Referat Farmakologi Dan Penggunaan Propofol
Referat Farmakologi Dan Penggunaan Propofol
ABSTRACT
Propofol is a short-acting, intravenously administered hypnotic agent. Its uses
include the induction and maintenance of general anesthesia, sedation for mechanically
ventilated adults, and procedural sedation. Propofol is also commonly used inveterinary
medicine.
Chemically, propofol is unrelated to barbiturates and has largely replaced sodium
thiopental (Pentothal) for induction of anesthesia because recovery from propofol is more
rapid and "clear" when compared with thiopental. Propofol is not considered an analgesic,
so opioids such as fentanyl may be combined with propofol to alleviate pain. [1] Propofol has
been referred to as "milk of amnesia" (a play on words of milk of magnesia), because of the
milk-like appearance of its intravenous preparation.
Keywords: Propofol, induction, general anesthesia
ABSTRAK
Propofol adalah obat hipnotik sedatif intravena dengan kerja singkat. Obat ini
digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dari anestesi umum, sedasi pada ventilasi
mekanik orang dewasa. Propofol juga dapat digunakan sebagai pengobatan pada hewan.
Secara Kimia, propofol tidak berhubungan dengan barbiturat dan telah menggantikan
sodium thiopetal (Penthotal) sebagai induksi pada anestesi karena proses penyembuhan
setelah digunakan propofol lebih cepat dan bersih ketika dibandingkan dengan thiopetal.
Propofol bukan merupakan obat analgesik, maka opioid seperti fentanyl dapat
dikombinasikan dengan propofol untuk mengurangi rasa sakit. Propofol disebut juga sebagai
susu amnesia karena penampilannya yang seperti susu (berwarna putih).
Kata kunci: Propofol, induksi, anestesi umum
Gambar 1. Propofol dengan sediaan 1000 mg/100ml (Dikutip dari daftar pustaka no 1)
FARMAKOLOGI
Propofol merupakan obat hipnotik-sedative yang digunakan dalam induksi dan
pemeliharan anestesi maupun sedasi. Injeksi intravena pada dosis terapetik memberikan efek
hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 30 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa
dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak + 1-3 menit,
dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.(1,3,4)
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid
(GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah
salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar
klorida transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan reseptor
komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA
meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga
terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.(1,3)
FARMAKOKINETIK
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan.
Distribusi propofol melalui 2 fase. Dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat
karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat urin.
Lebih kurang 2% dari dosis yang diberikan diekskresi melalui feses. Propofol dapat
menembus plasenta dan diekskresi melalui susu.(1)
Setelah dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan
otak yang menggambarkan kecepatan onset anestesi. Pemutusan dosis setalah pemeliharaan
anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk sedasi pasien ICU selama 1 hari, menyebabkan
penurunan cepat konsentrasi propofol dalam darah. Pemberian infus jangka panjang (10 hari
pada sedasi pasien ICU) menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka
sedasi propofol menjadi lambat dan waktu sadar kembali menjadi meningkat.(1,4)
Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme oksidatif hepatik oleh cytochrome
P-450. Namun metabolisme tidak hanya dipengaruhi hepatik tetapi juga ekstrahepatik.
4
Metabolisme hepatik lebih cepat dan lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut
air sementara metabolisme asam glukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol
membentuk 4-hydroxypropofol oleh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan
sulfat dan glukoronide menjadi tidak aktif dan bentuk 4 hydroxypropofol yang memiliki 1/3
efek hipnotik. Kurang dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruh propofol
adalah 0,5-1,5 jam tapi yang lebih penting sensitive half time dari propofol yang digunakan
melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari 40 menit. Maksud dari sensitive half time
adalah pengaruh minimal dari durasi infus karena metabolisme propofol yang cepat ketika
infus dihentikan sehingga obat kembali dari tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.(1,4)
Meskipun metabolisme propofol cepat tidak ada bukti yang menunjukkan adanya
gangguan eliminasi pada pasien sirosis hepatis. Konsentrasi propofol di plasma sama antara
pasien yang meminum alkohol dan yang tidak. Disfungsi ginjal tidak mempengaruhi
metabolisme bersihan propofol dan selama pengamatan lebih dari 34 tahun metabolisme
propofol dimetabolisme di urin hanya 24 jam pertama. Pasien yang berusia lebih dari 60
tahun menunjukkan penurunan bersihan plasma propofol dibandingkan pasien dewasa.
Kecepatan bersihan propofol mengkonfirmasi bahwa obat ini dapat digunakan secara terus
menerus intravena tanpa efek kumulatif. Propofol mampu melewati sirkulasi plasenta namun
secara cepat dibersihkan dari sirkulasi fetus.(1,3)
FARMAKODINAMIK
1. Efek pada Susunan Saraf Pusat
Propofol menurunkan Cerebral Metabolism Rate terhadap oksigen (CRMO2),
aliran darah, serta tekanan intrakranial (TIK). Pada pasien dengan TIK normal terjadi
penurunan TIK (30 %) yang berhubungan dengan penurunan sedikit tekanan perfusi
serebral (10 %). Pemberian fentanyl dosis rendah bersama dengan propofol dosis
suplemen mencegah kenaikan TIK pada intubasi endotrakeal. (1)
Penggunaan propofol sebagai sedasi pada pasien dengan lesi yang mendesak
ruang intra kranial tidak akan meningkatkan TIK. Dosis besar propofol mungkin
menyebabkan penurunan tekanan darah yang diikuti penurunan tekanan aliran darah
ke otak. Autoregulasi cerebral sebagai respon gangguan tekanan darah dan aliran
5
darah ke otak yang mengubah PaCo2 tidak dipengaruhi oleh propofol. Akan tetapi,
aliran darah ke otak dipengaruhi oleh PaCO 2 pada pasien yang mendapatkan propofol
dan midazolam. Propofol menyebabkan perubahan gambaran EEG yang mirip pada
pasien yang mendapatkan thiopental. Cortical somatosensory evoked potentials yang
digunakan sebagai alat untuk memantau fungsi sumsum tulang belakang
menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil (penurunan amplitudo) antara pasien
yang mendapatkan propofol saja dan yang mendapatkan propofol, N2O atau zat
volatil lainnya. Propofol tidak mengubah gambaran EEG pasien kraniotomi. Mirip
seperti midazolam, propofol menyebabkan ganguan ingatan yang mana thiopental
memiliki efek yang lebih sedikit serta fentanyl yang tidak memiliki efek gangguan
ingatan.(1)
2. Efek pada Sistem Respiratorik
Propofol menyebabkan bronkodilatasi pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik. Terdapat resioko apnea sebesar 25%-35% pada pasien yang
mendapat propofol. Pemberian agen opioid sebagai premedikasi meningkatkan resiko
apnea. Infus propofol menurunkan volume tidal dan frekuensi pernapasan. Respon
pernapasan menurun terhadap keadaan peningkatan karbon dioksida dan hipoksemia.
Propofol menyebabkan bronkokontriksi dan menurunkan resiko terjadinya wheezing
pada pasien asma. Konsentrasi sedasi propofol menyebabkan penurunan respon
hiperkapneia akibat efek terhadap kemoreseptor sentral.(1,4)
3. Efek pada Sistem Kardiovaskuler
Propofol lebih menurunkan tekanan darah sistemik dari pada thiopental.
Penurunan tekanan darah ini juga dipengaruhi perubahan volume kardiak dan
resistensi pembuluh darah. Relaksasi otot polos pembuluh darah disebabkan hambatan
aktivitas simpatis vasokontriksi. Stimulasi langsung laringoskop dan itubasi trakea
membalikkan efek propofol terhadap tekanan darah. Propofol juga menghambat
respon hipertensi selama pemasangan laringeal mask airways. Sebagai tambahan N 2O
tidak mengubah respon tekanan darah pada pasien yang diberikan propofol. Suatu
penekan respon misalnya ephedrin dapat dimanfaatkan pada pasien ini.(1)
PENGGUNAAN KLINIS
Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama karena cepat dan efek mengembalikan
kesadaran yang komplit. Infus intravena propofol dengan atau tanpa obat anestesi lain
menjadi metode yang sering digunakan sebagai sedasi atau penyeimbang atau anestesi total
iv. Penggunaan propofol melalui infus secara terus menerus sering digunakan di ruang ICU.
1. Induksi Anestesi
Dosis induksi propofol pada pasien dewasa adalah 1,5-2,5 mg/kgBB intravena
dengan kadar obat 2-5 g/ml menimbulkan turunnya kesadaran yang bergantung pada
usia pasien. Mirip seperti barbiturat, anak-anak membutuhkan dosis induksi yang
lebih besar tiap kilogram berat badannya yang mungkin disebabkan volum distribusi
yang besar dan kecepatan bersihan yang lebih. Pasien lansia membutuhkan dosis
9
induksi yang lebih kecil (25%-50%) sebagai akibat penurunan volume distribusi dan
bersihan plasma. Kesadaran kembali saat kadar propofol di plasma sebesar 1,0-1,5
g/ml. Kesadaran yang komplit tanpa gejala sisa SSP merupakan karakter dari
propofol dan telah menjadi alasan menggantikan thiopental sebagai induksi anestesi
pada banyak situasi klinis.(1)
2. Sedasi Intravena
Sensitive half-time dari propofol walau diberikan melalui infus yang terus
menerus, kombinasi efek singkat setara memberikan efek sedasi. Pengembalian
kesadaran yang cepat tanpa gejala sisa serta insidens rasa mual dan muntah yang
rendah membuat propofol diterima sebagai metode sedasi. Dosis sedasinya adalah 25100 g/kgBB/menit secara intravena dapat menimbukan efek analgesik dan amnestik.
Pada beberapa pasien midazolam atau opioid dapat dikombinasikan dengan propofol
melalui infus. Sehingga intensitas nyeri dan rasa tidak nyaman menurun.(1,2,3)
Propofol yang digunakan sebagai sedasi selama ventilasi mekanik di ICU pada
beberapa populasi termasuk pasien post operasi (bedah jantung dan bedah saraf) dan
pasien yang mengalami cedera kepala. Propofol juga memiliki efek antikonvulsan,
dan amnestik. Setelah pembedahan jantung, sedasi propofol mengatur respon
hemodinamik post operasi dengan menurunkan insiden dan derajat takikardi dan
hipertensi. Asidosis metabolik, lipidemia, bradikardia, dan kegagalan myokardial
yang progresif pada beberapa anak yang mendapatkan sedasi propofol selama
penanganan gagal napas akut di ICU.
3. Pemeliharaan/Maintenance Anestesia
Dosis tipikal anestesi 100-300 g/kgBB/menit iv sering di kombinasikan
dengan opioid kerja singkat. Walaupun propofol diterima sebagai anestesi prosedur
bedah singkat, tetapi propofol lebih sering digunakan untuk operasi yang lama
(<2jam) dipertanyakan mengingat harga dan efek yang sedikit berbeda pada waktu
kembalinya kesadaran dibandingkan standar teknik anestesi inhalasi. Anestesi umum
dengan propofol dihubungkan dengan efek yang minimal pada rasa mual dan muntah
post operasi, pengembalian kesadaran.(1,2,3)
10
11
KESIMPULAN
Propofol merupakan obat anestesi hipnotik sedative yang tidak termasuk dalam
golongan benzodiazepin maupun barbiturat. Propofol, obat anestesi intravena yang sering
digunakan sebagai induksi anestesi dikarenakan karakter recovery anestesi yang cepat tanpa
rasa pusing dan mual-mual. Injeksi intravena pada dosis terapetik memberikan efek hipnotik
dengan cepat, biasanya dalam waktu 30 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa dengan
obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak + 1-3 menit,
dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.
Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan dengan
obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran,
propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih
sering apabila obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid
(GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah
salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar
klorida transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan reseptor
komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA
meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga
terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. McKeage Katty and Caroline M Perry. Propofol: A Review is use in Intesive Care
Sedation of Adults. New Zealand: Adis International Limited., 2003; 17 (4): 235-272.
2. Soenarjo dkk. Anestesiologi. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Kariadi; 2010.
3. Latief,A,Said dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Propofol. Fakultas
Kedokteran UI. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.
4. Propofol. Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Propofol. Accessed on June 2010.
5. Handoko, Tony, SK. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Anestesi Umum.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2004.
6. Marik PE. Propofol: therapeutic indications and side-effects. Curr
Pharm Des. 2004.
13