexia
Kecuali:
penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)
R68

Gejala dan tanda umum lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-14

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu lingkungan yang dingin
Kecuali:
hipotermia (akibat)(pada):
suhu lingkungan rendah (T68), NOS (accidental) (T68)
newborn (P80.-), anaesthesia (T88.5)
R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi
Tangis bayi berlebihan, bayi irritable
Kecuali:
teething syndrome (K00.7), iritabilitas serebral neonatus neonatal
(P91.3)
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
Kecuali:
mulut kering akibat: dehidrasi (E86), sicca syndrome [Sjgren]
(M35.0)
hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3 Clubbing of fingers
Clubbing of nails
Kecuali:
club finger kongenital (Q68.1)
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan
R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan
Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau sistem yang terlibat

Hasil abnormal pada pemeriksaan darah, tanpa diagnosis (R70-R79)


Kecuali:

kelainan (dari)(pada): koagulasi (D65-D68), platelets dan trombosit


(D69.-), lekosit yang diklasifikasikan di tempat lain (D70-D72), lipids (E78.-),
pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan bayi (P50-P61)
diagnostic abnormal findings classified elsewhere - see Alphabetical Index

R70 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate dan kelainan kepekatan plasma


R70.0 Peningkatan erythrocyte sedimentation rate
R70.1 Kelainan kepekatan plasma
R71 Kelainan red blood cells
Kelainan morfologi eritrosit NOS, kelainan volume eritrosit NOS
Anisocytosis, poikilocytosis
Kecuali:
polycythaemia vera (D45), anaemias (D50-D64)
polycythaemia: jinak (familial) (D75.0), sekunder (D75.1), neonatorum
(P61.1)
R72 Kelainan white blood cells, not elsewhere classified
Hitung jenis lekosit abnormal NOS
Kecuali:
leukocytosis (D72.8)
R73

Peningkatan kadar gula darah


Kecuali:
diabetes mellitus (E10-E14), DM pada hamil, melahirkan dan nifas
(O24.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-15

ICD 10 2nded

Apikes Iris

hypoinsulinaemia pascabedah (E89.1), kelainan neonatus (P70.0-P70.2)


R73.0 Glucose tolerance test abnormal
Diabetes: kimiawi, laten, kerusajan toleransi glukosa, prediabetes
R73.9 Hyperglycaemia, tidak dijelaskan
R74 Kadar abnormal enzim serum
R74.0 Peningkatan kadar transaminase dan lactic acid dehydrogenase [LDH]
R74.8 Kadar abnormal enzim serum lainnya
Kada abnormal: acid/alkaline phosphatase, amylase, lipase [triacylglycerol
lipase]
R74.9 Kadar abnormal enzim serum yang tidak dijelaskan
R75 Laboratory evidence of human immunodeficiency virus [HIV]
Hasil uji HIV bayi yang tidak memberikan kesimpulan
Kecuali:
status infeksi human immunodeficiency virus [HIV] asymptomatik
(Z21)
penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
R76 Hasil immunologis serum abnormal lainnya
R76.0 Peningkatan titer antibodi
Kecuali:
isoimmunisasi, pada kehamilan (O36.0-O36.1)
isoimmunisasi, pada kehamilan yang mengganggu janin atau bayi
(P55.-)
R76.1 Reaksi abnormal terhadap test tuberkulin
Hasil abnormal test Mantoux
R76.2 Hasil serological test for syphilis (STS) positif palsu
Reaksi Wassermann positif palsu
R76.8 Hasil immunologis serum abnormal lain yang dijelaskan
Peningkatan kadar immunoglobulins NOS
R76.9 Hasil immunologis serum abnormal, tidak dijelaskan
R77

Kelainan protein plasma lainnya


Kecuali:
kelainan disorders metabolisme protein plasma (E88.0)
R77.0 Kelainan albumin
R77.1 Kelainan globulin, hiperglobulinaemia NOS
R77.2 Kelainan alphafetoprotein
R77.8 Kelainan protein plasma lain yang dijelaskan
R77.9 Kelainan protein plasma, tidak dijelaskan
R78

Findings of drugs and other substances, not normally found in blood


Kecuali:
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10F19)
R78.0 Penemuan alkohol di dalam darah
R78.1 Penemuan obat opiat di dalam darah
R78.2 Penemuan kokain di dalam darah

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-16

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R78.3
R78.4
R78.5
R78.6
R78.7
R78.8

Penemuan hallusinogen di dalam darah


Penemuan obat lain yang berpotensi adiktif di dalam darah
Penemuan obat psikotropika di dalam darah
Penemuan zat steroid di dalam darah
Penemuan kadar logam berat abnormal di dalam darah
Penemuan zat lain yang dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah
Penemuan kadar abnormal lithium di dalam darah
R78.9 Penemuan zat yang tidak dijelaskan, yang biasanya tidak ada di dalam darah
R79

Hasil abnormal lain pada kimia darah


Kecuali:
hipoglikemia NOS (E16.2), hiperurikemia asimtomatik (E79.0),
kelainan cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa (E86-E87)
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme:
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74), lipid (E75.-)
hipoglikemia neonatus (P70.3-P70.4), hiperglikemia NOS (R73.9)
R79.0 Kadar abnormal mineral darah
Kadar abnormal: cobalt, copper, iron, magnesium, mineral NEC, zinc
Kecuali:
defisiensi gizi mineral (E58-E61), kelainan metabolisme mineral
(E83.-)
hypomagnesaemia neonatus (P71.2), kadar abnormal lithium (R78.8)
R79.8 Hasil abnormal lain yang dijelaskan pada kimia darah
Kadar abnormal gas darah
R79.9 Hasil abnormal kimia darah, tidak dijelaskan

Hasil abnormal pada pemeriksaan urin, tanpa diagnosis (R80-R82)


Kecuali:

hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)


hasil abnormal pemeriksaan diagnostik yang diklasifikasikan di tempat lain
hasil spesifik yang menunjukkan kelainan metabolisme::
asam amino (E70-E72), karbohidrat (E73-E74)

R80 Isolated proteinuria


Albuminuria NOS, proteinuria Bence Jones, proteinuria NOS
Kecuali:
proteinuria: persistent (N39.1), orthostatik (N39.2), gestasi (O12.1)
proteinuria terpisah, dengan lesi morfologis yang dijelaskan (N06.-)
R81

Glycosuria
Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)
R82

Hail abnormal lainnya pada urin


Kecuali:
haematuria (R31)
R82.0 Chyluria
Kecuali:
chyluria filaria (B74.-)
R82.1 Myoglobinuria
R82.2 Biliuria
R82.3 Haemoglobinuria
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-17

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:
R82.4
R82.5
R82.6
R82.7
R82.8
R82.9

haemoglobinuria pada hemolisis akibat faktor eksternal NEC


(D59.6)
paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli] (D59.5)
Acetonuria, ketonuria
Peningkatan kadar obat dan zat biologis pada urin
Peningkatan kadar di urin: katekolamin, indoleacetic acid, 17-ketosteroids,
steroids
Kadar abnormal di urin untuk zat umumnya bukan obat-obatan
Kadar abnormal logam berat di urin
Hasil abnormal pada pemeriksaan mikrobiologi urin
Hasil kultur positif
Hasil abnormal pada pemeriksaan sitologis dan histologis urin
Hasil abnormal lain dan tidak dijelaskan pada urine
Cells and casts pada urine, crystalluria, melanuria

Hasil abnormal pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan, tanpa


diagnosis (R83-R89)
Kecuali:

hasil abnormal pada: pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)


hasil pemeriksaan tanpa diagnosis: darah (R70-R79), urine (R80-R82)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat lain see Vol. 2
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan dengan kategori R83-R89:
.0 Kadar abnormal enzym
.1 Kadar abnormal hormon
.2 Kadar abnormal obat dan zat biologis lain
.3 Kadar abnormal zat yang bukan obat-obatan
.4 Hasil abnormal immunologis
.5 Hasil abnormal mikrobiologis: hasil kultur positif
.6 Hasil abnormal sitologis: apusan abnormal Papanicolaou
.7 Hasil abnormal histologis
.8 Hasil abnormal lainnya: hasil abnormal chromosom
.9 Hasil abnormal yang tidak dijelaskan
R83

Hasil abnormal pada cerebrospinal fluid

R84 Hasil abnormal pada specimens dari organ respirasidan thorax


Hasil abnormal: apusan bronkus, sekresi hidung, cairan pleura, sputum, apusan
tenggorokan
Kecuali:
sputum bercampur darah (R04.2)
R85 Hasil abnormal pada specimens dari organ pencernaan dan rongga abdomen
Hasil abnormal pada: cairan peritoneum, saliva
Kecuali:
kelainan feses (R19.5)
R86 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia pria
Hasil abnormal pada: sekresi prostat, semen, cairan seminalis; spermatozoa abnormal
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-18

ICD 10 2nded

Kecuali:

Apikes Iris
azoospermia (N46), oligospermia (N46)

R87 Hasil abnormal pada specimens dari organ genitalia wanita


Hasil abnormal pada sekresi dan apusan dari: cervix uteri, vagina, vulva
Kecuali:
carcinoma in situ (D05-D07.3)
displasia: cervix uteri (N87.-), vagina (N89.0-N89.3), vulva (N90.0-N90.3)
R89 Hasil abnormal pada specimens dari organ, sistem dan jaringan lain
Hasil abnormal pada: cairan nipple, cairan synovium, sekresi luka

Hasil abnormal citra diagnostik dan function studies, tanpa diagnosis


(R90-R94)
Termasuk:

Kecuali:

hasil abnormal nonspecifik pada citra diagnostik menggunakan:


computerized axial tomography [CAT scan], ultrasound [echogram]
magnetic resonance imaging [MRI][NMR], thermography
positron emission tomography [PET scan], pemeriksaan X-ray
hasil abnormal pada pemeriksaan antenatal ibu (O28.-)
hasil abnormal diagnostik yang diklasifikasikan di tempat lain

R90 Hasil abnormal pada citra diagnostik sistem syaraf pusat


R90.0 Lesi intrakranium yang memakan tempat
R90.8 Hasil abnormal lain pada citra diagnostik sistem syaraf pusat
Echoencephalogram abnormal
R91 Hasil abnormal pada citra diagnostik paru-paru
Coin lesion NOS, lung mass NOS
R92

Hasil abnormal pada citra diagnostik dada

R93 Hasil abnormal pada citra diagnostik struktur tubuh lainnya


R93.0 Hasil abnormal pada citra diagnostik tengkorak dan kepala, not elsewhere
classified
Kecuali:
lesi intrakranium yang memakan tempat (R90.0)
R93.1 Hasil abnormal pada citra diagnostik jantung dan sirkulasi koroner
Abnormal: echocardiogram NOS, bayangan jantung
R93.2 Hasil abnormal pada citra diagnostik hati dan saluran empedu
Nonvisualisasi gallbladder
R93.3 Hasil abnormal pada citra diagnostik bagian lain saluran pencernaan
R93.4 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada organ perkemihan
Cacad pengisian pada: bladder, kidney, ureter
Kecuali:
hypertrophy of kidney (N28.8)
R93.5 Hasil abnormal pada citra diagnostik daerah abdomen, Termasuk
retroperitoneum
R93.6 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada anggota
Kecuali:
hasil abnormal pada kulit dan jaring sybkutis (R93.8)
R93.7 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada bagian lain sistem musculoskeleton
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-19

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Kecuali:

Hasil abnormal pada citra diagnostik pada tengkorakl (R93.0)


R93.8 Hasil abnormal pada citra diagnostik pada struktur tubuh lain yang dijelaskan
Hasil radiologis kulit dan jaringan subkutis
Shift mediastinum
R94

Hasil abnormal pada function studies [penelitian fungsi]


Termasuk: hasil abnormal pada: radionuclide [radioisotope] uptake studies,
scintigraphy
R94.0 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf pusat
Electroencephalogram [EEG] abnormal
R94.1 Hasil abnormal pada function studies sistem syaraf perifer dan sensasi khusus
Abnormal: electromyogram [EMG], electro-oculogram [EOG],
electroretinogram [ERG], response to nerve stimulation, visually evoked
potential [VEP]
R94.2 Hasil abnormal pada pulmonary function studies
Penurunan: kapasitas ventilasi, kapasitas vital
R94.3 Hasil abnormal pada function studies kardiovascular
Abnormal: electrocardiogram [ECG][EKG], electrophysiological intracardiac
studies, phonocardiogram, vectorcardiogram
R94.4 Hasil abnormal pada function studies ginjal
Abnormal renal function test
R94.5 Hasil abnormal pada function studies hati
R94.6 Hasil abnormal pada function studies tiroid
R94.7 Hasil abnormal pada function studies endokrin lainnya
Kecuali:
abnormal glucose tolerance test (R73.0)
R94.8 Hasil abnormal pada function studies organ dan sistem lain
Abnormal: basal metabolic rate [BMR], bladder function test, splenic function
test

Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui (R95-R99)

Kecuali: fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95), kematian obstetri NOS
(O95)

R95

Sudden infant death syndrome

R96

Mati mendadak lainnya, penyebab tidak diketahui


Kecuali: sudden cardiac death, begitu tertulis (I46.1), sudden infant death syndrome
(R95)
R96.0 Instantaneous death [mati mendadak]
R96.1 Kematian terjadi kurang dari 24 jam sejak awal gejala, tanpa penjelasan lain
Kematian yang tidak violent atau mendadak tapi penyebabnya tidak diketahui
Kematian tanpa tanda-tanda penyakit
R98 Unattended death kematian yang tidak dihadiri
Kematian dengan ditemukan mayat dan tidak ditemukan penyebabnya
Found dead
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-20

ICD 10 2nded

Apikes Iris

R99 Penyebab kematian yang kabur dan tidak dijelaskan


Kematian NOS
Penyebab kematian tidak diketahui

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-21

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Chapter XVIII. SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL CLINICAL &


LABORATORY FINDINGS, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED
Bab ini mencakup:
gejala
tanda
hasil abnormal prosedur klinis dan penyelidikan lain
kondisi yang sulit didefinisikan sehingga tidak bisa dibuat diagnosis yang dapat
diklasifikasikan di tempat lain
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Kategori berkisar dari R00 sampai R99
90 dari 100 kategori yang tersedia telah berisi
Kognisis, persepsi, emosi dan tingkah laku berada pada R40 -R46,
Bicara dan suara berada pada R47-R49
Tidak terdapat kategori asterisk untuk Bab ini
Alphabetical Index (Volume 2) harus selalu digunakan untuk klarifikasi tanda dan gejala
mana yang dialokasikan pada Bab XVIII dan mana yang ke Bab lain.
R10 Abdominal and pelvic pain dibagi menurut situs nyeri, misal nyeri abdomen atas.
R47-R49 mengklasifikasi gejala dan tanda pada bicara dan suara, dan kondisi seperti
gangguan bicara yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, dan gangguan suara.
R70-R94 mengurusi penmuan abnormal. Kode ini untuk digunakan kalau tidak terdapat
diagnosis yang jelas sedangkan seseorang telah menjalani follow up pemeriksaan yang
menunjukkan adanya penmuan abnormal.
R95-R99 penyebab mortalitas yang kabur dan tak diketahui, digunakan untuk kode
mortalitas. Kode ini hanya digunakan kalau tidak ada kode spesifik lain yang bisa
diberikan.
1.
2.
3.
4.

Pyrexia of unknown origin


False-positive Wassermann reaction for syphilis
Hyperglycemia
Scaling of skin of the hands

1. Pyrexia of unknown origin


2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
3. Hyperglycemia
4. Scaling of skin of the hands
5. Petechiae
6. Hallucinations (visual)
7. Anorexia
8. Intracranial space-occupying lesion
9. Abnormal glucose tolerance test.
10.25 year old patient was admitted for investigation of debilitating malaise and fatigue.
11.Elderly woman admitted because of her concern about heart palpitations.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-22

ICD 10 2nded

Apikes Iris

12.Abnormal findings on semen tests.


13.Swelling of the glands in neck.
14.Syncope, cause undetermined
15.Right upper quadrant abdominal pain
16.Instantaneous death
17.Urinary incontinence
18.Dysphagia
19.Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix
20.Hematuria

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-23

ICD 10 2nded

Apikes Iris

CHAPTER 18 SYMPTOMS, SIGNS AND ABNORMAL CLINICAL &


LABORATORY FINDINGS, NOT ELSEWHERE CLASSIFIED
1. Pyrexia of unknown origin
Look up pyrexia in the Index (Volume 3, page 469).
Pyrexia (of unknown origin) -> R50.9
Note that there are more specific codes shown in the Index and as Exclusion notes in
the Tabular list for pyrexia occurring in conjunction with different conditions, but our
diagnosis is pyrexia of unknown origin.
2. False-positive Wassermann reaction for syphilis
Look up false in the Index (Volume 3, page 221).
False
- positive serological test for syphilis (Wassermann reaction) -> R76.2
3. Hyperglycemia
Look up hyperglycemia in the Index (Volume 3, page 274).
Hyperglycemia, hyperglycemic -> R73.9
Again, note that there are more specific codes to use if you know the cause of the
hyperglycemia.
4. Scaling of skin of the hands
Look up scaling in the Index (Volume 3, page 486).
Scaling, skin -> R23.4
This condition is coded under Changes in Skin Texture.

5. Petechiae
Look up Petechiae in the Index (Volume 3, page 437).
Petechia, petechiae -> R23.3

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-24

ICD 10 2nded

Apikes Iris

If the petechiae had been occurring in a newborn baby, we would use code P54.5 from
the Perinatal Conditions chapter.
6. Hallucinations (visual)
Look up hallucinations in the Index (Volume 3, page 252).
Hallucinations
- visual -> R44.1
There are individual codes for the differing types of hallucinations - visual, auditory and
other hallucinations.
7. Anorexia
Look up anorexia in the Index (Volume 3, page 53).
Anorexia -> R63.0
8. Intracranial space-occupying lesion
Look up lesion in the Index (Volume 3, page 333).
Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0
9. Abnormal glucose tolerance test.
Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 12).
Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0

10.25 year old patient was admitted for investigation of debilitating malaise and fatigue.
Look up Malaise in the Index (Volume 3, page 344).
Malaise -> R53
Look up Fatigue in the Index (Volume 3, page 221).
Fatigue -> R53
We only need to use the code once to describe both symptoms.
11.Elderly woman admitted because of her concern about heart palpitations.
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-25

ICD 10 2nded

Apikes Iris

Look up palpitations in the Index (Volume 3, page 425).


Palpitations(heart) -> R00.2
12.Abnormal findings on semen tests.
Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).
Abnormal
- semen -> R86._
Refer to page 886 of Volume 1 for the fourth character subdivision needed for R86. On
page 885 is a list of options for fourth character subdivisions for the categories R83R89. As we do not know what the abnormal finding is for this patient we should use the
fourth character of .9. The code for this patient is therefore R86.9.
13.Swelling of the glands in neck.
Look up swelling in the Index (Volume 3, page 517).
Swelling
-glands
- - localised -> R59.0
We code to localised as neck has been specified as the site of the swelling without
mention of any other lymph gland.
14.Syncope, cause undetermined
Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).
Syncope -> R55
15.Right upper quadrant abdominal pain
Look up pain in the Index (Volume 3, page 423).
Pain
- abdominal
- - upper abdomen -> R10.1
16.Instantaneous death
Look up death in the Index (Volume 3, page 132).
Death
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-26

ICD 10 2nded

Apikes Iris

- instantaneous -> R96.0


This is a poor diagnosis - you should try to find out more details.
17.Urinary incontinence
Look up incontinence in the Index (Volume 3, page 288).
Incontinence
- urinary -> R32
You will note in the Index there are other options for the incontinence, but as there is
no more specification in our diagnosis, the incontinence is coded to the symptoms
chapter.
18.Dysphagia
Look up dysphagia in the Index (Volume 3, page 193).
Dysphagia -> R13

19.Abnormal papanicolaou (pap) smear of cervix


Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 13).
Abnormal
- papanicolaou(smear)
- - cervix -> R87.6
20.Hematuria
Look up hematuria in the Index (Volume 3, page 255).
Hematuria-> R31

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XIX-27

CHAPTER XX.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT
LAIN TERTENTU DARI PENYEBAB
EKSTERNAL (S00-T98)
Kecuali:
Trauma obstetrik (O70-O71)
Trauma lahir (P10-P15)
Bab ini berisi blok-blok berikut:
S00-S09
Cedera kepala
S10-S19
Cedera leher
S20-S29
Cedera torak
S30-S39
Cedera abdomen, punggung bawah, vertebra lumbalis, dan pelvis
S40-S49
Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59
Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69
Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79
Cedera panggul dan paha
S80-S89
Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99
Cedera tumit dan kaki
T00-T07
Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh
T08-T14
Cedera bagian badan, anggota atau regio tubuh yang tidak dijelaskan
T15-T19
Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang alamiah
T20-T32
Luka bakar dan korosi
T33-T35
Frostbite [cedera dingin]
T36-T50
Keracunan drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65
Efek toksik zat yang peran utamanya bukan obat medis
T66-T78
Efek penyebab eksternal lain dan yang tidak dijelaskan
T79
Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88
Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
T90-T98
Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain penyebab eksternal
Bab ini menggunakan bagian S untuk mengkode berbagai cedera pada daerah tubuh
tunggal, dan bagian T untuk cedera daerah tubuh ganda atau tidak dijelaskan di samping untuk
keracunan dan konsekuensi tertentu lain akibat penyebab luar.
Kalau cedera pada situs ganda dinyatakan pada judul, kata dengan berarti kedua situs
terlibat, dan kata dan berarti satu atau kedua situs terlibat.
Prinsip pemberian kode ganda untuk cedera sedapat mungkin harus diikuti. Kategori
kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk digunakan kalau detil masing-masing kondisi
tidak memadai, atau untuk tabulasi primer kalau pencatatan kode tunggal lebih disukai; di luar
itu, setiap cedera harus dikode secara tersendiri. Rujuk aturan pengkodean morbiditas dan
mortalitas pada Volume 2.

Catatan khusus dari Volume 2


Kalau terdapat cedera ganda dan tidak ada yang dipilih sebagai Kondisi Utama (KU),
maka kodelah mereka pada kategori yang tersedia untuk cedera ganda yang::
sejenis, di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter keempat .7 pada S0-S99.
tidak sejenis, tapi di daerah tubuh yang sama: biasanya karakter keempat .7 pada kategori
terakhir setiap blok, seperti S09, S19, S29, dan seterusnya
sejenis, pada daerah tubuh yang berbeda: pada T00-T05
Perhatikan pengecualian berikut:
untuk cedera internal dengan cedera permukaan dan/atau luka terbuka saja, pilih cedera
internal sebagai KU.
untuk fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera intrakranium, kode cedera
intrakranium sebagai KU.
untuk perdarahan intrakranium dengan cedera lain di kepala, kode perdarahan intrakranium
sebagai KU.
untuk fraktur dengan luka terbuka hanya di lokasi yang sama, kode fraktur sebagai KU.
Kalau digunakan kategori cedera ganda, kode masing-masing cedera bisa dipakai untuk
kode tambahan. Pada kasus pengecualian di atas, di samping kode KU, cedera terkait bisa
diidentifikasi baik dengan kode tambahan atau dengan angka yang disediakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
KU
Cedera kandung kemih dan urethra.
KL: Kode:
Cedera ganda organ pelvis (S37.7) sebagai KU.
Kode tambahan: S37.2 (cedera kandung kemih) dan S37.3 (cedera urethra)
Contoh 2
KU:
Luka terbuka intrakranium dengan perdarahan otak.
KL:
Kode:
Perdarahan otak akibat trauma (S06.8) sebagai KU.
Luka terbuka intrakranium: kode tambahan S01.9 (luka terbuka kepala, tempat
tidak dijelaskan) atau dengan menambahkan angka 1 (luka terbuka) pada kode
S06.8 (S06.8.1).
Kode-kode T90-T98 (Sekuel dari cedera, keracunan, dan akibat penyebab eksternal
lain) tidak digunakan sebagai KU, kalau bentuk kondisi sisa itu telah tercatat. Ketika
mengkode kondisi sisa, T90-T98 bisa digunakan sebagai kode tambahan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-2

Blok-blok pada bagian S, T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada level tiga karakter
yang diklasifikasikan menurut jenis sebagai berikut.
Cedera permukaan, termasuk:
kontusio, termasuk memar dan haematoma
cedera akibat benda asing di permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka
abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), gigitan serangga (tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
gigitan binatang, tersayat, laserasi [luka robek]
luka tembus: NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup dengan atau tanpa penundaan kesembuhan
impacted, depressed, elevated, comminuted, fissured, greenstick, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral
Fraktur:terbuka dengan atau tanpa penundaan kesembuhan:
compound, terinfeksi, missil, puncture, dengan benda asing
Fraktur dengan dislokasi
Fraktur dengan perpindahan tempat (displaced)
Kecuali:
fraktur patologis dengan osteoporosis (M80.-),
malunion fraktur (M84.0),
nonunion fraktur [pseudoarthrosis] (M84.1)
fraktur stress (M84.3), fraktur patologis (M84.4)
Dislokasi, sprain dan strain, termasuk
avulsi (lepas dari tulang), laserasi, sprain, strain,
pada: (kapsul) sendi atau ligamen
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek
akibat trauma (kapsul) sendi atau ligamen
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
lesi kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
trauma yang menyebabkan:
syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia, quadriplegia
Cedera pembuluh darah, termasuk:
avulsi, terpotong, atau laserasi pada pembuluh darah mengalami:
trauma yang menyebabkan
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur pembuluh darah
Cedera pada otot, fasia dan tendon, termasuk:
avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
pada: otot, fasia dan tendon
Cedera remuk
Amputasi traumatika
Cedera organ internal, termasuk:
cedera ledakan, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi: pada organ internal
trauma yang menyebabkan
hematoma, tertusuk, ruptur, atau robek pada organ internal
Cedera lain dan cedera yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-3

Cedera kepala (S00-S09)

Termasuk:: cedera pada:


telinga, mata, periokuler, muka (semua bagian), kulit kepala (scalp),
rahang, rongga mulut, gusi, gigi, palatum, lidah, area sendi temporomandibula
Kecuali:
efek benda asing pada:
mata bagian luar (T15.-), telinga (T16),
hidung (T17.0-T17.1), farings (T17.2), larings (T17.3), mulut (T18.0)
luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S00
Cedera permukaan kepala
Kecuali: cedera mata dan orbita (S05.-),
kontusio serebri: (diffus) (S06.2), terfokus (S06.3)
S00.0 Cedera permukaan kulit kepala
S00.1 Kontusio kelopak dan area periokuler
Black eye
Kecuali: kontusio bola mata dan jaringan orbita (S05.1)
S00.2 Cedera permukaan lain pada kelopak dan area periokuler
Kecuali: cedera permukaan konjungtiva dan kornea (S05.0)
S00.3 Cedera permukaan hidung
S00.4 Cedera permukaan telinga
S00.5 Cedera permukaan bibir dan rongga mulut
S00.7 Cedera permukaan ganda pada kepala
S00.8 Cedera permukaan bagian lain kepala
S00.9 Cedera permukaan kepala, bagian tidak dijelaskan
S01
Luka terbuka kepala
Kecuali:
cedera mata dan orbita (S05.-), amputasi traumatika bagian kepala (S08.-)
dekapitasi (S18)
S01.0 Luka terbuka kulit kepala
Kecuali: avulsi kulit kepala (S08.0)
S01.1 Luka terbuka kelopak dan area periokuler
Luka terbuka kelopak dan area periokuler dengan atau tanpa duktus lakrimalis
S01.2 Luka terbuka hidung
S01.3 Luka terbuka telinga
S01.4 Luka terbuka pipi dan area temporomandibularis
S01.5 Luka terbuka bibir dan rongga mulut
Kecuali: fraktur gigi (S02.5), dislokasi gigi (S03.2)
S01.7 Luka terbuka ganda pada kepala
S01.8 Luka terbuka bagian kepala lainnya
S01.9 Luka terbuka kepala, bagian tidak dijelaskan
S02

Fraktur tengkorak dan tulang muka


Untuk kode utama fraktur tengkorak dan tulang muka dengan cedera intrakranial yang
terkait, rujuk aturan dan pedoman pengkodean morbiditas dan mortalitas.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-4

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed

1 open

S02.0 Fraktur atap tengkorak


Fraktur: os. frontalis, os. parietal
S02.1 Fraktur basis tengkorak
Fraktur occiput, os. temporalis, sphenoid, atap orbita
Fraktur fossa: anterior, media, posterior
Fraktur sinus: ethmoid, frontal
Kecuali: lantai orbita (S02.3), orbita NOS (S02.8)
S02.2 Fraktur os. nasalis
S02.3 Fraktur lantai orbita
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), orbita NOS (S02.8)
S02.4 Fraktur os. malaris dan maxilla
Fraktur maxilla superior, (tulang) rahang atas, zygoma
S02.5 Fraktur gigi
S02.6 Fraktur mandibula
Fraktur (os.) rahang bawah
S02.7 Fraktur ganda yang melibatkan tengkorak dan tulang muka
S02.8 Fraktur tengkorak dan tulang muka lainnya
Fraktur alveolus, palatum, orbita NOS
Kecuali: fraktur atap orbita (S02.1), lantai orbita (S02.3)
S02.9 Fraktur tengkorak dan tulang muka, bagiannya tidak dijelaskan
S03
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen kepala
S03.0 Dislokasi rahang
Dislokasi rahang (rawan)(meniskus), dislokasi mandibula,
S03.1 Dislokasi rawan septum hidung
S03.2 Dislokasi gigi
S03.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S03.4 Sprain dan strain rahang
Sprain dan strain (sendi)(ligamen) temporomandibula
S03.5 Sprain dan strain sendi dan ligamen bagian kepala lain dan tidak dijelaskan
S04
Cedera nervi kraniales
S04.0 Cedera n. optikus dan jaras optik
Cedera NC II, khiasma optikum, korteks visual
S04.1 Cedera n. okulomotorius [NC III]
S04.2 Cedera n. trokhlearis [NC IV]
S04.3 Cedera n. trigeminus [NC V]
S04.4 Cedera n. abdusens [NC VI]
S04.5 Cedera n. fasialis [NC VII]
S04.6 Cedera n. akustikus [NC VIII]
Cedera n. auditorius

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-5

S04.7 Cedera n. aksessorius [NC XI]


S04.8 Cedera nervi kraniales lainnya
Cedera nn. olfaktorius [I], vagus [X], glossofaringeus [IX], hipoglossus [XII]
S04.9 Cedera tidak dijelaskan pada syaraf kepala
S05
Cedera mata dan orbita
Kecuali:
cedera permukaan kelopak (S00.1-S00.2),
luka terbuka kelopak dan area periokuler (S01.1),
fraktur tulang orbita (S02.1, S02.3, S02.8),
cedera pada n. optikus (S04.0), n. okulomotorius (S04.1)
S05.0 Cedera konjungtiva dan abrasi kornea tanpa disebutkan benda asing
Kecuali: benda asing dalam: sakus konjungtiva (T15.1), kornea (T15.0)
S05.1 Kontusio bola mata dan jaringan orbita
Hifema traumatika [hifema = perdarahan ke dalam ruang anterior mata]
Kecuali: black eye (S00.1), kontusio kelopak dan area periokuler (S00.1)
S05.2 Laserasi dan ruptur okuler dengan prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
S05.3 Laserasi okuler tanpa prolaps atau hilangnya jaringan intraokuli
Laserasi mata NOS
S05.4 Luka tembus orbita dengan atau tanpa benda asing
Kecuali: benda asing (lama) yang tertahan setelah luka tembus orbita (H05.5)
S05.5 Luka tembus bola mata dengan benda asing
Kecuali: benda asing intraokuli (lama) yang tertahan (H44.6-H44.7)
S05.6 Luka tembus bola mata tanpa benda asing
Penetrasi okuli NOS
S05.7 Avulsi mata
Enukleasi traumatika
S05.8 Cedera lainnya pada mata dan orbita
Cedera duktus lakrimalis
S05.9 Cedera mata dan orbita, bagian tidak dijelaskan
Cedera mata NOS
S06

Cedera intrakranium
Kalau diikuti fraktur terkait, kode utama harus pada fraktur intrakranium(S02.-)

Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda
tidak diinginkan untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium.
0 tanpa luka terbuka intrakranium

1 dengan luka terbuka intrakranium

S06.0 Konkusio
Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak
Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-6

S06.6 Perdarahan traumatika subarakhnoid


S06.7 Cedera intrakranium dengan koma berlangsung lama
S06.8 Cedera intrakranium lainnya
Perdarahan traumatika: serebellum, intrakranium NOS
S06.9 Cedera intrakranium, tidak dijelaskan
Cedera otak NOS
Kecuali: cedera kepala NOS (S09.9)
S07
S07.0
S07.1
S07.8
S07.9

Cedera remuk kepala


Cedera remuk muka
Cedera remuk tengkorak
Cedera remuk bagian kepala lainnya
Cedera remuk kepala, bagian tidak dijelaskan

S08
S08.0
S08.1
S08e.8
S08.9

Amputasi trauma bagian kepala


Avulsi kulit kepala
Amputasi trauma telinga
Amputasi trauma bagian kepala lainnya
Amputasi trauma bagian kepala yang tidak dijelaskan
Kecuali: dekapitasi (S18)

S09
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S00-S09.2
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala
Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS

Cedera leher (S10-S19)

Termasuk: Cedera: tengkuk, supraklavikula, tenggorok


Kecuali:
Fraktur vertebra NOS (T08), gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
Cedera badan NOS (T09.-), cedera medulla spinalis NOS (T09.3),
Efek benda asing pada:
farings (T17.2), larings (T17.3), trakhea (T17.4), esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite [cedera dingin] (T33-T35)
S10
Cedera permukaan leher
S10.0 Kontusio tenggorokan
Kontusio esofagus bagian leher, larings, farings, trakhea
S10.1 Cedera permukaan tenggorokan lainnya dan tidak dijelaskan
S10.7 Cedera permukaan ganda pada leher
S10.8 Cedera permukaan bagian leher lainnya
S10.9 Cedera permukaan leher, bagian tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-7

S11
Luka terbuka leher
Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka trakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
Kecuali: luka terbuka esofagus NOS (S27.8)
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian leher lainnya
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan
S12
Fraktur leher
Termasuk: fraktur leher pada: vertebra, spina, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur leher pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed

1 open

S12.0 Fraktur vertebra servikalis I [axis]


S12.1 Fraktur vertebra servikalis II [atlas]
S12.2 Fraktur vertebra servikalis lainnya
Kecuali: fraktur ganda vertebra servikalis (S12.7)
S12.7 Fraktur ganda vertebra servikalis
S12.8 Fraktur bagian leher lainnya
Fraktur: os. hyoid, kartilago tiroid, larings, trakhea
S12.9 Fraktur leher, bagian tidak dijelaskan
Fraktur: spina servikalis NOS, vertebra servikalis NOS:
S13
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen setinggi leher
Kecuali:
ruptur atau pergeseran diskus intervertebralis (nontraumatika) servikalis (M50.-)
S13.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis servikalis
S13.1 Dislokasi vertebra servikalis
Dislokasi spina servikalis NOS
S13.2 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada leher
S13.3 Dislokasi ganda pada leher
S13.4 Sprain dan strain spina servikalis
Sprain dan strain: (ligamen) longitudinalis anterior, servikalis
Sprain dan strain: (sendi) atlanto-oksipitalis servikalis, (sendi) atlanto-axialis
Cedera whiplash [leher bergerak seperti lecutan cambuk]
S13.5 Sprain dan strain daerah tiroid
Sprain dan strain: (sendi)(ligamen) krikoaritenoid, (sendi)(ligamen) krikotiroid
Sprain dan strain: kartilago tiroid
S13.6 Sprain dan strain sendi dan ligamen di bagian leher lain dan tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-8

S14
Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher
S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1 Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak dijelaskan
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera pleksus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan
S15
Cedera pembuluh darah setinggi leher
S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher
S16

Cedera otot dan tendon setinggi leher

S17
S17.0
S17.8
S17.9

Cedera remuk leher


Cedera remuk larings dan trakhea
Cedera remuk bagian lain leher
Cedera remuk leher, bagian tidak dijelaskan

S18
Amputasi trauma setinggi leher
Dekapitasi
S19
Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan
S19.7 Cedera ganda pada leher
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher

Cedera toraks (S20-S29)

Termasuk: Cedera: mammae, (dinding) dada, area interskapula


Kecuali:
Cedera: axilla, klavikula, daerah skapula, bahu (S40-S49),
Fraktur spina NOS (T08)
Cedera: badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
Efek benda asing di:
trakhea (T17.4), bronkus (T17.5), paru-paru (T17.8), esofagus (T18.1)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, beracun (T63.4)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-9

S20
S20.0
S20.1
S20.2
S20.3
S20.4
S20.7
S20.8

Cedera permukaan toraks


Kontusio mammae
Cedera permukaan mammae lainnya dan tidak dijelaskan
Kontusio toraks
Cedera permukaan dinding depan toraks lainnya
Cedera permukaan dinding belakang toraks lainnya
Cedera permukaan ganda pada toraks
Cedera permukaan bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks
Cedera permukaan dinding dada NOS

S21
Luka terbuka toraks
Kecuali:
pneumotoraks traumatika (S27.0), haemotorak traumatika (S27.1)
hemopneumotoraks traumatika (S27.2):
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1 Luka terbuka dinding depan toraks
S21.2 Luka terbuka dinding belakang toraks
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding toraks
S21.8 Luka terbuka bagian toraks lainnya
S21.9 Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan
Luka terbuka dinding toraks NOS
S22
Fraktur iga, sternum dan spina torakalis
Termasuk: fraktur toraks pada: vertebra, spina, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur toraks pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]
S22.8 Fraktur bagian tulang toraks lainnya
S22.9 Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan
S23
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks
Kecuali:
dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2, S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis toraks (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
Dislokasi spina torakalis NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-10

S23.2
S23.3
S23.4
S23.5

Dislokasi bagian toraks lainnya dan tidak dijelaskan


Sprain dan strain spina torakalis
Sprain dan strain iga dan sternum
Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada toraks

S24
Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks
Kecuali: cedera pleksus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks
S24.1 Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S24.2 Cedera radiks syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer toraks
S24.4 Cedera syaraf simpatis toraks
Cedera plexus: kardiaka, esophagus, pulmonalis;
Cedera ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6 Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan
S25
Cedera pembuluh darah toraks
S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
Cedera vena kava NOS
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada toraks
S25.8 Cedera pembuluh darah toraks lainnya
Cedera: v. azygos, av. mammaria
S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan
S26
Cedera jantung
Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada jantung
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks

1. dengan luka terbuka ke rongga toraks

S26.0 Cedera jantung dengan haemoperikardium


S26.8 Cedera lain pada jantung
S26.9 Cedera jantung, tidak dijelaskan
S27

Cedera organ intratoraks yang lain dan tidak dijelaskan


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks
1. dengan luka terbuka ke rongga toraks
Kecuali:
cedera: esofagus servikalis (S10-S19), trakhea (servikalis) (S10-S19)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-11

S27.0
S27.1
S27.2
S27.3
S27.4
S27.5
S27.6
S27.7
S27.8

Pneumotoraks traumatika
Haemotoraks traumatika
Haemopneumotoraks traumatika
Cedera paru-paru lainnya
Cedera bronchus
Cedera trakhea torakalis
Cedera pleura
Cedera ganda pada organ intratoraks
Cedera organ intratoraks lainnya
Cedera: diafragma, duktus limfatikus toraks, esofagus (torakalis), kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan
S28
Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks
S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
Kecuali: transeksi toraks (T05.8)
S29
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7 Cedera ganda pada toraks
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks

Cedera abdomen, punggung bawah, spina lumbalis dan pelvis (S30-S39)


Termasuk: Dinding abdomen, anus, bokong, genitalia external, rusuk, sela paha
Kecuali:
Fraktur spina NOS (T08),
Cedera: punggung atau badan NOS (T09.-), medulla spinalis NOS (T09.3)
Efek benda asing pada: lambung, usus halus dan kolon (T18.2-T18.4),
Efek benda asing pada: anus dan rektum (T18.5), traktus genitourinarius (T19.-)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S30
Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali: cedera permukaan panggul (S70.-)
S30.0 Kontusio punggung bawah dan pelvis
Kontusio bokong
S30.1 Kontusio dinding abdomen
Kontusio rusuk, sela paha
S30.2 Kontusio organ genital external
Kontusio: labium (majus)(minus), vagina, vulva; penis, skrotum, testis, perineum
S30.7 Cedera permukaan ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S30.8 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S30.9 Cedera permukaan abdomen, punggung bawah dan pelvis, bagiannya tidak
dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-12

S31
Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali:
Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis (S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak dijelaskan
Kecuali: amputasi traumatika organ genitalia external (S38.2)
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak dijelaskan
S32
Fraktur spina lumbal dan pelvis
Termasuk: fraktur lumbosakralis pada: vertebra, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur lumbosakralis pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
Fraktur spina lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2 Fraktur koksigis
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur asetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
Fraktur: iskium, spina lumbosakral NOS, pelvis NOS
S33
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina lumbalis dan pelvis
Kecuali:
dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-13

S33.6 Sprain dan strain sendi sakroiliaka


S33.7 Sprain dan strain bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S34
Cedera syaraf dan medulla spinalis lumbalis setinggi abdomen, punggung
bawah dan pelvis
S34.0 Konkusio dan edema medulla spinalis lumbalis
S34.1 Cedera lain pada medulla spinalis lumbalis
S34.2 Cedera radiks syaraf spina lumbarlis dan sakralis
S34.3 Cedera kauda equina
S34.4 Cedera pleksus lumbosakralis
S34.5 Cedera syaraf simpatis lumbalis, sakralis dan pelvik
Cedera: ganglion atau plexus seliaka, plexus hypogastrika
Cedera: plexus mesenterika (inferior)(superior), n. splanchnikus
S34.6 Cedera peripheral nerve(s) of abdomen, punggung bawah dan pelvis
S34.8 Cedera syaraf lain dan tidak dijelaskan setinggi abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S35
Cedera pembuluh darah setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.0 Cedera aorta abdominalis
Kecuali: cedera aorta NOS (S25.0)
S35.1 Cedera vena kava inferior
Cedera v. hepatika
Kecuali: cedera vena kava NOS (S25.2)
S35.2 Cedera a. seliaka atau mesenterika
Cedera: aa. gastrika, gastroduodenalis, hepatika, mesenterika, lienalis
S35.3 Cedera v. porta atau v. lienalis
Cedera v. mesenterika (inferior)(superior)
S35.4 Cedera pembuluh darah ginjal
Cedera av. renalis
S35.5 Cedera pembuluh darah iliaka
Cedera av. hipogastrika, av. iliaka, av. uterina
S35.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
S35.8 Cedera pembuluh darah lain setinggi abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera a. ovarika
S35.9 Cedera pembuluh darah yang tak jelas setinggi abdomen, punggung bawah
dan pelvis
S36

Cedera organ intra-abdomen


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka ke dalam rongga
S36.0 Cedera limpa
S36.1 Cedera hati atau kandung empedu
Cedera saluran empedu
S36.2 Cedera pankreas
S36.3 Cedera lambung
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-14

S36.4
S36.5
S36.6
S36.7
S36.8

Cedera usus halus


Cedera kolon
Cedera rektum
Cedera organ ganda intra-abdomen
Cedera organ intra-abdomen lainnya
Cedera: peritoneum, retroperitoneum
S36.9 Cedera organ intra-abdomen yang tidak dijelaskan
S37

Cedera organ-organ urinarius dan pelvik


Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke dalam rongga 1. dengan luka terbuka ke dalam rongga

Kecuali: Cedera peritoneum dan retroperitoneum (S36.8)


S37.0
S37.1
S37.2
S37.3
S37.4
S37.5
S37.6
S37.7
S37.8

Cedera ginjal
Cedera ureter
Cedera kandung kemih
Cedera uretra
Cedera ovarium
Cedera tuba fallopii
Cedera uterus
Cedera organ pelvik ganda
Cedera organ pelvik lainnya
Cedera: kelenjar adrenal, prostat, vesikula seminalis, vas deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan
S38
Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen, punggung bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah,
pelvis
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
Amputasi trauma: labium (majus)(minus), vulva,
Amputasi trauma: penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung
bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)
S39
S39.0
S39.6
S39.7

Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-organ) pelvik
Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S30-S39.6
Kecuali: cedera pada S36.- dengan cedera pada S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-15

Cedera bahu dan lengan atas (S40-S49)

Termasuk: Cedera axilla atau regio skapula


Kecuali:
Cedera: siku (S50-S59), bahu dan lengan atas bilateral (T00-T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S40
S40.0
S40.7
S40.8
S40.9

Cedera permukaan bahu dan lengan atas


Kontusio bahu dan lengan atas
Cedera permukaan ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera permukaan lainnya pada bahu dan lengan atas
Cedera permukaan bahu dan lengan atas, tidak dijelaskan

S41

Luka terbuka bahu dan lengan atas


Kecuali: Amputasi trauma bahu dan lengan atas (S48.-)
S41.0 Luka terbuka bahu
S41.1 Luka terbuka lengan atas
S41.7 Luka terbuka ganda pada bahu dan lengan atas
S41.8 Luka terbuka bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
S42

Fraktur bahu dan lengan atas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed

1 open

S42.0 Fraktur klavikula


Fraktur ujung akromion atau batang klavikula, fraktur tulang leher
S42.1 Fraktur skapula
Fraktur: processus acromialis, (processus) akromion,
Fraktur: (korpus)(leher) skapula; shoulder blade
S42.2 Fraktur ujung atas humerus
Fraktur: ujung proximal, tuberositas mayor, leher anatomis, leher surgical, epifisis atas
S42.3 Fraktur batang humerus
Fraktur: humerus NOS, lengan atas NOS
S42.4 Fraktur ujung bawah humerus
Fraktur: ujung distal, epifisis bawah, prosessus artikularis
Fraktur: kondilus external, epikondilus internal, interkondilus, suprakondilus
Kecuali: fraktur siku NOS (S52.0)
S42.7 Fraktur ganda pada klavikula, skapula dan humerus
S42.8 Fraktur bagian bahu dan lengan atas lainnya
S42.9 Fraktur gelang bahu, bagian tidak dijelaskan
Fraktur bahu NOS
S43
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada gelang bahu
S43.0 Dislokasi sendi bahu
S43.1 Dislokasi sendi akromioklavikula
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-16

S43.2 Dislokasi sendi sternoklavikula


S43.3 Dislokasi bagian gelang bahu lainnya dan tidak dijelaskan
Dislokasi gelang bahu NOS
S43.4 Sprain dan strain sendi bahu
(Ligamen) korakohumerus, kapsul rotator cuff
S43.5 Sprain dan strain sendi acromioklavikula
Sprain dan strain ligamen akromioklavikula
S43.6 Sprain dan strain sendi sternoklavikula
S43.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada gelang bahu
Sprain dan strain gelang bahu NOS
S44
Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas
Kecuali:
cedera plexus brakhialis (S14.3)
S44.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. ulnaris NOS (S54.0)
S44.1 Cedera n. medianus pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. medianus NOS (S54.1)
S44.2 Cedera n. radialis pada level lengan atas
Kecuali: cedera n. radialis NOS (S54.2)
S44.3 Cedera n. axillaris
S44.4 Cedera n. musculocutaneous
S44.5 Cedera syaraf sensoris kulit pada level bahu dan lengan atas
S44.7 Cedera syaraf ganda pada level bahu dan lengan atas
S44.8 Cedera syaraf pada level bahu dan lengan atas lainnya
S44.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
S45
Kecuali:
S45.0
S45.1
S45.2
S45.3
S45.7
S45.8
S45.9

Cedera pembuluh darah pada level bahu dan lengan atas


cedera arteri subklavia (S25.1) atau vena subklavia (S25.3)
Cedera a. aksillaris
Cedera a. brakhialis
Cedera v. aksillaris atau v. brakhialis
Cedera vena superfisialis pada level bahu dan lengan atas
Cedera pembuluh darah ganda pada level bahu dan lengan atas
Cedera pembuluh darah lain pada level bahu dan lengan atas
Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas

S46
Kecuali:
S46.0
S46.1
S46.2
S46.3
S46.7
S46.8
S46.9

Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
Cedera tendon rotator cuff pada bahu
Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
Cedera otot dan tendon pada triceps
Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas
Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas
Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-17

S47
Cedera remuk bahu dan lengan atas
Kecuali:
Cedera remuk siku (S57.0)
S48
Kecuali:
S48.0
S48.1
S48.9

Amputasi trauma bahu dan lengan atas


Amputasi traumatika: siku (S58.0), lengan atas, level tak jelas (T11.6)
Amputasi traumatika sendi bahu
Amputasi traumatika level antara bahu dan siku
Amputasi traumatika bahu dan lengan atas, level tak jelas

S49
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas

Cedera siku dan lengan bawah (S50-S59)


Kecuali:

S50
Kecuali:
S50.0
S50.1
S50.7
S50.8
S50.9

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Cedera siku dan lengan bawah bilateral (T00-T07)
Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

Cedera permukaan lengan bawah


cedera permukaan pergelangan dan tangan (S60.-)
Kontusio siku
Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
Cedera permukaan ganda pada lengan bawah
Cedera permukaan lengan bawah lainnya
Cedera permukaan lengan bawah, tidak dijelaskan
Cedera permukaan siku NOS

S51
Luka terbuka lengan bawah
Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi traumatika lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S52

Fraktur lengan bawah


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
fraktur pada level pergelangan dan tangan (S62.-)
S52.0 Fraktur ujung atas ulna
Fraktur: siku NOS, processus coronoideus, processus olecranon, ujung proximal
Fraktur-dislokasi Monteggia
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-18

S52.1 Fraktur ujung atas radius


Fraktur: kepala, leher, atau ujung proximal radius
S52.2 Fraktur batang ulna
S52.3 Fraktur batang radius
S52.4 Fraktur batang ulna dan radius
S52.5 Fraktur ujung bawah radius
Fraktur Colles, fraktur Smith
S52.6 Fraktur ujung bawah ulna dan radius
S52.7 Fraktur ganda pada lengan bawah
Kecuali: fraktur kedua ulna dan radius: batang (S52.4), ujung bawah (S52.6)
S52.8 Fraktur bagian lengan bawah lainnya
Kepala ulna, ujung bawah ulna
S52.9 Fraktur lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S53
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen of siku
S53.0 Dislokasi kaput radius
Dislokasi sendi radiohumerus
Kecuali: fraktur-dislokasi Monteggia (S52.0)
S53.1 Dislokasi siku, tidak dijelaskan
Dislokasi sendi ulnohumerus
Kecuali: dislokasi kepala radius tersendiri (S53.0)
S53.2 Ruptur traumatika ligamen kolateral radius
S53.3 Ruptur traumatika ligamen kolateral ulna
S53.4 Sprain dan strain siku
S54
Cedera syaraf pada level lengan bawah
Kecuali:
Cedera syaraf di pergelangan dan tangan (S64.-)
S54.0 Cedera n. ulnaris pada level lengan bawah
Cedera n. ulnaris NOS
S54.1 Cedera n. medianus pada level lengan bawah
Cedera n. medianus NOS
S54.2 Cedera n. radialis pada level lengan bawah
Cedera n. radialis NOS
S54.3 Cedera n. sensoris kulit pada level lengan bawah
S54.7 Cedera syaraf ganda pada level lengan bawah
S54.8 Cedera syaraf pada level lengan bawah lainnya
S54.9 Cedera syaraf pada level lengan bawah, tidak dijelaskan
S55
Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah
Kecuali:
Cedera pembuluh darah brakhialis (S45.1-S45.2),
Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan (S65.-)
S55.0 Cedera a. ulnaris pada level lengan bawah
S55.1 Cedera a. radialis pada level lengan bawah
S55.2 Cedera vena pada level lengan bawah
S55.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level lengan bawah
S55.8 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-19

S55.9 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak dijelaskan
S56
Kecuali:
S56.0
S56.1
S56.2
S56.3
S56.4
S56.5
S56.7
S56.8

Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah


Cedera otot dan tendon pada atau di bawah pergelangan (S66.-)
Cedera otot dan tendon flexor ibu jari pada level lengan bawah
Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V pada level lengan bawah
Cedera otot dan tendon flexor pada level lengan bawah lainnya
Cedera otot dan tendon extensor atau abduktor ibu jari di level lengan bawah
Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V pada level lengan bawah
Cedera otot dan tendon extensor pada level lengan bawah lainnya
Cedera otot dan tendon ganda pada level lengan bawah
Cedera otot dan tendon pada level lengan bawah lainnya dan tidak dijelaskan

S57
Kecuali:
S57.0
S57.8
S57.9

Cedera remuk lengan bawah


Cedera remuk pergelangan dan tangan (S67.-)
Cedera remuk siku
Cedera remuk bagian lain lengan bawah
Cedera remuk lengan bawah, bagian tidak dijelaskan

S58
Kecuali:
S58.0
S58.1
S58.9

Amputasi trauma lengan bawah


Amputasi trauma pergelangan dan tangan (S68.-)
Amputasi trauma level siku
Amputasi trauma level antara siku dan pergelangan
Amputasi trauma lengan bawah, level tak jelas

S59
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
Kecuali:
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan (S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S50-S58
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9 Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan

Cedera pergelangan dan tangan (S60-S69)


Kecuali:

Cedera bilateral pergelangan dan tangan (T00-T07),


Cedera lengan, level tak jelas (T10-T11),
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S60
Cedera permukaan pergelangan dan tangan
S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku
S60.2 Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-20

S61
Luka terbuka pergelangan dan tangan
Kecuali:
Amputasi traumatika pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya
S61.9 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
S62

Fraktur pada level pergelangan dan tangan


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
Fraktur bagian distal ulna dan radius (S52.-)
S62.0 Fraktur os. navikularis [skafoid] tangan
S62.1 Fraktur tulang karpal lainnya
Fraktur os.: kapitatum [magnum], hamatum [unsiformis], lunatum [semilunaris]
Fraktur os.: pisiformis, triquetrum [cuneiformis karpus],
Fraktur os.: trapezium [multangularis mayor], trapezoid [multangularis minor],
S62.2 Fraktur os. metakarpal I
Fraktur Bennett
S62.3 Fraktur os. metakarpal lainnya
S62.4 Fraktur ganda pada tulang metakarpal
S62.5 Fraktur ibu jari
S62.6 Fraktur jari II, III, IV atau V
S62.7 Fraktur ganda pada jari-jari
S62.8 Fraktur bagian pergelangan dan tangan lainnya dan tidak dijelaskan
S63
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen level pergelangan dan tangan
S63.0 Dislokasi pergelangan
Dislokasi: (sendi) distal radioulnaris, (sendi) radiokarpal
ujung distal radius dan ulna, (tulang) karpal, ujung proximal (tulang) metakarpal,
(sendi) midkarpal, (sendi) karpometakarpal
S63.1 Dislokasi jari
Dislokasi: ujung distal (tulang) metakarpal, (sendi) interphalanx tangan,
(sendi) metakarpophalangeal, phalanx tangan, ibu jari
S63.2 Dislokasi ganda jari-jari
S63.3 Ruptur traumatika ligamen pergelangan dan karpus
Ruptur traumatika: kollateral pergelangan, (ligamen) radiokarpal, ulnokarpal (palmaris)
S63.4 Ruptur traumatika ligamen jari di sendi metakarpo-phalanx dan interphalanx
Ruptur traumatika: kollateral, palmaris, plat volar
S63.5 Sprain dan strain pergelangan
Sprain dan strain: (sendi) karpal, (sendi) (ligamen) radiokarpal

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-21

S63.6 Sprain dan strain jari-jari


Sprain dan strain: (sendi) metakarpophalanx,
Sprain dan strain: (sendi) interphalanx tangan, phalanx tangan, ibu jari
S63.7 Sprain dan strain bagian lain dan tidak dijelaskan pada tangan
S64
S64.0
S64.1
S64.2
S64.3
S64.4
S64.7
S64.8
S64.9

Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan


Cedera n. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
Cedera n. medianus pada level pergelangan dan tangan
Cedera n. radialis pada level pergelangan dan tangan
Cedera n. digitalis ibu jari
Cedera n. digitalis jari II, III, IV atau V
Cedera syaraf ganda pada level pergelangan dan tangan
Cedera syaraf pada level pergelangan dan tangan lainnya
Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level pergelangan dan tangan

S65
S65.0
S65.1
S65.2
S65.3
S65.4
S65.5
S65.7
S65.8
S65.9

Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan


Cedera a. ulnaris pada level pergelangan dan tangan
Cedera a. radialis pada level pergelangan dan tangan
Cedera arkus palmaris superfisialis
Cedera arkus palmaris profunda
Cedera pembuluh darah ibu jari
Cedera pembuluh darah jari II, III, IV atau V
Cedera pembuluh darah ganda di level pergelangan dan tangan
Cedera pembuluh darah pada level pergelangan dan tangan lainnya
Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan di level pergelangan dan tangan

S66
Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan lainnya
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S67
Cedera remuk pergelangan dan tangan
S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-22

S68
S68.0
S68.1
S68.2
S68.3

Amputasi trauma pergelangan dan tangan


Amputasi trauma ibu jari (komplit)(parsial)
Amputasi trauma jari II, III, IV atau V (komplit)(parsial)
Amputasi trauma dua atau lebih, jari saja (komplit)(parsial)
Amputasi trauma gabungan (bagian) jari dengan bagian lain pergelangan dan
tangan
S68.4 Amputasi trauma tangan pada level pergelangan
S68.8 Amputasi trauma bagian pergelangan dan tangan lainnya
S68.9 Amputasi trauma pergelangan dan tangan, level tak jelas
S69
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
S69.7 Cedera ganda pada pergelangan dan tangan
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S60-S68
S69.8 Cedera pada pergelangan dan tangan lainnya
S69.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan

Cedera panggul dan paha (S70-S79)


Kecuali:

Cedera bilateral panggul dan paha (T00-T07),


Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S70
S70.0
S70.1
S70.7
S70.8
S70.9

Cedera permukaan panggul dan paha


Kontusio panggul
Kontusio paha
Cedera permukaan ganda pada panggul dan paha
Cedera permukaan pada panggul dan paha lainnya
Cedera permukaan panggul dan paha, tidak dijelaskan

S71
Kecuali:
S71.0
S71.1
S71.7
S71.8

Luka terbuka panggul dan paha


Amputasi trauma panggul dan paha (S78.-)
Luka terbuka panggul
Luka terbuka paha
Luka terbuka ganda pada panggul dan paha
Luka terbuka bagian lingkaran panggul lainnya dan tidak dijelaskan

S72

Fraktur femur
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed

1 open

S72.0 Fraktur leher femur


Fraktur panggul NOS
S72.1 Fraktur pertrokanter
Fraktur intertrokanter, fraktur trokanter
S72.2 Fraktur subtrokanter
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-23

S72.3
S72.4
S72.7
S72.8
S72.9

Fraktur batang femur


Fraktur ujung bawah femur
Fraktur ganda pada femur
Fraktur pada bagian femur lainnya
Fraktur femur, bagian tidak dijelaskan

S73
Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul
S74
S74.0
S74.1
S74.2
S74.7
S74.8
S74.9

Cedera syaraf pada level panggul dan paha


Cedera sciatic nerve [n. iskiadikus] pada level panggul dan paha
Cedera n. femoralis pada level panggul dan paha
Cedera syaraf sensoris kulit pada level panggul dan paha
Cedera syaraf ganda pada level panggul dan paha
Cedera syaraf pada level panggul dan paha lainnya
Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha

S75
Kecuali:
S75.0
S75.1
S75.2

Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha


Cedera a. poplitea (S85.0)
Cedera a. femoralis
Cedera v. femoralis pada level panggul dan paha
Cedera v. saphena magna pada level panggul dan paha
Kecuali: cedera v. saphena magna NOS (S85.3)
S75.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level panggul dan paha
S75.8 Cedera pembuluh darah pada level panggul dan paha lainnya
S75.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level panggul dan paha
S76
Cedera otot dan tendon pada level panggul dan paha
S76.0 Cedera otot dan tendon pada panggul
S76.1 Cedera m. quadriseps dan tendon
Ligamen (tendon) patella
S76.2 Cedera otot dan tendon adduktor pada paha
S76.3 Cedera otot dan tendon group otot posterior pada level paha
S76.4 Cedera otot dan tendon pada level paha lainnya dan tidak dijelaskan
S76.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level panggul dan paha
S77
S77.0
S77.1
S77.2

Cedera remuk panggul dan paha


Cedera remuk panggul
Cedera remuk paha
Cedera remuk panggul dengan paha

S78
Amputasi trauma panggul dan paha
Kecuali:
Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-24

S78.1 Amputasi trauma level antara panggul dan lutut


S78.9 Amputasi trauma panggul dan paha, level tak jelas
S79
Cedera lain dan dijelaskan pada panggul dan paha
S79.7 Cedera ganda pada panggul dan paha
Cedera yang dengan klasifikasi lebih dari satu dari kategori S70-S78
S79.8 Cedera pada panggul dan paha lainnya
S79.9 Cedera panggul dan paha yang tidak dijelaskan

Cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)

Termasuk: Fraktur tumit dan malleolus


Kecuali:
Cedera tumit dan kaki (S90-S99)
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Cedera bilateral lutut dan tungkai bawah (T00-T07)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
S80
Kecuali:
S80.0
S80.1
S80.7
S80.8
S80.9

Cedera permukaan tungkai bawah


Cedera permukaan tumit dan kaki (S90.-)
Kontusio lutut
Kontusio bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
Cedera permukaan ganda pada tungkai bawah
Cedera permukaan pada tungkai bawah lainnya
Cedera permukaan tungkai bawah, tidak dijelaskan

S81
Kecuali:
S81.0
S81.7
S81.8
S81.9

Luka terbuka tungkai bawah


Amputasi trauma tungkai bawah (S88.-), luka terbuka tumit dan kaki (S91.-)
Luka terbuka lutut
Luka ganda terbuka pada tungkai bawah
Luka terbuka bagian tungkai bawah lainnya
Luka terbuka tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan

S82
Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit
Termasuk: malleolus
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
Fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur tempurung lutut
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur tibia bagian:kepala, kondilus,ujung proximal,atau tuberositas
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-25

S82.3 Fraktur ujung bawah tibia


Fraktur ujung bawah tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
Kecuali: fraktur malleolus medialis (S82.5)
S82.4 Fraktur fibula saja
Kecuali: fraktur malleolus lateralis (S82.6)
S82.5 Fraktur malleolus medialis
Fraktur tibia yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.6 Fraktur malleolus lateralis
Fraktur fibula yang melibatkan tumit dan malleolus
S82.7 Fraktur ganda pada tungkai bawah
Kecuali: fraktur tibia dan fibula pada:
ujung atas (S82.1), batang (S82.2), atau ujung bawah (S82.3):
S82.8 Fraktur bagian tungkai bawah lainnya
Fraktur (pada): tumit NOS, bimalleolaris, trimalleolaris
S82.9 Fraktur tungkai bawah, bagian tidak dijelaskan
S83
Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen lutut
Kecuali:
Kerusakan: patella (M22.0-M22.3), lutut, internal (M23.-)
Dislokasi lutut: lama (M24.3), patologis (M24.3), rekuren (M24.4)
S83.0 Dislokasi patella
S83.1 Dislokasi lutut
Dislokasi (sendi) tibiofibula
S83.2 Robekan meniskus, sekarang
Bucket-handle tear (pada): NOS, meniskus lateralis, meniskus medialis
Kecuali: bucket-handle tear lama (M23.2)
S83.3 Robekan rawan sendi lutut, sekarang
S83.4 Sprain dan strain melibatkan ligamen kolateral (fibularis)(tibialis) lutut
S83.5 Sprain dan strain melibatkan ligamen krusiata (anterior)(posterior) lutut
S83.6 Sprain dan strain bagian lutut lainnya dan tidak dijaskan
Sprain dan strain:, sendi dan ligamen tibiofibularis superior
Kecuali: sprain ligamen patella (S76.1)
S83.7 Cedera pada struktur ganda lutut
Cedera pada meniskus (lateralis)(medialis) bersama ligamen (collateral)(cruciate)
S84
Cedera syaraf pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera syaraf pada level tumit dan kaki (S94.-)
S84.0 Cedera n. tibialis pada level tungkai bawah
S84.1 Cedera n. peroneus pada level tungkai bawah
S84.2 Cedera syaraf sensoris kulit pada level tungkai bawah
S84.7 Cedera syaraf ganda pada level tungkai bawah
S84.8 Cedera syaraf pada level tungkai bawah lainnya
S84.9 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S85
Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah
Kecuali:
Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki (S95.-)
S85.0 Cedera a. poplitea
S85.1 Cedera a tibialis (anterior)(posterior)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-26

S85.2 Cedera a. peronealis


S85.3 Cedera v. saphena magna pada level tungkai bawah
Cedera v. saphena magna NOS
S85.4 Cedera v. saphena parva pada level tungkai bawah
S85.5 Cedera v. poplitea
S85.7 Cedera pembuluh darah ganda pada level tungkai bawah
S85.8 Cedera pembuluh darah pada level tungkai bawah lainnya
S85.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S86
Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah
Kecuali: cedera: otot dan tendon pada atau di bawah tumit (S96.-)
ligamen patella (S76.1)
S86.0 Cedera tendon Achilles
S86.1 Cedera otot dan tendon lain group otot posterior pada level tungkai bawah
S86.2 Cedera otot dan tendon group otot anterior pada level tungkai bawah
S86.3 Cedera otot dan tendon group otot peroneus pada level tungkai bawah level
S86.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tungkai bawah
S86.8 Cedera otot dan tendon pada level tungkai bawah lainnya
S86.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tungkai bawah
S87
Cedera remuk tungkai bawah
Kecuali:
Cedera remuk tumit dan kaki (S97.-)
S87.0 Cedera remuk lutut
S87.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
S88
Amputasi traumatika tungkai bawah
Kecuali: Amputasi traumatika: tumit dan kaki (S98.-), tungkai, level tak jelas (T13.6)
S88.0 Amputasi traumatika level lutut
S88.1 Amputasi traumatika level antara lutut dan tumit
S88.9 Amputasi traumatika tungkai bawah, level tak jelas
S89
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tungkai bawah
Kecuali:
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki (S99.-)
S89.7 Cedera ganda pada tungkai bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S80-S88
S89.8 Cedera tungkai bawah lainnya
S89.9 Cedera tungkai bawah yang tidak dijelaskan

Cedera tumit dan kaki (S90-S99)


Kecuali:

Fraktur tumit dan malleolus (S82.-),


Cedera bilateral tumit dan kaki (T00-T07),
Cedera tungkai, level tak jelas (T12-T13)
Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

S90
Cedera permukaan tumit dan kaki
S90.0 Kontusio tumit
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-27

S90.1 Kontusio jari kaki tanpa kerusakan kuku


Kontusio jari kaki NOS
S90.2 Kontusio jari kaki dengan kerusakan kuku
S90.3 Kontusio bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
S90.7 Cedera permukaan ganda pada tumit dan kaki
S90.8 Cedera permukaan pada tumit dan kaki lainnya
S90.9 Cedera permukaan tumit dan kaki, tidak dijelaskan
S91

Luka terbuka tumit dan kaki


Kecuali: Amputasi trauma tumit dan kaki (S98.-)
S91.0 Luka terbuka tumit
S91.1 Luka terbuka jari kaki tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari kaki NOS
S91.2 Luka terbuka jari kaki dengan kerusakan pada kuku
S91.3 Luka terbuka bagian lain kaki
Luka terbuka kaki NOS
S91.7 Luka ganda terbuka pada tumit dan kaki
S92

Fraktur kaki, selain tumit


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
tumit (S82.-), malleolus (S82.-)
S92.0 Fraktur kalkaneus
Fraktur tulang tumit, fraktur os kalsis
S92.1 Fraktur talus
Fraktur astragalus
S92.2 Fraktur tulang(-tulang ) tarsal lainnya
Fraktur: kuboid, kuneiformis kaki (intermedia)(lateral)(medial), navikulare kaki
S92.3 Fraktur metatarsal tulang
S92.4 Fraktur jempol kaki
S92.5 Fraktur jari II, III, IV atau V kaki
S92.7 Fraktur ganda pada kaki
S92.9 Fraktur kaki, tidak dijelaskan
S93
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada level tumit dan kaki
S93.0 Dislokasi tumit sendi
Dislokasi: astragalus, ujung bawah fibula, talus, ujung bawah tibia
S93.1 Dislokasi jari kaki
Dislokasi (sendi) interphalanx, (sendi) metatarsophalanx
S93.2 Ruptur ligamen pada level tumit dan kaki
S93.3 Dislokasi bagian lain dan tidak dijelaskan pada kaki
Dislokasi: navikulare kaki, (sendi) tarsus, (sendi) tarsometatarsus

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-28

S93.4 Sprain dan strain tumit


Sprain dan strain (ligamen): kalkaneofibularis, kolateral internal, deltoideus,
Sprain dan strain (ligamen): talofibularis, tibiofibularis distal
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S93.5 Sprain dan strain jari kaki
Sprain dan strain: (sendi) metatarsophalanx, (sendi) interphalanx
S93.6 Sprain dan strain bagian kaki lainnya dan tidak dijelaskan
Sprain dan strain (ligamen): tarsus, tarsometatarsus
S94
S94.0
S94.1
S94.2
S94.3
S94.7
S94.8
S94.9

Cedera syaraf pada level tumit dan kaki


Cedera n. plantar lateralis
Cedera n. plantar medialis
Cedera n. peroneus profunda pada level tumit dan kaki
Cedera cabang lateralis terminal dari n. peroneus profunda
Cedera syaraf sensoris kulit pada level tumit dan kaki
Cedera syaraf ganda pada level tumit dan kaki
Cedera syaraf pada level tumit dan kaki lainnya
Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki

S95
Kecuali:
S95.0
S95.1
S95.2
S95.7
S95.8
S95.9

Cedera pembuluh darah pada tumit dan kaki level


Cedera av. tibialis posterior (S85.-)
Cedera a. dorsalis pedis
Cedera a. plantaris pedis
Cedera v. dorsalis pedis
Cedera pembuluh darah ganda pada level tumit dan kaki
Cedera pembuluh darah pada level tumit dan kaki lainnya
Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki

S96
Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S97
S97.0
S97.1
S97.8

Cedera remuk tumit dan kaki


Cedera remuk tumit
Cedera remuk jari kaki
Cedera remuk bagian lain tumit dan kaki
Cedera remuk kaki NOS

S98
Amputasi traumatika tumit dan kaki
S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
Amputasi traumatika satu jari kaki
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-29

S98.2 Amputasi traumatika dua atau lebih jari kaki


S98.3 Amputasi traumatika bagian lain kaki
Amputasi traumatika gabugan jari kaki dan bagian lain kaki
S98.4 Amputasi traumatika kaki, level tak jelas
S99
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
S99.7 Cedera ganda pada tumit dan kaki
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S90-S98
S99.8 Cedera pada tumit dan kaki lainnya
S99.9 Cedera tumit dan kaki, tidak dijelaskan

Cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T00-T07)

Termasuk: Cedera bilateral anggota pada daerah tubuh yang sama


Cedera menurut jenis pada dua atau lebih daerah tubuh yang bisa diklasifikasikan
pada S00-S99
Kecuali:
Cedera ganda yang hanya melibatkan satu daerah tubuh lihat bagian-S
Sunburn (L55.-), luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35)
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)
T00 Cedera permukaan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T00.0 Cedera permukaan kepala dengan leher
Cedera permukaan pada situs-situs S00.- dan S10.Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.1 Cedera permukaan toraks dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera permukaan pada situs-situs dengan klasifikasi S20.-, S30.- dan T09.0
Kecuali: melibatkan daerah tubuh lainnya (T00.8)
T00.2 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas
Cedera permukaan pada situs-situs S40.-, S50.-, S60.- dan T11.0
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T00.6)
melibatkan: toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.3 Cedera permukaan daerah ganda anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs S70.-, S80.-, S90.- dan T13.0
Kecuali: melibatkan anggota atas (T00.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.6 Cedera permukaan daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Cedera permukaan pada situs-situs T00.2 dan T00.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T00.8)
T00.8 Cedera permukaan pada kombinasi daerah tubuh lainnya
T00.9 Cedera permukaan ganda, tidak dijelaskan
Abrasi, blisters (nonthermal), bruises, kontusio, atau haematoma ganda NOS
Gigitan serangga (tak berbisa): ganda NOS
T01 Luka terbuka yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali:
Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh (T05.-)
T01.0 Luka terbuka kepala dengan leher
Luka terbuka pada situs-situs S01.- dan S11.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-30

T01.1 Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)
T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS
T02

Fraktur yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed

1 open

T02.0 Fraktur kepala dengan leher


Fraktur pada situs-situs S02.- dan S12.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.1 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis
Fraktur pada situs-situs S22.-, S32.- dan T08
Kecuali: bersama fraktur: anggota (T02.7), daerah tubuh lainnya (T02.8)
T02.2 Fraktur daerah ganda satu anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 dari satu anggota atas
Kecuali: bersama fraktur: anggota atas yang lain (T02.4), anggota bawah (T02.6)
bersama fraktur fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.3 Fraktur daerah ganda satu anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 dari satu anggota bawah
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah yang lain (T02.5), anggota atas (T02.6)
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.4 Fraktur daerah ganda kedua anggota atas
Fraktur pada situs-situs S42.-, S52.-, S62.- dan T10 yang dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota bawah (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.5 Fraktur daerah ganda kedua anggota bawah
Fraktur pada situs-situs S72.-, S82.-, S92.- dan T12 yang dinyatakan bilateral
Kecuali: bersama fraktur anggota atas (T02.6),
bersama fraktur toraks, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.6 Fraktur daerah ganda anggota atas dengan anggota bawah
Kecuali: bersama fraktur: toraks, punggung bawah dan pelvis (T02.7)
T02.7 Fraktur thorax dengan punggung bawah dan pelvis, dan dengan anggota
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-31

T02.8 Fraktur yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya


T02.9 Fraktur ganda, tidak dijelaskan
T03 Dislokasi, sprain dan strain yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T03.0 Dislokasi, sprain dan strain kepala dengan leher
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S03.- dan S13.Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8)
T03.1 Dislokasi, sprain dan strain toraks dengan punggung bawah dan pelvis
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S23.-, S33.- dan T09.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain daerah lainnya (T03.8)
T03.2 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota bawah (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.3 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota bawah
Dislokasi, sprain dan strain pada situs-situs S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada:
anggota atas (T03.4), toraks, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.4 Dislokasi, sprain dan strain daerah ganda pada anggota atas dengan anggota
bawah
Kecuali: bersama dislokasi, sprain dan strain pada
thorax, punggung bawah dan pelvis (T03.8)
T03.8 Dislokasi, sprain dan strain kombinasi daerah tubuh lainnya
T03.9 Dislokasi, sprain dan strain yang ganda, tidak dijelaskan
T04 Cedera remuk melibatkan daerah ganda pada tubuh
T04.0 Cedera remuk kepala dengan leher
Cedera remuk pada situs-situs S07.- dan S17.Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.1 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera remuk: pada situs-situs S28.- dan S38.-, badan NOS
Kecuali: bersama: anggota (T04.7), daerah tubuh lainnya (T04.8)
T04.2 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas
Cedera remuk: anggota atas NOS, pada situs-situs S47.-, S57.- dan S67.Kecuali: bersama anggota bawah (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.3 Cedera remuk daerah ganda pada anggota bawah
Cedera remuk: anggota bawah NOS, pada situs-situs S77.-, S87.- dan S97.Kecuali: bersama anggota atas (T04.4)
bersama toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.4 Cedera remuk daerah ganda pada anggota atas dengan anggota bawah
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T04.7)
T04.7 Cedera remuk thorax dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis dengan
anggota
T04.8 Cedera remuk yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
T04.9 Cedera remuk ganda, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-32

T05 Amputasi trauma yang melibatkan daerah ganda pada tubuh


Termasuk: Avulsi yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Kecuali:
Dekapitasi (S18), luka terbuka melibatkan daerah ganda pada tubuh (T01.-)
Amputasi traumatika: badan NOS (T09.6),
Amputasi traumatika: lengan atas NOS (T11.6), tungkai NOS (T13.6)
T05.0 Amputasi trauma kedua tangan
T05.1 Amputasi trauma satu tangan dan lengan atas yang lain [semua level, selain
tangan]
T05.2 Amputasi trauma kedua lengan [semua level]
T05.3 Amputasi trauma kedua kaki
T05.4 Amputasi trauma satu kaki dan tungkai yang lain [semua level, selain kaki]
T05.5 Amputasi trauma kedua tungkai [semua level]
T05.6 Amputasi trauma anggota atas dan bawah, semua kombinasi [semua level]
T05.8 Amputasi trauma yang melibatkan kombinasi daerah tubuh lainnya
Transeksi: abdomen, toraks
T05.9 Amputasi trauma ganda, tidak dijelaskan
T06 Cedera lain pada daerah ganda tubuh, not elsewhere classified
T06.0 Cedera otak dan syaraf kepala dengan cedera syaraf dan medulla spinalis pada
leher
Cedera pada S04.- dan S06.- dengan cedera pada S14.T06.1 Cedera syaraf dan medulla spinalis yang melibatkan daerah tubuh lainnya
T06.2 Cedera syaraf yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Cedera ganda pada syaraf NOS
Kecuali: melibatkan medulla spinalis (T06.0-T06.1)
T06.3 Cedera pembuluh darah yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.4 Cedera otot dan tendon yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T06.5 Cedera organ intrathorax dengan intra-abdominal dan organ pelvik
T06.8 Cedera lain yang dijelaskan yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
T07 Cedera ganda yang tidak dijelaskan
Kecuali:
Cedera NOS (T14.9)

Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
Kecuali:

Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)


Luka bakar dan korosi (T20-T32), frostbite (T33-T35),
Gigitan atau sengatan serangga, berbisa (T63.4)

T08

Fraktur spina, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang
tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur ganda pada spina, level tak jelas (T02.1)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-33

T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali:
Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8),
Cedera ganda pada badan (T00-T06)
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas
T09.8 Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T10

Fraktur anggota atas, level tak jelas


Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang
tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed

1 open

Patah lengan atas NOS, fraktur lengan atas NOS


Kecuali:
Fraktur ganda lengan atas, level tak jelas (T02.-)
T11
Cedera lain pada anggota atas, level tak jelas
Kecuali:
Cedera remuk: anggota atas NOS (T04.2), daerah ganda tubuh (T00-T06)
Fraktur anggota atas, level tak jelas (T10)
T11.0 Cedera permukaan anggota atas, level tak jelas
T11.1 Luka terbuka anggota atas, level tak jelas
T11.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota atas, level
tak jelas
T11.3 Cedera syaraf yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.4 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.5 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada anggota atas, level tak jelas
T11.6 Amputasi trauma anggota atas, level tak jelas
Amputasi trauma lengan NOS
T11.8 Cedera anggota atas lainnya, level tak jelas
T11.9 Cedera anggota atas yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera lengan NOS
T12 Fraktur anggota bawah, level tak jelas
Patah tungkai NOS, fraktur tungkai NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
Kecuali:

0 closed
1 open
Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-34

T13 Cedera lain pada anggota bawah, level tak jelas


Kecuali:
Cedera remuk anggota bawah NOS (T04.3),
Cedera ganda daerah tubuh (T00-T06),
Fraktur anggota bawah, level tak jelas (T12)
T13.0 Cedera permukaan anggota bawah, level tak jelas
T13.1 Luka terbuka anggota bawah, level tak jelas
T13.2 Dislokasi, sprain dan strain tak jelas di sendi dan ligamen anggota bawah, level
tak jelas
T13.3 Cedera syaraf yang tidak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.4 Cedera pembuluh darah yang tak jelas pada anggota bawah, level tak jelas
T13.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada anggota bawah, level tak jelas
T13.6 Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas
Amputasi trauma tungkai NOS
T13.8 Cedera anggota bawah lainyan, level tak jelas
T13.9 Cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan, level tak jelas
Cedera tungkai NOS
T14 Cedera di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Kecuali:
Cedera pada daerah ganda tubuh (T00-T07)
T14.0 Cedera permukaan di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), kontusio, memar, haematoma: NOS
Cedera akbat benda asing permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka NOS
Gigitan serangga (tak berbisa), atau cedera permukaan: NOS
Kecuali: cedera permukaan ganda NOS (T00.9)
T14.1 Luka terbuka di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Sayatan, laserasi , luka terbuka, gigitan binatang, NOS
Luka tembus dengan benda asing (menembus) NOS
Kecuali: luka terbuka ganda NOS (T01.9)
amputasi trauma ganda NOS (T05.9), amputasi trauma NOS (T14.7)
T14.2 Fraktur di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Fraktur: NOS, tertutup NOS, dislokasi NOS, displaced NOS, terbuka NOS
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
untuk identifikasi fraktur dan luka terbuka tidak mungkin atau tidak diinginkan. Fraktur yang
tidak jelas tertutup atau terbuka hendaknya diklasifikasikan sebagai tertutup
0 closed
1 open
Kecuali: fraktur ganda NOS (T02.9)
T14.3 Dislokasi, sprain dan strain tidak dijelaskan daerah tubuh
Avulsi, laserasi, sprain, atau strain pada (kapsul)(ligamen) sendi NOS
Hemarthrosis, ruptur, subluxatio, robekan: traumatika (kapsul)(ligamen) sendi NOS
Kecuali: dislokasi, sprain dan strain ganda NOS (T03.9)
T14.4 Cedera syaraf di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera syaraf NOS; Putus syaraf, hematomielia, paralisis (sementara): traumatika NOS
Kecuali: cedera ganda pada syaraf NOS (T06.2)
T14.5 Cedera pembuluh darah di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Avuksi, sayatan, laserasi, cedera pada pembuluh darah NOS
Aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma, ruptur: pada pembuluh darah NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-35

T14.6
T14.7
T14.8
T14.9

Kecuali: cedera ganda pada pembuluh darah NOS (T06.3)


Cedera otot dan tendon di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Avulsi, sayatan, laserasi, ruptur trauma, cedera: pada otot NOS dan tendon NOS
Kecuali: cedera ganda pada tendon dan otot NOS (T06.4)
Cedera remuk dan amputasi trauma di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera remuk NOS, amputasi trauma NOS
Kecuali: cedera remuk ganda NOS (T04.9), amputasi trauma ganda NOS (T05.9)
Cedera lain pada di daerah tubuh yang tidak dijelaskan
Cedera, tidak dijelaskan
Kecuali: cedera ganda NOS (T07)

Efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah (T15-T19)


Kecuali:

Benda asing tertinggal pada luka operasi (T81.5),


Sisa benda asing di jaringan lunak (M79.5)
Benda asing pada luka tembus - lihat luka terbuka menurut daerah tubuh
Serpihan tanpa luka major terbuka: lihat cedera permukaan menurut daerah tubuh

T15 Benda asing di bagian luar mata


Kecuali:
Benda asing pada luka tembus:
orbita dan bola mata (S05.4-S05.5)
orbita dan bola mata tertahan (lama) (H05.5, H44.6-H44.7),
Benda asing tertahan di kelopak (H02.8)
T15.0 Benda asing di kornea
T15.1 Benda asing di sakus konjungtiva
T15.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada bagian luar mata
Benda asing di punktum lakrimalis
T15.9 Benda asing di bagian luar mata, bagian tidak dijelaskan
T16 Benda asing di telinga
Benda asing di kanalis auditorius
T17 Benda asing di saluran pernafasan
Termasuk: Asfiksia akibat benda asing, inhalasi cairan atau muntahan NOS
Tercekik oleh: makanan (regurgitasi), phlegma [mukus pernafasan]
T17.0 Benda asing di sinus nasalis
T17.1 Benda asing di cuping hidung
Benda asing di hidung NOS
T17.2 Benda asing di farings
Benda asing di: nasofarings, tenggorokan NOS
T17.3 Benda asing di larings
T17.4 Benda asing di trakhea
T17.5 Benda asing di bronkhus
T17.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pernafasan
Benda asing di bronkhiolus, paru-paru
T17.9 Benda asing di saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T18 Benda asing saluran pencernaan
Kecuali:
Benda asing di farings (T17.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-36

T18.0
T18.1
T18.2
T18.3
T18.4
T18.5

Benda asing di mulut


Benda asing di esofagus
Benda asing di lambung
Benda asing di usus halus
Benda asing di kolon
Benda asing di anus dan rektum
Benda asing di (pertemuan) rektosigmoid
T18.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran pencernaan
T18.9 Benda asing di saluran pencernaan, bagian tidak dijelaskan
Benda asing di sistem pencernaan NOS, tertelan benda asing NOS
T19 Benda asing di saluran genitourinarius
Kecuali:
Komplikasi mekanis alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): (T83.3),
Kehadiran alat kontrasepsi (intrauterus)(vagina): (Z97.5)
T19.0 Benda asing di uretra
T19.1 Benda asing di kandung kemih
T19.2 Benda asing di vulva dan vagina
T19.3 Benda asing di uterus [semua bagian]
T19.8 Benda asing di bagian lain dan ganda pada saluran genitourinarius
T19.9 Benda asing di saluran genitourinarius, bagian tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi (T20-T32)


Termasuk

Kecuali:

Scalds [terkena air panas atau uap panas]


Luka bakar (termal) akibat: api, air panas, gas panas, gesekan, objek panas,
Luka bakar (termal) akibat: listrik, petir, radiasi
Luka bakar kimiawi [korosi] (external)(internal)
Sunburn (L55.-), erythema [dermatitis] ab igne (L59.0)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)

Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut situs (T20-T25)
Termasuk: Luka bakar dan korosi:
Tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis lenyap]
Tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-thickness skin loss]
T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher
Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua bagian],
Hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala dan leher
Kecuali:
Luka bakar dan korosi terbatas pada mata dan adnexa (T26.-),
Luka bakar dan korosi pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher
T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-37

T21 Luka bakar dan korosi badan


Termasuk: Dinding dada, mammae, punggung (semua), daerah interskapula, perut
Dinding, pinggang, perineum, penis, testis, skrotum, vulva, labium (majus)(minus),
anus
Kecuali:
Luka bakar dan korosi pada: axilla (T22.-), daerah skapula (T22.-)
T21.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.1 Luka bakar tingkat I pada badan
T21.2 Luka bakar tingkat II pada badan
T21.3 Luka bakar tingkat III pada badan
T21.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada badan
T21.5 Korosi tingkat I pada badan
T21.6 Korosi tingkat II pada badan
T21.7 Korosi tingkat III pada badan
T22 Luka bakar dan korosi bahu dan lengan
Termasuk: Lengan [semua, selain pergelangan dan tangan saja], axilla, daerah skapula
Kecuali:
Luka bakar dan korosi: interskapula (T21.-), pergelangan dan tangan saja (T23.-)
T22.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pada bahu dan lengan
T22.1 Luka bakar tingkat I pada bahu dan lengan
T22.2 Luka bakar tingkat II pada bahu dan lengan
T22.3 Luka bakar tingkat III pada bahu dan lengan
T22.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan
T22.5 Korosi tingkat I pada bahu dan lengan
T22.6 Korosi tingkat II pada bahu dan lengan
T22.7 Korosi tingkat III pada bahu dan lengan
T23 Luka bakar dan korosi pergelangan dan tangan
Termasuk: telapak tangan, (kuku) jari, (kuku) ibu jari
T23.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.1 Luka bakar tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.2 Luka bakar tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.3 Luka bakar tingkat III pada pergelangan dan tangan
T23.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
T23.5 Korosi tingkat I pada pergelangan dan tangan
T23.6 Korosi tingkat II pada pergelangan dan tangan
T23.7 Korosi tingkat III pada pergelangan dan tangan
T24 Luka bakar dan korosi panggul dan tungkai
Termasuk: Tungkai [semua bagian, selain tumit dan kaki saja]
Kecuali:
Luka bakar dan korosi tumit dan kaki saja (T25.-)
T24.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
T24.1 Luka bakar tingkat I pada panggul dan tungkai
T24.2 Luka bakar tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.3 Luka bakar tingkat III pada panggul dan tungkai
T24.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada panggul dan tungkai
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-38

T24.5 Korosi tingkat I pada panggul dan tungkai


T24.6 Korosi tingkat II pada panggul dan tungkai
T24.7 Korosi tingkat III pada panggul dan tungkai
T25 Luka bakar dan korosi tumit dan kaki
Termasuk: Jempol kaki
T25.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.1 Luka bakar tingkat I pada tumit dan kaki
T25.2 Luka bakar tingkat II pada tumit dan kaki
T25.3 Luka bakar tingkat III pada tumit dan kaki
T25.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada tumit dan kaki
T25.5 Korosi tingkat I pada tumit dan kaki
T25.6 Korosi tingkat II pada tumit dan kaki
T25.7 Korosi tingkat III pada tumit dan kaki

Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)
T26
T26.0
T26.1
T26.2
T26.3
T26.4
T26.5
T26.6
T26.7
T26.8
T26.9

Luka bakar dan korosi pada mata dan adnexa


Luka bakar pada kelopak dan area periokuler
Luka bakar pada kornea dan sakus konjungtiva
Luka bakar dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
Luka bakar pada bagian lain mata dan adnexa
Luka bakar pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan
Korosi pada kelopak dan area periokuler
Korosi pada kornea dan sakus konjungtiva
Korosi dengan akibat ruptur dan kehancuran bola mata
Korosi pada bagian lain mata dan adnexa
Korosi pada mata dan adnexa, bagian tidak dijelaskan

T27 Luka bakar dan korosi saluran pernafasan


T27.0 Luka bakar pada larings dan trakhea
T27.1 Luka bakar yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
Kecuali: sindroma cedera ledakan (T70.8)
T27.2 Luka bakar pada bagian lain saluran pernafasan
Luka bakar pada rongga thorax
T27.3 Luka bakar pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T27.4 Korosi pada larings dan trakhea
T27.5 Korosi yang melibatkan larings dan trakhea dengan paru-paru
T27.6 Korosi pada bagian lain saluran pernafasan
T27.7 Korosi pada saluran pernafasan, bagian tidak dijelaskan
T28
T28.0
T28.1
T28.2

Luka bakar dan korosi organ-organ internal lainnya


Luka bakar pada mulut dan farings
Luka bakar pada esofagus
Luka bakar pada bagian lain saluran pencernaan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-39

T28.3
T28.4
T28.5
T28.6
T28.7
T28.8
T28.9

Luka bakar pada organ genitourinarius internal


Luka bakar pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan
Korosi pada mulut dan farings
Korosi pada esofagus
Korosi pada bagian lain saluran pencernaan
Korosi pada organ genitourinarius internal
Korosi pada organ-organ internal lain dan tidak dijelaskan

Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada T20-T28
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar ganda NOS
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
Korosi ganda NOS
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan
Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat dinyatakan (T31-T32)
T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Korosi NOS
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat III NOS
T31

Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia
bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-40

T31.0
T31.1
T31.2
T31.3
T31.4
T31.5
T31.6
T31.7
T31.8
T31.9

Luka bakar yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh


Luka bakar yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
Luka bakar yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

T32

Korosi yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat


Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs korosi tidak jelas. Ia bisa
digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
T32.0
T32.1
T32.2
T32.3
T32.4
T32.5
T32.6
T32.7
T32.8
T32.9

Korosi yang melibatkan kurang dari 10% permukaan tubuh


Korosi yang melibatkan 10-19% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 20-29% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 30-39% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 40-49% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 50-59% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 60-69% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 70-79% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 80-89% permukaan tubuh
Korosi yang melibatkan 90% atau lebih permukaan tubuh

Frostbite (T33-T35)
Kecuali:

Hipotermia dan efek lain penurunan suhu (T68-T69)

T33 Frostbite permukaan


Termasuk: Frostbite dengan kehilangan sebagian ketebalan kulit
Kecuali:
Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh (T35.0)
T33.0 Frostbite permukaan kepala
T33.1 Frostbite permukaan leher
T33.2 Frostbite permukaan toraks
T33.3 Frostbite permukaan dinding abdomen, punggung bawah dan pelvis
T33.4 Frostbite permukaan lengan atas
Kecuali: frostbite permukaan pada pergelangan dan tangan saja (T33.5)
T33.5 Frostbite permukaan pergelangan dan tangan
T33.6 Frostbite permukaan panggul dan paha
T33.7 Frostbite permukaan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite permukaan pada tumit dan kaki saja (T33.8)
T33.8 Frostbite permukaan tumit dan kaki
T33.9 Frostbite permukaan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
Frostbite permukaan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-41

T34
Kecuali:
T34.0
T34.1
T34.2
T34.3
T34.4
T34.5
T34.6
T34.7
T34.8
T34.9

Frostbite dengan nekrosis jaringan


Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh (T35.1)
Frostbite dengan nekrosis jaringan kepala
Frostbite dengan nekrosis jaringan leher
Frostbite dengan nekrosis jaringan toraks
Frostbite dengan nekrosis jaringan dinding perut, punggung bawah dan pelvis
Frostbite dengan nekrosis jaringan lengan
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan saja (T34.5)
Frostbite dengan nekrosis jaringan pergelangan dan tangan
Frostbite dengan nekrosis jaringan panggul dan paha
Frostbite dengan nekrosis jaringan lutut dan tungkai bawah
Kecuali: frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki saja (T34.8)
Frostbite dengan nekrosis jaringan tumit dan kaki
Frostbite dengan nekrosis jaringan situs-situs yang lain dan tidak dijelaskan
Frostbite dengan nekrosis jaringan (pada): NOS, badan NOS, tungkai NOS

T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS
T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan
Frostbite NOS

Keracunan obat-obatan dan zat-zat biologis (T36-T50)

Catatan: Obat-obatan adalah drugs and medicaments


Termasuk: Overdosis zat-zat ini
Zat salah yang diberikan atau termakan karena tidak sengaja.
Kecuali:
Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Keracunan obat yang memberikan efek patologis (F10-F19)
Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan (F55)
Reaksi dan keracunan obat yang mengganggu janin dan neonatus (P00-P96)
Efek samping zat yang diberikan secara benar [hipersensitifitas, reaksi, dsb.], yang
diklasifikasikan menurut sifatnya, seperti:
kelainan darah (D50-D76), gastritis aspirin (K29.-), nefropati (N14.0-N14.2)
dermatitis kontak (L23-L25), dermatitis karena zat yang masuk badan (L27.-),
efek samping obat yang tidak dijelaskan (T88.7)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-42

T36 Keracunan antibiotika sistemik


Kecuali: Keracunan:
antibiotika antineoplastik (T45.1), antibiotika yang dioleskan lokal NEC (T49.0),
antibiotika topikal untuk: mata (T49.5), antibiotika topikal untuk THT (T49.6)
T36.0 Keracunan penisillin
T36.1 Keracunan sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
T36.2 Keracunan group khloramphenicol
T36.3 Keracunan makrolida
T36.4 Keracunan tetrasiklin
T36.5 Keracunan aminoglikosida
Keracunan streptomisin
T36.6 Keracunan rifamisin
T36.7 Keracunan antibiotika antifungus, digunakan secara sistemik
T36.8 Keracunan antibitika sistemik lainnya
T36.9 Keracunan antibitika sistemik, tidak dijelaskan
T37 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lainnya
Kecuali:
Keracunan: anti-infeksi yang dioleskan secara lokal NEC (T49.0), anti-infeksi
topikal untuk mata (T49.5), anti-infeksi topikal THT (T49.6)
T37.0 Keracunan sulfonamida
T37.1 Keracunan obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (T36.5), rifamisin (T36.6)
T37.2 Keracunan obat antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinoline (T37.8)
T37.3 Keracunan obat antiprotozoa lainnya
T37.4 Keracunan anthelminthika
T37.5 Keracunan obat antivirus
Kecuali: amantadine (T42.8), cytarabine (T45.1)
T37.8 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit lain yang dijelaskan
Keracunan derivat hidroksiquinolin
Kecuali: obat antimalaria (T37.2)
T37.9 Keracunan obat anti-infeksi dan antiparasit, tidak dijelaskan
T38 Keracunan hormon, substitusi dan antagonis sintetiknya, n. e. c.
Kecuali:Keracunan:
hormon oxitosin (T48.0), mineralokortikoid dan antagonisnya (T50.0),
hormon paratiroid dan derivatnya (T50.9)
T38.0 Keracunan glukokortikoid dan analog sintetik
Kecuali: glukokortikoid topikal (T49.-)
T38.1 Keracunan hormon tiroid dan substitusinya
T38.2 Keracunan obat antitiroid
T38.3 Keracunan insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetik] oral
T38.4 Keracunan kontrasepsi oral
Keracunan preparat kontrasepsi oral berbahan tunggal atau ganda
T38.5 Keracunan estrogen dan progestogen lainnya
Keracunan campuran dan substitusi estrogen dan progestogen
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-43

T38.6 Keracunan antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, n. e. c.


Keracunan tamoxifen
T38.7 Keracunan androgen dan obat anabolik
T38.8 Keracunan hormon dan substitusi sintetiknya yang lain dan tidak dijelaskan
Keracunan hormon pituitari anterior [adenohipofisis]
T38.9 Keracunan antagonis hormon lain dan tidak dijelaskan
T39
T39.0
T39.1
T39.2
T39.3
T39.4

Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid


Keracunan salisilat
Keracunan derivat 4-aminofenol
Keracunan derivat pirazolon
Keracunan nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Keracunan antirematik, not elsewhere classified
Kecuali: glukokortikoid (T38.0), salisilat (T39.0)
T39.8 Keracunan analgesik dan antipiretik non-opioid lainnya, n.e.c.
T39.9 Keracunan analgesik, antipiretik dan antirematik non-opioid, tidak dijelaskan
T40 Keracunan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogens]
Kecuali:
Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Ketergantungan obat akibat zat psikoaktif (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku terkait akibat zat psikoaktif (F10-F19)
T40.0 Keracunan opium
T40.1 Keracunan heroin
T40.2 Keracunan opioid lainnya
Keracunan kodein, morfin
T40.3 Keracunan methadone
T40.4 Keracunan narkotik sintetik lainnya
Keracunan pethidine
T40.5 Keracunan kokain
T40.6 Keracunan narkotika lain dan tidak dijelaskan
T40.7 Keracunan (derivat) cannabis
T40.8 Keracunan lysergide [LSD]
T40.9 Keracunan psychodysleptics [hallucinogens] lain dan tidak dijelaskan
Keracunan mescaline, psilocin, psilocybine
T41 Keracunan gas-gas anestetik dan terapi
Kecuali:
Keracunan: opioid (T40.0-T40.2), kokain (T40.5), benzodiazepin (T42.4)
T41.0 Keracunan anestetik yang dihirup
Kecuali: oksigen (T41.5)
T41.1 Keracunan anestetik intravena
Keracunan thiobarbiturat
T41.2 Keracunan anestetik umum lain dan tidak dijelaskan
T41.3 Keracunan anestetik lokal
T41.4 Keracunan anestetik, tidak dijelaskan
T41.5 Keracunan gas-gas terapi
Keracunan karbon dioxida, oksigen
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-44

T42 Keracunan obat antiepilepsi, sedatif-hipnotik dan antiparkinsonisme


Kecuali:
Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat psikoaktif (F10-F19)
T42.0 Keracunan derivat hidantoin
T42.1 Keracunan iminostilbenes
Keracunan karbamazepin
T42.2 Keracunan suksinimida dan oxazolidinediones
T42.3 Keracunan barbiturat
Kecuali: thiobarbiturates (T41.1)
T42.4 Keracunan benzodiazepin
T42.5 Keracunan antiepileptik campuran, not elsewhere classified
T42.6 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik lainnya
Keracunan methaqualone, valproic acid
Kecuali: carbamazepine (T42.1)
T42.7 Keracunan obat antiepilepsi dan sedatif-hipnotik, tidak dijelaskan
Keracunan sleeping: draught, tablet, drug NOS
T42.8 Keracunan obat antiparkinsonisme dan depresan tonus otot pusat lainnya
Keracunan amantadine
T43 Keracunan obat psikotropika, not elsewhere classified
Kecuali:
Keracunan akibat minuman beralkohol (F10-F19)
Kelainan jiwa dan tingkah laku yang terkait akibat zat psikoaktif (F10-F19)
Keracunan: psikodisleptika [hallusinogen] (T40.7-T40.9), barbiturat (T42.3),
benzodiazepin (T42.4), methaqualon (T42.6), depresan nafsu makan (T50.5)
T43.0 Keracunan antidepresan tricyclic dan tetracyclic
T43.1 Keracunan antidepresan monoamine-oxidase-inhibitor
T43.2 Keracunan antidepresan lain dan tidak dijelaskan
T43.3 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik phenothiazine
T43.4 Keracunan neuroleptik butyrophenone dan thioxanthene
T43.5 Keracunan antipsikotik dan neuroleptik lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: rauwolfia (T46.5)
T43.6 Keracunan psikostimulan dengan potential penyalahgunaan
Kecuali: kokain (T40.5)
T43.8 Keracunan obat psikotropika lain, not elsewhere classified
T43.9 Keracunan obat psikotropika, tidak dijelaskan
T44
T44.0
T44.1
T44.2
T44.3

Keracunan obat-obat sistem syaraf otonom


Keracunan agen antikolinesterase
Keracunan parasimpatomimetika lain [kolinergics]
Keracunan obat penghambat ganglion, not elsewhere classified
Keracunan parasimpatolitik [antikolinergik/antimuskarinik] dan spasmolitik
lain, n.e.c
Keracunan papaverine
T44.4 Keracunan agonists alpha-adrenoreseptor, n.e.c
Keracunan metaraminol

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-45

T44.5 Keracunan agonists beta-adrenoreseptor, n.e.c


Kecuali: agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma (T48.6)
T44.6 Keracunan antagonis alfa-adrenoreseptor, n.e.c
Kecuali: alkaloid ergot (T48.0)
T44.7 Keracunan antagonis beta-adrenoreseptor, n.e.c
T44.8 Keracunan agen yang bekerja sentral dan penghambat neuron adrenergika, nec
Kecuali: clonidine (T46.5), guanethidine (T46.5)
T44.9 Keracunan obat sistem syaraf otonom lain dan tidak dijelaskan.
Keracunan obat yang merangsang adrenoreseptor alpha- dan betaT45 Keracunan obat-obat sistemik dan hematologis, n. e. c.
T45.0 Keracunan obat antiallergik dan antiemetik
Kecuali: neuroleptik berbasis phenothiazine (T43.3)
T45.1 Keracunan obat antineoplastik dan immunosuppressif
Keracunan antibiotika antineoplastik, cytarabine
Kecuali: tamoxifen (T38.6)
T45.2 Keracunan vitamin, n.e.c.
Kecuali: vitamin K (T45.7), (derivat) nicotinic acid (T46.7)
T45.3 Keracunan enzim, not elsewhere classified
T45.4 Keracunan besi dan komponen yang dibentuknya
T45.5 Keracunan antikoagulan
T45.6 Keracunan obat yang mempengaruhi fibrinoliysis
T45.7 Keracunan antagonist antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
T45.8 Keracunan agen lain yang primernya sistemik dan hematologis
Keracunan: preparat hepar dan agen antianemia lain, darah alami, produk darah,
pengganti plasma
Kecuali: besi (T45.4), immunoglobulin (T50.9)
T45.9 Keracunan agen yang primernya sistemik dan hematologis, tidak dijelaskan
T46
Kecuali:
T46.0
T46.1
T46.2
T46.3
T46.4
T46.5
T46.6
T46.7

Keracunan obat-obat sistem kardiovaskuler


Keracunan metaraminol (T44.4)
Keracunan glikoida stimulan jantung dan obat yang kerjanya serupa
Keracunan calcium-channel blockers
Keracunan obat antidisritmik lain, n.e.c
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (T44.7)
Keracunan vasodilator koroner, n.e.c
Keracunan dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreceptor (T44.7), calcium-channel blockers (T46.1)
Keracunan inhibitor angiotensin-converting-enzyme
Keracunan obat antihipertensi lain, n.e.c.
Keracunan klonidin, guanethidine, rauwolfia
Kecuali: antagonis -adrenoseptor (T44.7), Ca blocker (T46.1), diuretik (T50.0-T50.2)
Keracunan obat antihiperlipidemik dan antiarteriosklerotik
Keracunan vasodilator perifer
Keracunan (derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (T44.3)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-46

T46.8 Keracunan obat antivarises, Termasuk obat sklerosis


T46.9 Keracunan obat sistem kardiovaskuler lain dan tidak dijelaskan agents
T47
T47.0
T47.1
T47.2
T47.3
T47.4
T47.5
T47.6
T47.7
T47.8
T47.9

Keracunan obat-obat sistem gastrointestinal


Keracunan antagonists H2-receptor histamin
Keracunan obat antasida dan anti sekresi lambung lainnya
Keracunan laxatif stimulan
Keracunan laxatif salin dan osmotik
Keracunan laxatif lain
Keracunan obat atonia usus
Keracunan digestan
Keracunan obat antidiare
Kecuali: antibiotika dan anti-infeksi sistemik lainnya (T36-T37)
Keracunan emetika
Keracunan obat sistem gastrointestinal lainnya
Keracunan obat sistem gastrointestinal, tidak dijelaskan

T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan
T48.0 Keracunan obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonisnya (T38.4-T38.6)
T48.1 Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
T48.2 Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3 Keracunan antitusif
T48.4 Keracunan expektoran
T48.5 Keracunan obat anti-common-cold
T48.6 Keracunan antiasmatika, n.e.c.
Agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
keracunan salbutamol
Kecuali: hormon adenohipofisis (T38.8),
agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma (T44.5)
T48.7 Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan
T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0 Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi lokal, n. e. c.
T49.1 Keracunan antipruritika
T49.2 Keracunan astringen lokal dan detergen lokal
T49.3 Keracunan emollients, demulcents dan protectants
T49.4 Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan preparat obat rambut lain
T49.5 Keracunan obat dan preparat ophthalmologis
Keracunan anti-infektif mata
T49.6 Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
Keracunan anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7 Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-47

T49.8 Keracunan obat topikal lainnya


Keracunan spermisida
T49.9 Keracunan obat topikal, tidak dijelaskan
T50
T50.0
T50.1
T50.2
T50.3
T50.4
T50.5
T50.6
T50.7
T50.8
T50.9

Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan
Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan diuretika lain
Keracunan asetazolamide
Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Keracunan garam rehidrasi oral, oralit
Keracunan obat metabolisme asam urat
Keracunan depressan nafsu makan
Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.
Keracunan alkohol deterrents
Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
Keracunan obat diagnostik
Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan
Keracunan obat: pengasam, pengalkali, lipotropik, immunoglobulin, immunologis
Keracunan hormon paratiroid dan derivatnya

Efek toksik zat yang dasarnya bukan obat medis (T51-T65)


Kecuali:

Efek toksik lokal c.e. (A00-R99),


Keadaan pernafasan akibat agen luar (J60-J70),
Korosi (T20-T32)

T51 Efek toksik alkohol


T51.0 Efek toksik etanol [etil alkohol]
Kecuali: intoksikasi alkohol akut atau efek hangover (F10.0)
intoksikasi alkohol patologis (F10.0), mabuk (F10.0)
T51.1 Efek toksik methanol
Efek toksik metil alkohol
T51.2 Efek toksik 2-propanol [
Efek toksik isopropyl alcohol
T51.3 Efek toksik fusel oil
Efek toksik amyl alkohol, butyl alkohol [1-butanol], propyl alkohol [1-propanol]
T51.8 Efek toksik alkohol lain
T51.9 Efek toksik alkohol, yang tidak dijelaskan
T52 Efek toksik pelarut organik
Kecuali:
Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik (T53.-)
T52.0 Efek toksik produk minyak bumi [petroleum]
Efek toksik gasoline [bensin], kerosine [paraffin oil, minyak tanah], lilin paraffin
Efek toksik petroleum: ether, naphtha, spirits
T52.1 Efek toksik benzene
Kecuali:
homolog benzene (T52.2),
derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya (T65.3)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-48

T52.2 Efek toksik homolog benzene


Efek toksik toluene [methylbenzene], xylene [dimethylbenzene]
T52.3 Efek toksik glikol
T52.4 Efek toksik keton
T52.8 Efek toksik pelarut organik lainnya
T52.9 Efek toksik pelarut organik yang tidak dijelaskan
T53 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik
T53.0 Efek toksik karbon tetraklorida
Efek toksik tetrakhloromethan
T53.1 Efek toksik khloroform
Efek toksik trikhloromethan
T53.2 Efek toksik trikhloroethylen
Efek toksik trikhloroethen
T53.3 Efek toksik tetrakhloroethylen
Efek toksik perkhloroethylen, tetrachloroethen
T53.4 Efek toksik dikhloromethan
Efek toksik methylene khlorida
T53.5 Efek toksik khlorofluorokarbon
T53.6 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon alifatik
T53.7 Efek toksik derivat halogen lain dari hidrokarbon aromatik
T53.9 Efek toksik derivat halogen dari hidrokarbon alifatik dan aromatik, tidak
dijelaskan
T54
T54.0
T54.1
T54.2

Efek toksik zat-zat yang bersifat korosif


Efek toksik fenol dan homolog fenol
Efek toksik komponen organik korosif lainnya
Efek toksik zat korosif asam dan mirip-asam
Efek toksik acid hydrochloric [HCl], acid sulfuric [[H2SO4]
T54.3 Efek toksik zat korosif alkali dan mirip alkali
Efek toksik: potassium hydroxide [KOH], sodium hydroxide [NaOH]
T54.9 Efek toksik zat korosif yang tidak dijelaskan
T55

Efek toksik sabun dan deterjen

T56 Efek toksik logam


Termasuk: Efek toksik: asap dan uap logam, semua logam Kecuali bersifat medis
Kecuali:
Efek toksik: arsen [As] (T57.0), mangan [Mn] (T57.2), thallium [Th] (T60.4)
T56.0 Efek toksik lead [Pb] dan komponen yang dibentuknya
T56.1 Efek toksik mercury [Hg] dan komponen yang dibentuknya
T56.2 Efek toksik chromium [Cr] dan komponen yang dibentuknya
T56.3 Efek toksik cadmium [Cd] dan komponen yang dibentuknya
T56.4 Efek toksik copper [Cu] dan komponen yang dibentuknya
T56.5 Efek toksik zinc [Zn] dan komponen yang dibentuknya
T56.6 Efek toksik tin [Sn] dan komponen yang dibentuknya
T56.7 Efek toksik beryllium [Be] dan komponen yang dibentuknya
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-49

T56.8 Efek toksik logam lainnya


T56.9 Efek toksik logam, yang tidak dijelaskan
T57 Efek toksik zat inorganik lainnya
T57.0 Efek toksik arsen[As] dan komponen yang dibentuknya
T57.1 Efek toksik phosphorus [P] dan komponen yang dibentuknya
Kecuali: efek toksik insektisida organophosphat (T60.0)
T57.2 Efek toksik manganese [Mn] dan compoundnya
T57.3 Efek toksik hydrogen cyanide [HCN]
T57.8 Efek toksik zat inorganik lain yang dijelaskan
T57.9 Efek toksik zat inorganik, yang tidak dijelaskan
T58 Efek toksik carbon monoxide
Efek toksik carbon monoxide [CO] dari semua sumber
T59 Efek toksik gas, asap, dan uap lainnya
Termasuk: Efek toksik propellant aerosol
Kecuali:
Efek toksik chlorofluorocarbons [CFC] (T53.5)
T59.0 Efek toksik nitrogen oxides [NO]
T59.1 Efek toksik sulfur dioxide [SO2]
T59.2 Efek toksik formaldehyde
T59.3 Efek toksik gas lakrimogenik
Efek toksik tear gas [gas air mata]
T59.4 Efek toksik gas chlorine [Cl]
T59.5 Efek toksik gas fluorine dan hydrogen fluoride [HF]
T59.6 Efek toksik hydrogen sulfide [H2S]
T59.7 Efek toksik carbon dioxide [CO2]
T59.8 Efek toksik gas, asap, dan uap lain yang dijelaskan
T59.9 Efek toksik gas, asap, dan uap yang tidak dijelaskan
T60 Efek toksik pestisida
Termasuk: Efek toksik pengawet kayu
T60.0 Efek toksik insektisida organophosphate dan carbamate
T60.1 Efek toksik insektisida halogen
Kecuali: efek toksik chlorinated hydrocarbons (T53.-)
T60.2 Efek toksik insektisida lainnya
T60.3 Efek toksik herbisida dan fungisida
T60.4 Efek toksik rodentisida
Efek toksik thallium
Kecuali: strychnine dan garamnya (T65.1)
T60.8 Efek toksik insektisida lain
T60.9 Efek toksik insektisida yang tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-50

T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan laut
Kecuali:
Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti:
gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2),
syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti:
mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0 Keracunan ikan ciguatera
T61.1 Keracunan ikan scombroid
Histamine-like syndrome
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8 Efek toksik seafood lainnya
T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan
T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan
Kecuali:
Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis
(L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide
(T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), sianida (T65.0)
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1 Efek toksik berry yang ditelan
T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan
T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang dimakan sebagai makanan
T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak dijelaskan
T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa
T63.0 Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa kadal
T63.2 Efek toksik bisa kalajengking
T63.3 Efek toksik bisa laba-laba
T63.4 Efek toksik bisa artropoda lainnya
Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa
T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish, starfish
Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-laut (T63.0)
T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak dijelaskan
T64

Efek toksik aflatoxin dan kontaminan mikotoksin makanan lainnya

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-51

T65 Efek toksik zat lain dan tidak dijelaskan


T65.0 Efek toksik sianida
Kecuali: efek toksik hydrogen cyanide [HCN] (T57.3)
T65.1 Efek toksik strychnine dan garamnya
T65.2 Efek toksik tembakau dan nikotin
T65.3 Efek toksik derivat nitro dan amino dari benzene dan homolognya
Efek toksik: aniline [benzenamine], nitrobenzene, trinitrotoluene
T65.4 Efek toksik carbon disulfide
T65.5 Efek toksik nitroglycerin dan asam dan ester nitrit lainnya
Efek toksik 1,2,3-propanetriol trinitrate
T65.6 Efek toksik cat dan pewarna, not elsewhere classified
T65.8 Efek toksik zat lain yang dijelaskan
T65.9 Efek toksik zat yang tidak dijelaskan
Keracunan NOS

Efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar (T66-T78)


T66 Efek yang tidak dijelaskan dari radiasi
Radiation sickness
Kecuali:
Efek samping radiasi yang dijelaskan, seperti
leukaemia (C91-C95), pneumonitis radiasi (J70.0),
gastroenteritis dan kolitis radiasi (K52.0), sunburn (L55.-),
kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi (L55-L59), luka bakar (T20-T31)
T67 Efek panas dan cahaya
Kecuali:
sunburn (L55.-), kelainan kulit dan jaringan subkutis radiasi (L55-L59),
erythema [dermatitis] ab igne (L59.0), kelainan keringat akibat panas (L74-L75)
luka bakar (T20-T31), hipertermia maligna akibat anaestesia (T88.3)
T67.0 Heatstroke dan sunstroke
Heat apoplexy, heat pyrexia, thermoplegia, siriasis
T67.1 Heat syncope
Heat collapse
T67.2 Heat cramp
T67.3 Heat exhaustion, anhydrotic
Heat prostration akibat kehabisan air
Kecuali: heat exhaustion akibat kehabisan garam (T67.4)
T67.4 Heat exhaustion akibat kehabisan garam
Heat prostration akibat kehabisan garam (dan air)
T67.5 Heat exhaustion, tidak dijelaskan
Heat prostration NOS
T67.6 Heat fatigue, sementara
T67.7 Heat edema
T67.8 Efek lain panas dan cahaya
T67.9 Efek panas dan cahaya, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-52

T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali:
hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan rendah (R68.0)
T69 Efek lain penurunan suhu
Kecuali:
Frostbite (T33-T35)
T69.0 Immersi tangan dan kaki
Trench foot[kulit kaki merah melepuh akibat dingin dan lembab, hitam pada gangren]
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah, sembab dan gatal karena
dingin]
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan
T70 Efek tekanan udara dan tekanan air
T70.0 Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan air terhadap telinga
T70.1 Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
Alpine or mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati, barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia akibat tempat tinggi (D75.1)
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
Compressed-air disease, palsy or paralysis penyelam [perubahan tekanan mendadak]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman mekanis pada pernafasan
Kecuali:
anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-), carbon monoxide
(T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn (P22.-)
T73 Efek deprivasi lain
T73.0 Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1 Efek haus
Deprivasi air
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
Overexertion
T73.8 Efek-efek lain deprivasi
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-53

T74 Maltreatment syndromes [sindroma salah tindak]


Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk identifikasi cedera yang timbul sekarang.
T74.0 Neglect or abandonment ditinggalkan atau tidak dipedulikan
T74.1 Pelecehan fisik
Battered [dipukuli]: baby or child syndrome NOS, spouse syndrome NOS
T74.2 Pelecehan sexual
T74.3 Pelecehan psikologis
T74.8 Sindroma salah tindak lainnya
Bentuk-bentuk campuran
T74.9 Sindroma salah tindak, tidak dijelaskan
Efek dari: pelecehan adult NOS, pelecehan anakNOS
T75 Efek penyebab luar lainnyay
Kecuali:
Efek tidak diharapkan NEC (T78.-), luka bakar (listrik) (T20-T31)
T75.0 Efek petir
Syok akibat petir , disambar petir NOS
T75.1 Tenggelam dan perendaman non-fatal
Immersi, kramp perenang
T75.2 Efek getaran
Vertigo akibat infrasound,
Sindroma pneumatic hammer, sindroma vasospastik traumatika
T75.3 Motion sickness
Mabuk udara, mabuk laut, mabuk darat
T75.4 Efek arus listrik
Tersengat listrik (electrocution), syok akibat arus listrik
T75.8 Efek lain yang dijelaskan dari penyebab luar
Efek: daya gravitasi [G] abnormal, keadaan tanpa bobot
T78

Efek yang tidak diharapkan, not elsewhere classified


Kategori ini digunakan sebagai kode primer untuk identifikasi efek yang tidak bisa
diklasifikasikan di tempat lain, akibat penyebab yang tidak diketahui, tidak bisa ditentukan,
atau tidak jelas. Pada pengkodean ganda ia dipakai sebagai kode tambahan yang menunjukkan
efek-efek dari kondisi yang diklasifikasikan di tempat lain.
Kecuali:
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
T78.0 Syok anafilaktik akibat reaksi makanan yang tidak diharapkan
T78.1 Reaksi makanan lainnya yang tidak diharapkan, not elsewhere classified
Kecuali: intoksikasi akibat bakteri yang berasal dari makanan (A05.-),
dermatitis akibat makanan yang menyentuh kulit (L23.6, L24.6, L25.4)
dermatitis akibat makanan yang dimakan (L27.2),
T78.2 Syok anafilaksis, tidak dijelaskan
Syok alergi NOS, reaksi anafilaksis NOS, anafilaksis NOS
Kecuali syok anafilaksis akibat:
reaksi makanan yang tak diharapkan (T78.0), serum (T80.5),
efek samping obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T78.3 Edema angioneurotik
Giant urticaria, edema Quincke
Kecuali: urtikaria (L50.-), urtikaria serum (T80.6)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-54

T78.4 Alergi, tidak dijelaskan


Reaksi alergi NOS, hipersensitivitas NOS, idiosyncracy NOS
Kecuali: reaksi alergi NOS terhadap obat yang diberikan dengan benar (T88.7)
jenis reaksi alergi yang dijelaskan seperti:
hay fever (J30.1), gastroenteritis dan kolitis alergi (K52.2),
dermatitis (L23-L25, L27.-)
T78.8 Efek samping lainnya, not elsewhere classified
T78.9 Efek samping, tidak dijelaskan
Kecuali: efek samping asuhan bedah dan medis NOS (T88.9)

Komplikasi dini tertentu dari trauma (T79)


T79 Komplikasi dini tertentu dari trauma, not elsewhere classified
Kecuali:
Respiratory: distress, syndrome pada dewasa (J80), pada neonatus (P22.0)
Komplikasi asuhan bedah dan medis NEC (T80-T88)
Kalau terjadi sewaktu atau setelah prosedur medis (T80-T88)
T79.0 Embolisme udara (traumatika)
Kecuali: embolisme udara sebagai komplikasi: abortus atau kehamilan ektopik atau
mola (O00-O07, O08.2), hamil, melahirkan dan nifas (O88.0)
T79.1 Embolisme lemak (traumatika)
Kecuali: embolisme lemak sebagai komplikasi: abortus atau kehamilan ektopik atau
mola (O00-O07, O08.2), hamil, melahirkan dan nifas (O88.8)
T79.2 Perdarahan sekunder dan rekuren traumatika
T79.3 Infeksi luka pasca-trauma, not elsewhere classified
Kalau perlu gunakan kode dari (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi
T79.4 Syok traumatika
Syok (segera)(tertunda) setelah cedera
Kecuali syok:
sebagai komplikasi abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
obstetric (O75.1), nontraumatika NEC (R57.-)
petir (T75.0), listrik (T75.4), pascabedah (T81.1), anestetik (T88.2),
anafilaktik (akibat): NOS (T78.2), reaksi makanan yang tidak diharapkan (T78.0),
serum (T80.5), obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T79.5 Anuria traumatika
Crush syndrome, gagal ginjal setelah crushing [tabrakan]
T79.6 Iskemia traumatika pada otot
Compartment syndrome, kontraktur iskemik Volkmann
Kecuali: sindroma tibialis anterior (M76.8)
T79.7 Emfisema subkutis traumatika
Kecuali: emfisema (subkutis) akibat suatu prosedur (T81.8)
T79.8 Komplikasi dini lain dari trauma
T79.9 Komplikasi dini dari trauma, tidak dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-55

Komplikasi asuhan bedah dan medis, NEC (T80-T88)

Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab 20) untuk identifikasi peralatan
yang terlibat dan detil kejadian, atau kode tambahan (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali:
efek samping obat-obatan (A00-R99, T78.-)
mendapat asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa komplikasi, seperti:
penutupan stoma eksternal (Z43.-) status lobang buatan (Z93.-),
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal (Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat penggunaan lokal dan radiasi (T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi kolostomi (K91.4)
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)
T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Termasuk: Perfusi
Kecuali:
Penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0 Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion dan injeksi
T80.1 Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah infus, transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.7), akibat peralatan prostetik,
implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.4), akibat peralatan prostetik,
implant, graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO
Transfusi darah inkompatibel,
Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada infus atau transfusi
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada infus atau transfusi
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), syok anafilaktik NOS (T78.2)
syok anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T80.6 Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness;
Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak dijelaskan
Reaksi transfusi NOS
T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified
Kecuali:
Komplikasi: infus, transfusi, dan injeksi(T80.-),: immunisasi (T88.0-T88.1),
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-56

T81.0

T81.1

T81.2

T81.3
T81.4

T81.5

T81.6
T81.7

Efek samping obat NOS (T88.7)


Komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1)
komplikasi prostetik, implant dan graft (T82-T85)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimiawi (T36-T65)
Perdarahan dan haematoma sebagai komplikasi prosedur, n. e. c.
Perdarahan pada situs mana saja akibat prosedur
Kecuali: haematoma luka obstetrik (O90.2),
perdarahan akibat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
Shock selama atau akibat prosedur, n.e..
Kolaps NOS, syok (endotoksik)(hipovolemik)(septik): ketika atau setelah prosedur
Syok pasca-bedah NOS
Kecuali: syok:
obstetrik (O75.1), setelah abortus, hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.3)
electric (T75.4), anafilaktik NOS (T78.2), traumatika (T79.4), anestetik (T88.2)
anafilaktik akibat: serum (T80.5), obat medis yang diberi secara benar (T88.6)
Pungsi dan laserasi sewaktu prosedur, not elsewhere classified
Perforasi tak sengaja sewaktu prosedur pada pembuluh darah, syaraf atau organ, oleh:
kateter, endoskop, instrumen, atau probe,
Kecuali:
kerusakan akibat instrumen sewaktu melahirkan (O70-O71)
perforasi, pungsi atau laserasi akibat alat atau implant yang sengaja ditinggalkan di
dalam luka operasi (T82-T85)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti sindroma laserasi
ligamentum latum [Allen-Masters] (N83.8)
Disrupsi luka operasi, not elsewhere classified
Dehiscence [benang jahitan lepas] atau ruptur luka operasi
Kecuali disrupsi: luka seksio sesar (O90.0), luka obstetrik perineum (O90.1)
Infeksi setelah prosedur, n.e.c
Abscess pasca-prosedur: intra-abdomen, subfrenik, jahitan atau luka
Septikemia pasca-prosedur
Kecuali:
infeksi luka bedah obstetrik (O86.0), infeksi akibat: infus, transfusi, injeksi (T80.2),
alat prostetik, implant dan graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
Benda asing yang tertinggal di rongga tubuh atau luka operasi setelah prosedur
Adhesi, obstruksi, atau perforasi akibat benda asing yang tertinggal dalam luka operasi
atau rongga tubuh
Kecuali:
obstruksi atau perforasi akibat alat prostetik dan implant yang tertinggal dalam
tubuh (T82.0-T82.5, T83.0-T83.4, T84.0-T84.4, T85.0-T85.6)
Reaksi akut terhadap benda asing yang tertinggal sewaktu prosedur
Peritonitis: aseptik, kimiawi
Komplikasi vaskuler setelah prosedur, n.e.c.
Embolisme udara setelah prosedur NEC
Kecuali embolisme:
sebagai komplikasi: hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
abortus, kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
akibat alat prostetik, implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
traumatika (T79.0), setelah infus, transfusi dan injeksi (T80.0)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-57

T81.8 Komplikasi lain dari prosedur, n.e.c.


Komplikasi terapi inhalasi, fistula pasca-bedah persisten
Emfisema (subkutis) akibat prosedur
Kecuali: hiperpyrexia maligna akibat anestesia (T88.3)
hipotermia setelah anestesia (T88.5)
T81.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari prosedur
T82 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft pada jantung dan pembuluh darah
Kecuali:
Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
T82.0 Komplikasi mekanis prostesis katup jantung
Prostesis katup menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T82.1 Komplikasi mekanis alat elektronik jantung
Elektroda atau generator denyut (baterai) menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi:
T82.2 Komplikasi mekanis dari bypass a. koronaria dan graft katup
Bypass a. koronaria dan graft katup menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, Obstruksi mekanis, perforasi, protrusi:
T82.3 Komplikasi mekanis dari graft vaskuler lainnya
Graft (penggantian) (bifurkasio) aorta, graft (bypass) arteri (karotid) (femoralis)
menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T82.4 Komplikasi mekanis dari kateter dialisis vaskuler
Kateter dialisis vaskuler menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter dialisis intraperitoneum (T85.6)
T82.5 Komplikasi mekanis dari alat dan implant jantung dan pembuluh lainnya
Kateter infus, jantung buatan, fistula atau shunt arterio-vena akibat bedah, alat
umbrella, alat balloon (counterpulsation)
menyebabkan jantung dan pembuluh:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis kateter infus epidura dan subdura (T85.6)
T82.6 Infeksi dan reaksi radang akibat prostesis katup jantung
T82.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat, implant, dan graft jantung dan vaskuler
lainnya
T82.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis
akibat alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler
T82.9 Komplikasi alat prostetik, implant, dan graft jantung dan vaskuler, tidak
dijelaskan
T83 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
Kecuali:
Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
T83.0 Komplikasi mekanis kateter (indwelling) urinarius
Kateter sistostomi dan kateter indwelling [tetap di tempat] uretra menyebabkan:
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T83.1 Komplikasi mekanis alat dan implant urinarius lainnya
Alat perangsang elektronik, implant sfingter, dan stent urinarius menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-58

T83.2 Komplikasi mekanis graft organ urinarius


Graft organ urinarius menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T83.3 Komplikasi mekanis alat kontrasepsi dalam rahim
Alat kontrasepsi dalam rahim menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T83.4 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft lain di traktus genitalis
Prosthesis penis (yang diimplantasi) menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T83.5 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam sistem
urinarius
T83.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft dalam traktus
genitalis
T83.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft genitourinarius
T83.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft
genitourinarius
T84 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
Kecuali:
Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
Fraktur setelah pemasangan implant ortopedik, prostesis sendi atau plat (M96.6)
T84.0 Komplikasi mekanis internal prosthesis sendi
Prosthesis sendi menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T84.1 Komplikasi mekanis alat fiksasi internal tulang anggota
Alat fiksasi internal tulang anggota menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T84.2 Komplikasi mekanis internal alat fiksasi tulang lain
Alat fiksasi internal tulang lain menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T84.3 Komplikasi mekanis alat tulang, implant dan graft lainnya
Graft tulang, electronic bone stimulator menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T84.4 Komplikasi mekanis alat ortopedik internal, implants dan grafts lainnya
Graft otot dan tendon menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T84.5 Infeksi dan reaksi radang akibat internal sendi prosthesis
T84.6 Infeksi dan reaksi radang akibat alat fiksasi internal [semua tempat]
T84.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik
internal lain
T84.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal
T84.9 Komplikasi alat prostetik, implant dan graft ortopedik internal. tidak dijelaskan
T85 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft orthopaedik internal
Kecuali:
Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant (T86.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-59

T85.0 Komplikasi mekanis shunt (komunickans) ventrikel intrakranium


Shunt (komunikans) ventrikel intrakranium menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.1 Komplikasi mekanis stimulator sistem syaraf elektronik yang diimplantasi
Neurostimulator elektronik (elektroda) otak, syaraf perifer, medulla spinalis
menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.2 Komplikasi mekanis lensa intraokuler
Lensa intraokuler menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.3 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft okuler lainnya
Graft kornea, orbita prostetik mata menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.4 Komplikasi mekanis prostesis dan implant mammae
Prostesis dan implant mammae menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.5 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft gastrointestinum
Prostesis saluran empedu, alat anti-reflux esofagus menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
T85.6 Komplikasi mekanis alat prostetik, implant dan graft internal lain yang
dijelaskan
Kateter infus epidura dan subdura, kateter dialisis intraperitoneum, material bedah
non-absorbable NOS, jahitan permanen, menyebabkan
rusak, bergeser, bocor, malposisi, obstruksi mekanis, perforasi, protrusi
Kecuali: komplikasi mekanis dari sutura [jahitan] permanen (kawat) yang dipakai pada
perbaikan tulang (T84.1-T84.2)
T85.7 Infeksi dan reaksi radang akibat alat prostetik, implant dan graft internal
lainnya
T85.8 Komplikasi lain alat prostetik, implant dan graft internal, not elsewhere
classified
Komplikasi, perdarahan, nyeri, embolisme, trombosis, fibrosis, atau stenosis
akibat alat prostetik, implant dan graft internal NEC
T85.9 Komplikasi yang tidak dijelaskan dari alat prostetik, implant dan graft internal
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal NOS
T86 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant
T86.0 Penolakan transplant sumsum tulang
Raksi atau penyakit graft-versus-host
T86.1 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant ginjal
T86.2 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung
Kecuali komplikasi dari: jantung buatan (T82.5), transplant jantung-paru(T86.3)
T86.3 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant jantung-paru
T86.4 Kegagalan dan penolakan terhadap transplant hepar
T86.8 Kegagalan dan penolakan terhadap organ dan jaringan transplant lainnya
Kegagalan atau penolakan terhadap transplant:
tulang, usus, paru-paru, pankreas, kulit (allograft) (autograft)
T86.9 Kegagalan dan penolakan yang tidak dijelaskan terhadap organ dan jaringan
transplant
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-60

T87
T87.0
T87.1
T87.2
T87.3
T87.4
T87.5
T87.6

Komplikasi yang hanya pada penyambungan kembali dan amputasi


Komplikasi (bagian) anggota atas yang disambungkan kembali
Komplikasi (bagian) anggota bawah yang disambungkan kembali
Komplikasi bagian tubuh disambungkan kembali
Neuroma tunggul amputasi
Infeksi tunggul amputasi
Nekrosis tunggul amputasi
Komplikasi lain dan tidak dijelaskan pada tunggul amputasi
Kontraktur (flexi)(sendi proximal), hematoma, atau edema, pada tunggul amputasi:
Kecuali: phantom limb syndrome (G54.6-G54.7)

T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
Kecuali:
komplikasi setelah: infus, transfusi dan injeksi (T80.-), prosedur NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan (T81.2)
komplikasi yang dijelaskan yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi dari
anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-)
operasi dan prosedur obstetri (O75.4),
alat, implant dan graft (T82-T85)
T88.0 Infeksi setelah immunisasi
Sepsis, septikemia setelah immunisasi
T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati pascaimmunisasi (M02.2)
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya (T80.6)
T88.2 Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada): akibat overdosis zat yang salah (T36-T50),
kehamilan (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-)
syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3 Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4 Intubasi gagal atau sulit
T88.5 Komplikasi lain anestrsia
Hipotermia setelah anestesia
T88.6 Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang diberikan dengan benar
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7 Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
Efek samping, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi (dari) (terhadap)
obat-obatan yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis, nec
T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan
Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-61

Sequela cedera,keracunan dan akibat lain dari penyebab luar (T90-T98)

Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99 dan T00-T88
sebagai penyebab efek jangka panjang, yang diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup
semua yang dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu tahun atau
lebih setelah cedera akut.
T90 Sequelae cedera kepala
T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S00.T90.1 Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S01.T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S02.T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S04.T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S05.T90.5 Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S06.T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S03.-, S07-S08 dan S09.0-S09.8
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S09.9
T91 Sequela cedera leher dan badan
T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1
T91.1 Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S12.-, S22.0-S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S22.2-S22.9, S32.1-S32.5 dan S32.8
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S26-S27
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S36-S37
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8
S23.-, S24.2-S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8
S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8
T09.2 dan T09.4 -T09.8
T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S19.9, S29.9, S39.9 dan T09.9
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-62

T92 Sequela cedera anggota atas


T92.0 Sequela luka terbuka anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
T92.1 Sequela fraktur lengan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S42.-, S52.- dan T10
T92.2 Sequela fraktur setinggi pergelangan dan tangan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S62.T92.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S43.-, S53.-, S63.- dan T11.2
T92.4 Sequela cedera syaraf anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S44.-, S54.-, S64.- dan T11.3
T92.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S46.-, S56.-, S66.- dan T11.5
T92.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S47-S48, S57-S58, S67-S68 dan T11.6
T92.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S40.-, S45.-, S49.7-S49.8, S50.-,S55.-, S59.7-S59.8,
S60.-, S65.-, S69.7-S69.8, T11.0, T11.4 dan T11.8
T92.9 Sequela cedera anggota atas yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S49.9, S59.9, S69.9 dan T11.9
T93 Sequela cedera anggota bawah
T93.0 Sequela luka terbuka anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
T93.1 Sequela fraktur femur
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S72.T93.2 Sequela fraktur lain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S82.-, S92.- dan T12
T93.3 Sequela dislokasi, sprain dan strain anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S73.-, S83.-, S93.- dan T13.2
T93.4 Sequela cedera syaraf anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S74.-, S84.-, S94.- dan T13.3
T93.5 Sequela cedera otot dan tendon pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S76.-, S86.-, S96.- dan T13.5
T93.6 Sequela cedera remuk dan amputasi trauma anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S77-S78, S87-S88, S97-S98 dan T13.6
T93.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S70.-, S75.-, S79.7-S79.8,
S80.-,S85.-, S89.7-S89.8, S90.-, S95.-, S99.7-S99.8, T13.0, T13.4 dan T13.8
T93.9 Sequela cedera anggota bawah yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S79.9, S89.9, S99.9 dan T13.9
T94 Sequela cedera yang melibatkan daerah tubuh ganda dan tidak dijelaskan
T94.0 Sequela cedera yang melibatkan daerah ganda pada tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T00-T07
T94.1 Sequela cedera pada daerah tubuh yang tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-63

Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T14.T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite
T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan menurut luas
keterlibatan permukaan tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T31-T32
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T26-T29, T35.0-T35.1 dan T35.6
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T30.-, T33.9, T34.9 dan T35.7
T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis
Sequela keracunan yang bisa diklasifikasikan pada T36-T50
T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to source
Sequela efek toksik yang bisa diklasifikasikan pada T51-T65
T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar
T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T15-T19
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T66-T78
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T79.T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T80-T88

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XX-64

CHAPTER XXI.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
(V01-Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi suplemen, memungkinkan
klasifikasi peristiwa dan situasi di lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek tak
diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan pada kode dari bab lain yang
menunjukkan bentuk kondisi, yang sering diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan
dan konsekuensi tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya dikode
menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang ditabulasikan maka kode dari Bab
XX yang diutamakan. Kondisi lain yang dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar
diklasifikasikan pada Bab I-XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX hanya digunakan
untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab eksternal dari morbiditas dan mortalitas
dimasukkan pada Y85-Y89

Bab ini berisi blok-blok berikut:


V01-X59. Kecelakaan
V01-V99 Kecelakaan transport
V01-V09
Pejalan kaki cedera dalam kecelakaan transport
V20-V19
Penunggang sepeda cedera dalam kecelakaan transport
V20-V29
Penunggang sepeda motor cedera dalam kecelakaan transport
V30-V39
Pengguna MV roda 3 cedera dalam kecelakaan transport
V40-V49
Pengguna mobil cedera dalam kecelakaan transport
V50-V59
Pengguna truk atau van pick-up cedera dalam kecelakaan transport
V60-V69
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam kecelakaan transport
V70-V79
Pengguna bus cedera dalam kecelakaan transport
V80-V89
Kecelakaan transport darat lainnya
V90-V94
Kecelakaan transport air
V95-V97
Kecelakaan transport udara dan angkasa luar
V98-V99
Kecelakaan transport yang lain dan tidak dijelaskan
W00-X59 Penyebab luar lain pada cedera kecelakaan
W00-W19
Jatuh
W20-W49
Terdedah tenaga mekanis bukan makhluk hidup
W50-W64
Terdedah tenaga mekanis makhluk hidup
W65-W74
Kecelakaan tenggelam
W75-W84
Ancaman pernafasan dari kecelakaan lain
W85-W99
Terdedah arus listrik, radiasi, serta suhu dan tekanan ekstrim udara
X00-X09
Terdedah asap dan api
X10-X19
Kontak dengan panas dan benda panas
X20-X29
Kontak dengan hewan dan tanaman beracun
X30-X39
Terdedah kekuatan alam
X40-X49
Keracunan dan terdedah zat-zat beracun
X50-X57
Latihan berlebihan, perjalanan dan kekurangan
X58-X59
Kecelakaan karena terdedah faktor yang lain dan tidak dijelaskan

X60-X84. Sengaja menyakiti diri sendiri


X85-Y09. Assault [serangan]
Y10-Y34. Kejadian yang niatnya tidak diketahui
Y35-Y36. Intervensi hukum dan pelaksanaan perang
Y40-Y84. Komplikasi asuhan medis dan bedah
Y40-Y59 Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek tak diinginkan dalam
pengobatan
Y60-Y69 Salah tindak terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis
Y70-Y82 Peralatan medis yang berhubungan dengan insiden tak diinginkan dalam
penggunaan diagnostik dan terapi
Y83-Y84 Pembedahan dan prosedur medis lainnya sebagai penyebab reaksi
abnormal pada pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa dinyatakan adanya
kesalahan tindakan pada waktu prosedur dilakukan
Y85-Y89. Sekuel penyebab luar morbiditas dan mortalitas
Y90-Y98. Faktor tambahan yang terkait dengan penyebab morbiditas dan mortalitas
c.e.

Kode aktifitas

Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel terpisah penambah kategori
V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi
tambahan ini jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori yang
tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada W00-Y34
0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga
Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-skiing, berenang
1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai
Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop, menari, atau pesta
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali:
Aktifitas olahraga (0)
2. Ketika bekerja mencari penghasilan
Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain, mencuci, memasak,
bertaman, memelihara rumah
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran sekolah
Sedang menjalani pendidikan
4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi
8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-2

9. Ketika sedang melakukan aktifitas yang tidak dijelaskan

Kecelakaan transport (V01-V99)

Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang berhubungan dengan kecelakaan
transport darat (V01-V89) menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan
lawan korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada diidentifikasi pada dua
karakter pertama, karena dianggap sebagai faktor yang perlu diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali:
kecelakaan pada orang yang sedang memperbaiki peralatan transportasi atau
kendaraan (tidak sedang bergerak) asalkan tidak dicederai oleh kendaraan lain yang
sedang bergerak (W00-X59)
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan, tapi tidak berhubungan dengan bahaya
yang terkait dengan bentuk transportasi [misal cedera yang diperoleh dalam
perkelahian di atas kapal; kendaraan transport yang terlibat bencana; jari terjepit
ketika menutup pintu mobil] (W00-X49)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X81-X83),
serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),
kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y31-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
:
MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas
Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport
(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang melibatkan alat yang terutama
dirancang atau saat itu digunakan untuk, membawa orang atau barang dari satu tempat
ke tempat lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah bagian antara batas hak milik
(atau garis batas) tanah, yang biasanya tersedia bagi masyarakat untuk memindahkan
orang atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway (badan jalan) adalah
bagian jalan umum yang biasa digunakan untuk lalulintas kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang terjadi di jalan umum
[misalnya berangkat dari, tiba di, atau melibatkan kendaraan yang sebagian badannya
berada di jalan umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan umum kalau
tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang hanya melibatkan MV offroad yang diklasifikasikan sebagai Non-TA kalau tidak dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan kendaraan yang seluruh
bagiannya terjadi di tempat selain jalan umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu tidak berada di dalam
atau di atas MV, kereta api, trem, kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau sedang di
atas sepeda atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau memperbaiki kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator, pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled, scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang menjalankan atau bermaksud
menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain pengemudi.
Kecuali:
orang yang berkendara di bagian luar kendaraan lihat definisi (h)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-3

(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang sedang dibawa oleh
kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang biasanya disediakan untuk pengemudi atau
penumpang, atau ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk orang (yang berkendara pada): badan kendaraan, tangga, bumper [fender],
atap, bergantung di luar, papan luncur kendaraan
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan dengan pedal.
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali:
sepeda yang bermotor lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau becak atau trailer yang
dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel penunggang dan kadangkadang dengan roda ketiga untuk menunjang becak samping. Becak samping dianggap
sebagai bagian dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali:
tricyle bermotor lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara di atas sepeda motor, atau
di dalam becak samping atau trailer yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk penggunaan di jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda tiga
Kecuali:
sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat definisi (x)
(n) Mobil adalah MV roda empat yang dirancang terutama untuk membawa sampai 10
orang. Sebuah karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai
bagian dari mobil tersebut.
Termasuk: minibus
(o) Kendaraan bermotor atau kendaraan bisa berarti berbagai kendaraan transportasi.
Penggunaan lokal istilah ini harus ditentukan untuk mentukan kode yang sesuai. Kalau
istilah digunakan secara meragukan, gunakan kode yang tidak dijelaskan. Sebuah
karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil
tersebut
(p) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang dirancang terutama
untuk membawa barang, beratnya kurang dari batas lokal untuk kendaraan barang
berat, dan tidak memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(q) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama untuk membawa barang,
memenuhi kriteria lokal untuk klasifikasi kendaraan barang berat berdasarkan berat
kerbside (biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus.
[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(r) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk membawa lebih dari
10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(s) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau tanpa gerbong, dirancang
untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk: mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di jalur tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik] [uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali:
mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di jalur tersendiri yang
merupakan bagian jalan umum - lihat definisi (s)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-4

(t) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan terutama untuk membawa
orang di dalam kota, berjalan di atas rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan
berjalan di jalur sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer yang ditarik trem
dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk: trem listrik interurban, kalau disebutkan beroperasi di jalan umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(u) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang untuk digunakan terutama
di dalam bangunan dan wilayah dari tempat industri atau perdagangan
Termasuk: truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang airport bertenaga batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara di pertambangan,
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di tambang atau galian
(v) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang untuk digunakan secara
khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah,
menyebar benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan trailer)
(w) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara khusus untuk digunakan
dalam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller (perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin giling)
(x) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV yang dirancang khusus untuk
menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan khusus adalah
konstruksi tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali:
hovercraft di perairan terbuka lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara.
Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport
1.

2.

3.

4.

Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86. Untuk kategori ini
korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna kendaraan off-road
Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport, gunakan urutan berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai pengguna kendaraan tapi
dinyatakan tertabrak, terseret, cedera, remuk, atau terbunuh oleh kendaraan termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi, sepeda,
kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-V09).
Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan peranan korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-5

5.

6.

7.

bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar, trem, traktor, buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang digunakan korban jangan
ditebak kecuali kalau kendaraannya sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada
V87-V88, V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan 2 di atas.
Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)(nonmotor) gagal berbelok atau
lepas kontrol (akibat) ban pecah, kerusakan bagian mekanis, pengemudi tertidur atau
lengah, atau kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan, klasifikasikan kecelakaan ini
sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi adalah kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan
ini sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat.
Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka klasifikasikan
kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau kecelakaan yang terjadi bukan tabrakan,
klasifikasikan sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat
Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran (tak bergerak), pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak;
dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan V77.terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan V78.tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and V70.tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang sedang ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and V76.-.

Pejalan kaki cedera dalam laka-transport (V01-V09)

[Kecelakaan transport = laka-transport]


Kecuali:
tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain (W51.-),
tabrakan pejalan kaki dengan pejalan kaki lain disusul dengan jatuh (W03.-)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan pada kategori V01-V06:
.0 Non-TA
.1 TA
.9 Tidak dijelaskan TA atau Non-TA

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-6

V01. Tabrakan dengan sepeda


V02. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V03. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V04. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V05. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V06. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V09. Pejalan kaki cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Termasuk: pejalan kaki cedera akibat kendaraan khusus
V09.0 Cedera dalam Non-TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.1 Cedera dalam Non-TA yang tidak jelas
V09.2 Cedera dalam TA akibat MV lain dan tidak jelas
V09.3 Cedera dalam TA yang tidak jelas
V09.9 Cedera dalam laka-transport yang tidak jelas

Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport (V10-V19)


Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V10-V18:
.0 Pengemudi sepeda cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika sedang naik atau turun dari sepeda
.4 Pengemudi sepeda cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda yang tidak jelas cedera dalam TA

V10. Penunggang sepeda tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V16.-)
V11. Tabrakan dengan sepeda lain
V12. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V13. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V14. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V15. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V16. Tabrakan dengan non-MVlain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V17. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V18. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda (tanpa didahului tabrakan)
sepeda rebah: NOS, tanpa tabrakan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-7

V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V19.0 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.1 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.2 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
Tabrakan sepeda NOS, Non-TA
V19.3 Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA
Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
V19.4 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.5 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.6 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS

Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport (V20-V29)

Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda bermotor, skooter motor
Kecuali:
MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam TA
V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V26.-)
V21. Tabrakan dengan sepeda
V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului tabrakan)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-8

sepeda motor rebah: NOS, tanpa tabrakan


V29. Cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V29.0 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam NonTA
V29.1 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam NonTA
V29.2 Penunggang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas dalam NonTA
Tabrakan sepeda motor NOS, nontraffic
V29.3 Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS, nontraffic
Penunggang sepeda motor cedera dalam Non-TA NOS
V29.4 Pengemudi sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V29.5 Penumpang sepeda motor tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V29.6 Penunggang sepeda motor yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak
jelas, TA
Tabrakan sepeda motor NOS (lalulintas)
V29.8 Penunggang sepeda motor cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh bagian sepeda motor
V29.9 Penunggang sepeda motor cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan sepeda motor NOS

Penumpang MV roda-tiga cedera dalam laka-transport (V30-V39)

Termasuk: tricycle bermotor


Kecuali:
sepeda motor dengan becak samping (V20-V29)
kendaraan yang dirancang terutama untuk penggunaan di luar jalan (V86.-)
Subdivisi karakter keempat berikut digunakan pada kategori V30-V38:
.0 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun MV roda-tiga
.5 Pengemudi MV roda-tiga cedera dalam TA
.6 Penumpang MV roda-tiga cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar MV roda-tiga cedera dalam TA
.9 Pengguna yang tidak jelas pada MV roda 3 cedera dalam TA
V30. Tabrakan dengan pejalan kaki or animal
Kecuali: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi
(V36.-)
V31. Tabrakan dengan sepeda
V32. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V33. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V34. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-9

V35. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel


V36. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V37. Tabrakan dengan benda tak bergerak
V38. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari MV roda 3
MV roda 3 terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V39. Pengguna MV roda 3 cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V39.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jela,s Non-TA
V39.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V39.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
V39.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3, bukan lalulintas
Penumpang MV roda 3 cedera dalam Non-TA NOS
V39.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V39.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan MV roda 3 (lalulintas)
V39.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain MV roda 3
V39.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan MV roda 3

Pengguna mobil cedera dalam laka-transport (V40-V49)


Termasuk: minibus
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V4O-V48:
.0 Pengemudi mobil cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang mobil cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun mobil
.5 Pengemudi mobil cedera dalam TA
.6 Penumpang mobil cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar mobil cedera dalam TA
.9 Pengguna mobil yang tidak jelas cedera dalam TA

V40. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V46.-)
V41. Tabrakan dengan sepeda
V42. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V43. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-10

V44. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus


V45. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V46. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V47. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V48. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: mobil terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V49. Cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V49.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V49.2 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan mobil NOS, bukan lalulintas
V49.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil, bukan lalulintas; pengguna mobil cedera, Non-TA NOS
V49.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V49.6 Pengguna tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan mobil NOS (lalulintas)
V49.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain mobil
V49.9 Pengguna cedera dalam TA yang tak jelas
Kecelakaan mobil NOS

Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam laka-transport (V50-V59)


Kecuali:
kendaraan transport berat (V60-V69)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V50-V58:
.0 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun truk pick-up atau van
.5 Pengemudi truk pick-up atau van cedera dalam TA
.6 Penumpang truk pick-up atau van cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar truk pick-up atau van cedera dalam TA
.9 Pengguna truk pick-up atau van yang tidak jelas cedera dalam TA

V50. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang yang ditunggangi (V56.-)
V51. Tabrakan dengan sepeda
V52. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V53. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-11

V54. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus


V55. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V56. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V57. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V58. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: truk pick-up atau van terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V59. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V59.0 Pengemudi abrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V59.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V59.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tdak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
V59.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van, bukan lalulintas
Pengguna truk pick-up atau van cedera dalam Non-TA NOS
V59.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V59.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van (lalulintas)
V59.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain truk pick-up atau van
V59.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan truk pick-up atau van

Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam laka-transport (V60V69)


Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V60-V68:
.0 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun kendaraan transport berat
.5 Pengemudi kendaraan transport berat cedera dalam TA
.6 Penumpang kendaraan transport berat cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar kendaraan transport berat cedera dalam TA
.9 Pengguna kendaraan transport berat yang tidak jelas cedera dalam TA

V60. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan


Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V66.-)
V61. Tabrakan dengan sepeda
V62. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-12

V63. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van


V64. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V65. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V66. Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V67. Tabrakan dengan objek tidak bergerak
V68. Pengguna cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: kendaraan transport berat terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V69. Pengguna cedera dalam laka-transport lain dan tak jelas
V69.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V69.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V69.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas
V69.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tidak dijelaskan
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat, bukan lalulintas
Pengguna kendaraan transport berat cedera dalam Non-TA NOS
V69.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V69.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V69.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat (lalulintas)
V69.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain kendaraan transport berat
V69.9 Pengguna cedera dalam laka-transport yang tak jelas
Kecelakaan NOS yang melibatkan kendaraan transport berat

Pengguna bus cedera dalam laka-transport (V70-V79)

Kecuali:
minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA
V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali:
Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V76.-)
V71. Tabrakan dengan sepeda
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-13

V72. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3


V73. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V74. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V75. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V76. Tabrakan dengan non-MVlainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, binatang yang ditunggangi, trem
V77. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V78. Pengguna bus cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: bus terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V79. Pengguna bus cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V79.0 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.1 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
V79.2 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, Non-TA
Tabrakan bus: NOS, nontraffic
V79.3 Pengguna cedera dalam Non-TA yang tak jelas
Kecelakaan bus NOS, non-TA; pengguna bus cedera dalam non-TA NOS
V79.4 Pengemudi tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.5 Penumpang tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
V79.6 Pengguna yang tak jelas tabrakan dengan MV lain dan tak jelas, TA
Tabrakan bus NOS (lalulintas)
V79.8 Pengguna cedera dalam laka-transport lain yang dijelaskan
Terjepit oleh pintu atau bagian lain bus
V79.9 Pengguna cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan bus NOS

Laka-transport darat lainnya (V80-V89)


V80. Penunggang hewan atau pengguna kendaraan ditarik hewan cedera dalam lakatransport
V80.0 Jatuh atau terlempar dari hewan atau kendaraan dalam kecelakaan bukan
tabrakan
Hewan atau kendaraan ditarik hewan terbalik: NOS, tanpa tabrakan
V80.1 Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang
ditunggangi (V80.7)
V80.2 Tabrakan dengan sepeda
V80.3 Tabrakan dengan MV roda dua atau 3
V80.4 Tabrakan dengan mobil, truk pick-up, van, kendaraan transport berat atau bus
V80.5 Tabrakan dengan MV lain yang jelas
V80.6 Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-14

V80.7 Tabrakan dengan kendaraan tidak bermotor lain


Tabrakan dengan: binatang yang ditunggangi, kendaraan ditarik hewan, trem
V80.8 Tabrakan dengan objek tak bergerak
V80.9 Penunggang cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
Kecelakaan kendaraan ditarik hewan NOS,
Kecelakaan penunggang hewan NOS
V81. Pengguna kereta api atau kendaraan rel cedera dalam laka-transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar kereta api
V81.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V81.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V81.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock [kumpulan kendaraan
beroda]
V81.3 Tabrakan dengan objek lain
Tabrakan kereta api NOS
V81.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kereta api atau kendaraan rel
V81.5 Cedera akibat jatuh di dalam kereta api atau kendaraan rel
Kecuali:
jatuh ketika kereta lepas dari rel:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan
(V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.6 Cedera akibat jatuh dari kereta api atau kendaraan rel
Kecuali:
jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan
(V81.7)
jatuh ketika naik atau turun (V81.4)
V81.7 Cedera dalam derailment tanpa tabrakan
V81.8 Cedera dalam kecelakaan kereta api lain yang jelas
Ledakan atau api;
Dihantam oleh jatuhan: tanah, batu, pohon
Kecuali:
jatuh ketika kereta lepas dari rel [derailment]:
didahului tabrakan (V81.0-V81.3); tanpa didahului tabrakan
(V81.7)
V81.9 Cedera dalam kecelakaan kereta api yang tidak jelas
Kecelakaan kereta api NOS
V82. Pengguna trem cedera dalam laka-transport
Termasuk: orang yang berada di bagian luar trem
V82.0 Tabrakan dengan MV dalam Non-TA
V82.1 Tabrakan dengan MV dalam TA
V82.2 Tabrakan dengan atau dihantam oleh rolling stock
V82.3 Tabrakan dengan objek lain
Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau binatang
ditunggangi (V82.8)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-15

V82.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari trem


V82.5 Cedera akibat jatuh di dalam trem
Kecuali:
jatuh: ketika naik atau turun (V82.4),
didahului tabrakan
(V82.0-V82.3)
V82.6 Cedera akibat jatuh dari trem
Kecuali:
jatuh: ketika naik atau turun (V82.4); didahului tabrakan (V82.0V82.3)
V82.7 Cedera dalam derailment tanpa didahului tabrakan
V82.8 Cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Tabrakan dengan kereta api atau non-MVlain
V82.9 Cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan trem NOS
V83. Pengguna kendaraan khusus industri cedera dalam laka-transport
Kecuali:
kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V83.0 Pengemudi cedera dalam TA
V83.1 Penumpang cedera dalam TA
V83.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V83.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V83.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus industri
V83.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V83.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V83.7 Seseorang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V83.9 Pengguna yang tidak jelas pada cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus industri NOS
V84. Pengguna kendaraan khusus pertanian cedera dalam kecelakaan transport
Kecuali:
kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W30.-)
V84.0 Cedera dalam TA
V84.1 Penumpang cedera dalam TA
V84.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V84.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
V84.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus pertanian
V84.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V84.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V84.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V84.9 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus pertanian NOS
V85. Pengguna kendaraan khusus konstruksi cedera dalam laka-transport
Kecuali:
kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V85.0 Pengemudi cedera dalam TA
V85.1 Penumpang cedera dalam TA
V85.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V85.3 Pengguna yang tidak jelas cedera dalam TA
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-16

V85.4
V85.5
V85.6
V85.7
V85.9

Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus konstruksi
Pengemudi cedera dalam Non-TA
Penumpang cedera dalam Non-TA
Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS

V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau MV lain yang
dirancang terutama untuk penggunaan off-road, cedera dalam cedera dalam lakatransport
Kecuali:
kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi cedera dalam TA
V86.1 Penumpang cedera dalam TA
V86.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V86.3 Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA
V86.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV segala medan dan off-road
lain
V86.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V86.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V86.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V86.9 Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA
Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road NOS
V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali:
tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V87.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (TA)
V87.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)
V87.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat (TA)
V87.5 Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (TA)
V87.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (TA)
V87.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)
V87.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)
V87.9 Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV (TA)
V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali:
tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V88.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (Non-TA)
V88.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)
V88.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat(Non-TA)
V88.5 Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus
(Non-TA)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-17

V88.6
V88.7
V88.8
V88.9
V89.0
V89.1
V89.2

V89.3
V89.9

Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (Non-TA)
Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)
Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (Non-TA)
Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV(NonTA). Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas
Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas, Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas (Non-TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)
Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA]) NOS
Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas (TA)
TA non-MV NOS
Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak jelas
Tabrakan NOS

Laka-transport air (V90-V94)

Termasuk: kecelakaan watercraft dalam rangka aktifitas rekreasi


Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V90-V94:
.0 Kapal dagang
.1 Kapal penumpang; kapal ferry; liner
.2 Kapal ikan
.3 Kendaraan air lain dengan mesin; hovercraft (di perairan terbuka); jet skis
.4 Kapal layar; yacht
.5 Canoe atau kayak
.6 Inflatable craft (tak bermesin)
.7 Water-skis
.8 Kendaraan air tanpa mesin lainnya; surf-board; windsurfer
.9 Kendaraan air yang tidak jelas; boat NOS; ship NOS; watercraft NOS
V90. Kecelakaan pada watercraft yang menyebabkan tenggelam
Termasuk: tenggelam (drowning and submersion) akibat:
jatuh atau melompat dari: kapal terbakar, tabrakan
watercraft,
kapal terbalik atau tenggelam, kecelakaan lain pada
watercraft
Kecuali:
tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft (V92.-)
V91. Kecelakaan watercraft yang menyebabkan cedera lainnya
Termasuk: cedera selain tenggelam akibat kecelakaan watercraft:
cedera dalam kecelakaan watercraft yang melibatkan tabrakan,
jatuh akibat tabrakan atau kecelakaan lain terhadap watercraft,
remuk di antara kapal tabrakan, dihantam sekoci setelah meninggalkan kapal,
terbakar ketika kapal terbakar,
dihantam objek yang jatuh akibat kecelakaan watercraft,
dihantam oleh kapal atau bagiannya setelah jatuh atau melompat dari kapal
rusak
Kecuali:
luka akibat api atau ledakan lokal di atas kapal (V93.-)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-18

V92. Tenggelam pada transportasi air tanpa kecelakaan watercraft


Termasuk: tenggelam akibat kecelakaan seperti:
jatuh: dari papan penghubung kapal ke dermaga, dari
kapal, ke air
terlempar ke air akibat gerakan kapal, diterpa air sehingga
jatuh keluar kapal
Kecuali:
tenggelamnya perenang atau penyelam yang melompat dari kapal yang tidak
mengalami kecelakaan (W69.-, W73.-)
V93. Kecelakaan di atas kapal yang tidak kecelakaan, tidak menyebabkan tenggelam
Termasuk: keracunan gas atau asap di kapal, kerusakan reaktor atom watercraft
panas berlebihan di: kamar boiler, kamar mesin, kamar penguapan, kamar api
ledakan boiler kapal uap, api lokal di atas kapal, kecelakaan mesin watercraft
cedera di watercraft yang disebabkan oleh peralatan mesin di :
deck, kamar mesin, galley (tempat pendayung), laundry,
pemuat
jatuh dari satu tingkat ketingkat lain, di tangga atau jenjang pada watercraft
remuk oleh objek yang jatuh di atas kapal
V94. Laka-transport air lain dan tidak jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna watercraft
dihantam kapal ketika bermain ski air

Laka-transport udara dan angkasa luar (V95-V97)


V95. Kecelakaan pesawat udara bermesin yang mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pesawat udara (bermesin) yang: tabrakan dengan objek bergerak, tak
bergerak, atau bisa digerakkan; jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V95.0 Kecelakaan helikopter yang mencederai pengguna
V95.1 Kecelakaan glider ultralight, microlight atau bermesin yang mencederai
pengguna
V95.2 Kecelakaan pesawat udara pribadi bersayap tetap lainnya, mencederai
pengguna
V95.3 Kecelakaan pesawat udara komersial bersayap tetap, mencederai pengguna
V95.4 Kecelakaan pesawat angkasa luar yang mencederai pengguna
V95.8 Kecelakaan pesawat udara lain yang mencederai pengguna
V95.9 Kecelakaan pesawat udara yang tidak jelas mencederai pengguna
Kecelakaan pesawat udara NOS, laka-transport udara NOS
V96. Kecelakaan pada pesawat udara tak bermesin yang mencederai pengguna
Termasuk: kecelakaan pada aircraft tak bermesin yang:
tabrakan dengan objek bergerak, tak bergerak, atau bisa
digerakkan
jatuh, meledak, terbakar, mendarat darurat
V96.0 Kecelakaan balon yang yang mencederai pengguna
V96.1 Kecelakaan hang-glider yang mencederai pengguna
V96.2 Kecelakaan glider (tak bermesin) yang mencederai pengguna
V96.8 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin lain yang mencederai pengguna
Kecelakaan layang-layang yang membawa orang
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-19

V96.9 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak dijelaskan, mencederai
pengguna
Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS
V97 Laka-transport udara lain yang jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0 Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport udara lain yang
dijelaskan
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada laka-transport udara
Kecuali:
kecelakaan ketika naik atau turun aircraft (V97.1)
V97.1 Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara
V97.2 Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara
Kecuali:
orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat udara (V95-V96)
V97.3 Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara
Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara
Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang sedang berputar
V97.8 Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara
Kecuali:
kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau turun (W94.-)

Laka-transport lain dan tidak jelas (V98-V99)


Kecuali:

kecelakaan kendaraan, jenis kendaraan tidak jelas (V89.-)

V98 Laka-transport lain yang dijelaskan


Termasuk: kecelakaan terhadap, pada, atau melibatkan:
ice-yacht, land-yacht, kereta kabel yang tidak sedang di
atas rel,
ski chair-lift [kursi gantung], ski-lift dengan gondola
terperangkap atau diseret oleh kereta kabel yang tidak sedang di atas rel
jatuh atau melompat dari kereta kabel yang tidak sedang di atas rel
objek yang dilemparkan dari atau dalam kereta kabel yang tidak sedang di atas
rel
V99

Laka-transport yang tidak jelas

Penyebab eksternal lain pada cedera kecelakaan (W00-X59)


Kode tempat kejadian
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel terpisah sebagai tambahan
pada kategori W00-Y34 untuk menunjukkan tempat kejadian penyebab luar kalau relevan:
.0. Rumah tempat tinggal
Rumah, perumahan, rumah kost, rumah dinas, rumah pertanian, apartemen
Tempat tinggal yang bukan asrama
Jalan pribadi ke rumah, halaman rumah, taman rumah, garasi rumah
Karavan [trailer] di tempat tinggal, kolam renang di rumah atau taman pribadi
Kecuali:
asrama atau panti (.1)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-20

rumah sedang dibangun tapi belum ditempati (.6)


rumah yang ditinggalkan atau ditelantarkan (.8)
.1. Institusi residensial
Rumah titipan anak, panti yatim piatu, rumah orang tua, rumah pensiunan
Asrama mahasiswa, sekolah reformasi, kamp militer, penjara
Hospice, rumah untuk orang sakit, rumah perawatan,
.2. Sekolah, institusi lain dan area administratif umum
Bangunan (dan halaman) yang digunakan masyarakat umum atau kelompok tertentu
seperti:
Clubhouse, dancehall, pusat remaja, teater, bioskop, music-hall, opera-house
Taman kanak-kanak, sekolah (publik) (swasta) (pemda), college, universitas, kampus
Institusi pendidikan tinggi, aula pertemuan, pustaka, gallery, public hall
Kantor pos, museum, pengadilan, mesjid, gereja, rumah sakit, day nursery
Kecuali:
asrama atau panti (.1), area sport dan atletik (.3), gedung sedang
dibangun (.6)
.3. Area sport dan atletik
Lapangan basket, cricket, tennis, baseball, sepakbola, golf, hockey, squash
Tempat skating, menunggang kuda, kolam renang publik, stadion
Kecuali: Kolam renang atau lapangan tennis di rumah atau taman pribadi (.0)
.4. Jalanan
Jalan bebas hambatan, jalan MV, trotoar, jalan setapak
.5. Area perdagangan dan jasa
Airport, stasiun (bus)(kereta api), stasiun pompa bensin
Kafe, restoran, kasino, bank, hotel, perkantoran, pusat pelayanan, stasiun TV atau radio
Pasar, pertokoan, shopping mall, supermarket, garase komersial, gudang komersial
Kecuali: Garase di rumah pribadi (.0)
.6. Area industri dan konstruksi
Bangunan [apa pun] yang sedang dibangun, terowongan yang sedang dibangun,
Pembangkit tenaga listrik (batubara) (nuklir) (minyak)
Tambang minyak, oil rig dan instalasi offshore lainnya
Tempat penumpukan [pit] (batubara) (batu) (tanah)
Pelabuhan, galangan kapal, halaman pabrik, bangunan pabrik
Halaman industri, workshop, gasworks
.7. Area pertanian
Bangunan dan tanah pertanian, peternakan
Kecuali: Rumah tempat tinggal di area pertanian (.0)
.8. Tempat-tempat lain yang dijelaskan
Pegunungan, hutan, padang pasir, prairie, sungai, danau, rawa, jeram, kanal, laut, pantai
Pelabuhan laut, dock [penambatan kapal/perahu] NOS, reservoir air, tempat parkir
Kebun binatang, taman (hiburan) (umum), perkemahan, tempat umum NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-21

Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat latihan militer
.9. Tempat tidak dijelaskan

Jatuh (W00-W19)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik [assault] (Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)
W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju
Kecuali:
jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk
Kecuali:
jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan dengan, atau didorong orang
lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain
Kecuali:
remuk atau terdorong oleh keramaian atau human stampede (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)
W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain
Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong
W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda
W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur
W07. Jatuh yang melibatkan kursi
W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya
W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground
Kecuali:
jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)
W10. Jatuh dari jenjang
Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang
W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)
W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar gedung)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-22

Kecuali:

lantai, dinding, atap, jendela, balkon,


railing (pembatas/pagar lantai), bangunan, tiang bendera,
menara, turret (menara kecil), jembatan, viaduct (jembatan lengkung)
kolapsnya suatu bangunan atau struktur (W20.-)
jatuh atau melompat dari bangunan atau struktur yang terbakar (X00.-)

W14. Jatuh dari pohon


W15. Jatuh dari tebing batu
W16. Terjun atau melompat ke air menyebabkan cedera selain tenggelam
Termasuk: menghantam permukaan air atau dasar air yang dangkal
menghantam dinding atau papan loncat di kolam renang
Kecuali:
kecelakaan tenggelam (W65-W74), menyelam dengan suplai udara kurang
(W81.-),
efek tekanan udara waktu menyelam (W94.-)
W17. Jatuh lainnya dari satu level ke level lain
Termasuk: jatuh dari atau ke dalam:
rongga, lobang, cekungan, sumur, lobang galian terbuka,
dock
tumpukan jerami, tiang batang, tanki
W18. Jatuh lainnya pada level yang sama
Termasuk jatuh: akibat menabrak suatu objek, dari toilet, pada level yang sama NOS
W19. Jatuh yang tidak jelas
Termasuk: jatuh NOS

Terdedah daya mekanis benda mati (W20-W49)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-W64)
W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali:
objek yang berjatuhan pada: laka-transport (V01-V99), bencana alam (X34X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40),
senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan olahraga (W21.-),
W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga
Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan, tongkat hockey
W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain
Termasuk: membentur dinding
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan diam,
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-23

Kecuali:

di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
cedera akibat:
kendaraan transport yang sedang digunakan untuk transportasi (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh (W20.-)

W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere classified
Termasuk: winch silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable kabel transmisi,
Kecuali:
laka-transport (V01-V99)
W25. Kontak dengan kaca tajam
Kecuali:
jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api (W32-W40)
W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati
W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin
Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk mengumpulkan sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil es], shovel [sekop]
chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
Kecuali:
jarum hipodermik (W46.-)
W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]
Kecuali:
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:
pengering putar, mesin jahit, pembuka kaleng, gergaji,
pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman, perkakas
pertukangan sendiri
Kecuali:
terdedah arus listrik (W86.-)
W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian
Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat jerami
Kecuali:
kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik kendaraan lain (V01V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-24

W31. Kontak dengan mesin lain dan tidak jelas


Termasuk: mesin NOS, mesin hiburan
Kecuali:
kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik kendaraan lain (V01V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W32. Tembakan senjata api genggam
Termasuk: senjata api untuk penggunaan dengan satu tangan: pistol, revolver
Kecuali:
very pistol [pistol untuk sinyal cahaya] (W34.-)
W33. Tembakan bedil, shotgun dan senjata api yang lebih besar
Termasuk: bedil tentara, bedil berburu, senapan mesin
Kecuali:
senapan angin (W34.-)
W34. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas
Termasuk: senapan angin, BB gun, very pistol [flare], luka tembakan NOS, tertembak NOS,
W35. Ledakan dan pecahan boiler
W36. Ledakan dan pecahan silinder gas
Termasuk: kaleng aerosol, tanki udara, tanki gas bertekanan
W37. Ledakan dan pecahan ban, pipa, atau selang bertekanan
W38. Ledakan dan pecahan peralatan bertekanan lain yang jelas
W39. Tembakan kembang api
W40. Ledakan material lain
Termasuk: bahan peledak, gas eksplosif
ledakan (dalam): NOS, tempat pembuangan, pabrik, gudang gandum, amunisi
W41. Dihadapkan pada jet bertekanan tinggi
Termasuk: jet hidraulik, jet pneumatik
W42 Dihadapkan pada kebisingan
Termasuk: gelombang suara, gelombang supersonik
W43. Dihadapkan pada getaran
Termasuk: gelombang suara infra
W44. Benda asing yang mausk melalui mata atau lobang alamiah
Kecuali:
cairan korosif (X49.-),
menghirup atau menelan benda asing dengan obstruksi saluran nafas
(W78-W80)
W45. Benda atau objek asing yang masuk melalui kulit
Termasuk: pinggir kertas yang kaku, kuku, serpihan, pinggir kaleng
Kecuali:
kontak dengan:
kaca tajam (W25.-), pisau, pedang, atau belati (W26.-),
perkakas tangan (tanpa listrik)(berlistrik) (W27-W29),
jarum hipodermik (W46.-)
dihantam objek-objek (W20-W22)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-25

W46. Kontak dengan jarum hipodermik


W49. Dihadapkan pada daya mekanis lain and tidak jelas dari benda mati
Termasuk: daya gravitasi (G) abnormal

Terdedah daya mekanis makhluk hidup (W50-W64)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)
W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang lain
Kecuali:
serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-W22)
W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain
Kecuali:
tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lainnya
(W03.-)
W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia
W53. Digigit tikus
W54. Digigit atau diserang anjing
W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya
Kecuali:
kontak dengan mamalia laut (W56.-)
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut
W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak berbisa lainnya
W58. Digigit atau diserang oleh buaya
W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya
Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam
W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak jelas

Tenggelam (W65-W74)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali
tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi
W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi
W67. Tenggelam ketika di kolam renang
W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang
W69. Tenggelam ketika di perairan alami

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-26

Termasuk: danau, sungai, jeram, laut terbuka


W70. Tenggelam setelah jatuh ke perairan alami
W73. Tenggelam lain yang jelas
Termasuk: tanki pemadam kebakaran, reservoir
W74. Tenggelam yang tidak jelas
Termasuk: tenggelam NOS, jatuh ke air NOS

Kecelakaan lain yang mengancam pernafasan (W75-W84)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:
W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya
W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS
Kecuali:
cave-in akibat permukaan tanah berubah cataclysm (X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)
W78. Inhalasi isi lambung
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat vomitus di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali:
cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas) NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat makanan di
esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali:
inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau vomitus, yang memasuki
mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat benda asing di
esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali:
inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)
cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-27

W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali:
nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)
W83. Ancaman lain terhadap pernafasan
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik
W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas
Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation) NOS

Terdedah listrik, radiasi, suhu dan tekanan udara ekstrim (W85-W99)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-), radiasi alami NOS (X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
reaksi abnormal terhadap komplikasi pengobatan, tanpa disebutkan adanya
kesalahan (Y84.2)
kesalahan terhadap pasien dalam prosedur bedah dan medis (Y63.2-Y63.5)
W85. Terdedah kabel transmisi listrik
W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas
W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas
Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik NOS, elektrokusi NOS
W88. Terdedah radiasi isonisasi
Termasuk: isotop radioaktif, sinar X
W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia
Termasuk: cahaya pengelasan
W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya
Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio
W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas
W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia
W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia
Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama
W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah
Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia, mountain
sickness
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft sewaktu naik atau turun

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-28

W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan tidak jelas

Terdedah asap, api dan nyala (X00-X09)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir
Kecuali:
laka-transport (V01-V99), api ledakan (W35-W40), arson [pembakaran]
(X97.-)
X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur
runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot
X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api kebakaran hutan
X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api di perapian atau tungku
X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api perkemahan
X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar
Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar
X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam
X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain
Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik
X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas
X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas
Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS

Kontak dengan panas dan benda-benda panas (X10-X19)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
terdedah panas alami berlebihan (X30.-), api dan nyala (X00-X09)
X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan panas
X11. Kontak dengan air kran panas
Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali:
logam panas (cair) (X18.-)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X14. Kontak dengan udara dan gas panas
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-29

Termasuk: inhalasi udara dan gas panas


X15. Kontak dengan peralatan rumah tangga yang panas
Termasuk: pemasak, plat panas, pemasak air, pan (kaca) (logam), tungku, pemanggang roti
Kecuali:
alat pemanas (X16.-)
X16. Kontak dengan alat, radiator, dan pipa pemanas yang panas
X17. Kontak dengan mesin dan perkakas panas
Kecuali:
peralatan rumah tangga (X15.-), alat, radiator, dan pipa pemanas (X16.-)
X18. Kontak dengan logam panas lainnya
Termasuk: logam cair
X19. Kontak dengan panas dan benda panas lain dan tidak jelas
Kecuali:
objek yang biasanya tidak panas, misalnya yang dipanaskan api rumah (X00X09)

Kontak dengan hewan dan tanaman berbisa (X20-X29)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan (tentacles) dan perangkat
lainnya
Kecuali:
menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)
X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa
Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila monster (kadal besar)
Kecuali:
kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)
X21. Kontak dengan laba-laba berbisa
Termasuk: black widow spider, tarantula
X22. Kontak dengan kalajengking
X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok, bersarang di tanah]
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis) berbisa
X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain
Termasuk: semut, caterpillar (ulat)
X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa
Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali:
binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)
X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas
X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas
Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-30

Kecuali:

oleh duri, spina atau cara lain tanaman


menelan tanaman beracun (X49.-),
luka tusuk NOS duri atau spina tanaman (W60.-)

X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS

Terdedah kekuatan alam (X30-X39)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan
Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas NOS
Kecuali:
panas berlebihan buatan manusia (W92.-)
X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan
Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS, imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali:
dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair (W93.-)
X32. Terdedah cahaya matahari
X33. Korban petir
Kecuali:
api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)
X34. Korban gempa bumi
X35. Korban letusan gunung berapi
X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya
Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali:
gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran tak bergerak (V01-V99)
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan hujan dan angin
kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan badai
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan tanah bergerak (X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)
X38. Korban banjir
Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat akibat salju meleleh
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah
(X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai (X37.-)
X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas
Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali:
terdedah NOS (X59.9)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-31

Keracunan dan terdedah zat-zat beracun (X40-X49)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3 karakter, lihat Table of
drugs and chemicals di Alphabetical Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama
zat yang disebutkan di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91.
Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada prosedur medis dan
bedah
keracunan (oleh diri sendiri), kalau tidak jelas kecelakaan atau disengaja. Ikuti
keputusan hukum kalau tersedia
Kecuali:
pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat melukai,
atau dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam dosis pengobatan atau
pencegahan sebagai penyebab efek tak diinginkan (Y40-Y59)
X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat
X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatif-hipnotik, antiparkinson, dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik [hallusinogen], not
elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X45. Keracunan dan terdedah alkohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-32

chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum


X47. Keracunan dan terdedah gas dan uap lainnya
Termasuk: karbnon dioksida, nitrogen oksida, sulfur diokside, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (X49.-)
X48. Keracunan dan terdedah pestisida
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X49. Keracunan dan terdedah zat kimia dan zat beracun lain dan tak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif,
cat dan pewarna, perekat dan zat adhesif, sabun dan deterjen,
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
logam termasuk asap dan uapnya,
keracunan NOS
Kecuali:
kontak dengan binatang dan tanaman berbisa (X20-X29)

Olahraga berlebihan, perjalanan dan keadaan kekurangan (X50-X57)


Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
laka-transport (V01-V99), assault (X85-Y09)
X50. Olahraga berlebihan dan gerakan yang berat dan berulang
Termasuk: mengangkat objek berat atau angkat berat, lari maraton, mendayung
X51. Travel dan berpindah
X52. Tinggal terlalu lama di lingkungan tanpa bobot
Termasuk: keadaan tanpa bobot di (simulator) pesawat ruang angkasa
X53. Kehabisan makanan
Termasuk: kehabisan makanan sebagai penyebab: tanpa daya, kelaparan, makan tak cukup
Kecuali:
tidak diacuhkan atau ditinggalkan oleh orang lain (Y06.-)
asupan air dan makanan kurang karena ketidak pedulian sendiri (R63.6)
tidak peduli diri sendiri NOS (R46.8)
X54. Kehabisan air
Termasuk: kehabisan air sebagai penyebab dehidrasi atau tanpa daya
Kecuali:
tidak diacuhkan atau ditinggalkan (Y06.-)
X57. Privasi [kekurangan] lain yang tidak jelas
Termasuk: destitution [tanpa teman, uang, atau masa depan]

Terdedah faktor lain dan tidak jelas (X58-X59)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X58. Terdedah faktor lain yang jelas
X59. Terdedah faktor yang tidak jelas
X59.0. Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab fraktur

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-33

X59.9 Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab cedera lain dan tidak
dijelaskan
Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS

Menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X60-X84)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri
X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X65. Meracuni diri diri dengan alcohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya
Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (X49.-)
X68. Meracuni diri diri dengan pesticides

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-34

Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu


fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
X69. Meracuni diri dengan zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam Termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
X70. Mencederai diri dengan bergantung, mencekik, dan menutup nafas
X71. Mencederai diri dengan tenggelam
X72. Mencederai diri dengan tembakan pistol
X73. Mencederai diri dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata lebih besar
X74. Mencederai diri dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas
X75. Mencederai diri dengan bahan peledak
X76. Mencederai diri dengan asap, api, dan nyala
X77. Mencederai diri dengan uap air, uap panas dan objek panas
X78. Mencederai diri dengan benda tajam
X79. Mencederai diri dengan benda tumpul
X80. Mencederai diri dengan melompat dari tempat tinggi
Termasuk: sengaja jatuh dari satu level ke level lainnya
X81. Mencederai diri dengan melompat atau berbaring di depan objek bergerak
X82. Mencederai diri dengan menabrakkan MV
Termasuk: tabrakan yang disengaja terhadap: MV, kereta api, trem
Kecuali:
tabrakan pesawat (X83.-)
X83. Mencederai diri dengan cara lain yang jelas
Termasuk: mencederai diri dengan sengatan listrik, menabrakkan pesawat terbang, zat kaustik
[zat kimia yang bisa merusak jaringan] selain peracunan
X84. Melukai diri dengan cara yang tidak jelas

Assault [serangan fisik] (X85-Y09)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan tujuan untuk mencederai
atau membunuh, dengan cara apa pun
Kecuali:
cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan (Y36.-)
X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis
Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis, obat, dan obat medis

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-35

X86. Serangan dengan zat korosif


Kecuali:
gas korosif (X88.-)
X87. Serangan dengan pestisida
Termasuk: pengawet kayu
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X89.-)
X88. Serangan dengan gas dan uap
X89. Serangan dengan zat kimia dan beracun lain yang jelas
Termasuk: makanan dan pupuk tanaman
X90. Serangan dengan zat kimia atau beracun yang tidak jelas
Termasuk: pembunuhan dengan racun NOS
X91. Serangan dengan menggantung, mencekik, dan menutup pernafasan
X92. Serangan dengan penenggelaman
X93. Serangan dengan tembakan pistol
X94. Serangan dengan tembakan bedil, shotgun dan senjata api lebih besar
X95. Serangan dengan tembakan senjata api lain dan tidak jelas
X96. Serangan dengan bahan peledak
Kecuali:
alat pembakar (X97.-)
X97. Serangan dengan asap, api dan nyala
Termasuk: pembakaran yang disengaja, rokok, alat pembakar
X98. Serangan dengan uap air, uap panas dan benda panas
X99. Serangan dengan benda tajam
Termasuk: ditusuk NOS
Y00. Serangan dengan benda tumpul
Y01. Serangan dengan pendorongan dari tempat tinggi
Y02. Serangan dengan mendorong atau meletakkan korban di depan objek bergerak
Y03. Serangan dengan menabrakkan MV
Termasuk: sengaja menabrak atau melindas dengan MV
Y04. Serangan dengan kekuatan badan
Termasuk: perkelahian tangan kosong
Kecuali:
serangan dengan: pencekikan (X91.-), penenggelaman (X92.-),
penggunaan senjata (X93-X95, X99.-, Y00.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y05. Serangan seksual dengan kekuatan badan
Termasuk: (usaha) perkosaan, (usaha) sodomi

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-36

Y06. Tidak diacuhkan dan ditinggalkan [neglect and abandonment]


Y06.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y06.1 Oleh orang tua
Y06.2 Oleh kenalan atau teman
Y06.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y06.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y07. Sindroma salah perlakuan [maltreatment] lainnya
Termasuk: kekejaman mental, pelecehan fisik, pelecehan seksual, penyiksaan
Kecuali:
tidak diacuhkan dan ditinggalkan (Y06.-),
serangan seksual dengan kekuatan badan (Y05.-)
Y07.0 Oleh pasangan hidup atau partner
Y07.1 Oleh orang tua
Y07.2 Oleh kenalan atau teman
Y07.3 Oleh penguasa resmi
Y07.8 Oleh orang lain yang dijelaskan
Y07.9 Oleh orang yang tidak dijelaskan
Y08. Serangan dengan cara lain yang jelas
Y09. Serangan dengan cara yang tidak jelas
Termasuk: (usaha) pembunuhan NOS
pembantaian (bukan-kecelekaan)

Kejadian yang maksudnya tidak diketahui (Y10-Y34)

Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak memadai bagi petugas
medis atau hukum untuk menentukan perbedaan antara kecelakaan, menyakiti diri sendiri
atau serangan fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri sendiri, tapi bukan
peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau dengan maksud menyakiti (X40-X49).
Ikuti keputusan hukum kalau tersedia.
Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid,
maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson
dan psikotropika, not elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not
elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom,
maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-37

parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat biologis lain dan tidak
jelas, maksud tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak diketahui
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (Y19.-)
Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas, maksud tak
diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, maksud tidak diketahui
Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui
Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar, maksud tidak
diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui
Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui
Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak diketahui
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-38

Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud tidak diketahui
Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui
Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui
Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain, maksud tidak diketahui
Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak, maksud tidak
diketahui
Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui
Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui
Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui

Intervensi hukum dan pelaksanaan perang (Y35-Y36)


Y35. Intervensi hukum
Termasujk: Cedera yang disebabkan oleh polisi atau alat hukum lain, termasuk tentara yang
bertugas, dalam usaha menangkap pelanggar hukum, menekan kekacauan,
memelihara ketertiban, dan tindakan hukum lain.
Y35.0 Intervensi hukum yang melibatkan tembakan senjata api
Intervensi hukum dengan: senapan mesin, revolver, pelet bedil atau peluru
karet
Y35.1 Intervensi hukum yang melibatkan peledak
Intervensi hukum dengan: dinamit, hulu ledak, granat, bom mortir
Y35.2 Intervensi hukum yang melibatkan gas
Asfiksia oleh gas, cedera oleh gas air mata, keracunan oleh gas
ketika intervensi hukum
Y35.3 Intervensi hukum yang melibatkan benda tumpul
Terpukul dengan: tongkat, kaki kursi, objek tumpul
ketika intervensi hukum
Y35.4 Intervensi hukum yang melibatkan benda tajam
tersayat, tertusuk, dicederai bayonet
ketika intervensi hukum
Y35.5 Eksekusi hukum
Eksekusi atas perintah hakim atau pemerintah [permanen atau sementara],
seperti: hukuman mati, ditembak, diracun, dicekik dengan gas, dipancung,
digantung, disengat dengan listrik
Y35.6 Intervensi hukum yang melibatkan cara lain yang jelas
didorong
Y35.7 Intervensi hukum, cara-cara tidak jelas
Y36. Pelaksanaan perang
Cedera akibat perang yang terjadi setelah genjatan senjata diklasifikasikan pada Y36.8.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-39

Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut
tembakan artilleri dari laut, torpedo,
bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain
ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang, senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat, rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
sewaktu perang
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas
asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul dari alat pembuat
api atau senjata konvensional
bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain perang
konvensional
luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru) karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir
efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang nonkonvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang, terjadi setelah gencatan
senjata
cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi setelah gencatan
senjata
Y36.9 Perang, tidak jelas

Komplikasi asuhan medis dan bedah (Y40-Y84)


Catatan:

Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada subdivisi karakter ke-4, lihat
Table of drugs and chemicals pada Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau pencegahan secara
benar sebagai penyebab efek yang tidak diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau
komplikasi kemudian, tanpa disebutkan ada kecelakaan pada saat prosedur
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-40

Kecuali:

kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis


overdosis obat atau obat yang salah diberikan secara tidak sengaja (X40-X44)

Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam
pengobatan (Y40-Y59)
Note:

Kecuali:

Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat Table
of drugs and chemicals di Alphabetical Index.
Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat biologis dalam
prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)

Y40. Antibiotika sistemik


Kecuali:
antibiotika antineoplastik (Y43.3), antibiotika topikal (Y56.-)
Y40.0 Penisillin
Y40.1 Sefalosporin dan antibiotika beta-laktam lainnya
Y40.2 Group khloramphenikol
Y40.3 Makrolida
Y40.4 Tetrasiklin
Y40.5 Aminoglikosida
Streptomisin
Y40.6 Rifamisin
Y40.7 Antibiotika anti-jamur, dipakai secara sistemik
Y40.8 Antibiotika sistemik lainnya
Y40.9 Antibiotika sistemik, tidak jelas
Y41. Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lainnya
Kecuali:
anti-infeksi topikal (Y56.-)
Y41.0 Sulfonamida
Y41.1 Obat antimikobakteria
Kecuali: streptomisin (Y40.5), rifamisin (Y40.6)
Y41.2 Antimalaria dan obat yang bekerja pada protozoa darah lainnya
Kecuali: derivat hydroxyquinolin (Y41.8)
Y41.3 Obat antiprotozoa lainnya
Y41.4 Anthelminthika
Y41.5 Obat antivirus
Kecuali: cytarabine (Y43.1), amantadine (Y46.7)
Y41.8 Antiinfeksi dan antiparasit sistemik lain yang jelas
Derivat hydroxyquinolin
Kecuali: obat antimalaria (Y41.2)
Y41.9 Anti-infeksi dan antiparasit sistemik, tidak jelas
Y42. Hormon dan substitusi sintetik serta antagonisnya, not elsewhere classified
Kecuali:
mineralokortikoid dan antagonistnya (Y54.0-Y54.1),
hormon paratiroid dan derivatnya (Y54.7), hormon oksitosin (Y55.0)
Y42.0 Glukokortikoid dan analog sintetiknya
Kecuali: glukokortikoid, dipakai secara topikal (Y56.-)
Y42.1 Hormon tiroid dan substitusinya
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-41

Y42.2 Obat antitiroid


Y42.3 Insulin dan obat hipoglikemik [antidiabetika] oral
Y42.4 Kontrasepsi oral
Preparat berbahan ganda dan tunggal
Y42.5 Estrogen dan progestogen lainnya
Campuran dan substitusinya
Y42.6 Antigonadotrofin, antiestrogen, antiandrogen, not elsewhere classified
Tamoxifen
Y42.7 Androgen dan zat anabolik lainnya
Y42.8 Hormon dan substitusi sintetik lain dan tidak jelas
Hormon pituitari anterior [adenohypophysis]
Y42.9 Antagonis hormon lainnya dan tidak jelas
Y43. Agen-agen yang terutama bersifat sistemik
Kecuali:
vitamin NEC (Y57.7)
Y43.0 Obat antiallergi dan antiemetik
Kecuali: neuroleptika berbasis fenotiazin (Y49.3)
Y43.1 Antimetabolit yang bersifat antineoplastik
Cytarabine
Y43.2 Produk alamiah antineoplastik
Y43.3 Obat antineoplastik lainnya
Antibiotika antineoplastik
Kecuali: tamoxifen (Y42.6)
Y43.4 Agen-agen immunosuppressif
Y43.5 Agen-agen pengasaman dan pembasaan
Y43.6 Enzim, not elsewhere classified
Y43.8 Agen lain yang primernya sistemik, not elsewhere classified
Antagonis logam berat (heavy-metal)
Y43.9 Agen yang primernya sistemik, tidak jelas
Y44. Agen-agen yang terutama mempengaruhi konstituen darah
Y44.0 Preparat besi dan preparat anti-anaemia hipokhromik
Y44.1 Vitamin B12, asam folat dan preparat anti-anaemia megaloblastik
Y44.2 Antikoagulan
Y44.3 Antagonis antikoagulan, vitamin K dan koagulan lainnya
Y44.4 Obat antitrombotik [inhibitor aggregasi platelet]
Kecuali: acetylsalicylic acid (Y45.1), dipyridamole (Y52.3)
Y44.5 Obat-obat trombolitik
Y44.6 Darah alam dan produk darah
Kecuali: immunoglobulin (Y59.3)
Y44.7 Substitusi plasma
Y44.9 Agen lain dan tidak jelas yang mempengaruhi konstituen darah
Y45. Obat analgesik, antipiretik dan antiperadangan
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-42

Y45.0 Opioid dan analgesik yang berhubungan


Y45.1 Salisilat
Y45.2 Derivat propionic acid
Derivat propanoic acid
Y45.3 Nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID] lainnya
Y45.4 Antirematik
Kecuali: chloroquine (Y41.2), glucocorticoids (Y42.0), salicylates (Y45.1)
Y45.5 Derivat 4-aminophenol
Y45.8 Analgesik dan antipiretik lainnya
Y45.9 Analgesik, antipiretik dan anti-radang, tidak jelas
Y46. Obat antiepilepsi dan antiparkinsonisme
Kecuali:
barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1), paraldehida (Y47.3),
asetazolamide (Y54.2)
Y46.0 Suksinimida
Y46.1 Oxazolidinediones
Y46.2 Derivat hidantoin
Y46.3 Deoxibarbiturat
Y46.4 Iminostilbenes
Carbamazepine
Y46.5 Valproic acid
Y46.6 Antiepileptik lain dan tidak jelas
Y46.7 Obat antiparkinsonism
Amantadin
Y46.8 Obat antispastik
Kecuali: benzodiazepine (Y47.1)
Y47. Obat sedatif, hipnotik dan anticemass
Y47.0 barbiturat, not elsewhere classified
Kecuali: deoxibarbiturat (Y46.3), tiobarbiturat (Y48.1)
Y47.1 Benzodiazepin
Y47.2 Derivat cloral
Y47.3 Paraldehida
Y47.4 Komponen bromin
Y47.5 Sedatif dan hipnotik campuran, not elsewhere classified
Y47.8 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas lainnyaa
Methaqualone
Y47.9 Obat sedatif, hipnotik dan antianxietas, tidak jelas
Obat tidur NOS
Y48. Gas anestesi dan terapi
Y48.0 Anestetik yang dihirup
Y48.1 Anestetik parenteral
Tiobarbiturat
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-43

Y48.2
Y48.3
Y48.4
Y48.5

Anestetik umum lain dan tidak jelas


Anestetik lokal
Anestetik, tidak jelas
Gas-gas terapi

Y49. Obat psikotropika, not elsewhere classified


Kecuali:
barbiturat NEC (Y47.0), benzodiazepin (Y47.1), methaqualon (Y47.8)
kokain (Y48.3), kaffein (Y50.2), penekan selera makan [anorektika] (Y57.0)
Y49.0 Antidepressan trisiklik dan tetrasiklik
Y49.1 Antidepressan monoamine-oxidase-inhibitor [MAOI]
Y49.2 Antidepressan lain dan tidak jelas
Y49.3 Antipsikotik dan neuroleptik fenotiazin
Y49.4 Neuroleptika butirofenon dan tioxanthen
Y49.5 Antipsikotik dan neuroleptik lainnya
Kecuali: rauwolfia (Y52.5)
Y49.6 Psikodisleptika [hallucinogens]
Y49.7 Pikostimulan dengan potensi abuse
Y49.8 Obat psikotropika lainnya, not elsewhere classified
Y49.9 Obat psikotropika, tidak jelas
Y50. Perangsang sistem syaraf pusat, not elsewhere classified
Y50.0 Analeptika
Y50.1 Antagonis reseptor opioid
Y50.2 Metilxantin, not elsewhere classified
Kafein
Kecuali: aminophylline (Y55.6), theobromine (Y55.6), theophylline (Y55.6)
Y50.8 Perangsang sistem syaraf pusat lainnya
Y50.9 Perangsang sistem syaraf pusat, tidak jelas
Y51. Obat yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom
Y51.0 Agen antikolinesterase
Y51.1 Parasimpatomimetika [cholinergics] lainnya
Y51.2 Ganglionic blocking drugs, not elsewhere classified
Y51.3 Parasimpatolitika [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitika lain,
NEC
Papaverine
Y51.4 Agonis predominan alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Metaraminol
Y51.5 Agonis predominan beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: salbutamol (Y55.6)
Y51.6 Antagonis alfa-adrenoreseptor, not elsewhere classified
Kecuali: alkaloid ergot (Y55.0)
Y51.7 Antagonis beta-adrenoreseptor, not elsewhere classified

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-44

Y51.8 Centrally acting and adrenergic-neuron-blocking agents, not elsewhere


classified
Kecuali: clonidine (Y52.5), guanethidine (Y52.5)
Y51.9 Obat lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem syaraf otonom
Obat perangsang adrenoreseptor alfa- dan betaY52. Agen-agen yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler
Kecuali:
metaraminol (Y51.4)
Y52.0 Glikosida perangsang jantung dan obat yang memiliki cara kerja yang sama
Y52.1 Calcium-channel blockers
Y52.2 Obat antidisritmika lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7)
Y52.3 Vasodilator a. coronaria, not elsewhere classified
Dipyridamole
Kecuali: antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), calcium-channel blocker
(Y52.1)
Y52.4 Angiotensin-converting-enzyme inhibitors
Y52.5 Obat antihipertensif lainnya, not elsewhere classified
Clonidine, guanethidine, rauwolfia
Kecuali:
antagonis beta-adrenoreseptor (Y51.7), Ca-channel blocker
(Y52.1)
diuretika (Y54.0-Y54.5)
Y52.6 Obat antihiperlipidemika dan antiarteriosklerotika
Y52.7 Vasodilator perifer
(Derivat) nicotinic acid
Kecuali: papaverine (Y51.3)
Y52.8 Obat antivarises, termasuk sclerosing agents
Y52.9 Agen lain dan tidak jelas yang primernya mempengaruhi sistem kardiovaskuler
Y53. Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.0 Antagonis reseptor H2 histamine
Y53.1 Obat antasid dan antisekresi lambung lainnya
Y53.2 Laxatif stimulan
Y53.3 Laxatif salin and osmotik
Y53.4 Laxatif lain
Intestinal atonia drugs
Y53.5 Digestan
Y53.6 Antidiare
Kecuali: antibiotik dan anti-infektif sistemik lainnya(Y40-Y41)
Y53.7 Emetika
Y53.8 Agen lain yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum
Y53.9 Agen yang primernya mempengaruhi sistem gastrointestinum, tidak jelas

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-45

Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan metabolisme mineral dan asam
urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1 Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Asetazolamide
Y54.3 Derivat benzotiadiazin
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi
Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified
Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik, dan sistem
pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)
Y55.2 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada otot
Y55.3 Antitusif
Y55.4 Expektoran
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiastmatika, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali:
agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)
Y55.7 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada sistem pernafasan
Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan membran mukosa,
obat mata, obat telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal, not elsewhere
classified
Y56.1 Antipruritika
Y56.2 Astringen lokal dan detergen lokal
Y56.3 Emollien, demulsen dan protektan
Y56.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat oftalmologis
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-46

Y56.7 Obat gigi, yang dipakai secara topikal


Y56.8 Agen topikal lainnya
Spermisida
Y56.9 Agen topikal, tidak jelas
Y57. Obat-obatan lain dan tidak jelas
Y57.0 Depresan selera makan [anorectics]
Y57.1 Obat lipotropik
Y57.2 Antidotum dan chelating agents, not elsewhere classified
Y57.3 Alcohol deterrents
Y57.4 Pharmaceutical excipients bahan-bahan pembawa obat
Y57.5 Media kontras X-ray
Y57.6 Agen diagnostik lainnya
Y57.7 Vitamin, not elsewhere classified
Kecuali:
vitamin B12 (Y44.1), vitamin K (Y44.3),
nicotinic acid (Y52.7), vitamin D (Y54.7)
Y57.8 Obat-obatan lainnya
Y57.9 Obat-obatan, tidak jelas
Y58. Vaksin-vaksin bakteri
Y58.0 Vaksin BCG
Y58.1 Vaksin tifoid and paratifoid
Y58.2 Vaksin kholera
Y58.3 Vaksin plague
Y58.4 Vaksin tetanus
Y58.5 Vaksin difteria
Y58.6 Vaksin pertussis, termasuk kombinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.8 Vaksin bakteri campuran, kecuali kobinasi dengan sebuah komponen pertussis
Y58.9 Vaksin-vaksin bakteri lain dan tidak jelas
Y59. Vaksin dan zat biologis lain dan tidak jelas
Y59.0 Vaksin virus
Y59.1 Vaksin rickettsia
Y59.2 Vaksin protozoa
Y59.3 Vaksin immunoglobulin
Y59.8 Vaksin dan zat biologis lain yang dijelaskan
Y59.9 Vaksin atau zat biologis, tidak dijelaskan

Kecelakaan pada pasien sewaktu asuhan bedah dan medis (Y60-Y69)


Kecuali:

kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah implantasi) (sewaktu


penggunaan) (Y70-Y82)
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, tanpa
disebutkan kesalahan pada saat prosedur (Y83-Y84)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-47

Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak disengaja sewaktu
asuhan bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis
Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali:
kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock
Y63.5 Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing lokal
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-48

Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak jelas
Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau diinfuskan
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau digunakan untuk
imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara yang tidak jelas
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS
Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis
Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah
Y65.3 Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah sewaktu prosedur
anestesi
Y65.4 Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan medis
Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis
Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan medis

Peralatan medis berhubungan dengan insiden tak diinginkan dalam


diagnosis dan pengobatan (Y70-Y82)

Termasuk: kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah implantasi) (dalam


penggunaan)
Kecuali: kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis, yang bisa diklasifikasi
pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
Komplikasi kemudian menyusul penggunaan peralatan medis tanpa disebutkan
kerusakan peralatan medis (Y83-Y84)
Subdivisi karakter ke-4 berikut digunakan untuk kategori Y70-Y82:
.0 Peralatan diagnostik dan monitoring
.1 Peralatan terapi (nonbedah) dan rehabilitasi
.2 Peralatan prostetik dan implant, material dan aksesoris lainnya
.3 Instrumen, material dan peralatan bedah (termasuk benang jahitan)
.8 Peralatan lain-lain (miscellaneous), not elsewhere classified
Y70. Peralatan anestesi berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y71. Peralat kardiovaskuler berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y72. Peralatan THT berhubungan dengan insiden tak diinginkan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-49

Y73. Peralatan gastroenterologi dan urologi berhubungan dengan insiden tak


diinginkan
Y74. Peralatan umum rumah sakit dan pemakaian sendiri berhubungan dengan
insiden tak diinginkan
Y75. Peralatan neurologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y76. Peralatan obstetrik dan ginekologi berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y77. Peralatan oftalmologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y78. Peralatan radiologis berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y79. Peralatan ortopedik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y80. Peralatan pengobatan fisik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y81. Peralatan bedah umum dan plastik berhubungan dengan insiden tak diinginkan
Y82. Peralatan medis lain dan tidak dijelaskan berhubungan dengan insiden tak
diinginkan

Pembedahan dan prosedur medis lain sebagai penyebab reaksi abnormal


pasien, atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan
pada saat prosedur (Y83-Y84)
Kecuali:

kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis, yang bisa diklasifikasi
pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah implantasi) (dalam
penggunaan) (Y70-Y82)

Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh (whole organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal buatan
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan
Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien, atau komplikasi
di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radioterapi
Y84.3 Shock therapy

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-50

Y84.4
Y84.5
Y84.6
Y84.7
Y84.8
Y84.9

Aspirasi cairan
Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum
Kateterisasi urin
Pengambilan contoh darah
Prosedur medis lainnya
Prosedur medis, tidak dijelaskan

Sequelae dari penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas (Y85-Y89)

Kategori Y85-Y89 digunakan untuk menunjukkan berbagai hal sebagai penyebab


kematian, cacad atau disabilitas akibat sequelae atau efek terlambat, yang diklasifikasikan di
tempat lain. Sequelae mencakup kondisi yang dinyatakan demikian, atau terjadi sebagai efek
terlambat satu tahun atau lebih setelah kejadian penyebabnya.
Y85. Sequelae kecelakaan transport
Y85.0 Sequelae kecelakaan MV
Y85.9 Sequelae laka-transport lain dan tidak dijelaskan
Y86. Sequelae kecelakaan lainnya
Y87. Sequelae sengaja menyakiti diri, serangan, dan kejadian yang maksudnya tidak
diketahui
Y87.0 Sequelae menyakiti diri sendiri dengan sengaja
Y87.1 Sequelae serangan
Y87.2 Sequelae dari kejadian yang maksudnya tidak diketahui
Y88. Sequelae dengan asuhan bedah dan medis sebagai penyebab eksternal
Y88.0 Sequelae efek tak diinginkan dari obat-obatan dan zat biologis dalam terapi
Y88.1 Sequelae kecelakaan terhadap pasien sewaktu prosedur bedah dan medis
Y88.2 Sequelae insiden tak diinginkan yang berhubungan dengan peralatan medis
dalam diagnosis dan terapi
Y88.3 Sequelae dari prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal
pasien, atau komplikasi kemudian, tanpa disebutkan kecelakaan pada waktu
prosedur
Y89. Sequelae penyebab eksternal lain
Y89.0 Sequelae intervensi hukum
Y89.1 Sequelae pelaksanaaneperang
Y89.9 Sequelae penyebab eksternal yang tidak dijelaskan

Faktor tambahan yang berhubungan dengan penyebab morbiditas dan


mortalitas yang diklasifikasikan di tempat lain (Y90-Y98)

Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi tambahan penyebab morbiditas
dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean kondisi tunggal morbiditas dan mortalitas.
Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-51

Y90.2
Y90.3
Y90.4
Y90.5
Y90.6
Y90.7
Y90.8
Y90.9

Kadar alkohol darah 40-59 mg/dl


Kadar alkohol darah 60-79 mg/dl
Kadar alkohol darah 80-99 mg/dl
Kadar alkohol darah 100-119 mg/dl
Kadar alkohol darah 120-199 mg/dl
Kadar alkohol darah 200-239 mg/dl
Kadar alkohol darah 240 mg/dl atau lebih
Terdapatnya alkohol dalam darah, kadar tidak dijelaskan

Y91. Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh tingkat intoksikasi


Kecuali:
Bukti keterlibatan alkohol yang ditentukan oleh kadar alkohol darah (Y90.-)
Y91.0 Intoksikasi alkohol ringan
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons sedikit kacau, atau koordinasi agak
sulit
Y91.1 Intoksikasi alkohol moderat
Bau alkohol pada nafas, fungsi dan respons agak kacau, atau koordinasi agak
sulit.
Y91.2 Intoksikasi alkohol berat
Fungsi dan respons sangat kacau, koordinasi sulit, atau kerjasama terganggu
Y91.3 Intoksikasi alkohol sangat berat
Fungsi dan respons kacau hebat, koordinasi sulit sekali, atau kerjasama tidak
mampu
Y91.9 Keterlibatan alkohol, not otherwise specified
Kecurigaan akan keterlibatan alkohol NOS
Y95. Kondisi nosokomial
Y96. Kondisi yangberhubungan dengan pekerjaan
Y97. Kondisi yang berhubungan dengan polusi lingkungan
Y98. Kondisi yang berhubungan dengan gaya hidup

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXI-52

CHAPTER XXII. FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI
STATUS KESEHATAN DAN KONTAK
DENGAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
(Z00-Z99)
Catatan:

Bab ini jangan digunakan untuk perbandingan internasional atau untuk


pengkodean mortalitas primer.

Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan selain penyakit, cedera,
atau penyebab eksternal yang bisa diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 dituliskan sebagai
diagnosis atau masalah. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit mengunjungi sarana
pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu tujuan khusus, misalnya untuk
mendapatkan asuhan atau pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan vaksinasi pencegahan,
atau untuk membicarakan masalah yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi status kesehatan, tapi
keadaan atau masalah itu bukan penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini
bisa timbul waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin sedang sakit
atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor tambahan yang harus dipikirkan
ketika seseorang memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera.
Blok-blok pada bab ini adalah:
Z00-Z13
Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan
penyelidikan.
Z20-Z29
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
penyakit menular.
Z30-Z39
Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi.
Z40-Z54
Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan
kesehatan spesifik.
Z55-Z65
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
sosioekonomik dan psikososial
Z70-Z76
Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan hal-hal lainnya
Z80-Z99
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
riwayat keluarga dan pribadi, dan kondisi tertentu yang mempengaruhi status
kesehatan.

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan penyelidikan


(Z00-Z13)
Catatan: Penemuan abnormal nonspesifik yang terdapat pada waktu pemeriksaan
ini diklasifikasikan pada kategori R70-R94.

Kecuali:

Z39.-)

Pemeriksaan sehubungan dengan kehamilan dan reproduksi (Z30-Z36,

Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa keluhan atau diagnosis
Kecuali:
Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan penyaring khusus (Z11Z13)
Z00.0 Pemeriksaan medis umum
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik)
Kecuali:
general health check-up: bayi atau anak (Z00.1), subpopulasi
tertentu (Z10.-)
Z00.1 Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali:
pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya
(Z76.1-Z76.2)
Z00.2 Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak
Z00.3 Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4 Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali:
pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal (Z04.6)
Z00.5 Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6 Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal program riset klinis
Z00.8 Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan
Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa keluhan atau laporan
diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali:
Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak terbukti (Z03.)
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali:
pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4)
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2 Pemeriksaan gigi
Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik (tahunan) (periodik)
Kecuali:
pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5)
Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas
Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Chest X-ray rutin, mammogram rutin

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-2

Z01.7 Pemeriksaan laboratorium


Z01.8 Pemeriksaan khusus lain yang jelass
Z01.9 Pemeriksaan khusus, tidak jelas
Z02. Pemeriksaan kontak dengan SPK untuk tujuan administratif
Z02.0 Pemeriksaan untuk memasuki institusi pendidikan
Pemeriksaan untuk memasuki (pendidikan) prasekolah
Z02.1 Pemeriksaan untuk masuk bekerja
Kecuali:
pemeriksaan kesehatan kerja (Z10.0)
Z02.2 Pemeriksaan untuk memasuki institusi residensial
Kecuali:
pemeriksaan untuk memasuki penjara (Z02.8)
general health check-up penghuni institusi Z10.1)
Z02.3 Pemeriksaan untuk perekrutan angkatan bersenjata
Kecuali:
general health check-up anggota angkatan bersenjata (Z10.2)
Z02.4 Pemeriksaan untuk surat izin mengemudi
Z02.5 Pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga
Kecuali:
uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
general health check-up anggota tim olahraga (Z10.3)
Z02.6 Pemeriksaan untuk tujuan asuransi
Z02.7 Penerbitan sertifikat medis
Penerbitan sertifikat medis: penyebab kematian, cacad, tidak mampu,
kesehatan
Kecuali:
pemeriksaan medis umum (Z00-Z01, Z02.0-Z02.6, Z02.8-Z02.9,
Z10.-)
Z02.8 Pemeriksaan untuk tujuan administratif lainnya
Pemeriksaan (untuk):
masuk penjara, summer camp
adopsi, imigrasi, naturalisasi, sebelum menikah
Kecuali:
pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya
(Z76.1-Z76.2)
Z02.9 Pemeriksaan untuk tujuan administratif, tidak jelas
Z03. Observasi dan evaluasi medis untuk dugaan penyakit dan kondisi
Termasuk: Orang dengan gejala atau bukti kondisi abnormal yang memerlukan
penelitian, tapi yang setelah pemeriksaan dan pengamatan, ternyata tidak
memerlukan pengobatan atau asuhan medis lebih lanjut
Kecuali:
Orang dengan keluhan yang ditakutkan tapi tidak ada diagnosis
untuknya (Z71.1)
Z03.0 Pengamatan untuk dugaan tuberkulosis
Z03.1 Pengamatan untuk dugaan neoplasma ganas
Z03.2 Pengamatan untuk dugaan kelainan jiwa dan tingkah laku
Pengamatan: tingkah laku dissosial, membakar-bakar, aktifitas gang, atau
maling toko, tanpa kelainan psikiatrik yang jelas
Z03.3 Pengamatan untuk dugaan kelainan sistem syaraf
Z03.4 Pengamatan untuk dugaan infark miokardium

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-3

Z03.5 Pengamatan untuk dugaan penyakit kardiovaskuler lainnya


Z03.6 Pengamatan untuk dugaan efek toksik zat yang ditelan
Pengamatan untuk dugaan: efek yang tidak diinginkan dari obat, keracunan
Z03.8 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi lainnya
Z03.9 Pengamatan untuk dugaan penyakit dan kondisi, tidak jelas
Z04. Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain
Termasuk: Pemeriksaan untuk alasan medikolegal
Z04.0 Uji alkohol darah dan obat di dalam darah
Kecuali:
terdapat: alkohol di dalam darah (R78.0), obat di dalam darah
(R78.-)
Z04.1 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan transport
Kecuali:
setelah kecelakaan kerja (Z04.2)
Z04.2 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan kerja
Z04.3 Pemeriksaan dan pengamatan setelah kecelakaan lain
Z04.4 Pemeriksaan dan pengamatan setelah tuduhan perkosaan dan seduction
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah tuduhan perkosaan dan
seduction
Z04.5 Pemeriksaan dan pengamatan setelah timbul cedera lain
Pemeriksaan terhadap korban atau tertuduh setelah timbul cedera lain
Z04.6 Pemeriksaan psikiatrik umum, diminta oleh pemerintah
Z04.8 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan lain yang jelas
Permintaan untuk pembuktian dari ahli
Z04.9 Pemeriksaan dan pengamatan untuk alasan yang tidak jelas
Observasi NOS
Z08. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas
Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z08.0 Pemeriksaan follow-up pasca pembedahan untuk neoplasma ganas

Z08.2
Z08.7
Z08.8
Z08.9

Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi untuk neoplasma ganas


Kecuali:
sesi radioterapi (Z51.0)
Pemeriksaan follow-up pasca khemoterapi untuk neoplasma ganas
Kecuali:
sesi khemoterapi (Z51.1)
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kombinasi untuk neoplasma ganas
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain untuk neoplasma ganas
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan neoplasma ganas, tidak jelas

Z09. Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan kondisi selain neoplasma ganas


Termasuk: Pengawasan medis setelah pengobatan
Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyadaran (Z42-Z51, Z54.-)
Pengawasan medis paca pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-4

Z09.0
Z09.1
Z09.2
Z09.3
Z09.4
Z09.7
Z09.8
Z09.9

Pengawasan: kontrasepsi (Z30.4-Z30.5), prostetik dan alat medis lain (Z44Z46)


Pemeriksaan follow-up pasca bedah kondisi selain neoplasma ganas
Pemeriksaan follow-up pasca radioterapi kondisi selain neoplasma ganas
Kecuali:
sesi radioterapi (Z51.0)
Pemeriksaan follow-up pasca kemoterapi kondisi selain neoplasma ganas
Kecuali:
khemoterapi ruminasi [maintenance] (Z51.1-Z51.2)
Pemeriksaan follow-up pasca psikoterapi
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan fraktur
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan gabungan untuk kondisi selain
neoplasma ganas
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan lain kondisi selain neoplasma ganas
Pemeriksaan follow-up pasca pengobatan yang tidak jelas untuk kondisi selain
neoplasma ganas

Z10. General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu


Kecuali:
pemeriksaan medis untuk tujuan administratif (Z02.-)
Z10.0 Pemeriksaan kesehatan kerja
Kecuali:
pemeriksaan sebelum kerja (Z02.1)
Z10.1 General health check-up rutin pada penghuni institusi
Kecuali:
pemeriksaan admisi (Z02.2)
Z10.2 General health check-up rutin angkatan bersenjata
Kecuali:
pemeriksaan waktu rekruitmen (Z02.3)
Z10.3 General health check-up rutin tim olahraga
Kecuali:
uji alkohol darah dan obat di dalam darah (Z04.0)
pemeriksaan untuk partisipasi dalam olahraga (Z02.5)
Z10.8 General health check-up rutin pada subpopulasi tertentu lainnya
Anak sekolah, mahasiswa
Z11. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit
Z11.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi usus
Z11.1 Pemeriksaan penyaring khusus tuberkulosis pernafasan
Z11.2 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit bakteri lainnya
Z11.3 Pemeriksaan penyaring khusus infeksi akibat hubungan sexual
Z11.4 Pemeriksaan penyaring khusus human immunodeficiency virus [HIV]
Z11.5 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit virus lainnya
Kecuali:
penyakit usus karena virus (Z11.0)
Z11.6 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit protozoa lain dan cacingan
Kecuali:
penyakit usus karena protozoa(Z11.0)
Z11.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit lainnya
Penyakit khlamydia, riketsia, spirokhaeta, mikosis
Z11.9 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit infeksi dan parasit, tidak jelas
Z12. Pemeriksaan penyaring khusus terhadap neoplasma
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-5

Z12.0
Z12.1
Z12.2
Z12.3
Z12.4
Z12.5
Z12.6
Z12.8
Z12.9

Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma lambung


Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma saluran usus
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma organ pernafasan
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma payudara
Kecuali:
mammogram rutin (Z01.6)
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma serviks
Kecuali:
pada test rutin atau bagian dari pemeriksaan ginekologis
umum(Z01.4)
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma prostat
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma kandung kemih
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma pada situs lainnya
Pemeriksaan penyaring khusus neoplasma, tidak jelas

Z13. Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lainnya


Z13.0 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit darah dan organ pembentuk darah
dan kelainan yang melibatkan mekanisme imun
Z13.1 Pemeriksaan penyaring khusus diabetes mellitus
Z13.2 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan gizi
Z13.3 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan jiwa dan tingkah laku
Alkoholisme, depresi, retardasi mental
Z13.4 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan perkembangan tertentu kanak-kanak
Kecuali:
uji perkembangan rutin pada bayi atau anak (Z00.1)
Z13.5 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan mata dan telinga
Z13.6 Pemeriksaan penyaring khusus kelainan kardiovaskuler
Z13.7 Pemeriksaan penyaring khusus malformasi, deformasi dan kelainan kromosom
kongenital
Z13.8 Pemeriksaan penyaring khusus penyakit dan kelainan lain yang jelas
Kelainan gigi, kelainan endokrin dan metabolik
Kecuali:
diabetes mellitus (Z13.1)
Z13.9 Pemeriksaan penyaring khusus, tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


penyakit menular (Z20-Z29)
Z20. Kontak dengan dan dihadapkan pada penyakit menular
Z20.0 Kontak dengan dan terdedah penyakit infeksi usus
Z20.1 Kontak dengan dan terdedah tuberkulosis
Z20.2 Kontak dengan dan terdedah infeksi akibat hubungan sexual
Z20.3 Kontak dengan dan terdedah rabies
Z20.4 Kontak dengan dan terdedah rubella
Z20.5 Kontak dengan dan terdedah hepatitis virus
Z20.6 Kontak dengan dan terdedah human immunodeficiency virus [HIV]
Kecuali:
status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
[HIV] (Z21)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-6

Z20.7 Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
Z20.8 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya
Z20.9 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang tidak jelas
Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
HIV positive NOS
Kecuali:
Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV (R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)
Z22. Carrier penyakit infeksi
Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0 Carrier typhoid
Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya
Z22.2 Carrier diphtheria
Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang jelas
Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki, streptokoki
Z22.4 Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara penularan utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5 Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1]
Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak jelas
Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal
Kecuali:
immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja
Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal lainnya
Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu
Kecuali:
immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral encephalitis
Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-7

Z24.4 Memerlukan imunisasi terhadap measles saja


Z24.5 Memerlukan imunisasi terhadap rubella saja
Z24.6 Memerlukan imunisasi terhadap hepatitis virus
Z25. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lainnya
Kecuali:
immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z25.0 Memerlukan imunisasi terhadap mumps saja
Z25.1 Memerlukan imunisasi terhadap influenza
Z25.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang jelas
Z26. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi tunggal lainnya
Kecuali: immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-), tidak dilakukan (Z28.-)
Z26.0 Memerlukan imunisasi terhadap leishmaniasis
Z26.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal lain yang jelas
Z26.9 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit infeksi yang tidak jelas
Memerlukan imunisasi NOS
Z27. Memerlukan imunisasi terhadap combinations of infectious diseases
Kecuali:
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z27.0 Memerlukan imunisasi cholera dengan typhoid-paratyphoid [cholera + TAB]
Z27.1 Memerlukan imunisasi kombinasi diphtheria-tetanus-pertussis [DTP]
Z27.2 Memerlukan imunisasi DTP dengan typhoid-paratyphoid [DTP + TAB]
Z27.3 Memerlukan imunisasi DTP dengan poliomyelitis [DTP + polio]
Z27.4 Memerlukan imunisasi measles-mumps-rubella [MMR]
Z27.8 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi lainnya
Z27.9 Memerlukan imunisasi kombinasi penyakit infeksi yang tidak jelas
Z28. Imunisasi tidak dilakukan
Z28.0 Imunisasi tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z28.1 Imunisasi tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan kelompok pasien
Z28.2 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari pasien
Z28.8 Imunisasi tidak dilakukan karena alasan lain
Z28.9 Imunisasi tidakdilakukan karena alasan yang tidak jelas
Z29. Memerlukan cara-cara pencegahan [profilaksis] lainnya
Kecuali:
desensitisasi terhadap allergens (Z51.6),
bedah profilaksis (Z40.-)
Z29.0 Isolasi
Admisi untuk melindungi seseorang dari lingkungannya, atau untuk isolasi
seseorang setelah kontak dengan penyakit infeksi
Z29.1 Imunoterapi profilaksis
Pemberian immunoglobulin
Z29.2 Khemoterapi profilaksis lainnya
Khemoprofilaksis, terapi antibiotika profilaksis
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-8

Z29.8 Tindakan profilaksis lain yang jelas


Z29.9 Tindakan profilaksis, tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi


(Z30-Z39)
Z30. Penatalaksanaan kontrasepsi
Z30.0 Konseling dan nasehat umum tentang kontrasepsi
Nasehat keluarga berencana NOS, pemberian awal kontrasepsi
Z30.1 Pemasangan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Z30.2 Sterilisasi
Admisi untuk pemotongan tuba fallopia atau vas deferens
Z30.3 Menstrual extraction
Intersepsi kehamilan, menstrual regulation
Z30.4 Pengawasan obat-obat kontrasepsi
Peresepan ulang pil kontrasepsi atau obat kontrasepsi lainnya
Pemeriksaan rutin untuk mempertahankan kontrasepsi
Z30.5 Pengawasan alat kontrasepsi (dalam rahim)
Pemeriksaan, pemasangan kembali, atau pengeluaran alat kontrasepsi (dalam
rahim)
Z30.8 Penatalaksanaan kontrasepsi lainnya
Hitung sperma pasca-vasektomi
Z30.9 Penatalaksanaan kontrasepsi, tidak jelas
Z31. Penatalaksanaan prokreatif [usaha memperoleh keturunan]
Kecuali:
komplikai yang berhubungan dengan fertilisasi buatan (N98.-)
Z31.0 Tuboplasti atau vasoplasti setelah sterilisasi sebelumnya
Z31.1 Inseminasi buatan
Z31.2 Fertilisasi in vitro
Admisi untuk mengambil atau menanam ova
Z31.3 Metode fertilisasi terbantu lainnya
Z31.4 Penelitian dan pengujian prokreatif
Fallopian insufflation (ditiup), hitung sperma
Kecuali:
hitung sperma pasca-vasektomi (Z30.8)
Z31.5 Konseling genetik]
Z31.6 Konseling dan nasehat umum tentang prokreasi
Z31.8 Penatalaksanaan prokreatif lainny
Z31.9 Penatalaksanaan prokreatif, tidak jelas
Z32. Pemeriksaan dan uji kehamilan
Z32.0 Hamil, tidak atau belum dipastikan
Z32.1 Hamil, dipastikan
Z33. Keadaan hamil, insidentil
Keadaan hamil NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-9

Z34. Pengawasan kehamilan normal


Z34.0 Pengawasan hamil pertama yang normal
Z34.8 Pengawasan hamil lain yang normal
Z34.9 Pengawasan hamil normal, tidak jelas
Z35. Pengawasan hamil resiko tinggi
Z35.0 Pengawasan hamil dengan riwayat infertilitas
Z35.1 Pengawasan hamil dengan riwayat abortus
Pengawasan hamil dengan riwayat mola: hyidatidiformis, vesikularis
Kecuali:
habitual aborter: asuhan selama hamil (O26.2), tanpa kehamilan
(N96)
Z35.2 Pengawasan hamil dengan riwayat reproduksi atau obstetri lain yang buruk
Pengawasan hamil dengan riwayat:
kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O10-O92, kematian neonatus, lahir
mati
Z35.3 Pengawasan hamil dengan riwayat antenatal care tidak memadai
Kehamilan: tersembunyi [concealed, hidden]
Z35.4 Pengawasan hamil dengan grand multiparity (jumlah anak telah banyak)
Kecuali:
multiparitas tanpa kehamilan sekarangl (Z64.1)
Z35.5 Pengawasan primigravida tua
Z35.6 Pengawasan primigravida sangat muda
Z35.7 Pengawasan hamil resiko tinggi akibat masalah sosial
Z35.8 Pengawasan hamil resiko tinggi lainnya
Z35.9 Pengawasan hamil resiko tinggi, tidak jelas
Z36. Antenatal screening
Kecuali:
penemuan abnormal pada antenatal screening ibu (O28.-),
asuhan prenatal rutin (Z34-Z35)
Z36.0 Antenatal screening untuk kelainan kromosom
Amniosentesis, sampel plasenta (diambil melalui vagina)
Z36.1 Antenatal screening untuk kadar alphafetoprotein yang meningkat
Z36.2 Antenatal screening lain didasarkan pada amniocentesis
Z36.3 Antenatal screening malformasi dengan ultrasound dan cara fisik lainnya
Z36.4 Antenatal screening retardasi pertumbuhan dengan ultrasound dan cara fisik
lainnya
Z36.5 Antenatal screening untuk isoimunisasi
Z36.8 Antenatal screening lainnya
Screening terhadap haemoglobinopathy
Z36.9 Antenatal screening, tidak jelas
Z37. Hasil melahirkan [delivery]
Catatan: Kategori ini untuk kode tambahan identifikasi hasil kelahiran pada catatan
medis ibu
Z37.0 Tunggal lahir hidup

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-10

Z37.1
Z37.2
Z37.3
Z37.4
Z37.5
Z37.6
Z37.7
Z37.9

Tunggal lahir mati


Kembar dua, keduanya lahir hidup
Kembar dua, satu lahir hidup dan satu lahir mati
Kembar dua, kedunya lahir mati
Kembar lainnya, semua lahir hidup
Kembar lainnya, beberapa lahir hidup
Kembar lainnya, semua lahir mati
Hasil kehamilan, tidak jelas
Kelahiran kembar NOS, kelahiran tunggal NOS

Z38. Bayi lahir hidup menurut tempat lahir


Z38.0 Tunggal, lahir di rumah sakit
Z38.1 Tunggal, lahir di luar rumah sakit
Z38.2 Tunggal, tempat lahir tidak jelas
Bayi lahir hidup NOS
Z38.3 Kembar dua, lahir di rumah sakit
Z38.4 Kembar dua, lahir di luar rumah sakit
Z38.5 Kembar dua, tempat lahir tidak jelas
Z38.6 Kembar lainnya, lahir di rumah sakit
Z38.7 Kembar lainnya, lahir di luar rumah sakit
Z38.8 Kembar lainnya, tempat lahir tidak jelas
Z39. Asuhan dan pemeriksaan postpartum
Z39.0 Asuhan dan pemeriksaan segera setelah melahirkan
Asuhan dan pengamatan pada kasus tanpa komplikasi
Kecuali:
asuhan untuk komplikasi postpartum - see Alphabetical Index
Z39.1 Asuhan dan pemeriksaan ibu menyusui
Pengawasan laktasi
Kecuali:
kelainan laktasi (O92.-)
Z39.2 Follow-up rutin postpartum

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan


kesehatan spesifik (Z40-Z54)

Catatan: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh asuhan. Mereka bisa
untuk pasien yang telah diobati untuk suatu penyakit atau cedera, tapi sedang
memperoleh asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan, atau
asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk menghadapi keadaan sisa,
untuk memastikan kondisi tersebut tidak kembali, atau untuk mencegah
kembalinya (recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali:
Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah pengobatan
(Z08-Z09)
Z40. Bedah profilaksis
Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-11

Z40.8 Bedah profilaksis lainnya


Z40.9 Bedah profilaksis, tidak jelas
Z41. Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.0 Transplantasi rambut
Z41.1 Bedah plastik lain untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima
Implantasi payudara
Kecuali:
bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau
operasi (Z42.-)
Z41.2 Sirkumsisi rutin dan keagamaan
Z41.3 Penusukan daun telinga
Z41.8 Prosedur lain untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan
Z41.9 Prosedur untuk tujuan selain memperbaiki status kesehatan, tidak jelas
Z42. Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik
Termasuk: bedah plastik dan rekonstruksi setelah sembuhnya cedera atau operasi
perbaikan jaringan yang menjadi parut
Kecuali:
bedah plastik untuk tampilan kosmetik yang tidak terterima (Z41.1)
bedah plastik untuk pengobatan cedera sekarang - kode menurut cedera [Vol. 3]
Z42.0 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik kepala dan leher
Z42.1 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik payudara
Z42.2 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian lain badan
Z42.3 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota atas
Z42.4 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik anggota bawah
Z42.8 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik bagian tubuh lainnya
Z42.9 Asuhan follow-up yang melibatkan bedah plastik, tidak jelas
Z43. Perawatan lobang buatan
Termasuk: pemasukan sonde atau bougies, pengeluaran kateter, pembersihan
perubahan, penutupan
Kecuali:
status adanya lobang buatan saja, tanpa diperlukan perawatan (Z93.-)
komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z43.0 Perawatan trakeostomi
Z43.1 Perawatan gastrostomi
Z43.2 Perawatan ileostomi
Z43.3 Perawatan kolostomi
Z43.4 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran pencernaan
Z43.5 Perawatan sistostomi
Z43.6 Perawatan lobang buatan lainnya pada saluran kemih
Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z43.7 Perawatan vagina buatan
Z43.8 Perawatan lobang buatan lainnya
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-12

Z43.9 Perawatan lobang buatan yang tidak jelas


Z44. Penyesuaian (fitting and adjustment) alat prostetik eksternal
Kecuali:
kehadiran alat prostetik (Z97.-)
Z44.0 Penyesuaian lengan buatan (komplit)(sebagian)
Z44.1 Penyesuaian tungkai buatan (komplit)(sebagian)
Z44.2 Penyesuaian mata buatan
Kecuali:
komplikasi mekanis prostesis okuler (T85.3)
Z44.3 Penyesuaian prosthesis eksternal payudara
Z44.8 Penyesuaian alat prostetik eksternal lainnya
Z44.9 Penyesuaian alat prostetik eksternal yang tidak jelas
Z45. Pengaturan (adjustment and management) alat yang ditanamkan
Kecuali:
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see Alphabetical Index
Z45.0 Pengaturan pacemaker jantung
Pemeriksaan dan pengujian generator [battery] pulsa
Z45.1 Pengaturan pompa infusi
Z45.2 Pengaturan alat akses pembuluh darah [vascular access device]
Z45.3 Pengaturan alat pendengaran yang ditanamkan
Peralatan konduksi suara melalui tulang, peralatan cochlea
Z45.8 Pengaturan alat yang ditanamkan lainnya
Z45.9 Pengaturan alat yang ditanamkan yang tidak jelas
Z46. Penyesuaian (fitting and adjustment) peralatan lainnya
Kecuali:
pemberian resep ulangan (Z76.0), kehadiran prostetik dan alat lain
(Z95-Z97)
malfungsi atau komplikasi lain peralatan see Alphabetical Index
Z46.0 Penyesuaian kaca mata dan lensa kontak
Z46.1 Penyesuaian alat bantu pendengaran
Z46.2 Penyesuaian alat lain yang terkait dengan sistem syaraf dan panca indera
Z46.3 Penyesuaian alat prostetik gigi
Z46.4 Penyesuaian alat ortodontik
Z46.5 Penyesuaian ileostomi dan perlengkapan lain pada usus
Z46.6 Penyesuaian alat perkemihan
Z46.7 Penyesuaian alat ortopedik
Orthopaedic: brace, cast [gips], corset, shoes
Z46.8 Penyesuaian alat lain yang jelas
Kursi roda
Z46.9 Penyesuaian alat yang tidak jelas
Z47. Asuhan follow-up ortopedik lainnya
Kecuali:
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan fraktur (Z09.4),
asuhan yang melibatkan prosedur rehabilitasi (Z50.-),
komplikasi alat ortopedik internal, implants dan grafts (T84.-)

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-13

Z47.0 Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat fiksasi internal lain
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali:
penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas
Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi eksternal atau traksi,
gips
Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas
Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya
Kecuali:
pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan fraktur
(Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang jelas
Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak jelas
Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis
Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali:
status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1 Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2 Dialisis lainnya
Dialisis peritoneum
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali:
Konseling (Z70-Z71)
Z50.0 Rehabilitasi jantung

Z50.2
Z50.3
Z50.4
Z50.5
Z50.6
Z50.7
Z50.8
Z50.9

Terapi fisik lainnya


Latihan terapi dan pemulihan [therapeutic and remedial exercises]
Rehabilitasi alkohol
Rehabilitasi obat
Psikoterapi, not elsewhere classified
Terapi wicara [speech therapy]
Orthoptic training [cara pengobatan juling]
Terapi kerja dan rehabilitasi kemampuan kerja, not elsewhere classified
Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi lainnya
Rehabilitasi tembakau, latihan dalam activities of daily living [ADL] NEC
Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi, tidak jelas
Rehabilitasi NOS

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-14

Z51. Asuhan medis lainnya


Kecuali:
Pemeriksaan follow-up setelah pengobatan (Z08-Z09)
Z51.0 Sesi radioterapi
Z51.1 Sesi khemoterapi untuk neoplasma
Z51.2 Khemoterapi lainnya
Khemoterapi pemeliharaaan [maintenance] NOS
Kecuali:
khemoterapi profilaksis untuk tujuan imunisasi (Z23-Z27, Z29.-)
Z51.3 Transfusi darah tanpa adalanya laporan diagnosis
Z51.4 Asuhan persiapan untuk pengobatan selanjutnya, not elsewhere classified
Kecuali:
asuhan persiapan untuk dialisis (Z49.0)
Z51.5 Palliative care [asuhan untuk meringankan penderitaan]
Z51.6 Desensitisasi terhadap allergen
Z51.8 Asuhan medis lain yang jelas
Kecuali:
holiday relief care (Z75.5)
Z51.9 Asuhan medis, tidak jelas
Z52. Donor organ dan jaringan
Kecuali:
pemeriksaan calon donor (Z00.5)
Z52.0 Donor darah
Termasuk: komponen darah seperti limfosit, platelet, atau sel stem
Z52.1 Donor kulit
Z52.2 Donor tulang
Z52.3 Donor sumsum tulang
Z52.4 Donor ginjal
Z52.5 Donor kornea
Z52.6 Donor hati
Z52.7 Donor jantung
Z52.8 Donor organ dan jaringan lainnya
Z52.9 Donor organ dan jaringan yang tidak jelas
Donor NOS
Z53. Orang yang mendatangi SPK untuk prosedur spesifik, tapi tidak dilakukan
Kecuali:
imunisasi tidak dilaksanakan (Z28.-)
Z53.0 Prosedur tidak dilakukan karena kontraindikasi
Z53.1 Prosedur tidak dilakukan karena kepercayaan dan tekanan kelompok
Z53.2 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lain dan tidak jelas dari pasien
Z53.8 Prosedur tidak dilakukan karena alasan lainnya
Z53.9 Prosedur tidak dilakukan, alasan tidak jelas
Z54. Penyembuhan
Z54.0 Penyembuhan setelah pembedahan
Z54.1 Penyembuhan setelah radioterapi
Z54.2 Penyembuhan setelah khemoterapi
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-15

Z54.3 Penyembuhan setelah psikoterapi


Z54.4 Penyembuhan setelah pengobatan fraktur
Z54.7 Penyembuhan setelah pengobatan kombinasi
Penyembuhan setelah kombinasi pengobatan yang diklasifikasikan pada
Z54.0-Z54.4
Z54.8 Penyembuhan setelah pengobatan lainnya
Z54.9 Penyembuhan setelah pengobatan yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


sosioekonomik dan psikososial (Z55-Z65)
Z55. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca
Kecuali:
kelainan perkembangan psikologis (F80-F89)
Z55.0 Buta huruf dan kemampuan membaca rendah
Z55.1 Sekolah tidak tersedia atau tak tersanggupi
Z55.2 Kegagalan dalam ujian
Z55.3 Prestasi rendah di sekolah
Z55.4 Salah penyesuaian pendidikan dan tidak cocok dengan guru dan kawan sekelas
Z55.8 Masalah lain sehubungan dengan pendidikan dan kemampuan membaca
Pengajaran tidak memadai
Z55.9 Masalah pendidikan dan kemampuan membaca, tidak jelas
Z56. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan pengangguran
Kecuali:
dihadapkan pada faktor resiko oleh pekerjaan (Z57.-)
masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
(Z59.-)
Z56.0 Pengangguran, tidak jelas
Z56.1 Perubahan pekerjaan
Z56.2 Ancaman kehilangan pekerjaan
Z56.3 Jadwal kerja yang menyebabkan stress
Z56.4 Ketidaksesuaian dengan pimpinan dan rekan sekerja
Z56.5 Pekerjaan yang tidak diinginkan
Kondisi pekerjaan yang sulit
Z56.6 Tekanan fisik dan mental lain yang berhubungan dengan pekerjaan
Z56.7 Masalah lain tidak jelas yang berhubungan dengan pekerjaan
Z57. Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resikofactors
Z57.0 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kebisingan
Z57.1 Dihadapkan oleh pekerjaan pada radiasi
Z57.2 Dihadapkan oleh pekerjaan pada debu
Z57.3 Dihadapkan oleh pekerjaan pada kontaminan udara lainnya
Z57.4 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam pertanian
Agen padat, cair, gas atau uap

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-16

Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak jelas
Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Kecuali:
dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara
Kecuali:
asap tembakau (Z58.7)
Z58.2 Dihadapkan pada polusi air
Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4 Dihadapkan pada radiasi
Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6 Suplai air minum tidak memadai
Kecuali:
efek dari haus (T73.1)
Z58.7 Dihadapkan pada asap tembakau
Merokok pasif
Kecuali:
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan tembakau
(F17.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Penggunaan tembakau (Z72.0)
Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak jelas
Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
Kecuali:
suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0 Tuna wisma
Z59.1 Perumahan yang tidak memadai
Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai, tanpa pemanas,
sempit
Kecuali:
masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik (Z58.-)
Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan pemilik
rumah
Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi residensial
Residen boarding-school
Kecuali:
institutional upbringing anak dibesarkan di institusi (Z62.2)
Z59.4 Makanan tidak memadai
Kecuali:
malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya (Z72.4)
Z59.5 Sangat miskin
Z59.6 Penghasilan rendah
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-17

