Anda di halaman 1dari 38

BUKU KEGIATAN

KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUDA


LABORATORIUM ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSU DAERAH..........................
Edisi 1/2006

Nama

: .

NIM

: .

Periode

: s/d ..

Angkatan ke : ... tahun ...

LAB/SMF ILMU PENYAKIT SARAF


FK. UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2006

Buku ini harap disimpan baik-baik karena beberapa pusat studi lanjutan
(S2, S3 dll) meminta data kegiatan selama Masa Kepaniteraan

DATA DOKTER MUDA

Pas foto
Berwarna
3x3

GRUP / No

NAMA

NIM

Periode

: s/d...

Angkatan ke

: Tahun.

Surabaya, ..

(.)
Tanda Tangan & Nama Terang

ii

DATA AKADEMIK
Nama

NIM

Tempat/Tgl lahir

Agama

Nama Orang Tua

Alamat asal/orang tua :

.. Telp.
Alamat

Telepon

HP

E-mail

Riwayat Kepaniteraan Klinik


Beri tanda X bila telah selesai Kepaniteraan Klinik
IPD

Farmasi

Bedah

Forensik

OBG

Psikiatri

IKA

Kulit & Kelamin

IKM

Radiologi

Mata

Anestesi

THT

Gigi

iii

KATA PENGANTAR

NASKAH BELUM DITERIMA.


OLEH PROF Dr BUDI SANTOSO Sp.S (K)

iv

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA


SURABAYA.

NASKAH BELUM DITERIMA


OLEH:
DEKAN FK UWKS.

DAFTAR ISI
Judul .............................................................................................................. i
Data Dokter Muda ......................................................................................... ii
Data Akademik .............................................................................................. iii
Kata Pengantar................................................................................................iv
Sambutan Dekan FK UnivWijaya Kusuma Surabaya................................... v
Daftar Isi........................................................................................................ vi
Lafal Sumpah Dokter ....................................................................................vii
Kode Etik Kedokteran Indonesia ..................................................................viii
Janji Dokter Muda ......................................................................................... ix
I.

Tujuan Pendidikan Dokter FK UWKS .............................................

II.

Tahap Pendidikan Profesi Dokter .....................................................

III.

Pendidikan Tahap Profesi di Lab. I.P. Saraf ......................................

IV.

Persyaratan DM I.P. Saraf .................................................................

V.

Kegiatan dan Uraian Tugas DM dalam I.P. Saraf..............................

VI.

Evaluasi dan Sangsi ..........................................................................

VII.

Uraian Topik Kegiatan Ilmiah Harian ...............................................

VIII.

Istilah-Istilah .....................................................................................

IX.

Kegiatan Khusus ...............................................................................

X.

Buku Bacaan Wajib ...........................................................................

Tabel Kegiatan Dokter Muda Neurologi .......................................................


Tabel Status Neurologi Lengkap ...................................................................
Tabel Status Ringkas Poliklinik ....................................................................
Tabel Tugas Jaga ...........................................................................................
Tabel Morning Report (Mempresentasikan) .................................................
Tabel Morning Report (Mendengarkan) .......................................................
Tabel Kegiatan Khusus .................................................................................
Tabel Peminjaman Buku ...............................................................................
Tabel Data Absensi .......................................................................................
Tabel Catatan Pelanggaran ............................................................................
Lampiran 1. Daftar Nama DM I.P. Saraf ......................................................
Lampiran 2. Contoh Format Penulisan TUGAS BACA ...............................
Lampiran 3. Contoh Penulisan Status Ringkas .............................................
Lampiran 4. Contoh Penulisan Follow Up ...................................................
Lembar Pengesahan ......................................................................................
vi

LAFAL SUMPAH DOKTER


SAYA BERSUMPAH / SAYA BERJANJI
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat
dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga
martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekerjaan dan keilmuan saya sebagai dokter
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh
oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan
dan pernyataan terima kasih yang selayaknya.
Teman sejawat akan saya perlakukan seperti saudara kandung.
Saya akan menghormati setiap hidup insani muali dari saat pembuahan
Sekalipun saya diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan
hukum perikemanusiaan
Saya ikrarkan sumpah / janji ini dengan sungguh-sungguh
dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya
Semoga Allah SWT / Tuhan yang Maha Esa memberikan
kepada saya taufik dan hidayah-Nya dalam menunaikan tugas saya.

vii

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA


Pasal 1

Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter

Pasal 2

Seorang dokter senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi.

Pasal 3

Dalam melakukan profesinya seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh


pertimbangan keuntungan pribadi.

Pasal 4

Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :


a. Setiap perbuatan yang memuji diri sendiri.
b. Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan, dan keterampilan
kedokteran dalam segala, bentuk tanpa kebebasan profesi.
c. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai jasanya, kecuali dengan
keikhlasan dan atu kehendak penderita.

Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan makhluk insani,
baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk kepentingan penderita.

Pasal 6

Setiap dokter senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap


penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.

Pasal 7

Setiap dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.

Pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan/mendahulukan


kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang
menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif). Serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

Pasal 9

Setiap dokter dalam bekerjasama dengan pejabat dibidang kesehatan dan bidang
lainnya serta masyarakat harus memelihara saling pengertian sebaik-baiknya.

Pasal 10

Setiap dokter senantiasa mengingat kewajibannya melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 11

Setiap dokter wajib bersikap tulus iklhas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita kepada dokter
lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 12

Setiap dokter harus memberikan kebebasan kepada penderita agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat atau masalah lainnya

Pasal 13

Setiap dokter harus merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

Pasal 14

Setiap

dokter

wajib

melakukan

pertolongan

darurat

sebagi

suatu

tugas

perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang alin bersedia dan mampu
memberikannya.
Pasal 15

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin


diperlakukan.

