SKRIPSI
Oleh:
RICKY FAJAR ADIPUTRA
NIM : 155214118
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THESIS
By :
RICKY FAJAR ADIPUTRA
STUDENT NUMBER : 155214118
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) adalah metode terapi kanker yang
potensial untuk dikembangkan. BNCT bekerja dengan menggunakan sinar neutron
dengan kriteria tertentu untuk diarahkan menggunakan kolimator pada sel kanker.
Pada kolimator terdapat reflektor kolimator yang berfungsi merefleksikan sinar
neutron kembali pada bagian dalam kolimator. Karena fungsinya yang penting,
perlu dilakukan uji tak rusak (NDT) untuk mengetahui kualitas reflektor kolimator
menggunakan teknik radiografi x-ray. Tujuan dari penelitian ini diantaranya: Untuk
mengetahui proses pengujian radiografi x-ray dan standar yang digunakan dalam
pengujiannya, untuk mengetahui struktur bagian dalam dari reflektor kolimator dan
mendeteksi diskontinuitas yang terdapat pada reflektor kolimator, dan untuk
mengetahui homogenitas reflektor kolimator.
Reflektor kolimator yang diuji pada penelitian ini berjumlah 12 segmen,
diuji dengan dua tahapan pengujian. Uji radiografi dilakukan dengan mesin
Industrial X-ray bertegangan 80-30 kV dengan teknik Double Wall Single Image
(DWSI) dan menggunakan film radiografi AGFA D7. Setelah dilakukan uji
radiografi, dilakukan pengolahan film radiografi berupa kriteria keberterimaan
menurut ASME V, analisa homogenitas, dan analisa diskontinuitas.
Dari hasil pengujian ditentukan bahwa hampir seluruh film radiografi tidak
memenuhi kriteria keberterimaan ASME V dengan rentang nilai densitas rata-rata
yang berada di bawah rentang nilai yang disyaratkan (1,5-4) dan rentang variasi
densitas yang melebihi atau kurang dari nilai yang disyaratkan (-15%-30%). Dari
hasil pembacaan film radiografi, ditemukan diskontinuitas dengan tipe hot tears,
shrinkage, dan porositas pada beberapa kolimator. Analisa homogenitas
menunjukkan seluruh reflektor kolimator yang diuji tidak homogen karena rentang
nilai densitas dengan densitas rata-rata tidak memenuhi kriteria yang ditentukan
sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih detail.
Kata Kunci: BNCT, DWSI, hot tears, NDT, porositas,radiografi x-ray, shrinkage
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Keywords: BNCT, DWSI, hot tears, NDT, porosity, x-ray radiography, shrinkage
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan perlindungan-Nya, serta kasih dan segala bimbingan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Tugas akhir berjudul “Uji
Radiografi X-ray pada Reflektor Kolimator Untuk Komponen Boron Neutron
Capture Therapy” yang telah diselesaikan oleh penulis merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Mesin, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan
tugas akhir ini penulis tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan dukungan serta
bimbingan dari orang-orang disekitar penulis. Oleh karena itu, melalui tulisan ini
dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si, M.Math.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T. selaku ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma.
3. Budi Setyahandana, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1
4. Prof. Ir. Yohannes Sardjono, APU selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir 2
5. Bapak Sigit Santosa dan Tim Penguji PSMN selaku pembimbing selama
pengujian di lapangan
6. Stefan Mardikus, M.T. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, yang
telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama
perkuliahan.
8. Orang tua, saudara serta semua keluarga yang selalu memberikan
bantuan, dukungan serta fasilitas selama menyelesaikan perkuliahan dan
tugas akhir ini.
9. Bima, Deo, Erasmus, Alfian yang selalu memberikan dukungan serta
waktu dan tenaga menjadi teman dalam penyelesaian tugas akhir ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................... 4
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Mesin Industrial X-ray Rigaku Radioflex 250 EGM (Pengujian I)...... 42
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ................................................................................................................. 64
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Parameter Kualitas Neutron Menurut IAEA (IAEA, 2001) ................... 7
Tabel 2.2 Klasifikasi Film Radiografi Menurut AGFA (GE Inspection
Technologies, 2006) .............................................................................................. 25
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Kriteria Keberterimaan Film K01 2-3 A menurut ASME V .............. 82
Tabel 4.19 Nilai densitas film K01 2-3 B ............................................................. 83
Tabel 4.20 Kriteria Keberterimaan Film K01 2-3 B menurut ASME V ............... 84
Tabel 4.21 Nilai Densitas Rata-Rata K01 ............................................................. 85
Tabel 4.22 Nilai densitas film K02 0-1 A ............................................................. 86
Tabel 4.23 Kriteria Keberterimaan Film K02 0-1 A menurut ASME V .............. 87
Tabel 4.24 Nilai densitas film K02 0-1 B ............................................................. 88
Tabel 4.25 Kriteria Keberterimaan Film K02 0-1 B menurut ASME V ............... 89
Tabel 4.26 Nilai densitas film K02 1-2 A ............................................................. 90
Tabel 4.27 Kriteria Keberterimaan Film K02 1-2 A menurut ASME V .............. 91
Tabel 4.28 Nilai densitas film K02 1-2 B ............................................................. 92
Tabel 4.29 Kriteria Keberterimaan Film K01 1-2 B menurut ASME V ............... 93
Tabel 4.30 Nilai densitas film K02 2-3 A ............................................................. 94
Tabel 4.31 Kriteria Keberterimaan Film K02 2-3 A menurut ASME V .............. 95
Tabel 4.32 Nilai densitas film K02 2-3 B ............................................................. 96
Tabel 4.33 Kriteria Keberterimaan Film K02 2-3 B menurut ASME V ............... 97
Tabel 4.34 Nilai densitas film K02 3-0 A ............................................................. 98
Tabel 4.35 Kriteria Keberterimaan Film K02 3-0 A menurut ASME V .............. 99
Tabel 4.36 Nilai densitas film K02 3-0 B ........................................................... 100
Tabel 4.37 Kriteria Keberterimaan Film K02 3-0 B menurut ASME V ............. 101
Tabel 4.38 nilai densitas rata-rata film Kolimator 2 ........................................... 102
Tabel 4.39 Nilai densitas film K05 0-1 A ........................................................... 103
Tabel 4.40 Kriteria Keberterimaan Film K05 0-1 A menurut ASME V ............ 104
Tabel 4.41 Nilai densitas film K05 0-1 B ........................................................... 105
Tabel 4.42 Kriteria Keberterimaan Film K05 0-1 B menurut ASME V ............. 106
Tabel 4.43 Nilai densitas film K05 1-2 A ........................................................... 107
Tabel 4.44 Kriteria Keberterimaan Film K05 1-2 A menurut ASME V ............ 108
Tabel 4.45 Nilai densitas film K051-2 B ............................................................ 109
Tabel 4.46 Kriteria Keberterimaan Film K05 1-2 B menurut ASME V ............. 110
Tabel 4.47 Nilai densitas film K05 2-3 A ........................................................... 111
Tabel 4.48 Kriteria Keberterimaan Film K05 2-3 A menurut ASME V ............ 112
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Reaksi yang terjadi pada metode BNCT (Barth, dkk., 2005) ............. 4
