01 Aligment
01 Aligment
UDIKLAT SURALAYA
Balancing&Aligment
1
1. PENGERTIAN
Dalam dunia Industri, baik Industri kecil maupun Industri besar, termasuk juga pada unit-unit
Pembangkit Tenaga Listrik, banyak dijumpai adanya penyambungan antara poros penggerak
dan poros yang digerakan dilakukan dengan menggunakan sambungan kopling seperti
misalnya :
Meskipun metoda penyambung poros dengan menggunakan kopling ini banyak digunakan,
namun satu hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya ketidak sebarisan (misalignment) dari
kedua poros yang dipersambungkan.
Namun demikian kejadian adanya ketidak sebarisan tersebut bisa diatasi dengan cara
melakukan penyebarisan (alignment), baik pada saat pemasangan baru maupun dalam
perawatan rutin.
1.1. Pengertian Penyebarisan (Alignment )
Penyebarisan (alignment) yang dimaksud didalam topik ini adalah melakukan koreksi terhadap
adanya ketidak sebarisan (mis-alignment) secara manual antara poros penggerak dan poros
yang digerakan, sehingga didapat suatu kesebarisan yang memenuhi persyaratan dari kedua
poros tersebut.
1.2. Pengertian ketidak-sebarisan (mis-alignment).
Yaitu adanya penyimpangan dari garis sumbu ke dua poros yang dipersambungkan, baik arah
sejajar(parellel) maupun arah aksial (Angular),sehingga terjadi ketidak sebarisan dari ke dua
poros yang dipersambungkan tersebut.
1.2.1.
Ketidak Sebarisan-Radial.
Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu kedua poros yang dipersambungkan dalam keadaan
sejajar/parallel, tetapi tidak berada dalam satu garis sumbu.
Oleh karena penyimpangan yang terjadi dalam arah Radial dari poros, maka kondisi ini disebut
ketidak sebarisan Radial.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
2
Ketidak-sebarisan Radial terjadi dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horisontal.
Pandangan depan
Pandangan atas.
DOC.01/2009
1.2.2.
Balancing&Aligment
3
Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu dari kedua poros yang dipersambungkan dalam
keadaan tidak sejajar dan saling membentuk sudut simpangan.
Oleh karena penyimpangan yang terjadi dalam arah aksial dari poros, maka kondisi ini disebut
ketidak-sebarisan Aksial.
Ketidak sebarisan Aksial terjadi dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horisontal
= sudut simpang Aksial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam arah
vertikal
= sudut simpang Aksial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam arah
horisontal
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
4
1.4.
Penyebab ketidak-Sebarisan.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
5
2. KOPLING.
2.1.
Fungsi Utama.
Yaitu untuk memindahkan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakan.
2.2.
Fungsi Lainnya :
Jenis Kopling.
Kopling tetap :
Adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros
penggerak keporos yang digerakkan secara pasti, dimana jumlah putaran dan daya poros
penggerak sama dengan jumlah putaran dan daya poros yang digerakkan
Kopling tetap secara umum dapat dibedakan menjadi :
Kopling kaku (Rigid Coupling).
Dipergunakan apabila ke dua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris dalam posisi
yang tetap.
Kopling fleksibel (Flexible Coupling)
Dipergunakan apabila poros yang dihubungkan dapat mentolirir ketidak lurusan sumbu kedua
poros tersebut.
2.3.2.
Bedanya dengan kopling tetap adalah, hubungan antara poros penggerak dan poros yang
digerakan tersebut dapat dilepas (dibebaskan) baik dalam keadaan diam maupun dalam
keadaan berputar.
Dengan kata lain putaran poros yang digerakan tidak selalu sama dengan putaran poros
penggerak (contoh : kopling fluida).
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
6
Setiap satu kali putaran jarum besar berarti menunjukan ukuran sebesar 1mm, dan jarum
pada lingkaran kecil angka menunjuk 1 angka.
Lingkaran luar / besar Dial Indikator dibagi menjadi 10 skala bagian (angka 1- s/d -10),yang
berarti setiap skala nilainya = 1/10 mmatau 0,1 mm.
Setiap 1 skala (0,1 mm) dibagi lagi menjadi 10 strip, maka nilai setiap setrip = 0,1/10 mm =
0,01mm atau = 1/100 mm. (dilapangan biasanya disebut satu mikron (1).
