DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.Endi Eka Saputra
2.mardalena
3.Mera mareta
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2010/2011
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang............................................................................. 1
1.2Tujuan Khusus............................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Oksigenasi................................................................. 3
2.2 Karakteristik Oksigen.................................................................. 3
a. Struktur............................................................................ 4
b. Alotrop............................................................................. 5
c. SiIat Fisik......................................................................... 6
d. Isotop............................................................................... 6
2.3 Peranan Biologis..........................................................................7
a. Fotosintesis dan Respirasi................................................7
b. Penumpukan oksigenasi di AtmosIer...............................8
2.4 Sejarah Oksigen............................................................................9
a. Percobaan awal.................................................................9
b. Teori Flogiston.................................................................9
c. Penemuan.........................................................................10
d. Kontribusi Lavoiser..........................................................11
2.5 proses Oksigenasi.........................................................................12
a. Ventilasi............................................................................12
b. PerIusi...............................................................................12
c. DiIusi................................................................................13
d. Transportasi gas................................................................14
2.6 Iaktor Kebutuhan Oksigenasi.......................................................15
a. Faktor Fisiologo...............................................................15
b. Faktor Perkembangan.......................................................15
c. Faktor lingkungan.............................................................16
d. Faktor Perilaku.................................................................16
e. Gaya Hidup.......................................................................17
I. Status Kesehatan...............................................................17
g. Narkotika..........................................................................17
h. Gangguan Fungsi Pernapasan...........................................17
i. Perubahan pernapasan......................................................18
j. Obstruksi jalan Napas.......................................................18
k. Latihan................................................................................18
l. Emosi..................................................................................19
2.7 Volume dan Kapasitas Paru...........................................................19
a. Volume Paru.......................................................................19
b. Kapasitas Paru....................................................................20
2.8 Sistem Hematologi.........................................................................21
a. Transpor Oksigen...............................................................21
b. Transpor Karbondioksida...................................................23
2.9 Tipe Kekurangan Oksigen..............................................................24
a. Hipoksemia.........................................................................24
b. Hipoksia..............................................................................24
c. Gagal Napas........................................................................25
d. Gangguan irama/Irekuensi pernapasan...............................26
KATA PENGANTAR
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara Iungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara Iungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Makalah ini berisikan materi-materi dengan penjelasan yang terperinci. Materi-materi
tersebut di buat sesuai dengan perkembangan keperawatan dewasa ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanIaat bagi mahasiswa/mahasiswi.
Palembang, maret 2011
penulis
A I
PENDAHULUAN
1.1 Latar 0akang
Oksig0n atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat
dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).
Pada temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomik dengan rumus O
2
yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan
unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9 volume
atmosIer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti
protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik
yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O
2
dihasilkan
dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama Iotosintesis, dan digunakan pada
respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob,
yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan.
O
2
kemudian mulai berakumulasi pada atomsIer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Terdapat
pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O
3
). Lapisan ozon pada atomsIer membantu
melindungi biosIer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan bumi ia adalah polutan
yang merupakan produk samping dari asbut.Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl
Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun
1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena publikasinya merupakan yang pertama kali
dicetak. Istilah noxyge diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777, yang
eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori Ilogiston pembakaran dan korosi
yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair,
dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbondioksida dan nitrogen dari udara,
ataupun elektrolisis air. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan
pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
-Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah agar mengetahui tentang pengkajian
keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen
Tujuan Khusus
-Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah untuk memahami :
-Pengertian oksigenasi
-Proses oksigenasi
-Faktor-Iaktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
-volume dan kapasitas paru
-Masalah kebutuhan oksgem
-sistem hematologi
A II
PEMAHASAN
2.1 P0ng0rtian Oksig0nasi
Oksigen(o
2
) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan
jaringan tubuh karena oksigen(o
2
) diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus-
menerus. Oksigen(o
2
) diperoleh dari atmosIer melalui proses bernaIas. DiatmosIer juga
terdapat karbon dioksida(co
2
),nitrogen(N
2
)dan unsur-unsur lain.
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O
2
). Kebutuhan Iisiologis
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat
pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
2.2 Karakt0ristik
a) Struktur
Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan
rumus kimia O
2
, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konIigurasi
elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara
sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan
dua ikatan tiga elektron.
Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O
2
. KonIigurasi elektron molekul ini
memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul yang
berdegenerasi. Kedua orbital ini dikelompokkan sebagai antiikat (melemahkan orde ikatan
dari tiga menjadi dua), sehingga ikatan oksigen diatomik adalah lebih lemah daripada ikatan
rangkap tiga nitrogen.
Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O
2
bersiIat paramagnetik oleh karena spin
momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatiI
antara molekul O
2
yang bersebelahan. Oksigen cair akan tertarik kepada magnet,
sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara
dua kutub magnet kuat.
Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O
2
yang kesemuaan spin elektronnya
berpasangan. Ia lebih reaktiI terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen
singlet umumnya dihasilkan dari air selama Iotosintesis. Ia juga dihasilkan di troposIer
melalui Iotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan
tubuh sebagai sumber oksigen aktiI. Karotenoid pada organisme yang berIotosintesis
(kemungkinan juga ada pada hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap
oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia
menyebabkan kerusakan pada jaringan.
Ozon merupakan gas langka pada bumi yang dapat ditemukan di stratosIer.
b) Alotrop
Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O
2
. Ia
memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJmol-1. Altrop oksigen ini digunakan
oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosIer bumi.
Trioksigen (O
3
), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktiI dan
dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosIer bumi ketika O
2
bergabung
dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O
2
oleh radiasi ultraviolet (UV).
Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di
atmosIer berIungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat permukaan
bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran
otomobil.
Molekul metastabil tetraoksigen (O
4
) ditemukan pada tahun 2001, dan diasumsikan terdapat
pada salah satu enam Iase oksigen padat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan
menekan O
2
sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O
8
.
Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O
2
maupun O
3
, dan
dapat digunakan dalam bahan bakar roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990
ketika oksigen padat ditekan sampai di atas 96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa
pada suhu yang sangat rendah, Iase ini menjadi superkonduktor.
c) SiIat Iisik
Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini tidak berkaitan; warna
biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh.
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O
2
untuk setiap dua molekul N
2
, bandingkan dengan rasio atmosIerik yang sekitar 1:4.
Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 C, konsentrasi oksigen
dalam air adalah 14,6 mgL
1
, manakala pada suhu 20 C oksigen yang larut adalah sekitar
7,6 mgL
1
. Pada suhu 25 C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL)
oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu
5 C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50 lebih banyak daripada 25 C) per liter
untuk air murni dan 7,2 mL (45 lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen mengembun pada 90,20 K (182,95 C, 297,31 F), dan membeku pada 54.36 K
(218,79 C, 361,82 F). Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini
dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang
tinggi biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair; Oksigen cair juga dapat
dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen
merupakan zat yang sangat reaktiI dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar.
d) Isotop
Oksigen yang dapat ditemukan secara alami adalah
16
O,
17
O, dan 18O, dengan
16
O
merupakan yang paling melimpah (99,762). Isotop oksigen dapat berkisar dari yang
bernomor massa 12 sampai dengan 28.
Kebanyakan
16
O di disintesis pada akhir proses Iusi helium pada bintang, namun ada juga
beberapa yang dihasilkan pada proses pembakaran neon.
17
O utamanya dihasilkan dari
pembakaran hidrogen menjadi helium semasa siklus CNO, membuatnya menjadi isotop yang
paling umum pada zona pembakaran hidrogen bintang. Kebanyakan
18
O diproduksi ketika
14N (berasal dari pembakaran CNO) menangkap inti 4He, menjadikannya bentuk isotop yang
paling umum di zona kaya helium bintang.
