Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN KULTURAL DAN HISTORIS

1. Munculnya Trade in Lunacy


Walaupun konsesling dan psikoterapi baru tersedia secara luas pada paruh
abad ke 20 aan tetrapi, akarnya dapat dilihat dari awal abad 18. Hali ini
mempresentasikan titik balik car amasyrakat merespon kubutuhan orang-orang
ynjg meiliki masalh dalam hidup mereka.
Munculnya trade in lunacy terjadi pada saat setelah penanganangan masalh
masyarakat diambil alih oleh oleh agama yang dikhuususkan pada masyarakat
lokal.
Dalam cara hidup masyrakakat di pedesaan, kegilaan atau trade in lunacy
sanagat terganggu diteloransi sebagai bagian dari komunitas. Barbagai tokoh
yang memaparkan trade in lunacya pada abad ke 20. Pada abad 19, terdapat isu
dan perdebatan seputar permasalahan perawatan orang gila. Satu abad
kemudian baruah beberapa tokoh menemukan sedikit pemaparan tentang itu,
bahwa kegilaan merupakan gangguan emosional dalam masayrakat industri
modern.
Ketika kita melihat psikiatri menangani ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Masalah emosional dan tingkah laku dalam hidup digolongkan dalam
msalaha medis.
b. Terdapat kegilaan sebagai sebuah keterlibatan ----------------------------c. Terdapat peningkatan jumlah penolakan terhadap penanganan psikiatri
akan hal ini dan juga lebih banyak kontrol sosial dalam penaganan
tersebut
d. Pelayanan yang ada pada waktu itu dikontrol oelh pria dan digunakan
untuk melecehkan wanita.
e. Sains menggantikan agama sebagai kerangka kerja untuk memahami
kegilaan
2. Penemuan Psikoterapi
Merebaknya revolusi industri mengakibatkan kapitalisme mulai mendominasi
perekonomian, dan kehidupan politik, serta nilai-nilai sains mulai menggantikan
nilai agama. Komunitas tidak dapat mengikuti tuntatan jaman dimasukkan dalam
rumah penampungan (work house). Namun, kegilaan yang semakin membuat
onar tatanan masyarakat ini memerlukan tempat penampungan yang disebut
asylum.
Figur kunci dalam transformasi dari hipnosis kepada psikoterapi adalah
Sigmund Freud menjadi salah satu figur yang paling berpengaruh, tidak hanya
pada arena medis dan psikoterapi tapi juga sejarah kebudayaan Eropa.
Kejeniusan dan kreatifitas Freud adalah penting untuk mengkritisi beberapa

metode pendekatannya yang mengindikasikan trade intelektual dan praktik


sosial pada waktunya, diantaranya:
1. Sesi individual dengan para analis merupakan perluasan dari praktik
normal konsultasi empat mata antara dokter dan pasien yang umum
terjadi pada waktu itu.
2. Ide Freud berkenaan dengan kekuatan kehidupan tunggal (Unitary life
force) alias libido bersumber dari teori biologis abad ke 19.
3. Ide yang menyatakan bahwa problem emosi memiliki kausa seksual
sangat diterima pada abad ke 19.
4. Ide tentang alam bawah sadar telah digunakan bukan hanya oleh hipnotis
tapi juga digunakan oleh beberapa penulis dan filsuf abad ke 19.
3. Pertumbuhan psikoterapi di Amerika Serikat
Ide psikoanalisis sangat menarik orang Amerika, namun untuk mengasimilasi
ide tersebut ke dalam kultur Amerika diperlukan Amerikanisasi pemikiran
Freud.

Perkembangan psikoterapi di Amerika serikat mempresentasikan

ekspansi luar biasa trade in lunacy. Lemahnya sistem kesehatan publik di


negara tersebut mengindikasikan bahwa konseling dan terapi didominasi oleh
teori dan pendekatan yang dikembangkan dalam praktik pribadi.
4. Sekulerisasi Masyarakat
Halmos (1965) telah mendokumentasikan hubungan antara penurunan jumlah
pendeta dan peningkatan jumlah konselor pada abad 20 di Inggris. Halmos juga
mengatakan bahwa keimanan religi telah digantikan oleh keyakinan diri dan nilai
yang sebut sebagai iman para konselor. Holmos juga menyatakan bahwa teori
terapi dapat dilihat dari sudut pandang keimanan. Sedangkan Holified (1983)
menjelaskan bahwa ia telah mendokumentasikan proses ketika para psikoterapis
pertama merupakan bagian dari gereja yang kemudian secara berangsur-angsur
berubah menjadi profesi yang berbeda.
5. Peran Carl Rogers
Carl Rogers dikenal sebagai anggota dalam komunitas di salah satu kota di
Amerika Serikat, ia berperan sebagai anggota keluarga kristen protestan keras
yang sangat aktif menentang aktifitas bersenang-senang seperti judi atau
menonton teater. Kehidupan awal Rogers ini menunjukkan bahwa pengaruh
agama dan sains berkumpul dalam karirnya. Rogers adalah salah seorang yang
pertama kali membuat catatan sesi terapi dan mengembangkan metode untuk
menginvestigasi berbagai aspek dalam proses terapi.
6. Terapi sebagai respons terhadap diri yang hampa (empty self)
Salah seorang penulis yang paling berpengaruh dalam hal psikoterapi adalah
Philip Cushman (1990, 1992, 1995). Cushman melakukan pengujian pada faktor
kultural khususnya USA yang bermuara pada kemunculan dan persebaran terapi.
Tesisnya menyatakan bahwa subjek dari perubahan dan transformasi sosial yang

massif dan psikoterapi awal menemukan pengakuan dan stabilitas. Tingkat


mobilitas di USA membuat struktur sosial seperti keluarga dan komunitas dan
rasa memiliki diasosiasikan dengan struktur menjadi hilang. Cushman (1990)
menyatakan bahwa kehampaan diri banyak dialami orang USA.
7. Ekspansi konseling di akhir abad dua puluh
Pada akhir abad 20 konseling dianggap sebagai sebuah profesi independen.
Sejarah psikoterapi menjadi penting untuk menjembatani konseling dengan
bentuk pengobatan dan perawatan yang lebih dulu ada. Walaupun konseling
dapat dikatakan sebagai bagian dari psikoterapi sebagai sebuah cara baru
memasarkan

psikoterapi

kepada

kelompok

konsumen.

Dua

faktor

yang

membedakan konseling dan psikoterapi adalah sistem pendidikan dan perannya


dalam sektor sukarelawan.
Eksistensi tradisi pendidikan dan sektor relawan bersama psikoterapiutik dan
keagamaan bermakna bahwa disana selalu ada dimensi konseling. Konseling
selalu terlihat lebih cenderung tumbuh sebagai respon terhadap tuntutan dan
tekanan sosial ketimbang riset atau bukti lain yang menyatakan tentang
efektifitas konseling.
8. Makna sosial konseling
Riset mengenai pergerakan konseling dan psikoterapi pada abad 20 masih
sangat kurang misalnya saja banyak literatur sejarah dengan fokus pergerakan
psikoterapi dan konseling yang berfokus secara eksklusif di USA. Isu-isu
mendasar tentang prinsip fundamental yang berdampak pada semua orientasi
teoritis

dan

bentuk

dari

praktik

konseling

berbicara

seputar,

pertama

pemahaman kita terhadap makna sosial konseling dan yang kedua citra dari
orang yang diperhatikan oleh teori konseling. Konselor aliran humanistik memiliki
tujuan aktualisasi diri dan berasumsi bahwa klien mereka memiliki tanggung
jawab terhadap hidup dan tindakan mereka sendiri. Ada aspek kritis lain
karakteristik sosial konseling yang berhubungan dengan pembagian keuatan
antara konsleor dan klien. Secara historis , hubungan konselor-klien telah
mengidentikkan diri dengan hubungan dokter-pasien atau pendeta-jamaah.
Secara tradisional dokter dan pendeta dilihat sebagai figur pakar dan otoraif, dan
semua orang yang berkonsultasi dengan mereka berharap diberitahu apa
yangharus mereka lakukan.
9. Citra individu yang sangat terkait dalam pendekatan konseling
Pada level praktik, psikoanalisis dan terapi behavior hanya terdiri dari
serangkaian strategi untuk memberikan pertolongan tetapi dibalik serangkaian
prosedur praktik tersebut setiap pendekatan merupakan representasi cara
melihat orang lain, sebuah gambaran bagaimana seharusnya seseorang dalam
sebuah visi moral. Setiap citra diri memiliki sejarah, konseling muncul dari

sejarah panjang menuju sebuah individualisme yang komplit. Sebagian besar


karakteristik individualistik konseling membatasi relevansinya terhadap klien
yang menyatakan dirinya menganut tradisi kolektivisme. Perbedaan akar
metafora, citra atau asumsi dasar tentang realitas yang mendasari berbagai
pendekatan konseling dapat menyulitkan atau bahkan membuatnya mustahil
untuk mengharmoniskan atau menyatukan beberapa pendekatan tertentu
sebagaimana yang dijelaskan oleh Rogers dan Skinner. Citra individu atau
pandangan yang direpresentasikan oleh pendekatan atau teori tertentu didasari
oleh kenyataan bahwa kita tidak hidup dalam dunia sosial yang didominasi oleh
serangkaian ide tunggal dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai