Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOLOGI DAN PENGGUNAAN PROPOFOL

Mohammad Bismo Wismoyo* Purwito Nugroho**

ABSTRACT
Propofol is a short-acting, intravenously administered hypnotic agent. Its uses
include the induction and maintenance of general anesthesia, sedation for mechanically
ventilated adults, and procedural sedation. Propofol is also commonly used inveterinary
medicine.
Chemically, propofol is unrelated to barbiturates and has largely replaced sodium
thiopental (Pentothal) for induction of anesthesia because recovery from propofol is more
rapid and "clear" when compared with thiopental. Propofol is not considered an analgesic,
so opioids such as fentanyl may be combined with propofol to alleviate pain. [1] Propofol has
been referred to as "milk of amnesia" (a play on words of milk of magnesia), because of the
milk-like appearance of its intravenous preparation.
Keywords: Propofol, induction, general anesthesia

ABSTRAK
Propofol adalah obat hipnotik sedatif intravena dengan kerja singkat. Obat ini
digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dari anestesi umum, sedasi pada ventilasi
mekanik orang dewasa. Propofol juga dapat digunakan sebagai pengobatan pada hewan.
Secara Kimia, propofol tidak berhubungan dengan barbiturat dan telah menggantikan
sodium thiopetal (Penthotal) sebagai induksi pada anestesi karena proses penyembuhan
setelah digunakan propofol lebih cepat dan bersih ketika dibandingkan dengan thiopetal.
Propofol bukan merupakan obat analgesik, maka opioid seperti fentanyl dapat
dikombinasikan dengan propofol untuk mengurangi rasa sakit. Propofol disebut juga sebagai
susu amnesia karena penampilannya yang seperti susu (berwarna putih).
Kata kunci: Propofol, induksi, anestesi umum

* Coassisten FK Universitas Trisakti


** Dokter Spesialis Anastesiologi dan Terapi BLU RSUD Kota Semarang
PENDAHULUAN
Propofol merupakan suatu zat induksi yang paling sering digunakan dalam tindakan
anestesi umum. Lebih dari 50 negara menerima penggunaan propofol bahkan tersedia juga
dalam bentuk generik.(1)
Propofol merupakan obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan karakter
recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual. Propofol merupakan cairan
emulsi minyak-air yang berwarna putih yang bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1
ml/10mg) serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol, dan 1,2% purified egg
phosphatide yang dimurnikan dan mudah larut dalam lemak. Propofol menghambat transmisi
neuron yang dihantarkan oleh GABA. Penggunaan propofol 1,5-2,5 mg/kgBB dengan
penyuntikan cepat (<15 detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu kurang dari 30
detik.(1)
Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan dengan
obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran,
propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih
sering apabila obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.(1,2)
Propofol adalah larutan yang tidak larut dalam air sehingga membutuhkan pelarut
untuk larut dalam lemak sehingga terjadi emulsifikasi. Saat ini digunakan larutan kacang
kedele sebagai pelarut lemak dan lechitin dari egg lechitin sebagai zat pengemulsi yang
dikomposisikan dengan rantai panjang trigliserida. Komposisi seperti ini mendukung
perkembangan bakteri dan meningkatkan kandungan trigliserida plasma ketika diberikan
melalui cairan infus yang lama.(2,3)
Campuran propofol dan obat lain tidak dianjurkan walau penggunaan lidokain sering
ditambahkan untuk mengurangi nyeri pada tempat suntikan. Pencapuran lidokain dan
propofol dapat menimbulkan gabungan pada droplet minyak dan bentuk lain sehingga
meningkatkan risiko embolisasi pulmonal.(2)

Gambar 1. Propofol dengan sediaan 1000 mg/100ml (Dikutip dari daftar pustaka no 1)

SIFAT FISIK DAN KIMIA PROPOFOL


Propofol sedikit larut dalam air dengan pH sekitar 6-8,5. Propofol memiliki nama
kimia 2,6-diisopropilfenol dan struktur kimia sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur kimia Propofol (1,3,4)