Empat belas radioisotop telah berhasil dikarakterisasi, yang paling stabil adalah
15
O dengan
umur paruh 122,24 detik dan
14
O dengan umur paruh 70,606 detik. Isotop radioaktiI sisanya
memiliki umur paruh yang lebih pendek daripada 27 detik, dan mayoritas memiliki umur
paruh kurang dari 83 milidetik. Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih
ringan dari
16
O adalah penangkapan elektron, menghasilkan nitrogen, sedangkan modus
peluruhan yang paling umum untuk isotop yang lebih berat daripada
18
O adalah peluruhan
beta, menghasilkan Iluorin.
2.3 P0ranan ioogis
a) Fotosintesis dan Respirasi
Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari Iotolisis air selama Iotosintesis oksigenik. Ganggang
hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70 oksigen bebas yang
dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.
Persamaan kimia yang sederhana untuk Iotosintesis adalah:
6CO
2
6H
2
O Ioton C
6
H
12
O
6
6O
2
Evolusi oksigen Iotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi
empat Ioton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan
pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis
ATP via IotoIosIorilasi. O
2
yang dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan
ke atmosIer.
Dioksigen molekuler, O
2
, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme aerob. Oksigen
digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina triIosIat (ATP) selama
IosIorilasi oksidatiI. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari
Iotosintesis, secara sederhana:
C
6
H
12
O
6
6O
2
6CO
2
6H
2
O 2880 kJmol
-1
Pada vetebrata, O
2
berdiIusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh sel darah merah.
Hemoglobin mengikat O
2
, mengubah warnanya dari merah kebiruan menjadi merah cerah.
Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapa
antropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster).Satu liter darah dapat melarutkan
200 cc O
2
.
Spesi oksigen yang reaktiI, misalnya ion superoksida (O
2
) dan ion
bikarbonat (HCO
3
-
) dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.
CO
2
H
2
O H
2
CO
3
H
HCO
3
-
Karbon dioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat dan
akan terurai menjadi ion hidrogen dan hidrogen karbonat (bikarbonat).
Ion bikarbonat selanjutnya dapat masuk ke membran sel darah merah
membentuk kalium bikarbonat. Sedangkan jika konsentrasinya berlebihan,
maka ion bikarbonat akan keluar dari sel dan masuk dalam plasma
kemudian bersenyawa dengan natrium klorida (NaCl) membentuk natrium
bikarbonat (NaHCO
3
) dan ion klorida (Cl
-
).
Gas CO
2
yang telah beredar ke dalam darah selanjutnya di tranportasikan
ke paru-paru untuk di keluarkan melalui mekanisme ekspirasi. Adanya
hambatan dalam pengeluaran CO
2
akan mengakibatkan peningkatan kadar
CO
2
sehiingga PaCO
2
meningkat, hal ini dapat berakibat pada perubahan
pH darah. Normalnya, PaCO
2
sekitar 35-45 mmHg.
Selama bekerja atau latihan Iisik, banyak CO
2
yang di produksi oleh
jaringan, sehingga secara otomatis akan meningkatkan ventilasi alveolar
dan peningkatan curah jantung, bersama itu pula terjadi peningkatan laju
Iusi baik di jaringan maupun di paru-paru.
2.9 Tip0 K0kurangan Oksig0n Daam Tu-uh
jika oksigen dalam tubuh berkurang, maka ada beberapa istilah yang di pakai sebagai
maniIestasi kekurangan oksigen tubuh, yaitu hipoksemia, hipoksia dan gagal napas. Status
oksigenasi tubuh dapat di ketahui dengan melakukan beberapa pemeriksaan Analisa Gas
Darah (AGD) dan oksimetri.
1. Hipoksemia
Hipoksemia merupakan keadaan di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) di bawah normal (normal
PaO2 85-100 mmHg, SaO2 95). Pada neonatus, PaO2 50 mmHg atau SaO2
88. Pada dewasa, anak, dan bayi, PaO2 60 mmHg atau SaO2 90. Keadaan ini
di sebabkan oleh gangguan ventilasi, perIusi, diIusi, pirau (shunt), atau berada pada
tempat yang kurang oksigen.
Pada keadaan hipoksemia, tubuh akan melakukan konpensasi dengan cara
menigkatkan pernapasan, meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah,
dan peningkatan nadi.
Tanda dan gejala hipoksemia diantaranya sesak napas, Irekuensi napas 35x per menit,
nadi cepat dan dangkal serta sianosis.
2. Hipoksia
Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya
pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat deIisiensi oksigen yang di inspirasi atau
meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah
4-6 menit ventilasi berhenti spontan. Hipoksia di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Hipoksia Hipokinetik (Stegnant anoksia/anoksia bendungan)
Hipoksia hipokinetik adalah hipoksia yang terjadi akibat adanya
bendungan atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik di bagi menjadi dua jenis
yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestiI.
Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi di mana kekurangan oksigen pada
jaringan di sebabkan karena kurangnya suplai darah ke jaringan tersebut
akibat penyempitan arteri. Hipoksia hipokinetik kongestiI terjadi akibat
penumpukan darah secara berlebihan atau abnormal baik lokal maupun
umum yang mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan terganggu,
sehingga jaringan kekurangan oksigen.
b. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktivitas yang
berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari
penggunaanya.
c. Hipoksia histotoksik
Hiposksia histotoksik yaitu keadaan di mana darah di kapiler jaringan
mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigenkarena
pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksiigen kembali
dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal
(oksigen darah vena meningkat).
Penyebab hipoksia :
Menurunnya hemoglobin
Berkurangnya konsentrasi oksigen, misalnya jika kita berada pada puncak
gunung
Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen, seperti pada keracunan sianida
Menurunnya diIusi oksigen dari alveoli ke dalam darah seperti pada
pneumonia
Menurunnya perIusi jaringan seperti pada syok
Kerusakan atau gangguan ventilasi
3. Gagal napas
Gagal napas merupakan keadaan di mana terjadii kegagalan tubuh memenuhi
kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat
sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen. Gagal napas
di tandai oleh adanya peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara
signiIikan. Gagal napas dapat di sebabkan oleh gangguan sistem saraI pusat yang
mengontrol sistem pernapasan, kelemahan neuromuskular, keracunan obat, gangguan
metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
4. Gangguan irama/Irekuensi pernapasan
Pernapasan 'cheyne-stokes yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik yang kemudian menurun dan berhenti.
Lalu pernapasan di mulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini
biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan
intrakranial, overdosis obat. Namun secara Iisiologis, jenis pernapasan ini
terutama terdapat pada orang di ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas
permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
Pernapasan 'biot yaitu pernapasan yaang mirip gengan pernapasan
cheyne-stokes tetapi amplitudonya rata dan di sertai apnea. Keadaan
pernapasan ini kadang di temukan pada penyakit radang selaput otak.
Pernapasan 'kussmaul yaitu pernapasan yang jumlah dan kedalamannya
meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat di
temukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.
5. Gangguan Irekuensi pernapasan
Takipnea/hiperpnea yaitu Irekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat
di atas Irekuensi pernapasan normal.
Bradipnea yaitu kebalikan dari takipnea dimana Irekuensi pernapasan yang
jumlahnya menurun di bawah Irekuensi pernapasan normal.
InsuIisiensi pernapasan
Penyebab insuIisiensi pernapasan dapat di bagi menjadi tiga kelompok utama yaitu :
Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus seperti kelumpuhan otot
pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal. Penyakit yang
meningkatkan kerja ventilasi seperti asma, emIisema, TBC
Kelainan yang menurunkan kapasitas diIusi paru yaitu kondisi yang
menyebabkan luas permukaan diIusi berkurang, misalnya kerusakan
jaringan paru, TBC, kanker. Kondisi yang menyebabkan penebalan
membran pernapasan misalnya pada edema paru, pneumonia. Kondisi
yang menyebabkan rasio ventilasi dan perIusi yang tidak normal dalam
beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.
Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari
paru-paru ke jaringan yaitu anemia dimana berkurangnya jumlah total
hemoglobin yang tersedia untuk transpor oksigen. Keracunan
karbondioksida di mana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak dapat
mengangkut oksigen. Penurunan aliran darah ke jaringan yang di sebabkan
oleh karena curah jantung yang rendah.