Misalnya jarum besar bergerak dari 0 ke sekala angaka 3 + 5 strip, maka besar pengukuran
adalah = 0,3 mm + 0,05 mm = 0,35 mm.
Jumlah putaran jarum besar dapat diketahui dari penunjukan jarum kecil. Misalnya jarum
besar berputar 4 x, maka jarum kecil akan menunjukan angka 4.
Keterangan :
Jika jarum besar berputar searah jarum jam diberi nilai ( + ). Sedangkan kebalikannya adalah
(-)
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
7
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
8
Tapered Gauge.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
9
Persiapan Alat.
Telah diuraikan didepan, bahwa peralatan yang lengkap dan memenuhi persyaratan akan
meningkatkan unjuk kerja.
Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan Alignment, maka terlebih dahulu
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan secara lengkap seperti pada daftar peralatan.
4.2.
Persiapan Tempat.
Pengertian dalam House Keeping menyebutkan, bahwa Tempat kerja yang nyaman, tidak
hanya menurunkan resiko kecelakaan, tetapi akan meningkatkan gairah kerja bagi karyawan,
yang dengan sendirinya akan meningkatkan produktivitas.
Oleh karena itu :
Persiapan penerangan yang cukup, untuk menghindari kesalahan membaca ukuran.
Ventilasi udara yang baik, agar tempat kerja menjadi nyaman.
Barang-barang yang tidak berguna lebih baik disingkirkan karena akan mengganggu
kelancaran pekerjaan dan bisa menimbulkan kecelakaan.
Bersikan pula ceceran-ceceran minyak atau air yang menggenang yang bisa menimbulkan
kecelakaan kerja.
Sediakan balok kayu/ganjal dan scafolding bila perlu.
4.3.
Tenaga kerja yang banyak, belum tentu dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan. Untuk
melakukan alignment biasanya cukup dilakukan oleh :
1 orang Teknisi Alignment yang berpengalaman.
Max. 2 orang pembantu/helper.
4.4.
Matikan sumber daya / power suply pada peralatan yang akan disebariskan.
Lakukan prosedur Tagging terhadap peralatan tersebut, termasuk juga peralatan atau
instalansi lain yang terkait.
Ambil data kesebarisan pada kondisi awal. Lihat buku petunjuk dari pabrik pembuatannya,
dan ikuti prosedur yang telah ditentukan.
Melakukan penyebarisan sebaiknya dilakukan setelah panas dari poros turun sampai
dengan temperatur ruangan.
DOC.01/2009
4.5.
Balancing&Aligment
10
Keselamatan Kerja.
Yakinkan bahwa peralatan/ mesin yang disebariskan sudah bebas dari sisitim operasi.
Gunakan pakaian dan peralatan Keselamatan Kerja yang dipersyaratkan.
Ikuti dan laksanakan peraturan Keselamatan Kerja yang berlaku di tempat kerja.
Ikuti petunjuk/Rekomendasi dan pabrik pembuatnya.
Yakinkan bahwa tempat kerja bebas / aman dari :
benda/barang jatuh.
Pekerjaan lain yang dapat mengganggu kelancaran penyebarisan.
Jika perlu pasang pagar pembatas agar orang yang tidak berkepentingan tidak masuk
kelokasi kerja
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
11
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
12
untuk
Dengan melakukan pengukuran gap antara permukaan kopling pada posisi 00, 900, 1800 dan
2700, maka akan didapat besarnya nilai ketidak sebarisan Axial arah horizontal maupun
vertikal.
Dilapangan sering ditemui panggunaan kode A (aksial) diganti dengan F artinya = Face.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
13
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
14
RADIAL
Kesepakatan :
Arah pandang.
Arah pandang dari sisi peralatan yang disebariskan Motor menghadap keperalatan yang tidak
disebariskan Pompa.
Pengambilan Data.
b. Pengambilan data dalam satuan 1/100 mm dilakukan pada setiap posisi, 900 lingkaran
kopling, (dalam kasus ini 1/100 mm disebut dengan 1 mikron).
c. Dial Indikator dipasang pada poros/kopling dari peralatan yang disebariskan (motor) dan
ujung Dial Indikator menyentuh permukaan keliling luar poros/kopling peralatan yang tidak
disebariskan (pompa).
d. Kopling yang disebariskan (sisi motor) dan kopling yang tidak disebariskan (sisi pompa)
diputar bersama-sama secara pelahan-lahan.
e. Titik di atas RT, dipakai sebagai referensi, dengan penyimpangan = 0 (NOL).
f. Jika jarum penunjuk pada Dial Indikator bergerak :
Dial Gauge
Arah Pandang
Pompa
Motor
Gambar
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
15
Penulisan data.
Data ketidak sebarisan yang telah diambil, ditulis diluar lingkaran Bantu, dalam satuan
(mikro), dengan ketentuan sbb.
RT
RR
RL
RB
Misalnya didapat nilai pengukuran (dalam satuan 1/100 mm) sbb :
RT = 0
RR = + 5
RB = - 65
RL = - 70
+5
-70
- 65
Gambar Ilustrasi.
Untuk memberikan gambaran yang yata dan jelas dari kondisi peralatan yang disebariskan,
maka perlu dibuat suatu gambar ilustrasi.
Kecuali untuk maksud tersebut, keuntungan lain yang didapat adalah :
menghindari adanya kesalahan dalam pengurangan atau penambahan
penggeseran kekiri atau kekanan dari peralatan yang disebariskan.
shim
dan
Dari hasil pengukuran yang telah didapat seperti tersebut di atas, selanjutnya dibuatkan
gambaran ilustrasinya, sehingga jelas bisa diketahui :
Penambahan atau pengurangan shim.
Arah penggeseran motor, kekiri atau ke kanan.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
16
6.2.1. Gambar ilustrasi tampak pandangan depan atau Radial Vertikal (RV).
6.2.2. Gambar ilustrasi tampak pandangan atas atau Radial Horizontal (RH).
dimana :
RT
RB
=0
= - 65
DOC.01/2009
RT RB
RV =
2
0 (-65)
=
2
Balancing&Aligment
17
+ 65
=
2
= + 32,5
RH =
2
RL RR
-70 (+5)
RH = =
2
2
RL
RR
-75
=
2
= -70
=+5
= 37,5
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
18
Catatan :
Jika pengambilan data ketidak sebarisan Radial dengan menggunakan Filler Gauge, perlu
dibuat kesepakatan sbb :
Untuk meudahkan dalam pemberian nilai hasil pengambilan data, misalnya (+) atau (-), maka
yang dipakai pedoman adalah :
Tampak Pandangan Depan atau arah vertikal dari peralatan yang disebariskan yaitu sbb :
Keterangan :
Untuk pemberian nilai (+) atau (-) pada arah Horisontal, dapat perpedoman pada referensi
tersebut.
Untuk perhitungan selanjutnya, bisa menggunakan cara tersebut di atas, baik untuk
penambahan atau penggurangan shim, maupun arah penggeseran motor.
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
19
Kesepakatan :
7.1.1. Arah Pandang.
Arah pandang dari sisi peralatan yang disebariskan (sisi motor) menghadap ke arah peralatan
yang tidak disebariskan (sisi pompa).
7.1.2. Pengambilan Data menggunakan Dial Indikator.
a. Pengambilan data dalam satuan 1/100 mm dilakukan pada setiap posisi 900
lingkaran kopling (dalam satuan 1/100 mm disebut 1 )
b. Dial Indikator dipasang pada sisi poros/kopling dari peralatan yang disebariskan
(motor), dan ujung Dial Indikator menyentuh sisi permukaan dari kopling (atau pada
alat bantu) peralatan yang tidak disebariskan (pompa).
c. Kopling/poros yang disebariskan (sisi motor) dan kopling yang tidak disebariskan
(sisi pompa) diputar secara bersama-sama dan perlahan-lahan.
d. Titik atas (AT) dipakai sebagai referensi dengan besarnya penyimpangan = 0
(NOL).
e. Jika jarum penunjuk pada Dial Indikator bergerak :
Searah jarum jam (ujung Dial Gauge tertekan) diberi nilai (+).
Berlawanan jarum jam (ujung Dial Gauge memanjang) diberi nilai (-).
AT
AB
AL
AR
=0
= + 15
= + 25
= - 10
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
20
0
+25
-10
+15
7.2.
GAMBAR ILUSTRASI.
Tujuan pembuatan gambar ilustrasi adalah sama dengan tujuan dari ketidak sebarisan Aksial,
yaitu untuk menghindari kesalahan penambahan/pengurangan shim, maupun arah pergeseran
motor.
Dari gambar ilustrasi tampak, jelas bahwa motor harus ditambah shim
sudut )
(dinaikan sebesar
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
21
Dari gambar ilustrasi, tampak jelas bahwa motor harus digeser kekanan sebesar sudut
7.3.
Dari gambar ilustrasi, tampak jelas bahwa motor harus digeser kekanan sebesar sudut
kondisi misalignment Aksial terjadi karena garis sumbu poros tidak sejajar dan saling
membentuk sudut.
Sudut yang dibentuk oleh poros sama besarnya dengan sudut yang dibentuk oleh kopling
Sehingga :
Sudut poros = Sudut kopling.
7.3.1. Besar Sudut Kopling, bisa dihitung dengan cara :
xy
Tg =
D
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
22
Dimana :
X = AT = lebar gap/celah kopling sisi atas .
Y = AB = lebar gap/celah kopling sisi bawah .
D = diameter titiksentuh ujung Dial Indikator.
AT AB
Sehingga Tg =
D
7.3.2. Besar sudut Poros.
Besar sudut Poros, adalah sama dengan besarnya sudut yang dibentuk oleh alas motor
terhadap Basa Plate.
Besar sudut pada alas motor, dapat dihitung dengan cara :
Z
Tg =
L
Dimana :
Z = adalah lebar celah pada alas motor yang dibentu oleh sudut pada jarak sejauh L dari titik
sentuh Dial Gauge.
L = jarak antara baut pada motor terhadap titik sentuh Dial Gauge .
Dan :
LI = jarak baut pondasi motor sisi depan terhadap titik sentuh Dial Gauge.
L2 = jarak baut pondasi motor sisi belakang terhadap titik sentuh Dial Gauge.
AT AB
Z
=
D
L
DOC.01/2009
7.3.4.a.
Balancing&Aligment
23
AT AB
Z
=
D
L
Z = AV
AT AB
AV
Sehingga : =
D
L
(AT AB) x L
AV =
D
b. Untuk menghitung arah penggeseran motor Aksial arah Horisontal (AH) maka:
Z = AH
Sehingga rumus diatas tersebut berubah menjadi :
AL AR
Z
=
D
L
Z = AH
AL AR
AH
Sehingga =
D
L
7.4.
(AL AR) x L
AH =
D
AT = 0
AR = -10
AB = + 15
AL = +25
D = 336 mm
L1 = 125 mm
L2 = 780 mm
0
+25
-10
+15
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
24
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
25
AT AB
AV1
=
D
L1
0-(+ 15)
AV1
- =
336
125
+ 15 x 125 - 18, 75
AV1 = = = - 5,6
336
336
Tambah shim setebal = 5,6 ( lihat gambar ilustrasi )
AT AB
AV2
=
D
L2
0-(+ 15)
=
336
AV2
780
+ 15 x 780
- 117
AV1 = = = - 35
336
336
Motor harus ditambah shim setebal = 35/100 mm (lihat gambar ilustrasi)
+ 25 (-10)
AH1
=
336
125
+ 43,75
=
336
= + 13
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
26
+ 25 (-10)
AH2
=
336
780
+ 35 x 780
+ 2730
AH2 = = = + 81
336
336
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
27
LEBIH
DARI
DUA
POROS
YANG
Permasalahan utama yang timbul dalam kasus ini adalah adanya perbedaan temperature
kerja yang tidak sama setiap peralatan.
Seperti diketahui, bahwa perbedaan tempertur kerja akan menyebabkan ekspansi dari
peralatan yang tidak sama, yang sendirinya akan mempengaruhi penyebarisan dari peralatan
yang terkait.
Permasalahan lain yang perlu dapat perhatikan adalah, bahwa dalam melakukan
penyebarisan dilaksanakan pada suhu ruangan, dimana temperatur kerja peralatan jauh
berbeda dengan suhu ruangan.
Sebagai contoh :
o Turbin Gas bekerja pada temperatur lebih besar dari 11000C.
o Generator bekerja pada temperatur sekitar 700C.
o Peralatan yang lain temperatur bekerja sedikit diatas temperatur ruang.
Dengan demikian saat melakukan penyebarisan pada kondisi dingin suhu ruang, harus
memperhitungkan adanya pengaruh ekspansi, sehingga diharapkan dalam kondisi operasi
nanti kesebarisan dari poros-poros tersebut berada pada posisi yang benar.
Sehubungan dengan kasus dan hal-hal tersebut diatas, maka agar didapat hasil penyebarisan
yang memenuhi persyaratan, beberapa petunjuk seperti di bawah ini dapat dipakai sebagai
acuan :
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
28
DOC.01/2009
Balancing&Aligment
29
DOC.01/2009