Pasal 16

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawat, tanpa
persetujuannya.

Pasal 17

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 18

Setiap dokter hendaklah senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan


tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

JANJI DOKTER MUDA

Saya, Dokter Muda Fakultas Kedokteran Universitas WijayaKusuma Surabaya berjanji bahwa :
1. Saya akan menghargai kesempatan yang diberikan kepada saya untuk memulai
pendidikan praktek saya di Rumah Sakit, dan ditempat- tempat lain dimana saya bertugas
sebagai dokter muda.
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur pekerjaan dokter.
3. Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya sebagai
dokter muda.
5. Dalam menunaikan kewajiban saya terhadap penderita, saya tidak akan terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan , politik kepartaian atau kedudukan
sosial.
6. Saya akan menghargai penderita sebagai manusia yang ikut menambah pengetahuan saya.
7. Saya akan memberikan kepada guru-guru/pembimbing saya penghormatan dan
pernyataan terima kasih yang selayaknya.
8. Semua tenaga paramedik akan saya hormati sebagai karyawan yang bersama-sama
menunaikan tugas terhadap para penderita.
9. Teman-teman sejawat akan saya perlakukan sebagai saudara kandung.
10. Saya akan memakai dan memelihara semua alat kedokteran dengan cara yang sebaikbaiknya.
Saya ikrarkan janji ini dengan sesungguh-sungguhnya dengan mempertaruhkan kehormatan diri
saya.
Surabaya, .........................................
Yang berjanji.

()
Nama Terang DM

ix

TAHAP PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
I.

TUJUAN PENDIDIKAN DOKTER FK UWKS

Tujuan Umum.
Tujuan Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya adalah
mendidik mahasiswa melalui proses belajar dengan menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga
mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk melakukan profesi kedokteran dalam
suatu sistem pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah yang
berlandaskan Pancasila, yang mencakup:
1. Mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah-masalah kesehatan masyarakat
sekarang dan yang akan datang, serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan masalah
masalah tersebut melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi program-program
yang bersifat promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif.
2. Memecahkan

masalah

kesehatan

penderita

dengan

menggunakan

pengetahuan,

ketrampilan klinik dan laboratorium serta observasi dan pencatatan yang baik untuk
mengidentifikasi, mendiagnosis, melakukan pengobatan dan perawatan, melakukan usaha
pencegahan, meminta konsultasi, mengerjakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan
penderita dengan mengingat kepada aspek jasmani mental dan sosio budayanya.
3. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.
4. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan.
Tujuan khusus bidang kemampuan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya masing masing cabang ilmu diarahkan kepada 4 bidang kemampuan yaitu:
1. Tujuan Bidang kemampuan Medik.
2. Tujuan Bidang kemampuan Bedah ( umum dan khusus ).
3. Tujuan Bidang kemampuan Perilaku ( umum dan khusus ).
4. Tujuan Bidang kemampuan Kesehatan Komuniti ( umum dan khusus )
II.

TAHAP PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


Pendidikan Profesi Dokter adalah merupakan kelanjutan dari Pendidikan Sarjana
Kedokteran. Apabila seorang mahasiswa telah menyelesaikan Pendidikan Sarjana
Kedokteran, lulus yudicium Sarjana dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
( S.Ked), maka mahasiswa tesebut dapat melanjutkan jenjang pendidikannya dengan
menempuh jenjang pendidikan Profesi Dokter. Masa Pendidikan Profesi Dokter ini
disebut sebagai masa Kepaniteraan Klinik, sedang mahasiswa yang belajar disebut
sebagai Dokter Muda.

Pendidikan Profesi Dokter dibagi dalam 3 ( tiga ) tahap:


1. Pra Pendidikan Dokter ( Pra-Dik).
2. Pra Kepaniteraan Klinik ( Pra-Kep).
3. Kepaniteraan Klinik.
2.1 Pra Pendidikan Dokter ( Pra-Dik).
a. Maksud :
Pradik adalah suatu tahapan pendidikan dokter muda sebelum para dokter muda
melaksanakan pra- kepaniteraan klinik.
b. Tujuan :
Melengkapi ilmu pengetahuan/teori pada Dokter Muda dalam rangka persiapan
pelaksanaan Kepaniteraan Klinik.
2.2 Pra Kepaniteraan Klinik ( Pra-Kep).
a. Maksud :
Pra Kepaniteraan Klinik merupakan masa persiapan untuk membekali Dokter Muda
dengan ketrampilan dasar yang diperlukan dalam menjalankan Kepaniteraan Klinik.
b. Tujuan:
Pra Kepaniteraan adalah melatih ketrampilan berupa tuntunan pemeriksaan penderita
dengan tatacara baku pada masing masing disiplin ilmu meliputi:
1. Diagnosa fisik yang terdiri anamnesa, inspeksi,palpasi, perkusi, auskultasi.
2. Pemeriksaan laboratorium sederhana.
3. Mengetahui tindakan klinis.
4. Melengkapi status penderita.
2.3 Kepaniteraan Klinik.
a. Tujuan : Kepaniteraan Klinik adalah suatu masa pendidikan yang dilaksanakan oleh
Dokter Muda melalui suatu proses belajar, sehingga memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap untuk melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem
pelayanan kegiatan profesi
b. Isi

: Kepaniteraan Klinik melatih para Dokter Muda untuk melakukan kegiatan


profesi kedokteran secara baik dan sistematik dalam bidang:

- Pengambilan anamnesis.
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan laboratorium rutin sederhana.
- Mengusulkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
- Mengisi secara lengkap status penderita.
- Menyusun diagnosa banding.
- Menegakkan diagnosa.
- Mengusulkan terapi dan penatalaksanaannya serta tindakan klinis yang diperlukan .
- Menentukan prognosa.

- Menjabarkan patogenesa penyakit yang bersangkutan.


