Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari
terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada
saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.
Selain oksigen, keberlangsungan fungsional tubuh juga dipengaruhi oleh
keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa dipertahankan oleh tubuh
melalui berbagai mekanisme. Pada kondisi yang asidosis atau alkalosis, tubuh akan
mengalami banyak gangguan.
Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan
pemeliharaan keseimbangan asam basa klien. Oleh karena itu, perawat harus
memahami konsep kebutuhan oksigen dan keseimbangan asam basa. Selain itu,
perawat juga harus terampil dalam melakukan intervensikeperawatan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan oksigen dan asam basa. Pada bab ini, konsep dan aplikasi
yang berkenaan dengan kebutuhan oksigen dan asam basa akan diuraikan secara
sederhana.
Manfaat
Oksigen
Bagi
Tubuh
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami
kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang
sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi
kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen
(Kozier dan Erb 1998).
Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan
metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen
yang sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara
normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara
optimal. ATP membcrikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan
keperluan berbagai aktivitas untuk memelihara efektivitas segala fungsi tubuh.
Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara adekuat, maka mitokondria akan
memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP. Walaupun
dalam kondisi kekurangan oksigen akan diproduksi ATP melalui proses glikolisis di
dalam sitosol, akan tetapi ATP yang dihasilkan tidak sebanyak di dalam mitokondria.
Oleh karena tidak adekuatnya oksigen, sel akan kehilangan fungsinya dan
selanjutnya akan mengakibatkan jaringan dan organ tubuh juga kehilangan
fungsinya. Hal tersebut menyebabkan kehidupan seseorang berada dalam bahaya.
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai
lambang O dan nomor
atom 8.
Ia
merupakan
unsur
golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur
lainnya (utamanya menjadioksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom
unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan
rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan
unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa[1] dan unsur
paling melimpah di kerak Bumi.[2] Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume
atmosfer bumi..[3]
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup,
seperti protein, karbohidrat,
dan lemak,
mengandung
oksigen.
Demikian
pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan.
Oksigen dalam bentuk O2dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan
tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua
makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk
kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian
mulai berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.[4] Terdapat
pulaalotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer membantu
melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah
polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada
tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley
lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak.
Istilah oxygen diciptakan
oleh Antoine
Lavoisier pada
tahun
1777,[5] yang
eksperimennya
dengan
oksigen
berhasil
meruntuhkan teori
flogiston pembakaran dankorosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan
dengan distilasi
bertingkat udara
cair,
dengan
munggunakan zeolit untuk
memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll.
Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan
sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan
pada pesawat terbang,kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Struktur
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak
berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan
dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan
sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda[6] ataupun sebagai
kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron. [7]
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2.[8] Konfigurasi elektron molekul
ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul yang
berdegenerasi.[9] Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde
ikatan dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah
daripada ikatan rangkap tiga nitrogen.[8]
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh
karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi
pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik
kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen
cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat. [10][11]
Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara
alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. [12] Ia juga
dihasilkan ditroposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang
pendek,[13] dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif.
[14]
Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pada
hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan
mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan
kerusakan pada jaringan.[15]
Ozon merupakan gas langka pada bumi yang dapat ditemukan distratosfer.
[sunting]Alotrop
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Alotrop oksigen
Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O2.
Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJmol-1.[16] Altrop oksigen ini
digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama
atmosfer bumi.
Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat
reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. [17] Ozon diproduksi di atmosfer bumi
ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O2 oleh
radiasi ultraviolet (UV).[5] Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat
kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang
melindungi planet.[5] Namun, dekat permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara
yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran otomobil. [18]
Molekul metastabil tetraoksigen (O4) ditemukan pada tahun 2001, [19][20] dan
diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini dibuktikan
pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan
struktur gerombol rombohedral O8.[21] Gerombol ini berpotensi sebagai oksidatoryang
lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat digunakan dalam bahan bakar roket.[19]
[20]
Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat ditekan
sampai di atas 96 GPa[22]. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu yang
sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor.[23]
[sunting]Sifat fisik
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini tidak
berkaitan; warna biru langit disebabkan olehpenyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu
molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik yang
sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 C,
konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mgL 1, manakala pada suhu 20 C
oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mgL 1.[24][25] Pada suhu 25 C dan 1 atm udara,
air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala dalamair
laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.[26] Pada suhu 5 C, kelarutannya
bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 C) per liter untuk air
murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (182,95 C, 297,31 F), dan membeku pada
54.36 K (218,79 C, 361,82 F).[27] Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna
biru langit. Hal ini dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan
kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara
cair;[28] Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan
nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan
harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.[29]
[sunting]Isotop
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop oksigen
Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah 16O, 17O, dan 18O, dengan 16O
merupakan yang paling melimpah (99,762%).[30] Isotop oksigen dapat berkisar dari
yang bernomor massa 12 sampai dengan 28.[30]
Kebanyakan 16O di disintesis pada akhir proses fusi helium pada bintang, namun
ada juga beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon. [31] 17O utamanya
dihasilkan dari pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO,
membuatnya menjadi isotop yang paling umum pada zona pembakaran hidrogen
bintang.[31] Kebanyakan 18O diproduksi ketika 14N (berasal dari pembakaran CNO)
menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang paling umum di zona kaya
helium bintang.[31]
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil adalah 15O
dengan umur paruh 122,24 detik dan 14O dengan umur paruh 70,606 detik.[30]Isotop
radioaktif sisanya memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan
mayoritas memiliki umur paruh kurang dari 83 milidetik. [30] Modus peluruhan yang
paling umum untuk isotop yang lebih ringan dari 16O adalah penangkapan elektron,
menghasilkan nitrogen, sedangkan modus peluruhan yang paling umum untuk
isotop yang lebih berat daripada 18O adalah peluruhan beta, menghasilkan fluorin.[30]
Peranan biologis
[sunting]Fotosintesis dan respirasi
Fotosintesis menghasilkan O2
Di
alam,
oksigen
bebas
dihasilkan
dari fotolisis air
selama fotosintesis oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan
menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan
sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan. [36]
Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah: [37]
6CO2 + 6H2O + foton C6H12O6 + 6O2
Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan
energi empat foton.[38] Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun
hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod.
Ini digunakan untuk mensintesis ATP viafotofosforilasi.[39] O2 yang dihasilkan
sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.[40]
Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob.
Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina
trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis
besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 2880 kJmol-1
Pada vertebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa
oleh sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari
merah kebiruan menjadi merah cerah. [41][17] Terdapat pula hewan lainnya
yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapaartropoda)
ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster).[32] Satu
liter
darah
dapat
melarutkan 200 cc O2.[32]
Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2) dan hidrogen
peroksida (H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam
tubuh organisme.[32] Namun, bagian sistem kekebalan organisme tingkat
tinggi pula menghasilkan peroksida, superoksida, dan oksigen singlet untuk
menghancurkan mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran
yang penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan
patogen.[39]
Dalam keadaan istirahat, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram
oksigen per menit.[42] Jumlah ini setara dengan 6 miliar ton oksigen yang
dihirup oleh seluruh manusia per tahun. [43]
http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen
Proses Pembentukan ATP Di Mitokondria dan Hubungan Pembentukan ROS
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096471-prosespembentukan-atp-di-mitokondria/#ixzz1grWpxAfh