FARMAKOLOGI
Propofol merupakan obat hipnotik-sedative yang digunakan dalam induksi dan
pemeliharan anestesi maupun sedasi. Injeksi intravena pada dosis terapetik memberikan efek
hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 30 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa
dengan obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak + 1-3 menit,
dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.(1,3,4)
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid
(GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah
salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar
klorida transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan reseptor
komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA
meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga
terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.(1,3)

FARMAKOKINETIK
Propofol dengan cepat diabsorbsi tubuh dan didistribusikan dari darah ke jaringan.
Distribusi propofol melalui 2 fase. Dengan fase kedua merupakan fase yang lebih lambat
karena terjadi metabolisme di hati yang signifikan (konjugasi) sebelum diekskresi lewat urin.
Lebih kurang 2% dari dosis yang diberikan diekskresi melalui feses. Propofol dapat
menembus plasenta dan diekskresi melalui susu.(1)
Setelah dosis bolus diberikan, terjadi keseimbangan dengan cepat antara plasma dan
otak yang menggambarkan kecepatan onset anestesi. Pemutusan dosis setalah pemeliharaan
anestesi selama lebih kurang 1 jam atau untuk sedasi pasien ICU selama 1 hari, menyebabkan
penurunan cepat konsentrasi propofol dalam darah. Pemberian infus jangka panjang (10 hari
pada sedasi pasien ICU) menyebabkan akumulasi signifikan propofol dalam jaringan, maka
sedasi propofol menjadi lambat dan waktu sadar kembali menjadi meningkat.(1,4)
Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme oksidatif hepatik oleh cytochrome
P-450. Namun metabolisme tidak hanya dipengaruhi hepatik tetapi juga ekstrahepatik.
4

Metabolisme hepatik lebih cepat dan lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut
air sementara metabolisme asam glukoronat diekskresikan melalui ginjal. Propofol
membentuk 4-hydroxypropofol oleh sitokrom P450. Propofol yang berkonjugasi dengan
sulfat dan glukoronide menjadi tidak aktif dan bentuk 4 hydroxypropofol yang memiliki 1/3
efek hipnotik. Kurang dari 0,3% dosis obat diekskresikan melalui urin. Waktu paruh propofol
adalah 0,5-1,5 jam tapi yang lebih penting sensitive half time dari propofol yang digunakan
melalui infus selama 8 jam adalah kurang dari 40 menit. Maksud dari sensitive half time
adalah pengaruh minimal dari durasi infus karena metabolisme propofol yang cepat ketika
infus dihentikan sehingga obat kembali dari tempat simpanan jaringan ke sirkulasi.(1,4)
Meskipun metabolisme propofol cepat tidak ada bukti yang menunjukkan adanya
gangguan eliminasi pada pasien sirosis hepatis. Konsentrasi propofol di plasma sama antara
pasien yang meminum alkohol dan yang tidak. Disfungsi ginjal tidak mempengaruhi
metabolisme bersihan propofol dan selama pengamatan lebih dari 34 tahun metabolisme
propofol dimetabolisme di urin hanya 24 jam pertama. Pasien yang berusia lebih dari 60
tahun menunjukkan penurunan bersihan plasma propofol dibandingkan pasien dewasa.
Kecepatan bersihan propofol mengkonfirmasi bahwa obat ini dapat digunakan secara terus
menerus intravena tanpa efek kumulatif. Propofol mampu melewati sirkulasi plasenta namun
secara cepat dibersihkan dari sirkulasi fetus.(1,3)

