1) Balon Pibal berwarna merah yang berukuran + 40 cm. Mengapa balon ini di design berwarna
merah? Hal ini agar balon ini mudah dikenali saat terbang tinggi ke angkasa. Karena kita nanti akan
melepas balon ini dan mengamati segala pergerakan balon ini hingga balon ini pecah ataupun masuk
ke awan.
2)Stopwatch atau jam weeker. Alat ini berguna untuk menentukan interval waktu pencatatan posisi
balon saat terbang ke angkasa. Karena balon pibal hanya dicacat setiap 1 menit sekali. Bukan setiap
saat.
3)Alat tulis berupa bolpoint atau pensil dan kertas. Kita nanti saat melakukan pengamatan balon
pibal akan mencacat bagaimana pergerakan balon itu setiap menitnya. Untuk itu sangat perlu
menyiapkan alat tulis ini.
4)Theodolite. Pada awalnya saya bingung dengan cara kerja Theodolit ini. Ternyata alat ini adalah
mirip dengan teropong. Tujuannya adalah untuk kita mengamati pergerakan balon setelah kita
lepaskan. Di dalam theodolit sudah tertera nilai Azimut dan Elevasi. Dimana kita sebagai observer
bertugas untuk mencatat posisi Azimut dan Elevasi balon tiap menitnya.
Setelah semua alat dan bahan nya siap,. Saatnya kita terbangkan balon pibalnya..
1)Lepas balon di tempat yang jauh dari gedung dan pohon-pohon tinggi
Sudah jelaskan, kita melepaskan balon agar dapat terbang ke angkasa. Sehingga jangan sampai
sebelum balonnya mencapai atmosfer, dia tertahan oleh ranting pohon, bangunan dan faktor lainnya.
Setelah balon dilepaskan, segeralah cari letak posisi balon dengan menggunakan theodolite. Caranya
adalah dengan membidik balon tersebut menggunakan teropong yang ada di theodolite ke arah balon
yang terbang.
Note.. Membidik ini harus dilakukan dengan cepat karena pada pembacaan detik ke 30 kita
harus sudah mencatat letak posisi dari pilot balon tersebut. Posisi pilot balon dinyatakan
dalam Azimut dan Elevasi hasil pengamatan dari theodolite.
Jadi setelah kita melepaskan balon , kita langsung bidik balon tersebut secepat mungkin. Kemudian
pada detik ke 30 (Menit ke 0.5) kita catat nilai azimuth dan elevasi balon. Setelah itu kita ikuti lagi
setiap gerakan balon di langit. Kemudian pada menit ke 1.5, kita catat lagi azimuth dan elevasinya.
Setelah itu tetap amati gerakan balon dan mencatatnya setiap selang waktu 1 menit hingga balon
hilang masuk ke awan ataupun meledak.
Note.. Pembacaan pertama tidak selalu dilakukan pada detik ke 30. Namun tergantung pada
elevasi Stasiun. Apabila elevasi (ketinggian) stasiun adalah 0 meter. Maka pembacaan
dilakukan pada detik ke 30. Bila tidak maka kita harus cari dulu kapan balon tersebut
mencapai ketinggian 250 feet. Dan saat itulah pembacaan pertama dilakukan. Setelah
melakukan pembacaan pertama, maka pembacaan selanjutnya memiliki interval 1 menit tiap
pembacaannya hingga balon hilang masuk ke awan ataupun meledak. Kalau balon sudah
hilang ataupun meledak, selesailah pengamatan pibal yang kita lakukan. Tinggal kita cari arah
dan kecepatan angin di lapisan atas tadi
Untuk mencari arah dan kecepatan angin di tiap lapisan menggunakan perhitungan matematika,
gunakan cara berikut :
Cari nilai dn pada tiap pembacaan.
Cara untuk mencari nilai dn adalah dengan rumus berikut
Dy=Y1-Y2=(d1.cosA1)(d2cosA2)
Dx =X1-X2=(d1sinA1)-(d2sinA2)
Dimana A adalah Azimuth Balon
Mencari Kecepatan angin di tiap lapisan.
Untuk mencari kecepatan angin. Kita menggunakan data seperti tabel yang atas, yaitu di tiap lapisan.
Kalau lupa tabel yang mana, berikut adalah tabelnya:
Jadi untuk mencari kecepatan angin di lapisan 1000 feet adalah dengan input data pembacaan kedua
dan ketiga. Dimana rumus untuk kecepatan angin adalah
ff=(Dx^2+Dy^2 ) x 2 knot
Menentukan arah angin di tiap lapisan.
Cara nya sama persis dengan langkah mencari kecepatan angin. Yaitu menggunakan 2 data untuk
mencari arah angin tiap lapisan. Untuk mencari arah angin digunakan rumus berikut
=arc.tan |dy/dx|
Arah angin tergantung dari nilai a (alfa), jika :