- Merencanakan rehabilitasi medik yang diperlukan.
- Sajian kasus.
- Membuat referat/makalah.
2.4. Peserta Didik
a. Peserta Didik
1) Peserta didik dalam Pendidikan Tahap Profesi Dokter adalah Sarjana Kedokteran
yang telah mengucapkan Janji Dokter Muda
2) Peserta didik dalam Pendidikan Tahap Profesi Dokter disebut Dokter Muda
b. Persyaratan Peserta Didik
Calon peserta didik yang dapat mengikuti pendidikan Tahap Profesi Dokter harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Bergelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
2) Terdaftar sebagai peserta didik di UWKS
3) Memenuhi persyaratan administrasi yang berlaku di UWKS
4) Memenuhi persyaratan akademis Pendidikan Tahap Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran UWKS
2.5. Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab
a.

Peserta didik selama menjalani Pendidikan Tahap Profesi berhak :


1) Memperoleh bimbingan dan asuhan sebaik-baiknya dari seluruh staf pengajar
pendidikan Tahap Profesi Dokter
2) Menggunakan segala fasilitas yang disediakan di tempat pendidikan

b.

Peserta

didik

selama

menjalani

Pendidikan

Tahap

Profesi

Dokter

berkewajiban :
1) Mentaati segala peraturan, norma dan hukum yang berlaku dalam kaitannya
dengan profesi dokter.
2) Melaksanakan dan menjaga norma dan etika profesi dokter
3) Bekerja efektif dan efisien
4) Menjaga nama baik almamater dan instansi tempat pendidikan
5) Melaksanakan dan menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak yang
berhubungan dengan program Pendidikan Profesi
c.

Tanggung jawab Peserta didik


1) Peserta didik selama menjalani Pendidikan Tahap Profesi Dokter bertanggung
jawab atas segala kegiatan yang dilakukan menurut peraturan dan hukum yang
berlaku
2) Tanggung jawab medis tehnis peserta didik ada pada dosen pembimbingnya.

III.

PENDIDIKAN

TAHAP PROFESI

DOKTER

DI

LABORATORIUM

ILMU

PENYAKIT SARAF
3.1. Tujuan Umum
Mempersiapkan setiap Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran UWKS mempunyai
kemampuan dalam penguasaan Ilmu Penyakit Saraf sesuai kompetensi sebagai Dokter
Umum.
3.2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Pendidikan Tahap Profesi Dokter (PTPD) di Bagian Ilmu Penyakit
Saraf Rumah Sakit di daerah, Sarjana Kedokteran mempunyai kemampuan :
3.2.1. Melakukan Pemeriksaan Neurologi Praktis sesuai kompetensi Dokter Umum
3.2.2. Melakukan tatalaksana penyakit saraf, terutama penyakit saraf yang banyak terdapat
di Indonesia
a. Mendiagnosis (Dx Klinis, Topis, Etiologi) penyakit saraf terutama yang banyak
ditemui di Indonesia.
b. Melakukan terapi medikamentosa, diet dan supportif.
c. Mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana penyakit saraf gawat darurat.
d. Melakukan rujukan kasus penyakit saraf yang tidak dapat dikelola sendiri.
3.2.3. Mampu membuat karya tulis ilmiah ringkas tentang penyakit saraf.
3.2.4. Mampu melakukan presentasi dan diskusi tentang kasus kasus penyakit saraf.
3.2.5. Mampu melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) terhadap pasien
secara individu maupun kelompok.
3.2.6. Mampu mengevaluasi jurnal dan menyajikan article review dalam bidang ilmu
penyakit saraf.
3.2.7. Mampu bekerjasama dalam tim dengan petugas paramedis, non medis dan petugas
lain dalam melakukan pelayanan kepada pasien/masyarakat.
3.2.8. Mampu mengembangkan diri dalam memecahkan masalah di bidang Ilmu Penyakit
Saraf.
3.2.9. Menerapkan Kode Etik Kedokteran dalam penanganan penderita penyakit saraf
3.3. Masa Pendidikan
Masa pendidikan tahap Profesi Dokter di Ilmu Penyakit Saraf sekurang-kurangnya 5
minggu.
IV. PERSYARATAN DM ILMU PENYAKIT SARAF :
4.1. Umum :
1. Lulus pendidikan Sarjana Kedokteran.
2. Telah melewati masa pra Kepaniteraan Klinik .
3. Telah mengikrarkan Janji Dokter Muda Fakultas Kedokteran UWKS
4. Ada surat pengantar dari Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran UWKS /Ketua
Jurusan Ilmu Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran UWKS.

4.2. Khusus :
1. Telah memenuhi persyaratan administrasi :
-

Mempunyai Buku Kegiatan Kepaniteraan Dokter Muda

Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 3 cm berwarna 3 lembar, dikumpulkan hari Sabtu


Minggu I .

2. Bila merencanakan memberi tali asih ke Bagian Neurologi diharapkan berupa buku,
jenis buku ditanyakan ke dokter neurologi. Bila terlalu mahal, bisa menyerahkan dalam
bentuk uang yang akan digabungkan dengan kelompok DM periode sebelumnya.
3. Mematuhi jam kerja (sesuai jam kerja RSU setempat)
a. Jam hari kerja

: 07.00 14.00

b. DM Jaga

: 14.00 07.00

c. Hari Libur DM Jaga

: 07.00 07.00 hari berikutnya

4. Selama Kepaniteraan Klinik di bagian Neurologi DM wajib memakai/membawa :


a. Jas Laboratorium Putih, panjang dipakai dengan sopan
b. Papan nama DM
c. Stetoskop, lampu senter, reflek hamer, jarum dan bulu kuas, alat tulis
V. KEGIATAN DAN URAIAN TUGAS DM DALAM PTPD ILMU PENYAKIT SARAF
5.1. Tugas DM Ruang Neurologi
1. 07.00 08.00 :

- Follow Up (Ditulis di Status neurologi DM )


- Membuat status ringkas untuk pasien baru

2. 08.00 08.30 :

- Morning Report, konfirmasi ke dokter pembimbing tentang tugas


keesokan harinya (responsi, pengayaan, ujian, MR dll)

3. 08.30 13.30 :

- Mengikuti visite
- Membuat status lengkap di status Neurologi DM.
- Menyempurnakan follow up

5.2. DM JAGA
Tugas persiapan sebagai DM Jaga :
1. Mencatat jumlah dan identitas pasien neurologi di setiap Ruang IRNA dan mencatat
pasien gawat di Buku Laporan Jaga.
2. Jam 12.00 melihat Daftar Dokter Jaga dan DM Jaga yang tertempel di Ruang DM,
Ruang Dokter
3. Lapor dokter konsultan/dr Jaga IRD , tindakan selanjutnya tergantung hasi konsultasi.

Tugas DM Jaga Ruang :


1. Bila ada pasien baru, mengisi status baru dan membuat status ringkas di buku jaga.
2. Membuat status neurologi ringkas pada OHP untuk morning report.
3. Yang ditulis pada buku jaga adalah pasien baru, pulang, meninggal, konsul, dan pasien
complain.
4. Jenis pasien yang memerlukan perhatian khusus
1) Pasien Baru MRS
2) Pasien Lama (sudah beberapa hari MRS) yang complain
3) Pasien Gawat (Baru atau Lama)
4) Pasien Konsul dari Bagian Lain
5.3. DM POLI :
Tugas
1. Selesai Morning Report, DM Poli wajib berangkat ke poli
2. DM minta pasien baru dan/atau pasien lama
3. DM melakukan pemeriksaan, menulis hasilnya, menulis usul terapi di Status Poli
4. DM mendampingi pasien ketika dokter mengkonfirmasi pemeriksaan
5. DM membantu menulis resep
6. DM mencatat Dx di buku kegiatan-minta tanda tangan dokter
5.4. TUGAS KETUA DAN WAKIL DM NEUROLOGI
1. Ketua dan wakil mengupayakan agar tugas di Ruangan dan poliklinik berjalan lancar.
2. Mengkoordinir anggota dan mengumpulkan pas foto (paling lambat Sabtu minggu I), data
pribadi anggota (sesuai formulir yang tersedia)
3. Pada hari Sabtu (Minggu terakhir) :
-

Meminta TTD TU pada lembar data absensi (tentang kehadiran : lengkap, absen
atau ijin beberapa hari)

Meminta TTD Bebas Peminjaman Buku Perpustakaan dari Petugas

Setelah semua lengkap, Ketua/Wakil Ketua secara kolektif meminta TTD kepada
Koordinator DM dan Kepala Bagian.

CATATAN : Buku kegiatan dikumpulkan dan dapat diambil setelah yudisium.


5.5. LAIN-LAIN
1. Setiap follow up, DM wajib : mengukur Tensi atau menulisnya di whiteboard pasien :
Tgl, Jam, Tensi, dan NamaDM.
2. Semua yang ditulis di Status Lengkap, Status Ringkas dan lembar Follow Up adalah
KONDISI PASIEN PADA SAAT DIPERIKSA (bukan hasil pemeriksaan DM lain/Dm
yang lalu). Apabila pasien telah dirawat beberapa hari, kondisi pada saat pasien mulai
MRS / sebelum diperiksa dapat dimasukkan di dalam anamnesa
3. Pada saat tugas jaga, apabila ada pasien complain atau mengalami perubahan
kondisi (terutama kondisi gawat), harus ditulis dibalik lembar status lengkap/status
cetak.

VI. EVALUASI DAN SANGSI


6.1. EVALUASI
a. Evaluasi terhadap peserta didik Pendidikan Tahap Profesi Dokter meliputi domain
kognitif, afektif, dan psikomotor serta disiplin, norma dan etika kedokteranyang berlaku.
b. Evaluasi dilaksanakan pada akhir masa kepaniteraan klinik.
c. Evaluasi selama masa Kepaniteraan Klinik di suatu laboratorium, dilaksanakan oleh
Kepala SMF yang bersangkutan beserta staf pengajar yang berwenang untuk itu.
d. Nilai akhir Kepaniteraan Klinik merupakan fungsi dari seluruh hasil evaluasi selama
menjalani masa Kepaniteraan Klinik, dan dinyatakan dalam nilai huruf :
HURUF
A
AB
B
BC
C
D

ANGKA
> 75,00
70 74,99
65 69.99
60 64.99
55 59.99
40 54.99

KELULUSAN
LULUS
LULUS
LULUS
LULUS
TIDAK LULUS
TIDAK LULUS

PREDIKAT
ISTIMEWA
AMAT BAIK
BAIK
CUKUP
KURANG
KURANG SEKALI

0 39.99

TIDAK LULUS

TIDAK
BERPREDIKAT

KETERANGAN
Mengulang ujian saja
Mengulang
Kepaniteraan
Mengulang
Kepaniteraan

6.2.EVALUASI DOMAIN KOGNITIF


a. Evaluasi Sumatif (nilai yang diperoleh setiap DM)
No.

Kegiatan

Minggu
III IV

I
II
V VI
1.
Test Pemeriksaan

2.
Pendalaman = Responsi

3.
Pengayaan = Tugas Baca

4.
Ujian

5.
Post Test

Catatan: Bila masa kepaniteraan klinik selama 6 minggu , maka ujian dan post test/ujian
tertulis dapat dilakukan pada minggu ke VI
b. Nilai Akhir (NA) = R + P + (2 x U) + PEM + POT
5
Keterangan
PEM
POT
R
P
U

: Test Pemeriksaan
: Post Test
: Responsi
: Pengayaan (Tugas Baca)
: Ujian

c. Evaluasi Formatif
a. Penyajian Morning Report.
b. Kehadiran/Absensi

c. Aktifitas tugas harian


d. Pengumpulan tugas-tugas Hasil Diskusi
Dokter muda yang dinyatakan tidak lulus ujian dapat menempuh separuh masa kepaniteraan
klinik serta ujian ulangan sesuai jadwal yang ditentukan oleh SMF yang bersangkutan dan tidak
sedang menjalankan kepaniteraan klinik di SMF lain, masa kepaniteraan klinik tambahan
tersebut diatur oleh SMF yang bersangkutan. Pengumuman lulus atau tidak lulus ujian ditentukan
oleh masing masing SMF setelah ujian atau pada waktu judicium. Hal-hal lain mengenai ujian
ulangan diatur sesuai dengan buku pedoman Program Pendidikan Profesi Dokter FK UWK
Surabaya.
6.3 SANGSI :
a. Seorang mahasiswa dilarang mengikuti/meneruskan kepaniteraan apabila :

Tidak hadir pada awal kepaniteraan 3 hari pertama.

Tidak hadir 2 hari atau lebih tanpa alasan yang sah

Tidak hadir 6 hari atau lebih dengan alasan yang sah

b. DM yang tidak hadir memberitahukan kepada Kordik (melalui telepon/surat) dan


menyerahkan surat kepada Kepala SMF maksimal hari ke-2 sejak yang bersangkutan
tidak hadir.
c. Apabila hari ke-2 (sejak mahasiswa tidak hadir) tidak ada telepon, surat atau pemberitahuan
lain ke Kepala SMF dianggap tidak hadir tanpa alasan yang sah.
d. Tidak hadir pada salah satu acara/kegiatan yang diadakan laboratorium/bagian wajib
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku di laboratorium.
e. Bentuk sangsi diatur oleh Kepala SMF Ilmu Penyakit Saraf dan staf pengajar dengan
memperhatikan Buku Pedoman FK UWKS.
6.4. ALASAN TIDAK HADIR
Alasan sah untuk tidak hadir kepaniteraan ialah :
1) Sakit dibuktikan dengan surat keterangan dokter RSU setempat.
2) Kematian orang tua, saudara, suami, istri atau anak kandung
3) Melahirkan anak
4) Tugas yang diberikan oleh pimpinan Universitas/Fakultas.
5) Mendapatkan ijin cuti yang disetujui oleh Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

VII. URAIAN TOPIK KEGIATAN ILMIAH HARIAN


Bahan diskusi.
1. Pengantar.

2. Neuroanatomi / neurofisiologi.
3. Pemeriksaan klinik neurologi.
4. Gangguan Pembuluh Darah Otak.
5. Radang Susunan Saraf Pusat.
6. Epilepsi.
7. Trauma Susunan Saraf Tepi.
8. Gangguan Susunan Saraf Tepi.
9. Tumor Susunan Saraf.
10. Gangguan Medulla Spinalis.
11. Retardasi Mental.
12. Cerebral Palsy.
13. Gangguan Extra Piramidal.
14. Nyeri Kepala.
15. Low Back Pain.
16. Myopathia.
17. Vertigo.
18. Gangguan Bicara.
19. Koma.
20. Rehabilitasi.
Jadwal dan topik sewaktu waktu dapat berubah sesuai kebutuhan.
VIII. ISTILAH-ISTILAH
8.1 PENGAYAAN : Pengayaan bisa berupa tugas menulis ringkas atau presentasi Jurnal.
Tugas pengayaan harus disusun oleh DM sendiri., dapat dilakukan berkelompok 1 3 orang
tergantung SMF di RS setempat masing masing, dan dikumpulkan ke sekretariat pendidikan
di rumah sakit setempat.
Tidak diperkenankan mengumpulkan artikel orang lain atau artikel Bahasa Inggris buatan
orang lain
Contoh Tugas baca lihat Lampiran 3
ISI :
1) Definisi
2) Epidemiologi
3) Patofisiologi
4) Etiologi
5) Sign dan symptom

6) Manajemen.
a. Diagnosa
b. Terapi umum

c. Terapi spesifik
7) Referensi
8.2 MORNING REPORT
1) Morning Report membahas :
-

2 kasus Rawat Inap oleh DM jaga

1 atau 2 kasus Poli oleh DM Poli

2) DM membuat laporan kasus baru atau kematian atau kasus gawat atau kasus poli.
3) DM jaga (yang sedang tidak presentasi) mencatat kesimpulan (hal-hal penting hasil MR)
dalam buku Laporan Jaga.
4) DM minta tanda tangan dokter jaga pada kolom Morning Report di Buku Kegiatan.
8.3. REKAM MEDIK = STATUS
Beberapa jenis Rekam Medik untuk 1 pasien :
1) STATUS LENGKAP = STATUS CETAKAN adalah status yang tersedia dalam bentuk
cetakan.
Status Ringkas :
a. Adalah Status yang ditulis oleh DM pada buku jaga.
b. Dibuat untuk pasien yang pertama kali dirawat/diperiksa oleh Dokter Muda ybs. (tidak
selalu pasien baru, bisa pasien lama tetapi DM ybs baru pertama kali memeriksa)
2) Follow Up

Follow Up yang dibuat oleh DM dikumpulkan di dalam map untuk bahan


pendalaman.

STATUS RINGKAS BERISI :


I. Nama pasien

Umur

Nama DM

MRS Tanggal

Dosen

Hari

Tanggal

Jam
Dx saat MRS

II. Data Subyektif (Anamnesa)


III. Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Neurologi)
IV. Kesimpulan sementara
Diagnosa Klinis, Topis, Etiologis (Hipotesa), Diagnosa Kerja,
Diagnosa Banding
Diagnosa Sekunder
V. Rencana Diagnosa
VI. Evaluasi / Follow Up
VII.Hasil Akhir
Contoh lihat Lampiran 4.
IX. KEGIATAN KHUSUS :
EMG, EEG, TCD :
-

Semua DM wajib melihat kegiatan EMG, EEG, TCD bila tidak ada tugas ruangan, konsul
atau jaga. ( tergantung ada atau tidaknya fasilitas dirumah sakit setempat)

DM Poli sesudah jam 08.30 harus ke Poliklinik


Bila Morning Report belum selesai, DM Poli harus meminta ijin ke Dosen Pembimbing
Morning Report.

Meminta tanda tangan dokter/dosen pembimbing pada buku kegiatan DM

LUMBAL PUNGSI (LP) :


-

Bila ada LP semua DM Ruangan wajib mengikuti

Melakukan pemeriksaan LCS sendiri (Lab. Sederhana)

Meminta Surat Persetujuan LP dari keluarga pasien (Inform Consent) dengan


menerangkan LP, indikasi LP, komplikasi LP.

Meminta tanda tangan Dokter Pembimbing pada Buku Kegiatan DM setelah LP selesai,
LP yang gagal ditanda-tandai, tetapi ditulis Gagal

X. BUKU BACAAN WAJIB :


10.1. BUKU WAJIB :

Manual Neurologic Therapeutics, Ed.5, Martin A. Samuel, New York, 1995


10.2. ANJURAN :
1. Neurologi Dasar :
Correlative Neuroanatomy & Functional Neurology : JG Chusid.
2. Pemeriksaan Neurologi :
- Neurologi Klinik, Pemeriksaan fisik dan Mental: Lumbantobing.
- Pemeriksaan klinik Neurologik dalam praktek: T. Juwono.
- Pictorial Manual of Neurologic Test : Van Allen
3. Neurologi Klinis :
- Medical Neurology : Gilroy / Meyer
- Manual of Neurologic Therapeutic : Martin Samuel
- Neurologi Klinis dalam praktek umum : Priguna Sidharta
- Kapita Selekta Neurologi : Harsono.
- Bahan ajar Neurologi Klinis : Harsono.
KEGIATAN DOKTER MUDA NEUROLOGI
No.

Kegiatan

TTD Dosen

Tanggal

Pembimbing

1.
Pre Test
2.
Post Test/Ujian tertulis
3.
Test Pemeriksaan
4.
Pengayaan/Tugas Baca
5.
Responsi
6.
Ujian
Catatan : Tanda tangan / Paraf Dokter/dosen pembimbing harus diminta langsung setelah selesai
melaksanakan kegiatan.

STATUS NEUROLOGI LENGKAP RAWAT INAP


No.

Tgl

No.Reg

Kasus / DX

DR/PPDS

TTD

STATUS RINGKAS POLIKLINIK


No.

Tgl

No.Reg

Kasus / DX

DR

TTD

TUGAS JAGA
No.

Tgl

No.Reg

Kasus / DX

DR

TTD

MORNING REPORT (Mempresentasikan)


No.

Tgl

No.Reg

Kasus / DX

DR

TTD

MORNING REPORT (Mendengarkan)


No.

Tgl

No.Reg

Kasus / DX

DR

TTD

KEGIATAN KHUSUS :
Lumbal Pungsi / EMG / EEG / TCD
No.

Tgl

No.Reg

Acara

Kasus / DX

DR

TTD

Keterangan :
- LP DM cukup melihat sendiri minimal 1 x
- Untuk CT Scan/EMG/EEG cukup melihat

CATATAN PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN :


No.

Judul

Tgl.
Pinjam

Paraf

Tgl.
Kembali

Paraf

DATA ABSENSI DM
No.
1.
2.
3.

Alasan
Sakit
Ijin
Tanpa Ijin

Jumlah

Lunas tgl.

TTD dr

4.

Terlambat

CATATAN PELANGGARAN :
Minggu

Jenis Pelanggaran

Sangsi

TTD dr

I
II
III
IV
V
VI
Catatan :
Tiap hari SABTU DM meminta tanda tangan dokter/dosen Pembimbing.

Lampiran 1. DAFTAR NAMA DM I.P. SARAF


PERIODE :

No.

NRP

N AM A

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Lampiran 2:
Contoh Format Penulisan TUGAS BACA
TUGAS BACA/TUGAS PENGAYAAN
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN NEUROLOGI FK. UWK Surabaya

JUDUL
TANGGAL
NAMA DM
KKM PERIODE
DOSEN

: STATUS EPILEPTIKUS
:
:
:
:

DEFINISI
Status epileptikus adalah keadaan dimana didapatkan serangan epilepsy yang berlangsung selama
30 menit atau lebih atau dengan pengertian lain dideskripsikan sebagai suatu kondisi dua atau
lebih serangan dimana diantara serangan kesadaran pasien tidak pulih seperti saat tidak serangan.
Ada banyak jenis status epileptikus, tetapi klasifikasinya masih kontroversial. Klasifikasi status
epileptikus tergantung pada manifestasi klinik yang dipengaruhi oleh usia, tipe kejang, penyakit
penyebab dan patofisiologi yang mendasarinya. Klasifikasi ini penting untuk manajemen kondisi
ini karena manajemen yeng efektif tergantung kepada tipe status epilepsinya.
Pembagian ini ada beberapa versi. Salah satu versi yang penting adalah pembagian status
epilepsy menjadi status epilepsi umum (general) dan status epilepsi parsial.
EPIDEMIOLOGI
Dari studi epidemiologi didapatkan 69 % episode yang terjadi pada usia dewasa, 64 % episode
pada anak-anak adalah epilepsi dengan onset parsial, diikuti dengan secondary generalized status
epileptikus pada 43 % dewasa dan 36 % pada anak-anak. Insiden status epileptikus terdistribusi
secara bimodal, yaitu lebih sering terjadi pada tahun pertama kehidupan dan pada usia lebih dari
60 tahun. Pada usia lebih dari 60 tahun, insiden status epileptikus sebanyak 86 per 100.000
penduduk.
MORTALITAS/MORBIDITAS
Angka mortalitas dari status epileptikus (didefinisikan sebagai kematian dalam waktu 30 hari
status epileptikus) adalah sekitar 22 %. Determinan primer mortalitas pada pasien status
epileptikus adalah; lamanya serangan, usia onset dan etiologi. Pada kasus yang non fatal, status
epileptikus berhubungan dengan morbiditas yang signifikan, antara lain penurunan kognitif.
PATOFISIOLOGI
Perubahan fisiologik yang signifikan menyertai Generalized Convulsive Status Epileptikus
(GCSE). Beberapa perubahan sistemik ini akibat dari perubahan otonomik yang terjadi selama
status epileptikus, meliputi takhikardi, aritmia, hipertensi, dilatasi pupil dan hipertermia akibat
pelepasan katekholamin yang massif. Perubahan sistemik yang memerlukan interfensi medis
meliputi : hipoksia, hiperkapnea, hipoglikemia, asidosis metabolic dan gangguan elektrolit yang
lain.
ETIOLOGI
Penyebab status epileptikus antara lain :
Toksik atau metabolic yang mungkin menyebabkan kerusakan struktur korteks, antara lain :
stroke, hipoksia, tumor, perdarahan subarakhnoid, trauma, abnormalitas elektrolit (hiponatremia,
hiperkapnea, hipoglikemia, hepatic ensefalopati), toksikologi (kokain, teofilin, isoniazid, reaksi
putus alkohol), infeksi (meningitis, abses otak ensefalitis)
MANIFESTASI KLINIK
Anamnesa :
- Riwayat epilepsi sering didapatkan
- Riwayat neoplasma CNS atau sistemik, infeksi, gangguan metabolik, toksik, alkoholis.
- Riwayat trauma
Pemeriksaan fisik :
- Penurunan kesadaran
- Pada kasus yang jarang, status epilepsi mungkin berupa kejang tonik yang persisten.
- Kejang psikogenik mungkin sulit dibedakan dengan GSCE.
- Cedera yang berhubungan mungkin didapatkan pada pasien kejang, misalnya laserasi
lidah, dislokasi bahu, trauma kepala, dan trauma wajah.

Pemeriksaan Tambahan :
- Pemeriksaan laboratorium :
Gula darah
Pemeriksaan elektrolit terutama natrium
Pemeriksaan toksikologi
Pemeriksaan Analisa Gas Darah
- CT scan, MRI, foto roentgen dada.
- Elektroencefalografi
- Pungsi Lumbal bila dicurigai infeksi SSP
PENATALAKSANAAN
Umum
- Jaga jalan nafas
- Oksigen
- Infus : 5 %, dekstrosa/ 0,9 NaCl
- Diperhatikan tanda-tanda vital
Spesifik
- Diazepam 5 mg IV, setelah 2 menit ditambah 5 mg lagi
- Phenitoin : loading dose : 15 mg/kg IV pelan, 50 mg/menit dalam normal salin.
Maintenance : 500 mg/hari IV atau oral
- Jika dalam 30 menit masih kejang ditambah fenobarbital 200-300 mg IV
- Fenobarbital 120 mg im tiap 4 jam dan 500 mg fenitoin iv perhari harus diberikan
sampai pemberian oral bisa dimulai.
PROGNOSIS
Beberapa faktor yang menyebabkan relaps setelah penghentian obat :
- Epilepsi yang berhubungan dengan kerusakan otak yang sudah diketahui
- Onset infantile
Penghentian obat harus secara perlahan-lahan. Dalam 2 tahun setelah penghentian obat, 50 %
pasien akan mengalami serangan ulangan.
SUMBER :
1. Management of Status Epilepticus, http://www.aarp.org/afp/2003080/469.html
2. Status Epilepticus, http://www.emedicine.com/emerg/topic554.htm
3. Kenneth W. Lindsay, Neurology and Neurosurgery Illustrated, tahun 1993
4. Simon D. Shorvon, Handbook of Epilepsy Treatment, Tahun 2000

Penyusun

Dikoreksi oleh

(..)

Lampiran 3.
Contoh penulisan STATUS RINGKAS
DM Pelapor

: .

(..)

Dosen Pembimbing
Tanggal Laporan

: .
: .
CASE PRESENTATION
SCIENTIFIC CLINCAL APPROACH
(Contoh Status Ringkas)

Identitas pasien
MRS / Ruang

: Ny. E / Perempuan / 45 th / 403549


: 17 Februari 2004 / 22

I. RINGKASAN DATA MASUK


Tanggal
Jam kejadian
Jam datang
Identitas

: 17-02-2004
:
:
: Ny. S, 48 th

S = SUBYEKTIF (ANAMNESA)
Ku (Keluhan Utama) : Penurunan kesadaran
Ax (Ax khusus)
: 2 jam sebelum MRS, saat pasien sedang menunggu anaknya melahirkan
tiba-tiba mengeluh sakit kepala hebat, disertai muntah menyemprot kemudian penderita langsung
tidak sadar.
RPD (Riwayat Penyakit Dahulu) : tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.
Riwayat pola makan + life style : sering makan berlemak + kurang aktifitas, merokok (-), suka
makan asin, sering minum kopi.
O = OBYEKTIF (PEMERIKSAAN FISIK)
Status Interna : KU stupor
T : 210/100, N : 88, RR : 18x/mnt, T ax : 36,7 C
Kepala : an -/ict : -/Thorax : Cor : ictus invisible, HR : 88x/I
Pulmo : ves / ves
rh

wh

Abdomen : Flat, supel, BU (+) N, Met (-)


Hepar lien :ttb
Ektremitas : tangan dan kaki kanan tampak lemas
Status Neurologi :
GCS : 224, F.Luhur : s.d.e
MS : kaku kuduk (-), Kernig (-), Brudzinky I / II : -/N. Cranialis :
N.III
: pupil anisokor 3 mm /5mm, RC +/N. VII
: kesan parese N.VII (D) tipe UMN
Motorik : kesan lateralisasi D, Sensorik : s.d.e
RF +

RP

Test lengan jatuh


:D>S
Test tungkai jatuh
:D>S
A = ANALISA (Kesimpulan sementara = Hipotesa)
Dx Klinik (Diagnosa Klinik) : Hemiparese (D) UMN Akut + Penurunan kesadaran akut
Dx Topis : sub cortex (S)
Dx Hipotesa : CVA ICH luas DD : CVA trombosis

Dx Sekunder : Hipertensi
P/I = RENCANA / PELAKSANAAN
Planning Tx (Terapi) :
- O2 2 l / mnt
- NGT, kateter
- IVFD NS 30 tts/mnt
- Piracetam 3 gr (IV)
- Cimetidine 200 mg
- Anti hipertensi
Captopril : 3 x 25 mg

Planning Dx :
Penyakit primer : CT Scan
Penyakit sekunder :
- Laboratorium : DL, gula darah,
Kolesterol, trigliserida, Asam urat
- EKG
- Foto thorax, CT Scan

PLANNING MONITORING / EVALUASI :


a) Hasil Diagnosis : Lihat hasil pemeriksaan penunjang
b) Hasil Terapi
: Lihat hasil penyembuhan
-

Indikator Subyektif
Keluhan : Sakit kepala, muntah,
kemampuan berbicara, kemampuan
menggerakkan anggota badan
Keluhan lain : panas, sesak

Indikator Obyektif
VS : GCS, tensi, nadi, respirasi,
temperatur
Kesadaran, Bicara
N. Cranialis :
N. III : ukuran pupil,
reflek cahaya
N. VII : ada / tidaknya
perbaikan
Gerak motoris, sensoris fungsi luhur

c) Hasil Komunikasi (KIE)


Indikator : Mengerti, mau bekerja sama, puas
EIR = Evaluasi Hasil Akhir (Follow Up)
Hasil Diagnosa
I. Stroke ICH
II. Hipertensi
Hiperkolesterol
III. Komplikasi
IV. Kesadaran ?

Hasil Terapi
Perbaikan ?
Terkontrol ?
Terkontrol ?

Hasil KIE
Mengerti
Kerjasama
Puas

Lampiran 4. Contoh penulisan FOLLOW UP


II. EVALUATION / FOLLOW UP
Evaluasi Hasil Diagnosis, Hasil Terapi, Hasil Komunikasi, Adakah komplikasi / kematian ?
Tanggal

Indikator

A = Analisa Hasil

P = Planning

S
Sakit kepala

Muntah (-)
Kekuatan
otot tetap
Panas (-)
Sesak (-)
Kejang (-)
BAB : N
BAK :
Jernih (+)
Hari ke 2
18-022001

O
Status Interna :
T : 140/70 N : 80 x/m
Temp: ax : 36,7 C ,
RR
: 18 x/m
Cor/pulmo : dbn
Status Neurologis :
GCS : 4 x 6 tjd
perbaikan
Bicara (-)
N.III : Midriasis OS
N.IV : parese N VIII D
UMN
M: 0 ! 5
0!5
Laboratorium :
DL :
Hb/leuko/PCV/trombo
13,6/7100/40,8/31.000
GDP : 126 GD2 PP : 159
Kolesterol : 184
Trigliserida : 153
Asam urat : 4,6

(Rencana lanjutan)
A. Hasil Diagnosa A. Rencana
I. Stroke ICH
Diagnosa
II. Hipertensi
I. (-) karena sudah
Hiperkolesterol
pasti
III. Komplikasi (-) II. Kontrol lipid 1
IV. Kematian (-)
minggu lagi
B. Hasil Terapi
I. Stroke ICH dgn
perbaikan
II. Hipertensi
terkontrol
Hiperkolesterol
belum
terkontrol

B. Rencana Terapi
I. Teruskan terapi
ICH
II. Teruskan terapi
Hipertensi
Tambah
Simvastatin 10 mg
1x1

C. Hasil
Komunikasi
Penderita
mengerti,
Penderita puas

C. Rencana
Komunikasi
I. (-)
II. (-)
Terangkan tentang
hiperkolesterol

EKG
: LVH
Foto thorax : LVH
CT Scan : ICH (+)
SUMBER :
1. Buku Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya Lab I.P. Saraf FK Universitas Brawijaya/RSU Dr
Saiful Anwar Malang.
2. Buku Pedoman Kepaniteraan Klinik Dokter Muda Lab/SMF I.P.Saraf FK Unair/RSU Dr
Soetomo Surabaya.
3. Pedoman Kegiatan Mahasiswa Kepaniteraan Umum di Lab I.P Saraf FK Undip/RS Dr Kariadi
Semarang.
4. Buku Pedoman Program Pendidikan Profesi Dokter FK Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.

LEMBAR PENGESAHAN.

Koordinator Pelaksanaan
Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Saraf
FK UWK Surabaya/RSU Daerah.

Dr. ..
NIP.

Disetujui;
Laboratorium / SMF Ilmu Penyakit Saraf
FK UWK Surabaya

Kepala,

Dr
NIP.

PROFIL DOSEN PEMBIMBING NEUROLOGI.


LIHAT CURICULUM VITAE.

DAFTAR PESERTA PENYUSUN PEDOMAN KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI


FK UWK SBY RUMAH SAKIT DAERAH.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dstnya

Anda mungkin juga menyukai