Gambar 2.2 Alat BNCT menggunakan cyclotron (RSNI 3, 2017) ......................... 5
Gambar 2.3 Skema Beam Shaping Assembly (BSA) (Bavarnegin, dkk., 2017) .... 6
Gambar 2.4 Nikel murni sebagai bahan untuk kolimator BNCT (Mujiyono, dkk.,
2018) ....................................................................................................................... 8
Gambar 2.5 Mesin Centrifugal Casting Horizontal untuk Pembuatan Reflektor
Kolimator (Mujiyono, dkk., 2018) ........................................................................ 10
Gambar 2.6 Hot tears (Hellier, 2003).................................................................... 11
Gambar 2.7 Shrinkage porosity (Hellier, 2003) .................................................... 12
Gambar 2.8 Gas porosity (Hellier, 2003) .............................................................. 13
Gambar 2.9 Inclusion (Hellier, 2003) ................................................................... 13
Gambar 2.10 Spektrum elektromagnetik (GE Inspection Technologies, 2006) ... 16
Gambar 2.11 Intensitas yang datang dan intensitas yang ditransmisikan (IAEA,
1992) ..................................................................................................................... 18
Gambar 2.12 Diagram skematik dari pengujian radiografi X-ray (Noorzhalena,
dkk.) ...................................................................................................................... 19
Gambar 2.13 Skema tabung X-ray secara umum (Hellier, 2003) ......................... 20
Gambar 2.14 Grafik Intensitas terhadap Panjang Gelombang X-ray (Halmshaw,
1996) ..................................................................................................................... 23
Gambar 2.15 Susunan Lapisan Film Radiografi (GE Inspection Technologies,
2006) ..................................................................................................................... 24
Gambar 2.16 Struktur film berbutir lambat (a) dan film berbutir cepat (b)
(Kurniawan, 2017) ................................................................................................ 24
Gambar 2.18 Kontras Radiografi (diambil dari https://eis.hu.edu.jo)................... 26
Gambar 2.19 Definisi Radiografi (diambil dari https://eis.hu.edu.jo) .................. 27
Gambar 2.20 Contoh exposure chart (Hellier, 2003) ............................................ 29
Gambar 2.21 Geometric Unsharpness (Kim-Tsew, 2015) .................................... 31
Gambar 2.22 Jenis-Jenis IQI (GE Inspection Technologies, 2006) ...................... 32
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.23 Teknik pemaparan dengan single wall, single image (Halmshaw,
1996) ..................................................................................................................... 33
Gambar 2.24 Teknik pengujian double wall single image (Hellier, 2003) ........... 34
Gambar 2.25 Teknik pengujian double wall double image (Hellier, 2003).......... 35
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis uji tak rusak yang digunakan penulis yaitu X-ray radiografi yang
memanfaatkan radiasi X-ray untuk dipancarkan pada objek. Objek tersebut akan
menyerap X-ray sehingga intensitasnya menjadi berkurang. Perbedaan intensitas
tersebut lalu dicatat menggunakan film untuk melihat cacat pada objek yang diuji
(Halmshaw, 1996). Pada penelitian ini digunakan peralatan industrial X-ray dengan
tegangan 80-300 kV. Setelah film dipaparkan dengan X-ray, film kemudian
diproses di kamar gelap dengan menggunakan larutan fixer, developer dan
stopbath.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Reaksi yang terjadi pada metode BNCT (Barth, dkk., 2005)
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehat tingkat toksiksitas yang rendah dan boron lebih terlokalisasi hanya pada sel
kanker (Susilowati, dkk., 2016). Kelemahan teknik ini adalah ikut terpaparnya
jaringan sehat yang segaris atau sejajar dengan pemukaan sel kanker, terutama yang
lebih dekat dengan sumber radiasi. Terlebih lagi ada atenuasi untuk bagian tubuh
yang lebih dalam sehingga ada variasi distribusi dosis untuk tiap kedalaman yang
berbeda (Muslih, dkk., 2014).
Untuk menunjang fasilitas BNCT, diperlukan sumber neutron dengan
kriteria tertentu. Sumber neutron pada fasilitas BNCT bisa diperoleh dari reaktor
nuklir atau akselerator seperti cyclotron. Cyclotron mengubah partikel proton
menjadi neutron. Perubahan proton menjadi neutron terjadi di target. Material yang
dapat digunakan sebagai target diantaranya beryllium dan lithium (Yuniarti, dkk.,
2016). Skema dari alat BNCT yang menggunakan cyclotron ditunjukkan pada
Gambar 2.2.
adalah neutron yang memiliki energi dalam rentang antara 0,5 eV hingga 10 keV.
Neutron termal adalah neutron memiliki energi di bawah 0,5 eV (IAEA, 2001).
Neutron yang berasal dari cyclotron diatur untuk dapat memenuhi standar yang
ditentukan dari International Atomic Energy Agency (IAEA). Komponen yang
digunakan untuk memproses berkas sinar neutron adalah Beam Shaping Assembly
(BSA) atau kolimator (Bilalodin, dkk., 2017).
Gambar 2.3 Skema Beam Shaping Assembly (BSA) (Bavarnegin, dkk., 2017)
Desain kolimator yang sesuai untuk aplikasi BNCT adalah tabung dengan
diameter bagian dalam 16 cm, diameter bagian luar 19 cm dan panjang total 13 cm
dengan 12 buah dengan kemurnian nikel di atas 95% (Mujiyono, dkk., 2018).
Kolimator untuk BNCT harus mampu menghasilkan fluks neutron termal sesuai
dengan parameter kualitas neutron dari IAEA-Tecdoc-1223. 2001. Current Status
of Neutron Capture Therapy. International Atomic Energy Agency Wagramer
Strasse 5, sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Parameter Satuan
Fluks Neutron epithermal (Фepi) 1.0 x 109 n.cm-2.s-1
Laju dosis neutron cepat/fluks neutron
<2.0 x 10-13 Gy.cm2.n-1
epitermal (Ḋf/Фepi)
Laju dosis gamma/fluks neutron
<2.0 x 10-13 Gy.cm2.n-1
epitermal (ḊƔ/Фepi)
Rasio antara fluks termal dan <0.05
epitermal (Фth/Фepi)
Rasio antara arus neutron total dan >0.7
fluks neutron epitermal (J/Фepi)
BSA didesain dengan tujuan untuk memoderasi neutron berenergi tinggi menjadi
berenergi rendah dan mengeliminasi neutron cepat, neutron termal, dan
kontaminasi gamma sesuai dengan rekomendasi dari IAEA (Fanditis & Nicolau,
2017). BSA mempunyai beberapa bagian diantaranya:
1. Moderator
Moderator digunakan untuk memoderasi neutron cepat menjadi neutron
epitermal (Bilalodin, dkk., 2017). Sebagai contoh bahan yang dapat digunakan
antara lain Al, Fe, MgF2, Al3, 6Li, Fe, 12
C, 27Al, Al+AlF3, dan air berat (RSNI 3,
2017).
2. Reflektor
Reflektor pada kolimator berfungsi untuk merefleksikan berkas ke bagian dalam
kolimator dan mempertahankan intensitas neutron untuk mencapai aperture
(Fanditis & Nicolau, 2017). Sebagai contoh bahan yang dapat digunakan antara
lain PbF, Ni-nat, 208Pb (RSNI 3, 2017)
3. Filter
Filter berfungsi untuk menyerap neutron termal dan neutron cepat sehingga
dapat menghasilkan kriteria berkas sinar sesuai IAEA (Bilalodin, dkk., 2017). 60Ni
biasanya digunakan sebagai filter neutron cepat, sedangkan timbal dan bismuth
digunakan untuk filter gamma ray (Fanditis & Nicolau, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Aperture
Aperture (lubang keluaran) adalah ujung dari kolimator yang berbentuk kerucut.
Bentuk kerucut dari ujung kolimator dimaksudkan untuk memfokuskan berkas dan
menaikkan intensitas berkas (Susilowati, dkk., 2016). Bahan yang dapat digunakan
untuk aperture antara lain Ni, Pb, 91Zr, 6Li2CO3-, polyethylene (RSNI 3, 2017).
Gambar 2.4 Nikel murni sebagai bahan untuk kolimator BNCT (Mujiyono, dkk.,
2018)
ukuran 3x3 cm2 dan 15x15 cm2 (ditunjukkan pada Gambar 2.4). Nikel ini kemudian
dilebur untuk dilakukan proses pengecoran (Mujiyono, dkk., 2018).
Metode pengecoran yang digunakan untuk produk kolimator
mempengaruhi kekuatan mekanik, mikrostruktur, dan kualitas kolimator
(Nurhadiyanto, dkk., 2017). Teknik pengecoran yang diajukan untuk pembuatan
kolimator ada 3 jenis yaitu: centrifugal casting, investment casting, dan gravity
casting.
Metode pengecoran gravitasi tidak dipilih, meskipun pengecoran ini telah
digunakan oleh banyak industri, karena metode ini memiliki potensi tinggi untuk
cacat karena penuangan logam menggunakan gravitasi seperti cacat porositas atau
celah udara, cacat aliran dan cacat rongga penyusutan (Nurhadiyanto, dkk., 2017).
Sedangkan invesment casting tidak menjadi pilihan karena berat coran yang hanya
terbatas pada 5 kg dan peralatan yang digunakan untuk pengecoran relatif mahal
(Singh, dkk., 2016).
10
Kekurangan dari metode ini adalah tekanan pada logam cair juga
menyebabkan logam cair mengalir pada laju yang jauh lebih tinggi daripada
pengecoran gravitasi (ASM International, 2008). Hasil akhir dari centrifugal
casting bergantung pada banyak parameter seperti suhu penuangan, suhu awal
cetakan, kecepatan putar cetakan, komposisi dan jenis material (Ali, 2019).
Kecepatan putar cetakan ditentukan oleh gaya sentrifugal yang dibutuhkan.
Gaya sentrifugal dihitung menggunakan kelipatan gaya gravitasi (G). Mesin
centrifugal casting horisontal biasanya berputar pada 45 sampai 60 G. Pada proses
pengecoran, penuangan harus diperhatikan, jika laju penuangan terlalu lambat dapat
mengakibatkan pembentukan porositas, sementara jika terlalu cepat, dapat
mengakibatkan longitudinal cracking (ASM International, 2008). Suhu penuangan
pada proses centrifugal casting dengan jenis pengecoran lainnya adalah relatif
sama.
11
2. Shrinkage Porosity
Shrinkage porosity adalah jenis diskontinuitas yang disebabkan penyusutan pada
saat proses solidifikasi pada casting (ASM International, 2008). Penyusutan ini
disebabkan karena laju pendinginan yang berbeda. Laju pendinginan yang berbeda
ini disebabkan adanya variasi luas penampang, perbedaan laju pelepasan panas, dan
sebagian area yang cenderung membeku lebih cepat dibandingkan area lainnya
(Krisnawan, dkk., 2012). Besar shrinkage dipengaruhi oleh jumlah logam cair yang
dituangkan, suhu pengecoran, dan volume yang berubah pada saat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
solidifikasi (Balan, 2018). Contoh shrinkage porosity yang tampak pada film
radiografi ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Shrinkage yang
ditunjukkan pada
area gelap pada film
13
4. Inclusion
Inclusion merupakan jenis diskontinuitas yang terjadi akibat masuknya partikel
nonmetalik selama casting (ASM International, 2009). Partikel nonmetalik ini
dapat masuk ke dalam coran pada saat proses peleburan di tungku dan pada saat
pengecoran (Balan, 2018). Contoh inclusion yang tampak pada film radiografi
ditunjukkan oleh lingkaran merah pada Gambar 2.9.
14
inspeksi atau tes selesai bagian yang diuji masih dapat digunakan. NDT mempunyai
beberapa tujuan diantaranya yaitu untuk mendeteksi cacat/diskontinuitas baik yang
berada di permukaan atau di dalam material yang diuji, mengukur geometri benda,
serta menentukan komposisi kimia suatu material (Krey, 2016). Karena
memungkinkan pemeriksaan tanpa mengganggu penggunaan suatu produk, NDT
memberikan keseimbangan yang sangat baik antara kontrol kualitas dan efektivitas
biaya (Septiano, 2016). Metode NDT yang tersedia saat ini adalah: Acoustic
Emission Testing (AE), Electromagnetic Testing (ET), Guided Wave Testing (GW),
Ground Penetrating Radar (GPR), Laser Testing Methods (LM), Leak Testing
(LT), Magnetic Flux Leakage (MFL), Liquid Penetrant Testing (PT), Magnetic
Particle Testing (MT), Neutron Radiographic Testing (NR), Radiographic Testing
(RT), Thermal/Infrared Testing (IR), Ultrasonic Testing (UT), Vibration Analysis
(VA) dan Visual Testing (VT). Enam metode pengujian yang paling sering
digunakan adalah MT, PT, RT, UT, ET dan VT (ASNT, 2017).
1. Magnetic Particle Testing (MT)
Magnetic Particle Testing didasarkan pada analisa persebaran medan magnet
menggunakan material feromagnetik sebagai indikatornya (Chesnokova, dkk.,
2017). Metode ini menggunakan medan magnet dan partikel magnetik kecil untuk
mendeteksi diskontinuitas pada objek. Pada pengaplikasiannya yang sederhana kuk
elektromagnet ditempatkan di permukaan objek yang sudah diberi cairan yang
mengandung besi. Apabila ada diskontinuitas, maka medan magnet akan berubah.
Kekurangan dari metode ini yaitu objek hanya terbatas pada bahan feromagnetik
dan hanya dapat mendeteksi diskontinuitas di permukaan (Dwivedi, dkk., 2018).
2. Ultrasonic Testing
Ultrasonic Testing (UT) merupakan jenis NDT yang digunakan untuk
mendeteksi diskontinuitas dan ketebalan benda. Metode ini memanfaatkan
gelombang suara dengan frekuensi 2-10 MHz. Gelombang suara tersebut kemudian
dipantulkan dan diterima oleh tranduser. Metode ini mempunyai keuntungan
diantaranya lebih aman dan dapat mengukur kedalaman diskontinuitas pada objek
(Patil & Darade, 2017), tapi metode ini juga mempunyai kekurangan, diantaranya
benda dengan geometri yang rumit sulit untuk diuji dengan metode ini dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
diskontinuitas tidak yang sejajar dengan gelombang suara tidak dapat terdeteksi
(Kroworz & Katunin, 2018).
3. Eddie Current
Eddie current diciptakan oleh proses induksi elektromagnetik. Ketika arus AC
dialirkan pada suatu konduktor maka medan magnet akan terbentuk mengelilingi
konduktor tersebut (Dwivedi, dkk., 2018). Eddie Current adalah metode uji tak
rusak yang efektif untuk diterapkan di material yang konduktif (Zhang, He, &
Dong, 2018). Kekurangan dari metode ini yaitu sulit untuk diinterpretasikan dan
objek hanya terbatas pada bahan metal.
4. Dye Penetrant
Dye Penetrant Testing merupakan salah satu metode pengujian paling awal yang
digunakan untuk inspeksi NDT. Metode ini hanya terbatas untuk mendeteksi
diskontinuitas di permukaan. Prinsip kerjanya dengan mengaplikasikan cairan
penetrant ke permukaan spesimen, penetrant akan masuk ke dalam jika terdapat
cacat karena adanya kapilaritas dan sesudah itu akan diperjelas dengan cairan
developer (Shyamji & Prasad, 2017).
5. Visual Testing
Visual Testing merupakan pengujian NDT yang paling banyak digunakan.
Karena pengujian ini hanya menggunakan mata atau dengan bantuan perangkat
yang sederhana. Karena hanya menggunakan perangkat sederhana, pengujian ini
merupakan pengujian NDT termurah dalam segi biaya. VT harus dilakukan di
tempat dengan pencahayaan yang memadai dan permukaan objek harus bersih.
Teknik VT dibagi menjadi dua yaitu: Direct Viewing dimana penguji melihat
langsung objek yang diuji dan Remote Viewing dimana penguji melihat objek
dengan bantuan peralatan khusus seperti mikroskop dan kamera. Pengujian terbatas
untuk mendeteksi cacat di permukaan saja dan di bawah permukaan jika objek yang
diuji transparan (Kroworz & Katunin, 2018).
16
Dengan :
λ = Panjang gelombang dalam nanometer (10-9 m)
kV = tegangan dalam kilo volt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
18
Gambar 2.11 Intensitas yang datang dan intensitas yang ditransmisikan (IAEA,
1992)
19
Perbedaan intensitas ini akan direkam pada film radiografi. Film setelah diproses
akan menampilkan area gambar yang lebih gelap di bawah rongga ukuran gambar
akan kira-kira sama dengan luas penampang rongga (Halmshaw, 1996).
Uji Radiografi konvensional menggunakan film radiografi untuk mencatat
diskontinuitas yang terdapat di bagian dalam objek. Pada film radiogafi
konvesional, setelah film dipaparkan, akan tersimpan gambar tak tampak (latent
image) yang perlu untuk diproses untuk menjadi gambar tampak yang dapat dibaca.
Proses ini dilakukan di kamar gelap (dark room) (Yenumula, dkk., 2019). Skema
uji radiografi ditunjukkan pada Gambar 2.12.
20
21
sumber elektron dikenal sebagai katoda. Katoda terdiri dari gulungan kawat
(filamen) yang berfungsi sebagai pemancar elektron.
2. Target (Anoda)
Material yang digunakan sebagai target harus memiliki sifat-sifat yang
dibutuhkan seperti nomor atom tinggi, titik lebur tinggi dan konduktivitas termal
yang tinggi. Angka atom yang tinggi memberikan efisiensi konversi energi elektron
menjadi sinar-X yang lebih tinggi. Titik lebur tinggi memungkinkan arus tabung
tinggi untuk ukuran titik fokus tertentu memberikan keluaran sinar-X yang besar.
3. Tube Envelope
Tube Envelope merupakan selubung tabung yang terbuat dari kaca. Pada tabung
ini diletakan dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Selubung tabung ini dibuat oleh
kaca dengan jenis borosilikat yang mempunyai titik leleh yang tinggi. Bahan
dengan titik leleh yang tinggi diperlukan untuk menahan pahas yang tinggi akibat
panas yang dihasilkan di anoda. Kevakuman diperlukan untuk mencegah oksidasi
dari bahan-bahan elektroda dan memungkinkan lewatnya berkas elektron tanpa
ionisasi gas, serta menyediakan isolasi listrik antar elektroda.
4. Tubeheads
Tubeheads merupakan selubung logam yang menyelimuti tabung. Bahan dari
Tubeheads adalah timah, fungsinya untuk membatasi sinar radiasi ke lubang
keluaran/port. Pada prakteknya Tubeheads diletakkan di ground untuk
menghilangkan kemungkinan bahaya listrik karena tegangan tinggi yang
digunakan.
5. Tube Window
Tube Window merupakan lubang/port tempat keluarnya sinar-X. Tube Window
biasanya terbuat dari bahan yang kurang dalam penyerapan radiasi, seperti
berilium.
6. Focusing Cup
Focusing Cup merupakan alat yang digunakan untuk mengarahkan berkas
elektron yang dihasilkan oleh filamen agar tidak terhambur dan dapat menabrak
anoda sehingga dapat menghasilkan sinar-X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
23
24
Gambar 2.16 Struktur film berbutir lambat (a) dan film berbutir cepat (b)
(Kurniawan, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada penelitian ini, digunakan film AGFA D7. Klasifikasi film radiografi
menurut AGFA ditunjukkan oleh Tabel 2.2
Tabel 2.2 Klasifikasi Film Radiografi Menurut AGFA (GE Inspection
Technologies, 2006)
26
2. Definisi Radiografi
Definisi radiografi merupakan ketajaman dari gambar radiografi yang
dihasilkan. Ketajaman berarti tingkat kekasaran transisi dari satu densitas ke
densitas lainnya. Film dengan tingkat ketajaman bagus akan mempunyai transisi
yang kasar antara satu densitas dengan densitas lainnya sehingga gambar yang
dihasilkan lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singh R. , 2016). Butir adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi definisi detail gambar. Untuk kontras yang
sama, film berbutir kecil mampu menghasilkan gambar yang lebih detail daripada
film berbutir besar (Halmshaw, 1996). Definisi Radiografi ditunjukkan pada
Gambar 2.19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
28
3. Fixing
Fixer mempunyai dua fungsi utama, yaitu untuk membersihkan sisa-sisa kristal
perak halida yang tidak terekspos pada film dan memperbaiki dan memperjelas
gambar. Kristal perak halida yang tidak terkena paparan radiasi akan dibuang oleh
cairan fixer pada fixing bath (Hellier, 2003).
4. Washing
Washing merupakan tahapan pencucian dengan air untuk menghilangkan zat-zat
kimia yang digunakan untuk pemrosesan film sebelumnya (Hellier, 2003).
5. Drying
Drying merupakan proses terakhir sebelum dilakukan pembacaan pada film.
Film yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke lemari pengering untuk
dikeringkan (Hellier, 2003).
29
Dengan :
t = waktu pemaparan
SFDmin = SFD minimum yang ditentukan
SFDkurva = SFD yang tercantum pada kurva
E = Eksposur (mA/menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan :
T1 = waktu eksposi mula-mula
T2 = waktu eksposi baru
D1 = jarak mula-mula
D2 = jarak baru
Sedangkan persamaan untuk menghitung jarak sumber ke film minimal ditunjukkan
oleh Persamaan (2.7)
𝑓
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 𝑋 (𝑈𝑔 + 1) (2.7)
𝑚𝑎𝑥
Dengan :
X = tebal benda uji
f = ukuran focal spot
Ugmax = geometry unsharpness (ketidaktajaman geometri)
31
Dengan :
f = ukuran sumber (focal spot)
t = jarak objek yang diradiografi dengan film
SFD = jarak sumber ke objek
Nilai Ug tidak boleh melebihi nilai limitasi nilai Ug sesuai ketentuan ASME section
V.
32
identifikasi di satu ujung dan tiga lubang dengan diameter berbeda. Pada jenis wire,
terdapat wire dengan ketebalan yang berbeda-beda dan semakin meningkat
ketebalannya ke arah kanan. Pada penelitian ini, digunakan IQI jenis wire.
Ketebalan IQI wire yang paling umum adalah 2% dari ketebalan material (Hellier,
2003). Sensitivitas IQI wire disebut juga contrast sensitivity (S) yang diukur dengan
persentase perbandingan wire terkecil yang tampak pada film dengan ketebalan
material yang diradiografi (Yenumula, dkk., 2019). Sensitivitas suatu film
radiografi dapat ditentukan menggunakan Persamaan (2.9)
Ф
S = x 100% (2.9)
X
Dengan :
Ф = ukuran kawat terkecil yang tampak
X = ketebalan benda uji
33
Gambar 2.22 Teknik pemaparan dengan single wall, single image (Halmshaw,
1996)
34
B. Sumber berada di dalam benda uji sumber hanya mengarah pada satu sisi pada
benda uji
C. Sumber berada di luar dengan jarak tertentu dan film berada di dalam
3. Double wall, single image
Pada teknik ini Pada teknik ini radiasi melewati dua dinding dari benda uji, tetapi
hanya dinding yang dekat dengan film yang diinspeksi. Karena radiasi harus
melewati dua dinding dari benda uji, maka diperlukan tegangan (kV) yang lebih
tinggi untuk menghasilkan penetrasi yang lebih besar. Teknik ini biasanya
digunakan untuk menginspeksi benda uji dengan diameter kecil.
Gambar 2.23 Teknik pengujian double wall single image (Hellier, 2003)
4. Double wall, double image
Pada teknik ini radiasi melewati dua dinding dari benda uji dan kedua dinding yang
dilewati diinspeksi. Teknik ini hanya dapat diterapkan pada benda uji dengan
diameter yang kecil (kurang dari 90mm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 2.24 Teknik pengujian double wall double image (Hellier, 2003)
Dengan:
I0 = intensitas yang datang pada film
It = intensitas yang ditransmisikan oleh film
Pada praktiknya, digunakan alat densitometer. Densitometer digunakan untuk
mengukur densitas film radiografi secara langsung. Densitometer digunakan untuk
mengambil nilai densitas di beberapa titik, kemudian dirata-rata dan hasilnya
digunakan untuk menentukan kriteria keberterimaan menurut ASME section V.
Nilai densitas rata-rata film mengacu pada ASME section V appendix VII nilai
densitas untuk radiografi x-ray yang dapat diterima berada pada rentang 1,5 – 4.
Dan variasi densitas yang disyaratkan mengacu pada ASME section V T-282.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dimana rentang densitas film harus berada pada -15% - 30%. Variasi densitas
ditentukan dengan menggunakan Persamaan (2.11)
Dmax −Davg
VDmax = x 100% dan
Davg
Dmin −Davg
VDmin = x 100% (2.11)
Davg
Dengan :
Dmax = Nilai Densitas maksimal
Dmin = Nilai Densitas minimal
Davg = Nilai Densitas rata-rata
37
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Persiapan :
-Persiapan Benda Uji
-Persiapan Parameter
Penyinaran
Pencucian Film
Analisa Tidak
Keberterimaan
Film (ASME V)
Ya
Analisa Homogenitas
dan Diskontinuitas
Selesai
40
Objek yang
diteliti yaitu
reflektor
kolimator
berjumlah
12 segmen
41
42
43
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
11
12
13
Gambar 3.5 Box Controller Rigaku Radioflex 250 EGM2
Gambar 3.5 menunjukkan:
1. Layar untuk menampilkan waktu pemaparan
2. Layar untuk menampilkan tegangan tabung
3. Switch untuk mengatur arus tabung
4. Switch untuk mengatur tegangan tabung
5. Switch ON mesin X-ray
6. Line Voltage monitor
7. Switch untuk arus tabung (STD/LOW)
8. Fuse (power supply)
9. Fuse (control circuit)
10. Non-Fuse breaker
11. Switch off mesin X-ray
12. Safety key Switch
13. Layar untuk menampilkan arus tabung
Power Supply
Power supply digunakan untuk menyuplai daya listrik pada tabung x-ray dan
controller. Power supply ditunjukkan pada Gambar 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Inherent Filter Be 1 mm + Al 2 mm
Dimensi Generator : 632 x 320 x 320 mm
Controller : 344 x 195 x 407 mm
Berat Generator : 28 kg
Controller : 18 kg
45
46
Weight 29 kg
47
48
b. IQI/Penetrameter
IQI digunakan untuk mengetahui sensitivitas radiografi. Sensitivitas radiografi ini
digunakan untuk mengetahui nilai minimum dari diskontinuitas yang dapat dideteksi.
Gambar 3.11 menunjukkan set penetrameter yang digunakan.
49
50
g. Densitometer
Densitometer digunakan untuk mengukur nilai densitas film radiografi yang
dihasilkan. Sebelum dilakukan pengukuran densitometer dikalibrasi terlebih dahulu
dengan film viewer yang digunakan. Gambar 3.16 menunjukkan densitometer yang
digunakan.
51
52
b. Pocket Dosimeter
Pocket Dosimeter digunakan untuk mengukur dosis radiasi yang diterima personal
secara akumulasi. Gambar 3.21 menunjukkan pocket dosimeter yang digunakan.
53
54
55
Dengan:
X = tebal benda uji
f = ukuran focal spot
Ugmax = geometry unsharpness (ketidaktajaman geometri)
Pada spesifikasi mesin Industrial Rigaku Radioflex 250 EGM2 diketahui bahwa
ukuran focal spot pada mesin yaitu 2x2 mm, maka diagonal focal spot adalah 2√2.
Selanjutnya dicari nilai Ugmax berdasarkan ASME section V T-274.2 Geometric
Unsharpness Limitations. Tabel 3.3 menunjukkan nilai Ug yang digunakan.
Tabel 3.3 Geometric Unsharpness Limitations
Berdasarkan ketebalan benda uji (30 mm) didapatkan nilai Ugmax yaitu 0,51 mm.
Nilai Ugmax dimasukkan dalam persamaan untuk menghitung SFDmin:
2√2
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 30 ( + 1)
0,51
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 196,37 𝑚𝑚 → 197 𝑚𝑚
Didapatkan nilai SFDmin sebesar 197 mm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
SFD aktual yang digunakan nilainya harus lebih besar dari SFD minimal untuk
memperkecil nilai Ug, tetapi SFD aktual yang digunakan SFD contact yaitu sumber
menempel pada benda uji sehingga SFD = diameter luar benda uji = 190 mm.
3.5.4.2 Pengujian tahap II
SFDmin ditentukan dengan persamaan (2.7) :
𝑓
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 𝑋 ( + 1) (2.7)
𝑈𝑔𝑚𝑎𝑥
Dengan :
X = tebal benda uji
f = ukuran diagonal focal spot
Ugmax = geometry unsharpness (ketidaktajaman geometri)
Pada spesifikasi mesin Industrial X-ray Revo 300D diketahui bahwa ukuran focal
spot pada mesin yaitu 3x3 mm, maka diagonal focal spot adalah 3√3. Selanjutnya
dicari nilai Ugmax berdasarkan ASME section V T-274.2 Geometric Unsharpness
Limitations. Tabel 3.4 menunjukkan nilai Ug yang digunakan.
Tabel 3.4 Geometric Unsharpness Limitations
Berdasarkan ketebalan benda uji (30 mm) didapatkan nilai Ugmax yaitu 0,51 mm.
Nilai Ugmax dimasukkan dalam persamaan untuk menghitung SFDmin :
3√3
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 30 ( + 1)
0,51
𝑆𝐹𝐷𝑚𝑖𝑛 = 335,647 𝑚𝑚 → 340 𝑚𝑚
Didapatkan nilai SFDmin sebesar 340 mm
SFD aktual yang digunakan nilainya harus lebih besar dari SFD minimal, SFD
aktual yang digunakan 380 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
58
Dengan :
t = waktu pemaparan
SFD = SFD aktual
SFDkurva = SFD yang tercantum pada kurva
E = Eksposur (mA.menit)
A = arus tabung (mA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Arus tabung ditetapkan konstan pada 5 mA. Data tersebut dimasukkan dalam
persamaan untuk mencari waktu pemaparan (t) :
380 2 25
𝑡=( ) 𝑥
700 5
𝑡 = 2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 7 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 → 3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Dari Tabel 3.5 dapat ditentukan tipe IQI dan penempatan IQI yang digunakan. IQI
yang digunakan ditentukan berdasarkan ketebalan benda uji yaitu 30 mm atau
1,1811 inch. Dari ketebalan tersebut didapatkan tipe IQI 10, penempatan IQI pada
sisi sumber (source side). Kemudian digunakan Tabel 3.6 untuk menentukan set
dan berapa kawat yang harus muncul untuk memenuhi sensitivitas pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.6 Wire IQI Designation, Wire Diameter, and Wire Identity
Pada Tabel 3.6 dapat diketahui jumlah kawat yang diharapkan muncul yaitu 2 kawat
dengan diameter 0,64 mm dan 0,81 mm.
61
62
Karena ketebalan benda uji 30 mm, maka Ug maksimal yang diperbolehkan yaitu
0,51 mm. Nilai Ug ditentukan dengan persamaan (2.8).
5. Variasi nilai densitas:
Variasi nilai densitas yang disyaratkan mengacu pada ASME section V T-282.2
dimana rentang densitas film harus berada pada -15% - 30%
Variasi Ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.11) :
Dmax −Davg
VDmax = x 100% dan
Davg
Dmin −Davg
VDmin = x 100% (2.11)
Davg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dengan :
Dmax = Nilai Densitas maksimal
Dmin = Nilai Densitas minimal
Davg = Nilai Densitas rata-rata
6. Sensitivitas radiografi
Sensitivitas radiografi ditentukan dengan persamaan (2.9)
Ф
S = x 100% (2.9)
X
Dengan :
Ф = ukuran kawat terkecil yang tampak
X = ketebalan benda uji
7. Minimal kawat IQI yang tampak
Minimum kawat yang tampak adalah 2 kawat (Tabel 3.6)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Film hasil pengujian radiografi tahap pertama pada kolimator no.1 ditunjukkan
pada Gambar 4.1 – Gambar 4.4. Data hasil pengukuran densitas dan Tabel
kebertrimaan film menurut ASME section V ditunjukkan pada Tabel ditunjukkan
pada Tabel 4.1 – Tabel 4.8.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.1.1. Kolimator 1
Pada pengujian kolimator 1, film hasil radiografi pada sisi 2-3 A dan 2-3 B tidak
dapat ditampilkan untuk dianalisa dikarenakan film rusak pada saat pengujian.
4.1.1.1. KLM01 0-1 A
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,79 − 1,73
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 3,46%
Davg 1,73
66
d. Sensitivitas Radiografi
Ukuran kawat terkecil yang nampak pada film : 0,020” = 0,51 mm, sehingga :
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa film KLM 01 0-1 A diterima menurut
standart ASME V. Pada KLM 01 0-1 A tidak ditemukan adanya diskontinuitas.
4.1.1.2 KLM 0-1 B
67
a. Nilai Ug
𝑆 𝑥 𝑇 2√2 𝑋 15
𝑈𝑔 = = = 0,1105 𝑚𝑚
𝐷 190
b. Pengukuran Nilai Densitas Film
Tabel 4.3 Pengukuran Densitas KLM 01 0-1 B
Densitas Densitas
1 2 3 4 5 6 7 rata-rata
1,21 1,81 1,26 1,24 1,22 1,20 1,21 1,31
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,81 − 1,307
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 38,48%
Davg 1,307
68
Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa film KLM 01 0-1 B tidak diterima menurut
standart ASME V dikarenakan nilai densitas dan variasi nilai densitas tidak
memenuhi kriteria.Pada KLM 01 0-1 B tidak ditemukan adanya diskontinuitas.
69
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,82 − 1,79
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 1,67%
Davg 1,79
70
Dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa film KLM 01 1-2 A diterima menurut
standart ASME V. Pada KLM 01 1-2 A tidak ditemukan adanya diskontinuitas.
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,82 − 1,79
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 1,6759%
Davg 1,79
71
d. Sensitiitas Radiografi
Ukuran kawat terkecil yang nampak pada film : 0,020” = 0,51 mm
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
e. Kriteria Keberterimaan ASME V
Kriteria Keberterimaan ASME V ditunjukkan pada tabel 4.8.
Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa film KLM 01 1-2 B tidak diterima menurut
standart ASME V dikarenakan marker lokasi tidak nampak pada. Pada KLM 01 1-
2 B tidak ditemukan adanya diskontinuitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
73
4.2.1 Kolimator 1
4.2.1.1. KLM 01 0-1 A
Film hasil pengujian radiografi dari kolimator 01 pada sisi 0-1 – 3-0 ditunjukkan
pada Gambar 4.5
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.9 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,14
Nilai Densitas min : 0,96
Nilai Densitas rata-rata : 1,09
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,14 − 1,09
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 4,58 %
Davg 1,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 0-1 A tidak dapat
diterima menurut ASME V dikarenakan nilai densitas film dan nilai Ug tidak
memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.11 didapatkan :
Nilai Densitas max : 0,83
Nilai Densitas min : 0,7
Nilai Densitas rata-rata : 0,76
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 0,83 − 0,76
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 9,21 %
Davg 0,76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari Tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 0-1 B tidak dapat
diterima menurut ASME V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.13 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,87
Nilai Densitas min : 1,6
Nilai Densitas rata-rata : 1,77
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,87 − 1,77
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 5,64 %
Davg 1,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 1-2 A diterima
menurut ASME V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.15 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,28
Nilai Densitas min : 1,14
Nilai Densitas rata-rata : 1,21
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,28 − 1,21
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 5,78 %
Davg 1,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari Tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 1-2 B tidak dapat
diterima menurut ASME V dikarenakan nilai densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.17 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,63
Nilai Densitas min : 1,3
Nilai Densitas rata-rata : 1,45
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,63 − 1,45
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 12,41 %
Davg 1,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dari Tabel 4.18 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 2-3 A tidak dapat
diterima menurut ASME V dikarenakan nilai densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.19 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,54
Nilai Densitas min : 1,17
Nilai Densitas rata-rata : 1,34
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,54 − 1,34
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 14,92 %
Davg 1,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Dari Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K01 2-3 B tidak dapat
diterima menurut ASME V dikarenakan nilai densitas film tidak memenuhi kriteria.
4.2.1.2 Analisa Homogenitas
Analisa Homogenitas dilakukan dengan membandingkan selisih nilai densitas pada
masing-masing titik pada film yang telah diukur dengan densitas rata-rata. Jika
selisih nilai yang didapat lebih atau kurang dari 0,05 maka kolimator tersebut tidak
homogen. Selisih nilai densitas rata-rata film K02 0-1 A ditunjukkan pada Tabel
4.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
86
4.2.2 Kolimator 2
Gambar film dari kolimator 2 ditunjukkan pada Gambar 4.11 – Gambar 4.18
4.2.2.1 K02 0-1 A
Film K02 0-1 A ditunjukkan pada Gambar 4.11.
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.23 didapatkan :
Nilai Densitas max : 2,14
Nilai Densitas min : 1,72
Nilai Densitas rata-rata : 1,9
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 2,14 − 1,9
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 12,63 %
Davg 1,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Dari Tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 0-1 A dapat diterima
menurut ASME V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.24 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,59
Nilai Densitas min : 1,27
Nilai Densitas rata-rata : 1,38
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,59 − 1,38
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 15,21 %
Davg 1,38
Dmin − Davg 1,27 − 1,38
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −7,97%
Davg 1,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.25 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 0-1 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.26 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,46
Nilai Densitas min : 1,24
Nilai Densitas rata-rata : 1,32
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,46 − 1,32
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 10,61 %
Davg 1,32
Dmin − Davg 1,24 − 1,32
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −6,1%
Davg 1,32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.27 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 1-2 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film dan nilai Ug tidak memenuhi
kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.28 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,35
Nilai Densitas min : 1,24
Nilai Densitas rata-rata : 1,29
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,35 − 1,29
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 4,65 %
Davg 1,29
Dmin − Davg 1,24 − 1,29
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −3,87%
Davg 1,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 1-2 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.30 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,49
Nilai Densitas min : 1,31
Nilai Densitas rata-rata : 1,39
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,49 − 1,39
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 7,19 %
Davg 1,39
Dmin − Davg 1,31 − 1,39
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −5,75%
Davg 1,39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.31 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 2-3 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.32 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,5
Nilai Densitas min : 1,22
Nilai Densitas rata-rata : 1,34
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,5 − 1,34
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 11,94 %
Davg 1,34
Dmin − Davg 1,22 − 1,34
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −8,95%
Davg 1,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.33 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 2-3 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film dan nilai Ug tidak memenuhi
kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.34 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,67
Nilai Densitas min : 1,3
Nilai Densitas rata-rata : 1,44
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,67 − 1,44
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 20,1 %
Davg 1,44
Dmin − Davg 1,3 − 1,44
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −9,72%
Davg 1,44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.35 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 3-0 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film dan nilai Ug tidak memenuhi
kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.23 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,25
Nilai Densitas min : 1,52
Nilai Densitas rata-rata : 1,38
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,52 − 1,38
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 10,14 %
Davg 1,38
Dmin − Davg 1,25 − 1,38
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −9,42%
Davg 1,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.37 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K02 3-0B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film dan nilai Ug tidak memenuhi
kriteria.
2. Analisa Homogenitas
Analisa Homogenitas dilakukan dengan membandingkan selisih nilai densitas pada
masing-masing titik pada film yang telah diukur dengan densitas rata-rata. Jika
selisih nilai yang didapat lebih atau kurang dari 0,05 maka kolimator tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
homogen. Selisih nilai densitas rata-rata film K02 0-1 A ditunjukkan pada Tabel
4.38.
Tabel 4.38 nilai densitas rata-rata film Kolimator 2
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8
Pengukuran
Pada ROI
Nilai
2,39 2,15 2,33 2,11 2,11 2,17 2,17 2,18
Densitas
Nilai
Densitas 2,20
Rata-rata
Rentang
perbedaan
nilai
densitas
dengan 0.19 0.05 0.13 0.09 0.09 0.03 0.03 0.02
densitas
rata-rata
(SNI
8506:2018)
3. Analisa Diskontinuitas
Terdapat diskontinuitas jenis porositas yang tersebar merata di hampir semua
bagian kolimator, bagian yang terdapat porositas ditunjukkan oleh lingkaran merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.2.3 Kolimator 5
Gambar film dari kolimator 5 ditunjukkan pada Gambar 4.19 – Gambar 4.28
4.2.3.1 K05 0-1 A
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.39 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,53
Nilai Densitas min : 1,26
Nilai Densitas rata-rata : 1,34
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,53 − 1,34
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 14,17 %
Davg 1,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dari Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 0-1 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film dan nilai Ug tidak memenuhi
kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.41 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,66
Nilai Densitas min : 1,28
Nilai Densitas rata-rata : 1,48
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,66 − 1,48
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 12,16%
Davg 1,48
Dmin − Davg 1,28 − 1,48
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −13,51%
Davg 1,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.42 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 0-1 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.43 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,53
Nilai Densitas min : 1,21
Nilai Densitas rata-rata : 1,35
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,53 − 1,35
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 13,33 %
Davg 1,35
Dmin − Davg 1,21 − 1,35
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −10,37%
Davg 1,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.44 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 1-2 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.45 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,18
Nilai Densitas min : 1,04
Nilai Densitas rata-rata : 1,11
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,18 − 1,11
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 6,31 %
Davg 1,11
Dmin − Davg 1,04 − 1,11
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −6,31%
Davg 1,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 1-2 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.47 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,4
Nilai Densitas min : 1,21
Nilai Densitas rata-rata : 1,27
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,4 − 1,27
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 10,23 %
Davg 1,27
Dmin − Davg 1,21 − 1,27
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −4,72%
Davg 1,27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.48 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 2-3 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.49 didapatkan :
Nilai Densitas max : 2,14
Nilai Densitas min : 1,72
Nilai Densitas rata-rata : 1,9
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 2,14 − 1,9
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 12,63 %
Davg 1,9
Dmin − Davg 1,72 − 1,9
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −9,47%
Davg 1,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.50 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 2-3 B dapat diterima
menutrut ASME V karena memenuhi seluruh kriteria yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.51 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,55
Nilai Densitas min : 1,14
Nilai Densitas rata-rata : 1,33
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,55 − 1,33
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 16,54 %
Davg 1,33
Dmin − Davg 1,14 − 1,33
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −14,28%
Davg 1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.52 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 3-0 A tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Dari data film radiografi dan nilai densitas film radiografi dapat dianalisa kriteria
kebertrimaan film tersebut menurut ASME V. Dari tabel 4.53 didapatkan :
Nilai Densitas max : 1,42
Nilai Densitas min : 1,15
Nilai Densitas rata-rata : 1,29
c. Variasi Densitas
Dmax − Davg 1,42 − 1,29
VDmax = x 100% = VDmax = x100% = 10,07 %
Davg 1,29
Dmin − Davg 1,15 − 1,29
VDmin = x 100% = VDmin = x100% = −10,85%
Davg 1,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
d. Sensitivitas
Terdapat 3 kawat yang nampak pada film. Ukuran kawat terkecil yang tampak 0,51
mm.
Ф 0,51
S = x 100% = x 100% = 1,7%
X 30
Dari Tabel 4.54 dapat disimpulkan bahwa film radiografi K05 3-0 B tidak dapat
diterima menurut ASME V karena densitas film tidak memenuhi kriteria.
119
120
4.3 Pembahasan
Pada pengujian kedua, seluruh kolimator (12 kolimator) diuji. Kolimator
tersebut diuji menggunakan tegangan 200 kV, arus 3 mA, SFD sebesar 380 mm dan
teknik DWSI. Untuk menguji 12 kolimator diperlukan 48 film. Dari 48 film tersebut
ada dua film dari kolimator 1 (sisi 3-0 A dan 3-0 B) yang rusak pada saat pengujian
sehingga tidak dapat dibaca. Karena keterbatasan waktu dan biaya, pemaparan
ulang pada sisi tersebut tidak dilakukan. Pada penelitian ini diambil 3 sampel
kolimator, yaitu kolimator 1, kolimator 2, dan kolimator 5, alasan diambil sampel
tersebut adalah kolimator tersebut terdapat diskontinuitas yang dimana pada
kolimator lainnya tidak terdapat/terbaca. Film-film dari kolimator 1, kolimator 2,
dan kolimator 5 yang yang sudah diproses di kamar gelap kemudian dilanjutkan
untuk dibaca pada film viewer untuk diinterpretasikan dan dianalisa. Analisa film
meliputi analisa keberterimaan menurut standar ASME section V, analisa
diskontinuitas dan analisa homogenitas. Pada Analisa ASME section V hanya
terdapat 3 film dari 22 film yang dianalisa yang lolos uji standar ASME V. Film-
film yang tidak lolos standar diakibatkan oleh nilai densitas yang berada di bawah
rentang nilai densitas yang disyaratkan yaitu 1,5-4. Sedangkan untuk kriteria
lainnya seperti limitasi nilai Ug, film yang diuji memiliki nilai 0,41022 mm dimana
memenuhi kriteria yang harus berada pada nilai dibawah 0,51 mm. Sensitivitas
radiografi berada pada nilai 1,7% dimana nilai tersebut dibawah nilai sensitivitas
radiografi yang biasanya digunakan sebesar 2%, karena nilai sensitivitas yang kecil,
film ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi diskontinuitas dengan ukuran
sebesar 1,7% dari ketebalan kolimator (15 mm) yaitu 0,255 mm. Dengan kata lain
diskontinuitas dengan ukuran minimal 0,255 mm dapat terlihat pada film radiografi.
Walaupun banyak tidak lolos standar uji, film-film tersebut tetap dibaca, film-film
tersebut dapat menampilkan diskontinuitas yang terdapat pada kolimator dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
122
123
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya :
a. Reflektor Kolimator yang dibuat dari nikel murni dan dengan teknik centrifugal
casting dapat diuji tak rusak dengan menggunakan radiografi X-ray yang
merupakan trial dan error dikarenakan belum adanya standar bahan nikel, jadi
digunakan standar carbon steel untuk mencari tegangan dan waktu pemaparan
b. Terdapat beberapa diskontinuitas yang terdapat pada kolimator, diantaranya hot
tears pada kolimator 1, porositas pada kolimator no 2, dan shrinkage pada
kolimator no 5, diskontinuitas tersebut dapat ditunjukkan oleh film radiografi
walaupun film tersebut tidak memenuhi nilai kriteria ASME V
c. Dari seluruh kolimator yang diuji (12 kolimator) semuanya dinyatakan tidak
homogen melalui analisa homogenitas
5.2 Saran
Beberapa saran yang disampaikan dalam penelitian ini :
a. Pada penelitian ini, terdapat beberapa film yang terbakar/rusak, perlu
diperhatikan lama waktu pemaparan dan proses pencucian film
b. Terdapat perbedaan data densitas yang diukur oleh penulis dan tim penguji,
kalibrasi dan penggunaan alat pengukur (densitometer) perlu diperhatikan
c. Proses pembuatan kolimator menggunakan centrifugal casting perlu dikaji lebih
ulang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dan minim diskontinuitas serta
dapat menghasilkan struktur yang homogen
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dwivedi, S. K., Vishwakarma, M., & Soni, P. (2018). Advances and Researches on
Non Destructive Testing: A Review. Materials Today: Proceedings 5,
3690–3698.
Fanditis, J. (2018). Beam shaping assembly study for BNCT facility based on a 2.5
MeV proton accelerator on Li target. Journal of Theoretical and Applied
Physics, 249-256.
Fanditis, J. G., & Nicolau, G. (2017). Optimization of Beam Shaping Assembly
design for Boron Neutron Capture Therapy based on a transportable proton
accelerator. Alexandria Engineering Journal, 1-10.
GE Inspection Technologies. (2006). Industrial Radiography : Image Forming
Techniques. GE Inspection Technologies.
Gharsallah, M. B., & Braiek, E. B. (2015). Weld Inspection Based on Radiography
Image Segmentation with Level Set Active Contour Guided Off-Center
Saliency Map. Advances in Materials Science and Engineering, 1-10.
Gupta, M. K., Nayak, S., & Kachawaha, A. K. (2015). ANALYSIS OF
CENTRIFUGAL CASTING DEFECTS ON THEIR MANUFACTURING
PARAMETER. Journal of Harmonized Research (JOHR), 5-8.
Halmshaw, R. (1996). Introduction to the Non-Destructive Testing of Welded
Joints. England: Abington Publishing.
Handoyo, D., Cahyono, A., Kurnianto, K., & TS, A. (2017). DEVELOPMENT OF
DIGITAL FLUOROSCOPIC PROTOTYPE FOR MANUFACTURING
INDUSTRIES. Instrumentasi, 65-72.
Hellier, C. J. (2003). Handbook of Nondestructive Evaluation. USA: McGraw-Hill.
IAEA. (1992). Industrial Radiography. Vienna: IAEA.
IAEA. (2001). Current Status of Neutron Capture Therapy. Vienna: International
Atomic Energy Agency Wagramer Strasse 5.
Kim-Tsew, T. (2015). Radiographic Sensitivity in Industrial Radiographic Testing
With X-Ray Films. Malaysia International NDT Conference & Exhibition
2015 (MINDTCE-15).
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Patil, S., & Darade, P. (2017). Application and Performance Frequency Response
Method as NDT Tool to Detect Defects in Castings. Materials Today:
Proceedings 4, 8463–8468.
Polee, C., Chankow, N., Srisatitt, S., & Thong-Aram, D. (2015). An industrial
radiography exposure device based on measurement of transmitted gamma-
ray intensity. Journal of Physics : Conference Series, 1-7.
Priambodo, G., Nugroho, F., Palupi, D. S., Zailani, R., & Sardjono, Y. (2017).
OPTIMIZATION OF BIOLOGICAL SHIELD FOR BORON NEUTRON
CAPTURE CANCER THERAPY (BNCT) AT KARTINI RESEARCH
REACTOR. J. Tek. Reaktor. Nukl., 139-148.
Rosenberg, S. J. (1968). Nickel and It's Alloys . Washington D.C.: Institute for
Material Research National Bureau of Standards Washington D.C.
RSNI 3. (2017). Peralatan Medis Untuk Terapi Kanker dengan Metode Boron
Neutron Capture Therapy (BNCT)-Bagian 1: Kolimator-Persyaratan
Umum dan Uji Kinerja. Pusat Standarisasi dan Mutu Nuklir BATAN.
Septiano, F. A. (2016). UJI KERETAKAN KNALPOT DENGAN METODE
RADIOGRAPHY NON DESTRUCTIVE TESTING.
Shyamji, & Prasad, S. (2017). Non Destructive Method by Penetrant Testing.
International Journal of Advance Research, Ideas, And Innovations In
Technology, 308=310.
Singh, R. (2016). Applied Welding Engineering. Elsevier.
Singh, R., Singh, S., & Hashmi, M. (2016). Invesment Casting. Oxford: Elsevier.
Situngkur, H. (2009). PENGARUH PUTARAN CETAKAN TERHADAP SIFAT
MEKANIK BESI COR KELABU PADA PEMBUATAN SILINDER
LINER MESIN OTOMOTIF DENGAN PENGECORAN SENTRIFUGAL
MENDATAR. Jurnal DInamis, 19-28.
Susilowati, A. D., Kusminarto, & Sardjono, Y. (2016). Boron Neutron Capture
Therapy (BNCT) using Compact Neutron Generator. Indonesian Journal of
Physics and Nuclear Applications, 73-80.
Tjitro, S., & Sugiharto. (2004). Pengaruh Kecepatan Putar Pada Proses Pengecoran
Aluminium Centrifugal. JURNAL TEKNIK MESIN, 1-7.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Warfi, R., Harto, A. W., Sardjono, Y., & Widiarto. (2016). Optimization of Neutron
Collimator in The Thermal Column of Kartini Research Reactor for in vitro
and in vivo Trials Facility of Boron Neutron Capture Therapy using MCNP-
X Simulator. Indonesian Journal of Physics and Nuclear Applications, 54-
62.
Yuniarti, S., Sardjono, Y., & Bilalodin. (2016). Design Collimator and Dosimetry
of in Vitro and in Vivo Test Using MCNP-X Code. Indonesian Journal of
Physics and Nuclear Applications, 14-19.
Zhang, K., He, Y., & Dong, Z. (2018). Pulsed Eddy Current Nondestructive Testing
for Defect Evaluation and Imaging of Automotive Lightweight Alloy
Materials. Journal of Sensors, 1-11.
129