Icd X-Ina
Icd X-Ina
1``
PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI DAN
PARASIT TERTENTU
Bab ini berisi penyakit-penyakit yang umumnya dikenal sebagai penyakit menular.
Cholera
Cholera adalah infeksi akut yang melibatkan semua bagian usus halus, khas dengan berak
encer yang sangat banyak, muntah, kejang otot, dehidrasi, oliguria, dan pingsan. Penularannya
melalui makan dan minum bahan yang tercemar dengan kotoran orang yang terinfeksi Vibrio
cholerae serogroup 01.
Masa inkubasi adalah 1-3 hari, yang bisa memberikan gejala ringan atau berat, disusul oleh
diare mendadak tanpa nyeri yang bisa mencapai 1 liter/jam. Kehilangan cairan dan elektrolit
akibat toksin kuman ini merupakan penyebab gejala yang lebih berat. Pengobatan terutama
dengan mengganti cairan dan elektrolit sesegera mungkin, dan antibiotika.
A00.0 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar cholerae
Cholera klasik
A00.1 Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltor
Cholera El Tor
A00.9 Cholera, tidak dijelaskan
A01
I-2
Salmonella adalah penyebab utama penyakit diare di seluruh dunia. Kelompok yang
menyerang manusia dan adalah Salmonella typhi, S. paratyphi A, B, dan C, serta S. sendai.
Salmonella typhi dan S. paratyphi menyebabkan demam tifoid dan paratifoid yang khas
dengan demam, lemah, nyeri perut, dan kulit kemerahan. Keadaan ini disebut juga demam usus
(enteric fever). Penularannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran atau urin penderita,
menembus dinding usus ke kelenjar limfe dan masuk ke aliran darah.
Masa inkubasi 8-14 hari, dan gejala diawali oleh demam, sakit kepala, nyeri sendi, radang
tenggorokan, konstipasi, anoreksia, nyeri dan nyeri tekan perut. Gejala ini bisa diikuti dysuria,
batuk kering, dan epistaxis. Suhu tubuh 39-40oC selama 10-14 hari, menurun pada minggu ketiga.
Gejala sistem syaraf pusat adalah delirium, stupor, atau koma.
Nekrosis jaringan usus bisa terjadi, di samping ulkus, perdarahan dan perforasi usus.
Kuman yang beredar di darah menyebabkan infeksi organ seperti osteomyelitis, endocarditis,
meningitis, abses jaringan lunak, glomerulonefritis, dan radang daerah reproduksi.
A01.0 Typhoid fever
Infeksi oleh Salmonella typhi
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS
A02
paratyphi
Shigellosis
Shigellosis adalah infeksi akut usus akibat Shigella, yang tersebar di seluruh dunia. Jenis
yang paling umum adalah Shigella flexneri (B) dan S. sonnei (D), disusul oleh S. boydii (C) dan yang
paling ganas, S. dysenteriae (A). Penyebarannya melalui makanan yang tercemar oleh kotoran.
Disentri basiler akibat Shigella paling umum pada anak-anak di daerah endemi, sedangkan orang
dewasa agak lebih tahan terhadap serangannya.
Shigella menembus mukosa kolon dan ujung ileum, menyebabkan sekresi lendir,
hiperemia, infiltrasi lekosit, edema, dan ulkus dangkal mukosa. Gejalanya berupa diare encer yang
disusul gejala disentri berupa sakit perut, mual dan muntah, serta berak bercampur lendir, darah
dan pus. Pengobatan dengan penggantian cairan tubuh dan pemberian antibiotika.
A03.0
A03.1
A03.2
A03.3
A03.8
I-3
Kecuali:
A04.0
A04.1
A04.2
A04.3
A04.4
A04.5
A04.6
A04.7
A04.8
A04.9
A05
Kecuali:
A05.0
A05.1
A05.2
A05.3
A05.4
A05.8
A05.9
A06
Amoebiasis
Amoebiasis adalah infeksi kolon oleh protozoa Entamoeba histolytica. Biasanya tanpa gejala,
tapi bisa berupa diare ringan sampai disentri. Penularan melalui kontak makanan dengan kotoran
I-4
manusia. Bentuknya bisa berupa trofozoit hidup yang mudah mati, atau kista yang sangat menular.
Kista akan menghasilkan trofozoit di usus halus yang kemudian dibawa ke kolon, cecum dan
appendix.
Trofozoit menembus mukosa kolon, membentuk abses-abses kecil yang kemudian
menyatu dan merusak jaringan sehingga terjadi perdarahan, edema dan ulkus. Mereka bisa dibawa
vena porta ke hati dan membentuk abses hati, atau menyebar ke paru-paru dan pleura kanan.
Penularan melalui darah bisa mencapai paru-paru, perikardium dan otak. Gejala bisa berupa diare
atau konstipasi, kembung, nyeri perut, berak berlendir dan berdarah, dan nyeri tekan di hati.
Pengobatan mencakup kemoterapi dan penggantian darah, cairan dan elektrolit.
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolytica
Kecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)
A06.0 Disentri amubik akut;
Amubiasis akut,
Amubiasis usus NOS
A06.1 Amubiasis usus kronis
A06.2 Kolitis amuba non-disentri
A06.3 Amuboma usus;
Amuboma NOS
A06.4 Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hati
A06.5 Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati)
A06.6 Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)
A06.7 Amubiasis kulit
A06.8 Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba,
Balanitis amuba (N51.2*)
A06.9 Amubiasis, tak dijelaskan
A07
I-5
Kecuali:
A08.0
A08.1
A08.2
A08.3
A08.4
A08.5
A09 Diare dan gastroenteritis dan kolitis yang berawal dari infeksi atau tidak jelas
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen infeksi lain yang dijelaskan (A00-A08)
diare non-infektif (see noninfectious) (K52.9)
diare non-infektif neonatus (P78.3)
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis lain dan tidak dijelaskan yang asalnya menular
Kataralis usus
Diare: akut berdarah, akut encer, disenteri, epidemik
Diare menular
Kolitis menular atau septik: NOS, hemoragik
Enteritis menular atau septik: NOS, hemoragik
A09.0 Gastroenteritis dan kolitis asalnya tidak jelas
Tuberkulosis (A15-A19)
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi akut atau kronis akibat Mycobacterium tuberculosis, dan
kadang-kadang oleh M. bovis. Penyakit ini khas dengan keseimbangan antara ketahanan tubuh dan
infeksi, fokus infeksi (di dalam atau di luar paru-paru) bisa aktif kembali kapan saja, dan sering
setelah periode laten yang cukup lama. Fokus TB memiliki tuberkel berisi sel-sel raksasa dan
epitelioid, cenderung fibrosis, dan perkejuan (caseation) yaitu nekrosis yang tidak mencair.
Infeksi dengan menghirup bulir cairan (droplet) yang dikeluarkan batuk dan mengering di
udara. Piring dan sprei juga sumber penularan yang penting. Pada M. bovis, susu sapi menjadi
sumber penyebaran. Pekerja laboratorium bisa terinfeksi melalui inokulasi langsung.
Tubuh yang belum disensitisasi tidak memiliki pertahanan terhadap TB. Infeksi biasa
dimulai pada paru-paru bagian bawah dan tengah, kuman menyebar ke kelenjar limfe, terus ke
aliran darah dan seluruh tubuh. Dalam 4-10 minggu timbul hipersensitivitas tuberkulin, area
pneumonitis kecil, perbanyakan kuman dihambat, dan infeksi terhenti.
Perkembangan infeksi selanjutnya tergantung pada usia dan intensitas kontak. Kasus yang
paling menular adalah yang sputumnya mengandung kuman. Infeksi paling mudah mengenai bayi,
disusul oleh anak-anak dan remaja. Pada usia tua kemungkinan terinfeksi kembali meningkat.
Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M. bovis
Kecuali:
sequel TB (B90.-),
TB kongenital (P37.0)
pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)
A15
I-6
A15.0 TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1 TB paru, dipastikan oleh kultur saja
Kondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2 TB paru, dipastikan secara histologis
Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3 TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskan
Kondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara bakteriologis atau histologis
A15.4 TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A15.6 Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A15.7 TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.8 TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung,
dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9 TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis
A16.0 TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1 TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
Kondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukan
A16.2 TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.3 TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau
histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum, trakheobronkus,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A16.4 TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.5 Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A16.7 TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
I-7
I-8
A18.5 TB mata
Episcleritis TB (H19.0*),
Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB (H19.2*)
Iridocyclitis TB (H22.0*),
Chorioretinitis TB (H32.0*),
Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6 TB telinga
Otitis media TB (H67.0*)
Kecuali: TB mastoiditis (A18.0)
A18.7 TB kelenjar adrenal (E35.1*),
Penyakit Addison pada TB
A18.8 TB organ lain yang dijelaskan:
TB kel. tiroid (E35.0*),
TB perikardium (I32.0*),
TB endokardium (I39.8*),
TB miokardium (I41.0*),
Arteritis serebri TB (I68.1*)
TB esofagus (K23.0*)
A19
TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TB
A19.0 TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkan
A19.1 TB miliaris akut pada situs ganda
A19.2 TB miliaris akut, tidak dijelaskan
A19.8 TB miliaris lainnya
A19.9 TB miliaris, tidak dijelaskan
Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian ditularkan ke manusia
A20
Plague
Plague adalah penyakit infeksi akut berat yang dikenal sebagai epidemi Black Death pada
abad pertengahan, akibat Yersinia (Pasteurella) pestis yang masuk melalui gigitan kutu tikus terinfeksi,
diikuti demam, delirium dan muntah. Jenis yang menonjol adalah bubonic dengan pembesaran
padat kelenjar limfe aksilla atau perineum yang sangat nyeri, kulit di atasnya merah, hati dan limpa
membesar, gelisah dan bingung, dengan kematian 60% dalam 3-5 hari Bentuk pneumonic (pada
kelenjar limfe paru-paru) plague menyebabkan batuk darah dan dapat membunuh penderitanya
dalam 48 jam.
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestis
A20.0 Bubonic plague
A20.1 Cellulocutaneous plague
A20.2 Pneumonic plague
A20.3 Plague meningitis
A20.7 Septicaemic plague
A20.8 Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortif
Plague asimptomatik
Pestis minor
A20.9 Plague, tidak dijelaskan
I-9
A21
Tularaemia
Tularemia adalah penyakit infeksi akut yang biasanya khas dengan lesi ulseratif lokal, gejala
sistemik yang menonjol, dan keadaan seperti demam tifus, bakteremia, dan pneumonia.
Penyebabnya Francisella (Pasteurella, Brucella) tularensis yang memasuki tubuh melalui makanan,
inokulasi, atau kontaminasi. Ia bisa menembus kulit yang utuh. Type A yang ganas hidup pada
kelinci, dan type B yang lebih jinak hidup pada tikus.
Empat jenis klinis tularemia adalah ulceroglandular (87%) dengan lesi utama di tangan dan
jari, oculoglandular dengan infeksi pada mata dan radang pada kelenjar limfe di sisi tubuh yang
sama, glandular dengan limfadenitis regional, mungkin akibat termakan, dan jenis tifoid dengan
nyeri perut dan demam. Gejalanya nyeri kepala berat, demam tinggi dan pembesaran kelenjar
limfe. Kematian 6% pada kasus yang tidak diobati.
Termasuk:
A21.0
A21.1
A21.2
A21.3
A21.7
A21.8
A21.9
A22
Anthrax
Disebabkan oleh Bacillus anthracis, anthrax sangat menular pada hewan ternak. Infeksi pada
manusia biasanya melalui kulit, selain menelan dan menghirup sporanya. Pada infeksi kulit timbul
papula, vesikula dan eksudasi. Bisa terjadi limfadenopati, lemah, myalgia, sakit kepala, demam,
mual dan muntah. Jenis pernafasan paling berbahaya karena spora dengan cepat memperbanyak
diri, diikuti oleh nekrosis pada kelenjar limfe paru-paru, dan menyebar ke meningen dan otak.
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracis
A22.0 Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganas
A22.1 Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasi
Penyakit Ragpicker
Penyakit Woolsorter
A22.2 Anthrax gastrointestinum
A22.7 Septikaemia anthrax
A22.8 Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax (G01*)
A22.9 Anthrax, tidak dijelaskan
A23
Brucellosis
Brucellosis disebabkan oleh Brucella melitensis (kambing dan domba), B. suis (caribou), dan
B. canis (anjing). Infeksi terjadi akibat menelan susu atau produk susu (butter dan keju) hewan
terinfeksi. Penyakit ini khas dengan stadium demam akut dengan sedikit tanda lokal, dan stadium
kronis dengan demam naik turun (undulant fever), lemah, dan keringatan, namun jarang
membawa kematian.
Termasuk:
I-10
A23.0
A23.1
A23.2
A23.3
A23.8
A23.9
A24
Erysipeloid
Erysipeloid adalah infeksi akut kulit akibat Erysipelothrix rhusiopathiae yang biasa
menyerang babi. Infeksi sering melalui luka pada tangan yang mengolah jaringan hewan ini. Gejala
berupa sembab lokal yang mengganggu pekerjaan selama 2-3 minggu.
A26.0
A26.7
A26.8
A26.9
A27
Leptospirosis
I-11
Leptospirosis adalah infeksi akibat Leptospira yang hidup pada hewan piaraan atau liar,
yang menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Kontak terjadi melalui urine, jaringan tubuh, dan
tanah atau air. Gejala sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil pada fase leptospiremia;
disusul oleh fase imun. Pada infeksi berat bisa terjadi jaundice, azotemia (terdapatnya urea dan
komponen nitrogen lain di darah), perdarahan, gangguan kesadaran dan demam. Gejala pada
ginjal berupa proteinuria, pyuria, dan hematuria.
A27.0 Leptospirosis icterohaemorrhagica
Leptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae
A27.8 Bentuk-bentuk lain leptospirosis
A27.9 Leptospirosis, tidak dijelaskan
A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified
A28.0 Pasteurellosis
A28.1 Cat-scratch disease
Cat-scratch fever
A28.2 Extraintestinal yersiniosis
Kecuali:
enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6)
plague (A20.-)
A28.8 Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
A28.9 Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan
I-12
menyebabkan pasien tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada anggota tubuh. Lepra juga bisa
merusak hidung, daun telinga, alis mata, atau testis.
Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
Kecuali:
Sekuel lepra (B92)
A30.0 Indeterminate leprosy
Lepra I
A30.1 Tuberculoid leprosy
Lepra TT
A30.2 Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BT
A30.3 Borderline leprosy
Lepra BB
A30.4 Borderline lepromatous leprosy
Lepra BL
A30.5 Lepromatous leprosy
Lepra LL
A30.8 Bentuk lain leprosy
A30.9 Lepra, tidak dijelaskan
A31
Listeriosis
Listeriosis disebabkan oleh Listeria monocytogenes dengan manifestasi yang bervariasi
menurut patogenesis, situs, dan usia pasien. Infeksi terjadi melalui minum susu atau produk keju
yang terinfeksi, atau kontak langsung. Pada orang dewasa, meningitis merupakan bentuk umum
listeriosis, sedangkan endokarditis dan listeriosis typhoid (dengan bakteremia dan demam tinggi)
jarang terjadi. Kontak pada konjungtiva bisa menyebabkan infeksi kelenjar mata dengan
oftalmitis.
Termasuk:
Kecuali:
I-13
A33
Tetanus neonatorum
Tetanus khas dengan spasme tonik berulang otot sadar, terjadi setelah luka, dan bisa
terjadi pada prosedur kebidanan dan bayi baru lahir. Spasme otot rahang memberinya nama
lockjaw atau rahang terkunci. Penyebabnya exotoksin (tetanospasmin) Clostridium tetani, basil
anaerob yang sporanya stabil bertahun-tahun, bisa terdapat di tanah dan kotoran binatang..
Tetanospasmin memasuki syaraf pusat melalui syaraf motorik atau aliran darah. Toksin
berikatan pada sinaps dan menyebabkan kekakuan umum, dengan masa inkubasi 2-50 (biasanya 510) hari. Gejala yang paling sering kekakuan rahang sehingga sulit membuka mulut (trismus), di
samping spasme otot muka sehingga terlihat seperti senyum terfiksir dengan alis mata naik (risus
sardonicus). Kekakuan otot perut, leher dan punggung malah opisthotonus bisa terjadi.
Spasme sfingter menyebabkan retensi urin dan konstipasi. Sensoris biasanya jernih, tapi koma bisa
segera timbul setelah kejang.
A34
Tetanus obstetri
A35
A36
Diphtheria
Difteri adalah penyakit menular akut akibat Corynebacterium diphtheriae, khas dengan
pseudomembran fibrinosa pada mukosa pernafasan, dan kerusakan jaringan miokardium dan
syaraf akibat eksotoksin. Difteri kulit juga umum terjadi. Tiga jenis C. diphtheriae, yaitu mitis,
intermedius, dan gravis, yang menyebar melalui sekresi orang yang terinfeksi. Biasanya kuman
bersarang di tonsil atau nasofarings. Jenis toksigenik menghasilkan eksotoksin yang mematikan
sel-sel di sekitarnya dan sel-sel yang jauh karena dibawa oleh darah. Lesi patologis ditemukan di
saluran nafas, orofarings, miokardium, sistem syaraf, dan ginjal.
Membran di daerah tonsil, bewarna abu-abu kotor, keras dan berfibrin, melekat dengan
erat sehingga pembuangannya menyebabkan perdarahan. Edema larings dan farings bisa
menyumbat pernafasan. Tanpa antitoksin bisa terjadi miokarditis dan kegagalan jantung, serta
kelumpuhan otot mulut, rahang dan tenggorok (bulbar paralysis)
A36.0 Difteri farings
Angina membranosa difteri
Difteri tonsil
A36.1 Difteri nasofarings
A36.2 Difteri larings,
Laringotrakheitis difteri
A36.3 Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)
A36.8 Difteri lain
Konjungtivitis difteri (H13.1*); miokarditis difteri (I41.0*), polyneuritis difteri
(G63.0*)
A36.9 Diphtheria, tidak dijelaskan
A37
Whooping cough
Batuk rejan atau pertussis ini akut, sangat menular, khas dengan batuk paroksismal
spasmodik (tiba-tiba dan terus-menerus) yang biasanya berakhir dengan inspirasi panjang,
berbunyi dengan nada tinggi (whoop). Penyebabnya adalah Bordetella pertussis. Bentuk yang lebih
ringan disebabkan oleh B. parapertussis.
Infeksi karena menghirup kuman yang disebarkan pasien lain ke udara. Pertussis bisa
menyerang setiap usia, walaupun lebih dari separo berusia di bawah 2 tahun. Masa inkubasi 7-14
hari, penyakit berlangsung selama 6 minggu. Stadium kataralis berlangsung ringan, dengan batuk,
air mata, dan tanda pilek lain. Stadium paroksismal terjadi setelah 10-14 hari, dengan 5 sampai
I-14
>15 batuk berturut-turut dengan cepat, diakhiri dengan pernafasan dalam dan berbunyi. Setelah
beberapa pernafasan normal, paroksisma dimulai kembali. Stadium kataralis dan paroksismal awal
sangat menular. Stadium penyembuhan terjadi setelah 4 minggu, batuk menurun frekuensi dan
beratnya. Lama penyakit rata-rata 51 hari (3 minggu 3 bulan).
A37.0
A37.1
A37.8
A37.9
A39
Infeksi meningokokus
Meningokokus dapat menyebabkan infeksi pada meningen, adrenal, jantung, dan
sebagainya. Ia juga menyebabkan bakteremia dengan sifat akut atau kronis.
A39.0 Meningitis meningokokus (G01*)
A39.1 Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokus
Sindroma adrenal meningokokus
A39.2 Acute meningococcaemia
A39.3 Chronic meningococcaemia
A39.4 Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOS
A39.5 Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)
Endocarditis meningokokus (I39.8*),
Myocarditis meningokokus (I41.0*),
Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
A39.8 Infeksi meningokokus lain
Encephalitis meningokokus meningokokus (G05.0*)
Konjunctivitis meningokokus (H13.1*)
Retrobulbar neuritis meningokokus (H48.1*)
Arthritis meningokokus (M01.0*)
Artritis pasca-meningokokus (M03.0*)
A39.9 Infeksi meningokokus , tidak dijelaskan
Penyakit meningokokus NOS
A40
Septikemia streptokokus
Septikemia adalah terdapatnya kuman di dalam darah (bakteremia) yang disertai oleh
manifestasi klinis infeksi tersebut. Bakteremia umumnya, dan biasanya sementara, menyertai
berbagai tindakan bedah (misalnya insisi abses); atau akibat kolonisasi kuman pada saluran infus
atau kateter kandung kemih yang terpasang lama Demam hampir selalu menyertai septikemia,
dengan awalnya menggigil. Erupsi pada kulit sering terjadi
Kecuali:
setelah:
I-15
A40.0
A40.1
A40.2
A40.3
A40.8
A40.9
A41
Septikemia lain
Kecuali:
melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik (A20.7)
toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)
setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),
selama melahirkan (O75.3)
septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7),
yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7),
meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-),
aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8),
herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7),
puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0 Septikemia akibat Staphylococcus aureus
A41.1 Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatif
A41.2 Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan
A41.3 Septikemia akibat Haemophilus influenzae
A41.4 Septikemia akibat kuman anaerob
Kecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5 Septikemia akibat organisme Gram-negative lain
Septikemia Gram-negative NOS
A41.8 Septikemia lain yang dijelaskan
A41.9 Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock
A42
Actinomycosis
Aktinomikosis adalah penyakit infeksi kronis yang khas dengan banyak sinus yang
mengalirkan cairan dan disebabkan mikroorganisme gram positif anaerob yang sering terdapat
pada gusi, tonsil, dan gigi, yaitu Actinomyces israelii..
Penyakit ini sering terdapat pada pria dewasa. Pada bentuk yang paling umum,
cervicofacialis, tempat masuk utama adalah gigi yang membusuk. Bentuk lain adalah pulmonalis
akibat terhirupnya sekresi mulut; dan abdominalis akibat pecahnya mukosa suatu divertikulum
atau appendix. Lesi yang khas berupa daerah mengeras berisi abses kecil-kecil yang saling
berhubungan dikelilingi oleh jaringan granulasi. Penyakit menyebar ke jaringan yang berdekatan,
dan kadang-kadang melalui aliran darah.
I-16
Bentuk servikofasialis dimulai dengan bengkak di bawah mukosa mulut atau kulit leher.
Area yang melunak akan menjadi sinus dengan fistula berisi cairan seperti granul sulfur kuning,
dengan diameter 1 mm. Pada bentuk pulmonalis, serangan diikuti oleh nyeri dada, demam, batuk
produktif, dan perforasi dinding dada oleh saluran sinus. Bentuk abdominalis menyerang cecum,
appendix, dan peritoneum; khas dengan nyeri, demam, muntah, diare atau konstipasi, dan kurus.
Massa abdomen biasa terdapat, dan pada dinding bisa muncul sinus dan fistula. Bentuk
generalisata disebabkan oleh septikemia, menyebar melalui darah ke kulit, vertebrae, otak, hati,
ginjal, ureter dan organ pelvis (wanita).
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)
A42.0 Aktinomikosis pulmonalis
A42.1 Aktinomikosis abdominalis
A42.2 Aktinomikosis servikofasialis
A42.7 Septikemia aktinomikosis
A42.8 Bentuk lain aktinomikosis
A42.9 Aktinomikosis, tidak dijelaskan
A43
Nocardiosis
Nokardiosis adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang menimbulkan granuloma dan
nanah di seluruh tubuh, akibat Nocardia asteroides, suatu saprofit tanah. Organisme ini biasanya
masuk melalui paru-paru, sering menyerang orang tua yang lemah. Penyebaran melalui aliran
darah dan menimbulkan abses di otak, kadang-kadang di ginjal atau organ lain.
A43.0
A43.1
A43.8
A43.9
Nokardiosis pulmonalis
Nokardiosis kulit
Bentuk lain nokardiosis
Nokardiosis, tidak dijelaskan
A44
Bartonellosis
Disebabkan Bartonella bacilliformis dan hanya di Amerika Selatan, khas dengan anemia dan
demam (demam Oraya) atau erupsi kulit yang kronis (Verruga peruana)
A44.0 Bartonellosis sistemik
Demam Oroya
A44.1 Bartonellosis kulit dan mukosa kulit
Verruga peruana
A44.8 Bentuk lain bartonellosis
A44.9 Bartonellosis, tidak dijelaskan
A46
Erysipelas
I-17
Gas gangrene disebabkan oleh Clostridium perfringens dengan nekrosis pada otot dan
selulitis, sering pada kaki. Penyakit Legionnnaires disebabkan oleh Legionella pneumophila,
menyerang American Legion di Philadelphia tahun 1976, menyebabkan gejala pernafasan berupa
pneumonia. Bentuk yang lebih ringan tidak menyebabkan pneumonia, cuma mirip flu.
TSS atau toxic shock syndrome khas dengan demam tinggi, muntah, diare, bingung, kulit
merah, dan bisa syok; diduga akibat Staphylococcus aureus, sering pada wanita menstruasi akibat
pemakaian tampon, atau laki-laki pascabedah. Muncul tahun 1978, menurut drastis tahun 1981
setelah penarikan beberapa jenis tampon dari pasaran. Demam purpura (kulit keunguan seperti
lecet) Brazilia disebabkan oleh infeksi sistemik Hemophilus aegyptus
Kecuali : actinomycetoma (B47.1)
A48.0 Gas gangrene
Clostridial: cellulitis, myonecrosis
A48.1 Penyakit Legionnaires
A48.2 Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]
A48.3 Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)
A48.4 Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius
A48.8 Penyakit bakteri lain yang dijelaskan
A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9),
infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)
infeksi chlamydia NOS (A74.9),
infeksi rickettsia NOS (A79.9),
bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain (B95-B96),
A49.0 Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskan
A49.1 Infeksi streptokokus, tidak dijelaskan
A49.2 Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskan
A49.3 Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskan
A49.8 Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskan
A49.9 Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS
A50
Sifilis kongenital
Sifilis (lues) adalah penyakit sistemik menular akibat spirochete Treponema pallidum, khas
dengan stadium klinis dan laten (tanpa gejala) bertahun-tahun. T. pallidum bisa menyerang semua
jaringan dan organ, atau ditularkan ibu ke janin melalui plasenta (sifilis kongenital). Sifilis dapat
dideteksi oleh uji serologik sifilis (Serologic Tests for Syphilis - STS) pada wanita hamil sehingga
penularan ke anak dapat dicegah.
Sifilis kongenital terbagi atas jenis dini, yang gejalanya muncul sebelum usia 2 tahun, dan
jenis lanjut. Pada sifilis kongenital dini, lesi kulit berupa erupsi bullosa atau rash makula merah
tembaga di telapak tangan dan kaki, dan papula di hidung, mulut dan daerah diaper. Berat badan
I-18
sulit naik, terlihat seperti orang tua, retak-retak di sekitar mulut (rhagades), hidung mengeluarkan
sekret mukopurulenta atau bernoda darah, hati dan limpa membesar, dan limfadenopati umum.
Bisa timbul meningitis, choroiditis (pada mata), hydrocephalus, kejang, atau retardasi mental. Pada
3 bulan pertama kelahiran bisa terjadi pseudoparalysis akibat osteochondritis (chondroepiphysitis).
Gejala yang khas adalah Triad Hutchinson, yaitu (1) keratitis interstitialis yang dapat menyebabkan
parut kornea, (2) insisor Hutchinson (insisor atas sempit dengan cekungan), dan (3) tuli syaraf
akibat kerusakan NC VIII (n. auditorius).
Tahap laten bisa berlangsung seumur hidup. Stadium lanjut ditandai ulkus gusi yang dapat
menyerang hidung, septum dan palatum durum, penonjolan os frontalis dan parietalis, tibia mirip
pedang (saber shins), neurosifilis meningen atau otak, dan atrofi mata. Bisa juga terjadi gangguan
perkembangan maksilla sehingga wajah mirip bulldog
A50.0 Sifilis kongenital dini, dengan gejala
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau muncul dalam waktu
kurang dari dua tahun sejak lahir
Sifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseral
Rhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital dini
Okulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1 Sifilis kongenital dini, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak lahir.
A50.2 Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir
A50.3 Okulopati sifilitika kongenital lanjut
Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut (H19.2*)
Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC (H58.8*)
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4 Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]
Dementia paralytica juvenilis
Juvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic neurosyphilis
Meningitis (G01*), encephalitis (G05.0*): sifilitika kongenital lanjut
Polyneuropathy (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.5 Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau muncul dua tahun
atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel]
Gigi atau triad Hutchinson
Clutton's joints (M03.1*): [sendi lutut membengkak]
Artropati sifilitika (M03.1*), osteokhondropati sifilitika (M90.2*)
Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut (I98.0*),
A50.6 Sifilis kongenital lanjut, latent
Sifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.7 Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskan
Sifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9 Sifilis kongenital, tidak dijelaskan
A51
Sifilis dini
T. pallidum masuk melalui membran mukosa atau kulit pada kontak seksual, termasuk
orogenital, anorektum, ciuman atau kontak tubuh. Dalam beberapa jam ia mencapai kelenjar limfe
I-19
regional dan menyebar ke seluruh tubuh. Masa inkubasi biasanya 3-4 minggu. Gejala bisa muncul
pada berbagai stadium tanpa didahului stadium yang lebih ringan, atau lama setelah infeksi awal.
Lesi primer muncul setelah 4 minggu berupa papula merah yang menjadi ulkus tanpa nyeri
dengan dasar keras yang disebut chancre., dan pembesaran tanpa nyeri kelenjar limfe regional.
Chancre primer terdapat di penis, anus, rektum; vulva, servix, dan perineum; di samping bibir,
lidah, mukosa pipi, tonsil, atau jari. Penyembuhan disertai oleh jaringan parut dalam waktu4-8
minggu.
Sifilis sekunder berupa rash muncul 6-12 minggu setelah infeksi. Rash umumnya tersebar
simetris, dapat menjadi makula, papula, pustula, atau skuamosa, sering sembuh tanpa parut, atau
hanya dengan bekas-bekas bewarna hitam atau putih. Papula di perbatasan mukosa dan kulit,
misalnya vulva, hipertrofi dengan permukaan datar, bewarna merah pucat atau abu-abu, yang
disebut kondiloma latum. Selain kulit dan mukosa, terdapat pembesaran kelenjar limfe dimanamana, disertai keterlibatan mata, tulang, sendi, meningen, ginjal, hati, dan limpa.
Penularan sangat mudah pada sifilis primer atau sekunder, tapi sukar pada sifilis tertier.
Pada sifilis laten, infeksi kulit dan mukosa terjadi pada tahun pertama, lalu hilang bertahun-tahun
atau seumur hidup. Kemunculan kembali sering dalam stadium tertier.
A51.0 Sifilis genital primer
Syphilitic chancre NOS
A51.1 Sifilis primer anus
A51.2 Sifilis primer di tempat lain
A51.3 Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum
alopecia sifilitika (L99.8*), leukoderma sifilitika (L99.8*), patch mukosa sifilitika
A51.4 Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder (G01*),
iridosiklitis sifilitika sekunder (H22.0*), okulopati sifilitika sekunder NEC
(H58.8*)
myositis sifilitika sekunder (M63.0*), periostitis sifilitika sekunder (M90.1*)
pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder (N74.2*),
limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5 Sifilis dini, latent
Sifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis positif dan uji
cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak infeksi
A51.9 Sifilis dini, tidak dijelaskan
A52
Sifilis lanjut
Sifilis lanjut atau tertier terbagi secara klinis atas (1) sifilis tertier ringan pada kulit, tulang
dan visera, (2) sifilis kardiovaskuler, dan (3) sifilis syaraf (neurosifilis). Sifilis tertier ringan memiliki
lesi khas berupa gumma, yaitu reaksi granuloma kronis yang menyebabkan nekrosis dan fibrosis,
dan ulkus tanpa nyeri yang membesar dan meninggalkan parut. Gumma terjadi di kulit, jaringan
bawah kulit, submukosa, dan organ-organ dalam seperti lambung, paru-paru, hati, testis, atau
khoroid mata. Pada keadaan lanjut bisa timbul artropati Charcot berupa kerusakan sendi tanpa
nyeri, pembesaran tulang dan terbatasnya gerakan.
Sifilis kardiovaskuler menyebabkan timbulnya aneurisma aorta, penyempitan pangkal a.
koronaria, insufisiensi katup aorta. Sifilis syaraf muncul sebagai neurosifilis meningovaskuler
dengan berbagai gejala gangguan syaraf mulai dari sakit kepala sampai lumpuh. Khas disini adalah
pupil Argyll Robertson, yaitu pupil kecil tidak beraturan yang bereaksi normal pada akomodasi
atau rangsangan cahaya. Kerusakan medulla spinalis menimbulkan tabes dorsalis (ataxia lokomotor)
dengan nyeri, ataksia (kontrol gerakan berkurang), gangguan sensoris, dan hilangnya refleks
tendon.
A52.0 Cardiovascular syphilis
Sifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)
Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*) sifilitika
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis (I41.0*), sifilitika
I-20
A52.1
A52.2
A52.3
A52.7
A52.8
A52.9
Infeksi gonokokus
Gonorrhea adalah penyakit infeksi Neisseria gonorrhoeae pada epitel urethra, servix, rektum,
farings, atau mata, yang dapat menyebabkan bakteremia dan komplikasi yang luas, dengan
penyebaran biasanya melalui kontak seksual. Wanita sering merupakan carrier tanpa gejala
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Infeksi tanpa gejala juga sering terdapat pada
orofarings dan rektum lelaki homoseksual.
Masa inkubasi pada laki-laki 2-14 hari, diikuti rasa tidak nyaman di urethra, dysuria, dan
sekret bernanah dari muara urethra yang merah dan sembab. Sering berkemih (frequency) dan
tersesak (urgency) muncul ketika infeksi makin ke pangkal urethra. Pada wanita masa inkubasi 721 hari, ringan; kadang-kadang dengan dysuria, sering berkemih, dan sekret vagina akibat nanah di
I-21
kelenjar Bartholini.. Infeksi sering pada servix dan organ reproduksi dalam, disusul urethra dan
rektum, dengan komplikasi salpingitis. Gonorrhea rektum timbul akibat hubungan seks melalui
anus, dan.faringitis gonorrhea akibat hubungan seks melalui mulut.
A54.0 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOS
Cystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1 Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah
dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar Bartolini
A54.2 Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*)
Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3 Infeksi gonokokus pada mata
Konjungtivitis gonokokus (H13.1*), iridocyclitis gonokokus (H22.0*)
Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4 Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonl
Arthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis gonokokus (M68.0*)
Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus
A54.5 Faringitis gonokokus
A54.6 Infeksi gonokokus pada anus dan rektum
A54.8 Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus (G01*), abses gonokokus otak (G07*),
Perikarditis gonokokus (I32.0*), endokarditis gonokokus (I39.8*),
Miokarditis gonokokus (I41.0*), pneumonia gonokokus (J17.0*),
Peritonitis gonokokus (K67.1*),
Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokus
Kecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9 Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan
A55
I-22
Chancroid
Penyakit lokal akut akibat Haemophylus ducreyi, khas dengan ulkus genital yang nyeri dan
pernanahan kelenjar limfe inguinalis..
Ulcus molle
A58
Granuloma inguinale
Granuloma kronis akibat Donovania granulomatis, biasanya melibatkan genitalia dan
mungkin disebabkan oleh kontak seksual.
Donovanosis
A59
Trikhomoniasis
Infeksi yang biasanya bersama gonorrhea ini disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, lebih
sering pada wanita dengan akibat vaginitis, urethritis, dan cystitis.. Awal penyakit ditandai oleh
cairan kuning kehijauan dan berbusa. Pada pria biasanya tanpa gejala, cairan uretra berbusa atau
bernanah, dysuria dan frequency, dengan komplikasi epididymitis dan prostatitis.
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)
A59.0 Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis (N51.0*) akibat T. vaginalis
A59.8 Trikhomoniasis di tempat lain
A59.9 Trikhomoniasis, tidak dijelaskan
A60
I-23
A64
A65
Sifilis nonvenereal
Bejel; sifilis endemic; Njovera
Sifilis endemik disebabkan oleh Treponema pallidum II, dimulai sejak kanak-kanak sebagai
patch mukosa pipi, disusul oleh lesi papulosquamosa dan erosi di badan dan anggota. Periostitis
tungkai bawah sering terjadi. Lesi gumma pada hidung dan palatum molle berkembang pada
tingkat lanjut.
A66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pian
Yaws disebabkan oleh T. pertenue sebagai granuloma atau makula di tempat inokulasi,
biasanya tungkai bawah. Lesi telapak kaki berupa ulkus nyeri (crab yaws). Kesembuhan lesi
diikuti oleh erupsi di muka, anggota, dan panggul. Lesi destruktif muncul pada stadium lanjut,
yaitu periostitis (terutama tibia), exostosis maksilla bagian hidung, nodul disekitar sendi, lesi
gumma kulit, dan ulkus mutilans di muka, terutama sekitar hidung (gangosa).
A66.0 Yaw, lesi awal
Chancre of yaws;
Framboesia, awal atau primer;
Mother yaw
Ulkus framboesia awal
A66.1 Yaw papillomata ganda dan wet crab
Framboesioma
Pianoma;
Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2 Lesi awal kulit lain pada yaws
Yaws kulit <5 tahun setelah infeksi;
Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis) (papularis) dini
Framboeside pada yaws dini
A66.3 Hiperkeratosis pada yaws
Ghoul hand
Worm-eaten soles
Hyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat yaws
A66.4 Gummata dan ulkus pada yaws
Framboeside gummatosa
Yaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5 Gangosa
Rhinopharyngitis mutilans
A66.6 Lesi tulang dan kulit pada yaws
Ganglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada yaws (dini) (lanjut)
Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa: pada yaws (lanjut)
A66.7 Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularis
I-24
Yaws mukosa
A66.8 Yaws laten
Yaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9 Yaws, tidak dijelaskan
A67
Pinta [carate]
Disebabkan oleh T. carateum, pinta dimulai di tempat inokulasi sebagai papula kecil yang
berkembang menjadi plak eritematosa, lalu menjadi patch di muka, leher dan anggota. Setelah
beberapa tahun muncul patch kebiruan yang simetris di muka dan anggota serta tonjolan tulang,
kemudian menjadi putih seperti vitiligo.
A67.0 Lesi primer pinta
Chancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
A67.1 Lesi intermedia pinta
Plak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari pinta (carate)
A67.2 Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler (I98.1*) dari pinta (carate)
Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate)
A67.3 Lesi campuran dari pinta
Lesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta (carate)
A67.9 Pinta, tidak dijelaskan
A68
I-25
Chlamydia adalah parasit intrasel, memperbanyak diri dalam sitoplasma, namun bukan
virus karena memiliki sifat-sifat bakteria. C. psittaci menyebabkan psittacosis, dan C. trachomatis
menyebabkan limfogranuloma venereum (LGV), trachoma dan konjungtivitis inklusi. Psittacosis
adalah pneumonia tidak khas yang ditularkan burung psittacine (parrots, karakeet, dan love-birds).
Trachoma (konjungtivitis granularis) bersifat kronis dengan hiperplasia folikel subkonjungtiva,
dengan akibat jaringan parut pada konjungtiva, kornea, dan kelopak.
A70 Infeksi Chlamydia psittaci
Ornithosis; parrot fever, Psittacosis
A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)
A71.0 Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
A71.1 Stadium aktif trachoma
Konjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis folikularis trachomatosa
Pannus trachomatosa
A71.9 Trachoma, tidak dijelaskan
A74 Penyakit lain akibat chlamydiae
Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)
conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0 Konjungtivitis chlamydia (H13.1*);
Paratrachoma
A74.8 Penyakit chlamydia lain
Peritonitis chlamydia (K67.0*)
A74.9 Infeksi chlamydia, tidak dijelaskan
Chlamydiosis NOS
Rickettsioses (A75-A79)
Penyakit rickettsia memiliki gejala demam, sakit kepala, letih, kurus, radang pembuluh
darah perifer, dan rash. Rickettsia umumnya menggunakan siklus kehidupan hewan dan insekta
yang menularkannya ke manusia.
Tifus epidemi disebabkan oleh R. prowazekii yang ditularkan oleh kutu. Penyakit BrillZinser bersifat rekrudesen (timbul lama, bertahun-tahun setelah infeksi), ringan karena daya tahan
tubuh terhadap R. prowazekii. Tifus murine disebabkan oleh R. typhi yang dibawa oleh kutu tikus,
sedangkan tifus scrub disebabkan R. tsutsugamushi yang dibawa oleh mite (sejenis arachnida kecil
yang sering berkelompok).
I-26
Spotted fever disebabkan oleh R. rickettsii yang juga ditularkan kutu dan menyebabkan
demam tinggi, batuk, dan rash pada hampir seluruh tubuh. Rash ini bisa menjadi makulopapula,
petechiae, atau bergabung membentuk ulkus. Rocky Mountain Spotted Fever jauh lebih ganas
daripada jenis Afrika, Asia dan Australia.
Jenis lain adalah demam Q, yaitu penyakit akut dengan demam dan pneumonitis
interstitialis, akibat R burnetti (Coxiella burnetti). Mereka tidak memiliki gejala pada kulit.
A75 Typhus fever
Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)
A75.0 Demam tifus louse-borne epidemik akibat Rickettsia prowazekii
(Demam) tifus klasik
Tifus (louse-borne) epidemik
A75.1 Recrudescent typhus [penyakit Brill];
Penyakit Brill-Zinsser
A75.2 Demam tifus akibat R. typhi;
Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3 Demam tifus akibat R. tsutsugamushi;
Scrub (mite-borne) typhus
A75.9 Demam tifus, tidak dijelaskan;
(Demam) typhus NOS
A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]
A77.0 Spotted fever akibat R. rickettsii:
Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1 Spotted fever akibat R. conorii
Tick typhus: Afrika, India, Kenya
Tick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2 Spotted fever akibat R. siberica
North Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3 Spotted fever akibat R. australis
Queensland tick typhus
A77.8 Spotted fever lain
A77.9 Spotted fever, tidak dijelaskan
Tick-borne typhus NOS
A78
Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii,
Nine Mile fever, quadrilateral fever
I-27
Virus adalah parasit terkecil berupa molekul intrasel dengan inti asam nukleat yang dilapisi
protein. Mereka sangat tergantung pada sel (bakteri, tanaman, atau hewan) untuk reproduksi. Inti
asam nukleat (RNA atau DNA) merupakan material penginfeksi yang sering dapat menembus sel.
Ensefalitis disebabkan oleh virus atau reaksi hipersensitif terhadapnya atau protein asing,
dan kalau menyerang medulla spinalis disebut ensefalomielitis. Meningitis aseptik adalah
peradangan meningen tanpa adanya bakteri. Ensefalitis primer akibat virus bisa epidemik atau
sporadik. Ensefalitis sekunder disebabkan oleh mekanisme imunologis setelah measles,
chickenpox, rubella, vaksinasi smallpox, vaccinia (cowpox), dsb.
Arbovirus (arthropode-borne virus) hidup melalui transmisi vertebrata dan artropoda, dan
memperbanyak diri di dalam keduanya. Arbovirus yang dibawa nyamuk menyerang manusia di
musim panas. Arenavirus penyebab khoriomeningitis limfositik ditularkan melalui rodent
(binatang pengerat), kadang-kadang secara langsung antara manusia.
A80
Poliomielitis akut
Poliomyelitis adalah infeksi akut virus dengan gejala mulai dari minor sampai kelumpuhan
otot. Virus masuk melalui mulut, memasuki darah dan sistem retikuloendotel dan bereproduksi.
Mereka menyerang neuron motorik medulla spinalis, medulla oblongata, cerebellum, dan korteks
motoris. Umumnya infeksi berakibat minor, sisanya menyebabkan kelumpuhan yang hampir
semuanya terjadi pada anak balita.
A80.0
A80.1
A80.2
A80.3
A80.4
A80.9
A81
Rabies
Rabies atau hidrofobia disebabkan virus neurotropik yang hidup di saliva karnivora. Jenis
furious disebakan oleh iritasi SSP yang diikuti oleh lumpuh dan kematian, jenis dumb didominasi
oleh kelumpuhan. Kejang mudah terjadi ketika menelan, sehingga mereka tidak bisa minum walau
pun sangat haus.
A82.0 Rabies sylvatika
A82.1 Rabies urban
I-28
I-29
Meningitis Echovirus
A87.1 Meningitis adenovirus (G02.0*)
A87.2 Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositik
A87.8 Meningitis virus lain
A87.9 Meningitis virus, tidak dijelaskan
A88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86),
meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0 Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]
A88.1 Epidemic vertigo
A88.8 Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskan
A89
I-30
A95
Yellow fever
Yellow fever adalah infeksi akut dengan demam mendadak, nadi lambat, dan sakit kepala.
Pada kasus berat terjadi albuminuria, jaundice, dan hematemesis. Pada jenis urban, virus
diantarkan oleh Aedes aegypti; sedangkan pada jenis sylvatic (rimba), virus ditularkan oleh nyamuk
liar Haemogogus yang memperolehnya dari primata liar. Yellow fever endemikk di Afrika Tengah
dan Amerika Selatan.
A95.0 Sylvatic yellow fever;
Jungle yellow fever
A95.1 Urban yellow fever
A95.9 Yellow fever, tidak dijelaskan
A96 Demam berdarah arenavirus
A96.0 Demam berdarah Junin
Demam berdarah Argentina
A96.1 Demam berdarah Machupo
Demam berdarah Bolivia
A96.2 Demam Lassa
A96.8 Demam berdarah arenavirus lain
A96.9 Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan
I-31
Varicella [chickenpox]
Chickenpox adalah infeksi akut virus dengan gejala konstitusi, diikuti oleh erupsi di banyak
tempat berupa makula, papula, vesikel, dan kerak. Chickenpox dan herpes zoster disebabkan oleh
virus varicella-zoster; dengan chickenpox pada fase serangan akut, dan zoster sebagai reaktifasi
terhadap fase laten. Penularan diduga melalui droplet terinfeksi dari hidung dan tenggorokan, dan
paling menular pada saat awal erupsi. Masa inkubasi 14-16 hari, dan menjadi menular kepada
orang lain setelah 10-21 hari terkena infeksi.
B01.0 Meningitis varicella (G02.0*)
B01.1 Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicella
B01.2 Pneumonia varicella (J17.1*)
B01.8 Varicella dengan komplikasi lain
B01.9 Varicella tanpa komplikasi
Varicella NOS
I-32
B02
Monkeypox
B05
Measles
Measles (rubeola, morbilli, measles 9-hari, campak) sangat menular, khas dengan demam,
batuk, hidung berair, konjungtivitis, erupsi mukosa bibir atau pipi (Kopliks spot), dan rash
makulopapula tersebar pada kulit. Penularan melalui droplet dari hidung, tenggorok dan mulut
pada stadium prodroma atau erupsi dini. Virus menghilang dari sekresi hidung dan tenggorok
ketika rash.menghilang
Termasuk : morbilli
Kecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)
B05.0 Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measles
B05.1 Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measles
B05.2 Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measles
B05.3 Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
Otitis media pasca measles
B05.4 Measles dengan komplikasi usus
B05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles (H19.2*)
B05.9 Measles tanpa komplikasi,
I-33
Measles NOS
B06
Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS
Hepatitis virus(B15-B19)
Hepatitis adalah peradangan hati dengan nekrosis sel. Penyebab utamanya hepatitis virus
Type A, B, dan C (non-A non-B), gejala bisa bervariasi dari ringan seperti flu sampai gagal hati
I-34
fulminant (berkembang cepat, sangat berbahaya) yang fatal. Gejala awal anoreksia, tidak enak
badan (malaise), mual dan muntah, dan demam. Hepatitis biasanya sembuh spontan setelah 4-8
minggu, dan bisa menjadi kronis atau menjadi lebih berat.
Kecuali:
Hepatitis akut B
Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika
Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika
Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatika
Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS
B17
B17.0
B17.1
B17.2
B17.8
Penyakit akibat virus immunodefisiensi manusia (HIV) ini memberi kumpulan gejala yang
dikenal dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), atau kumpulan gejala penurunan
kekebalan yang diperoleh setelah lahir. Penurunan kekebalan menyebabkan berbagai penyakit
yang seharusnya dapat dihambat oleh tubuh normal. Penularan virus HIV terjadi melalui cairan
tubuh, dan paling sering melalui penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, hubungan seksual
melalui anus, dan transfusi darah.
Kecuali:
I-35
B20.2
B20.3
B20.4
B20.5
B20.6
B20.7
B20.8
B20.9
B21
B21.0
B21.1
B21.2
B21.3
B23
B23.0
B23.1
B23.2
B23.8
Pasien dengan kerusakan sistem imun akibat penyakit HIV kadang-kadang memerlukan
pengobatan untuk lebih dari satu penyakit pada satu periode perawatan, misalnya infeksi
mycobacterium dan cytomegalovirus. Kodelah subkategori yang sesuai untuk kondisi utama
yang dipilih oleh praktisi asuhan kesehatan.
I-36
Seandainya kondisi utama adalah penyakit HIV dengan banyak penyakit penyerta, maka
gunakan subkategori .7 dari B20-B22. Kondisi yang bisa diklasifikasi pada dua subkategori atau
lebih harus dikode pada subkategori .7 pada kategori yang relevan (misalnya B20 atau B21).
Subkategori B22.7 digunakan kalau terdapat kondisi yang bisa diklasifikasikan pada dua
kategori atau lebih pada B20-B22. Kode tambahan dari dalam blok B20-B24 bisa digunakan,
kalau perlu, untuk menjelaskan setiap kondisi yang terdaftar.
Kadang-kadang kalau kondisi yang berhubungan jelas muncul lebih dahulu daripada infeksi
HIV, kombinasinya tidak boleh dikode dan Selection Rules harus diikuti.
1.
2.
3.
KU: Penyakit HIV dengan pneumonia Pneumocystis carinii, limfoma Burkitt dan
kandidiasis mulut.
Kode: Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda (B22.7).
Kode tambahan B20.6 (penyakit HIV penyebab pneumonia Pneumocystis carinii),
B21.1 (penyakit HIV penyebab limfoma Burkitt), dan B20.4 (penyakit HIV
penyebab kandidiasis) bisa diberikan kalau diinginkan.
Subkategori pada B20-B23 adalah satu-satunya kode 4-karakter pilihan. Kalau penggunaan
pilihan ini tidak diinginkan, kode lain harus digunakan sebagai kode tambahan untuk
identifikasi kondisi spesifik yang timbul. Pada contoh 1, kondisi utama B21 (penyakit HIV
penyebab neoplasma ganas), dan C46.9 (sarkoma Kaposi) sebagai kode tambahan. Pada
contoh 2, kondisi utama B20 (penyakit HIV penyebab penyakit infeksi dan parasit), sedangkan
B58.9 (Toxoplasmosis, tidak dijelaskan) dan B45.9 (Cryptococcosis, tidak dijelaskan) dipakai
sebagai kode tambahan.
Penentuan penggunaan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk
mengidentifikasi kondisi spesifik, harus diputuskan pada waktu ICD 10 diimplementasikan di
negara yang bersangkutan.
Mumps
Mumps (parotitis epidemika, infeksiosa) adalah penyakit menular yang akut, dengan
pembesaran kelenjar saliva, terutama parotid yang disertai nyeri. Virus disebarkan melalui droplet
atau kontak langsung dengan material yang tercemar oleh saliva terinfeksi. Komplikasi yang sering
adalah orkhitis, meningoensefalitis, dan pankreatitis.
B26.0 Orchitis mumps (N51.1*)
B26.1 Meningitis mumps (G02.0*)
I-37
Mononucleosis infeksiosa
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, tenggorok sakit, limfadenopati umum; hiperplasia
jaringan limfe, dan limfositosis.
Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer'
B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-Barr
B27.1 Mononucleosis CMV
B27.8 Mononucleosis infeksiosa lain
B27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan
B30
Konjungtivitis virus
Penyakit akibat adenovirus ini terutama menyerang orang dewasa. Serangan pada anakanak berhubungan dengan efeknya pada pernafasan dan sistemik.
Kecuali:
I-38
Mycoses (B35-B49)
Kecuali:
B35
Dermatophytosis
Dermatophyta adalah jamur jaringan mati pada kulit atau bagiannya (stratum korneum,
kuku, rambut). Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton paling sering terlibat. Beberapa
dermatophyta menyebabkan radang ringan atau tanpa radang. Infeksi akut bisa terjadi, misalnya
vesikel dan bulla di kaki, atau lesi lunak berair (kerion) di kepala akibat reaksi imunologis terhadap
jamur yang biasanya diikuti oleh remisi atau kesembuhan.
Tinea barbae adalah infeksi jamur pada jenggot yang jarang terjadi. Tinea kapitis pada
kepala yang disebabkan Trichophyton sering mengenai anak-anak, menular dan bisa menjadi
epidemik. Area yang terlibat memiliki bintik-bintik hitam akibat rambut yang patah. Lesi
Microsporum audouini berupa patch abu-abu, bersisik, dan agak botak dengan rambut kusam dan
patah-patah. Lesi akibat M. canis dan M. gypseum lebih bersifat radang, dengan lepasnya rambut
terinfeksi, dan bisa disertai granuloma radang yang menonjol (kerion), lalu segera sembuh.
Tinea unguium atau jamur kuku adalah salah satu bentuk onychomycosis, biasanya
disebabkan oleh Trichophyton. Kuku menebal dan kusam, debris berkumpul di bawah ujung
bebasnya. Plat kuku bisa menjadi terpisah, dan kuku bisa hancur.
Tinea manuum adalah jamur tangan, dan tinea pedis di sela-sela jari kaki dikenal dengan
nama athletes foot. Lesi Trichophyton ini sering lecet dengan vesikel dipinggirnya.
Tinea korporis disebabkan oleh Trichophyton dengan lesi papuloskuamosa berbentuk
lingkaran dengan pinggir yang naik, meluas ke pinggir, dan bagian tengah cenderung bersih. Tinea
cruris melebar dari lipatan paha menuju paha dalam bagian atas. Bentuk-bentuk lain jamur adalah
Pityriasis versikolor, Pityriasis nigra, white piedra dan black piedra..
I-39
Termasuk: favus
infeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion, sycosis jamur
B35.1 Tinea unguium
Onychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku, ringworm kuku
B35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringworm
B35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringworm
B35.4 Tinea corporis
Ringworm badan
B35.5 Tinea imbricata
Tokelau
B35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itch
B35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosa
B35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS
B36 Mikosis permukaaan lainnya
B36.0 Pityriasis versicolor
Tinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1 Tinea nigra;
Microsporosis nigra, pityriasis nigra
Keratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedra
Tinea blanca
B36.3 Black piedra
B36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskan
B36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan
B37
Candidiasis
Kandidiasis biasanya pada kulit dan membran mukosa, infeksi sistemik menyebabkan lesi
visera yang fatal. Penyebabnya, Candida albicans adalah jamur ragi saprofit yang menjadi patogen
kalau lingkungan memungkinkan atau pertahanan tubuh melemah. Daerah hangat dan lecet
adalah tempat yang rentan. Kerentanan ditingkatkan oleh antibiotik, kortikosteroid, antimetabolik,
kehamilan, obesitas, diabetes mellitus dan cacad imunologis. Pada dewasa muda kandidiasis bisa
merupakan tanda awal AIDS.
Kandidiasis intertrigo (lipatan) berupa patch berbatas tegas, merah, bisa gatal dan eksudat.
