Anda di halaman 1dari 22

EXPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI

I.1 PENGERTIAN
Explorasi merupakan kegiatan penting dalam industri energi pada umumnya
dan khususnya industri minyak dan gasbumi. Jelaslah, bahwa demi kelangsungan
peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gasbumi secara terus menerus.
Dengan demikian cadangan makin menciut, dan hanya dengan explorasi sajalah
cadangan akan bertambah atau setidak-tidaknya dipertahankan. Suatu pengertian yang
salah dewasa ini adalah bahwa explorasi merupakan suatu aktivitas satu kali. Banyak
ahli ekonomi ataupun khalayak ramai mengira, bahwa jika suatu daerah telah
diselidiki atau diexplorasi dapatlah diketahui apakah daerah itu mengandung
cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian mengharapkan bahwa dengan
dilakukannya explorasi untuk daerah tersebut, misalnya seluruh daerah Indonesia,
dapatlah diadakan inventarisasi mengenai jumlah cadangan minyak kita dan sampai
kapan habisnya minyak bumi ini. Dari penjelasan dalam bab-bab sebelumnya
ternyata, bahwa jangankan mengenai seluk beluk cara terdapatnya minyak di dalam
suatu daerah apalagi untuk seluruh Indonesia sedangkan cara terbentuk dan cara
terdapatnya minyakbumi didalam kerakbumipun belum kita mengerti sedalamdalamnya, ataupun meramalkannya. Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin,
perangkap stratigrafi dan konsepsi mengenai hidrodinamika, menunjukkan bahwa
pemikiran kita terus menerus berkembang dan menghasilkan konsepsi baru tentang
tempat terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Sebagai suatu contoh ialah
misalnya, pencarian minyak dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung
puluhan tahun, dan dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi, dengan modal yang
sangat besar serta menggunakan berbagai metoda yang paling modern, tetapi ternyata
sampai kini masih tetap dapat ditemukan cadangan baru didalam daerah yang sudah
lama diexplorasi, walaupun makin lama cadangan memang makin kecil dan makin
sulit untuk ditemukan. Adalah paradoxal sekali, bahwa sampai kini cadangan
minyakbumi bukannya menciut, tetapi tambah meningkat, berkat usaha explorasi
(Gambar 8-1), walaupun tidak merata dari tahun ke tahun (Gambar 8-2). Telah
banyak contoh untuk Indonesia diberikan, seperti misalnya, suatu daerah di Sumatra
Tengah yang telah diexplorasi oleh perusahaan asing yang cukup besar dan telah
mengadakan hamper 20 pemboran dan menyatakan daerah itu tidak menghasilkan
minyak. Tetapi kemudian daerah tersebut diambil oleh perusahaan lain dan ternyata
dapat menghasilkan beberapa lapangan minyak dan cadangan baru dalam daerah yang
sama. Suatu contoh lain adalah Irian Barat, yang juga telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya.

Gambar 8-1 Perkembangan cadangan dan produksi harian di Amerika Utara/Amerika Serikat dalam
tahun enampuluhan dan Tujuhpuluhan (World Oil, 1960-1970)

Gambar 8-2

Perkembangan cadangan minyak dunia pada tahun enampuluhan dan


tujuhpuluhan (data diambil dari World Oil, 1960-1970)

Semua hal tersebut bukanlah karena kebodohan para ahli geologi yang
ditugaskan pada waktu itu, tetapi smata-mata disebabkan kemajuan
pengetahuan ilmu geologi minyak dan gasbumi serta digunakannya berbagai
metoda baru. Misalnya saja pada jaman dahulu belum ada pengertian batuan
induk, fungsi gradient geothermal, cara pertumbuhan terumbu koral,
sedimentasi karbonat. Selain itu, juga pada waktu itu metoda seismic masih
pada permulaan taraf perkembangannya. Dewasa ini metoda seismic telah
mengalami kemajuan begitu pesat, dengan menggunakan computer untuk
pengolahan datanya sedemikian rupa sehingga telah jauh lebih maju dari
sebelumnya. Walaupun demikian sampai kinipun metoda seismic belum
samasekali dapat memberikan gambaran yang sebenarnya, sehingga masih tetap
harus berkembang di masa mendatang. Meskipun penilaian orang terhadap
metoda seismic dewasa ini begitu tinggi, tetapi jumlah cadangan minyak
sebenarnya belum dapat diketahui, karena sebagaimana telah dikatakan cara
terdapatnya minyakbumipun belum diketahui seluruhnya. Kita mengetahui
apakah minyakbumi terdapat selain dalam perangkap antiklin, dan dalam
perangkap stratigrafi, juga terdapat dalam perangkap jenis lain. Kitapun tidak
mengetahui, apakah ada batuan reservoir jenis lain, tempat minyakbumi dapat
berkumpul, dan apakah ada keadaan geologi yang lain samasekali, yang
memungkinkan pembentukan dan akumulasi minyak bumi itu. Seorang
exploratory pada waktu mendatang haruslah lebih cerdas, dan harus
mempergunakan konsepsi dan teori baru serta menemukan cadangan tambahan
di daerah yang hingga kini dikira tidak ada minyakbumi. Sejalan dengan
explorasi, penelitian dalam bidang geologi minyak dan gasbumi haruslah
senantiasa dilaksanakan untuk menstimulasi timbulnya berbagai konsepsi serta
teori baru tentang terbentuknya dan terdapatnya minyak dan gasbumi.
I.2 DASAR FILSAFAT EXPLORASI
Explorasi jangan hanya diartikan sebagaio usaha penambahan lapangan
minyak baru atau perluasan daerah produksi, sebab hal ini jelas bukanlah
demikian dilihat dari pandangan bahwa tidaklah mungkin survai di suatu
daerah dapat mengetahui segala sesuatu yang terdapat dibawahnya. Usaha
explorasi harus dianggap sebagai suatu bagian integral daripada produksi, yaitu
setidak-tidaknya mempertahankan besarnya cadangan. Jika kita harus
meningkatkan minyak lebih banyak, juga kita harus mendapatkan cadangan

lebig banyak. Motto daripada suatu explorasi minyakbumi adalah untuk setiap
barrel minyak yang diproduksikan, paling sedikit harus ditemukan 1 barrel
cadangan baru. Hal ini berarti, kalau kita meningkatkan produksi minykabumi
harus kita tingkatkan pula penemuan cadangan baru. Dengan dasar filsafat ini
yang sesuai dengan konsepsi bahwa usaha explorasi minyakbumi itu bukan
hanya merupakan suatu survai atau inventarisasi tempat terdapatnya
minyakbumi dalam suatu daerah, tetapi lebih merupakan peningkatan
cadangan minyakbumi, dengan menguji kita sendiri untuk dapat berpikir serta
menemukan minyak dalam daerah yang sama.
I.3 URUTAN EXPLORASI MINYAK DAN GASBUMI
Dalam explorasi minyak dan gasbumi tidak dibedakan antara suatu
survai pendahuluan atau prospeksi dan explorasi sebagaimana dalam bidang
pertambangan. Yang diartikan explorasi minyak dan gasbumi dalam industri
minyak adalah semua kegiatan dfari permulaan sampai akhir dalam usaha
penemuan dan penambahan cadangan minyak dan gasbumi yang baru.
Sebagaimana telah dikatakan, operasi explorasi mencakup semua kegiatan yang
merupakan bagian integral dalam usaha pencarian minyakbumi, termasuk
pemboran explorasi. Pekerjaan penyelidikan dalam suatu explorasi minyakbumi
ini dilakukan pada umumnya oleh para ahli geologi, termasuk juga mereka yang
berspesialisasi dalam geofisika, paleontologi dan sebagainya. Fasa ini
berlangsung terus, malahan juga pada taraf exploitasi. Dalam hal ini seorang
ahli geologi harus membantu dalam penentuan cadangan dan juga dalam
rencana pemboran explotasi. Urutan suatu operasi explorasi meliputi proses
sebagai berikut :
1. Perencanaan explorasi (exploration Planning)
2. Opearsi survai lapangan
3. Penilaian dan prognosis prospek
4. Pemboran explorasi
5. Pengembangan reevaluasi daerah
Sejajar dengan dilakukannya urutan operasi exploari ini juga dilakukan
pengkajian dan evaluasi secara terus menerus oleh suatu kelompok studi yang
menunjang explorasi dan yang menyarankan berbagai garis kebijaksanaan
dalam bidang explorasi. Secara visual, urutan ini diperlihatkan dalam gambar
8-3. Dalam diagram diperlihatkan bahwa pertama-tama haruslah dilakukan
suatu studi mengenai keadaan geologi regional daerah yang telah kita pilih,
sehingga kita dapat mengetahui misalnya, jenis cekungannya, geologi sejarah
perkembangan cekungan serta sedimentasinya, kerangka tektonik dan
sebagainya. Dari studi ini kemudian dilakukan suatu tinjauan sepintas lalu
(reconnaissance survey) yang merupakan suatu operasi lapangan, dengan
mengunjungi daerah tertentu.

Gambar 8-3 Urutan operasi survai explorasi minyak dan gasbumi (Explorasi sebagai suatu
system)

Semua survai itu dimaksudkan untuk mendapatkan kesan umum mengenai


keadaan geologinya dengan memilih bagian daerah yang kritis untuk

meyakinkan suatu gejala geologi yang penting ataupun struktur yang dapat
merupakan perangkap. Dari survai yang bersifat sepintas lalu ini, didapatkan
setidaknya beberapa daerah yang prospektif. Untuk mengetahui keadaan
geologi daerah ini, seringkali pada stadium ini dilakukan suatu pemboran
stratigrafi sebagaimana diperlihatkan dalam diagram. Dari penyelidikan
peninjauan umum itu kita harus melakukan penelitian detil pada prospek yang
telah ditemukan itu. Penelitian detil ini bisa dilaksanakan dengan penyelidikan
geologi permukaan atau geologi lapangan, terutama dengan mengadakan survey
seismic yang dilakukan dengan sisitem kisi yang dewasa ini merupakan
penyelidikan baku (standar). Kisi ini biasa dibuat dengan jarak misalnya setiap 3
atau 2 kilometer, bahkan kadang-kadang juga dengan jarak kilometer apabila
ingin lebih teliti. Dari pekerjaan seismic, pekerjaan geologi lapangan dan studi
regional, dapatlah dinilai prospek yang mempunyai harapan paling baik untuk
menghasilkan minyak bumi ataupun yang tidak.
Dari penelitian dan prognosis tersebut, dapat dilakukan pemboran explorasi dan
baru dari pemboran explorasi inilah sebetulnya dapat dikatakan berhasil atau
tidaknya ditemukan suatu lapangan minyak baru.
Dapatlah bahwa sebelum dilakukan pemboran explorasi tersebut dilakukan,
haruslah dilakukan serentetan penyelidikan dan evaluasi untuk menentukan
lokasi pemboran explorasi yang mahal harganya. Biaya satu pemboran
explorasi dapat mencapai beberatus juta rupiah. Penyelidikan untuk
menentukan lokasi ini seharusnya tidak lebih dari biaya pemboran.
Dari bagian tersebut diatas dapat dilihat juga bahwa metode seismic (seismic
survey), pengukuran daya tarik bumi (gravity survey) sering dilakukan pada
tahap explorasi ini. Juga survey magnetic udara (aero magnetic) ataupun survey
magnetic daratan dilakukan pada taraf reconnaissance). Juga pemetaan yang
bersifat pengukuran startigrafi serta penyelidikan lapangan laiannya dilakukan
pada taraf tersebut.
Pada taraf detail, geologi lapangan masih juga dilakukan dengan mengadakan
pemetaan detail, yang sering juga ditunjang dengan pemboran tangan ataupun
pemboran dangkal. Dewasa ini metode tersebut sudah jarang sekali dilakukan
dan pada umumnya operasi seismic detail lebih banyak dilakukan untuk
mendetailkan suatu prospek.
8.1 PERENCANAAN EXPLORASI
Sebagai suatu economic venture, maka suatu explorasi untuk minyak dan gas
bumi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untungrugi dan juga efisiensi dan ekonimi dari pada explorasi tersebut. Kita harus
memberikan suatu desain mengenai jalinan berbagai jenis operasi yang kita
lakukan dan suatu jadwal waktu pula harus diberikan.
Dewasa ini sering dilakukan perencanaan jaringan (network planning), yang
menggambarkan garis-garis operasi dari suatu kegiatan ke lain kegiatan beserta
jadwal waktunya, yang keseluruhannya merupakan jaringan. Hal ini perlu
untuk saling mencek efisiensi dan kelancaran kerja.
Mengenai perencanaan jaringan dapat kit abaca dalam buku mengenai
management dan sebagainya.
Perencanaan explorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pemilihan daerah explorasi
b. Studi pendahuluan
c. Perencanaan explorasi dan pembiayaannya

d. Hasil serta tujuan yang akan didapatkan dari seluruh operasi


8.1.1 PEMILIHAN DAERAH EXPLORASI
pemilihan daerah explorasi juga berhubungan dengan permintaan daerah kuasa
pertambangan, yang berlaku terutama untuk perusahaan minyak asing. Namun
perusahaan negarapun harus mengajukan permintaan daerah yang akan
diexplorasi. Secara umum, pemilihan daerah explorasi untuk perusahaan
bersifan internasional ataupun multinasional tergantung dari negara atau benua
tempat dilakukannya explorasi, dan apakah daerah explorasi di lepas pantai
atau di darat, dan sebagainya. Hal ini selain menyangkut keadaan geologinya
sendiri yang memungkinkan terdapatnya minyak bumi, menyangkut pada
kestabilan politik, dan daerah pemasaran. Untuk Indonesia misalnya, berbagai
hal nongeologi pun harus banyak diperhatikan, karena hal ini seringkali
menentukan hasil tidaknya rencana yang telah dibuat.
Beberapa daerah pemilihan daerah explorasi adalah keadaan geologi, ekonomi,
dan social politik.
8.1.1.1 Keadaan geologi
Dewasa ini hanyalah sedikit daerah yang benar-benar belum pernah diexplorasi,
sehingga seringkali dengan geologi yang hanya ditunjukkan oleh adanya lapisan
sediment yang tebal saja sudah cukup merupakan alasan explorasi. Di lain
pihak, tentu juga diinginkan daerah yang paling mungkin untuk berhasilnya
explorasi. Untuk itu perlu pula dipelajari penyebaran ketebalan sediment,
keadaan bentuk dasar cekungan sediment, geologi sejarah dan juga beberapa
hal lain yang akan dibahas dalam suatu studi pendahuluan mengenai keadaan
ini. Untuk pemilihan daerah diseluruh dunia misalnya oleh perusahaan multi
nasional penting sekali untuk diperhatikan mengenai tektonik regional. Dari
studi tektonik lempeng mungkin juga bisa didapatkan criteria bagi penentuan
suatu daerah panghasil minyak dan gas bumi. Dalam hal ini pemilihan suatu
daerah harus dilakukan oleh ahli geologi yang sudah cukup berpengalaman dan
mempunyai pengalaman di banyak daerah di dunia, sehingga ini mempunyai
perbandingan keadaan geologi suatu daerah dengan daerah lain.
8.1.1.2 Keadaan ekonomi
keadaan ekonomi kadang-kadang dapat lebih jauh menentukan pemilihan suatu
daerah. Keadaan ekonimi ini menyangkut juga misalnya, kesampaian daerah
(accessibility), yaitu apakah daerah terletak jauh sekali dari lalu-lintas dunia,
apakah perlu dibuat infrastruktur baru ataukah infrastruktur yang ada sudah
memadai. Untuk logistic diperlukan adanya jaringan jalan, pelabuhan dan
landasan udara. Perlu pula diperhatikan keadaan buruh setempat, yaitu apakah
mudah mencari buruh atau tidak. Juga mengenai fasilitas produksi, misalnya
adanya halangan dalan pembuatan jaringan pipa. Kemungkinana penyaluran
minyak mentah, dan telah adanya kilang minyak. Beberapa hal lainnya yang
harus dipertimbangkan adalah mengenai perpajakan, syarat kontrak dengan
pemerintah, pembagian keuntungan dan sebagainya. Hal ini sering menyangkut
besar kecilnya investasi untuk operasi tersebut.
8.1.1.3 Sosial politik
keadaan social politik suatu daerah seringkali juga menentukan apakah daerah
itu dipilih untuk explorasi atau tidak. Harus diperhitungkan pula sikap

pemerintah setempat, penduduk setempat, dan apakah penduduk setempat itu


tradisinya terlalu kuat dalam keagamaan dan kebudayaannya. Sebab masuknya
suatu perusahaan minyak dan gas bumi juga membawa serta berbagai
persoalan social pada penduduk setempat. Explorasi minyakbumi akan
memasukan orang dari berbagai bangsa atau berbagai kebudayaan. Terutama
mereka yang berkebudayaan keras dan kasar, seperti misalnya pada tukang bir
(driller) dan orang lapangan yang kaku, dapat menimbulkan gesekan dengan
penduduk setempat. Misalnya para bujangan perlu memerlukan hiburan
setempat ataupun hiburan dalam negeri, yang mau tidak mau akan
emnimbulkan suatu keadaan ketegangan antara penduduk setempat dan orang
lapangan macam demikian. Jika hal seperti ini tidak perlu diperhatikan, maka
ini dapat menghambat explorasi dan dapat pula menggagalkan rencana operasi.
Ketida factor tersebut di atas juga menentukan apakah suatu perusahaan
memilih daerah lepas pantai atau pun juga darah daratan. Pemilihan daerah
lepas pantai dan daratanpun menyangkut ekonimi perusahaan.
Daerah lepas pantai pada umumnya dapat disurvei dengan cepat dan tidak
banyak hambatan penduduk setempat ataupun keadaan birokrasi pemerintah
setempat. Suatu survey akan lebih mudah dilakukan di daerah laut, karena
suatu kapal survey dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan dapat berlayar
secara ekonimis menjelajahi lautan terbuka kea rah mana saja dengan sangat
cepat. Juga perbekalan tidak menjadi masalah, karena kapal survey tadi dapat
dilayani oleh kapal pensuplai. Tetapi yang menjadi masalah disini adalah
apakah ada pelabuhan terdekat yang dapat memberikan dukungan tehnik
kepada kapal penyelidik. Survey dilaut dapat dilakukan dengan cukup teliti,
apalagi dengan adanya navigasi satelit untuk penentuan lokasi. Hambatan bisa
terjadi misalnya, jika daerah tersebut pernah dipasangi ranjau laut pada waktu
perang dunia ke II dan belum dibersihkan kembali. Tetapi pada umumnya hal
tersebut tidak seberapa sulit ditanggulangi jika dibandingkan dengan survey di
daratn, yang tentunya memerlukan dilakukannya pembuatan rintis, pembuatan
dandasan udara helicopter. Selain itu perlu pula dipertimbangkan keadaan
buruh setempat. Jalannya kerjaan yang sulit karena keadaan cuaca dan geografi
atau landasan daerah dan sebagainya. Juga geografi keadaan setempat dapat
menghambat jalannya survey. Survey di daratan juga dapat menyangkut
persoalan ganti rugi penduduk, apabila garis-garis rintis melalui kebun dan
lading penduduk disana.
Di lain pihak suatu pemboran di daratan akan jauh lebih murah dari pada
pemboran di lautan. Di lautan biaya pemboran kadang-kadang dapat menelan
sampai 2 juta dollar Amerika sedangkan di daratan umumnya kurang dari 1
juta.
Jadi, boleh dikatakan sampai kepada tingkat pemboran explorasi, pada
umumnya daerah di lpantai jauh lebih murah dan jauh lebih ekonomis untuk
dilakukan survey daripada di daerah daratan. Tetapi pada taraf pemboran,
explorasi di darat akan lebih murah daripada di laut, yang disebut terakhir juga
tergantung daerahnya. Misalnya di daerah pulau Jawa biaya ini tidak terlalu
tinggi karena sudah terdapat perasarana yang bisa dilalui oleh alat besar yang
mengangkut alat pemboran, walaupun sebaliknya dapat menyangkut biaya
ganti rugi tanah. Tetapi di Irian Jaya misalnya, biaya pemboran di daratan bisa
sama besarnya dengan biaya pemboran dilautan karena ada kemungkinan alat
pemboran harus diangkut dengan helicopter. Penggunaan lokasi bisa juga
memakan ongkos jauh lebih banyak karena keadaan hutan belantara, kecuali

kalau lokasi didapatkan di tepi suatu sungai besar, sehingga segala peralatan
dapat diangkut melalui sungai.
Dari tinjauan diatas dapatlah dilihat bahwa dalam pemilihan daerahpun harus
dipertimbangkan beberapa factor nongeologi, karena hal ini akan menyangkut
besar kecilnya investasi yang akan dikeluarkan di dalam operasi tersebut.
Bolehlah dikatakan bahwa dari pengetahuan geologipun kita masih belum bisa
yakin mengenai cara didapatkannya minyak bumi. Biaya explorasi adalah
sangat besar, dan walaupun kita membuang uang begitu banyak (sampai
puluhan juta dollar), namun hasilnya masih tetap bisa merupakan tanda Tanya
besar.
8.1.2 STUDI PENDAHULUAN
studi pendahuluan meliputi geologi regional, yamg menyangkut studi
komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah
terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan
sasaran explorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan
seterusnya, serta juga memperhatikan feasibility studies, yaitu suatu studi
mengenai kemungkinan tercapainya sasaran explorasi tersebut. Selain itu studi
pendahuluan juga meliputi pembuatan rencana explorasi.
Studi geologi regional meliputi: ketebalan dan penyebaran sediment, statigrafi
regional, dan tektonik.
8.1.2.1 Ketebalan dan penyebaran sediment
Pada umumnya lebih tebal lapisan sediment didapatkan, kemungkinan
ditemukan minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya lebih tebal lapisan sediment itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang
dapat bertindak sebagai batuan reservoir maupun sebagai batuan induk. Juga
lebig luasnya batuan sediment tersebar, akan lebih memungkinkan atau leluasa
kita untuk mencari perangkap minyak dan gas bumi.
8.1.2.2 Stratigrafi regional
Dalam penelitian stratigrafi regional perlu diperhatikan kemungkinan adanya
batuan reservoir, posisi stratigrafinya dan kemungkinan terdapatnya batuan
induk. Juga bagi tiap formasi harus dipelajari penyebarannya, keadaan
fasiesnya, umurnya, urut-urutan kejadian, ada-tidaknya ketidak selarasan dan
sebagainya.
8.1.2.3 Tektonik dan sejarah geologi
dalam studi mengenai tektonik terutama dipelajari berbagai fasa waktu terjadi
orogenesa dan hasil dari pada orogenesa tersebut, misalnya kapan terjadi suatu
pelipatan, zaman apa yang memungkinkan terjadinya perangkap, dan juga
zaman terjadi suatu orogenesa yang memungkinkan terdapatnya klastik yang
bertindak sebagai batuan reservoir.
Selain iti juga ada tidaknya ketidakselarasan dengan kemungkinan adanya
perangkap struktur ataupun perangkap stratigrafi di bawahnya.
Karena ketiga hal tersebut di atas semua ditunjukkan untuk mencari
kemungkinan ditemukannya minyak bumi dan gas bumi, jelaslah bahwa studi
regional ini meliputi suatu pendahuluan daripada studi cekungan. Kita perlu
mengetahui apakah daerah yang kita pilih itu merupakan suatu cekungan

sediment, dan apakah jenisnya. Kemudian kita mencoba memasukkan kedalam


klasifikasi yang ada mengenai cekungan. Kita harus berusaha mendapatkan
model suatu cekungan, lengkap dengan urutan kejadian dan perkembangan
cekungan itu, yang mencakup arah sedimentasi datuan sumber, perubahan
fasies minyak yang terjadi dalam suatu periode geologi dimana cekungan itu
berevolusi.
Studi yang demikian harus dilakukan berdasarkan semua data yang ada. Semua
laporan geografi dari daerah tersebut, yang dipublikasikan ataupun tidak harus
dipelajari. Peta geografi yanf ada dan semua foto udara bekas perang duni ke II
harus dipelajari kembali. Juga semua sintesa regional dan berbagai majalah
yang ditulis oleh berbagai ahli yang melakukan studi mengenai daerah tersebut
akan sangat bermanfaat, walaupun studi itu bersifat sintesa. Sebaiknya,
dipelajari pula geologi regional daerah sekitarnya. Untuk memberikan kepada
kita pengertian yang lebih baik mengenai cekungan sediment yang kita pelajari.
Berbagai data geofisik seperti gravitasi, magnetic,ataupun seismic dan semua
sumur pemboran explorasi yang ada, harus segera didapatkan dan segera
dipelajari. Juga ada baiknya untuk melakukan pembicaraan dengan para ahli
geologi terkemuka dari daerah tersebut mengenai berbagai pendapatnya.
Universitas di daerah tersebut mungkin telah banyak melakukan penyelidikan
di daerah itu. Thesis mahasiswa sangat berguna untuk dipelajari, untuk
kemudian dihimpun datanya. Kadang-kadang ada bainnya untuk menyerahkan
pelaksanaan studi pendahuluan ini kepada seorang konsultan yang telah lama
bergerah di daerah tersebut, karena seorang konsultan akan jauh lebih banyak
mengetahui mengenai keadaan daerah itu dan data sudah terhimpun olehnya
sehingga biayanya mungkin bisa ditekan. Jika studi pendahuluan ini akan
dilakukan sendiri, maka semua data harus dicari ke berbagai museum,
perpustakaan, universitas dan lembaga ilmiah setempat. Data sering pula
didapatkan secara tidak konvensional melalui seorang scout yang pekerjaannya
mengikuti pemboran sumur, atau atau tukar-menukar data dengan perusahaan
yang bergerak di daerah tersebut. Seringkali kita harus melakukan suatu
perjalanan lapangan atau survey sepintas lalu (reconnaissance) dengan
menggunakan helicopter ataupun pesawat terbang supaya cepat didapatkan
kesan umum mengenai keadaan geologi dan keadaan medan umumnya.
Semua data tersebut dihimpun dan dianalisa serta disaring, dan sebagai hasil
studi yang demikian ditulislah suatu laporan yang dilampiri peta, penampang
dan kesimpulan yang menyangkut studi cekung.
Laporan tersebut harus memberikan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah didaerah tersebut ada satuan stratigrafi yang yang bertindak
sebagai batuan reservoir, serta lapisan penutupnya?
b. Apakah ada batuan induk di daerah tersebut?
c. Apakah tektonik setemtat telah menghasilkan perangkap struktur, serta
apakah stratigrafinya memungkinkan perangkap stratigrafi?
d. Apakah daerah tersebut telah menghasilkan minyak bumi atau tidak?
Selain semua data diatas, juga adanya laporan mengenai rembasan minyak pada
permulaan ataupun tanda-tanda minyak dari pemboran harus diteliti. Sebab
sebagaimana telah diutarakan oleh Link (1952), rembasan minyak merupakan
petunjuk terpenting mengenai mampu tidaknya daerah tersebut
menghasilkanatau membentuk minyak bumi dalam sejarah geologinya.
Berdasarkan mengenai laporanmengenai studi pendahuluan ini, maka sasaran
explorasi harus sudah ditentukan, misalnya formasi manakan yang

diperkirakan bisa memberikan lapisan reservoir, di bagian manakan yang kita


harapka prospektif, serta jenis perangkap apakah yang bisa diharapkan dari
explorasi ini.
Dari studi tersebut, suatu rencana explorasi harus dibuat. Rencara explorasi ini
harus terperinci, terutama mengenai jumlah biayanya, berapa jumlah tenaga
ahli yang diperlukan, jadwal operasi explorasi, dan waktu dapat dilaksanakan
pemboran. Rencana pembiayaan harus terperinci, berapakah biaya yang harus
dikeluarkan dan harus dipersoalkan penaksiran uang yang akan dapat
dikembalikan. Misalnya berapa lama uang itu akan mati hanya untuk
pembiayaan saja, dan pada tahun berapa diharapkan akan dapat berproduksi
jika explorasi ini merupakan suatu yang sukses, berapa pengembalian uang
yang akan dihasilkan, dan apakah resiko kegagalan sebanding dengan
pengembalian yang dapat dikecap dari hasilnya. Jika minyak telah ditemukan,
berapakan investasi lagi yang harus ditanamkan sehingga dapat diproduksi dan
demikian dapat dilihat keuntungan yang bisa diambil dari seluruh explorasi ini.
Juga rencana explorasi itu harus memberikan secara terperinci jenis operasi
yang akan dilakukan. Apakah operasi akan dilakukan oleh personalia sendiri,
ataukah diborongkan kepada perusahaan jasa tehnik sebagai mana sekarang ini
banyak sekali dilakukan. Rencana ini harus sering ditinjau kembali setiap
tahun, setiap suatu jenis operasi diselesaikan.
8.2 OPERASI EXPLORASI
Operasi explorasi meliputi selain metoda, dan teknik penyelidikan geologi juga
meliputi beberapa hal lain.
Organisasi dan personalia, peralatan dan fasilitas, dan anggaran belanja.
8.2.0.1 Organisasi dan personalia
organisasi suatu operasi explorasi denda antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain. Tetapi bagaimanapun juga ada persesuaian dalam organisasi
dan personalia bagian explorasi suatu perusahaan. Pada umumnya dalam
perusahaan internasional, suatu bagian explorasi (exploration department)
dipimpin oleh seorang manager explorasi (exploration manager). Manager
explorasi ini biasanya membawahi seorang ahli geologi kepala (chief geologist),
dan seorang ahli geofisika (chief geophysicist) yang masing-masing membawahi
beberapa personalianya. Seorang ahli geologi kepala biasanya membawahi
beberapa orang ahli geologi dan ahli geologi senior maupun junior serta asisten
ahl;I geologi. Para ahli geologi ini umumnya mempunyai keahlian tertentu,
misalnya saja ada yang ahli dari foto udara, ada lagi yang lebih berkecimpung
dalam bidang sedimentasi karbonat serta petrografi, dan ada juga yang lebih
mengkhususkan diri pada fosil atau memang seorang ahli palentologi, terutama
mikropaleontologi. Kadang-kadang dalam organisasi explorasi ini,
mikropaleontologi merupakan bagian tersendiri lengkap dengan suatu
laboratorium mikropaleontologi. Tetapi pada umumnya pada organisasi
explorasi minyak dan gas bumi, para ahli geologi itu tugasnya adalah apa yang
disebutkan geologi jaga-sumur (well-site geologist). Disini para ahli geologi
ditugaskan mempelajari kereta bor yang keluar dari sumur pemboran,
membuat penampang sumur, menganalisa log listrik dan harus dapat pula
menentukan ada minyak atau tidak. Semua ahli geologi bertanggung jawab
kepada ahli geologi kepala tersebut. Perkerjaannya selain melakukan survey
geologi dan jaga sumur juga mengadakan kompilasi dan mengadakan studi

geologi bawah permukaan ataupun studi regional di daerah explorasi


kadangkala dibawah manager explorasi terdapat pembagian jenis pekerjaan
geologi, misalnya, geologi operasi dan geologi studi regional.
Seorang ahli geofisika kepala juga mempunyai organisasi tersendiri. Dewasa ini
penelitian/penyelidikan seismic banyak dilakukan dari pada metode geofisika
lainnya. Adakalanya ahli geofisika kepala itu membawahi beberapi ahli
geofisika yang berprestasi pada berbagai macam bidang. Misalnya seorang
mengkhususkan diri dalam gravitasi dan magnetic, yang lain misalnya dalam
bidang seismic. Tetapi dewasa ini pada umumnya metoda seismiklah yang
sangat penting dan merupakan metoda utama/baku (standar) dalam
pencaharian minyak. Bagian geofisika ini terdiri dari berbagai ahli geofisika
senior ataupun junior, dan mereka pada umumnya ditugaskan untuk
menginterpretasi data hasil penyelidikan lapangan. Penyelidikan lapangan
sendiri biasanya dilakukan oleh perusahaan jasa tehnik yang berspesialisasi
dalam bidang ini. Juga kadang-kadang para ahli geofisika ini diperlukan untuk
mengawasi operasi seismiknya sendiri.
Dalam organisasi personaliaexplorasi sering juga terdapat ahli peleontologi
kepala biasanya mengepalai suatu labolatorium paleontoligi. Atau jika
pekerjaan ini dilakukan oleh perusahaan labolatorium paleontology, maka para
ahli paleontology tersebut biasanya mempelajari dan menyimpulkan hasil
penelitian paleontology untuk diintegrasikan ke dalam survey lainnya. Pada
umumnya ahli paleontology bekerja di bawah seorang ahli geologi kepala.
Jika operasi ekplorasi sedang berjalan dan terutama jika pemboran explorasi
sudah berjalan, seringkali harus dilakukan pelaporan hasil explorasi dan
menganalisanya secara langsung, kemudian menentukan tindak lanjut, misalnya
pemboran atau penyelidikan seismic.
Sering pula perusahaan minyak dewasa ini, misalnya pertamina, mempunyai
ahli geologi ataupun personalia explorasi lainnya, yang ditugaskan khusus
sebagai ahli geologi operasi kepala (chief operation geologist). Tugas dari pada
kepala ahli geologi operasi itu adalah mengkoordinasikan semua operasi yang
sedang berjalan, misalnya saja operasi seismic, operasi penerbangan untuk foto
udara, operasi survey geologi, operasi pemboran logistic. Selain itu juga menilai
dan menentukan tindak lanjut hasil dari pada operasi explorasi tersebut. Sering
juga bagian ini selain menangani operasinya sendiri juga menangani
perencanaan operasi.
8.2.0.2 Peralatan dan fasilitas
Untuk melakukan suatu operasi explorasi tentu diperlikan peralatan serta
fasilitas. Di zaman dahulu semua fasilitas dan peralatan dimiliki oleh perusahan
minyak yang beroperasi tersebut. Tetapi dengan majunya zaman, peralatan
menjadi semakin moderen serta semakin rumit, sehingga diperlukan ahli
spesialis tertentu. Fasilitas seperti helicopter, kapal dan sebagainya akan kurang
efisien untuk dimiliki oleh perusahaan itu sendiri, karena kadang-kadang
penggunaannya tidak bisa dimanfaatkan seratus persen. Demikian pula, alat
pemboran dewasa ini sudah jarang lagi dipunyai oleh suatu perusahaan minyak,
tetapi lebih lazim dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan jasa tehnik atas
dasar kontrak. Misalkan saja dalam hal survey seismic, tidak ada satupun
perusahaan besar dewasa ini, yang mampu terus menerus mengembangkan
serta mengadakan penelitian serta mengganti peralatan tiap tahun secara
efisien. Hal itu dapat dilakukan oleh perusahaan jasa tehnik yang besar.

Dewasa ini hanya terdapat beberapa perusahaan jasa tehnik saja dalam bidang
seismic yang mampu terus-menerus mengembangkan peralatannya dan
bersaing. Akan tetapi di lain pihak perusahaan minyak besar juga mengikuti
semua perkembangan peralatan tersebut, terutama juga dalam bidang
interpretasi data yang dihasilkan oleh peralatan modern ini.
Perusahaan jasa tehnik yang melakukan pekerjaan secara konfidensial dan
secara kontrak, sekarang merupakan suatu yang sangat biasa dalam explorasi
minyak. Suatu perusahaan minyak, jika mengadakan explorasi disuatu daerah
biasanya lebih efisien, dan lebih cepat, jika menggunakan jasa tehnik (service
company), perusahaan ini sangat terspesialisasi, dan berpengalaman dan
biasanya melakukan operasinya secara internasional, perusahaan ini biasanya
mempunyai ahli-ahli yang khusus. Peralatan merekapun sudah sangat
terspesialisasi, yang mereka kembangkan dan mereka buat sendiri sehingga sulit
sekali bagi suatu perusahaan minyak sekalipun untuk memiliki dan
memeliharanya. Selain perusahaan tersebut diatas, juga sering sekali digunakan
para konsultan untuk melakukan pekerjaan, seperti pemetaasn geologi,
berbagai studi yang tidak dilakukan oleh perusahaan jasa teknik, seperti
interpretasi foto udara, interpretasi seismic, gravitasi dan sebagainya.
Dewasa ini juga telah banyak terdapat labolatorium paleontology yang bersifat
komersial, sehingga laboratorium tersebut dapat dibangun secara lebih efisien
karena dapat melayani berbagai perusahaan minyak sekaligus.
Selain itu, juga harus dipersoalkan mengenai logistic dan penyediaan material.
Misalnya saja,bahan makanan dan bahan lainnya bagi buruh yang melakukan
operasi seismic. Juga operasi seismiknya sendiri diperlukan material, seperti
bahan yang dibangun, bahan untuk perkemahan dan sebagainya. Dalam hal ini
pada umumnya digunakan perusahaan yang bergerak dalam penyelidikan
material (atau reveransir). Juga untuk fasilitas penerbangan dapat
dikontrakkan perusahaan penerbangan charter, misalnya penerbangan
helicopter yang dewasa ini banyak mengkhususkan diri kepada explorasi
minyak dan gas bumi. Hal yang sama untuk pemakaian perahu-perahu, kapal
dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan pemboran. Suatu operasi
pemboran juga memerlukan banyak kontraktor laianya. Misalnya perusahaan
untuk melakukan penlogan listrik, atau perusahaan khusus dalam bidang log
Lumpur. Juga ada perusahaan yang khususs memberikan jasa dalam pengujian
pemboran dan ada juga yang mengkhususkan diri dalam penyemenan. Malahan
untuk pemboran lepas pantai ada juga perusahaan yang mengkhususkan diri
untuk jasa penyelaman, sampai pula pada perusahaan yang melayani makan
bagi awak pemboran.
Jelaslah, bahwa suatu operasi explorasi menyangkut berbagai macam
perusahaan jasa yang bersifat tehnik maupun non tehnik dan menyangkut
mobilisasi, logistic, pengangkutan dan hilir mudik orang. Juga dilain fihak orang
memerlukan rekreasi, kesehatan dan makanan. Selain itu buruh dan para ahli
memerlukan pula banyak jaminan social. Selain itu perusahaan jasa tehnik,
ataupun perusahaan logistic maupun lainnya mendorong timbulnya industri
ataupun dapat memberikan pekerjaan untuk perusahaan lainnya sampai
kepada restouran dan perusahaan rekreasi, sehingga suatu operasi explorasi itu
menimbulkan aktivitas ekonimi tersendiri, walaupun dalam waktu yang sangat
terbatas.
8.2.0.3 Anggaran belanja

dari keadaan anggaran belanja ditentukan jenis explorasi, jenis organisasi yang
hendak dilakukan dan juga peralatan atau fasilitas yang diperlukan dan operasi
yang dilakukan secara kontrak dengan perusahaan jasa. Pada umumnya
penelitian dilakukan oleh ahli geologi sendiri, sehingga harus mempunyai alatalat penelitian geologi. Juga anggaran belanja menentukan apakah akan
dilakukan penyelidikan yang meluas dan secara ilmiah diseluruh cekungan
beserta suatu rencana untuk penelitian stratigrafi dari suatu acara pemboran
kering, ataukah akan dilakukan pemboran ezxplorasi dengan harapan segera
mendapatkan minyak bumi. Hal ini sama sekali tergantung anggaran belanja
perusahaan tersebut.
Tahapan explorasi tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
a. Reconnaissance (penyelidikan sepintas-lalu)
b. Survai detai
c. Penilaian dan progosisi prospek
d. Pemboran explorasi
8.2.1 PENYELIDIKAN SEPINTAS-LALU
suatu survey sepintas lalu dimaksudkan supaya dalam waktu yang singkat
didapatkan gambaran keadaan geologi yang luas sehingga dapat dipilih
beberapa daerah prospek untuk dilakukan penelitian secara lebig mendetail.
Dalam survey sepintas lalu ini, sering kali perusahaan dikejar oleh waktu, sebab
seringkali sebagian daerah harus diserahkan kembali (relinquish) dalam waktu
tertentu, sekian persen misalnya (misal: 50 persen) dalam waktu dua tahun.
Dengan demikian, tentu dalam jangka waktu yang pendek itu perusahaan harus
bisa menentukan daerah mana yang akan dipertahankan. Untuk ini operasi
harus dilakukan secepat mungkin dengan fasilitas midern, seperti pesawat
terbang, helicopter, kapal air dan juga berbagai studi yang meluas. Operasi
yang dilakukan pada taraf peninjauan sepintas lalu itu karena antara lain ialah
pemotretan udara, pemetaan geologi permukaan, dan penyelidikan geofisika.
8.2.1.1 Pemotretan dari udara
survey ini dapat memberikan foto udara dari keadaan seluruh daerah. Foto
udara ini dapat dipergunakan untuk menggunakan peta dasar seluruh daerah
operasi, terutama jika belum ada peta untuk daerah operasi tersebut. Malah
walaupun sudah ada peta dasar, potret udara itu masih sangat berguna.
Misalkan saja untuk mengadakan interpretasi geologi dari foto udara yang
dapat dilakukan secara cepat untuk daerah yang sangat luas. Dewasa ini
pemotretan udara dilakukan dengan berbagai macam metoda, yaitu metode
pengindraan jauh (remote sensing) seperti dengan survey radar, sinar infra
merah, sinar ultra violet dan sebagainya. Malahan sering pula digunakan foto
udara, gambaran radar ataupun gambaran sinar gelombang lainnya dari satelit.
Beberapa metoda ini sebetulnya sangat mahal, akan tetapi dapat menghasilkan
berbagai data serta pandangan seluruh daerah dalam waktu yang sangat
singkat, dan dihitung dengan waktu ini, maka untuk pemotretan dari udara ini
relative kecil.

3.3 PENGINDRAAN JAUH (REMOTE SENSING)


3.3.1 Pendahuluan
Pada tahun tujuhpuluhan berkembang teknik baru pada Explorasi yaitu metoda
yang disebut Remote Sensing (Pengindraan jauh, Indraja dan sebagainya), yang
menjadi alat yang sangat membantu dalam explorasi, terutama Explorasi Geologi.
Ilmu ini berkembang dari kelompok asosiasi Photogrametri di Amerika yng berdiri
tahun 1952, yang disosialisaikan tahun 1947 oleh kelompok orang yang membantu
komisi photogrametri. Penggunaan teknik photografi untuk membuat peta topografi
dimulai pada tahun 1840 oleh Dominique Francois Jean Arago, seorang ahli geodesi
Perancis, yang memetakan beberapa daerah di Perancis menggunakan photo.
Penggunaan photo dari ketinggian untuk memetakan daerah dilakukan oleh Aime
Lansedat seorang Perwira Korp Insinyur Tentara Perancis, menggunakan layanglayang dan balon udara yang membawa photo untuk memotret topografi dibawahnya
pada tahun 1858. Untuk itu beliau disebut Bapak Photogrametri.
Penggunaan photo udara untuk mengindra keadaan geologi yang umum
disebut Remote sensing, Indraja, sudah mulai dilakukan sejak tahun 1952 akan tetapi
penggunaan secara intensif dan terstruktur dilakukan sejak awal tujuhpuluhan. Saat
ini pengindraan jauh atau indraja dilakukan menggunakan photo dari satelit yang
disebut Landsat. Pengindraan jauh dilihat dari cara kerja maupun hasilnya dapat
dibagi 3 (tiga) kelompok yaitu :
1. Geologi Photo (Aerical Photo Geology)
2. Citra Landsat (nama ini kurang tepat)
3. Photogrametri
GEOLOGI PHOTO
Geologi photo adalah suatu metoda interpretasi photo udara terhadap photo
yang diambil dari pesawat terbang pada ketinggian tertentu. Sekali photo dan liputan
photo (coverage) sangat tergantung dari ketinggian pesawat (H) yang hasilnya
f
diproyeksikan kepada film sejarah f (focus lensa photo) atau skala photo =
H

8.2.1.2 Pemetaan geologi permukaan


pemetaan geologi permukaan sering dilakukan dalam fasa penyelidikan tinjauan
sepintas lalu. Yang dimaksudkan disini terutama adalah untuk mendapatkan
gambaran umum mengenai keadaan geologi seluruh cekungan atau seluruh
daerah yang sedang diselidiki. Namun lebih dipentingkan lagi dalam tahap ini
adalah antara lain pengukuran penampang statigrafi dan pemetaan struktur.
PENGUKURAN PENAMPANG STRATIGRAFI. Survey ini banyak dilakukan
terutama di pinggiran cekungan dengan tujuan mendapatkan gambaran
stratigrafi di daerah yang sedang diselidiki. Pada umumnya daerah pinggiran
cekungan merupakan daerah terbaik, karena disini diharapkan formasi yang
mungkin mengundang banyak minyak tersingkap. Pengukuran penampang
dilakukan sepanjang sungai ataupun melalui bukit-bukit pegunungan dengan
rintis-rintis (terutama untuk daerah batuan gamping), dan bertujuan
mengadakan korelasi antara suatu penampang dengan penampang lainnya,
serta meneliti berbagai perubahan fasies yang terjadi dari suatu daerah ke
daerah lainnya. Mengerti perubahan fasies sepanjang pinggiran cekungan,
sangat penting untuk dapat menafsirkan penampang seismic di dalam cekungan
itu sendiri. Jadi tujuan pengukuran penampang statigrafi ini adalah

mempelajari ketebalan formasi, fasies serta fitologi berbagai macam satuan


stratigrafi, perubahan fasies yang terjadi secara regional dan kemungkinan
adalah batuan reservoir sehingga dapat dipelajari sifat-sifatnya. Untuk
mempelajari stratigrafi regional ini, kalo perlu dilakukan pemboran stratigrafi
yang sudah termasuk suatu survai detail.
Pengukuran penampang stratigrafi ditunjang langsung oleh penelitian
peleontologi dari pada fosil yang dikumpulkan di lapangan, sehingga korelasi
dan penentuan lingkungan pengendapan juga akan lebih sempurna. Selain itu
juga dapat ditunjang oleh penelitian petrografi, terutama petrografi sediment.
PEMETAAN STRUKTUR. Operasi ini pada umumnya dilakukan untuk
pencetakan pada beberapa tempat terhadap interpretasi foto udara. Pada fase
ini pemetaan secara langsung dilapangan untuk seluruh daera akan
memerlukan waktu terlalu banyak. Yang penting adalah melakukan lintasan
pada beberapa daerah yang cukup kritis, kemudian melakukan verifikasi
terhadap interpretasi foto udara. Pemetaan struktur biasanya langsung
dilakukan pada prospek yang ditemukan dari foto udara. Juga pada pemetaan
struktur ini operasi dilakukan sepanjang rintis atau sungai dengan melakukan
peta dasar yang didapatkan dari foto udara.
8.2.1.3 Penyelidikan geofisika
penyelidikan geofisika pada taraf tinjauan sepintas lalu, juga dimaksudkan
untuk mendapatka gambaran keadaan dibawah permukaan, keadaan bentuk
cekungan diseluruh daerah dan terutama untuk mendapatkan gambaran
bagaimana bentuk dasar cekungan ini. Survey demikian yang dapat dilakukan
secara cepat antara lain adalah survey aeromagnetic, survey magnetic daratan
dan survey gravitasi. Dalam tahapan ini juga sering dilakukan survey seismic
yang bersifat tinjauan sepintas lalu. Semua survey ini dimaksudkan pula untuk
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya didapatkan gambaran umum daerah
yang diselidiki.
SURVEI AERO MAGNETIK. Survey ini dimaksudkan terutama untuk
mempelajari keadaan serta kedalaman batuan dasar cekungan. Dari keadaan
serta kedalaman batuan dasar, maka kedalaman sediment dibeberapa bagian
daerah yang diselidiki dapatlah diketahui. Bentuk dasar batunan juga akan
memberikan gambaran umum mengenai penyebaran fasies dalam cekungan,
yang ditunjang oleg penelitian geologi permukaan daerah tepi cekungan.
SURVEI MAGNETIK DARATAN. Survey ini biasanya kurang begitu cepat
tetapi jauh lebih murah, jika dilakukan didaratan. Mengingat sifatnya yang
cepat dapat dilakukan secara regional dan transport dapat dilakukan dengan
menggunakan perahu ataupun jalan kaki, juga survey ini walaupun jarang,
pada waktu ini dilakukan dengan rintisan. Namun dewasa ini dengan majunya
survey aeromagnetic yang dilakukan dengan pesawat udara, maka survey ini
pun sudah jarang dilakukan, kecuali untuk mempelajari yang detai.
SURVEI GRAVITASI. Survey gravitasi juga dilakukan terutama untuk
mempelajari basement ( batuan dasar) serta ketebalan sediment dan bentuk
cekungan. Survey aeromagnetic yang dilakukan dari udara kadang-kadang
masih juga tidak memenuhi syarat, karena batuan dasar tidak selalu bersifat
magnetic dan didalam hal ini survey gravitasi dapat mengisinya. Juga dewasa ini
survey gravitasi masih belum bisa dilakukan dengan pesawat terbang sehingga
masih sering dilakukan didaratan.

Dengan menggunakan transportasi perahu atau jalan kaki pengukuran gaya


berat dilakukan pada stasiun gravitasi yang terbesar secara meluas dengan
jaringan yang cukup berjarak. Survey gravitasi juga kadang-kadang juda
digunakan untuk menyelidiki kemungkinan ditemukannya struktur lipatan,
terutama didaerah yang tidak ada singkapan.
Survey gravitasi relative cepat dan murah. Tapi sampai saat ini masih belum
dapat dilakukan dari pesawat udara, walaupun dilautan survey ini sudah dapat
dilakukan.
SURVEI SEISMIK TINJAUAN SEPINTAS LALU (reconnaissance seismic).
Survey seismic ditinjau sepintas lalu terutama dilakukan untuk mengetahui
strektur dan ketebalan sediment. Pada umumnya survey dilakukan dengan
menggunakan kisi yang jarang-jarang sekali, misalnya dilaut, digunakan kisi
dengan jarak 10-20 kilometer antara satu garis terhadap garis yang lain.
Maksud dari survey adalah untuk mendapatkan arah struktur utama dengan
kemungkinan didapatkannya tutupan yang besar. Dari survey seismic
(reconnaissance) tidak diharapkan didapatkannya prospek yang langsung dapat
dibor.
Hasil survey tinjauan sepintas lalu ini haruslah diintegrasikan satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat dibuat peta regional yang memperlihatkan stratigrafi,
perubahan fasies dan juga struktur regional. Kompilasi dan studi ini harus
dilakukan dengan mempelajari akan kemungkinan adanya minyak, terutama
dari segi kemungkinan terdapatnya suatu lapisan reservoir, adanya perangkap
dan juga mengenai lingkungan pengendapan atau fasies batuan induk, serta
kemungkinannya dapat bermigrasi kedalam lapisan reservoir. Bentuk cekungan
pada taraf ini seharusnya dapat diketahui berdasarkan bukan saja data
permukaan, tetapi juga data gravitasi, dari seismic, dan dari aeromagnetic. Juga
peta ketebalan lapisan dan peta mengenai penyebaran dan bentuk bentu batuan
dasar (basement) sudah dapat dibuat, sehingga dapat dilakukan suatu evaluasi
regional. Hasil pengintegrasian berbagai macam data ini haruslah dapat
menetapkan daerah yang prospektif untuk dilakukan penyelidikan lebih
mendetail. Untuk ini biasanya yang dicari dan dipilih adalh stuktur untuk
perangkap yang juga dilihat dari segi posisinya terhadap batuan induk, batuan
reservoir, fasies dan sebagainya. Dari hasil tinjauan yang menyeluruh ini
mungkin juga beberapa daerah yang dianggap kurang prospektif harusnya
sudah dapat dilakukan lagi ( di relinquish) kepada pemerintah dan demikian
tidak dilakukan lagi penyelidikan lebih lanjut. Juga dari penyelidikan ini dapat
direkonstruksikan sejarah geologi daerah tersebut secara regional.
Minyakbumi, dalam fase orogenesa manakah diharapkan perangkap terjadi,
serta kapankah migrasi terjadi untuk menempati minyak di dalam perangkap
tersebut di atas.
Survey tinjauan sepintas lalu juga dilakukan dlam explorasi lepas pantai. Disini,
bahkan survey itu relative lebih murah dan lebih cepat daripada di daratan
karena penyelidikan terutama dilakukan dengan menggunakan kapal, sehingga
dapat berjalan secara cepat dan lancer. Hal ini terutama disebabkan karena
sekaligus dapat dilakukan beberapa jenis survey, seperti seismic ataupun
metode geofisika lainnya.
8.2.2 SURVAI DETAIL
segera setelah beberapa daerah prospektif dipilih dari hasil penyelidikan survey
sepintas lalu, maka di semua daerah pilihan tersebut segera dilakukan survey

secara mendetail. Survey ini dilakukan pada skala besar, kadang-kadang sampai
1 : 10.000 atau 1 : 5000, tetapi pada umumnya 1 : 50.000 atau sampai 1 : 25.000.
survey ini dilakukan dengan berbagai metode.
Tujuan survey detai adalah untuk menentukan adanya tutupan (closure), besar
kecilnya tutupan secara arel ataupun secara vertical serta bentuk perangkap itu
secara lebih teliti, sehingga dapat langsung ditentukan titik lokasi pemboran
explorasi. Dari survey detail ini dapat dilakukan perkiraan volim minyak yang
dapat diharapkan secara maksimal dan kedalaman obyektif atau lapisan
reservoir yang diharapkan akan menghasilkan minyak. Metode yang sampai
sekarang dipergunakan adalah survey geologi permukaan, survey seismic,
survey gravitasi detai, dan pemboran stratigrafi.
8.2.2.1 Survai geologi permukaan
pemetaan geologi pada permukaan secara detai dapat dilakukan jika memang
terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintis dan juga sepanjang sungai.
Pemetaan dengan menggunakan alat ukur, sehingga ketelitiannya dapat
terjamin dan biasanya juga diikatkan kepada rintis-rintis pengukuran seimik,
walaupun metoda seismic sudah lebih teliti dewasa ini, akan tetapi pemetaan
geologi secara erailpun masih harus selalu dilakukan, terutama untuk
membantu interpretasi seismikjika seandainya terdapat patahan ataupun
berbagai keadaan yang kurang meyakinkan, jika singkapan tidak ada, misalnya
di daerah yang tertutup endapan alivial, penyelidikan sering dilakukan dengan
pemboran dangkal (dengan menggunakan alat counterflush). Dengan demikian
diharapkan diketahui urutan litologi serta adanya lapisan penunjuk yang dapat
dikorelasikan dan dikontur. Selain itu sering pula sumur uju (tes pit)
dipergunakan untuk menggunakan singkapan. Metoda pemetaan dengan
menggunakan memboran dangkal ataupun sumur uji, dewasa ini agak
ketinggalan zaman, tetapi kadang-kadang masih merupakan metode yang lebih
murah dibandingkan dengan metode seismic.
8.2.2.2 Survai seismic
untuk survai detail,metode seismic merupakan metode yang paling teliti dan
dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. Metode yang
digunakan adalah metode khusus refleksi. Supaya mendapatkan hasil yang teliti,
sering dilakukan penenbakan secara bertumpuk. Untuk setiap titik malahan
sampai 600 persen malahan kadang-kadang sampai 1200 persen atau disebut six
fold atau twelve fold (6 kali atau 12 kali). Mengingat biaya seismic ini sangat
mahal, maka cara ini dilakukan jika ada alas an yang sangat kuat bahwa
memeang didaerah tersenut terdapat suatu tutupan. Juga walaupun pemetaan
geologi detai terhadap tutupan telai dilakukan, pengecekan seismic selalu harus
tetap dilakukan, untuk menentukan kedalaman obyektif pemboran serta batuan
dasar yang juga akan menghasilkan minyak harus bisa dihitung dan ditentukan
pada waktu pemboran dimulai. Dari hasil seismic mendetail ini dibuat peta
struktur berkontur untuk penentuan tutupan. Dan struktur peta berkontur itu
harus dilakukan pada refleksi yang paling mendekati obyektif sehingga tidak
terjadi penggeseran tutupan.
8.2.2.3 Survai gravitasi detail
survai gravitasi detai kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailakn
adanya suatu tutupan, terutama yang diharapkan adalah suatu instruksi garam

(kubah garam) atau suatu terumbu, daripadany diharapkan terdapatnya suatu


kontras dalam gravitasi antara lapisan penutup, dengan batuan reservoir atau
batuan garam. Namun dewasa ini metoda inipun sudah jarang dilakukan karena
metoda seismic telah begitu maju.
8.2.2.4 Pemboran stratigrafi
dalam survai detail ini kadang-kadang dilakukan pemboran stratigrafi.
Pemboran stratigrafi ini sering sekali mencapai kedalaman sampai beberapa
ribu meter dan maksudnya bukan untuk mencetak suatu tutupan akan tetapi
semata-mata mencetak suatu keadaan stratigrafi di daerah-daerah tertentu yang
kita harapkan mengalami perubahan fasies. Pemboran stratigrafis yang khusus
untuk mendapatkan urutan yang lengkap dilakukan di atas suatu sinklin.
Kadang-kadang pemboran stratigrafi tidak dilakukan pada suatu sinklin,
namun pada suatu prospek yang masih belum kuat alasannya untuk dibor akan
tetapi akan memberikan data stratigrafi yang baik. Dengan demikian maksud
utama untuk mendapatkan urutan stratigrafi setempat terpenuhi, dan lagi tidak
lepas dari kemungkinan ditemukannya minyak bumi.
Dalam pelaksanaan operasi explorasi ini, kecepatan dan ketelitian data yang
ditemukan sangat penting. Data lapangan langsung diberikan lewat radio
kepangkalan kerja tempat data tersebut diplot dan digambarkan menjadi peta
penampang dan sebagainya. Jadi dalam operasi suatu explorasi tidaklah ada
waktu bagi seorang geologi menyusun laporannya. Yang dipentingkan disini
adalah peta penampang serta hasil rekaman dari penembakan seismic.
Pada taraf operasi ini survey lapangan selalu didukung oleh pusat pemrosesan
data
dan
laboratorium.
Sebagai
contoh
misalnya
laboratorium
mikropaleonologi, laboratorium sedimentografi, laboratorium penentuan umur
radiometris dan pusat pemrosesan data untuk seismic dan sebagainya.
Seringkali laboratorium dan pusat pemrosesan ini berada di luar negeri. Semua
contoh dari lapangan dikirimkan dengan menggunakan helicopter dan pesawat
terbang, supaya dengan cepat dapat sampai di laboratorium dan langsung
dianalisa sehingga hasilnya segera ditetapkan. Dengan demikian para ahli
geologi yang sedang bekerja di lapangan dapat segera mengetahui umur batuan,
jenis batuan dan juga dengan demikian dapat segera mengetahui masalah yang
dihadapinya dan karenanya dapat segera melakukan pengecekan kembali di
lapangan. Sebagai contoh misalnya, data paleontology menunjukkan adanya
ketidak selarasan, maka seorang ahli geologi dapat segera mencek tempat
ketidak selarasan itu diperkirakan ada. Dengan demikian segera setelah
pekerjaan lapangan selesai, dapatlah diketahui keadaan geologi daerah yang
diselidikinya.
Demikian pula pada survey seismic, pita rekaman magnetic segera dikirimkan
dengan helicopter dan pesawat terbang kepusat pemrosesan dan computer.
Tentu dalam hal ini dijaga supaya rekaman magnetic itu tidak terhapus dalam
perjalanan. Dengan demikian seorang ahli geofisika lapangan dapat segera
mendapatkan penampang hasil penembakannya, sehingga dia dapat
mengadakan interpretasi serta melihat masalah yang dihadapinya. Kadangkala
hasil penembakan itu tidak baik, sehingga dibutuhkan metode khusus untuk
mendapatkan refleksi yang baik.
Penggunaan pesawat terbang, helicopter dan leboretorium serta pusat
pemrosesan data, akan sangat menghemat biaya dan waktu dan semua masalah
dapat diselesaikan sewaktu survey masih berlangsung.

8.3 PENILAIAN DAN PROGNOSIS PROSPEK


8.3.1 PENILAIAN
hasil survey mendetai dikerjakan dan disusun menjadi suatu laporan dan
seyogyanya menghasilkan prospek pula, untuk dilakukan pemboran explorasi.
Semua prospek dikemukakan oleh seorang ahli geofisika kepala dan juga oleh
ahli geologi kepala, yang kemudian dinilai bersama dengan manager explorasi.
Penelitian dilaksanakan dari berbagai segi, antara lain: segi geologi, segi
ekonomi, segi logistic dan kesampaian daerah.
8.3.1.1 Segi geologi
kemungkinan sukses akan ditemukannya minyak dalam prospek tersebut.
8.3.1.2 Segi ekonomi
misalnya saja biaya pemboran, perlu dibuat jalan tersendiri dan bagaimana
menyalurkan minyaknya jika pemboran berhasil. Selain itu juga perlu tidaknya
dibuat pipa saluran yang sangat panjang, gan apakah tempat pemboran terletak
dekat sungai, dan sebagainya.
8.3.1.3 segi logistic dan kesampaian daerah
untuk itu perlu diperkirakan apakah harus dibuat jalan untuk sampai ke daerah
tersebut, ataukah pengangkutan dapat melalui sungai. Begitu pula apakah
pemboran harus dilaksanakan dengan menggunakan helicopter sebagai alat
pengangkut. Semua ini menentukan penilaian baik tidaknya prospek dan
mungkin tidaknya prospek ini dibor.
Semua penilaian dilakukan dengan menggunakan suatu sisitem angka yang
bersifat ranking, yaitu menentukan banyak prospek yang paling baik dan
mana yang kurang baik. Sambil berlangsungnya acara pemboran explorasi,
sisrem pmboran inipun harus terus-menerus direvisi berdasarkan hasil dari
setiap pemboran tersebut sampai kepada penilaian yang sempurna.
8.3.2 PROGNOSIS
semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sisitem penilaian,
kemudian dipilih untuk melakukan pemboran explorasi terhadapnya. Maka
semua prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud dengan prognosis
adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan yang akan ditemui
waktu pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi: lokasi
yang tepat, kedalaman terakhir, latarbelakang geologi, objektif atau lapisan
reservoir yang diharapkan, kedalaman puncak formasi yang akan ditebus, dan
jenis survai lubang bor yang akan dilaksanakan.
8.3.2.1 Lokasi yang tepat
lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaiknya
semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran
seismic. Terutama jika tutupan ditentukan oleh metoda seismic. Jika hal
tersebut terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari
pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada saat pengukuran
seismic, atau juga dari titik pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya

pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan beberapa ratus
meter dapat menyebabkan objektif tidak ditemukan.
8.3.2.2 Kedalaman terakhir (T.D.)
kedalaman akhir pemboran explorasi biasanya merupakan batuan dasar
cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. Penentuan
kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat
memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini
juga berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman dasar ini
ditentukan berdasarkan atas data seismic, setelah dilakukan korelasi dengan
semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan reflector yang ditentukan
sebagai batuan dasar.
8.3.2.3 Latarbelakang geologi
alas an untuk pemboran didasar atas latar belakang geologi. Maka harus
disebutkan keadaan daerah geologi daerah tersebut, formasi yang diharapkan
terdapat di sini, alas an pemboran explorasi dilakukan didaerah tersebut, jenis
tutupan prospek ini dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
8.3.2.4 objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan
ini biasanya sudah ditentukan dari stratigrafi regional dan juga diikat dengan
refleksi yang didapatkan dari seismic. Objektif lapisan reservoir ini harus
ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh
pemboran, hal mana diperoleh dari kecepatan rambat seismic.
8.3.2.5 Kedalaman puncak formasi yang akan di tembus
juga dalam prognosisi ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan
dilaui bir, maka puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismic
8.3.2.6 Jenis survai lubang bor yang akan dilaksanakan
pada setiap pemboran explorasi selalu dilakukan survai lubang bor. Survey ini
meliputi misalnya penglogan Lumpur, pengolahan keratin sumur, penglogan
listrik, penglogan radioaktif dan sebagainya. Untuk pemboran explorasi
sebaiknya dilakukan penlogan yang lengkap, misalnya saja log induksi baku
(standar), log sonic, log densitas, dipmeter dan sebagainya. Selain itu juga harus
direncanakan apakah akan dilaksanakan pengambilan inti atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga para ahli geologi harus bekerja sama
dengan bagian exploitasi dan bagian pemboran. Dengan mereka dibuatlah
mengenai berbagai hal seperti, alat bor yang akan dipakai, kapasitas kencana
kedalaman pemboran, yaitu apakah akan dibor langsung sampai kedalaman
akhir, ataukah akan dengan menggunakan system teleskop, yaitu berhenti pada
kedalaman tertentu, kemudian dilakukan dengan penyelubungan (casing) dan
dibor kembali dengan diameter yang lebih kecil, dan sebagainya. Hal ini
menyangkut ukuran pahat yang akan dipakai. Juga perlu dibuat rencana
mengenai apakah dilakukan penggantian jenis Lumpur dengan berbagai macam
berat jenis, mengingat berbagai macam takanan formasi yang kita hadapi dalam
pemboran ini, pada selang-selang mana sekiranya akan dilakuna pengujian
batang pemboran ini (D.S.T), dan pada selang mana akan diambil inti
pemboran.
Dalam hal ini para ahli geologi juga harus dapat diramalkan antara lain:

a. Kedalaman terdapatnya kehilangan sirkulasi


b. Kedalaman terdapatnya gas tekanan tinggi
c. Kedalaman terdapatnya pemasukan air yang besar
Bersama-sama insinyur pemboran dan exploatasi, maka dihitung biaya
pemboran, berbagai alat yang diperlukan, perusahaan jasa tehnik yang harus
siap ditempat, cara penyelidikan laboratorium serta berbagai survey
penyelidikan sumur, dan yang terakhir adalah jumlah biaya dan personalia dan
buruh yang akan dilibatkan dalam operasi ini.
Penilaian terakhir dan ketentuan akan dibor atau tidaknya prospek itu harus
mendapatkan persetujuan dari dewan direksi atau dewan pemegang saham,
antara lain direktur exploitasi di kantor pusat. Dalam hal perusahaan multi
nasional, tentu dari kantor pusatnya diluar negeri. Dalamexploitasi dibor atau
tidaknya suatu prospek tentu juga tergantung pada anggaran belanja, dari besar
kecilnya perusahaan, dan terutama dasar filsafat explorasi tersebut. Misalnya
saja apakah akan dilakukan suatu pemboran kosong (dry-hole program)
ataukah kebijaksanaan dikonsentrasikan kepada beberapa prospek saja yang
diharapkan menghasilkan minyak dalam waktu yang singkat.
8.3.3 ACARA PEMBORAN LUBANG KOSONG
acara pemboran lubang kosong (dry-hole program) adalah suatu program yang
menitik beratkan pemboran khusus untuk mendapatkan data geologi secara
luas, tetapi dngan harapan bahwa salah satu dari pemboran akan menghasilkan
minyak. Jadi tujuan utamanya adalah mendapatkan data geologi. Dengan
demikian juga pemilihan lokasi pemboran tersebut disebar seluas mungkin
hingga kita dapat mendapatkan data geologi dari seluruh cejungan sediment
yang kita selidiki. Dari hasil suatu rencana lubang kosong dapat dilaksanakan
suatu studi mengenai kemungkinan terdapatnya minyak tersebut secara lebih
teliti dan kemudian dari pengetahuan ini acara-acara dapat diarahkan
kedaerah-daerah begitu saja. Suatu acara pemboran kosong biasanya dilakukan
oleh suatu perusahaan minyak, jika mereka harus mengembalikan sebagian
besar daerah pertambangan minyak kepada pemerintah. Untuk meyakinkan
bahwa tidak ada prospek yang terlewat, maka acara lubang kosong ini akan
dilaksanakan. Dengan demikian bahwa semua daerah yang diberikan kembali
pada pemerintah itu berarti benar-benar tidak dapat diharapkan untuk
menghasilkan minyak bumi. Tentu saja suatu acara pemboran lubang kosong
memerlukan investasi yang sangat besar dan sebetulnya merupakan sebagian
trencana jangka panjang.
8.4 PEMBORAN EXPLORASI
pemboran explorasi juga sering disebut sebagai suatu wildcat. Istilah ini
mungkin dahulu dipergunakan untuk pemboran yang dilakukan secara
serampangan dan dilaksanakan di daerah terpencil yang masih banyak didapat
macan liar. Pemboran explorasi merupakan puncak dari seluruh kegiatan
explorasi dan pekerjaan ini biasanya dilakukan dengan kerja sama antara
bagian explorasi dan bagian pemboran yang dikoordinasikan oleh meneger
explorasi. Di dalam buku ini tidak akan diberikan mengenai berbagai prinsip
pemboran, karena pembaca bisa mendapatkan buku khusus mengenai ini, akan
tetapi pemboran explorasi ini tetap merupakan pekerjaan geologi dan selama
pemboran berlangsung, seorang ahli geologi harus menjaga atau menunggunya
(well-site-geologists). Tugas seorang ahli jaga sumur ini antara lain adalah:

a. Memeriksa dan memberi keratin sumur serta memplotnya dalam suatu


log litologi.
b. Menentukan apakah batas formasi telah dicapai pada waktu pemboran
berlangsung.
c. Menentukan dan memberitakan tercapainya jalur-jalur yang menarik
perhatian atau memperlihatkan adanya tanda-tanda minyak.
d. Menentukan apakah pemboran harus dihentikan ataukah harus
dilakukan pengambilan inti, dan sebagainya.
e. Menyaksikan dilaksakannya penglogan listrik oleh perusahaan jasa
teknik.
f. Mengadakan analisa terhadap log listrik, log litologi untuk penentuan
zonz-zona yang diharapkan menghasilkan minyak.
g. Penentuan selang-selang minyak yang harus dilakukan perforasi dan
pengujian akan adanya minyak dan gas bumu.
Semua pemboran sumur ini setiap hari harus dilaporkan ke manager explorasi
yang memberikan keputusan dilaksakan atau tidak nya saransi ahli geologi jaga
sumur ini. Misalnya saja, keputusan apakah diambil inti pemboran atau inti
dinding samping, dan sebagainya, sebelum dilakukan penyelubungan (casing),
dan sebagainya. Dalam hal ini pertimbangan untuk keputusan itu didasarkan
pada segi anggaran.
8.4.1 HASIL SUATU PEMBORAN EXPLORASI
sebagaimana telah dijelaskan, kita tidak dapat mengharapkan seratus persen
sukses pemboran explorasi, karena explorasi itu merupakan suatu perjudian,.
Sebagai contoh misalnya, di Amerika Serikat: sebelum perang dunia ke II
perbandingan sukses adalah 1 sumur berhasil lawan 10 sumur kering,
sedangkan dewasa ini, perbandingan sukses tersebut telah melonjak menjadi 1
sumur berhasil terhadap 50 sumur kosong untuk kemudian menurun lagi
menjadi 1 banding 5 (1975). Di Indonesia perbandingan sukses ini masih
tergantung pada daerah explorasi, misalnya saja, di Sumatera tengah
perbandingan sukses adalah 1:5, sedangkan di daerah laut Jawa 1:10.
Hasil suatu pemboran explorasi itu dapat digolongkan sebagai berikut:
A. Penemuan baru (discovery)
Penemuan suatu sumur minyak baru dapat berbagai macam, antara lain
a. Sumur yang memproduksi banyak secara menguntungkan (producing oil
well).
b. Sumur yang menghasilkan minyak secara tidak menguntungkan
(noncommercial oil well).
c. Sumur gas (gas well), yang juga bisa merupakan sumur gas yang
komersial.
B. Lubang kosong atau lubang kering (dry hole)
Suatu lubang dapat juga berupa lubang pemboran yang bersifat:
a. Lubang sumur yang memperlihatkan adanya tanda-tanda gas dan
minyak (gas and oil shows)
b. Sumur yang kering sama sekali (no show).
c. Kegagalan mekanik (objektif tidak sampai).
8.4.1.1 Penemuan
SUMUR MINYAK YANG BERPRODUKSI SECARA EKONOMIS DAN
YANG TIDAK EKONOMIS. Suatu sumur dinyatakan berproduksi secara

ekonomis atau tidak ekonomis, tergantung pada letak geografi daerah tempat
sumur itu dibor. Dewasa ini di Amerika serikat

Anda mungkin juga menyukai