I.1 PENGERTIAN
Explorasi merupakan kegiatan penting dalam industri energi pada umumnya
dan khususnya industri minyak dan gasbumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan
peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gasbumi secara terus menerus.
Dengan demikian cadangan makin menciut, dan hanya dengan explorasi sajalah
cadangan akan bertambah atau setidak-tidaknya dipertahankan. Suatu pengertian yang
salah dewasa ini adalah bahwa explorasi merupakan suatu aktivitas satu kali. Banyak
ahli ekonomi ataupun khalayak ramai mengira, bahwa jika suatu daerah telah
diselidiki atau diexplorasi dapatlah diketahui apakah daerah itu mengandung
cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian mengharapkan bahwa dengan
dilakukannya explorasi untuk daerah tersebut, misalnya seluruh daerah Indonesia,
dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah cadangan minyak kita dan sampai
kapan habisnya minyak bumi ini. Dari penjelasan dalam bab-bab sebelumnya
ternyata, bahwa jangankan mengenai seluk beluk cara terdapatnya minyak di dalam
suatu daerah apalagi untuk seluruh Indonesia sedangkan cara terbentuk dan cara
terdapatnya minyakbumi didalam kerakbumipun belum kita mengerti sedalamdalamnya, ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin,
perangkap stratigrafi dan konsepsi mengenai hidrodinamika, menunjukkan bahwa
pemikiran kita terus menerus berkembang dan menghasilkan konsepsi baru tentang
tempat terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Sebagai suatu contoh ialah
misalnya, pencarian minyak dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung
puluhan tahun, dan dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi, dengan modal yang
sangat besar serta menggunakan berbagai metoda yang paling modern, tetapi ternyata
sampai kini masih tetap dapat ditemukan cadangan baru didalam daerah yang sudah
lama diexplorasi, walaupun makin lama cadangan memang makin kecil dan makin
sulit untuk ditemukan. Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan
minyakbumi bukannya menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha explorasi
(Gambar 8-1), walaupun tidak merata dari tahun ke tahun (Gambar 8-2). Telah
banyak contoh untuk Indonesia diberikan, seperti misalnya, suatu daerah di Sumatra
Tengah yang telah diexplorasi oleh perusahaan asing yang cukup besar dan telah
mengadakan hamper 20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak menghasilkan
minyak. Tetapi kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain dan ternyata
dapat menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam daerah yang
sama. Suatu contoh lain adalah Irian Barat, yang juga telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya.
Gambar 8-1 Perkembangan cadangan dan produksi harian di Amerika Utara/Amerika Serikat dalam
tahun enampuluhan dan Tujuhpuluhan (World Oil, 1960-1970)
Gambar 8-2
Semua hal tersebut bukanlah karena kebodohan para ahli geologi yang
ditugaskan pada waktu itu, tetapi smata-mata disebabkan kemajuan
pengetahuan ilmu geologi minyak dan gasbumi serta digunakannya berbagai
metoda baru. Misalnya saja pada jaman dahulu belum ada pengertian batuan
induk, fungsi gradient geothermal, cara pertumbuhan terumbu koral,
sedimentasi karbonat. Selain itu, juga pada waktu itu metoda seismic masih
pada permulaan taraf perkembangannya. Dewasa ini metoda seismic telah
mengalami kemajuan begitu pesat, dengan menggunakan computer untuk
pengolahan datanya sedemikian rupa sehingga telah jauh lebih maju dari
sebelumnya. Walaupun demikian sampai kinipun metoda seismic belum
samasekali dapat memberikan gambaran yang sebenarnya, sehingga masih tetap
harus berkembang di masa mendatang. Meskipun penilaian orang terhadap
metoda seismic dewasa ini begitu tinggi, tetapi jumlah cadangan minyak
sebenarnya belum dapat diketahui, karena sebagaimana telah dikatakan cara
terdapatnya minyakbumipun belum diketahui seluruhnya. Kita mengetahui
apakah minyakbumi terdapat selain dalam perangkap antiklin, dan dalam
perangkap stratigrafi, juga terdapat dalam perangkap jenis lain. Kitapun tidak
mengetahui, apakah ada batuan reservoir jenis lain, tempat minyakbumi dapat
berkumpul, dan apakah ada keadaan geologi yang lain samasekali, yang
memungkinkan pembentukan dan akumulasi minyak bumi itu. Seorang
exploratory pada waktu mendatang haruslah lebih cerdas, dan harus
mempergunakan konsepsi dan teori baru serta menemukan cadangan tambahan
di daerah yang hingga kini dikira tidak ada minyakbumi. Sejalan dengan
explorasi, penelitian dalam bidang geologi minyak dan gasbumi haruslah
senantiasa dilaksanakan untuk menstimulasi timbulnya berbagai konsepsi serta
teori baru tentang terbentuknya dan terdapatnya minyak dan gasbumi.