Kandidiasis perianus menyebabkan pruritus ani yang lecet bewarna putih. Vulvovaginitis kandida
sering ketika hamil atau diabetes mellitus, berupa cairan putih kekuningan. Infeksi glans penis dan
preputium terdapat pasangan seksual penderita vulvovaginitis kandida. Kandidiasis mulut (oral
thrush) berupa patch eksudat putih krem yang bisa dikikis dari lidah atau mukosa pipi. Perleche,
yaitu radang dan retak sudut mulut, bisa disebabkan oleh kandida atau gigi palsu yang letaknya
tidak benar.
Termasuk:
candidosis, miniliasis
I-40
Coccidioidomycosis
Bentuk primer infeksi Coccidioides immitis ini bisa tanpa gejala, berupa infeksi saluran
pernafasan, effusi pleura atau pneumonia. Bentuk progresif muncul dari bentuk primer,
menyerang kulit, kelenjar limfe, limpa, hati, ginjal, meningen dan otak, dan sering fatal
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akut
B38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronis
B38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskan
B38.3 Koksidioidomikosis kulit
B38.4
Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)
B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisata
B38.8 Bentuk lain koksidioidomikosis
B38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B39
Histoplasmosis
Disebabkan oleh Histoplasma capsulatum, khas dengan lesi paru-paru primer dan bisa
menyebar melalui darah dan menyebabkan ulkus orofarings, saluran pencernaan, serta
hepatomegali, splenomegali, limfadenopati, dan nekrosis adrenal.
B39.0
B39.1
B39.2
B39.3
I-41
B40
Blastomycosis
Penyakit Gilchrist ini disebabkan oleh Blastomyces dermatitidis, terutama melibatkan
paru-paru dan bisa menyebar secara hematogen ke kulit.
Kecuali:
B40.0
B40.1
B40.2
B40.3
B40.7
B40.8
B40.9
B41
Parakoksidioidomikosis
Penyakit infeksi kulit, membran mukosa, kelenjar limfe, dan organ internal ini disebabkan
oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis (Blastomyces brasiliensis).
Termasuk: Blastomikosis Brazilia
Penyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paru
B41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umum
B41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosis
B41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B42
Sporotrichosis
Akibat saprofit tanaman Sporothrix schenckii, khas dengan nodul, ulkus dan abses pada kulit
dan saluran limfe permukaan, dan bisa menyerang paru-paru atau membran sinovium. Ia sering
menyerang petani dan peladang, terutama yang menangani semak belukar.
B42.0
Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)
B42.1 Sporotrikosis limfokutan
B42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umum
B42.8 Bentuk lain sporotrikosis
B42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan
B43
I-42
B44
Aspergillosis
Penyakit infeksi paru-paru yang bisa menyebar melalui darah, disebabkan oleh Aspergillus
spp, terutama A. fumigatus. Kelainan paru-paru mungkin pula sebagai reaksi allergi terhadap jamur
ini atau spesies lainnya. Jamur ini muncul setelah pengobatan antibiotika bronkus yang rusak oleh
bronkitis, bronkiekstasis, atau TB. Bola jamur (aspergilloma, fungus ball) adalah bentuk khas
penyakit ini yang pada foto Rontgen terlihat sebagai massa bulat padat dikelilingi oleh lapisan
udara tipis, biasanya di dalam rongga sisa TB.
Termasuk: Aspergilloma
B44.0 Aspergillosis paru-paru invasif
B44.1 Aspergillosis paru-paru lainnya
B44.2 Aspergillosis paru-paru tonsil
B44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umum
B44.8 Bentuk lain aspergillosis
B44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan
B45
Cryptococcosis
Penyakit infeksi Filobasidiella neoformans (dulu disebut Cryptococcus neoformans) ini memiliki
fokus primer pada paru-paru, menyebar ke meningen atau ke ginjal, tulang dan kulit.
B45.0 Kriptokokosis paru-paru
B45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralis
Meningitis cryptococcus (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulit
B45.3 Kriptokokosis tulang
B45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum
B45.8 Bentuk lain kriptokokosis
B45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan
B46
Zygomycosis
Disebut juga phycomycosis atau mucormycosis, disebabkan oleh hyphae (filamen jamur)
lebar tanpa septum dari Rhizopus, Abdisia, atau Basidiobolus spp. Mucormycosis kulit menyebabkan
bengkak-bengkak pada subkutis leher dan dada. Jenis rhinocerebralis adalah infeksi primer fatal
pada hidung, sinus atau orbita, sering pada penurunan daya tahan tubuh.
B46.0
B46.1
B46.2
B46.3
B46.4
Mukormikosis paru-paru
Mukormikosis rhinocerebralis
Mukormikosis gastrointestinalis
Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutis
Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umum
B46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskan
B46.8 Zygomikoses lain;
Entomophthoromycosis
B46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS
B47
Mycetoma
I-43
Infeksi kaki (kadang-kadang anggota atas) yang kronis, agak sembab, dengan banyak sinus;
yang menyebar kecuali kalau dieksisi atau diamputasi. Kasus yang dibiarkan bisa menyebabkan
kematian akibat serangan infeksi sekunder bakteria. Hampir separo kasus disebabkan oleh
Nocardia spp., dan sisanya oleh sekitar 20 macam jamur dan bakteria. Paling sering terjadi di daerah
tropis dan pada usia 21-40 tahun.
B47.0 Eumycetoma
Madura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 Actinomycetoma
B47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS
B48 Mikosis lain, not elsewhere classified
B48.0 Lobomycosis
Penyakit Lobo;
Blastomikosis keloid
B48.1 Rhinosporidiosis
B48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydii
Kecuali:
eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis;
Stomatitis geotrichum
B48.4 Penicillosis
B48.7 Mikoses oportunistik
disebabkan oleh jamur dengan keganasan rendah yang hanya menginfeksi sebagai
akibat terdapatnya faktor-faktor seperti penyakit yang melemahkan atau
pemberian
obat penekan ketahanan dan obat lainnya, atau terapi penyinaran. Hampir semua
jamur penyebab bersifat saprofit di tanah atau pada vegetasi yang membusuk.
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskan
Adiaspiromycosis
B49
amoebiasis (A06.-),
penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)
Malaria
Malaria adalah penyakit akibat Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariae, atau P. ovale.
Infeksi terjadi melalui tusukan nyamuk anopheles, transfusi darah, atau penggunaan jarum
bersama di antara pengguna narkoba.. Masa inkubasi 10-35 hari, disusul oleh masa prodroma
berupa demam ringan, lesu, sakit kepala, nyeri otot, dan rasa dingin, sehingga sering diduga
influenza. Serangan dimulai dengan menggigil, demam dan keringatan, pada malaria vivax dan
ovale setiap 48 jam, pada malaria falciparum setiap 36-72 jam, dan pada malaria malariae setiap 72
jam. Gejala diikuti anemia dan splenomegali, dengan perjalanan penyakit kronis berulang.
Lingkaran hidup dimulai ketika anopheles betina menelan gametosit malaria dari darah, yang
berubah menjadi sporozoit yang akan bermukim di kelenjar saliva nyamuk. Sporozoit yang
I-44
disuntikkan ke manusia memasuki sel-sel parenkim hati dan memperbanyak diri (fase
eksoeritrosit). Setelah 2-4 minggu, terbentuk merozoit yang memasuki darah dan eritrosit (fase
eritrosit). Mereka memperbanyak diri di dalam eritrosit membentuk generasi merozoit baru.
Eritrosit akan pecah, merozoit dibebaskan ke dalam plasma dan memasuki eritrosit baru, lalu
memperbanyak diri. Gametosit yang juga terbentuk di eritrosit, tidak mampu memperbanyak diri
kalau tidak ditelan kembali oleh anopheles.
B50 Malaria Plasmodium falciparum
Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp. lain
B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOS
B50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOS
B50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan
B51 Malaria Plasmodium vivax
Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpa
B51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lain
B51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS
B52 Malaria Plasmodium malariae
Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lain
Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathy
B52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lain
B52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi
Malaria P. malariae NOS
B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan
B53.0 Malaria P. ovale
Kecuali:
bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)
Kecuali:
bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)
bercampur dengan P. malariae (B52.-)
bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.
B54
B55
Leishmaniasis
Leishmaniasis disebabkan oleh Leishmania spp. yang ditularkan lalat Phlebotomus (sandfly).
Manifestasinya bisa viseral, mukokutan, atau kulit, tergantung strain yang menyerang dan
kekebalan. Kala-azar disebabkan oleh L. donovani, masuk aliran darah, bersarang di sistem retikulo-
I-45
endotel, menimbulkan demam, splenomegali, kurus dan pansitopenia, dengan angka kematian
90% kalau tidak diobati. Leishmaniasis kulit disebabkan oleh L. tropica atau L. major, dengan ulkus
granulomatosa berbatas tegas. Ulkus mukokutan di muka disebabkan oleh L. mexicana., L.
braziliensis peruvia, dan L. braziliensis braziliensis. Jenis lain, L. mexicana amazonensis dan L. tropica
aethiopica menyebabkan lesi kulit tersebar luas menyerupai lepra lepromatosa.
B55.0 Leishmaniasis viseral;
Kala-azar;
Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulit
B55.2 Leishmaniasis mukokutan
B55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan
B56
Trypanosomiasis Afrika
Trypanosomiasis adalah penyakit kronis akibat T. brucei var. gambiense dan T. brucei var.
rhodesiense yang menyebabkan penyakit tidur Afrika, ditularkan oleh lalat Tsetse (Glossina spp.).
Tripanosomiasis ini khas dengan demam, limfadenopati, erupsi kulit, dan edema-edema lokal yang
nyeri. Gejala SSP seperti tremor, sakit kepala, apathy, dan kejang akan muncul kemudian dan
menyebabkan koma dan kematian.
B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sickness
B56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sickness
B56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS
B57
Penyakit Chagas
Penyakit Chagas atau Trypanosomiasis Amerika terdapat di Amerika Selatan dan Tengah,
disebabkan oleh T. cruzi, ditularkan oleh insekta reduviid (Triatoma). Gejala akut terutama pada
anak-anak kecil, khas dengan demam, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan edema muka.
Kadang-kadang disertai meningoensefalitis dan kejang yang menyebabkan cacad mental atau fisik
yang permanen, atau kematian.
Termasuk: American trypanosomiasis;
Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0 Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)
Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*)
Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung;
Penyakit Chagas akut NOS
B57.2 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung
Trypanosomiasis Amerika NOS
Penyakit Chagas (kronis) NOS
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*),
Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)
Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaan
B57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syaraf
B57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain
B58
Toxoplasmosis
Penyakit granulomatosa umum atau SSP akibat Toxoplasma gondii. Infeksi asimptomatik di
seluruh dunia menunjukkan variasi 7-94%. Ia menyerang dan memperbanyak diri secara aseksual
di dalam sitoplasma sel-sel berinti, dan membentuk kista di jaringan. Perbanyakan secara seksual
terjadi pada sel-sel usus kucing, oosit yang dihasilkan keluar bersama feses. Penularan bisa terjadi
I-46
melalui plasenta, makan daging berkista yang kurang masak, dan melalui oosit di tanah yang
tercemar kotoran kucing.
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondii
Kecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)
B58.0 Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)
B58.1 Hepatitis toxoplasma (K77.0*)
B58.2 Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)
B58.3 Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)
B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma (I41.2*);
Miositis toxoplasma (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan
B59 Pneumocystosis (J17.3*)
Pneumonia akibat Pneumocystis carinii
B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified
Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2);
Isosporiasis (A07.3)
Mikrosporidiosis usus (A07.8)
B60.0 Babesiosis
Piroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 Acanthamoebiasis
Konjungtivitis akibat Acanthamoeba (H13.1*)
Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba (H19.2*)
B60.2 Naegleriasis
Meningoensefalitis amuba primer (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan:
Mikrosporidiosis
B64
Helminthiases (B65-B83)
B65
Schistosomiasis [bilharziasis]
Penyakit visera akibat cacing darah Schistosoma, yang hidup di dalam vena mesenterium
atau bladder. Telur yang menembus mukosa usus atau bladder akan tiba di air, menetas,
melepaskan miracidia yang dengan cepat berubah menjadi ribuan cercaria di dalam keong.
Cercaria dapat menembus kulit, dan berubah menjadi skistosomula, pada saat ini terjadi
dermatitis. Skistosomula pindah ke vena bladder atau usus, menjadi dewasa dan bertelur dalam
waktu 1 3 bulan sejak memasuki kulit.
Gejala penyakit mencakup demam, menggigil, mual, nyeri abdomen, malaise, mialgia,
urtikaria merah, dan eosininofilia. Kadang-kadang telur nyasar ke SSP dan menyebabkan mielitis
transversa atau kejang. Penyakit lain termasuk akibat dari trematoda usus Fasciolopsis buski,
Heteropyes atau Metagonimus; trematoda hati seperti Fasciola hepatica dan Clonorshis sinensis,
dan trematoda paru seperti Paragonimus sp.
I-47
B67
Echinococcosis
Echinococcus adalah cacing dari jenis cestoda (cacing pita), berbentuk panjang, pipih dan
bersegmen, tidak memiliki pencernaan tapi memperoleh makanan secara langsung dengan
menyerapnya dari usus tuan rumah. Echinococcosis adalah infeksi larva Echinococcus granulosus yang
bisa menimbulkan kista di dalam hati dan organ lain. Penularan mulai dari telur yang ada dalam
feses anjing, serigala atau kaninus lain, ditelan oleh sapi, domba atau manusia, lalu diserap saluran
pencernaan dan memasuki hati, paru-paru, dan kadang-kadang otak, tulang, dsb. Larva
berkembang dengan lambat, bertahun-tahun, membentuk kista hidatid yang akan berkembang lagi
kalau dimakan anjing. Echinococcus multilokularis memiliki siklus yang sama, dan umumnya berasal
dari serigala..
Termasuk: hydatidosis
B67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liver
B67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lung
B67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada bone
I-48
B67.3
B67.4
B67.5
B67.6
B67.7
B67.8
B67.9
B68
Taeniasis
Infeksi saluran usus, sering tanpa gejala, akibat sestoda dewasa Taenia saginata yang berasal
dari sapi, atau Taenia solium yang berasal dari babi. Infeksi stadium larva T. solium dapat
menyebabkan neurocysticercosis dengan kejang epilepsi.
Kecuali: cysticercosis (B69.-)
B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babi
B68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapi
Infeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan
B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia solium
B69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusat
B69.1 Cysticercosis mata
B69.8 Cysticercosis pada situs lain
B69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan
B70
Dracunculiasis
I-49
Infeksi nematoda (cacing bulat) jenis Dracunculus medinensis yang dapat menyebabkan ulkus
nyeri pada kulit dan arthritis yang melumpuhkan. Infeksi melalui air terkontaminasi, menembus
usus, dan menjadi dewasa di jaringan ikat. Bagian kepala muncul di kulit dan membentuk papula
merah, vesikula, dan ulkus.
Infeksi Dracunculus medinensis,
Infeksi cacing Guinea
B73
Onchocerciasis
Infeksi nematoda filaria yang menyebabkan penyakit kulit kronis dan lesi mata yang dapat
menyebabkan buta.
Infeksi Onchocerca volvulus,
Onchocercosis,
River blindness
B74
Filariasis
Filariasis limfatik adalah infeksi oleh 3 spesies Filarioidea, Wuchereria bancrofti, Brugia malayi,
atau B. timori, yang menyebabkan adenolimfangitis akut, limfedema kronik, hidrokel, dan chiluria.
Larva yang disuntikkan nyamuk memasuki darah dan saluran limfe, menjadi dewasa dalam 6-12
bulan. Radang kelenjar limfe menyumbat aliran limfe dan terjadinya penyakit kaki gajah. Loiasis
adalah infeksi Loa loa, menyebabkan angioedema lokal pada kulit dan sindroma hipereosinofilia
allergi. Ia disuntikkan oleh lalat Chrysops (deerfly atau horsefly).
Kecual:
B74.0
B74.1
B74.2
B74.3
B74.4
B74.8
B74.9
Onchocerciasis (B73);
Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
Filariasis akibat Wuchereria bancrofti:
Elefantiasis bancrofti,
Filariasis bancrofti
Filariasis akibat Brugia malayi
Filariasis akibat Brugia timori
Loiasis
Infeksi Loa loa
Sembab Calabar
Penyakit cacing mata Afrika
Mansonelliasis:
Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
Filariasis lain
Dirofilariasis
Filariasis, tidak dijelaskan
B75
Trichinellosis
Infeksi Trichinella spiralis, yang dapat menyebabkan gejala pencernaan ringan diikuti oleh
edema periorbita, nyeri otot, demam, dan eosinofilia.
Infeksi Trichinella spp;
Trichiniasis
B76
Hookworm diseases
Penyakit cacing tambang disebabkan oleh Ankylostoma duodenale atau Necator americanus,
menyebabkan nyeri perut dan anemia defisiensi besi. Larva Ankylostoma braziliense pada anjing atau
kucing dapat masuk tubuh manusia melalui kulit, menyebabkan cutaneous larva migrans.
Termasuk: Uncinariasis
B76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.
B76.1 Necatoriasis
I-50
Ascariasis
Telur Ascaris lumbricoides menetas di duodenum, menembus dinding usus dan dibawa darah
ke jantung dan paru-paru. Selanjutnya melalui bronkus mereka tiba di orofarings dan tertelan, lalu
menjadi dewasa di usus.
Termasuk: Askaridiasis
Infeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi usus
B77.8 Askariasis dengan komplikasi lain
B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan
B78
Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit, eosinofilia, dan nyeri perut.
B78.0
B78.1
B78.7
B78.9
Strongyloidiasis usus
Strongyloidiasis kulit
Strongyloidiasis disseminata
Strongyloidiasis, tidak dijelaskan
I-51
Pediculosis disebabkan oleh kutu kepala (Pediculus humanus capitis), kutu badan (P.
humanus corporis), atau kutu area genital (Phthirus pubis). Kutu kepala dan pubis bisa hidup pada
tubuh, sedangkan kutu badan pada pakaian. Kutu badan adalah vektor penting penularan
organisme penyebab epidemic typhus, trench fever, dan relapsing fever
B85 Pediculosis and phthiriasis
B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitis
Infestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporis
Infestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskan
B85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah pubis)
B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B85.0B85.3
B86
Scabies
Scabies disebabkan oleh kutu (mite) Sarcoptes scabiei. Kutu betina membuat terowongan di
stratum korneum kulit untuk meletakkan telurnya yang menetas dalam beberapa hari.
Sarcoptic itch
I-52
B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalat
B87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalar
B87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatika
B87.2 Myiasis okuler
B87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngs
B87.4 Myiasis aural
B87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinarius
Myiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan
B88 Infestasi lain
B88.0 Acariasis lain:
Dermatitis acarine;
Trombiculosis
Dermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae, Liponyssoides sanguineus
Kecuali:
scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]
B88.2 Infestasi artropoda lain:
Scarabiasis
B88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOS
Kecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskan
Ichthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosa
Linguatulosis
Porocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskan
Infestasi (kulit) NOS
Infestasi kutu NOS
Parasit kulit NOS
B89
Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori A00-B89 sebagai
penyebab sekuel, sementara mereka diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel mencakup kondisi yang
dinyatakan demikian; juga mencakup efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasikan pada
kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi. Untuk penggunaan kategori
ini, rujukan perlu dibuat ke aturan dan pedoman pengkodean mortalitas dan morbiditas pada
Volume 2.
B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusat
I-53
B90.1
B90.2
B90.8
B90.9
Sekuel TB genitourinarius
Sekuel TB tulang dan sendi
Sekuel TB organ lain
Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS
B91
Sekuel poliomyelitis
B92
Sekuel leprosy
B94
B94.0
B94.1
B94.2
B94.8
B94.9
Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
Sekuel trakoma
Sekuel ensefalitis virus
Sekuel hepatitis virus
Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskan
Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan
Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer. Mereka disediakan
untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi
penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain
B95
lain
B95.0
B95.1
B95.2
B95.3
B95.4
B95.5
B95.6
B95.7
B95.8
I-54
B97.3
B97.4
B97.5
B97.6
B97.7
B97.8
I-55
CODING EXERCISES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
I-56
I-57
Diarrhoea
- neonatal (non infective) -> P78.3.
Perhatikan bahwa usia pasien mengubah pemilihan kode. Kalau pasien adalan neonatus,
kodenya adalah K52.9 - diarrhoea, non-infective.
7.Tuberculosis of lung, confirmed
Look up tuberculosis in the Index (Volume 3, page 545).
Tuberculosis
- lung - see Tuberculosis, pulmonary.
- pulmonary
- - confirmed (by)
- - - unspecified means -> A15.3.
8.Axillary cutaneous abscess
Look up Abscess in the Index (Volume 3, page 17)
Abscess
- axilla (region) -> L02.4.
Note that if you look up Abscess, cutaneous the Index suggests to see also Abscess, by
site. This indicates that there are other, more specific, codes available for body
sites. There is also a code for the axillary lymph node under Abscess, axilla but the
diagnosis here is for a cutaneous abscess. The exclusion notes on page 107 of
volume 3 indicate that certain localised infections, such as this one, are coded to
the relevant body system chapter and not to chapter 1.
9.Streptococcal sore throat
Look up Sore in the Index (Volume 3, page 501) or, if you know the medical term for sore
throat, look up pharyngitis.
Sore
- throat
- - streptococcal (ulcerative) -> J02.0.
Pharyngitis
- streptococcal -> J02.0.
The exclusion notes on page 107 of Volume 3 indicate that certain localised infections,
such as this one, are coded to the relevant body system chapter and not to chapter
1.
10.Cytomegalovirus pancreatitis
Look up pancreatitis in the Index (Volume 3, page 425)
Pancreatitis
- cytomegaloviral -> B25.2 K87.1 *
Note that this is a case where a dagger and asterisk are used to indicate the underlying
cause of the disease (cytomegalovirus) and the manifestation (pancreatitis). If you
are only coding single conditions, use the dagger code only.
11.Internal hirudiniasis
Look up hirudiniasis in the Index (Volume 3, page 266)
Hirudiniasis
- internal -> B83.4.
12.Kaposi's sarcoma of back (skin) in HIV patient
Look up sarcoma in the Index (Volume 3, page 484).
I-58
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - resulting from HIV disease -> B21.0.
If you are coding multiple conditions, you can add a code for the sarcoma of skin of back
and a morphology code to indicate Kaposi's sarcoma. Look these up this way:
Sarcoma
- Kaposi's (M9140/3)
- - skin -> C46.0
Note the morphology code in parentheses after the morphological type in the Index.
Check this also in the Morphology Table in Volume 1 (page 1195) - next to the
morphology code is the Chapter 2 category (C46.-) that should be used with this
morphology.
13.Infection by schistosoma mansoni and fasciolopsis buski causing severe abdominal
pain
Look up Infection in the Index (Volume 3, pages 291-299).
Infection
- Schistosoma - see Infestation, Schistosoma
Infestation
- Schistosoma
- - mansoni -> B65.1
Infection
- fasciolopsis buski -> B66.5
If you are coding multiple conditions, use both these codes. There is no need to code the
abdominal pain as this is stated to be a symptom of (caused by) the infection. If
you are coding single conditions only, you may wish to use either the first infection
code (B65.1) or B81.4 Mixed intestinal helminthiases. Read the description for this
code on page 174 of volume 1.
14.Epidemic typhus due to Rickettsia prowazekii
Look up typhus in the Index (Volume 3, page 552)
Typhus
- due to Rickettsia
- - prowazekii -> A75.0.
15.Granular trachomatous conjunctivitis
Look up conjunctivitis in the Index (Volume 3, page 113)
Conjunctivitis
- granular (trachomatous) -> A71.1 H13.1*
16.Mycotic Madura Foot
Look up Madura foot in the Index (Volume 3, page 343).
Madura foot
- mycotic -> B47.0
17.Dwarf tapeworm infestation
Look up infestation in the Index (Volume 3, page 299).
Infestation
- dwarf tapeworm -> B71.0
18.Sequelae of leprosy
I-59
I-60
pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah istilah umum
dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan
untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan yang
berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara salah sebagai sinonim
kanker.
Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan
sifatnya dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya
ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori.
Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis komprehensif
tersedia di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal dari International
Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua, yang merupakan
klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean independent untuk
topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki enam digit: empat digit
pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat (primer ganas,
sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak jelas keganasannya), dan kode ke-6
adalah peringkat (differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan sebagai
kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab II.
Perhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori yang
lain umumnya diberikan sebagai subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap)
Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya. Banyak
kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau
subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada
dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-karakter , dan yang
titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi
overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya,
karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks pada C16.0 (cardia),
sementara karsinoma ujung dan permukaan ventral lidah harus dikode pada
C02.8. Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan melibatkan permukaan
ventral harus dikode pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui.
Overlap berarti bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan).
Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis juga
bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan
pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan
topografisnya.
Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam
sistem tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidah
C08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utama
C14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidah
C21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anus
C24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
C26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaan
C39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
C49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan lunak
C57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
C63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
Apikes Iris, Padang
II-2
II-3
Contoh 7
Kondisi utama
: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
Kondisi lain
: Karsinoma sekunder paru-paru
Prosedur
: Bronkoskopi dengan biopsi
Kode: Neoplasma ganas paru-paru (C78.0) sebagai kondisi utama. Z85.3 (riwayat
neoplasma mammae) bisa menjadi kode tambahan.
Contoh 8
Kondisi utama
: Kanker bladder telah dibuang - dirawat untuk pemeriksaan
follow-up dengan cystoscopy.
Kondisi lain
:Prosedur
: Cystoscopy
Kode: Pemeriksaan follow-up pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai kondisi
utama. Z85.5 (riwayat neoplasma ganas saluran urin) sebagai kode tambahan.
Neoplasma ganas (C00-C97)
Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)
C00 Neoplasma ganas bibir
Kecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)
C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilion
C00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOS
C00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan oral
C00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, perm. oral
C00.6 Sudut bibir
C00.8 Lesi overlap pada bibir
C00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidah
Permukaan dorsal basis lidah
Bagian lidah yang tidak bergerak
Sepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan
C02.0 Permukaan dorsal lidah dua-pertiga depan permukaan bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)
C02.1 Pinggir lidah ujung lidah
C02.2 Permukaan ventral lidah dua pertiga depan permukaan atas lidah
Frenulum linguae
C02.3 Dua-pertiga depan lidah bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS Bagian lidah yang bergerak NOS
C02.4 Tonsilla lingualis
II-4
II-5
II-6
II-7
II-8
II-9
II-10
Kecuali:
sacrum dan coccyx (C41.4)
C41.3 Iga, sternum dan klavikula
C41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyx
C41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4
C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)
C43 Melanoma maligna kulit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3
Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)
C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthus
C43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luar
C43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada muka
C43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leher
C43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit
mammae
Kecuali:
anus NOS (C21.0)
C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahu
C43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggul
C43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulit
C43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS
C44 Neoplasma ganas lain pada kulit
Termasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-)
C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali:
Neoplasma ganas bibir (C00.-)
C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)
C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali:
jaringan ikat telinga (C49.0)
C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada muka
C44.4 Kulit kepala dan leher
C44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali:
anus NOS (C21.0)
C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahu
C44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggul
C44.8 Lesi overlap pada kulit
Apikes Iris, Padang
II-11
II-12
II-13
II-14
II-15
C69.0 Conjunctiva
C69.1 Cornea
C69.2 Retina
C69.3 Choroid
C69.4 Korpus siliaris; bola mata
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalis
C69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan
retrobulbar, jaringan retrookuli
Kecuali:
tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexa
C69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningen
C70.0 Meningen otak
C70.1 Meningen spinalis
C70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otak
Kecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)
C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOS
C71.1 Lobus frontalis
C71.2 Lobus temporalis
C71.3 Lobus parietalis
C71.4 Lobus oksipitalis
C71.5 Ventrikel otak
Kecuali:
ventrikel IV (C71.7)
C71.6 Serebellum
C71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOS
C71.8 Lesi overlap pada otak
C71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalis
C72.1 Cauda equina
C72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktorius
C72.3 Nervus optikus
C72.4 Nervus akustikus
C72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOS
C72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5
C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Apikes Iris, Padang
II-16
II-17
II-18
II-19
II-20
II-21
II-22
D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D01.0 Colon
Kecuali:
pertemuan rektosigmoid (D01.1)
D01.1 Pertemuan rektosigmoid
D01.2 Rektum
D01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali:
pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5)
kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali:
ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla Vateri
D01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreas
D01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system
Kecuali: melanoma in situ (D03.-)
D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars suprahyoid)
Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir (D00.0)
D02.1 Trakhea
D02.2 Bronkus dan paru-paru
D02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah, rongga hidung
Kecuali:
telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)
D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situ
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2
D03.0 Melanoma in situ bibir
D03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthus
D03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luar
D03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leher
D03.5 Melanoma in situ badan
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahu
D03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggul
D03.8 Melanoma in situ tempat lain
D03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulit
Kecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ (D03.-)
D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)
D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Apikes Iris, Padang
II-23
II-24
II-25
II-26
II-27
Termasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali pada
uterus], saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)
Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)
jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma (D18.1)
neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)
peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)
syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leher
Jaringan ikat: telinga, kelopak mata
Kecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahu
D21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk panggul
D21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma, pembuluh besar
Kecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomen
D21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)
D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan; punggung NOS
D21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanosit
Termasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
naevus: NOS, blue, hairy, pigmented
D22.0 Naevi melanosit bibir
D22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthus
D22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luar
D22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leher
D22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
D22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahu
D22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggul
D22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulit
Termasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
Kecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-)
D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)
D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
D23.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
D23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskan
D23.4 Kulit kulit kepala dan leher
D23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Apikes Iris, Padang
II-28
II-29
D30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)
D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladder
D30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)
D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethra
D30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexa
Kecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1)
N. Optikus (D33.3)
D31.0 Konjunctiva
D31.1 Kornea
D31.2 Retina
D31.3 Khoroid
D31.4 Korpus siliaris; bola mata
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan:
jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)
D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningen
D32.0 Meningen otak
D32.1 Meningen spinalis
D32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusat
Kecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem syaraf
otonom (D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)
D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)
D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IV
D33.2 Otak, tidak dijelaskan
D33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktorius
D33.4 Medulla spinalis
D33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskan
D33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus (D15.0)
D35.0 Kelenjar adrenal
Apikes Iris, Padang
II-30
II-31
II-32
II-33
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan
pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang
tidak dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)
D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali:
rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata
Kecuali:
rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)
jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
Kecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 Retroperitoneum
D48.4 Peritoneum
D48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali:
anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)
batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 Mammae
Jaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodes
Kecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabita
Kecuali:
jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
"
Pertumbuhan NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS
II-34
II-35
Penentuan subkategori 4-karakter pada B20-B23 atau kode penyebab ganda untuk
kondisi spesifik, diputuskan ketika ICD 10 diimplementasikan di negara
bersangkutan.
B90-B94. Sekuel penyakit infeksi dan parasit
Kode-kode ini tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk KU, kalau sifat kondisi
sisa tercatat. Pada saat mengkode kondisi sisa, B90-B94 bisa digunakan
sebagai kode tambahan pilihan (lihat hal. 25, Pengkodean sekuel kondisi
utama).
B95-B97. Bakteri, virus, dan agen infeksi lain
Kode-kode ini dipakai sebagai tambahan untuk identifikasi penyebab infeksi pada
penyakit yang klasifikasinya di luar Bab I.
Contoh 4
KU:
Cystitis akut akibat E. coli
Kode:
Cystitis akut (N30.0) sebagai KU. B96.2 (E. coli sebagai penyebab penyakit
c.e.) bisa digunakan sebagai kode tambahan pilihan.
Contoh 5
KU:
Infeksi kuman
Kode:
Infeksi kuman, tidak dijelaskan (A49.9) sebagai KU.
Bab II: Neoplasma
Ketika mengkode neoplasma, rujuk catatan pengantar Bab II Volume 1 dan
pendahuluan Volume 3 tentang pemberian kode dan penggunaan deskripsi
morfologis.
Neoplasma, baik primer atau metastasis, yang merupakan fokus perawatan selama
perawatan kesehatan, harus dicatat dan dikode sebagai KU. Bisa saja KU
yang dicatat oleh praktisi asuhan kesehatan adalah neoplasma primer yang
tidak terdapat lagi (telah dibuang pada periode asuhan sebelumnya). Untuk
ini, KU dikode pada neoplasma situs sekunder, komplikasi saat ini, atau
keadaan yang bisa dikode pada Bab XXI (lihat halaman 21, Kontak dengan
pelayanan kesehatan untuk alasan selain sakit) yang merupakan fokus
pengobatan atau penyelidikan sekarang. Kode yang sesuai dari Bab XXI untuk
riwayat neoplasma pribadi bisa digunakan untuk kode tambahan pilihan.
Contoh 6
KU: Karsinoma prostat
K. lain: Bronkitis kronis
Kode: Neoplasma ganas prostat (C61) sebagai kondisi utama
Contoh 7
KU: Karsinoma mammae - dibuang dua tahun yang lalu
K. lain: Karsinoma sekunder paru-paru
Kode:
Kanker paru-paru (C78.0) sebagai KU. Z85.3 (riwayat neoplasma mammae)
untuk tambahan.
Contoh 8
KU: Kanker bladder telah dibuang, dirawat untuk follow-up dengan cystoscopy.
Kode:
Pemeriksaan pasca operasi neoplasma ganas (Z08.0) sebagai KU. Z85.5
(riwayat kanker saluran urin) bisa sebagai kode tambahan pilihan.
C80. Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya
C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
Apikes Iris, Padang
II-36
C80 hanya digunakan untuk KU kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan
mengenai situsnya. C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma
ganas primer yang independen sebagai KU, tanpa ada yang lebih menonjol.
Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma
ganas tersebut.
Contoh 9
KU:
Carcinomatosis
Kode:
Neoplasma ganas tanpa penjelasan mengenai situsnya (C80)).
Contoh 10
KU:
Multiple myeloma dan adenokarsinoma prostat primer
Kode:
Neoplasma ganas situs ganda primer yang independen (C97). Kode C90.0
(multiple myeloma) dan C61 (kanker prostat) bisa sebagai tambahan
Morfology neoplasma
International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua tahun 1990
berisi nomenklatur untuk kode morfologi neoplasma. .Nomor ini terdiri dari
lima digit, jenis histologis pada 4 digit pertama, garis miring, dan sifatnya pada
digit ke-5.
Kode sifat tersebut menunjukkan arti sebagai berikut:
/0 Jinak
/1 Tidak jelas jinak atau ganas; perbatasan keganasan, potensi keganasan rendah*
/2 Intraepithel, tidak menginfiltrasi, tidak invasif
/3 Ganas, situs primer
/6 Ganas, situs metastatik; ganas, situs sekunder
/9 Ganas, tidak pasti apakah situs primer atau metastatik
* Kecuali cystadenoma ovarium pada M844-M849, yang dianggap ganas.
Kode morfologi berisi kode sifat (digit 5) yang sesuai dengan jenis histologis (digit 14). Kode ini harus diubah kalau ada informasi lain yang harus disesuaikan.
Misalnya,
chordoma dianggap ganas (M9370/3), namun benign chordoma M9370/0.
superficial spreading adenocarcinoma (M8143/3), yang noninvasive M8143/2
melanoma (M8720/3), kalau dinyatakan secondary M8720/6.
Tabel berikut menunjukkan penyesuaian kode sifat dengan bagian-bagian Bab II:
Behaviour code categories kategori kode sifat
/0 Neoplasma jinak
/1 Neoplasma dengan sifat tidak pasti atau tidak
diketahui
/2 Neoplasma in situ
/3 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap
primer
/6 Neoplasma ganas, dinyatakan atau dianggap
Apikes Iris, Padang
Chapter II
D10-D36
D37-D48
D00-D09
C00-C76; C80-C97
C77-C79
II-37
sekunder
Digit /9 pada ICD-O tidak dipakai pada ICD karena semua neoplasma ganas
dianggap primer (/3) atau sekunder (/6), sesuai dengan informasi
rekam
medis.
Kadang-kadang situs yang diberikan diagnosis berbeda dari situs yang ditentukan
oleh kode spesifik suatu situs. Dalam hal ini, kode yang dipakai adalah yang
sesuai dengan diagnosis. Misalnya, C50.- (mammae) ditambahkan pada
Infiltrating duct carcinoma (M8500/3), karena biasanya pada mammae.
Namun, kalau Infiltrating duct carcinoma timbul di pankreas, kode
tambahan yang benar adalah
C25.9 (Pancreas, tidak dijelaskan).
Untuk neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan terkait (M959-M998) kode yang
relevan dari C81-C96 dan D45-D47 diberikan. Kode-kode dari Bab II ini harus
digunakan tanpa menghiraukan situs neoplasma.
Kesulitan pengkodean kadang-kadang muncul ketika diagnosis morfologis
mengandung dua adjective kualifikasi yang memiliki nomor kode yang
berbeda. Misalnya transitional cell epidermoid carcinoma. Transitional cell
carcinoma NOS adalah M8120/3 dan epidermoid carcinoma NOS adalah
M8070/3. Dalam keadaan ini, nomor yang lebih tinggi (M8120/3) harus
digunakan, karena biasanya lebih spesifik.
RINGKASAN
Kategori berkisar dari C00 sampai D48.
136 dari 149 kategori yang tersedia telah digunakan.
Bab ini berisi 7 blok, dengan blok tumor ganas primer dibagi lagi atas 12 sub-blok.
Tiga aspek spesifik yang dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma adalah
situs tumour
bentuk tumour (jenis morfologi atau histologis),
sifat tumour.
Chapter II disusun menurut situs neoplsma, sesuai dengan sifatnya:
D10-D36
/0 jinak
D37-D48
/1 dengan sifat tidak pasti dan tidak diketahui
D00-D07
/2 in situ
C00-C75; C81-C97 /3 ganas, dinyatakan atau dianggap primer
C76-C80
/6 ganas, dinyatakan atau dianggap sekunder
Morphology menguraikan struktur dan jenis sel atau jaringan seperti terlihat pada
mikroskop. Jaringan asal dan jenis sel yang membentuk neoplasma ganas
sering menentukan kecepatan pertumbuhan, berat penyakit, dan jenis
pengobatan yang akan diberikan. Morfologi diuraikan oleh sistem pengkodean
tambahan yang ada pada ICD-10. Nomor kode morfologi terdiri dari 5 digit
yang didahului huruf M..
II-38
Behaviour menunjukkan sifat tumor, yaitu ganas (primer atau sekunder), in situ, tidak
jelas atau tidak diketahui, atau jinak. Sifat terdapat pada digit terakhir kode
morfologis. Kadang-kadang Indeks ICD-10 (Volume 3) menunjukkan sifat
neoplasma (karena jenis histologis selalu muncul dalam pola tertentu), tapi
kalau sifat ini ditukar dokter maka pertukaran tersebut harus diterima. Dalam
kasus ini misalnya adenoma biasanya benign, tapi kalau dokter
mendokumentasikan sebagai malignant adenoma maka kodelah sebagaimana
pendapat dokter.
Tabel Neoplasma terdapat pada Volume 3 dan berisi kode Chapter II untuk setiap
situs anatomis tumor. Untuk setiap tempat, terdapat lima kemungkinan nomor
kode sesuai dengan sifat tumor. Kalau diagnosis tidak menyebutkan sifat
tumor, maka periksalah morfologi pada bagian lain Index untuk pedoman
pengkodean tumor tersebut. Misalnya Mesonephroma - see Neoplasm,
malignant., anda kemudian akan menggunakan tumor ganas, baik primer atau
sekunder, tergantung diagnosis..
Periksa Table of Neoplasms pada halaman 370-401 Alphabetical Index dan perhatikan
srtrukturnya. Baca juga catatan pada halaman 369.
Pada Chapter II, digit ke-4 .9 adalah untuk unspecified site dan .8 adalah untuk
lesi overlap pada situs yang berkesinambungan.
Di bagian belakang Tabular List (Volume 1), terdapat Table of Morphology of
Neoplasms, berisi daftar jenis morfologis neoplasma yang komprehensif tapi
tidak mendetil. Kalau jenis sifat tidak terdapat bersama jenis histologis, digit
terakhir bisa diubah (kalau secara klinis benar). Misalnya, banyak neoplasma
ganas hanya dituliskan disana bersama kode morfologis untuk lesi primer,
kalau lesi sekunder perlu dikode, ubahlah digit terakhir dari /3 menjadi /6.
Contoh:
Mencari situs dan kode morfologi yang tepat untuk pasien wanita yang menderita
lobular carcinoma yang muncul di kwadran bawah luar pada mammae kiri..
Step 1:
Cari lead term, carcinoma, di Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
Morphology yang didapatkan adalah M8520/3. Pastikan bahwa sifat (/3) sesuai
dengan tumor yang disebtukan. Kode /3 menunjukkan keganasan primer
sehingga sesuai dengan diagnosis.
II-39
Step 3:
Periksa morphology (M8520) pada Table of Morphology of Neoplasms di Volume 1.
Morphology ternyata benar untuk kasus ini.
Step 4:
Lihat Table of Neoplasms pada Volume 3. Gunakan daftar alfabet situs anatomis
untuk menemukan breast. Perhatikan pembagian di bawah lead term untuk
berbagai bagian mammae. Temukan bagian untuk kwadran bawah luar.
Step 5:
Temukan kode pada baris yang sesuai dengan kolom Malignant primary tumour. Kita
mengetahui bahwa tumor muncul pada mammae pasien, sehingga ia adalah
primer dan bukan metastasis. Tempat yang benar pada Chapter II adalah
C50.5.
Step 6:
Pastikan pilihan kode anda pada Volume 1 ICD-10. Periksa apakah terdapat catatan
esclusion yang relevan.
Step 7:
Kode yang benar untuk kasus ini adalah C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.
Soal-soal latihan
1.Malignant bronchial adenoma
Lihat adenoma pada Index (volume 3, halaman 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
Pada kasus ini, kode sifat (/1) menunjukkan bahwa adenoma umumnya adalah tumor
yang sifatnya tidak pasti atau tidak dijelaskan. Diagnosis adalah tumor ganas
(malignant), dan kita bisa menganggapnya kanker primer. Jadi lihat tabel
Neoplasms (Volume 3, halaman 374).
Neoplasm
- bronchus lihat pada kolom Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3) (volume 3, halaman 96)
- unspecified site -> C22.1
Walau pun situs tidak dijelaskan, uraian kode (volume 1 halaman 193) menunjukkan
bahwa tumor ini berada pada saluran empedu intrahepatik.
3.Polycythemia vera
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45. (volume 3, halaman 447)
Apikes Iris, Padang
II-40
II-41
Neoplasm
- connective tissue
- - knee llihat pada kolom Malignant primary (halaman 377) -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Adenoma (volume 3, halaman 32)
- pleomorphic (M8940/0)
Tidak ada petunjuk untuk kode kelenjar saliva,. jadi lihat tabel Neoplasma.
Neoplasm
- salivary gland (major) lihat kolom Benign [/0 adalah jinak] (halaman 395) ->
D11.9.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Lihat tumor atau Wilm's pada Index (Volume 3, halaman 552 atau 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
Wilm's tumor adalah kanker ginjal, terutama terjadi pada anak-anak.
10.Mycosis fungoides
Mycosis (volume 3, halaman 363)
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Deskripsi kategori halaman 217 Volume 1 juga menunjukkan kode morfologi.
11.Myxoma of larynx
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign. (vol. 3, hal. 366).
Neoplasm
-connective tissue (volume 3, halaman 376).
Perhatikan bahwa tidak terdapat daftar untuk larynx pada connective tissue. Tapi di
awal bagian connective tissue terdapat catatan yang menunjukkan bahwa
kalau tidak ada kode situs pada daftar connective tissue maka neoplasma harus
dikode pada situs itu. Jadi kita perlu melihat pada neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx lihat di bawah kolom Benign (halaman 384) -> D14.1
12.Paget's diseases of nipple
Paget's disease (volume 3, halaman 423).
-nipple -> (M8540/3) C50.0
13.Periosteal chondroma of left humerus
Chondroma (volume 3, halaman 97).
-periosteal -> (M9221/0) - see Neoplasm, bone , benign
Neoplasm
- bone
- - humerus lihat pada kolom Benign (halaman 372)-> D16.0
14.Squamous cell carcinoma of vermilion border of lower lip
Carcinoma - see also Neoplasm Malignant
(volume 3, halaman 89)
- squamous (cell) -> M8070/3
Neoplasm
-lip
Apikes Iris, Padang
II-42
- - vermilion border
- - - lower lihat pada kolom Malignant primary (halaman 385) > C00.1
15.Burkitts lymphoma
Lymphoma (volume 3, halaman 340).
- Burkitts -> (M9687/3) C83.7
16.Transitional cell papilloma of the bladder
Papilloma (volume 3, halaman 426).
- transitional (cell)
- bladder (urinary) -> (M8120/1) D41.4
17.Metastatic carcinoma of brain
Carcinoma (volume 3, halaman 88).
- metastatic -> (M8010/6) - see Neoplasm, secondary
Neoplasm
brain NEC lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 374) -> C79.3
18.Carcinoid tumour of small intestine
Carcinoid -> (M8240/3) - see also Neoplasm, malignant (volume 3, halaman 84).
Neoplasm
- intestine, intestinal
-small lihat pada kolom Malignant primary
(halaman 383) -> C17.9
19.Anaplastic seminoma, left testes
Seminoma (volume 3, halaman 492).
- anaplastic -> (M9062/3)
- - specified site see Neoplasm, malignant
Neoplasm
- testes lihat pada kolom Malignant primary
(halaman 399) -> C62.9
20. Secondary neoplasm in lung
Secondary (volume 3, halaman491)
- neoplasm -> (M8000/6) - see Table of Neoplasms, secondary
Neoplasm
- lung lihat pada kolom Malignant secondary (halaman 385) -> C78.0
II-43
2.
3.
II-44
II-45
Kalau situs tertentu dinyatakan primer, ia harus dipilih (tanpa peduli posisinya pada
Part I atau II sertifikat). Kalau situs primer dinyatakan tidak diketahui, maka
lihat pada bagian E berikut (situs primer tidak diketahui). Situs primer bisa
ditunjukkan oleh pernyataan satu di antara cara-cara berikut:
a. Suatu situs dinyatakan sebagai primer baik pada Part I atau pun II:
4.
I (a) Karsinoma bladder
II Primer pada ginjal
Kode neoplasma ganas pada ginjal (C64).
b. Spesifikasi situs lain sebagai sekunder, metastase, spread, atau carcinomatosis.
5. I
(a) Karsinoma mammae
(b) Secondaries in brain
Kode neoplasma ganas mammae (C50.9), karena rule 2 berlaku.
c. Morfologi menunjukkan neoplasma ganas primer. Kalau jenis morfologis memberi
implikasi situs primer, misalnya hepatoma, pertimbangkan ini seolah-olah kata
primer telah diikutkan.
6. I
(a) Karsinoma metastase
(b) Adenokarsinoma pseudo-musinosa
Kode neoplasma ganas ovarium (C56), adenokarsinoma pseudomusinosa dengan situs
yang tidak jelas masuk ke kelompok ovarium di Volume 3.
Kalau dua atau lebih situs primer atau morfologi ditentukan, mereka harus dikode
sesuai dengan bagian-bagian F, G, dan H di bawah.
E. Situs primer tidak diketahui
Kalau dinyatakan situs primer tidak diketahui atau sejenisnya, kodelah jenis
morfologi yang terlibat (misal adenokarsinoma C80, fibrosarkoma C49.9,
osteosarkoma C41.9) pada kategori situs yang tidak jelas.
7. I
(a) Karsinoma sekunder hati
(b) Situs primer tidak diketahui
(c) ? Lambung ? Kolon
Kode karsinoma tanpa spesifikasi situs (C80).
8. I
(a) Metastase umum
(b) Melanoma punggung
(c) Situs primer tidak diketahui
Kode neoplasma ganas dengan situs yang tidak dijelaskan (C43.9).
F. Situs ganda independen/primer (C37)
Kehadiran lebih dari satu neoplasma primer bisa ditunjukkan oleh adanya dua situs
anatomis yang berbeda atau dua jenis yang morfologinya sangat berbeda
(seperti hipernefroma dan karsinoma intraduktus); atau oleh campuran jenis
morfologi yang menunjukkan situs spesifik, tambah adanya situs kedua.
Sangat tidak mungkin suatu keganasan primer disebabkan oleh keganasan
primer lain, kecuali pada neoplasma ganas limfoid, jaringan hematopoietik,
dan terkait (C81-C96), tempat bentuk keganasan bisa berakhir pada keganasan
lain (seperti lekemia bisa timbul setelah limfoma non-Hodgkin).
Kalau dua atau lebih situs yang disebut pada bagian I berada pada sistem organ yang
sama, lihat penjelasan bagian H (situs ganda). Kalau situs-situs ini tidak
Apikes Iris, Padang
II-46
berada pada sistem organ yang sama dan tidak jelas mana yang primer atau
sekunder, kodelah neoplasma ganas dengan situs ganda independen (primer
(C97), kecuali kalau semuanya bisa diklasifikasikan pada C81-C96, atau satu
dari situs yang disebutkan adalah situs umum dari metastasis atau paru-paru
(lihat G: Neoplasma metastasis).
9. I
(a) Kanker lambung
(b) Kanker mammae
Kodelah C97, karena dua situs anatomis yang berbeda disebut di bagian I, dan
rendahnya kemungkinan satu neoplasma disebabkan oleh yang lain.
10. I (a) Penyakit Hodgkin
(b) Karsinoma kandung kemih
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97), karena dua
jenis morfologis yang jauh berbeda telah disebutkan.
11. I (a) Lekemia limfositik akut
(b) Limfoma non-Hodgkin
Kode limfoma non-Hodgkin (C85.9), karena keduanya bisa diklasifikasikan pada C81C96 dan sekuensi (urutan kejadiannya) dapat diterima.
12. I (a) Leukemia
(b) Limfoma non-Hodgkin
(c) Karsinoma ovarium
Kode neoplasma ganas dengan situs ganda independent (primer) (C97),.karena,
walaupun dua dari neoplasma ini bisa diklasifikasikan pada C81-C96, terdapat
pernyataan mengenai situs di tempat lain.
13. I (a) Leukemia
II.
Karsinoma mammae
Kode leukemia (C95.9) karena karsinoma mammae berada di bagian II. Kalau
berurusan dengan situs ganda, hanya situs pada bagian I sertifikat kematian
yang dipertimbangkan (lihat H).
G. Neoplasma metastasis
Kalau neoplasma ganas bermetastasis, biasanya ia mempertahankan morfologi yang
sama walaupun differensiasinya (perubahan bentuk sel-sel) berkurang.
Beberapa metastasis memiliki tampilan mikroskopis yang khas sehingga ahli
patologi dapat mengetahui situs primernya dengan yakin, misalnya tiroid.
Metastasis yang luas dari suatu karsinoma sering disebut karsinomatosis.
Kalau satu term yang tidak spesifik seperti karsinoma atau sarkoma muncul
bersamaan dengan term yang menunjukkan bentuk jaringan yang lebih
spesifik yang berada pada kelompok yang sama, kodelah situs dengan
morfologi yang lebih spesifik, sambil menganggap bahwa yang satu lagi adalah
metastasis.
Situs-situs umum metastasis:
Paru-paru
Pleura Diafragma
Jantung Mediastinum Kelenjar limfe
Hati
Peritoneum Retroperitoneum
Apikes Iris, Padang
II-47
Otak
Medulla Spinalis
Meningen
Tulang Situs susah dijelaskan (C76)
Paru-paru merupakan masalah khusus karena merupakan situs umum neoplasma
ganas metastasis dan primer. Paru-paru harus dianggap sebagai situs umum
metastasis kalau ia dituliskan bersama situs lain yang tidak ada pada daftar di
atas. Akan tetapi kalau kanker bronkus atau bronkogenik disebutkan, maka
kanker ini harus dianggap primer. Kalau paru-paru disebutkan dan situs lain
hanya terdapat pada daftar situs umum metastasis, pertimbangkanlah kanker
primer paru-paru.
Neoplasma ganas kelenjar limfe yang tidak dinyatakan sebagai primer harus dianggap
sebagai sekunder.
Walaupun sel-sel ganas dapat bermetastatis kemana saja di seluruh tubuh, situs-situs
tertentu merupakan tempat yang lebih umum daripada situs lainnya dan harus
diperlakukan dengan berbeda. Namun, kalau satu di antara situs-situs ini
muncul sendirian pada sertifikat kematian dan tidak dinyatakan sebagai
metastasis, maka ia harus dianggap primer.
14. I (a) Kanker otak
Kode neoplasma ganas otak (C71.9).
15. I (a) Kanker tulang
(b) Karsinoma metastatis pada paru-paru
Kode neoplasma ganas paru-paru (C34.9) karena tulang berada pada daftar situs
umum metastasis sehingga paru-paru dapat dianggap sebagai primer.
Kata metastasis bisa digunakan dalam dua cara, kadang-kadang berarti sekunder
dari tempat primer lain dan kadang-kadang menunjukkan kanker primer yang
telah memberi metastasis. Untuk menghindari keraguan, maka pedoman
berikut ini disarankan:
a. Neoplasma ganas yang dinyatakan bermetastasis dari suatu tempat spesifik
hendaknya dianggap primer dari tempat tersebut.
16. I (a) Teratoma metastasis dari ovarium
Kode neoplasma ganas ovarium (C56).
b. Neoplasma ganas yang diuraikan sebagai bermetastasis ke suatu tempat
hendaknya dianggap sebagai sekunder pada tempat tersebut, kecuali kalau
morfologis menunjukkan situs primer yang spesifik.
17. I (a) Karsinoma metastasis ke rektum
Kode neoplasma ganas sekunder rektum (C78.5). Kata ke dengan jelas menunjukkan
bahwa rektum adalah sekunder.
18. I (a) Osteosarkoma metastasis ke otak
Kode neoplasma ganas tulang (C41.9), karena ini merupakan tempat osteosarkoma
yang tidak dinyatakan dengan jelas.
c. Neoplasma ganas tunggal dinyatakan sebagai metastasis (of).
Apikes Iris, Padang
II-48
II-49
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena karsinoma metastasis
prostat tidak disebabkan oleh karsinoma metastasis kulit; keduanya
berkemungkinan disebarkan dari neoplasma ganas dengan situs primer yang
tidak diketahui, yang semestinya telah tertulis pada baris (c).
26. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis mammae
(c) Karsinoma metastasis paru-paru
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi tempat (C80), karena mammae dan lambung
tidak berada pada sistem anatomis yang sama dan paru-paru berada pada
daftar situs umum metastatis.
(ii) Kalau dua atau lebih jenis morfologis dari kelompok histologis berbeda memenuhi
syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas situs-situs primer .ganda
(C97) (Lihat F)
27. I (a) Obstruksi usus
(b) Adenokarsinoma metastasis usus
(c) Sarkoma metastasis uterus
Kode neoplasma ganas situs-situs primer ganda (C97).
(iii) Kalau sebuah situs yang menunjukkan morfologi dan sebuah situs anatomis
independen memenuhi syarat sebagai metastasis, kodelah neoplasma ganas
tanpa spesifikasi situs.
28. I (a) Karsinoma kolon dan sel-sel ginjal metastasis
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
(iv) Kalau lebih dari satu situs dengan morfologi yang sama disebutkan dan hanya
satu yang tidak memenuhi syarat sebagai metastasis atau tidak terdapat pada
daftar situs umum metastasis, kodelah situs yang tidak memenuhi syarat
metastastik tersebut. Ini dilakukan tanpa peduli urutan entri atau posisinya
pada Bagian I atau II sertifikat. Kalau semua situs memenuhi syarat sebagai
metastasis atau berada pada daftar situs umum metastasis, termasuk paruparu, kodelah neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
29. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma kandung empedu
(c) Karsinoma metastasis kolon
Kode neoplasma ganas kandung empedu (C23).
30. I (a) Karsinoma metastasis ovarium
(b) Karsinoma paru-paru
(c) Karsinoma metastasis serviks
Kode neoplasma ganas tanpa spesifikasi situs (C80).
31. I (a) Karsinoma metastasis lambung
(b) Karsinoma metastasis paru-paru
II
Karsinoma kolon
Kode neoplasma ganas kolon (C18.9), karena ini satu-satunya diagnosis yang tidak
memenuhi syarat sebagai metastasis, walaupun letaknya di Bagian II.
(v) Kalau semua situs yang disebutkan berada pada daftar situs umum metastasis,
kode situs primer yang tidak diketahui untuk jenis morfologis yang terlibat,
II-50
II-51
II-52
Kecuali untuk penyakit HIV, tidak satu pun penyakit infeksi atau parasit yang
bisa diterima sebagai penyebab neoplasma ganas.
(a) Karsinoma hepatosellular
II-53
II-54
The three specific aspects to take into account when coding neoplasms are
the site of the tumour
the nature of the tumour (also known as the morphology or histological type),
and the behaviour of the tumour.
Chapter II is organised by tumour site along the following lines, in terms of behaviour
of neoplasms:
D10-D36
/0 benign neoplasms
D37-D48
/1 neoplasms of uncertain and unknown
behaviour
D00-D07
/2 in situ neoplasms
C00-C75 & /3 malignant neoplasms, stated or presumed to
C81-C97
be primary lesions
C76-C80
/6 malignant neoplasms, stated or presumed to
be secondary lesions.
Morphology describes the structure and type of cells or tissues as seen under the
microscope. The tissue of origin and the type of cells that make up a malignant
neoplasm often determine the expected rate of growth, the severity and the type
of treatment given. Morphology is described by an additional coding system
found in the ICD-10. The morphology code numbers are 6 digits long,
including the prefix M.
Behaviour indicates how the tumour will behave ie. malignant (primary or secondary),
in situ, of uncertain or unknown behaviour or benign. The behaviour is the
final digit of the morphology code. Sometimes the ICD-10 Index indicates the
behaviour of a neoplasm (because the histological type always acts in a certain
pattern) but, when coding, if the clinician overrides the expected behaviour
then accept the override in that particular case e.g. adenoma is usually benign,
but if clinician documents a case with malignant adenoma code the case as
such.
The Table of Neoplasms is included in Volume 3 and includes the Chapter II codes
for each anatomical site of tumour. For each site, there are five possible code
numbers according to the behaviour of the tumour. If the diagnosis you are
coding does not describe the behaviour of the tumour, you should look up the
morphology in the rest of the Index for guidance as to how the tumour should
be coded. E.g. Mesonephroma - see Neoplasm, malignant. You would
therefore use the malignant primary tumour or malignant secondary tumour,
depending on the diagnosis.
Check the Table of Neoplasms on pages 370-401 of the Alphabetical Index and look at
how it is structured. Read also the notes on page 369.
In Chapter II, the 4th digit .9 is for unspecified site and .8 is for overlapping lesions of
contiguous sites.
At the back of the Tabular List, is a Table of Morphology of Neoplasms. This table
consists of a comprehensive but not exhaustive list of morphological types of
neoplasms; the coder should be aware that if the behaviour type being sought is
not listed with the histological type then the final digit can be changed (if this
is clinically correct) for example, many malignant neoplasms are listed only
with the morphology code for the primary lesion; if a secondary lesion needs to
be coded, change the final 3 to 6 and the code is correct.
Example:
Apikes Iris, Padang
II-55
To find the correct site and morphology codes for a female patient suffering from
lobular carcinoma arising in the lower outer quadrant of the left breast.
Step 1:
Look up the lead term, carcinoma, in the Alphabetical Index.
Carcinoma
- lobular (infiltrating) (M8520/3)
- - specified site - see Neoplasm, malignant
Step 2:
The morphology you are given is M8520/3. Confirm that the behaviour (/3) is
appropriate for the tumour being described. /3 indicates a primary malignancy
and is therefore appropriate for this case.
Step 3:
Check the morphology (M8520) in the Table of Morphology of Neoplasms in Volume
1. The morphology is correct for this case.
Step 4:
Look up the Table of Neoplasms in volume 3. Use the alphabetic listing of anatomical
sites to find the entry for breast. Note the subdivisions under the lead term for
different parts of the breast. Find the section for the lower outer quadrant.
Step 5:
Find the code across the row that corresponds to the column Malignant primary
tumour. We are told that the tumour arose in the patients breast; it is therefore
a primary tumour and not a metastasis. The correct site or Chapter II code is
therefore
C50.5.
Step 6:
Confirm your code selection in Volume 1 of the ICD-10. Check whether there are any
relevant exclusion notes.
Step 7:
The codes for this case are C50.5, M8520/3
Pages 71-85 of Volume 2 provide a large amount of information and direction for the
coder in dealing with neoplasms. Read these notes now.
CODING EXERCISES
1.
Malignant bronchial adenoma
2.
Cholangiocarcinoma
3.
Polycythemia vera
4.
5.
6.
II-56
7.
8.
9.
II-57
NEOPLASMA
1.Malignant bronchial adenoma
Look up adenoma in the Index (see Volume 3, page 31)
Adenoma
- bronchial (M8140/1) D38.1
In this case, the behaviour code (/1) indicates that an adenoma is generally a tumour
of uncertain or unspecified nature. Remember that it is possible to change the
behaviour (that is the fifth digit of the morphology code) to suit the diagnosis
you have been given. Our diagnosis states that, in this case, the tumour is
malignant and we can assume it is a primary cancer. Therefore we can change
the morphology code to M8140/3. The /3 behaviour code indicates a malignant
primary tumour.
To find the Chapter 2 code for a primary cancer of the bronchus, we need to look up
the Neoplasms table (Volume 3, page 374). Look up
Neoplasm
- bronchus - see under Malignant primary -> C34.9.
2.Cholangiocarcinoma
Look up cholangiocarcinoma in the Index (see Volume 3, page 96)
Cholangiocarcinoma -> (M8160/3)
- unspecified site -> C22.1
Note that even though a site for the cancer is not specified, the morphological
description indicates that the tumour is in the intrahepatic bile ducts - check
the code description in Volume 1, page 193.
3.Polycythemia vera
Look up polycythemia in the Index (Volume 3, page 447)
Polycythemia (primary) (rubra) (vera) (M9950/1) -> D45.
Don't forget that the modifiers in parentheses after the lead term are words that may or
may not be part of the diagnosis description without changing the assignment
of the code.
4.Acute myelomonocytic leukemia
Look up leukemia in the Index (Volume 3, page 334)
Leukemia
- myelomonocytic
- - acute (M9867/3) -> C92.5.
Note that it is important to look up the complete morphological description first - in
this case, myelomonocytic leukemia - before looking up the modifiers "acute"
or "chronic".
5.Squamous cell carcinoma cervix uteri and upper two-thirds of vagina
Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89)
Apikes Iris, Padang
II-58
Carcinoma
- squamous cell -> (M8070/3).
Read the note under "Carcinoma" in the Index on page 85 which states that, except
where otherwise indicated, carcinomas of any site should be coded to a
malignant neoplasm of that site. If you are coding multiple diagnoses, to find
the sites you should look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- cervix (uteri) -> C53.9
- vagina -> C52
If you are only coding single conditions, it is important to read Note 5 on page 182 of
volume 1 which discusses the use of one code to indicate overlapping sites. In
this case, you should use C57.8 Overlapping lesion of female genital organs.
6.Lesion on neck identified as metastatic from squamous cell carcinoma of tonsil
In this case, the diagnosis is a metastatic cancer of the neck which has spread from a
primary squamous cell carcinoma of the tonsil. If you are coding multiple
conditions, it is important to code both the primary site and the site of
metastasis. Look up carcinoma in the Index (Volume 3, page 89).
Carcinoma
- squamous cell (M8070/3).
The behaviour code of /3 indicates a malignant primary cancer and you should look
up the site of the primary cancer (the tonsil) in the Neoplasm table.
Neoplasm
- tonsil -> C02.4.
But, if you check the entry for this code in the Tabular list, there is an exclusion note.
You cannot use this code if the disease description is tonsil, not otherwise
specified (NOS) - which it is in this case. You are pointed to the correct code in
parentheses -> C09.9.
To code the metastatic cancer, you change the behaviour code to a /6 to indicate a
secondary deposit. The morphology is therefore M8070/6. Look up the
secondary site in the Neoplasm table.
Neoplasm
- neck NEC # the # (hash) sign indicates that, if the morphology is a squamous cell carcinoma, the
site should be coded to skin of that site. See note 2 on page 369 in Volume 3.
Neoplasm
- skin
- neck -> C79.2.
7.Malignant fibrous histiocytoma, knee
Look up histiocytoma in the Index (Volume 3, page 266)
Histiocytoma
- fibrous
- - malignant (M8830/3) - see Neoplasm, connective tissue, malignant
Neoplasm
Apikes Iris, Padang
II-59
- connective tissue
- - knee - look under the Malignant primary column -> C49.2
8.Pleomorphic adenoma, salivary glands
Look up adenoma in the Index (Volume 3, page 32)
Adenoma
- pleomorphic (M8940/0)
Note that there is no entry to indicate a Chapter 2 code for the salivary glands under
this Index entry. To find it, look up the Neoplasms table.
Neoplasm
- salivary gland (major) - look under the Benign column (because of the /0 behaviour
code which indicates a benign tumour) -> D11.9.
Remember that the term in parentheses (major) may or may not be part of the
description without changing the code.
9.Bilateral synchronous Wilm's tumour (patient is four years old)
Look up either tumor or Wilm's in the Index (Volume 3, page 552 or 566)
Tumor
- Wilm's (M8960/3) -> C64.
You will note that the code description in the Tabular list is "Malignant neoplasm of
kidney, except renal pelvis". A Wilm's tumor is a cancer of the kidney, mainly
occurring in children. Remember that the spelling used in the Index is usually
American whilst in the Tabular list, it is English.
10.Mycosis fungoides
Look up Mycosis in the Index (Volume 3, page 363)
Mycosis
- fungoides (M9700/3) -> C84.0.
Check the category description on page 217 of volume 1 - this also indicates the
morphology code to be used.
11.Myxoma of larynx
Look up myxoma in the Index, (Volume 3, page 366).
Myxoma -> (M8840/0) see also Neoplasm, connective tissue, benign.
Refer to neoplasms in the Index, (Volume 3, page 376).
Neoplasm
-connective tissue
Note that there is no listing in connective tissue for the larynx. There is a note at the
beginning of the connective tissue section stating that if there is no site code
listed in the connective tissue list then you should code to neoplasm of that
site. Therefore, we need to look under neoplasm, larynx.
Neoplasm
-larynx - look under Benign column -> D14.1
II-60
II-61
II-62
Anemia nutrisi
Anemia hemolitika
Anemia aplastika dan anemia lain
Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lain
Penyakit darah dan organ pembentuk darah lain
Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
Kategori asterisk:
D63*
D77*
pada remaja. Pada keadaan yang berat bisa terjadi sideropenic dysphagia akibat jaring-jaring
membran mukosa tipis yang tumbuh di permukaan esofagus
Eritrosit besar pada anemia megaloblast disebabkan karena rusaknya sintesis DNA,
sehingga fungsi sel darah menurun dan lebih cepat mati. Penyebabnya kekurangan vitamin
B12, asam folat, obat sitotoksik yang mengganggu sintesis DNA, dan bentuk neoplasma yang
jarang terjadi (Sindroma Di Guglielmo). Vitamin B12 tubuh berkurang karena kekurangannya
pada makanan atau terganggunya penyerapan yang memerlukan Faktor Intrinsik lambung, dan
menyebabkan anemia pernisiosa. Asam folat berkurang kalau makanan dimasak terlalu lama,
penyerapan berkurang, penggunaan berkurang (akibat obat-obatan), kebutuhan meningkat
(hamil, menyusui, bayi, keganasan,.) dan pembuangan meningkat (dialisis ginjal).
D50 Anemia defisiensi besi
Termasuk: Anaemia: asiderotic, hypochromic
D50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)
Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)
D50.1 Sideropenic dysphagia
Sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson
D50.8 Anemia defisiensi besi lainnya
D50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskan
D51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12
Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)
D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)
Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuria
Sindroma Imerslund(-Grsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin II
D51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Anaemia Vegan
D51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lain
D51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskan
D52 Anemia defisiensi asam folat
D52.0 Anemia defisiensi folat makanan
Anemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatan
D52.8 Anemia defisiensi folat lainnya
D52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan
D53 Anemia nutrisi lainnya
Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi protein
Anemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduric
Kecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
III-2
Pada usia sekitar 120 hari, eritrosit dihancurkan oleh sistem fagosit di limpa, tempat
pemecahan Hb. Hemolisis menyebabkan usia eritrosit memendek, dan anemia hemolitika
terjadi kalau produksi tidak bisa lagi mengatasi kadar eritrosit. Anemia hemolitika disebabkan
oleh defisiensi herediter sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa menjadi asam
laktat dan enerji, karena sumber enerji utamanya adalah glukosa.
D55 Anemia akibat kelainan enzim
Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)
D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase [G6PD]
Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione
Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP)
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis
Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase
Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotida
D55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnya
D55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskan
D56
Thalassaemia
Hemoglobinopathi adalah kelainan genetik molekul Hb.Molekul Hb dewasa normal
(Hb A) terdiri dari dua pasang rantai polipeptida dan . Hb janin (Fetal Hb atau Hb F),
tempat rantai (gamma) menggantikan rantai , menurun perlahan dalam bulan-bulan
pertama kehidupan sampai <2% Hb total dewasa. Darah normal juga berisi 2,5% Hb A2
yang terdiri dari rantai dan (delta).
Hb abnormal diberi nama menurut abjad berdasarkan urutan penemuannya (misalnya,
A, B, C), walau pun yang pertama, sickle cell Hb (Hb sel-sabit), disebut Hb S. Thalassemia
adalah anemia mikrositik yang khas dengan rusaknya sintesis Hb dan tidak efektifnya
eritropoiesis. Penyakit ini termasuk kelainan hemolitika yang paling umum.
D56.0 Thalassaemia alpha
Kecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia beta
Cooley's anaemia
Thalassaemia intermedia, thalassemia major
III-3
III-4
III-5
D61.1
D61.2
D61.3
D61.8
D61.9
III-6
III-7
III-8
D69.5
D69.6
D69.8
D69.9
III-9
D74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenital
Defisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
Penyakit haemoglobin-M [Hb-M];
Methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lain
Methaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)
Methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0),
lymphadenitis: kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosis
Polycythaemia: jinak, keturunan
Kecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunder
Eritrositosis NOS
Polycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relative
akibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)
D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)
D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
Basophilia
D75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)
histiocytosis maligna (C96.1)
retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)
D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
Granuloma eosinophilia,
Penyakit Hand-Schller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositik
Retikulosis hemofagositik keturunan (familial)
Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksi
D76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di
tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
Apikes Iris, Padang
III-10
Sistem imun atau kekebalan terrdiri dari jaringan komponen sel dan komponen terlarut
yang berinteraksi. Fungsinya untuk membedakan entitas di dalam tubuh sebagai sendiri dan
asing, dan untuk membuang yang asing. Mikroorganisme adalah entitas asing utama, di
samping neoplasma, transplant, dan zat asing tertentu (misalnya beberapa toksin). Sistem imun
memiliki mekanisme spesifik dan non-spesifik, yang saling berkaitan dan mempengaruhi.
Imunitas non-spesifik terdapat sejak lahir, tidak memerlukan encounter dengan
substans yang mengganggu, dan tidak memiliki memori. Disini termasuk kulit dan asam
lambung. Komponen seluler ada dua macam yaitu sistem fagositik yang berfungsi menelan
dan mencerna mikroorganisme yang masuk, dan sel-sel NK (natural killer) yang fungsinya
membunuh beberapa tumor, mikroorganisme, dan sel-sel yang terinfeksi virus. Komponen
larut terdiri dari protein komplemen, reaktan fase akut, dan sitokin (cytokines).
Fagosit adalah netrofil dan monosit (darah), dan makrofag (jaringan). Mereka berada
dimana-mana, misalnya alveolus paru-paru, hati, rongga sendi, perivaskuler sistem syaraf
pusat, dan ginjal. Sitokin adalah polipeptida non-imunoglobulin yang disekresi oleh monosit
dan limfosit akibat interaksinya dengan antigen (Ag) spesifik, Ag non-spesifik, atau rangsangan
zat terlarut seperti endotoksin atau sitokin lain.
Imunitas spesifik (adaptif) memiliki kemampuan belajar, menyesuaikan diri, dan
mengingat. Komponen selulernya limfosit, dan komponen terlarutnya imunoglobulin.
Limfosit dibagi atas kelompok yang berasal dari thymus (sel T) dan sumsum tulang (sel B).
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari lebih 34 macam protein yang
berinteraksi dalam rangkaian reaksi cascade. Pada reaksi ini, satu reaksi akan mengahsilkan
puluhan reaksi atau lebih, yang masing-masingnya juga akan menghasilkan puluhan
reaksilanjutan, berturut-turut hingga beberapa rangkaian reaksi.
Penyakit Imunodefisensi
Penyakit imunodefisiensi disebabkan oleh cacad satu sistem imun atau lebih,
meningkatkan kerentanan akan infeksi sehingga timbul penyakit yang berat, akut, berulang,
atau kronis. Imunodefisiensi primer terbagi atas empat group berdasarkan kekurangan sel B,
sel T, sel fagosit, atau komplemen.
Imunodefisiensi sekunder disebabkan oleh suatu penyakit. Kerusakan sering bisa
diperbaiki kalau kondisi yang mendasarinya membaik. Keadaan ini lebih umum daripada
imunodefisiensi primer dan terjadi pada berbagai pasien yang dirawat. Hampir setiap penyakit
serius yang berlangsung lama mengganggu sistem imun, apa pun tingkat gangguannya.
Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]
Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi netrofil
polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediter
Agammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)
Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilial
Agammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulin
Agammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]
Hipogammaglobulinaemia NOS
Apikes Iris, Padang
III-11
D80.2
D80.3
D80.4
D80.5
D80.6
III-12
Sarkoidosis
Sarkoidosis paru-paru
Sarkoidosis kelenjar limfe
Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfe
Sarkoidosis kulit
Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis (H22.1*)
Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis (G53.2*)
Sarcoid: artropati (M14.8*), miokarditis (I41.8*), miositis (M63.3*)
Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)
monoclonal gammopathy (D47.2)
kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemia
Benign hypergammaglobulinaemic purpura
Polyclonal gammopathy NOS
D89.1 Cryoglobulinaemia
Cryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunder
Cryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskan
D89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS
III-13
Hormon tiroid (T3/T4) dibentuk dari iodium (I2) makanan, yang dirangsang oleh
tirotropin (TSH, thyroid stimulating hormone) dari hipofisis anterior. Peningkatan T3/T4
akan menekan TSH sehingga produksi T3/T4 berkurang kembali ke arah normal.
Kekurangan iodium menurunkan produksi T3/T4, sehingga sekresi TSH meningkat
dan kelenjar tiroid membesar (goiter). TSI (thyroid stimulating immunoglobulin) dapat
merangsang sekresi berlebihan T3/T4 (hipertiroidisme) yang menyebabkan tirotoksikosis dan
goiter. Tirotoksikosis akibat menelan hormon tiroid dalam jumlah besar terjadi tanpa goiter,
disebut tirotoksikosis factitia.
Goiter eutiroid adalah pembesaran kelenjar tiroid tanpa tanda-tanda gangguan fungsi
tiroid, yang sering pada pubertas, kehamilan, dan menopause. Sick euthyroid syndrome khas
pada pasien yang menderita penyakit berat, yang secara klinis tiroidnya normal (eutiroid), tapi
uji fungsi tiroidnya abnormal. Tiroiditis subakut mungkin disebabkan oleh virus, sedangkan
tiroiditis auto-imun (Hashimoto) khas dengan infiltrasi kronis limfosit pada kelenjar tiorid.
E00 Sindroma defisiensi iodin kongenital
Termasuk:: Defisiensi iodin yang langsung menyerang pasien atau melalui ibu sewaktu hamil.
Beberapa pasien kadar T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya adalah akibat
defisiensi pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan ini.
Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
IV-2
IV-3
Diabetes mellitus disebabkan oleh gagalnya produksi insulin (tipe I, insulindependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent) yang bisa juga
terjadi pada malnutrisi, wanita hamil, neonatus, atau akibat obat. Pada keadaan ini, glukosa
tidak bisa memasuki sel sehingga kadarnya dalam darah meningkat, dengan berbagai
komplikasinya. Gejala khas adalah glycosuria, haus dan lapar, dan kadar glukosa darah tidak
kembali ke normal dua jam setelah makan (glucose tolerance test terganggu).
Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:
.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS
.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma
.2 Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)
Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3 Dengan komplikasi mata
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4 Dengan komplikasi neurologis
Dibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi (G73.0*)
Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes (G99.0*)
.5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes (I79.2*)
.6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*)
.7 Dengan komplikasi ganda
.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan
.9 Tanpa komplikasi
E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E11Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)
Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic, stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)
Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-bedah (E89.1)
E12Diabetes mellitus akibat malnutrisi
Termasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-insulin-dependent
Apikes Iris, Padang
IV-4
Kecuali:
E20 Hipoparatiroidisme
Kecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur (E89.2)
Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS (R29.0 )
E20.0 Hipoparatiroidisme idiopatik
E20.1 Pseudohipoparatiroidisme
E20.8 Hipoparatiroidisme lain
IV-5
IV-6
E24Sindroma Cushing
Kelebihan kortikosteroid adrenal akibat tumor korteks adrenal, atau kelebihan ACTH
dari pituitary, tumor paru-paru (small cell carcinoma), dan pemberian ACTH
dari luar. Terapi adrenalektomi menyebabkan kelenjar pituitary membesar,
ACTH dan -MSH (melanocyte-stimulating hormone) meningkat, sehingga
timbul hiperpigmentasi. sindroma Nelson
E24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari
E24.1 Sindroma Nelson
E24.2 Sindroma Cushing akibat obat
E24.3 Sindroma ACTH ektopik
E24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkohol
E24.8 Sindroma Cushing lainnya
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan
E25 Kelainan-kelainan adrenogenital
Termasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi, baik didapat atau sejak
lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita:
Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual, virilisasi
Pria:
Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox isosexual,
macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzyme
Hiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylase
Hiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lain
Kelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskan
Sindroma adrenogenital NOS
E26 Hiperaldosteronism
E26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunder
E26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma Bartter
E26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
E27 Gangguan lain kelenjar adrenal
E27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)
E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmune
Kecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenal
IV-7
IV-8
IV-9
E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
E35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Tuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lain
Malnutrisi (E40-E46)
Kecuali:
Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari berat
badan rata-rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya,
maka tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa
merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia,
diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat
definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran
berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan 3 SD, malnutrisi sedang kalau antara 2
SD - <3 SD, malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi.
anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0)
penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan (T73.0)
E40 Kwashiorkor
Malnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut.
Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerji
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)
Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk kering atau kurus
Defisiensi protein dan makanan nonprotein
Kecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E42 Marasmic kwashiorkor
Protein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan),
dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus
E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskan
Berat badan berada pada 3 SD di bawah rata -rata.
Edema kelaparan (busung lapar)
E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringan
E44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.
E45 Retardasi perkembangan setelah PEM
Nutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh)
Retardasi fisik akibat malnutrisi
IV-10
IV-11
IV-12
E63.0
E63.1
E63.8
E63.9
Sekuel hiperalimentasi
IV-13
IV-14
IV-15
E76.2
E76.3
E76.8
E76.9
Sindroma Hunter
Mukopolisakharidosis lain
Defisiensi -glukoronidase
Mukopolisakharidosis type III, IV, V, VI
Sindroma:
Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)(klasik),
Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskan
Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycan
Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan
IV-16
IV-17
IV-18
IV-19
IV-20
CHAPTER V. KELAINAN-KELAINAN
JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-F99)
Blok-blok di dalam bab ini:
F00-F09
Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala
F10-F19
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif
F20-F29
Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)
F30-F39
Kelainan alam perasaan (mood/affective]
F40-F48
Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan somatoformis.
F50-F59
Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor fisik
F60-F69
Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.
F70-F79
Retardasi mental
F80-F89
Kelainan perkembangan psikologis
F90-F98
Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa
anak dan remaja
F99
Kelainan mental yang tidak dijelaskan
Kategori asterisk untuk bab ini:
F00* Dementia yang timbul pada penyakit Alzheimer
F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
Blok ini berisi kelainan jiwa yang dikelompokkan karena sama-sama memiliki etiologi
yang jelas dalam penyakit otak, cedera otak, atau serangan lain terhadap otak, yang
menyebabkan gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi ini bisa primer, seperti pada penyakit,
cedera dan serangan yang langsung mengganggu otak, atau sekunder seperti pada penyakit dan
kelainan sistemik yang menyerang otak sebagai satu dari organ atau sistem tubuh yang terlibat.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma yang disebabkan oleh penyakit otak, biasanya
bersifat kronik atau progresif, dengan terdapatnya kekacauan fungsi korteks yang lebih tinggi.
Fungsi ini mencakup daya ingat, berpikir, orientasi, pemahaman, penghitungan, kemampuan
belajar, bahasa, dan pengambilan keputuskan. Kesadaran tidak terganggu. Kerusakan fungsi
kognitif biasanya disertai, dan kadang-kadang didahului, oleh memburuknya kontrol emosi,
tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada penyakit Alzheimer, penyakit
pembuluh darah otak, dan kondisi lain yang mengganggu otak secara primer atau sekunder.
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi penyakit yang mendasari.
F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-)
Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak degeneratif primer yang etiologinya tidak
diketahui dengan bentuk neurofisiologis dan neurokimia yang khas. Kelainan ini biasanya
memiliki awal yang tidak jelas dan berkembang perlahan dalam periode betrtahun-tahun.
F00.0* Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal dini (G30.0)
Dementia pada penyakit Alzaheimer dengan awal sebelum usia 65 tahun, dengan
pemberatan yang relatif cepat dan dengan berbagai kelainan nyata pada fungsi korteks
yang lebih tinggi.
Penyakit Alzheimer, type 2
Dementia presenilis, type Alzheimer
Dementia progresif primer dari jenis alzheimer, awal dini
Dementia vaskuler
Dementia vaskuler adalah akibat infark otak yang disebabkan oleh penyakit pembuluh
darah, termasuk penyakit serebrovaskuler hipertensif. Infark-infark ini biasanya kecil tapi
memiliki efek kumulatif. Awal penyakit biasanya pada usia lanjut
Termasuk: dementia arteriosklerotik
F01.0 Dementia vaskuler dengan awal yang akut
Biasanya berkembang dengan cepat setelah stroke berturut-turut akibat trombosis,
embolisme atau perdarahan serebrovaskuler. Kadang-kadang penyebabnya bisa infark
tunggal yang besar.
F01.1 Dementia dengan banyak infark
Awal perlahan-lahan, menyusul sejumlah episode iskemik sementara yang
menghasilkan akumulasi infark di parenkim otak
Dementia korteks predominan
F01.2 Dementia vaskuler pada subkorteks
Mencakup kasus dengan riwayat hipertensi dan fokus-fokus kerusakan iskemik pada
subtansia grisea dalam di hemisfer otak. Korteks serebri biasanya aman, dan ini
berlawanan dengan gambaran klinis yang bisa mirip sekali dengan dementia pada
penyakit Alzheimer.
F01.3 Dementia vaskuler campuran korteks dan subkorteks
F01.8 Dementia vaskuler lain
F01.9 Dementia vaskuler ,tidak dijelaskan
F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain
Kasus-kasus dementia yang disebabkan oleh, atau diduga disebabkan oleh penyebabpenyebab selain penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskuler. Awal bisa kapan saja dalam
kehidupan, walau pun jarang pada usia tua.
F02.0* Dementia pada penyakit Pick (G31.0)
Dementia progresif, dimulai pada usia pertengahan, khas dengan perubahan dini yang
berlangsung lambat pada karakter dan pemburukan hubungan sosial, diikuti dengan
kerusakan fungsi-fungsi intelek, ingatan, dan bahasa, dengan apati, euphoria, dan
kadang-kadang fenomena ekstrapiramid..
F02.1* Dementia pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0)
Dementia progresif dengan tanda-tanda neurologis yang luas, disebabkan oleh
perubahan neuropatologis yang diduga akibat agen yang ditularkan. Awal biasanya
pada usia pertengahan atau tua, tapi bisa pada usia dewasa. Perjalanannya subakut,
membawa ke kematian dalam satu sampai dua tahun.
V-2
V-3
psikomotor, emosi, dan jadwal tidur-bangun. Lama berlangsungnya bervariasi dan derajat
beratnya berkisar dari ringan sampai sangat berat.
Termasuk: keadaan akut atau subakut dari:
V-4
F09
Blok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik melalui resep dokter
atau tidak. Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat
menunjukkan keadaan klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga,
namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada
semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori F10-F19:
.0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat
kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lain. Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut
waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau komplikasi lain telah
terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain.
Sifat komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut.
Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis,
kesurupan' dan kemasukan pada waktu intoksikasi zat psikoaktif
ICD 10 2nd ed, Update April 08
V-5
V-6
Blok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham persisten, dan kelainan
psikotik akut dan sementara. Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau
pun statusnya masih diperdebatkan.
F20
Schizophrenia
Khas dengan distorsi pikiran dan persepsi, dan alam perasaan yang tidak sesuai atau
tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu
bisa muncul bersama waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought echo
(pikiran berulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan atau pembuangan bagian pikiran);
thought broadcasting (menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan waham
kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara halusinasi yang mengomentari atau
membicarakan pasien; kelainan pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu dengan defisit yang progresif
atau stabil, atau satu-episode atau lebih dengan remisi yang komplit atau tidak komplit.
Diagnosis skizofrenia dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali kalau
skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa kalau ada penyakit otak
organik atau ketika keracunan atau putus obat.
F20.0
F20.1
F20.2
F20.3
F20.4
F20.5
F20.6
V-7
Kelainan schizotype
Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam perasaan yang mirip
skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas
saat mulai dan evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.
F22
F24
Kelainan skizo-afektif
Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan skizofrenia, tapi tidak
memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau episode depresi atau manik.
F25.0
F25.1
F25.2
F25.8
F25.9
F28
V-8
Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan menjadi tertekan (dengan
atau tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya
diikuti oleh perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan
gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas. Hampir
semua kelainan ini cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering
berhubungkan dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.
F30
Episode mania
Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu episode. Episode
hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki episode afektif sebelumnya (depresif,
hipomanik, manik, atau campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).
Includes:
kelainan bipolar, episode manik tunggal
F30.0 Hypomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
F30.8 Episode mania lain
F30.9 Episode mania, tidak dijelaskan
F31
F32
Episode depresi
Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk menikmati, tertarik, dan
konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan
menurun. Harga diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam bentuk
yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons pada keadaan sekitar dan
bisa diikuti oleh gejala-gejala somatik seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun
pagi beberapa jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi psikomotor
menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan berkurang, dan hilangnya libido..
F32.0 Episode depresi ringan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
V-9
F32.1
F32.2
F32.3
F32.8
F32.9
F33
Depresi berulang
Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa pada semua usia,
onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan.
F33.0
F33.1
F33.2
F33.3
F33.4
F33.8
F33.9
F34
F38
V-10
F41.0
F41.1
F41.2
F41.3
F41.8
F41.9
F42
Kelainan obsesi-kompulsi
Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi yang timbul berulangulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau dorongan yang memasuki pikiran berulangulang dalam bentuk yang sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering
berusaha untuk melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk mencegah kejadian
yang dianggap akan mencelakakan terhadap dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun
secara objektif tidak akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak
berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-kompulsif
F42.0
F42.1
F42.2
F42.8
F42.9
F43
Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan mental
Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan mental
Gangguan penyesuaian
Reaksi lain terhadap stress berat
Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat
F44
V-11
bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala kelainan sering mewakili konsep pasien
tentang timbulnya penyakit. Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau
neurologis, karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau kebutuhan emosi.
Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik yang biasanya di bawah kontrol normal.
F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting yang baru terjadi,
bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia terpusat pada kejadian yang menyakitkan,
seperti kecelakaan atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan selektif.
F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah) memiliki semua gejala
amnesia disosiasi, tambah berkelana melebihi aktifitas harian biasa..
F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan atau kehilangan gerakan
sadar dan respons terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.
F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah kehilangan sementara
identitas pribadi dan kesadaran akan sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak
disadari atau tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan yang
dianutnya.
F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota hilang. Bisa mirip
sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak tak terkontrol), apraxia (tak mampu
bergerak dengan pantas), akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa
bersuara), dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas), dyskinesia (tidak
sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures, atau paralysis.
F44.5 Konvulsi disosiasi
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet jatuh, atau inkontinensia
urin, kesadaran bisa dipertahankan atau diganti oleh stupor atau trance.
F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa di kulit memiliki batas sesuai dengan pendapat pasien mengenai fungsi
tubuh, bukan pendapat medis. Kehilangan sensasi bisa diikuti keluhan paresthesi
(kesemutan). Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau pendengaran.
F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan F44.0-F44.6
F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnya
F44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan
F45
Kelainan somatoformis
Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik bersama permintaan
untuk pemeriksaan medis, walau pun hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan
bahwa gejalanya tidak memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak
berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai penyakitnya.
F45.0 Kelainan somatisasi
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama paling kurang dua
tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung <2 tahun, klasifikasikan pada F45.1.
Kelainan Briquet
F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus, namun tidak terdapat
bentuk klinis kelainan somatisasi yang jelas.
V-12
V-13
V-14
pertama tidur malam, dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin
meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan kejadian tersebut sangat
terbatas (biasanya satu atau dua bayangan yang tidak utuh).
F51.5 Nightmares mimpi buruk
Mimpi berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan jelas. Temanya sering
mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat
aktifitas otonom, namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia dengan
cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.
F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnya
F51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan
F52
F53
F54
F59
Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang tidak dijelaska
V-15
Blok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang nyata secara klinis
dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya
berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada
perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan perubahan kepribadian
(F62) merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons
terhadap berbagai situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami,
memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka
sering berhubungan dengan distress subjektif dan masalah penampilan sosial.
F60
V-16
F63
V-17
V-18
V-19
F70
F79
Dimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan pematangan sistem
syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup
bahasa, keterampilan visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya
kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa.
F80
V-20
F82
V-21
F89
Kelainan hiperkinetik
Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif, suka berganti aktifitas
tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan
pada orang dewasa, tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan
fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
F90.0
F90.1
F90.8
F90.9
F91
V-22
V-23
Kelainan Tic
Manifestasi utama suatu bentuk tic, yaitu gerakan motor yang tidak berirama atau
suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik umum sederhana hanya melibatkan pengedipan
mata, getaran leher, mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum sederhana
mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-bau, dan mendesis.
F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk kedipan mata, kerutan
wajah, dan getaran kepala.
F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-masing bisa tunggal
atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu tahun.
F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang tidak harus muncul
bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic
vokal sering muncul ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan
tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan cabul.
Bisa terdapat echopraxia dengan gerakan badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)
F95.8 Kelainan tic lainnya
F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan
F98
Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-kanak. Beberapa
dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih
daripada kompleks gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya
dengan masalah psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.
F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam, tidak sesuai dengan usia
mentalnya, dan tidak karena kurangnya kontrol bladder akibat kelainan neurologis, serangan
epilepsi, atau kelainan struktur saluran kencing.
F98.1 Enkopresis nonorganis
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal atau mendekati
normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting sosiokultural.
V-24
Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak disertai pengulangan atau
keraguan, yang beratnya sampai menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara
sering salah dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya menunjukkan
pola kalimat yang tidak benar.
F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
F98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan remaja
Kelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan, dengan onset biasanya di
masa kanak-kanak dan remaja
V-25
Menunjukkan bahwa
Menunjukkan bahwa pasien
zat yang terlibat adalah secara klinis tergantung pada
suatu cannabinoid
obat tersebut
V-26
LATIHAN
a.
1.
Trichotillomania
b.
2.
c.
3.
d.
4.
72 years old
e.
5.
f.
6.
3)
g.
7.
Flashback dan episode tingkah laku aneh setelah penggunaan LSD, digunakan
terakhir 25 tahun yll.
h.
8.
i.
9.
Kelainan bipolar, depresi berat tapi tidak psikotik - Bipolar disorder, severely
depressed but not psychotic
j.
10.
k.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
11.
Keadaan cemas - Anxiety state
Dementia (tanpa sebab organik) pada penderita HIV - Dementia (without organic cause) in HIV patient
Episode hipomania - Hypomanic episode
Dysthymia Dysthymia
Retardasi mental, dengan bentuk-bentuk autisma - Mental retardation, with autistic features
Reaksi stress akut - Acute stress reaction
Ketergantungan pada heroin - Heroin dependence
Delirium akut akibat alkohol - Acute alcoholic delirium
Waham paranoid - Paranoid delusions
Syncope psikogenik - Psychogenic syncope
V-27
V-28
1.
Trichotillomania
Lihat trichotillomania pada Index (Volume 3, halaman 541).
Trichotillomania ->F63.3
2.
Psychogenic impotence
Lihat impotence pada Index (Volume 3, halaman 287).
Korsakov's psychosis
Lihat psychosis pada Index (Volume 3, halaman 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
Halaman 323 Daftar Tabulasi untuk F10, berisi catatan yang
menyuruh perhatikan hal. 321-323 untuk subdivisi karakter ke-4t. Kita
harus memastikan bahwa .6 adalah kode yang tepat. Catatan pada ..6
(Vol. 1, hal. 322) menunjukkan bahwa psikosis Korsakov ada disana. Jadi
kode yang tepat adalah F10.6.
4.
old
V-29
Dyslexia
-developmental
F81.0
Panic attack
V-30
Disorder
-bipolar F31.9
Rujuk hal. 335 Daftar Tabulasi untuk F31.9, kelainan afektif
bipolar yang tidak spesifik. Kelainan bipolar dan kelainan afektif bipolar
itu sama. Perhatikan kategori F31 untuk melihat apakah ada kode yang
lebih spesifik karena pasien ini sangat depresi tapi tidak psikosis.. Kode
yang benar adalah F31.4.
10.
Paranoid schizophrenia;
halaman 487).
Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0
11.
Anxiety
-state -> F41.1
12.
Dementia
-in (due to)
- - human immunodeficiency virus (HIV) disease -> B22.0 F02.4*
13.
Hypomanic episode
Lihat hypomania pada Index (Volume 3, halaman 280).
Dysthymia
V-31
Retardation
- mental
- - with autistic features -> F84.1
16. Acute stress reaction - Lihat reaction pada Index (Volume 3,
halaman 473).
Reaction
- stress
- - acute -> F43.0
17. Heroin dependence - Lihat dependence pada Index (Volume 3,
halaman 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2
18. Acute alcohol delirium - Lihat delirium pada Index (Volume 3,
halaman 144).
Delirium
- alcohol(acute) -> F10.4
19. Paranoid delusions - Lihat delusions pada Index (Volume 3,
halaman 149).
V-32
Syncope
- psychogenic -> F48.8
V-33
Latihan Tambahan:
V-34
This chapter deals with mental and behavioural disorders of all origins.
IMPORTANT POINTS FOR THIS CHAPTER
Categories range from F00 to F99.
Of the 100 available categories, 78 have been allocated.
The chapter is divided into 11 blocks.
There are 2 asterisk categories, relating to dementia in Alzheimers
disease and in other diseases classified elsewhere.
Each category is prefaced by a comprehensive description of the
disorders included therein.
There is emphasis on behavioural disorders as well as mental disorders.
Block F00-F09 covers organic mental disorder. That is, those disorders
resulting from a physical cause(e.g. dementia in Alzheimers disease).
Block F10-F19 covers disorders due to the use of psychoactive or other
substances. The third character indicates the substance involved and
the fourth character indicates the clinical state.
Example:
F12.2
Indicates that
the substance
clinically dependent on
V-35
involved is
the drug
a cannabinoid
CODING EXERCISES
1.
Trichotillomania
2.
Psychogenic impotence
3.
Korsakov's psychosis
4.
5.
6.
Panic attack
9.
V-36
1.Trichotillomania
Look up trichotillomania in the Index (Volume 3, page 541).
Trichotillomania ->F63.3
2.Psychogenic impotence
Look up impotence in the Index (Volume 3, page 287).
Impotence(sexual)(psychogenic) -> F52.2
3.Korsakov's psychosis
Look up psychosis in the Index (Volume 3, page 464).
Psychosis
-Korsakov's(alcoholic) F10.6
If you refer to page 323 of the Tabular List for F10, you will see a note
telling you to look at pages 321-323 for a fourth character subdivision.
However when we have already been given a fourth character by the
Index. We should still confirm that the .6 is the correct code to use. By
reading the notes under .6 (Volume 1, page 322) we can see Korsakov's
psychosis listed there. Therefore the correct code is F10.6.
V-37
the F00.1* code. In parentheses after the code is the asterisk code that
is to be used with F00.1. Therefore our two codes will be G30.1 and
F00.1*
V-38
use of hallucinogens, F16. A note under F16 states to look at pages 321323 for fourth character subdivisions. However the Index has already
indicated that for flashbacks we should use .7 as our fourth character.
We should refer to .7 to determine if it is the correct character to use.
Flashbacks are included in the description for use of this fourth digit.
The correct code to use is therefore F16.7.
If you are multiple coding, then you should identify the type of drug
using the Table of drugs and chemicals, page 693. We need a code
from Chapter XX which is listed in column 4, undetermined intent,
Y12.9, with an activity code of 9, giving us Y12.99. The reason for
selecting undetermined intent is that we are not told whether the
patient deliberately took the LSD, if it was forcibly ingested or if it was
an accident. We cannot make any assumptions about what happened.
8.Panic attack
Look up Panic in the Index, (Volume 3, page 425).
Panic(attack)(state) -> F41.0
10.Paranoid schizophrenia
Look up schizophrenia in the Index (Volume 3, page 487).
V-39
Schizophrenia
-paranoid (type) -> F20.0
11.Anxiety state
Look up anxiety in the Index (Volume 3, page 54).
Anxiety
-state -> F41.1
13.Hypomanic episode
Look up hypomania in the Index (Volume 3, page 280).
Hypomania, hypomanic reaction -> F30.0
14.Dysthymia
Look up Dysthymia in the Index (Volume 3, page 194).
Dysthymia -> F34.1
V-40
- mental
- - with autistic features -> F84.1
17.Heroin dependence
Look up dependence in the Index (Volume 3, page 150).
Dependence
- due to
- - heroin -> F11.2
19.Paranoid delusions
Look up delusions in the Index (Volume 3, page 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0
ICD 10 2nd ed, Update April 08
V-41
20.Psychogenic syncope
Look up syncope in the Index (Volume 3, page 518).
Syncope
- psychogenic -> F48.8
V-42
VI-2
VI-3
G09
KU:
Spesialis:
Kode:
VI-4
VI-5
VI-6
VI-7
VI-8
VI-9
kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma sekarang lihat cedera
syaraf menurut regio tubuh
radiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
VI-10
VI-11
Mononeuropati lainnya
VI-12
G58.0
G58.7
G58.8
G58.9
Neuropati interkostalis
Mononeuritis multiplex
Mononeuropati lain yang dijelaskan
Mononeuropati, tidak dijelaskan
Polineuropati lainnya
Polineuropati akibat obat
Polineuropati alkoholik
Polineuropati akibat zat toksik lainnya
Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi
G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOS
G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.
Polineuropati (pada):
TB (A17.8), lepra (A30.-), difteria (A36.8), penyakit Lyme (A69.2)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
VI-13
VI-14
VI-15
Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa
penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan.
Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Kecuali: cerebral palsy kongenital (G80.-)
G81.0 Flaccid hemiplegia [layu]
G81.1 Spastic hemiplegia [kaku]
G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskan
G82
VI-16
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa
penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan.
Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-G82
G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)
Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawah
Paralisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atas
Paralisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskan
G83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equina
Kecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskan
Paralisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan
VI-17
VI-18
VI-19
VII-2
VII-3
H10.4
H10.5
H10.8
H10.9
Konjungtivitis kronis
Blepharokonjungtivitis
Konjungtivitis lain
Konjungtivitis, tidak dijelaskan
Kelainan sklera
Scleritis
Episcleritis
Kelainan lain sklera
Staphyloma equator, ektasia sklera
Kecuali: myopia degeneratif (H44.2)
H15.9 Kelainan sklera, tidak dijelaskan
H16 Keratitis
H16.0 Ulkus kornea
Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon
Ulkus Mooren
ICD 10 2nd ed, Update April 08
VII-4
VII-5
VII-6
H25.1
H25.2
H25.8
H25.9
VII-7
Pars planitis
H30.8 Peradangan khorioretina lainnya
Penyakit Harada
H30.9 Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan
Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS
H31 Kelainan-kelainan lain khoroid
H31.0 Parut khorioretina
Parut makula di kutub posterior (pasca-radang)(pasca-trauma), retinopati solaris
H31.1 Degenerasi khoroid
Atrofi atau sklerosis khoroid
Kecuali: angioid streaks (H35.3)
H31.2 Distrofi khoroid herediter
Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid
Dystrophy, choroidal (central areolar)(umum)(peripapillaris)
Kecuali: ornithinaemia (E72.4)
H31.3 Perdarahan dan ruptur khoroid
Perdarahan khoroid: NOS, expulsif
H31.4 Pelepasan khoroid
H31.8 Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid
H31.9 Kelainan choroid, tidak dijelaskan
H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
H32.0*Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Chorioretinitis: TB (A18.5), sifilis lanjut (A52.7), toxoplasma (B58.0)
H32.8*Kelainan lain khorio-retina pada penyakit c.e.
H33 Pelepasan dan robekan retina
Kecuali pelepasan epitel pigment retina (H35.7)
H33.0 Pelepasan retina dengan robekan retina
Pelepasan retina rhegmatogenosa
H33.1 Retinoschisis kista retina
Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS
Kecuali: retinoskisis kongenital (Q14.1), degenerasi microkistoid retina (H35.4)
H33.2 Pelepasan retina serosa
Pelepasan retina: NOS, tanpa robekan retina
Kecuali: khorioretinopati serosa sentralis (H35.7)
H33.3 Robekan retina tanpa pelepasan
Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan
Kecuali: parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina (H59.8)
degenerasi retina perifer tanpa robekan (H35.4)
H33.4 Pelepasan retina akibat tarikan (traksi)
Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina
H33.5 Pelepasan retina lainnya
H34 Sumbatan pembuluh darah retina
Kecuali
amaurosis fugax (G45.3)
VII-8
Glaukoma (H40-H42)
H40 Glaukoma
Kecuali: glaukoma absolut (H44.5), traumatika akibat cedera lahir (P15.3), kongenital (Q15.0)
H40.0 Glaukoma suspect [tersangka glaukoma]
Hipertensi okuli
ICD 10 2nd ed, Update April 08
VII-9
VII-10
VII-11
H49.0
H49.1
H49.2
H49.3
H49.4
H49.8
VII-12
VII-13
VII-14
VII-15
VIII-2
VIII-3
VIII-4
VIII-5
VIII-6
H93.1
H93.2
H93.3
H93.8
H93.9
VIII-7
Penyakit ini adalah komplikasi dari radang akut infeksi Streptokokus hemolitikus
Group A, khas dengan arthritis, khorea Sydenham, karditis, dan kulit. Arthritis adalah
manifestasi klinis paling umum, biasanya melibatkan tumit, lutut, siku, dan pergelangan. Sendi
nyeri, bisa merah, panas, sembab, dan berisi cairan. Khorea Sydenham adalah penyakit sistem
syaraf pusat dengan gerakan bawah sadar tanpa tujuan, tidak berulang-ulang, dan menghilang
tanpa gejala sisa neurologis. Karditis bisa berupa geseran perikardium, suara bising,
pembesaran jantung, atau kegagalan jantung. Nodul bawah kulit biasanya di permukaan
ekstensor sendi besar, tidak nyeri, dan membaik dengan pengobatan sendi atau jantung.
Eritema marginatum kulit berupa merah berbelok-belok, tidak menonjol, dan tidak nyeri.
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I00
Demam rematik tanpa disebutkan keterlibatan jantung.
Arthritis rematik, akut atau subakut
I01
Demam rematik dengan keterlibatan jantung
Kecuali: penyakit-penyakit kronik yang asal-usulnya rematik (I05-I09), kecuali kalau demam
rematik terdapat pula atau kalau ada bukti munculnya kembali atau adanya aktifitas
proses rematik. Pada kasus dengan keraguan tentang aktifitas rematik pada waktu
kematian, rujuk aturan pengkodean mortalitas pada Volume 2.
Catatan dari Volume 2
Demam rematik (I00-I02) atau penyakit jantung rematik (I05-I09)
penyebabnya selain demam skarlet (A38), septikemia streptokokus (A40.-),
radang farings streptokokus (J02.0), dan tonsilitis akut (J03.-) adalah sangat
musykil.
Kalau proses rematik tidak dinyatakan aktif pada saat kematian, kondisi itu
dianggap aktif kalau kondisi jantung (selain kondisi terminal dan endokarditis
bakteri) yang dianggap rematik atau akibat demam rematik dinyatakan akut
atau subakut.
Tanpa pernyataan ini, karditis, endokarditis, miokarditis, pankarditis dan
penyakit jantung dianggap akut kalau interval antara onset dan kematian <1
tahun, atau kalau interval tidak disebutkan, usia kematian < 15 tahun.
Perikarditis dapat dianggap akut pada usia berapa saja.
I01.0
IX-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Hipertensi adalah tekanan darah >140/90 mmHg, baik primer (hipertensi essensial) yang
penyebabnya tidak diketahui, atau sekunder akibat penyakit di tempat lain.. Hipertensi
bisa menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal, dan bisa pula disebabkan oleh
kerusakan ginjal, adrenal, tiroid, dsb. Hipertensi renovaskuler adalah peningkatan kronik
tekanan darah sistemik akibat penyempitan arteri renalis atau cabang-cabangnya.
Kecuali: melibatkan pembuluh darah koroner (I20-I25)
hipertensi pulmonalis (I27.0)
mempersulit kehamilan, melahirkan dan nifas (O10-O11, O13-O16)
hipertensi neonatus (P29.2)
I10
Hipertensi essensial (primer)
Tekanan darah tinggi
Hipertensi (arteri)(esensial)(primer)(sistemik)(ringan)(berat)
Kecuali: melibatkan pembuluh darah pada: mata (H35.0), otak (I60-I69),
I11
Penyakit jantung hipertensif
Termasuk: semua keadaan pada I50.-, I51.4-I51.9 akibat hipertensi
I11.0 Penyakit jantung hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
Gagal jantung hipertensif
I11.9 Penyakit jantung hipertensif tanpa kegagalan jantung (kongestif)
Penyakit jantung hipertensif NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I12
Penyakit ginjal hipertensi
Termasuk: semua keadaan pada N00-N07, N18.-, N19 atau N26 bersama kondisi I10
arteriosklerosis ginjal, nefritis arteriosklerotik (kronik) (intersitialis)
nefropati hipertensif, nefrosklerosis
Kecuali: hipertensi sekunder (I15.-)
I12.0 Penyakit ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
Gagal ginjal hipertensif
I12.9 Penyakit ginjal hipertensif tanpa gagal ginjal
Penyakit ginjal hipertensi NOS
I13
Penyakit jantung dan ginjal hipertensi
Termasuk: semua kondisi pada I11.- bersama semua kondisi pada I12.penyakit: kardiorenal, penyakit ginjal kardiovaskular
I13.0 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif)
I13.1 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal ginjal
I13.2 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif dengan gagal jantung (kongestif) serta
gagal ginjal
I13.9 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif, tak dijelaskan
I15
Hipertensi sekunder
Kecuali: melibatkan pembuluh darah: mata (H35.0)
melibatkan pembuluh darah: otak (I60-I69)
I15.0 Hipertensi renovaskuler
I15.1 Hipertensi akibat kelainan ginjal lainnya
I15.2 Hipertensi akibat kelainan endokrin
I15.8 Hipertensi sekunder lain
I15.9 Hipertensi sekunder, tak dijelaskan
Untuk morbiditas, durasi pada kategori I21-I25 adalah interval antara awal episode
iskemia dan admisi.
Untuk mortalitas, durasi adalah interval antara awal episode iskemia dan kematian.
Termasuk: Kalau disebutkan hipertensi (I10-I15)
I20
Angina pektoris
I20.0 Unstable angina
Angina: crescendo, de novo effort, makin berat waktu bekerja
Sindroma: koroner intermediate, preinfark
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I20.1
IX-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I23
Komplikasi tertentu sekarang menyusul MCI akut
Kecuali: kondisi berikut ini, kalau:
- muncul bersama MCI akut (I21-I22)
- tidak dinyatakan sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut (I31.-, I51.-)
I23.0 Hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.1 Atrial septal defect (ASD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.2 Ventricular septal defect (VSD) sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI
akut
I23.3 Ruptur dinding jantung tanpa hemoperikardium sebagai komplikasi sekarang
menyusul MCI akut
Kecuali: dengan hemoperikardium (I23.0)
I23.4 Ruptura khordae tendineae sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.5 Ruptur m. papillaris sebagai komplikasi sekarang menyusul MCI akut
I23.6 Trombosis atrium, apendix aurikula, dan ventrikel sebagai komplikasi
sekarang menyusul MCI akut
I23.8 Komplikasi sekarang lainnya menyusul MCI akut
I24
Penyakit jantung iskemik akut lainnya
Kecuali: angina pectoris (I20.-),
iskemia miokadium sementara pada bayi baru lahir (P29.4)
I24.0 Trombosis koroner yang tidak menyebabkan MCI
Embolisme, oklusi, tromboembolisme (arteri)(vena) koronaria:
yang tidak menyebabkan MCI
Kecuali: dinyatakan kronik atau durasi > 4 mg (28 hari) sejak onset (I25.8)
I24.1 Sindroma Dressler
Sindorma pasca MCI
I24.8 Bentuk lain penyakit jantung iskemik akut:
Kegagalan koroner
Insufisiensi koroner
I24.9 Penyakit jantung iskemik akut, tak dijelaskan
Kecuali: penyakit jantung iskemik (kronik) NOS (I25.9)
I25
Penyakit jantung iskemik kronik
Kecuali: penyakit kardiovaskuler NOS (I51.6)
I25.0 Penyakit kardiovaskuler atherosklerotik, dinyatakan demikian
I25.1 Penyakit jantung atherosklerotik koroner
Penyakit, sklerosis, ateroma, aterosklerosis:
pada (arteri) koronaria
I25.2 MCI lama
MCI sembuh
MCI sebelumnya didiagnosa dengan ECG atau pemeriksaan khusus lain, tapi saat ini
tidak menunjukkan gejala
I25.3 Aneurisma jantung
Aneurisma: mural, ventrikel
I25.4 Aneurisma arteri koronaria
Fistula arterio-vena koronaria, didapat
Kecuali: aneurisma (arteri) koronaria kongenital (Q24.5)
I25.5 Kardiomiopati iskemik
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I37.1
IX-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan akut miokardium, yang penyebabnya bukan penyakit
katup, pembuluh darah, sistem konduksi, a. koronaria, atau cacad perkembangan. Jenis dilatasi
atau hipertrofi ventrikel disebabkan oleh kesulitan memompakan darah, dan jenis restriktif
adalah kurangnya pengembangan ventrikel dibandingkan pengisian darah waktu diastolik.
Kecuali:
I42.0
I42.1
I42.2
I42.3
I42.4
I42.5
I42.6
I42.7
I42.8
I42.9
IX-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Cardiac arrest
Cardiac arrrest [serangan jantung] adalah tidak cukupnya kontraksi ventrikel sehingga
sirkulasi sistemik gagal. Penyebab utamanya fibrillasi ventrikel, diikuti hilangnya kesadaran,
pernafasan, tekanan darah dan suara jantung, lalu kematian dengan sianosis dan pupil melebar.
Kecuali:
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
syok kardiogenik (R57.0)
I46.0 Cardiac arrest dengan resusitasi berhasil
I46.1 Sudden cardiac death; begitu dituliskan
Kecuali: mati mendadak NOS (R96.-)
mati mendadak dengan:
- infark miokardium (I21-I22), kelainan konduksi (I44-I45)
I46.9 Cardiac arrest, tak dijelaskan
I47
Takikardia paroxismal
Takikardia paroksismal adalah peningkatan mendadak denyut jantung.
Aritmia ventrikel re-entri terjadi karena masuknya impuls kembali ke dalam sistem HisPurkinje dan otot ventrikel, yang seharusnya menghilang dan diganti dengan impuls yang baru.
Takikardia paroksismal supraventrikel dimulai dari atrium atau nodus AV dengan
peningkatan denyut menjadi 100-200/menit, konduksi atrium dan ventrikel sama banyak (1:1).
Takikardia ventrikel adalah kenaikan teratur denyut ventrikel menjadi 100-200/menit.
Kecuali:
I47.0
I47.1
I47.2
I47.9
mempersulit:
- abortus atau hamil mola atau ektopik (O00-O07, O08.8)
- bedah dan prosedur obstetri (O75.4)
takikardia: NOS (R00.0), sinoaurikuler (R00.0), sinus NOS (R00.0)
Aritmia ventrikel re-entri
Takikardia supraventrikel
Takikardia paroksismal:
- atrium
- atrioventrikel (AV)
- junction [bundel His dan fasikulus]
- nodus
Takikardia ventrikel
Takikardia paroksismal, tak dijelaskan
Sindroma Bouveret(-Hoffmann)
IX-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I48
I49.0
I49.1
I49.2
I49.3
I49.4
I49.5
I49.8
I49.9
I50
Heart failure
Heart failure atau payah jantung (kongestif) adalah sindroma umum penurunan
kontraksi miokardium sehingga curah jantung (cardiac output) tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Penurunan fungsi ini mula-mula hanya timbul pada olahraga, lalu meningkat
dengan muncul ketika istirahat. Penurunan daya kontraksi diikuti oleh kongesti (bendungan)
aliran darah yang menuju ke jantung, dan kelelahan akibat kurangnya curah jantung.
Kecuali:
IX-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I50.1
IX-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I62.1
IX-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I67
Penyakit-penyakit serebrovaskuler lain
Kecuali: sequelae dari kondisi pada daftar berikut (I69.8)
I67.0 Disseksi arteri-arteri serebri, tidak ruptur
Kecuali: ruptur arteri-arteri serebri (I60.7)
I67.1 Aneurisma otak, tidak ruptur
Aneurisma otak NOS
Fistula arteriovena serebri, didapat
Kecuali: aneurisma serebri kongenital, tidak ruptur (Q28.-)
ruptur aneurisma serebri (I60.-)
I67.2 Aterosklerosis serebri
Ateroma arteri serebralis
I67.3 Leukoensefalopati vaskuler progresif
Penyakit Binswanger
Kecuali: dementia vaskuler subkorteks (F01.2)
I67.4 Ensefalopati hipertensif
I67.5 Penyakit Moyamoya
I67.6 Trombosis non-piogenik pada sistem vena intrakranium
Trombosis non-piogenik pada:
- vena otak, sinus vena intrakranium
Kecuali: kalau meimbulkan infark (I63.6)
I67.7 Arteritis serebri, not elsewhere classified
I67.8 Penyakit serebrovaskuler lain yang dijelaskan
Insufisiensi serebrovaskuler akut NOS
Iskemia serebri (kronik)
I67.9 Penyakit serebrovaskuler, tak dijelaskan
I68* Kelainan-kelainan serebrovaskuler pada penyakit c. e.
I68.0* Angiopathy amyloid otak(E85.-)
I68.1* Arteritis serebri pada penyakit infeksi dan parasit c. e.
Arteritis serebri pada:
- TB (A18.8), listeria (A32.8), sifilis (A52.0)
I68.2* Arteritis serebri pada penyakit lain c. e.
Arteritis serebri pada systemic lupus erythematosus (M32.1)
I68.8* Kelainan serebrovaskuler lain pada penyakit c. e..
I69
Sequelae penyakit serebrovaskuler
Catatan: Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi pada I60-I67 sebagai
penyebab sekuel, yang mereka sendiri diklasifikasikan di bagian lain. Sekuel
mencakup kondisi yang disebut demikian atau efek jangka panjang, atau terdapat
satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
I69.0 Sekuel perdarahan subarakhnoid
I69.1 Sekuel perdarahan intraserebri
I69.2 Sekuel perdarahan intrakranium non-traumatika lain
I69.3 Sekuel infark serebri
I69.4 Sekuel stroke, yang tidak dinyatakan sebagai perdarahan atau infark
I69.8 Sekuel penyakit serebrovaskuler lain dan tak dijelaskan
IX-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I72
Aneurisma lain
Termasuk: aneurisma (cirsoid)(palsu)(ruptur)
Kecuali: aneurisma (pada):
- retina (H35.0)
- jantung (I25.3), koronaria (I25.4), a. pulmonalis (I28.1)
- serebri ruptur (I60.-), serebri (nonruptur) (I67.1)
- aorta (I71.-), varicose (I77.0)
- arteriovena: NOS (Q27.3), didapat (I77.0)
I72.0 Aneurisma a. karotid
I72.1 Aneurisma a. anggota atas
I72.2 Aneurisma a. renalis
I72.3 Aneurisma a. iliaka
I72.4 Aneurisma arteri anggota bawah
I72.8 Aneurisma arteri lain yang dijelaskan
I72.9 Aneurisma pada situs yang tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I73
Penyakit pembuluh darah perifer lainnya
Kecuali: spasma arteri otak (G45.9),
frostbite (T33-T35), immersi tangan atau kaki (T69.0)
chilblains (T69.1) [merah, bengkak, gatal pada jari, hidung, telinga karena dingin]
I73.0 Sindroma Raynaud
Penyakit, gangren, atau fenomenon (sekunder): Raynaud
I73.1 Thromboangiitis obliterans [Buerger]
I73.8 Penyakit pembuluh darah perifer lain yang dijelaskan
Acrocyanosis
Acroparaesthesia: simple [tipe Schultze], vasomotor [tipe Nothnagel]
Erythrocyanosis [garis-garis merah ungu di paha, sering bersama chilblain]
Erythromelalgia [pelebaran nyeri pada pembuluh darah anggota]
I73.9 Penyakit pembuluh darah perifer, tak dijelaskan
Claudicatio intermittent
Spasme arteri
I74
Embolisme dan trombosis arteri
Termasuk: infark: embolik, trombotik
oklusi: embolik, trombotik
Kecuali: embolisme dan trombosis:
- retina (H34.-), koronaria (I21-I25), pulmonalis (I26.-),
- mesenterika (K55.0), renalis (N28.0)
- vertebralis (I63.0-I63.2, I65.0), basilaris (I63.0-I63.2, I65.1),
- karotid (I63.0-I63.2, I65.2), preserebri (I63.0-I63.2, I65.9)
- serebri (I63.3-I63.5, I66.9),
- mempersulit abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.2)
- mempersulit hamil, melahirkan dan nifas (O88.-)
I74.0 Embolisme dan trombosis aorta abdominalis
Sindroma bifurkatio aorta
Sindroma Leriche
I74.1 Embolisme dan trombosis bagian aorta lain dan tak dijelaskan
I74.2 Embolisme dan trombosis arteri anggota atas
I74.3 Embolisme dan trombosis arteri anggota bawah
I74.4 Embolisme dan trombosis arteri anggota, tak dijelaskan
Embolisme arteri perifer
I74.5 Embolisme dan trombosis arteri iliaka
I74.8 Embolisme dan trombosis arteri lain
I74.9 Embolisme dan trombosis arteri yang tak dijelaskan
I77
Kelainan lain arteri dan arteriol
Kecuali: a. pulmonalis (I28.-)
angiitis hipersensitivitas (M31.0), penyakit kolagen (vaskuler) (M30-M36)
I77.0 Fistula arterio-vena, didapat
Varix dengan aneurisma
Aneurisma arterio-vena, didapat
Kecuali: koronaria (I25.4), serebri (I67.1)
aneurisma arteriovena NOS (Q27.3)
traumatika - lihat cedera pembuluh darah menurut regio tubuh.
I77.1 Striktura arteri
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Haemoroid
IX-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Termasuk: piles
varises vena anus dan rektum
Kecuali: mempersulit: kehamilan (O22.4), melahirkan dan nifas (O87.2)
I84.0 Haemoroid internal dengan trombosis
I84.1 Haemoroid internal dengan komplikasi lain
Haemoroid internal dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.2 Haemoroid internal tanpa komplikasi
Haemoroid internal NOS
I84.3 Haemoroid external dengan trombosis
Trombosis perianus
Hematoma perianus (nontraumatika)
I84.4 Haemoroid external dengan komplikasi lain
Haemoroid external dengan:
- perdarahan. prolaps, strangulata, ulserasi
I84.5 Haemoroid external tanpa komplikasi
Haemoroid external NOS
I84.6 Tonjolan kulit (skin tags) sisa haemoroid
Skin tags pada anus atau rektum
I84.7 Haemoroid dengan trombosis yang tak dijelaskan
Haemoroid dengan trombosis, tak dijelaskan internal atau external
I84.8 Haemoroid yang tak dijelaskan dengan komplikasi lain
Haemoroid yang tak dijelaskan internal atau external dengan:
- perdarahan, prolaps, strangulata, ulserasi
I84.9 Haemoroid yang tak dijelaskan tanpa komplikasi
Haemoroid NOS
I85
Varises esofagus
I85.0 Varises esofagus dengan perdarahan
I85.9 Varises esofagus tanpa perdarahan
Varises esofagus NOS
I86
Varises vena pada situs lain
Kecuali: varises retina (H35.0)
varises vena pada situs yang tak dijelaskan (I83.9)
I86.0 Varices sublingualis
I86.1 Varices skrotum
Varicocele
I86.2 Varices pelvis
I86.3 Varices vulva
Kecuali: mempersulit hamil (O22.1)
mempersulit melahirkan dan nifas (O87.8)
I86.4 Varises lambung
I86.8 Varises vena pada situs lain yang dijelaskan
Varises vena pada septum hidung
I87
Kelainan vena lain
I87.0 Sindroma pasca-flebitis
ICD 10 2nd ed, Update April 08
IX-24
ICD 10 2nded
Apikes Iris
I87.1
Kompresi vena
Striktura vena
Sindroma vena kava (inferior) (superior)
Kecuali: pulmonalis (I28.8)
I87.2 Insuffisiensi vena (kronik) (periferal)
I87.8 Kelainan vena lain yang dijelaskan
I87.9 Kelainan vena, tak dijelaskan
I88
Limfadenitis nonspesifik
Kecuali: penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (B23.1)
limfadenitis akut, selain mesenterika (L04.-)
pembesaran nodus limfe NOS (R59.-)
I88.0 Limfadenitis mesenterika nonspesifik
Limfadenitis mesenterika (akut)(kronik)
I88.1 Limfadenitis kronik, selain mesenterika
Adenitis kronik pada semua nodus limfe selain mesenterika
Limfadenitis kronik, pada semua nodus limfe selain mesenterika
I88.8 Limfadenitis nonspesifik lain
I88.9 Limfadenitis nonspesifik, tak dijelaskan
Limfadenitis NOS
I89
Kelainan non-infektif lain pembuluh limfatik dan nodus limfe
Kecuali: chylocele: filaria (B74.-), tunica vaginalis (non-filaria) NOS (N50.8)
limfoedema pasca-mastektomi (I97.2)
limfoedema herediter (Q82.0)
pembesaran kelenjar limfe NOS (R59.-)
I89.0 Limfoedema, not elsewhere classified
Limfangiektasis
I89.1 Limfangitis
Limfangitis: NOS, kronik, subakut
Kecuali: limfangitis akut(L03.-)
I89.8 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe lain yang dijelaskan
Chylocele (nonfilaria), retikulosis lipomelanotik
I89.9 Kelainan non-infektif pembuluh limfatik dan kelenjar limfe, tak dijelaskan
Penyakit pembuluh limfatik NOS
IX-25
ICD 10 2nded
Apikes Iris
IX-26
CHAPTER X. PENYAKIT-PENYAKIT
SISTEM PERNAFASAN (J00-J99)
Kalau suatu kondisi pernafasan dinyatakan berada pada lebih dari satu tempat dan
tidak memiliki indeks spesifik, maka ia harus diklasifikasi pada situs anatomis yang lebih
rendah (misalnya, trakheobronkitis menjadi bronkitis pada J40).
Kecuali:
J00
Nasofaringitis akut [common cold]
Coryza (akut); nasal catarrh [rhinitis katarrhalis], akut; rhinitis akut, rhinitis infektif
Nasofaringitis: NOS, infektif NOS
Kecuali: rhinitis: vasomotor (J30.0), allergika (J30.1-J30.4), kronik (J31.0), NOS (J31.0)
faringitis dan sore throat: NOS (J02.9), akut (J02.-), kronik (J31.2)
nasofaringitis, kronik (J31.1)
J01
Sinusitis akut
Termasuk: abses, empyema, infeksi, radang, suppurasi
yang dinyatakan akut pada sinus (aksesorius)(nasalis):
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: sinusitis, kronik atau NOS (J32.-)
ICD 10 2nded
J01.0
J01.1
J01.2
J01.3
J01.4
J01.8
J01.9
Apikes Iris
J02
Faringitis akut
Termasuk: sore throat akut
Kecuali: abses: retrofarings (J06.0), peritonsil (J36), farings (J39.1)
laringofaringitis akut (J06.0), faringitis kronis (J31.2)
J02.0 Faringitis streptokokus
Sore throat streptokokus
Kecuali: scarlet fever (A38)
J02.8 Faringitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringitis (akibat):
herpesvirus [herpes simplex] (B00.2), vesikularis enterovirus (B08.5),
mononukleosis infeksiosa (B27.-)
virus influenza: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J02.9 Faringitis akut, tidak dijelaskan;
Faringitis (akut) NOS, gangrenosa, infektif NOS, supuratif, ulseratif
Sore throat (akut) NOS
J03
Tonsillitis akut
Kecuali: abses peritonsil (J36)
sore throat: akut (J02.-), streptokokus (J02.0), NOS (J02.9)
J03.0 Tonsillitis streptokokus
J03.8 Tonsillitis akut karena organisme lain yang dijelaskan
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: faringotonsillitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.2)
J03.9 Tonsillitis akut, tidak dijelaskan
Tonsillitis (akut) NOS, folikuler, gangrenosa, infektif, ulseratif
J04
Laryngitis dand trakheitis akut
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Kecuali: laringitis obstruktif akut [croup] dan epiglottitis (J05.-)
laringismus (stridulus) (J38.5)
J04.0 Laryngitis akut
Laringitis (akut): NOS, edematosa, subglottis, supuratif, ulseratif
Kecuali: laringitis kronik (J37.0)
laringitis influenza, virus: diidentifikasi (J09, J10.1), tak diidentifikasi (J11.1)
J04.1 Trakheitis akut
Trakheitis (akut): NOS, kataralis
Kecuali: trakheitis kronik (J42)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
X-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J10
Influenza karena virus influenza lain yang diidentifikasi
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab:
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J10.0 Influenza dengan pneumonia, virus influenza lain diidentifikasi
(Broncho) pneumonia influenza, virus influenza lain diidentifikasi
J10.1 Influenza dengan manifestasi pernafasan lain, virus influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
Influenza
Infeksi saluran pernafasan atas akut, faringitis, laringitis, effusi pleura: influenza,
J10.8 Influenza dengan manifestasi lain, virus influenza lain diidentifikasi
Virus influenza lain diidentifikasi pada:
ensefalopati akibat influenza,
miokarditis (akut) influenza, gastroenteritis influenza:
J11
Influenza, virus tidak teridentifikasi
Termasuk: influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
influenza virus, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
Kecuali: Haemophilus influenzae [H. influenzae]:sebagai penyebab
infeksi NOS (A49.2), meningitis (G00.0), pneumonia (J14)
J11.0 Influenza dengan pneumonia, virus tidak diidentifikasi
(Bronkho) pneumonia influenza, virus spesifik tidak dikatakan telah dikenal
X-3
ICD 10 2nded
J11.1
J11.8
Apikes Iris
J12
Pneumonia virus, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat virus selain virus influenza
Kecuali: pneumonia pada influenza (J09, J10.0, J11.0)
pneumonia: benda padat dan cairan (J69.-), lipoid (J69.1), interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0)
anaesthesia sewaktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0), nifas (O89.0)
pneumonia: kongenital (P23.0), neonatus (P24.9),
pneumonitis rubella kongenital (P35.0)
severe acute respiratory syndrome [SARS] (U04.9)
J12.0 Pneumonia adenovirus
J12.1 Pneumonia virus sinsitium pernafasan (respiratory syncytial virus)
J12.2 Pneumonia virus parainfluenza
J12.8 Pneumonia virus lainnya
J12.9 Pneumonia virus, tidak dijelaskan
J13
Pneumonia akibat Streptococcus pneumoniae
Bronchopneumonia akibat S. pneumoniae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat S. pneumoniae (P23.6)
pneumonia akibat streptokokus lain (J15.3-J15.4)
J14
Pneumonia akibat Haemophilus influenzae
Bronchopneumonia akibat H. influenzae
Kecuali: pneumonia kongenital akibat H. influenzae
J15
Pneumonia bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bronkhopneumonia akibat bakteri selain S. pneumoniae and H. influenzae
Kecuali: penyakit Legionnaires (A48.1),
pneumonia khlamidia (J16.0), pneumonia kongenital (P23.-)
J15.0 Pneumonia akibat Klebsiella pneumoniae
J15.1 Pneumonia akibat Pseudomonas
J15.2 Pneumonia akibat stafilokokus
J15.3 Pneumonia akibat streptokokus, group B
J15.4 Pneumonia akibat streptokoki lain
Kecuali pneumonia akibat: streptokokus, group B (J15.3), S pneumoniae (J13)
J15.5 Pneumonia akibat Escherichia coli
J15.6 Pneumonia akibat bakteri Gram negatif aerobik lain:
Pneumonia akibat Serratia marcescens
J15.7 Pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae
J15.8 Penumonia bakteri lainnya
X-4
ICD 10 2nded
J15.9
Apikes Iris
J16
Penumonia akibat organisme menular lainnya, n e c.
Kecuali: ornithosis (A70), pneumocystosis (B59)
pneumonia: NOS (J18.9), kongenital (P23.-)
J16.0 Pneumonia khlamidia
J16.8 Penumonia akibat organisme menular lainnya yang dijelaskan
J17* Pneumonia pada penyakit yan diklasifikasi di tempat lain
J17.0* Pneumonia pada penyakit bakteri c.e.
Pneumonia (akibat)(dalam):
demam tifoid (A01.0), infeksi salmonella (A02.2), tularaemia (A21.2),
anthrax (A22.1), whooping cough [batuk rejan] (A37.-), aktinomikosis (A42.0),
nokardiosis (A43.0), gonorrhoea (A54.8)
J17.1* Pneumonia pada penyakit virus c.e.
Pneumonia pada: varisella (B01.2), measles (B05.2), rubella (B06.8), penyakit
cytomegalovirus (B25.0)
J17.2* Pneumonia pada penyakit jamur (mycoses)
Pneumonia dalam: kandidiasis (B37.1), kokidioidomikosis (B38.0-B38.2),
histoplasmosis (B39.-), aspergillosis (B44.0-B44.1)
J17.3* Pneumonia pada penyakit parasit
Pneumonia dalam: toxoplasmosis (B58.3), skistosomiasis (B65.-), askariasis (B77.8)
J17.8* Pneumonia pada penyakit lain c.e.
Pneumonia (dalam): spirochaeta, not elsewhere classified (A69.8), ornithosis (A70 ),
Q fever (A78), demam rematik (I00)
J18
Pneumonia, organisme tidak dijelaskan
Kecuali: pneumonia aspirasi (akibat):
NOS (J69.0),
anaesthesia waktu: hamil (O29.0), melahirkan (O74.0), nifas (O89.0)
pneumonia: solids and liquids (J69.-), lipoid (J69.1)
pneumonia: interstitialis biasa (J84.1), interstitialis NOS (J84.9)
pneumonia: kongenital (P23.9), neonatus (P24.9)
pneumonitis, akibat agen eksternal (J67-J70)
kelainan interstitium paru-paru akibat obat (J70.2-J70.4)
abses paru-paru dengan pneumonia (J85.1)
J18.0 Bronchopneumonia, tidak dijelaskan
Kecuali: bronkhiolitis (J21.-)
J18.1 Pneumonia lobus, tidak dijelaskan
J18.2 Pneumonia hipostatik, tidak dijelaskan
J18.8 Pneumonia lain, organism tidak dijelaskan
J18.9 Pneumonia, tidak dijelaskan
X-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J20
Bronkhitis akut
Termasuk: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia di bawah 15 tahun
bronkhitis akut dan subakut (dengan):
bronkhospasme, tracheitis, septik, fibrinosa, membranosa, purulenta
tracheobronkhitis, akut
Kecuali: bronkhitis NOS, pada orang yang berusia 15 tahun atau lebih (J40)
trakheobronkhitis: NOS (J40), kronik (J42), kronik obstruktif (J44.-)
bronkhitis allergika NOS (J45.0)
bronkhitis kronik:
simpel (J41.0), mukopurulenta (J41.1), NOS (J42), obstruktif (J44.-)
J20.0 Bronkhitis akut akibat Mycoplasma pneumoniae
J20.1 Bronkhitis akut akibat Haemophilus influenzae
J20.2 Bronkhitis akut akibat streptococcus
J20.3 Bronkhitis akut akibat coxsackievirus
J20.4 Bronkhitis akut akibat virus parainfluenza
J20.5 Bronkhitis akut akibat respiratory syncytial virus
J20.6 Bronkhitis akut akibat rhinovirus
J20.7 Bronkhitis akut akibat echovirus
J20.8 Bronkhitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J20.9 Bronkhitis akut, tidak dijelaskan
J21
Bronkhiolitis akut
Termasuk: dengan bronkhospasme
J21.0 Bronkhiolitis akut akibat respiratory syncytial virus
J21.8 Bronkhiolitis akut akibat organisme lain yang dijelaskan
J21.9 Bronkhiolitis akut, tidak dijelaskan
Bronkhiolitis (akut)
J22
Infeksi pernafasan bawah akut yang tidak dijelaskan
Infeksi (saluran) pernafasan (bawah) akut NOS
Kecuali: infeksi saluran pernafasan atas (akut) (J06.9)
X-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J31
J31.0
X-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J41
Bronkitis kronik sederhana dan mukopurulenta
Kecuali: bronkhitis kronis: NOS (J42). obstruktif (J44.-)
J41.0 Bronkhitis kronik sederhana
J41.1 Bronkhitis kronik purulenta
J41.8 Bronkhitis kronik sederhana dan purulenta bercampur
J42
Bronkitis kronis yang tidak dijelaskan
Bronkhitis kronis NOS, trakeitis kronis, trakeobronkitis kronis
Kecuali: bronkhitis kronik simpel dan mucopurulent (J41.-)
bronkhitis asthmatika kronik, bronkhitis emfisematosa kronik (J44.-)
bronkhitis kronik. dengan obstruksi jalan udara (J44.-)
penyakit paru-paru obstruktif kronik NOS (J44.9)
J43
Emfisema
Kecuali: emfisema dengan bronkhitis kronik (obstruktif) (J44.-)
bronkhitis emfisematosa (obstruktif) (J44.-)
emfisema akibat inhalasi zat kimia, gas, asap atau uap (J68.4)
emfisema: interstitialis (J98.2), mediastinum (J98.2), kompensasi (J98.3)
emfisema subkutis traumatika (T79.7), surgical (subkutis) (T81.8)
emfisema interstitialis neonatus (P25.0)
J43.0 Sindroma MacLeod
Emfisema unilateral, transparensi paru-paru unilateral
J43.1 Emfisema panlobular
Emfisema panasinus
J43.2 Emfisema sentrilobularis
J43.8 Emfisema lain
J43.9 Emfisema, tidak dijelaskan
Emphysema (paru-paru): NOS, bullosa, vesicularis
Emphysematous bleb
J44
Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) lainnya
Termasuk: bronkitis asmatika kronik:, asma obstruktif kronis
bronkitis kronik dengan: sumbatan jalan udara
bronkitis emfisematosa kronik:, bronkitis kronik dengan emfisema
bronkhitis obstruktif kronis, trakeobronkitis obstruktif kronis
Kecuali: bronkitis kronis simpel dan mukopurulenta (J41.-)
bronkitis kronis NOS , trakheitis kronis , trakheobronkitis kronis (J42)
emfisema (J43.-), asma (J45.-), bronkitis asmatika NOS (J45.9), bronkiektasia (J47)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70)
J44.0 PPOK dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut
Kecuali: dengan influenza (J09-J11)
J44.1 PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dijelaskan
J44.8 PPOK lain yang dijelaskan:
Bronkitis kronis: asmatika (obstruktif) NOS, emfisematosa NOS,. obstruktif NOS
Excludes:
dengan infeksi saluran pernafasan bawah (J44.0)
dengan eksaserbasi akut (J44.1)
J44.9 PPOK yang tidak dijelaskan:
Obstruksi kronis saluran udara NOS, PPOK NOS
X-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J45
Asthma
Kecuali: bronkitis asmatika (obstruktif) kronis (J44.-), asma obstruktif kronis (J44.-)
asma berat akut (J46), status asmatikus (J46)
penyakit paru-paru akibat agen luar (J60-J70), asma eosinifilika (J82)
J45.0 Asma dengan alergi menonjol
Bronkitis alergika NOS, rhinitis alergika dengan asma
Asma atopik, asma alergika ekstrinsik, hay fever dengan asma
J45.1 Asma non-allergi
Asma idiosinkratik, asma intrinsik non-alergika
J45.8 Asma campuran
Kombinasi kondisi-kondisi pada J45.0 dan J45.1
J45.9 Asma, tidak dijelaskan
Bronkitis asmatika NOS, late onset asthma
J46
Status asthmaticus
Asma berat akut
J47
Bronchiectasis
Bronchiolectasis
Kecuali: bronkiektasia dengan TB (saat ini) (A15-A16), bronkiektasia kongenital (Q33.4)
Efek zat yang terhirup tergantung pada berbagai faktor seperti sifat fisika dan kimia,
kerentanan bagian yang terlibat, tempat penumpukan zat di bronkus, dan jumlahnya. Efek
terhadap hidung bisa berupa rhinitis alergi, perforasi septum, dan kanker hidung, sedangkan
terhadap trakhea dan bronkus bisa berupa bronkhokonstriksi, bronkhitis, dan kanker paruparu. Paru-paru bisa mengalami pneumonitis hipersensitif, pneumokoniosis, dan kerusakan
akut dengan edema dan bronkiolitis.
Pneumokoniosis adalah penyakit parenkim paru-paru akibat penghirupan kronis debu
inorganik (mineral). Debu inorganik yang bersifat fibrogenik mengandung silika, batubara,
asbestos, atau berillium. Kadang-kadang, debu logam berat dan aluminium menyebabkan
fibrosis paru-paru yang luas. Debu yang sulit bereaksi, seperti besi oksida, barium, dan timah
tidak bersifat fibrogenik; masing-masing menyebabkan siderosis, baritosis, dan stannosis.
Silikosis adalah penyakit akibat pekerjaan yang paling lama dikenal, biasanya setelah
menghirup partikel halus silika pada industri tambang logam (timah hitam, batubara, perak,
emas), pengolahan logam, pembuatan guci, dan pemotongan granit. Biasanya muncul setelah
20-30 tahun menghadapi pekerjaan tersebut, tapi bisa <10 tahun di pertambangan.
Penumpukan debu organik yang bersifat antigen di dalam parenkim paru-paru dapat
menyebabkan terjadinya pneumonitis hipersensitif. Penyakit lain yang bisa timbul adalah asma
pekerjaan (occupational asthma), yaitu penyumbatan saluran udara yang luas, hilang-timbul,
dan bisa membaik kembali, akibat alergen di tempat bekerja. Asma pekerjaan ini terjadi kalau
telah bekerja selama 1,5 s/d 5 tahun, dan bukan dalam bulan-bulan pertama bekerja.
Byssinosis misalnya, adalah bronkhokonstriksi yang terjadi pada pekerja yang berhubungan
dengan kapas, benang tenun (flax) dan serat tanaman dari genus Cannabis (hemp).
Pneumomitis hipersensitif adalah penyakit granuloma interstitium paru-paru akibat
respons allergi terhadap debu organik, atau zat-zat kimia sederhana seperti isosianat, vinil
ICD 10 2nd ed, Update April 08
X-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
oksida, phtalic anhidrida, dsb. Penyakit yang muncul bisa akibat jamur jerami (farmers lung),
serat tebu (bagassosis), kotoran burung (bird fanciers lung), kulit kayu oak untuk sumbat
botol (suberosis), jamur ragi (maltworkers lung), jamur cendawan, kulit kayu maple, jamur
pada air-conditioner [AC] atau humidifier [pelembab udara], dan lainnya.
Kondisi pernafasan bisa juga dipengaruhi oleh inhalasi zat-zat kimia, gas-gas, asap, dan
uap. Zat-zat ini dapat menyebabkan iritasi akut atau kronis. Penyakit yang ditimbulkan
bervariasi menurut jenis zat yang dihirup.
J60
Coalworker's pneumoconiosis
Anthrakosilikosis, anthrakosis,
Coalworkers lung (paru-paru pekerja batubara)
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J61
Pneumokoniosis akibat asbes dan serat mineral lainnya
Asbestosis
Kecuali: plak pleura dengan asbestosis (J92.0),
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62
Pneumokoniosis akibat debu yang mengandung silika
Termasuk: Fibrosis silikotik (massif) paru-paru
Kecuali: Pneumokoniosis dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J62.0 Pneumokoniosis akibat debu talkum
J62.8 Pneumokoniosis akibat debu lain yang mengandung silika: silikosis NOS
Silikosis NOS
J63
Pneumokoniosis akibat debu inorganik lainnya
Kecuali:
dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J63.0 Aluminosis (paru-paru)
J63.1 Fibrosis bauksit (paru-paru)
J63.2 Berylliosis
J63.3 Fibrosis grafit (paru-paru)
J63.4 Siderosis
J63.5 Stannosis
J63.8 Pneumokoniosis akibat debu inorganik lain yang dijelaskan
J64
Pneumokoniosis yang tidak dijelaskan
Kecuali: dengan tuberkulosis pada A15-A16 (J65)
J65
Pneumokoniosis yang berhubungan dengan tuberkulosis
Setiap kondisi pada J60-J64 dengan semua jenis tuberkulosis (A15-A16)
J66
Penyakit saluran udara akibat debu organik spesifik
Kecuali: pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)
farmers lung (J67.0); bagassosis (J67.1)
sindroma disfungsi jalan nafas reaktif (J68.3)
J66.0 Byssinosis
Penyakit saluran udara akibat debu kapas
J66.1 Flax-dresser's disease [penyakit penenun]
J66.2 Cannabinosis
ICD 10 2nd ed, Update April 08
X-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) atau sindroma kesulitan bernafas pada
dewasa adalah kesulitan bernafas dan hipoksemia akibat cedera akut paru-paru. Keadaan ini
dipicu oleh proses akut yang merusak paru-paru; misalnya pneumonia bakteri atau virus,
aspirasi isi lambung, trauma dada, syok berat atau lama, luka bakar, hampir-tenggelam, emboli
lemak, transfusi darah besar-besaran, by-pass kardiopulmonalis, keracunan oksigen, atau
pankreatitis hemoragika akut. ARDS berbeda dari RDS [respiratory distress syndrome] atau
HMD [hyaline membrane disease] pada bayi baru lahir dengan paru-paru tidak mengembang
sebagaimana mestinya akibat kurangnya surfactact (sering pada bayi prematur)
Eosinofilia paru-paru adalah kelompok penyakit dengan infiltrasi eosinofil pada paruparu dan, umumnya, diikuti oleh eosinofilia darah perifer. Penyebabnya bisa parasit (cacing
gelang, larva Toxocara, filaria), obat (penisilin, asam aminosalisitlat, hidralazin, nitrofurantoin,
khlorpropamid, sulfonamida), zat kimia (uap karbonil nikel), dan jamur (Aspergillus
fumigatus). Penyebab lain umumnya tidak jelas, dan diduga akibat hipersensitif. Sindroma
Loffler (pneumonia eosinofilia sederhana) kadang-kadang dianggap penyebab asma ringan.
J80
Adult respiratory distress syndrome [ARDS]
Adult hyaline membrane disease [penyakit membran hialin dewasa]
J81
Edema paru-paru
Edema akut paru-paru
Kongesti (pasif) paru-paru
Kecuali: pneumonia hipostatik (J18.2)
edema paru-paru:
dengan disebutkan sakit jantung NOS atau gagal jantung (I50.1)
akibat zat eksternal (J60-J70), kimiawi (akut) (J68.1)
X-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
J82
Pulmonary eosinophilia, not elsewhere classified
Asma eosinophilia
Pneumonia Lffler
Eosinophilia (paru-paru) tropis NOS
Kecuali: akibat:
aspergillosis (B44.-), infeksi parasit yang dijelaskan (B50-B83)
obat-obatan (J70.2-J70.4), kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M36)
J84
Penyakit interstitium paru-paru lainnya
Kecuali: penyakit paru-paru akibat benda asing (J60-J70)
kelainan insterstitium paru-paru akibat obat-obatan (J70.2-J70.4)
emfisema intersitium (J98.2)
pneumonitis limfoid interstitium akibat penyakit HIV (B22.1)
J84.0 Kondisi alveolus dan parieto-alveolus
Proteinosis alveolaris, mikrolithiasis alveoli paru-paru
J84.1 Penyakit interstitium lain paru-paru dengan fibrosis
Fibrosis paru-paru idiopatik, alveolitis fibrosa (kriptogenik), fibrosis diffusa paru-paru
Sindroma Hamman-Rich
Pneumonia interstitialis biasa
Kecuali: fibrosis paru (kronis) akibat menghirup zat kimia, gas, asap dan uap (J68.4)
fibrosis paru (kronis) setelah radiasi (J70.1)
J84.8 Penyakit interstitium paru-paru lain yang dijelaskan
J84.9 Penyakit interstitium paru-paru, tidak dijelaskan
Pneumonia interstitium NOS
X-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
diikuti oleh infiltrasi sel dan eksudat. Eksudat bisa diserap atau menjadi jaringan fibrosa yang
menyebabkan perlengketan pleura. Penebalan atau kalsifikasi pleura bisa terjadi tanpa
didahului pleurisi akut (misalnya plak asbestos pleura, kalsifikasi pleura idiopatik)
Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas antara pleura viseralis dan parietalis.
Tension pneumothorax (rongga pleura bertekanan positif) terjadi akibat udara yang memasuki
ruang pleura tapi tidak bisa keluar, sehingga paru-paru kolaps. Pneumotoraks spontan, yaitu
udara masuk tanpa didahului trauma, bisa terjadi ketika menyelam dalam atau terbang tinggi,
akibat perubahan tekanan udara yang tidak merata ke seluruh paru-paru. Biasanya sembuh
spontan, tapi akan bermasalah kalau terjadi pada orang dengan penyakit paru-paru yang luas.
J90
Effusi pleura, not elsewhere classified
Pleurisi dengan effusi
Kecuali: pada tuberkulosa (A15-A16),
effusi (pleura) limfe (J94.0);
pleurisy NOS (R09.1),
J91*
J92
Pleural plaque
Termasuk: penebalan pleura
J92.0 Plak pleura dengan terdapatnya asbestos
J92.9 Plak pleura tanpa asbestos
Plak pleura NOS
J93
Pneumothorax
Kecuali: pyopneumothorax (J86.-)
pneumotoraks:
TB (penyakit saat ini) (A15-A16)
kongenital atau perinatal (P25.1), traumatika (S27.0)
J93.0 Tension pneumothorax spontan
J93.1 Pneumothorax spontan lainnya
J93.8 Pneumothorax lain
J93.9 Pneumothorax, tidak dijelaskan
J94
Kondisi lain pada pleura
Kecuali: pleurisy NOS (R09.1), TB (A15-A16)
haemopneumothorax traumatika (S27.2),
haemothorax trauma traumatika (S27.1)
J94.0 Chylous effusion effusi limfe
Effusi chyliformis [berisi cairan limfe]
J94.1 Fibrothorax
J94.2 Haemothorax
Haemopneumothorax
J94.8 Kondisi lain pleura yang dijelaskan
Hydrothorax
J94.9 Kondisi pleura, tidak dijelaskan
X-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
X-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
5. This thirty year old male was admitted for an elective correction of his deviated
ii,septum by septoplasty and tip correction. As lie had also been suffering froni
chrot laryngitis, he also had -a microlaryngoscopy at which nodules on his left
vocal cord removed.
Diagnoses:
Procedures:
26 IM-1 0-AM Exercise W
Diseases and procedures of the respiratory system
1. Diagnoses 134.8
Procedures 41671-02 [3791
2. Diagnoses J14 110 F11.90 150.0
Procedures 95550-03 95550-02 [21401
3. Diagnoses 118.0 G47.3 110
4. Diagnoses J84.1 110 125.10 B37.7 J42 B37.88 N99.0 Y83.0
Procedures 90172-00 [5551 38603-00 [6421 41883-00 15361 13882-02 [5691
13857-00 [5691 13100-00 [1059)
5. Diagnoses 134.2 J37.0 J38.2
Procedures 41671 -02 [3791 45632-00 [16791 41864-00 [5231
X-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
K20 Esofagitis
Abses esofagus; esofagitis: NOS, zat kimia, peptik
Kecuali:
esofagitis reflux (K21.0), dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) (K21.0)
erosi esofagus (K22.1),
K21 Gastroesophageal reflux disease (GERD)
K21.0 Penyakit reflux gastro-esofagus dengan esofagitis:
Esofagitis reflux
K21.9 Penyakit reflux gastro-esofagus tanpa esofagitis:
Reflux esofagus NOS
K22 Penyakit lain esofagus
Kecuali:
varises esofagus(I85.-)
K22.0 Akhalasia kardia:
Akhalasia NOS [akibat peristalsis esofagus gagal, sfingter esofagus kurang relaksasi]
Kardiospasme [spasme singter esofagus dekat lambung]
Kecuali: kardiospasme kongenital (Q39.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XI-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Hernia (K40-K46)
Note: Hernia obstruksi dengan gangren yang diklasifikasikan pada hernia dengan gangren.
Termasuk: Hernia: didapat, rekurens, kongenital (kecuali hernia diafragma atau hiatus)
K40 Hernia inguinalis
Termasuk: Bubonokel, hernia skrotalis,
Hernia inguinalis: NOS, direct, indirect, double, oblique
K40.0 Hernia inguinalis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
K40.1 Hernia inguinalis bilateral, dengan gangren
XI-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Hernia femoralis
Hernia femoralis bilateral, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis bilateral, dengan gangren
Hernia femoralis bilateral, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis bilateral NOS
K41.3 Hernia femoralis unilateral or tidak jelas, dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia femoralis (unilateral), tanpa gangren: inkarserasi, strangulasi, irreducible,
menyebabkan obstruksi
K41.4 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, dengan gangren
K41.9 Hernia femoralis unilateral atau tidak jelas, tanpa obstruksi atau gangren
Hernia femoralis (unilateral) NOS
K42 Hernia umbilikalis
Termasuk: Hernia paraumbilikalis
Kecuali:
Omphalocele (Q79.2)
K42.0 Hernia umbilikalis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia umbilikalis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K42.1 Hernia umbilikalis dengan gangren
Hernia umbilikalis gangrenosa
K42.9 Hernia umbilikalis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia umbilikalis NOS
K43 Hernia ventralis
Termasuk: Hernia: epigastrika atau insisional [tempat sayatan]
K43.0 Hernia ventralis dengan obstruksi, tanpa gangren
Hernia ventralis, tanpa gangren:
inkarserasi, strangulasi, irreducible, menyebabkan obstruksi
K43.1 Hernia ventralis dengan gangren
Hernia ventralis gangrenosa
K43.9 Hernia ventralis tanpa obstruksi atau gangren
Hernia ventralis NOS
K44 Hernia diafragmatika
Termasuk: Hiatus hernia (esofagus)(sliding); hernia paraesofagus
Kecuali:
Hernia kongenital: hiatus (Q40.1), diaphragmatika: (Q79.0)
XI-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XI-24
Kecuali:
L14*
Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
L45*
Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
L54*
Erythema pada penyakit c.e
L62*
Kelainan kuku pada penyakit c.e
L86*
Keratoderma pada penyakit c.e
L99*
Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada penyakit c.e
[c. e. = classified elsewhere, yang diklasifikasikan di bagian lain]
Infeksi sistemik dan organisme infeksi dikode pada Bab I (Penyakit infeksi dan parasit
tertentu). Pada Bab XII ini infeksi yang dikode adalah yang khususnya terdapat pada kulit, tapi
di awal blok ini terdapat catatan yang menyatakan bahwa kode dari Bab I dapat ditambahkan
untuk identifikasi organisme infeksi. Ini hendaknya selalu dilakukan kalau organismenya
dikenal. Perhatikan pula bahwa daftar kecuali disini cukup panjang.
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali: infeksi lokal pada kulit yang diklasifikasikan pada Bab I:
ICD 10 2nded
Apikes Iris
erysipeloid [infeksi kulit, merah, karena menyentuh daging atau ikan] (A26.-)
erysipelas [infeksi Streptococcus pyogenes; muka merah, panas, nyeri] (A46)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] anogenital (A60.-)
infeksi herpesvirus [herpes simplex] (B00.-)
viral warts (B07)
molluskum kontagiosum (B08.1)
mikosis (B35-B49)
pedikulosis, akariasis dan infestasi lain (B85-B89)
zoster (B02.-)
hordeolum [infeksi kelenjar di dasar bulu mata] (H00.0)
dermatitis infektif (L30.3)
granuloma piogenik (L98.0)
panniculitis [radang lemak subkutis] (pada):
lupus (L93.2)
relapsing [Weber-Christian] (M35.6),
leher dan punggung (M54.0)
NOS (M79.3);
perlche [retak pada kulit kering di sudut mulut] (akibat):
kandidiasis (B37.-)
defisiensi riboflavin (E53.0)
NOS (K13.0)
L00 Sindroma kulit melepuh akibat staphylococcus
Pemphigus neonatorum
Penyakit Ritter
Kecuali: toxic epidermal necrolysis [Lyell] (L51.2)
L01 Impetigo
Kecuali: pemphigus neonatorum (L00)
impetigo herpetiformis (L40.1)
L01.0 Impetigo [any organism] [any site]
Impetigo Bockhart
L01.1 Impetiginisasi pada dermatosis lain
L02 Abses, furunkel dan karbunkel kulit
Termasuk: boil, furunkulosis
Kecuali: daerah anus dan rektum (K61.-)
organ genital (eksternal) pria (N48.2, N49.-)
organ genital (eksternal) wanita (N76.4)
L02.0 Abses, furunkel dan karbunkel kulit muka
Kecuali: kelopak (H00.0),
kelenjar lakrimalis (H04.0)
saluran lakrimalis (H04.3)
orbita (H05.0)
telinga, external (H60.0)
hidung (J34.0)
mulut (K12.2)
submandibula (K12.2)
kepala [semua bagian, kecuali muka] (L02.8)
L02.1 Abses, furunkel dan karbunkel kulit leher
L02.2 Abses, furunkel dan karbunkel kulit badan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XII-2
ICD 10 2nded
L02.3
L02.4
L02.8
L02.9
Apikes Iris
Dinding abdomen
Punggung [semua bagian, selain panggul]
Dinding thoraks
Groin [lipat paha dengan perut bawah, inguinal]
Perineum [daerah antara urethra dan anus]
Umbilikus
Kecuali: panggul (L02.4)
mammae (N61)
omphalitis pada neonatus (P38)
Abses, furunkel dan karbunkel kulit bokong
Regio gluteus
Kecuali: kista pilonida dengan abses (L05.0)
Abses, furunkel dan karbunkel kulit anggota
Axilla, panggul, bahu
Abses, furunkel dan karbunkel kulit di tempat lain
Kepala [semua bagian selain muka]
Kulit kepala [scalp]
Abses, furunkel dan karbunkel kulit, tak dijelaskan
Furunkulosis NOS
L03
Sellulitis
Sellulitis adalah radang akut terlokalisir pada kulit,. yang menjadi merah, panas dan
sembab, dan sering diikuti radang kelenjar limfe di dekatnya. Kode pada kategori ini sering
digunakan bersama kode lain. Pada sellulitis akibat terbukanya kulit, luka atau ulkus adalah
kondisi utama, dan sellulitis sebagai kode tambahan. Kalau pasien datang untuk pengobatan
sellulitis tanpa pengobatan luka atau ulkus, sellulitis menjadi diagnosis utama.
Kategori ini juga melibatkan limfangitis akut, tapi kalau terdapat limfadenitis maka
kode dari L04 (Limfadenitis akut) perlu pula ditambahkan. Banyak situs spesifik yang
dikecualikan dari kategori ini dan dikode pada bab yang berhubungan dengan situs. Misalnya
sellulitis anus dikode pada bab pencernaan, dan sellulitis kelopak pada bab mata. Catatan
pengecualian hendaknya dibaca dengan hati-hati.
Perhatikan perbedaan antara sellulitis orbita dan periorbita. Sellulitis orbita lebih serius
karena resiko penyebaran radang ke mata dan rongga intrakranium. Pastikan diagnosis ini
dengan dokter untuk menjamin kode yang semestinya. Selluitis orbita diberi kode H05.0
(radang akut orbita), dan sellulitis periorbita L03.2 (sellulitis muka) dengan kode tambahan
H00.0 (hordeolum dan radang dalam lain pada kelopak) untuk keterlibatan kelopak.
Termasuk: limfangitis akut
Kecuali: sellulitis pada:
- kelopak (H00.0)
- apparatus lakrimalis (H04.3),
- liang telinga luar (H60.1)
- hidung (J34.0)
- mulut (K12.2),
- anus dan rektum (K61.-)
- organ genital eksternal pria (N48.2, N49.-)
- organ genital eksternal wanita (N76.4)
limfangitis (kronik)(subakut) (I89.1)
dermatosis neutrofilik febrilis [Sweet] (L98.2)
selulitis eosinofilik [Wells] (L98.3)
XII-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
L08.8 Infeksi lokal lain yang dijelaskan pada kulit dan jaringan subkutis
L08.9 Infeksi lokal pada kulit dan jaringan subkutis, tak dijelaskan
XII-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Penyakit Sneddon-Wilkinson
L13.8 Kelainan bullosa lain yang dijelaskan
L13.9 Kelainan bullosa, tak dijelaskan
L14*
Dermatitis adalah peradangan kulit. Pada blok ini istilah dermatitis dan eksim memiliki
arti yang persis sama. Terdapat sejumlah besar penyebab dermatitis dan mereka memiliki kode
ICD yang berbeda. Jadi perlu informasi sebanyak mungkin mengenai jenis dermatitis sebelum
kode dipilih. Jenis-jenis umum dermatitis pada blok ini adalah:
atopik: kronik, gatal, pada muka, leher, badan atas, lipat siku dan lutut; akibat alergi herediter
seborrhoeik: kronik, biasanya gatal, sisik kering dengan eritema, sering pada kulit kepala
diaper:
kontak allergi: akibat paparan zat pada kulit yang sensitif atau allergi terhadapnya
kontak irritan: akibat paparan zat non-allergi yang merusak kulit
exfoliatif: merah dan bersisik di atas seluruh permukaan kulit
lichen complex kronik dan prurigo: kronik, gatal, dengan plak lichen yang tebal
pruritus: kulit gatal tanpa warna merah.
Detail ini diperlukan untuk mengkode dermatitis dengan akurat, sehingga penting
sekali bagi dokter untuk menuliskannya pada catatan medis.
Catatan:
Kecuali:
Pada blok ini istilah dermatitis dan eczema digunakan dengan arti yang sama.
Penyakit granulomatosa kronik (kanak-kanak) (D71)
Dermatitis:
- stasis (I83.1-I83.2)
- herpetiformis (L13.0)
- perioral (L71.0)
- kulit kering (L85.3)
- gangrenosa (L88)
- faktisia (L98.1)
Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi (L55-L59)
XII-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-9
ICD 10 2nded
L30.4
L30.5
L30.8
L30.9
Apikes Iris
Eritema intertrigo
Pityriasis alba
Dermatitis lain yang dijelaskan
Dermatitis, tak dijelaskan
Eksim NOS
XII-10
ICD 10 2nded
L44
L44.0
L44.1
L44.2
L44.3
L44.4
L44.8
L44.9
Apikes Iris
L50 Urtikaria
Kecuali: angio-edema herediter (E84.1)
dermatitis kontak allergika (L23.-)
urtikaria:
- papulosa (L28.2)
- solaris (L56.3)
- neonatorum (P83.8),
- pigmentosa (Q82.2)
- giant (T78.3)
- serum (T80.6)
edema angioneurotik (T78.3)
edema Quincke (T78.3)
L50.0 Urtikaria allergika
L50.1 Urtikaria idiopatik
L50.2 Urtikaria akibat dingin dan panas
L50.3 Urtikaria dermatografik
L50.4 Urtikaria getaran [vibratory]
L50.5 Urtikaria kolinergik
L50.6 Urtikaria kontak
L50.8 Urtikaria lain
Urtikaria:
- kronik
- periodik rekuren
L50.9 Urtikaria, tak dijelaskan
L51 Eritema multiforme [erupsi radang dengan eritem, edema, dan bulla simetris]
L51.0 Eritema multiforme non-bullosa
L51.1 Eritema multiforme bullosa
Sindroma Stevens-Johnson
L51.2 Nekrolisis epidermis toksik [Lyell]
L51.8 Eritema multiforme lainnya
L51.9 Eritema multiforme, tak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XII-11
ICD 10 2nded
L52
Apikes Iris
Erythema nodosum
Sunburn
Sunburn tingkat satu
Sunburn tingkat dua
Sunburn tingkat tiga
Sunburn lainnya
Sunburn, tak dijelaskan
XII-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
L57.1
L57.2
L57.3
L57.4
Retikuloid aktinik
Nuchae rhomboidalis kulit
Poikiloderma Civatte
Cutis laxa senilis
[kulit longgar berlipat-lipat]
Elastosis senilis
L57.5 Granuloma aktinik
L57.8 Perubahan lain kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis
Kulit petani
Kulit pelaut
Dermatitis solaris
L57.9 Perubahan kulit akibat terdedah radiasi non-ionisasi kronis, tak dijelaskan
L58
L58.0
L58.1
L58.9
Radiodermatitis
Radiodermatitis akut
Radiodermatitis kronis
Radiodermatitis, tak dijelaskan
L59
L59.0
L59.8
L59.9
XII-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
L63.2 Ophiasis
L63.8 Alopesia areata lainnya
L63.9 Alopesia areata, tak dijelaskan
L64 Alopesia androgenik
Termasuk: botak pada pria
L64.0 Alopesia androgenik akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat.
L64.8 Alopesia androgenik lainnya
L64.9 Alopesia androgenik, tak dijelaskan
L65 Rambut lepas tanpa-parut lainnya
Kecuali: trikhotillomania (F63.3)
L65.0 Telogen effluvium
L65.1 Anagen effluvium
L65.2 Alopesia musinosa
L65.8 Rambut lepas tanpa parut lain
L65.9 Rambut lepas tanpa parut, tak dijelaskan
Alopecia NOS
L66 Alopesia sikatriks [rambut hilang dengan parut]
L66.0 Pseudopelade
L66.1 Liken planopilaris
Liken planus follikularis
L66.2 Follikulitis decalvans
L66.3 Perifollikulitis kapitis abscedens
L66.4 Follikulitis uleritematosa retikulata
L66.8 Alopesia sikatriks lainnya
L66.9 Alopesia sikatriks, tak dijelaskan
L67 Kelainan warna rambut dan batang rambut
Kecuali: telogen effluvium (L65.0)
monilethrix (Q84.1)
pili annulati (Q84.1)
L67.0 Trichorrhexis nodosa
L67.1 Variasi warna rambut
Ubanan (premature);
Canities [pigmen hilang sehingga jadi putih]
Heterokhromia rambut [warna rambut berbeda-beda]
Poliosis:
- NOS
- circumscripta didapat
L67.8 Kelainan lain warna rambut dan batang rambut
Fragilitas crinium [retak rambut di batas dahi]
L67.9 Kelainan warna rambut dan batang rambut, tak dijelaskan
L68
Hipertrikosis
XII-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Vitiligo
XII-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Angioma serpiginosum
L81.8 Kelainan pigmentasi lain yang dijelaskan
Pigmentasi besi
Pigmentasi tattoo
L81.9 Kelainan pigmentasi, tak dijelaskan
L82 Keratosis seborrhoeika
Dermatosis papulosa nigra
Penyakit Leser-Trlat
L83 Akantosis nigrikans
Papillomatosis yang menyatu dan membentuk jaring-jaring
L84 Corns and callosities
Callus [penebalan karena tekanan beban]
Clavus [penebalan karena tekanan sepatu yang tidak pas]
L85 Penebalan epidermis lainnya
Kecuali: kelainan hipertrofik kulit (L91.-)
L85.0 Ikhtiosis didapat
[kulit kering dan bersisik]
Kecuali: ikhtiosis kongenital (Q80.-)
L85.1 Keratosis didapat [keratoderma] palmaris et plantaris
Kecuali: keratosis palmaris et plantaris yang diwarisi (Q82.8)
L85.2 Keratosis punktata (palmaris et plantaris)
L85.3 Xerosis kutis
Dermatitis kulit kering
L85.8 Penebalan epidermis lain yang dijelaskan
Cutaneous horn [mata ikan]
L85.9 Penebalan epidermis, tak dijelaskan
L86* Keratoderma pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain
Keratosis follikularis, xeroderma: akibat defisiensi vitamin A (E50.8)
L87 Kelainan dengan eliminasi transepidermis
Kecuali: granuloma annulare (perforans) (L92.0)
L87.0 Keratosis follikularis et parafollikularis in cutem penetrans [Kyrle]
Hiperkeratosis follikularis penetrans
L87.1 Kolagenosis reaktif perforans
L87.2 Elastosis perforans serpiginosa
L87.8 Kelainan dengan eliminasi transepidermis lain
L87.9 Kelainan dengan eliminasi transepidermis, tak dijelaskan
L88 Pyoderma gangrenosum
Dermatitis gangrenosa
Phagedenic pyoderma
L89 Ulkus dekubitus dan area tekanan
Bedsore
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XII-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Plaster ulcer
Kecuali: ulkus dekubitus (trofik) servix (uteri) (N86)
L89.0 Ulkus dekubitus stadium I dan area tekanan
Ulkus dekubitus [tekanan] terbatas pada eritema saja
Catatan: ulkus terliha sebagai area tegas dengan kemerahan persisten (eritema) pada
kulit yang berpigmentasi rendah, sedangkan pada kulit yang lebih gelap
ulkus bisa terlihat dengan nada warna merah, biru atau ungu, tanpa
kehilangan kulit
L89.1 Ulkus dekubitus stadium II
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan:
abrasi, blister,
ketebalan kulit hilang sebagianmelibatkan epidermis dan/atau dermis, skin
loss NOS
L89.2 Ulkus dekubitus stadium III
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan kehilangan ketebalan kulit seluruhnya termasuk
kerusakan atau nekrosis jaringan subkutis yang meluas ke fasia di bawahnya
L89.3 Ulkus dekubitus stadium IV
Ulkus dekubitus [tekanan] dengan nekrosis otot, tulang atau struktur penyokong
(misalnya tendon atau kapsul sendi)
L89.9 Ulkus dekubitus dan area tekanan, tidak dijelaskan
Ulkus dekubitus [tekanan] tanpa disebutkan stadiumnya
L90 Kelainan atrofik kulit
L90.0 Lichen sclerosus et atrophicus
Kecuali: lichen sclerosis pada organ genitalia eksterna
- pria (N48.0)
- wanita (90.4)
L90.1 Anetoderma Schweninger-Buzzi
L90.2 Anetoderma of Jadassohn-Pellizzari
L90.3 Atrophoderma Pasini and Pierini
L90.4 Acrodermatitis chronica atrophicans
L90.5 Kondisi parut dan fibrosis kulit
Adherent scar [parut lengket] (kulit)
Cicatrix
Kerusakan bentuk akibat parut
Scar NOS
Kecuali: parut hipertrofik (L91.0)
parut keloid (L91.0)
L90.6 Striae atrophicae
L90.8 Kelainan atrofik lain pada kulit
L90.9 Kelainan atrofik kulit, tak dijelaskan
L91 Kelainan hipertrofik kulit
L91.0 Parut keloid
Parut hipertrofik
Keloid
Kecuali: keloid acne (L73.0)
scar NOS (L90.5)
XII-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XII-19
ICD 10 2nded
L95.0
L95.1
L95.8
L95.9
Apikes Iris
XII-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
L99* Kelainan lain pada kulit dan jaringan subkutis pada penyakit c.e. lain
L99.0* Amyloidosis kulit (E85.-)
Lichen amiloidosis
Macular amiloid
L99.8* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain yang dijelaskan pada penyakit c.e.
Alopecia sifilitika (A51.3)
Lukoderma sifilitika (A51.3, A52.7)
XII-21
Infeksi langsung terhadap sendi pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Arthropati pasca infeksi dan reaktif pada penyakit c.e.
Arthropati psoriatik dan enteropatik
Arthritis remaja pada penyakit c.e.
Arthropati pada penyakit lain c.e.
Kelainan sistemik jaringan ikat pada penyakit c.e.
Spondilopati pada penyakit c.e.
Kelainan otot pada penyakit c.e.
Kelainan sinovium dan tendon pada penyakit c.e.
Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
Osteoporosis pada penyakit c.e.
Osteopathies pada penyakit c.e.
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Arthropathy (M00-M25)
XIII-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
M02.0
M02.1
M02.2
M02.3
M02.8
M02.9
XIII-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M13
Arthritis lain
XIII-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Arthrosis (M15-M19)
Catatan:
Kecuali:
Pada blok ini istilah osteoarthritis digunakan sebagai sinonim arthrosis atau
osteoarthrosis. Istilah primer digunakan sesuai dengan arti klinis yaitu tidak
ditemukan kondisi dasar yang menyebabkan timbulnya penyakit ini
osteoarthritis vertebra (M47.-)
XIII-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M15 Poliarthrosis
Termasuk: arthrosis dengan disebutkan lebih dari satu situs
Kecuali: keterlibatan sendi tunggal yang bilateral (M16-M19)
M15.0 (Osteo)arthrosis generalisata primer
M15.1 Nodus Heberden (dengan arthropati)
M15.2 Nodus Bouchard (dengan arthropati)
M15.3 Arthrosis multipel sekunder
Poliarthrosis pasca-trauma
M15.4 (Osteo)arthrosis erosif
M15.8 Poliarthrosis lain
M15.9 Poliarthrosis, tak dijelaskan
Osteoarthritis generalisata NOS
M16 Koksarthrosis [arthrosis panggul]
M16.0 Koksarthrosis primer, bilateral
M16.1 Koksarthrosis primer lainnya
Koksarthrosis primer: NOS, unilateral
M16.2 Koksarthrosis akibat displasia, bilateral
M16.3 Koksarthrosis displasia lainnya
Koksarthrosis displasia: NOS, unilateral
M16.4 Koksarthrosis pasca-trauma, bilateral
M16.5 Koksarthrosis pasca-trauma lainnya
Koksarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M16.6 Koksarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M16.7 Koksarthrosis sekunder lainnya:
Koksarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M16.9 Koksarthrosis, tak dijelaskan
M17 Gonarthrosis [arthrosis lutut]
M17.0 Gonarthrosis primer, bilateral
M17.1 Gonarthrosis primer lainnya
Gonarthrosis primer: NOS, unilateral
M17.2 Gonarthrosis pasca-trauma, bilateral
M17.3 Gonarthrosis pasca-trauma lainnya
Gonarthrosis pasca-trauma: NOS, unilateral
M17.4 Gonarthrosis sekunder lainnya, bilateral
M17.5 Gonarthrosis sekunder lainnya
Gonarthrosis sekunder: NOS, unilateral
M17.9 Gonarthrosis, tak dijelaskan
M18 Arthrosis sendi carpometacarpal I
M18.0 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I, bilateral
M18.1 Arthrosis primer sendi carpometacarpal I lainnya
Arthrosis primer sendi carpometacarpal I: NOS, unilateral
M18.2 Arthrosis pasca-trauma sendi carpometacarpal I, bilateral
XIII-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-9
ICD 10 2nded
M21.0
M21.1
M21.2
M21.3
M21.4
M21.5
M21.6
M21.7
M21.8
M21.9
Apikes Iris
XIII-10
ICD 10 2nded
M23.0
M23.1
M23.2
M23.3
M23.4
M23.5
M23.6
M23.8
M23.9
Apikes Iris
ankylosis (M24.6)
osteochondritis dissecans (M93.2)
cedera saat ini - lihat cedera lutut dan tungkai bawah (S80-S89)
Meniskus sistikus
Meniskus diskoid (congenital)
Kerusakan meniskus akibat robek atau cedera lama
Robekan lama pada bucket-handle
Kerusakan lain pada meniskus
Degenerasi
}
Detachment [lepas]
} meniskus
Retensi [tertahan]
}
Benda-benda lepas [loose body] di lutut
Ketidakstabilan lutut kronis
Kerusakan spontan lain pada ligamen lutut
Kerusakan internal lain pada lutut
Kelonggaran [laxity] ligamen lutut
Snapping knee [retak, pecah]
Kerusakan internal lutut, tak dijelaskan
XIII-11
ICD 10 2nded
M24.6
M24.7
M24.8
M24.9
Apikes Iris
XIII-12
ICD 10 2nded
M30.1
M30.2
M30.3
M30.8
Apikes Iris
[radang arteri di berbagai tempat, menyebabkan asma, hipertensi dan kegagalan ginjal]
Poliarteritis dengan keterlibatan paru-paru [Churg-Strauss]
Angiitis granulomatosa allergika
Juvenile polyarteritis
Sindroma kelenjar limfe mukokutan [Kawasaki]
Kondisi lain yang berhubungan dengan poliarteritis nodosa
Sindroma poliangiitis overlap
Dermatopolimiositis
Dermatomyositis remaja
Dermatomiositis lainnya
Polimiositis
Dermatopolimiositis, tak dijelaskan
XIII-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
XIII-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Dorsopati (M40-M54)
XIII-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
- didapat
- postural
M40.5 Lordosis, tak dijelaskan
M41 Scoliosis
[Skoliosis: kurvatura vertebra mengarah ke samping]
[Lihat kode situs sebelum M40]
Termasuk: kiposkoliosis
Kecuali: skoliosis kongenital:
- NOS (Q67.5),
- postural (Q67.5),
- akibat malformasi tulang (Q76.3)
penyakit jantung kiposkoliosis (I27.1)
pasca-prosedur (M96.-)
M41.0 Skoliosis idiopatik infantil
M41.1 Skoliosis idiopatik remaja
Skoliosis remaja
M41.2 Skoliosis idiopatik lain
M41.3 Skoliosis torakogenik
M41.4 Skoliosis neuromuskuler
Skoliosis akibat cerebral palsy, ataxia Friedreich, poliomyelitis, dan kelainan
neuromuskuler lain.
M41.5 Skoliosis sekunder lain
M41.8 Bentuk-bentuk lain skoliosis
M41.9 Skoliosis, tak dijelaskan
M42 Osteokondrosis vertebra
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.0 Osteokondrosis vertebra remaja:
Penyakit Calv
Penyakit Scheuermann
Kecuali: kiposis postural (M40.0)
M42.1 Osteokondrosis vertebra dewasa
M42.9 Osteokondrosis vertebra, tak dijelaskan
M43 Dorsopati deformans lainnya
[Lihat kode situs sebelum M40]
Kecuali: spina bifida occulta (Q76.0)
sindroma Klippel-Feil (Q76.1)
spondilolisis dan spondilolistesis kongenital (Q76.2)
hemivertebra (Q76.3-Q76.4)
lumbarisasi dan sakralisasi (Q76.4)
platispondilisis (Q76.4)
kurvatura spina pada:
- osteoporosis (M80-M81),
- penyakit Paget tulang [osteitis deformans] (M88.-)
M43.0 Spondilolisis
M43.1 Spondilolistesis
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIII-16
ICD 10 2nded
M43.2
M43.3
M43.4
M43.5
M43.6
M43.8
M43.9
Apikes Iris
Spondilopathi (M45-M49)
M45 Ankylosing spondylitis
[Lihat kode situs sebelum M40]
Arthritis rheumatoid vertebra
Kecuali: arthropati pada penyakit Reiter (M02.3)
spondylitis (ankylosing) remaja (M08.1)
penyakit Behet (M35.2)
M46 Spondylopati radang lain
[Lihat kode situs sebelum M40]
M46.0 Entesopati spina
Kelainan perlekatan ligamen atau otot ke vertebra
M46.1 Sakroiliitis, not elsewhere classified
M46.2 Osteomielitis vertebra
M46.3 Infeksi diskus intervertebralis (pyogenic)
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M46.4 Diskitis, tak dijelaskan
M46.5 Spondilopati infektif lainnya
M46.8 Spondilopati radang lain yang dijelaskan
M46.9 Spondilopati radang, tak dijelaskan
M47 Spondylosis
[Lihat kode situs sebelum M40]
[Kaku spina dan degenerasi diskus intevertebra, dengan osteoarthritis (sering pada orang tua)]
Termasuk: arthrosis atau osteoarthritis spina
degenerasi pertemuan sendi
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIII-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
NOS (M79.3)
M54.1 Radikulopati
Neuritis atau radiculitis:
- brakialis NOS
- lumbalis NOS
- lumbosakralis NOS
- torakalis NOS
Radikulitis NOS
Kecuali: neuralgia dan neuritis NOS (M79.2)
radikulopati dengan:
- spondylosis (M47.2)
- kelainan diskus servikalis (M50.1)
- kelainan diskus lumbalis dan intervertebralis lain (M51.1)
M54.2 Servikalgia
Kecuali: servikalgia akibat kelainan diskus servikalis intervertebralis (M50.-)
M54.3 Sciatica
Kecuali: lesi sciatic nerve (G57.0)
sciatica akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
sciatica dengan lumbago (M54.4)
M54.4 Lumbago dengan sciatica
Kecuali: akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
M54.5 Low back pain
Loin pain
Low back strain
Lumbago NOS
Kecuali: lumbago akibat pergeseran diskus intervetebralis (M51.2),
lumbago dengan sciatica (M54.4)
M54.6 Nyeri vertebra torakalis
Kecuali: nyeri akibat kelainan diskus intervetebralis (M51.-)
M54.8 Dorsalgia lainnya
M54.9 Dorsalgia, tak dijelaskan
Backache [sakit punggung] NOS
M60 Miositis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M60.0 Miositis infektif
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIII-20
ICD 10 2nded
M60.1
M60.2
M60.8
M60.9
Apikes Iris
Piomiositis tropis
Gunakan kode tambahan (B95-B97), kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
Miositis interstitialis
Granuloma benda asing jaringan lunak, not elsewhere classified
Kecuali: granuloma benda asing di kulit dan jaringan subkutis (L92.3)
Miositis lain
Miositis, tak dijelaskan
XIII-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M70.2
M70.3
M70.4
M70.5
M70.6
Bursitis olekranon
Bursitis lain pada siku
Bursitis prepatella
Bursitis lain pada lutut
Bursitis trokanter
Tendinitis trokanterik
M70.7 Bursitis lain pada panggul,
Bursitis iskium
M70.8 Kelainan jaringan lunak lain akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan
M70.9 Kelainan jaringan lunak akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan, tak
dijelaskan
M71 Bursopati lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: bunion (M20.1)
bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
enthesopathies (M76-M77)
M71.0 Abses bursa
M71.1 Bursitis infektif lain
M71.2 Kista sinovium rongga poplitea [Baker]
Kecuali: dengan ruptur (M66.0)
M71.3 Kista lain pada bursa
Kista sinovium NOS
Kecuali: kista sinovium dengan ruptur (M66.1)
M71.4 Penumpukan kalsium di bursa
Kecuali: pada bahu (M75.3)
M71.5 Bursitis lain, not elsewhere classified
Kecuali: bursitis (pada):
- NOS (M71.9),
- bahu (M75.5)
- kolateral tibia [Pellegrini-Stieda] (M76.4)
M71.8 Bursopati lain yang dijelaskan
M71.9 Bursopati yang tak dijelaskan
Bursitis NOS
M72 Kelainan-kelainan fibroblastik
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: fibromatosis retroperitoneum (D48.3)
M72.0 Fibromatosis fasia palmaris [Dupuytren]
M72.1 Knuckle pads [tonjolan pada sendi tinju]
M72.2 Fibromatosis fasia plantaris
Fasiitis plantaris
M72.4 Fibromatosis pseudosarkomatosa
Fasiitis nodularis
M72.6 Fasiitis nekrotikans
Gunakan kode tambahan, kalau perlu, untuk identifikasi agen infeksi
M72.8 Kelainan fibroblastik lain
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIII-24
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Abses fasia
}
Kecuali: fasiitis:
}
- diffusa (eosinofilik) (M35.4) }
- nekrotikans (M72.6) }
- nodularis (M72.4)
}
- perirenal:
}
- NOS (N13.5)
}
- dengan infeksi (N13.6)
}
- plantaris (M72.2)
}
M72.9 Kelainan fibroblastik, tak dijelaskan
Fasiitis NOS
Fibromatosis NOS
M73* Kelainan jaringan lunak pada penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M73.0*Bursitis gonococcus (A54.4)
M73.1*Bursitis sifilitika (A52.7)
M73.8*Kelainan jaringan lunak lain pada penyakit c.e.
M75 Lesi bahu
Kecuali: shoulder-hand syndrome (M89.0)
M75.0 Kapsulitis adhesif bahu
Frozen shoulder
Periarthritis bahu
M75.1 Rotator cuff syndrome
[rotator cuff = otot-otot yang memegang pangkal humerus]
Robek atau ruptur (komplit)(inkomplit) rotator cuff atau supraspinatus, tidak
dinyatakan akibat trauma
Sindroma supraspinatus
M75.2 Tendinitis biseps
M75.3 Tendinitis kalsifik bahu
Kalsifikasi bursa bahu
M75.4 Impingement syndrome of shoulder
[Sindroma bahu akibat regangan atau geseran kuat]
M75.5 Bursitis bahu
M75.8 Lesi lain pada bahu
M75.9 Lesi bahu, tak dijelaskan
M76 Enthesopati anggota bawah, kecuali kaki
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Note:
Istilah yang kelihatannya spesifik seperti bursitis, kapsulitis dan tendinitis
cenderung digunakan seenaknya pada berbagai kelainan ligamen atau perlekatan
otot perifer; hampir semua keadaan ini telah digabungkan sebagai enthesopati yang
merupakan istilah umum untuk lesi di tempat-tempat ini.
Kecuali: bursitis akibat penggunaan (berlebihan) dan tekanan (M70.-)
M76.0 Tendinitis gluteus
M76.1 Tendinitis psoas
M76.2 Spur krista iliaka
XIII-25
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M76.3
M76.4
M76.5
M76.6
XIII-26
ICD 10 2nded
M79.4
M79.5
M79.6
M79.7
M79.8
M79.9
Apikes Iris
Kecuali: panniculitis:
- lupus (L93.2)
- leher dan punggung (M54.0)
- relapsing [Weber-Christian] (M35.6)
Hipertrofi fat pad (infrapatella)
Sisa benda asing di jaringan lunak
Kecuali: granuloma benda asing di:
- kulit dan subkutis (L92.3)
- jaringan lunak (M60.2)
Nyeri di anggota
Fibromialgia
Fibromiositis, fibrositis, miofibrositis:
Kelainan lain jaringan lunak yang dijelaskan
Kelainan jaringan lunak, tak dijelaskan
XIII-27
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-28
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M86 Osteomielitis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Kecuali: osteomielitis (pada):
- akibat salmonella (A01-A02)
- rahang (K10.2)
- vertebra (M46.2)
M86.0 Osteomielitis hematogen akut
M86.1 Osteomielitis akut lainnya
M86.2 Osteomielitis subakut
M86.3 Osteomielitis multifokus kronik
M86.4 Osteomielitis kronik dengan draining sinus
M86.5 Osteomielitis hematogen kronik lainnya
M86.6 Osteomielitis kronik lainnya
M86.8 Osteomielitis lain
Abses Brodie
M86.9 Osteomielitis, tak dijelaskan
Infeksi tulang NOS
Periostitis tanpa disebutkan osteomyelitis
XIII-29
ICD 10 2nded
Apikes Iris
M87 Osteonekrosis
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
Termasuk: nekrosis avaskuler tulang
Kecuali: osteokondropati (M91-M93)
M87.0 Nekrosis aseptik idiopatik tulang
M87.1 Osteonekrosis akibat obat
Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX), kalau perlu, untuk identifikasi obat
M87.2 Osteonekrosis akibat trauma sebelumnya
M87.3 Osteonekrosis sekunder lain
M87.8 Osteonekrosis lain
M87.9 Osteonekrosis, tak dijelaskan
M88 Penyakit Paget pada tulang [osteitis deformans]
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M88.0 Penyakit Paget tengkorak
M88.8 Penyakit Paget tulang lain
M88.9 Penyakit Paget tulang, tak dijelaskan
M89 Kelainan tulang lain
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M89.0 Algoneurodystrophy
Shoulder-hand syndrome
Atrofi Sudeck
Distrofi reflex simpatis
M89.1 Epiphyseal arrest [pertumbuhan tulang di epifisis terhenti]
M89.2 Kelainan perkembangan dan pertumbuhan tulang lain
M89.3 Hipertrofi tulang
M89.4 Osteoarthropati hipertrofik lainnya
Penyakit Marie-Bamberger
Pachydermoperiostosis
M89.5 Osteolisis
M89.6 Osteopati setelah poliomielitis
M89.8 Kelainan tulang lain yang dijelaskan
Hiperostosis korteks infantil
Ossifikasi subperiosteum pascatrauma
M89.9 Kelainan tulang, tak dijelaskan
M90* Osteopathies in penyakit c.e.
[Lihat kode situs pada awal bab ini]
M90.0*Tuberkulosis tulang (A18.0)
Kecuali: tuberkulosis vertebra (M49.0*)
M90.1*Periostitis pada penyakit infeksi lain c.e.
Periostitis sifilitika sekunder (A51.4)
M90.2*Osteopati pada penyakt infeksi lain c.e.
Osteomielitis:
- salmonella (A02.2)
- gonokokus (A54.4)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIII-30
ICD 10 2nded
Apikes Iris
- ekhinokokus (B67.2)
Osteopati atau osteokondropati sifilitika (A50.5, A52.7)
M90.3*Osteonekrosis pada penyakit caisson (T70.3 )
M90.4*Osteonekrosis akibat haemoglobinopati (D50-D64)
M90.5*Osteonekrosis pada penyakit lain c.e.
M90.6*Osteitis deformans pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Osteitis deformans pada neoplasma ganas tulang (C40-C41)
M90.7*Fraktur tulang pada penyakit neoplasma (C00-D48)
Kecuali: kolaps vertebra pada penyakit neoplasma (M49.5*)
M90.8*Osteopati padapenyakit lain c.e.
Osteopati pada osteodystrophy ginjal (N25.0)
Kondropati (M91-M94)
Kecuali:
XIII-31
ICD 10 2nded
M92.5
M92.6
M92.7
M92.8
M92.9
Apikes Iris
XIII-32
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIII-33
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Daerah kepala
Daerah leher
Daerah toraks
Daerah lumbalis
Daerah sakrum
Daerah pelvik
Anggota bawah
Anggota atas
Dada
Abdomen dan lainnya
oksipitoservikalis
servikotorakalis
torakolumbalis
lumbosakralis
sakrokoksigis, sakroiliaka
panggul, pubis
acromioklavikularis, sternoklavikularis
kostokondralis, kostovertebralis, sternokondralis
XIII-34
CHAPTER XIV.
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Penyakit-penyakit glomerulus
Penyakit-penyakit tubulo-interstitial ginjal
Kegagalan ginjal
Urolithiasis
Kelainan-kelainan lain pada ginjal dan ureter
Kelainan-kelainan lain sistem perkemihan
Penyakit-penyakit organ-organ genital pria
Kelainan-kelainan mammae
Penyakit-penyakit peradangan organ panggul wanita
Kelainan-kelainan bukan-radang pada organ panggul wanita
Kelainan-kelainan lain saluran genitourinarius
XV-2
ICD 10 2nded
.0
.1
.2
.3
.4
.5
.6
.7
.8
.9
Apikes Iris
XV-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Urolitiasis (N20-N23)
N20 Kalkulus ginjal dan ureter
Kecuali
dengan hidronefrosis (N13.2)
N20.0 Kalkulus ginjal
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XV-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Nefrolithiasis NOS, kalkulus atau batu ginjal, kalkulus staghorn, batu dalam ginjal
N20.1 Kalkulus ureter
N20.2 Kalkulus ginjal dengan kalkulus ureter
N20.9 Kalkulus urin, tidak dijelaskan
Pielonefritis kalkulus
N21 Kalkulus saluran urin bawah
Termasuk dengan cystitis dan urethritis
N21.0 Kalkulus kandung kemih
Kalkulus pada divertikulum bladder, batu kandung kemih
Kecuali staghorn calculus (N20.0)
N21.1 Kalkulus di uretra
N21.8 Kalkulus saluran urin bawah lainnya
N21.9 Kalkulus saluran urin bawah, tidak dijelaskan
N22* Kalkulus saluran kemih pada penyakit c.e.
N22.0* Kalkulus urin pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N22.8* Kalkulus saluran urin pada penyakit lain c.e.
N23
XV-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Infark ginjal
Kecuali ginjal Goldblatt (I70.1)
atherosclerosis (I70.1) atau stenosis kongenital (Q27.1)
pada a. renalis (di bagian luar ginjal):
N28.1 Kista ginjal, didapat
Kista ginjal (multipel)(soliter), didapat
Kecuali: penyakit kistik ginjal (kongenital) (Q61.-)
N28.8 Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter yang dijelaskan
Hipertrofi ginjal, megaloureter, nefroptosis, ureterokel
Pielitis, pieloureteritis, atau ureteritis yang berkista
N28.9 Kelainan ginjal dan ureter, tidak dijelaskan
Nefropati NOS, penyakit ginjal NOS
Kecuali nefropati NOS dan penyakit ginjal NOS,
dengan lesi morfologis.0-.8 pada blok penyakit glomerulus (N05.-)
N29* Kelainan-kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit-penyakit c.e.
N29.0* Sifilis lanjut pada ginjal (A52.7)
N29.1* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit infeksi dan parasit c.e.
Kelainan ginjal dan ureter pada: TB (A18.1), schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-)
N29.8* Kelainan lain ginjal dan ureter pada penyakit lain c.e.
XV-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali
perdarahan pasca-menopause (N95.0)
N92.0 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus teratur
Mens berat NOS, menorrhagia NOS, polymenorrhoea
N92.1 Menstruation berlebihan dan sering dengan siklus tidak teratur
Perdarahan inter-menstruasi tidak teratur
Interval singkat dan tidak teratur antara perdarahan menstruasi
Menometrorrhagia, metrorrhagia
N92.2 Menstruation berlebihan ketika pubertas
Perdarahan berlebihan yang berhubungan dengan dimulainya periode menstruasi
Penorrhagia pubertas, perdarahan pubertas
N92.3 Perdarahan ovulasi
Perdarahan inter-menstruasi yang teratur
N92.4 Perdarahan berlebihan pada periode pre-menopause
Menorrhagia atau metrorrhagia:
climacteric, preclimacteric, menopausal, premenopausal
N92.5 Menstruasi tidak teratur lain yang dijelaskan
N92.6 Menstruasi tidak teratur, tidak dijelaskan
Perdarahan tak teratur NOS, periode tak teratur NOS
Kecuali menstruasi tidak teratur dengan:
. interval memanjang atau perdarahan sedikit (N91.3-N91.5)
. interval memendek atau perdarahan berlebihan (N92.1)
N93 Perdarahan abnormal lain pada uterus dan vagina
Kecuali
perdarahan vagina neonatus (P54.6), pseudomenstruasi (P54.6)
N93.0 Perdarahan pasca-coitus dan kontak
N93.8 Perdarahan abnormal lain yang dijelaskan pada uterus dan vagina
Perdarahan disfungsional atau fungsional pada uterus dan vagina NOS
N93.9 Perdarahan abnormal pada uterus dan vagina, tidak dijelaskan
N94 Nyeri dan kondisi lain pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.0 Mittelschmerz [nyeri abdomen bawah ketika ovulasi]
N94.1 Dyspareunia [hubungan seksual menyakitkan atau sulit pada wanita]
Kecuali dispareunia psikogenik (F52.6)
N94.2 Vaginismus [kontraksi vagina menyakitkan, menyulitkan hubungan seksual]
Kecuali vaginismus psikogenik (F52.5)
N94.3 Premenstrual tension syndrome [sindroma ketegangan menjelang menstruasi]
N94.4 Dismenorrhoea primer
N94.5 Dismenorrhoea sekunder
N94.6 Dismenorrhoea, tidak dijelaskan
N94.8 Kondisi lain yang dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N94.9 Kondisi yang tidak dijelaskan pada organ genital wanita dan siklus menstruasi
N95 Kelainan menopause dan perimenopause lainnya
Kecuali:
menopause prematur NOS (E28.3), urethritis pasca-menopause (N34.2):
osteoporosis pasca-menopause (M81.0); dengan fraktur patologis (M80.0)
perdarahan berlebihan pada periode menopause (N92.4)
N95.0 Perdarahan pasca-menopause
Kecuali: yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.1 Keadaan menopause dan klimakterik wanita
Gejala terkait menopause: flushing, susah tidur, sakit kepala, kurang konsentrasi
Kecuali yang terkait dengan menopause buatan (N95.3)
N95.2 Vaginitis atrofik pasca-menopause
Vaginitis (atrophic) senilis
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XV-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XV-20
cedera, keracunan dan akibat lain tertentu dari penyebab luar (S00-T98)
kelainan jiwa dan tingkah laku yang berhubungan dengan nifas (F53.-)
tetanus obstetris (A34)
nekrosis kelenjar pituitary postpartum (E23.0)
osteomalasia nifas (M83.0)
supervisi: kehamilan resiko tinggi (Z35.-), kehamilan normal (Z34.-)
Kecuali: penerusan hamil gestasi ganda yang satu janin atau lebih telah abortus
(O31.1)
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
O03
Abortus spontan
Termasuk: keguguran:
O04
Abortus medis
Termasuk: pengakhiran kehamilan secara legal atau untuk terapi:
O05
Abortus lain
O06
XVI-3
ICD 10 2nded
Termasuk:
Apikes Iris
abortus induksi NOS
O07
XVI-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Contoh 19
Kondisi utama
: Ruptura kehamilan tuba dengan syok.
Spesialisasi: Ginekologi.
Kode :
Kehamilan tuba yang ruptur (O00.1) sebagai KU. Untuk kode
tambahan bisa dipakai O08.3 (syok setelah abortus, kehamilan ektopik dan
mola).
Contoh 20
Kondisi utama
: Abortus inkomplit dengan rahim tembus.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode :
Abortus tidak komplit dengan komplikasi lain atau tidak dijelaskan
(O06.3) sebagai KU. Sebagai kode tambahan dipilih O08.6 (kerusakan organ
dan jaringan pelvis setelah abortus, kehamilan ektopik dan mola).
Contoh 21
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
KU
: Disseminated intravascular coagulation setelah abortus di tempat lain.
Spesialisasi : Ginekologi.
Kode :
Perdarahan terlambat dan berlebihan setelah abortus dan kehamilan
ektopik dan mola (O08.1) sebagai KU. Kode lain tidak perlu karena abortus
dilakukan pada episode perawatan yang berbeda.
Abortus umumnya didefiniskan sebagai kelahiran atau kehilangan hasil
konsepsi sebelum minggu ke-20 kehamilan (yang sesuai dengan berat sekitar
500 g). Kelahiran antara usia 20-37 minggu disebut kelahiran preterm
(prematur).
Pembedaan dibuat antara abortus dini (< 12 minggu) dan lanjut (12-20
minggu). Setelah 12 minggu, plasenta definitif dengan aliran darah yang lebih
besar dan terorganisir telah terbentuk, sehingga perdarahan lebih mudah
terjadi. Tulang janin yang juga mulai terbentuk, dapat menembus rahim
sewaktu dikeluarkan. Abortus bisa diklasifikasikan atas spontan atau
diinduksi, mengancam (imminens) atau tak terelakkan (insipiens), sempurna
atau tidak sempurna, habitualis, missed (tak diketahui), atau septik.
XVI-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Setiap kondisi pada I12.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.3 Penyakit jantung dan ginjal hipertensif yang sebelumnya telah ada
mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I13.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.4 Hipertensi sekunder yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
Setiap kondisi pada I15.- sebagai alasan asuhan obstetrik selama KMN
O10.9 Hipertensi yang tidak jelas yang sebelumnya telah ada mempersulit KMN
O11 Kelainan hipertensi yang sebelumnya telah ada diperberat oleh proteinuria
Kondisi pada O10.- yang dipersulit oleh peningkatan proteinuria
Pre-eclampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)
O12 Edema dan proteinuria akibat kehamilan [gestational] tanpa hipertensi
O12.0 Edema akibat kehamilan (gestational oedema)
O12.1 Proteinuria akibat kehamilan (gestational proteinuria)
O12.2 Edema akibat kehamilan dengan proteinuria
O13 Hipertensi akibat kehamilan tanpa proteinuria yang nyata
Hipertensi akibat kehamilan (gestational hypertension) NOS;
Pre-eklampsia ringan
O14 Hipertensi akibat kehamilan dengan proteinuria yang nyata
Kecuali: pre-eklampsia yang timbul pada masalah lain (superimposed pre-eclampsia)
(O11)
O14.0 Pre-eklampsia sedang
O14.1 Pre-eklampsia berat
O14.9 Pre-eklampsia, tidak dijelaskan
O15 Eklampsia
Termasuk: kejang yang terjadi setelah timbulnya kondisi O10-O14 dan O16
O15.0 Eklampsia pada kehamilan
O15.1 Eklampsia pada waktu melahirkan
O15.2 Eklampsia pada nifas
O15.9 Eklampsia: tidak dijelaskan waktunya, NOS
O16 Hipertensi maternal yang tidak dijelaskan
Hipertensi sementara pada kehamilan
Catatan: Kategori-kategori O24.- dan O25 melibatkan kondisi berikut walau pun
terjadinya bisa pada waktu melahirkan atau nifas..
Kecuali: Asuhan ibu untuk masalah janin, amnion, dan mungkin melahirkan (O30O48)
Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat lain, tapi mempersulit
KMN (O98-O99)
O20
XVI-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Blok ini cukup besar dan mencakup berbagai kondisi yang digunakan untuk kode
alasan asuhan untuk ibu. Kondisi tersebut adalah kehamilan ganda, kelainan presentasi (letak
dan bagian terdepan) janin, disproporsi (kesenjangan perbandingan ibu dan janin), kelainan
organ pelvik, kelainan dan masalah janin, kelainan cairan dan selaput amnion, kelainan
plasenta, persalinan palsu, dan kehamilan memanjang (lebih dari 42 minggu).
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kode ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan alasan asuhan sewaktu admisi untuk
pengakhiran kehamilan, antenatal care, induksi persalinan, dan intervensi prosedur sewaktu
melahirkan.
O30 Multiple gestation (kehamilan ganda)
Kecuali: komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda (O31.-)
O30.0 Twin pregnancy hamil kembar dua
O30.1 Triplet pregnancy hamil kembar tiga
O30.2 Quadruplet pregnancy hamil kembar empat
O30.8 Kehamilan ganda lainnya
O30.9 Kehamilan ganda, tidak dijelaskan,
Kehamilan ganda NOS
O31 Komplikasi yang khusus pada kehamilan ganda
Kecuali:
malpresentasi dari satu atau lebih janin (O32.5),
kembar siam penyebab disproporsi (O33.7),
kelahiran tertunda kembaran kedua dari kehamilan ganda. (O63.2),
dengan obstructed labour kelahiran terhalang (O64-O66)
O31.0 Papyraceous fetus,
Fetus compressus
O31.1 Penerusan kehamilan setelah satu janin atau lebih abortus.
O31.2 Penerusan kehamilan setelah kematian intrarahim satu janin atau lebih
O31.8 Komplikasi lain khusus untuk kehamilan ganda
O32 Asuhan ibu untuk malpresentasi fetus yang diketahui atau dicurigai.
Presentasi normal adalah occiput anterior, yaitu ubun-ubun kecil di anterior ibu.
Presentasi lain bisa occiput posterior, muka, dahi, dan bokong (breech) atau sungsang.
Presentasi bahu bisa terjadi ketika janin melintang (oblique or transverse) terhadap ibu.
Termasuk:
XVI-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Induksi persalinan (labour, partus kala I) secara elektif jarang dilakukan Kecuali untuk
pasien yang akan sulit mencapai rumah sakit untuk melahirkan pada waktunya. Pada induksi
obstetris atau medis, proses penyakit harus terkontrol, dan alasan induksi harus jelas dan
dicatat. Induksi biasanya menggunakan oksitosin intravena (IV) untuk merangsang persalinan,
atau untuk memperkuat persalinan kalau kontraksi tidak teratur. Ketika persalinan telah
dimulai (pembukaan 4 cm dengan effacement [penipisan serviks] hampir sempurna), biasanya
serviks akan membuka 1 cm/jam. Kalau persalinan tidak terjadi, pasien dianggap menderita
disfungsi hipotonik uterus. Kadang-kadang kontraksi terlalu kuat, sering, atau keduanya yaitu
disfungsi persalinan hipertonik. Pada pasien ini pemberian oksitosin harus segera dihentikan.
O60. Kelahiran preterm
Awal persalinan (spontan) sebelum lengkap 37 minggu kehamilan
O61. Kegagalan induksi persalinan
O61.0 Kegagalan induksi persalinan medis
Kegagalan induksi (persalinan) medis dengan: oxytocin, prostaglandins
O61.1 Kegagalan induksi persalinan dengan instrumen
Kegagalan induksi (persalinan) medis secara: mekanis, bedah
O61.8 Kegagalan induksi persalinan lainnya.
O61.9 Kegagalan induksi persalinan, tidak dijelaskan
O62. Kelainan tenaga persalinan
O62.0 Kontraksi inadekuat primer
Kegagalan dilatasi servix
Disfungsi hipotonik primer uterus
O62.1 Inersia uterus sekunder
Fase aktif persalinan terhenti
Disfungsi hipotonik sekunder uterus
O62.2 Inersi lain uterus
Atonia uterus, persalinan irreguler, persalinan desultory (kontraksi tak teratur)
kontraksi lemah, inersia uterus NOS, disfungsi hipotonik uterus NOS
O62.3 Precipitate labour persalinan yang cepat [partus presipitatus]
O62.4 Kontraksi hipertonik uterus, tidak teratur dan waktunya memanjang
Distosia uterus NOS, distosia cincin kontraksi [distosia = susah melalui jalan
lahir]
Kontraksi tetanik, kontraksi hour-glass uterus, disfungsi hipertonik uterus
Partus tidak teratur, kerja uterus tak teratur
Kecuali: distosia (janin)(maternal) NOS (O66.9)
O62.8 Kelainan lain tenaga persalinan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-17
ICD 10 2nded
O66.4
O66.5
O66.8
O66.9
Apikes Iris
XVI-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kelahiran (O80-O84)
Note: Kode O80-O84 disediakan untuk tujuan pengkodean morbiditas. Kodekode dari blok ini digunakan untuk pengkodean morbiditas primer hanya
kalau tidak tercatat adanya kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada
Chapter XV. Untuk penggunaan kategori ini rujukan hendaknya diarahkan
pada aturan dan pedomen pengkodean morbiditas pada Volume 2.
Jadi penggunaan kode-kode ini untuk Kondisi Utama terbatas untuk kasus-kasus yang
hanya memiliki catatan informasi berupa pernyataan tentang kelahiran atau cara kelahiran.
Kode-kode O80-O84 bisa dipakai sebagai kode tambahan untuk menunjukkan cara atau jenis
kelahiran, kalau tidak ada data atau klasifikasi prosedur lain yang digunakan untuk tujuan ini.
Contoh 1
Kondisi utama
: Kehamilan.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran dengan forseps rendah
Kode
: Kelahiran dengan forseps rendah (O81.0) sebagai KU, karena informasi
lain tidak tersedia.
XVI-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Contoh 2
Kondisi utama
: Melahirkan
Kondisi lain
: Kegagalan percobaan persalinan
Prosedur
: Seksio sesar
Kode
: Kegagalan percobaan persalinan (O66.4) sebagai KU.
Seksio Sesar yang tidak dijelaskan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 3
Kondisi utama
: Melahirkan anak kembar.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran spontan
Kode
: Kehamilan kembar (O30.0) sebagai KU.
Kehamilan ganda, semua spontan (O82.9). dipakai sebagai kode tambahan
Contoh 4
Kondisi utama
: Hamil cukup bulan, melahirkan janin mati 2800 g.
Kondisi lain
:Prosedur
: Kelahiran spontan
Kode
: Perawatan ibu dengan kematian dalam rahim (O36.4) karena penyebab
spesifik kematian janin tidak bisa ditentukan.
O80. Kelahiran spontan tunggal
Termasuk: kasus dengan bantuan tidak ada atau minimal, dengan or tanpa
episiotomy
kelahiran pada kasus yang sama sekali normal
O80.0 Kelahiran verteks spontan
O80.1 Kelahiran sungsang spontan
O80.8 Kelahiran spontan tunggal lainnya
O80.9 Kelahiran spontan tunggal, tidak dijelaskan
Lahir spontan NOS
O81. Kelahiran tunggal dengan forsep dan ekstraktor vakum
Kecuali: kegagalan penggunaan ekstraktor vakum atau forseps (O66.5)
O81.0 Kelahiran forseps rendah
O81.1 Kelahiran forseps rongga tengah
O81.2 Forseps rongga tengah dengan rotasi
O81.3 Kelahiran forseps lain dan tidak dijelaskan
O81.4 Kelahiran dengan ekstraksi vakum
Ventouse delivery
O81.5 Kelahiran dengan kombinasi forseps dan ekstraktor vakum
Forceps and ventouse delivery
O82. Kelahiran tunggal dengan seksio sesar
O82.0 Kelahiran dengan seksio sesar elektif
Seksio sesar berulang NOS
XVI-22
ICD 10 2nded
O82.1
O82.2
O82.8
O82.9
Apikes Iris
Note: Kategori O88.-, O91.- and O92.- melibatkan kondisi yang tercantum
walau pun kalau ini terjadi di waktu hamil dan melahirkan..
Kecuali:
kelainan jiwa dan tingkah-laku yang berhubungan dengan nifas
(F53.-),
tetanus obstetri (A34), osteomalasia nifas (M83.0)
XVI-23
ICD 10 2nded
O86.1
O86.2
O86.3
O86.4
O86.8
Apikes Iris
XVI-24
ICD 10 2nded
O89.1
O89.2
O89.3
O89.4
O89.5
O89.6
O89.8
O89.9
Apikes Iris
XVI-25
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Note: Untuk penggunaan kategori O95-O97, rujukan perlu dibuat pada aturan
dan pedoman pengkodean mortalitas pada Volume 2.
Subkategori yang ada pada O98-O99 (Penyakit ibu yang bisa diklasifikasikan di tempat
lain, tapi mempersulit KMN) harus diutamakan untuk KU, dibandingkan dengan kategori di
luar Bab XV, kalau dinyatakan mempersulit kehamilan, diperberat oleh kehamilan, atau
merupakan alasan perawatan obstetri. Kode yang relevan dari bab lain bisa digunakan sebagai
kode tambahan untuk memperjelas kondisi.
Contoh 26
Kondisi utama
: Toxoplasmosis.
Kondisi lain
: Hamil
Spesialisasi
: Klinik perawatan antenatal beresiko tinggi
Kode
: Penyakit protozoa yang mempersulit KMN (O98.6) sebagai KU.
B58.9 (toxoplasmosis, tidak dijelaskan) digunakan untuk kode
tambahan
O95 Kematian obstetrik yang penyebabnya tidak dijelaskan
Kematian ibu akibat penyebab yang tidak dijelaskan sewaktu KMN
O96 Kematian akibat obstetri yang terjadi >42 hari tapi <1 tahun setelah melahirkan
Gunakan kode tambahan bila perlu untuk identifikasi penyebab kematian obstetrik.
O97 Kematian akibat sekuel dari penyebab obstetrik langsung
Kematian akibat obstetrik langsung yang terjadi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan.
O98 Penyakit infeksi dan parasit ibu c.e. tapi mempersulit KMN
Termasuk:
kondisi berikut kalau mempersulit kehamilan, dipersulit oleh
kehamilan, atau menjadi alasan untuk asuhan obstetrik.
Gunakan kode tambahan bila perlu (Chapter I), untuk identifikasi kondisi spesifik.
Kecuali: tetanus obstetrik (A34),
kalau alasan perawatan ibu adalah bahwa penyakit diketahui atau dicurigai
telah mengganggu janin (O35-O36)
XVI-26
ICD 10 2nded
O98.0
O98.1
O98.2
O98.3
O98.4
O98.5
O98.6
O98.8
O98.9
Apikes Iris
XVI-27
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-28
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Definisi-definisi
Kelahiran hidup:
Kelahiran hidup adalah pengeluaran hasil konsepsi dari ibunya, yang setelah pemisahan
tersebut bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan, misalnya denyut jantung, denyut tali
pusat, atau gerakan nyata otot rangka, berapa pun usia kehamilan, baik tali pusat telah
dipotong atau pun plasenta masih melekat.
Kematian janin (janin lahir mati)
Kematian janin adalah kematian sebelum pengeluaran atau penarikan lengkap hasil
konsepsi dari ibunya, berapa pun lama kehamilan; kematian ditunjukkan oleh fakta bahwa
setelah pemisahan tersebut janin tidak bernafas atau menunjukkan bukti lain kehidupan,
misalnya denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan nyata otot rangka.
Berat lahir
Berat lahir adalah berat janin atau bayi yang didapatkan setelah lahir.
Untuk lahir hidup, berat lahir hendaknya ditimbang pada jam pertama kehidupan
sebelum terjadi penurunan nyata berat badan pasca kelahiran. Walau pun tabulasi statistik
membuat pengelompokan 500-an gram untuk berat lahir, pencatatan jangan menurut
pengelompokan tersebut. Berat sesungguhnya harus dicatat menurut hasil penimbangan.
Definisi berat lahir rendah, sangat rendah, dan sangat rendah sekali tidak
membentuk kategori eksklusif. Di bawah batas setiap kelompok tercakup kelompok di
bawahnya, sehingga tumpang-tindih. Misalnya rendah juga berarti sangat rendah dan
sangat rendah sekali, dan sangat rendah juga mencakup sangat rendah sekali.
Berat lahir rendah:
Berat lahir sangat rendah:
Berat lahir sangat rendah sekali:
<2500 g
<1500 g
<1000 g.
Usia kehamilan
Lama kehamilan diukur dari hari pertama last normal menstrual period atau hari
pertama haid terakhir (HPHT). Usia kehamilan dinyatakan dalam hari penuh atau minggu
penuh (misalnya 280-286 hari penuh setelah HPHT dianggap 40 minggu kehamilan).
Untuk menghitung usia kehamilan dari tanggal HPHT dan hari lahir, harus diingat
bahwa hari pertama adalah hari 0 dan bukan hari 1; jadi hari 0-6 adalah minggu 0; hari 7-13
adalah minggu 1; dan minggu ke-40 adalah minggu 39. Kalau tanggal HPHT tidak diketahui,
usia kehamilan harus didasarkan pada perkiraan klinis terbaik. Untuk mencegah
kesalahpahaman, tabulasi hendaknya berisi minggu dan hari.
Pre-term : <37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari) kehamilan.
Term
: 37 minggu lengkap sampai <42 minggu (259-293 hari) kehamilan.
Post-term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih) kehamilan.
Masa perinatal dimulai dari 22 minggu lengkap (154 hari) kehamilan (saat berat lahir
biasanya 500 g), sampai 7 hari lengkap setelah lahir.
Masa neonatal dimulai sejak lahir sampai 28 hari lengkap. Kematian neonatus dini
terjadi dalam 7 hari pertama kehidupan, dan lanjut setelah 7 hari tapi belum lengkap 28 hari
kehidupan.
XVI-29
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Usia kematian pada hari pertama kehidupan (hari 0) harus dicatat dalam menit atau
jam lengkap kehidupan. Untuk hari kedua (hari 1), ketiga (hari 2) dan selama 27 hari lengkap
kehidupan, usia pada waktu meninggal harus dicatat dalam satuan hari.
HAL-HAL PENTING PADA CHAPTER INI
Bab ini mencakup kelainan dan komplikasi ketika hamil, melahirkan, dan nifas..
Kategori berkisar dari O00 sampai O99; 75 dari 100 kategori telah digunakan.
Chapter ini dimulai dengan daftar 8 exclusions.
Terdapat 8 block, 3 block pertama umumnya mengenai kehamilan.
Inklusi dan exklusi terdapat di awal setiap block atau category.
Terdapat beberapa notes, beberapa di antaranya meminta rujukan anda pada pedoman
morbiditas atau mortalitas pada Volume 2.
O00-O08 mencakup semua abortus, Kecuali kehamilan yang berlanjut pada kehamilan
ganda setelah abortus satu janin atau lebih. Komplikasi abortus dijelaskan oleh subdivisi
karakter keempat. Kategori O08 juga memiliki sebuah note untuk menunjukkan bahwa
kategori ini terutama adalah untuk pengkodean morbiditas.
O20-O29, berisi kondisi yang berhubungan dengan kehamilan, misalnya
O20 Perdarahan, O21 Muntah berlebihan, O22 Komplikasi vena
O60-O75, ditata sesuai perjalanan persalinan.
O80-O84, memungkinkan klasifikasi kelahiran tunggal pada tingkat tiga karakter. Kode ini
terutama untuk morbiditas, pedoman pada Volume 2 harus dirujuk. Baca notes di
halaman 121 Volume 2 yang menunjukkan cara memilih Main Condition.
O85-O92 mencakup nifas dan melibatkan masalah dengan laktasi.
O95-O99 mencakup kesehatan maternal.
Batas waktu setelah melahirkan pada O96 (>42 hr tapi <1 th), dan O97 (1 th/>).
Rujuk hal. 1235-1238 Vol. 1 untuk definisi sehubungan dengan kematian obstetrik.
CODING EXERCISES
1. Abortus spontan
2. Varicose veins, tungkai bawah, dalam hamil
3. Kelahiran kembar dua hidup
4. Cardiomyopati pada nifas
5. Fetal distress yang mengganggu persalinan
6. Premature separation of the placenta pemisahan plasenta sebelum waktunya
7. Sepsis nifas
8. Tetanus obstetrik
9. Abses mammae pada kehamilan
10. Post-partum acute renal failure
11. Complete spontaneous abortion dipersulit oleh embolism
12. Severe pre-eclampsia dengan significant proteinuria
13. Protein deficiency anaemia yang mempersulit kehamilan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-30
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVI-31
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Jawaban pertanyaan
1. Abortus spontan
Cari abortion pada Index, (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 volume 1 untuk subdivisi karakter ke-4. Karena abortus tidak
dijelaskan dan komplikasi tidak disebutkan, maka kode yang benar adalah O03.9.
2. Varies vena. tungkai bawah, pada kehamilan
Cari varicose pada Index (Volume 3, halaman 560).
Varicose
-vein(lower limb)(ruptured)
- - pregnancy (lower limb) -> O22.0
3. Kelahiran kembar hidup
Jangan lupa bahwa yang dikode adalah catatan medis ibu .Cari delivery pada Index
(Volume 3, halaman 148). Karena tidak ada entri untuk twin, pikirkan kata lain untuk
menguraikan kembar ini. Jadi cari pada kelahiran ganda (multiple delivery)
Delivery
-multiple -> O84.9
4. Kardiomiopati pada waktu nifas
Nifas adalah postpartum. Cari cardiomyopathy pada Index (Volume 3, halaman 90).
Cardiomyopathy
-postpartum -> O90.3
5. Fetal distress mengganggu persalinan dan kelahiran
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-fetal(syndrome)
- - affecting
- - - labour and delivery -> O68._
Rujuk halaman 748 Volume 1 untuk menentukan kode mana dari kategori ini yang
sesuai untuk pasien. Jenis fetal distress tidak dijelaskan, sehingga digunakan O68.9.
6. Pemisahan prematur plasenta
Cari separation pada Index (Volume 3, halaman 492).
Separation
-placenta(normally implanted)(premature)(see also Abruptio placentae) -> O45.9
Tidak ada detil lebih lanjut, jadi kita terima kode ini tanpa perlu merujuk ke abruptio
placentae seperti disarankan Index.
7. Sepsis waktu nifas
Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-32
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Sepsis
-puerperal, postpartum, childbirth -> O85
8. Tetanus obstetrik
Cari tetanus pada Index (Volume 3, halaman 532).
Tetanus
-obstetric -> A34
9. Abses gestasi pada mammae
Cari abscess pada Index (Volume 3, halaman 19).
Abscess
-mammary gland - see Abscess breast
Abscess
-breast
- - gestational -> O91.1
10. Gagal ginjal akut post-partum
Cari failure pada Index (Volume 3, halaman 220).
Failure
-renal
- - following
- - - labour and delivery -> O90.4
11.Abortus spontan komplit dipersulit oleh embolism.e
Cari abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-spontaneous -> O03._
Rujuk halaman 724 untuk menentukan subdivisi karakter ke-4. Pilih .7 karena abortus
komplit ini dipersulit oleh embolism. Jadi yang benar adalah O03.7.
12. Pre-eklampsia berat dengan proteinuria.yang nyata
Cari pre-eclampsia pada Index (Volume 3, halaman 451).
Pre-eclampsia
- severe -> O14.1
Rujuk halaman 729 dan anda melihat bahwa judul untuk O14 melibatkan preeklampsia dengan proteinuria signifikan. Jadi tidak perlu kode tersendiri untuk proteinuria.
13. Anemiadefisiensi protein mempersulit kehamilan.
Index (Volume 3, halaman 42) memberi kode D53 untuk anemia defisiensi protein,
tapi tidak dinyatakan mempersulit kehamilan. Kita perlu mencari kode yang lebih spesifik..
Cari pregnancy pada Index, halaman 451.
Pregnancy
-complicated by
- - conditions in
- - - D50-D64 -> O99.0
XVI-33
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kalau kita tidak bisa menemukan anemia defisiensi protein pada Index untuk
Pregnancy, maka cari pilihan lain. Karena anemia ini dikode pada D53.0 maka kita bisa
menggunakan kode O99.0 yang mencakup kode-kode D50-D64. Untuk lebih spesifik, ketika
melakukan pengkodean ganda kita bisa menggunakan D53.0 untuk identifikasi jenis anemia.
14. Kelahiran spontan normal per vaginam setelah sebelumnya dua kali seksio sesar.
Karena pasien pernah seksio sesar sebelumnya, perhitungkan ini dalam pengkodean.
Cari kelahiran per vaginam setelah seksio sesar sebelumnya..
Cari delivery pada Index (Volume 3, halaman 149).
Delivery
- vaginal, following previous cesarean section. -> O75.7
15. Hyperemesis gravidarum
Cari hyperemesis pada Index (Volume 3, halaman 273).
Hyperemesis
- gravidarum -> O21.0
16. Presentasi sungsang
Ingat bahwa disini kita mengkode catatan medis ibu! Cari presentasi, fetal pada Index
(Volume 3, halaman 457). Juga waspadai, bahwa kita mengkode presentasi (posisi) bayi,
BUKAN cara ia dilahirkan.
Presentation, fetal
- breech (mother) -> O32.1
17. Anemia pernisiosa pada kehamilan
Cari anemia pada Index (Volume 3, halaman 44).
Anemia
- pernicious
- - of or complicating pregnancy -> O99.0
18. Hemorrhagia postpartum
Cari hemorrhage pada Index (Volume 3, halaman 260).
Hemorrhage
- postpartum NEC -> O72.1
19. Restensi produk konsepsi, dengan perdarahan setelah kelahiran.
Cari retention pada Index (Volume 3, halaman 476).
Retention
- products of conception
- - following
- - - delivery(with hemorrhage) -> O72.2
20. Rupture right tubal pregnancy
Cari rupture pada Index (Volume 3, halaman 483).
Rupture
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVI-34
ICD 10 2nded
Apikes Iris
- tube, tubal
- - due to pregnancy -> O00.1
XVI-35
Termasuk:
P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak
berhubungan dengan kehamilan sekarang.
Kecuali: Janin dan neonatus terganggu oleh: komplikasi maternal kehamilan (P01.-);
pengaruh merusak yang dikirimkan melalui plasenta atau ASI (P04.-);
kelainan endokrin dan metabolik ibu (P70-P74)
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-2
ICD 10 2nded
P01.4
P01.5
P01.6
P01.7
P01.8
P01.9
Apikes Iris
P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan membran
P02.0 Janin dan neonatus terganggu oleh plasenta praevia
P02.1 Janin dan neonatus terganggu oleh pemisahan dan perdarahan lain plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh:
abruptio placentae, pemisahan prematur plasenta
perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah
P02.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan bentuk dan fungsi lain dan yang
tidak dijelaskan pada plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh: gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark
plasenta
P02.3 Janin dan neonatus terganggu oleh sindroma transfusi plasenta
Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan plasenta dan umbilikus yang
menyebabkan transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya
Gunakan kode tambahan untuk kondisi akibatnya pada janin atau neonatus.
P02.4 Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus yang turun (prolapsed cord)
P02.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penekanan lain umbilikus
Janin dan neonatus terganggu oleh umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut,
bersimpul
P02.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi umbilikus lain dan tidak dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: umbilikus pendek, vasa previa
Kecuali: arteri umbilikalis tunggal (Q27.0)
P02.7 Janin dan neonatus terganggu oleh chorioamnionitis
Janin dan neonatus terganggu oleh amnionitis, membranitis, plasentitis
P02.8 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan lain pada membran
P02.9 Janin dan neonatus terganggu oleh kelainan membran yang tidak dijelaskan
P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran
P03.0 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran dan ekstraksi sungsang
XVII-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
P03.1 Janin dan neonatus terganggu oleh malpresentasi, malposisi dan disproporsi
lain selama persalinan dan kelahiran
Janin atau neonatus terganggu oleh :
kondisi pada O64-O66, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak
lintang
P03.2 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran forseps
P03.3 Janin dan neonatus terganggu kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse]
P03.4 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran sesar
P03.5 Janin dan neonatus terganggu oleh kelahiran presipitatus
Janin dan neonatus terganggu oleh kala II yang berlangsung cepat
P03.6 Janin dan neonatus terganggu oleh kontraksi abnormal rahim
Janin atau neonatus terganggu oleh:
persalinan hipertonik, inersia uterus, kondisi pada O62.- selain O62.3
P03.8 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan
Janin dan neonatus terganggu oleh: kelainan jaringan lunak ibu, induksi
persalinan
operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, kondisi pada O60-O75
prosedur partus yang tidak tercakup oleh P02.- and P03.0-P03.6
P03.9 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi partus yang tidak dijelaskan
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta
atau ASI
Termasuk: efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui plasenta
Kecuali: malformasi kongenital (Q00-Q99); neonatal jaundice pada hemolisis
berlebihan lain akibat obat atau toksin yang dikirimkan dari ibu (P58.4)
P04.0 Janin dan neonatus terganggu oleh anestesia dan analgesia ibu pada hamil dan
partus
Janin dan neonatus terganggu oleh reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang
maternal yang diberikan sewaktu partus
P04.1 Janin dan neonatus terganggu oleh obat-obatan maternal lain
Janin dan neonatus terganggu oleh kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik
Kecuali:
penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu (P04.4),
sindroma hidantoin janin (Q86.1), dismorfisme akibat warfarin (Q86.2)
P04.2 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan tembakau oleh ibu
P04.3 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan alkohol oleh ibu
Kecuali: fetal alcohol syndrome (Q86.0)
P04.4 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan obat-obatan addiksi oleh ibu
Kecuali:
anestesia dan analgesia maternal (P04.0),
gejala putus obat akibat penggunaan obat-obat addiksi oleh ibu (P96.1)
P04.5 Janin dan neonatus terganggu oleh penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu
P04.6 Janin dan neonatus terganggu oleh pendedahan ibu pada zat-zat kimiawi
lingkungan
P04.8 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh merusak lain terhadap ibu
XVII-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
P04.9 Janin dan neonatus terganggu pengaruh merusak terhadap ibu, tidak
dijelaskan
XVII-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
sindroma: bayi dari ibu diabetes (P70.1), bayi dari ibu diabetes
gestasi (P70.0)
P08.1 Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya
Janin atau bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia
kehamilannya.
P08.2 Bayi post-term, tapi tidak berat untuk usia kehamilannya
Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau
lebih), tidak berat atau besar untuk usia kehamilan.
Postmaturitas NOS
XVII-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-7
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-9
ICD 10 2nded
P28.3
P28.4
P28.5
P28.8
P28.9
Apikes Iris
Kecuali:
XVII-10
ICD 10 2nded
P36.1
P36.2
P36.3
P36.4
P36.5
P36.8
P36.9
Apikes Iris
XVII-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Gunakan kode tambahan untuk penyebab luar (Chapter XX) atau obat
P58.5 Jaundice neonatus akibat darah maternal
P58.8 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan
P58.9 Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan, tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan
Kecuali: akibat kesalahan metabolisme sejak lahir (E70-E90), kernikterus (P57.-)
P59.0 Jaundice neonatus yang terkait dengan kelahiran preterm
Hiperbilirubinaemia pada prematuritas
Jaundice akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm
P59.1 Inspissated bile syndrome [sindroma pemekatan empedu]
P59.2 Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan pada sel-sel hati
Kecuali: hepatitis virus kongenital (P35.3)
P59.3 Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI
P59.8 Jaundice neonatus akibat penyebab lain yang dijelaskan
P59.9 Jaundice neonatus, tidak dijelaskan
Jaundice fisiologis (berat)(berlangsung lama) NOS
P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonatus
Sindroma defibrinasi janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain
Kecuali: hipogammaglobulinaemia sementara bayi (D80.7)
P61.0 Trombositopenia neonatus sementara
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia
isoimmunisasi, exchange transfusion [penukaran darah]
P61.1 Polycythaemia neonatorum
P61.2 Anaemia pada prematuritas
P61.3 Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin
P61.4 Anemia kongenital lain, not elsewhere classified
Anemia kongenital NOS
P61.5 Neutropenia neonatus sementara
P61.6 Kelainan koagulasi neonatus sementara lainnya
P61.8 Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
P61.9 Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan
P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonatus
P70.0 Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVII-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
RINGKASAN
Bab ini membahas kondisi yang mengganggu janin dan neonatus, yang awalnya
dimulai pada masa perinatal. Hal-hal penting pada bab ini adalah:
1. Kategori berkisar dari P00 sampai P96
2. Dari 100 kategori yang tersedia, 59 telah digunakan
3. Terdapat 1 inklusi dan 5 eksklusi di awal bab ini
Pada kelainan yang berhubungan dengan lama gestasi dan pertumbuhan janin, berat
badan lebih diprioritaskan daripada usia kehamilan
P07 Kelainan yang berhubungan dengan gestasi singkat dan berat lahir rendah, not
elsewhere classified, memiliki catatan di awal kategori untuk membimbing pemberian
kode kalau berat badan dan lama gestasi keduanya diberikan.
P10-P15 Trauma lahir diklasifikasikan atas enam kategori yang tersusun menurut efek
fisik cedera, misalnya, e.g. P10.2 Intraventricular haemorrhage due to birth injury.
P35-P39 Infections specific to the perinatal period, hanya mencakup infeksi dan penyakit
parasit kongenital, dan infeksi ini didapat di dalam uterus atau telah terdapat ketika lahir.
Terdapat beberapa pengecualian yang dengan jelas disebutkan pada kategori yang sesuai.
Pengkode harus merujuk halaman 1235-1238 Volume 1 untuk definisi yang terkait
dengan kematian perinatal sebelum memulai pengkodean.
LATIHAN
(Ingat bahwa yang dikode disini adalah catatan medis bayi)
1. Low birth weight - baby weighed 900g
2. Fetal death
3. Congenital hydrocele
4. Feeding problems of newborn
5. Birth injury to spine
6. Fetal malnutrition
7. Congenital renal failure
8. Congenital tuberculosis
9. Termination of pregnancy (coding newborns record)
10. Transient neonatal thrombocytopenia
11. Neonatal jaundice akibat kesalahan metabolisme sejak lahir, dikenal sebagai
phenylketonuria klasik
12. Baby born at 42 weeks gestation weighing 4000g.
13. Baby born showing ill-effects from the mothers chemotherapy treatment (for
cancer).
14. Premature baby (1450grams) with an Apgar score of 3 at 1 minute, subsequently
developed pneumothorax, respiratory distress syndrome and physiological
jaundice.
15. Congenital left hip subluxation
16. Hyaline membrane disease of newborn
17. ABO incompatibility affecting newborn
18. Fetal sepsis
XVII-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
8. Congenital tuberculosis
Cari tuberculosis pada Index (Volume 3, halaman 544).
Tuberculosis
-congenital -> P37.0
9. Pengakhiran Kehamilan (mengganggu bayi baru lahir)
Cari termination pada Index (Volume 3, halaman 531).
Termination
-pregnancy - see Abortion
Cari Abortion pada Index (Volume 3, halaman 16).
Abortion
-fetus or newborn -> P96.4
10. Transient neonatal thrombocytopenia
Cari thrombocytopenia pada Index (Volume 3, halaman 533).
Thrombocytopenia
-transient neonatal-> P61.0
11. Neonatal jaundice akibat cacad metabolisme sejak lahir, dikenal sebagai
phenylketonuria klasik
Cari phenylketonuria pada Index (Volume 3, halaman 438).
Phenylketonuria
-classical -> E70.0
Ini adalah penyakit yang terjadi pada masa perinatal, tapi tidak dikode pada Bab XVI.
12. Bayi lahir pada usia kehamilan 42 minggu yang beratnya 4000g.
Karena 42 minggu dianggap kehamilan post-term, kita perlu mencari kode yang
menunjukkan kehamilan lama yang mengganggu bayi baru lahir.
Cari post-term pada Index (Volume 3, halaman 450).
Post-term(pregnancy)(mother)
-infant -> P08.2
Berat lahir bayi dianggap dalam batas normal sehingga kita tidak perlu mencari kode
yang melibatkan berat lahir.
13. Bayi lahir dengan efek buruk dari pengobatan kemoterapi ibu (untuk kanker
maternal)
Cari chemotherapy pada Index (Volume 3, halaman 95).
Chemotherapy
-cancer
- - maternal, affecting fetus or newborn -> P04.1
XVII-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
14. Bayi prematur (berat lahir 1450 g) dengan Apgar score 3 pada 1 menit, kemudian
timbul pneumothorax, respiratory distress syndrome dan physiological
jaundice.
Kita perlu mengkode prematuritas (berat lahir adalah 1450 g), pneumothorax,
respiratory distress syndrome dan jaundice.
Cari birth pada Index (Volume 3, halaman 72).
Birth
-weight
- - low (between 100 and 2499 grams) -> P07.1
Cari pneumothorax pada Index (Volume 3, halaman 446).
Pneumothorax
-perinatal period -> P25.1
Cari distress pada Index (Volume 3, halaman 186).
Distress
-respiratory
- - syndrome(idiopathic)(newborn) -> P22.0
Cari jaundice pada Index (Volume 3, halaman 322).
Jaundice
- fetus or newborn(physiological) -> P59.9
15. Subluksasio panggul kiri kongenital
Cari subluxation pada Index (Volume 3, halaman 514).
Subluxation
- congenital
- - hip
- - - unilateral -> Q65.3
16. Hyaline membrane disease pada bayi baru lahir
Cari disease pada Index (Volume 3, halaman 165).
Disease
- hyaline
- - membrane(newborn) -> P22.0
17. ABO incompatibility yang mengganggu bayi baru lahir
Cari incompatibility pada Index (Volume 3, halaman 288).
Incompatibility
- ABO
- - fetus or newborn -> P55.1
18. Sepsis fetus
Cari sepsis pada Index (Volume 3, halaman 493).
Sepsis
- newborn NEC -> P36.9
19. Paralisis fasialis parsial pada bayi baru lahir
XVII-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVII-24
Beberapa kelainan neurologis yang amat serius (anensefali, ensefalokel, spina bifida)
berkembang dalam 2 bulan pertama kehamilan dan merupakan cacad pembentukan neural
tube (dysraphia). Lainnya (hidranensefali, porensefali) terjadi kemudian dan tampaknya akibat
proses destruktif setelah otak terbentuk. Beberapa di antaranya relatif ringan (meningokel).
Anencephaly, absennya hemisferium serebri sehingga tidak bisa memberikan
kehidupan. Otak yang absen ini kadang-kadang diganti oleh jaringan syaraf kistik yang bisa
terbuka atau tertutup oleh kulit.
Malformasi hemisferium serebri bisa terjadi. Hemisfer bisa besar, kecil, atau tidak
simetris. Gyri bisa absen, sangat besar, atau kecil-kecil tapi banyak. Pengecilan ukuran kepala
(microcephaly) sering terkait disini, dan diikuti oleh retardasi motorik dan mental.
Encephalocele, penonjolan jaringan syaraf dan meningen melalui cacad tengkorak,
terkait dengan penutupan atap tengkorak (cranium bifidum). Ensefalokel biasanya terjadi di
garis tengah dan menonjol dari occiput atau ke dalam saluran hidung, tapi bisa juga asimetris
di daerah frontalis dan parietalis. Hampir semua ensefalokel harus diperbaiki.
Porencephaly, suatu kista atau rongga di dalam hemisferium yang berhubungan
dengan ventrikel, bisa terdapat sebelum atau setelah lahir. Cacad ini bisa disebabkan kelainan
perkembangan, peradangan, atau kerusakan pembuluh darah seperti perdarahan intraventrikel
yang melebar ke parenkim. Bentuk ekstrimnya adalah Hydranencephaly dengan hemisferium
hampir absen total. Biasanya serebellum dan batang otak normal dan ganglion basalis utuh.
Juga meningen, tulang, dan kulit di atap tengkorak normal.
Hydrocephalus, umumnya disebabkan pembesaran ventrikel akibat CSF (cerebrospinal fluid) berlebihan, yang bisa karena produksi CSF lebih besar daripada penyerapan. Ini
biasanya akibat obstruksi aqueductus Sylvii yang menghubungkan ventrikel, obstruksi pada
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-7
ICD 10 2nded
Q20.4
Q20.5
Q20.6
Q20.8
Q20.9
Apikes Iris
XVIII-8
ICD 10 2nded
Q22.5
Q22.6
Q22.8
Q22.9
Apikes Iris
Atresia trikuspid
Anomaly Ebstein
Sindroma jantung kanan hipoplastik
Malformasi kongenital lain katup trikuspid
Malformasi kongenital katup trikuspid, tidak dijelaskan
XVIII-9
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-11
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali: cleft palate (Q35.-), cleft palate dengan cleft lip (Q37.-)
XVIII-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Termasuk:
obstruksi, oklusi dan striktura kongenital pada usus halus atau usus
NOS
Kecuali: ileus mekonium (E84.1)
Q41.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital duodenum
Q41.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital jejunum
Jejunum imperforata, apple peel syndrome,
Q41.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital ileum
Q41.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus halus
Q41.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus halus, tidak dijelaskan, NOS
Q42 Absen, atresia and stenosis kongenital usus besar
Termasuk: obstruksi, oklusi dan striktura kongenital usus besar
Q42.0 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum dengan fistula
Q42.1 Absen, atresia dan stenosis kongenital rektum tanpa fistula,
Rektum imperforata
Q42.2 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus dengan fistula
Q42.3 Absen, atresia dan stenosis kongenital anus tanpa fistula,
Anus imperforata
Q42.8 Absen, atresia dan stenosis kongenital bagian lain usus besar
Q42.9 Absen, atresia dan stenosis kongenital usus besar, tidak dijelaskan
Q43 Malformasi kongenital lain usus
Q43.0 Diverticulum Meckel
Duktus omphalomesenterika atau duktus vitelline persisten
Q43.1 Penyakit Hirschsprung
Aganglionosis
Megakolon (aganglionik) kongenital
Q43.2 Kelainan fungsional kongenital lain kolon
Dilatasi kongenital kolon
Q43.3 Malformasi kongenital fiksasi usus
Adhesi [band] kongenital: anomali omentum, peritoneum
Membran Jackson, malrotasi kolon, mesenterium universal
Rotasi caecum dan kolon yang gagal, inkomplit, tidak memadai
Q43.4 Duplikasi usus
Q43.5 Anus ektopik
Q43.6 Fistula kongenital rektum dan anus
Kecuali:
fistula kongenital: rectovagina (Q52.2), urethrorektum (Q64.7)
fistula atau sinus pilonida (L05.-)
disertai oleh absen, atresia dan stenosis (Q42.0, Q42.2)
Q43.7 Kloaka persisten
Kloaka NOS
Q43.8 Malformasi kongenital lain usus
Dolichocolon [kolon panjang], microcolon, megaloappendix,
megaloduodenum
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVIII-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
sindroma yang terkait dengan anomali jumlah dan bentuk kromosom (Q90Q99)
XVIII-18
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-19
ICD 10 2nded
Q55.5
Q55.6
Q55.8
Q55.9
Apikes Iris
XVIII-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Q61.2
Q61.3
Q61.4
Q61.5
XVIII-21
ICD 10 2nded
Q64.2
Q64.3
Q64.4
Q64.5
Q64.6
Q64.7
Q64.8
Q64.9
Apikes Iris
XVIII-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali: cacad reduksi kaki (Q72.-), deformitas (didapat) valgus (M21.0) atau varus
Q66.0
F.1
Q66.2
Q66.3
Q66.4
Q66.5
Q66.6
Q66.7
Q66.8
Q66.9
(M21.1)
Talipes equinovarus [berjalan di jari, kaki bengkok permanen ke depan]
Talipes calcaneovarus [berjalan pada tumit, kaki bengkok ke atas]
Metatarsus varus [kaki menghadap ke dalam]
Deformitas varus kongenital kaki lainnya
Hallux varus, kongenital [ibu jari kaki membengkok ke garis tengah]
Talipes calcaneovalgus [kaki menghadap ke luar, berjalan pada tumit]
Pes planus kongenital [kaki datar]
Flat foot kongenital, rigid, atau spastic (eversi)
Deformitas valgus kongenital kaki lainnya
Metatarsus valgus [kaki menghadap ke luar]
Pes cavus [kaki sangat cekung, (claw foot)]
Deformitas kongenital kaki lainnya
Talipes NOS, talipes asimetris (talipes = tak bisa berjalan pada telapak kaki):
Clubfoot NOS, hammer toe kongenital [jari seperti palu]
Koalisi tarsus, talus vertikal
Deformitas kongenital kaki, tidak dijelaskan
Q67 Deformitas muskuloskeleton kongenital pada kepala, muka, spina dan dada
Kecuali: sindroma malformasi kongenital yang diklasifikasi pada Q87.Potter's syndrome (Q60.6) bilateral renal agenesis
Q67.0 Facial asymmetry [muka tidak simetris]
Q67.1 Compression facies [muka seperti terjepit]
Q67.2 Dolichocephaly [kepala lebih lonjong daripada normal]
Q67.3 Plagiocephaly [bentuk kepala kacau (distorted)]
Q67.4 Deformitas kongenital tengkorak, muka dan rahang lainnya
Depresi [cekungan] pada tengkorak
Deviasi kongenital septum nasalis,
Squash or bent nose, congenital [hidung tergencet atau bengkok kongenital]
Atrofi atau hipertrofi hemifasial (separo muka)
Kecuali:
dentofasial anomalies [Termasuk maloklusi] (K07.-)
syphilitic saddle nose (A50.5)
Q67.5 Deformitas kongenital tulang punggung
Skoliosis kongenital: postural atau NOS
Kecuali:
skoliosis idopatik infantil (M41.0 )
skoliosis akibat malformasi kongenital tulang (Q76.3)
Q67.6 Pectus excavatum
Congenital funnel chest (dada seperti cerocok)
Q67.7 Pectus carinatum
Congenital pigeon chest (dada seperti merpati)
Q67.8 Deformaitas kongenital dada lainnya
Deformitas kongenital dinding dada NOS
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVIII-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-24
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-25
ICD 10 2nded
Q74.2
Q74.3
Q74.8
Q74.9
Apikes Iris
XVIII-26
ICD 10 2nded
Q76.2
Q76.3
Q76.4
Q76.5
Q76.6
Q76.7
Q76.8
Q76.9
Apikes Iris
XVIII-27
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-28
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-29
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-30
ICD 10 2nded
Q85.0
Q85.1
Q85.8
Q85.9
Apikes Iris
Q86 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui, n.e.c.
Kecuali: hipotiroidism yang terkait dengan defisiensi iodin (E00-E02)
efek nonteratogenik zat yang masuk melalui plasenta atau ASI (P04.-)
Q86.0 Fetal alcohol syndrome (dysmorphic)
Q86.1 Fetal hydantoin syndrome
Meadow's syndrome
Q86.2 Dismorfisme akibat warfarin
Q86.8 Sindroma malformasi kongenital akibat penyebab luar yang diketahui lainnya
Q87 Sindroma malformasi kongenital lain yang mengganggu berbagai sistem
Q87.0 Sindroma malformasi kongenital yang terutama mengganggu bentuk muka
Akroefalopolisindaktili, akroefalosindaktili [Apert]
Sindroma kriptoftalmos, cyclopia, whistling face [wajah bersiul]
Sindroma: oro-facial-digital,
Sindroma: Goldenhar, Moebius, Robin, Treacher Collins
Q87.1 Sindroma malformasi kongenital yang terutama berhubungan dengan tubuh
pendek
Sindroma: Aarskog, Cockayne, De Lange, Dubowitz, Noonan, Prader-Willi,
Sindroma: Robinow-Silverman-Smith, Russell-Silver, Seckel, Smith-LemliOpitz
Kecuali: sindroma Ellis-van Creveld (Q77.6)
Q87.2 Sindroma malformasi kongenital yangterutama mengenai anggota
Sindroma: nail patella, sirenomelia
Sindroma: Holt-Oram, Klippel-Trnaunay-Weber, Rubinstein-Taybi
Sindroma: Trombositopenia dengan Absent Radius [TAR]
Sindroma VATER (cacad Vertebra, Anus imperforata, fistula
TrakheoEsophagus, dan displasia Radius and Renal)
Q87.3 Sindroma malformasi kongenital yang mencakup pertumbuhan awal
berlebihan
Sindroma: Beckwith-Wiedemann, Sotos, Weaver
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVIII-31
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-32
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-33
ICD 10 2nded
Q95.3
Q95.4
Q95.5
Q95.8
Q95.9
Apikes Iris
XVIII-34
ICD 10 2nded
Q99.1
Q99.2
Q99.8
Q99.9
Apikes Iris
XVIII-35
ICD 10 2nded
Apikes Iris
CODING EXERCISES
1. Patent ductus arteriosus
2. Cervical spina bifida with hydrocephalus
3. Von Recklinghausen's disease
4. Pentalogy of Fallot
5. Laryngocele
6. Marfan's syndrome
7. Cyclopia
8. Downs Syndrome
9. Extra marker chromosome
10. Chimera 46, XX/46,XY
11. Ibu mengalami rubella waktu hamil, bayi lahir dengan cortical cataracts.
12. Medial cleft palate
13. Clubfoot
14. Ventricular septal defect with pulmonary stenosis, dextraposition of aorta and
hypertrophy of the right ventricle (semua membentuk sindroma Tetralogy of
Fallot).
15. Congenital polycystic kidneys
16.Accessory toe of left foot, congenital
17. Congenital ventricular septal defect
18. Prader-Willi Syndrome
19. Cystic paru-paru, congenital
20. Congenital, pyloric stenosis
XVIII-36
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-37
ICD 10 2nded
Apikes Iris
PENYAKIT-PENYAKIT KONGENITAL
1. Patent ductus arteriosus
Cari patent pada Index (Volume 3, halaman 431).
Patent
- ductus arteriosus or botalli -> Q25.0
2. Cervical spina bifida dengan hydrocephalus
Cari spina bifida pada Index (Volume 3, halaman 503).
Spina bifida
- cervical
- - with hydrocephalus -> Q05.0
3. Penyakit Von Recklinghausen
Cari Von Recklinghausen's pada Index (Volume 3, halaman 563).
Von Recklinghausen's
- disease (neurofibromatosis) -> Q85.0
4. Pentalogy Fallot
Cari Pentalogy of Fallot pada Index (Volume 3, halaman 432).
Pentalogy of Fallot -> Q21.8
5. Laryngocele
Cari laryngocele pada Index (Volume 3, halaman 330).
Laryngocele (congenital)(ventricular) -> Q31.3
6. Marfan's syndrome
Cari Marfan's syndrome pada Index (Volume 3, halaman 348).
Marfan's syndrome -> Q87.4
7. Cyclopia
Cari Cyclopia pada Index (Volume 3, halaman 123).
Cyclopia, cyclops -> Q87.0
Uraian pada Volume 1 menunjukkan bahwa kondisi ini satu dari sejumlah sindroma
yang biasanya lebih mempengaruhi penampilan muka. Cyclopia tidak memiliki kode tersendiri.
8. Down's Syndrome
Cari Down's pada Index (Volume 3, halaman 189).
Down's disease or syndrome (see also Trisomi, 21) -> Q90.9
Trisomi 21 pada Index (Volume 3, halaman 541) memiliki deskripsi lebih lanjut, tapi
karena tidak ada informasi yang lebih spesifik maka kodenya adalah Q90.9.
9. Extra marker chromosome
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XVIII-38
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-39
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XVIII-40
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-R99 terdiri dari:
kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik walau pun semua fakta yang
berhubungan dengan kasus ini diperiksa,
tanda atau gejala yang ditemukan pada encounter awal ternyata bersifat sementara dan
penyebabnya tidak bisa ditentukan,
diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk pemeriksaan atau asuhan
lebih lanjut,
kasus yang dirujuk ke tempat lain sebelum diagnosis ditegakkan,
kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang lebih tepat,
gejala tertentu, dengan informasi tambahan tersedia, yang merupakan masalah penting
tersendiri dalam asuhan medis
Kecuali:
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R83-R89 Hasil abnormal pada pemeriksaan cairan tubuh, zat dan jaringan, tanpa
diagnosis
R90-R94 Hasil abnormal pada citra diagnostik dan pemeriksaan fungsi, tanpa
diagnosis
R95-R99 Penyebab kematian yang tidak jelas dan tidak diketahui
XIX-2
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Batuk
Kecuali:
batuk psikogenik (F45.3), batuk dengan perdarahan (R04.2)
R06
Kelainan pernafasan
Kecuali:
respiratory distress (syndrome)(of): adult (J80), newborn (P22.-)
respiratory: failure (J96.-), failure of newborn (P28.5), arrest (R09.2),
R06.0 Dyspnoea
Orthopnoea, shortness of breath [sesak nafas]
Kecuali:
transient tachypnoea of newborn (P22.1)
R06.1 Stridor nafas berbunyi seperti air menggelegak]
Kecuali: laryngismus (stridulus) (J38.5), stridor larynx kongenital (P28.8)
R06.2 Wheezing [nafas menciok]
R06.3 Periodic breathing
Pernafasan Cheyne-Stokes, pernafasan periodik
R06.4 Hyperventilation [nafas dalam]
Kecuali:
hiperventilasi psikogenik (F45.3)
R06.5 Mouth breathing
Snoring [bunyi mendengkur, nafas melalui mulut]
Kecuali:
mulut kering NOS (R68.2)
R06.6 Hiccough
Kecuali:
hiccough psikogenik (F45.3)
R06.7 Sneezing [bersin]
R06.8 Kelainan bernafas lain dan tidak dijelaskan
Apnoea NOS [nafas berhenti], breath-holding (spells) [menahan nafas]
Choking sensation [rasa tercekik], sighing [nafas bunyi mengeluh]
Kecuali:
apnoea (pada): tidur (G47.3), newborn (primary) (P28.3),
newborn (P28.4),
R07
XIX-3
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R10
XIX-4
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
R12
Heartburn
Kecuali:
dyspepsia (K30)
R13 Dysphagia
Sulit menelan
R14 Flatulence [kembung] dan kondisi terkait
Distensi perut (berisi gas), bloating, eructation, gas pain, tympanites (perut)(usus)
Kecuali:
aerophagy psikogenik (F45.3)
R15 Faecal incontinence
Encopresis NOS
Kecuali:
yang penyebabnya nonorganik (F98.1)
R16
R16.0
R16.1
R16.2
R17
XIX-5
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R22
Sembab, massa dan bengkak lokal pada kulit dan jaringan subkutis
Termasuk: nodul subkutis (lokal)(superficial)
Kecuali:
adipositas lokal (E65), pembesaran kelenjar limfe (R59.-), oedema
(R60.-)
massa dan bengkak pada: breast (N63), intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
sembab (pada): sendi (M25.4), intra-abdomen atau pelvik (R19.0)
hasil abnormal pada citra diagnostik (R90-R93).
R22.0 Sembab, massa dan bengkak lokal pada kepala
R22.1 Sembab, massa dan bengkak lokal pada leher
R22.2 Sembab, massa dan bengkak lokal pada badan
R22.3 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota atas
R22.4 Sembab, massa dan bengkak lokal pada anggota bawah
R22.7 Sembab, massa dan bengkak lokal pada situs ganda
R22.9 Sembab, massa dan bengkak lokal, tidak dijelaskan
R23 Perubahan kulit lainnya
R23.0 Cyanosis
Kecuali: acrocyanosis (I73.8), serangan sianosis pada bayi (P28.2)
R23.1 Pallor [pucat]
Clammy skin
R23.2 Flushing [kemerahan]
Blushing berlebihan
Kecuali:
keadaan menopause dan klimakterik wanita (N95.1)
R23.3 Ecchymoses spontan
Petechiae
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIX-6
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
XIX-7
ICD 10 2nded
Kecuali:
(J39.2)
R29.3
R29.4
R29.6
R29.8
Apikes Iris
reflex pupil abnormal (H57.0), reflex gag [muntah] hiperaktif
Retentio urin
R34
XIX-8
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Tanda dan gejala kognisi, persepsi, emosi, dan tingkah laku (R40-R46)
Kecuali: yangmerupakan bagian dari poa kelainan jiwa (F00-F99)
R40
XIX-9
ICD 10 2nded
R43
R43.0
R43.1
R43.2
R43.8
Apikes Iris
R44
XIX-10
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R49
Kekacauan suara
Kecuali: kekacauan suara psikogenik (F44.4)
R49.0 Dysphonia
Hoarseness [suara kasar]
R49.1 Aphonia
Loss of voice [suara hilang]
R49.2 Hypernasality and hyponasality
R49.8 Kekacauan suara lainnya dan tidak dijelaskan
Perubahan suara NOS
XIX-11
ICD 10 2nded
Kecuali:
Apikes Iris
R52
XIX-12
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Hiperhidrosis
XIX-13
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Cachexia
Kecuali:
penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome (B22.2)
malignant cachexia (C80), marasmus gizi (E41)
R68
XIX-14
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R68.0 Hypothermia, tidak ada hubungannya dengan suhu lingkungan yang dingin
Kecuali:
hipotermia (akibat)(pada):
suhu lingkungan rendah (T68), NOS (accidental) (T68)
newborn (P80.-), anaesthesia (T88.5)
R68.1 Gejala non-spesifik yang khas pada bayi
Tangis bayi berlebihan, bayi irritable
Kecuali:
teething syndrome (K00.7), iritabilitas serebral neonatus neonatal
(P91.3)
R68.2 Mulut kering, tidak dijelaskan
Kecuali:
mulut kering akibat: dehidrasi (E86), sicca syndrome [Sjgren]
(M35.0)
hiposekresi kelenjar saliva (K11.7)
R68.3 Clubbing of fingers
Clubbing of nails
Kecuali:
club finger kongenital (Q68.1)
R68.8 Gejala dan tanda umum lainnya yang dijelaskan
R69 Penyebab sakit yang tidak diketahui dan tidak dijelaskan
Sakit NOS
Penyakit yang tidak terdiagnosa, tidak dijelaskan situs atau sistem yang terlibat
XIX-15
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-16
ICD 10 2nded
Apikes Iris
R78.3
R78.4
R78.5
R78.6
R78.7
R78.8
Glycosuria
Kecuali: glycosuria ginjal (E74.8)
R82
XIX-17
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
R82.4
R82.5
R82.6
R82.7
R82.8
R82.9
XIX-18
ICD 10 2nded
Kecuali:
Apikes Iris
azoospermia (N46), oligospermia (N46)
Kecuali:
XIX-19
ICD 10 2nded
Apikes Iris
Kecuali:
Kecuali: fetal death dengan penyebab tidak dijelaskan (P95), kematian obstetri NOS
(O95)
R95
R96
XIX-20
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-21
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-22
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-23
ICD 10 2nded
Apikes Iris
5. Petechiae
Look up Petechiae in the Index (Volume 3, page 437).
Petechia, petechiae -> R23.3
XIX-24
ICD 10 2nded
Apikes Iris
If the petechiae had been occurring in a newborn baby, we would use code P54.5 from
the Perinatal Conditions chapter.
6. Hallucinations (visual)
Look up hallucinations in the Index (Volume 3, page 252).
Hallucinations
- visual -> R44.1
There are individual codes for the differing types of hallucinations - visual, auditory and
other hallucinations.
7. Anorexia
Look up anorexia in the Index (Volume 3, page 53).
Anorexia -> R63.0
8. Intracranial space-occupying lesion
Look up lesion in the Index (Volume 3, page 333).
Lesion
- intracranial, space-occupying NEC -> R90.0
9. Abnormal glucose tolerance test.
Look up abnormal in the Index (Volume 3, page 12).
Abnormal
- glucose tolerance (test) -> R73.0
10.25 year old patient was admitted for investigation of debilitating malaise and fatigue.
Look up Malaise in the Index (Volume 3, page 344).
Malaise -> R53
Look up Fatigue in the Index (Volume 3, page 221).
Fatigue -> R53
We only need to use the code once to describe both symptoms.
11.Elderly woman admitted because of her concern about heart palpitations.
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XIX-25
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-26
ICD 10 2nded
Apikes Iris
XIX-27
CHAPTER XX.
CEDERA, KERACUNAN, DAN AKIBAT
LAIN TERTENTU DARI PENYEBAB
EKSTERNAL (S00-T98)
Kecuali:
Trauma obstetrik (O70-O71)
Trauma lahir (P10-P15)
Bab ini berisi blok-blok berikut:
S00-S09
Cedera kepala
S10-S19
Cedera leher
S20-S29
Cedera torak
S30-S39
Cedera abdomen, punggung bawah, vertebra lumbalis, dan pelvis
S40-S49
Cedera bahu dan lengan atas
S50-S59
Cedera siku dan lengan bawah
S60-S69
Cedera pergelangan dan tangan
S70-S79
Cedera panggul dan paha
S80-S89
Cedera lutut dan tungkai bawah
S90-S99
Cedera tumit dan kaki
T00-T07
Cedera yang melibatkan regio ganda pada tubuh
T08-T14
Cedera bagian badan, anggota atau regio tubuh yang tidak dijelaskan
T15-T19
Efek dari benda asing yang masuk melalu lobang alamiah
T20-T32
Luka bakar dan korosi
T33-T35
Frostbite [cedera dingin]
T36-T50
Keracunan drugs, obat medis dan zat-zat biologis
T51-T65
Efek toksik zat yang peran utamanya bukan obat medis
T66-T78
Efek penyebab eksternal lain dan yang tidak dijelaskan
T79
Komplikasi dini tertentu dari trauma
T80-T88
Komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
T90-T98
Sequelae cedera, keracunan dan konsekuensi lain penyebab eksternal
Bab ini menggunakan bagian S untuk mengkode berbagai cedera pada daerah tubuh
tunggal, dan bagian T untuk cedera daerah tubuh ganda atau tidak dijelaskan di samping untuk
keracunan dan konsekuensi tertentu lain akibat penyebab luar.
Kalau cedera pada situs ganda dinyatakan pada judul, kata dengan berarti kedua situs
terlibat, dan kata dan berarti satu atau kedua situs terlibat.
Prinsip pemberian kode ganda untuk cedera sedapat mungkin harus diikuti. Kategori
kombinasi untuk cedera ganda disediakan untuk digunakan kalau detil masing-masing kondisi
tidak memadai, atau untuk tabulasi primer kalau pencatatan kode tunggal lebih disukai; di luar
itu, setiap cedera harus dikode secara tersendiri. Rujuk aturan pengkodean morbiditas dan
mortalitas pada Volume 2.
XX-2
Blok-blok pada bagian S, T00-T14 dan T90-T98 berisi cedera pada level tiga karakter
yang diklasifikasikan menurut jenis sebagai berikut.
Cedera permukaan, termasuk:
kontusio, termasuk memar dan haematoma
cedera akibat benda asing di permukaan (serpihan) tanpa luka besar terbuka
abrasio [lecet], blister [melepuh] (nonthermal), gigitan serangga (tak berbisa)
Luka terbuka, termasuk:
gigitan binatang, tersayat, laserasi [luka robek]
luka tembus: NOS , dengan benda asing (tembus)
Fraktur, termasuk:
Fraktur tertutup dengan atau tanpa penundaan kesembuhan
impacted, depressed, elevated, comminuted, fissured, greenstick, linear
march, simple, slipped epiphysis, spiral
Fraktur:terbuka dengan atau tanpa penundaan kesembuhan:
compound, terinfeksi, missil, puncture, dengan benda asing
Fraktur dengan dislokasi
Fraktur dengan perpindahan tempat (displaced)
Kecuali:
fraktur patologis dengan osteoporosis (M80.-),
malunion fraktur (M84.0),
nonunion fraktur [pseudoarthrosis] (M84.1)
fraktur stress (M84.3), fraktur patologis (M84.4)
Dislokasi, sprain dan strain, termasuk
avulsi (lepas dari tulang), laserasi, sprain, strain,
pada: (kapsul) sendi atau ligamen
haemarthrosis, ruptur, subluxasio, robek
akibat trauma (kapsul) sendi atau ligamen
Cedera syaraf dan medulla spinalis, termasuk:
lesi komplit atau inkomplit pada medulla spinalis
lesi kesinambungan syaraf dan medulla spinalis
trauma yang menyebabkan:
syaraf putus, hematomielia, paralisis (sementara), paraplegia, quadriplegia
Cedera pembuluh darah, termasuk:
avulsi, terpotong, atau laserasi pada pembuluh darah mengalami:
trauma yang menyebabkan
aneurisma atau fistula (arteriovena), hematoma arteri, ruptur pembuluh darah
Cedera pada otot, fasia dan tendon, termasuk:
avulsi, terpotong, laserasi, ruptur trauma
pada: otot, fasia dan tendon
Cedera remuk
Amputasi traumatika
Cedera organ internal, termasuk:
cedera ledakan, cedera konkusio, memar, crushing, laserasi: pada organ internal
trauma yang menyebabkan
hematoma, tertusuk, ruptur, atau robek pada organ internal
Cedera lain dan cedera yang tidak dijelaskan
XX-3
XX-4
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
XX-5
Cedera intrakranium
Kalau diikuti fraktur terkait, kode utama harus pada fraktur intrakranium(S02.-)
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan kalau penggunaan kode ganda
tidak diinginkan untuk identifikasi cedera dan luka terbuka intrakranium.
0 tanpa luka terbuka intrakranium
S06.0 Konkusio
Commotio cerebri
S06.1 Edema traumatika otak
S06.2 Cedera diffus otak
Kontusio otak NOS, laserasi otak NOS, kompresi traumatika otak NOS
S06.3 Cedera otak pada fokus
Kontusio dan laserasi serebri, perdarahan intraserebri traumatika: pada fokus
S06.4 Perdarahan epidura
Perdarahan extradura (traumatika)
S06.5 Perdarahan traumatika subdura
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-6
S08
S08.0
S08.1
S08e.8
S08.9
S09
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada kepala
S09.0 Cedera pembuluh darah kepala, n.e.c.
Kecuali: cedera: pembuluh darah: otak (S06.-), pra-otak (S15.-)
S09.1 Cedera otot dan tendon kepala
S09.2 Ruptur traumatika gendang telinga
S09.7 Cedera ganda pada kepala
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S00-S09.2
S09.8 Cedera kepala lainnya
S09.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada kepala
Cedera: muka NOS, telinga NOS, nose NOS
XX-7
S11
Luka terbuka leher
Kecuali: dekapitasi (S18)
S11.0 Luka terbuka melibatkan larings dan trakhea
Luka terbuka trakhea: NOS, servikalis
Kecuali: trakhea torakalis (S27.5)
S11.1 Luka terbuka melibatkan kelenjar tiroid
S11.2 Luka terbuka melibatkan farings dan esofagus servikalis
Kecuali: luka terbuka esofagus NOS (S27.8)
S11.7 Luka terbuka ganda pada leher
S11.8 Luka terbuka bagian leher lainnya
S11.9 Luka terbuka leher, bagian tidak dijelaskan
S12
Fraktur leher
Termasuk: fraktur leher pada: vertebra, spina, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur leher pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
XX-8
S14
Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi leher
S14.0 Konkusio dan edema of medulla spinalis servikalis
S14.1 Cedera medulla spinalis servikalis lainnya dan tidak dijelaskan
Cedera medulla spinalis servikalis NOS
S14.2 Cedera radiks syaraf spina servikali
S14.3 Cedera pleksus brakhialis
S14.4 Cedera syaraf perifer leher
S14.5 Cedera syaraf simpatis servikalis
S14.6 Cedera syaraf leher lainnya dan tidak dijelaskan
S15
Cedera pembuluh darah setinggi leher
S15.0 Cedera a. carotid
Cedera a. carotid (common) (external) (internal)
S15.1 Cedera a. vertebralis
S15.2 Cedera v. jugularis externa
S15.3 Cedera v. jugularis interna
S15.7 Cedera pembuluh darah ganda setinggi leher
S15.8 Cedera pembuluh darah setinggi leher lainnya
S15.9 Cedera pembuluh darah yang tidak dijelaskan setinggi leher
S16
S17
S17.0
S17.8
S17.9
S18
Amputasi trauma setinggi leher
Dekapitasi
S19
Cedera leher lainnya dan tidak dijelaskan
S19.7 Cedera ganda pada leher
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S10-S18
S19.8 Cedera lain yang dijelaskan pada leher
S19.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada leher
XX-9
S20
S20.0
S20.1
S20.2
S20.3
S20.4
S20.7
S20.8
S21
Luka terbuka toraks
Kecuali:
pneumotoraks traumatika (S27.0), haemotorak traumatika (S27.1)
hemopneumotoraks traumatika (S27.2):
S21.0 Luka terbuka mammae
S21.1 Luka terbuka dinding depan toraks
S21.2 Luka terbuka dinding belakang toraks
S21.7 Luka terbuka ganda pada dinding toraks
S21.8 Luka terbuka bagian toraks lainnya
S21.9 Luka terbuka toraks, bagian tidak dijelaskan
Luka terbuka dinding toraks NOS
S22
Fraktur iga, sternum dan spina torakalis
Termasuk: fraktur toraks pada: vertebra, spina, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur toraks pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
fraktur: klavikula (S42.0), skapula (S42.1)
S22.0 Fraktur vertebra torakalis
Fraktur spina torakalis NOS
S22.1 Fraktur ganda spina torakalis
S22.2 Fraktur sternum
S22.3 Fraktur iga
S22.4 Fraktur ganda pada iga
S22.5 Flail chest [dada tak stabil, mudah goyang]
S22.8 Fraktur bagian tulang toraks lainnya
S22.9 Fraktur tulang toraks, bagian tidak dijelaskan
S23
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen toraks
Kecuali:
dislokasi, sprain dan strain sendi sterno-klavikulais(S43.2, S43.6)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis toraks (M51.-)
S23.0 Ruptur traumatika pada diskus intervertebralis toraks
S23.1 Dislokasi vertebra torakalis
Dislokasi spina torakalis NOS
XX-10
S23.2
S23.3
S23.4
S23.5
S24
Cedera syaraf dan medulla spinalis setinggi toraks
Kecuali: cedera pleksus brakhialis (S14.3)
S24.0 Konkusio dan edema pada medulla spinalis toraks
S24.1 Cedera medulla spinalis toraks lainnya dan tidak dijelaskan
S24.2 Cedera radiks syaraf spina torakalis
S24.3 Cedera syaraf perifer toraks
S24.4 Cedera syaraf simpatis toraks
Cedera plexus: kardiaka, esophagus, pulmonalis;
Cedera ganglion: stellata, simpatis torakalis
S24.5 Cedera syaraf lain toraks
S24.6 Cedera syaraf toraks yang tidak dijelaskan
S25
Cedera pembuluh darah toraks
S25.0 Cedera aorta torakalis
Cedera aorta NOS
S25.1 Cedera a. innominata atau a. subclavia
S25.2 Cedera vena kava superior
Cedera vena kava NOS
S25.3 Cedera v. innominata atau v. subklavia
S25.4 Cedera pembuluh darah pulmonalis
S25.5 Cedera pembuluh darah interkostalis
S25.7 Cedera pembuluh darah ganda pada toraks
S25.8 Cedera pembuluh darah toraks lainnya
Cedera: v. azygos, av. mammaria
S25.9 Cedera pembuluh darah toraks yang tidak dijelaskan
S26
Cedera jantung
Termasuk: kontusio, laserasi , tusukan, ruptur traumatika pada jantung
Subdivisi berikut disediakan sebagai opsi pada posisi karakter tambahan kalau
penggunaan kode ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan.
0. tanpa luka terbuka ke rongga toraks
XX-11
S27.0
S27.1
S27.2
S27.3
S27.4
S27.5
S27.6
S27.7
S27.8
Pneumotoraks traumatika
Haemotoraks traumatika
Haemopneumotoraks traumatika
Cedera paru-paru lainnya
Cedera bronchus
Cedera trakhea torakalis
Cedera pleura
Cedera ganda pada organ intratoraks
Cedera organ intratoraks lainnya
Cedera: diafragma, duktus limfatikus toraks, esofagus (torakalis), kelenjar timus
S27.9 Cedera organ intratoraks yang tidak dijelaskan
S28
Cedera remuk toraks dan amputasi trauma bagian toraks
S28.0 Dada remuk
Kecuali: flail chest (S22.5)
S28.1 Amputasi traumatika bagian toraks
Kecuali: transeksi toraks (T05.8)
S29
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada toraks
S29.0 Cedera otot dan tendon setinggi toraks
S29.7 Cedera ganda pada toraks
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu dari kategori S20-S29.0
S29.8 Cedera toraks lainnya
S29.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada toraks
XX-12
S31
Luka terbuka abdomen, punggung bawah dan pelvis
Kecuali:
Amputasi trauma bagian abdomen, punggung bawah, pelvis (S38.2-S38.3),
Luka terbuka panggul (S71.0)
S31.0 Luka terbuka punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka bokong
S31.1 Luka terbuka dindingabdomen
Luka terbuka: rusuk, sela paha
S31.2 Luka terbuka penis
S31.3 Luka terbuka skrotum dan testes
S31.4 Luka terbuka vagina dan vulva
S31.5 Luka terbuka organ genitalia external lainnya dan tidak dijelaskan
Kecuali: amputasi traumatika organ genitalia external (S38.2)
S31.7 Luka terbuka ganda pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
S31.8 Luka terbuka bagian abdomen lainnya dan tidak dijelaskan
S32
Fraktur spina lumbal dan pelvis
Termasuk: fraktur lumbosakralis pada: vertebra, prosesus spinosus, prosesus transversus
fraktur lumbosakralis pada: arkus vertebra, arkus neuralis
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
fraktur panggul NOS (S72.0)
S32.0 Fraktur vertebra lumbalis
Fraktur spina lumbalis
S32.1 Fraktur sacrum
S32.2 Fraktur koksigis
S32.3 Fraktur ilium
S32.4 Fraktur asetabulum
S32.5 Fraktur pubis
S32.7 Fraktur ganda spina lumbalis dan pelvis
S32.8 Fraktur bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
Fraktur: iskium, spina lumbosakral NOS, pelvis NOS
S33
Dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen pada spina lumbalis dan pelvis
Kecuali:
dislokasi, sprain dan strain sendi dan ligamen panggul (S73.-)
ruptur atau pergeseran (nontraumatika) diskus intervertebralis lumbalis (M51.-)
kerusakan obstetrik pada sendi dan ligamen pelvik (O71.6),
S33.0 Ruptur traumatika diskus intervertebralis lumbalis
S33.1 Dislokasi vertebra lumbalis
Dislokasi spina lumbalis NOS
S33.2 Dislokasi sendi sakroiliaka dan sakrokoksigeus
S33.3 Dislokasi bagian spina lumbalis dan pelvis lainnya dan tidak dijelaskan
S33.4 Ruptur traumatika simfisis pubis
S33.5 Sprain dan strain spina lumbalis
XX-13
XX-14
S36.4
S36.5
S36.6
S36.7
S36.8
Cedera ginjal
Cedera ureter
Cedera kandung kemih
Cedera uretra
Cedera ovarium
Cedera tuba fallopii
Cedera uterus
Cedera organ pelvik ganda
Cedera organ pelvik lainnya
Cedera: kelenjar adrenal, prostat, vesikula seminalis, vas deferens
S37.9 Cedera organ pelvik yang tidak dijelaskan
S38
Cedera remuk dan amputasi traumatika abdomen, punggung bawah dan pelvis
S38.0 Cedera remuk organ genital external
S38.1 Cedera remuk bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung bawah,
pelvis
S38.2 Amputasi trauma organ genital external
Amputasi trauma: labium (majus)(minus), vulva,
Amputasi trauma: penis, skrotum, testis
S38.3 Amputasi trauma bagian lain dan tak dijelaskan di abdomen, punggung
bawah, pelvis
Kecuali: transeksi abdomen (T05.8)
S39
S39.0
S39.6
S39.7
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera otot dan tendon pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera organ(-organ) intra-abdominal dengan organ(-organ) pelvik
Cedera ganda lain pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S30-S39.6
Kecuali: cedera pada S36.- dengan cedera pada S37.- (S39.6)
S39.8 Cedera abdomen, punggung bawah dan pelvis lainnya
S39.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada abdomen, punggung bawah dan pelvis
XX-15
S41
1 open
XX-16
S46
Kecuali:
S46.0
S46.1
S46.2
S46.3
S46.7
S46.8
S46.9
Cedera otot dan tendon pada level bahu dan lengan atas
cedera otot dan tendon pada atau di bawah siku (S56.-)
Cedera tendon rotator cuff pada bahu
Cedera otot dan tendon pada long kepala of biceps
Cedera otot dan tendon pada bagian lain biceps
Cedera otot dan tendon pada triceps
Cedera otot dan tendon ganda pada level bahu dan lengan atas
Cedera otot dan tendon lain pada level bahu dan lengan atas
Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level bahu dan lengan atas
XX-17
S47
Cedera remuk bahu dan lengan atas
Kecuali:
Cedera remuk siku (S57.0)
S48
Kecuali:
S48.0
S48.1
S48.9
S49
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S49.7 Cedera ganda pada bahu dan lengan atas
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S40-S48
S49.8 Cedera bahu dan lengan atas lainnya
S49.9 Cedera yang tidak dijelaskan pada bahu dan lengan atas
S50
Kecuali:
S50.0
S50.1
S50.7
S50.8
S50.9
S51
Luka terbuka lengan bawah
Kecuali: luka terbuka pergelangan dan tangan (S61.-), amputasi traumatika lengan bawah (S58.-)
S51.0 Luka terbuka siku
S51.7 Luka ganda terbuka pada lengan bawah
S51.8 Luka terbuka bagian lengan bawah lainnya
S51.9 Luka terbuka lengan bawah, bagian tidak dijelaskan
S52
XX-18
XX-19
S55.9 Cedera pembuluh darah pada level lengan bawah, tidak dijelaskan
S56
Kecuali:
S56.0
S56.1
S56.2
S56.3
S56.4
S56.5
S56.7
S56.8
S57
Kecuali:
S57.0
S57.8
S57.9
S58
Kecuali:
S58.0
S58.1
S58.9
S59
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada lengan bawah
Kecuali:
Cedera lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan (S69.-)
S59.7 Cedera ganda pada lengan bawah
Cedera yang bisa diklasifikasikan pada lebih dari satu kategori dari S50-S58
S59.8 Cedera pada lengan bawah lainnya
S59.9 Cedera pada lengan bawah, tidak dijelaskan
S60
Cedera permukaan pergelangan dan tangan
S60.0 Kontusio jari tanpa kerusakan kuku
Kontusio jari NOS
Kecuali: kontusio yang melibatkan kuku (matrix) (S60.1)
S60.1 Kontusio jari dengan kerusakan pada kuku
S60.2 Kontusio bagian pergelangan dan tangan lainnya
S60.7 Cedera permukaan ganda pada pergelangan dan tangan
S60.8 Cedera permukaan lain pada pergelangan dan tangan
S60.9 Cedera permukaan pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-20
S61
Luka terbuka pergelangan dan tangan
Kecuali:
Amputasi traumatika pergelangan dan tangan (S68.-)
S61.0 Luka terbuka jari tanpa kerusakan kuku
Luka terbuka jari NOS
Kecuali: luka terbuka melibatkan kuku (matrix) (S61.1)
S61.1 Luka terbuka jari dengan kerusakan kuku
S61.7 Luka terbuka ganda pada pergelangan dan tangan
S61.8 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan lainnya
S61.9 Luka terbuka bagian pergelangan dan tangan, tidak dijelaskan
S62
XX-21
S65
S65.0
S65.1
S65.2
S65.3
S65.4
S65.5
S65.7
S65.8
S65.9
S66
Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S66.0 Cedera otot dan tendon flexor longus ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.1 Cedera otot dan tendon flexor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.2 Cedera otot dan tendon extensor ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.3 Cedera otot dan tendon extensor jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.4 Cedera otot dan tendon intrinsik ibu jari di level pergelangan dan tangan
S66.5 Cedera otot dan tendon intrinsik jari II, III, IV atau V di level pergelangan dan
tangan
S66.6 Cedera otot dan tendon flexor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.7 Cedera otot dan tendon extensor ganda pada level pergelangan dan tangan
S66.8 Cedera otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan lainnya
S66.9 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada level pergelangan dan tangan
S67
Cedera remuk pergelangan dan tangan
S67.0 Cedera remuk ibu jari dan jari-jari lainnya
S67.8 Cedera remuk bagian lain dan tidak dijelaskan pada pergelangan dan tangan
XX-22
S68
S68.0
S68.1
S68.2
S68.3
S70
S70.0
S70.1
S70.7
S70.8
S70.9
S71
Kecuali:
S71.0
S71.1
S71.7
S71.8
S72
Fraktur femur
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
XX-23
S72.3
S72.4
S72.7
S72.8
S72.9
S73
Dislokasi, sprain dan strain pada sendi dan ligamen panggul
S73.0 Dislokasi panggul
S73.1 Sprain dan strain panggul
S74
S74.0
S74.1
S74.2
S74.7
S74.8
S74.9
S75
Kecuali:
S75.0
S75.1
S75.2
S78
Amputasi trauma panggul dan paha
Kecuali:
Amputasi trauma anggota bawah, level tak jelas (T13.6)
S78.0 Amputasi trauma panggul sendi
XX-24
S81
Kecuali:
S81.0
S81.7
S81.8
S81.9
S82
Fraktur tungkai bawah, Termasuk tumit
Termasuk: malleolus
Subdivisi berikut disediakan untuk karakter tambahan, kalau penggunaan kode ganda
fraktur dan luka terbuka tidak diinginkan. Fraktur yang tidak jelas tertutup atau terbuka harus
diklasifikasi sebagai tertutup.