Z59.7 Jaminan sosial dan tunjangan kesejahteraan tidak memadai


Z59.8 Masalah lain pada perumahan dan keadaan ekonomik
Penyitaan karena hutang, masalah dengan kreditor, tempat tinggal terisiolir
Z59.9 Masalah perumahan dan keadaan ekonomik, tidak jelas
Z60. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.0 Masalah penyesuaian pada transisi siklus kehidupan
Penyesuaian pada pensiun, empty nest syndrome [anak-anak sudah pergi]
Z60.1 Situasi orangtua tidak khas
Masalah membesarkan anak pada orangtua tunggal atau selain dua orangtua
biologis
Z60.2 Hidup sendirian
Z60.3 Acculturation difficulty [kesulitan penyesuaian di tempat budaya baru]
Migrasi, transplantasi sosial [transmigrasi]
Z60.4 Ekslusi dan penolakan sosial
Ekslusi dan penolakan karena ciri-ciri pribadi, seperti bentuk fisik, penyakit,
atau tingkah laku yang tak biasa.
Kecuali:
sasaran diskriminasi yang tidak diinginkan seperti ras atau
agama (Z60.5)
Z60.5 Sasaran dari merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil
Diperlakukan tidak adil atau diskriminasi, merasa atau sebenarnya, karena
merupakan
anggota suatu kelompok (kulit, agama, asal etnik, dsb), selain ciri-ciri pribadi.
Kecuali:
ekslusi dan penolakan sosial (Z60.4)
Z60.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan sosial
Z60.9 Masalah lingkungan sosial, tidak jelas
Z61 Masalah yang berhubungan dengan kejadian negatif pada kehidupan anak
Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
Z61.0 Hilangnya hubungan kasih sayang pada kanak-kanak
Hilangnya hubungan akrab emosi, seperti orangtua, saudara, teman dekat,
atau
binatang kesayangan, akibat kematian atau kepergian permanen atau
penolakan
Z61.1 Keluar dari rumah di masa kanak-kanak
Memasuki rumah asuh, rumah sakit atau institusi lain menyebabkan stress
psikologis,
atau dipaksa ikut aktifitas jauh dari rumah untuk waktu yang lama.
Z61.2 Perubahan pola hubungan keluarga pada kanak-kanak
Datangnya orang baru ke dalam keluarga menyebabkan perubahan yang tak
diinginkan
dalam hubungan-hubungan anak. Bisa berupa orangtua kawin lagi atau
kelahiran adik.
Z61.3 Kejadian yang menyebabkan hilangnya harga diri pada kanak-kanak

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-18

Z61.4

Z61.5

Z61.6

Z61.7

Z61.8
Z61.9

Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti gagal dalam
tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain yang membuat rasa
terhina.
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di dalam kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak fisik atau
pendedahan antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang menyebabkan
bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau tidak dalam
tindakan seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja membuka payudara
atau genital)
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di luar kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak dengan
payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di hadapan anak atau
berusaha untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar keluarga anak, baik
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan kehendak anak
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak dicederai di masa
lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian yang secara
medis nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan abnormal
(misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau mengikat
anak)
Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak, seperti
penculikan,
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman harga diri,
atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang disayangi
Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas

Z62. Masalah lain yang berhubungan dengan membesarkan anak


Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
Z62.0 Pengawasan dan kontrol orangtua tidak memadai
Tidak tahunya orangtua akan apa yang dilakukan anak atau dimana anaknya,
kontrol

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-19

Z62.1
Z62.2

Z62.3

Z62.4

Z62.5
Z62.6

Z62.8
Z62.9

yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi ketika anak dalam
situasi resiko.
Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan tingkah laku
tidak mandiri
Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab membesarkan anak
sebagian besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti residensial, panti yatim
piatu, atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di rumah sakit,
rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang mendampingi
Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada anak
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus terhadap anak sebagai
individu,
berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku anak (misalnya secara
otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi label negatif kepada
anak)
Ketidakpedulian terhadap emosi anak
Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan atau kasar. Tidak
adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau memuji dan
mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan fisik atau
kehangatan emosi
Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal membesarkan anak lainnya.
Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal, menurut kelamin
(berpakaian
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa kewajiban anak di atas
usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak diinginkannya atau terlalu
sulit)
Masalah lain yang jelas sehubungan dengan membesarkan anak
Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak jelas

Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama, termasuk keadaan
keluarga
Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-20

Z63.1
Z63.2
Z63.3
Z63.4
Z63.5
Z63.6
Z63.7

Z63.8

Z63.9

Ketidakcocokan antara partner menyebabkan kehilangan kontrol yang berat


atau
berkepanjangan, perasaan umum untuk kasar atau kritis, atau suasana
kekerasan
antar-personal yang berat (memukul atau meninju)
Masalah dalam hubungan dengan orang tua dan ipar
Sokongan keluarga yang tidak memadai
Ketidakhadiran anggota keluarga
Kehilangan atau kematian anggota keluarga
Anggota keluarga diduga telah meninggal dunia
Pecahnya keluarga akibat perpisahan atau perceraian
Ditinggalkan
Anggota keluarga jauh yang masih tergantung memerlukan asuhan di rumah
Kejadian yang menimbulkan stress mempengaruhi keluarga dan rumahtangga
Kecemasan (normal) akan seorang yang sakit di dalam keluarga, masalah
kesehatan di
dalam keluarga, anggota keluarga sakit atau terganggu, keluarga yang
terisiolasi
Masalah lain yang jelas sehubungan dengan group penunjang utama
Ketidakcocokan dalam keluarga NOS, tingkat emosional tinggi di dalam
keluarga
Komunikasi tidak memadai atau rusak di dalam keluarga
Masalah sehubungan dengan group penunjang utama, tidak jelas

Z64. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial tertentu


Z64.0 Masalah sehubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Kecuali:
pengawasan kehamilan resiko tinggi akibat masalah sosial
(Z35.7)
Z64.1 Masalah sehubungan dengan banyak anak [multiparity]
Kecuali:
pengawasan kehamilan dengan with grand multiparity (Z35.4)
Z64.2 Mencari dan mendapat intervensi fisik, makanan, dan zat kimia berbahaya
Kecuali:
ketergantungan pada zat - see Alphabetical Index
Z64.3 Mencari dan mendapat intervensi tingkah laku dan psikologis yang berbahaya
Z64.4 Ketidaksesuaian dengan counsellors
Ketidaksesuaian dengan: probation officer, pekerja sosial
Z65. Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial lainnya
Kecuali:
cedera sekarang - see Alphabetical Index
Z65.0 Terbukti bersalah di pengadilan sipil dan kriminal tanpa hukuman penjara
Z65.1 Dihukum penjara dan hukuman kurungan lainnya
Z65.2 Masalah sehubungan dengan pembebasan dari penjara
Z65.3 Masalah sehubungan dengan hukum lainnya
Penangkapan, pengadilan untuk hak memelihara anak, pengadilan,
persidangan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-21

Z65.4 Korban kejahatan dan terorisme


Korban penyiksaan
Z65.5 Dihadapkan pada malapetaka, perang, dan kekerasan lainnya
Kecuali:
target dari merasa didiskriminasi dan perlakuan tidak adil
(Z60.5)
Z65.8 Masalah lain yang jelas sehubungan dengan keadaan psikososial
Z65.9 Masalah yang berhubungan dengan keadaan psikososial yang tidak jelas

Orang-orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lainnya (Z70-Z76)


Z70. Konseling sehubungan dengan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual
Kecuali:
Konseling untuk kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31)
Z70.0 Konseling untuk sikap seksual
Orang yang khawatir pelecehan, keraguan atau respons negatif lain masalah
seksual
Z70.1 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi seksual pasien
Pasien khawatir tentang: impotensi, tak-berespons, seks bebas, orientasi
seksual
Z70.2 Konseling untuk tingkah laku dan orientasi pihak ketiga
Mencari nasehat tentang tingkah laku dan orientasi seksual: anak, partner,
spouse
Z70.3 Konseling untuk gabungan sikap, tingkah laku dan orientasi seksual
Z70.8 Sex counselling lainnya
Pendidikan seks
Z70.9 Sex counselling, tidak jelas
Z71. Orang yang mendatangi SPK untuk konseling dan nasehat medis lainnya, n.e.c.
Kecuali:
konseling kontrasepsi atau prokreasi (Z30-Z31), sex (Z70.-)
Z71.0 Orang yang berkonsultasi atas nama orang lainnya
Nasehat dan pengobatan untuk pihak ketiga yang tidak hadir
Kecuali:
kekhawatiran (normal) tentang orang sakit di dalam keluarga
(Z63.7)
Z71.1 Orang keluhan yang ditakutkan yang untuknya tidak ada diagnosis dibuat
Kondisi takut yang tidak terlihat, masalah adalah hal yang normal, baik tapi
khawatir
Kecuali:
observasi dan evaluasi medis untuk sangkaan penyakit dan
kondisi (Z03.-)
Z71.2 Orang yang berkonsultasi untuk penjelasan hasil penelitian
Z71.3 Konseling dan pengawasan diet
Konseling dan pengawasan diet (untuk): NOS, gastritis, colitis, diabetes
mellitus,
obesity, hypercholesterolaemia, alergi atau intoleransi makanan
Z71.4 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan alkohol
Kecuali:
prosedur rehabilitasi alkohol (Z50.2)
Z71.5 Konseling dan pengawasan penyalahgunaan obat
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-22

Z71.6
Z71.7
Z71.8
Z71.9

Kecuali:

prosedur rehabilitasi obat(Z50.3)


Konseling penyalahgunaan tembakau
Kecuali:
prosedur rehabilitasi tembakau (Z50.8)
Konseling human immunodeficiency virus [HIV]
Konseling lain yang jelas
Konsultasi hubungan seksual sedarah (consanguinity)
Konseling, tidak jelas
Nasehat medis NOS

Z72. Masalah sehubungan dengan gaya hidup [lifestyle]


Kecuali:
masalah sosioekonomik dan psikologis (Z55-Z65),
masalah kesulitan manajemen kehidupan (Z73.-)
Z72.0 Penggunaan tembakau
Kecuali:
tobacco dependence (F17.2)
Z72.1 Penggunaan alkohol
Kecuali:
alcohol dependence (F10.2)
Z72.2 Penggunaan obat
Kecuali:
penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
(F55)
ketergantungan obat (F11-F16, F19 dengan karakter keempat .2)
Z72.3 Tidak ada berolahraga
Z72.4 Diet dan kebiasaan makan yang tidak baik
Kecuali:
malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E40-E64), kelainan makan
(F50.-)
kelainan tingkah laku makan bayi atau anak
(F98.2-F98.3)
makanan tidak memadai (Z59.4)
Z72.5 Tingkah laku seksual beresiko tinggi
Z72.6 Berjudi dan taruhan
Kecuali:
judi kompulsif atau patologis (F63.0)
Z72.8 Masalah lain sehubungan dengan lifestyle
Tingkah laku merusak diri sendiri
Z72.9 Masalah yang berhubungan dengan lifestyle, tidak jelas
Z73. Masalah yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Kecuali:
masalah sehubungan dengan keadaan sosioekonomik dan psikososial
(Z55-Z65)
Z73.0 Burn-out
Keadaan dengan kelelahan vital
Z73.1 Penguatan [accentuation] ciri-ciri kepribadian
Pola tingkah laku Type A (khas dengan ambisi tak terkontrol, butuh prestasi
tinggi,
tidak sabar, sangat bersaing, dan mendesak)
Z73.2 Tidak adanya relaksasi dan santai
Z73.3 Stress, not elsewhere classified
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-23

Z73.4
Z73.5
Z73.6
Z73.8
Z73.9

Ketegangan fisik dan mental NOS


Kecuali:
berhubungan dengan pekerjaan atau pengangguran (Z56.-)
Keterampilan sosial tidak memadai, not elsewhere classified
Konflik peran sosial, not elsewhere classified
Keterbatasan aktifitas akibat cacad
Kecuali:
tergantung pada pemberi asuhan (Z74.-)
Masalah lain yang berhubungan dengan kesulitan manajemen kehidupan
Masalah kesulitan manajemen kehidupan, tidak jelas

Z74. Masalah yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan


Kecuali:
ketergantungan pada mesin atau alat yang memberi kemampuan NEC
(Z99.-)
Z74.0 Memerlukan bantuan akibat penurunan mobilitas
Z74.1 Memerlukan bantuan untuk perawatan personal
Z74.2 Memerlukan bantuan di rumah dan tidak ada keluarga yang bisa merawat
Z74.3 Memerlukan pengawasan terus menerus
Z74.8 Masalah lain yang berhubungan dengan ketergantungan pada pemberi asuhan
Z74.9 Masalah ketergantungan pada pemberi asuhan, tidak jelas
Z75. Masalah yang berhubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lainnya
Z75.0 Pelayanan medis tidak tersedia di rumah
Kecuali:
tak ada keluarga lain yang bisa memberikan asuhan (Z74.2)
Z75.1 Orang yang sedang menunggu admisi ke fasilitas yang memadai di tempat lain
Z75.2 Waktu tunggu lainnya untuk penelitian dan pengobatan
Z75.3 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali:
bed tak tersedia (Z75.1)
Z75.4 Tidak tersedia atau tidak terjangkaunya badan pembantu lainnya
Z75.5 Holiday relief care
Penyediaan fasilitas asuhan kesehatan untuk orang yang biasanya dirawat di
rumah,
supaya keluarganya dapat berlibur; Respite care:
Z75.8 Masalah lain sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan kesehatan lain.
Z75.9 Masalah yang tidak jelas sehubungan dengan fasilitas medis dan asuhan
kesehatan lainnya.
Z76. Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal lain
Z76.0 Pemberian resep ulangan
Pemberian resep ulangan untuk: peralatan, obat-obatan, kaca mata
Kecuali:
pemberian sertifikat medis (Z02.7), resep ulangan
kontrasepsi(Z30.4)
Z76.1 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk anak terlantar
Z76.2 Pangawasan dan asuhan kesehatan untuk bayi dan anak sehat lainnya
Asuhan medis atau perawatan untuk bayi sehat dalam keadaan seperti kondisi
sosio-

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-24

Z76.3
Z76.4
Z76.5

Z76.8
Z76.9

ekonomik yang tidak baik di rumah, menunggu penempatan sebagai anak


asuh atau
anak angkat, penyakit ibu, jumlah anak di rumah menghambat asuhan normal
Orang sehat yang menemani orang sakit
Orang lain yang menginap di fasilitas asuhan kesehatan
Kecuali:
orang tak berumah (Z59.0)
Malingerer [berpura-pura secara sadar]
Orang yang pura-pura sakit (dengan motivasi yang jelas)
Kecuali:
factitious disorder, peregrinating patient (F68.1)
Orang yang mendatangi SPK untuk hal lain yang jelas
Orang yang mendatangi SPK untuk hal-hal yang tidak jelas

Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan


riwayat keluarga dan pribadi serta kondisi tertentu yang mempengaruhi
status kesehatan (Z80-Z99)
Kecuali:

Pemeriksaan follow-up (Z08-Z09)


Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Ketika riwayat keluarga atau pribadi merupakan alasan untuk screening
khusus atau pemeriksaan lain atau penelitian (Z00-Z13)
Ketika kemungkinan bahwa janin bisa terganggu adalah alasan untuk
observasi dan tindakan sewaktu kehamilan (O35.-)

Z80. Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga


Z80.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z80.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z80.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain dalam
keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z80.3 Riwayat neoplasma ganas payudara dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z80.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z80.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68
Z80.6 Riwayat leukaemia dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Z80.7 Riwayat neoplasma ganas lain dari jarirngan limfoid, haematopoietik dan
jaringan terkait dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Z80.8 Riwayat neoplasma ganas organ atau sistem lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Z80.9 Riwayat neoplasma ganas dalam keluarga, tidak jelas
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-25

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80


Z81. Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku dalam keluarga
Z81.0 Riwayat retardasi mental dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F70-F79
Z81.1 Riwayat penyalahgunaan alkohol dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10.Z81.2 Riwayat penyalahgunaan tembakau dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F17.Z81.3 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F11-F16, F18-F19
Z81.4 Riwayat penyalahgunaan zat lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F55
Z81.8 Riwayat kelainan jiwa dan tingkah laku lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan di bagian lain pada F00-F99
Z82. Riwayat cacad tertentu dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga
Z82.0 Riwayat epilepsi dan penyakit lain sistem syaraf dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99
Z82.1 Riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H54.Z82.2 Riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H90-H91
Z82.3 Riwayat stroke dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I60-I64
Z82.4 Riwayat penyakit jantung iskemik dan penyakit lain sirkulasi dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I52, I65-I99
Z82.5 Riwayat asma dan penyakit pernafasan bawah kronis lainnya dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J40-J47
Z82.6 Riwayat artritis dan penyakit muskuloskeletal dan jaringan ikat dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z82.7 Riwayat malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z82.8 Riwayat cacad lain dan penyakit kronis penyebab cacad dalam keluarga, n. e.
c.
Z83. Riwayat kelainan spesifik lain dalam keluarga
Kecuali:
Kontak dengan atau dihadapkan pada penyakit menular dalam keluarga
(Z20.-)
Z83.0 Riwayat penyakit human immunodeficiency virus [HIV] dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada B20-B24
Z83.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B94, B99

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-26

Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14
Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83, H92-H95
Kecuali:
riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
(Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga (Z82.2)
Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali:
riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain dalam
keluarga (Z82.5)
Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93
Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga
Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam keluarga
Z84.8 Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga
Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas
Kecuali:
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Z85.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z85.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3 Riwayat neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z85.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-27

Z85.6
Z85.7
Z85.8
Z85.9

Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C64-C68


Riwayat leukaemia
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C91-C95
Riwayat neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C81-C90, C96.Riwayat neoplasma ganas organ dan sistem lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C00-C14, C40-C49, C69-C79, C97
Riwayat neoplasma ganas, tidak jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C80

Z86. Riwayat pribadi penyakit tertentu lainnya


Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z86.0 Riwayat neoplasma lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D00-D48
Kecuali:
neoplasma ganas (Z85.-)
Z86.1 Riwayat penyakit infeksi dan parasit
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada A00-B89, B99
Kecuali:
sequelae penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)
Z86.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z86.3 Riwayat endokrin, gizi dan metabolik
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E90
Z86.4 Riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F10-F19
Kecuali:
sedang tergantung (F10-F19 dengan karakter keempat .2)
masalah sehubungan dengan penggunaan:
alkohol (Z72.1), obat (Z72.2), tembakau (Z72.0)
Z86.5 Riwayat pribadi kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada F00-F09, F20-F99
Z86.6 Riwayat pribadi penyakit sistem syaraf dan organ penginderaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada G00-G99, H00-H95
Z86.7 Riwayat pribadi penyakit sistem sirkulasi
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada I00-I99
Kecuali:
sindroma pasca MCI (I24.1), MCI lama (I25.2),
sequelae penyakit serebrovascular (I69.-)
Z87. Riwayat pribadi penyakit dan kondisi lainnya
Kecuali:
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Z87.0 Riwayat pribadi penyakit sistem pernafasan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J99
Z87.1 Riwayat pribadi penyakit sistem pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-28

Z87.2 Riwayat pribadi penyakit kulit dan jaringan subkutis


Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z87.3 Riwayat pribadi penyakit sistem muskuloskeleton dan jaringan ikat
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada M00-M99
Z87.4 Riwayat pribadi penyakit sistem genitourinarius
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N99
Z87.5 Riwayat pribadi komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada O00-O99, riwayat pribadi penyakit
trophoblast
Kecuali:
habitual aborter (N96)
pengawasan kehamilan sekarang dengan riwayat obstetrik kabur
(Z35.-)
Z87.6 Riwayat pribadi kondisi tertentu yang timbul pada masa perinatal
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada P00-P96
Z87.7 Riwayat pribadi malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada Q00-Q99
Z87.8 Riwayat pribadi kondisi lain yang jelas
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada S00-T98
Kecuali: riwayat pribadi menyakiti diri sendiri (Z91.5)
Z88. Riwayat pribadi alergi pada obat, medikamen dan zat biologis
Z88.0 Riwayat pribadi alergi penisillin
Z88.1 Riwayat pribadi alergi agen antibiotika lain
Z88.2 Riwayat pribadi alergi sulfonamida
Z88.3 Riwayat pribadi alergi agen antiinfeksi lain
Z88.4 Riwayat pribadi alergi agen anestetik
Z88.5 Riwayat pribadi alergi agen narkotika
Z88.6 Riwayat pribadi alergi agen analgesik
Z88.7 Riwayat pribadi alergi serum dan vaksin
Z88.8 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis lain
Z88.9 Riwayat pribadi alergi obat, medikamen dan zat biologis yang tidak jelas
Z89. Hilangnya anggota yang dialami setelah lahir
Termasuk: Kehilangan anggota: pascabedah, pascatrauma
Kecuali:
Cacad anggota didapat (M20-M21), cacad kongenital anggota (Q71Q73)
Z89.0 Hilangnya jari(-jari) tangan [termasuk ibu jari], unilateral
Z89.1 Hilangnya tangan dan pergelangan
Z89.2 Hilangnya anggota atas di atas pergelangan
Hilangnya lengan NOS
Z89.3 Hilangnya kedua anggota atas [semua level]
Hilangnya jari(-jari), bilateral
Z89.4 Hilangnya kaki dan tumit
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-29

Z89.5
Z89.6
Z89.7
Z89.8
Z89.9

Hilangnya jari(-jari) kaki


Hilangnya tungkai pada atau di bawah lutut
Hilangnya tungkai di atas lutut
Hilangnya tungkai NOS
Hilangnya kedua anggota bawah [semua level, kecuali jari kaki saja]
Hilangnya anggota atas dan bawah [semua level]
Hilangnya anggota, tidak jelas

Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma NEC
Kecuali:
Absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa (D73.0)
Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,
Kecuali:
hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1 Hilangnya payudara
Z90.2 Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3 Hilangnya bagian lambung
Z90.4 Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5 Hilangnya ginjal
Z90.6 Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7 Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8 Hilangnya organ lain
Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified
Kecuali:
Dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik
(Z58.-)
Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0 Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali:
riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis (Z88.-)
Z91.1 Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis
Z91.2 Riwayat kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3 Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali:
kelainan tidur (G47.-)
Z91.4 Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5 Riwayat melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6 Riwayat truma fisik lainnya
Z91.8 Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS
Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis
Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali:
konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-30

Z92.1 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) antikoagulan jangka panjang


Z92.2 Riwayat pribadi penggunaan (sekarang) medikamen lain jangka panjang
Riwayat pribadi penggunaan aspirin
Z92.3 Riwayat pribadi irradiasi
Riwayat pribadi terapi radiasi
Kecuali:
dihadapkan pada radiasi: oleh pekerjaan (Z57.1), lingkungan
fisik (Z58.4)
Z92.4 Riwayat pribadi pembedahan mayor, not elsewhere classified
Kecuali:
status lobang buatan (Z93.-), status transplantasi organ atau
jaringan (Z94.-)
adanya implant dan graft fungsional (Z95-Z96), status pascabedah
(Z98.-)
Z92.5 Riwayat pribadi tindakan rehabilitasi
Z92.6 Riwayat pribadi kemoterapi untuk penyakit neoplastik
Z92.8 Riwayat pribadi pengobatan medis lainnya
Z92.9 Riwayat pribadi pengobatan medis, tidak jelas
Z93. Status lobang buatan
Kecuali:
Lobang buatan memerlukan perhatian dan penatalaksanaan (Z43.-)
Komplikasi stoma eksternal (J95.0, K91.4, N99.5)
Z93.0 Status trakheostomi
Z93.1 Status gastrostomi
Z93.2 Status ileostomi
Z93.3 Status kolostomi
Z93.4 Status lobang buatan lain pada saluran gastrointestinum
Z93.5 Status sistostomi
Z93.6 Status lobang buatan lain pada saluran kemih
Nefrostomi, ureterostomi, uretrostomi
Z93.8 Status lobang buatan lainnya
Z93.9 Status lobang buatan, tidak jelas
Z94. Status transplantasi organ dan jaringan
Termasuk: Organ atau jaringan diganti dengan transplant heterogen atau homogen
Kecuali:
Komplikasi organ atau jaringan yang ditransplantasikan see
Alphabetical Index
Adanya: graft vaskuler (Z95.-), katup jantung xenogenik (Z95.3)
Z94.0 Status transplantasi ginjal
Z94.1 Status transplantasi jantung
Kecuali:
status penggantian katup jantung (Z95.2-Z95.4)
Z94.2 Status transplantasi paru-paru
Z94.3 Status transplantasi jantung dan paru-paru
Z94.4 Status transplantasi hati
Z94.5 Status transplantasi kulit
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-31

Z94.6
Z94.7
Z94.8
Z94.9

Status transplantasi kulit autogen


Status transplantasi tulang
Status transplantasi kornea
Status transplantasi organ dan jaringan lainnya
Status transplantasi sumsum tulang, usus, pankreas
Status transplantasi organ dan jaringan, tidak jelas

Z95. Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah


Kecuali:
Komplikasi alat, implant, dan graft jantung dan pembuluh darah (T82.-)
Z95.0 Adanya pacemaker jantung
Kecuali:
adjustment or management of cardiac pacemaker (Z45.0)
Z95.1 Adanya graft bypass aortokoronaria
Z95.2 Adanya katup jantung prostetik
Z95.3 Adanya katup jantung xenogenic
Z95.4 Adanya penggantian katup jantung lainnya
Z95.5 Adanya implant dan graft angioplasti koronaria
Adanya prosthesis arteri koronaria, tatus setelah angioplasti koronaria NOS
Z95.8 Adanya implants dan graft jantung dan pembuluh darah lainnya
Adanya prosthesis intravaskular NEC, status setelah angioplasti perifer NOS
Z95.9 Adanya implant dan graft jantung dan pembuluh darah, tidak jelas
Z96. Adanya implant fungsional lainnya
Kecuali:
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z96.0 Adanya implant urogenital
Z96.1 Adanya lensa intraokular
Pseudophakia
Z96.2 Adanya implant otologis dan audiologis
Tabung myringotomy, penggantian stapes, stent tuba Eustachia,
Alat pendengar konduksi tulang, implantasi kokhlea
Z96.3 Adanya larynx buatan
Z96.4 Adanya implant endokrin
Pompa insulin
Z96.5 Adanya impant akar-gigi dan mandibula
Z96.6 Adanya implant sendi orthopaedik
Penggantian sendi jari, penggantian sendi panggul (partial)(total)
Z96.7 Adanya implant tulang dan tendon lainnya
Adanya plat tengkorak
Z96.8 Adanya implant fungsional lain yang jelas
Z96.9 Adanya implant fungsional, tidak jelas
Z97. Adanya peralatan lain
Kecuali:
Komplikasi alat prostetik, implant dan graft internal (T82-T85)
ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-32

Z97.0
Z97.1
Z97.2
Z97.3
Z97.4
Z97.5

Z97.8

Perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)


Adanya alat drainase cairan serebrospinalis (Z98.2)
Adanya artificial eye
Adanya artificial limb (complete)(partial)
Adanya alat prostetik gigi (complete)(partial)
Adanya kaca mata dan lensa kontak
Adanya hearing-aid eksternal
Adanya (intrauterine) contraceptive device
Kecuali:
pemasangan kontrasepsi (Z30.1),
pemeriksaan, pemasangan kembali atau penarikan kontrasepsi (Z30.5)
Adanya peralatan lain yang jelas

Z98. Keadaan pascabedah lainnya


Kecuali:
Asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
Komplikasi pascaprosedur atau pascabedah see Alphabetical Index
Z98.0 Status baypass dan anastomosis usus
Z98.1 Status arthrodesis
Z98.2 Adanya alat drainase cairan serebrospinalis
Adanya CSF [cerebrospinal fluid]shunt
Z98.8 Keadaan pascabedah lain yang jelas
Z99. Ketergantungan pada mesin dan alat yang memberi kemampuan, n. e. c.
Z99.0 Ketergantungan pada aspirator
Z99.1 Ketergantungan pada respirator
Z99.2 Ketergantungan pada dialisis ginjal
Adanya shunt arteriovena untuk dialisis, status dialisis ginjal
Kecuali:
persiapan, pengobatan atau sesi dialisis (Z49.-)
Z99.3 Ketergantungan pada kursi roda
Z99.8 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan lain
Z99.9 Ketergantungan pada mesin dan alat pemberi kemampuan, tidak jelas.

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

XXII-33

CHAPTER XXIII.
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS
(U00-U99)
This chapter contains the following block:

U00U
49
U80U
89

Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology


Bacterial agents resistant to antibiotics

Provisional assignment of new diseases of uncertain etiology


(U00-U49)
U04
U04.9

Severe acute respiratory syndrome [SARS]


Severe acute respiratory syndrome, unspecified

Bacterial agents resistant to antibiotics


(U80-U89)
Note:

These categories should never be used in primary coding. They are provided for
use as supplementary or additional codes when it is desired to identify the
antibiotic to which a bacterial agent is resistant, in bacterial infection
classified elsewhere.

U80
U80.0
U80.1
U80.8

Agent resistant to penicillin and related antibiotics


Penicillin resistant agent
Methicillin resistant agent
Agent resistant to other penicillin-related antibiotic

U81
U81.0
U81.8

Agent resistant to vancomycin and related antibiotics


Vancomycin resistant agent
Agent resistant to other vancomycin-related antibiotic

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

34

U88

U89
U89.8
U89.9

Agent resistant to multiple antibiotics


Note: This category is provided for use when a bacterial agent is resistant
to two or more antibiotics but there is insufficient detail to
determine which antibiotic is contributing most to the "main
condition". It should also be used for primary tabulation purposes
when it is more convenient to record a single code; otherwise
each specific antibiotic-resistant agent should be coded separately.
Agent resistant to other and unspecified antibiotics
Agent resistant to other single specified antibiotic
Agent resistant to unspecified antibiotic

1. ICD-9-CM:
01,11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi meninges serebral; Burr
Pendekatan Lubang
01,12 - Biopsi terbuka meninges serebral
01,13 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi otak; Burr Pendekatan
Lubang; stereotactic Metode
03,32 - Biopsi dari Spinal Cord atau meninges Spinal
05.11 - Biopsi saraf simpatis atau ganglion
06,11 - Tertutup (perkutan) (jarum) Biopsi Thyroid Gland; Aspirasi
Biopsi Tiroid
06,12 - Buka Biopsi Thyroid Gland
06,13 - Biopsi kelenjar paratiroid
07.11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi kelenjar adrenal
07.12 - Buka Biopsi kelenjar adrenal
07,15 - Biopsi kelenjar pituitari, Pendekatan Unspecified
07,16 - Biopsi dari Timus
22,11 - Prosedur Diagnostik pada sinus hidung; Closed [Endoskopi]
[jarum] Biopsi Hidung Sinus
22,12 - Prosedur Diagnostik pada sinus hidung; Buka Biopsi Hidung
Sinus
25,02 - Prosedur Diagnostik di Lidah; Biopsi Terbuka Lidah; Wedge
Biopsi
26,11 - Tertutup (jarum) Biopsi kelenjar ludah atau Duct
27,22 - Biopsi anak lidah dan langit-langit lunak
27,23 - Biopsi dari Bibir
27,24 - Biopsi of Mouth, Struktur Unspecified
28,11 - Biopsi dari Amandel dan Adenoids
31,43 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Laring
31,44 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Trake a
33,24 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Bronkus; Bronkoskopi (serat
optik) (Rigid) dengan: Sikat Biopsi "Lung", Menyikat dari cuci untuk
Koleksi Spesimen, eksisi (Bite) Biopsi; Diagnostik bronchoalveolar

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

35

lavage (BAL)
33,26 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi paru-paru; jarum halus
Aspirasi (FNA); jarum transthoracic Biopsi paru (TNNB)
33,27 - Tertutup Endoskopi Biopsi paru-paru; Serat-optik (Fleksibel)
Bronkoskopi dengan bimbingan fluoroscopic dengan Biopsi;
transbronkial Biopsi paru-paru
34,24 - Biopsi pleura, Lain-lain
38,21 - Biopsi Kapal Darah
40,11 - Biopsi Struktur limfatik
41,31 - Biopsi Sumsum Tulang
41,32 - Tertutup (Aspirasi) (perkutan) Biopsi Limpa
42,24 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Kerongkongan; Menyikat atau
cuci untuk Koleksi Spesimen; Esophagoscopy dengan Biopsi, Biopsi
Suction Kerongkongan yang
44,14 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Perut; Menyikat atau cuci untuk
Koleksi Spesimen
45,14 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Usus Kecil; Menyikat atau cuci
dari Koleksi Spesimen
45,25 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Usus Besar; Biopsi, tertutup,
Situs usus dispesifikasikan; Menyikat atau cuci untuk Koleksi
Spesimen; Colonoscopy dengan Biopsi
48,25 - Biopsi terbuka Rektum
49,22 - Biopsi Jaringan perianal
49,23 - Biopsi dari Anus
50,11 - Tertutup (perkutan) (jarum) Biopsi hati
51,12 - Biopsi perkutan Salur Kandung empedu atau empedu; jarum
Biopsi Kandung empedu
52,11 - Tertutup (Aspirasi) (jarum) (perkutan) Biopsi Pankreas
52,12 - Biopsi terbuka Pankreas
55,23 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Ginjal; Biopsi endoskopik
melalui nefrostomi ada, Nephrotomy, Pyelostomy, atau Pyelotomy
55,24 - Buka Biopsi Ginjal
57,33 - Tertutup [Transurethral] Biopsi Kandung Kemih
57,34 - Biopsi terbuka kandung kemih 60,11 - Tertutup [perkutan]
[jarum] Biopsi Prostat; Pendekatan: transrectal, Transurethral; punch
Biopsi
60,12 - Biopsi terbuka Prostat
62.11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Testis
65,11 - Biopsi Aspirasi Ovarium
65,12 - Biopsi lain Ovarium
67,11 - Biopsi endoserviks
68,13 - Biopsi terbuka Rahim
70,24 - Operasi pada vagina dan Cul-de-sac, vagina Biopsi
71,11 - Biopsi dari Vulva
77,4 - Biopsi Bone 80,3 - Biopsi Struktur Bersama
83,21 - Biopsi Soft Tissue
85,11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Payudara

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

36

86,11 - Biopsi Jaringan Kulit atau subkutan

ICD 10 2nd ed, Update April 08

Apikes Iris Padang

37

Anda mungkin juga menyukai