I.2 DASAR FILSAFAT EXPLORASI
Explorasi jangan hanya diartikan sebagaio usaha penambahan lapangan
minyak baru atau perluasan daerah produksi, sebab hal ini jelas bukanlah
demikian dilihat dari pandangan bahwa tidaklah mungkin survai di suatu
daerah dapat mengetahui segala sesuatu yang terdapat dibawahnya. Usaha
explorasi harus dianggap sebagai suatu bagian integral daripada produksi, yaitu
setidak-tidaknya mempertahankan besarnya cadangan. Jika kita harus
meningkatkan minyak lebih banyak, juga kita harus mendapatkan cadangan
lebig banyak. Motto daripada suatu explorasi minyakbumi adalah untuk setiap
barrel minyak yang diproduksikan, paling sedikit harus ditemukan 1 barrel
cadangan baru. Hal ini berarti, kalau kita meningkatkan produksi minykabumi
harus kita tingkatkan pula penemuan cadangan baru. Dengan dasar filsafat ini
yang sesuai dengan konsepsi bahwa usaha explorasi minyakbumi itu bukan
hanya merupakan suatu survai atau inventarisasi tempat terdapatnya
minyakbumi dalam suatu daerah, tetapi lebih merupakan peningkatan
cadangan minyakbumi, dengan menguji kita sendiri untuk dapat berpikir serta
menemukan minyak dalam daerah yang sama.
I.3 URUTAN EXPLORASI MINYAK DAN GASBUMI
Dalam explorasi minyak dan gasbumi tidak dibedakan antara suatu
survai pendahuluan atau prospeksi dan explorasi sebagaimana dalam bidang
pertambangan. Yang diartikan explorasi minyak dan gasbumi dalam industri
minyak adalah semua kegiatan dfari permulaan sampai akhir dalam usaha
penemuan dan penambahan cadangan minyak dan gasbumi yang baru.
Sebagaimana telah dikatakan, operasi explorasi mencakup semua kegiatan yang
merupakan bagian integral dalam usaha pencarian minyakbumi, termasuk
pemboran explorasi. Pekerjaan penyelidikan dalam suatu explorasi minyakbumi
ini dilakukan pada umumnya oleh para ahli geologi, termasuk juga mereka yang
berspesialisasi dalam geofisika, paleontologi dan sebagainya. Fasa ini
berlangsung terus, malahan juga pada taraf exploitasi. Dalam hal ini seorang
ahli geologi harus membantu dalam penentuan cadangan dan juga dalam
rencana pemboran explotasi. Urutan suatu operasi explorasi meliputi proses
sebagai berikut :
1. Perencanaan explorasi (exploration Planning)
2. Opearsi survai lapangan
3. Penilaian dan prognosis prospek
4. Pemboran explorasi
5. Pengembangan reevaluasi daerah
Sejajar dengan dilakukannya urutan operasi exploari ini juga dilakukan
pengkajian dan evaluasi secara terus menerus oleh suatu kelompok studi yang
menunjang explorasi dan yang menyarankan berbagai garis kebijaksanaan
dalam bidang explorasi. Secara visual, urutan ini diperlihatkan dalam gambar
8-3. Dalam diagram diperlihatkan bahwa pertama-tama haruslah dilakukan
suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang telah kita pilih,
sehingga kita dapat mengetahui misalnya, jenis cekungannya, geologi sejarah
perkembangan cekungan serta sedimentasinya, kerangka tektonik dan
sebagainya. Dari studi ini kemudian dilakukan suatu tinjauan sepintas lalu
(reconnaissance survey) yang merupakan suatu operasi lapangan, dengan
mengunjungi daerah tertentu.
Gambar 8-3 Urutan operasi survai explorasi minyak dan gasbumi (Explorasi sebagai suatu
system)
meyakinkan suatu gejala geologi yang penting ataupun struktur yang dapat
merupakan perangkap. Dari survai yang bersifat sepintas lalu ini, didapatkan
setidaknya beberapa daerah yang prospektif. Untuk mengetahui keadaan
geologi daerah ini, seringkali pada stadium ini dilakukan suatu pemboran
stratigrafi sebagaimana diperlihatkan dalam diagram. Dari penyelidikan
peninjauan umum itu kita harus melakukan penelitian detil pada prospek yang
telah ditemukan itu. Penelitian detil ini bisa dilaksanakan dengan penyelidikan
geologi permukaan atau geologi lapangan, terutama dengan mengadakan survey
seismic yang dilakukan dengan sisitem kisi yang dewasa ini merupakan
penyelidikan baku (standar). Kisi ini biasa dibuat dengan jarak misalnya setiap 3
atau 2 kilometer, bahkan kadang-kadang juga dengan jarak kilometer apabila
ingin lebih teliti. Dari pekerjaan seismic, pekerjaan geologi lapangan dan studi
regional, dapatlah dinilai prospek yang mempunyai harapan paling baik untuk
menghasilkan minyak bumi ataupun yang tidak.
Dari penelitian dan prognosis tersebut, dapat dilakukan pemboran explorasi dan
baru dari pemboran explorasi inilah sebetulnya dapat dikatakan berhasil atau
tidaknya ditemukan suatu lapangan minyak baru.
Dapatlah bahwa sebelum dilakukan pemboran explorasi tersebut dilakukan,
haruslah dilakukan serentetan penyelidikan dan evaluasi untuk menentukan
lokasi pemboran explorasi yang mahal harganya. Biaya satu pemboran
explorasi dapat mencapai beberatus juta rupiah. Penyelidikan untuk
menentukan lokasi ini seharusnya tidak lebih dari biaya pemboran.
Dari bagian tersebut diatas dapat dilihat juga bahwa metode seismic (seismic
survey), pengukuran daya tarik bumi (gravity survey) sering dilakukan pada
tahap explorasi ini. Juga survey magnetic udara (aero magnetic) ataupun survey
magnetic daratan dilakukan pada taraf reconnaissance). Juga pemetaan yang
bersifat pengukuran startigrafi serta penyelidikan lapangan laiannya dilakukan
pada taraf tersebut.
Pada taraf detail, geologi lapangan masih juga dilakukan dengan mengadakan
pemetaan detail, yang sering juga ditunjang dengan pemboran tangan ataupun
pemboran dangkal. Dewasa ini metode tersebut sudah jarang sekali dilakukan
dan pada umumnya operasi seismic detail lebih banyak dilakukan untuk
mendetailkan suatu prospek.
8.1 PERENCANAAN EXPLORASI
Sebagai suatu economic venture, maka suatu explorasi untuk minyak dan gas
bumi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untungrugi dan juga efisiensi dan ekonimi dari pada explorasi tersebut. Kita harus
memberikan suatu desain mengenai jalinan berbagai jenis operasi yang kita
lakukan dan suatu jadwal waktu pula harus diberikan.
Dewasa ini sering dilakukan perencanaan jaringan (network planning), yang
menggambarkan garis-garis operasi dari suatu kegiatan ke lain kegiatan beserta
jadwal waktunya, yang keseluruhannya merupakan jaringan. Hal ini perlu
untuk saling mencek efisiensi dan kelancaran kerja.
Mengenai perencanaan jaringan dapat kit abaca dalam buku mengenai
management dan sebagainya.
Perencanaan explorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pemilihan daerah explorasi
b. Studi pendahuluan
c. Perencanaan explorasi dan pembiayaannya
kalau lokasi didapatkan di tepi suatu sungai besar, sehingga segala peralatan
dapat diangkut melalui sungai.
Dari tinjauan diatas dapatlah dilihat bahwa dalam pemilihan daerahpun harus
dipertimbangkan beberapa factor nongeologi, karena hal ini akan menyangkut
besar kecilnya investasi yang akan dikeluarkan di dalam operasi tersebut.
Bolehlah dikatakan bahwa dari pengetahuan geologipun kita masih belum bisa
yakin mengenai cara didapatkannya minyak bumi. Biaya explorasi adalah
sangat besar, dan walaupun kita membuang uang begitu banyak (sampai
puluhan juta dollar), namun hasilnya masih tetap bisa merupakan tanda Tanya
besar.
8.1.2 STUDI PENDAHULUAN
studi pendahuluan meliputi geologi regional, yamg menyangkut studi
komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah
terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan
sasaran explorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan
seterusnya, serta juga memperhatikan feasibility studies, yaitu suatu studi
mengenai kemungkinan tercapainya sasaran explorasi tersebut. Selain itu studi
pendahuluan juga meliputi pembuatan rencana explorasi.
Studi geologi regional meliputi: ketebalan dan penyebaran sediment, statigrafi
regional, dan tektonik.
8.1.2.1 Ketebalan dan penyebaran sediment
Pada umumnya lebih tebal lapisan sediment didapatkan, kemungkinan
ditemukan minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya lebih tebal lapisan sediment itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang
dapat bertindak sebagai batuan reservoir maupun sebagai batuan induk. Juga
lebig luasnya batuan sediment tersebar, akan lebih memungkinkan atau leluasa
kita untuk mencari perangkap minyak dan gas bumi.
8.1.2.2 Stratigrafi regional
Dalam penelitian stratigrafi regional perlu diperhatikan kemungkinan adanya
batuan reservoir, posisi stratigrafinya dan kemungkinan terdapatnya batuan
induk. Juga bagi tiap formasi harus dipelajari penyebarannya, keadaan
fasiesnya, umurnya, urut-urutan kejadian, ada-tidaknya ketidak selarasan dan
sebagainya.
8.1.2.3 Tektonik dan sejarah geologi
dalam studi mengenai tektonik terutama dipelajari berbagai fasa waktu terjadi
orogenesa dan hasil dari pada orogenesa tersebut, misalnya kapan terjadi suatu
pelipatan, zaman apa yang memungkinkan terjadinya perangkap, dan juga
zaman terjadi suatu orogenesa yang memungkinkan terdapatnya klastik yang
bertindak sebagai batuan reservoir.
Selain iti juga ada tidaknya ketidakselarasan dengan kemungkinan adanya
perangkap struktur ataupun perangkap stratigrafi di bawahnya.
Karena ketiga hal tersebut di atas semua ditunjukkan untuk mencari
kemungkinan ditemukannya minyak bumi dan gas bumi, jelaslah bahwa studi
regional ini meliputi suatu pendahuluan daripada studi cekungan. Kita perlu
mengetahui apakah daerah yang kita pilih itu merupakan suatu cekungan
Dewasa ini hanya terdapat beberapa perusahaan jasa tehnik saja dalam bidang
seismic yang mampu terus-menerus mengembangkan peralatannya dan
bersaing. Akan tetapi di lain pihak perusahaan minyak besar juga mengikuti
semua perkembangan peralatan tersebut, terutama juga dalam bidang
interpretasi data yang dihasilkan oleh peralatan modern ini.
Perusahaan jasa tehnik yang melakukan pekerjaan secara konfidensial dan
secara kontrak, sekarang merupakan suatu yang sangat biasa dalam explorasi
minyak. Suatu perusahaan minyak, jika mengadakan explorasi disuatu daerah
biasanya lebih efisien, dan lebih cepat, jika menggunakan jasa tehnik (service
company), perusahaan ini sangat terspesialisasi, dan berpengalaman dan
biasanya melakukan operasinya secara internasional, perusahaan ini biasanya
mempunyai ahli-ahli yang khusus. Peralatan merekapun sudah sangat
terspesialisasi, yang mereka kembangkan dan mereka buat sendiri sehingga sulit
sekali bagi suatu perusahaan minyak sekalipun untuk memiliki dan
memeliharanya. Selain perusahaan tersebut diatas, juga sering sekali digunakan
para konsultan untuk melakukan pekerjaan, seperti pemetaasn geologi,
berbagai studi yang tidak dilakukan oleh perusahaan jasa teknik, seperti
interpretasi foto udara, interpretasi seismic, gravitasi dan sebagainya.
Dewasa ini juga telah banyak terdapat labolatorium paleontology yang bersifat
komersial, sehingga laboratorium tersebut dapat dibangun secara lebih efisien
karena dapat melayani berbagai perusahaan minyak sekaligus.
Selain itu, juga harus dipersoalkan mengenai logistic dan penyediaan material.
Misalnya saja,bahan makanan dan bahan lainnya bagi buruh yang melakukan
operasi seismic. Juga operasi seismiknya sendiri diperlukan material, seperti
bahan yang dibangun, bahan untuk perkemahan dan sebagainya. Dalam hal ini
pada umumnya digunakan perusahaan yang bergerak dalam penyelidikan
material (atau reveransir). Juga untuk fasilitas penerbangan dapat
dikontrakkan perusahaan penerbangan charter, misalnya penerbangan
helicopter yang dewasa ini banyak mengkhususkan diri kepada explorasi
minyak dan gas bumi. Hal yang sama untuk pemakaian perahu-perahu, kapal
dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan pemboran. Suatu operasi
pemboran juga memerlukan banyak kontraktor laianya. Misalnya perusahaan
untuk melakukan penlogan listrik, atau perusahaan khusus dalam bidang log
Lumpur. Juga ada perusahaan yang khususs memberikan jasa dalam pengujian
pemboran dan ada juga yang mengkhususkan diri dalam penyemenan. Malahan
untuk pemboran lepas pantai ada juga perusahaan yang mengkhususkan diri
untuk jasa penyelaman, sampai pula pada perusahaan yang melayani makan
bagi awak pemboran.
Jelaslah, bahwa suatu operasi explorasi menyangkut berbagai macam
perusahaan jasa yang bersifat tehnik maupun non tehnik dan menyangkut
mobilisasi, logistic, pengangkutan dan hilir mudik orang. Juga dilain fihak orang
memerlukan rekreasi, kesehatan dan makanan. Selain itu buruh dan para ahli
memerlukan pula banyak jaminan social. Selain itu perusahaan jasa tehnik,
ataupun perusahaan logistic maupun lainnya mendorong timbulnya industri
ataupun dapat memberikan pekerjaan untuk perusahaan lainnya sampai
kepada restouran dan perusahaan rekreasi, sehingga suatu operasi explorasi itu
menimbulkan aktivitas ekonimi tersendiri, walaupun dalam waktu yang sangat
terbatas.
8.2.0.3 Anggaran belanja
dari keadaan anggaran belanja ditentukan jenis explorasi, jenis organisasi yang
hendak dilakukan dan juga peralatan atau fasilitas yang diperlukan dan operasi
yang dilakukan secara kontrak dengan perusahaan jasa. Pada umumnya
penelitian dilakukan oleh ahli geologi sendiri, sehingga harus mempunyai alatalat penelitian geologi. Juga anggaran belanja menentukan apakah akan
dilakukan penyelidikan yang meluas dan secara ilmiah diseluruh cekungan
beserta suatu rencana untuk penelitian stratigrafi dari suatu acara pemboran
kering, ataukah akan dilakukan pemboran ezxplorasi dengan harapan segera
mendapatkan minyak bumi. Hal ini sama sekali tergantung anggaran belanja
perusahaan tersebut.
Tahapan explorasi tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
a. Reconnaissance (penyelidikan sepintas-lalu)
b. Survai detai
c. Penilaian dan progosisi prospek
d. Pemboran explorasi
8.2.1 PENYELIDIKAN SEPINTAS-LALU
suatu survey sepintas lalu dimaksudkan supaya dalam waktu yang singkat
didapatkan gambaran keadaan geologi yang luas sehingga dapat dipilih
beberapa daerah prospek untuk dilakukan penelitian secara lebig mendetail.
Dalam survey sepintas lalu ini, sering kali perusahaan dikejar oleh waktu, sebab
seringkali sebagian daerah harus diserahkan kembali (relinquish) dalam waktu
tertentu, sekian persen misalnya (misal: 50 persen) dalam waktu dua tahun.