0 closed
1 open
Kecuali:
Fraktur kaki, selain tumit (S92.-)
S82.0 Fraktur patella
Fraktur tempurung lutut
S82.1 Fraktur ujung atas tibia
Fraktur tibia bagian:kepala, kondilus,ujung proximal,atau tuberositas
dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
S82.2 Fraktur batang tibia
Fraktur batang tibia dengan atau tanpa disebutkan fraktur fibula
XX-25
XX-26
S90
Cedera permukaan tumit dan kaki
S90.0 Kontusio tumit
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-27
XX-28
S95
Kecuali:
S95.0
S95.1
S95.2
S95.7
S95.8
S95.9
S96
Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki
Kecuali: cedera tendon Achilles (S86.0)
S96.0 Cedera otot dan tendon m. flexor longus jari kaki di level tumit dan kaki
S96.1 Cedera otot dan tendon m. extensor longus jari kaki di level tumit dan kaki
S96.2 Cedera otot dan tendon intrinsik pada level tumit dan kaki
S96.7 Cedera otot dan tendon ganda pada level tumit dan kaki
S96.8 Cedera otot dan tendon pada level tumit dan kaki lainnya
S96.9 Cedera otot dan tendon yang tidak dijelaskan pada level tumit dan kaki
S97
S97.0
S97.1
S97.8
S98
Amputasi traumatika tumit dan kaki
S98.0 Amputasi traumatika kaki pada level tumit
Amputasi traumatika satu jari kaki
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-29
XX-30
T01.1 Luka terbuka toraks dengan abdomen, punggung bawah dan pelvis
Luka terbuka pada situs-situs S21.-, S31.- dan T09.1
Kecuali: dengan melibatkan daerah tubuh lainnya (T01.8)
T01.2 Luka terbuka daerah ganda pada anggota atas
Luka terbuka pada situs-situs S41.-, S51.-, S61.- dan T11.1
Kecuali: melibatkan anggota bawah (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.3 Luka terbuka daerah ganda pada anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs S71.-, S81.-, S91.- dan T13.1
Kecuali: melibatkan anggota atas (T01.6)
melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.6 Luka terbuka daerah ganda anggota atas dan anggota bawah
Luka terbuka pada situs-situs T01.2 dan T01.3
Kecuali: melibatkan toraks, abdomen, punggung bawah dan pelvis (T01.8)
T01.8 Luka terbuka kombinasi daerah tubuh lainnya
T01.9 Luka ganda terbuka, tidak dijelaskan
Gigitan serangga, sayatan, laserasi, dan luka tusuk: ganda, NOS
T02
1 open
XX-31
XX-32
Cedera bagian badan, anggota atau daerah yang tidak jelas (T08-T14)
Kecuali:
T08
XX-33
T09 Cedera lain pada spina dan badan, level tak jelas
Kecuali:
Cedera remuk badan NOS (T04.1), transeksi badan (T05.8),
Cedera ganda pada badan (T00-T06)
T09.0 Cedera permukaan badan, level tak jelas
T09.1 Luka terbuka badan, level tak jelas
T09.2 Dislokasi, sprain dan strain yang tidak dijelaskan sendi dan ligamen badan
T09.3 Cedera medulla spinalis, level tak jelas
T09.4 Cedera tidak dijelaskan nerve, spinal nerve root dan plexus badan
T09.5 Cedera tidak dijelaskan otot dan tendon pada badan
T09.6 Amputasi trauma badan, level tak jelas
T09.8 Cedera pada badan lainnya, level tak jelas
T09.9 Cedera badan yang tidak dijelaskan, level tak jelas
T10
1 open
0 closed
1 open
Fraktur ganda pada tungkai, level tak jelas (T02.-)
XX-34
XX-35
T14.6
T14.7
T14.8
T14.9
XX-36
T18.0
T18.1
T18.2
T18.3
T18.4
T18.5
Kecuali:
Luka bakar dan korosi permukaan luar tubuh, menurut situs (T20-T25)
Termasuk: Luka bakar dan korosi:
Tingkat I [erythema], tingkat II [blisters, melepuh] [epidermis lenyap]
Tingkat III [nekrosis dalam pada jaringan di bawahnya] [full-thickness skin loss]
T20 Luka bakar dan korosi kepala dan leher
Termasuk: Kulit kepala [semua bagian], (daerah) dahi, telinga [semua bagian],
Hidung (septum), bibir, mata dengan bagian lain muka, kepala dan leher
Kecuali:
Luka bakar dan korosi terbatas pada mata dan adnexa (T26.-),
Luka bakar dan korosi pada mulut dan farings (T28.-)
T20.0 Luka bakar dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.1 Luka bakar tingkat I pada kepala dan leher
T20.2 Luka bakar tingkat II pada kepala dan leher
T20.3 Luka bakar tingkat III pada kepala dan leher
T20.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T20.5 Korosi tingkat I pada kepala dan leher
T20.6 Korosi tingkat II pada kepala dan leher
T20.7 Korosi tingkat III pada kepala dan leher
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-37
XX-38
Luka bakar dan korosi pada mata dan organ internal (T26-T28)
T26
T26.0
T26.1
T26.2
T26.3
T26.4
T26.5
T26.6
T26.7
T26.8
T26.9
XX-39
T28.3
T28.4
T28.5
T28.6
T28.7
T28.8
T28.9
Luka bakar dan korosi daerah tubuh ganda dan tidak jelas (T29-T32)
T29 Luka bakar dan korosi daerah ganda pada tubuh
Termasuk: Luka bakar dan korosi pada lebih dari satu kategori pada T20-T28
T29.0 Luka bakar pada daerah ganda, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar ganda NOS
T29.1 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.2 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.3 Luka bakar pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T29.4 Korosi dengan tingkat yang tidak dijelaskan pada daerah ganda
Korosi ganda NOS
T29.5 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat I
T29.6 Korosi pada daerah ganda, disebutkan tidak lebih dari tingkat II
T29.7 Korosi pada daerah ganda, disebutkan paling kurang satu tingkat III
T30 Luka bakar dan korosi, daerah tubuh tidak dijelaskan
Kecuali: Luka bakar dan korosi, luas permukaan tubuh yang terlibat dinyatakan (T31-T32)
T30.0 Luka bakar dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Luka bakar NOS
T30.1 Luka bakar tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat I NOS
T30.2 Luka bakar tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat II NOS
T30.3 Luka bakar tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Luka bakar tingkat III NOS
T30.4 Korosi dengan daerah tubuh tidak dijelaskan, tingkat tidak dijelaskan
Korosi NOS
T30.5 Korosi tingkat I, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.6 Korosi tingkat II, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat I NOS
T30.7 Korosi tingkat III, daerah tubuh tidak dijelaskan
Korosi tingkat III NOS
T31
Luka bakar yang diklasifikasikan menurut luas permukaan tubuh yang terlibat
Kategori ini hanya digunakan untuk kode primer kalau situs luka bakar tidak jelas. Ia
bisa digunakan sebagai kode tambahan bersama kategori T20-T29 kalau situsnya dijelaskan.
XX-40
T31.0
T31.1
T31.2
T31.3
T31.4
T31.5
T31.6
T31.7
T31.8
T31.9
T32
Frostbite (T33-T35)
Kecuali:
XX-41
T34
Kecuali:
T34.0
T34.1
T34.2
T34.3
T34.4
T34.5
T34.6
T34.7
T34.8
T34.9
T35 Frostbite pada daerah ganda tubuh dan frostbite yang tidak dijelaskan
T35.0 Frostbite permukaan pada daerah ganda tubuh
Frostbite permukaan ganda NOS
T35.1 Frostbite dengan nekrosis jaringan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda dengan nekrosis jaringan NOS
T35.2 Frostbite yang tidak dijelaskan pada kepala dan leher
T35.3 Frostbite yang tidak dijelaskan pada toraks, abdomen, punggung bawah dan
pelvis
Frostbite badan NOS
T35.4 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota atas
T35.5 Frostbite yang tidak dijelaskan pada anggota bawah
T35.6 Frostbite yang tidak dijelaskan pada daerah ganda tubuh
Frostbite ganda NOS
T35.7 Frostbite yang tidak dijelaskan pada situs yang tidak dijelaskan
Frostbite NOS
XX-42
XX-43
XX-44
XX-45
XX-46
T48 Keracunan obat yang primernya pada otot polos dan lurik dan sistem
pernafasan
T48.0 Keracunan obat oksitosin
Kecuali: estrogen, progestogen dan antagonisnya (T38.4-T38.6)
T48.1 Keracunan relaksan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
T48.2 Keracunan obat otot lain dan tidak dijelaskan
T48.3 Keracunan antitusif
T48.4 Keracunan expektoran
T48.5 Keracunan obat anti-common-cold
T48.6 Keracunan antiasmatika, n.e.c.
Agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma
keracunan salbutamol
Kecuali: hormon adenohipofisis (T38.8),
agonis adrenoseptor yang digunakan dalam terapi asma (T44.5)
T48.7 Keracunan obat sistem pernafasan lain dan tidak dijelaskan
T49 Keracunan obat topikal kulit, membran mukosa, mata, THT dan gigi
Termasuk: Glukokortikoid yang dipakai secara topikal
T49.0 Keracunan obat antifungus, anti-infeksi dan anti-inflammasi lokal, n. e. c.
T49.1 Keracunan antipruritika
T49.2 Keracunan astringen lokal dan detergen lokal
T49.3 Keracunan emollients, demulcents dan protectants
T49.4 Keracunan keratolitik, keratoplastik, serta obat dan preparat obat rambut lain
T49.5 Keracunan obat dan preparat ophthalmologis
Keracunan anti-infektif mata
T49.6 Keracunan obat dan preparat otorhinolaringologi
Keracunan anti-infektif telinga, hidung dan tenggorokan
T49.7 Keracunan obat gigi, diberikan secara topikal
XX-47
Keracunan diuretika dan obat dan zat biologis yang lain dan tidak dijelaskan
Keracunan mineralocorticoids dan antagonisnya
Keracunan loop [high-ceiling] diuretics
Keracunan inhibitor carbonic-anhydrase, benzothiadiazides dan diuretika lain
Keracunan asetazolamide
Keracunan obat elektrolit, kalorik dan keseimbangan air
Keracunan garam rehidrasi oral, oralit
Keracunan obat metabolisme asam urat
Keracunan depressan nafsu makan
Keracunan antidotum dan chelating agents, n. e. c.
Keracunan alkohol deterrents
Keracunan analeptika dan antagonists reseptor opioid
Keracunan obat diagnostik
Keracunan drug, obat medis dan zat biologis lain dan tidak dijelaskan
Keracunan obat: pengasam, pengalkali, lipotropik, immunoglobulin, immunologis
Keracunan hormon paratiroid dan derivatnya
XX-48
XX-49
XX-50
T61 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan laut
Kecuali:
Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti:
gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis (L23.6, L25.4, L27.2),
syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti:
mercury (T56.1), hydrogen cyanide (T57.3),
aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), cyanides (T65.0)
T61.0 Keracunan ikan ciguatera
T61.1 Keracunan ikan scombroid
Histamine-like syndrome
T61.2 Keracunan ikan dan dan shellfish lainnya
T61.8 Efek toksik seafood lainnya
T61.9 Efek toksik dari yang seafood tidak dijelaskan
T62 Efek toksik zat beracun lain yang termakan sebagai makanan
Kecuali:
Intoksikasi bakteri yang berasal dari makanan (A05.-)
Reaksi alergi makanan, seperti gastroenteritis (noninfektif) (K52.-), dermatitis
(L23.6, L25.4, L27.2), syok anafilaktik akibat reaksi makanan (T78.0)
Efek toksik kontaminan makanan, seperti: mercury (T56.1), hydrogen cyanide
(T57.3), aflatoxin dan mikotoksin lainnya (T64), sianida (T65.0)
T62.0 Efek toksik cendawan yang ditelan
T62.1 Efek toksik berry yang ditelan
T62.2 Efek toksik (bagian) tanaman lain yang ditelan
T62.8 Efek toksik zat beracun lain yang dijelaskan, yang dimakan sebagai makanan
T62.9 Efek toksik zat beracun yang dimakan sebagai makanan, tidak dijelaskan
T63 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa
T63.0 Efek toksik bisa ular
Efek toksik bisa ular-laut
T63.1 Efek toksik bisa reptil lainnya
Efek toksik bisa kadal
T63.2 Efek toksik bisa kalajengking
T63.3 Efek toksik bisa laba-laba
T63.4 Efek toksik bisa artropoda lainnya
Efek toksik gigitan atau sengatan serangga berbisa
T63.5 Efek toksik kontak dengan ikan
Kecuali: keracunan akibat memakan ikan (T61.0-T61.2)
T63.6 Efek toksik kontak dengan binatang laut lainnya
Efek toksik kontak dengan jellyfish, anemone laut, shellfish, starfish
Kecuali: keracunan akibat memakan shellfish (T61.2), bisa ular-laut (T63.0)
T63.8 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa lainnya
Efek toksik bisa amfibi
T63.9 Efek toksik kontak dengan binatang berbisa yang tidak dijelaskan
T64
XX-51
XX-52
T68 Hypothermia
Hipotermia karena kecelakaan
Kecuali:
hipotermia: neonatus (P80.-), frostbite (T33-T35), setelah anestesia (T88.5)
hipotermia yang tidak berhubungan dengan suhu lingkungan rendah (R68.0)
T69 Efek lain penurunan suhu
Kecuali:
Frostbite (T33-T35)
T69.0 Immersi tangan dan kaki
Trench foot[kulit kaki merah melepuh akibat dingin dan lembab, hitam pada gangren]
T69.1 Chilblains [kulit jari, hidung, telinga menjadi merah, sembab dan gatal karena
dingin]
T69.8 Efek lain yang dijelaskan dari penurunan suhu
T69.9 Efek penurunan suhu, tidak dijelaskan
T70 Efek tekanan udara dan tekanan air
T70.0 Otitic barotrauma
Aero-otitis media, efek perubahan tekanan atmosfir atau tekanan air terhadap telinga
T70.1 Sinus barotrauma
Aerosinusitis, efek perubahan tekanan atmosfir terhadap sinus
T70.2 Efek lain dan tidak dijelaskan dari tempat tinggi
Alpine or mountain sickness, anoxia high altitude, hipobaropati, barotrauma NOS
Kecuali: polycythaemia akibat tempat tinggi (D75.1)
T70.3 Caisson disease [decompression sickness]
Compressed-air disease, palsy or paralysis penyelam [perubahan tekanan mendadak]
T70.4 Efek dari cairan bertekanan tinggi
Traumatic jet injection (industri)
T70.8 Efek lain dari tekanan udara dan air
Sindroma cedera ledakan
T70.9 Efek dari tekanan udara dan air, tidak dijelaskan
T71 Asphyxia
Tercekik (oleh cekikan)
Defisiensi oksigen sistemik akibat: oksigen udara rendah, ancaman mekanis pada pernafasan
Kecuali:
anoxia akibat high altitude (T70.2),
asphyxia akibat: inhalasi makanan atau benda asing ((T17.-), carbon monoxide
(T58), gas, asap atau uap lainnya (T59.-)
respiratory: distress, syndrome pada: dewasa (J80), newborn (P22.-)
T73 Efek deprivasi lain
T73.0 Efek kelaparan
Deprivasi makanan, kelaparan
T73.1 Efek haus
Deprivasi air
T73.2 Exhaustion akibat exposure
T73.3 Exhaustion akibat olahraga berlebihan
Overexertion
T73.8 Efek-efek lain deprivasi
T73.9 Efek deprivasi, tidak dijelaskan
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-53
XX-54
XX-55
Gunakan kode tambahan penyebab eksternal (Bab 20) untuk identifikasi peralatan
yang terlibat dan detil kejadian, atau kode tambahan (B95-B97) untuk identifikasi agen infeksi.
Kecuali:
efek samping obat-obatan (A00-R99, T78.-)
mendapat asuhan medis untuk kondisi pascabedah tanpa komplikasi, seperti:
penutupan stoma eksternal (Z43.-) status lobang buatan (Z93.-),
pemasangan dan penyesuaian alat prostetik eksternal (Z44.-)
komplikasi prosedur bedah selama kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)
luka bakar dan korosi akibat penggunaan lokal dan radiasi (T20-T32)
keracunan dan efek toksik dari obat dan zat kimiawi (T36-T65)
komplikasi yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
kelainan keseimbangan cairan dan elektrolit (E86-E87)
kebocoran cerebrospinal fluid dari pungsi spinalis (G97.0)
kekacauan fungsi setelah bedah jantung (I97.0-I97.1)
sindroma lymphoedema pasca-mastektomi (I97.2)
sindroma pascabedah lambung (K91.1), malfungsi kolostomi (K91.4)
sindroma blind-loop pascabedah (K91.2)
sindroma pasca-laminektomi NEC (M96.1)
T80 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi terapeutik
Termasuk: Perfusi
Kecuali:
Penolakan transplantasi sumsum-tulang (T86.0)
T80.0 Embolisme udara setelah pemberian infus, transfusion dan injeksi
T80.1 Komplikasi vaskular pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Phlebitis, thromboembolism, dan thrombophlebitis setelah infus, transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.7), akibat peralatan prostetik,
implant dan graft (T82.8, T83.8, T84.8, T85.8)
T80.2 Infeksi setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Infeksi, sepsis, septikemia, syok septik setelah pemberian infus, transfusi, dan injeksi
Kecuali kalau kondisi dinyatakan: pasca-prosedur (T81.4), akibat peralatan prostetik,
implant, graft (T82.6-T82.7, T83.5-T83.6, T84.5-T84.7, T85.7)
T80.3 Reaksi inkompatibilitas ABO
Transfusi darah inkompatibel,
Reaksi terhadap inkompatibilitas golongan darah pada infus atau transfusi
T80.4 Reaksi inkompatibilitas Rh
Reaksi akibat faktor Rh pada infus atau transfusi
T80.5 Syok anafilaksis akibat serum
Kecuali: syok: alergi NOS (T78.2), syok anafilaktik NOS (T78.2)
syok anafilaktik akibat obat yang diberikan dengan benar (T88.6)
T80.6 Reaksi serum lainnya
Intoksikasi oleh serum; protein sickness;
Serum: rash, sickness, urticaria
Kecuali: hepatitis serum (B16.-)
T80.8 Komplikasi lain pemberian infus, transfusi, dan injeksi
T80.9 Komplikasi pemberian infus, transfusi, dan injeksi, tidak dijelaskan
Reaksi transfusi NOS
T81 Komplikasi prosedur, not elsewhere classified
Kecuali:
Komplikasi: infus, transfusi, dan injeksi(T80.-),: immunisasi (T88.0-T88.1),
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-56
T81.0
T81.1
T81.2
T81.3
T81.4
T81.5
T81.6
T81.7
XX-57
XX-58
XX-59
XX-60
T87
T87.0
T87.1
T87.2
T87.3
T87.4
T87.5
T87.6
T88 Komplikasi lain asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
Kecuali:
komplikasi setelah: infus, transfusi dan injeksi (T80.-), prosedur NEC (T81.-)
pungsi dan laserasi tak sengaja sewaktu prosedur dilakukan (T81.2)
komplikasi yang dijelaskan yang diklasifikasikan di tempat lain, seperti:
dermatitis akibat obat-obatan (L23.3, L24.4, L25.1, L27.0-L27.1)
keracunan dan efek toksik obat dan zat kimia (T36-T65)
komplikasi dari
anestesia: hamil (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-)
operasi dan prosedur obstetri (O75.4),
alat, implant dan graft (T82-T85)
T88.0 Infeksi setelah immunisasi
Sepsis, septikemia setelah immunisasi
T88.1 Komplikasi lain setelah immunisasi, not elsewhere classified
Rash setelah immunisasi
Kecuali: ensefalitis pascaimmunisasi (G04.0), artropati pascaimmunisasi (M02.2)
syok anafilaktik akibat serum (T80.5), reaksi serum lainnya (T80.6)
T88.2 Syok akibat anestesia
Syok akibat anestesia dengan zat yang benar telah diberikan dengan benar
Kecuali: komplikasi anestesia (pada): akibat overdosis zat yang salah (T36-T50),
kehamilan (O29.-), persalinan dan melahirkan (O74.-), nifas (O89.-)
syok pasca-bedah NOS (T81.1)
T88.3 Hiperpyrexia maligna akibat anestesia
T88.4 Intubasi gagal atau sulit
T88.5 Komplikasi lain anestrsia
Hipotermia setelah anestesia
T88.6 Syok anafilaktik akibat efek samping obat yang diberikan dengan benar
Kecuali: syok anafilaktik akibat serum (T80.5)
T88.7 Efek samping yang tidak dijelaskan dari obat-obatan
Efek samping, reaksi alergi, hipersensitivitas, atau idiosinkrasi (dari) (terhadap)
obat-obatan yang dibeikan dengan benar
Hipersensitivitas obat NOS, reaksi obat NOS
Kecuali: efek samping obat-obatan (A00-R99,T80-T88.6, T88.8)
T88.8 Komplikasi lain yang dijelaskan dari asuhan bedah dan medis, nec
T88.9 Komplikasi asuhan bedah dan medis, tidak dijelaskan
Kecuali: efek tidak diharapkan NOS (T78.9)
XX-61
Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada S00-S99 dan T00-T88
sebagai penyebab efek jangka panjang, yang diklasifikasikan di bagian lain. Sequelae mencakup
semua yang dinyatakan demikian, atau efek jangka panjang, dan yang terjadi satu tahun atau
lebih setelah cedera akut.
T90 Sequelae cedera kepala
T90.0 Sequela cedera permukaan kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S00.T90.1 Sequela luka terbuka kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S01.T90.2 Sequela fraktur tulang tengkorak dan muka
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S02.T90.3 Sequela cedera nervi kraniales
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S04.T90.4 Sequela cedera mata dan orbita
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S05.T90.5 Sequela cedera intrakranium
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S06.T90.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada kepala
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S03.-, S07-S08 dan S09.0-S09.8
T90.9 Sequela cedera kepala yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang diklasifikasikan pada S09.9
T91 Sequela cedera leher dan badan
T91.0 Sequela cedera permukaan dan luka terbuka pada leher dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S10-S11, S20-S21, S30-S31 dan T09.0-T09.1
T91.1 Sequela fraktur vertebra
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S12.-, S22.0-S22.1, S32.0, S32.7 dan T08
T91.2 Sequela fraktur thorax dan pelvis lainnya
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S22.2-S22.9, S32.1-S32.5 dan S32.8
T91.3 Sequela cedera medulla spinalis
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
S14.0-S14.1, S24.0-S24.1, S34.0-S34.1 dan T09.3
T91.4 Sequela cedera organ intrathorax
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S26-S27
T91.5 Sequela cedera organ intra-abdomen dan pelvik
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S36-S37
T91.8 Sequela cedera lain yang dijelaskan pada leher dan badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada:
S13.-, S14.2-S14.6, S15-S18, S19.7-S19.8
S23.-, S24.2-S24.6, S25.-, S28.-, S29.0-S29.8
S33.-, S34.2-S34.8, S35.-, S38.-, S39.0-S39.8
T09.2 dan T09.4 -T09.8
T91.9 Sequela cedera leher dan badan yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada S19.9, S29.9, S39.9 dan T09.9
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XX-62
XX-63
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T14.T95 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite
T95.0 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite kepala dan leher
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T20.-, T33.0-T33.1, T34.0-T34.1 dan T35.2
T95.1 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite of badan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T21.-, T33.2-T33.3, T34.2-T34.3 dan T35.3
T95.2 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota atas
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T22-T23, T33.4-T33.5, T34.4-T34.5 dan T35.4
T95.3 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite anggota bawah
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada
T24-T25, T33.6-T33.8, T34.6-T34.8 dan T35.5
T95.4 Sequela luka bakar dan korosi yang hanya bisa diklasifikasikan menurut luas
keterlibatan permukaan tubuh
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T31-T32
T95.8 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite lain yang dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T26-T29, T35.0-T35.1 dan T35.6
T95.9 Sequela luka bakar, korosi dan frostbite yang tidak dijelaskan
Sequela cedera yang bisa diklasifikasikan pada T30.-, T33.9, T34.9 dan T35.7
T96 Sequela Keracunan drugs, medis dan zat biologis
Sequela keracunan yang bisa diklasifikasikan pada T36-T50
T97 Sequela toxic effects of substances chiefly nonmedicinal as to source
Sequela efek toksik yang bisa diklasifikasikan pada T51-T65
T98 Sequela other dan tidak dijelaskan effects of penyebab luar
T98.0 Sequela efek benda asing yang masuk melalui lobang alamiah
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T15-T19
T98.1 Sequela efek lain dan tidak dijelaskan dari penyebab luar
Sequela dari efek yang bisa diklasifikasikan pada T66-T78
T98.2 Sequela komplikasi dini tertentu trauma
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T79.T98.3 Sequela komplikasi asuhan bedah dan medis, not elsewhere classified
Sequela komplikasi yang bisa diklasifikasikan pada T80-T88
XX-64
CHAPTER XXI.
PENYEBAB-PENYEBAB LUAR DARI
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
(V01-Y98)
Bab ini, yang pada ICD revisi sebelumnya adalah klasfikasi suplemen, memungkinkan
klasifikasi peristiwa dan situasi di lingkungan sebagai penyebab cedera, keracunan, dan efek tak
diinginkan lainnya. Kode dari bab ini digunakan untuk tambahan pada kode dari bab lain yang
menunjukkan bentuk kondisi, yang sering diklasifikasikan pada Bab XIX [Cedera, keracunan
dan konsekuensi tertentu lain penyebab luar (S00-T98)]. Penyebab kematian sebaiknya dikode
menurut Bab XIX dan XX, tapi kalau hanya satu kode yang ditabulasikan maka kode dari Bab
XX yang diutamakan. Kondisi lain yang dapat dinyatakan sebagai akibat penyebab luar
diklasifikasikan pada Bab I-XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX hanya digunakan
untuk informasi tambahan pada analisis kondisi ganda.
Kategori-kategori untuk sekuel penyebab eksternal dari morbiditas dan mortalitas
dimasukkan pada Y85-Y89
Kode aktifitas
Kategori berikut tersedia untuk digunakan sebagai variabel terpisah penambah kategori
V01-Y34 untuk menunjukkan aktifitas korban pada saat kejadian berlangsung. Klasifikasi
tambahan ini jangan dikaburkan dengan, atau digunakan untuk mengganti kategori yang
tersedia untuk tempat kejadian yang dapat diklasifikasikan pada W00-Y34
0. Ketika sedang melakukan aktifitas olahraga
Olahraga fisik dengan elemen fungsional yang jelas seperti:
golf, atletik sekolah, jogging, berkuda, trekking, skiing, water-skiing, berenang
1. Ketika sedang melakukan aktifitas santai
Aktifitas hobbi,
Aktifitas waktu santai dengan elemen hiburan seperti ke bioskop, menari, atau pesta
Ikut dalam bagian atau aktifitas organisasi sukarela
Kecuali:
Aktifitas olahraga (0)
2. Ketika bekerja mencari penghasilan
Pekerjaan yang dibayar (manual)(professional),
Transportasi (saat) ke dan dari aktifitas tersebut
Bekerja untuk gaji, bonus dan bentuk penghasilan lainnya
3. Ketika sedang melakukan pekerjaan lainnya
Tugas rumahtangga seperti: mengasuh anak dan keluarga lain, mencuci, memasak,
bertaman, memelihara rumah
Tugas-tugas yang biasanya seseorang tidak mendapatkan upah
Aktifitas belajar, misalnya menghadiri kegiatan atau pelajaran sekolah
Sedang menjalani pendidikan
4. Ketika sedang istirahat, tidur, makan, atau melakukan aktifitas vital lainnya
Melakukan aktifitas kebersihan pribadi
8. Ketika sedang melakukan aktifitas lain yang dijelaskan
XXI-2
Bagian ini terbagi atas 12 kelompok. Kelompok yang berhubungan dengan kecelakaan
transport darat (V01-V89) menunjukkan bentuk transport dan dibagi untuk menunjukkan
lawan korban atau jenis kejadian. Kendaraan tempat korban berada diidentifikasi pada dua
karakter pertama, karena dianggap sebagai faktor yang perlu diidentifikasi untuk pencegahan.
Kecuali:
kecelakaan pada orang yang sedang memperbaiki peralatan transportasi atau
kendaraan (tidak sedang bergerak) asalkan tidak dicederai oleh kendaraan lain yang
sedang bergerak (W00-X59)
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan, tapi tidak berhubungan dengan bahaya
yang terkait dengan bentuk transportasi [misal cedera yang diperoleh dalam
perkelahian di atas kapal; kendaraan transport yang terlibat bencana; jari terjepit
ketika menutup pintu mobil] (W00-X49)
menyakiti diri sendiri dengan sengaja (X81-X83),
serangan dengan menabrakkan MV (Y03.-),
kejadian yang niatnya tidak diketahui (Y31-Y33)
Istilah yang digunakan dalam teks ini:
:
MV: motor vehicle, kendaraan bermotor
TA: traffic accident, kecelakaan lalulintas
Non-TA: nontraffic accident, kecelakaan bukan lalulintas
Definisi-definisi yang berhubungan dengan kecelakaan transport
(a) Kecelakaan transport (V01-V99) adalah kecelakaan yang melibatkan alat yang terutama
dirancang atau saat itu digunakan untuk, membawa orang atau barang dari satu tempat
ke tempat lain.
(b) Public highway (jalan raya) atau street (jalan umum) adalah bagian antara batas hak milik
(atau garis batas) tanah, yang biasanya tersedia bagi masyarakat untuk memindahkan
orang atau harta benda dari satu tempat ke tempat lain. Roadway (badan jalan) adalah
bagian jalan umum yang biasa digunakan untuk lalulintas kendaraan.
(c) Kecelakaan lalulintas (TA) adalah kecelakaan kendaraan yang terjadi di jalan umum
[misalnya berangkat dari, tiba di, atau melibatkan kendaraan yang sebagian badannya
berada di jalan umum]. Kecelakaan kendaraan dianggap terjadi di jalan umum kalau
tempat lain tidak disebutkan, kecuali pada kecelakaan yang hanya melibatkan MV offroad yang diklasifikasikan sebagai Non-TA kalau tidak dinyatakan sebaliknya.
(d) Kecelakaan bukan-lalulintas (Non-TA) adalah kecelakaan kendaraan yang seluruh
bagiannya terjadi di tempat selain jalan umum.
(e) Pejalan kaki adalah orang yang terlibat kecelakaan yang saat itu tidak berada di dalam
atau di atas MV, kereta api, trem, kendaraan ditarik hewan atau lainnya, atau sedang di
atas sepeda atau binatang.
Termasuk: orang yang: sedang berdiri, mengganti roda atau memperbaiki kendaraan
pengguna alat pembawa pejalan kaki seperti:
push-cart, push-chair, kursi roda, perambulator, pembawa bayi
skateboard, ice-skates, roller-skates, skis, sled, scooter
(f) Pengemudi adalah pengguna kendaraan transport yang menjalankan atau bermaksud
menjalankan kendaraan tersebut
(g) Penumpang adalah pengguna kendaraan transport selain pengemudi.
Kecuali:
orang yang berkendara di bagian luar kendaraan lihat definisi (h)
XXI-3
(h) Orang yang berada di bagian luar kendaraan adalah orang yang sedang dibawa oleh
kendaraan tapi tidak mengisi ruangan yang biasanya disediakan untuk pengemudi atau
penumpang, atau ruangan yang disediakan untuk transport barang-barang.
Termasuk orang (yang berkendara pada): badan kendaraan, tangga, bumper [fender],
atap, bergantung di luar, papan luncur kendaraan
(i) Sepeda adalah kendaraan transport darat yang hanya dijalankan dengan pedal.
Termasuk: sepeda roda dua atau roda tiga
Kecuali:
sepeda yang bermotor lihat definisi (k)
(j) Pengemudi sepeda adalah orang yang mengendarai sepeda atau becak atau trailer yang
dilekatkan pada sepeda tersebut.
(k) Sepeda motor adalah MV roda dua dengan satu atau dua sadel penunggang dan kadangkadang dengan roda ketiga untuk menunjang becak samping. Becak samping dianggap
sebagai bagian dari sepeda motor.
Termasuk: sepeda motor NOS, kombinasi, dengan becak samping;
sepeda yang diberi motor, moped, motor scooter
Kecuali:
tricyle bermotor lihat definisi (m)
(l) Penunggang (rider) sepeda motor adalah orang yang berkendara di atas sepeda motor, atau
di dalam becak samping atau trailer yang dilekatkan pada kendaraan tersebut.
(m) MV beroda tiga adalah tricycle bermotor yang dirancang untuk penggunaan di jalan.
Termasuk: tricyle bermotor, rickshaw bermotor, mobil beroda tiga
Kecuali:
sepeda motor dengan becak samping - lihat definisi (k),
kendaraan khusus segala medan (all-terrain) - lihat definisi (x)
(n) Mobil adalah MV roda empat yang dirancang terutama untuk membawa sampai 10
orang. Sebuah karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai
bagian dari mobil tersebut.
Termasuk: minibus
(o) Kendaraan bermotor atau kendaraan bisa berarti berbagai kendaraan transportasi.
Penggunaan lokal istilah ini harus ditentukan untuk mentukan kode yang sesuai. Kalau
istilah digunakan secara meragukan, gunakan kode yang tidak dijelaskan. Sebuah
karavan atau trailer yang sedang ditarik oleh mobil dianggap sebagai bagian dari mobil
tersebut
(p) Truk atau van pick up adalah MV beroda empat atau enam yang dirancang terutama
untuk membawa barang, beratnya kurang dari batas lokal untuk kendaraan barang
berat, dan tidak memerlukan surat izin mengemudi (SIM) khusus.
(q) Kendaraan transport berat adalah MV yang dirancang terutama untuk membawa barang,
memenuhi kriteria lokal untuk klasifikasi kendaraan barang berat berdasarkan berat
kerbside (biasanya di atas 3500 kg), dan memerlukan SIM khusus.
[kerbside = sisi yang naik ke atas badan timbangan MV]
(r) Bus adalah MV yang dirancang atau disesuaikan terutama untuk membawa lebih dari
10 orang, dan memerlukan SIM khusus.
Termasuk: bus besar
(s) Kereta api atau kendaraan di atas rel adalah alat, dengan atau tanpa gerbong, dirancang
untuk lalulintas di atas rel.
Termasuk: mobil listrik atau trem interurban yang berjalan di jalur tersendiri,
kereta rel, apa pun sumber tenaganya [diesel] [listrik] [uap]:
funicular [berkabel], monorail, dua rel, bawah tanah, rel layang,
kendaraan lain yang dirancang untuk berjalan di atas rel
Kecuali:
mobil listrik interurban [trem], yang berjalan di jalur tersendiri yang
merupakan bagian jalan umum - lihat definisi (s)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-4
(t) Trem (streetcar) adalah alat yang dirancang dan digunakan terutama untuk membawa
orang di dalam kota, berjalan di atas rel, biasanya mematuhi signal lalulintas, dan
berjalan di jalur sendiri yang merupakan bagian badan jalan. Trailer yang ditarik trem
dianggap bagian dari trem tersebut.
Termasuk: trem listrik interurban, kalau disebutkan beroperasi di jalan umum
(gerbong) tram, (gerbong) trolley
(u) Kendaraan khusus wilayah industri adalah MV yang dirancang untuk digunakan terutama
di dalam bangunan dan wilayah dari tempat industri atau perdagangan
Termasuk: truk (bagasi) (surat) atau kendaaan penumpang airport bertenaga batere
truk bergerak sendiri di tempat industri,
truk bagasi stasiun, bermotor
(truk) forklift, mobil logging (kayu), gerbong batubara di pertambangan,
tram, truk, atau tub [pembawa cairan] (bermotor) di tambang atau galian
(v) Kendaraan khusus daerah pertanian adalah MV yang dirancang untuk digunakan secara
khusus di pertanian dan perkebunan (hortikultura), misalnya untuk mengolah tanah,
menyebar benih, menuai panen, dan membawa barang-barang di pertanian.
Termasuk: mesin panen, mesin pertanian bergerak sendiri, traktor (dan trailer)
(w) Kendaraan konstruksi khusus adalah MV yang dirancang secara khusus untuk digunakan
dalam konstruksi (dan demolisi) jalan, bangunan, dan struktur lainnya
Termasuk: bulldozer, digger, dumper truck, earth-leveller (perata tanah),
mechanical shovel (sekop mekanis), road-roller (mesin giling)
(x) Kendaraan semua medan (special all-terrain vehicle) adalah MV yang dirancang khusus untuk
menempuh medan kasar atau lunak atau salju. Contoh rancangan khusus adalah
konstruksi tinggi, roda dan ban khusus, tracks, dan sokongan bantalan udara.
Termasuk: hovercraft tanah dan rawa, mobil salju
Kecuali:
hovercraft di perairan terbuka lihat definisi (x)
(x) Watercraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di atas air.
Termasuk: hovercraft NOS
(y) Aircraft adalah alat untuk membawa penumpang atau barang di udara.
Klasifikasi dan instruksi pengkodean kecelakaan transport
1.
2.
3.
4.
Kalau suatu kejadian tidak jelas sebagai TA atau Non-TA, anggap sebagai:
a. TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V10-V82 and V87.
b. Non-TA kalau bisa diklasifikasikan pada kategori V83-V86. Untuk kategori ini
korbannya bisa pejalan kaki, atau pengguna kendaraan off-road
Kalau kecelakaan melibatkan lebih dari satu jenis transport, gunakan urutan berikut:
a. aircraft dan spacecraft (V95-V97),
b. watercraft (V90-V94),
c. bentuk transport lainnya (V01-V89, V98-V99)
Kalau kecelakaan transport tidak menyatakan korban sebagai pengguna kendaraan tapi
dinyatakan tertabrak, terseret, cedera, remuk, atau terbunuh oleh kendaraan termasuk
mobil, bus, sepeda motor, tricycle bermotor, (truk) pick up, truk, van,
kereta api, trem, traktor, bulldozer, kendaraan rekreasi, sepeda,
kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi,
maka klasifikasikan korban sebagai pejalan kaki (kategori V01-V09).
Kalau deskripsi kecelakaan transport tidak menunjukkan peranan korban, seperti
kecelakaan, tabrakan, menabrak, reruntuhan NOS pada:
pesawat terbang, pesawat angkasa luar, kapal, watercraft,
sepeda, sepeda motor, tricycle bermotor, kendaraan rekreasi,
XXI-5
5.
6.
7.
bus, mobil, van, (truk) pick up, truk, kereta api, streetcar, trem, traktor, buldozer,
maka klasifikasikan korban sebagai pengguna atau penunggang kendaraan tersebut.
Kalau lebih dari satu kendaraan terlibat, kendaraan yang digunakan korban jangan
ditebak kecuali kalau kendaraannya sama. Tapi kodelah pada kategori yang sesuai pada
V87-V88, V90-V94, V95-V97, dengan memperhatikan urutan pada catatan 2 di atas.
Kalau kecelakaan transport, seperti kendaraan (motor)(nonmotor) gagal berbelok atau
lepas kontrol (akibat) ban pecah, kerusakan bagian mekanis, pengemudi tertidur atau
lengah, atau kecepatan berlebihan menyebabkan tabrakan, klasifikasikan kecelakaan ini
sebagai tabrakan. Kalau yang terjadi adalah kecelakaan selain tabrakan, klasifikasikan
ini sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat.
Kalau kecelakaan transport terjadi pada kendaraan yang sedang bergerak, seperti
jatuh, melompat, atau terdorong dari,
dihantam oleh benda yang dilemparkan ke,
cedera karena dilemparkan ke,
cedera akibat bagian yang bergerak dari;
keracunan akibat gas buangan yang dihasilkan oleh,
api yang berasal dari,
ledakan dari suatu bagian dari,
kerusakan suatu bagian dari,
objek yang jatuh ke dalam atau ke atas;
suatu bagian dari; atau objek di dalam
kendaraan yang sedang bergerak, menyebabkan tabrakan, maka klasifikasikan
kecelakaan ini sebagai tabrakan. Kalau kecelakaan yang terjadi bukan tabrakan,
klasifikasikan sebagai kecelakaan non-tabrakan menurut jenis kendaraan yang terlibat
Kecelakaan transport darat yang dijelaskan sebagai:
tabrakan (akibat hilangnya kontrol) (di jalan raya) antara kendaraan dengan:
tiang penunjang (jembatan)(overpass); tiang serbaguna;
pembatas antara jalan raya; daerah aman (safety island);
besi pengaman (guard rail) atau pagar pembatas;
rambu-rambu lalulintas atau marker (sementara);
dinding dari potongan yang dibuat untuk jalan
objek yang dilemparkan ke depan MV; batu jatuh, longsoran (tak bergerak), pohon,
objek lain, baik tetap, bisa dipindahkan, atau sedang bergerak;
dimasukkan dalam V17.-, V27.-,V37.-, V47.-, V57.-, V67.- dan V77.terbalik (tanpa tabrakan)
dimasukkan dalam V18.-, V28.-, V38.-, V48.-, V58.-, V68.-, dan V78.tabrakan dengan hewan (kumpulan gembala)(tak digembalakan)
dimasukkan dalam V10.-, V20.-, V30.-, V40.-, V50.-, V60.- and V70.tabrakan dengan kendaraan yang ditarik hewan atau hewan yang sedang ditunggangi
dimasukkan dalam V16.-, V26.-, V36.-, V46.-, V56.-, V66.- and V76.-.
XXI-6
XXI-7
V19. Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain dan tidak jelas
V19.0 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.1 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
V19.2 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, Non-TA
Tabrakan sepeda NOS, Non-TA
V19.3 Penunggang sepeda Non-TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS, Non-TA
Penunggang sepeda cedera dalam Non-TA NOS
V19.4 Pengemudi sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.5 Penumpang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
V19.6 Penunggang sepeda tabrakan dengan MV lain dan tidak jelas, TA
Tabrakan sepeda NOS (lalulintas)
V19.8 Penunggang sepeda cedera dalam laka-transport lain yang jelas
Terjepit oleh bagian sepeda
V19.9 Penunggang sepeda cedera dalam TA yang tidak jelas
Kecelakaan sepeda NOS
Termasuk: moped, sepeda motor dengan becak samping, sepeda bermotor, skooter motor
Kecuali:
MV roda tiga (V30-V39)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V20-V28:
.0 Pengemudi sepeda motor cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang sepeda motor cedera dalam Non-TA
.2 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.3 Seseorang cedera ketika naik atau turun dari sepeda motor
.4 Pengemudi sepeda motor cedera dalam TA
.5 Penumpang sepeda motor cedera dalam TA
.9 Penunggang sepeda motor yang tidak jelas cedera dalam TA
V20. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali:
tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan atau hewan yang ditunggangi (V26.-)
V21. Tabrakan dengan sepeda
V22. Tabrakan dengan MV roda 2 atau 3
V23. Tabrakan dengan mobil, truk pick-up atau van
V24. Tabrakan dengan kendaraan transport berat atau bus
V25. Tabrakan dengan kereta api atau kendaraan rel
V26. Tabrakan dengan kendaraan nonmotor lainnya
Termasuk: tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan, hewan yang ditunggangi, trem
V27. Tabrakan dengan objek tak bergerak
V28. Cedera dalam laka-transport bukan tabrakan
Termasuk: jatuh atau terlempar dari sepeda motor (tanpa didahului tabrakan)
XXI-8
XXI-9
XXI-10
XXI-11
XXI-12
Kecuali:
minibus (V40-V49)
Subdivisi karakter keempat berikur digunakan pada kategori V7O-V78:
.0 Pengemudi bus cedera dalam Non-TA
.1 Penumpang bus cedera dalam Non-TA
.2 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam Non-TA
.3 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
.4 Seseorang cedera ketika naik atau turun bus
.5 Pengemudi bus cedera dalam TA
.6 Penumpang bus cedera dalam TA
.7 Seseorang di bagian luar bus cedera dalam TA
.9 Pengguna bus yang tidak jelas cedera dalam TA
V70. Tabrakan dengan pejalan kaki atau hewan
Kecuali:
Tabrakan dengan kendaraan ditarik hewan or binatang yang ditunggangi (V76.-)
V71. Tabrakan dengan sepeda
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-13
XXI-14
XXI-15
XXI-16
V85.4
V85.5
V85.6
V85.7
V85.9
Orang cedera ketika naik atau turun dari kendaraan khusus konstruksi
Pengemudi cedera dalam Non-TA
Penumpang cedera dalam Non-TA
Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
Pengguna yang tidak jelas cedera dalam Non-TA
Kecelakaan kendaraan khusus konstruksi NOS
V86. Pengguna kendaraan khusus segala medan (all-terrain) atau MV lain yang
dirancang terutama untuk penggunaan off-road, cedera dalam cedera dalam lakatransport
Kecuali:
kendaraan dalam penggunaan tak bergerak atau sedang diperbaiki (W31.-)
V86.0 Pengemudi cedera dalam TA
V86.1 Penumpang cedera dalam TA
V86.2 Orang di bagian luar cedera dalam TA
V86.3 Pengguna yang ridak jelas cedera dalam TA
V86.4 Orang cedera ketika naik atau turun dari from MV segala medan dan off-road
lain
V86.5 Pengemudi cedera dalam Non-TA
V86.6 Penumpang cedera dalam Non-TA
V86.7 Orang di bagian luar cedera dalam Non-TA
V86.9 Pengguna yang tidak jelas lain cedera dalam Non-TA
Kecelakaan MV segala medan NOS, kecelakaan MV off-road NOS
V87. TA yang jenisnya jelas tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali:
tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V87.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (TA)
V87.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (TA)
V87.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (TA)
V87.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat (TA)
V87.5 Tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus (TA)
V87.6 Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (TA)
V87.7 Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (TA)
V87.8 Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (TA)
V87.9 Laka- transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV (TA)
V88. Non-TA yang jenisnya dijelaskan tapi bentuk transportasi korban tak diketahui
Kecuali:
tabrakan yang melibatkan: pengemudi sepeda (V10-V19), pejalan kaki (V01-V09)
V88.0 Tabrakan antara mobil dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.1 Tabrakan antara MV lain dengan MV roda 2 atau 3 (Non-TA)
V88.2 Tabrakan antara mobil dengan truk pick-up atau van (Non-TA)
V88.3 Tabrakan antara mobil dengan bus (Non-TA)
V88.4 Tabrakan antara mobil dengan kendaraan transport berat(Non-TA)
V88.5 Orang cedera dalam tabrakan antara kendaraan transport berat dengan bus
(Non-TA)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-17
V88.6
V88.7
V88.8
V88.9
V89.0
V89.1
V89.2
V89.3
V89.9
Tabrakan antara kereta api atau kendaraan rel dengan mobil (Non-TA)
Tabrakan antara MV-MV lain yang jelas (Non-TA)
Laka-transport bukan tabrakan lain, melibatkan MV (Non-TA)
Laka-transport (tabrakan)(bukan tabrakan) lain, melibatkan non-MV(NonTA). Kecelakaan MV atau non-MV, jenis kendaraan tidak jelas
Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas, Non-TA
Kecelakaan MV NOS (Non-TA)
Orang cedera dalam kecelakaan non-MV yang tidak jelas (Non-TA)
Kecelakaan non-MVNOS (Non-TA)
Orang cedera dalam kecelakaan MV yang tidak jelas (TA)
Kecelakaan MV (motor-vehicle accident [MVA]) NOS
Kecelakaan lalulintas jalan raya (Road (traffic) accident [RTA]) NOS
Orang cedera dalam kecelakaan non-MVyang tidak jelas (TA)
TA non-MV NOS
Orang cedera dalam kecelakaan kendaraan yang tidak jelas
Tabrakan NOS
XXI-18
XXI-19
V96.9 Kecelakaan pesawat udara tak bermesin yang tidak dijelaskan, mencederai
pengguna
Kecelakaan pesawat udara tak bermesin NOS
V97 Laka-transport udara lain yang jelas
Termasuk: kecelakaan terhadap bukan pengguna pesawat udara
V97.0 Pengguna pesawat udara cedera dalam laka-transport udara lain yang
dijelaskan
Jatuh di dalam, ke atas, atau dari pesawat udara pada laka-transport udara
Kecuali:
kecelakaan ketika naik atau turun aircraft (V97.1)
V97.1 Orang cedera ketika naik atau turun pesawat udara
V97.2 Penerjun payung cedera dalam laka-transport udara
Kecuali:
orang yang terjun setelah kecelakaan pesawat udara (V95-V96)
V97.3 Orang di atas tanah cedera dalam laka-transport udara
Dihantam oleh objek yang jatuh dari pesawat udara
Terhisap oleh mesin jet, cedera karena baling-baling yang sedang berputar
V97.8 Laka-transport udara lainnya, not elsewhere classified
Cedera akibat mesin-mesin pada pesawat udara
Kecuali:
kecelakaan pesawat udara NOS (V95.9)
menghadapi perubahan tekanan udara ketika naik atau turun (W94.-)
XXI-20
XXI-21
Tempat karavan NOS, jalan kereta api, rumah yang terlantar, tempat latihan militer
.9. Tempat tidak dijelaskan
Jatuh (W00-W19)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
sengaja melukai diri sendiri (X80-X81), serangan fisik [assault] (Y01-Y02)
jatuh (dalam) (dari):
kendaraan transport (V01-V99), hewan (V80.-),
mesin (yang bekerja) (W28-W31), ke air (dengan tenggelam) (W65-W74),
bangunan terbakar (X00.-), ke dalam api (X00-X04, X08-X09)
jatuh berulang yang tidak disebabkan kecelakaan (R29.6)
W00. Jatuh pada level sama yang melibatkan es dan salju
Kecuali:
jatuh dengan disebutkan: ice-skates and skis (W02.-), jenjang (W10.-)
W01. Jatuh pada level sama akibat tergelincir, tersandung, dan terantuk
Kecuali:
jatuh melibatkan es atau salju snow (W00.-)
W02. Jatuh yang melibatkan ice-skates, skis, roller-skates atau skateboards
W03. Jatuh pada level sama yang lainnya akibat tabrakan dengan, atau didorong orang
lain
Termasuk: jatuh akibat tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lain
Kecuali:
remuk atau terdorong oleh keramaian atau human stampede (W52.-)
jatuh yang melibatkan es atau salju (W00.-)
W04. Jatuh ketika digotong atau dipapah orang lain
Termasuk: tidak sengaja terjatuh ketika sedang digotong
W05. Jatuh yang melibatkan kursi roda
W06. Jatuh yang melibatkan tempat tidur
W07. Jatuh yang melibatkan kursi
W08. Jatuh yang melibatkan furnitur lainnya
W09. Jatuh yang melibatkan peralatan playground
Kecuali:
jatuh yang melibatkan mesin-mesin hiburan (W31.-)
W10. Jatuh dari jenjang
Termasuk jatuh (ke) (dari):
eskalator [jenjang berjalan], ramp [jalan mendaki dalam gedung],
incline [belokan yang mengalihkan lintasan dari satu level ke level lain]
melibatkan es atau salju pada jenjang
W11. Jatuh dari ladder (tangga dengan dua sisi tegak)
W12. Jatuh dari scaffold (tempat tukang bekerja lebih tinggi di sekitar gedung)
W13. Jatuh dari, keluar dari, atau melalui bangunan atau suatu struktur
Termasuk: jatuh dari, keluar dari, atau melalui:
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-22
Kecuali:
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
serangan (X85-Y09), sengaja melukai diri sendiri (X60-X84)
kontak atau tabrakan dengan binatang atau orang (W50-W64)
W20. Dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh
Termasuk: terkurung reruntuhan tanpa asfiksia [tercekik] atau tak bisa bernafas
bangunan runtuh, kecuali pada kebakaran
jatuhan: batu, pohon
Kecuali:
objek yang berjatuhan pada: laka-transport (V01-V99), bencana alam (X34X39)
kecelakaan mesin (W24.-, W28-W31),
objek yang digerakkan oleh: ledakan (W35-W40),
senjata api (W32-W34)
kolapsnya bangunan yang terbakar (X00.-), peralatan olahraga (W21.-),
W21. Menghantam atau dihantam oleh peralatan olahraga
Termasuk dihantam oleh: bola yang dipukul atau dilemparkan, tongkat hockey
W22. Menghantam atau dihantam oleh objek lain
Termasuk: membentur dinding
W23. Terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit di dalam atau di antara objek
Termasuk: terperangkap, remuk, terjepit atau terhimpit
antara objek-objek bergerak, antara objek bergerak dan diam,
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-23
Kecuali:
di dalam objek
seperti:
antara krat pengepakan dan lantai. akibat pegangan terlepas,
objek melipat (folding), pintu geser dan rangkanya,
lingkar pengering mesin cuci
cedera akibat:
kendaraan transport yang sedang digunakan untuk transportasi (V01-V99),
alat pengangkat dan transmisi (W24.-),
alat pemotong dan pelobang (W25-W27),
perkakas tangan tanpa mesin (W27.-),
mesin-mesin (W28-W31)
dihantam oleh objek yang dilemparkan, diarahkan atau jatuh (W20.-)
W24. Kontak dengan alat pengangkat dan transmisi, not elsewhere classified
Termasuk: winch silinder horizontal tempat kabel diputarkan
tali besar, kawat, rantai pengangkat, pulley (block) [balok penarik],
drive belt [lantai berjalan], transmission belt or cable kabel transmisi,
Kecuali:
laka-transport (V01-V99)
W25. Kontak dengan kaca tajam
Kecuali:
jatuh yang melibatkan kaca (W00-W19)
kaca terbang akibat ledakan atau letusan senjata api (W32-W40)
W26. Kontak dengan pisau, pedang, atau belati
W27. Kontak dengan perkakas tangan tanpa mesin
Termasuk: garpu, obeng, hoe [obeng bengkok tegak lurus], pembuka kaleng NOS
gunting, mesin jahit tanpa mesin, jarum, pemotong kertas,
rake [sapu dengan ujung-ujung baja, untuk mengumpulkan sampah kering],
pitchfork [garpu pengangkat jerami], ice-pick [pengambil es], shovel [sekop]
chisel [pahat], kapak, gergaji tangan,
Kecuali:
jarum hipodermik (W46.-)
W28. Kontak dengan pembersih halaman bermesin [lawnmower]
Kecuali:
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
W29. Kontak dengan perkakas tangan bermesin dan mesin rumah tangga lainnya
Termasuk: blender, mesin cuci
alat bermesin seperti:
pengering putar, mesin jahit, pembuka kaleng, gergaji,
pisau,
perkakas taman, pemangkas tanaman, perkakas
pertukangan sendiri
Kecuali:
terdedah arus listrik (W86.-)
W30. Kontak dengan mesin-mesin pertanian
Termasuk: mesin pertanian bertenaga hewan, mesin-mesin pertanian NOS
pemanen gabungan, reaper [pembantu panenan],
thresher [alat pemisah padi dari jerami], pengangkat jerami
Kecuali:
kontak dengan mesin pertanian bertenaga atau ditarik kendaraan lain (V01V99),
berhadapan dengan arus listrik (W86.-)
XXI-24
XXI-25
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
gigitan, berbisa (X20-X29), sengatan (berbisa) (X20-X29)
W50. Dipukul, ditendang, dipuntir, digigit, atau dicakar oleh orang lain
Kecuali:
serangan fisik (X85-Y09), dihantam oleh objek-objek (W20-W22)
W51. Diserang atau dihantam badan oleh orang lain
Kecuali:
tabrakan (pembawa) pejalan kaki dengan (pembawa) pejalan kaki lainnya
(W03.-)
W52. Diremuk, didorong, atau diinjak oleh kerumunan manusia
W53. Digigit tikus
W54. Digigit atau diserang anjing
W55. Digigit atau diserang mamalia lainnya
Kecuali:
kontak dengan mamalia laut (W56.-)
W56. Kontak dengan mamalia laut
Digigit atau diserang binatang laut
W57. Digigit atau disengat oleh insekta tak berbisa atau artropoda tak berbisa lainnya
W58. Digigit atau diserang oleh buaya
W59. Digigit atau diremukkan oleh reptil lainnya
Termasuk: lizard, ular yang tak berbisa
W60. Kontak dengan duri dan tonjolan tanaman dan daun tajam
W64. Dihadapkan dengan daya mekanis makhluk hidup lain dan tidak jelas
Tenggelam (W65-W74)
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali
tenggelam akibat: laka-transport (V01-V99), laka-transport air (V90.-, V92.-),
bencana alam (X34-X39)
W65. Tenggelam ketika di bak mandi
W66. Tenggelam setelah jatuh ke dalam bak mandi
W67. Tenggelam ketika di kolam renang
W68. Tenggelam setelah jatuh ke kolam renang
W69. Tenggelam ketika di perairan alami
XXI-26
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
W75. Tercekik (suffocation and strangulation) karena kecelakaan di tempat tidur
Termasuk: tercekik oleh alas kasur, bantal, badan ibu:
W76. Tercekik dan tergantung karena kecelakaan lainnya
W77. Ancaman pernafasan akibat terkurung, tanah longsor dan benda jatuh lainnya
Termasuk: terkurung reruntuhan (cave-in) NOS
Kecuali:
cave-in akibat permukaan tanah berubah cataclysm (X34-X39)
cave-in tanpa sesak nafas atau tercekik (W20.-)
W78. Inhalasi isi lambung
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh vomitus, aspirasi dan inhalasi vomitus NOS
penekanan trakhea atau penghentian nafas akibat vomitus di esofagus
obstruksi nafas akibat vomitus di esofagus
Kecuali:
cedera selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas, akibat vomitus (W44.-)
obstruksi esofagus oleh vomitus tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W79. Menghirup dan menelan makanan menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh makanan (termasuk tulang atau biji-bijian)
aspirasi dan inhalasi makanan (ke dalam saluran nafas) NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat makanan di
esofagus
obstruksi farings oleh (bolus) makanan
Kecuali:
inhalasi vomitus (W78.-)
cedera akibat makanan, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh makanan tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.-)
W80. Menghirup dan menelan objek lain menyebabkan obstruksi saluran pernafasan
Termasuk: asfiksia atau tercekik oleh objek selain makanan atau vomitus, yang memasuki
mulut atau hidung
aspirasi dan inhalasi benda asing, selain makanan atau vomitus NOS
kompresi trakhea, penghentian atau obstruksi nafas akibat benda asing di
esofagus
benda asing di hidung, obstruksi farings oleh benda asing
Kecuali:
inhalasi vomitus atau makanan(W78-W79)
cedera akibat benda asing, selain asfiksia atau obstruksi saluran nafas (W44.-)
obstruksi esofagus oleh benda asing tanpa asfiksia atau obstruksi nafas (W44.)
XXI-27
W81. Terkurung atau terjebak di dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah
Termasuk: terkurung di dalam refrigerator atau rongga kedap udara lainnya
menyelam dengan suplai udara yang kurang
Kecuali:
nafas dihambat oleh kantong plastik (W83.-)
W83. Ancaman lain terhadap pernafasan
Termasuk: nafas dihambat oleh kantong plastik
W84. Ancaman bernafas yang tidak jelas
Termasuk: asfiksia NOS, aspirasi NOS, nafas terhambat (suffocation) NOS
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
terdedah: panas alami (X30.-), dingin alami (X31.-), radiasi alami NOS (X39.-)
terdedah cahaya matahari (X32.-), korban petir (X33.-)
reaksi abnormal terhadap komplikasi pengobatan, tanpa disebutkan adanya
kesalahan (Y84.2)
kesalahan terhadap pasien dalam prosedur bedah dan medis (Y63.2-Y63.5)
W85. Terdedah kabel transmisi listrik
W86. Terdedah arus listrik lain yang jelas
W87. Terdedah arus listrik yang tidak jelas
Termasuk: luka atau cedera lain akibat arus listrik NOS, syok listrik NOS, elektrokusi NOS
W88. Terdedah radiasi isonisasi
Termasuk: isotop radioaktif, sinar X
W89. Terdedah sinar terlihat dan ultraviolet buatan manusia
Termasuk: cahaya pengelasan
W90. Terdedah radiasi non-ionisasi lainnya
Termasuk: radiasi infrared, laser, frekuensi radio
W91. Terdedah jenis radiasi yang tidak jelas
W92. Terdedah panas berlebihan buatan manusia
W93. Terdedah dingin berlebihan buatan manusia
Termasuk: kontak dengan atau inhalasi:
es kering, udara cair, hidrogen cair atau nitrogen cair,
terdedah unit deep-freeze dalam waktu lama
W94. Terdedah tekanan udara tinggi, rendah dan berubah-ubah
Termasuk: tekanan udara tinggi akibat menyelam terlalu cepat
penurunan tekanan atmosfir waktu naik ke permukaan dari:
menyelam di air dalam, bawah tanah
tinggal atau berkunjung lama di tempat tinggi sebagai penyebab:
anoxia, barodontalgia, barotitis, hypoxia, mountain
sickness
perubahan mendadak tekanan udara di dalam aircraft sewaktu naik atau turun
XXI-28
W99. Terdedah faktor lingkungan buatan manusia yang lain dan tidak jelas
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: api akibat petir
Kecuali:
laka-transport (V01-V99), api ledakan (W35-W40), arson [pembakaran]
(X97.-)
X00. Terdedah api tak terkontrol di dalam bangunan atau struktur
runtuhnya, dihantam objek yang jatuh dari, jatuh dari, atau melompat dari:
bangunan atau struktur yang terbakar
api yang sangat panas dan tak terkontrol (conflagration)
api, lelehan dari, api membara: pada perabot
X01. Terdedah api tak terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api kebakaran hutan
X02. Terdedah api terkontrol di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api di perapian atau tungku
X03. Terdedah api terkontrol, bukan di dalam bangunan atau struktur
Termasuk: api perkemahan
X04. Terdedah penyulutan material yang sangat mudah terbakar
Termasuk: pembakanan bensin, minyak tanah, minyak bakar
X05. Terdedah terbakar atau melelehnya pakaian malam
X06. Terdedah terbakar atau melelehnya bahan pakaian lain
Termasuk: penyulutan atau pelelehan perhiasan plastik
X08. Terdedah asap, api dan nyala lain yang jelas
X09. Terdedah asap, api dan nyala yang tidak jelas
Termasuk: kebakaran NOS, insinerasi NOS
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Kecuali:
terdedah panas alami berlebihan (X30.-), api dan nyala (X00-X09)
X10. Kontak dengan minuman, makanan, lemak dan minyak makan panas
X11. Kontak dengan air kran panas
Termasuk: air panas di bak mandi, ember, wadah perendaman;
air panas yang mengalir dari selang, kran
X12, Kontak dengan cairan panas lainnya
Termasuk: air yang dipanaskan di tungku
Kecuali:
logam panas (cair) (X18.-)
X13. Kontak dengan uap air dan uap panas lain (vapour)
X14. Kontak dengan udara dan gas panas
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-29
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: zat kimia yang dilepaskan binatang atau serangga;
gigitan dan sengatan berbisa
pelepasan bisa dari taring, rambut, spina, lengan (tentacles) dan perangkat
lainnya
Kecuali:
menelan hewan atau tanaman berbisa (X49.-)
X20. Kontak dengan ular dan kadal berbisa
Termasuk: ular (berbisa), ular laut, kobra, rattlesnake, krait (ular berbisa bewarna terang)
viper (ular Eropa), fer de lance (viper besar), Gila monster (kadal besar)
Kecuali:
kadal (tak berbisa) (W59.-), ular tak berbisa (W59.-)
X21. Kontak dengan laba-laba berbisa
Termasuk: black widow spider, tarantula
X22. Kontak dengan kalajengking
X23. Kontak dengan wasps [hymenoptera], hornets [wasp besar berbisa] dan lebah
Termasuk: yellow jacket [wasp kecil bertanda kuning berkelompok, bersarang di tanah]
X24. Kontak dengan centipedes [kaki seratus] dan millipedes (tropis) berbisa
X25. Kontak dengan arthropoda berbisa lain
Termasuk: semut, caterpillar (ulat)
X26. Kontak dengan binatang dan tanaman laut berbisa
Termasuk: coral, jellyfish, nematocysts
sea: anemone, cucumber, urchin
Kecuali:
binatang laut tidak berbisa (W56.-), ular laut (X20.-)
X27. Kontak dengan binatang berbisa lain yang jelas
X28. Kontak dengan tanaman berbisa lain yang jelas
Termasuk: penusukan racun atau toksin ke atau melalui kulit
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-30
Kecuali:
X29. Kontak dengan binatang atau tanaman berbisa yang tidak jelas
Termasuk: sengatan (berbisa) NOS, gigitan berbisa NOS
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X30. Dihadapkan pada panas alami berlebihan
Termasuk: panas berlebihan penyebab sunstroke, terdedah panas NOS
Kecuali:
panas berlebihan buatan manusia (W92.-)
X31. Dihadapkan pada dingin alami berlebihan
Termasuk: dingin berlebihan sebagai penyebab: chilblains NOS, imersi kaki atau tangan
terdedah: dingin NOS, kondisi cuaca
Kecuali:
dingin berlebihan buatan manusia (W93.-)
kontak dengan atau inhalasi: es kering (W93.-), gas cair (W93.-)
X32. Terdedah cahaya matahari
X33. Korban petir
Kecuali:
api akibat petir (X00-X09),
ditimpa pohon atau objek yang jatuh akibat petir (W20.-)
X34. Korban gempa bumi
X35. Korban letusan gunung berapi
X36. Korban longsor, tanah bergeser dan gerakan bumi lainnya
Termasuk: longsoran lumpur dalam jumlah yang sangat besar
Kecuali:
gempa bumi (X34.-), menabrak longsoran tak bergerak (V01-V99)
X37. Korban hujan badai yang menghancurkan
Termasuk: hujan lebat, blizzard [badai salju], tornado [angin putting beliung]
cyclone [angin berputar], hurricane [cyclone dengan hujan dan angin
kencang]
gelombang pasang akibat hujan badai
kendaraan transport terdorong ke luar jalan oleh hujan badai
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan tanah bergerak (X36.-)
laka-transport setelah hujan badai (V01-V99)
X38. Korban banjir
Termasuk: banjir akibat hujan badai lokal atau kiriman, banjir hebat akibat salju meleleh
Kecuali:
kolaps bendungan atau struktur buatan menyebabkan pergerakan tanah
(X36.-)
gelombang pasang: NOS (X39.-), akibat hujan badai (X37.-)
X39. Dihadapkan pada kekuatan alam lainnya dan tidak jelas
Termasuk: radiasi alam NOS, gelombang pasang NOS
Kecuali:
terdedah NOS (X59.9)
XXI-31
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Untuk daftar obat dan zat lain yang diklasifikasikan pada kategori 3 karakter, lihat Table of
drugs and chemicals di Alphabetical Index. Bukti keterlibatan alkohol bersama
zat yang disebutkan di bawah bisa diidentifikasi dengan kode tambahan Y90-Y91.
Termasuk: overdosis tak sengaja, salah pemberian obat, dan obat digunakan tidak sengaja
kecelakaan penggunaan obat dan zat biologis lain pada prosedur medis dan
bedah
keracunan (oleh diri sendiri), kalau tidak jelas kecelakaan atau disengaja. Ikuti
keputusan hukum kalau tersedia
Kecuali:
pemberian dengan maksud bunuh diri atau membunuh, atau berniat melukai,
atau dalam situasi yang bisa diklasifikasikan pada X60-X69, X85-X90, Y10-Y19;
obat yang benar yang diberikan dengan pantas dalam dosis pengobatan atau
pencegahan sebagai penyebab efek tak diinginkan (Y40-Y59)
X40. Keracunan dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolone, salisilat
X41. Keracunan dan terdedah obat antiepileptika, sedatif-hipnotik, antiparkinson, dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X42. Keracunan dan terdedah narkotika dan psikodisleptik [hallusinogen], not
elsewhere classified
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X43. Keracunan dan terdedah obat lain sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics],
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X44. Keracunan dan terdedah obat dan zat biologis lain dan tidak jelas
Termasuk: obat sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
agen keseimbangan air, hormon and substitusi sintetiknya,
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X45. Keracunan dan terdedah alkohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X46. Keracunan dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-32
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
X58. Terdedah faktor lain yang jelas
X59. Terdedah faktor yang tidak jelas
X59.0. Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab fraktur
XXI-33
X59.9 Terdedah faktor yang tidak dijelaskan penyebab cedera lain dan tidak
dijelaskan
Termasuk: kecelakaan NOS, terdedah NOS
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: sengaja meracuni atau mencederai diri sendiri,
(usaha) bunuh diri
X60. Meracuni diri dengan analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
X61. Meracuni diri diri dengan obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson dan
psikotropika, not elsewhere classified
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
X62. Meracuni diri diri dengan narkotika dan psikodisleptika [hallusinogen], n. e. c.
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
X63. Meracuni diri diri dengan obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
parasympathomimetics [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
X64. Meracuni diri diri dengan obat-obatan dan zat biologis yang lain dan tidak jelas
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
X65. Meracuni diri diri dengan alcohol
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
X66. Meracuni diri diri dengan pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
X67. Meracuni diri diri dengan gas dan uap lainnya
Termasuk: karbon monoxida, nitrogen oxida, sulfur dioxida, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (X49.-)
X68. Meracuni diri diri dengan pesticides
XXI-34
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Termasuk: pembunuhan; cedera yang disebabkan orang lain dengan tujuan untuk mencederai
atau membunuh, dengan cara apa pun
Kecuali:
cedera akibat: intervensi hukum (Y35.-) ,peperangan (Y36.-)
X85. Serangan dengan obat-obatan dan zat biologis
Termasuk: pembunuhan dengan racun menggunakan: zat biologis, obat, dan obat medis
XXI-35
XXI-36
Gunakan subdivisi karakter keempat untuk tempat kejadian (halaman XX: 18-19)
Bagian ini mencakup kejadian dengan informasi yang tidak memadai bagi petugas
medis atau hukum untuk menentukan perbedaan antara kecelakaan, menyakiti diri sendiri
atau serangan fisik. Disini termasuk cedera yang dilakukan terhadap diri sendiri, tapi bukan
peracunan, kalau tidak dinyatakan kecelakaan atau dengan maksud menyakiti (X40-X49).
Ikuti keputusan hukum kalau tersedia.
Y10. Peracunan oleh dan terdedah analgetik, antipiretik, dan antirematik non-opioid,
maksud tidak diketahui
Termasuk: derivat 4-aminophenol, nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAID]
derivat pirazolon, salisilat
Y11. Peracunan oleh dan terdedah obat antiepilepsi, sedatif hipnotik, antiparkinson
dan psikotropika, not elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: antidepresant, penenang, barbiturat, neuroleptik, iminostilbene, derivat hidantoin
komponen methaqualone, psychostimulant, suksinimida dan oxazolidinedion
Y12. Peracunan oleh dan terdedah narkotika dan psikodisleptika [hallucinogens], not
elsewhere classified, maksud tidak diketahui
Termasuk: (derivat) cannabis, cocaine, codeine, heroin, lysergide [LSD], mescaline
methadone, morphine, opium (alkaloids)
Y13. Peracunan oleh dan terdedah obat lain yang bekerja pada sistem syaraf otonom,
maksud tidak diketahui
Termasuk: parasimpatolitik [antikolinergik dan antimuskarinik] dan spasmolitik
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-37
parasimpatomimetik [cholinergics]
simpatolitik [antiadrenergik], simpatomimetik [adrenergik]
Y14. Peracunan oleh dan terdedah obat, medikamen, dan zat biologis lain dan tidak
jelas, maksud tidak diketahui
Termasuk: obat yang mempengaruhi: sistem kardiovaskuler, sistem gastrointestinum
agen yang terutama bekerja pada otot polos dan lurik dan sistem pernafasan
obat yang mempengaruhi metabolisme mineral dan asam urat
hormon and substitusi sintetiknya, agen keseimbangan air
agen sistemik dan hematologis, antibiotika sistemik dan anti-infeksi lainnya
vaksin, gas-gas terapi, anestetik (general)(lokal), preparat topis
Y15. Peracunan oleh dan terdedah alkohol, maksud tidak diketahui
Termasuk: alkohol:
NOS, butyl [1-butanol], ethyl [ethanol], isopropyl [2propanol],
methyl [methanol], propyl [1-propanol]
fusel oil
Y16. Peracunan oleh dan terdedah pelarut organik dan hidrokarbon berhalogen dan
uapnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: benzene dan homolognya, carbon tetrachloride [tetrachloromethane],
chlorofluorocarbons, (derivat) petroleum
Y17. Peracunan oleh dan terdedah gas dan uap lainnya, maksud tidak diketahui
Termasuk: carbon monoxide, nitrogen oxides, sulfur dioxide, utility gas
gas air mata [lacrimogenic gas, tear gas], gas buangan motor (kendaraan)
Kecuali:
asap dan uap logam (Y19.-)
Y18. Peracunan oleh dan terdedah pesticides, maksud tidak diketahui
Termasuk: fumigants [zat dalam semprotan asap], pengawet kayu
fungisida, herbisida, insektisida, rodentisida
Kecuali:
makanan dan pupuk tanaman (X49.-)
Y19. Peracunan dan terdedah zat kimia dan beracun lain dan tidak jelas, maksud tak
diketahui
Termasuk: aromatika, asam, dan alkali kaustik yang bersifat korosif, cat dan pewarna,
sabun dan deterjen, perekat dan zat adhesif, logam termasuk asap dan uapnya
makanan dan pupuk tanaman, makanan beracun dan tanaman beracun
Y20. Penggantungan, pencekikan, dan penutupan jalan nafas, maksud tidak diketahui
Y21. Tenggelam, maksud tidak diketahui
Y22. Tembakan senjata genggam, maksud tidak diketahui
Y23. Tembakan bedil, shotgun, dan senjata api yang lebih besar, maksud tidak
diketahui
Y24. Tembakan senjata api lain dan tidak jelas, maksud tidak diketahui
Y25. Kontak dengan bahan peledak, maksud tidak diketahui
Y26. Dihadapkan pada asap, api, dan nyala, maksud tidak diketahui
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-38
Y27. Kontak dengan uap air, uap panas dan objek panas, maksud tidak diketahui
Y28. Kontak dengan benda tajam, maksud tidak diketahui
Y29. Kontak dengan benda tumpul, maksud tidak diketahui
Y30. Jatuh, melompat, atau didorong dari tempat tinggi, maksud tidak diketahui
Termasuk: korban yang jatuh dari satu tingkat ke tingkat lain, maksud tidak diketahui
Y31. Jatuh, berbaring atau lari ke depan atau ke objek bergerak, maksud tidak
diketahui
Y32. Menabrakkan MV, maksud tidak diketahui
Y33. Kejadian lain yang jelas, maksud tidak diketahui
Y34. Kejadian yang tidak jelas, maksud tidak diketahui
XXI-39
Termasuk: cedera pada personil militer dan sipil akibat perang dan pemberontakan sipil
Y36.0 Perang yang melibatkan ledakan senjata dari laut
tembakan artilleri dari laut, torpedo,
bom yang meledak pada kedalaman tertentu, ledakan bawah laut,
ranjau laut, ranjau NOS di laut atau pelabuhan
Y36.1 Perang yang melibatkan penghancuran pesawat terbang
pesawat terbang: terbakar, meledak, ditembak jatuh
remuk dihantam pesawat terbang yang jatuh
Y36.2 Perang yang melibatkan ledakan dan pecahan lain
ledakan tak sengaja dari: mesiu yang digunakan dalam perang, senjata sendiri
ledakan (dari): peluru artilleri, blok meriam, bom mortir
pecahan: peluru artilleri, peluru, granat, bom, ranjau darat, rudal, roket
bom antipersonil (pecahan), ranjau NOS
sewaktu perang
Y36.3 Perang yang melibatkan api, kebakaran hebat, dan zat panas
asfiksia, luka bakar, cedera lain: akibat api yang timbul dari alat pembuat
api atau senjata konvensional
bom minyak
Y36.4 Perang yang melibatkan tembakan senjata api dan bentuk lain perang
konvensional
luka pertempuran, cedera bayonet, pellet (shotgun),
tenggelam sewaktu perang NOS
peluru: karaben, senapan mesin, pistol, bedil, (peluru) karet
Y36.5 Perang yang melibatkan senjata nuklir
efek ledakan, efek bola api, panas, terdedah radiasi ionisasi
efek langsung lain dan efek sekunder dari senjata nuklir
Y36.6 Perang yang melibatkan senjata biologis
Y36.7 Perang yang melibatkan senjata kimia dan bentuk lain perang nonkonvensional
gas, asap dan zat kimia; laser
Y36.8 Perang yang terjadi setelah genjatan senjata
cedera akibat bom atau ranjau, yang waktu perang, terjadi setelah gencatan
senjata
cedera akibat perang [Y36.0-Y36.7 atau Y36.9], terjadi setelah gencatan
senjata
Y36.9 Perang, tidak jelas
Untuk daftar obat spesifik yang diklasifikasikan pada subdivisi karakter ke-4, lihat
Table of drugs and chemicals pada Indeks alfabet.
Termasuk: komplikasi peralatan medis
obat yang benar yang diberikan dengan dosis terapi atau pencegahan secara
benar sebagai penyebab efek yang tidak diinginkan
prosedur bedah dan medis sebagai penyebab reaksi abnormal pasien, atau
komplikasi kemudian, tanpa disebutkan ada kecelakaan pada saat prosedur
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-40
Kecuali:
Obat-obatan dan zat biologis penyebab efek yang tidak diinginkan dalam
pengobatan (Y40-Y59)
Note:
Kecuali:
Untuk daftar obat yang diberikan dalam subdivisi karakter ke-4, lihat Table
of drugs and chemicals di Alphabetical Index.
Kecelakaan dalam cara pemberian obat-obatan dan zat biologis dalam
prosedur bedah dan medis (Y60-Y69)
XXI-41
XXI-42
XXI-43
Y48.2
Y48.3
Y48.4
Y48.5
XXI-44
XXI-45
Y54. Agen yang mempengaruhi keseimbangan air dan metabolisme mineral dan asam
urat
Y54.0 Mineralokortikoid
Y54.1 Antagonis mineralokortikoid [antagonis aldosteron]
Y54.2 Inhibitor carbonic-anhydrase
Asetazolamide
Y54.3 Derivat benzotiadiazin
Y54.4 Diuretik loop [high-ceiling]
Y54.5 Diuretik lainnya
Y54.6 Agen keseimbangan elektrolit, kalorik dan air
Garam rehidrasi oral
Y54.7 Agen yang mempengaruhi kalsifikasi
Hormon paratiroid and derivatnya, group vitamin D
Y54.8 Agen yang mempengaruhi metabolisme asam urat
Y54.9 Garam mineral, not elsewhere classified
Y55. Agen yang primernya bekerja pada otot polos dan otot lurik, dan sistem
pernafasan
Y55.0 Obat okstosik
Alkaloid ergot
Kecuali: estrogen, progestogen and antagonisnya (Y42.5-Y42.6)
Y55.1 Relaxan otot lurik [neuromuscular blocking agents]
Kecuali: obat antispastik (Y46.8)
Y55.2 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada otot
Y55.3 Antitusif
Y55.4 Expektoran
Y55.5 Obat anti-common-cold
Y55.6 Antiastmatika, not elsewhere classified
Aminophylline, salbutamol, theobromine, theophylline
Kecuali:
agonists beta-adrenoreceptor (Y51.5)
hormon pituitary anterior [adenohypophysis] (Y42.8)
Y55.7 Agen lain dan tidak jelas yang primernya bekerja pada sistem pernafasan
Y56. Agen-agen topikal yang terutama mempengaruhi kulit dan membran mukosa,
obat mata, obat telinga, hidung dan tenggorokan (THT), dan obat gigi
Termasuk: glukokortikoid, topikal
Y56.0 Obat anti-jamur, anti-infeksi and anti-peradangan lokal, not elsewhere
classified
Y56.1 Antipruritika
Y56.2 Astringen lokal dan detergen lokal
Y56.3 Emollien, demulsen dan protektan
Y56.4 Keratolitik, keratoplastik serta obat dan preparat pengobatan rambut lainnya
Y56.5 Obat dan preparat oftalmologis
Y56.6 Obat dan preparat otorhinolaryngologi [THT]
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-46
XXI-47
Y60. Robekan, tusukan, perforasi atau perdarahan yang tidak disengaja sewaktu
asuhan bedah dan medis
Y60.0 Sewaktu operasi bedah
Y60.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y60.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y60.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y60.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y60.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y60.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y60.7 Sewaktu pemberian enema
Y60.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y60.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y61. Benda asing tertinggal di dalam tubuh sewaktu asuhan bedah dan medis
Y61.0 Sewaktu operasi bedah
Y61.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y61.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y61.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y61.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y61.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y61.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y61.7 Sewaktu pengeluaran kateter atau packing
Y61.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y61.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y62. Kesalahan sterilisasi sewaktu asuhan bedah dan medis
Y62.0 Sewaktu operasi bedah
Y62.1 Sewaktu infus atau transfusi
Y62.2 Sewaktu dialisis ginjal atau perfusi lainnya
Y62.3 Sewaktu injeksi atau imunisasi
Y62.4 Sewaktu pemeriksaan endoskopik
Y62.5 Sewaktu kateterisasi jantung
Y62.6 Sewaktu aspirasi, pungsi dan kateterisasi lainnya
Y62.8 Sewaktu asuhan bedah dan medis lainnya
Y62.9 Sewaktu asuhan bedah dan medis yang tidak jelas
Y63. Kesalahan dosis sewaktu asuhan bedah dan medis
Kecuali:
kesalahan overdosis dari obat atau obat yang diberikan secara salah (X40-X44)
Y63.0 Darah dan cairan lain diberikan berlebihan sewaktu transfusi atau infusi
Y63.1 Kesalahan pengenceran cairan yang digunakan sewaktu infusi
Y63.2 Overdosis radiasi yang diberikan dalam pengobatan
Y63.3 Tak sengaja menghadapkan pasien pada radiasi sewaktu asuhan medis
Y63.4 Kesalahan dosis dalam terapi electroshock atau insulin-shock
Y63.5 Kesalahan pengaturan suhu pada aplikasi dan packing lokal
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-48
Y63.6 Tidak diberikannya obat, medikamen atau zat biologis yang diperlukan
Y63.8 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis lainnya
Y63.9 Kesalahan dosis dalam asuhan bedah dan medis yangtidak jelas
Y64. Zat medis atau biologis yang terkontaminasi
Y64.0 Zat medis atau biologis terkontaminasi, ditransfusikan atau diinfuskan
Y64.1 Zat medis atau biologis terkontaminasi, disuntikkan atau digunakan untuk
imunisasi
Y64.8 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara lain
Y64.9 Zat medis atau biologis terkontaminasi, diberikan dengan cara yang tidak jelas
Pemberian zat medis atau biologis terkontaminasi NOS
Y65. Kesalahan lain sewaktu asuhan bedah dan medis
Y65.0 Darah yang tidak cocok dipakai dalam transfusi
Y65.1 Cairan yang salah digunakan dalam infusi
Y65.2 Kesalahan dalam sutura atau ligatur sewaktu operasi bedah
Y65.3 Selang endotrakhea dipasang pada tempat yang salah sewaktu prosedur
anestesi
Y65.4 Tidak memasang atau melepas selang atau instrumen lain
Y65.5 Pelaksanaan operasi yang tidak semestinya
Y65.8 Kesalahan lain yang jelas sewaktu asuhan bedah dan medis
Y66. Tidak diberikannya asuhan bedah dan dan medis
Penghentian asuhan bedah dan medis secara prematur
Y69. Kesalahan yang tidak dijelaskan sewaktu asuhan bedah dan dan medis
XXI-49
kesalahan terhadap pasien sewaktu asuhan bedah dan medis, yang bisa diklasifikasi
pada Y60-Y69 (Y60-Y69)
kerusakan peralatan medis (sewaktu prosedur) (setelah implantasi) (dalam
penggunaan) (Y70-Y82)
Y83. Operasi dan prosedur bedah lainnya sebagai penyebab reaksi abnormal pasien,
atau komplikasi di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur
Y83.0 Operasi bedah dengan transplantasi organ menyeluruh (whole organ)
Y83.1 Operasi bedah dengan implantasi peralatan internal buatan
Y83.2 Operasi bedah dengan anastomosis, bypass atau graft
Y83.3 Operasi bedah dengan pembuatan stoma external
Y83.4 Bedah rekonstruksi lainnya
Y83.5 Amputasi anggota (anggota)
Y83.6 Pembuangan organ lain (partial) (total)
Y83.8 Prosedur bedah lainnya
Y83.9 Prosedur bedah, tidak dijelaskan
Y84. Prosedur medis lain sebagai penyebab rekasi abnormal pasien, atau komplikasi
di kemudian hari, tanpa disebutkan kesalahan pada saat prosedur dilakukan
Y84.0 Kateterisasi jantung
Y84.1 Dialisis ginjal
Y84.2 Prosedur radiologis dan radioterapi
Y84.3 Shock therapy
XXI-50
Y84.4
Y84.5
Y84.6
Y84.7
Y84.8
Y84.9
Aspirasi cairan
Memasukkan sonde (saluran) lambung atau duodenum
Kateterisasi urin
Pengambilan contoh darah
Prosedur medis lainnya
Prosedur medis, tidak dijelaskan
Kategori ini dipakai kalau diinginkan, untuk informasi tambahan penyebab morbiditas
dan mortalitas. Mereka bukan untuk pengkodean kondisi tunggal morbiditas dan mortalitas.
Y90. Bukti keterlibatan alkohol ditentukan oleh kadar alkohol darah
Y90.0 Kadar alkohol darah kurang dari 20 mg/dl
Y90.1 Kadar alkohol darah 20-39 mg/dl
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXI-51
Y90.2
Y90.3
Y90.4
Y90.5
Y90.6
Y90.7
Y90.8
Y90.9
XXI-52
Kategori Z00-Z99 disediakan untuk saat-saat ketika keadaan selain penyakit, cedera,
atau penyebab eksternal yang bisa diklasifikasikan pada kategori A00-Y89 dituliskan sebagai
diagnosis atau masalah. Ini bisa terjadi dalam dua cara utama:
(a) Ketika seseorang yang mungkin sakit atau tidak sakit mengunjungi sarana
pelayanan kesehatan (SPK) untuk suatu tujuan khusus, misalnya untuk
mendapatkan asuhan atau pelayanan terbatas untuk kondisi sekarang, untuk
menyumbangkan organ atau jaringan, untuk mendapatkan vaksinasi pencegahan,
atau untuk membicarakan masalah yang bukan penyakit atau pun cedera.
(b) Ketika terdapat keadaan atau masalah yang mempengaruhi status kesehatan, tapi
keadaan atau masalah itu bukan penyakit atau cedera sekarang. Faktor seperti ini
bisa timbul waktu survei kependudukan, ketika seseorang mungkin sedang sakit
atau tidak, atau tercatat sebagai suatu faktor tambahan yang harus dipikirkan
ketika seseorang memperoleh asuhan untuk suatu penyakit atau cedera.
Blok-blok pada bab ini adalah:
Z00-Z13
Orang-orang yang mendatangi SPK untuk pemeriksaan dan
penyelidikan.
Z20-Z29
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
penyakit menular.
Z30-Z39
Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan reproduksi.
Z40-Z54
Orang-orang yang mendatangi SPK untuk prosedur dan asuhan
kesehatan spesifik.
Z55-Z65
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
sosioekonomik dan psikososial
Z70-Z76
Orang-orang yang mendatangi SPK sehubungan dengan hal-hal lainnya
Z80-Z99
Orang-orang dengan potensi ancaman kesehatan sehubungan dengan
riwayat keluarga dan pribadi, dan kondisi tertentu yang mempengaruhi status
kesehatan.
Kecuali:
Z39.-)
Z00. Pemeriksaan dan penelitian umum terhadap orang tanpa keluhan atau diagnosis
Kecuali:
Untuk tujuan administratif (Z02.-), pemeriksaan penyaring khusus (Z11Z13)
Z00.0 Pemeriksaan medis umum
Health check-up NOS, pemeriksaan berkala (tahunan)(fisik)
Kecuali:
general health check-up: bayi atau anak (Z00.1), subpopulasi
tertentu (Z10.-)
Z00.1 Pemeriksaan rutin kesehatan anak
Uji perkembangan bayi atau anak
Kecuali:
pengawasan kesehatan anak terlantar atau anak sehat lainnya
(Z76.1-Z76.2)
Z00.2 Pemeriksaan untuk periode pertumbuhan cepat kanak-kanak
Z00.3 Pemeriksaan untuk status perkembangan remaja
Status perkembangan remaja
Z00.4 Pemeriksaan psikiatrik umum, not elsewhere classified
Kecuali:
pemeriksaan yang diminta untuk alasan medicolegal (Z04.6)
Z00.5 Pemeriksaan calon donor organ atau jaringan
Z00.6 Pemeriksaan untuk kontrol dan perbandingan normal program riset klinis
Z00.8 Pemeriksaan umum lainnya
Pemeriksaan kesehatan dalam survei kependudukan
Z01. Pemeriksaan dan penelitian khusus lain pada orang tanpa keluhan atau laporan
diagnosis
Termasuk: Pemeriksaan rutin sistem khusus
Kecuali:
Pemeriksaan untuk:
tujuan administratif (Z02.-), kondisi yang dicurigai, tidak terbukti (Z03.)
Pemeriksaan penyaring khusus (Z11-Z13)
Z01.0 Pemeriksaan mata dan penglihatan
Kecuali:
pemeriksaan untuk surat izin mengemudi (Z02.4)
Z01.1 Pemeriksaan telinga dan pendengaran
Z01.2 Pemeriksaan gigi
Z01.3 Pemeriksaan tekanan darah
Z01.4 Pemeriksaan ginekologis(umum)(rutin)
Apusan Papanicolaou serviks, pemeriksaan pelvik (tahunan) (periodik)
Kecuali:
pemeriksaan atau uji kehamilan (Z32.-)
pemeriksaan rutin pemeliharan kontrasepsi (Z30.4-Z30.5)
Z01.5 Uji kulit untuk diagnostik dan sensitisasi
Uji alergi, uji kulit untuk penyakit bakteri atau hipersensitifitas
Z01.6 Pemeriksaan radiologis, not elsewhere classified
Chest X-ray rutin, mammogram rutin
XXII-2
XXII-3
Z08.2
Z08.7
Z08.8
Z08.9
XXII-4
Z09.0
Z09.1
Z09.2
Z09.3
Z09.4
Z09.7
Z09.8
Z09.9
XXII-5
Z12.0
Z12.1
Z12.2
Z12.3
Z12.4
Z12.5
Z12.6
Z12.8
Z12.9
XXII-6
Z20.7 Kontak dengan dan terdedah pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
Z20.8 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular lainnya
Z20.9 Kontak dengan dan terdedah penyakit menular yang tidak jelas
Z21. Status infesi asimptomatik human immunodeficiency virus
HIV positive NOS
Kecuali:
Penyakit HIV (B20-B24), bukti laboratorium adanya HIV (R75)
Kontak dengan dan dihadapkan pada HIV (Z20.6)
Z22. Carrier penyakit infeksi
Termasuk: Tersangka carrier
Z22.0 Carrier typhoid
Z22.1 Carrier penyakit infeksi usus lainnya
Z22.2 Carrier diphtheria
Z22.3 Carrier penyakit bakteri lain yang jelas
Carrier penyakit bakteri akibat: meningokoki, stafilokoki, streptokoki
Z22.4 Carrier infeksi dengan hubungan sexual sebagai cara penularan utama
Carrier: gonorrhoea, syphilis
Z22.5 Carrier hepatitis virus
Carrier hepatitis B surface antigen [HBsAg]
Z22.6 Carrier infeksi human T-lymphotropic virus type- 1 [HTLV-1]
Z22.8 Carrier penyakit infeksi lainnya
Z22.9 Carrier penyakit infeksi, tidak jelas
Z23. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal
Kecuali:
immunisasi: terhadap kombinasi penyakit (Z27.-),
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z23.0 Memerlukan imunisasi terhadap cholera saja
Z23.1 Memerlukan imunisasi terhadap typhoid-paratyphoid [TAB] saja
Z23.2 Memerlukan imunisasi terhadap tuberculosis [BCG]
Z23.3 Memerlukan imunisasi terhadap plague
Z23.4 Memerlukan imunisasi terhadap tularaemia
Z23.5 Memerlukan imunisasi terhadap tetanus saja
Z23.6 Memerlukan imunisasi terhadap diphtheria saja
Z23.7 Memerlukan imunisasi terhadap pertussis saja
Z23.8 Memerlukan imunisasi terhadap penyakit bakteri tunggal lainnya
Z24. Memerlukan imunisasi terhadap penyakit virus tunggal tertentu
Kecuali:
immunisasi terhadap kombinasi penyakit (Z27.-)
immunisasi tidak dilakukan (Z28.-)
Z24.0 Memerlukan imunisasi terhadap poliomyelitis
Z24.1 Memerlukan imunisasi terhadap arthropod-borne viral encephalitis
Z24.2 Memerlukan imunisasi terhadap rabies
Z24.3 Memerlukan imunisasi terhadap yellow fever
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXII-7
XXII-8
XXII-9
XXII-10
Z37.1
Z37.2
Z37.3
Z37.4
Z37.5
Z37.6
Z37.7
Z37.9
Catatan: Kategori Z40-Z54 ditujukan untuk alasan memperoleh asuhan. Mereka bisa
untuk pasien yang telah diobati untuk suatu penyakit atau cedera, tapi sedang
memperoleh asuhan follow-up atau profilaksis, asuhan penyembuhan, atau
asuhan untuk memantapkan pengobatan, untuk menghadapi keadaan sisa,
untuk memastikan kondisi tersebut tidak kembali, atau untuk mencegah
kembalinya (recurrence) kondisi tersebut.
Kecuali:
Pemeriksaan follow-up untuk pengawasan medis setelah pengobatan
(Z08-Z09)
Z40. Bedah profilaksis
Z40.0 Bedah profilaksis terhadap faktor resiko yang terkait dengan neoplasma
Admisi untuk pembuangan profilaksis suatu organ
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXII-11
XXII-12
XXII-13
Z47.0 Asuhan follow-up untuk penarikan plat fraktur dan alat fiksasi internal lain
Pengeluaran: pins, plates, rods, screws
Kecuali:
penarikan alat fiksasi eksternal (Z47.8)
Z47.8 Asuhan follow-up ortopedik lain yang jelas
Pengubahan, pemeriksaan, atau penarikan: alat fiksasi eksternal atau traksi,
gips
Z47.9 Asuhan follow-up ortopedik, tidak jelas
Z48. Asuhan follow-up bedah lainnya
Kecuali:
pemeriksaan follow-up: pembedahan (Z09.0), pengobatan fraktur
(Z09.4)
perawatan lobang buatan (Z43.-), asuhan follow-up ortopedik (Z47.-)
perbaikan dan penyesuaian prostetik dan alat lainnya (Z44-Z46)
Z48.0 Perawatan dressing dan sutura bedah
Perubahan dressing, pembuangan sutura
Z48.8 Asuhan follow-up bedah lain yang jelas
Z48.9 Asuhan follow-up bedah, tidak jelas
Z49. Asuhan yang melibatkan dialisis
Termasuk: persiapan dan pengobatan dialisis
Kecuali:
status dialisis ginjal (Z99.2)
Z49.0 Asuhan persiapan untuk dialisis
Z49.1 Extracorporeal dialisis
Dialisis (ginjal) NOS
Z49.2 Dialisis lainnya
Dialisis peritoneum
Z50 Asuhan yang melibatkan penggunaan prosedur rehabilitasi
Kecuali:
Konseling (Z70-Z71)
Z50.0 Rehabilitasi jantung
Z50.2
Z50.3
Z50.4
Z50.5
Z50.6
Z50.7
Z50.8
Z50.9
XXII-14
XXII-15
XXII-16
Z57.5 Dihadapkan oleh pekerjaan pada agen toksik dalam industri lain
Agen padat, cair, gas atau uap
Z57.6 Dihadapkan oleh pekerjaan pada suhu ekstrim
Z57.7 Dihadapkan oleh pekerjaan pada getaran
Z57.8 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko lainnya
Z57.9 Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko yang tidak jelas
Z58. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Kecuali:
dihadapkan oleh pekerjaan (Z57.-)
Z58.0 Dihadapkan pada kebisingan
Z58.1 Dihadapkan pada polusi udara
Kecuali:
asap tembakau (Z58.7)
Z58.2 Dihadapkan pada polusi air
Z58.3 Dihadapkan pada polusi tanah
Z58.4 Dihadapkan pada radiasi
Z58.5 Dihadapkan pada polusi lain
Z58.6 Suplai air minum tidak memadai
Kecuali:
efek dari haus (T73.1)
Z58.7 Dihadapkan pada asap tembakau
Merokok pasif
Kecuali:
Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan tembakau
(F17.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Penggunaan tembakau (Z72.0)
Z58.8 Masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan fisik
Z58.9 Masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik, tidak jelas
Z59. Masalah yang berhubungan dengan perumahan dan keadaan ekonomik
Kecuali:
suplai air minum tidak memadai (Z58.6)
Z59.0 Tuna wisma
Z59.1 Perumahan yang tidak memadai
Cacad teknis rumah yang menghambat asuhan memadai, tanpa pemanas,
sempit
Kecuali:
masalah yang berhubungan dengan lingkungan fisik (Z58.-)
Z59.2 Ketidaksesuaian dengan tetangga, penyewa kamar [lodger], dan pemilik
rumah
Z59.3 Masalah yang berhubungan dengan kehidupan di institusi residensial
Residen boarding-school
Kecuali:
institutional upbringing anak dibesarkan di institusi (Z62.2)
Z59.4 Makanan tidak memadai
Kecuali:
malnutrisi (E40-E46), efek kelaparan (T73.0)
kebiasan diet atau makan yang tidak semestinya (Z72.4)
Z59.5 Sangat miskin
Z59.6 Penghasilan rendah
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXII-17
XXII-18
Z61.4
Z61.5
Z61.6
Z61.7
Z61.8
Z61.9
Kejadian yang berakibat anak merasa diri negatif seperti gagal dalam
tugas,terbukanya
masalah memalukan atau stigma, dan pengalaman lain yang membuat rasa
terhina.
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di dalam kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan setiap bentuk kontak fisik atau
pendedahan antara
anggota dewasa keluarga anak dengan anak itu, yang menyebabkan
bangkitnya
keinginan seksual, baik anak terlibat dengan sukarela atau tidak dalam
tindakan seksual
(misalnya kontak atau manipulasi genital atau sengaja membuka payudara
atau genital)
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan seksual terhadap
anak oleh orang yang berada di luar kelompok penunjang primer
Masalah yang berhubungan dengan kontak atau usaha kontak dengan
payudara atau
genital anak atau orang lain, pendedahan seksual di hadapan anak atau
berusaha untuk
menelanjangi atau merayu anak, oleh orang dewasa di luar keluarga anak, baik
berdasarkan posisi atau statusnya, atau dengan melawan kehendak anak
Masalah yang berhubungan dengan sangkaan pelecehan fisik terhadap anak
Masalah yang berhubungan dengan insiden ketika si anak dicederai di masa
lalu oleh
orang dewasa di dalam rumahtangga, sampai dengan kejadian yang secara
medis nyata
(misalnya fraktur, lecet) atau yang melibatkan bentuk kekerasan abnormal
(misalnya
memukul anak dengan benda keras atau tajam, membakar atau mengikat
anak)
Pengalaman pribadi yang menakutkan di masa kanak-kanak
Pengalaman yang membawa ancaman akan masa depan anak, seperti
penculikan,
bencana alam dengan ancaman nyawa, cedera dengan ancaman harga diri,
atau
menyaksikan trauma yang berat terhadap orang yang disayangi
Kejadian negatif lainnya dalam kehidupan anak
Kejadian negatif dalam kehidupan anak, tidak jelas
XXII-19
Z62.1
Z62.2
Z62.3
Z62.4
Z62.5
Z62.6
Z62.8
Z62.9
yang jelek, tidak peduli atau tidak ada usaha intervensi ketika anak dalam
situasi resiko.
Perlindungan berlebihan dari orangtua
Pola membesarkan anak yang menyebabkan infantilisasi dan tingkah laku
tidak mandiri
Anak dibesarkan di institusi
Asuhan angkat berkelompok tempat tanggungjawab membesarkan anak
sebagian besar
diambil-alih oleh semacam institusi (misalnya panti residensial, panti yatim
piatu, atau
rumah kanak-kanak), atau asuhan terapi dalam periode lama di rumah sakit,
rumah
penyembuhan dan semacamnya, tanpa adanya orangtua yang mendampingi
Kekasaran terhadap dan melempar kesalahan kepada anak
Sikap negatif membesarkan anak yang khusus terfokus terhadap anak sebagai
individu,
berlangsung lama, dan mencakup berbagai tingkah laku anak (misalnya secara
otomatis
menyalahkan anak untuk setiap masalah atau memberi label negatif kepada
anak)
Ketidakpedulian terhadap emosi anak
Orangtua bicara kepada anak dengan cara merendahkan atau kasar. Tidak
adanya
ketertarikan pada anak, simpati pada kesulitan anak, atau memuji dan
mendorongnya.
Marah terhadap kecemasan anak, dan tidak ada rangkulan fisik atau
kehangatan emosi
Masalah lain sehubungan dengan ketidakpedulian dalam membesarkan anak
Tidak adanya pengalaman belajar dan bermain
Tekanan tidak semestinya dan bentuk abnormal membesarkan anak lainnya.
Orangtua memaksa anak berbeda dari norma lokal, menurut kelamin
(berpakaian
perempuan pada anak lelaki), menurut usia (memaksa kewajiban anak di atas
usianya),
atau lainnya (menekan anak ikut aktifitas yang tidak diinginkannya atau terlalu
sulit)
Masalah lain yang jelas sehubungan dengan membesarkan anak
Masalah yang berhubungan dengan membesarkan anak, tidak jelas
Z63. Masalah lain sehubungan dengan group penunjang utama, termasuk keadaan
keluarga
Kecuali:
maltreatment syndromes (T74.-)
masalah sehubungan dengan:
kejadian negatif pada kanak-kanak.(Z61.-), membesarkan anak (Z62.-)
Z63.0 Masalah dalam hubungan dengan spouse atau partner
XXII-20
Z63.1
Z63.2
Z63.3
Z63.4
Z63.5
Z63.6
Z63.7
Z63.8
Z63.9
XXII-21
XXII-22
Z71.6
Z71.7
Z71.8
Z71.9
Kecuali:
XXII-23
Z73.4
Z73.5
Z73.6
Z73.8
Z73.9
XXII-24
Z76.3
Z76.4
Z76.5
Z76.8
Z76.9
XXII-25
XXII-26
Z83.2 Riwayat penyakit darah dan organ pembentuk darah dan kelainan tertentu
yang melibatkan mekanisme imun dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada D50-D89
Z83.3 Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E10-E14
Z83.4 Riwayat penyakit endokrin, gizi dan metabolik lain dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada E00-E07, E15-E90
Z83.5 Riwayat kelainan mata dan telinga dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada H00-H53, H55-H83, H92-H95
Kecuali:
riwayat kebutaan dan kehilangan penglihatan dalam keluarga
(Z82.1)
riwayat tuli dan kehilangan pendengaran dalam keluarga (Z82.2)
Z83.6 Riwayat penyakit sistem pernafasan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada J00-J39, J60-J99
Kecuali:
riwayat asma dan peny pernafasan bawah kronis lain dalam
keluarga (Z82.5)
Z83.7 Riwayat penyakit sistem pencernaan dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada K00-K93
Z84. Riwayat kondisi lain dalam keluarga
Z84.0 Riwayat penyakit kulit dan jaringan subkutis dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada L00-L99
Z84.1 Riwayat kelainan ginjal dan ureter dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N00-N29
Z84.2 Riwayat penyakit lain sistem genitourinarius dalam keluarga
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada N30-N99
Z84.3 Riwayat consanguinity [hubungan seksual sedarah] dalam keluarga
Z84.8 Riwayat kondisi lain yang jelas dalam keluarga
Z85. Riwayat pribadi neoplasma ganas
Kecuali:
asuhan medis follow-up dan penyembuhan (Z42-Z51, Z54.-)
pemeriksaan follow-up setelah pengobatan neoplasma ganas (Z08.-)
Z85.0 Riwayat neoplasma ganas organ pencernaan
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C15-C26
Z85.1 Riwayat neoplasma ganas trakhea, bronkhus dan paru-paru
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C33-C34
Z85.2 Riwayat neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks lain
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C30-C32, C37-C39
Z85.3 Riwayat neoplasma ganas payudara
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C50.Z85.4 Riwayat neoplasma ganas organ genital
Kondisi yang bisa diklasifikasikan pada C51-C63
Z85.5 Riwayat neoplasma ganas saluran kemih
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXII-27
Z85.6
Z85.7
Z85.8
Z85.9
XXII-28
XXII-29
Z89.5
Z89.6
Z89.7
Z89.8
Z89.9
Z90. Hilangnya organ yang dialami setelah lahir, not elsewhere classified
Termasuk: Kehilangan bagian tubuh pascabedah atau pascatrauma NEC
Kecuali:
Absen pascabedah pada kelenjar endokrin (E89.-), limpa (D73.0)
Z90.0 Hilangnya bagian dari kepala dan leher
Hilangnya mata, larynx, hidung,
Kecuali:
hilangnya gigi (K08.1)
Z90.1 Hilangnya payudara
Z90.2 Hilangnya paru-paru [bagiannya]
Z90.3 Hilangnya bagian lambung
Z90.4 Hilangnya bagian lain saluran pencernaan
Z90.5 Hilangnya ginjal
Z90.6 Hilangnya organ lain saluran kemih
Z90.7 Hilangnya organ(-organ) genital
Z90.8 Hilangnya organ lain
Z91. Riwayat faktor resiko pribadi, not elsewhere classified
Kecuali:
Dihadapkan pada polusi dan masalah lain lingkungan fisik
(Z58.-)
Dihadapkan oleh pekerjaan pada faktor resiko (Z57.-)
Riwayat pribadi penyalahgunaan zat psikoaktif (Z86.4)
Z91.0 Riwayat alergi, selain pada obat dan zat biologis
Kecuali:
riwayat pribadi alergi pada obat dan zat biologis (Z88.-)
Z91.1 Riwayat ketidakpatuhan pada pengobatan dan regimen medis
Z91.2 Riwayat kebersihan pribadi yang buruk
Z91.3 Riwayat jadwal tidur-bangun tidak sehat
Kecuali:
kelainan tidur (G47.-)
Z91.4 Riwayat trauma psikologis, not elsewhere classified
Z91.5 Riwayat melukai diri sendiri
Parasuicide, meracunidiri sendiri, usaha bunuh diri
Z91.6 Riwayat truma fisik lainnya
Z91.8 Riwayat faktor resiko lainnya, not elsewhere classified
Abuse NOS, maltreatment NOS
Z92. Riwayat pribadi pengobatan medis
Z92.0 Riwayat pribadi kontrasepsi
Kecuali:
konsultasi atau manajemen praktek kontrasepsi sekarang (Z30.-)
kehadiran (intrauterine) contraceptive device (Z97.5)
ICD 10 2nd ed, Update April 08
XXII-30
XXII-31
Z94.6
Z94.7
Z94.8
Z94.9
XXII-32
Z97.0
Z97.1
Z97.2
Z97.3
Z97.4
Z97.5
Z97.8
XXII-33
CHAPTER XXIII.
KODE UNTUK TUJUAN KHUSUS
(U00-U99)
This chapter contains the following block:
U00U
49
U80U
89
These categories should never be used in primary coding. They are provided for
use as supplementary or additional codes when it is desired to identify the
antibiotic to which a bacterial agent is resistant, in bacterial infection
classified elsewhere.
U80
U80.0
U80.1
U80.8
U81
U81.0
U81.8
34
U88
U89
U89.8
U89.9
1. ICD-9-CM:
01,11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi meninges serebral; Burr
Pendekatan Lubang
01,12 - Biopsi terbuka meninges serebral
01,13 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi otak; Burr Pendekatan
Lubang; stereotactic Metode
03,32 - Biopsi dari Spinal Cord atau meninges Spinal
05.11 - Biopsi saraf simpatis atau ganglion
06,11 - Tertutup (perkutan) (jarum) Biopsi Thyroid Gland; Aspirasi
Biopsi Tiroid
06,12 - Buka Biopsi Thyroid Gland
06,13 - Biopsi kelenjar paratiroid
07.11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi kelenjar adrenal
07.12 - Buka Biopsi kelenjar adrenal
07,15 - Biopsi kelenjar pituitari, Pendekatan Unspecified
07,16 - Biopsi dari Timus
22,11 - Prosedur Diagnostik pada sinus hidung; Closed [Endoskopi]
[jarum] Biopsi Hidung Sinus
22,12 - Prosedur Diagnostik pada sinus hidung; Buka Biopsi Hidung
Sinus
25,02 - Prosedur Diagnostik di Lidah; Biopsi Terbuka Lidah; Wedge
Biopsi
26,11 - Tertutup (jarum) Biopsi kelenjar ludah atau Duct
27,22 - Biopsi anak lidah dan langit-langit lunak
27,23 - Biopsi dari Bibir
27,24 - Biopsi of Mouth, Struktur Unspecified
28,11 - Biopsi dari Amandel dan Adenoids
31,43 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Laring
31,44 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Trake a
33,24 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Bronkus; Bronkoskopi (serat
optik) (Rigid) dengan: Sikat Biopsi "Lung", Menyikat dari cuci untuk
Koleksi Spesimen, eksisi (Bite) Biopsi; Diagnostik bronchoalveolar
35
lavage (BAL)
33,26 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi paru-paru; jarum halus
Aspirasi (FNA); jarum transthoracic Biopsi paru (TNNB)
33,27 - Tertutup Endoskopi Biopsi paru-paru; Serat-optik (Fleksibel)
Bronkoskopi dengan bimbingan fluoroscopic dengan Biopsi;
transbronkial Biopsi paru-paru
34,24 - Biopsi pleura, Lain-lain
38,21 - Biopsi Kapal Darah
40,11 - Biopsi Struktur limfatik
41,31 - Biopsi Sumsum Tulang
41,32 - Tertutup (Aspirasi) (perkutan) Biopsi Limpa
42,24 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Kerongkongan; Menyikat atau
cuci untuk Koleksi Spesimen; Esophagoscopy dengan Biopsi, Biopsi
Suction Kerongkongan yang
44,14 - Tertutup (Endoskopi) Biopsi Perut; Menyikat atau cuci untuk
Koleksi Spesimen
45,14 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Usus Kecil; Menyikat atau cuci
dari Koleksi Spesimen
45,25 - Tertutup [Endoskopi] Biopsi Usus Besar; Biopsi, tertutup,
Situs usus dispesifikasikan; Menyikat atau cuci untuk Koleksi
Spesimen; Colonoscopy dengan Biopsi
48,25 - Biopsi terbuka Rektum
49,22 - Biopsi Jaringan perianal
49,23 - Biopsi dari Anus
50,11 - Tertutup (perkutan) (jarum) Biopsi hati
51,12 - Biopsi perkutan Salur Kandung empedu atau empedu; jarum
Biopsi Kandung empedu
52,11 - Tertutup (Aspirasi) (jarum) (perkutan) Biopsi Pankreas
52,12 - Biopsi terbuka Pankreas
55,23 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Ginjal; Biopsi endoskopik
melalui nefrostomi ada, Nephrotomy, Pyelostomy, atau Pyelotomy
55,24 - Buka Biopsi Ginjal
57,33 - Tertutup [Transurethral] Biopsi Kandung Kemih
57,34 - Biopsi terbuka kandung kemih 60,11 - Tertutup [perkutan]
[jarum] Biopsi Prostat; Pendekatan: transrectal, Transurethral; punch
Biopsi
60,12 - Biopsi terbuka Prostat
62.11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Testis
65,11 - Biopsi Aspirasi Ovarium
65,12 - Biopsi lain Ovarium
67,11 - Biopsi endoserviks
68,13 - Biopsi terbuka Rahim
70,24 - Operasi pada vagina dan Cul-de-sac, vagina Biopsi
71,11 - Biopsi dari Vulva
77,4 - Biopsi Bone 80,3 - Biopsi Struktur Bersama
83,21 - Biopsi Soft Tissue
85,11 - Tertutup [perkutan] [jarum] Biopsi Payudara
36
37