FARMAKODINAMIK
1. Efek pada Susunan Saraf Pusat
Propofol menurunkan Cerebral Metabolism Rate terhadap oksigen (CRMO2),
aliran darah, serta tekanan intrakranial (TIK). Pada pasien dengan TIK normal terjadi
penurunan TIK (30 %) yang berhubungan dengan penurunan sedikit tekanan perfusi
serebral (10 %). Pemberian fentanyl dosis rendah bersama dengan propofol dosis
suplemen mencegah kenaikan TIK pada intubasi endotrakeal. (1)
Penggunaan propofol sebagai sedasi pada pasien dengan lesi yang mendesak
ruang intra kranial tidak akan meningkatkan TIK. Dosis besar propofol mungkin
menyebabkan penurunan tekanan darah yang diikuti penurunan tekanan aliran darah
ke otak. Autoregulasi cerebral sebagai respon gangguan tekanan darah dan aliran
5

darah ke otak yang mengubah PaCo2 tidak dipengaruhi oleh propofol. Akan tetapi,
aliran darah ke otak dipengaruhi oleh PaCO 2 pada pasien yang mendapatkan propofol
dan midazolam. Propofol menyebabkan perubahan gambaran EEG yang mirip pada
pasien yang mendapatkan thiopental. Cortical somatosensory evoked potentials yang
digunakan sebagai alat untuk memantau fungsi sumsum tulang belakang
menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil (penurunan amplitudo) antara pasien
yang mendapatkan propofol saja dan yang mendapatkan propofol, N2O atau zat
volatil lainnya. Propofol tidak mengubah gambaran EEG pasien kraniotomi. Mirip
seperti midazolam, propofol menyebabkan ganguan ingatan yang mana thiopental
memiliki efek yang lebih sedikit serta fentanyl yang tidak memiliki efek gangguan
ingatan.(1)
2. Efek pada Sistem Respiratorik
Propofol menyebabkan bronkodilatasi pada pasien dengan penyakit paru
obstruktif kronik. Terdapat resioko apnea sebesar 25%-35% pada pasien yang
mendapat propofol. Pemberian agen opioid sebagai premedikasi meningkatkan resiko
apnea. Infus propofol menurunkan volume tidal dan frekuensi pernapasan. Respon
pernapasan menurun terhadap keadaan peningkatan karbon dioksida dan hipoksemia.
Propofol menyebabkan bronkokontriksi dan menurunkan resiko terjadinya wheezing
pada pasien asma. Konsentrasi sedasi propofol menyebabkan penurunan respon
hiperkapneia akibat efek terhadap kemoreseptor sentral.(1,4)
3. Efek pada Sistem Kardiovaskuler
Propofol lebih menurunkan tekanan darah sistemik dari pada thiopental.
Penurunan tekanan darah ini juga dipengaruhi perubahan volume kardiak dan
resistensi pembuluh darah. Relaksasi otot polos pembuluh darah disebabkan hambatan
aktivitas simpatis vasokontriksi. Stimulasi langsung laringoskop dan itubasi trakea
membalikkan efek propofol terhadap tekanan darah. Propofol juga menghambat
respon hipertensi selama pemasangan laringeal mask airways. Sebagai tambahan N 2O
tidak mengubah respon tekanan darah pada pasien yang diberikan propofol. Suatu
penekan respon misalnya ephedrin dapat dimanfaatkan pada pasien ini.(1)

Bradikardi dan asistol pernah dilaporkan pada pasien yang mendapatkan


propofol sehingga disarankan obat antikolinergik untuk mengatasi stimulasi ke nervus
vagus. Propofol sebenarnya juga meningkatkan respon syaraf simpatis dalam skala
ringan dibandingkan saraf parasimpatis sehingga terjadi dominasi saraf parasimpatis.
Resiko bradikardia related death selama anestesi propofol sebesar 1,4/100.000.
Bentuk bradikardi yang parah dan fatal pada anak di ICU ditemukan pada pemberian
sedasi propofol yang lama. Anestesi propofol dibandingkan anestesi lain
meningkatkan refleks oculokardiak pada pembedahan strabismus anak selama
pemberian antikolinergik.
Respon denyut jantung selama pemberian atropin intravena berbeda tipis
pasien yang mendapat propofol dan pasien yang sadar. Penurunan respon atropin
terjadi karena propofol menekan aktifitas saraf simpatis. Pengobatan propofol yang
menginduksi bradikardia adalah dengan pemberian beta agonis contohnya
isoproterenol.(1)
4. Efek pada fungsi hepar dan ginjal
Propofol tidak mengganggu fungsi hepar dan ginjal yang dinilai dari enzim
transamin hati dan konsentrasi kreatinin. Infus propofol yang lama menimbulkan luka
pada sel hepar akibat asidosis laktat. Infus propofol yang lama menyebabkan urin
berwarna kehijauan akibat adanya rantai phenol. Namun perubahan warna urin ini
tidak mengganggu fungsi ginjal. Namun ekskresi asam urat meningkat pada pasien
yang mendapatkan propofol yang ditandai dengan urin yang keruh, terdapat kristal
asam urat, pH dan suhu urin yang rendah. Efek ini menandai gangguan ginjal akibat
propofol.(1,4)
5. Efek pada tekanan intraokular
Pembedahan laparaskopi dinilai berhubungan dengan peningkatan TIO dan
posisi pasien saat laparoskopi meningkatkan resiko hipertensi okular. Pada kasus ini
propofol menurunkan TIO segera setelah induksi dan selama tindakan intubasi trakea.
Penurunan TIO ini meningkat pada pasein yang juga mendapatkan isofluran.(1)

6. Efek pada koagulasi


Propofol tidak mengganggu koagulasi dan fungsi trombosit. Namun ada
laporan yang menunjukkan bahwa emulsi propofol yang bersifat hidrofobil
mempengaruhi koagulasi darah dan menghambat agregasi trombosit melalui pengaruh
mediator inflamasi lipid termasuk tromboxan A2 dan faktor-faktor pengaktivasi
platelet/platelet-activating factor (PAF).

7. Aplikasi Terapeutik Nonhipnotik


a. Efek antiemetik
Insiden mual dan muntah post operasi menurun pada pasien yang
diberikan propofol. Dosis subhipnotik propofol (10-15 mg iv) mungkin
digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah terutama jika bukan
disebabkan rangsangan nervus vagus. Selama masa postoperasi, keuntungan
propofol adalah onset kerja yang cepat dan tiada efek samping obat yang
serius. Propofol memiliki efek umum dalam menatalaksana mual dan muntah
pada konsentrasi yang tidak menimbukan efek sedasi. Efek antiemetik timbul
pada pemberian propofol 10 mg diikuti dengan 10 mikrogram/kgBB/menit.
Dosis subhipnotik propofol efektif menatalaksana rasa mual dan muntah
akibat kemoterapi. Ketika induksi dan mempertahankan anestesi, penggunaan
propofol lebih efektif daripada pemberian ondansentron.
b. Efek anti pruritus
Propofol 10 mg iv efektif untuk menatalaksana pruritus yang
dihunbungkan dengan opioid neuraxis atau kolestasis. Kualitas analgesia tidak
dipengaruhi propofol. Mekanisme efek antipruritus berhubungan kemampuan
obat menekan aktifitas spinal. Terdapat suatu penelitian yang menunjukkan
bahwa intratekal opioid menimbulkan pruritus melaliu eksitasi segmental dari
sumsum tulang.
c. Aktivitas antikonvulsan

Propofol merupakan antiepileptik dengan merefleksi GABA mediated


presinaps dan postsinaps inhibition dari kanal ion klorida. Dosis propofol> 1
mg/kgBB iv menurunkan durasi kejang 35%-45% pada pasien yang
mengalami elektrokonvulsif.
d. Attenuation Bronkokonstriksi
Dibandingkan thiopental, propofol menurunkan prevalensi terjadinya
mengi/wheezing setelah induksi dengan anestesia dan intubasi trakea pada
pasien tanpa riwayat asma dan pasien dengan riwayat asma. Formula baru
propofol yang menggunakan metabisulfit sebagai pengawet. Metabisulfit
menimbulkan bronkokontriksi pada pasien asma. Pada studi di hewan,
propofol tanpa metabisulfit menimbulkan stimulus ke nervus vagus yang
menginduksi bronkokontriksi dan metabisulfit sendiri dapat meningkatkan
kurang responnya saluran pernapasan. Setelah intubasi trakea, pasien dengan
riwayat merokok, resistensi saluran pernapasan meningkat pada pasien yang
mendapat propofol dan metabisulfit serta ethylenediaminetetraacetic (EDTA).
Sehingga penggunaan bahan pengawet propofol meningkatkan resiko
terjadinya bronkokontriksi. Propofol yang menginduksi bronkokontriksi
pernah dilaporkan pada pasien dengan riwayat alergi.

PENGGUNAAN KLINIS
Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama karena cepat dan efek mengembalikan
kesadaran yang komplit. Infus intravena propofol dengan atau tanpa obat anestesi lain
menjadi metode yang sering digunakan sebagai sedasi atau penyeimbang atau anestesi total
iv. Penggunaan propofol melalui infus secara terus menerus sering digunakan di ruang ICU.
1. Induksi Anestesi
Dosis induksi propofol pada pasien dewasa adalah 1,5-2,5 mg/kgBB intravena
dengan kadar obat 2-5 g/ml menimbulkan turunnya kesadaran yang bergantung pada
usia pasien. Mirip seperti barbiturat, anak-anak membutuhkan dosis induksi yang
lebih besar tiap kilogram berat badannya yang mungkin disebabkan volum distribusi
yang besar dan kecepatan bersihan yang lebih. Pasien lansia membutuhkan dosis
9

induksi yang lebih kecil (25%-50%) sebagai akibat penurunan volume distribusi dan
bersihan plasma. Kesadaran kembali saat kadar propofol di plasma sebesar 1,0-1,5
g/ml. Kesadaran yang komplit tanpa gejala sisa SSP merupakan karakter dari
propofol dan telah menjadi alasan menggantikan thiopental sebagai induksi anestesi
pada banyak situasi klinis.(1)
2. Sedasi Intravena
Sensitive half-time dari propofol walau diberikan melalui infus yang terus
menerus, kombinasi efek singkat setara memberikan efek sedasi. Pengembalian
kesadaran yang cepat tanpa gejala sisa serta insidens rasa mual dan muntah yang
rendah membuat propofol diterima sebagai metode sedasi. Dosis sedasinya adalah 25100 g/kgBB/menit secara intravena dapat menimbukan efek analgesik dan amnestik.
Pada beberapa pasien midazolam atau opioid dapat dikombinasikan dengan propofol
melalui infus. Sehingga intensitas nyeri dan rasa tidak nyaman menurun.(1,2,3)
Propofol yang digunakan sebagai sedasi selama ventilasi mekanik di ICU pada
beberapa populasi termasuk pasien post operasi (bedah jantung dan bedah saraf) dan
pasien yang mengalami cedera kepala. Propofol juga memiliki efek antikonvulsan,
dan amnestik. Setelah pembedahan jantung, sedasi propofol mengatur respon
hemodinamik post operasi dengan menurunkan insiden dan derajat takikardi dan
hipertensi. Asidosis metabolik, lipidemia, bradikardia, dan kegagalan myokardial
yang progresif pada beberapa anak yang mendapatkan sedasi propofol selama
penanganan gagal napas akut di ICU.
3. Pemeliharaan/Maintenance Anestesia
Dosis tipikal anestesi 100-300 g/kgBB/menit iv sering di kombinasikan
dengan opioid kerja singkat. Walaupun propofol diterima sebagai anestesi prosedur
bedah singkat, tetapi propofol lebih sering digunakan untuk operasi yang lama
(<2jam) dipertanyakan mengingat harga dan efek yang sedikit berbeda pada waktu
kembalinya kesadaran dibandingkan standar teknik anestesi inhalasi. Anestesi umum
dengan propofol dihubungkan dengan efek yang minimal pada rasa mual dan muntah
post operasi, pengembalian kesadaran.(1,2,3)

10

EFEK SAMPING DAN KONTRAINDIKASI


Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek samping, termasuk
nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah arterial dan yang jarang adalah
trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat direduksi dengan pemilihan
vena yang besar, mengindari vena di dorsum manus, dan menambahkan lidokain pada larutan
propofol. (1,5)
Efek samping yang paling signifikan adalah penurunan tekanan darah sistemik.
Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan tekanan darah.
Mungkin pemberian dengan dosis lebih kecil dan cara pemberian pelan serta rehidrasi yang
adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah. Berlawanan dengan hal tersebut, efek
laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan peningkatan MAP, denyut nadi dan tahanan
vascular sistemik kurang signifikan pada propofol jika dibandingkan dengan thiopental.(5)
Sindroma infus Propofol (Propofol infusion syndrome) jarang terjadi namun letal,
dikaitkan dengan infuse propofal 5 mg/kg/jam atau lebih dari 48 jam atau lebih. Gejala klinik
berupa kardiomiopati dengan gagal jantung akut, asidosis metabolic, miopati skeletal,
hiperkalemia, hepatomegali dan lipemia. Bukti yang ada menunjukkan kemungkinan sindrom
ini disebabkan kegagalan metabolisme asam lemak bebas yang disebabkan masuknya asam
lemak bebas ke mitokondria dan gangguan rantai respirasi mitokondria.(5,6)
Jika terjadi overdosis, pemberian injeksi harus segera dihentikan karena kemungkinan
besar dapat menyebabkan depresi kardiorespiratori harus ditangani dengan ventilasi
menggunakan oksigen. Depresi kardiovaskular mungkin memerlukan pengubahan posisi
pasien dengan menaikkan kaki asien, meningkatkan laju aliran infus, dan pemberian obat anti
kolinergik.
Propofol dikontraindikasikan bagi pasien dengan hipersensitivitas pada obat atau
bahan penyusun obat. Propofol injeksi juga dikontraindikasikan bagi pasien alergi terhadap
telur, produk telur, kedelai atau produk kedelai.(5,6)

11

KESIMPULAN
Propofol merupakan obat anestesi hipnotik sedative yang tidak termasuk dalam
golongan benzodiazepin maupun barbiturat. Propofol, obat anestesi intravena yang sering
digunakan sebagai induksi anestesi dikarenakan karakter recovery anestesi yang cepat tanpa
rasa pusing dan mual-mual. Injeksi intravena pada dosis terapetik memberikan efek hipnotik
dengan cepat, biasanya dalam waktu 30 detik dari awal pemberian injeksi. Serupa dengan
obat anestesi dengan aksi cepat yang lain, waktu paruh dalam darah otak + 1-3 menit,
dihitung untuk induksi cepat pada anestesi.
Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan dengan
obat anestesi lain yang disuntikan secara cepat. Selain cepat mengembalikan kesadaran,
propofol memberikan gejala sisa yang minimal pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih
sering apabila obat disuntikkan pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri dapat
dikurangi dengan pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.
Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid
(GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedative hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor GABA. GABA adalah
salah satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktifasi, penghantar
klorida transmembaran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post
sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps. Interaksi propofol dengan reseptor
komponen spesifik reseptor GABA menurunkan neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA
meningkatkan durasi pembukaan GABA yang teraktifasi melalui chloride channel sehingga
terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.

DAFTAR PUSTAKA

12

1. McKeage Katty and Caroline M Perry. Propofol: A Review is use in Intesive Care
Sedation of Adults. New Zealand: Adis International Limited., 2003; 17 (4): 235-272.
2. Soenarjo dkk. Anestesiologi. Semarang: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran UNDIP/RSUP Kariadi; 2010.
3. Latief,A,Said dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Propofol. Fakultas
Kedokteran UI. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.
4. Propofol. Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Propofol. Accessed on June 2010.
5. Handoko, Tony, SK. Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Anestesi Umum.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2004.
6. Marik PE. Propofol: therapeutic indications and side-effects. Curr
Pharm Des. 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai