Anda di halaman 1dari 20

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

1.

Elektrik Control Untuk Hidrolik dan Pneumatik


Peralatan elektrik telah terbukti mempunyai kedudukan yang penting dalam pengontrolan
sistem Hidrolik dan Pneumatik, salah satu alasannya karena beberapa mesin / sistem
hidrolik / sistem pneumatik harus dikontol secara otomatik.
Logika penyambungan peralatan Electric Control berlawanan dengan logika penyambungan
dalam sistem Hidrolik dan Pneumatik. Dalam Hidroilk dan Pnematik suatu peralatan
dikatakan Normally Closed (NC) maka aliran hidrolik terputus, sehingga alirannya tidak
berlanjut ke sistem di hilirnya, segangkan untuk Elektrik Control dikatakan Normall Closed
(NC) maka aliran listrik menyambung, sehingga power / signal electric diteruskan ke hilir
dari sistem tersebut, untuk Normally Open (NO) di sistem Hidrolik dan Pneumatik
kebalikan nya di Electric Control.
Ada tujuh dasar peralatan elektrik yang biasa digunakan dalam pengontrolan Hidrolik dan
pneumatic sistem;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Manually Actuated Switches dan Momentary Switch


Limit Switches
Pressure Switches
Relay
Solenoid
Timers dan Counter
Temperatur Switches

Manually Actuated Switch dan Momentary Switch


Manualy Actuated Switch adalah switch yang apabila ditekan maka aliran listrik akan
diteruskan dan aliran listrik tidak terputus saat penekanan dihilangkan, apabila jenis switch
nya NO. Sedangkan Momentary Switch adalah switch yang apabila ditekan aliran listrik
akan diteruskan dan aliran listriknya terputus saat penekanan dihilangkan apabila jenis
switch nya NO. Sedangkan untuk Manualy Actuated Switch NC pada saat ditekan arus akan
terhenti dan terus terhenti saat penekanya dihilangkan, untuk Momentary Switch NC arus
akan terputus saat dtekan dan kembali arus nyambung saat penekanya dihilangkan.

Gbr. 1a. Push Button (PB) Sswitch

________________________________________________________________________
Page | 1
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 1b. Switch jenis Toggle


Push Button sering sekali dijumpai dalam kontrol elektrik, dari jenis switchnya push button
dijumpai dalam Manualy Acuated Swich ataupun Momentary switch.
Ada empat dasar Push Button switches yang biasa digunakan dalam sistem hidrolik dan
pneumatic seperti gbr berikut.

Keterangan :
SP
DP
ST

: Single Pole
: Double Pole
: Switch

NO : Normally open
NC : Normally Clossed

Gbr. 1c. Simbol Empat Tipe Dasar Push Button Switches


Limit Switch / Proximity switch

________________________________________________________________________
Page | 2
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Ada empat tipe dasar Limit Switches yang biasa digunakan dalam pengontrolan, Limitch
Switch mempunyai kemampuan menghubungkan dan memutuskan aliran elektrik seperti
halnya Push Button Switches akan tetapi memutuskan / menghubungkan aliran elektrik
otomatis saat suatu target oleh actuator/motor tercapai.
Sensor Limit Switch / proximity bisa manual, infara red, magnet dll.

Gbr. 1d. Limit Switch dan Proximity

Gbr. 1e. Simbol Empat Tipe dasar Limit Switches


Pressure Switch
Pressure Switches mempunyai kemampuan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran
elektik berdasarkan setting tekanan dalam sistem hidrolik / pneumatik.
Ada dua tipe dasar Pressure Switches yang biasa dipakai dalam control. Seperti terlihat
dibawah

Gbr. 1f. Simbol Dua Tipe dasar Pressure Switches

________________________________________________________________________
Page | 3
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 1e. Pressure Switch


Relay
Sebuah Relay adalah switch yang tombolnya digerakan oleh aliran listrik sebagai signal
yang menaktifkan Coil, apabila Coil diaktifkan (dengan menghubungkannya ke sumber
listrik) maka kontak atau switch dalam relay tersebut akan nyambung atau terputus
tergantung dari kontak awalnya apakah NO atau NC.

Gbr. 1f. Relay


Pada gbr dibawah diperlihatkan bagaimana sebuah Relay bekerja. Ketika 1-SW tertutup
aliran listrik mengalir dan mengaktifkan Coil (Electromagnet) sehingga Tension Spring
tertarik dan saat bersamaan NC Contact menjadi terbuka dengan COM dan NO Contact
menjadi nyambung dengan COM. COM adalah sumber arus yang akan diteruskan ke
beban / komponen elektrik.

Gbr.1g. Prinsip Kerja Relay

________________________________________________________________________
Page | 4
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 1h. Beberapa simbol Relay


Solenoid
Gambar dibawah mensimbolkan sebuah solenoid, yang digunakan untuk menggerakan
katup-katup (valves) yang energi penggeraknya solenoid, solenoid mendapat arus AC atau
DC dari sistem elektrik sehingga dapat menggerakan alur (path) suatu katup, sebenarnya
solenoid terdiri dari lilitan kawat dan sebuah magnet permanent dengan inti besi
didalamnya, begitu lilitan dialiri arus listrik (AC /DC) inti besi akan bergerak dan
mendorong spool katup untuk membuka atau menutup katup.
atau

Sol

Gbr. 1h. Simbol Solenoid

Gbr. 1i. Prinsip Kerja Solenoid

Gbr. 1j. Solenoid Dalam Valve Hidrolik

________________________________________________________________________
Page | 5
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Timer
Timer dalam electric control berfungsi untuk menunda suatu penyambungan atau pemutusan
signal/power elektrik beberapa saat. Hal ini kadang diperlukan supaya electric signal /
electric power terputus atau terhubung pada saat yang tepat, misalnya saat beban di sistem
benar-benar telah tidak ada, atau saat suatu urutan proses harus berlanjut sesudah sistem
sebelumnya berhenti.
Simbol dibawah memperlihatkan empat jenis Timer yang biasa digunakan dalam sistem
Elektrik.

Gbr.1k. Simbol Timer dan Prinsip kerja Timer


Electric Counter
Electric Counter berfungsi menghitung suatu proses berulang dalam sistem hidrolik /
pneumatik, apabila proses berulang telah selesai proses akan berhenti sesuai jumlah
hitungan yang diset didalam electric counter.
Sama halnya dengan timer counter terdiri dari koilcounter dan kontak (bisa NC atau NO)
Temperatur Switch
Temperatur switch dalam sebuah sistem Hidroik atau Pneumatik berfungsi untuk membatasi
temperatur operasi dalam sistem, apabila seting temperatur dalam Temperatur Switches
terlampaui maka Temperatur Switches akan menyetop sistem beropeasi. Simbol dibawah
adalah dua jenis Temperatur Switches yang biasa digunakan dalam sistem Hidrolik atau
Pneumatik.

________________________________________________________________________
Page | 6
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Keterangan :
TS : Termo Switches
NO : Normally Open
NC : Normally Closed
Gbr.1L. Simbol Temperature Switches

Sirkuit Dasar Elektric Kontrol


Sistem kontrol elektrik untuk mengontrol sistem pesawat bisa menggunakan arus AC
ataupun arus DC.Untuk mendapatkan arus DC, arus AC harus diubah dahulu dengan
sistem pengubah arus AC ke DC dipesawat terbang diubah di TRU (Tranformer
Rectifer Unit)
Output DC Power untuk kontrol elektric yang lajim dipesawat ialah 28 VDC
tegangan tsb yang biasa dipakai dalam kontrol pesawat terbang, akan tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk tegangan yang lain.
Electric Power pesawat terbang berasal dari Generator yang dibangkinkan di engine
pesawat dan Auxiliary Power Unit (APU), tetapi saat didarat berasal dari Groun
Power Unit (GPU)

Gbr. 2a. Electric Power Generation in Aircraft


________________________________________________________________________
Page | 7
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr.2b. AC / DC Power Distribution pada sebuah pesawat terbang


Electric Control pada pesawat terbang pada gbr 2a diatas bersumber dari DC Bus L
dan DC Bus R dan pada sistem Battery

________________________________________________________________________
Page | 8
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 2c. Electric Power untuk Pompa Pesawat


2.1

Kontrol Dasar Elektrik


Pada sub bab ini akan dibahas macam macam kontrol dasar elektrik, kontrol
kontrol dasar electric inilah sebenarnya yang dipakai dalam pengontrolan sistem
pada pesawat terbang, seperti electric control untuk Hidrolik System, Pneumatic
System, AC System, Fuel System dll.
Hubungan ON-OFF

Gbr. 2.1a Hubungan ON-OFF


DC Power dalam latihan ini tidak diperlihatkan, akan tetapi diakhir pembahasan
akan diperlihatkan.semua komponen elektric keseluruhan.
________________________________________________________________________
Page | 9
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Sesaat setelah PB Momentay Switch (S1) ditekan koil (K1) akan aktif dan aktif nya
koil (K1) mengakibatkan kontak (K1) akan nyambung sehingga lampu (L) akan
nyala.
Rangkaian AND 2 Koil

Gbr. 2.1b. Rangkaian AND


Sesaat setelah PB Momentary switch (S1 dan S2) ditekan maka koil (K1dan K2)
akan aktif. Aktifnya koil (K1) membuat kontak K1 akan nyambung, demikian juga
aktifnya koil (K2) membuat kontak (K2) akan nyambung, nyambungnya kedua
kontak (K1 dan K2) membuat lampu (L) nyala
Rangkaian AND 3 Input 1 Koil

Gbr. 2.1c Rangkaian AND 3 Input 1 Koil


Pada gbr diatas beban lampu (L) baru akan nyala sesudah PB Momentari
Switch(S1, S2 dan S3) ditekan, ditekannya ketiga PB tsb mengakibatkan
koil (K1) aktif yang kemudian menyambungkan kontak (K1) sehingga beban
lampu (L) nyala.
________________________________________________________________________
Page | 10
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Kontrol pada gbr diatas bisa juga dibuat dengan menggunakan 3 buah koil,
dengan cara seperti gbr 2.1b dimana masing masing PB Momentary Switch
disambungkan dengan koil dan kontak dari tiga koil tsb di buat series, bila
tidak ada tujuan lain atau diinginkan persis fungsinya seperti gbr 2.1c, secara
ekonomi rangkaian ini akan murah karna meggunakan 1 koil. Penggunaan
rangkain dilapangan sesungguhnya tergantung dari sistem lainnya. (akan
dijelaskan kemudian)
Rangkaian AND 3 Input 1 Koil dengan Inversi

Gbr. 2.1d Rangkaian AND 3 Input 1 Koil dengan Inversi


Rangkaian diatas sama dengan rangkaian Gbr. 2.1c. tetapi S1 menggunakan PB
Momentary Switch NC, lampu (L) baru akan nyala apabila PB Momentay Switch
(S1 dan S2) ditekan. Rangkaian diatas tidak akan pernah nyala apabila PB
Momentary Switch (S1) ditekan.
Rangkaian OR Dua Koil

Gbr 2.1e. Rangkaian OR Dua Koil


________________________________________________________________________
Page | 11
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Dengan menekan salah satu PB Momentary Switch (S1 atau S2) maka lampu (L)
akan menyala dikarenakan kontak (K1 atau K2) yang dipasang pararel akan
nyambung dengan aktifnya koil (K1 atau (K2).
Rangkaian OR 1 Koil

Gbr 2.1f Rangkaian OR 1 Koil


Sama halnya dengan Gbr. 2.1e pada Gbr 2.1f lampu (L) akan nyala apabila PB
Momentary Switch (S1 atau S2) ditekan, akan tetapi (SI atau S2) bila ditekan
mengaktifkan koil yang sama (K1) dan karnanya akan menyambungkan kontak (K1)
sehingga lampu nyala.
Leaching dengan Reset

Gbr. 2.1g. Leaching Dengan Reset


Pada gbr. 2.1.g Setelah PB Momentary Switch (S1 ) ditekan, relay K1 akan aktif,
aktifnya relay K1 akan mengakibatkan kontak K1 nyambung, nyambungnya kontak
K1 akan meneruskan power ke relay K1 selamanya walaupunS1 tidak tersambung
________________________________________________________________________
Page | 12
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

lagi, sehingga lampu L nyala terus, hal ini akan terputus sampai Momentary PB NC S2
ditekan.
Rangkaian Leaching dengan Stop

Gbr. 2.1h. Leaching Dengan Reset


Pada gbr. 2.1.h Setelah PB Momentary Switch (S1 ) ditekan, relay K1 akan aktif,
aktifnya relay K1 akan mengakibatkan kontak K1 nyambung, nyambungnya kontak
K1 akan meneruskan power ke relay K1 selamanya walaupun S1 tidak tersambung
lagi, sehingga lampu L nyala terus, hal ini akan terputus sampai Momentary PB NC S2
ditekan.
Sekilas gbr 2.1g dan 2.1h mempunyai fungsi yang sama, tetapi amati pabila S2 pada
gbr 2.1.h diekan maka lampu tidak akan nyala, sedangkan di gbr 2.1g pabila S2
ditekan lampu L tidak akan pernah nyala, sehingga sebenarnya kedua rankaia kontrol
electric tsb berbeda.
2.2 Aplikasi Kontrol Electric pada Pesawat Terbang
Pada gbr 2.2a, Valve dapat diaktifkan dengan menekan sebuah Push Button
(momentary switch), valve akan aktif terus sampai Push Button OFF ditekan atau
limitc switch NC tersentuh oleh pergerakan user (misalnya cam pada hidrolik silinder).
Seperti pada Automobil, Chasis pesawat berfungsi sebagai negatif dari electric power
DC. Sebelum sistem itu digerakan terlebih dahulu CB harus ditekan (diaktifkan),
dalam pesawat terbang letak CB biasanya ada di rack panel yang berada di samping
atau belakang pilot, sedangkan push button (momentary switch) berada di overhead
panel pesawat terbang.

________________________________________________________________________
Page | 13
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 2.2 a. ON_OFF Sebuah Valve pada pesawat terbang

Gbr. 2.2b. Wiring Diagram Logo Light pada sebuah pesawat terbang
Pada gbr 2.2b, dijelaskan Electric power dari GEN BUS 1 dan GEN BUS 2, dipakai
untuk menghidupkan lampu logo pesawat yang berada di left dan righ horisontal
stabilizer. Sebelum didistribusikan sebelumnya dipasang CB yang berfungsi sebagai
proteksi bila terjadi beban berlebih atau konslet di sistemya. Setelah CB diaktifkan
________________________________________________________________________
Page | 14
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

pilot tinggal menekan switch yang berada di Overhead Panel pesawat terbang
sehingga lampu logo dikiri dan kanan horisontal stabilizer nyala.
PENGONTROLAN SINGLE ACTING CYLINDER
Pada gbr 2.2c diperlihatkan gambar Sistem Hidrolik dengan menggunakan Solenoid
Valve 3/2 NC, pengontrolannya hidroliknya dijelaskan sbb:
8

1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.

A
Sol

7
P

RESERVOIR
SUCTION FILTER
FIXED PUMP
ELECTRIC MOTOR
PRESSURE GAGE
SOLENOID DCV 3/2 NC
SINGLE ACTING CYLINDER

0.00 Bar

2
1

Gbr 2.2c DCV 3/2 NC, with Solenoid

Setelah Motor Listrik 4 dihidupkan, pompa (3) akan meneruskan power hidroliknya
ke Solenoid valve 3/2 NC (7) dan ke Relief Valve (6). Karena solenoid valve 3/2
NC, makaaliran hidrolik akan menuju relief valve dan menggakibatkan tekanan di
sistem naik sesuai seting tekanan di Relief (6).
Bagaimana cara menghidupkan motor listrik akan dijelaskan seperti gbr. 2.2d.
Motor Listrik akan hidup setelah PB_ON ditekan, saat itu pula motor listrik akan
hidup karena menggunakan sistem leaching electric seperti dijelaskan dalam gbr
2.1h. Kontak dari relai C_1 selain untuk control juga dipakai untuk mengaktifkan
kontaktor (K_1) yang akan menyambungkan electric power 200V ke Motor listrik.
Solenoid 3/2 NC akan dengan mudah diaktifkan langsung dengan menekan push
button (Momentary switch) ACT-ON, dengan ditekannya ACT-ON maka solenoid
Valve Sol akan aktif menggerakan solenoid valve 3/2 ke kanan sehingga silinder
hidrolik bergerakkekanan. Untuk menghilangkan sgnal ke solenoid tinggal
melepaskan tekanan ke ACT_ON, dilepasnya tekanan ke ACT-ON mengakibatkan
________________________________________________________________________
Page | 15
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

signal ke solenoid SOL terputus dan Solenoid Valve 3/2 bergerak kembali keposisi
semula dengan bantuan pegas, hal ini mengakibatkan silinder hidrolik kembali
bergerakkekiri,

Gbr 2.2d. Control Electric untuk Single Acting Cylinder


Bagaimana kalau Gbr. 2.2c diharapkan baliknya secara otomatis setelah
menempuh jarak silinder tertentu, tentunya harus ditambahkan limit switch diposisi
dimana silinder diharapkan balik, seperti Gbr. 2.2e.

Gbr 2.2e DCV 3/2 NC, with Solenoid dan pembatas Limit switch

Untuk kontrol dari gbr 2.2e diatas diperlihatkan pada gbr 2.2.f
________________________________________________________________________
Page | 16
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr 2.2f Kontrol dan Power Solenoid dengan pembatas Limit switch
Sesaat setelah ACT-ON (Momentary Contact) pada gbr. 2.2f ditekan sistem electric
akan leaching, bersamaan dengan leachingnya Solenoid Sol akan aktif karena R_1
kontak ke 2 nyambung juga, aktifnya Sol membuat DCV3/2NC pada gbr 2.2e
bergerak ke kanan mengalirkan oli masuk ke Cylinder (8) sehingga bergerak
kekanan. Pergerakan Cylinder akan terhenti karena limit Lim tersentuh dan Cylinder
kembali kekiri, hali terjadi karena electric leaching lepas karena limit Lim di control
electric 2.2f terbuka.
Pada gbr 2.2g diperlihatkan Hydraulic System for Landing Gear dan pada gbr 2.2.h
Electrical Diagram sebuah Landing Gear. Pada gbr tsb diperlihatkan ada dua
Solenod yang akan menggerakan landing gear ke atas dan kebawah.

________________________________________________________________________
Page | 17
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr 2.2f Hydraulic System for Landing Gear

________________________________________________________________________
Page | 18
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Gbr. 2.2g. Landing Gear Electric Control

________________________________________________________________________
Page | 19
Prepared by : Usep Ali A

AIRCRAFT SYSTEM- ELECTRIC CONTROL

UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

TUGAS DAN PRAKTEK


1. Praktekan instalasi kontrol Electric Gbr. 2.1a s.d 2.1h dimeja praktek.
2. Gambarkan dan praktekan di meja peraga perkelompok sebuah kontrol electric
untuk menjalan ramdor pesawat terbang dengan permintaan desain sbb:
Ramdor di buka dan di tutup oleh silinder hidrolik doble acting cylinder (lihat
Gbr 3.a). ramdor dapat di buka dan ditutup melalui masing-masing sebuah Push
Button (momentary Switch, NO) dan di matikan oleh satu Push Button
(Momentary Switch, NC), bila ingin dimatikan di tengah perjalananya.
Di akhir langkahmaju dan mundur Hydraulic Cylinder dipasang limit switch
(NC) sehingga otomatis pergerakan Cylinder akan berhenti bila limit swith ini
tersentuh.

Gbr 3.a. Sistem Hidrolik untuk Ramdor

________________________________________________________________________
Page | 20
Prepared by : Usep Ali A

Anda mungkin juga menyukai