LAPORAN
Disusun sebagai syarat lulus mata kuliah Pneumatik dan Hidrolik pada semester genap tahun
2012/2013 yang diampu oleh Bapak Gumono S.T., M.MT.
Oleh
David Alexander Djando
NIM 1331210191 2I PERAWATAN
PENGANTAR
Pneumatik adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak udara dan gejala-gejalanya.
Berasal dari bahasa Yunani Pneuma yang artinya angina tau nafas. Penemu Pneumatik
adalah Ktesibios.
a.
Kelebihan Pneumatik:
-
b.
Kekurangan Pneumatik:
-
c.
Bersih
Tidak berbahaya
Mudah dikembangkan
Udara yang digunakan tidak perlu membeli
Bising
Investasi awal mahal
Aplikasi Pneumatik:
-
Automotive
Textile
Building and material building
Chemical and beverage
Transformation and logistic
Plastic
Paper
BAB I
1.1
A.
Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
- Push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
1.2
A
Z
P
A.
Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
- 3/2 way valve
- Push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
1.3
A.
Nama Komponen
- Double Acting Cylinder
1.4
A.
Nama Komponen
- Double Acting Cylinder
- 2 buah push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
BAB II
2.1
Batang torak dari SAC bergerak maju bila tombol tekan 3/2 beroperasi dan
kembalinya bergerak secara cepat.
A. Gambar Rangkaian Otomasi Pneumatik
v=0
2
1
3
3
2
B. Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
2.
Gerakan maju dari SAC dilakukan dengan cara menekan tombol tekan 3/2 dari 2
arah secara bersamaan kemudian kembalinya bergerak cepat.
A. Gambar Rangkaian Otomasi Pneumatik
v=0
2
1
3
2
1
2
1
B. Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
- Quick Exhaust valve
- Shuttle valve
- 2 buah push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
Piston rod dari SAC bergerak maju pelan-pelan, apa bila katup push button 3/2
beroperasi secara bersamaan.
Gambar Rangkaian Otomasi Pneumatik
v=0
50%
A.
50%
3.
2
1
2
1
B.
Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
- One way flow control valve
- Two pressure valve
- 2 buah push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
Piston rod dari SAC dapat bergerak maju perlahan-lahan bila kedua katup push
button 3/2 ditekan secara bersamaan, begitu juga bila push button 3/2 lainnya
ditekan maka piston rod bergerak pelan-pelan juga.
A.
50%
50%
4.
2
1
1
2
B.
Nama Komponen
- Single Acting Cylinder
- One way flow control valve
- Shuttle valve
- Two pressure valve
- 3 buah push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
Distribusi Bola
Bola dari gravity feed magazine harus didistribusikan ke lubang 1 dan lubang 2
secara bergantian dengan kecepatan distribusi dapat diatur. Signal untuk
menggerakan piston diberikan oleh salah satu push button 3/2. Langkah maju atau
mundur setelah piston menjatuhkan bola ke lubang 1 dan 2.
Gambar Rangkaian Otomasi Pneumatik
b1
50%
b-
b
y
v=0
b1
b0
50%
b0
50%
A.
50%
2.2
b-
y
p
2
2
2
1
1
1
C.
Nama Komponen
- Double Acting Cylinder
- 2 buah one way flow control valve
- Katup 4/2
- 2 buah two pressure
- Shuttle valve
- 2 buah push button 3/2
- Roller luver 3/2
- Roller luver with idle return 3/2
- Air service unit
- Compressed
2.
C.
Nama Komponen
- Double Acting cylinder
- 2 buah one way flow control valve
- Katup 4/2
- Shuttle valve
- Push button 3/2
- Pedal 3/2
- Roller luver 3/2
- Air service unit
- Compressed
3.
Gambar Sket
B.
100%
100%
A
A
A
Y
P
A
X
A
Y
C.
X
A
Nama Komponen
- Double Acting cylinder
- 2 buah one way flow control valve
- Katup 4/3 tertutup pada posisi menengah
- 2 buah shuttle valve
- 4 buah push button 3/2
- Air service unit
- Compressed
Y
A
4.
Gambar Sket
B.
Y
P
A
X
A
X
C.
Nama Komponen
- Double Acting cylinder
- Katup 4/2
- Two pressure valve
- Shuttle valve
- 4 buah push buttsn 3/2
- Air service unit
- Compressed
BAB III
METODE INTUITIF
3.1
Pengertian
Metode ini adalah cara yang paling sederhana tetapi hanya gerakan sederhana
yang bias memakai rangkaian ini. Metode intuitif adalah memecahkan persoalan dengan
cara coba-coba. Dimana urutan tata kerja silinder dibagi dalam kronologisnya, dengan
kata lain agar tidak panjang lebar dalam menuliskan tata kerja, maka tabular dari
langkah-langkah kerja gerakan silinder.
A.
Langkah Kerja
Silinder A
Silinder B
Maju
Maju
3
4
Mundur
-
Mundur
atau +
atau -
Gerakan :
B.
Gerakan
Silinder
Signal
A atau A+
a1
B atau B+
b1
A atau A-
a0
B atau B-
b0
B
a0
A+
b0
start
Y
P
a1
b1
R
b0
Aa1
R
B+
BAB IV
B-
Y
P
b1
a0
R
METODE CASCADE
4.1
Pengertian
Yaitu memecahkan persoalan dengan aturan sebagai berikut:
1.
2.
A + B+
B- A-
II
3.
4.
Jumlah katup yang membalik sama dengan jumlah kelompok dikurangi Satu
5.
6.
Jika mengubah kelompok, batas peralihan harus ditarik di bawah supply line
7.
Jika mengubah kelompok, batas peralihan harus di tarik di atas supply line
8.
A + B+
B- A-
II
Jadi terdapat dua kelompok, oleh sebab itu harus ada dua jalur dan satu katup yang
membalik.
4.1.1
Katup yang berfungsi sebagai pembagi atau pemindah saluran adalah katup 4/2
way valve.
Contoh:
2 Saluran
3 Saluran
(1-2)
(1-2)
Y
P
(2-1)
(2-3) Z
Y
P
4 Saluran
(3-4)
Y
P
(2-3) Z
(1-2) Z
Y
P
B
Y
(4-1)
(3-1)
4.2
5=1
Cyl
A
0
1
Cyl
B
0
a1
A+
b0
start
a0
B+
Ab1
BII
b0
4.2.1
Cyl B
a0
A+
a1
b0
A-
B+
a1
(1-2) Z
b1
a0R
b1
B-
Y (2-1)
b0
start
4.3
P
A
Cyl A
0
8=1
Cyl B
0
1
Cyl C
0
1
Cyl D
0
a1
A+
d0
c1
B-
C+
AII
b0
(B+ C-)
a0
D+
III
b1/c0
IV
Dd1
d0
start
4.3.1
A0
A1
B0
A
Y
C0
A
Y
B1
A1
P
D1
P
Y
P
C0
P
B1
A
Z
Y
P
Y
P
A0
P
R
A
D0
B0
P
A
Y
D0
C1
C1
BAB V
METODE STEP COUNTER
D1
Y
P
5.1
(reset) 4
5 (prepare)
A
Z
Y
P
1 (prepare)
A
X
2 (confirm)
Keterangan:
1. Porporation signal from previous module
2. Feed back signal from previous module
3. Switching signal two power valve
4. Reset signal to previous modul
5. Proporation signal to next modul
6. Reset signal from next modul
5.2
6 (reset)
5=1
A1
B1
A0
B0
a0
a1
a1
a0
b0
b0
b1
b1
A
0
1
B
0
A1
P
X
Y
A
B1
P
A1
P
BO
5.3
P
X
B1
A
Y
A
X
BO
A0
P
A1
B0
C1
A0
a0
a1
b0
d0
b1
c0
B1 C0)
D1
D0
a1
a0
b1
d1
c1
b0
c0
A
0
1
B
0
1
C
0
1
D
0
(
c1
8=1
A0
A1
B0
A1
4
A0
2
1
D0
D1
D1
D0
C0
C1
C1
2
1
4
B0
C0
B1
B1
2
B1
1
2
D0
1
A1
1
B0
1
C1
1
A0
1
BAB VI
C0
1
D1
1
6.1
Relay Type
Programmable Logic Controller (PLC) mempunyai 4 types relay:
1. Input relay (IR)
Untuk menerima signal yang masuk untuk mendistribusikannya kemana input
itu diperlukan.
OMRON C 20 mempunyai 16 input relays dan mungkin dapat ditambah 80
2. Output relay (OR)
Hanya relay yang mana dapat disamakan untuk menggerakan beban bagian
luar PLC (contoh: solenoid, siren start a motor)
OMRON C 20 hanya mempunyai 20
3. Internal auxiliary relays (AR)
Hanya digunakan untuk proses internal logic signal dan tidak dapat disamakan
menggerakan beban luar.
OMRON C 20 mempunyai 136 internal auxiliary relay.
4. Holding relays (HR)
Digunakan juga untuk proses internal logic signal, banyak yang sama seperti
internal auxiliary relays.
HR dapat menyimpan memory selama daya berkurang.
OMRON C 20 mempunyai 160 holding relays.
6.2
switch
reset
prepare
reset
Y
P
prepare
A
X
confirm
prepare
confirm
HR
Reset
HR
out
6.1.3
5=1
A
0
1
B
0
Notasi
A1
B1
B0
A0
001
002
002
002
003
003
004
003
start
Diagram Ladder
OV
240 V
HR 004
HR 004
001
000
HR 002
HR 001
HR 001
OR 502
002
HR 002
HR 003
HR 002
HR 002
004
OR 504
HR 003
HR 004
3
HR 003
OR 503
HR 003
HR 004
HR001
4
HR004
HR 501
END
502
501
504
503
A1
A0
B1
B0
Keterangan:
Start
: 000
A1
: 502
A0
: 501
B1
: 504
B0
: 503
a1
: 002
a0
: 001
b1
: 004
b0
: 003
BAB VII
PERHITUNGAN GAYA EFEKTIF DAN KONSUMSI UDARA
7.1
Gaya Silinder
1.
2.
F= Gaya teoritis
(N)
A= Luas penampang
(mm2)
P= Tekanan operasional
Namun pada kenyataannya gaya efektif piston tidak demikian, kita harus
memperhitungkan tekanan gesek (untuk SAC ditambah gaya balik pegas). Pada
tekanan operasi normal (400-800 Kpa atau Bar), gaya gesek yang diambil berkisar
antara 3%-20% dari gaya teoritis. Sehingga didapat rumus untuk perhitungan
gaya pada silinder SAC dan DAC sebagai berikut:
a. Gaya pada SAC
Fn= A . P (Fr+Fp)(N)
Dengan:
Fn = Gaya efektif
(N)
(mm2)
P = Tekanan operasional
(N)
Fp = Gaya pegas
(N)
Dengan:
Fn = Gaya efektif
(N)
(mm2)
(mm2)
P = Tekanan operasional
71.1
Ditanya:
Tekanan operasi
: 6 bar
Diameter piston
: 50 mm
: 12 mm
Gaya gesek
Berapa gaya efektif maju dan mundur pada silinder DAC tersebut?
Jawab:
Tekanan operasi = 6 bar = 6.105 Pa = 6.105 N/m2 = 6.10-1 N/mm2
a. Fn maju
= A . P Fr
= ( /4 . 502 . 6.10-1) Fr
= 1178,09724 10% 1178, 09724
= 1178,09724 117,809724
= 1060,28752 N
b. Fn mundur = (A.Ar).P-Fr
= ( /4.(502-122). 6.10-1)-Fr
= 1110,138 10%1110,238
= 999, 214 N
7.2
Konsumsi Udara
(N)
V = Konsumsi udara
(l/menit)
S = Panjang langkah
(mm)
n = Jumlah langkah
(langjah/menit)
(mm2)
(mm2)
7.2.2
Diketahui:
Ditanya:
Tekanan operasi
= 600 Kpa
Diameter piston
= 50
mm
= 12
mm
Panjang langkah
= 100 mm
Piston bekerja
= 10
lankah
/menit
Jawab:
Perbandingan kompresi = 101,3 + 600/101,3
= 6,9
V = n.(S(A+Ar)).perbandingan kompresi
V = n.(S( /4 D2+( /4(D2-d2)))). 6,9
V = 10.(100( /4 502+( /4(502-122)))). 6,9
V = 10(100(1963,495 + 1850,398)). 6,9
V = 26315865,15 mm3/menit
V = 26,32 liter/menit