Dengan demikian, tentu dalam jangka waktu yang pendek itu perusahaan harus
bisa menentukan daerah mana yang akan dipertahankan. Untuk ini operasi
harus dilakukan secepat mungkin dengan fasilitas midern, seperti pesawat
terbang, helicopter, kapal air dan juga berbagai studi yang meluas. Operasi
yang dilakukan pada taraf peninjauan sepintas lalu itu karena antara lain ialah
pemotretan udara, pemetaan geologi permukaan, dan penyelidikan geofisika.
8.2.1.1 Pemotretan dari udara
survey ini dapat memberikan foto udara dari keadaan seluruh daerah. Foto
udara ini dapat dipergunakan untuk menggunakan peta dasar seluruh daerah
operasi, terutama jika belum ada peta untuk daerah operasi tersebut. Malah
walaupun sudah ada peta dasar, potret udara itu masih sangat berguna.
Misalkan saja untuk mengadakan interpretasi geologi dari foto udara yang
dapat dilakukan secara cepat untuk daerah yang sangat luas. Dewasa ini
pemotretan udara dilakukan dengan berbagai macam metoda, yaitu metode
pengindraan jauh (remote sensing) seperti dengan survey radar, sinar infra
merah, sinar ultra violet dan sebagainya. Malahan sering pula digunakan foto
udara, gambaran radar ataupun gambaran sinar gelombang lainnya dari satelit.
Beberapa metoda ini sebetulnya sangat mahal, akan tetapi dapat menghasilkan
berbagai data serta pandangan seluruh daerah dalam waktu yang sangat
singkat, dan dihitung dengan waktu ini, maka untuk pemotretan dari udara ini
relative kecil.
secara mendetail. Survey ini dilakukan pada skala besar, kadang-kadang sampai
1 : 10.000 atau 1 : 5000, tetapi pada umumnya 1 : 50.000 atau sampai 1 : 25.000.
survey ini dilakukan dengan berbagai metode.
Tujuan survey detai adalah untuk menentukan adanya tutupan (closure), besar
kecilnya tutupan secara arel ataupun secara vertical serta bentuk perangkap itu
secara lebih teliti, sehingga dapat langsung ditentukan titik lokasi pemboran
explorasi. Dari survey detail ini dapat dilakukan perkiraan volim minyak yang
dapat diharapkan secara maksimal dan kedalaman obyektif atau lapisan
reservoir yang diharapkan akan menghasilkan minyak. Metode yang sampai
sekarang dipergunakan adalah survey geologi permukaan, survey seismic,
survey gravitasi detai, dan pemboran stratigrafi.
8.2.2.1 Survai geologi permukaan
pemetaan geologi pada permukaan secara detai dapat dilakukan jika memang
terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintis dan juga sepanjang sungai.
Pemetaan dengan menggunakan alat ukur, sehingga ketelitiannya dapat
terjamin dan biasanya juga diikatkan kepada rintis-rintis pengukuran seimik,
walaupun metoda seismic sudah lebih teliti dewasa ini, akan tetapi pemetaan
geologi secara erailpun masih harus selalu dilakukan, terutama untuk
membantu interpretasi seismikjika seandainya terdapat patahan ataupun
berbagai keadaan yang kurang meyakinkan, jika singkapan tidak ada, misalnya
di daerah yang tertutup endapan alivial, penyelidikan sering dilakukan dengan
pemboran dangkal (dengan menggunakan alat counterflush). Dengan demikian
diharapkan diketahui urutan litologi serta adanya lapisan penunjuk yang dapat
dikorelasikan dan dikontur. Selain itu sering pula sumur uju (tes pit)
dipergunakan untuk menggunakan singkapan. Metoda pemetaan dengan
menggunakan memboran dangkal ataupun sumur uji, dewasa ini agak
ketinggalan zaman, tetapi kadang-kadang masih merupakan metode yang lebih
murah dibandingkan dengan metode seismic.
8.2.2.2 Survai seismic
untuk survai detail,metode seismic merupakan metode yang paling teliti dan
dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang
digunakan adalah metode khusus refleksi. Supaya mendapatkan hasil yang teliti,
sering dilakukan penenbakan secara bertumpuk. Untuk setiap titik malahan
sampai 600 persen malahan kadang-kadang sampai 1200 persen atau disebut six
fold atau twelve fold (6 kali atau 12 kali). Mengingat biaya seismic ini sangat
mahal, maka cara ini dilakukan jika ada alas an yang sangat kuat bahwa
memeang didaerah tersenut terdapat suatu tutupan. Juga walaupun pemetaan
geologi detai terhadap tutupan telai dilakukan, pengecekan seismic selalu harus
tetap dilakukan, untuk menentukan kedalaman obyektif pemboran serta batuan
dasar yang juga akan menghasilkan minyak harus bisa dihitung dan ditentukan
pada waktu pemboran dimulai. Dari hasil seismic mendetail ini dibuat peta
struktur berkontur untuk penentuan tutupan. Dan struktur peta berkontur itu
harus dilakukan pada refleksi yang paling mendekati obyektif sehingga tidak
terjadi penggeseran tutupan.
8.2.2.3 Survai gravitasi detail
survai gravitasi detai kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailakn
adanya suatu tutupan, terutama yang diharapkan adalah suatu instruksi garam
pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus
meter dapat menyebabkan objektif tidak ditemukan.
8.3.2.2 Kedalaman terakhir (T.D.)
kedalaman akhir pemboran explorasi biasanya merupakan batuan dasar
cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan
kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat
memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini
juga berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman dasar ini
ditentukan berdasarkan atas data seismic, setelah dilakukan korelasi dengan
semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan reflector yang ditentukan
sebagai batuan dasar.
8.3.2.3 Latarbelakang geologi
alas an untuk pemboran didasar atas latar belakang geologi. Maka harus
disebutkan keadaan daerah geologi daerah tersebut, formasi yang diharapkan
terdapat di sini, alas an pemboran explorasi dilakukan didaerah tersebut, jenis
tutupan prospek ini dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
8.3.2.4 objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan
ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat dengan
refleksi yang didapatkan dari seismic. Objektif lapisan reservoir ini harus
ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh
pemboran, hal mana diperoleh dari kecepatan rambat seismic.
8.3.2.5 Kedalaman puncak formasi yang akan di tembus
juga dalam prognosisi ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan
dilaui bir, maka puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismic
8.3.2.6 Jenis survai lubang bor yang akan dilaksanakan
pada setiap pemboran explorasi selalu dilakukan survai lubang bor. Survey ini
meliputi misalnya penglogan Lumpur, pengolahan keratin sumur, penglogan
listrik, penglogan radioaktif dan sebagainya. Untuk pemboran explorasi
sebaiknya dilakukan penlogan yang lengkap, misalnya saja log induksi baku
(standar), log sonic, log densitas, dipmeter dan sebagainya. Selain itu juga harus
direncanakan apakah akan dilaksanakan pengambilan inti atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga para ahli geologi harus bekerja sama
dengan bagian exploitasi dan bagian pemboran. Dengan mereka dibuatlah
mengenai berbagai hal seperti, alat bor yang akan dipakai, kapasitas kencana
kedalaman pemboran, yaitu apakah akan dibor langsung sampai kedalaman
akhir, ataukah akan dengan menggunakan system teleskop, yaitu berhenti pada
kedalaman tertentu, kemudian dilakukan dengan penyelubungan (casing) dan
dibor kembali dengan diameter yang lebih kecil, dan sebagainya. Hal ini
menyangkut ukuran pahat yang akan dipakai. Juga perlu dibuat rencana
mengenai apakah dilakukan penggantian jenis Lumpur dengan berbagai macam
berat jenis, mengingat berbagai macam takanan formasi yang kita hadapi dalam
pemboran ini, pada selang-selang mana sekiranya akan dilakuna pengujian
batang pemboran ini (D.S.T), dan pada selang mana akan diambil inti
pemboran.
Dalam hal ini para ahli geologi juga harus dapat diramalkan antara lain:
ekonomis atau tidak ekonomis, tergantung pada letak geografi daerah tempat
sumur itu dibor. Dewasa ini di Amerika serikat