Beam Port
Beam Port
414
Syarip, dkk.
Pujo Priyantono
Fakultas Teknik Fisika UGM
ABSTRAK
PEMODELAN
DAN MODlFlKASI
BEAMPORT
REAKTOR
KARTINI
UNTUK
FASIUTAS
PROMPT
ABSTRACT
MODHUNG
AND MODIFICATION OF KARTINI REACTOR /J/~/tMPORT FOR I'IWMI'T GAMMA-NA},
NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS FACILITY. To enhance the utilization of Kartiini reactor operations.
an element analysis facility with prompt gamma neutron activation analysis (PGNAA) method will be
developed at Kartini reactor, therefore, a preliminary feasibility study have to be done. This research
objective is to analyze the feasibility of radial piercing beamport and radial beamport of Kartini reactor to
be used as neutron source of PGNAA facility. The neutron and gamma-ray exposure calculations were done
by making simulations using Monte Carlo N-Particle (MCNP). These calculations were done for Kartini
reactor's beamport that has been modified using lead collimator and jiltered with lead or bismuth. This
research shows that the average thermal neutron flux is same for both radial beam ports with lead jilter of 4
em and bismuth jilter of 5 em, which is 4.91 0.4799 x 106 n.cm,2.s,l. The average thermal neutron fllL': for
radial piercing beam port with leadjilter of 3 em and bismuthjilter of 4 em is 2.16 0.8313 x 106 n.cm'2 ..~-1
and 2. 71 0.6402 x Iff' n.cm2.S1 respectively. The gamma-ray exposure for all beam port modifications is 0
mR/h. Based on this result can be concluded that Kartini reactor is feasible to be used and to be developed
further for PGNAA facility.
Keyword:
PENDAHULUAN
Dompt
Gamma-ray
Activation
(PGNAA)
merupakanNeutron
salah satu
metode Analysis
analisis
aktivasi neutron untuk menentukan kandungan suatu
unsur yang didasarkan pad a terjadinya sinar gamma
serentak yang dihasilkan dari inti yang tereksitasi
Syarip, dkk.
ISSN 0216-3128
DASAR TEORI
4/5
Prompt Gamma-ray Neutron Activation Analysis (PGNAA) merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi unsur pada berbagai jenis
sample yang didasarkan pada pengukuran karakteristik dan intensitas sinar gamma serentak yang
dipancarkan akibat proses tangkapan neutron oleh
unsur-unsur pada sample terse but.
Energi sinar
gamma yang khas untuk masing-masing unsur digunakan untuk menentukan jenis unsur yang terkandung di dalam sampel. Sedangkan kadar unsur
di dalam sampel ditentukan dengan mengukur intensitas dari sinar gamma pada masing-masing energi,
karena intensitas sinar gamma yang dipancarkan
sebanding dengan kadar unsur pada sampel terse but.
Metode Monte Carlo merupakan teknik stokastik yang prinsipnya berdasarkan pad a penggunaan suatu bilangan acak atau random pada kebolehjadian statistik untuk menyelesaikan masalah. Secara
sederhana, metode Monte Carlo terdiri atas pensimulasian sejumlah N riwayat partikel dengan
menggunakan suatu bilangan acak (random number). Oalam setiap riwayat partikel, bilangan acak
dibangkitkan untuk melakukan pengukuran-pengukuran berkaitan dengan sifat-sifat partikel seperti
kemungkinan
distribusi
sudut-sudut
hamburan,
panjangjejak di antara tumbukan, dan lain-lain.
4/6
5
/
.............
I~
6
...:<!t ...
...
1
Gambar
I.
.....................
7
Urutan Kejadian:
1. Hamburan neutron dan
produksi foton
2. Fisi dengan produksi
foton
3. Tangkapan neutron
4. Neutron keluar slab
S. Hamburan foton
6. Foton keluar slab
7. Tangkapan foton
Program MCNP
Monte Carlo N-Partie/e (MCNP) merupakan
sebuah kode transport yang berdasarkan pada
metode Monte Carlo. MCNP dapat digunakan dalam
beberapa mode transport seperti neutron, foton,
elektron, gabungan foton-neutron, foton-neutronelektron, dan foton-elektron. Program ini digunakan
dengan terlebih dahulu membuat suatu file masukan
yang berisikan informasi mengenai geometri, bahan
dan koefisien tampang lintangnya (atenuasi), sumber
radiasi dan distribusinya, serta detektor. Satuan
dasar yang digunakan dalam MCNP adalah panjang
(em), energi (MeV), waktu (shake, 10.8 detik),
temperature (MeV, kT), densitas atom (atomlbam-
Syarip, dkk.
and
ISSN 0216-3128
Syarip, dkk.
TATA KERJA
Peralatan
yang dibutuhkan
untuk
Dengan menggunakan
konfigurasi
teras pada
Gambar 2 dilakukan simulasi perhitungan kritikalitas
dan fluks neutron pada beamport radial dan beamport radial tembus. Selanjutn~'a data keluaran teras
melakukan
penelitian
ini adalah
perangkat komputer
dengan
mikroprosesor
minimal frekuensi clock 100 MHz,
Gambar 2. Konfigurasi
"'~.,
untuk mendapatkan
tebal filter yang optimum. Tebal
filter divariasikan
mulai dari kolimator
tanpa filter
sampai dengan ketebalan filter 12 em.
teras reaktor
.
t J.
4/7
418
Gambar
Syarip, dkk.
Co'kWw )C sumber
neutron )e,44
=7.615.1015 n/cm2/s
100 kW
lisl
SU~ber)(
W.del1k liSi)
3,121099.10'"
1.
Energi
Konversi
fluks neutron
biologis.
Faktor
1,47.
10-4
1,47.
10.4
1,43
.6,8
10,4
1,18
.Dosis
10-4
(rem/jam)/(n/cm2.s)
9,3
10,6
7,8
3,85
. 10'5
10'6
7,14
10'5
2,3
2,08
7,4
..kualitas
watt
MeV )
( I joule/detik
) ( 1,62.10'13
I MeVjoule ) ( 180fisi
3,121099. 1010fisi/watt/detik
Karenanya, untuk menghasilkan daya sebesar
P watt dibutuhkan fisi sebanyak 3,121099 . 1010 fisi
per detik. Ini akan menghasilkan neutron sebanyak
Prosiding PPI PDIPTN 2006
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
II
ke dosis
ISSN 0216-3128
Syarip, dkk.
4/9
HASIL
HASAN
ANALISIS
DAN
PEMBA-
(/)nn.
(1.27
(2.70
(1.89
(7.08
0.OI3I)E+09
0.0643)E+08
0.0442)E+08
0.0701)E+08
0.1019)E+07
(8.80
(6.70
(7.88
(1.28
(1.72
0.0093)E+09
0.0108)E+09
0.0334)E+08
0.0222)E+09
0.0]57)E+IO
(3.76
0.01
74)E+09
(2.73
(3.77
(1.65
(9.18
(8.15
(1.17
(5.24
(7.70
(3.41
(5.21
(3.36
0.0406)E+08
0.0615)E+08
0.0765)E+07
0.0286)E+08
0.0626)E+08
0.0381
0.0484)E+08
0.0382)E+06
0.0479)E+05
0.0584)E+05
0.0736)E+05
)E+08
(2.34
(4.20
0.0
0.0409)E+08
170)E+09
(6.77
(2.02
(2.80
(1.44
(1.06
(1.16
(6.45
(3.84
(5.55
(2.06
(2.74
(1.58
(2.19
(1.50
(6.30
(9.30
(5.43
(2.17
(3.20
(1.03
0.009I)E+10
0.0220)E+09
0.0385)E+08
0.0108)E+IO
0.0062)E+
0.0099)E+IO
0.0069)E+IO
0.0334)E+09
0.01
0.0084)E+07
0.0094)E+07
0.0087)E+]
0.0
0.0180)E+06
0.0236)E+06
145)E+06
39)E+
3]
87)E+09
86)E+07
12)E+09
]4)E+07
)E+09
10
I00
Paparan
Gamma
(2.]
9 0.0]
0.0524)E+08
Jarak (4.13
(3.68
(1.33
(1.98
0.0142)E+09
0.0240)E+09
0.0304)E+06
(n.em'2.s'l)
(mR.h'l)
(n.em'
.S'I)
(/)nr
(/)n{
420
Syarip, dkk.
Tabel 4. Fluks neutron dan paparan gamma heamport radial tanpa kolimator.
Jarak
55.5
65
70
80
95
115
140
170
205
245
295
352.5
Keterangan :
Jarak adalah jarak dari
(/Jn7h = Fluks neutron
tPn"1' = Fluks neutron
tPnf
= Fluks neutron
Fluks neutron,
hasil perhitungan
pada
beampor/ radial tern bus dan beampor/ radial bila
dilukiskan dalam bentuk grafik maka akan terlihat
seperti pada Gambar 5.
Terlihat bahwa fluks
neutron termal pad a beampor/ radial ternbus lebih
kecil bila dibandingkan dengan fluks neutron termal
pada beampor/ radial, sedangkan fluks neutron cepat
dan fluks neutron epitermal pad a beamporl radial
tembus lebih besar bila dibandingkan dengan fluks
neutron epitermal dan fluks neutron cepat pada
beampor/ radial. Hal ini disebabkan karena pad a
beampor/ radial, fluks neutron dari teras dimoderasi
terlebih dahulu oleh grafit yang menyelimuti teras
(graftt reflektor). Sehingga sebagian besar fluks
neutron yang keluar dari graftk reflektor berupa
neutron termal. Sedangkan pada beampor/ radial
tembus, karena beampor/nya
men em bus graftt
reflektor sampai kedalam teras, maka fluks neutron
tidak termoderasi oleh graftt reflektor dan hasilnya
fluks neutron pada beampor/ radial tembus sebagian
besar masih berupa neutron cepat dan neutron
epitermal.
Adapun fluks neutron yang ada pada posisi
sampel yaitu pada jarak 352.5 cm dari pusat teras,
pada kedua beamport sudah mencukupi persyaratan
sebagai fasilitas PGNAA. Akan tetapi besarnya
paparan gamma yang ada sangat tinggi, sehingga
tidak memungkinkan
bila kondisi seperti ini
digunakan sebagai fasilitas PGNAA, karena sangat
berbahaya bagi pekerja radiasi. Selain itu, ketidaklayakan penggunaan beampor/ radial tembus ini
Syarip, dkk.
42/
1.00E+ II
-....
Neutron
Termal
....... Neutron
-It- Netron
Neutron
Radial
Radial
Total Beamport
Termal
Radial
Beamport
Cepat Beamport
..... Neutron
-.-
1.00E+ I 0
Beamport
Epitermal
Beamport
Radial
Radial Tembus
....... Neutron
Epitermal
Beamport
---
Neutron
Cepat Beamport
Radial Tembus
Radial Tembus
-+- Neutron
Total Beamport
Radial Tembus
1.00E+09 -
I.OOEI08
1.00E+07
1.00E+06
55.5
105.5
155.5
205.5
255.5
305.5
Gambar
mengalami
penurunan
seiring
bertambahnya
ketebalan
bahan
filter dan attenuator
yang
digunakan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
yaitu ketika berkas radiasi melewati suatu bahan atau
material, maka berkas radiasi tersebut
akan
mengalami atenuasi karena terjadi interaksi antara
berkas radiasi tersebut dengan bahan atau meterial
yang dilewatinya.
Radiasi gamma juga mengalami hal yang
sama yang terjadi pada neutron. Paparan radiasi
sinar gamma menurun
dengan
bertambahnya
ketebalan filter yang diberikan. Bahkan terjadi
penurunnan hingga ke nilai 0 mR/h yang terjadi pada
saat ketebalan filter 3 em. Hal ini menunjukkan
bahwa bahan timbal sangat efektif dalam melakukan
penyerapan terhadap radiasi gamma.
Dengan
penggunaan
bahan
filter dan
attenuator berupa timbal didapatkan kondisi terbaik
bila digunakan sebagai fasilitas PGNAA pada
ketebalan bahan filter sebesar 3 em dengan nilai
fluks termalnya sebesar (2.16 0.8313) x 106
n.em2.s1 dan paparan radiasi gamma 0 mR.h'l.
422
Tabel5.
Syarip, dU.
(9.42
0.3589)E+06
(2.27
0.2584)E+07
(2.16
(4.99
(1.67
0.4369)E+06
0.4856)E+06
0.8313)E+06
0.8204)E+06
Paparan
(2.11
(8.92
(7.41
(2.93
(I.53
(9.29
(6.28
(4.77
Gamma
0.4083)E+06
0.4473)E+06
0.7072)E+06
0.2867)E+07
0.3
0.4089)E+06
0.501O)E+06
0.5787)E+06
I66)E+07
(3.86
(7.68
0.2043)E+07
0.2666)E+04
(3.19
(3.19 (n.em-2.s-l)
1.0000)E+05
1.0000)E+05
(3.28
(2.98
(2.69
(1.50
(1.35
(1.44
(0.00
(3.97
(2.47
(3.25
(1.74
0.2355)E+07
0.3704)E+07
0.2235)E+07
0.2495)E+07
0.3480)E+07
1.0000)E+06
0.7088)E+06
O.OOOO)E+OO
0.3389)E+04
0.4350)E+04
1.0000)E+06
tPnep
tPnf
(n.em-2.s-l)
(mRXI)
Tebal (6.20
tPnTh (n.em-2.s-1)
(em)
Keterangan :
= Fluks neutron termal
<Pncp = Fluks neutron epitermal
<Pnf
= Fluks neutron cepat
<Pnlh
_ 1.00E+08
~
M
~e
--
-.-
---
- .. -
-.- ..
.s.
c
e
;;..
c
- Ncutron Tcnml
-+- Ncutron
Eprtcnnal
-Ncutron Ccpa!
. Fh,ks TOlal
~ 1.00E+07
G:
---..
\
-----'"
1.00E+06
---
-----
--!
i
1.00E+05
o
10
12
Gambar
ISSN 0216-3128
Syarip, dkk.
terlihat
423
Tabel 6. Fluks neutron Beamport radial tern bus dengan filter Bismut.
(9042
0.3589)E+06
0.6402)E+06
(1.50
(2.54
(3.25
(9.27
0.2575)E+07
0.7088)E+06
Oo4089)E+06
(2.71
(1.05
(8.94
(1.67
(2.27
(6.20
(4.99
(1.05 (n.em-2.s-l)
Oo4369)E+06
0.7596)E+06
Oo4369)E+06
Oo4856)E+06
0.7596)E+06
(3.86
(2.11
(7041
(1.74
(3.28
(1.81
(2.98
(3.82
(1.53
(4.75
(5.90
(1.08
(2.87
0.3480)E+07
0.2043)E+07
0.2235)E+07
0.2867)E+07
0.3130)E+07
Oo4083)E+06
Oo4473)E+06
0.5787)E+06
0.2355)E+07
0.2584)E+07
0.3
0.3785)E+07
0.5001)E+06
O.OOOO)E+OO
0.3498)E+04
0.3993)E+04
0.5870)E+04
1.0000)E+06
166)E+07
(7.68
Paparan(0.00
Gamma
0.2666)E+04
tPnep
tPnf
(n.em-2.s-l)
(mR.h-l)
Tebal (6.20
tPnTh
(em)
Keterangan :
= Fluks neutron termal
<PileI' = Fluks neutron epitermal
<Pllf
= Fluks neutron eepat
1>l1lh
.!!;
1.00E+08'
"'e
- Neutron Tcnml
-+- Neutron
-+- N cutron
..::,
-....
Epitcnml
Ccpat
Fluks Total
""
I.OOE+07
'-....
LOOE+06
----
"'------
__
1.00E+05
12
10
Tcbal
Gambar
7. Fluks neutron pada beamport radial tern bus dengan filter bismuth.
filtcr(cm)
424
Syarip, tlkk..
Tabel
model
Hasil
perhitungan
tahap
kedua,
yaitu
perhitungan pad a model modifikasi dengan bahan
filter terbuat dari bismut memiliki pola yang sarna
seperti halnya pada kasus modifikasi beamporl
radial dengan bahan filter dari timbal, pad a model
modifikasi beamport radial dengan bahan filter
bismut fluks neutron dan paparan radiasi gamma
mengalami
penurunan
seiring
bertambahnya
ketebalan bahan filter . Akan tetapi penurunan pada
saat digunakan bismut sebagai filter tidak secepat
ketika digunakan
filter dari timbal. Neutron
epitermal turun seeara drastis pad a saat ketebalan
bismut 4 em. Besarnya fluks neutron epitermal turun
hingga menuju nilai DOl. Penurunan menuju ke nilai
nol juga diikuti oleh besaran yang lain yang dihitung
pad a penelitian ini, yaitu paparan radiasi gamma dan
fluks neutron eepat. Fluks neutron cepat dan paparan
radiasi gamma turun hingga mencapai ke titik nol
pada saat ketebalan bismut 5 em.
-;- 1.6OE' 07
~~
~ 1.40E.07
""
"
-NewonTennal
-+- Neutron
Eptermal
-llt-NeutronCepat
-r- Ne""'n
Total
:: 1.20E+07
..
"
;;: I.00E+07
8.00E+06
6.00E+06
4.00E+06
2.00E+06
O.OOE+OO
10
12
Teb.) filler (em
Gambar
modifikasi
ISSN 0216-3128
Syarip, dkk.
425
IJOE>j)1
BcarflJOrtRadel de~n
filtertinbal
1.10[+(17
9.00E+06
de~n
. BcarflJOrtRadelTentus de~n
f!kertirrbal
liter bi;nu
7.00E~
3.00E+06
I.OOE4{)6
10
I.OOE+%
~._ ..
~._._---,-".-.-
.. _-_.'~----"---'----"'--"---'-_._'------
-".-.-.--".--
Trplfiltu(c_)
Gambar
KARTINI.
426
900E.j.(I4 _-----------
Syarip, dkk.
~__ ~~_
-+- BealTl'ort
---
10
1,I)OE+04
Gambar
KESIMPULAN
Berkas neutron yang keluar dari beamport
reaktor KARTINI dikolimasi dengan menggunakan
bahan kolimator yang berbentuk tabung
yang
terbuat dari timbal. Di dalam tabung timbal dipasang
filter yang terbuat dari timbal atau bismut sebagai
penapis neutron dan mengatenuasi sinar gamma.
Efektifitas penyerapan gamma ditunjukkan dengan
hasil laju paparan gamma yang rendah pad a keempat
model modifikasi beamport. Fluks neutron termal
rata-rata yang dihasilkan pada model modifikasi
beamport radial dengan filter timbal setebal 4 em
dan filter bismut setebal 5 em memiliki nilai yang
sarna besarnya yaitu (4.91 0.4799) x 106 n.em,2.s"
dengan besar dan paparan gamma yang berbeda
yaitu masing-masing 198 mR/h dan 53 mR/h. Fluks
neutron termal rata-rata dan laju papa ran gamma
pada model modifikasi beamport radial ternbus dengan filter timbal setebal 3 em masing-masing sebesar (2.16 0.8313) x 106 n.em-2.s-1 dan 173 mR/h,
dan filter bismut setebal 4 em masing-masing sebesar (2.71 0.6402) x 106 n.em-2.s-) dan 167 mR/h.
Dengan demikian hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa beamport reaktor KARTINI
layak digunakan sebagai fasilitas prompt gamma-ray
neutron activation analysis dengan kondisi terbaik
pada model modifikasi beamport radial dengan filter
bismuth setebal 5 em.
DAFTARPUSTAKA
KARTINJ.
KE DAFTAR ISI